plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepeel-off anti-acne ekstrak daun kemangi...
TRANSCRIPT
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM FILMING AGENT
POLIVINIL ALKOHOL DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL
FORMULA GEL MASKER PEEL-OFF ANTI-ACNE EKSTRAK DAUN
KEMANGI (Ocimum sanctum L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Dian Prasanti
NIM : 088114158
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PREDIKSI KOMPOSISI OPTIMUM FILMING AGENT
POLIVINIL ALKOHOL DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL
FORMULA GEL MASKER PEEL-OFF ANTI-ACNE EKSTRAK DAUN
KEMANGI (Ocimum sanctum L.): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu SyaratMemperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Dian Prasanti
NIM : 088114158
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Be joyful in hope, patient in affliction,
faithful in prayer.
To my Almighty JesusChrist,Mom, Dad, Pandu, Dimas,my friends,and my alma mater.
Romans 8 : 24-25
“I am not discouraged, because every wrong attempt discarded is
another step forward .” Thomas Edison
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat, karunia, kasih, serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berujudul “Prediksi Komposisi Polivinil alkohol
sebagai Filming Agent dan Propilen Glikol sebagai Humektan Fomula Gel Masker
Peel-off Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.): Aplikasi Desain
Faktorial” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam melaksanakan penelitian dan penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami banyak permasalahan dan tantangan. Segala kelancaran dan
keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak. Dengan penuh kerendahan
hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus, untuk semua kasih, berkat, penyertaan, serta rencana
yang selalu indah pada waktunya.
2. Papi, Mami, Pandu, dan Dimas atas segala kasih, doa, dukungan, dan
keceriaan yang telah diberikan selama ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Ibu Rini Dwiastuti, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu dalam membimbing dan mendampingi penulis dalam
proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.
5. Prof. Dr. Sri Noegrohati Apt., selaku dosen penguji atas kritik dan saran
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., selaku dosen penguji atas kritik dan saran
sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7. Seluruh dosen Fakultas Farmasi USD, atas ilmu yang diberikan dan
kebersamaan selama menuntut ilmu di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
8. Teman, sahabat, partner penelitianku; Asti, Tika, Chan atas kerja sama,
pengertian, dan kebersamaan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
9. Ivan Pradipta Putra Setiawan, sebagai sahabat seperjalanan yang tak akan
pernah selesai, atas doa, kasih sayang, perhatian, bantuan, motivasi, dan
waktu yang telah diberikan.
10. Teman-teman skripsi lantai satu; Elen, Desi, Dewi, Anna, Pius, Agnes,
Noveli, Nanda, Silvia, Eddi, atas bantuan, kerja sama, dukungan, dan canda
tawanya di laboratorium.
11. Uchan, Satya, Yuni, Sasa, Seco, Vica, Vivi, Arum, teman-teman kelompok
praktikum C2 dan kelompok besar C, atas semua doa, dukungan, perhatian,
dan semangat yang telah diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Teman-teman angkatan 2008, khususnya teman-teman FSM C dan FST B
atas suka duka dan kebersamaannya selama ini.
13. Ella, Diyah, Amanda, Yessica, Dea, teman-teman alumnus SMA Regina
Pacis Ursulin Surakarta, atas semangat, dukungan, dan perhatian yang telah
diberikan.
14. Pak Mus, Mas Wagiran, Mas Sigit, Mas Agung, Pak Is, Mas Ottok, Mas
Ngatijo, dan Pak Parlan selaku laboran yang telah banyak membantu selama
penelitian.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan mengingat keterbatasan kemampuan dan
pengetahuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
INTISARI
Penelitian tentang optimasi filming agent polivinil alkohol dan humektanpropilen glikol dalam formula gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak daunkemangi (Ocimum sanctum L.) bertujuan untuk mengetahui faktor yangberpengaruh secara siginifikan antara polivinil alkohol, propilen glikol, daninteraksi keduanya terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik gel, serta mengetahuiprediksi area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol dalamformula gel masker peel-off anti-acne. Dilakukan uji iritasi primer dengan metodeDraize untuk mengetahui keamanan sediaan.
Penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimental murni yangbersifat eksploratif, menggunakan rancangan percobaan desain faktorial dengandua faktor dan dua level. Optimasi dilakukan terhadap parameter sifat fisik danstabilitas fisik gel yang meliputi daya sebar, viskositas, lama pengeringan, danpergeseran viskositas setelah lama penyimpanan 21 hari. Analisis hasil dilakukandengan program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dan program statistik R.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa polivinil alkohol dan propilenglikol berpengaruh signifikan dalam menentukan respon daya sebar danviskositas. Lama pengeringan gel dipengaruhi secara signifikan oleh polivinilalkohol. Tidak ditemukan faktor yang signifikan dalam mempengaruhi pergeseranviskositas. Prediksi area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikolpada formula gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi tidak dapatditemukan. Sediaan gel peel-off anti-acne tergolong mildly irritating.
Kata kunci : ekstrak daun kemangi, Ocimum sanctum L., polivinil alkohol,propilen glikol, gel masker peel-off anti-acne, desain faktorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
The prediction of optimum composition of filming agent polyvinylalcohol and humectant propylene glycol in anti-acne peel-off mask gel with holybasil (Ocimum sanctum L.) leaves extract had been carried out with the aims todetermine the significant factor among polyvinyl alcohol, propylene glycol, ortheir interaction in determining physical properties and stability of anti-acne peel-off gel and to determine the optimum composition of polyvinyl alcohol andpropylene glycol which resulted the desired physical properties and stability ofanti-acne peel-off gel. Draize irritation test was conducted to assess gel’s irritancyto the skin.
This study was an experimental research, using factorial design with twofactors and two levels, polyvinyl alcohol and propylene glycol. The investigatedphysical properties are spreadibility, viscosity, and peeling time, while thephysical stability is viscosity shift after 21-day storage. The result were analyzedusing Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9.
The result showed that polyvinyl alcohol and propylene glycolsignificantly affects the spreadibility and viscosity of gel. Polyvinyl alcoholsignificantly affects the peeling time of anti-acne peel-off gel. None of the factorssignificantly affects the viscosity shift. The optimum area of polyvinyl alcoholand propylene glycol can not be obtained. Anti-acne peel-off gel is consideredmildly irritating.
Keywords : holy basil leaves extract, Ocimum sanctum L., polyvinyl alcohol,propylene glycol, anti-acne peel-off mask gel, factorial design
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................................... vi
PRAKATA................................................................................................ vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... x
INTISARI.................................................................................................. xi
ABSTRACT................................................................................................ xii
DAFTAR ISI............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xix
BAB I. PENGANTAR.............................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
1. Rumusan permasalahan................................................... 3
2. Keaslian penelitian .......................................................... 4
3. Manfaat penelitian........................................................... 4
B. Tujuan Penelitian.................................................................... 5
1. Tujuan umum .................................................................. 5
2. Tujuan khusus ................................................................. 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA....................................................... 7
A. Kemangi (Ocimum sanctum L.) ............................................. 7
1. Keterangan botani ........................................................... 7
2. Deskripsi ......................................................................... 7
3. Kandungan kimia ............................................................ 8
B. Maserasi ................................................................................. 9
C. Jerawat.................................................................................... 9
D. Gel .......................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
E. Carbopol 940 .......................................................................... 12
F. Masker.................................................................................... 13
G. Polivinil alkohol ..................................................................... 13
H. Humektan ............................................................................... 14
1. Propilen Glikol ................................................................ 15
2. Polietilen glikol-400........................................................ 15
I. Desain Faktorial ..................................................................... 16
J. Iritasi Primer........................................................................... 17
K. Landasan Teori ....................................................................... 18
L. Hipotesis................................................................................. 20
BAB III. METODE PENELITIAN........................................................... 22
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 22
B. Variabel Penelitian ................................................................. 22
1. Variabel bebas................................................................. 22
2. Variabel tergantung......................................................... 22
3. Variabel pengacau terkendali .......................................... 23
4. Variabel pengacau tak terkendali .................................... 23
C. Definisi Operasional............................................................... 23
D. Bahan Penelitian..................................................................... 25
E. Alat Penelitian ........................................................................ 26
F. Alur Penelitian........................................................................ 27
G. Tata Cara Penelitian ............................................................... 28
1. Determinasi tanaman....................................................... 28
2. Pengumpulan bahan ........................................................ 28
3. Pembuatan simplisia daun kemangi ................................ 28
4. Pembuatan ekstrak daun kemangi................................... 28
5. Uji kualitatif kandungan eugenol ekstrak daun
kemangi ........................................................................... 29
6. Optimasi pembuatan gel.................................................. 29
a. Formula .................................................................... 29
b. Pembuatan gel .......................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel peel-off anti-acne ekstrak
daun kemangi .................................................................. 31
a. Uji daya sebar........................................................... 31
b. Uji viskositas dan pergeseran viskositas .................. 31
c. Uji lama pengeringan ............................................... 31
d. Uji pH sediaan.......................................................... 31
8. Uji iritasi primer dengan metode Draize......................... 32
H. Analisis Data .......................................................................... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 34
A. Determinasi Tanaman ............................................................ 34
B. Pembuatan Serbuk Simplisia.................................................. 35
C. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kemangi ............................ 36
D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak .............................. 37
E. Pembuatan Gel Masker Peel-off Anti-acne ............................ 38
F. Mekanisme Kerja Eugenol pada Sediaan Gel Masker Peel-off
Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sacntum L.)...... 43
G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel .................................................. 44
1. Daya sebar....................................................................... 46
2. Viskositas ........................................................................ 48
3. Lama pengeringan........................................................... 51
4. Pergeseran viskositas ...................................................... 53
H. Optimasi Formula Gel Masker Peel-off Anti-acne................. 54
1. Daya sebar....................................................................... 55
2. Viskositas ........................................................................ 56
3. Lama pengeringan........................................................... 57
4. Pergeseran viskositas ...................................................... 57
I. Uji Iritasi Primer dengan Metode Draize ............................... 58
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 60
A. Kesimpulan............................................................................. 60
B. Saran....................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
LAMPIRAN.............................................................................................. 67
BIOGRAFI PENULIS .............................................................................. 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor
dan dua level ................................................................... 16
Tabel II. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Lu dan Kacew, 2009) ......... 18
Tabel III. Skor indeks iritasi primer (Hayes, 2001) ........................ 18
Tabel IV. Komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol pada level
tinggi dan level rendah .................................................... 21
Tabel V. Formula acuan gel masker peel-off menurut Mitsui (1997)
(a) dan Gupta (2004) (b) ................................................. 29
Tabel VI. Formula gel peel-off anti-acne berdasarkan rancangan
desain faktorial ................................................................ 30
Tabel VII. Sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off
anti-acne.......................................................................... 45
Tabel VIII. Hasil perhitungan efek .................................................... 45
Tabel IX. Hasil analisis ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.. 46
Tabel X. Hasil uji Wilcoxon untuk respon daya sebar gel............. 48
Tabel XI. Hasil uji t berpasangan untuk respon viskositas gel....... 51
Tabel XII. Skor indeks iritasi primer hasil uji iritasi kulit primer
dengan metode Draize..................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sacntum L.)............................ 7
Gambar 2. Struktur eugenol................................................................... 8
Gambar 3. Struktur folikel rambut dan kelenjar sebasea....................... 10
Gambar 4. Struktur monomer asam akrilat............................................ 12
Gambar 5. Struktur polivinil alkohol..................................................... 13
Gambar 6. Struktur propilen glikol........................................................ 15
Gambar 7. Struktur monomer polietilen glikol...................................... 16
Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfat
dan pemanasan 100oC.......................................................... 37
Gambar 9. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen
glikol terhadap respon daya gel .......................................... 47
Gambar 10. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen
glikol terhadap respon viskositas gel ................................... 49
Gambar 11. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen
glikol terhadap respon lama pengeringan gel ...................... 52
Gambar 12. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen
glikol terhadap respon pergeseran viskositas gel................ 53
Gambar 13. Contour plot daya sebar gel masker peel-off anti-acne......... 55
Gambar 14. Contour plot viskositas gel masker peel-off anti-acne.......... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi ........................................... 67
Lampiran 2. Penimbangan ekstrak kental .............................................. 68
Lampiran 3. Hasil identifikasi eugenol secara KLT .............................. 68
Lampiran 4. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off
anti-acne ............................................................................ 69
Lampiran 5. Data stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off
anti-acne ............................................................................ 70
Lampiran 6. Data hasil uji pH sediaan gel masker peel-off
anti-acne ............................................................................ 71
Lampiran 7. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off anti-acne
setelah 21 hari penyimpanan ............................................. 72
Lampiran 8. Perhitungan efek................................................................ 72
Lampiran 9. Hasil analisis dengan program Ubuntu-10.04_Des-
Faktor_0.9.......................................................................... 74
Lampiran 10. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon terhadap daya
sebar sediaan 48 jam dan 21 hari....................................... 77
Lampiran 11. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan terhadap
viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari ............................... 81
Lampiran 12. Perhitungan evaluasi uji iritasi primer kulit dengan metode
Draize ................................................................................ 85
Lampiran 13. MSDS carbomer ................................................................ 88
Lampiran 14. MSDS polivinil alkohol..................................................... 90
Lampiran 15. MSDS propilen glikol........................................................ 92
Lampiran 16. MSDS polietilen glikol...................................................... 94
Lampiran 17. MSDS etil alkohol 70%..................................................... 96
Lampiran 18. MSDS potasium hidroksida............................................... 98
Lampiran 19. MSDS metil paraben ......................................................... 101
Lampiran 20. Dokumentasi...................................................................... 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. LATAR BELAKANG
Jerawat merupakan kondisi dimana terjadi gangguan pada folikel pilo
sebaseus (Dreno dan Poli, 2002). Jerawat timbul akibat beberapa penyebab, yaitu
sekresi lipid yang berlebihan, hiperkeratosis, serta pertumbuhan bakteri. Faktor-
faktor tersebut akhirnya memicu reaksi inflamasi pada kulit, yang kemudian
terlihat sebagai jerawat. Namun munculnya jerawat juga dapat dipengaruhi faktor
genetik, asupan makanan, hingga faktor psikologis (Mitsui, 1997).
Antibiotik telah banyak digunakan sebagai terapi terhadap jerawat,
namun hal ini telah menyebabkan meningkatnya kecenderungan resistensi bakteri
(Leyden, McGinley, Cavalieri, Webster, Mills, dan Kigman, 2008). Oleh karena
itu semakin banyak penelitian mengenai alternatif terapi jerawat dari bahan alam,
salah satunya ialah daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Daun kemangi diketahui
memiliki sejumlah metabolit sekunder seperti eugenol, metil eugenol, tanin,
apigenin, serta asam ursolat (WHO, 2002; Prakash dan Gupta, 2005). Senyawa
eugenol telah banyak dikenal memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus
epidermidis yang merupakan bakteri yang berperan dalam timbulnya jerawat (Fu
dkk., 2009; Kumar, Jayveera, Kumar, Sanjay, Swamy, dan Kumar, 2007). Selain
itu, eugenol juga memiliki efek antiinflamasi sehingga dapat mengurangi
peradangan yang terjadi pada jerawat (Kelm, Nair, Strasburg, and DeWitt, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Ekstrak daun kemangi akan diformulasikan menjadi bentuk sediaan gel
masker peel-off dengan basis gel hidrogel. Bentuk sediaan ini dianggap sesuai
untuk kondisi kulit dengan fungsi kelenjar sebasea yang berlebihan (Voigt, 1994).
Pada sediaan gel masker peel-off, setelah gel mengering akan dapat dibersihkan
dengan cara mengangkat lapisan gel dari kulit, tanpa perlu pembilasan dengan air
sehingga akan mempermudah dalam penggunaan oleh konsumen.
Pada sediaan gel masker peel-off, diharapkan dapat diperoleh lapisan gel
yang lembut, mudah diaplikasikan di kulit, serta relatif cepat kering membentuk
lapisan tipis yang dapat diangkat. Polivinil alkohol merupakan salah satu filming
agent yang banyak digunakan dalam sediaan topikal karena sifatnya yang
biodegradable dan biocompatible (Ogur, 2005). Penggunaan polivinil alkohol
memberikan kemampuan filming pada sediaan sehingga sangat mempengaruhi
penerimaan konsumen terkait dengan lama pengeringan gel masker. Selain itu
penambahan polivinil alkohol juga meningkatkan viskositas sehingga
mempengaruhi sifat fisik sediaan gel.
Menurut Tudorachi, Cascaval, Rusu, dan Pruteanu (1999), penambahan
jumlah polivinil alkohol akan meningkatkan tensile strength dari lapisan yang
terbentuk. Pada kelembaban rendah, lapisan bersifat lebih kuat namun rapuh,
sedangkan pada kelembaban tinggi diperoleh lapisan yang lebih fleksibel dan
lembut (Ogur, 2005). Dalam sediaan gel masker peel-off anti-acne ini dibutuhkan
gel yang mudah diaplikasikan di kulit, dapat mengering dalam waktu yang relatif
cepat, serta dapat diangkat dari kulit. Untuk mendapatkan karakter tersebut maka
diperlukan penambahan humektan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Humektan dapat menjaga kelembaban sediaan dengan menarik
kandungan lembab dari lingkungan luar. Propilen glikol merupakan salah satu
humektan yang banyak digunakan dalam sediaan kosmetik. Penggunaan propilen
glikol bersifat sebagai plasticizer serta dapat menurunkan viskositas serta
(Zocchi, 2009). Dalam penelitian ini, diharapkan penggunaan propilen glikol
dapat meningkatkan stabilitas sediaan serta penerimaan konsumen terkait sifat
fisik sediaan yang dihasilkan.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan prediksi komposisi
optimum terhadap filming agent polivinil alkohol dan humektan propilen glikol
menggunakan metode desain faktorial dengan dua level, yaitu pada level rendah
dan level tinggi. Parameter yang diuji adalah sifat fisik sediaan gel, meliputi daya
sebar, viskositas, lama pengeringan, serta stabilitas fisik gel, yaitu melalui
pergeseran viskositas. Melalui penelitian ini akan diketahui faktor polivinil
alkohol, propilen glikol, atau interaksi keduanya yang berpengaruh signifikan
dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne. Selain
itu akan dapat diperoleh prediksi area komposisi optimum berdasarkan
superimposed contour plot.
B. RUMUSAN PERMASALAHAN
1. Manakah di antara polivinil alkohol, propilen glikol, atau interaksi keduanya
yang berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas
gel dalam formula gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Apakah dapat ditemukan prediksi area komposisi optimum antara polivinil
alkohol dan propilen glikol dalam superimposed contour plot yang
menghasilkan sifat fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne ekstrak
daun kemangi yang dikehendaki?
3. Apakah sediaan gel masker peel-off anti-acne yang diformulasikan memberi
kriteria aman menurut uji iritasi kulit dengan metode Draize?
C. KEASLIAN PENELITIAN
Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang
formulasi sedian masker gel peel-off anti-jerawat ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) dengan polivinil alkohol sebagai filming agent dan propilen glikol
sebagai humektan belum pernah dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang
berhubungan yang pernah dilakukan adalah Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
Minyak Atsiri Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) secara In Vitro dengan
Variasi Carbopol 934 (Retnoratih, 2011) serta Uji Aktivitas Daya Anti Bakteri
Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Bakteri Eschericia coli
ATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 secara In Vitro (Rahmawati,
2010).
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai bentuk sediaan gel masker
peel-off anti-acne yang berasal dari bahan alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Manfaat metodologis
Menambah informasi ilmu pengetahuan mengenai aplikasi desain faktorial
dalam bidang kefarmasian untuk menghasilkan suatu formula sediaan gel
yang stabil.
3. Manfaat praktis
a. Memperoleh prediksi area komposisi optimum yang dapat menghasilkan
sediaan gel masker peel-off anti-acne dari bahan alam yang memenuhi
persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang ditentukan.
b. Memperoleh sediaan gel masker peel-off anti-acne dari bahan alam yang
aman untuk dipakai oleh konsumen.
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
Membuat sediaan gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi
yang memenuhi karakteristik fisik tertentu.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui manakah di antara polivinil alkohol, propilen glikol, atau
interaksi keduanya yang berpengaruh signifikan dalam menentukan
sifat fisik dan stabilitas sediaan gel masker peel-off anti-acne ekstrak
daun kemangi.
b. Mengetahui apakah ditemukan prediksi area komposisi optimum
polivinil alkohol dan propilen glikol dalam superimposed contour plot
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas sediaan gel masker peel-off
anti-acne ekstrak daun kemangi yang dikehendaki.
c. Mengetahui apakah sediaan gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak
kemangi yang dihasilkan memenuhi kriteria aman menurut uji iritasi
primer kulit dengan metode Draize.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)
1. Keterangan botani
Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan
merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,
sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).
2. Deskripsi
Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau
semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang
banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat
telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai
membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun
bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara
majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan
benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)
1. Keterangan botani
Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan
merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,
sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).
2. Deskripsi
Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau
semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang
banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat
telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai
membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun
bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara
majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan
benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kemangi (Ocimum sanctum L.)
Gambar 1. Tanaman kemangi (Ocimum sanctum L.)
1. Keterangan botani
Tanaman kemangi termasuk dalam famili Labiatae, genus Ocimum, dan
merupakan spesies Ocimum sanctum L. (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).
Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah, seperti kemangi, daun lampes,
sacred basil, kemangi laki, dan tulsi (World Organization Health, 2002).
2. Deskripsi
Tanaman kemangi memiliki cirri morfologi berupa herba tegak atau
semak, harum, dengan tinggi 0,3-1,5 meter. Batang pokok tidak jelas, bercabang
banyak, berwarna hijau. Daunnya tunggal berhadapan, helaian daun berupa bulat
telur, ujung meruncing, runcing, atau tumpul, pangkal bangun pasak sampai
membulat. Pada kedua permukaan daun berambut halus, dengan tepi daun
bergerigi, bergelombang, ataupun rata. Bunga tanaman kemangi tersusun secara
majemuk berkarang, dengan mahkota bunga berwarna putih, memiliki putik dan
benang sari (Sudarsono, Gunawan, Wahyono, Donatus, dan Purnomo, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Daun kemangi memiliki bau aromatik yang khas, dengan rasa yang tajam (World
Organization Health, 2002).
3. Kandungan kimia
Daun kemangi mengandung tanin (4,6%), flavonoid, steroid/triterpenoid,
minyak atsiri (2%) , asam heksauronat, pentosa, xilosa, dan asam metil
homoanisat. Komponen minyak atsiri dari Ocimum sanctum L. terdiri dari metil
kavikol, sineol, linalool, kariofilen, ozimen, eugenol, eugenol metil eter, dan
karvakol. (Departemen Kesehatan RI, 1995).
OCH3
OH
Gambar 2. Struktur eugenol
Kemangi mempunyai beragam aktivitas farmakologi, seperti aktivitas
analgesik, antimikrobia, anti-inflamasi, antipiretik, immunostimulator, serta
hipoglikemik. Ekstrak etanol 95% dari daun kemangi menunjukkan sifat
bakteriostatik terhadap kultur Staphylococcus aureus dan S. citreus (World Health
Organization, 2002). Eugenol, komponen utama dalam minyak atsiri daun
kemangi, merupakan senyawa utama yang berperan dalam aktivitas farmakologi
dari ekstrak daun kemangi (Prakash dan Gupta, 2005). Ekstrak etanol daun
kemangi memiliki aktivitas antibakteri paling besar di antara ekstrak dengan
pelarut organik lainnya, dimana pada konsentrasi 0,5 mg/ 100 mL telah
menunjukkan efek bakterisidal (Pathmanathan, Uthayarasa, Jeyadevan, dan
Jeyaseelan, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Maserasi
Maserasi merupakan proses perendaman simplisia dengan pelarut
tertentu. Proses ini memungkinkan peresapan pelarut ke dalam bahan obat yang
berada dalam bentuk halus sehingga zat-zat yang mudah larut akan melarut
(Ansel, 1989).
Pada proses maserasi tumbuhan yang akan diekstraksi ditempatkan pada
wadah, ditutup rapat, dan dikocok berulang-ulang, biasanya selama 2-14 hari.
Adanya pengocokan menghindari terjadinya kejenuhan pelarut sehingga dapat
menyari dengan lebih efektif. Kemudian ampas dipisahkan dengan menyaring
melalui saringan (Ansel, 1989).
C. Jerawat
Jerawat atau acne vulgaris merupakan kondisi dimana terjadi gangguan
pada folikel pilo sebaseus (Dreno dan Poli, 2002). Jerawat dapat disebabkan
antara lain adalah karena adanya efek dari bakteri yang hidup di kulit. Sekresi
lipid yang berlebihan serta adanya kondisi hiperkeratosis akan menyebabkan
menumpuknya produksi sebum pada folikel rambut, yang ditandai dengan
terbentuknya komedo. Hal ini akan memicu proliferasi bakteri sehingga muncul
reaksi inflamasi, yang kemudian terlihat sebagai jerawat. Selain itu, munculnya
jerawat juga dapat dipengaruhi faktor genetik, asupan makanan, hingga faktor
psikologis (Mitsui, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Gambar 3. Struktur folikel rambut dan kelenjar sebasea (Shai, Baran, dan Maibach, 2009)
Pada kondisi kulit dengan produksi sebum dan aktivitas keratosis yang
berlebih akan menyebabkan terjadinya tumpukan sel mati serta substansi
berminyak yang dapat menutup pori-pori. Saluran serta kelenjar sebasea akan
mengalami pembengkakan akibat akumulasi substansi-substansi tersebut dan
terlihat sebagai komedo. Pada tahap ini belum terjadi reaksi inflamasi (Shai dkk.,
2009).
Produksi sebum yang berlebih didukung dengan kondisi anaerob dari
jaringan sekitar akan mendukung terjadinya proliferasi bakteri. Bakteri akan
bereplikasi dengan cepat dan menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat memicu
terjadinya inflamasi, seperti asam lemak bebas. Asam lemak bebas yang
dihasilkan bersifat merangsang inflamasi dan kemotaktik, sehingga akan memicu
terjadinya inflamasi di jaringan kulit (Shai dkk., 2009; Mitsui, 1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Mikroorganisme seperti Propionibacterium acnes, Staphylococcus
aureus dan Staphylococcus epidermidis akan dapat berkembang biak dengan baik
pada kondisi sebum yang berlebihan, dan dapat menghasilkan mediator
proinflamasi yang memperparah jerawat (Kumar, dkk., 2007; Marcinkiewicz,
Biedroń, Bialecka, Kasprowicz, Mak, dan Targosz, 2006). Di antara ketiga
mikroorganisme tersebut, yang dianggap memberi pengaruh besar terhadap lesi
jerawat adalah Propionibacterium acnes. Telah ditemukan adanya hubungan
antara jumlah P. acnes dengan peningkatan jumlah sebum di area kulit tertentu
(Jappe, 2003)
Tujuan dari pengobatan jerawat adalah mengurangi proses peradangan
kelenjar pilosebasea, penghentian spontan gejala-gejala, serta mencegah
terjadinya kerusakan jaringan secara permanen (Price dan Wilson, 1985; Jappe,
2003).
D. Gel
Gel merupakan suatu sistem semipadat yang terdiri dari suatu dispersi
partikel anorganik kecil atau molekul organik yang besar dan saling diresapi
cairan (Ansel, 1989). Hidrogel mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai
koloid atau larut dalam air. Sistem ini dianggap cocok untuk kulit dengan fungsi
kelenjar sebasea yang berlebihan. Setelah kering, hidrogel akan meninggalkan
lapisan tipis, transparan, elastis, serta berdaya lekat tinggi dan tidak menyumbat
pori kulit. Salah satu kelemahan hidrogel adalah dapat menyebabkan kulit
menjadi kering bila digunakan dalam waktu yang lama, oleh sebab itu perlu
ditambahkan humektan dalam sistem (Voigt, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Penggunaan gelling agent dengan konsentrasi yang terlalu tinggi akan
menghasilkan gel dengan viskositas tinggi sehingga sulit untuk diaplikasikan,
terutama pada sediaan topikal (Zatz dan Kushla, 1996). Pada formulasi sediaan
semisolid topikal perlu diperhatikan viskositas dan daya sebar, hal ini terkait
dengan penerimaan konsumen terhadap sediaan serta kemampuan untuk
melepaskan bahan aktif (Garg, Aggarwal, Garg, dan Singla, 2002).
E. Carbopol 940
Carbopol merupakan polimer sintetik asam akrilat dengan berat molekul
tinggi, berupa serbuk putih, bersifat sedikit asam, dan higroskopis. Dispersi
carbopol dalam air akan menghasilkan pH 2,8-3,2 (Zatz dan Kushla, 1996).
H2C H
C
COOHn
Gambar 4. Struktur monomer asam akrilat
Carbopol akan mengembang apabila terkena kontak dengan air.
Penetralan carbopol dengan agen pembasa, seperti sodium hidroksida, potasium
hidroksida, sodium bikarbonat, atau trietanolamin, akan dapat meningkatkan
viskositas gel yang terbentuk (Rowe, Sheskey, dan Owen, 2006). Kelebihan dari
penggunaan carbopol antara lain dapat memberikan viskositas tinggi pada
konsentrasi rendah, memiliki rentang viskositas yang lebar serta sifat alir yang
baik, kompatibel dengan bermacam-macam bahan aktif, memiliki karakter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
bioadesif, memiliki stabilitas termal yang baik, serta karakteristik organoleptis
yang akseptabel (Islam, Rodriguez-Hornedo, Ciotti, dan Ackermann, 2004).
F. Masker
Masker merupakan sediaan yang diaplikasikan selama waktu tertentu,
terutama di bagian wajah, dengan tujuan terapeutik maupun estetik. Masker wajah
pada umumnya digunakan untuk membersihkan pada kulit, melembabkan,
memberi sensasi kulit yang lebih baik, serta dapat pula sebagai terapi terhadap
jerawat (Shai dkk., 2009).
Untuk masker dengan basis vinil dan karet, biasa digunakan polivinil
alkohol atau polivinil asetat. Masker dibiarkan di kulit selama 10-30 menit hingga
mengering, membentuk lapisan tipis, dan dapat diangkat dengan baik. Masker
jenis ini cocok untuk semua tipe kulit (Shai dkk., 2009).
G. Polivinil Alkohol
Filming agent dapat terbagi menjadi jenis larut air dan larut alkohol.
Penggunaan filming agent pada sediaan akan dapat meninggalkan lapisan tipis
pada permukaan kulit beberapa saat setelah diaplikasikan (Mitsui, 1997).
H2C H
C
ORn
R = H atau COCH3
Gambar 5. Struktur polivinil alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Salah satu jenis filming agent yang banyak digunakan dalam sediaan
kosmetik adalah polivinil alkohol. Polivinil alkohol adalah resin sintetik yang
dibuat dengan polimerisasi vinil asetat yang diikuti dengan hidrolisis parsial dari
gugus ester. Dalam kosmetik, polivinil alkohol digunakan hingga konsentrasi 7%,
dan hingga konsentrasi 10% diketahui bersifat non-iritan terhadap kulit dan mata.
(Rowe dkk., 2006).
Semakin tinggi derajat hidrolisis polivinil alkohol, semakin besar
kemungkinan terbentuk kristalin. Pembentukan kristal dapat terjadi karena gugus
hidroksil cenderung berukuran kecil, sehingga tidak akan mengganggu struktur
kristalin. Semakin banyak gugus hidroksil pada polivinil alkohol juga akan
meningkatkan jumlah ikatan hidrogen yang terjadi, sehingga meningkatkan
kekuatan ikatan polimer. Selain karena adanya crosslink dalam polimer, adanya
interaksi hidrogen dalam struktur polivinil alkohol juga berperan dalam sifat
larutan dalam air yang memberikan nilai viskositas yang tinggi (Ogur, 2005).
H. Humektan
Humektan merupakan substansi yang bersifat higroskopis, dan dapat
membantu melembabkan kulit (Baumann, 2010). Penggunaan humektan penting
dalam sediaan kosmetik, karena humektan dapat meniru sifat dari NMF (Natural
Moisturizing Factor). Selain berperan dalam menjaga kelembaban kulit,
humektan juga berfungsi menjaga kelembaban dan stabilitas sediaan (Mitsui,
1997).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
1. Propilen glikol
Propilen glikol banyak digunakan dalam sediaan topikal, terutama
sebagai plasticizer, humektan, solven, dan bahan penstabil. Sebagai humektan
dalam sediaan topikal, digunakan propilen glikol dengan konsentrasi sekitar
15% (Rowe dkk., 2006).
H3C OH
OHGambar 6. Struktur propilen glikol
Dengan adanya sifat sebagai humektan dan occlusive, propilen glikol
akan mampu menarik kandungan air dari lingkungan luar serta menahan
kelembaban pada permukaan kulit (Baumann, 2010). Sebagai bahan dalam
sediaan topikal, propilen glikol digolongkan sebagai bahan yang relatif tidak
toksik dan relatif tidak iritan. (Rowe dkk., 2006).
2. Polietilen glikol-400
Polietilen glikol merupakan campuran polimer dengan derajat
polimerisasi tertentu (Mitsui, 1997). Polietilen glikol bersifat tidak
mengiritasi kulit, memiliki daya lekat dan distribusi yang baik pada kulit,
tidak menghambat pertukaran gas dan keringat, serta bersifat hidrofilik,
sehingga cocok untuk sediaan topikal (Rowe dkk., 2006; Voigt, 1994).
Penggunaan polietilen glikol dapat mendukung stabilitas sediaan dengan
menjaga kandungan lembab serta menghindari pertumbuhan mikrobia (Rowe
dkk., 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
O
O
O
O
O
Gambar 7. Struktur monomer polietilen glikol
I. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi persamaan regresi, yaitu teknik
untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu atau lebih
variabel bebas. Melalui desain faktorial dapat ditentukan efek dari beberapa faktor
sekaligus interaksinya serta dapat mengetahui faktor yang dominan berpengaruh
secara signifikan terhadap suatu respon (Bolton, 1990). Model ini dapat
digunakan untuk mengoptimasi formula (Voigt, 1994).
Persamaan umum untuk desain faktorial :
y = b0 + b1XA +b2XB + b12XAXB (1)
y = respon hasil yang diamati
XA, XB = level A dan B
b0, b1, b2, b12 = koefisien
Tabel I. Rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dan dua levelKombinasi faktor A B Interaksi
1 - - +a + - -b - + -ab + + +
Keterangan:- = level rendah+ = level tinggi
Pada desain faktorial diperlukan jumlah percobaan sebanyak 2n, dimana
n merupakan jumlah faktor. Dengan demikian untuk desain faktorial dua faktor
dan dua level akan dibutuhkan empat percobaan (Tabel I).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Berdasarkan persamaan (1) akan dapat dihitung efek dari masing-masing
faktor terhadap respon yang diamati. Perhitungan efek menurut Bolton (1990)
sebagai berikut :
Efek faktor A =( ) ( ( ))
(2)
Efek faktor B =( ) ( ( ))
(3)
Efek faktor interaksi = =( ) ( )
(4)
J. Iritasi Primer
Iritasi merupakan reaksi kulit terhadap zat kimia, dapat berupa basa kuat,
asam kuat, pelarut, maupun deterjen. Iritasi dapt terjadi dengan tingkat keparahan
yang berbeda, seperti hyperemia, edema, vesikulasi, sampai pemborokan. Iritasi
primer terjadi di tempat kontak dan umumnya pada kontak pertama (Lu dan
Kacew, 2009).
Iritasi primer pada kulit dapat diukur dengan teknik kulit dilukai maupun
kulit utuh kelinci yang rambutnya telah dicukur. Digunakan enam subyek kelinci
yang ditempeli dengan 0,5 ml atau 0,5 gram sediaan uji, lalu dibungkus dengan
kain berlapis selama 4 jam. Pengamatan dilakukan pada periode 24, 48, dan 72
jam setelah pemejanan dan diberi skor berdasarkan tabel II (Lu dan Kacew, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan kemudian dilakukan perhitungan indeks
iritasi primer berdasarkan jumlah eritema dan jumlah edema yang mungkin
terdapat pada kulit hewan uji dengan rumus:
Indeks iritasi primer =, , , ,
(5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tabel II. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Lu dan Kacew, 2009)Jenis Iritasi Skor
Eritema Tanpa eritema 0Eritema hampir tidak nampak 1Eritema berbatas jelas 2Eritema moderat sampai berat 3Eritema berat (merah bit) sampaisedikit membentuk kerak
4
Edema Tanpa edema 0Edema hampir tidak nampak 1Edema tepi berbatas jelas 2Edema moderat (tepi naik + 1 mm) 3Edema berat (tepi naik lebih dari 1mm dan meluas ke luar daerahpejanan)
4
Berdasarkan indeks iritasi primer yang diperoleh dapat diketahui kriteria
iritasi dari masing-masing formula yang dapat dilihat pada tabel III.
Tabel III. Skor indeks iritasi primer (Hayes, 2001)IndeksIritasi
Kriteria iritasi senyawakimia
0 Tidak mengiritasi<2 Kurang merangsang2-5 Iritan moderat>5 Iritan berat
K. Landasan Teori
Menurut Price dan Wilson (1985) dan Mitsui (1997) timbulnya jerawat
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hiperkeratosis, produksi sebum
berlebihan, serta pertumbuhan bakteri yang abnormal.
Ekstrak daun kemangi telah terbukti memiliki aktivitas antibakteri serta
antiinflamasi sehingga dianggap dapat digunakan sebagai terapi alternatif
terhadap jerawat (Fu et al., 2009; Kelm, Nair, Strasburg, and DeWitt, 2000).
Eugenol dinilai sebagai komponen utama yang berperan dalam aktivitas
farmakologis ekstrak daun kemangi. Selain kandungan eugenol, terdapat pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
senyawa-senyawa lain yang dapat mendukung dalam terapi terhadap jerawat,
seperti asam ursolat, golongan flavonoid, tanin, dan saponin (Prakash dan
Gupta,2005). Ekstrak daun kemangi diformulasikan menjadi sediaan masker gel
peel-off dengan basis hidrogel sehingga sesuai untuk kondisi kulit dengan fungsi
kelenjar sebasea yang berlebihan, serta memberi kenyamanan dan kelembaban
saat pemakaian (Voigt, 1994).
Pada sediaan peel-off, filming agent merupakan komponen penting
karena menentukan viskositas, lama pengeringan, serta karakteristik lapisan yang
terbentuk. Polivinil alkohol merupakan salah satu filming agent yang banyak
digunakan dalam sediaan topikal (Rowe dkk., 2006). Peningkatan jumlah polivinil
alkohol akan dapat meningkatkan kekuatan lapisan yang terbentuk, meningkatkan
adhesivitas dengan kulit, namun juga meningkatkan viskositas serta kerapuhan
lapisan yang terbentuk (Ogur, 2005).
Untuk memperbaiki sifat fisik sediaan maka ditambahkan propilen glikol
sebagai humektan. Propilen glikol bersifat higroskopis sehingga dapat menjaga
kelembaban sediaan hidrogel yang merupakan basis gel peel-off. Selain itu
propilen glikol juga berperan sebagai plasticizer dan penurun viskositas sediaan
(Zocchi, 2009). Penggunaan propilen glikol pada gel peel-off berbasis vinil akan
dapat meningkatkan fleksibilitas lapisan yang terbentuk (Ogur, 2005).
Oleh karena itu perlu dilakukan prediksi komposisi optimum filming
agent polivinil alkohol dan humektan propilen glikol dalam formula gel masker
peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) agar dapat
diperoleh sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan yang diinginkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
yaitu mudah diratakan pada kulit dan dapat membentuk lapisan yang mudah
diangkat pada waktu yang relatif cepat.
Selain sifat dan stabilitas fisik, pada sediaan kosmetik selalu diharapkan
adanya jaminan keamanan bahwa sediaan tidak akan mengiritasi kulit. Menurut
Rowe dkk. (2006), polivinil alkohol bersifat non-toksik dan non-iritan, aman
digunakan secara topikal sampai konsentrasi 10%. Demikian pula propilen glikol,
dianggap merupakan material yang aman digunakan dalam sediaan kosmetik
(Lodén, 2009). Uji iritasi kulit dengan metode Draize diharapkan dapat
memberikan informasi mengenai keamanan dan potensi iritasi sediaan gel masker
peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi yang dihasilkan.
L. Hipotesis
1. Terdapat faktor yang memiliki pengaruh signifikan di antara polivinil
alkohol, propilen glikol, serta interaksinya dalam menentukan sifat fisik dan
stabilitas fisik gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.).
2. Dapat ditemukan prediksi area komposisi optimum polivinil alkohol dan
propilen glikol dalam superimposed contour plot yang menghasilkan sifat
fisik dan stabilitas gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi
(Ocimum sanctum L.) yang dikehendaki.
3. Sediaan gel masker peel-off anti-acne yang diformulasikan memberi kriteria
aman menurut uji iritasi primer kulit dengan metode Draize.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental murni menggunakan
desain faktorial dengan dua faktor dan dua level. Penelitian ini bersifat
eksploratif, yaitu untuk mencari komposisi polivinil alkohol sebagai filming agent
dan propilen glikol sebagai humektan yang optimum dalam formula sediaan gel
masker peel-off ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.).
B. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas
Variabel bebas pada penelitian ini adalah jumlah polivinil alkohol
sebagai filming agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam formula
gel, pada level tinggi dan level rendah.
Tabel IV. Komposisi polivinil alkohol dan propilen glikolpada level tinggi dan level rendah
Level Polivinil alkohol (g) Propilen glikol (g)Rendah 30 45Tinggi 21 21
2. Variabel tergantung
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah sifat fisik gel dan
stabilitas gel, dimana sifat fisik meliputi daya sebar, viskositas, dan lama
waktu kering, sedangkan stabilitas sediaan gel meliputi pergeseran viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3. Variabel pengacau terkendali
Variabel pengacau terkendali pada penelitian ini adalah kecepatan
putar mixer (skala 1 pada mixer Miyako SM-625), lama pencampuran (10
menit), lama penyimpanan gel (21 hari), kondisi penyimpanan sediaan gel,
kemasan sediaan gel, dan komposisi bahan dalam formula selain polivinil
alkohol dan propilen glikol.
4. Variabel pengacau tak terkendali
Variabel pengacau tak terkendali pada penelitian ini adalah suhu dan
kelembaban ruangan, kondisi hewan uji, serta kandungan ekstrak.
C. Definisi Operasional
1. Gel masker peel-off anti-acne adalah sediaan semipadat yang digunakan
untuk meringankan kondisi jerawat, dibuat dengan bahan aktif ekstrak
daun kemangi dan formula yang telah ditentukan dalam penelitian ini. Gel
ini diaplikasikan pada daerah wajah, dapat mengering dan mudah ditarik
setelah beberapa waktu.
2. Ekstrak daun kemangi adalah ekstrak yang diperoleh dari maserasi serbuk
kering daun kemangi dengan pelarut etanol 70%.
3. Filming agent adalah bahan yang dapat meninggalkan lapisan tipis pada
permukaan kulit beberapa saat setelah diaplikasikan.
4. Humektan adalah bahan yang dapat mempertahankan kelembaban pada
sediaan dengan mengikat kandungan air dari lingkungan luar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
5. Sifat fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui sifat
fisik gel, dalam penelitian ini meliputi daya sebar, viskositas, dan lama
waktu kering.
6. Daya sebar adalah diameter penyebaran gel pada beban 125 gram selama 1
menit. Daya sebar menunjukkan kemampuan gel untuk tersebar merata
pada kulit saat diaplikasikan. Kriteria daya sebar optimum adalah 5 – 7
cm.
7. Viskositas adalah hambatan gel untuk mengalir setelah adanya pemberian
gaya. Kriteria viskositas optimum adalah 150-250 dPas.
8. Lama pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan sampai olesan gel pada
kulit dapat membentuk lapisan kering dan dapat diangkat dengan baik dari
kulit. Kriteria lama pengeringan yang diharapkan adalah kurang dari 30
menit.
9. Stabilitas gel adalah parameter untuk mengetahui tingkat kestabilan gel,
dalam hal ini berupa pergeseran viskositas.
10. Pergeseran viskositas adalah persentase dari selisih viskositas gel dalam
waktu penyimpanan 14 hari dengan viskositas gel 48 jam setelah
pembuatan. Kriteria pergeseran viskositas optimum adalah < 15%.
11. Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam hal ini
digunakan 2 faktor yaitu polivinil alkohol sebagai faktor A dan propilen
glikol sebagai faktor B.
12. Level adalah nilai dari faktor, dalam penelitian ini digunakan 2 level yaitu
level rendah dan level tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
13. Respon adalah besaran yang diamati dalam penelitian ini, berupa daya
sebar, viskositas, lama pengeringan, dan pergeseran viskositas gel.
14. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.
15. Contour plot adalah kurva yang digunakan untuk memprediksi area
optimum formula untuk respon tertentu, yaitu sifat dan stabilitas fisik gel
masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi.
16. Superimposed contour plot adalah penggabungan garis-garis pada daerah
optimum yang memenuhi persyaratan dari respon daya sebar, viskositas,
lama pengeringan, dan pergeseran viskositas gel masker peel-off anti-acne
ekstrak daun kemangi.
17. Area komposisi optimum adalah area pertemuan arsiran dari contour plot
daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas yang menunjukkan
komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol yang menghasilkan gel
sesuai dengan persyaratan sifat fisik dan stabilitas fisik gel yang telah
ditentukan dalam penelitian ini.
D. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman kemangi yang
diperoleh dari Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta, standar eugenol (Sigma-
Aldrich®) diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, carbopol 940 (kualitas farmasetis),
polivinil alkohol (kualitas farmasetis), propilen glikol (kualitas farmasetis), PEG-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
400 (kualitas farmasetis), potasium hidroksida, alkohol 70%, metil paraben,
parfum, akuades, dan kelinci albino.
E. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas
(Pyrex), maserator (Innova 2100 Platform Shaker), vacuum rotary evaporator,
lemari es, mixer (Miyako SM-625), pompa vakum, neraca (Mettler-Toledo),
viscotester seri VT-04 F (Rion-Japan), pH meter HI-9024 (Hanna Instruments).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
F. Alur Penelitian
Pembuatan ekstrak kental daun kemangi(Ocimum sanctum L.)
Determinasi tanaman
Pengumpulan bahan tanamankemangi (Ocimum sanctum L.)
Pembuatan simplisia daunkemangi
Ekstraksi simplisia daun kemangimenggunakan metode maserasi
dengan pelarut etanol 70%
Sortasibasah
Pengeringan
Sortasikering
Uji kualitatif kandungan eugenol padaekstrak kental secara KLT
Pembuatan gel masker peel-off anti-acne
Formula 1(PVA 21 g,PG 21 g)
Formula a(PVA 30 g,PG 21 g)
Formula b(PVA 21 g,PG 45 g)
Formula ab(PVA 45 g,PG 45 g)
Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
Daya sebar
Viskositas
Lama pengeringan
Pergeseran viskositas
pH
Uji iritasi primer kulit dengan metode Draize
Analisis hasil dengan program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9 dan program R
Evaporasi pelarut hinggadiperoleh ekstrak kental
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
G. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi tanaman kemangi dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta sesuai dengan buku acuan determinasi.
2. Pengumpulan bahan
Daun kemangi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta pada Agustus 2011.
3. Pembuatan simplisia daun kemangi
Daun kemangi dicuci bersih lalu dikeringkan dengan cara dijemur di
bawah sinar matahari secara tidak langsung yaitu dengan ditutupi kain hitam
sampai kering. Dikatakan kering apabila daun dapat dipatahkan dengan
mudah tanpa meninggalkan bekas serat daun pada masing-masing tepi (patah
sempurna). Simplisia yang diperoleh kemudian diserbuk dengan cara
diblender dan diayak dengan pengayak nomor mesh 30.
4. Pembuatan ekstrak daun kemangi
Sebanyak 250 g serbuk kering daun Ocimum sanctum L. dimaserasi
dengan 1875 ml larutan 70% etanol selama 3 hari dalam kondisi gelap.
Maserat diambil dengan penyaringan menggunakan kertas Whatman No.1
dan dipekatkan dengan rotary vacuum evaporator dengan suhu < 50°C.
Pelarut yang masih tersisa diuapkan dengan pemanasan kering di oven hingga
diperoleh ekstrak kental daun kemangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Uji kualitatif kandungan eugenol ekstrak daun kemangi
Uji kualitatif dilakukan dengan sistem kromatografi lapis tipis (KLT).
Sebagai fase diam digunakan silika gel GF 254 dan fase gerak digunakan
toluen : etil asetat (93:7 v/v), dengan jarak pengembangan 10 cm. Sebanyak
0,1 g ekstrak kental daun kemangi dilarutkan dalam 1 mL metanol, ditotolkan
dengan pipa kapiler pada fase diam. Sebagai pembanding digunakan standar
eugenol yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma. Deteksi kemudian dilakukan dengan pereaksi
vanilin-asam sulfat dengan pemanasan 2-3 menit pada suhu 100o C (Wagner,
Bladt, dan Zgainski, 1984).
6. Optimasi pembuatan gel
a. Formula
Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada dua
jenis formula gel masker peel-off.
Tabel V. Formula acuan gel masker peel-off menurut Mitsui (1997) (a) dan Gupta (2004) (b).Va Vb
% %Polivinyl alcohol 15 Polyvinyl alcohol 11,0Carboxymethylcellulose 5 Oleth-20 1,01,3-butylene glycol 5 Polyethylene glycol 4,0Ethanol 12 Glycerin 1,5Perfume q.s. Sodium hyaluronate 0,1Preservative q.s. Vitamin A Palmitate 0,1Buffer q.s. Niacinamide 3,0POE oleyl alcohol ether 0,5 Witch Hazel Extract 5,0Purified water 62,5 Ascorbic Acid 4,5
Preservative 0,5Deionized water 69,2
Dilakukan modifikasi terhadap formula gel sehingga dihasilkan
formula baru sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Tabel VI. Formula gel peel-off anti-acne berdasarkan rancangan desain faktorial1 a b ab
Carbopol 940 1,5 1,5 1,5 1,5PEG-400 12 12 12 12Polivinil alkohol 21 30 21 30Propilen glikol 21 21 45 45KOH 10% 5 ml 5 ml 5 ml 5 mlEkstrak daun kemangi 1,5 1,5 1,5 1,5Metil paraben 0,9 0,9 0,9 0,9Alkohol 70% 10 10 10 10Parfum q.s. q.s. q.s. q.s.Akuades 210 210 210 210
b. Pembuatan gel
Polivinil alkohol didispersikan dalam sebagian akuades,
kemudian dipanaskan di atas pemanas bersuhu 90o sambil diaduk,
dengan penambahan sedikit demi sedikit akuades dengan suhu 90o
pula (campuran I). Ekstrak daun kemangi dan metil paraben terlebih
dahulu dilarutkan dalam 5 gram etanol 70%. Carbopol 940
didispersikan dalam akuades panas dan diaduk menggunakan mortir
sehingga membentuk massa gel. Massa gel kemudian ditambah
dengan 5 mL potassium hidroksida 10%, diaduk kuat dengan mixer
kecepatan skala 1, kemudian ditambahkan campuran I, ekstrak daun
kemangi, PEG-400, propilen glikol, metil paraben, serta parfum.
Campuran diaduk dengan mixer selama 10 menit hingga terbentuk
massa gel yang homogen.
7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel peel-off anti-acne
a. Uji daya sebar
Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48 jam
pembuatan. Sebanyak 1±0,01 gram sediaan diletakkan di tengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
lempeng kaca bulat dan pemberat 125±1 gram, didiamkan selama 1
menit, kemudian dicatat diameter sebarnya (Garg, Aggarwal, dan
Singla, 2002). Pengujian dan pengukuran pada keempat formula
dilakukan sebanyak 3 kali.
b. Uji viskositas dan pergeseran viskositas
Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu setelah 48 jam
pembuatan gel dan setelah gel disimpan 14 hari. Viskositas sediaan
ditunjukkan oleh skala yang ditunjuk pada alat viscotester. Pengujian
dan pengukuran pada keempat formula dilakukan sebanyak 3 kali.
Untuk pergeseran viskositas dihitung dengan menggunakan
rumus :
% pergeseran viskositas= 100%(6)
c. Uji lama pengeringan
Sebanyak 0,1 g sediaan dioleskan secara merata pada area 1 x 1
inci di kulit lengan bawah. Dikatakan kering apabila sediaan dapat
dikelupas dari permukaan kulit tanpa meninggalkan sisa massa gel di
kulit.
d. Uji pH sediaan
Uji pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter. Derajat
keasaman sediaan ditunjukkan oleh nilai yang tertera pada pH meter.
Pengujian pH sediaan dilakukan pada sediaan 48 jam setelah preparasi
dan pada sediaan setelah 14 hari penyimpanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
8. Uji Iritasi Primer dengan metode Draize
Uji iritasi primer yang dilakukan menggunakan metode Draize
dengan tiga ekor kelinci. Sejumlah 0,5 gram gel masker peel-off anti-acne
ekstrak daun kemangi dioleskan pada kulit punggung kelinci seluas 1 inci2
yang telah dicukur, kemudian olesan tersebut ditutup dengan perban.
Tempelan dibiarkan di kulit selama 4 jam, kemudian dibuka dan diamati
terjadinya eritema dan edema pada interval waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam, dan
72 jam. Terjadinya eritema dan edema diberi skor sesuai dengan tabel
evaluasi reaksi iritasi kulit (tabel II) dan dihitung indeks iritasi primer untuk
setiap sediaan seperti pada persamaan (5). Nilai akhir indeks iritasi primer
dicocokkan dengan kriteria yang tertulis pada tabel III (Hayes, 2001).
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari uji sifat fisik sediaan gel yang meliputi daya
sebar, viskositas, dan lama pengeringan selanjutnya dihitung efek setiap faktor
dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95% pada program Ubuntu-10.04_DesFaktor-0.9. Sedangkan untuk
stabilitas sediaan gel, yaitu pergeseran viskositas, dapat dianalisis secara statistik
dengan menggunakan uji t berpasangan sebagai analisis statistik parametrik dan
uji Wilcoxon sebagai analisis non-parametrik.
Melalui perhitungan efek polivinil alkohol, propilen glikol, dan interaksi
antara polivinil alkohol dan propilen glikol akan dapat diketahui faktor yang
dominan dalam menentukan setiap sifat fisik dan stabilitas gel. Respon yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
diamati adalah daya sebar, viskositas, lama waktu kering, dan pergeseran
viskositas. Dari persamaan yang diperoleh dilihat signifikansi dan
linearitasnya,untuk kemudian dibuat contour plot untuk setiap sifat fisik dan
stabilitas gel. Masing-masing contour plot yang diperoleh kemudian digabungkan
dalam superimposed contour plot dan dicari area komposisi optimum filming
agent (polivinil alkohol) dan humektan (propilen glikol) yang diprediksi sebagai
formula gel yang optimum.
Berdasarkan hasil ANOVA dapat diketahui signifikansi dari setiap faktor
dan interaksi dalam mempengaruhi respon. Berdasarkan nilai signifikansi yang
diperoleh maka dapat ditentukan ada tidaknya pengaruh signifikan dari setiap
faktor terhadap respon. Hipotesis null (Hnull) menyatakan bahwa faktor polivinil
alkohol, faktor propilen glikol, serta faktor interaksi antara polivinil alkohol dan
propilen glikol memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap sifat fisik dan
stabilitas fisik sediaan gel. Sedangkan hipotesis alternatif (Hi) menyatakan faktor
polivinil alkohol, faktor propilen glikol, serta faktor interaksi antara polivinil
alkohol dan propilen glikol memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sifat fisik
dan stabilitas fisik sediaan gel. Hnull ditolak dan Hi diterima apabila diperoleh nilai
probabilitas kurang dari 0,05 dan nilai F hitung lebih besar daripada F tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Tanaman kemangi yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Pasar Setan, Maguwoharjo, Yogyakarta. Determinasi kemudian dilakukan dengan
mencocokkan ciri-ciri morfologi tanaman dengan kunci determinasi. Determinasi
tanaman dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan tanaman yang akan
digunakan dalam penelitian. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman
merupakan famili Lamiaceae/ Labiatae, dengan spesies Ocimum sanctum L.
sehingga penelitian dapat dilanjutkan karena tanaman yang dikumpulkan telah
sesuai dengan tanaman yang dikehendaki.
Pengumpulan bahan tanaman dilakukan pada bulan Agustus 2011,
diambil pada waktu dan sumber yang sama agar dapat diperoleh hasil yang
seragam. Dari tanaman yang diperoleh, dipilih bagian daun yang segar dan
berwarna hijau tanpa bercak. Kemudian dilakukan sortasi basah, yaitu dengan
mencuci daun dengan air mengalir yang bertujuan untuk membersihkan daun dari
pengotor seperti debu, tanah, serangga, maupun bahan asing lainnya yang dapat
mengganggu perolehan hasil dalam penelitian. Setelah proses pengeringan selesai
dilakukan sortasi kering, yaitu dengan membuang daun yang berwarna coklat
kehitaman serta bahan asing yang masih terdapat dalam daun kering.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
B. Pembuatan Serbuk Simplisia
Daun kemangi yang telah melalui sortasi basah kemudian dikeringkan
dengan bantuan panas matahari, yaitu dengan menempatkan daun pada wadah
bertutup kain gelap di bawah sinar matahari. Penggunaan kain gelap bertujuan
untuk meningkatkan serapan panas matahari sehingga membantu proses
pengeringan. Selain itu adanya kain gelap juga berfungsi untuk melindungi daun
dari sinar matahari langsung dan pengaruh lingkungan sekitar, seperti debu dan
serangga. Pengeringan dilakukan selama 3-4 hari, apabila daun belum cukup
kering, dilanjutkan dengan pemanasan di oven dengan suhu di bawah 50oC. Suhu
di bawah 50oC dapat mengurangi kelembaban pada serbuk simplisia tanpa
merusak komponen kimia yang terkandung di dalamnya akibat pemanasan
berlebihan. Pengeringan diperlukan untuk mencegah kerusakan maupun degradasi
komponen kimia di dalam daun yang disebabkan pertumbuhan mikroorganisme
maupun terjadinya reaksi enzimatis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 661/MENKES/SK/VII/1994 tentang Obat Tradisional dipersyaratkan
kadar air untuk serbuk simplisia adalah kurang dari 10%. Kadar air di bawah 10%
dapat menginaktifkan enzim yang terdapat di dalam simplisia sehingga
meminimalisir kemungkinan degradasi senyawa-senyawa kimia. Selain itu kadar
air yang rendah juga dapat menghindari pertumbuhan mikroorganiisme yang tidak
diinginkan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengujian kadar air simplisia
melainkan digunakan parameter kering berupa kemudahan daun untuk
dipatahkan. Walaupun tidak dilakukan pengujian kadar air simplisia, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
simplisia yang diperoleh tidak menunjukkan indikasi degradasi komponen
maupun pertumbuhan mikroorganisme selama masa penyimpanan.
Simplisia daun kemangi kemudian diserbuk untuk memperkecil ukuran
partikel simplisia. Serbuk yang diperoleh kemudian diayak dengan pengayak
nomor mesh 30 untuk memperkecil distribusi ukuran partikel. Ukuran partikel
yang lebih kecil akan memberikan luas permukaan spesifik yang lebih besar dan
kontak dengan cairan penyari pun lebih besar. Namun ukuran serbuk yang terlalu
kecil dan distribusi ukuran partikel yang besar dapat menyebabkan terjadinya
kohesivitas yang besar sehingga serbuk membentuk agregat-agregat dan kontak
dengan cairan penyari berkurang, oleh sebab itu digunakan pengayak nomor mesh
30. Serbuk yang diperoleh berwarna hijau daun dan berbau khas. Warna hijau dari
serbuk menandakan proses pengeringan yang baik, tidak memicu perubahan
serbuk menjadi kecoklatan.
C. Pembuatan Ekstrak Kental Daun Kemangi
Ekstrak daun kemangi dibuat dengan metode maserasi selama 3 hari
dengan pelarut etanol 70% (Hendrawati, 2009; Pathmanathan, 2010). Menurut
Mondal, Mirdha, dan Mahapatra (2009), daun kemangi mengandung senyawa
kimia antara lain eugenol, metil eugenol, asam ursolat, apigenin, dan asam
klorogenat. Eugenol sebagai komponen mayor dalam aktivitas farmakologi daun
kemangi, diketahui memiliki aktivitas antibakteri serta antiinflamasi, sehingga
dapat diaplikasikan dalam bentuk sediaan gel anti-acne. Untuk mendapatkan
senyawa kimia yang diinginkan kemudian dipilih etanol 70% karena dianggap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat
menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta
saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi
jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk
(2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol
76% daripada ekstrak etanol 95%.
Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan
diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari
proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak
kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.
D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak
Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC
Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun
kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai
Bercak standar eugenol
Totolan awalstandar eugenol
Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol
Totolan awal ekstrakdaun kemangi
Rf = 0
Rf = 0,5
Rf = 1
37
dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat
menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta
saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi
jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk
(2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol
76% daripada ekstrak etanol 95%.
Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan
diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari
proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak
kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.
D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak
Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC
Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun
kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai
Bercak standar eugenol
Totolan awalstandar eugenol
Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol
Totolan awal ekstrakdaun kemangi
Rf = 0
Rf = 0,5
Rf = 1
37
dapat menyari senyawa kimia seperti eugenol dan asam ursolat, namun juga dapat
menyari golongan polifenol seperti asam klorogenat dan apigenin, tanin, serta
saponin (Ramesh dan Satakopan, 2010) yang dapat membantu efektivitas terapi
jerawat. Hal ini diperkuat pula dengan penelitian Wangcharoen dan Morasuk
(2007) yang menunjukkan daya antioksidan yang lebih tinggi pada ekstrak etanol
76% daripada ekstrak etanol 95%.
Maserat yang diperoleh berwarna hijau gelap, setelah dipekatkan
diperoleh ekstrak kental berwarna hijau kecoklatan dengan bau yang khas. Dari
proses ekstraksi yang telah dilakukan diperoleh sebanyak 37,31 gram ekstrak
kental daun kemangi, dengan rendemen sebesar 14,924%.
D. Identifikasi Kandungan Kimiawi Ekstrak
Gambar 8. Lempeng KLT setelah deteksi dengan vanilin-asam sulfatdan pemanasan 100oC
Untuk memastikan adanya kandungan eugenol dalam ekstrak kental daun
kemangi, dilakukan uji kualitatif dengan kromatografi lapis tipis (KLT). Sebagai
Bercak standar eugenol
Totolan awalstandar eugenol
Bercak ekstrak daunkemangi diduga eugenol
Totolan awal ekstrakdaun kemangi
Rf = 0
Rf = 0,5
Rf = 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
fase diam digunakan silika gel GF254 dan sebagai fase gerak digunakan toluen :
etil asetat (93:7). Setelah dilakukan elusi dengan jarak rambat 10 cm, plat silika
gel dikeringkan, disemprot vanilin-asam sulfat, dan dipanaskan pada suhu 100oC.
Sebelum pemanasan, bercak standar eugenol dan bercak sampel ekstrak daun
kemangi tidak berwarna.
Bercak dari totolan sampel terlihat mengekor, hal ini kemungkinan
disebabkan ekstrak yang masih terlalu kental. Hasil kromatogram setelah
pemanasan menunjukkan diperolehnya bercak warna yang serupa dengan standar
eugenol yaitu ungu kecoklatan. Selain itu juga nilai Rf bercak pada sampel relatif
berdekatan dengan nilai Rf standar eugenol, yaitu 0,58 dan 0,52. Menurut
Wagner, Bladt, dan Zgainski (1984), eugenol memberikan bercak berwarna coklat
kemerahan/ungu dengan deteksi vanilin asam sulfat. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat dikatakan bahwa ekstrak daun kemangi mengandung senyawa eugenol.
E. Pembuatan Gel Masker Peel-off Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi
Pada pembuatan gel masker peel-off anti-acne ini digunakan carbopol
940 sebagai gelling agent. Carbopol dengan konsentrasi 0,5-2,0% dapat
digunakan sebagai gelling agent (Rowe dkk., 2006). Gelling agent merupakan
faktor yang penting dalam formula karena memberikan struktur matriks 3-dimensi
yang dapat membantu penjeratan molekul-molekul zat aktif. Pada
penggunaannya, carbopol 940 perlu dinetralisir dengan pemberian basa, seperti
trietanolamin, sodium hidroksida, atau potasium hidroksida. Pada penelitian ini
digunakan 5 ml potasium hidroksida 10% sebagai penetral carbopol 940.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pemberian potasium hidroksida 10% ini tidak menyebabkan netralisasi pH
carbopol 940 hingga pH netral, melainkan hanya menaikkan pH gel hingga pH 5-
6. Kenaikan hingga pH 7 tidak diharapkan, karena sesuai dengan tujuan
penggunaan sediaan, maka dibutuhkan pH yang mendekati pH kulit wajah yaitu
pH 5-6. Selain itu netralisasi carbopol juga akan menyebabkan naiknya viskositas
gel yang terbentuk. Bila dilakukan netralisasi hingga pH 7 maka akan diperoleh
gel dengan viskositas yang sangat tinggi sehingga tidak memenuhi parameter sifat
fisik yang dikehendaki.
Dalam sediaan peel-off, salah satu faktor terpenting adalah filming agent,
bahan yang dapat membuat lapisan tipis pada permukaan kulit beberapa saat
setelah diaplikasikan sehingga memberikan sifat peel-off pada sediaan (Shai dkk.,
2009). Dalam penelitian ini digunakan polivinil alkohol sebagai filming agent,
sebanyak 21 gram sebagai level rendah dan 30 gram sebagai level tinggi. Hal ini
sesuai dengan teori menurut Rowe dkk. (2006) yang menyebutkan penggunaan
polivinil alkohol pada rentang konsentrasi 7-10%. Berdasarkan orientasi,
penggunaan diluar rentang konsentrasi tersebut akan memberikan viskositas yang
tidak diinginkan, yaitu terlalu rendah dan terlalu tinggi. Ini disebabkan adanya
penggunaan carbopol sebagai basis gel dikombinasikan dengan penggunaan
filming agent polivinil alkohol akan memberikan viskositas yang tinggi akibat
adanya crosslinked polymers.
Dalam sediaan gel dengan basis carbopol, akan diperoleh tipe hidrogel
(Buchmann, 2001). Pada gel tipe ini perlu ditambahkan humektan untuk
mencegah terjadinya evaporasi air yang berlebih, baik pada sediaan gel selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
penyimpanan, maupun pada saat sediaan gel digunakan pada kulit. Selain itu
peningkatan kelembaban juga akan mempengaruhi karakter lapisan yang dibentuk
oleh polivinil alkohol. Dengan meningkatnya kelembaban akan dihasilkan lapisan
yang lebih lembut dan fleksibel, sehingga memperbaiki karakteristik lapisan yang
terbentuk. Humektan pada umumnya berwujud cairan dan bersifat higroskopis,
sehingga akan dapat mempengaruhi sifat fisik dari sediaan gel. Pada penelitian
ini digunakan PEG-400 dan propilen glikol sebagi humektan. PEG-400 dan
propilen glikol bersifat higroskopis dan memiliki viskositas yang cenderung
rendah sehingga sesuai untuk sifat fisik yang diharapkan pada sediaan gel. Selain
itu, dengan viskositas yang rendah, propilen glikol dapat membantu penurunan
viskositas yang terlalu tinggi akibat perpaduan carbopol 940 dan polivinil alkohol.
Dipilih kombinasi PEG-400 dan propilen glikol untuk meningkatkan fungsi
keduanya sebagai humektan pada sediaan. Dalam penelitian ini dipilih propilen
glikol sebagai faktor, yaitu sebanyak 21 gram sebagai level rendah dan 45 gram
sebagai level tinggi, sedangkan PEG-400 sebanyak 12 gram untuk setiap formula.
Pada pembuatan gel masker peel-off anti-acne ini digunakan sebanyak
1,5 gram ekstrak kental daun kemangi untuk masing-masing formula. Penggunaan
ekstrak kental daun kemangi berdasarkan penelitian Sawarkar dkk. (2010) tentang
formulasi gel anti-acne, dimana pada konsentrasi 0,5 g/ml ekstrak etanol daun
kemangi dapat memberikan zona hambat yang signifikan terhadap bakteri
Propionibacterium acnes. Jumlah ini juga disesuaikan dengan perhitungan dari
hasil penelitian Goyal dan Kaushik (2011) yang menyatakan bahwa KHM ekstrak
etanol daun kemangi terhadap Staphylococcus aureus adalah 2048 µg/ml, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penelitian Oyedemi, Okoh, Mabinya, Pironcheva, dan Afolayan (2009) yang
menyatakan bahwa efek bakterisidal dapat diperoleh pada konsentrasi dua kali
lipat dari KHM. Diasumsikan digunakan 0,5 gram ekstrak kental daun kemangi
per 100 ml sediaan, sehingga pada setiap formula digunakan 1,5 gram ekstrak
kental daun kemangi. Penggunaan ekstrak kental sebanyak 1,5 gram diasumsikan
tidak akan mengubah sifat fisik sediaan, karena bahan yang digunakan
diprediksikan bersifat inert dan kompatibel terhadap kandungan kimia ekstrak.
Namun demikian, penambahan ekstrak kental daun kemangi akan memberikan
warna hijau pekat pada sediaan. Karena sediaan berupa gel yang dioleskan tipis
pada permukaan kulit, warna yang terlihat oleh pengguna adalah hijau kekuningan
transparan, sehingga dinilai tidak akan mengganggu penerimaan konsumen
terhadap sediaan.
Dalam formula gel pada penelitian ini digunakan etanol 70% yang
berfungsi sebagai pelarut dan memberikan sensasi dingin saat diaplikasikan di
kulit. Sensasi dingin yang terjadi merupakan akibat dari evaporasi etanol dari
sediaan karena terpapar suhu tubuh dan suhu lingkungan luar. Salah satu
kelemahan penggunaan etanol adalah berkurangnya kejernihan gel yang
terbentuk. Demikian pula pada penggunaan potasium hidroksida sebagai penetral
carbopol dapat memberikan fenomena yang sama. Namun hal ini tidak menjadi
masalah sebab gel yang terbentuk memang tidak diharapkan menjadi gel
transparan, melainkan gel berwarna hijau akibat adanya ekstrak kental daun
kemangi. Etanol dengan jumlah tertentu diketahui dapat bersifat iritatif pada kulit.
Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan etanol 70% sebanyak 10 gram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Untuk memastikan ada atau tidaknya sifat iritatif dari sediaan, dalam penelitian ini
dilakukan pula uji iritasi primer kulit dengan metode Draize.
Pada fomula sediaan gel ini digunakan metil paraben sebagai pengawet.
Gel yang terbentuk merupakan sistem hidrogel yang memiliki kandungan air yang
tinggi sehingga diperlukan adanya pengawet untuk menjaga stabilitas sediaan dan
menghindari pertumbuhan mikroorganisme (Buchmann, 2001). Pada saat
pembuatan gel, metil paraben terlebih dahulu dilarutkan dalam 0,5 gram etanol
70%. Dalam setiap formula gel digunakan sebanyak 0,9 gram metil paraben,
jumlah ini berada dalam batas aman yang diperbolehkan di Indonesia, yang
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.
00.05.42.1018 tentang Bahan Kosmetik. Batas maksimum kadar pengawet
paraben dan turunannya yaitu 0,4% untuk ester tunggal dan 0,8% untuk ester
campuran.
Pembuatan gel dilakukan dengan terlebih dahulu membentuk massa gel
dari carbopol 940 yang diberi agen pembasa. Pemberian agen pembasa dilakukan
di awal untuk menghindari kontak langsung dengan ekstrak daun kemangi.
Senyawa eugenol yang terkandung dalam ekstrak daun kemangi dapat berubah
menjadi garam eugenolat apabila bereaksi dengan basa. Bentuk garam eugenolat
tidak memiliki aktivitas antibakteri dan antiinflamasi sehingga perlu dihindari
kontak langsung antara ekstrak dengan agen pembasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Mekanisme Kerja Eugenol pada Sediaan Gel Masker Peel-off
Anti-acne Ekstrak Daun Kemangi
Pada sediaan gel masker peel-off anti-acne, bahan aktif berupa ekstrak
daun kemangi yang mengandung eugenol terdispersi merata dan terjebak dalam
struktur 3 dimensi yang terbentuk dari polimer carbopol. Pada saat pengolesan gel
di kulit, akan diperoleh lapisan tipis gel berwarna hijau kekuningan transparan.
Setelah didiamkan beberapa saat (± 30 menit), gel akan mengering dan
membentuk lapisan yang dapat diangkat dari kulit, tanpa meninggalkan bekas
pada permukaan kulit. Selama periode kontak dengan kulit, bahan aktif yang
terdapat di dalam gel akan berdifusi menuju lapisan kulit. Hal ini didukung pula
dengan adanya evaporasi solven dari lapisan gel yang menyebabkan kelembaban
gel berkurang. Pada kelembaban rendah struktur polivinil alkohol akan merapat
dan membentuk lapisan yang lebih kuat dan keras, yang kemudian terlihat sebagai
pengeringan lapisan gel. Bahan aktif akan dapat terdesak keluar dari matriks gel
dan mengalami kontak dengan permukaan kulit. Didukung dengan adanya saluran
folikel rambut, bahan aktif akan dapat menuju site of action, yaitu kelenjar pilo
sebasea dimana terdapat koloni bakteri P. acnes serta tempat terjadinya reaksi
inflamasi.
Aktivitas antibakterial eugenol terletak pada strukturnya yang memiliki
gugus hidroksi fenolik (gambar 2). Gugus ini memungkinkan eugenol untuk dapat
memasuki lipid bilayer dari membran sel bakteri karena sifatnya yang relatif
polar. Sebaliknya, gugus benzen akan memberikan sifat non-polar, dan hal ini
memungkinkan terjadinya interkalasi eugenol di dalam lipid bilayer dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
mengganggu integritas membran (Oyedemi dkk., 2009). Selain itu adanya gugus
hidroksi fenolik juga akan mengganggu transpor ion yang terjadi. Secara umum
kematian sel terjadi akibat kerusakan membran dan gangguan pada sistem
transpor membran (Gill dan Holley, 2004).
Gugus hidroksi fenolik juga diperkirakan merupakan gugus yang
memberikan daya antiinflamasi dari eugenol. Gugus tersebut memiliki
kemampuan untuk menangkap radikal bebas karena kemampuannya untuk
mendonorkan proton. Selain itu eugenol juga terbukti dapat menghambat aktivitas
COX-2 yang berperan dalam reaksi inflamasi jerawat (Kelm dkk., 2000; Tehrani
dan Dharmalingam, 2004).
G. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
Pada penelitian ini dilakukan uji sifat fisik meliputi daya sebar,
viskositas, dan lama waktu kering, sedangkan digunakan pergeseran viskositas
sebagai parameter stabilitas fisik sediaan. Pengujian sifat dan stabilitas fisik
sediaan gel dilakukan untuk mengetahui kualitas sediaan gel yang dibuat.
Selain dilakukan uji terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik dari gel
masker peel-off anti-acne dari ekstrak daun kemangi, dilakukan pula pengujian
pH dari sediaan gel pada 48 jam setelah preparasi dan setelah penyimpanan
selama 21 hari. Pengujian tersebut dilakukan karena sediaan merupakan sediaan
topikal yang akan diaplikasikan di kulit wajah sehingga sedapat mungkin
memiliki pH yang mendekati pH kulit, yaitu 4,2-6,0 (Couturaud, 2009). Hal ini
sesuai pula dengan sifat eugenol yang lebih stabil dalam suasana asam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Berdasarkan tabel VII, seluruh formula gel masker peel-off anti-acne dari
ekstrak daun kemangi memenuhi persyaratan pH dalam rentang 4,2-6,0. Dengan
demikian sediaan gel masker peel-off anti-acne yang dibuat telah memiliki nilai
pH yang sesuai untuk kulit serta dapat membantu menjaga stabilitas dari bahan
aktif di dalamnya.
Tabel VII. Sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off anti-acneFormula 1 Formula a Formula b Formula ab
Daya sebar(cm)
X ±SD
5,30 ± 0,13 4,79 ± 0,06 5,70 ± 0,18 5,10 ± 0,20
Viskositas(dPas)
X ±SD
111,44 ±11,41
252,78±8,39
76,89 ±11,62
181,00 ±29,21
Lamapengeringan(menit)
X ±SD
25,67 ±0,76
24,00 ±0,00
25,83 ±1,76
23,00 ±1,73
Pergeseranviskositas(%)
X ±SD
1,81 ±1,55
1,57 ±2,20
3,05 ±3,14
5,16 ±1,21
pH √ √ √ √Keterangan:√ = nilai pH sediaan berada pada rentang 4,2-6,0- = nilai pH sediaan berada di luar rentang 4,2-6,0
Dengan menggunakan desain faktorial dan analisis statistik dengan two-
way ANOVA taraf kepercayaan 95%, dapat diketahui faktor mana yang
berpengaruh signifikan antara polivinil alkohol, propilen glikol, atau interaksi
keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas fisik sediaan gel.
Tabel VIII. Hasil perhitungan efek
ResponPolivinilalkohol
Propilenglikol
Interaksi
Daya sebar |-0,56| 0,36 |-0,05|Viskositas 122,73 |-53,17| |-18,62|Lama pengeringan |-2,25| |-0,42| |-0,58|Pergeseran viskositas 0,94 2,42 1.18
Keterangan:(+) = peningkatan faktor akan meningkatkan respon(-) = peningkatan faktor akan menurunkan respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel IX. Hasil analisis ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%Polivinilalkohol
Propilenglikol
Interaksi
Daya sebarF hitung 40,015 16,260 0,266
p 0,000 0,004 0,620
ViskositasF hitung 152,057 28,540 3,497
p 0,000 0,001 0,098Lamapengeringan
F hitung 9,113 0,313 0,613p 0,017 0,591 0,456
Pergeseranviskositas
F hitung 0,562 3,775 0,894p 0,475 0,088 0,372
1. Daya sebar
Pengujian daya sebar sediaan dilakukan untuk mengetahui tingkat
pemerataan gel saat diaplikasikan di kulit, dilambangkan dalam satuan
sentimeter. Daya sebar merupakan salah satu karakteristik penting dalam
formulasi karena berpengaruh pada kemudahan saat diaplikasikan di kulit,
pengeluaran dari wadah, serta penerimaan konsumen terhadap sediaan. Daya
sebar yang besar menunjukkan tingkat pemerataan sediaan yang semakin
baik. Sediaan gel yang memiliki daya sebar yang baik akan mempermudah
pengaplikasian di kulit, mendukung pemerataan kontak bahan aktif dengan
kulit sehingga tujuan terapi dapat tercapai.
Respon daya sebar diukur dengan menempatkan 1 ± 0,01 g sediaan gel
(48 jam setelah preparasi) di antara dua piringan kaca, dan diameter gel
diukur setelah 1 menit. Massa dari piringan kaca bagian atas diatur pada
rentang 125 ± 1 g (Garg et al., 2002).
Melalui perhitungan efek, diprediksikan bahwa polivinil alkohol
merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan respon daya sebar gel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
(tabel VIII). Nilai negatif menunjukkan bahwa efek dari polivinil alkohol
adalah penurunan respon daya sebar gel.
Pengaruh penggunaan polivinil alkohol dan propilen glikol terhadap
respon daya sebar gel dapat dilihat pada Gambar 9. Semakin besar
penggunaan polivinil alkohol, baik pada propilen glikol level rendah maupun
level tinggi, akan menurunkan daya sebar gel (Gambar 9a). Sebaliknya pada
penggunaan propilen glikol akan menyebabkan peningkatan respon daya
sebar, pada polivinil alkohol level tinggi maupun level rendah (Gambar 9b).
Interaksi antara faktor polivinil alkohol dan propilen glikol dapat dikatakan
tidak signifikan, hal ini terlihat dari kurva yang terlihat sejajar.
9a 9bGambar 9. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol (a) dan propilen glikol (b)
terhadap respon daya sebar gel
Pada tabel IX, diperoleh p > 0,05 pada faktor interaksi sehingga dapat
dikatakan bahwa faktor interaksi polivinil alkohol dan propilen glikol
berpengaruh tidak signifikan terhadap respon daya sebar. Pada faktor
polivinil alkohol dan propilen glikol diperoleh p < 0,05 serta nilai F hitung
dari lebih besar daripada F(1,8) yaitu 5,32, menyatakan bahwa kedua faktor
4,6
4,8
5
5,2
5,4
5,6
5,8
0 20 40
Day
a se
bar
(cm
)
PVA (gram)
Level rendah PG
Level tinggi PG
4,6
4,8
5
5,2
5,4
5,6
5,8
0 20 40 60
Day
ase
bar
(cm
)
Propilen glikol (gram)
Level rendah PVA
Level tinggi PVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berpengaruh secara signifikan terhadap respon daya sebar gel peel-off anti-
acne.
Untuk melihat stabilitas dari sifat fisik sediaan, respon daya sebar diukur
kembali setelah 21 hari penyimpanan. Digunakan uji Wilcoxon sebagai
analisis non-parametrik karena terdapat formula yang memiliki data dengan
distribusi tidak normal. Berdasarkan hasil analisis yang tertera pada tabel X
dapat terlihat bahwa keempat formula memiliki nilai p > 0,05, yang
menunjukkan bahwa daya sebar sediaan gel tidak mengalami perubahan yang
signifikan selama masa penyimpanan 21 hari.
Tabel X. Hasil uji Wilcoxon untuk respon daya sebar gelFormula X ± SD (cm) p-value
1Daya sebar 48 jam
5,30 ±0,13
1,000Daya sebar 21 hari
5,26 ±0,12
aDaya sebar 48 jam
4,79 ±0,06
0,500Daya sebar 21 hari
4,77 ±0,09
bDaya sebar 48 jam
5,70 ±0,18
0,750Daya sebar 21 hari
5,69 ±0,15
abDaya sebar 48 jam
5,10 ±0,20
0,750Daya sebar 21 hari
5,09 ±0,15
2. Viskositas
Viskositas merupakan suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari
suatu sistem yang diberikan gaya (Martin, Swarbrick, dan Cammarata, 1993).
Semakin besar viskositas sediaan, maka akan memberikan tingkat kekentalan
yang lebih tinggi pada sediaan. Pada umumnya daya sebar sediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
berbanding terbalik dengan viskositasnya (Garg et al., 2002). Oleh karena itu,
viskositas merupakan parameter yang perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap sediaan. Pada penelitian ini
viskositas diuji dengan menggunakan viscotester Rion VT-04F. Viskositas
sediaan diukur pada saat 48 jam setelah preparasi. Selang waktu selama 48
jam diberikan agar hasil pengujian viskositas tidak terpengaruh oleh faktor-
faktor saat proses pembuatan sediaan gel. Proses pembuatan gel melibatkan
penggunaan mixer yang memberikan gaya yang besar terhadap sediaan.
Setelah 48 jam diharapkan struktur tiga dimensi gel telah tertata dengan baik
serta gelembung udara yang terjadi pada saat pembuatan telah hilang, karena
hal tersebut dapat mengacaukan pembacaan hasil uji viskositas.
10a 10bGambar 10 . Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen glikol terhadap
respon viskositas gel
Berdasarkan hasil perhitungan efek pada tabel VIII, dapat diprediksikan
bahwa polivinil alkohol merupakan faktor yang berpengaruh terhadap respon
0
50
100
150
200
250
300
0 20 40
Vis
kosi
tas
(dP
as)
Polivinil alkohol (gram)
Level rendah PG
Level tinggi PG
0
50
100
150
200
250
300
0 20 40 60
Vis
kosi
tas
(dP
as)
Propilen glikol (gram)
Level rendah PVA
Level tinggi PVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
viskositas gel. Notasi positif menunjukkan bahwa polivinil alkohol
meningkatkan respon viskositas sediaan peel-off anti-acne.
Melalui gambar 10a dapat terlihat bahwa baik propilen glikol level
rendah dan level tinggi, penambahan jumlah polivinil alkohol meningkatkan
respon viskositas. Selain itu, diketahui pula bahwa terjadi peningkatan
viskositas yang lebih besar pada penggunaan propilen glikol level rendah
dibandingkan dengan penggunaan propilen glikol level tinggi. Sedangkan
pada gambar 10b menunjukkan bahwa penambahan jumlah propilen glikol
akan menurunkan viskositas gel pada penggunaan polivinil alkohol level
rendah dan level tinggi. Penurunan viskositas terjadi lebih besar pada level
tinggi polivinil alkohol. Garis yang tidak sejajar pada gambar 10a dan 10b
menunjukkan indikasi adanya interaksi antara polivinil alkohol dan propilen
glikol dalam mempengaruhi viskositas gel.
Berdasarkan tabel IX terlihat bahwa polivinil alkohol dan propilen glikol
memiliki nilai F hitung lebih besar daripada nilai F(1,8) sehingga dapat
disimpulkan bahwa polivinil alkohol dan propilen glikol memiliki pengaruh
signifikan terhadap respon viskositas. Sedangkan faktor interaksi polivinil
alkohol dan propilen glikol memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap
respon viskositas gel karena diperoleh p > 0,05.
Pada respon viskositas, selain dilakukan perhitungan efek dilakukan pula
analisis statistik dengan uji t berpasangan sebagai analisis parametrik karena
diperoleh distribusi data yang normal pada populasi. Uji ini bertujuan untuk
mengetahui adanya perbedaan yang bermakna secara statistik dari viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
awal sediaan dengan viskositas sediaan setelah penyimpanan selama 21 hari.
Adanya perbedaan yang bermakna mengindikasikan instabilitas fisik sediaan
gel masker peel-off anti-acne. Melalui hasil yang telah diperoleh, terlihat
bahwa formula ab menunjukkan perubahan signifikan dalam respon
viskositas.
Tabel XI. Hasil uji t berpasangan untuk respon viskositas gelFormula X ± SD (dPas) p-value
1Viskositas 48 jam
111,44 ±11,41
0,369Viskositas 21 hari
113,00 ±10,90
aViskositas 48 jam
252,78 ±8,39
0,525Viskositas 21 hari
250,00 ±14,24
bViskositas 48 jam
76,89 ±11,62
0,226Viskositas 21 hari
74,56 ±11,84
abViskositas 48 jam
181,00 ±29,21
0,004Viskositas 21 hari
171,89 ±29,79
3. Lama pengeringan
Sediaan peel-off memiliki sifat mudah mengering setelah diaplikasikan di
kulit. Pada umumnya sediaan dibiarkan selama 10-30 menit di kulit wajah,
lalu dilepas dengan cara menarik lapisan tipis yang terbentuk (Baran dan
Maibach, 2005). Oleh karena itu, lama pengeringan merupakan salah satu
parameter yang penting dalam sediaan yang bersifat peel-off, diharapkan
waktu kontak dengan kulit cukup lama untuk dapat menghantarkan bahan
aktif, namun tidak terlalu lama untuk meningkatkan penerimaan konsumen
terhadap sediaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pengujian lama waktu kering dilakukan dengan mengoleskan 0,1 gram
sediaan gel pada area 1x1 inci di kulit lengan bawah, dan dibiarkan hingga
mengering dan dapat ditarik. Waktu pengeringan dicatat dalam satuan menit.
11a 11bGambar 11 . Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen glikol terhadap
respon lama pengeringan gel
Gambar 11a menunjukkan bahwa penambahan polivinil alkohol akan
menurunkan lama pengeringan, baik pada propilen glikol level rendah
maupun level tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil perhitungan efek, dimana
polivinil alkohol memberikan efek paling besar terhadap respon lama
pengeringan, yaitu menurunkan lama pengeringan (tabel VIII). Pada gambar
11b diketahui bahwa penambahan propilen glikol pada level rendah polivinil
alkohol akan memperlama waktu pengeringan, sedangkan pada level tinggi
polivinil alkohol akan mempercepat waktu pengeringan. Kemiringan garis
yang tidak sejajar menunjukkan adanya indikasi pengaruh interaksi faktor
polivinil alkohol dan propilen glikol terhadap respon lama pengeringan gel.
22,5
23
23,5
24
24,5
25
25,5
26
0 20 40
Lam
ape
nger
inga
n(m
enit
)
Polivinil alkohol (gram)
Level rendah PG
Level tinggi PG
22,5
23
23,5
24
24,5
25
25,5
26
0 20 40 60
Lam
ape
nger
inga
n(m
enit
)Propilen glikol (gram)
Level rendah PVA
Level tinggi PVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pada tabel IX diketahui hanya faktor polivinil alkohol yang memiliki p <
0,05 serta F hitung lebih besar dari nilai F tabel (5,32) sehingga Hnull ditolak
dan disimpulkan bahwa polivinil alkohol memiliki pengaruh signifikan
terhadap respon lama pengeringan. Faktor propilen glikol dan interaksi
polivinil alkohol dan propilen glikol dinyatakan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap respon lama waktu kering.
4. Pergeseran viskositas
Pada penelitian ini pergeseran viskositas diuji dengan membandingkan
viskositas sediaan 48 jam setelah preparasi dengan viskositas sediaan setelah
21 hari. Pergeseran viskositas merupakan salah satu parameter stabilitas fisik
gel. Sediaan gel dianggap memiliki stabilitas yang baik apabila pergeseran
viskositasnya kurang dari 15%.
12a 12bGambar 12. Kurva hubungan pengaruh polivinil alkohol dan propilen glikol terhadap
respon pergeseran viskositas gel
0
1
2
3
4
5
6
0 20 40
Day
a se
bar
(cm
)
Polivinil alkohol (gram)
Level rendah PG
Level tinggi PG
0
1
2
3
4
5
6
0 20 40 60
Day
a se
bar
(cm
)
Propilen glikol (gram)
Level rendah PVA
Level tinggi PVA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pada tabel VIII dapat terlihat bahwa faktor propilen glikol diprediksi
memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan respon pergeseran
viskositas. Karena efek propilen glikol bernilai positif, maka menunjukkan
bahwa peningkatan propilen glikol akan meningkatkan pula respon
pergeseran viskositas.
Penambahan jumlah polivinil alkohol pada level rendah propilen glikol
menyebabkan penurunan pergeseran viskositas gel, sebaliknya, pada level
tinggi propilen glikol terjadi peningkatan pergeseran viskositas (Gambar
12a). Gambar 12b menunjukkan bahwa penambahan jumlah propilen glikol
pada level rendah polivinil alkohol menyebabkan penurunan pergeseran
viskositas, dan pada level tinggi polivinil alkohol akan meningkatkan
pergeseran viskositas.
Namun berdasarkan ANOVA (tabel IX) terlihat bahwa nilai probabilitas
dari faktor polivinil alkohol, propilen glikol, dan interaksi keduanya lebih dari
0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa baik faktor polivinil
alkohol, propilen glikol, maupun interaksi polivinil alkohol dan propilen
glikol memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap respon pergeseran
viskositas.
H. Optimasi Formula Gel Masker Peel-off Anti-acne
Optimasi formula gel masker peel-off anti-acne bertujuan untuk mencari
komposisi optimum dari polivinil alkohol dan propilen glikol yang menghasilkan
gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi dengan sifat fisik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
stabilitas fisik yang dikehendaki. Berdasarkan hasil pengujian sifat fisik dan
stabilitas fisik gel yang telah dilakukan kemudian dibuat contour plot, dan dipilih
area optimum, yaitu area yang memberikan respon yang dikehendaki pada sediaan
gel. Contour plot yang diperoleh dari setiap respon yang diuji kemudian
digabungkan dalam superimposed contour plot untuk mengetahui area komposisi
optimum dari polivinil alkohol dan propilen glikol yang memenuhi sifat fisik dan
stabilitas fisik yang dikehendaki, terbatas pada komposisi yang diteliti.
1. Daya sebar
Gambar 13. Contour plot daya sebar gel masker peel-off anti-acne
Persamaan desain faktorial untuk daya sebar gel adalah y = 5,9514 –
0,00475XA + 0,0253XB – 0,0004XAXB. Dari persamaan ini diperoleh nilai
multiple R2 sebesar 0,876 dan nilai p = 0,0005, sehingga memenuhi kriteria
linearitas dan signifikansi. Kekuatan korelasi adalah akar kuadrat dari R2,
sehingga pada persamaan untuk respon daya sebar diperoleh nilai r = 0,9359.
Menurut Sopiyudin (2011), kekuatan korelasi dapat dikatakan kuat apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
nilainya lebih besar dari 0,600 dan sangat kuat apabila nilainya lebih besar
daripada 0,800.
Berdasarkan contour plot daya sebar gel pada Gambar 13, dapat
ditentukan area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol
formula gel masker peel-off anti-acne, terbatas pada level faktor yang diteliti,
yaitu pada daerah berarsir kuning. Pada penelitian ini dipilih rentang daya
sebar optimum sebesar 5-7 cm, sesuai dengan kriteria sediaan semifluid
menurut Garg, et al. (2002). Daya sebar yang optimum diharapkan dapat
menjamin kemudahan aplikasi gel di kulit, sehingga meningkatkan
penerimaan terhadap sediaan.
2. Viskositas
Gambar 14. Contour plot viskositas sediaan gel masker peel-off anti-acne
Persamaan desain faktorial untuk viskositas gel adalah y = -264,1028 +
19,3230XA +2,1791XB – 0,1723XAXB. Dari persamaan ini diperoleh nilai
multiple R2 sebesar 0,9584, nilai r = 0,9790, dan nilai p = 0,000, dengan
demikian persamaan yang diperoleh memenuhi linearitas dan signifikan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
sehingga dapat dilanjutkan dengan pembuatan contour plot dari persamaan
tersebut.
Daerah berarsir biru merupakan area komposisi optimum untuk
memperoleh respon viskositas yang (Gambar 12). Dalam penelitian ini,
rentang viskositas optimum yang dipilih adalah 150-250 dPas. Pemilihan
rentang nilai viskositas didasarkan pada acuan standar gel masker yang
beredar di pasaran, yang memiliki viskositas sekitar 200 dPas. Tidak ada
standar baku yang ditetapkan untuk kriteria viskositas sediaan karena nilai
viskositas untuk setiap sediaan dapat bervariasi, tergantung bahan serta tujuan
pemakaian sediaan.
3. Lama pengeringan
Persamaan desain faktorial untuk lama pengeringan adalah y = 27,0278 –
0,0718XA + 0,1204XB – 0,0054 XAXB. Berdasarkan perhitungan diperoleh
multiple R2 sebesar 0,5565, r = 0,7460, dan nilai p > 0,05. Hal tersebut
menunjukkan bahwa persamaan desain faktorial yang diperoleh tidak linear
serta tidak signifikan sehingga tidak dapat digunakan untuk mencari prediksi
area optimum komposisi polivinil alkohol dan propilen glikol.
4. Pergeseran viskositas
Persamaan desain faktorial untuk pergeseran viskositas adalah y =
6,0940 – 0,2555XA – 0,1768XB + 0,0109XAXB. Dari persamaan tersebut
diperoleh multiple R2 sebesar 0,3953, r = 0,6287, dan nilai p > 0,05 sehingga
persamaan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk menentukan area
optimum respon pergeseran viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
I. Uji Iritasi Primer dengan Metode Draize
Uji iritasi primer dilakukan untuk mengetahui kemungkinan sediaan gel
masker peel-off anti-acne dari ekstrak daun kemangi dalam menyebabkan iritasi.
Uji iritasi dengan metode Draize menggunakan kulit kelinci albino. Terjadinya
iritasi akan ditandai dengan timbulnya eritema dan edema setelah pengolesan gel
pada kulit hewan uji. Pengamatan dilakukan pada waktu 1 jam, 24 jam, 48 jam,
dan 72 jam setelah pengolesan gel.
Tabel XII. Skor indeks iritasi primer hasil uji iritasi kulit primerdengan metode Draize
Formula Indeks iritasi primer1 0a 0b 0ab 0,33
Hasil uji iritasi dengan metode Draize menunjukkan bahwa sediaan gel
masker peel-off anti-acne dari ekstrak daun kemangi pada formula 1, a, dan b
tidak menimbulkan iritasi pada kulit kelinci. Namun pada formula ab ditemukan
daerah kemerahan yang menandakan eritema ringan pada salah satu kelinci,
sehingga memberikan skor indeks iritasi primer 0,33. Formula 1, a, dan b
dikatakan tidak mengiritasi kulit, karena memberi skor indeks iritasi primer 0.
Sedangkan untuk formula ab diperoleh skor indeks iritasi primer 0,33, sehingga
dikatakan kurang merangsang (mildly irritating) (Hayes, 2001).
Hasil yang diperoleh pada formula 1, a, dan b sesuai dengan harapan,
dimana setiap bahan yang digunakan dalam formula berada pada rentang batas
keamanan pemakaian topikal sehingga tidak terjadi reaksi iritasi yang tidak
diinginkan. Namun untuk formula ab diperoleh skor indeks iritasi 0,33 yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
menunjukkan indikasi bahwa sediaan dapat mengiritasi kulit. Adanya reaksi iritasi
dapat dimungkinkan karena efek dari sediaan maupun akibat faktor lain yang
tidak diketahui, yang merangsang iritasi pada selang waktu pengamatan.
Sediaan gel masker peel-off ekstrak daun kemangi diharapkan sebagai
alternatif terapi untuk jerawat sehingga seharusnya tidak memiliki sifat iritan,
karena justru dapat memperparah inflamasi yang terjadi pada kulit. Dengan
adanya hasil bahwa sediaan menunjukkan indikasi sebagai iritan maka dapat
dilakukan perubahan komposisi bahan untuk dapat menghindari terjadinya reaksi
iritasi pada kulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Polivinil alkohol dan propilen glikol memiliki pengaruh signifikan terhadap
daya sebar dan viskositas gel peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi. Pada
lama pengeringan gel, faktor yang memiliki pengaruh signifikan adalah
polivinil alkohol. Baik polivinil alkohol, propilen glikol, maupun interaksi
keduanya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pergeseran viskositas
gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi.
2. Tidak ditemukan prediksi area optimum komposisi polivinil alkohol dan
propilen glikol yang menghasilkan sifat fisik dan stabilitas fisik gel masker
peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi.
3. Formula gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak daun kemangi bersifat
kurang merangsang (mildly irritant) menurut uji iritasi kulit dengan metode
Draize.
B. Saran
1. Perlu dilakukan identifikasi kimia lebih lanjut serta pengujian potensi
antibakteri dari ekstrak daun kemangi maupun sediaan gel masker peel-off
anti-acne dari ekstrak daun kemangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. Perlu dilakukan perubahan komposisi formula gel peel-off anti-acne ekstrak
daun kemangi untuk mendapatkan sediaan yang besifat non-iritan terhadap
kulit.
3. Perlu dilakukan prediksi komposisi optimum carbopol 940 sebagai basis dari
sediaan gel masker peel-off anti-acne ekstrak daun kemangi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi IV,Universitas Indonesia Press, Jakarta, pp. 605-619.
Barry, B. W., 1983, Dermatological Formulation, Mercel Dekker, Inc.,New York, pp. 300-304.
Baumann, L. S., 2010,The Baumann Skin Typing System, in Farage, M.A, Miller, K. W., and Maibach, (Eds.), H. I., Textbook of Skin Aging,Springer, Berlin, pp. 933.
Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics: Practical and ClinicalApplication, 3rd ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 308-553.
Brand, R. M, Jendrzejewski, J. L., Henery, E. M., dan Charron, A. R.,2006, A Single Oral Dose of Ethanol Can Alter TransdermalAbsorption of Topically Applied Chemicals in Rats, ToxicologicalSciences 2006, 92(2), pp. 349-355.
Buchmann, 2001, Main Cosmetic Vehicles, dalam Barel, A.O., Paye, M.,dan Maibach, H.I. (Eds), Handbook of Cosmetic Science andTechnology, Marcell Dekker, Inc., New York, pp. 145-167
Couturaud, V., 2009, Biophysical Characteristics of the Skin in Relation toRace, Sex, Age, and Site, dalam Barel, A.O., Paye, M., and Maibach,H.I. (Eds), Handbook of Cosmetic Science and Technology, 3rd ed.,Informa healthcare USA, Inc., New York, pp. 18.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995, Materia MedikaIndonesia, jilid VI, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta, pp. 182.
Dreno, B. dan Poli, F., 2003, Epidemiology of Acne, Dermatology, 206,pp. 7-10.
Fu, Y. J. dkk., 2009, The Antibacterial Activity of Clove Essential OilAgainst Propionibacterium acnes and Its Mechanism of Action, ArchDermatol., 45(1), 86-88.
Fried, R.G., 2005, Healing Adult Acne: Your Guide to Clear Skin & Self-confidence, New Harbinger Publications, Inc., Oakland, pp. 4.
Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002, Spreading ofSemisolid Formulation: An Update, Pharmaceutical Technology,September 2002, 84-102.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Gill, A.O. dan Holley, R.A., 2004, Mechanisms of Bactericidal Action ofCinnamaldehyde against Listeria monocytogenes and Eugenol againstL. monocytogenes and Lactobacillus sakei, Appl Environ Microbiol.,70(10), pp. 5750-5755.
Goyal, P. dan Kaushik, P., 2011, In vitro Evaluation of AntibacterialActivity of Various Crude Leaf Extracts of Indian Sacred Plant,Ocimum sanctum L., British Microbiology Research Journal, 1(3),70-78.
Gupta, S.K., 2004, Skin Firming Anti-aging Cosmetic MaskCompositions, US Patent Application Publication, 8.
Hayes, A.W., 2001, Principles and Methods of Toxicology, 4th ed., Taylor& Francis, Boca Raton, pp. 1063-1064.
Islam, M.T., Rodriguez-Hornedo, N., Ciotti, S., dan Ackermann, C., 2004,Rheological Characterization of Topical Carbomer Gels Neutralizedto Different pH, Pharmaceutical Research, 21(7), 1194-1199.
Jappe, U., 2003, Pathological Mechanisms of Acne with Special Emphasison Propionibacterium acnes and Related Therapy, Acta Derm Venerol,83, 241-248.
Kelm, M.A., Nair, M.G., Strasburg, G.M., dan DeWitt, D.L., 2000,Antioxidant and Cyclooxygenase Inhibitory Phenolic Compoundsfrom Ocimum sanctum Linn., Phytomedicine, 7(1), 1-13.
Kumar, G. S., Jayveera, K. N., Kumar, A. C. K., Sanjay, U. P., Swamy, V.B. M., dan Kumar, K. D. V., 2007, Antibacterial Screening ofSelected Indian Medicinal Plants Against Acne-inducing Bacteria,Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 6(2), 156-162.
Leyden, J. J., McGinley, K. J., Cavalieri, S., Webster, G. F., Mills, O. H.,dan Kigman, A. M., 2008, Propionibacterium acnes Resistance toAntibiotics in Acne Patients, Journal of the American Academy ofDermatology, 8(1), 41-45.
Liu, J., 1995, Pharmacology of Oleanic Acid and Ursolic Acid, Journal ofEthnopharmacology, 49, 37-68.
Lodén, M., 2009, Hydrating Substances, dalam Barel, A.O., Paye, M., danMaibach, H.I., Handbook of Cosmetic Science and Technology,Marcell Dekker, Inc., New York, pp. 114.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lu, F.C. dan Kacew, S., 2009, Lu’s Basic Toxicology: Fundamentals,Target Organs, and Risk Assessment, 5th ed., Informa Healthcare, NewYork, pp. 213-221.
Martin, A., Swarbrick, J., dan Cammarata, A., 1993, Farmasi Fisik:Dasar-dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, jilid 2, edisi ketiga,Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 997.
Marcinkiewicz, J., Biedroń, R., Bialecka, A., Kasprowicz, A., Mak, M.,dan Targosz, M., 2006, Susceptibility of Propionibacterium acnes andStaphylococcus epidermidis to Killing by MPO-halide SystemProducts. Implication for Taurine Bromamine as a New Candidate forTopical Therapy in Treating Acne Vulgaris, Arch. Immunol. Ther.Exp., 54, 61-68.
Mitsui, T., 1997, New Cosmetic Science, 1st Edition, 28, Elsevier ScienceB. V., Amsterdam, pp. 28-31, 134-136.
Mondal, S., Mirdha, B.R., dan Mahapatra, S.C., 2009, The Science BehindSacredness of Tulsi (Ocimum sanctum Linn.), Indian J PhysiolPharmacol, 53(4), 291-306.
Oyedemi, S.O., Okoh, A.I., Mabinya, L.V., Pironcheva, G., dan Afolayan,A.J., 2009, The Proposed Mechanism of Bactericidal Action ofEugenol, α-terpineol and γ-terpinene against Listeria monocytogenes,Streptococcis pyogenes, Proteus vulgaris and Eschericia coli, Afr. J.Biotechnol., 8(7), pp. 1280-1286.
Pathmanathan M. K., Uthayarasa, K., Jeyadevan, J. P., dan Jeyaseelan, E.C., 2010, In Vitro Antibacterial Activity and Phytochemical Analysisof Some Selected Medicinal Plants, International Journal ofPharmaceutical Biological Archives, 1(3), 291-299.
Prakash, P. and Gupta, N., 2005, Therapeutic Uses of Ocimum sanctumLinn (Tulsi) with a Note on Eugenol and its Pharmacological Actions:a Short Review, Indian J Physiol. Pharmacol., 49 (2), pp. 125-131.
Rahmawati, A., 2010, Uji Aktivitas Daya Anti Bakteri Ekstrak DaunKemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap Bakteri Eschericia coliATCC 11229 dan Staphylococcus aureus ATCC 6538 secara In Vitro,Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Ramesh B. dan Satakopan V.N., 2010, Antioxidant Activities ofHydroalcoholic Extract of Ocimum sanctum Against CadmiumInduced Toxicity in Rats, Ind J Clin Biochem, 25(3), 307-310.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Retnoratih, N., 2011, Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Minyak AtsiriDaun Kemangi (Ocimum sanctum L.) secara In Vitro dengan VariasiCarbopol 934, Skripsi, Universitas Setia Budi, Surakarta.
Rowe, R. C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2006, Handbook ofPharmaceutical Excipients, 5th ed., Pharmaceutical Press, London.
Sawarkar, H. A., Khadabadi, S. S., Mankar, D. M., Farooqui, I. A., danJagtap, N. S., 2010, Development and Biological Evaluation of HerbalAnti-Acne Gel, Int. J. PharmTech Res., 2(3), 2028-2031.
Shai, A., Maibach, H.I., dan Baran, R., 2009, Skin Structure, dalam Shai,A., Maibach, H.I., and Baran, R. (Eds), Handbook of Cosmetic andSkin Care, Informa Healthcare, London, pp. 11, 43-45.
Stokes, W.S., 2004, Preliminary Evaluation of the Underprediction Rate ofthe In Vivo Dermal Irritation Test Method, Part I : Introduction,National Toxicology Program Intragency Center for the Evaluation ofAlternative Toxicological Methods, Research Triangle Park, NC.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo,2002, Tumbuhan Obat II, Hasil Penelitian, Sifat-sifat danPenggunaannya, Pusat Studi Obat Tradisional Universitas GadjahMada, Yogyakarta.
Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman ObatIndonesia I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 420-421.
Tehrani , R. dan Dharmalingam, M., 2004, Management of Pre-menstrualAcne with Cox-2 Inhibitors: A Placebo Controlled Study, IJDVL,70(6), 345-348.
Tudorachi, N., Cascaval, C.N., Rusu, M., dan Pruteanu, M., 2000, Testingof Polyvinyl Alcohol and Starch Mixtures as Biodegradable PolymericMaterials, Polymer Testing, 19, 785-799.
Van Steenis, C.G.G.J., 1992, Flora: Untuk Sekolah di Indonesia,diterjemahkan oleh Suryowinoto M., S. Harjosuwarno, S. S.Adisewojo, Wibisono, dan M. Parto, Pradnya Paramitha, Jakarta.
Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5,diterjemahkan oleh Soendani N. S., Gadjah Mada University Press,Yogyakarta, pp. 316-343.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Wagner, H., Bladt, S., dan Zgainski, E. M., 1984, Plant Drug Analysis: AThin Layer Chromatography Atlas, translated by Th. A. Scott,Springer-Verlag Berlin Heidelberg, Munchen, pp. 22.
Wangcharoen, W. dan Morasuk, W., 2007, Antioxidant Capacity andPhenolic Content of Holy Basil, Songklanakrin J. Sci. Techno., 29(5),1407-1415.
World Health Organization, 2002, WHO Monographs on Selected onMedicinal Plants, volume 2, World Health Organization, Malta, pp.206-213.
Zatz, J. L., dan Kushla, G. P., 1996, Gels, in Lieberman, H. A., Lachman,L., and Schwatz, J. B., Pharmaceutical Dosage Forms: DisperseSystem, Vol. II, 2nd ed., Marcel Dekker Inc., New York, pp. 399-417.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 2. Penimbangan ekstrak kental
Berat bekerkosong(gram)
Berat beker + ekstraksetelah pengeringan
(gram)
Jumlah ekstrak kental(gram)
Beker 1 327,41 348,04 20,63Beker 2 292,12 308,8 16,68
Total ekstrak kental (gram) 37,31
Lampiran 3. Hasil identifikasi eugenol secara KLT
Perhitungan Rf
Rf standar =5,210
= 0,52
Rf sampel =5,810
= 0,58
Rx sampel =5,5,2 = 0,897
Pengamatan visual kromatogram
BercakSebelum
penyemprotanSetelah penyemprotan vanilin-asam sulfat diikuti pemanasan
Standar Tidak berwarna ungu kecoklatanSampel Tidak berwarna ungu kecoklatan
Standar Sampel
5,2 cm
5,8 cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 4. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off anti-acne
1. Daya Sebar
Replikasi Formula 1(cm)
Formula a(cm)
Formula b(cm)
Formula ab(cm)
1 5,29 4,78 5,49 4,992 5,43 4,74 5,81 4,983 5,18 4,86 5,79 5,33X 5,30 4,79 5,70 5,10
SD 0,13 0,06 0,18 0,20
2. Viskositas
Replikasi Formula 1(dPas)
Formula a(dPas)
Formula b(dPas)
Formula ab(dPas)
1 113,00 261,67 89,33 208,002 99,33 251,67 66,33 185,003 122,00 245,00 75,00 150,00X 111,44 252,78 76,89 181,00
SD 11,41 8,39 11,62 29,21
3. Lama waktu kering
Replikasi Formula 1(menit)
Formula a(menit)
Formula b(menit)
Formula ab(menit)
1 25,50 24,00 24,00 22,002 26,50 24,00 27,50 22,003 25,00 24,00 26,00 25,00X 25,67 24,00 25,83 23,00
SD 0,76 0,00 1,76 1,73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Lampiran 5. Data stabilitas fisik sediaan gel masker peel-off anti-acne
1. Pergeseran viskositas
Formula 1
Replikasi
Viskositassediaan
setelah 48 jam(dPas)
Viskositassediaan setelah 21
hari (dPas)
Pergeseran viskositas(%)
1 113,00 117,00 3,542 99,33 100,67 1,353 122,00 121,33 0,55X 111,44 113,00 1,81
SD 11,41 10,90 1,55
Formula a
Replikasi
Viskositassediaan
setelah 48 jam(dPas)
Viskositassediaan setelah 21
hari (dPas)
Pergeseran viskositas(%)
1 261,67 263,33 0,632 251,67 251,67 0,003 245,00 235,00 4,08X 252,78 250,00 1,57
SD 8,39 14,24 2,20
Formula b
Replikasi
Viskositassediaan
setelah 48 jam(dPas)
Viskositassediaan setelah 21
hari (dPas)
Pergeseran viskositas(%)
1 89,33 88,00 1,492 66,33 65,67 1,003 75,00 70,00 6,67X 76,89 74,56 3,05
SD 11,62 11,84 3,14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Formula ab
Replikasi
Viskositassediaan
setelah 48 jam(dPas)
Viskositassediaan setelah 21
hari (dPas)
Pergeseran viskositas(%)
1 208,00 200 3,852 185,00 175 5,413 150,00 140,67 6,22X 181,00 171,89 5,16
SD 29,21 29,79 1,20
Lampiran 6. Data hasil uji pH sediaan gel masker peel-off anti-acne
Hasil uji pH sediaan 48 jam setelah preparasiReplikasi Formula 1 Formula a Formula b Formula ab
1 5,41 5,46 5,58 5,542 5,43 5,47 5,55 5,643 5,38 5,48 5,51 5,65X 5,41 5,47 5,55 5,61
SD 0,03 0,01 0,04 0,06
Hasil uji pH sediaan setelah penyimpanan 21 hariReplikasi Formula 1 Formula a Formula b Formula ab
1 5,43 5,45 5,60 5,552 5,40 5,46 5,53 5,613 5,45 5,54 5,54 5,74X 5,43 5,48 5,56 5,63
SD 0,03 0,05 0,04 0,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 7. Data uji sifat fisik sediaan gel masker peel-off anti-acne setelah21 hari penyimpanan
1. Daya sebar
ReplikasiFormula 1
(cm)Formula a
(cm)Formula b
(cm)Formula ab
(cm)1 5,27 4,68 5,48 4,952 5,37 4,72 5,84 5,033 5,14 4,88 5,69 5,26X 5,26 4,76 5,67 5,08
SD 0,12 0,11 0,18 0,16
2. Viskositas
ReplikasiFormula 1
(dPas)Formula a
(dPas)Formula b
(dPas)Formula ab
(dPas)1 117,00 263,33 88,00 200,00
2 100,67 251,67 65,67 175,00
3 121,33 235,00 70,00 140,67
X 113,00 250,00 74,56 171,89
SD 10,90 14,24 11,84 29,79
Lampiran 8. Perhitungan efek
1. Respon daya sebar
Formula PVA PG Interaksi Respon1 - - + 5,30a + - - 4,79b - + - 5,70ab + + + 5,10
Efek PVA =, , , ,
= - 0,56
Efek PG =, , , ,
= 0,36
Efek interaksi =, , , ,
= - 0,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Respon viskositas
Formula PVA PG Interaksi Respon1 - - + 111,44a + - - 252,78b - + - 76,89ab + + + 181,00
Efek PVA =, , , ,
= 122,73
Efek PG =, , , ,
= - 53,17
Efek interaksi =, , , ,
= -18,62
3. Lama pengeringan
Formula PVA PG Interaksi Respon1 - - + 25,67a + - - 24,00b - + - 25,83ab + + + 23,00
Efek PVA =, , – , ,
= -2,25
Efek PG =, , , ,
=-0,42
Efek interaksi =, , , ,
= - 0,58
4. Pergeseran viskositas
Formula PVA PG Interaksi Respon1 - - + 1,81a + - - 1,57b - + - 3,05ab + + + 5,16
Efek PVA =, , , ,
= 0,94
Efek PG =, , , ,
= 2,42
Efek interaksi =, , , ,
= 1,18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 9. Hasil analisis dengan program Ubuntu-10.04_DesFaktor_0.9
1. Respon daya sebar
2. Respon viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
3. Respon lama pengeringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4. Respon pergeseran viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lampiran 10. Analisis statistik menggunakan uji Wilcoxon terhadap dayasebar sediaan 48 jam dan 21 hari
Formula,replikasi
Daya sebarsediaan 48 jam
(cm)
Daya sebarsediaan 21 hari
(cm)
Selisih dayasebar (cm)
1, 1 5,29 5,27 0,02
1, 2 5,43 5,37 0,06
1, 3 5,18 5,14 0,04
a, 1 4,78 4,68 0,06
a, 2 4,74 4,72 0,02
a, 3 4,86 4,88 0,02
b, 1 5,49 5,48 0,06
b, 2 5,81 5,84 0,03
b, 3 5,79 5,69 0,10
ab, 1 4,99 4,95 0,04
ab, 2 4,98 5,03 0,05
ab, 3 5,33 5,26 0,07
*) Digunakan uji Wilcoxon karena ditemukan data yang memiliki distribusitidak normal
1. Formula 1
a. Uji normalitas selisih daya sebar sediaan
> dsf1 <- edit(as.data.frame(NULL))
> shapiro.test(dsf1$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: dsf1$selisih
W = 1, p-value = 1
b. Uji Wilcoxon terhadap daya sebar sediaan 48 jam dan 21 hari
> median(dsf1$ds1 - dsf1$ds2, na.rm=TRUE) # median difference
[1] 0.04
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
> wilcox.test(dsf1$ds1, dsf1$ds2, alternative='two.sided', paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test
data: dsf1$ds1 and dsf1$ds2
V = 6, p-value = 0.25
alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0
p > 0,05 sehingga Hnull dapat diterima.
2. Formula a
a. Uji normalitas selisih daya sebar sediaan
> shapiro.test(dsfa$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: dsfa$selisih
W = 0.75, p-value = 7.062e-08
Normalitas log
> shapiro.test(dsfa$log)
Shapiro-Wilk normality test
data: dsfa$log
W = 0.75, p-value = 7.43e-08
b. Uji Wilcoxon terhadap daya sebar sediaan 48 jam dan 21 hari
> median(dsfa$ds1 - dsfa$ds2, na.rm=TRUE) # median difference
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
[1] 0.02
> wilcox.test(dsfa$ds1, dsfa$ds2, alternative='two.sided', paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test
data: dsfa$ds1 and dsfa$ds2
V = 5, p-value = 0.5
alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0
p > 0,05 sehingga Hnull dapat diterima
3. Formula b
a. Uji normalitas selisih daya sebar sediaan
> shapiro.test(dsfb$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: dsfb$selisih
W = 0.9067, p-value = 0.4072
b. Uji Wilcoxon terhadap daya sebar sediaan 48 jam dan 21 hari
> median(dsfb$ds1 - dsfb$ds2, na.rm=TRUE) # median difference
[1] 0.01
> wilcox.test(dsfb$ds1, dsfb$ds2, alternative='two.sided', paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
data: dsfb$ds1 and dsfb$ds2
V = 4, p-value = 0.75
alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0
p > 0,05 sehingga Hnull dapat diterima.
4. Formula ab
a. Uji normalitas selisih daya sebar sediaan
> shapiro.test(dsfab$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: dsfab$selisih
W = 0.9643, p-value = 0.6369
b. Uji Wilcoxon terhadap daya sebar sediaan 48 jam dan 21 hari
> median(dsfab$ds2 - dsfab$ds2.1, na.rm=TRUE) # median difference
[1] 0.04
> wilcox.test(dsfab$ds2, dsfab$ds2.1, alternative='two.sided',paired=TRUE)
Wilcoxon signed rank test
data: dsfab$ds2 and dsfab$ds2.1
V = 4, p-value = 0.75
alternative hypothesis: true location shift is not equal to 0
p > 0,05 sehingga Hnull dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 11. Analisis statistik menggunakan uji t berpasangan terhadapviskositas sediaan 48 jam dan 21 hari
Formula,replikasi
Viskositassediaan 48 jam
(dPas)
Viskositassediaan 21 hari
(dPas)
Selisihviskositas
(dPas)1, 1 113,00 117,00 4,00
1, 2 99,33 100,67 1,34
1, 3 122,00 121,33 0,67
a, 1 261,67 263,33 1,66
a, 2 251,67 251,67 0,00
a, 3 245,00 235,00 10,00
b, 1 89,33 88,00 1,33
b, 2 66,33 65,67 0,66
b, 3 75,00 70,00 5,00
ab, 1 208,00 200,00 8,00
ab, 2 185,00 175,00 10,00
ab, 3 150,00 140,67 9,33
*) Digunakan uji t berpasangan karena data menunjukkan distribusi normal
1. Formula 1
a. Uji normalitas selisih viskositas sediaan
> shapiro.test(viskof1$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: viskof1$selisih
W = 0.8936, p-value = 0.3655
b. Two-tailed paired t test terhadap viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari
> t.test(viskof1$visko1, viskof1$visko2, alternative='two.sided',
+ conf.level=.95, paired=TRUE)
Paired t-test
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
data: viskof1$visko1 and viskof1$visko2
t = -1.151, df = 2, p-value = 0.3688
alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-7.375827 4.262493
sample estimates:
mean of the differences
-1.556667
t2,0.95(2-α) = 4,302
tc = -1,151
p > 0,05 dan nilai tc berada di antara -4,302 dan 4,302, sehingga Hnull
dapat diterima.
2. Formula a
a. Uji normalitas selisih viskositas sediaan
> shapiro.test(viskofa$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: viskofa$selisih
W = 0.8705, p-value = 0.297
b. Two-tailed paired t test terhadap viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari
> t.test(viskofa$visko1, viskofa$visko2, alternative='two.sided',
+ conf.level=.95, paired=TRUE)
Paired t-test
data: viskofa$visko1 and viskofa$visko2
t = 0.7634, df = 2, p-value = 0.525
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
95 percent confidence interval:
-12.88883 18.44883
sample estimates:
mean of the differences
2.78
t2,0.95(2-α) = 4,302
tc = 0,7634
p > 0,05 dan nilai tc berada di antara -4,302 dan 4,302, sehingga Hnull
dapat diterima.
3. Formula b
a. Uji normalitas selisih viskositas sediaan
> shapiro.test(viskofb$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: viskofb$selisih
W = 0.8626, p-value = 0.2748
b. Two-tailed paired t test terhadap viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari
> t.test(viskofb$visko1, viskofb$visko2, alternative='two.sided',
+ conf.level=.95, paired=TRUE)
Paired t-test
data: viskofb$visko1 and viskofb$visko2
t = 1.7273, df = 2, p-value = 0.2263
alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
95 percent confidence interval:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
-3.474011 8.134011
sample estimates:
mean of the differences
2.33
t2,0.95(2-α) = 4,302
tc = 1,7273
p > 0,05 dan nilai tc berada di antara -4,302 dan 4,302, sehingga Hnull
dapat diterima.
4. Formula ab
a. Uji normalitas selisih viskositas sediaan
> shapiro.test(viskofab$selisih)
Shapiro-Wilk normality test
data: viskofab$selisih
W = 0.965, p-value = 0.6404
b. Two-tailed paired t test terhadap viskositas sediaan 48 jam dan 21 hari
> t.test(viskofab$visko1, viskofab$visko2, alternative='two.sided',
+ conf.level=.95, paired=TRUE)
Paired t-test
data: viskofab$visko1 and viskofab$visko2
t = 15.5002, df = 2, p-value = 0.004136
alternative hypothesis: true difference in means is not equal to 0
95 percent confidence interval:
6.581177 11.638823
sample estimates:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
mean of the differences
9.11
t2,0.95(2-α) = 4,302
tc = 15,5002
p < 0,05 dan nilai tc berada di luar rentang -4,302 dan 4,302, sehinggaHnull ditolak dan Hi diterima.
Lampiran 12. Perhitungan evaluasi uji iritasi primer kulit dengan metodeDraize
1. Formula 1
Interval observasi
1 jam24jam
48jam
72jam
JumlahEritema Edema
Kelinci 1Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 2Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 3Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0
Rata-rata 0 0
Skor indeks iritasi primer = = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Formula a
Interval observasi
1 jam24jam
48jam
72jam
JumlahEritema Edema
Kelinci 1Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 2Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 3Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0
Rata-rata 0 0
Skor indeks iritasi primer = = 0
3. Formula b
Interval observasi
1 jam24jam
48jam
72jam
JumlahEritema Edema
Kelinci 1Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 2Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 3Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0
Rata-rata 0 0
Skor indeks iritasi primer = = 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4. Formula ab
Interval observasi
1 jam24jam
48jam
72jam
JumlahEritema Edema
Kelinci 1Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 2Eritema 0 0 0 0 0 -Edema 0 0 0 0 - 0Kelinci 3Eritema 0 0 2 1 3 -Edema 0 0 0 0 - 0
Rata-rata 1 0
Skor indeks iritasi primer = = 0,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 13. MSDS Carbomer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 14. MSDS polivinil alkohol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 15. MSDS propilen glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 16. MSDS polietilen glikol-400
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 17. MSDS etil alkohol 70%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Lampiran 18. MSDS potasium hidroksida
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Lampiran 19. MSDS metil paraben
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Lampiran 20. Dokumentasi
Simplisia daun kemangi Serbuk simplisia daun kemangi
Ekstrak kental daun kemangi
Kromatogram sebelum deteksi dengan vanilin-asam sulfat dan pemanasan 100oC
Hasil sediaan gel masker peel-off anti-acne dari ekstrak daun kemangi
Formula 1 Formula a
Formula abFormula a
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Uji daya sebar
Uji viskositas
Uji pH Uji lama pengeringan
Mixer Uji iritasi primer dengan metode Draize
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Dian Prasanti,dilahirkan di Wonogiri pada tanggal 5 Februari 1990.Penulis merupakan putri pertama dari pasangan HindartoWibowo dan Agustina Budiati, memiliki seorang kakaklaki-laki dan seorang adik laki-laki. Penulismenyelesaikan masa studinya di TK Kanisius Wonogiri(1993-1996), SD Kanisius Wonogiri (1996-2002), SLTPRegina Pacis Ursulin Surakarta (2002-2005), SMARegina Pacis Ursulin Surakarta (2005-2008), danmelanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi UniversitasSanata Dharma Yogyakarta (2008-2012).
Selama masa kuliah di Fakultas FarmasiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta, penulis
memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum Farmakognosi-Fitokimia I (2011)dan Formulasi dan Teknologi Sediaan Semisolid-liquid (2011). Penulis jugaterlibat dalam kegiatan Kampanye Informasi Obat (KIO) serta menjadi sekretarispada Titrasi 2010. Selain itu penulis juga pernah mengikuti Program KreativitasMahasiswa dalam bidang Penelitian pada tahun 2011.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI