plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepopulasi dalam penelitian ini adalah...
TRANSCRIPT
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT
TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN
DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Studi Kasus di KPP PratamaYogyakarta, KPP PratamaSleman, KPP
Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh
Apriliya Wahyuning Mega
NIM: 07 1334 032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT
TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN
DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Studi Kasus di KPP PratamaYogyakarta, KPP PratamaSleman, KPP
Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh
Apriliya Wahyuning Mega
NIM: 07 1334 032
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Allah SWT atas kehidupan yang telah diciptakan.
Mbah kakung, mbah yati, mbah tohari atas segala
perjuangannya.
Bapak, Ibu,adik-adiku (pran, an) atas kebersamaannya,
semoga tetap menjadi sebuah keluarga yang damai.
Seluruh kerabat atas canda tawa yang pernah kita lalui
bersama.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Takwa, Waspada Purba Wasesa,
Gemi Nastiti, Ambeg Parama Arta,
Prasaja, Satya, Blaka, Legawa.
Aja Kagetan, Aja Gumunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 26 Januari 2012
Penulis
Apriliya Wahyuning Mega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Apriliya Wahyuning Mega
Nomor Mahasiswa : 071334032
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Evaluasi Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
Dan Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan. Dengan demikian saya
memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk
menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 26 Januari 2012
Yang menyatakan
Apriliya Wahyuning Mega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
EVALUASI TINGKAT KEPATUHAN PELAPORAN SPT
TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI DAN BADAN DALAM
MEMENUHI KEWAJIBAN PERPAJAKAN
Studi Kasus di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama
Wates, KPP Pratama Wonosari
Apriliya Wahyuning Mega
Universitas Sanata Dharma
2012
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan; (2)Perbedaan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.
Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei-Juni 2011 di KPP Pratama
Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Wajib Pajak Badan yang telah menghitung, menyetor, melapor, pajaknya
pada tahun 2007, 2008, 2009 di KPP Pratama setempat. Data diperoleh dengan
tehnik dokumentasi. Teknik analisa yang digunakan adalah: (1) Analisis deskriptif
untuk mendeskripsikan tingkat pencapaian kepatuhan pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan, (2) Analisis Independent
Sampel T-test untuk mengetahui perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi KPP Pratama Yogyakarta tahun (2007) terlampaui, (2008) tidak
terlampaui, (2009) tidak terlampaui. KPP Pratama Sleman tahun (2007) tidak
terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. KPP Pratama Wates tahun
(2007) terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. KPP Pratama Wonosari
tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui. Sedangkan
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan KPP Pratama Yogyakarta tahun (2007)
terlampaui, (2008) tidak terlampaui, (2009) tidak terlampaui. KPP Pratama
Sleman tahun 2007 tidak terlampaui, (2008) tidak terlampaui, (2009) tidak
terlampui. KPP Pratama Wates tahun (2007) tidak terlampaui, (2008) tidak
terlampaui, (2009) tidak terlampaui. KPP Pratam Wonosari tahun (2007) tidak
terlampaui, (2008) terlampaui, (2009) terlampaui; (2) ada perbedaan yang
signifikan tingkat kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan
dengan t hitung sebesar 2,088 sedangkan t tabel sebesar 2,074.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
AN EVALUATION OF OBEDIENT LEVEL IN ANNUAL TAX RETURN
FOR PERSONAL AND CORPORATE TAX PAYERS
A Case Study in Yogyakarta, Sleman, Wates and Wonosari Small Taxpayers’
Office
Apriliya Wahyuning Mega
Sanata Dharma University
2012
This research aims to find out (1) the obedient level of personal and
corporate taxpayers; (2) the difference of obedient level between personal and
corporate taxpayers.
This research was done during May-June 2011 in Yogyakarta, Sleman,
Wates and Wonosari small taxpayers’ office.
The population in this research was the entire of personal and corporate
taxpayers which have counted, paid and reported their tax in the year of 2007,
2008 and 2009 in the local small taxpayers’ office. The data were gained by using
documentation technique and analyzed by using: (1) descriptive analysis to
describe the achievement level of annual tax return report obedient of personal
and corporate tax payers; (2) Independent Sampel T-test analysis to understand
the difference of obedient level between personal and corporate tax payers.
This research shows: (1) the obedient level of personal tax payers of
Yogyakarta small taxpayers’ office in (2007) exceeded, (2008) not exceeded and
(2009) not exceeded. Sleman small taxpayers’ office in (2007) not exceeded,
(2008) exceeded and (2009) not exceeded. Wates small taxpayers’ office in
(2007) exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded. Wonosari small
taxpayers’ office in 2007 not exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded.
Whereas the obedient level of corporate tax payers of Yogyakarta small
taxpayers’ office in (2007) exceeded, (2008) not exceeded and (2009) not
exceeded. Sleman small taxpayers’ office in (2007) not excedeed, (2008) not
exceeded and (2009) not exceeded. Wates small taxpayers’ office in (2007) not
exceeded, (2008) not exceeded and (2009) not excedeed. Wonosari small
taxpayers’ office in (2007) not exceeded, (2008) exceeded and (2009) exceeded;
(2) there was significant difference in obedient level between personal and
corporate taxpayers with the calculated t is 2,088 whereas t table is 2,074.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkah, rahmat
dan karunianya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Dharmawan, SE., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd. M. Si selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Bambang Purnomo S.E, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah memberikan masukan, saran, waktu, dan kesabarannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membagikan ilmu dan mendidik saya
selama belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
6. Seluruh Staf KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama
Wates, KPP Pratama Wonosari yang telah bersedia membantu penulis dalam
menyiapkan data yang diperlukan.
7. Mbah Kakung, Mbah Yati, Mbah Tohari terimakasih atas pepatah-pepatah
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Kedua orangtuaku Bapak dan Ibu, terimakasih untuk doa, semangat untuk
segera menyelesaikan kuliah, motivasi dan dukungan material yang sudah tak
terhitung jumlahnya.
9. Adikku terimakasih atas kecerewetan menanyakan kapan lulus.
10. Teman-temanku Thatiana, Si-way, Friska, Momon, Siska, terimakasih atas
kebersamaannya.
11. Endah, Lando terimakasih atas kerelaan hatinya untuk peminjaman laptop dan
diskusinya.
12. Untuk teman-temanku Pendidikan akuntansi angkatan 2007, dan semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat menjadi
bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.
Yogyakarta,
Penulis
Apriliya Wahyuning Mega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................... 7
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN TEORETIK ....................................................................... 10
A. Kerangka Teori..................................................................................... 10
1. Tinjauan Umum Tentang Pajak ..................................................... 10
a. Pengertian Pajak ....................................................................... 10
b. Asas-Asas Pemungutan Pajak .................................................. 12
c. Teori-Teori Pembenaran Pemungutan Pajak ........................... 13
d. Hak Wajib Pajak ...................................................................... 15
e. Kewajiban Wajib Pajak ............................................................ 16
2. Tinjauan Umum Tentang Reformasi Perpajakan ........................... 17
3. Tinjauan Umum Tentang Pengertian Kepatuhan Perpajakan ........ 18
4. Tinjauan Umum Tentang Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh .... 22
5. Tinjauan Umum Tentang Hambatan Pemungutan Pajak ............... 23
a. Perlawanan Pasif ...................................................................... 23
b. Perlawanan Aktif ...................................................................... 23
6. Tinjauan Umum Tentang Surat Pemberitahuan (SPT) .................. 24
a. Pengertian Surat Pemberitahuan .............................................. 24
b. Fungsi Surat Pemberitahuan .................................................... 25
c. Kewajiban WP Untuk Mengisi SPT dengan Benar, Lengkap,
Jelas .......................................................................................... 27
d. Kewajiban Untuk Menyampaikan SPT Ke DJP ...................... 28
7. Tinjauan Umum Tentang Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan 29
a. Kewajiban Pembukuan............................................................. 29
b. Kewajiban Pencatatan .............................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
8. Tinjauan Umum Tentang Ketetapan Pajak .................................... 31
a. STP ........................................................................................... 31
b. SKPKB ..................................................................................... 32
c. SKPKBT .................................................................................. 32
d. SKPLB ..................................................................................... 32
e. SKPN ....................................................................................... 33
9. Tinjauan Umum Tentang Penagihan Pajak .................................... 33
a. Surat Teguran ........................................................................... 34
b. Surat Paksa ............................................................................... 34
c. Penyitaan .................................................................................. 35
d. Pelelangan ................................................................................ 35
B. Kerangka Berfikir ............................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 39
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 39
C. Subyek dan Obyek Penelitian .............................................................. 40
D. Populasi ................................................................................................ 40
E. Variabel Penelitian ............................................................................... 41
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 41
G. Instrumen Penelitian............................................................................. 41
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................... 46
A. Struktur Organisasi KPP Pratama ...................................................... 47
B. Fasilitas Pelayanan di KPP ................................................................. 47
C. Manfaat Modernisasi Bagi Wajib Pajak ............................................. 54
D. Pelayanan Perpajakan Dalam Meningkatkan Kepatuhan ................... 55
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................... 58
A. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 58
B. Analisis Data ...................................................................................... 60
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 68
BAB VI PENUTUP ............................................................................................ 73
A. Kesimpulan ......................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................... 74
C. Keterbatasan ....................................................................................... 76
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 78
Lampiran ............................................................................................................. 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skema Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan ............ 37
Tabel 3.1 One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test ........................................... 43
Tabel 3.Test Homogeneity of variances.............................................................. 43
Tabel 5.1 Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi ............ 58
Tabel 5.2 Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan ........................ 58
Tabel 5.3 KPP Pratama Yogyakarta.................................................................... 65
Tabel 5.4 KPP Pratama Sleman .......................................................................... 66
Tabel 5.5 KPP Pratama Wates ............................................................................ 66
Tabel 5.6 KPP Pratama Wonosari ....................................................................... 66
Tabel 5.7 Independent Sampel T-tes ................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Wajip Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan ........ 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama .................................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 79
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 80
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 81
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 82
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 83
Lampiran 1 Surat Ijin .......................................................................................... 84
Lampiran 1 Surat Ijin ......................................................................................... 85
Lampiran 2 Surat Edaran DJP ............................................................................. 86
Lampiran 3 Data Wajib Pajak Orang Pribadi ..................................................... 87
Lampiran 3 Data Wajib Pajak Badan ................................................................. 88
Lampiran 3 Data WP OP dan Badan Yang Menyampaikan SPT Tahunannya
Tidak Sesuai Ketetapan Dari DJP ....................................................................... 89
Lampiran 4 Uji Normalitas ................................................................................. 90
Lampiran 4 Independent Sampel t-test ............................................................... 91
Lampiran 4 Tabel t .............................................................................................. 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pajak adalah salah satu kekuatan handal yang kita miliki untuk
membangun kemandirian bangsa. Pajak telah menjadi organ penting
keuangan negara yang kini menyuplai lebih dari 70% APBN. (DJP, 2006:3).
Jadi pajak telah memberikan kontribusi yang cukup besar bagi negara
sehingga pajak berpengaruh besar dalam rangka terselenggaranya tugas
pemerintah.
Untuk melaksanakan pengelolaan penerimaan pajak Direktorat
Jenderal Pajak melakukan reformasi perpajakan (tax reforms) yang mencakup
reformasi kebijakan (tax policy reforms) dan administrasi (administrative
reforms). Reformasi kebijakan dilakukan dengan menyempurnakan ketentuan
perpajakan yang berlaku (misalnya Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan, Pajak Penghasilan) sehingga ketentuan perpajakan tersebut
menjadi lebih adil (equality), pasti (legal certainty), sederhana dalam
pemenuhan kewajiban (simplicity), netral (neutrality). Sedangkan reformasi
administrasi perpajakan lebih diarahkan pada pembaruan intern di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup antara lain penyempurnaan struktur
organisasi, penerapan sistem administrasi perpajakan terpadu (misalnya
SAPT dan SI DJP). (John Hutagaol, 2006:211).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Berkaitan dengan hal tersebut pentingnya pelaksanaan pemungutan
pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah disetujui masyarakat
melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan menghasilkan suatu
peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar pelaksanaan perpajakan
bagi fiskus maupun bagi Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak yang
berlaku di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan
menuntut Wajib Pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan. Sistem pemungutan yang berlaku adalah self assesment system.
(Siti Kurnia, 2010: 137).
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif Wajib Pajak
dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan Wajib
Pajak yang tinggi. Yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan
yang sesuai dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan dalam
pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh Wajib Pajak (dilakukan
sendiri atau dibantu tenaga ahli misalnya praktisi perpajakan profesional)
bukan fiskus selaku pemungut pajak. Sehingga kepatuhan diperlukan dalam
self assesment system, dengan tujuan pada penerimaan pajak yang optimal.
(Siti Kurnia, 2010: 137). Pihak administrasi pajak hanya melakukan
pengontrolan atau pengawasan dan pengecekan atas kebenaran jumlah pajak
yang dihitung sendiri oleh Wajib Pajak. Bila ternyata jumlah itu tidak benar
berdasarkan bukti-bukti yang nyata, Wajib Pajak akan dikenakan Surat
Ketetapan Pajak ditambah dengan sanksinya. (DJP, 2006: 190).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1995:1013), istilah
kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam
perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan
merupakan ketaatan, tunduk dan patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan. Jadi Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan
memenuhi serta melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kepatuhan Wajib Pajak dikemukakan oleh Norman Nowak (Siti
Kurnia, 2010: 138) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan
kewajiban perpajakan, tercermin dalam situasi dimana:
1. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan,
2. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas,
3. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar,
4. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Seperti halnya Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dikatakan patuh
dalam memenuhi kewajiban perpajakan antara lain:
1. Setiap Wajib Pajak harus mengambil sendiri SPT ke Kantor Pelayanan
Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak,
2. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan benar, jelas, lengkap sesuai
dengan petunjuk yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku, kemudian menandatangani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak,
3. Surat Pemberitahuan wajib dilengkapi dengan lampiran yang ditentukan
menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku, termasuk neraca
dan perhitungan rugi laba (bagi Wajib Pajak yang melakukan pembukuan),
4. Setelah Surat Pemberitahuan tersebut diisi lengkap beserta lampiran-
lampirannya, diserahkan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas
waktu yang telah ditentukan dengan tanda bukti penerimaan. Jika SPT
disampaikan tidak lengkap, dianggap SPT tidak disampaikan,
5. Kalau dikirim melalui pos, harus tercatat dan bukti tercatat tersebut adalah
bukti penerimaan.
Namun, pada umumnya masyarakat memiliki kecenderungan untuk
meloloskan diri dari pembayaran pajak. Usaha yang dilakukan oleh Wajib
Pajak untuk meloloskan diri dari pajak merupakan usaha yang disebut
perlawanan terhadap pajak. Perlawanan terhadap pajak ini akan
mempengaruhi jumlah penerimaan negara dari sektor pajak. Perlawanan
terhadap pajak seringkali diwujudkan dalam bentuk:
1. Perlawanan pasif
Perlawanan pasif merupakan kondisi yang mempersulit pemungutan pajak
yang timbul dari kondisi struktur perekonomian, kondisi sosial
masyarakat, perkembangan intelektual penduduk, moral warga
masyarakat, dan tentunya sistem pemungutan pajak itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Perlawanan aktif
Meliputi usaha masyarakat untuk menghindari, menyeludupkan,
memanipulasi, melalaikan dan meloloskan pajak yang langsung ditujukan
kepada fiskus. (Siti Kurnia, 2010: 144-146).
Fakta riil bahwa Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Daerah Istimewa Yogyakarta memblokir 11 rekening milik Wajib Pajak yang
pada 2009 tidak taat pajak. “Rekening yang diblokir sebagian besar adalah
pengusaha dari Jakarta tetapi tinggal di Yogyakarta yang dikemukakan oleh
kepala Kanwil DJP DIY, Djangkung Soedjarwadi. Kepada Wajib Pajak yang
tidak taat, DJP DIY juga mengeluarkan 5.885 surat teguran kepada Wajib
Pajak. 1.409 surat paksa, dan 31 surat penyitaan. Dikatakan pula bahwa DJP
DIY akan bertindak tegas jika ada Wajib Pajak yang belum atau tidak
mematuhi kewajibannya membayar pajak. Predikat sebagai yang terbaik dari
35 DJP di seluruh Indonesia yang diraih DJP DIY salah satunya karena sikap
tegasnya. "Dalam dua tahun terakhir, tingkat kepatuhan pajak di DJP DIY
terus membaik. Pada 2008 kepatuhan pajak DIY baru 73 persen, 2009 naik
menjadi 83 persen, dan pada 2010 ditargetkan naik 5 persen atau menjadi 88
persen,".(http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=8676&q=
&hlm=233).
Fakta lain berkaitan dengan pencapaian kepatuhan penyampaian SPT
di DIY bahwa Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki
kepatuhan membayar pajak tertinggi secara nasional. Hasil perhitungan
pajak tahun 2010, untuk ketiga kalinya Kanwil Pajak Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
memperoleh predikat terbaik dalam tingkat kepatuhan membayar pajak.
Prestasi ini diperoleh setelah adanya hasil akumulasi dari lima
Kabupaten/Kota yang ada di DIY. Kepatuhan terbaik diperoleh Kabupaten
Gunung Kidul, disusul Kulon Progo di peringkat enam, Sleman peringkat
sepuluh, dan Kota Yogyakarta peringkat 23. Pencapaian kepatuhan
penyampaian SPT di DIY mencapai 98 persen atau sekitar 22.270 Wajib
Pajak (WP) dari total 22.725 WP. Pada tahun ini, ditargetkan peningkatan
sebesar 11 persen dibanding 2010. Bila dinominalkan, angkanya sekitar Rp
2,153 triliun dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp 1,86 triliun. Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Wates menargetkan penerimaan pajak
sebesar Rp 82,328 miliar pada 2011. Target ini mengalami peningkatan 7,6
persen dari target penerimaan 2010 sebesar Rp 76,496 miliar. Sementara
realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 75,786 miliar atau sekitar 99,07
persen dari target yang dicanangkan.
(http://regional.kompas.com/read/2011/03/08/18140496/Warga.DIY.Terpatuh
.Bayar.Pajak).
Berdasarkan kondisi diatas untuk mengoptimalkan hasil penerimaan
pajak, harus dilakukan pengawasan terhadap pelaporan SPT. Pengawasan
mengandung arti untuk mengetahui atau menguji kepatuhan Wajib Pajak
dalam melaksanakan kewajiban perpajakan berdasarkan ketentuan-ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui tingkat
kepatuhan Wajib Pajak, dengan judul penelitian: “Evaluasi Tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan
Badan Dalam Memenuhi Kewajiban Perpajakan (Studi Kasus di KPP
Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari, KPP
Pratama Yogyakarta)”.
B. Batasan Masalah
Penulis membatasi penelitiannya pada kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari di lihat dari: kepatuhan untuk
melaporkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT). Penelitian yang dilakukan
hanya ditujukan pada KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari tahun 2007, 2008, 2009. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaian reformasi perpajakan modern yang
diterapkan mulai tahun 2007.
C. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam suatu
penelitian, oleh karena itu berarti seorang peneliti telah mengidentifikasi
persoalan yang akan diteliti, sehingga sasaran yang hendak dicapai menjadi
jelas, tegas, terarah dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Bagaimana tingkat kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan tahun 2007,
2008, 2009 ?
2. Apakah ada perbedaan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan ?
D. Tujuan Penelitian
Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas, sehingga dengan
adanya tujuan tersebut dapat dicapai solusi atas masalah yang dihadapi saat
ini. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Tujuan Obyektif
a. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam memenuhi kewajiban
perpajakan.
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat kepatuhan
pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
2. Tujuan Subyektif
a. Untuk meningkatkan dan mendalami berbagai teori yang telah
penulis peroleh selama berada di bangku kuliah.
b. Untuk menambah pengetahuan dan pemahaman aspek teori maupun
praktek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Manfaat Penelitian
Nilai suatu penelitian ditentukan oleh besarnya manfaat yang dapat
diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan penulis
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti.
2. Manfaat Praktis
a. Memberikan pengetahuan pemikiran bagi para pihak yang memiliki
kepentingan dalam penelitian ini.
b. Untuk melatih penulis dalam mengungkapkan adanya semacam
permasalahan tertentu secara sistematis dan berusaha memecahkan
permasalahan yang ada tersebut dengan metode ilmiah yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Tinjauan Umum Tentang Pajak
a. Pengertian Pajak
1) Definisi pajak yang termuat dalam buku Leroy Beaulieu yang
berjudul Traite de la Science des Financess, 1960, berbunyi:
“L’ impot et la contribution, soit directe soit dissimulee, que La
Puissance Publique exige des habitants ou des biens pur subvenir
aux depenses du Gouvernment.”
“Pajak adalah bantuan, baik secara langsung maupun tidak, yang
dipaksakan oleh kekuasaan publik dari penduduk atau dari barang,
untuk menutup belanja pemerintah.”
2) Definisi pajak menurut Deutsce Reichs Abgaben Ordnung (RAO-
1919) berbunyi:
“Steuern sind einmalige oder laufende Geldleistungen die nicht
eine genleistung fur eine besondere Leistung darstellen, und von
einem offentlichrectlichen Gemeinwesen zur Ernielung von
Einkunften allen auferlegt werden, bei denen der Tatbestand
zuttrifft an den das Gesetz die Leistungsplicht knupft.”
“ Pajak adalah bantuan uang secara incidental atau secara periodik
(dengan tidak ada kontraprestasinya), yang dipungut oleh badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang bersifat umum (negara), untuk memperoleh pendapatan, di
mana terjadi suatu tatbestant (sasaran pemajakan), yang karena
undang-undang telah menimbulkan utang pajak.”
3) Definisi pajak menurut Mr. Dr. N. J. Feldmann
Dalam bukunya De Overheidsmiddelen van Indonesia, Leiden,
1949, mengatakan:
“Belastingen Zijn aan de Overheid (volgens algemene, door haar
vastgestelde normen) verschuidigde afdwingbareprestties, waar
geen tegenprestatie tgenover staat en uitsluitend dienen tot decking
van publieke vitgaven.”
“Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang
kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya
secara umum), tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata
digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran umum.”
4) Definisi pajak menurut Prof. Dr. M.J.H. Smeets
Dalam bukunya De Economische Betekenis der Belastigen, 1951,
berbunyi:
“Belastingen zijn aan de overhead (volgens normen) verschuligde,
afdwingbare pretties, zonder dat hiertegenover, in het individuele
geval, aanwijsbare tegen-prestaties staan; zij strekken tot decking
van publieke uitgaven.”
“Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui
norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang
individual; maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran
pemerintah.”
5) Definisi pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.
Dalam bukunya dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan
adalah sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang
dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna
menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif
dalam mencapa kesejahteraan umum.(Erly, 2008:8).
b. Asas-asas pemungutan pajak
Dalam buku An Inguiry into the Nature and Causes of The
Wealth of Nations yang ditulis oleh Adam Smith pada abat ke- 18
mengajarkan tentang asas-asas pemungutan pajak yang dikenal dengan
nama The Four Cannons atau The Four Maxims dengan uraian sebagai
berikut:
1) Equality
Pembebanan pajak di antara subjek pajak hendaknya seimbang
dengan kemampuannya, yaitu seimbang dengan penghasilan yang
dinikmatinya dibawah perlindungan pemerintah. Dalam hal
equality, tidak diperbolehkan suatu negara mengadakan
diskriminasi di antara sesama Wajib Pajak. Dalam keadaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
sama Wajib Pajak harus diperlakukan sama dalam keadaan berbeda
Wajib Pajak harus diperlakukan berbeda.
2) Certainty
Pajak yang dibayar oleh Wajib Pajak harus jelas dan tidak
mengenal kompromi. Dalam asas ini kepastian hukum yang
diutamakan adalah mengenai subjek pajak, objek pajak, tarif pajak,
dan ketentuan mengenai pembayaran.
3) Convenience of Payment
Pajak hendaknya dipungut pada saat yang paling baik bagi Wajib
Pajak, yaitu saat yang paling dekat dengan saat diterimanya
penghasilan/keuntungan yang dikenakan pajak.
4) Economic of Collections
Pemungutan pajak hendaknya dilakukan sehemat dan seefisien
mungkin, jangan sampai biaya pemungutan pajak lebih besar dari
penerimaan pajak itu sendiri, karena pemungutan pajak tidak akan
ada artinya kalau biaya yang dikeluarkan lebih besar dari
penerimaan pajak yang akan diperoleh. (Erly, 2008:27).
c. Teori-teori pembenaran pemungutan pajak
1) Teori Asuransi
Negara dalam melaksanakan tugasnya, mencakup pula tugas
melindungi jiwa raga dan harta benda perseorangan. Oleh sebab
itu, negara disamakan dengan perusahaan asuransi, warga negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membayar pajak sebagai premi untuk mendapat perlindungan.
Teori ini sudah lama ditinggalkan dan sekarang praktis tidak ada
pembelanya lagi, sebab selain perbandingan ini tidak cocok dengan
kenyataan, yakni jika seseorang misalnya meninggal, kecelakaan
atau kehilangan, negara tidak akan mengganti kerugian seperti
halnya dalam asuransi. Disamping itu, tidak ada hubungan
langsung antara pembayaran pajak dengan nilai perlindungannya
terhadap pembayar pajak.
2) Teori Kepentingan
Menurut teori ini pembayaran pajak mempunyai hubungan dengan
kepentingan individu yang diperoleh dari pekerja negara. Makin
banyak individu yang menikmati jasa dari pekerjaan pemerintah,
makin besar juga pajaknya.
Teori ini meskipun masih berlaku pada retribusi sulit untuk
dipertahankan, sebab seorang miskin dan pengangguran yang
memperoleh bantuan dari pemerintah menikmati banyak sekali jasa
dari pekerjaan negara, tetapi mereka justru tidak membayar pajak.
3) Teori Daya Pikul/Teori Gaya Pikul
Teori ini mengemukakan bahwa pemungutan pajak harus sesuai
dengan kekuatan membayar dari Wajib Pajak (individu-individu),
jadi tekanan semua pajak-pajak harus sesuai dengan daya pikul
Wajib Pajak dengan memperhatikan pada besarnya penghasilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dan kekayaan, juga pengeluaran belanja Wajib Pajak tersebut.(Erly
Suandy,2008:28)
d. Hak Wajib Pajak
Hak-hak Wajib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan
adalah:
1) Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pengarahan dari fiskus.
2) Hak untuk membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT).
3) Hak untuk memperpanjang waktu penyampaian SPT.
4) Hak untuk memperoleh kembali kelebihan pembayaran pajak.
5) Hak mengajukan keberatan.
6) Hak mengajukan banding.
7) Hak mengadukan pejabat yang membocorkan rahasia Wajib
Pajak.
8) Hak mengajukan permohonan untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
9) Hak meminta keterangan mengenai koreksi dalam penerbitan
ketetapan pajak.
10) Hak memberikan alasan tambahan.
11) Hak mengajukan gugatan.
12) Hak untuk menunda penagihan pajak.
13) Hak memperoleh imbalan bunga.
14) Hak mengajukan peninjauan kembali ke MA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
15) Hak mengurangi penghasilan kena pajak dengan biaya yang telah
dikeluarkan.
16) Hak pengurangan berupa PTKP.
17) Hak menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.
18) Hak memperoleh fasilitas perpajakan.
19) Hak untuk melakukan pengkreditan Pajak Masukan terhadap
Pajak Keluaran.
e. Kewajiban Wajib Pajak
Kewajiban Waib Pajak yang diatur dalam undang-undang perpajakan
adalah:
1) Kewajiban untuk mendaftarkan diri.
2) Kewajiban mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT).
3) Kewajiban membayar atau menyetor pajak.
4) Kewajiban membuat pembukuan atau pencatatan.
5) Kewajiban mentaati pemeriksaan pajak.
6) Kewajiban melakukan pemotongan atau pemungutan pajak.
7) Kewajiban membuat faktur pajak. (Wirawan B Ilyas dan Richard
Burton, 2008: 191-199).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Tinjauan Umum Tentang Reformasi Perpajakan (Tax reforms)
Dalam rangka melaksanakan pengelolaan penerimaan pajak,
Direktorat Jenderal Pajak melakukan reformasi perpajakan (tax reforms)
yang mencakup reformasi kebijakan (tax policy reforms) dan administrasi
(administrative reform). Reformasi kebijakan dilakukan dengan
menyempurnakan ketentuan perpajakan yang berlaku (misalnya Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak Penghasilan, Pajak pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah) sehingga ketentuan perpajakan
tersebut menjadi lebih adil (equality), pasti (legal certainty), sederhana
dalam pemenuhan kewajiban (simplicity), netral (neutrality) sehingga
menciptakan the level of playing field yang sama bagi para Wajib Pajak.
Reformasi administrasi perpajakan lebih diarahkan pada
pembaruan intern di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang mencakup
antara lain penyempurnaan struktur organisasi, penerapan sistem
administrasi perpajakan terpadu (misalnya SAPT dan SI DJP) yang
mampu mengawasi proses suatu pekerjaan dari awal hingga selesai
sehingga dapat menjadi instrument pengawasan bagi pimpinan di suatu
Kantor Pelayanan Pajak, meningkatkan integritas dan profesionalitas para
pegawai di lingkungan DJP, penerapan sistem pengawasan pembayaran
pajak secara on-line, membangun suatu basis data nasional yang
bermanfaat sebagai sarana pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
Hasil reformasi administrasi perpajakan memberikan kemudahan,
kepastian, dan rasa aman bagi Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan haknya di bidang perpajakan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
sukarelanya dalam membayar pajak yang pada akhirnya meningkatkan tax
coverage ratio dan sekaligus meningkatkan penerimaan pajak. (John
Hutagaol dkk, 2006: 211).
3. Tinjauan Umum Tentang Pengertian Kepatuhan Perpajakan (Tax
Compliance).
Kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela
(voluntary of compliance) merupakan tulang punggung system self
assessment. Menurut Prof. DR. H. Rochmat Soemitro, S.H system self
assessment adalah penentuan atau besarnya pajak yang terutang
diserahkan sepenuhnya kepada Wajib Pajak yang bersangkutan, dan Wajib
Pajak sendirilah yang harus menyusun dan menggunakan data-data yang
ada padanya untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Pihak administrasi pajak hanya melakukan pengontrolan atau pengawasan
dan pengecekan atas kebenaran jumlah pajak yang dihitung sendiri oleh
Wajib Pajak. Bila ternyata jumlah itu tidak benar berdasarkan bukti-bukti
yang nyata, Wajib Pajak akan dikenakan Surat Ketetapan Pajak ditambah
dengan sanksinya.
Prinsip self assessment system dalam membayar pajak adalah
bahwa Wajib Pajak diwajibkan untuk menghitung, membayar dan
melaporkan pajak sendiri yang terutang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, jadi dalam penentuan besarnya pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang terutang dipercayakan kepada Wajib Pajak sendiri melalui Surat
Pemberitahuan (SPT). (DJP, 2006:190).
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI, 1995: 1030),
istilah kepatuhan berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam
perpajakan kita dapat memberi pengertian bahwa kepatuhan perpajakan
merupakan ketaatan, tunduk, patuh serta melaksanakan ketentuan
perpajakan. Jadi Wajib Pajak yang patuh adalah Wajib Pajak yang taat dan
memenuhi peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kepatuhan Wajib Pajak dikemukan oleh D. Nowak (Siti, 2010:138)
sebagai “Suatu iklim kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban
perpajakan tercermin dalam situasi dimana:
a. Wajib Pajak paham atau berusaha untuk memahami semua ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
b. Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
c. Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
d. Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Safri Nurmatu (Siti, 2010:138) mengatakan bahwa kepatuhan
perpajakan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi semua kewajiban perpajakan dan melaksanakan hak
perpajakannya.
Ada dua macam, yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan material
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
a. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana Wajib Pajak
memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan kepatuhan dalam
undang-undang perpajakan.
b. Kepatuhan material adalah suatu keadaan di mana Wajib Pajak
secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan
material perpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang
perpajakan. Wajib Pajak yang memenuhi kepatuhan material adalah
Wajib Pajak yang mengisi dengan jujur, lengkap, dan benar Surat
Pemberitahuan (SPT) sesuai ketentuan dan menyampaikan ke KPP
sebelum batas waktu berakhir.
Menurut Chaizi Nasucha (Siti, 2010: 139) kepatuhan Wajib Pajak
dapat diidentifikasi dari :
a. Kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri;
b. Kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat Pemberitahuan (SPT);
c. Kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran pajak terutang; dan
d. Kepatuhan dalam pembayaran tunggakan.
Erard dan Feinstin (Siti, 2010:139) menggunakan teori psikologi
dalam kepatuhan Wajib Pajak, yaitu rasa bersalah dan rasa malu, persepsi
Wajib Pajak atas kewajaran dan keadilan beban pajak yang mereka
tanggung, dan pengaruh kepuasan terhadap pelayanan pemerintah.
Kemudian merujuk pada kriteria Wajib Pajak patuh menurut
Keputusan Menteri Keuangan NOMOR 192/PMK.03/2007, bahwa
kriteria kepatuhan Wajib Pajak adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan,
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali
tunggakan pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau
menunda pembayaran pajak,
c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga
pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa
Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dan
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang
perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.
Maka pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan
Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan pelaksanaan yang
berlaku dalam suatu negara.
Predikat Wajib Pajak patuh dalam arti disiplin dan taat, tidak sama
dengan Wajib Pajak yang berpredikat pembayar pajak dalam jumlah
besar, tidak ada hubungan antara kepatuhan dengan jumlah nominal
setoran pajak yang dibayarkan pada kas negara. Karena pembayar pajak
terbesar sekalipun belum tentu memenuhi kriteria sebagai Wajib Pajak
patuh, meskipun memberikan kontribusi besar pada negara, jika masih
memiliki tunggakan maupun keterlambatan penyetoran pajak maka tidak
dapat diberi predikat Wajib Pajak patuh. (Siti, 2010: 139).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
4. Tinjauan Umum Tentang Manfaat Predikat Wajib Pajak Patuh
Wajib Pajak patuh, adalah Wajib Pajak yang sadar pajak, paham
hak dan kewajiban perpajakannya dan diharapkan peduli pajak yaitu
melaksanakan kewajiban perpajakan dengan benar dan paham akan hak
perpajakannya. Wajib Pajak yang berpredikat patuh dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan tentunya akan mendapat kemudahan dan fasilitas
yang lebih dibandingkan dengan pemberian pelayanan pada Wajib Pajak
yang belum atau tidak patuh. Fasilitas yang diberikan oleh Dirjen Pajak
terhadap Wajib Pajak patuh adalah sebagai berikut:
a. Pemberian batas waktu penerbitan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) paling lambat 3 (tiga)
bulan sejak permohonan kelebihan pembayaran pajak yang diajukan
Wajib Pajak diterima untuk Pajak Penghasilan (PPh) dan 1 (satu)
bulan untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN), tanpa melalui penelitian
dan pemeriksaan oleh Dirjen Pajak.
b. Adanya kebijakan percepatan penerbitan Surat Keputusan
Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) menjadi
paling lambat 2 (dua) bulan untuk PPh dan 7 (tujuh) hari untuk PPN.
Bagi Wajib Pajak belum atau tidak patuh, fasilitas tersebut tidak
diberikan padanya, penerbitan SKPPKP harus menunggu penelitian dan
pemeriksaan yang memakan waktu, biaya.
Diberikannya fasilitas tidak dilakukan penelitian dan pemeriksaan
untuk permohonan kelebihan pembayaran pajak, adalah dengan alasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bahwa Wajib Pajak patuh merupakan Wajib Pajak yang taat dalam
pembayaran pajak, dan dalam mengisi Surat Pemberitahuan (SPT)
dilakukan dengan benar, lengkap, dan jelas. Sehingga tidak perlu
dilakukan penelitian dan pemeriksaan.( Siti, 2010:142).
5. Tinjauan Umum Tentang Hambatan Pemungutan Pajak
Usaha yang dilakukan oleh Wajib Pajak untuk meloloskan diri dari
pajak merupakan usaha yang disebut perlawanan terhadapat pajak. Usaha
tidak membayar pajak atau memanipulasi jumlah pajak maupun
meminimalisasikan jumlah pajak yang harus dibayar tentunya menjadi
hambatan dalam pemungutan pajak. Perlawanan terhadap pajak ini akan
mempengaruhi jumlah penerimaan negara dari sektor pajak. (Siti,
2010:143).
Berbagai bentuk perlawanan sebagai bentuk reaksi ketidakcocokan
ataupun ketidakpuasan terhadap diberlakukannya pajak seringkali
diwujudkan dalam bentuk:
a. Perlawanan pasif
Perlawanan pasif terdiri atas hambatan-hambatan yang mempersukar
ekonomi suatu negara, dengan perkembangan intelektual dan moral
penduduk, dengan tehnik pemungutan pajak itu sendiri.
b. Perlawanan aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Perlawanan aktif meliputi semua usaha dan perbuatan, yang secara
langsung ditujukan terhadap fiskus dan bertujuan untuk menghindari
pajak, diantaranya dapat dibedakan cara-cara, yakni:
1) Penghindaran diri dari pajak,
2) Pengelakan atau penyeludupan pajak,dan
3) Melalaikan pajak.(Tony, 2005:14).
6. Tinjauan Umum Tentang Surat Pemberitahuan (SPT)
a. Pengertian Surat Pemberitahuan
Surat Pemberitahuan adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak
untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek
pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pajak
yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam
masa pajak, dalam tahun pajak, atau dalam bagian tahun pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Ada dua jenis Surat Pemberitahuan:
1) Surat Pemberitahuan Masa
Adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak. Masa pajak
adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam
suatu jangka waktu tertentu. Masa pajak sama dengan 1 bulan
kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Menteri Keuangan paling lama 3 bulan kalender. Surat
Pemberitahuan Masa ini dipakai oleh pemotong atau pemungut
pajak untuk melaporkan pajak yang dipotong atau dipungut dan
disetorkan dalam setiap masa.
2) Surat Pemberitahuan Tahunan
adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu tahun pajak atau bagian
tahun pajak. Tahun pajak adalah jangka waktu 1 tahun kalender
kecuali bila Wajib Pajak menggunakan tahun buku yang tidak
sama dengan tahun kalender. Bagian tahun pajak adalah bagian
dari jangka waktu 1 tahun pajak.
b. Fungsi Surat Pemberitahuan
1) Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Penghasilan
adalah sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk
melaporkan tentang:
a) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri dan/atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain dalam 1 Tahun pajak atau bagian tahun pajak;
b) Penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan
objek pajak;
c) Harta dan kewajiban; dan/atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d) Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang
pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau
badan lain dalam 1 Masa Pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2) Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi surat pemberitahuan adalah
sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang untuk
melaporkan tentang:
a) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran ;dan
b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak
lain dalam satu Masa Pajak, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
3) Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat
Pemberitahuan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut
dan disetorkannya. Kewajiban penyampaian Surat
Pemberitahuan (SP) oleh pemotong atau pemungut pajak
dilakukan untuk setiap Masa Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Kewajiban Wajib Pajak untuk mengisi Surat Pemberitahuan (SPT)
dengan benar, lengkap, dan jelas.
Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan
benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa indonesia dengan
menggunakan huruf latin, angka arap, satuan mata uang Rupiah dan
menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat
Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau
tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak. Yang
dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi
formulir Surat Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau dalam
bentuk elektronik, dengan benar, lengkap dan jelas sesuai dengan
petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Yang dimaksud dengan benar, lengkap dan jelas dalam mengisi
Surat Pemberitahuan adalah:
1) Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam
penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dalam penulisan dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
2) lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan
dengan objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan;dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3) Jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak
dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT).
d. Kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan (SP) ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas
tersebut wajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat
Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah:
1) Untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 hari setelah
akhir Masa Pajak,
2) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Orang Pribadi, paling lama 3 bulan setelah akhir tahun pajak,
atau
3) Untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Badan, paling lama 4 bulan setelah akhir tahun pajak.
(Casavera, 2009: 7-12).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
7. Tinjauan Umum Tentang Kewajiban Pembukuan dan Pencatatan
a. Kewajiban Pembukuan
Kewajiban pembukuan menurut ketentuan perundang-undangan
perpajakan telah diatur dalam pasal 28 tentang Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pada prinsipnya Wajib
Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dan Wajib Pajak Badan di Indonesia, wajib menyelenggarakan
pembukuan. Namun, Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan.
Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,
kewajiban, modal penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak terutang.
b. Kewajiban Pencatatan
Pengaturan kewajiban pencatatan dengan tetap memperhatikan pasal
28 ayat (12) yang mengatur Bentuk dan Tata Cara Pencatatan,
selanjutnya dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
197/PMK.03/2007 telah mengatur hal tersebut yang diberlakukan bagi
Waib Pajak Orang Pribadi. Pengaturan tersebut meliputi:
1) Wajib Pajak Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban
menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib menyelenggarakan
pencatatan adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
a) Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha
dan/atau pekerjaan bebas yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto.
b) Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak melakukan usaha
dan/atau pekerjaan bebas.
2) Pencatatan harus diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan
keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka
arab, satuan mata uang rupiah, dan disusun dalam Bahasa
Indonesia.
3) Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara
kronologis.
4) Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus
disimpan ditempat tinggal Wajib Pajak atau tempat kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas selama 10 tahun.
5) Pencatatan harus menggambarkan antara lain:
a) Peredaran atau penerimaan dan/atau jumlah penghasilan bruto
yang diterima dan/atau diperoleh.
b) Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan
yang pajaknya bersifat final.
6) Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/atau
tempat usaha, pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
untuk masing-masing jenis usaha dan/atau tempat usaha yang
bersangkutan.
7) Selain kewajiban untuk menyelenggarakan pencatatan Wajib Pajak
Orang Pribadi, harus menyelenggarakan pencatatan atas harta dan
kewajiban. (Waluyo, 2010:60).
8. Tinjauan Umum Tentang Ketetapan Pajak
Berbagai produk hukum yang dapat diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak untuk mengetahui
adanya kewajiban atau hak Wajib Pajak (WP) adalah berupa surat
ketetapan pajak terdiri atas 6 (enam) macam, yaitu
a. Surat Tagihan Pajak (STP)
Surat Tagihan Pajak adalah surat yang diterbitkan untuk melakukan
tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau
denda. Surat Tagihan Pajak dapat diterbitkan dalam hal-hal sebagai
berikut:
1) Apabila pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang
dibayar.
2) Apabila dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat
kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis dan/atau
salah hitung.
3) Apabila wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda
dan/atau bunga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
4) Apabila pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan undang-
undang PPN dan perubahannya tidak melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP).
5) Apabila pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak tetapi membuat Faktur Pajak.
6) Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
tidak membuat atau membuat Faktur Pajak, tetapi tidak tepat waktu
atau tidak mengisi selengkapnya Faktur Pajak.
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)
SKPKB adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan untuk
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah
kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi,
dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
c. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT)
SKPKBT adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan untuk
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan dalam
SKPKBT.
Penerbitan SKPKBT dilakukan apabila ditemukan data baru (novum)
dan/atau data yang semula belum terungkap yang dapat menyebabkan
penambahan pajak yang terutang.
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB)
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar pajak adalah surat ketetapan pajak
yang diterbitkan untuk menentukan jumlah kelebihan pembayaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pajak yang diterbitkan untuk menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar dari pada
pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.
SKPLB akan diterbitkan jika ada permohonan tertulis dari Wajib
Pajak. Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) harus sudah menerbitkan
SKPLB paling lambat 12 bulan sejak permohonan diterima, kecuali
untuk kegiatan tertentu akan ditetapkan lain oleh Direktur Jenderal
Pajak.
e. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN)
SKPN adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan unutk menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau
pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. (Wirawan dan Richard,
2008:47-52).
9. Tinjauan Umum Tentang Penagihan Pajak
Sistem self assessment telah memberikan kepercayaan penuh
kepada masyarakat Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan,
menyetor, dan melaporkan pajaknya sendiri. Akan tetapi dalam
kenyataannya terdapat cukup banyak masyarakat yang dengan sengaja
atau dengan berbagai alasan tidak melaksanakan kewajibannya membayar
pajak sesuai ketetapan pajak yang diterbitkan. Oleh karenanya, untuk
mencairkan tunggakan pajak dilakukan tindakan penagihan pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tindakan penagihan berdasarkan undang-undang tersebut
dilakukan baik secara persuasif maupun secara represif. Artinya, tindakan
penagihan diawali dengan surat teguran, namun bila Wajib Pajak tidak
mengindahkannya baru dilakukan tindakan secara paksa, dengan urutan
seperti dibawah ini:
a. Surat Teguran
Yang menjadi dasar penagihan pajak adalah adanya Surat Tagihan
Pajak (STP), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat
Ketetapan Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT), Surat Keputusan
Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang
menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar ditambah.
Penerbitan surat teguran atau surat peringatan merupakan tindakan
awal dari pelaksanaan penagihan pajak dan pelaksanaannya harus
dilakukan sebelum dilanjutkan dengan penerbitan Surat Paksa (SP).
Surat teguran sebagai awal tindakan pelaksanaan penagihan pajak
dilakukan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran yang tercantum dalam surat ketetapan pajak.
b. Surat Paksa
Ketentuan pasal 8 ayat (1) huruf a menyatakan” Surat Paksa
diterbitkan apabila penanggung Pajak tidak melunasi utang pajaknya
sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran.
Selanjutnya, pasal 8 ayat (1) huruf c, menyatakan Surat Paksa
diterbitkan apabila penanggung pajak tidak memenuhi ketentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau
penundaan pembayaran pajak.
Surat Paksa adalah surat perintah untuk membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajak. Ada tiga hal yang menyebabkan diterbitkannya
Surat Paksa (SP), yaitu:
1) Apabila Penanggung Pajak (PP) tidak melunasi utang pajak sampai
dengan tanggal jatuh tempo dan telah diterbitkan Surat Teguran
atau Surat Peringatan,
2) Bahwa terhadap Penanggung Pajak telah dilakukan penagihan
seketika dan sekaligus,
3) Penanggung Pajak tidak memenuhi ketentuan dalam keputusan
persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.
Surat Paksa yang akan disampaikan kepada Penaggung Pajak
dilakukan paling lambat setelah lampau waktu 21 (dua puluh satu) hari
setelah Surat Teguran diterbitkan.
c. Penyitaan
Penyitaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak
untuk menguasai barang Penangung Pajak guna dijadikan jaminan
untuk melunasi utang pajak menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pada prinsipnya tujuan penyitaan adalah untuk memperoleh jaminan
pelunasan utang pajak dari Penanggung Pajak. Oleh karenanya,
penyitaan dapat dilaksanakan terhadap barang milik Penanggung Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau
tempat lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain
atau yang dijaminkan sebagai pelunasan utang tertentu.
d. Pelelangan
Lelang adalah setiap penjualan barang dimuka umum yang dipimpin
oleh Pejabat Lelang dengan cara penawaran harga secara terbuka/lisan
dan/atau tertutup/ tertulis yang didahului dengan pengumuman lelang.
Pelelangan merupakan tindakan hukum penagihan berikutnya untuk
melunasi utang pajak Wajib Pajak/Penanggung Pajak. Dasar hukum
pelaksanaan lelang diatur dalam Vendu Reglement (Peraturan Lelang,
Stbl. 1908-198) dan Vendu instructie (Instruksi Lelang, Stbl. 1908-
190) sebagai landasan penyelenggaraan lelang di Indonesia.(Wirawan
dan Richard, 2008: 55-66).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Kerangka Berfikir
Tabel 2.1
Skema Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan
Perorangan atau badan yang telah menjadi Wajib Pajak mempunyai
kewajiban untuk menaati atau mematuhi UU Perpajakan. Seperti membayar,
melapor, menyampaikan, mengembalikan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kewajiban Wajib Pajak menurut UU Perpajakan wajib dipenuhi oleh
Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan. Pemenuhan
kewajiban perpajakan oleh Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
akan menciptakan kepatuhan Wajib Pajak baik Orang Pribadi maupun Badan.
Kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan jika
sama-sama memenuhi kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku maka akan menciptakan tingkat kepatuhan yang sama. Namun
demikian karena Wajib Pajak Orang Pribadi yang dalam pelaksanaan
pemenuhan kewajiban perpajakan dilaksanakan sendiri maka cenderung Wajib
pajak Orang Pribadi akan lebih taat karena diasumsikan segala resiko
kesalahan atas pemenuhan kewajiban ditanggung sendiri dengan segala resiko
sanksi produk hukum yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak setempat.
Kewajiban Wajib Pajak
OP dan Badan
Pemenuhan pelaporan
kewajiban perpajakan sesuai
ketentuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berbeda halnya dengan Wajib Pajak Badan, karena masih dalam satu
unit usaha, maka komitmen atau tanggungjawab individu dalam turut andil
memenuhi kewajiban perpajakan masih sangat rendah, karena asumsi bahwa
kewajiban perpajakan dengan segala resikonya akan ditanggung oleh
perusahaan atau tempat mereka bekerja. Bisa juga karena faktor pimpinan
yang melakukan kewajiban setelah adanya teguran. Maka dapat disimpulkan
bahwa dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak Orang pribadi
lebih tinggi tingkat kepatuhannya dibandingkan dengan Wajib Pajak Badan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian Deskriptif-Komparatif. Penelitian
Deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
terhadap objek yang diteliti.
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui keadaan sesuatu
mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya
untuk menerangkan suatu peristiwa.(Suharsimi Arikunto, 2002:30).
Sedangkan komparatif dimaksudkan untuk membedakan atau
membandingkan hasil penelitian antara dua atau lebih kelompok penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di KPP Pratama di wilayah DIY, adapaun KPP
Pratama di wilayah DIY adalah:
a. KPP Pratama Yogyakarta
b. KPP Pratama Sleman
c. KPP Pratama Wates
d. KPP Prata Wonosari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2011
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Wajib Pajak yang telah menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajaknya pada tahun 2007, 2008 ,2009 di KPP
Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP
Pratama Wonosari.
2. Objek Penelitan
Objek penelitian ini adalah Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam memenuhi
kewajiban perpajakan.
D. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. (Arikunto, 2006:130).
Populasi penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
yang telah menghitung, menyetor, dan melaporkan pajaknya pada tahun
2007, 2008, 2009 di KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
PratamaWates, KPP Pratama Wonosari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai nilai dan dapat diukur.
(Restu, 2010:159).
Variabel dalam penelitian ini adalah kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
F. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data yaitu
dengan metode dokumentasi. Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
pengambilan informasi dari dokumen-dokumen yang terkait dengan objek
penelitian dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta, Sleman, Wates,
Wonosari serta bahan pustaka lainnya.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan
data. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa data yang
diperoleh dari KPP Pratama Yogyakarta, Sleman, Wates, Wonosari, yang
berisi data jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dan jumlah Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan yang menyetorkan/menyampaikan kembali
Surat Pemberitahuan (SPT).
Direktorat Jenderal Pajak telah memberikan target rasio kepatuhan
Penyampaian SPT Tahunan untuk wilayah DIY yaitu 65%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
H. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Analisis tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan berdasarkan pencapaian target rasio kepatuhan
penyampaian/pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi dan Badan yang
telah diberikan oleh DJP, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama.
2. Teknik Analisis Komparatif
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan
antara kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan maka
digunakan uji beda. Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebelum
melakukan uji beda adalah:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data
dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dalam uji
normalitas digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika diperoleh data
berdistribusi normal maka hipotesis akan diuji dengan
menggunakan uji parametrik yaitu Independent Sampel T-test,
sedangkan jika diperoleh data yang tidak berdistribusi normal maka
hipotesis akan diuji dengan uji non parametrik yaitu Mann-
Whitney.
Hipotesis pada uji normalitas dirumuskan sebagai berikut:
H0= data berdistribusi normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Ha = data berdistribusi tidak normal
Kriteria penerimaan:
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak.
Tabel 3.1
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kepatuhan
N 24
Normal
Parametersa
Mean 65.17
Std. Deviation 21.145
Most
Extreme
Differences
Absolute .168
Positive .168
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .821
Asymp. Sig. (2-tailed) .510
Berdasarkan tabel 3.1 tersebut dapat dilihat bahwa nilai
probabilitas tingkat kesenjangan (perbedaan rata-rata
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan)
adalah 0,510 > 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan berdistribusi normal. Dengan demikian alat analisis
yang digunakan untuk menguji adalah Independent Sampel
T-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
b. Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau
lebih kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians yang
sama. Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:
1) Menentukan hipotesis
Ho : kedua kelompok pengamatan memiliki varians
yang homogen
Ha : kedua kelompok pengamatan tidak memiliki
varians yang homogen
2) Kriteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika p > 0,05
Ho ditolak jika p < 0,05
3) Membandingkan α= 0,05 dengan signifikansi data
Tabel 3.2
Test of Homogeneity of Variances
kepatuhan
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,091 1 22 ,093
Berdasarkan tabel 3.2 tersebut dapat dilihat bahwa nilai
Levene Statistic sebesar 3,091 sedangkan nilai
probabilitasnya sebesar 0,093. Hal ini berarti data tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak
Badan adalah homogen (0,093 > 0,05).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c. Independent Sampel T-tes
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan, digunakan alat
analisis uji t. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis
adalah (Wahana Komputer, 2006: 175-179):
1) Menentukan hipotesis
Ho : tidak ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan.
Ha : ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Badan.
2) Menentukan t tabel pada taraf signifikansi 5%
Pada taraf signifikansi 5%, db= n-2
3) Kriteria pengujian hipotesis
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel
4) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Keputusan:
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Dalam rangka mengamankan rencana penerimaan dan menjaga citra
Direktorat Jenderal Pajak, dilakukan modernisasi administrasi perpajakan
(modern tax administrasi). Selain itu, melalui program modernisasi perpajakan
dihasilkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak yang semakin tinggi. Program
modernisasi administrasi perpajakan meliputi:
1. Perubahan struktur organisasi yang semula berdasarkan jenis pajak menjadi
fungsi (organizational structure based on function) agar lebih cepat
merespon terhadap kebutuhan Wajib Pajak dibidang pelayanan, dan
pemisahan fungsi (segregation of function) untuk memberikan rasa
keadilan dalam pemeriksaan dan penyidikan ataupun penyelesaian
keberatan.
2. Penerapan sistem administrasi perpajakan terpadu (integrated tax
administration system) yang dapat memonitor proses pelayanan sehingga
pelayanan dapat dilakukan dengan cepat, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Menempatkan account representatives sebagai liason officer yang bertugas
melayani Wajib Pajak tertentu secara professional dan sekaligus melakukan
pengawasan terhadap kepatuhannya.
4. Menerapkan real-time payment system dimana setoran pajak oleh Wajib
Pajak ke bank persepsi dapat diketahui secara real-time sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
pengawasan atas pembayaran pajak dapat dilakukan secara on-line.( John
Hutagaol, 2006: 212).
A. Struktur Organisasi KPP Pratama
Gambar 4.1
B. Fasilitas Pelayanan di KPP
1. Tempat Pelayanan Terpadu
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) merupakan sarana untuk
meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak yang terintegrasi dalam
penerimaan dokumen dan laporan semua jenis pajak seperti SSP dan
SPT yang diserahkan langsung oleh Wajib Pajak. Dokumen Wajib
Seksi
Pengawasan
dan
Konsultasi
Seksi
Pemeriksaan
Seksi
Penagihan
Seksi
Pengawasan
dan
Konsultasi
Seksi
Pelayanan
Seksi
Pengolahan
Data dan
Informasi
Kelompok Jabatan Fungsional
KEPALA KANTOR
SUB BAGIAN UMUM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pajak tersebut langsung di input kedalam sistem komputer oleh petugas
TPT dan kemudian memberikan bukti penyerahan dokumen tersebut
kepada Wajib Pajak. Setiap petugas diberi Login dan Password sendiri
untuk menjalankan pengawasan proses pelayanan yang diberikan
kepada Wajib Pajak.
Sebagai bentuk Pelayanan yang lebih baik kepada Wajib Pajak,
dalam ruang tunggu TPT diberikan fasilitas ruang tunggu ber AC, kursi
yang representatif, air minum dan nomor antrian yang otomatis di print
pada saat Wajib Pajak masuk
2. Account Representative
Tugas dan tanggung jawab Account Representative adalah
a. Mengawasi kepatuhan perpajakan Wajib Pajak melalui data dan
Sistem Administrasi Perpajakan Terpadu (SAPT) dan Sistem
Informasi DJP (SIDJP).
b. Memberikan himbauan dan konsultasi teknis (bukan material)
perpajakan kepada Wajib Pajak.
c. Menganalisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak
dalam rangka intensifikasi.
d. Melakukan monitoring penyelesaian pemeriksaan pajak dan proses
keberatan.
e. Melakukan evaluasi hasil banding.
f. Memberikan bantuan pada Wajib Pajak dalam memperoleh
penegasan dan konfirmasi masalah perpajakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
g. Melakukan pemutakhiran data Wajib Pajak dan membuat
Company Profile Wajib Pajak.
h. Menginformasikan ketentuan perpajakan terbaru kepada Wajib
Pajak.
Syarat profesionalisme Account representative
1) Knowledge
a) Menguasai ketentuan perpajakan.
b) Menguasai seluruh jenis pajak.
c) Menguasai teknologi informasi.
2) Skills
a) Mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak.
b) Memahami karakteristik perusahaan dan industri Wajib
Pajak.
c) Melakukan analisis data dan potensi perpajakan yang
diperoleh dari berbagai sumber.
d) Memberikan pelayanan prima.
e) Berkomunikasi dengan baik dengan Wajib Pajak.
3) Attitude
a) Proaktif
b) Inovatif
c) Kreatif
d) Komunikatif
e) Responsif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Help Desk
Untuk memudahkan informasi yang dibutuhkan Wajib Pajak
maka disetiap KPP disediakan help desk, yang berlokasi di lobby
gedung. Petugas yang ditugaskan di help desk adalah pegawai yang
cakap, pandai berkomunikasi, dan memiliki pengetahuan tinggi tentang
perpajakan.
Fasilitas help desk dengan teknologi tax knowledge base, agar
dapat memberikan jawaban dari berbagai masalah mengenai pajak
menyangkut:
a. Peraturan pajak yang komprehensif dan up to date.
b. Dikompilasi sesuai standar Q & A, flowchart, dan penjelasan
singkat.
c. Dapat diakses dengan mudah dari komputer.
4. Complaint Center
Fungsi untuk menampung keluhan Wajib Pajak yang terdaftar,
mengenai pelayanan, pemeriksaan, keberatan dan banding. Tidak
termasuk keluhan mengenai pelanggaran kode etik pegawai, karena
masalah ini ditangani secara khusus oleh unit tersendiri di KPP.
Penyampaian pengaduan dapat dilakukan Wajib Pajak melalui:
a. E-mail
b. Kantor pos
c. Telpon bebas pulsa
d. Faksimile
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
e. Langsung datang
5. Call Center
Fungsi utama call center menyangkut pelayanan konfirmasi,
prosedur, peraturan, material perpajakan dan lainnya) dan penanganan
complain Wajib Pajak.
Manfaat call center
a. Praktis, efisien, karena menggunakan toll free number.
b. Mengurangi kesibukan petugas dalam menjawab, karena
sentralisasi penerimaan telepon dengan penanganan complain
secara desentralisasi.
c. Akurasi dapat ditingkatkan.
d. Pelayanan secara keseluruhan bisa ditingkatkan, dengan dilengkapi
Complaint Management Service.
6. Media Informasi Pajak
Media informasi pajak dengan fasilitas touch screen disediakan di KPP
guna memberikan informasi peraturan perpajakan. Wajib Pajak dapat
mengakses segala hal yang berhubungan dengan pajak secara gratis.
7. Pojok Pajak
Pojok pajak merupakan sarana penyuluhan dan pelayanan perpajakan
bagi masyarakat maupun Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakan, yang berada di pusat-pusat perbelanjaan, pusat bisnis dan
tempat tertentu lainnya berupa stand. Pojok pajak 1 unit untuk setiap
Kantor Wilayah DJP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Selain itu pojok pajak juga dihadirkan di setiap pameran, yang
didukung oleh Direktorat P2 Humas DJP.
Pelayanan yang diberikan oleh Pojok Pajak adalah:
a. Pendaftaran NPWP.
b. Konsultasi perpajakan yang bersifat umum sesuai Panduan
Informasi Perpajakan dan Pengaduan Wajib Pajak.
c. Penyampaian SPT Masa dan SPT Tahunan.
8. e-system Perpajakan
Dalam era globalisasi pelayanan pajak yang diberikan juga mendukung
modernisasi yaitu dalam bentuk pengembangan dan penerapan sistem
informasi. Terdapat beberapa e-system yang dapat dimanfaatkan
masyarakat atau Wajib Pajak yaitu:
a. e-Registration
e-Regristation adalah sistem pendaftaran, perubahan data Wajib
Pajak dan atau pengukuhan maupun pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak melalui sistem yang terhubung langsung
secara on-line dengan DJP.
Sistem ini dibagi menjadi:
1) Sistem yang digunakan oleh Wajib Pajak yang berfungsi
sebagai sarana pendaftaran Wajib Pajak secara on-line.
2) Sistem yang digunakan oleh petugas pajak yang berfungsi
untuk memproses pendaftaran Wajib Pajak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Berdasarkan permohonan yang disampaikan masyarakat, melalui
website DJP sistem akan menampilkan:
a) Formulir registrasi WP yang berisi:
Nomor aplikasi
NPWP
Identitas lain
b) Surat Keterangan Terdaftar Sementara yang
mencantumkan, nama dan alamat KPP tempat WP
terdaftar. Formulir tersebut dicetak dan ditangani WP, dan
di tangani WP, dan berlaku selama 30 hari sejak
pendaftaran dilakukan. Dapat digunakan untuk
pembayaran, pemotongan, dan pemungutan pajak oleh
pihak lain. Formulir tersebut disampaikan ke KPP
setempat, jika lebih dari 30 hari sejak pendaftaran belum
diberikan ke KPP maka proses pendaftaran batal secara
sistem. Dalam hal penerbitan NPWP dan atau NPPKP,
WP akan dikirimkan Notifikasi (pemberitahuan mengenai
status permohonan WP) melalui sistem e-registetion.
b. e-SPT
adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke KPP secara
elektronik atau dengan menggunakan media komputer. Yang dapat
diaplikasikan adalah laporan:
1) SPT Masa PPh (e-SPT PPh)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
2) SPT Tahunan PPh (e-SPT PPH)
3) SPT Masa PPN (e-SPT PPN)
c. e-Filing
Merupakan cara penyampaian SPT melalui sistem online dan real
time. Wajib Pajak dapat menyampaikan SPT secara elektronik
melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (application service
provider) yang telah ditunjuk DJP sebagai perusahaan yang dapat
menyalurkan penyampaian SPT secara elektronik. Application
Service Provider yang ditunjuk saat ini:
1) www.pajakku.com
2) www.laporpajak.com
3) www.taxreport.web.id
4) www.layananpajak.com
5) www.onlinepajak.com
6) www.setorpajak.com
7) www.pajakmandiri.com
8) www.sPT.co.id
C. Manfaat Modernisasi Bagi Wajib Pajak
Secara singkat, program modernisasi diharapkan dapat memberi manfaat
bagi Wajib Pajak sebagai berikut:
1. Pelayanan yang lebih baik, terpadu, dan personal, melalui:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Konsep One Stop Service yang melayani seluruh jenis pajak (PPh,
PPN, PBB & BPHTP).
b. Adanya tenaga Account Representative (AR) dengan tugas antara
lain:
1) Konsultasi untuk membantu segala permasalahan WP.
2) Mengingatkan WP atas pemenuhan kewajiban
perpajakannya.
3) Update atas peraturan perpajakan terbaru.
c. Pemanfaatan IT secara maksimal: email, e-SPT, e-filing, dan lain-
lain.
d. SDM yang professional.
e. Adanya fit and profer test dan competency mapping.
f. Pelaksanaan kode etik yang tegas dan konsisten.
g. Pemberian tunjangan khusus (peningkatan remunerasi).
2. Pemeriksaan yang lebih terbuka dan professional dengan konsep
spesialisasi.
3. Penerapan dan penegakan GOOD GOVERNANCE di semua lini.
D. Pelayanan Perpajakan Dalam Meningkatkan Kepatuhan
Pelayanan perpajakan sebagai pelayanan publik. Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Men-Pan) No. 81 tahun 1993
mengartikan pelayanan umum atau pelayanan publik adalah segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
pusat, di daerah dan di lingkungan BUMN/D dalam bentuk barang dan jasa
baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Pelayanan pajak adalah termasuk pelayanan publik karena
1. Dilaksanakan oleh instansi pemerintah
2. Bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun dalam
rangka pelaksanaan undang-undang dan
3. tidak berorientasi pada laba
Salah satu langkah penting yang dilakukan DJP sebagai wujud nyata
kepedulian pada pentingnya kualitas pelayanan adalah memberikan
pelayanan prima kepada Wajib Pajak dalam mengoptimalkan penerimaan
negara. Untuk itu pada awal tahun 2003 dibentuk Tim Modernisasi
Administrasi Perpajakan Jangka Menengah yang menyusun administrasi
perpajakan modern dengan sasaran:
1. Tercapainya tingkat kepatuhan sukarela Wajib Pajak tinggi.
2. Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan
yang tinggi.
3. Tercapainya produktivitas aparat perpajakan yang tinggi. Sehingga
diharapkan penerimaan pajak akan meningkat Wajib Pajak sebagai
pihak yang dilayani oleh institusi DJP dalam rangka pemenuhan
kewajiban perpajakan untuk kepentingan negara dan dapat
menentukan tingkat pelayanan publik yang diberikan oleh instansi
memiliki hak-hak yang harus diperhatikan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
a. Diperlakukan dengan manusiawi, sopan , jujur, dan hormat.
b. Mendapatkan jawaban atas permintaan mereka dengan cepat dan
pasti.
c. Mendapat pelayanan yang tepat waktu.
d. Berhak mengeluhkan pelayanan yang buruk atau tidak memuaskan.
(Kurnia Rahayu, 2010: 128-132).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan analisis kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan pada KPP Pratama Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP
Pratama Wates, KPP Pratama Wonosari. Analisis dilakukan berdasarkan data
yang diambil dari masing-masing KPP Pratama berdasarkan kriteria tingkat
rasio kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Wajib Pajak Badan yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Secara lengkap data penelitian disajikan pada tabel berikut:
Tabel 5.1
Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Yogyakarta, Sleman, Wates, Wonosari.
KPP Thn
Jml
WP
SPT
Masuk Persentase
Kepatuhan Target ket
WP
OP WP OP
KPP Pratama
Yogyakarta 2007 22,844 16,293 71% 65% Terlampaui KPP Pratama
Yogyakarta 2008 37,994 14,164 37% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama
Yogyakarta 2009 55,424 23,649 43% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Sleman 2007 27,763 15,594 56% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Sleman 2008 40,787 37,714 92% 65% Terlampaui
KPP Pratama Sleman 2009 80,767 56,623 70% 65% Terlampaui
KPP Pratama Wates 2007 7,359 5,273 72% 65% Terlampaui
KPP Pratama Wates 2008 11,883 12,427 105% 65% Terlampaui
KPP Pratama Wates 2009 16,719 16,376 98% 65% Terlampaui
KPP Pratama
Wonosari 2007 3,589 1,788 50% 65%
tidak
terlampaui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
KPP Pratama
Wonosari 2008 15,531 13,729 88% 65% Terlampaui
KPP Pratama
Wonosari 2009 18,601 18,820 101% 65% Terlampaui
*) Kepatuhan: (SPT masuk WP OP : jml WP OP) x 100%.
**) Persentase kepatuhan: jumlah SPT masuk WP OP lebih besar daripada jumlah WP OP (12,427
> 11,883), jadi jumlah yang melapor SPT Tahunan melebihi dari yang ditargetkan KPP
Pratama.
Tabel 5.2
Rincian Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Yogyakarta, Sleman, Wates, Wonosari.
KPP Thn Jml
WP
SPT
Masuk
Persentase
Kepatuhan Target ket
WP
Badan
WP
Badan
KPP Pratama
Yogyakarta 2007 5,353 4,688 88% 65% Terlampaui
KPP Pratama
Yogyakarta 2008 5,826 2,301 39% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama
Yogyakarta 2009 6,314 2,855 45% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Sleman 2007 4,739 2,422 51% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Sleman 2008 5,931 2,768 47% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Sleman 2009 6,602 2,529 38% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Wates 2007 506 326 64% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Wates 2008 672 369 55% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Wates 2009 792 430 54% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Wonosari 2007 561 301 54% 65%
tidak
terlampaui
KPP Pratama Wonosari 2008 648 497 77% 65% Terlampaui
KPP Pratama Wonosari 2009 773 533 69% 65% Terlampaui
*) Kepatuhan: (SPT masuk WP Badan : jml WP Badan) x 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
B. Analisis Data
1. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan tahun 2007, 2008, 2009 di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Yogyakarta , Sleman, Wates, Wonosari.
Supaya Pendapatan dari sektor pajak dapat meningkat, maka
diperlukan kerjasama yang baik antara instansi perpajakan dengan Wajib
Pajak. Pihak instansi berupaya untuk meningkatkan pelayanan melalui
modernisasi administrasi perpajakan demi kenyamanan Wajib Pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, sedangkan bagi Wajib Pajak
diperlukan kepatuhan dalam melaporkan kewajiban perpajakannya
(dimana Wajib Pajak bertanggung jawab menetapkan sendiri kewajiban
perpajakan dan kemudian secara akurat dan tepat waktu membayar dan
melaporkan pajaknya tersebut).
Kewajiban menjadi Wajib Pajak adalah mengisi Surat
Pemberitahuan dengan lengkap, yaitu memuat seluruh unsur yang harus
dilaporkan dalam surat pemberitahuan, baik yang berkaitan dengan objek
pajak dan bukan objek pajak, benar dalam perhitungan dan penerapan
ketentuan perpajakannya, serta benar dalam penulisan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya, dan jelas yaitu melaporkan sumber dari objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam surat
pemberitahuan, serta menandatanganinya dan melaporkan surat
pemberitahuan ke Kantor Direktorat Jendral Pajak dalam jangka waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
yang telah ditetapkan yaitu paling lama tiga bulan setelah akhir tahun
pajak.
Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak adalah melaporkan
jumlah pajak terutangnya dalam suatu tahun pajak. Dasar adanya
kewajiban ini adalah kepemilikan NPWP. Setiap Warga Negara
Indonesia yang memiliki NPWP wajib melaporkan pajak terutangnya
baik untuk Orang Pribadi ataupun Badan (meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan termasuk pemungut
pajak dan pemotong pajak tertentu) pasal 1 butir 2 UU KUP.
Sarana pelaporan pajak terutang adalah Surat Pemberitahuan
(SPT). Berdasarkan pasal 3 ayat (1) dan (1a) Undang-undang KUP
dijelaskan bahwa setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam Bahasa
Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata
uang rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor
Direktorat Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. Dalam
rangka memberikan pelayanan dan kemudahan kepada Wajib Pajak,
formulir Surat Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor Direktorat
Jenderal Pajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib Pajak.
Disamping itu, Wajib Pajak juga dapat mengambil Surat Pemberitahuan
dengan cara lain, misalnya dengan mengakses situs Direktorat Jenderal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Pajak (application service provider) untuk memperoleh formulir Surat
Pemberitahuan tersebut.
Untuk mengetahui tingkat kepatuhan pelaporan SPT Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Badan perlu diketahui jumlah masyarakat yang
terdaftar sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama, serta Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan
yang melaporkan SPT.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib
Pajak Orang Pribadi KPP Pratama Yogyakarta yang terdaftar sebanyak
22.844 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 16.293 atau tingkat
kepatuhan Wajib Pajak sebesar 71% kemudian pada tahun 2008 Wajib
Pajak terdaftar sebanyak 37.994 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak
14.164 atau tingkat kepatuhan 37%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib
Pajak terdaftar sebanyak 55.424 dari jumlah pelaporan SPT sebesar
23.649 atau tingkat kepatuhan sebesar 43%.
Tabel 5.1 di atas pada tahun 2007 tingkat persentasenya adalah
sebesar 71% untuk tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup besar
yaitu sebesar 37%, tahun 2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak
kembali mengalami peningkatan yaitu sebesar 43%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Sleman yang terdaftar sebanyak 27.763
dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 15.594 atau tingkat Kepatuhan Wajib
Pajak sebesar 56% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sebanyak 40.787 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 37.714 atau tingkat
kepatuhan 92%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 80.767 dari jumlah pelaporan SPT sebesar 56.623 atau tingkat
kepatuhan sebesar 70%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Wates yang terdaftar sebanyak 7.359 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 5.273 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 72% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
11.883 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 12.427 atau tingkat kepatuhan
105%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 16.719
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 16.376 atau tingkat kepatuhan sebesar
98%.
Berdasarkan tabel 5.1 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi di KPP Pratama Wonosari yang terdaftar sebanyak 3.589
dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 1.788 atau tingkat kepatuhan Wajib
Pajak sebesar 50% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 15.531 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 13.729 atau tingkat
kepatuhan 88%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar
sebanyak 18.601 dari jumlah pelaporan SPT sebesar 18.820 atau tingkat
kepatuhan sebesar 101%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan KPP Pratama Yogyakarta yang terdaftar sebanyak 5.353 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 4.688 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
sebesar 88% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
5.826 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 2.301 atau tingkat kepatuhan
39%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 6.314
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 2.855 atau tingkat kepatuhan sebesar
45%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Sleman yang terdaftar sebanyak 4.739 dari jumlah
pelaporan SPT sebanyak 2.422 atau tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
sebesar 51% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak
5.931 dari jumlah pelaporan SPT sebanyak 2.768 atau tingkat kepatuhan
47%, dan pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 6.602
dari jumlah pelaporan SPT sebesar 2.529 atau tingkat kepatuhan sebesar
38%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Wates yang terdaftar sebanyak 506 dari jumlah
pelaporan SPT sebanyak 326 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebesar
64% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak 672 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 369 atau tingkat kepatuhan 55%, dan
pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 792 dari jumlah
pelaporan SPT sebesar 430 atau tingkat kepatuhan sebesar 54%.
Berdasarkan tabel 5.2 di atas pada tahun 2007, jumlah Wajib Pajak
Badan di KPP Pratama Wonosari yang terdaftar sebanyak 561 dari jumlah
pelaporan SPT sebanyak 301 atau tingkat kepatuhan Wajib Pajak sebesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
54% kemudian pada tahun 2008 Wajib Pajak terdaftar sebanyak 648 dari
jumlah pelaporan SPT sebanyak 497 atau tingkat kepatuhan 77% , dan
pada tahun 2009 jumlah Wajib Pajak terdaftar sebanyak 773 dari jumlah
pelaporan SPT sebesar 533 atau tingkat kepatuhan sebesar 69%.
Sistem self assessment telah memberikan kepercayaan penuh
kepada masyarakat Wajib Pajak untuk menghitung, menyetor, dan
melaporkan pajaknya sendiri. Akan tetapi dalam kenyataannya terdapat
cukup banyak masyarakat yang dengan sengaja atau dengan berbagai
alasan tidak melaksanakan kewajibannya membayar pajak sesuai
ketetapan pajak yang diterbitkan. Oleh karenanya, untuk mencairkan
tunggakan pajak dimaksud dilakukan tindakan penagihan pajak sesuai
ketentuan yang berlaku.
Tindakan penagihan berdasarkan undang-undang tersebut
dilakukan baik secara persuasif maupun secara represif. Artinya, tindakan
penagihan diawali dengan surat teguran, namun bila Wajib Pajak tidak
mengindahkannya baru dilakukan tindakan secara paksa.
Berdasarkan Tabel 5.1 dan 5.2 Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan yang melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya tidak sesuai
dengan ketetapan dari Direktorat Jenderal Pajak. Berikut ini adalah
rinciannya :
(Tabel 5.3) KPP Pratama Yogyakarta
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 1.202 52 - -
2009 1.261 572 7 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(Tabel 5.4) KPP Pratama Sleman
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 427 189 4 1
2009 1.006 234 9 7
(Tabel 5.5) KPP Pratama Wates
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 2.490 656 9 -
2009 45 26 1 1
(Tabel 5.6) KPP Pratama Wonosari
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 1.457 8 - -
2009 2.352 13 - -
2. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib
Pajak Orang Pribadi dan Badan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Yogyakarta , Sleman, Wates, Wonosari.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan
antara tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan secara
keseluruhan maka dilakukan uji beda. Dikarenakan data berdistribusi
normal dan bersifat homogen, maka uji beda menggunakan
Independent Sampel T-tes. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Tabel 5.7
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
kepatuh
an
Equal
variances
assumed
3.091 .093 2.088 22 .049 16.833 8.064 .110 33.557
Equal
variances not
assumed
2.088 18.859 .051 16.833 8.064 -.053 33.719
a. Independent Sampel T-test
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan, digunakan alat
analisis uji t. Langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis adalah
(Wahana Komputer, 2006: 17-179):
1) Menetapkan Hipotesis
Ho: tidak ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Badan.
Ha: ada perbedaan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
dan Badan.
2) Menentukan t tabel pada taraf signifikansi 5%
Pada taraf signifikansi α= 5%, db = n-2 = 24-2 = 22. Maka
diperoleh nilai t tabel = 2,074
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3) Kriteria pengujian hipotesis
H0 diterima jika t hitung < t tabel
Ha ditolak jika t hitung > t tabel
4) Membandingkan t hitung dengan t tabel
Berdasarkan analisis tabel 5.7 dapat disimpulkan bahwa t hitung
sebesar 2,088 sedangkan t tabel sebesar 2,074. Hal ini
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, yang
artinya Ha ditolak. Dengan demikian ada perbedaan yang
signifikan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan
Badan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari analisis data diatas dapat diketahui bagaimana tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan di KPP Pratama
Yogyakarta, KPP Pratama Sleman, KPP Pratama Wates, KPP Pratama
Wonosari pada tahun 2007, 2008, 2009. Berikut adalah pembahasan hasil
analisis tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya.
1. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang
Pribadi
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Yogyakarta tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 71% untuk
tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 37%, tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
peningkatan yaitu sebesar 43%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Yogyakarta
pada tahun 2007 sudah melampaui target yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja Kantor
Pelayanan Pajak Pratama DIY, sedangkan 2008, 2009 belum melampaui
target yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk
setiap wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Sleman tahun 2007
tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 56% untuk tahun 2008
mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 92%. Pada tahun
2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
penurunan yaitu 70%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Sleman pada
tahun 2007 belum melampaui target yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Sedangkan tahun 2008, 2009 sudah melampaui target yang diberikan
oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Wates pada tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 72% untuk tahun 2008
mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 105% tetapi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
tahun 2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 98%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Wates pada
tahun 2007, 2008, 2009 sudah melampaui target yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Wonosari pada tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 50% untuk tahun 2008
mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 88%. Pada tahun
2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
peningkatan yaitu sebesar 101%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Wonosari pada
tahun 2007 belum melampaui target yang diberikan oleh Direktorat Jenderal
Pajak, sedangkan tahun 2008, 2009 sudah melampaui target yang diberikan
oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
2. Tingkat Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Badan
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Yogyakarta tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak adalah sebesar 88% untuk
tahun 2008 mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 39%,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tahun 2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
peningkatan yaitu sebesar 45%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Badan yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Yogyakarta
pada tahun 2007 sudah melampaui target yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja Kantor
Pelayanan Pajak Pratama DIY, sedangkan 2008, 2009 belum melampaui
target yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65%
untuk setiap wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Sleman tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 51% untuk tahun 2008
mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 47%. Pada tahun
2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami
penurunan yaitu 38%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Badan yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Sleman
pada tahun 2007, 2008, 2009 belum melampaui target yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Wates pada tahun
2007 tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 64% untuk tahun 2008
mengalami penurunan yaitu sebesar 55%, tahun 2009 tingkat persentase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kepatuhan Wajib Pajak kembali mengalami penurunan yang yaitu sebesar
54%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Badan yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Wates pada
tahun 2007, 2008, 2009 belum melampaui target yang diberikan oleh
Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap wilayah kerja
Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
Dari hasil analisa diketahui pada KPP Pratama Wonosari pada
tahun 2007 tingkat persentase kepatuhan adalah sebesar 54% untuk tahun
2008 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 77% tetapi
pada tahun 2009 tingkat persentase kepatuhan Wajib Pajak kembali
mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 69%.
Berdasarkan hasil penelitian jumlah Wajib Pajak Badan yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya di KPP Pratama Wonosari
pada tahun 2007 belum melampaui target yang diberikan oleh Direktorat
Jenderal Pajak, sedangkan tahun 2008, 2009 sudah melampaui target yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak, yaitu sebesar 65% untuk setiap
wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama DIY.
3. Tingkat perbedaan Kepatuhan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.
Selanjutnya penulis ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan
tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
penyampaian/pelaporan SPT Tahunannya. Untuk mengetahui perbedaan
tersebut maka data dianalisis menggunakan Independent Sampel T-test.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil ada perbedaan yang
dignifikan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan dalam
penyampaian/pelaporan SPT Tahunannya.
Hal ini dikarenakan Wajib Pajak Orang Pribadi menanggung
resiko sendiri akan segala sanksi perpajakan. Kecenderungan individu
merasa terbebani ketika menanggung resiko sendiri, sehingga dengan
anggapan tertib aturan maka produk hukum perpajakan tidak akan
ditujukan kepada Wajib Pajak tersebut. Hal tersebut menyebabkan tingkat
kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi menjadi tinggi.
Lain halnya dengan Wajib Pajak Badan, dikarenakan masih dalam
kesatuan unit usaha maka kecenderungan dimungkinkan tidak memiliki
komitmen atau tanggungjawab dari masing-masing individu. Adanya
anggapan bahwa sanksi perpajakan nantiya akan ditanggung oleh
perusahaan tersebut menyebabkan individu merasa tidak terbebani atas
sanksi perpajakan. Bisa juga dari staf pemimpinan itu sendiri yang kurang
kesadarannya untuk memenuhi perpajakan. Pemenuhan kewajiban
perpajakan dilaksanakan ketika adanya produk hukum yang diterbitkan
oleh KPP Pratama setempat dengan alasan peraturan dan praktek
perpajakan di Indonesia sangat komplek dan terus berubah, sehingga
seringkali para praktisi bisnis kesulitan untuk mengikuti perkembangan
perpajakan yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka penulis mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi, rasio tingkat
kepatuhan pada tahun 2007 KPP Pratama Yogyakarta terlampaui (71%), KPP
Pratama Sleman tidak terlampaui (56%), KPP Pratama Wates terlampaui (72%),
KPP Pratama Wonosari tidak terlampaui (50%), sedangkan untuk tahun 2008 KPP
Pratama Yogyakarta tidak terlampaui (37%), KPP Pratama Sleman terlampaui
(92%), KPP Pratama Wates terlampaui (105%), KPP Pratama Wonosari
terlampaui (88%) dan untuk tahun 2009 KPP Pratama Yogyakarta tidak terlampaui
(43%), KPP Pratama Sleman terlampaui (70%), KPP Pratama Wates terlampaui
(98%), KPP Pratama Wonosari terlampaui (101%).
2. Dari hasil analisis tingkat kepatuhan Wajib Pajak Badan, rasio tingkat kepatuhan
pada tahun 2007 KPP Pratama Yogyakarta terlampaui (88%), KPP Pratama
Sleman tidak terlampaui (51%), KPP Pratama Wates tidak terlampaui (64%), KPP
Pratama Wonosari tidak terlampaui (54%),sedangkan untuk tahun 2008 KPP
Pratama Yogyakarta tidak terlampaui (39%), KPP Pratama Sleman tidak
terlampaui (47%), KPP Pratama Wates tidak terlampaui (55%), KPP Pratama
Wonosari terlampaui (77%) dan untuk tahun 2009 KPP Pratama Yogyakarta tidak
terlampaui (45%), KPP Pratama Sleman tidak terlampaui (38%) ,KPP Pratama
tidak terlampaui (54%), KPP Pratama Wonosari terlampaui (69%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3. Dari hasil analisis Independent Sampel T-tes t hitung 2,088 sedangkan t tabel
2,074 (t hitung lebih besar dari t tabel) dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
yang signifikan antara Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan, maka penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi dan Wajib Pajak Badan dalam memenuhi kewajiban perpajakan, antara
lain:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa Wajib Pajak Orang
Pribadi dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebagian besar sudah
melampaui target rasio kepatuhan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pajak sebesar 65%.
Untuk lebih meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak maka perlu
adanya peningkatan efektivitas penyuluhan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.
peningkatan efektivitas penyuluhan dimaksudkan supaya Wajib Pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakan bukan karena takut akan sanksi perpajakan,
melainkan memenuhi kewajiban perpajakan secara sukarela.
Efektivitas penyuluhan dapat dilakukan dengan cara peningkatan
frekuensi penayangan iklan layanan masyarakat baik melalui media cetak
maupun media elektronik. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dan
informasi, peningkatan kepatuhan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat
sasaran karena media ini (cetak maupun elektronik) merupakan sarana yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tepat bagi masyarakat umum untuk mengetahui informasi tentang perpajakan
sehingga Wajib Pajak dapat mengetahui kapan harus memenuhi kewajiban
perpajakannya.
2. Wajib Pajak Badan
Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa tingkat kepatuhan
Wajib Pajak Badan sebagian besar belum melampaui target rasio kepatuhan
Wajib Pajak yang telah ditentukan Direktorat Jenderal Pajak yaitu 65%.
Tidak adanya komitmen atau tanggungjawab dari pegawai dalam
memenuhi kewajiban perpajakan maka target pemenuhan kewajiban
perpajakan tidak terlampaui.
Untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak Badan perlu adanya
sosialisasi dan pembinaan Wajib Pajak oleh fiskus. Sosialisasi dapat
dilaksanakan dengan pemberian informasi kepada Wajib Pajak Badan.
Informasi bisa dalam bentuk memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak
badan tentang pentingnya pajak melalui acara seminar atau melalui media
massa. Dengan adanya penyuluhan dari fiskus, maka diharapkan
memunculkan Wajib Pajak Badan yang sadar dan peduli pajak dapat
diwujudkan. Sehingga, sebagai Wajib Pajak tidak hanya merasa “dipaksa”
untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya, tetapi juga merasakan
pelayanan yang memuaskan serta memiliki kebanggaan akan penerapan
sistem perpajakan di indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hal lain wujud dari sosialisasi dilaksanakan dengan adanya sistem
reward & punishment dari Kantor Pelayanan Pajak setempat. Pemberian
Reward berupa penghargaan kepada Wajib Pajak Badan yang telah
melaksanakan kewajibanya adalah hal yang patut dilakukan. Memberikan
reward dapat merangsang Wajib Pajak Badan lain untuk terlibat aktif dalam
hal perpajakan. Sedangkan Wajib Pajak Badan yang menghindar dari
kewajiban harus disadarkan bila perlu di beri sanksi (punishment).
Selanjutnya, keluhan dari Wajib Pajak bahwa Peraturan dan praktek
perpajakan di Indonesia sangat komplek dan terus berubah, sehingga
seringkali para praktisi bisnis kesulitan untuk mengikuti perkembangan
perpajakan yang ada. Oleh karena itu perlu dibuat semacam Tax Guide yaitu
paduan peraturan perpajakan yang bisa di update oleh pelaku bisnis secara
gratis dari internet. Tax Guide berisikan pengetahuan dan peraturan
perpajakan yang akurat sehingga dapat memberi kemudahan dan membantu
menyelesaiakan masalah perpajakan yang dialami. Tax Guide selain
dilengkapi dengan contoh kasus dan pemecahan juga berisikan simulasi
pajak bagi kalangan praktisi bisnis.
C. Keterbatasan
1. Sulitnya pengambilan data, hanya data tertentu saja yang dapat
diketahui oleh penulis, karena adanya peraturan dari Direktorat
Jenderal Pajak bahwa adanya data tertentu yang bersifat rahasia (tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
boleh diketahui oleh pihak luar), sehingga menyulitkan peneliti untuk
mengidentifikasi data lebih lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Prof.Dr. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek (edisi 5). Jakarta: PT Rineka Cipta.
B. Iiyas, Wirawan dan Burton, Richard. (2008). Hukum Pajak (edisi 4). Jakarta:
Salemba Empat.
Casavera. (2009). Perpajakan.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Departemen pendidikan dan kebudayaan. (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
DJP.(2006). Dengan pajak kita wujudkan Kemandirian Bangsa. Jakarta: panitia
Lomba Karya Tulis Perpajakan 2005.
Hutagol,John,dkk.(2006). Kapita Selecta Perpajakan.Jakarta: Salemba Empat.
Kartiko, Restu (2010). Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kurnia, Siti. (2010). Perpajakan Indonesia Konsep dan Aspek Formal.Bandung:
Graha Ilmu.
Mardiasmo. (1995). Perpajakan (edisi 3). Yogyakarta: Andi Offset.
Marsyahrul, Tony. (2005). Pengantar Perpajakan. Jakarta:PT Gremedia
Widiasarana Indonesia.
Resmi, Siti. (2007). Perpajakan Teori dan Kasus (edisi 3). Jakarta: Salemba
Empat.
Suandy, Erly. (2008). Hukum Pajak (edisi 4). Jakarta: Salemba Empat.
Wahana Komputer. (2006). Seri Belajar Praktis Menguasai SPSS. Jakarta: PT
Salemba Infotek
Waluyo. (2010). Perpajakan Indonesia (edisi 9). Jakarta: Salemba Empat.
http://www.ortax.org/ortax/?mod=berita&page=show&id=8676&q=&hlm=233
http://regional.kompas.com/read/2011/03/08/18140496/Warga.DIY.Terpatuh.Bay
ar.Pajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Data Wajib Pajak Orang Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP OP WP OP
KPP Pratama Yogyakarta 2007 22,844 16,293
KPP Pratama Yogyakarta 2008 37,994 14,164
KPP Pratama Yogyakarta 2009 55,424 23,649
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP OP WP OP
KPP Pratama Sleman 2007 27,763 15,594
KPP Pratama Sleman 2008 40,787 37,714
KPP Pratama Sleman 2009 80,767 56,623
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP OP WP OP
KPP Pratama Wates 2007 7,359 5,273
KPP Pratama Wates 2008 11,883 12,427
KPP Pratama Wates 2009 16,719 16,376
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP OP WP OP
KPP Pratama Wonosari 2007 3,589 1,788
KPP Pratama Wonosari 2008 15,531 13,729
KPP Pratama Wonosari 2009 18,601 18,820
Data Wajib Pajak Badan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP Badan WP Badan
KPP Pratama Yogyakarta 2007 5,353 4,688
KPP Pratama Yogyakarta 2008 5,826 2,301
KPP Pratama Yogyakarta 2009 6,314 2,855
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP Badan WP Badan
KPP Pratama Sleman 2007 4,739 2,422
KPP Pratama Sleman 2008 5,931 2,768
KPP Pratama Sleman 2009 6,602 2,529
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP Badan WP Badan
KPP Pratama Wates 2007 506 326
KPP Pratama Wates 2008 672 369
KPP Pratama Wates 2009 792 430
KPP Thn Jml WP SPT Masuk
WP Badan WP Badan
KPP Pratama Wonosari 2007 561 301
KPP Pratama Wonosari 2008 648 497
KPP Pratama Wonosari 2009 773 533
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Data Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang
melaporkan/menyampaikan SPT Tahunannya tidak sesuai dengan ketetapan
dari Direktorat Jenderal Pajak
KPP Pratama Yogyakarta
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 1.202 52 - -
2009 1.261 572 7 4
KPP Pratama Sleman
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 427 189 4 1
2009 1.006 234 9 7
KPP Pratama Wates
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 2.490 656 9 -
2009 45 26 1 1
KPP Pratama Wonosari
Thn Surat Teguran Surat Paksa Sita Lelang
2008 1.457 8 - -
2009 2.352 13 - -
Uji Normalitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
kepatuhan 24 65.17 21.145 37 105
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kepatuhan
N 24
Normal Parametersa Mean 65.17
Std. Deviation 21.145
Most Extreme Differences Absolute .168
Positive .168
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .821
Asymp. Sig. (2-tailed) .510
a. Test distribution is Normal.
Independent Sampel T-tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Group Statistics
wp N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kepatuhan wpop 12 73.58 23.438 6.766
wpbdn 12 56.75 15.196 4.387
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
kepatuh
an
Equal
variances
assumed
3.091 .093 2.088 22 .049 16.833 8.064 .110 33.557
Equal
variances not
assumed
2.088 18.859 .051 16.833 8.064 -.053 33.719
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI