plagiat merupakan tindakan tidak terpujilibrary.usd.ac.id/data pdf/f....

213
ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA (Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Yiuliani Octariana NIM : 132114066 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: buikhanh

Post on 11-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA

(Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Yiuliani Octariana

NIM : 132114066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

i

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA

(Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Yiuliani Octariana

NIM : 132114066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

You can’t change the wind.

But you can adjust sails to reach your destination

(Paulo Coelho)

Kupersembahkan untuk:

Papaku Ferdy Lesmana dan Mamaku Ai Tju

Adikku Erlyta Agustine Noviyanti

Dan Johnny Indo

Sahabatku Susanti dan Sevi

Serta teman-temanku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN PENERAPAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA

(Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya)

dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 14 Maret 2017 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini

tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan

cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang

menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku

seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau

keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang

lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,

dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan

saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan

menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,

berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Maret 2017

Yang membuat pernyataan,

Yiuliani Octariana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yiuliani Octariana

Nomor Mahasiswa : 132114066

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN PENERAPAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA

(Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya)

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Maret 2017

Yiuliani Octariana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih ke hadirat tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan, dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma.

2. Albertus Yudi Yuniarto, SE., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA selaku Kepala Program Studi

Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. Ilsa Haruti Suryandari, SE., S.I.P., M.Sc., Ak., CA selaku Pembimbing Skripsi

dan Dosen Pembimbing Akademik yang telah sabar membantu, membimbing,

dan memberikan saran serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi dan studi.

5. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Ak., QIA., CA dan Ign. Aryono Putranto, SE,

M.Acc, Ak selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak masukan atas

skripsi yang saya tulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

viii

6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma yang telah banyak memberikan bantuan dan ilmu pengetahuan yang

berguna bagi penulis.

7. Pandita Lusia Anggraini selaku Pimpinan Vihara Bodhicitta Maitreya yang

memberikan izin untuk melakukan penelitian serta Thanzu Mimi, Thanzu

Meixiu, Foyuan Nita, dan Foyuan Wendy yang telah banyak membantu penulis

dalam melakukan penelitian di Vihara Bodhicitta Maitreya.

8. Papa saya Ferdy Lesmana, Ibu saya Ai Tju, adik saya Erlyta Agustine

Noviyanti dan Johnny Indo, atas doa, motivasi, dan bantuannya.

9. Yulius Somali, Susanti, dan Sevi Mega Andriani yang selalu membantu dan

mendengarkan keluh kesah saya serta memberikan dorongan dan motivasi.

10. Teman-teman saya yang selalu memberikan bantuan dan masukan saat

mengerjakan skripsi, Dika, Jalu, Donny, Enggar dan Lukas.

11. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2013, teman-teman kelas B

angkatan 2013 (Siska, Alma, Eci, Lidya, Tata, dan lain-lain), teman-teman

MPAT kelas E, dan teman-teman Service Learning Program 2016.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Maret 2017

Yiuliani Octariana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS.............................. v

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS............................................................ vi

HALAMAN KATA PENGANTAR..................................................................... vii

HALAMAN DAFTAR ISI.................................................................................. ix

HALAMAN DAFTAR TABEL.......................................................................... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR..................................................................... xiii

ABSTRAK.......................................................................................................... xiv

ABSTRACT........................................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................. 5

C. Tujuan Penelitian................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian.............................................................. 6

E. Sistematika Penulisan......................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI................................................................. 9

A. Organisasi Sektor Publik.................................................... 9

B. Sistem Informasi Akuntansi............................................... 10

C. Business Process Diagram................................................. 22

D. Pengendalian Internal......................................................... 23

E. Kelayakan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi........... 47

1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility)................... 47

2. Kelayakan Ekonomis (Economic Feasibility)............. 48

3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)...... 49

F. Kesiapan Perubahan........................................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

x

G. Ajaran Buddha Maitreya.................................................... 53

1. Kebenaran Mulia Mazhab Kasih Maitreya................. 53

2. Dharma Hati Ajita....................................................... 57

3. Teknologi, Peradaban, dan Hati Nurani...................... 63

H. Penelitian Sebelumnya....................................................... 64

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................... 69

A. Objek Penelitian................................................................. 69

B. Metode dan Desain Penelitian............................................ 69

C. Teknik Pengumpulan Data................................................. 71

1. Wawancara.................................................................. 71

2. Observasi.................................................................... 72

3. Dokumentasi............................................................... 72

D. Teknik Analisis Data.......................................................... 72

BAB IV GAMBARAN UMUM VIHARA BODHICITTA

MAITREYA.............................................................................. 80

A. Lokasi Vihara Bodhicitta Maitreya.................................... 80

B. Sejarah Vihara Bodhicitta Maitreya................................... 80

C. Visi dan Misi Vihara Bodhicitta Maitreya......................... 84

D. Sejarah Ajaran Buddha Maitreya....................................... 85

E. Struktur Organisasi di Vihara Bodhicitta Maitreya........... 89

F. Struktur Organisasi Keuangan Vihara Bodhicitta

Maitreya............................................................................. 97

G. Struktur Organisasi Keagamaan Agama Buddha

Maitreya............................................................................. 98

H. Struktur Kelembagaan Agama Buddha Maitreya

Indonesia dan Alur Pelaporan Keuangan........................... 101

I. Kegiatan-kegiatan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya....... 103

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN............................... 105

A. Sistem Informasi Akuntansi Vihara................................... 105

1. Siklus Penerimaan...................................................... 105

2. Siklus Pengeluaran..................................................... 109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

xi

3. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Penggajian.................................................................. 115

B. Pengendalian Internal dalam Vihara................................. 116

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment).... 116

2. Penaksiran Risiko....................................................... 132

3. Aktivitas Pengendalian............................................... 137

4. Informasi dan Komunikasi......................................... 142

5. Aktivitas Pengawasan................................................. 145

C. Perbandingan Sistem Informasi Akuntansi yang Baru

dan Lama........................................................................... 146

1. Siklus Penerimaan...................................................... 146

2. Siklus Pengeluaran..................................................... 152

3. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Penggajian.................................................................. 157

D. Analisis Kelayakan Sistem Baru....................................... 158

1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility).................. 158

2. Kelayakan Ekonomis (Economic Feasibility)............ 160

3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)..... 162

E. Analisis Kesiapan dalam Penerapan Sistem Baru............. 163

BAB VI PENUTUP................................................................................. 173

A. Kesimpulan........................................................................ 173

B. Keterbatasan Penelitian..................................................... 174

C. Saran.................................................................................. 174

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 176

LAMPIRAN....................................................................................................... 179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Karakteristik Organisasi Sektor Publik............................................ 9

Tabel 2.2 Simbol Business Process Diagram.................................................. 23

Tabel 5.1 Perbedaan Siklus Penerimaan Antara Sistem Lama dan Sistem

Baru.................................................................................................. 152

Tabel 5.2 Perbedaan Siklus Pengeluaran Antara Sistem Lama dan Sistem

Baru.................................................................................................. 152

Tabel 5.3 Perbedaan Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Penggajian Antara Sistem Lama dan Sistem Baru........................... 158

Tabel 5.4 Harga Hardware dan Software......................................................... 160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Vihara Bodhicitta Maitreya......................... 90

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Keuangan Vihara Bodhicitta Maitreya........ 97

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Keagamaan Agama Buddha Maitreya......... 98

Gambar 4.4 Struktur Kelembagaan Agama Buddha Maitreya Indonesia....... 101

Gambar 5.1 Business Process Diagram Sumbangan Umat Hari Besar

Keagamaan.................................................................................. 105

Gambar 5.2 Business Process Diagram Penjualan Koperasi Vihara.............. 108

Gambar 5.3 Business Process Diagram Pengeluaran Kas Kecil.................... 110

Gambar 5.4 Business Process Diagram Pengeluaran Melalui Bendahara

Langsung..................................................................................... 113

Gambar 5.5 Business Process Diagram Siklus Manajemen Sumber Daya

Manusia dan Penggajian............................................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

xiv

ABSTRAK

ANALISIS KELAYAKAN DAN KESIAPAN PERUBAHAN

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI VIHARA

(Studi Kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya)

Yiuliani Octariana

NIM: 132114066

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan dan kesiapan

perubahan penerapan sistem informasi akuntansi yang baru di Vihara Bodhicitta

Maitreya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan saran kepada

Vihara Bodhicitta Maitreya mengenai kelayakan dan kesiapan perubahan

penerapan sistem informasi akuntansi yang baru. Lebih lanjut, penelitian ini

diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan

sistem informasi akuntansi yang baru.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan

pendekatan studi kasus. Penelitian ini juga menggunakan teknik triangulasi. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dan

dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis, penerapan sistem informasi akuntansi Vihara

Bodhicitta Maitreya yang baru sudah layak secara teknis, ekonomis, dan

operasional. Kemudian, peneliti menyimpulkan bahwa Vihara Bodhicitta Maitreya

sudah siap melakukan perubahan dalam mengimplementasikan sistem informasi

akuntansi yang baru.

Kata Kunci: Kelayakan, Kesiapan Perubahan, Sistem Informasi Akuntansi, dan

Vihara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

xv

ABSTRACT

THE ANALYSIS OF FEASIBILITY AND READINESS FOR CHANGE IN

IMPLEMENTATION OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM IN

VIHARA

(Case Study in Vihara Bodhicitta Maitreya)

Yiuliani Octariana

NIM: 132114066

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2017

This research aims to discover the feasibility and readiness for change in

implementing a new accounting information system in Vihara Bodhicitta Maitreya.

This research intends to provide descriptions and suggestions to Vihara Bodhicitta

Maitreya about the feasibility and readiness for change in implementing the new

accounting information system. Furthermore, this research is expected to be a

reference for vihara to anticipate the weaknesses of the new accounting information

system.

This research used a qualitative method using a case study approach. This

research also used a triangulation technique. Data collection techniques in this

research were interviews, observation, and documentation.

Based on the analysis results, the implementation of the new accounting

information system was technically, economically, and operationally feasible.

Besides, the current researcher concluded that Vihara Bodhicitta Maitreya was

ready to change by implementing a new accounting information system.

Keyword: Feasibility, Readiness for Change, Accounting Information System, and

Vihara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Mahsun et al. (2006:12), jangkauan organisasi sektor publik

di setiap negara biasanya tidak sama. Tidak ada definisi yang menyeluruh dan

lengkap yang dapat digunakan untuk seluruh sistem pemerintahan. Wilayah

organisasi sektor publik dapat berubah tergantung pada kejadian historis dan

suasana politik yang sedang terjadi di suatu negara. Organisasi sektor publik

di Indonesia merupakan organisasi yang dananya berasal dari masyarakat dan

penggunaan dananya untuk masyarakat. Menurut Bastian (2010:11), di

Indonesia terdapat beberapa macam organisasi sektor publik yang biasanya

dikenal, antara lain: organisasi pemerintah pusat, pemerintah daerah, partai

politik, LSM, yayasan, lembaga pendidikan, lembaga pelayanan kesehatan,

dan tempat peribadatan. Tempat peribadatan yang ada di Indonesia, meliputi:

masjid, gereja, vihara, pura, dan kelenteng.

Vihara merupakan tempat beribadah bagi umat beragama Buddha.

Sebagai sebuah tempat ibadah, vihara mempunyai berbagai macam kegiatan.

Dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada di vihara tentunya terdapat

transaksi yang berkaitan dengan uang. Transaksi tersebut dapat berupa

transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Saat terjadi transaksi yang

berkaitan dengan penerimaan ataupun pengeluaran kas, biasanya suatu

organisasi akan mencatat transaksi tersebut. Pencatatan transaksi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

2

dilakukan ini tidak terlepas dari penggunaan sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi adalah sistem yang bertujuan untuk

mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang

berkaitan dengan transaksi keuangan (Diana dan Setiawati, 2011:4).

Saat berbicara tentang sistem informasi akuntansi, orang-orang juga

akan mengaitkannya dengan pengendalian internal. Menurut AICPA

(American Institute of Certified Public Accountants), pengendalian internal

terdiri dari kebijakan, praktek, dan prosedur yang digunakan oleh organisasi

untuk mencapai 4 (empat) tujuan umum, yaitu: mengamankan aset organisasi,

menjamin keakuratan dan keandalan informasi dan pencatatan akuntansi,

meningkatkan efisiensi dalam operasi organisasi, dan mengukur kepatuhan

terhadap prosedur dan kebijakan yang ditentukan manajemen (Hall, 2013:

112). Menurut Diana dan Setiawati (2011:82), suatu sistem informasi yang

tidak memasukkan unsur pengendalian internal di dalam penerapannya,

kemungkinan besar membuat penerapan sistem informasi tersebut tidak

berguna.

Vihara sebagai suatu organisasi sektor publik seharusnya melakukan

pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan. Dalam pelaksanaan pencatatan

dan pelaporan terdapat penggunaan sistem informasi akuntansi. Saat

organisasi vihara ini menggunakan sistem informasi akuntansi tentunya perlu

ditelaah kembali apakah pengendalian internal diterapkan. Selain itu, vihara

sebagai tempat beribadah umat beragama Buddha tentunya menggunakan

nilai-nilai dan ajaran-ajaran buddhis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

3

Salah satu aliran agama Buddha di Indonesia adalah Maitreya.

Maitreya merupakan calon Buddha yang dipercayai lahir ke bumi untuk

menyelamatkan umat manusia. Buddha Maitreya dikenal dengan Buddha

akhir zaman. Inti dari ajaran agama Buddha Maitreya ini berfokus kepada

cinta kasih dan hati nurani. Salah satu ajaran Buddha Maitreya yaitu “dipukul

tak melawan, dimarah tak membalas”. Hal ini menunjukkan bahwa segala

sesuatu tidak ada yang menandingi cinta kasih dan hati nurani.

Vihara yang menganut aliran agama Buddha Maitreya banyak terdapat

di Indonesia, salah satunya adalah Vihara Bodhicitta Maitreya yang berada di

D.I. Yogyakarta. Sama halnya dengan organisasi pada umumnya, saat terjadi

transaksi penerimaan dan pengeluaran kas di Vihara Bodhicitta Maitreya juga

dilakukan pencatatan atas transaksi tersebut. Terjadinya aktivitas penerimaan

dan pengeluaran kas ini menunjukkan bahwa ada suatu sistem informasi

akuntansi yang diterapkan di Vihara Bodhicitta Maitreya. Selain itu, dengan

diterapkan sistem informasi akuntansi ini juga terdapat kemungkinan bahwa

ada penerapan pengendalian internal di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya,

terlepas dari lemah atau kuatnya pengendalian internal tersebut. Dari ajaran-

ajaran Buddha perlu dibahas dan digali lebih jauh dan mendalam mengenai

kesesuaian ajaran-ajaran Buddha dengan penerapan sistem informasi

akuntansi, khususnya pengendalian internal. Hal ini karena sebagai organisasi

religius yang mengikuti ajaran Buddha, vihara tentunya dianggap perlu untuk

menerapkan nilai-nilai dan ajaran-ajaran Buddha.

Pada tahun 2017, Vihara Bodhicitta Maitreya berencana untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

4

mengubah sistem informasi akuntansi yang telah ada. Perubahan sistem ini

dilakukan karena pihak vihara ingin mengembangkan sistem tata kelola

keuangan vihara menjadi lebih baik. Sistem yang baru ini diharapkan dapat

memenuhi tujuan kepatuhan. Penggunaan teknologi dalam sistem yang baru

ini juga disebabkan oleh tuntutan zaman sehingga tata kelola keuangan vihara

dapat tetap terjaga eksistensi dan keberlanjutannya. Perubahan sistem

informasi akuntansi dari yang lama menjadi yang baru tentunya memerlukan

kesiapan dari para pengabdi yang mengurusi bagian keuangan. Perubahan

sistem tidaklah mudah karena suatu organisasi perlu memastikan terlebih

dahulu apakah sistem yang akan diterapkan layak. Selain itu, organisasi juga

perlu mengidentifikasi apakah organisasi tersebut memiliki kesiapan atas

perubahan terhadap sistem informasi akuntansi.

Hal-hal tersebut menarik bagi peneliti sebab analisis kelayakan untuk

organisasi religius mungkin akan berbeda dengan organisasi lain. Begitu pula

dengan halnya kesiapan perubahan bagi organisasi religius, sebab sumber

daya manusia yang ada di organisasi religius khususnya vihara merupakan

mereka yang secara sukarela bersedia mengabdi untuk vihara dan hanya

diberi sedikit tunjangan per bulan. Selain itu, kurangnya penelitian terkait

dengan akuntansi organisasi religius khususnya vihara, mendorong peneliti

untuk melakukan penelitian terhadap vihara.

Berdasarkan penjabaran di atas, terdapat beberapa hal yang dapat

dibahas lebih lanjut oleh peneliti. Dengan mempertimbangkan beberapa hal,

peneliti merasa perlu untuk membahas mengenai penerapan sistem informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

5

akuntansi dalam vihara dan penerapan pengendalian internal yang terjadi

selama ini, serta kesesuaian antara ajaran Buddha dan penerapan

pengendalian internal untuk sistem informasi akuntansi yang lama. Selain itu,

peneliti juga merasa perlu untuk membandingkan antara penerapan sistem

informasi akuntansi yang lama dan baru agar bisa melihat bagaimana

perbedaan kedua sistem. Kemudian, mengenai perubahan penerapan sistem

informasi akuntansi yang baru, peneliti menganggap bahwa perlu

dilakukannya analisis atas kelayakan penerapan sistem informasi akuntansi

yang baru dan kesiapan perubahan atas sistem informasi akuntansi tersebut.

Oleh karena itu, peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Analisis

Kelayakan dan Kesiapan Perubahan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi di

Vihara” dengan melakukan studi kasus di Vihara Bodhicitta Maitreya yang

berlokasi di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan rumusan masalah,

yaitu:

1. Bagaimana kelayakan penerapan sistem informasi akuntansi yang baru di

Vihara Bodhicitta Maitreya?

2. Bagaimana kesiapan perubahan penerapan sistem informasi akuntansi di

Vihara Bodhicitta Maitreya?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini, antara lain:

1. Untuk mengetahui kelayakan penerapan sistem informasi akuntansi yang

baru di Vihara Bodhicitta Maitreya.

2. Untuk mengetahui kesiapan perubahan penerapan sistem informasi

akuntansi di Vihara Bodhicitta Maitreya.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Vihara Bodhicitta Maitreya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada Vihara

Bodhicitta Maitreya, khususnya mengenai pengendalian internal serta

kelayakan dan kesiapan penerapan perubahan sistem informasi akuntansi.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal vihara agar bisa

membantu pengembangan vihara dalam hal akuntansi.

2. Bagi Pembaca

Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan

dan penjelasan mengenai sistem informasi akuntansi, pengendalian

internal, serta kelayakan dan kesiapan penerapan perubahan sistem

informasi akuntansi, khususnya Vihara Bodhicitta Maitreya.

3. Bagi Peneliti

Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini

adalah peneliti dapat mempelajari lebih mendalam mengenai sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

7

informasi akuntansi, pengendalian internal, serta kelayakan dan kesiapan

penerapan perubahan sistem informasi akuntansi organisasi religius,

khususnya vihara. Selain itu, peneliti juga berharap agar ilmu yang

didapatkan dapat dikembangkan saat melakukan penelitian ini.

E. Sistematika Penelitian

Dalam penulisan penelitian ini, peneliti membagi penulisan menjadi beberapa

bab yang terdiri dari: Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan Teori, Bab III

Metode Penelitian, Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian, Bab V

Analisis Data dan Pembahasan, dan Bab VI Penutup. Berikut merupakan isi

dari bab-bab tersebut, antara lain:

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Dalam bab ini, peneliti menguraikan teori-teori yang berkaitan

dengan topik penelitian dan ajaran-ajaran Buddha Maitreya yang

dapat dikaitkan dengan penerapan pengendalian internal. Teori-teori

yang berkaitan dengan topik penelitian, seperti organisasi sektor

publik, sistem informasi akuntansi, business process diagram,

pengendalian internal, kelayakan penerapan sistem, kesiapan

perubahan sistem, dan ajaran Buddha Maitreya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

8

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menjelaskan mengenai objek penelitian, metode dan desain

penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini membahas mengenai pengenalan objek penelitian, seperti

lokasi tempat penelitian, latar belakang atau sejarah berdirinya

Vihara Bodhicitta Maitreya, visi dan misi vihara, sejarah ajaran

Buddha Maitreya, struktur organisasi vihara, pembagian tugas

masing-masing jabatan dalam struktur organisasi, dan kegiatan-

kegiatan yang dilakukan oleh vihara.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menguraikan tentang deskripsi data penelitian dan analisis

data yang dibandingkan dengan teori terkait.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Organisasi Sektor Publik

Kata “publik” (public) berarti masyarakat atau rakyat, yang biasanya,

merupakan kelompok binaan, donatur, konstituen, atau umat (Bastian,

2010:11). Hal ini berarti bahwa masyarakat atau rakyat dalam arti kata publik

juga termasuk bagian-bagian yang berperan untuk memberikan atau

menyumbangkan dana dan/atau juga merupakan pihak yang mendapatkan

manfaat dari penggunaan dana tersebut. Oleh karena itu, organisasi sektor

publik di Indonesia adalah organisasi yang dananya berasal dari masyarakat

dan kemudian penggunaannya juga bermanfaat bagi masyarakat. Menurut

Bastian (2010:11), jenis organisasi sektor publik yang ada dan dikenal di

Indonesia, antara lain: organisasi pemerintah pusat, organisasi pemerintah

daerah, organisasi partai politik, organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat,

organisasi yayasan, oganisasi pendidikan (seperti sekolah), organisasi

kesehatan (seperti puskesmas dan rumah sakit), dan organisasi tempat

peribadatan (seperti masjid, gereja, vihara, pura, dan kelenteng).

Tabel 2.1 Karakteristik Organisasi Sektor Publik

Tujuan Untuk mensejahterakan masyarakat secara bertahap, baik

dalam kebutuhan dasar, dan kebutuhan lainnya baik

jasmani maupun rohani.

Aktivitas Pelayanan publik (public services) seperti dalam bidang

pendidikan, kesehatan, keamanan, penegakan hukum,

transportasi publik, dan penyedia pangan.

Sumber

Pembiayaan

Berasal dari dana masyarakat yang berwujud pajak dan

retribusi, laba perusahaan negara, pinjaman pemerintah,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

10

Tabel 2.1 Karakteristik Organisasi Sektor Publik (Lanjutan)

serta pendapatan lain-lain yang sah dan tidak bertentangan

dengan perundangan yang berlaku.

Pola Pertang-

gungjawaban

Bertanggungjawab kepada masyarakat melalui lembaga

perwakilan masyarakat, seperti dalam organisasi

pemerintahan yang meliputi Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta dalam yayasan

dan LSM seperti dewan pengampu.

Kultur

Organisasi

Bersifat birokratis, formal, dan berjenjang.

Penyusunan

Anggaran

Dilakukan bersama masyarakat dalam perencanaan

program. Penurunan anggaran program publik

dipublikasikan untuk dikritisi dan didiskusikan oleh

masyarakat. Dan akhirnya disahkan oleh wakil masyarakat

di DPR, DPD, DPRD, majelis syuro partai, dewan

pengurus LSM, atau dewan pengurus yayasan.

Stakeholder Dapat dirinci sebagai masyarakat Indonesia, para pegawai

organisasi, para kreditor, para investor, lembaga-lembaga

internasional termasuk lembaga donor internasional (seperti

Bank Dunia (World Bank), International Monetary Fund

(IMF), Asian Development Bank (ADB), Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB), United Nation Development

Program (UNDP), USAID, dan pemerintah luar negeri.

(Sumber: Indra Bastian, 2010)

B. Sistem Informasi Akuntansi

Kata sistem berasal dari Bahasa Latin, yaitu systema dan Bahasa

Yunani, yaitu sustema yang berarti suatu kesatuan elemen atau komponen

yang dihubungkan secara bersama untuk memudahkan aliran informasi,

materi, atau energi (Mardi, 2011:3). Menurut Romney dan Steinbart (2014:3),

“sistem (system) adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling

terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan”. Menurut Mulyadi (2016:1),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

11

setiap sistem terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem adalah unsur-

unsur yang membentuk sistem, sedangkan proses sistem merupakan cara

kerja setiap unsur sistem dalam mencapai tujuan dari sistem tersebut.

Data merupakan fakta yang masih belum diolah atau mentah yang

dikumpulkan, disimpan, dan diproses oleh sistem informasi menjadi suatu

informasi. Informasi (information) adalah data yang sudah dikelola dan

diproses, yang memiliki arti dan berguna untuk proses pengambilan

keputusan. Nilai informasi (value of information) adalah manfaat yang

dihasilkan oleh informasi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan dan memproses informasi tersebut. Menurut Romney dan

Steinbart (2014:4) keuntungan dari suatu informasi adalah berkurangnya

ketidakpastian, peningkatan kualitas pengambilan keputusan, dan

meningkatkan kemampuan dalam merencanakan dan menjadwalkan aktivitas.

Menurut Romney dan Steinbart (2014:5) terdapat tujuh karakteristik

informasi yang berguna, antara lain:

1. Relevan

Informasi yang relevan merupakan informasi berhubungan dengan yang

diperlukan. Informasi yang relevan dapat mengurangi ketidakpastian,

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dan menegaskan atau

memperbaiki ekspektasi sebelumnya.

2. Reliable

Informasi yang reliable berarti informasi yang dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Informasi dapat dikatakan reliable jika informasi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

12

bebas dari kesalahan atau bias dan menyajikan suatu kejadian atau

aktivitas organisasi secara akurat.

3. Lengkap

Informasi yang lengkap berarti dalam penyajian informasi tersebut tidak

menghilangkan aspek penting dari suatu kejadian atau aktivitas yang

diukur.

4. Tepat waktu

Informasi harus tepat waktu yaitu diberikan pada waktu yang tepat pada

pengambil keputusan untuk mengambil keputusan. Informasi harus tepat

waktu sebab jika informasi tersebut terlambat bisa menyebabkan

informasi tersebut tidak lagi berguna atau mengurangi kualitas informasi

tersebut.

5. Dapat dipahami

Informasi disajikan dalam format yang dapat dimengerti oleh pengguna

informasi dan jelas.

6. Dapat diverifikasi

Informasi dapat diverifikasi yang mana jika ada dua atau lebih orang

yang independen dan berpengetahuan di bidang yang sama, mereka dapat

menghasilkan informasi yang sama.

7. Dapat diakses

Informasi dapat diakses maksudnya adalah jika informasi tersedia untuk

pengguna saat mereka membutuhkan informasi tersebut dan dalam

format yang dapat digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

13

Menurut Romney dan Steinbart (2014:11) “Akuntansi adalah proses

identifikasi, pengumpulan, dan penyimpanan data serta proses

pengembangan, pengukuran, dan komunikasi informasi”. Berdasarkan

pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa akuntansi adalah sistem

informasi. Hal ini karena sistem informasi akuntansi juga mengumpulkan,

mencatat, menyimpan, dan memproses data akuntansi dan data lainnya untuk

membuat data tersebut menjadi suatu informasi yang dapat digunakan oleh

pembuat keputusan.

Menurut Romney dan Steinbart (2014:11) terdapat enam komponen

dari sistem informasi akuntansi, yaitu: (1) pengguna sistem; (2) prosedur dan

instruksi yang digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan

data; (3) data tentang organisasi dan aktivitas bisnisnya; (4) perangkat lunak

(software) yang digunakan untuk mengolah data; (5) infrastruktur teknologi

informasi, meliputi komputer, perangkat keras (hardware), dan perangkat

jaringan komunikasi yang digunakan dalam SIA; dan (6) pengendalian

internal dan pengukuran keamanan yang menyimpan data sistem informasi

akuntansi.

Romney dan Steinbart juga berpendapat (2014:11) bahwa enam

komponen SIA tersebut memungkinkan SIA untuk melaksanakan tiga fungsi

bisnis, yaitu:

1. Mengumpulkan dan menyimpan data mengenai kegiatan atau aktivitas,

sumber daya, dan personel organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

14

2. Mengolah data menjadi informasi sehingga manajemen dapat

merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, dan mengevaluasi

kegiatan, sumber daya, dan personel.

3. Melakukan pengendalian internal yang memadai untuk mengamankan

aset dan data organisasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2014:7) dalam sistem informasi

akuntansi terdapat berbagai macam business process atau transaction cycle

seperti siklus penerimaan, siklus pengeluaran, dan siklus produksi. Berikut ini

siklus-siklus yang terdapat dalam organisasi religius, khususnya vihara:

1. Siklus Penerimaan

Menurut Mulyadi (2016:380), penerimaan kas untuk penjualan

tunai dapat dilakukan dengan prosedur penerimaan kas dari over-the-

counter sales. Prosedur yang dilakukan dalam penerimaan kas ini yaitu:

pembeli datang ke toko atau perusahaan lalu memesan barang atau

produk yang akan dibeli kepada wiraniaga di bagian penjualan. Lalu

pembeli akan melakukan pembayaran kepada bagian kasir. Pembayaran

dapat dilakukan dengan uang tunai, kartu kredit, cek pribadi (personal

check), atau kartu debit. Kemudian, bagian penjualan memerintahkan

bagian pengiriman untuk menyerahkan pesanan kepada pembeli dan

bagian pengiriman menyerahkan barang tersebut. Setelah itu, bagian

kasir menyetorkan kas yang diterima ke bank. Transaksi ini kemudian

dicatat oleh bagian akuntansi. Pendapatan penjualan dicatat ke dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

15

jurnal penjualan dan penerimaan kas dicatat dalam jurnal penerimaan

kas.

Menurut Mulyadi (2016:386), dokumen yang dibutuhkan dalam

melakukan transaksi penerimaan kas, antara lain:

a. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam informasi terjadinya

transaksi penjualan tunai oleh perusahaan. Dokumen ini diisi oleh

fungsi yang kemudian digunakan sebagai pengantar kepada fungsi

kas saat pembeli akan membayar.

b. Cash register tape

Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas saat menerima pembayaran

dari pembeli dengan menggunakan cash register.

c. Credit card sales slip

Dokumen ini merupakan dokumen yang dicetak oleh bank yang

menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang

menjadi anggota dari kartu kredit tersebut. Dokumen ini diisi oleh

fungsi kas yang berfungsi untuk menagih uang tunai dari bank yang

menerbitkan kartu kredit atas transaksi pembelian yang dilakukan

oleh pemegang kartu kredit.

d. Bill of lading

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyerahan barang dari

perusahaan penjualan barang kepada perusahaan jasa pengantar

barang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

16

e. Bukti setor bank

Dokumen ini digunakan sebagai bukti penyetoran kas ke bank yang

dibuat oleh fungsi kas.

f. Rekapitulasi beban pokok penjualan

Dokumen ini berfungsi sebagai daftar untuk meringkas harga pokok

produk yang dijual dalam periode tertentu.

2. Siklus Pengeluaran

Menurut Diana dan Setiawati (2011:122) secara umum, lima jenis

pembelian yang dilakukan dalam perusahaan, antara lain:

a. Pembelian barang dagangan

Barang dagangan merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan

untuk dijual kembali, tanpa merubah bentuk dari barang tersebut

ataupun memberi nilai tambah pada produk tersebut.

b. Pembelian bahan baku dan bahan pembantu

Bahan baku dan bahan pembantu adalah bahan atau material yang

digunakan oleh perusahaan untuk membuat atau memproduksi suatu

produk yang kemudian dapat dijual.

c. Pembelian supplies (bahan habis pakai)

Bahan habis pakai (supplies) merupakan barang yang diperlukan

oleh perusahaan untuk membantu jalannya kegiatan operasional

usaha dan barang tersebut biasanya habis digunakan dalam jangka

waktu kurang dari satu tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

17

d. Pembelian peralatan

Peralatan merupakan barang yang digunakan oleh perusahaan yang

biasanya jangka waktu pemakaiannya dapat lebih dari satu tahun.

e. Pembelian aktiva tetap

Aktiva tetap merupakan barang yang memberi manfaat di masa

depan yang dibeli dan digunakan oleh perusahaan yang umur

ekonomisnya lebih dari satu tahun.

Terdapat dua jenis pembelian yang biasanya dilakukan, antara lain:

a. Pembelian tunai

1) Proses bisnis dalam siklus pembelian tunai

Bagian yang kehabisan barang atau membutuhkan barang

membuat Surat Permintaan Pembelian. Kemudian bagian

tersebut memberikan Surat Permintaan Pembelian kepada

bagian pembelian. Setelah menerima Surat Permintaan

Pembelian, bagian pembelian mengajukan kasbon kepada

pengelola kasbon untuk mendapatkan uang tunai yang

dibutuhkan untuk membeli barang tersebut. Lalu, bagian

pembelian membeli barang-barang yang dibutuhkan sesuai

dengan informasi yang dicantumkan dalam Surat Permintaan

Pembelian. Bagian pembelian memberikan barang tersebut

kepada pihak yang membutuhkan dan kemudian pihak tersebut

membubuhkan tanda tangan pada Faktur Pembelian. Tanda

tangan ini digunakan sebagai bukti bahwa pihak tersebut telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

18

menerima barang dari bagian pembelian. Selanjutnya, bagian

pembelian membuat pertanggungjawaban atas kasbon tersebut

dan menyerahkan sisa uang kepada pengelola kasbon.

2) Dokumen dalam Pembelian Tunai

Menurut Diana dan Setiawati (2011:124-125), dokumen yang

digunakan dalam transaksi pembelian tunai, yaitu:

a) Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk merekam permintaan

pembelian dari departemen lain yang membutuhkan barang

kepada bagian pembelian.

b) Blanko Kasbon

Blanko kasbon ini berfungsi untuk meminta kas dari bagian

pengelola kasbon yang jumlah kas yang diminta

berdasarkan perkiraan dalam Surat Permintaan Pembelian.

c) Faktur Pembelian Tunai

Dokumen ini merupakan dokumen yang berasal dari toko

atau pemasok di mana perusahaan melakukan pembelian

secara tunai.

d) Blanko Penyelesaian Kasbon

Dokumen ini digunakan untuk membuat

pertanggungjawaban atas kasbon yang kemudian diserahkan

kepada pengelola kasbon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

19

b. Pembelian Kredit

1) Proses Bisnis dalam Siklus Pembelian Kredit

Bagian yang kehabisan barang atau membutuhkan barang

membuat Surat Permintaan Pembelian. Kemudian bagian

tersebut memberikan Surat Permintaan Pembelian kepada

bagian pembelian. Setelah menerima Surat Permintaan

Pembelian, bagian pembelian memesan barang ke pemasok

menggunakan Surat Order Pembelian, yang dibuat berdasarkan

Surat Permintaan Pembelian. Saat barang pesanan datang,

bagian yang membutuhkan barang dan bagian pembelian

mengecek barang tersebut. Jika barang yang dipesan tidak sesuai

dengan yang tercantum dalam Surat Order Pembelian, bagian

akuntansi akan membuat nota retur dan mengembalikan barang-

barang tersebut. Jika pesanan yang datang sesuai, maka barang

akan diserahkan kepada bagian yang membutuhkan. Bagian

akuntansi, khususnya yang menangani utang usaha menerima

tagihan dari pemasok. Menjelang tanggal jatuh tempo, bagian

akuntansi akan menyiapkan Bukti Kas Keluar untuk membayar

utang ke pemasok. Kepala Bagian Keuangan mengotorisasi

Bukti Kas Keluar dan slip transfer atau cek dan Bukti Kas

Keluar dan cek atau slip transfer diserahkan kepada bagian kasir.

Lalu, bagian kasir memproses pelunasan utang dan Bukti Kas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

20

Keluar dan copy cek atau slip transfer diserahkan kepada bagian

akuntansi untuk dicatat.

2) Dokumen dalam Pembelian Kredit

Menurut Diana dan Setiawati (2011:132) dokumen yang

digunakan dalam transaksi pembelian kredit, antara lain:

a) Surat Permintaan Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk merekam permintaan

pembelian dari departemen lain yang membutuhkan barang

kepada bagian pembelian.

b) Surat Order Pembelian

Dokumen ini digunakan untuk memesan barang yang ingin

dibeli kepada pihak pemasok yang dibuat oleh bagian

pembelian.

c) Nota Retur

Dokumen ini digunakan untuk pengembalian barang yang

dikirim oleh pemasok jika barang yang diterima tidak sesuai

dengan yang dipesan. Dokumen ini dibuat oleh bagian

akuntansi.

d) Faktur Pembelian

Dokumen ini merupakan dokumen tagihan yang diterima

dari pemasok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

21

e) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini dibuat oleh bagian akuntansi berdasarkan

informasi yang ada dalam faktur dan Surat Order Pembelian

yang merupakan permintaan pembayaran utang kepada

pemasok.

3. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian

Menurut Diana dan Setiawati (2011:182), dokumen yang

digunakan dalam pembayaran gaji, antara lain:

a. Kartu waktu

Kartu waktu digunakan untuk merekam kehadiran karyawan setiap

harinya, yakni jam karyawan tersebut datang dan pulang dari kantor.

b. Daftar gaji

Daftar gaji ini berisi besar gaji seluruh karyawan yang bekerja di

perusahaan sehingga perusahaan bisa mengetahui total beban gaji

yang dikeluarkan.

c. Slip gaji

Dokumen ini berisi rincian gaji karyawan yang bertujuan agar

karyawan mengetahui komponen-komponen pemberian gaji kepada

mereka, serta agar tidak terjadi salah pemberian gaji.

d. Daftar transfer

Dokumen ini digunakan sebagai surat perintah kepada bank untuk

mengirimkan atau mentransfer uang dengan nominal tertentu kepada

masing-masing karyawan yang menerima gaji.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

22

Berikut proses penggajian melalui transfer menurut Diana dan

Setiawati (2011:185), yaitu: bagian personalia merekam atau mencatat

kehadiran karyawan setiap hari, bisa juga menggunakan alat sidik jari

atau kartu waktu. Kemudian, bagian penggajian menghitung gaji dari

karyawan tersebut beserta dengan Pajak Penghasilan pasal 21, lalu

bagian penggajian menyusun daftar gaji, daftar transfer, dan slip gaji.

Bagian penggajian lalu menyerahkan slip gaji dan daftar gaji kepada

bagian akuntansi untuk dibuatkan Bukti Kas Keluar. Bagian akuntansi

memeriksa penghitungan daftar gaji dan mengecek kesesuaian antara

daftar gaji dengan slip gaji. Lalu, bagian akuntansi menyerahkan slip gaji

kepada setiap karyawan sesuai dengan nama yang tercantum. Bukti Kas

Keluar yang dilampiri dengan daftar gaji dan slip gaji diberikan kepada

bagian keuangan. Bagian keuangan mengecek kesesuaian informasi yang

ada di dalam daftar gaji dan daftar transfer kemudian menandatangani

daftar gaji dan daftar transfer. Setelah itu, daftar transfer diserahkan ke

bank terkait untuk mengirimkan gaji masing-masing karyawan.

C. Business Process Diagram

Menurut Romney dan Steinbart (2014:73) “Diagram Proses Bisnis

(DPB-Business Process Diagram) adalah cara visual untuk menjelaskan

langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas dalam proses bisnis”. Aktivitas yang

digambarkan dalam business process diagram memudahkan pemahaman

pembaca diagram tentang proses bisnis yang terjadi. Terdapat standar untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

23

menggambarkan business process diagram yang dibuat oleh Business Process

Modeling Initiative Notation Working Group. Berikut ini beberapa simbol

untuk menggambarkan business process diagram yang dapat digunakan untuk

menghasilkan diagram yang mudah dibuat dan dipahami.

Tabel 2.2 Simbol Business Process Diagram

Simbol Nama Penjelasan

Mulai Mulai atau permulaan proses

diwakili oleh lingkaran kecil.

Akhir

Akhir proses direpresentasikan oleh

lingkaran kecil bergaris tebal.

Aktivitas dalam

proses

Aktivitas dalam proses diwakili

oleh persegi yang sisinya tumpul.

Penjelasan aktivitas ditempatkan

dalam persegi.

Keputusan Keputusan yang dibuat selama

proses diwakili oleh sebuah wajik.

Penjelasan keputusan ditempatkan

di dalam simbol.

Arus Arus data informasi yang

ditunjukkan oleh panah.

Informasi

anotasi

Informasi yang membantu

menjelaskan proses bisnis yang

dimasukkan ke dalam diagram dan

jika dibutuhkan, panah yang tebali

digambarkan dari penjelasan

simbol.

(Sumber: Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart, 2014:74)

D. Pengendalian Internal

Salah satu komponen dari sistem informasi akuntansi adalah

pengendalian internal. Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of

Treadway Commission atau biasa disingkat dengan COSO (2013:15),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

24

pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan

direksi, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk menyediakan

jaminan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan yang berkaitan

dengan operasi (operations), pelaporan (reporting), dan kepatuhan

(compliance). Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa pengendalian

internal dirancang untuk mencapai tujuan pengendalian. Menurut Commitee

of Sponsoring Organizations of Treadway Commission atau COSO (2013: 15-

16) terdapat tiga jenis tujuan pengendalian, yaitu:

1. Tujuan Operasi (Operations Objectives)

Tujuan pengendalian dalam hal operasi adalah melakukan operasi secara

efektif dan efisien. Hal ini termasuk tujuan organisasi dalam hal kinerja

keuangan dan operasional, serta menjaga aset organisasi agar tetap aman.

2. Tujuan Pelaporan (Reporting Objectives)

Tujuan pengendalian dalam hal pelaporan adalah berkaitan dengan

pelaporan baik secara keuangan maupun non keuangan internal dan

eksternal. Selain itu hal ini juga meliputi syarat yang di tetapkan oleh

pembuat kebijakan, penyusun standar atau kebijakan organisasi, seperti

reliabilitas, ketepatwaktuan, transparansi, dan sebagainya.

3. Tujuan Kepatuhan (Compliance Objectives)

Tujuan pengendalian mengenai kepatuhan berkaitan dengan ketaatan

organisasi atas hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway

Commission atau COSO (2013:45), terdapat lima komponen dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

25

pengendalian internal, antara lain:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian merupakan seperangkat standar, proses, dan

struktur yang menyediakan dasar untuk melaksanakan pengendalian

internal untuk semua organisasi. Dalam Commitee of Sponsoring

Organizations of Treadway Commission atau COSO (2013:56), terdapat

lima prinsip yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian antara lain:

a. Organisasi menunjukkan komitmen untuk integritas dan nilai-nilai

etika.

Manajemen dan dewan direksi diharapkan untuk memberikan

contoh dalam hal mengembangkan nilai-nilai, filosofi, dan gaya

operasi untuk organisasi. Mereka dipengaruhi oleh norma sosial dan

etika dalam pasar dimana entitas beroperasi. Untuk membantu

pemahaman dan kepatuhan persyaratan legal dan pengaturan,

manajemen dan dewan direksi melakukan pengukuran yang spesifik

untuk menetapkan pola dalam hal moral, sosial, lingkungan atau

bentuk lain yang termasuk tanggung jawabnya. Integritas dan nilai-

nilai etika merupakan pesan utama dalam komunikasi organisasi dan

pelatihan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:86),

terdapat empat poin penting berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Menetapkan pola atau gaya di tingkat puncak.

Dewan direksi dan manajemen pada semua level entitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

26

menunjukkan melalui arahan, tindakan, dan perilaku mereka

mengenai pentingnya integritas dan nilai-nilai etika untuk

mendukung fungsi sistem pengendalian internal.

2) Menetapkan standar yang dilakukan.

Ekspektasi dewan direksi dan manajemen senior mengenai

integritas dan nilai-nilai etika didefinisikan dalam standar entitas

dengan melakukan dan memahami semua level organisasi dan

penyedia jasa dari luar dan rekan bisnis.

3) Mengevaluasi ketaatan untuk standar yang dilakukan.

Proses untuk mengevaluasi kinerja individu dan tim dalam

menerapkan standar yang telah ditetapkan.

4) Membicarakan penyimpangan pada waktu yang tepat.

Penyimpangan dari standar yang diharapkan entitas

diidentifikasi dan diperbaiki secara konsisten dan tepat waktu.

b. Dewan direksi menunjukkan dia independen (tidak tergantung) dari

manajemen dan melakukan pengawasan atas pengembangan dan

kinerja pengendalian internal.

Dewan direksi mempunyai otoritas untuk merekrut maupun

memecat saat diperlukan dan menetapkan rangkaian perencanaan

untuk Chief Executive Officer atau setaranya yang kemudian

ditugaskan dengan seluruh pelaksanaan strategi entitas, pencapaian

tujuan, dan keefektivitasan sistem pengendalian internal. Dewan

direksi bertanggungjawab untuk menyediakan pengawasan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

27

tantangan perbaikan untuk manajemen. Dewan direksi independen

dari manajemen dan menunjukkan kemampuan dan keahlian yang

relevan dalam melaksanakan tanggung jawab pengawasannya.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:95),

terdapat empat poin yang fokus pada pentingnya karakteristik yang

berkaitan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Menetapkan tanggung jawab pengawasan.

Dewan direksi mengidentifikasi dan menerima tanggung jawab

pengawasan dalam hubungan untuk menetapkan persyaratan dan

ekspektasi.

2) Menggunakan keahlian yang relevan.

Dewan direksi mendefinisikan, memelihara, dan secara periodik

mengevaluasi keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan di

antara anggota-anggotanya untuk memampukan mereka

menanyakan pertanyaan pemeriksaan dari manajemen senior

dan mengambil tindakan yang cocok.

3) Mengoperasikan secara independen.

Dewan direksi mempunyai anggota yang cukup yang

independen dari manajemen dan bertujuan dalam mengevaluasi

dan membuat keputusan.

4) Menyediakan pengawasan untuk sistem pengendalian internal.

Dewan direksi memberikan tanggung jawab pengawasan untuk

desain manajemen, implementasi, dan melakukan pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

28

internal.

c. Manajemen menetapkan dengan badan pengawas, struktur, alur

pelaporan, dan otoritas dan tanggung jawab yang tepat dalam

pencapaian tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:102), terdapat

tiga poin penting berhubungan dengan karakterisik prinsip ini, yaitu:

1) Mempertimbangkan seluruh struktur dalam entitas.

Manajemen dan dewan direksi mempertimbangkan berbagai

struktur yang digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan.

2) Menetapkan alur pelaporan.

Manajemen mendesain dan mengevaluasi alur pelaporan untuk

setiap struktur entitas untuk mampu melaksanakan otoritas dan

tanggung jawab dan mengalirkan informasi untuk mengatur

aktivitas entitas.

3) Mendefinisikan, memberikan, dan membatasi otoritas dan

tanggung jawab.

Otoritas memberikan wewenang kepada seseorang untuk

berperilaku seperti yang dibutuhkan, namun otoritas seseorang

juga perlu untuk mendefinisikan batasan wewenangnya.

Manajemen dan dewan direksi mendelegasikan wewenang,

mendefinisikan tanggung jawab, dan menggunakan proses dan

teknologi yang tepat untuk menempatkan tanggung jawab dan

pemisahan tugas pada berbagai level dalam organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

29

d. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik,

mengembangkan, dan memelihara orang-orang yang kompeten

sejalan dengan tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:109), terdapat

empat poin penting yang berhubungan dengan prinsip ini, antara

lain:

1) Menetapkan kebijakan dan praktek.

Kebijakan dan praktek mencerminkan ekspektasi kompetensi

yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

2) Mengevaluasi kompetensi dan membicarakan kekurangan.

Dewan direksi dan manajemen mengevaluasi kompetensi untuk

sumber daya manusia dalam organisasi maupun penyedia jasa

dari luar (outsourcing) dalam relasi untuk menetapkan kebijakan

dan praktek, dan membicarakan kekurangan-kekurangan jika

diperlukan.

3) Menarik, mengembangkan, dan memelihara individu-individu

atau sumber daya manusia.

Organisasi menyediakan konsultasi dan pelatihan yang

dibutuhkan untuk menarik, mengembangkan dan memelihara

personel ataupun penyedia jasa dari luar yang cukup dan

kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan.

4) Perencanaan dan persiapan untuk penggantian.

Manajemen senior dan dewan direksi mengembangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

30

kemungkinan rencana untuk tugas dari tanggung jawab yang

penting dalam pengendalian internal.

e. Organisasi memiliki orang-orang yang bertanggungjawab untuk

tanggung jawab pengendalian internal mereka sejalan dengan tujuan.

Dalam Internal Control-Integrated Framework yang disusun

oleh COSO (2013:116), terdapat lima poin penting berhubungan

dengan karakteristik prinsip ini, antara lain:

1) Menjalankan akuntabilitas melalui struktur, otoritas, dan

tanggung jawab.

Akuntabilitas mengarah ke kepemilikan wewenang untuk

kinerja pengendalian internal dalam pencapaian tujuan dengan

mempertimbangkan risiko-risiko yang dihadapi oleh entitas.

Manajemen dan dewan direksi menetapkan mekanisme untuk

mengkomunikasikan dan memiliki individu yang

bertanggungjawab untuk kinerja tanggung jawab pengendalian

internal seluruh organisasi dan mengimplementasikan tindakan

perbaikan jika dibutuhkan.

2) Menetapkan pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan.

Manajemen dan dewan direksi menetapkan pengukuran kinerja,

insentif, dan penghargaan lain yang tepat untuk tanggung jawab

pada semua level pada entitas, mencerminkan dimensi yang

tepat dari kinerja dan mengharapkan standar dilaksanakan, dan

mempertimbangkan pencapaian tujuan jangka panjang maupun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

31

jangka pendek.

3) Mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan

secara relevan dan terus-menerus.

Manajemen dan dewan direksi menyepakati insentif dan

penghargaan dengan penyelesaian tanggung jawab pengendalian

internal dalam mencapai tujuan.

4) Mempertimbangkan tekanan yang terlalu banyak.

Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi dan menyesuaikan

tekanan yang diasosiasikan pencapaian tujuan dengan mereka

memberikan tanggung jawab, mengembangkan pengukuran

kinerja, dan mengevaluasi kinerja.

5) Mengevaluasi kinerja dan penghargaan atau kedisiplinan

individu.

Manajemen dan dewan direksi mengevaluasi kinerja tanggung

jawab pengendalian internal, termasuk ketaatan terhadap standar

dilakukan dan mengharapkan level-level kompetensi dan

menyediakan penghargaan atau pelatihan tindakan disiplin yang

tepat.

2. Penaksiran Risiko

Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kejadian dan berefek

negatif dengan pencapaian tujuan organisasi. Penaksiran risiko meliputi

proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan

menganalisis risiko untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

32

mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal

dan dalam model bisnisnya sendiri yang mungkin mengganggu

kemampuannya untuk mencapai tujuan. Menurut Commitee of

Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013:57),

ada empat prinsip yang berkaitan dengan penaksiran risiko, yaitu:

a. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk

mampu mengidentifikasikan dan menaksir risiko yang terkait dengan

tujuan.

Dalam prinsip ini, tujuan-tujuan berkaitan dengan tujuan operasi,

tujuan pelaporan (baik internal maupun eksternal), dan tujuan

kepatuhan.

1) Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan operasi, yaitu:

mencerminkan pilihan manajemen, mempertimbangkan batas

toleransi yang dapat diterima untuk risiko, memasukkan tujuan

kinerja operasi dan keuangan, dan membentuk suatu dasar untuk

menjalankan sumber daya.

2) Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan

kepada pihak eksternal antara lain: patuh dengan standar

akuntansi yang dapat diterapkan, mempertimbangkan

materialitas, dan mencerminkan aktivitas entitas.

3) Hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pelaporan non-

keuangan kepada pihak eksternal, terdiri dari: patuh dengan

standar dan kerangka yang ditetapkan eksternal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

33

mempertimbangkan level ketelitian yang dibutuhkan, dan

mencerminkan aktivitas entitas.

4) Poin-poin yang berkaitan dengan tujuan pelaporan internal,

antara lain: mencerminkan pilihan manajemen,

mempertimbangkan level ketelitian yang dibutuhkan, dan

mencerminkan aktivitas entitas.

5) Hal-hal yang berkaitan dengan tujuan kepatuhan, yaitu:

mencerminkan hukum dan regulasi eksternal dan

mempertimbangkan toleransi yang dapat diterima atas risiko.

b. Organisasi mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan untuk

semua entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana risiko seharusnya diatur.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:139), terdapat

lima poin penting yang berhubungan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Memasukkan level entitas, cabang, divisi, unit operasi, dan

fungsional.

Organisasi mengidentifikasi dan menilai risiko pada level

entitas, cabang, divisi, unit operasi, dan fungsional yang relevan

dengan pencapaian tujuan. Identifikasi risiko merupakan proses

yang berulang dan biasanya diintegrasikan dengan proses

perencanaan.

2) Menganalisis faktor internal dan eksternal.

Identifikasi risiko mempertimbangkan faktor eksternal dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

34

internal dan pengaruhnya dalam pencapaian tujuan. Faktor

eksternal, terdiri dari: ekonomi, lingkungan alam, regulasi,

sosial, teknologi, dan operasi di negara asing (foreign

operation). Sedangkan faktor internal, terdiri dari: infrastruktur,

struktur manajemen, personel, akses atas aset, dan teknologi.

3) Melibatkan level manajemen yang tepat.

Organisasi memasukkan mekanisme penaksiran risiko yang

efektif dengan melibatkan level manajemen yang tepat.

4) Mengestimasi risiko signifikan yang dapat diidentifikasi.

Risiko yang diidentifikasi dianalis melalui suatu proses

termasuk mengestimasi risiko signifikan yang potensial.

5) Menentukan bagaimana respon terhadap risiko.

Penaksiran risiko termasuk mempertimbangkan bagaimana

risiko sebaiknya diatur entah itu diterima, dihindari, dikurangi,

ataupun dibagi.

c. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam

penaksiran risiko untuk mencapai tujuan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:151), ada empat

poin penting yang berkaitan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Mempertimbangkan berbagai jenis kecurangan (fraud).

Penaksiran kecurangan mempertimbangkan pelaporan yang

curang, kemungkinan kehilangan aset, dan korupsi yang

dihasilkan dari berbagai cara bahwa kecurangan dan kejahatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

35

bisa terjadi.

2) Menaksir dorongan dan tekanan.

Dorongan dan tekanan biasanya dihasilkan dari lingkungan

pengendalian. Hal ini dapat merupakan pengaruh yang potensial

untuk risiko kecurangan.

3) Menaksir kesempatan.

Kesempatan mengacu pada kemampuan untuk sebenarnya

memperoleh, menggunakan, atau membuang aset, yang

mungkin disertai dengan perubahan pencatatan entitas.

Kesempatan diciptakan oleh aktivitas pengendalian dan

pengawasan yang lemah, pengawasan manajemen yang buruk,

dan penolakan kontrol manajemen.

4) Menaksir perilaku dan rasionalisasi.

Penaksiran risiko kecurangan mempertimbangkan bagaimana

manajemen dan personel lainnya mungkin terlibat dalam dan

membenarkan tindakan yang salah.

d. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang

bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara

signifikan.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:159), terdapat 3

poin penting yang berkaitan dengan prinsip ini, antara lain:

1) Menaksir perubahan dalam lingkungan eksternal.

Proses identifikasi risiko mempertimbangkan perubahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

36

regulasi, ekonomi, dan lingkungan fisik di mana entitas

beroperasi.

2) Menaksir perubahan dalam model bisnis.

Organisasi mempertimbangkan pengaruh potensial dari jenis

bisnis baru, secara dramatis mengubah komposisi dari jenis

bisnis yang telah ada, memperoleh atau melepaskan operasi

bisnis pada sistem pengendalian internal, pertumbuhan yang

cepat, perubahan dalam geografi asing, dan teknologi baru.

3) Menaksir perubahan dalam kepemimpinan.

Organisasi mempertimbangkan perubahan dalam manajemen

dan tindakan masing-masing dan filosofi dalam sistem

pengendalian internal.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah tindakan menetapkan kebijakan dan

prosedur untuk membantu menjamin bahwa perintah manajemen untuk

mengurangi risiko dalam rangka pencapaian tujuan dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian dilaksanakan di semua level entitas dan pada

berbagai tingkatan dalam proses bisnis, dan berakhir di lingkungan

teknologi. Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway

Commission (COSO) (2013:57-58), terdapat tiga prinsip yang

berhubungan dengan aktivitas pengendalian, antara lain:

a. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

37

pada level yang dapat diterima.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:166), terdapat enam poin penting yang berkaitan dengan

prinsip ini, yaitu:

1) Mengintegrasikan dengan penaksiran risiko.

Aktivitas pengendalian membantu menjamin bahwa respon

risiko yang menyebut dan mengurangi risiko dilakukan.

2) Mempertimbangkan faktor spesifik entitas.

Manajemen mempertimbangkan bagaimana lingkungan,

kompleksitas, alam, dan bidang operasi, maupun karakteristik

organisasi yang spesifik mempengaruhi pemilihan dan

pengembangan aktivitas pengendalian.

3) Menetapkan proses bisnis yang relevan.

Manajemen menetapkan proses bisnis yang relevan yang

memerlukan aktivitas pengendalian.

4) Mengevaluasi campuran tipe pengendalian internal.

Aktivitas pengendalian termasuk susunan dan berbaga

pengendalian dan mungkin termasuk suatu keseimbangan untuk

mengurangi risiko, mempertimbangkan kontrol secara manual

ataupun otomatisasi, dan kontrol pencegahan dan detektif.

5) Mempertimbangkan pada level apa aktivitas diterapkan.

Manajemen mempertimbangkan aktivitas pengendalian pada

berbagai level dalam entitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

38

6) Adanya pemisahan tugas.

Manajemen melakukan pemisahan tugas antara tugas-tugas yang

berpotensi untuk terjadinya kecurangan. Tugas-tugas yang

biasanya dipisahkan adalah fungsi otorisasi, fungsi pemegang

harta, dan fungsi pencatat.

b. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:178), terdapat empat poin penting yang berkaitan dengan

prinsip ini, yaitu:

1) Menentukan ketergantungan antara kegunaan teknologi dalam

proses bisnis dan teknologi dalam pengendalian umum.

Manajemen memahami dan menetapkan ketergantungan dan

hubungan antara proses bisnis, aktivitas pengendalian yang

otomatis, dan pengendalian teknologi secara umum.

2) Menetapkan infrastruktur teknologi aktivitas pengendalian yang

relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian melalui infrastruktur teknologi yang didesain dan

diimplementasikan untuk membantu menjamin kelengkapan,

akurasi, dan ketersediaan dari proses teknologi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

39

3) Menetapkan aktivitas pengendalian dalam proses keamanan

manajemen yang relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian yang didesain dan diimplementasikan untuk

membatasi hak akses atas teknologi untuk mengotorisasi

pengguna yang sesuai dengan tanggung jawab pekerjaan mereka

dan untuk melindungi aset entitas dari ancaman eksternal.

4) Menetapkan proses akuisisi, pengembangan, dan pemeliharaan

aktivitas pengendalian yang relevan.

Manajemen memilih dan mengembangkan aktivitas

pengendalian melalui akuisisi, pengembangan, dan

pemeliharaan teknologi dan infrastruktur untuk mencapai tujuan

manajemen.

c. Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang

memasukkan kebijakan dalam tindakan.

Menurut COSO (2013:184-185), terdapat enam poin penting yang

berkaitan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk mendukung

penyebaran arahan manajemen.

Manajemen menetapkan aktivitas pengendalian yang dibangun

menjadi proses bisnis dan aktivitas karyawan sehari-hari melalui

penetapan kebijakan yang diharapkan dan tindakan sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

40

dengan prosedur yang relevan.

2) Menetapkan tanggung jawab untuk pelaksanaan kebijakan dan

prosedur.

Manajemen menetapkan tanggung jawab untuk aktivitas

pengendalian dengan manajemen unit bisnis atau fungsi yang

memiliki risiko yang relevan.

3) Melaksanakan dalam cara yang tepat waktu.

Tanggung jawab personel melaksanakan aktivitas pengendalian

dalam cara yang tepat waktu didefinisikan dengan kebijakan dan

prosedur.

4) Mengambil tindakan perbaikan.

Tanggung jawab personel menginvestigasi dan bertindak dalam

persoalan yang diidentifikasi sebagai hasil pelaksanaan aktivitas

pengendalian.

5) Pelaksanaan menggunakan personel yang kompeten.

Personel yang kompeten dengan otoritas yang cukup

melaksanakan aktivitas pengendalian dengan rajin dan fokus

terus-menerus.

6) Menaksir kembali kebijakan dan prosedur.

Manajemen secara periodik mereview aktivitas pengendalian

untuk menetapkan keberlangsungan yang relevan dan

memperbaruinya ketika dibutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

41

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi dibutuhkan entitas untuk melakukan tanggung jawab

pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuan. Manajemen

menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas

dari sumber eksternal dan internal untuk mendukung fungsi dari

pengendalian internal. Komunikasi merupakan proses yang berulang

untuk menyediakan, membagi, dan menghasilkan kebutuhan informasi.

Komunikasi internal adalah informasi yang disebarkan dalam seluruh

organisasi, ke atas, ke bawah, dan semua entitas. Sedangkan komunikasi

eksternal ada dua macam, yaitu memungkinkan datangnya komunikasi

dari informasi eksternal yang relevan dan menyediakan informasi untuk

pihak eksternal dalam reaksi sebagai keperluan dan ekspektasi. Menurut

Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission

(COSO) (2013:58), ada tiga prinsip yang berkaitan dengan informasi dan

komunikasi, yaitu:

a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan

dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Menurut COSO (2013:193), terdapat lima poin penting yang

berkaitan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Mengidentifikasi keperluan informasi.

Suatu proses untuk mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan

dan diharapkan untuk mendukung fungsi komponen lain dari

pengendalian internal dan mencapai tujuan entitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

42

2) Mendapatkan sumber data internal dan eksternal.

Sistem informasi menangkap sumber data internal dan eksternal.

3) Memproses data yang relevan menjadi informasi.

Sistem informasi memproses dan mentransformasi data yang

relevan menjadi informasi.

4) Memelihara kualitas melalui pemrosesan.

Sistem informasi memproduksi informasi yang tepat waktu,

sekarang, akurat, lengkap, dapat diakses, dilindungi, dan dapat

diverifikasi dan dipelihara. Informasi direview untuk

relevansinya dalam mendukung komponen pengendalian

internal.

5) Mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Sifat, jumlah, dan ketelitian dalam mengkomunikasikan

informasi disetarakan dan mendukung pencapaian tujuan.

b. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk

tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang

diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Menurut COSO dalam Integrated Framework (2013:201), terdapat

empat poin penting yang berkaitan dengan prinsip ini, yaitu:

1) Mengkomunikasikan informasi pengendalian internal.

Suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi yang

dibutuhkan untuk memampukan seluruh personel memahami

dan melakukan tanggung jawab pengendalian internal mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

43

2) Mengkomunikasikan dengan dewan direksi.

Komunikasi ada di antara manajemen dan dewan direksi

sehingga keduanya memiliki informasi yang dibutuhkan untuk

memenuhi peran mereka dengan menghormati tujuan entitas.

3) Menyediakan pemisahan alur komunikasi.

Pemisahan saluran komunikasi, seperti saluran whistle-blower

berada di tempat dan berfungsi sebagai mekanisme gagal dan

simpan untuk memungkinkan komunikasi anonim dan rahasia

ketika saluran normal berfungsi dengan tidak normal dan tidak

efektif.

4) Memilih metode komunikasi yang relevan.

Metode komunikasi mempertimbangkan waktu, pendengar, dan

sifat dari informasi tersebut.

c. Organisasi mengkomunikasikan dengan pihak eksternal mengenai

persoalan yang mempengaruhi fungsi dari pengendalian internal.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:208), terdapat lima poin penting yang berkaitan dengan

prinsip ini, antara lain:

1) Mengkomunikasi dengan pihak eksternal.

Suatu proses untuk mengkomunikasikan informasi yang relevan

dan tepat waktu untuk pihak eksternal termasuk shareholders,

rekan, pemilik, pembuat regulasi, konsumen, dan analis

keuangan dan pihak eksternal lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

44

2) Memungkinkan datangnya komunikasi.

Saluran komunikasi terbuka mengizinkan masukan (input) dari

pelanggan, pemasok, auditor eksternal, pembuat regulasi, analis

keuangan, dan lainnya memberikan manajemen dan dewan

direksi informasi yang relevan.

3) Mengkomunikasikan dengan dewan direksi.

Informasi yang dihasilkan dari penaksiran eksternal mengenai

aktivitas organisasi yang berhubungan dengan cara pengendalian

internal dievaluasi oleh manajemen dan dikomunikasikan

kepada dewan direksi.

4) Menyediakan alur pemisahan komunikasi.

Kompleksitas hubungan bisnis di antara entitas dan pihak

eksternal mungkin melalui penyedia jasa dan susunan

outsourcing lainnya, joint venture dan aliansi, dan transaksi

lainnya yang menciptakan saling ketergantungan di antara

berbagai pihak.

5) Memilih metode komunikasi yang relevan.

Metode komunikasi mempertimbangkan waktu, pendengar, dan

sifat dari komunikasi dan hukum, regulasi, dan persyaratan

penggadaian dan ekspektasi.

5. Aktivitas Pengawasan

Evaluasi terus-menerus, evaluasi terpisah-pisah, atau kombinasi dari

keduanya digunakan untuk memastikan setiap komponen dari lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

45

komponen pengendalian internal termasuk kontrol atas efek prinsip

dalam setiap komponen dilakukan dan berguna. Penemuan-penemuan

dievaluasi dan kekurangan-kekurangan dikomunikasikan dalam cara

tepat waktu, dengan cara serius dilaporkan ke manajemen puncak dan

dewan direksi. Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of

Treadway Commission (COSO) (2013:59), ada dua prinsip yang

berkaitan dengan aktivitas pengawasan, yaitu:

a. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi

terus-menerus dan/atau terpisah-pisah untuk memastikan komponen-

komponen pengendalian internal dilakukan dan berguna.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:217-218), terdapat tujuh poin penting yang berkaitan dengan

prinsip ini, antara lain:

1) Mempertimbangkan campuran evaluasi terus-menerus dan

terpisah.

Manajemen memasukkan keseimbangan evaluasi terus-menerus

dan terpisah.

2) Mempertimbangkan tingkat perubahan.

Manajemen mempertimbangkan tingkat perubahan dalam bisnis

dan proses bisnis ketika pemilihan dan pengembangan evaluasi

terus-menerus dan terpisah.

3) Menetapkan dasar pemahaman.

Desain dan keadaan sekarang suatu sistem pengendalian internal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

46

digunakan untuk menetapkan dasar untuk evaluasi terus-

menerus dan terpisah.

4) Menggunakan personel yang banyak pengetahuan.

Pengevaluasi melakukan evaluasi terus-menerus dan terpisah

mempunyai pengetahuan yang cukup untuk memahami apa yang

sedang dievaluasi.

5) Mengintegrasikan dengan proses bisnis

Evaluasi terus-menerus dibangun menjadi proses bisnis dan

menyesuaikan perubahan kondisi.

6) Menyesuaikan bidang dan frekuensi.

Manajemen mengubah bidang dan frekuensi evaluasi terpisah

tergantung pada risiko.

7) Mengevaluasi dengan tujuan.

Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik untuk menyediakan

tujuan umpan balik.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan

pengendalian internal dalam cara tepat waktu kepada pihak-pihak

yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan perbaikan,

termasuk manajemen senior dan dewan direksi secara tepat.

Menurut COSO dalam Internal Control-Integrated Framework

(2013:226), terdapat tiga poin penting yang berkaitan dengan prinsip

ini, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

47

1) Menaksir hasil.

Manajemen dan dewan direksi secara tepat menaksir hasil

evaluasi terus-menerus dan terpisah.

2) Mengkomunikasikan kekurangan.

Kekurangan dikomunikasikan kepada pihak yang

bertanggungjawab untuk melakukan tindakan perbaikan dan

kepada manajemen senior dan dewan direksi secara tepat.

3) Mengawasi tindakan perbaikan.

Manajemen melacak kekurangan diperbaiki berdasarkan tepat

waktu.

E. Kelayakan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Kendall dan Kendall (2011: 62), dalam hal seorang analis

merekomendasikan pengembangan ke depannya, suatu proyek harus

menunjukkan bahwa proyek tersebut memang layak dalam tiga hal berikut

ini, yaitu secara teknis, ekonomis, dan operasional. Ketiga hal ini dikenal

dengan “the three key elements of feasibility” atau tiga elemen kunci dari

kelayakan.

1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility)

Seorang analis sistem harus mengetahui apakah terdapat

kemungkinan untuk mengembangkan suatu sistem baru berdasarkan

sumber daya teknis yang sekarang. Jika tidak, analis perlu

mempertimbangkan apakah sistem tersebut bisa diperbarui atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

48

ditambahi dengan yang memenuhi permintaan di bawah pertimbangan.

Jika sistem yang telah ada tidak dapat diperbarui atau ditambah,

pertanyaan berikutnya apakah ada teknologi yang telah ada yang cocok

dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Selain itu, analis juga perlu mengetahui apakah organisasi

memiliki karyawan yang lumayan cakap secara teknis untuk mencapai

tujuan. Jika tidak, pertanyaan selanjutnya adalah apakah perusahaan bisa

merekrut karyawan yang memiliki kemampuan pemrograman yang

berbeda dari yang telah ada, atau mungkin melakukan proyek outsource

secara keseluruhan. Kemudian, analis juga perlu mempertimbangkan

apakah perusahaan perlu untuk menggunakan software.

2. Kelayakan Ekonomis (Economic Feasibility)

Kelayakan ekonomis merupakan bagian kedua dari penentuan

sumber daya. Sumber daya dasar yang perlu untuk dipertimbangkan

adalah waktu dan biaya. Biaya di sini berupa biaya untuk mempelajari

sistem secara penuh, biaya untuk membayar waktu karyawan, biaya

perkiraan hardware, dan biaya perkiraan software atau pengembangan

software. Perhatian dari bisnis harus bisa melihat nilai investasi dengan

penuh pertimbangan sebelum memutuskan untuk memperlajari

keseluruhan sistem. Jika biaya jangka pendek tidak menghasilkan

keuntungan jangka panjang atau prosedur tidak segera mengurangi biaya

operasi, sistem tidak layak secara ekonomis dan proyek sebaiknya tidak

diproses lebih lanjut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

49

3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)

Kelayakan operasional tergantung pada ketersediaan sumber daya

manusia untuk proyek dan termasuk apakah sistem akan mengoperasikan

dan digunakan saat dipasang. Jika pengguna hampir berpadu dengan

sistem yang sekarang, pengguna merasa tidak ada masalah dengan sistem

yang sekarang, dan pengguna secara umum tidak terlibat dalam

permintaan sistem baru, maka penolakan pengguna untuk

pengimplementasian sistem baru akan menjadi kuat. Kesempatan untuk

sistem baru menjadi operasional akan lemah. Kemungkinan lain, jika

mereka sudah mengekspresikan kebutuhan untuk sebuah sistem yang

lebih operasional, lebih efisien, dan perilaku menerima, kesempatan lebih

baik bahwa sistem yang diminta akhirnya akan dapat digunakan.

F. Kesiapan Perubahan

Armenakis et al. (1993: 681) mendefinisikan kesiapan (readiness)

sebagai kepercayaan, sikap, dan niat anggota-anggota organisasi sehubungan

dengan luasnya perubahan yang dibutuhkan dan kapasitas organisasi untuk

secara berhasil melakukan perubahan. Holt et al. (2007: 235) mendefinisikan

kesiapan untuk berubah (readiness for change) sebagai sikap komprehensif

yang dipengaruhi secara berkelanjutan oleh isi atau content (apa yang

diubah), proses atau process (bagaimana perubahan diimplementasikan),

konteks atau context (keadaan pada saat perubahan terjadi), dan individu

(karakteristik yang diminta untuk berubah). Selain itu, Holt et al. (2007: 235)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

50

juga menjelaskan bahwa kesiapan secara kolektif menggambarkan seberapa

besarnya individu atau sekumpulan individu secara kognitif dan emosional

cenderung menerima, menganut, dan mengadopsi rencana tertentu untuk

mengubah status quo secara sengaja.

Armenakis et al. (1999) (dalam Barber 2010: 27) mengidentifikasi

tiga jenis komitmen individu yang diperlukan untuk membawa perubahan

dalam institusi, yaitu: kepatuhan, identifikasi, dan internalisasi. Komitmen

atas kepatuhan (compliance) terjadi ketika seorang individu menyesuaikan

diri dengan perubahan berdasarkan pada keyakinan bahwa ia akan baik

dihargai untuk berubah atau dihukum karena tidak berubah. Komitmen

identifikasi (identification) harus dilakukan dengan keinginan individu untuk

membangun atau memelihara hubungan dengan orang lain atau kelompok dan

dengan begitu orang mengadopsi perilaku yang terkait dari individu atau

anggota kelompok. Terakhir, komitmen internalisasi (internalization)

berkaitan dengan kongruensi dengan nilai-nilai individu. Ketika perubahan

konsisten dengan keyakinan dan keinginan individu, orang tersebut akan

mengadopsi perilaku baru berdasarkan motivasi intrinsik.

Kotter (1996: 21) (dalam Barber 2010: 6) berpendapat bahwa terdapat

delapan langkah proses perubahan (eight-stage change process), yaitu:

1. Membangun rasa urgensi

Tujuan dari perusahaan adalah meningkatkan rasa urgensi setiap orang

dalam perusahaan dengan menghadapkan mereka pada fakta yang kejam,

melakukan banyak percakapan, dan menunjukkan kepada mereka bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

51

terdapat cara yang lebih baik dengan kesempatan yang lebih, tetapi

dengan pertimbangan keadaan sekarang dari kesempatan itu tidak dapat

dicapai oleh organisasi.

2. Menciptakan koalisi pembimbingan

Hal ini fokus pada pembentukan tim yang tepat dari individu-individu

untuk membawa perubahan. Tim ini harus merepresentasikan

karakteristik yang dibutuhkan, yaitu: kekuatan posisi, keahlian,

kredibilitas, dan kepemimpinan. Sebagai tambahan, tim tersebut harus

kompak yaitu setiap anggota mempunyai kemampuan manajemen dan

kepemimpinan yang kuat sebaik mereka mempercayai satu sama lain dan

tujuan bersama.

3. Mengembangkan visi dan strategi

Langkah ini merekomendasikan visi agar merupakan visi yang ada,

diperlukan, layak, fokus, fleksibel, dan dapat dikomunikasikan.

4. Mengkomunikasikan perubahan visi

Komunikasi sebaiknya dilakukan dari berbagai sisi dengan tipe yang

bervariasi dari forum dan gaya komunikasi. Tujuannya adalah untuk

karyawan mendapatkan pemahaman visi dan secara emosional

berkomitmen untuk berubah.

5. Memberdayakan aksi yang berbasis luas

Langkah ini memerlukan pembuatan perubahan organisasi untuk

mengeliminasi rintangan, menciptakan lebih banyak kesempatan untuk

kreativitas dan pengambilan risiko, dan untuk menyediakan pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

52

6. Membangkitkan keunggulan jangka pendek

Langkah ini adalah tentang membangun situasi yang saling

menguntungkan untuk membangun semangat dan dukungan yang terus

menerus untuk perubahan. Ini juga memberikan kesempatan untuk

mengakui dan menghargai individu dan/atau kelompok atas kerja keras

dan prestasi tambahan.

7. Memperkuat keuntungan dan menghasilkan lebih banyak perubahan

Langkah ini merepresentasikan kenyataan yang berskala besar,

kompleks, rencana jangka panjang yang memerlukan banyak perubahan.

Sistem dan proses perlu direkayasa ulang, yang membutuhkan waktu dan

keterlibatan dari banyak orang. Langkah ini membutuhkan

kepemimpinan yang kuat untuk tetap fokus dan untuk mendelegasikan

tanggung jawab seluruh orang dalam organisasi. Langkah ini juga

menawarkan kesempatan untuk meninjau kembali ketergantungan

historis yang terjadi dan mungkin menghilangkan beberapa untuk lebih

memungkinkan proses perubahan.

8. Mendukung pendekatan baru dalam kebudayaan

Langkah ini memperkuat kebutuhan untuk mendukung perubahan dalam

budaya baru yang sedang didirikan. Memperkuat perilaku baru dan

memastikan karyawan melihat hubungan dari perilaku terhadap

keberhasilan organisasi membantu untuk memastikan keberlanjutan

usaha perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

53

G. Ajaran Buddha Maitreya

Budaya organisasi mempengaruhi penerapan sistem informasi

akuntansi yang ada di vihara. Hal ini karena vihara merupakan tempat

beribadah umat beragama Buddha yang dalam kegiatan sehari-hari

menggunakan ajaran-ajaran Buddha. Berikut ini adalah ajaran Buddha

Maitreya yang dapat dikaitkan dengan penerapan sistem informasi akuntansi.

1. Kebenaran Mulia Mazhab Kasih Maitreya

a. Makna Luhur Tao Maitreya

Ajaran Maha Tao Maitreya mengutamakan kasih sebagai

ajaran utamanya. Maha Tao Maitreya menjadikan beberapa bentuk

kasih dalam ajarannya, yaitu:

1) Dharma hati kasih

Maha Tao Maitreya menjadikan dharma hati kasih sebagai

kebenaran dalam membabarkan ajarannya untuk menyelamatkan

dunia dan umat manusia.

2) Senyuman kasih

Senyuman kasih merupakan kunci sukses dalam bertugas dan

berkomunikasi dengan sesama. Dalam ajaran ini dipercayai

bahwa senyuman kasih dapat berdampak positif bagi kehidupan

manusia. Senyuman kasih mampu meruntuhkan tembok

pemisah atas perbedaan antar manusia akibat perbedaan agama,

etnis, kepercayaan, dan ras. Dengan senyuman kasih pula umat

manusia mampu untuk memaafkan, merelakan, melapangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

54

dada, memaklumi, dan mengasihani orang lain. Hal ini membuat

kehidupan ini menjadi damai, tidak ada permusuhan, pertikaian,

kebencian, dan kemarahan. Senyuman kasih dapat melenyapkan

ketegangan, keterikatan, tekanan, rasa iri, dan prasangka.

Senyuman kasih juga mampu membangkitkan jiwa yang penuh

rasa hormat dan penuh syukur. Dengan jiwa yang penuh syukur,

hati manusia akan menjadi bahagia.

3) Jiwa kasih

Maha Tao Maitreya menjadikan jiwa kasih sebagai cara atau

teknik untuk pembinaan batin dan pengendalian pikiran. Dalam

jiwa kasih ini diketahui macam-macam perwujudan jiwa kasih

kepada setiap orang. Jiwa kasih terhadap guru, atasan, dan

senior diwujudkan dalam bentuk respek atau hormat. Bentuk

jiwa kasih terhadap anak, bawahan, dan junior adalah dengan

kasih sayang. Bentuk jiwa kasih terhadap kakak dan adik, rekan

kerja, teman sekolah, dan teman ditunjukkan dengan rasa

persaudaraan dan kepercayaan. Perwujudan jiwa kasih yang

menolak serakah atas reputasi, kekuasaan, dan kekayaan adalah

dengan melakukan kebenaran. Jiwa kasih yang terpancar

melalui mata, hidung, telinga, lidah, badan, dan pikiran dapat

melenyapkan segala bentuk kebodohan, kebencian, dan

keserakahan diwujudkan dengan samadhi atau konsentrasi.

Kemudian, perwujudan jiwa kasih dengan tidak melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

55

kejahatan, kesesatan, khayalan, tidak terikat atau menolak fakta

yang ada, dan tidak memihak kepada siapapun dan apapun dapat

ditunjukkan dengan prajna atau kebijaksanaan.

4) Perilaku kasih

Ajaran Maha Tao Maitreya menjadikan perilaku kasih sebagai

pedoman budi pekerti dan akhlak. Perilaku kasih merupakan

landasan kebajikan. Terdapat banyak macam sikap yang

menunjukkan perilaku kasih. Perilaku kasih dapat ditunjukkan

dengan sikap bersyukur, tidak tega menyakiti orang lain, dan

mengutamakan kepentingan orang lain. Sikap-sikap ini akan

menciptakan perdamaian, kebahagiaan, keharmonisan, tidak ada

kebencian, dan keegoisan. Perilaku kasih dapat dicerminkan

dengan tak melawan saat dipukul dan tak membalas saat

dimarahi. Perilaku kasih adalah tindakan yang menghilangkan

kebencian, kemarahan, dan ketidakpuasan terhadap orang lain.

Perilaku kasih berarti tidak mengecewakan, membuat putus

harapan, iri, ataupun berprasangka buruk kepada orang lain.

5) Semangat Ajita

Ajita atau tiada tandingan berarti tidak ada sesuatu yang dapat

menandingi hati nurani dan cinta kasih. Semangat ajita

ditunjukkan dengan semangat “dipukul tak melawan, dimarah

tak membalas”. Dipukul tak melawan, dimarah tak membalas

merupakan penerapan dari hati nurani yang paling universal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

56

yaitu menghormati dan memuliakan segalanya dan paling

sempurna, yaitu mensyukuri segalanya. Selain itu, semangat ini

juga merupakan pengamalan nyata dari hati nurani yang paling

bajik, paling indah, dan paling bahagia. Pengamalan nyata dari

nurani yang paling bajik adalah mengasihi segalanya,

pengamalan nyata hati nurani yang paling indah adalah

bersukacita atas segalanya, dan pengamalan nyata yang paling

bahagia adalah selalu memberikan senyuman kasih. Dipukul tak

melawan, dimarah tak membalas juga merupakan pengalaman

nyata hati nurani yang anuttara dan yang paling agung dan

mulia. Pengamalan hati nurani yang anuttara atau tertinggi tiada

bandingan maksudnya adalah semangat ini melampaui

segalanya. Sedangkan pengamalan hati nurani yang paling

agung dan mulia adalah mengagungkan segalanya.

b. Makna Hak Asasi Nurani

Wang (2000:35). berpendapat bahwa “Aku Sejati” yang dimiliki

setiap manusia adalah emanasi atau percikan roh Tuhan, dan

seharusnya mendapatkan penghormatan yang layak. Berdasarkan

pengertian tersebut aku sejati, yaitu hati nurani yang dimiliki oleh

setiap manusia merupakan percikan roh Tuhan yang harus dihormati

dan dihargai dengan layak. Oleh karena itu, setiap manusia harus

menghormati dan menghargai sesamanya dan memperlakukan

mereka dengan layak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

57

c. Makna Kebebasan Nurani

“Kebebasan Nurani berarti kebebasan dari ketidaktentraman Nurani,

rasa bersalah, deraan, dan penderitaan Nurania” (Wang 2000:37).

Kebebasan nurani dapat dicapai dengan melenyapkan keserakahan,

kebencian, dendam, iri, dengki, prasangka buruk, praduga, pikiran

negatif, keegoisan, dan kesombongan. Seseorang dikatakan

mencapai kebebasan nurani saat dia mampu bebas dari kegelapan

dan kesesatan.

d. Makna Demokrasi Nurania

“Dalam masyarakat demokrasi Nurania, setiap warga menjunjung

Kebenaran, Hakekat Sejati, dan Hati Nurani; memuliakan semangat

gotong royong, menghormati hukum keadilan dan kepentingan

umum” (Wang 2000:39). Demokrasi nurani berarti setiap manusia

menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, dan hati nurani dalam

kehidupannya, lalu juga hidup dengan saling membantu dan tidak

mementingkan kepentingan pribadi, namun mementingkan

kepentingan bersama.

2. Dharma Hati Ajita

Sejak dulu, setiap pembina selalu berusaha melenyapkan tiga hati, empat

konsepsi, tujuh emosi, dan enam nafsu. Dalam Dharma Hati Ajita, malah

mengajarkan tentang menerimatiga hati, empat konsepsi, tujuh emosi,

dan enam nafsu dengan mengendalikannya menggunakan kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

58

a. Tiga Hati Sang Pengasih

1) Hati masa lalu Sang Pengasih

“Bertobat atas kesalahan masa lalu dan memperbaiki diri setiap

hari” (Wang 2000:51). Setiap kejadian buruk yang ada, seperti

perselisihan, permusuhan, peperangan, difitnah, dirugikan,

direndahkan, dan sebagainya dapat dimaklumi, dimaafkan atau

dilupakan oleh seseorang yang memiliki kasih, sehingga sejalan

dengan hati masa lalu Sang Pengasih semua penderitaan dapat

dihapus.

2) Hati sekarang Sang Pengasih

“Manfaatkan waktu sekarang seketika tanpa niat kedua (Wang

2000:53). Sang Pengasih selalu memberikan dan memanfaatkan

waktunya untuk berjuang tanpa menunda-nunda.

3) Hati akan datang Sang Pengasih

“Besok akan lebih baik dan sempurna” (Wang 2000:55).

Seorang pengasih dalam menjalani hidupnya selalu optimis,

berjuang, penuh harapan, dan penuh keyakinan. Selain itu,

seorang pengasih akan selalu berjuang untuk hidup lebih baik

setiap harinya.

b. Empat Konsepsi Sang Pengasih

1) Konsepsi keakuan Sang Pengasih

“Menjadi seorang pembina Ketuhanan yang memiliki harga diri

Nurani. Harga diri Nurani adalah sikap dapat menghormati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

59

Nurani sendiri” (Wang 2000:57). Dalam konsep ini, seorang

pengasih adalah orang yang bisa menghormati dan menghargai

dirinya sendiri dan dapat melakukan segala sesuatu yang sesuai

dengan hati nuraninya.

2) Konsepsi orang lain Sang Pengasih

“Memandang orang lain bagai diri sendiri, semua bangsa satu

keluarga” (Wang 2000:58). Dalam konsep ini, seorang pengasih

ialah orang yang selalu memandang orang lain sama tanpa

membanding-bandingkan, dan menganggap semua orang adalah

satu keluarga.

3) Konsepsi umat manusia Sang Pengasih

“Penuh prilaku kasih untuk membawakan kebahagiaan semesta”

(Wang 2000:59). Orang yang memiliki kasih dalam kondisi

apapun baik itu senang maupun susah akan tetap mengamalkan

kebenaran dan melakukan segala wujud cinta kasih.

4) Konsepsi panjang usia Sang Pengasih

“Panggilan kasih yang tiada batas melahirkan kehidupan yang

tiada batas” (Wang 2000:60). Orang yang memiliki kasih pada

kehidupan akan selalu melakukan hal sesuai dengan hati

nuraninya. Tanpa kasih, usia panjang tidaklah berguna sebab

seseorang tidak melakukan sesuatu yang berguna dalam

hidupnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

60

c. Tujuh Emosi Sang Pengasih

1) Kebahagiaan Sang Pengasih

“Mendatangkan kebahagiaan semesta bagi orang lain. Proses

pengorbanan demi Ketuhanan adalah sumber kebahagiaan

Nurani” (Wang 2000:61). Kebahagiaan seorang pengasih adalah

saat dia dapat berdedikasi atau memberikan sesuatu untuk vihara

dan umat manusia.

2) Amarah Sang Pengasih

“Berteguh pada Kebenaran dan kebajikan, menyadarkan

kesesatan. Inilah teladan Pribadi Sang Pemberani” (Wang

2000:63). Amarah seorang pengasih adalah amarah yang dapat

memberikan manfaat kepada diri sendiri maupun orang lain.

Manfaat yang diberikan seperti kesadaran dan kebenaran.

3) Kesedihan Sang Pengasih

“Menghakimi diri sendiri sebagai tanda kesedihan terhadap diri

sendiri, mengasihi umat manusia sebagai tanda kesedihan

terhadap mereka” (Wang 2000:65). Saat Sang Pengasih dihina,

difitnah, dicurigai, dan dibenci, dia bukannya marah, benci, atau

dendam malah akan merasa berduka atas orang tersebut.

Seorang pengasih meneteskan air mata sebagai tanda kasih dan

memancarkan belas kasihan kepada orang yang menyakitinya.

4) Ketakutan Sang Pengasih

“Khawatir umat manusia melakukan dosa, maka Sang Pengasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

61

dalam setiap niat, saat, dan tempat, berjuang menyelamatkan

manusia” (Wang 2000:66). Seorang pengasih merasa takut dan

khawatir melihat kondisi dimana umat manusia saling bertikai,

egois, berbuat seenaknya, dan akhirnya hancur bersama menuju

penderitaan.

5) Kasih sayang Sang Pengasih

“Setiap niat penuh kasih, kapan dan dimanapun perilaku kasih.

Tak tega menyakiti orang lain melainkan selalu mencurahkan

kasih” (Wang 2000:67). Seseorang yang memiliki kasih sayang

akan menebarkan kasih dimanapun ia berada dan tidak akan tega

melakukan sesuatu yang dapat menyakiti orang lain.

6) Kebencian Sang Pengasih

Saat merasa benci terhadap dosa diri sendiri maka segera

bertobat. Saat merasa benci terhadap dosa orang lain maka

tandanya dia terpanggil untuk membela kebenaran. Saat

manusia merasa benci akan kesalahan diri maka dia harus terus

memperbaiki dirinya. Saat manusia benci akan kesalahan orang

lain maka artinya dia terpanggil untuk membabarkan dan

mengamalkan kebenaran.

7) Nafsu Sang Pengasih

“Nafsu tiada batas diubah menjadi kasih yang tiada batas. Nafsu

yang tak berdasar diubah menjadi kasih yang tiada tara” (Wang

2000:70). Seorang pengasih tidak akan memuaskan nafsu diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

62

sendiri dengan merugikan orang lain, malah dia akan mengubah

nafsu yang dia miliki untuk menyelamatkan umat manusia.

d. Enam Nafsu Sang Pengasih

Dalam enam nafsu sang pengasih terdapat tujuh jenis nafsu sang

pengasih, yaitu:

1) Mata Sang Pengasih (bebas dari ikatan wujud rupa).

Mata seseorang yang memiliki kasih hanya melihat kesalahan

diri sendiri dan tak melihat kesalahan orang lain serta

memaklumi kesalahan orang lain dengan kasih.

2) Telinga Sang Pengasih (bebas dari ikatan suara).

Telinga seorang pengasih hanya mendengar kesalahan sendiri,

tak mendengar kesalahan orang lain.

3) Mulut Sang Pengasih (mulut tak lagi menjadi sumber bencana).

Mulut seorang pengasih hanya membicarakan kesalahan diri, tak

membicarakan kesalahan orang lain.

4) Lidah Sang Pengasih (bebas dari ikatan citarasa, lidah tak

menjadi sumber penyakit).

Lidah Sang Pengasih tidak serakah terhadap kenikmatan mulut,

selalu menghargai berkah, dan selalu bersyukur. Seorang

pengasih mengutamakan kesehatan dan pengendalian lidah.

5) Hidung Sang Pengasih (bebas dari ikatan aroma).

Hidung seorang pengasih menjauhi aroma daging dan hanya

membaui aroma Ilahi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

63

6) Raga Sang Pengasih (bebas dari ikatan sentuhan).

Raga seorang pengasih tidak diperbudak oleh jasmani, tidak

terikat pada papan, sandang, pangan, transportasi, kedudukan,

status, dan kekayaan.

7) Pikiran Sang Pengasih (bebas dari ikatan laksa fenomena).

Saat kasih memenuhi hati dan pikiran maka segala kekesatan

pikiran, khayalan, kejahatan, nafsu, dan niat buruk akan lenyap.

3. Teknologi, Peradaban, dan Hati Nurani

“Sains, teknologi, dan kemajuan peradaban akan kehilangan

makna jika gagal mendatangkan kedamaian bagi dunia dan

kecemerlangan Hati Nurani bagi umat manusia” (Wang 2000:109).

Tujuan dari pemanfaatan teknologi sendiri adalah agar umat manusia bisa

mencapai kehidupan yang lebih baik, sejahtera, dan harmonis. “Bila hati

nurani telah menjadi penguasa diri, kehidupan material maupun spiritual

akan menjadi pembawa kehidupan yang bahagia, sejahtera, dan

harmonis” (Wang 2000:109).

Terdapat lima nafsu merupakan penyebab kekacauan dalam

kehidupan masyarakat, yang membuat jiwa manusia semakin

terjerumus ke dalam kegelapan. Lima nafsu dasar manusia, terdiri dari

makan, seks, tidur, reputasi, dan keuntungan. Saat manusia

dikendalikan oleh hati nurani, lima nafsu yang dimiliki manusia dapat

berubah menjadi lima kasih.

“Teknologi adalah sebuah jalan tak berujung. Tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

64

pengendalian Hati Nurani, teknologi hanyalah sebuah makhluk aneh

raksasa, yang akan menghancurkan hidup manusia sendiri” (Wang

2000:143). “Peradaban yang berlandaskan Hati Nurani akan

menghasilkan prestasi gemilang yang akan meningkatkan kualitas

kehidupan” (Wang 2000:149).

H. Penelitian Sebelumnya

Terdapat beberapa penelitian mengenai pengendalian internal dalam

organisasi religius. Duncan et al. (1999) meneliti mengenai sistem

pengendalian internal dalam gereja di Amerika Serikat berdasarkan pengaruh

dari ukuran dan tipe gereja. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat

perbedaan pengendalian internal untuk gereja besar dan kecil serta tipe gereja.

Kemudian pada tahun 2004, Bowrin meneliti mengenai pengendalian internal

pada enam organisasi religius, yaitu lima gereja dan satu tempat ibadah umat

Hindu yang berada Trinidad dan Tibago. Temuan yang didapatkan oleh

peneliti adalah secara keseluruhan bukti singkat yang didapatkan

menunjukkan bahwa pengendalian internal dalam organisasi religius tidak

cukup dan tidak sempurna, serta mengindikasikan bahwa kurangnya

pengendalian dasar yang dianggap perlu dalam akuntansi.

Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut, peneliti menganggap

bahwa terdapat pengendalian internal dalam suatu organisasi religius entah itu

kuat ataupun lemah. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian

terhadap pengendalian internal pada organisasi religius, yaitu vihara. Ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

65

karena dalam penelitian yang disebutkan belum ada penelitian mengenai

vihara sehingga peneliti berminat untuk mengetahui bagaimana pengendalian

internal dalam vihara.

Penelitian mengenai pengaruh ajaran-ajaran Buddha terhadap

akuntansi dan bidang-bidang dalam akuntansi telah diteliti oleh beberapa

peneliti. Salah satu topik penelitian yang dilakukan adalah mengenai etika

akuntansi dan ajaran Buddha. Liyanarachchi (2008) meneliti mengenai etika

akuntansi yang dilihat dari perspektif agama Buddha. Hasil dari penelitian ini

adalah etika Buddhis menunjukkan bahwa jalan mulia berunsur delapan

khususnya untuk konsep moralitas atau sila yang terdiri dari ucapan benar,

perbuatan benar, dan mata pencaharian benar, dapat membuktikan kegunaan

untuk penulisan tentang etika akuntansi. Selain itu, penelitian yang dilakukan

oleh Chang et al. (2012) mengenai perbandingan antara pendidikan etika

agama Buddha dengan pendidikan etika akuntansi menunjukkan hasil bahwa

jalan mulia berunsur delapan yang terdapat dalam ajaran Buddha dapat

dijadikan sebagai pedoman dalam membimbing pelaksana untuk melakukan

apa yang dibutuhkan secara berurutan dan bersamaan untuk mengembangkan

perilaku moral. Peneliti juga menyarankan untuk mengaplikasikan etika

pendidikan akuntansi dan etika pendidikan Buddhis dalam meningkatkan

perilaku moral.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ajaran Buddha dapat dihubungkan

dengan akuntansi. Hal ini mendorong dan menginspirasi peneliti untuk

menganalisis pengimplementasian ajaran Buddha dengan penerapan sistem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

66

informasi akuntansi dan pengendalian internal. Melalui analisis ajaran

Buddha dengan penerapan pengendalian internal, kemudian dapat dilihat

bagaimana penerapan pengendalian internal dalam pengelolaan vihara yang

mana vihara merupakan tempat beribadah umat Buddha.

Terdapat beberapa penelitian mengenai pengaruh agama orang China,

seperti agama Buddha, Konfusianisme, dan Taoisme, dan kebudayaan orang

China, seperti Feng Shui, terhadap perkembangan akuntansi. Penelitian-

penelitian tersebut menunjukkan adanya pengaruh antara agama orang China

terhadap perkembangan akuntansi. Penelitian yang dilakukan oleh Gao dan

Handley-Schachler (2003) menunjukkan bahwa evolusi akuntansi orang

China sangat banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional orang China seperti

Konfusianisme, Buddhisme, dan Feng Shui, beserta faktor politik, ekonomi,

dan teknologi.

Bloom dan Solotko (2003) menuliskan dalam jurnal penelitiannya

bahwa baik sistem akuntansi China maupun Jepang dapat dianggap penganut

ketat untuk Konfusianisme dalam pandangan tentang peran signifikan dari

pemerintah di kedua sistem. Apa yang bisa dikatakan tentang sistem ini

adalah bahwa mereka memperlihatkan akar mereka dalam sebagian besar

untuk Konfusianisme. Namun, Konfusianisme tidak menjelaskan penekanan

tradisional yang cukup besar pada kontrol pemerintah dan bentuk hukum

dalam akuntansi di kedua negara ini.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wissler pada tahun 2013

juga menunjukkan adanya pengaruh agama orang China terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

67

perkembangan akuntansi. Hasil dari penelitiannya adalah terdapat tiga jenis

laporan keuangan yang digunakan di China yaitu: Zongqingbu, Caixiang

jiece, dan Cunchu jiece. Dari ketiga jenis tersebut yang paling sedikit

digunakan adalah Zongqingbu. Sedangkan yang paling banyak digunakan

adalah Caixiang jiece. Hasilnya, laporan keuangan pada stone tablet

mengungkapkan ketaatan perikatan dalam “aktivitas komersial dan transaksi

moneter”. Agama orang China (Buddha, Konfusianisme, dan Taoisme)

memainkan peranan penting dalam perkembangan kebudayaan akuntansi di

China. Penelitian mengenai pengaruh agama orang China terhadap

perkembangan akuntansi baru merupakan sebuah permulaan.

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, peneliti mengetahui bahwa

agama Buddha memiliki kaitan atau hubungan dengan akuntansi. Hal ini

karena dari penelitian-penelitian terdahulu didapatkan hasil bahwa

perkembangan akuntansi, khususnya di China dipengaruhi oleh agama-agama

orang China. Selain itu, hasil penelitian yang didapat juga menunjukkan

bahwa suatu agama mampu mempengaruhi perilaku manusia dan penerapan

akuntansi di suatu daerah. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti

mengenai pengendalian internal, khususnya perilaku sumber daya manusia

yang ada dengan ajaran Buddha yang dianut oleh sumber daya manusia dan

diterapkan di vihara.

Wiyono et al. pada tahun 2008 meneliti mengenai hubungan

kepemimpinan dengan kesiapan implementasi knowledge management dalam

organisasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

68

memiliki korelasi positif dengan knowledge management readiness, dan gaya

kepemimpinan yang memiliki pengaruh besar adalah delegatif dan transisi.

Pada tahun 2000, Eby et al. melakukan penelitian mengenai faktor yang

berkaitan dengan reaksi karyawan dalam hal persepsi kesiapan organisasi

untuk berubah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemilihan pekerjaan

dalam tim, dukungan organisasi, kepercayaan terhadap sesama rekan,

partisipasi dalam bekerja, kebijakan dan prosedur yang fleksibel, serta

dukungan logistik dan sistem akan secara positif berhubungan dengan

kesiapan organisasi untuk berubah. Berdasarkan kedua penelitian ini, peneliti

tertarik untuk meneliti mengenai kesiapan perubahan dalam organisasi,

khususnya vihara. Hal ini karena kita bisa melihat bahwa terdapat faktor-

faktor yang mempengaruhi kesiapan dalam perubahan, khususnya proses

dalam perubahan itu sendiri dan sumber daya manusia yang ada di organisasi

yang bersangkutan. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti mengenai kesiapan

perubahan penerapan sistem informasi akuntansi dalam vihara berdasarkan

komitmen dari sumber daya manusia dan proses dari perubahan untuk

memperkirakan apakah vihara bisa melewati proses tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

69

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi dan

pengendalian internal yang diterapkan oleh Vihara Bodhicitta Maitreya.

B. Metode dan Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metodologi

penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan studi kasus (case study) di organisasi religius, yaitu Vihara

Bodhicitta Maitreya. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik

triangulasi. Triangulasi adalah teknik digunakan untuk tujuan pencarian

paling sedikit tiga cara pemverifikasian atau penguatan kejadian, deskripsi,

atau fakta tertentu yang dilaporkan oleh penelitian (Yin, 2011:81). Beberapa

cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk melakukan teknik triangulasi

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Triangulasi dengan Sumber

Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan mengumpulkan data dari

sumber yang berbeda, bisa pada waktu dan alat yang berbeda. Kemudian,

hasil atau data yang didapatkan tersebut dibandingkan. (Ghony, et.al,

2014:322-323)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

70

2. Triangulasi dengan Metode

Triangulasi dengan metode, dilakukan dengan mengumpulkan data yang

sama tapi dengan menggunakan lebih dari satu jenis teknik pengumpulan

data, yang kemudian dibandingkan hasilnya. (Gunawan, 2013:219)

Hal yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan triangulasi dengan sumber

dan metode, antara lain:

1. Peneliti melakukan wawancara kepada lebih dari satu narasumber dengan

pertanyaan yang sama.

2. Pada saat wawancara, peneliti menanyakan sebuah pertanyaan yang sama

dua kali kepada subjek penelitian.

3. Peneliti melakukan observasi terhadap objek penelitian lebih dari satu

kali pada waktu yang berbeda.

4. Peneliti membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan

data hasil observasi.

5. Peneliti membandingkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan

dokumen yang berkaitan.

6. Peneliti membandingkan data hasil observasi dengan dokumen yang

berkaitan.

Setelah peneliti melakukan hal-hal tersebut, peneliti mungkin akan

mendapatkan perbedaan data. Saat hal ini terjadi, peneliti perlu mencari

penyebab terdapat perbedaan data. Hal ini dilakukan peneliti agar data yang

dikumpulkan dan dianalisis merupakan data yang benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

71

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Wawancara (Interview)

Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara adalah

teknik dimana pewawancara menanyakan informasi-informasi yang

dibutuhkannya kepada orang yang diwawancarai. Orang yang

diwawancarai biasanya merupakan orang yang mengerti dan mengetahui

informasi yang dibutuhkan pewawancara. Dalam penelitian ini,

pewawancara akan mewawancarai beberapa pihak yang ada di Vihara

Bodhicitta Maitreya, seperti Fo Yuan, Pandita, Thanzu, dan pihak-pihak

lain yang bisa memberikan informasi yang dibutuhkan.

Jenis pertanyaan yang akan digunakan dalam wawancara ini

adalah pertanyaan terbuka (open-ended question) dan pertanyaan tertutup

(closed-ended question). Pertanyaan terbuka akan digunakan saat

pewawancara menanyakan jenis pertanyaan yang membutuhkan jawaban

deskripsi dan penjelasan dari pihak yang diwawancarai. Sedangkan

pertanyaan tertutup digunakan saat pewawancara ingin mempertegas

jawaban yang diberikan sebelumnya, serta pewawancara hanya

membutuhkan jawaban ya atau tidak dan ada atau tidak ada.

Informasi yang bisa didapatkan dari teknik wawancara ini adalah

sejarah dan perkembangan Vihara Bodhicitta Maitreya, struktur

organisasi beserta deskripsi pekerjaan masing-masing jabatan, siklus-

siklus yang terjadi di vihara tersebut, dan pengendalian internal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

72

diterapkan. Saat berlangsungnya wawancara, pewawancara merekam

jawaban dari pihak yang sedang diwawancarai dengan menggunakan

voice recorder.

2. Observasi

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan teknik

pengumpulan data dengan observasi. Observasi dilakukan dengan

mengamati secara langsung kegiatan yang ada di Vihara Bodhicitta

Maitreya. Kegiatan-kegiatan yang diamati oleh peneliti, antara lain:

pengendalian internal di Vihara Bodhicitta Maitreya, sistem penerimaan,

sistem pengeluaran, dan sistem penggajian dan sumber daya manusia.

3. Dokumentasi

Dengan menggunakan teknik dokumentasi, peneliti mengumpulkan

dokumen-dokumen sebagai berikut: sejarah dan perkembangan Vihara

Bodhicitta Maitreya, struktur organisasi Vihara Bodhicitta Maitreya,

penjelasan deskripsi pekerjaan masing-masing jabatan (jika ada yang

secara tertulis), bukti-bukti transaksi, catatan-catatan atau formulir-

formulir transaksi yang terjadi, dan arsip-arsip berkaitan dengan kegiatan

yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya.

D. Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mengumpulkan data dengan teknik wawancara,

observasi, dan dokumentasi, peneliti menguji keabsahan data dengan

menggunakan teknik triangulasi. Dalam melakukan teknik triangulasi ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

73

peneliti membandingkan data yang didapatkan sehingga akan didapat

persamaan data. Jika peneliti mendapatkan hasil data yang berbeda untuk

objek yang sama, peneliti perlu menelusuri kembali dan mencari penyebab

perbedaan sehingga peneliti akan mendapatkan data yang dapat dipercaya dan

sesuai kenyataan. Setelah melakukan teknik keabsahan data, peneliti

menganalisis data.

Sebelum menjawab rumusan masalah di dalam penelitian ini, peneliti

akan melakukan pembahasan dan analisis mengenai sistem informasi

akuntansi Vihara Bodhicitta yang lama dan baru. Langkah-langkah yang

dilakukan oleh peneliti, sebagai berikut.

1. Peneliti mengidentifikasi pengimplementasian sistem informasi

akuntansi, seperti pencatatan transaksi, bukti transaksi, dan siklus-siklus

yang sudah ada di dalam vihara. Siklus-siklus tersebut berupa siklus

penerimaan, siklus pengeluaran, dan siklus sumber daya manusia dan

penggajian. Identifikasi dilakukan berdasarkan data yang dikumpulkan

kemudian dideskripsikan dalam bentuk narasi. Kemudian, Siklus-siklus

yang ada di vihara digambarkan dalam bentuk business process diagram.

Dalam mendeskripsikan siklus yang terjadi di vihara, peneliti memilih

untuk menggunakan business process diagram karena di Vihara

Bodhicitta Maitreya tidak menggunakan dokumen sebagai bukti transaksi

dan tidak menggunakan sistem yang terkomputerisasi. Hal ini

menyebabkan peneliti tidak dapat mendeskripsikan siklus yang terjadi

dengan flowchart dokumen dan flowchart sistem. Oleh karena itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

74

disebabkan karena yang bisa dideskripsikan adalah kegiatan atau

aktivitas, bagian yang melakukan, dan proses yang terjadi maka peneliti

memilih menggunakan business process diagram untuk mendeskripsikan

aktivitas yang terjadi dalam siklus yang ada di Vihara Bodhicitta

Maitreya.

2. Peneliti mengidentifikasi pengendalian-pengendalian internal yang

diterapkan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya berdasarkan Integrated

Framework yang diterbitkan oleh COSO pada Mei 2013. Kemudian hasil

identifikasi tersebut akan dideskripsikan dan dianalisis dalam bentuk

narasi. Peneliti juga menganalisis ajaran-ajaran Buddha Maitreya yang

diterapkan dalam pengendalian internal tersebut dan menyajikannya

dalam bentuk narasi.

3. Peneliti melakukan perbandingan atas sistem informasi akuntansi Vihara

Bodhicitta Maitreya yang lama dan baru. Peneliti mendeskripsikan

kesamaan dan perbedaan dari sistem informasi akuntansi lalu

menganalisis kelemahan dan kelebihan dari sistem informasi akuntansi

tersebut. Peneliti juga mendeskripsikan dan menganalisis potensi dampak

perbedaan sistem baru dan lama pada pengendalian internal dan

mencocokkan dampak tersebut dengan ajaran Buddha Maitreya ataupun

budaya yang ada di vihara.

Kemudian, untuk menjawab rumusan masalah di dalam penelitian ini,

peneliti akan melakukan teknik analisis data sebagai berikut.

1. Rumusan masalah yang pertama adalah “Bagaimana kelayakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

75

penerapan sistem informasi akuntansi yang baru di Vihara Bodhicitta

Maitreya?”. Untuk menjawab rumusan masalah ini peneliti

mendeskripsikan dan menganalisis kelayakan penerapan sistem informasi

akuntansi yang baru dengan menggunakan teori tiga elemen kunci

kelayakan, yang terdiri dari kelayakan teknis, ekonomis, dan operasional

oleh Kendall dan Kendall (2011:62). Selain itu, peneliti juga

mendeskripsikan dan menganalisis kelayakan sistem informasi akuntansi

yang baru dengan menggunakan ajaran Buddha Maitreya ataupun budaya

yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya.

a. Untuk menjawab mengenai kelayakan teknis, peneliti

mendeskripsikan sumber daya teknis yang terdapat di Vihara

Bodhicitta Maitreya, seperti hardware, software, dan sumber daya

manusia yang berkaitan dengan keuangan vihara. Lalu, peneliti

menganalisis kelayakan sistem informasi akuntansi vihara yang baru

dengan sumber daya teknis yang terdapat di vihara saat ini. Sistem

dikatakan layak secara teknis jika sumber daya teknis yang ada saat

ini bisa digunakan untuk sistem tersebut. Peneliti juga menganalisis

kelayakan teknis penggunaan sistem informasi akuntansi yang baru

dengan menggunakan ajaran Buddha Maitreya ataupun budaya yang

terdapat di vihara.

b. Untuk menjawab mengenai kelayakan ekonomis, peneliti

mendeskripsikan dan menganalisis kebutuhan yang diperlukan

Vihara Bodhicitta Maitreya untuk menerapkan sistem informasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

76

akuntansi yang baru. Lalu, peneliti menganalisis kelayakan

ekonomis sistem informasi akuntansi vihara yang baru dengan

mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang

didapatkan. Sistem dikatakan layak secara ekonomis jika manfaat

yang diperoleh dari sistem lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.

Peneliti juga menganalisis kelayakan ekonomis penggunaan sistem

informasi akuntansi yang baru dengan menggunakan ajaran Buddha

Maitreya ataupun budaya yang terdapat di vihara.

c. Untuk menjawab mengenai kelayakan operasional, peneliti

mendeskripsikan sumber daya manusia yang berkaitan dengan

keuangan yang terdapat di Vihara Bodhicitta Maitreya. Lalu, peneliti

menganalisis kelayakan sistem informasi akuntansi vihara yang baru

dengan sumber daya manusia yang terdapat di vihara saat ini. Sistem

dikatakan layak secara operasional apabila sumber daya manusia

yang tersedia dapat menerapkan sistem tersebut. Peneliti juga

menganalisis kelayakan operasional penggunaan sistem informasi

akuntansi yang baru dengan menggunakan ajaran Buddha Maitreya

ataupun budaya yang terdapat di vihara.

Analisis yang dilakukan merupakan analisis secara kualitatif yaitu dalam

bentuk kata dan kalimat. Dalam menyajikan hasil analisis, peneliti

menuliskan dalam bentuk narasi.

2. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua, yaitu: “Bagaimana

kesiapan perubahan penerapan sistem informasi akuntansi di Vihara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

77

Bodhicitta Maitreya?”, peneliti mengidentifikasi dan menganalisis

apakah sumber daya manusia di vihara termasuk ke dalam tipe dari tiga

tipe komitmen individu yang bisa membawa perubahan dalam institusi

menurut Armenakis et al. (1999) (dalam Barber 2010:27). Tiga jenis

komitmen individu ini adalah kepatuhan, identifikasi, dan internalisasi.

Dari hasil deskripsi dan analisis dengan menggunakan teori tersebut,

peneliti menganalisis menggunakan ajaran-ajaran Buddha Maitreya

ataupun budaya yang ada di dalam vihara untuk mengetahui kesiapan

perubahan di vihara. Selain itu, peneliti mendeskripsikan dan

menganalisis bagaimana kesiapan perubahan yang ada di Vihara

Bodhicitta Maitreya dengan menggunakan teori delapan langkah proses

perubahan (eight-stage change process) menurut Kotter tahun (1996: 21)

(dalam Barber 2010: 6). Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan

untuk menjawab delapan langkah proses perubahan.

a. Untuk menjawab langkah pertama, yaitu membangun rasa urgensi,

peneliti mendeskripsikan dan menganalisis urgensi perubahan sistem

informasi akuntansi dan mengaitkan ketercapaian langkah ini

berdasarkan budaya yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya.

b. Untuk menjawab mengenai langkah kedua, yaitu menciptakan

koalisi pembimbingan, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis

tim yang berisi individu-individu yang dapat membawa perubahan

sistem informasi akuntansi dalam Vihara Bodhicitta Maitreya dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

78

mengaitkan ketercapaian langkah ini berdasarkan budaya yang ada

di Vihara Bodhicitta Maitreya.

c. Untuk menjawab mengenai langkah ketiga, yaitu mengembangkan

visi dan strategi, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis visi

Vihara Bodhicitta Maitreya dikaitkan dengan tujuan perubahan

sistem informasi akuntansi.

d. Untuk menjawab langkah keempat, yaitu mengkomunikasikan

perubahan visi, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis

penyampaian informasi yang biasa dilakukan di Vihara Bodhicitta

Maitreya dan mengaitkan ketercapaian langkah ini berdasarkan

budaya yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya.

e. Untuk menjawab langkah kelima, yaitu memberdayakan aksi yang

berbasis luas, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis aksi yang

dilakukan untuk melakukan perubahan sistem informasi akuntansi

berdasarkan kelayakan operasional dan mengaitkan ketercapaian

langkah ini berdasarkan budaya yang ada di Vihara Bodhicitta

Maitreya.

f. Untuk menjawab mengenai langkah keenam, yaitu membangkitkan

keunggulan jangka pendek, peneliti mendeskripsikan reward yang

diterima saat kinerja baik dan hubungan antar sumber daya manusia

yang ada. Kemudian peneliti menganalisis pengaruh reward dan

hubungan antar sumber daya manusia di vihara terhadap kesiapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

79

perubahan sistem dan mengaitkan ketercapaian langkah ini

berdasarkan budaya yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya.

g. Untuk menjawab langkah ketujuh, yaitu memperkuat keuntungan

dan menghasilkan lebih banyak perubahan, peneliti mendeskripsikan

dan menganalisis apa yang perlu dilakukan oleh Vihara Bodhicitta

Maitreya sehingga dapat melewati langkah ini.

h. Untuk menjawab mengenai langkah kedelapan, yaitu mendukung

pendekatan baru dalam budaya, peneliti mendeskripsikan dan

menganalisis apa yang perlu dilakukan oleh pihak vihara dalam

melewati langkah ini.

Dengan menggunakan teori tersebut, peneliti menganalisis apakah vihara

bisa melewati kedelapan langkah proses perubahan hingga sukses dalam

menerapkan perubahan. Vihara Bodhicitta Maitreya dikatakan telah siap

melakukan perubahan sistem informasi akuntansi jika terdapat satu atau

lebih tipe komitmen dari tiga tipe komitmen individu yang bisa

membawa perubahan dan sumber daya manusia dan budaya yang

terdapat di vihara dapat melewati delapan langkah proses perubahan

berdasarkan hasil analisis peneliti. Dalam hal ini peneliti menuliskan

hasil deskripsi dan analisis dalam bentuk narasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

80

BAB IV

GAMBARAN UMUM VIHARA BODHICITTA MAITREYA

A. Lokasi Vihara Bodhicitta Maitreya

Vihara Bodhicitta Maitreya terletak di Jalan Kemetiran Kidul No.9, Daerah

Istimewa Yogyakarta.

B. Sejarah Vihara Bodhicitta Maitreya

Tanah Vihara Bodhicitta Maitreya awalnya adalah milik Se Er Mei,

yang berasal dari Jember. Beliau membeli tanah tersebut dan kemudian

menyumbangkan tanah tersebut kepada Yayasan Bodhicitta Maitreya. Pada

tanggal 14 September 1969, Vihara Bodhicitta Maitreya (Phu Kuang Fo

Thang) dibangun di bawah pimpinan sesepuh Wang Sen Yen yang berasal

dari Madura. Bangunan vihara yang dibangun ini masih sederhana dan

berbentuk seperti rumah. Bangunan dicat dengan warna putih dan kuning.

Bangunan ini memiliki satu lantai dan lantainya terbuat dari semen. Di dalam

vihara terdapat empat kamar tidur yang berukuran kecil. Selain itu, terdapat

halaman yang tidak terlalu luas yang ditanami bunga dan daun Kwan Im.

Papan nama yang bertuliskan “Vihara Bodhicitta Maitreya” digantung di

depan vihara sebagai petunjuk identitas bahwa bangunan tersebut merupakan

vihara.

Vihara Bodhicitta Maitreya berada di bawah pimpinan Koordinator

Daerah Jawa Tengah (Korda Jateng). Vihara ini diserahkan kepada Sesepuh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

81

Dharmawira (yang sekarang telah mencapai tingkat kesucian Bodhisatva

dengan sebutan Che Ren Cen Cin). Kemudian, vihara dijaga dan dirawat oleh

sepasang suami istri, yaitu Thanzu She Lan dan Thanzu Ha Thiam.

Pada tahun 1978, tugas menjaga dan merawat vihara digantikan oleh

Pandita Siu Lu Thai dan Thanzu Cang Sin Chai. Namun pada tahun 1980,

Pandita Siu Lu Thai jatuh dari ranjang yang menyebabkan beliau tidak bisa

lagi melaksanakan tugas. Pandita Siu Lu Thai digantikan oleh Pandita Siaw

Phei yang berasal dari Semarang. Tidak lama kemudian, Pandita Siaw Phei

jatuh sakit lalu beliau dibawa kembali ke Semarang, dan tidak lama setelah

itu beliau meninggal dunia.

Pada tahun 1980, Sesepuh Dharmawira melantik seorang Thanzu yang

bernama Chen Mei Ing menjadi pandita untuk ditugaskan di Yogyakarta,

tepatnya di Vihara Bodhicitta Maitreya. Saat itu, jumlah umat di Vihara

Bodhicitta Maitreya sangat sedikit. Bahkan pada saat hari besar umat yang

datang kebaktian tidak lebih dari 40 orang. Pandita Chen mengerjakan semua

pekerjaan yang ada di vihara sendirian, mulai dari memasak, membersihkan

vihara, melayani umat, dan memberikan ceramah. Setiap hari beliau

mengunjungi orang-orang yang rumahnya berada di sekitar vihara untuk

mengajak mereka memohon ketuhanan. Beliau juga yang mendiksa orang-

orang yang ingin memohon ketuhanan. Sampai tahun 1986, umat di Vihara

Bodhicitta Maitreya pun bertambah banyak, mulai dari orang tua hingga

muda-mudi atau generasi muda.

Pada tahun 1986, Sesepuh Liu dari Taiwan mengunjungi Vihara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

82

Bodhicitta Maitreya. Beliau melihat keadaan vihara dan mengatakan bahwa

vihara ini memiliki masa depan yang baik sehingga beliau menyarankan agar

vihara harus segera direnovasi. Setelah mendengarkan hal tersebut, Sesepuh

Dharmawira langsung memberi titah kepada Pandita Chen untuk segera

mengurus pembangunan vihara dan mulai mengumpulkan dana. Saat itu,

dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp20.000.000,00.

Kemudian, Pandita Chen dari Yogyakarta menempuh perjalanan

selama 9 jam menggunakan bis umum menuju ke Jember untuk mengurus

surat hibah tanah. Hal ini dilakukan karena saat Se Er Mei menyumbangkan

tanah kepada Yayasan Bodhicitta Maitreya hanya secara pribadi dan tidak

menggunakan surat hibah. Selain itu, Pandita Chen bersama dengan Thanzu

Lie Nen Cong mencari sumbangan untuk merenovasi vihara hingga ke

Jakarta. Sampai dengan tahun 1990, dana yang berhasil dikumpulkan sekitar

Rp30.000.000,00.

Pada tahun 1990, Pandita Halim Zen Bodhi bersama dengan beberapa

biarawan dan biarawati ditugaskan di Jawa Tengah untuk membantu

mengembangkan vihara-vihara yang ada di Jawa Tengah, termasuk vihara di

Yogyakarta. Setiap hari Jumat, Pandita Halim datang ke Yogyakarta

mengendarai sepeda motor untuk memberikan Dharma. Umat-umat baru terus

bertambah dengan adanya program pembinaan umat yang rutin. Pandita

Halim Zen Bodhi sangat aktif membimbing muda-mudi dalam kegiatan

LABDI (Latihan Pengabdian) dan GRTP (Gradi Rohani Temu Persaudaraan)

yang diadakan setiap tahun. Pada pertengahan tahun 1993, Pandita Halim Zen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

83

Bodhi ditugaskan sebagai Wakil Sekretaris Jendral DPP MAPANBUMI di

Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta. Hal ini berarti beliau harus meninggalkan

Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Pada saat itu, dana yang dikumpulkan masih belum cukup dan

pengurusan izin dan surat tanah membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan

bangunan Vihara Bodhicitta Maitreya sudah tua dan bocor ketika hujan,

sehingga tidak memungkinkan lagi untuk digunakan sebagai tempat ibadah.

Kemudian, pada tanggal 27 Desember 1993 Vihara Bodhicitta Maitreya

dipindahkan untuk sementara waktu ke gedung Yayasan Bhaktiloka di Jalan

Poncowinatan No.20, Yogyakarta.

Atas restu Sesepuh Gautama Harjono renovasi Vihara Bodhicitta

Maitreya akan segera dilaksanakan walaupun hanya bermodalkan uang

sebesar Rp30.000.000,00. Hal ini dilakukan sebab menurut Sesepuh Gautama

Harjono suatu pekerjaan Tuhan tidak pernah bisa hanya diselesaikan dengan

mengandalkan kekuatan kita sendiri tetapi kita harus lebih percaya pada

kekuatan Tuhan. Pada bulan Mei 1994, surat izin untuk mendirikan bangunan

dikeluarkan. Bersamaan dengan dikeluarkannya surat ini, kepengurusan

Vihara Bodhicitta Maitreya berubah dan atas restu Sesepuh Gautama Harjono

Vihara Bodhicitta Maitreya melepaskan diri dari Korda Jawa Tengah.

Kemudian, Vihara Bodhicitta Maitreya menjadi DPD MAPANBUMI

tersendiri di Daerah Istimewa Yogyakarta di bawah pimpinan Pandita Halim

Zen Bodhi dan Pandita Chen Mei Ing.

Pada tanggal 21 Mei 1994, bangunan lama Vihara Bodhicitta Maitreya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

84

mulai direnovasi dengan terlebih dahulu membongkar dan meratakan

bangunan tersebut. Dengan dana yang terbatas, para panitia dan pengurus

merasa tidak mungkin untuk menggunakan jasa kontraktor. Berdasarkan hasil

rapat para panitia dan pengurus, untuk menghemat biaya diputuskan untuk

melakukan pembangunan dengan usaha sendiri. Kemudian, pada tanggal 13

Juni 1994 pembangunan Vihara Bodhicitta Maitreya dimulai. Pembangunan

ini dilakukan di bawah pimpinan ketua panitia Bapak Anwar Santoso.

Seluruh tenaga untuk pembangunan Vihara Bodhicitta Maitreya mulai

dari perencanaan, perancangan, pelaksanaan, pengawasan, hingga penyediaan

bahan semua ditangani oleh muda-mudi Vihara Bodhicitta Maitreya. Para

pandita, thanzu, biarawan/biarawati, dan seluruh umat mencari dana dengan

menyebarkan proposal pembangunan vihara, menjual jaket, kaos, tas, kalung,

patung Maitreya, kaset, dan gantungan kunci. Akhirnya, pada tanggal 12

November 1995 diadakan peresmian gedung baru Vihara Bodhicitta

Maitreya.

C. Visi dan Misi Vihara Bodhicitta Maitreya

1. Visi Vihara Bodhicitta Maitreya

Mewujudkan vihara yang gemilang dalam menuntun umat Maitreya agar

dapat memancarkan pesona keindahan dirinya sebagai manusia.

2. Misi Vihara Bodhicitta Maitreya

a. Menuntun umat Maitreya untuk senantiasa berpikir, berucap kata,

dan berperilaku yang berlandaskan kasih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

85

b. Menuntun umat Maitreya untuk selalu membangun budaya harmonis

dengan alam dan segala isinya.

c. Menuntun umat Maitreya untuk menjunjung harkat dan nilai

martabat semua bentuk kehidupan.

d. Menuntun umat Maitreya untuk menghargai nilai dan harkat dirinya

sebagai manusia.

e. Menuntun umat Maitreya untuk memiliki moralitas Dunia Satu

Keluarga.

D. Sejarah Ajaran Buddha Maitreya

Kata “Maitreya” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti kasih

(Tim Cahya Maitri). Berdasarkan pengertian tersebut, “Maitreya” bisa

diartikan membawa sukacita, kebahagiaan, harapan dan kecemerlangan bagi

umat manusia. Buddha Maitreya adalah dikenal sebagai Buddha Bahagia atau

Buddha Sukacita (Happy Buddha), Buddha Penuh Tawa Ria (Laughing

Buddha), dan Buddha Pembawa Berkah (Lucky Buddha). Manifestasi atau

rupa Buddha Maitreya yang tampak di zaman sekarang ditunjukkan dalam

wujud atau manifestasi “Bhikkhu Berkantong”. Setiap bagian dari manifestasi

atau rupa Buddha Maitreya memiliki artinya masing-masing, yaitu:

1. Senyuman kasih yang memenuhi wajah Buddha Maitreya

merepresentasikan cinta kasih beliau yang tak terhingga atau tidak

terbatas.

2. Daun telinga Buddha Maitreya yang terkulai ke bawah menunjukkan

bahwa dengan kasih Buddha Maitreya yang tak terhingga mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

86

mendengar, memahami, dan menuntaskan masalah umat manusia yang

diutarakan dalam berbagai macam bahasa.

3. Leher dan dada Buddha Maitreya yang lebar mencerminkan hati Buddha

Maitreya yang lugu polos, tulus, dan jujur.

4. Perut Buddha Maitreya yang besar dan bulat menunjukkan dengan hati

kasih Buddha Maitreya yang tak terbatas mampu menampung semua

masalah yang ada di dunia tanpa membedakan satu sama lain.

5. Kantong gaib yang dimiliki Buddha Maitreya merepresentasikan kasih

dan dharma agung Buddha Maitreya yang tak terhingga.

Buddha Maitreya memiliki sumpah atau ikrar yang agung dan mulia,

antara lain:

1. Merubah dunia yang penuh kekacauan menjadi dunia yang damai

sentosa.

2. Merubah dunia yang penuh kekotoran menjadi dunia yang suci atau bumi

suci.

3. Merubah dunia yang penuh dosa dan kegelapan menjadi dunia Ilahi atau

Ketuhanan.

Buddha Maitreya telah lahir ke dunia ini beberapa kali. Beliau datang

dan lahir ke dunia ini dengan misi untuk menyelamatkan umat manusia dan

memenuhi ikrar atau sumpahnya. Saat dilahirkan ke dunia ini beberapa kali,

Buddha Maitreya telah menjalin jodoh ketuhanan dengan umat manusia.

Buddha Maitreya pernah datang dan dilahirkan sebagai Sarvajna Prabha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

87

Manusya Deva, Bodhisatva Maitreya, Bhikkhu Berkantong, dan Patriat Cin

Kung.

Datangnya abad Maitreya dipercayai karena abad ini telah memenuhi

beberapa unsur, yaitu:

1. Terpenuhinya Unsur Peristiwa

Kelahiran dan kedatangan para Buddha dan Bodhisatva ke dunia ini

merupakan suatu sebab jodoh yang luar biasa dan kasih dari Tuhan Yang

Maha Esa. Pada zaman prasejarah dan masa pertengahan sejarah, Tuhan

merencanakan untuk menyatukan dan menyempurnakan triloka dengan

mengutus para Buddha datang ke dunia untuk menyelamatkan umat

manusia dan mengajarkan moral kebajikan. Pada saat sekarang,

kebajikan dan kejahatan yang ada di dunia telah matang. Tuhan mengutus

Buddha Maitreya untuk memperkenalkan kepada umat manusia sebuah

ajaran luhur, yakni dunia satu keluarga, hakikat kebenaran tertinggi, hati

nurani yang bebas dari diskriminasi, dan mengubah pertikaian menuju

dunia yang penuh kasih sayang dan kebahagiaan.

2. Terpenuhinya Unsur Ikrar

Sumpah atau ikrar Buddha Maitreya adalah merubah dunia yang penuh

dengan kekacauan dan kekotoran menjadi dunia yang damai sentosa.

Tuhan menurunkan ajaran Maha Tao Maitreya untuk menyelamatkan

triloka. Sebab jodoh ikrar agung Buddha Maitreya telah matang sehingga

beliau diutus untuk memimpin misi penyempurnaan semesta demi

mewujudkan dunia yang damai dan sentosa. Pencapaian sumpah Buddha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

88

Maitreya ini juga dibantu oleh para Buddha-Bodhisatva dan dewa-dewi.

Buddha Maitreya menjadi utusan Tuhan karena ikrar agung beliau yang

cocok dengan misi penyempurnaan.

3. Terpenuhinya Unsur Waktu

Di akhir zaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan

peradaban manusia semakin berkembang pesat. Pandangan keyakinan

hidup dan nilai moralitas tidak tertata sehingga mengakibatkan

peperangan dan pertikaian antar manusia, kelompok, organisasi, suku,

ataupun bangsa. Dalam keadaan dunia yang seperti ini, umat manusia

tentunya menginginkan hidup yang damai, tenang, dan sentosa. Hal ini

sesuai dengan ikrar Buddha Maitreya yang membawa harapan dan

kebahagiaan untuk menciptakan dunia yang damai sentosa.

4. Terpenuhinya Unsur Tempat

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan transportasi serta umat

manusia yang juga berperan dalam perkembangan tersebut, penyebaran

budaya kasih Maitreya yaitu Dunia Satu Keluarga menjadi semakin

mudah.

5. Terpenuhinya Unsur Manusia.

Buddha Maitreya telah mengikat sebab jodoh dengan umat manusia

selama puluh ribuan tahun. Beliau mengikat sebab jodoh tanpa

membeda-bedakan umat manusia. Selain itu, Buddha Maitreya juga telah

menjalin sebab jodoh dengan para Buddha sepuluh penjuru, sehingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

89

beliau mendapatkan bantuan dan dukungan dari para Buddha dan

Bodhisatva untuk menjalankan misi menuju damai sentosa.

6. Terpenuhinya Unsur Materi

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan banyak

penemuan dan produk materi. Kondisi ini nantinya akan menjadi

pendukung di Bumi Suci Maitreya.

7. Terpenuhinya Unsur Dharma

Metode pembinaan Buddha Maitreya yang mengutamakan sujud dan

bakti puja selaras dengan kebutuhan manusia. Pola pembinaan Buddha

Maitreya yaitu berpantang makan daging merupakan jalan yang paling

mudah dalam membangkitkan hati kasih dan menjalin jodoh baik untuk

memasuki dunia damai sentosa. Dharma Buddha Maitreya yang tiada

perbedaan merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memasuki

dunia yang bebas dari keserakahan dan kemelekatan.

8. Terpenuhinya Unsur Buddha Rupang

Manifestasi atau wujud Buddha Maitreya yang penuh senyum kasih

membawa kebahagiaan bagi semua manusia yang melihatnya. Hal ini

merupakan sebuah simbol utama yang menuntun umat manusia menuju

kerajaan Buddha Maitreya.

E. Struktur Organisasi di Vihara Bodhicitta Maitreya

Berikut merupakan struktur organisasi yang terdapat di Vihara

Bodhicitta Maitreya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

91

1. Pandita

Tugas dari pandita adalah memimpin ritual kebaktian, melakukan

pendiksaan, memberikan ceramah, mengotorisasi kegiatan yang akan

dilakukan, dan mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

2. Sekretaris

Tugas sekretaris adalah membuat surat yang berkaitan dengan

administrasi vihara dan mengarsip surat.

3. Bendahara

Bendahara bertugas untuk menyimpan uang, membuka kotak dana,

menyetujui pengeluaran uang, serta menerima dan mengeluarkan uang.

Selain itu, bendahara juga bertugas untuk mencatat setiap transaksi yang

masuk dan keluar.

4. Departemen Kepemudaan

a. Divisi Acara

Tugas dari divisi acara adalah menyusun program untuk kegiatan

kepemudaan yang bertujuan menguatkan iman, persaudaraan, dan

keakraban beserta dengan teknis pelaksanaan program tersebut.

Selain itu divisi acara juga menyusun teknis pelaksanaan acara

perayaan khusus, seperti Tahun Baru Imlek, cap go me, dan reuni

akbar.

b. Divisi Kesenian

Tugas dari divisi kesenian adalah memastikan kegiatan yang

berhubungan dengan kesenian, seperti tembang Ketuhanan (solo dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

92

paduan suara), drama nurani, dan tari dan senam kasih semesta

berjalan dengan lancar, serta mengatur jadwal pelaksanaan latihan

untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Selain itu, divisi kesenian juga

bertugas untuk mengisi acara-acara yang diselenggarakan oleh pihak

internal maupun eksternal (undangan dari pihak luar).

c. Divisi Dekorasi

Tugas dari divisi dekorasi adalah membuat konsep dekorasi untuk

suatu acara dan melakukan dekorasi atas acara tersebut.

d. Divisi Sound System

Tugas dari divisi sound system adalah memasang alat-alat sound

system untuk mendukung suatu acara, seperti microfon, kabel audio

serta mencoba terlebih dahulu alat-alat tersebut untuk memastikan

bahwa alat-alat itu sudah berfungsi dengan baik. Selain itu, divisi ini

juga bertugas untuk melakukan pemeliharaan dan inventarisasi atas

peralatan sound system.

e. Divisi Dana Usaha

Tugas dari divisi dana usaha adalah menyusun program kerja untuk

pencarian dana, membagi tugas, dan jadwal dalam usaha pencarian

dana.

5. Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi

a. Divisi Sekolah Minggu Maitreya

Tugas dari divisi sekolah minggu maitreya adalah menyusun

kurikulum Sekolah Minggu Maitreya bersama dengan pembina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

93

Departemen Pendidikan dan menyelenggarakan kegiatan Sekolah

Minggu Maitreya.

b. Divisi Etika

Tugas dari divisi etika adalah mempersiapkan pelaksanaan ritual tata

sajian (xian gong), pendiksaan (qiu dao), pemberkatan pernikahan,

duka, dan lain-lain. Divisi etika juga bertanggungjawab atas protokal

kebaktian mingguan.

6. Departemen Publikasi, Informasi, dan Multimedia

a. Divisi Fotografi

Tugas dari divisi fotografi adalah mendokumentasikan setiap

kegiatan yang diselenggarakan, mengedit foto, menyimpan foto-foto

ke dalam harddisk eksternal, dan menjaga perlengkapan fotografi.

b. Divisi Videografi

Tugas dari divisi videografi adalah merekam kegiatan yang

dilakukan dan mengedit video tersebut.

c. Divisi Desain

Tugas dari divisi desain adalah mendesain undangan, poster, slide

lagu, dan lain-lain yang berkaitan dengan desain.

7. Departemen Humas dan Sosmas

Dalam Departemen Humas dan Sosmas terdapat satu divisi, yaitu divisi

humas dan baksos. Tugas dari divisi humas dan baksos adalah

mengkoordinasi perwakilan dari vihara untuk undangan dari pihak

eksternal, baik pemerintah maupun non-pemerintah. Selain itu, divisi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

94

juga bertugas untuk menyampaikan informasi-informasi penting kepada

masyarakat luas dan merencanakan dan mengadakan program kerja yang

berkaitan dengan bakti sosial.

8. Departemen Gizi dan Kesehatan

Dalam Departemen Gizi dan Kesehatan terdapat satu divisi, yaitu divisi

IVS (Indonesia Vegetarian Society). Tugas dari divisi IVS adalah

menyebarluaskan informasi tentang vegetarian kepada kalangan internal

(umat) dan kalangan eksternal yang ada di Yogyakarta. Selain itu, divisi

ini juga bertugas untuk menyusun program kerja yang berkaitan dengan

vegetarian, seperti seminar vegetarian, festival makanan vegetarian, dan

konsultasi tentang hidup bervegetarian.

9. Departemen Seni Budaya

Dalam Departemen Seni Budaya terdapat satu divisi yaitu: divisi INLA

(International Nature Loving Association). Tugas dari divisi INLA adalah

menyusun, melaksanakan, dan mengembangkan program kerja yang

bertujuan untuk menyebarkan pesan-pesan moral, nilai-nilai kehidupan

dan kasih terhadap semesta melalui kegiatan seni budaya dan pendidikan

seperti tarian, lagu, dan senam yang bertemakan kasih semesta.

10. Departemen Pengembangan Vihara dan Pelayanan

a. Divisi Pelayanan Hari Besar

Tugas divisi pelayanan hari besar adalah menginformasikan kepada

umat-umat yang sudah berkeluarga mengenai kegiatan yang akan

diadakan di vihara, membagi tugas kepada aktivis vihara saat hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

95

besar, serta menyambut dan mengarahkan umat yang datang serta

mengucapkan selamat tinggal kepada umat saat pulang. Kemudian,

divisi ini juga bertugas untuk membereskan semua peralatan dapur

yang sudah digunakan dan memberi arahan kepada umat pada saat

sebelum dan sesudah sembahyang saat hari besar.

b. Divisi Konsumsi Hari Besar

Tugas dari divisi konsumsi hari besar adalah melakukan koordinasi

dengan umat-umat yang menyumbangkan masakan sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan untuk konsumsi hari besar dan

menyajikan makanan pada saat hari besar.

c. Divisi Kunjungan Doa

Tugas dari divisi kunjungan doa adalah membuat daftar umat-umat

yang akan dikunjungi setiap hari rabu. Prioritas kunjungan doa

adalah umat yang sakit, umat lansia, dan umat yang jarang ke vihara

d. Divisi Transportasi Hari Besar

Tugas dari divisi transportasi hari besar adalah melakukan koordinasi

atas transportasi umat-umat setiap kegiatan di vihara, terutama bagi

umat yang lebih tua, tidak memiliki kendaraan, lokasi rumah yang

jauh, dan sebagainya. Selain itu, divisi ini juga bertugas untuk

membuat pembagian tugas jemput baik menggunakan mobil vihara

ataupun mobil pribadi dan menyusun jadwal petugas penjaga parkir

yang melibatkan semua aktivis vihara.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

96

11. Departemen Badan Usaha

a. Divisi Penerbitan

Divisi penerbitan bertugas untuk menyusun produk-produk terbaru

untuk mendukung penyampaian misi Buddha Maitreya secara

meluas dan menyusun buku-buku Ketuhanan untuk berbagai

kalangan. Kemudian, divisi ini juga bertanggungjawab dalam

menerbitkan majalah triwulan, BOMA, Majalah Maitreya, dan

Majalah Info Vegetarian.

b. Divisi DMG

Tugas dari divisi DMG adalah menyebarkan semangat “Waktu

adalah Bahagia” serta pesan-pesan moral kebajikan dan dunia satu

keluarga melalui produk jam kebahagiaan kepada pihak internal

maupun ekstrenal. Divisi DMG bertugas untuk menyusun rencana

pemasaran atas produk jam ini dan menjual produk ini.

c. Divisi Bodhipro

Divisi Bodhipro bertugas untuk mendesain produk-produk yang

dapat dijadikan sebagai ikon Maitreya serta memasarkan dan

menjual produk-produk tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

97

F. Struktur Organisasi Keuangan Vihara Bodhicitta Maitreya

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Keuangan Vihara Bodhicitta Maitreya

1. Pandita

Pandita memiliki tugas untuk mengotorisasi transaksi pengeluaran kas

yang bernominal besar, memeriksa pencatatan yang telah dilakukan, dan

membagikan gaji kepada pengabdi setiap bulan.

2. Bendahara

Bendahara bertugas untuk menyimpan uang, membuka kotak dana, dan

menerima dan mengeluarkan uang. Selain itu, bendahara juga bertugas

untuk mencatat setiap transaksi yang masuk dan keluar. Bendahara juga

bertugas untuk merekap dan membuat laporan keuangan setiap tahunnya.

3. Bendahara Kas Kecil

Bendahara kas kecil bertugas untuk menyimpan kas kecil dan

mengeluarkan kas tersebut saat terjadi transaksi operasional vihara yang

menggunakan kas kecil serta mencatat transaksi-transaksi tersebut.

4. Pencatat

Pencatat di sini bertugas untuk membuat laporan keuangan dalam versi

Pandita

Bendahara

Bendahara Kas Kecil

Pencatat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

98

Bahasa Indonesia karena laporan keuangan yang dibuat oleh Bendahara

adalah dalam versi Bahasa Mandarin.

G. Struktur Organisasi Keagamaan Agama Buddha Maitreya

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Keagamaan Agama Buddha Maitreya

Maha Sesepuh

Sesepuh

Maha Pandita

Pandita-pandita

Pandita Madya

Pandita Muda

Pelaksana Vihara

Umat

Aktivis Biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

99

1. Maha Sesepuh

Maha Sesepuh memimpin semua vihara aliran Maitreya yang ada di

seluruh negara atau dunia.

2. Sesepuh

Sesepuh memimpin seluruh vihara aliran Maitreya yang ada di suatu

negara, contohnya di Indonesia dan Taiwan.

3. Maha Pandita

Maha Pandita memimpin seluruh vihara aliran Maitreya di bagian

tertentu dalam suatu negara. Di Indonesia, bagian tertentu dalam suatu

negara ini dikenal dengan istilah Koordinator Daerah (Korda). Di

Indonesia terdapat enam Koordinator Daerah, yaitu:

a. Koordinator Daerah Satu, terdiri dari Jawa Timur, Bali, dan Lombok.

b. Koordinator Daerah Dua, terdiri dari Jawa Tengah.

c. Koordinator Daerah Tiga, terdiri dari Jawa Barat, D.I Yogyakarta dan

Jakarta.

d. Koordinator Daerah Empat, terdiri dari Aceh, Sumatera Utara, Riau,

Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat.

e. Koordinator Daerah Lima, terdiri dari Sumatera Selatan, Lampung,

Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi, dan Irian.

f. Koordinator Daerah Enam, terdiri dari Kalimantan Barat.

Setiap Koordinator Wilayah tersebut dipimpin oleh seorang Maha

Pandita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

100

4. Pandita-pandita

Pandita bertugas untuk memimpin dan mengelola suatu vihara.

5. Pandita Madya

Pandita Madya bertugas untuk membantu pandita dalam mengelola suatu

vihara. Pandita Madya lebih senior dibandingkan dengan Pandita Muda.

Seorang Pandita Madya tidak boleh melakukan pendiksaan.

6. Pandita Muda

Pandita Muda bertugas membantu Pandita dalam mengelola vihara.

Pandita Muda lebih junior dari Pandita Madya.

7. Pelaksana Vihara

Pelaksana vihara membantu Pandita dalam melaksanakan kegiatan

operasional vihara dan menjaga vihara.

8. Umat Aktivis

Umat aktivis merupakan umat yang aktif dalam mengikuti dan membantu

menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang ada di vihara.

9. Umat Biasa

Umat biasa merupakan umat yang mengikuti kegiatan di vihara dan

datang kebaktian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

101

H. Struktur Kelembagaan Agama Buddha Maitreya Indonesia dan Alur

Pelaporan Keuangan

Gambar 4.4 Struktur Kelembagaan Agama Buddha Maitreya Indonesia

1. WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia)

WALUBI adalah organisasi yang mewadahi organisasi-organisasi umat

Buddha yang ada di seluruh Indonesia.

2. DPP MAPANBUMI

DPP MAPANBUMI merupakan singkatan dari Dewan Pengurus Pusat

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia. Dewan pengurus ini berada

di tingkat pusat, yaitu di Jakarta.

3. DPD MAPANBUMI

DPP MAPANBUMI merupakan singkatan dari Dewan Pengurus Daerah

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia. Dewan pengurus ini berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

102

di tingkat provinsi.

4. DPC MAPANBUMI

DPP MAPANBUMI merupakan singkatan dari Dewan Pengurus Cabang

Majelis Pandita Buddha Maitreya Indonesia. Dewan pengurus ini berada

di tingkat kota.

5. Yayasan

Yayasan dalam hal ini merupakan suatu badan hukum yang menaungi

suatu vihara.

6. Vihara

Vihara adalah tempat peribadatan untuk umat yang beragama Buddha.

Dalam vihara aliran Maitreya terdapat vihara yang dinaungi oleh sebuah

yayasan dan ada yang langsung dinaungi oleh MAPANBUMI. Vihara

yang dinaungi oleh yayasan adalah vihara yang dibangun sebelum

terbentuknya MAPANBUMI. Sedangkan vihara yang dinaungi oleh

MAPANBUMI adalah vihara yang dibangun setelah MAPANBUMI

terbentuk.

7. Kantor Pajak

Kantor pajak dalam hal ini adalah tempat untuk melaporkan pajak. Vihara

yang dinaungi oleh yayasan akan menyampaikan laporan keuangannya

kepada yayasan dan kemudian yayasan yang akan melaporkan laporan

keuangan tersebut kepada kantor pajak. Sedangkan vihara yang dinaungi

oleh MAPANBUMI akan melaporkan laporan keuangannya kepada DPP

MAPANBUMI dan DPP MAPANBUMI yang akan melaporkan laporan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

103

keuangan vihara kepada kantor pajak.

I. Kegiatan-kegiatan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya

Di Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat kegiatan-kegiatan yang melibatkan

umat untuk pengembangan rohani, antara lain:

1. Kebaktian Sehari-hari

Kebaktian sehari-hari merupakan doa atau puja bakti yang dilakukan oleh

umat Buddha Maitreya setiap hari. Kebaktian ini dilakukan tiga kali

dalam satu hari, yaitu pagi, siang, dan malam hari. Jadwal yang ada di

Vihara Bodhicitta Maitreya, yaitu pada pagi hari pukul 06.30 WIB, siang

hari pukul 12.00 WIB, dan malam hari pada pukul 18.00 WIB.

2. Kebaktian Hari Besar

Kebaktian hari besar adalah sembahyang atau doa yang dilakukan oleh

umat Buddha Maitreya pada saat-saat tertentu, yaitu hari besar. Hari

besar dalam agama Buddha Maitreya, yaitu seperti Che It, Cap Go,

kelahiran Buddha Maitreya, Trisuci Waisak, Pengagungan Tuhan Yang

Maha Esa, dan lain-lain. Kebaktian pada hari besar ini juga dilakukan

tiga kali dalam satu hari. Selain itu, pada saat hari besar dilakukan tata

sajian oleh umat sebelum kebaktian dimulai dan dilakukan pada salah

satu waktu kebaktian, biasanya pagi atau malam.

3. Kebaktian Minggu

Pada hari minggu biasanya di Vihara Bodhicitta Maitreya diadakan kelas

ceramah untuk muda-mudi yang kemudian dilanjutkan dengan kebaktian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

104

siang. Ceramah tersebut berupa ceramah online yang disampaikan oleh

Wang Qian Ren biasanya dimulai pada pukul 08.00 WIB hingga 11.00

WIB. Setelah itu, dilanjutkan dengan bersih-bersih dan kemudian

kebaktian siang.

4. Kelas Pertobatan

Kelas pertobatan merupakan kelas ceramah yang ditujukan kepada umat

Buddha Maitreya, khususnya yang sudah dewasa. Kelas ini biasanya

diadakan pada hari Jumat pukul 19.30 WIB.

5. Kelas Etika

Kelas etika adalah kelas yang bertujuan untuk mengajarkan umat Buddha

Maitreya mengenai tata cara kebaktian, seperti untuk melakukan tata

sajian dan protokol saat kebaktian. Etika tata sajian merupakan etika

untuk mengantarkan sajian ke meja altar untuk dipersembahkan kepada

para Buddha dan Bodhisatva. Sedangkan yang dipelajari tentang menjadi

protokol kebaktian adalah tentang tata cara membacakan sembah sujud

kepada buddha dan bodhisatva. Kelas ini biasanya diadakan pada setiap

hari Selasa pukul 19.00 WIB.

6. Sekolah Minggu Maitreya

Sekolah Minggu Maitreya atau disingkat dengan SMM adalah kelas yang

memberi materi atau pelajaran tentang agama Buddha sesuai dengan

tingkatan kelas yang dijalani dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Umat yang mengikuti kelas ini adalah umat yang masih TK, SD, dan

SMP. Kelas ini diselenggarakan setiap hari Minggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

105

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Sistem Informasi Akuntansi Vihara

1. Siklus Penerimaan

Penerimaan di Vihara Bodhicitta Maitreya terdiri dari dua macam

penerimaan, yaitu:

a. Sumbangan Umat Hari Besar Keagamaan dan Kotak Dana

Gambar 5.1 Business Process Diagram Sumbangan Umat Hari Besar

Keagamaan

Umat yang akan memberikan sumbangan menemui petugas

yang menjaga catatan untuk sumbangan umat di meja depan saat

masuk ke vihara. Umat tersebut menyebutkan nama dan jumlah

sumbangan kepada petugas yang sedang bertugas. Lalu, petugas

akan mencatat keterangan tersebut di buku sumbangan. Namun, jika

petugas tidak mengetahui penulisan nama umat tersebut karena

biasanya ada nama yang ditulis dengan Bahasa Mandarin maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

106

petugas akan meminta umat tersebut untuk menuliskan namanya.

Setelah itu, umat yang menyumbangkan dana memberikan

uang tersebut kepada petugas. Uang tersebut diterima oleh petugas

dan kemudian petugas menghitung kembali uang yang diberikan

oleh umat tersebut. Uang tersebut akan dimasukkan oleh petugas ke

dalam kotak dana yang ada di dalam vihara pada hari sumbangan itu

diberikan. Kotak dana tersebut ada di lantai satu dan lantai tiga

dalam vihara. Proses seperti ini terjadi saat vihara mendapatkan

sumbangan pada hari besar keagamaan, seperti che it dan cap go.

Proses pemberian sumbangan berbeda pada saat sumbangan

diberikan bukan pada hari besar keagamaan. Pada hari biasa atau

bukan hari besar keagamaan, umat yang memberikan sumbangan

datang ke vihara dan langsung memasukkan uang sumbangan ke

dalam kotak dana. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

pencatatan nama dan jumlah sumbangan ke dalam buku dana.

Kotak dana yang berisi sumbangan umat biasanya akan

dibuka minimal satu bulan dua kali, yaitu beberapa hari setelah hari

besar che it dan cap go. Hal ini juga tergantung pada banyaknya

jumlah hari besar dalam satu bulan. Selain itu, menurut Pandita

kotak dana ini dapat dibuka sesuai dengan kebutuhan berdasarkan

kesepakatan antara Pandita dan bendahara serta sesuai dengan situasi

dan kondisi pada saat itu. Bendahara akan datang ke vihara untuk

membuka kotak dana dan memeriksa catatan di buku yang mencatat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

107

dana sumbangan untuk mengetahui jumlah sumbangan yang sesuai

dengan catatan. Lalu, bendahara bersama dengan satu pandita dan

satu saksi membuka kotak dana tersebut. Bendahara akan

menghitung uang yang ada di dalam kotak dana dan kemudian

mencocokkan dengan catatan yang ada di buku dana. Setelah itu,

hasil sumbangan akan dicatat di sebuah buku dan catatan tersebut

ditandatangani oleh bendahara dan pandita. Dalam catatan tersebut

terdapat keterangan tanggal, jumlah yang didapatkan, dan tanda

tangan.

Setiap bulannya, penerimaan vihara dari sumbangan ini

berbeda-beda tergantung pada peringatan hari-hari besar yang ada di

vihara. Sumbangan dari umat biasanya banyak pada peringatan hari

ulang tahun vihara, karena dari pihak vihara juga mengundang umat

dari luar kota. Bendahara akan membagi uang dari kotak dana

tersebut dengan jumlah tertentu sesuai dengan kegunaannya, yaitu

untuk tunjangan para pengabdi vihara dan kegiatan operasional

sehari-hari yang dimasukkan ke kas kecil.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

108

b. Hasil Penjualan di Koperasi Vihara

Gambar 5.2 Business Process Diagram Penjualan Koperasi Vihara

Pembeli yang biasanya merupakan umat datang ke vihara dan

menemui petugas vihara yang biasanya berupa pengabdi vihara.

Pembeli mengatakan kepada petugas apa yang ingin dibelinya dan

petugas mengambil barang yang diinginkan pembeli. Petugas

menyebutkan harga barang tersebut dan pembeli memberikan

sejumlah uang kepada petugas. Kemudian, petugas memberikan

barang tersebut kepada pembeli beserta dengan uang kembalian jika

ada. Petugas tersebut kemudian mencatat hasil penjualan dalam buku

yang ada di koperasi tersebut.

Uang dari hasil penjualan koperasi digunakan untuk

membantu menutupi kekurangan kas dari hasil sumbangan kotak

dana. Selain itu, uang dari hasil penjualan koperasi ini juga

digunakan untuk transaksi yang tidak boleh menggunakan

sumbangan umat. Untuk menggunakan uang hasil penjualan

koperasi diperlukan persetujuan dari Pandita terlebih dahulu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

109

2. Siklus Pengeluaran

Uang yang didapat dari kotak dana yang merupakan sumbangan

umat setiap bulannya digunakan untuk mengisi kas kecil dan

memberikan tunjangan kepada pengabdi serta digunakan hanya untuk

keperluan vihara. Uang yang ada di kas kecil digunakan untuk kegiatan

sehari-hari vihara, seperti membeli perlengkapan, makanan, dan

sebagainya. Kas kecil ini diisi setiap bulan. Kemudian, uang untuk

tunjangan pengabdi di vihara diberikan kepada pengabdi-pengabdi vihara

setiap bulannya.

Namun, terkadang dalam satu bulan dana yang digunakan bisa

lebih dan bisa juga kurang dari uang yang disumbangkan oleh umat lewat

kotak dana. Apabila uang yang didapatkan kurang dari kebutuhan vihara

selama satu bulan, bendahara akan mengeluarkan uang tabungan vihara

yang merupakan kelebihan uang dari bulan-bulan sebelumnya.

Sedangkan, apabila uang yang didapatkan lebih dari kebutuhan, uang

tersebut akan disimpan oleh bendahara yang dapat digunakan untuk

keperluan lainnya atau menutupi kebutuhan saat terjadi kekurangan. Jika

kelebihannya banyak uang tersebut disimpan oleh bendahara dalam

rekening bank namun jika kelebihannya hanya sedikit uang tersebut

disimpan oleh bendahara sebagai kas di tangan.

Terdapat beberapa jenis pengeluaran yang dilakukan vihara,

antara lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

110

a. Pengeluaran Kas Kecil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

111

Terdapat petugas yang merupakan seorang pengabdi vihara

bertugas untuk mengecek atau memeriksa persediaan perlengkapan

dan kebutuhan vihara. Kebutuhan dan perlengkapan yang dimaksud

di sini merupakan kebutuhan dan perlengkapan yang digunakan

untuk keperluan operasional vihara, seperti beras, gula, perlengkapan

dapur, perlengkapan kebersihan vihara, dan kebutuhan untuk

kebaktian. Setiap kali petugas ini menemukan bahwa terdapat

persediaan untuk kebutuhan vihara habis, maka ia akan mendata

persediaan tersebut dan kemudian membelinya. Sebelum melakukan

pembelian, petugas tersebut akan meminta sejumlah uang kepada

bendahara kas kecil. Terkadang petugas yang membeli barang

keperluan ini bisa menggunakan uangnya terlebih dahulu. Pembelian

persediaan ini biasa dilakukan secara langsung oleh petugas vihara

dengan pergi ke tempat penjualan.

Pembelian yang dilakukan biasanya merupakan pembelian

tunai. Petugas yang membeli barang akan melakukan pembelian dan

mendapatkan barang beserta nota pembelian. Namun, terdapat

transaksi pembelian yang tidak mendapatkan nota pembelian, seperti

saat petugas membeli sayur di pasar. Dalam kasus ini, petugas

tersebut akan menuliskan di sebuah kertas harga barang yang telah

dibeli. Barang diletakkan petugas di tempat penyimpanan barang

sesuai dengan jenis barang. Misalnya, jika petugas membeli sabun

cuci maka petugas menempatkan barang tersebut di tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

112

penyimpanan sabun cuci.

Kemudian, petugas akan menyerahkan nota pembelian

kepada bendahara kas kecil. Jika terdapat kelebihan uang, petugas

akan mengembalikan uang tersebut dan jika uang yang diberikan

kurang, bendahara kas kecil akan mengembalikan kekurangan uang

tersebut. Jika petugas menggunakan uangnya saat membeli barang

tersebut, petugas yang membeli barang ini akan memberikan nota

pembelian kepada bendahara kas kecil dan bendahara akan

memberikan uang untuk mengganti uang si petugas ini. Lalu,

bendahara kas kecil akan mencatat transaksi pengeluaran ini

berdasarkan nota pembelian yang diterima. Bukti transaksi tersebut

akan disimpan oleh bendahara sebagai bukti saat melaporkan kepada

Pandita. Bukti transaksi akan dibuang paling lama dua bulan sekali.

b. Pengeluaran Melalui Bendahara

Transaksi dengan jumlah nominal kas yang besar atau

transaksi di luar transaksi kegiatan operasional vihara, biasanya

menggunakan kas yang disimpan oleh bendahara, baik di bank

maupun kas di tangan. Pengabdi vihara menemukan perlu

dilakukannya sebuah transaksi pembelian yang di luar kegiatan

operasional vihara. Pengabdi tersebut menyampaikan hal ini kepada

Pandita kemudian pengabdi meminta pendapat dan persetujuan dari

Pandita untuk melakukan transaksi tersebut. Jika Pandita menyetujui

usulan tersebut, maka dilakukanlah transaksi ini. Terdapat dua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

113

macam pembayaran yang dilakukan oleh vihara, yaitu:

1) Pembayaran Secara Langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

114

Pandita menelpon atau mengatakan secara langsung

kepada bendahara bahwa vihara perlu melakukan pembelian

barang dan/atau jasa sehingga membutuhkan sejumlah dana.

Kemudian, Pandita mengatakan siapa yang akan mengambil

uang tersebut. Pengabdi vihara akan mengambil uang dengan

bendahara vihara. Pengabdi membeli barang yang diperlukan

melalui telepon ataupun pengabdi vihara tersebut langsung

membeli ke tempat penjualan. Jika yang dibutuhkan berupa jasa

dari pekerja, seperti memasang pipa dan memperbaiki sesuatu

yang rusak, maka pengabdi vihara menelpon ke tempat yang

menyediakan jasa yang dibutuhkan. Setelah transaksi pembelian

barang dan/atau jasa dilakukan, pengabdi vihara akan

mendapatkan nota dan membayar sejumlah uang.

Nota pembelian tersebut dilaporkan dan diberikan

kepada bendahara vihara. Kemudian, jika ada kembalian dari

uang yang diberikan pengabdi akan mengembalikan sisanya dan

jika ada kekurangan dari uang yang telah diberikan bendahara

akan memberikan kekurangan tersebut kepada pengabdi vihara.

Selanjutnya, bendahara vihara akan mencatat transaksi tersebut

dalam catatannya. Bendahara vihara mencatat dalam Bahasa

Mandarin dan kemudian catatan tersebut akan dicatat kembali

oleh pencatat dalam Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

115

2) Pembayaran dengan Rekening Giro

Rekening giro yang digunakan merupakan rekening giro

yayasan. Untuk pembayaran melalui rekening giro, terdapat dua

macam cara, yaitu cek giro dan token. Untuk penggunaan cek

giro perlu ditandatangani oleh Pandita dan bendahara.

Kemudian untuk penggunaan token, perlu disetujui juga oleh

Pandita dan bendahara. Bendahara vihara akan mencatat

transaksi tersebut dalam catatannya. Bendahara vihara mencatat

dalam Bahasa Mandarin dan kemudian catatan tersebut akan

dicatat kembali oleh pencatat dalam Bahasa Indonesia.

3. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian

Gambar 5.5 Business Process Diagram Siklus Manajemen Sumber Daya

Manusia dan Penggajian

Setiap bulannya, vihara memberikan tunjangan kepada para

pengabdi. Uang untuk tunjangan didapat dari kotak dana dan donasi yang

berasal dari sumbangan umat. Tunjangan diberikan oleh Pandita kepada

pengabdi vihara. Bendahara memberikan sejumlah uang kepada Pandita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

116

untuk membayar para pengabdi vihara. Bendahara akan mencatat

sejumlah uang tersebut ke dalam buku catatan. Pandita memasukkan

uang tersebut ke dalam amplop sesuai dengan jumlah yang akan

diberikan. Kemudian, Pandita memberikan amplop tersebut kepada

masing-masing pengabdi vihara.

B. Pengendalian Internal dalam Vihara

Berikut merupakan penerapan pengendalian internal yang ada dalam

Vihara Bodhicitta Maitreya berdasarkan Integrated Framework oleh

Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission atau COSO,

yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Berikut ini merupakan penerapan lima prinsip menurut COSO

yang berkaitan dengan lingkungan pengendalian dalam Vihara Bodhicitta

Maitreya, antara lain:

a. Organisasi menunjukkan komitmen untuk integritas dan nilai-nilai

etika.

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat komitmen untuk

integritas dan nilai-nilai etika. Dalam mengelola vihara, Pandita dan

para pengabdi berkomitmen untuk menjalankan operasional dan

kegiatan vihara berdasarkan ajaran Buddha. Disebabkan oleh Vihara

Bodhicitta Maitreya merupakan vihara yang beraliran Buddha

Maitreya maka ajaran yang digunakan merupakan ajaran Buddha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

117

Maitreya. Nilai-nilai yang diterapkan di vihara, seperti kekeluargaan,

kejujuran, saling tolong-menolong, gotong royong, dan ketulusan.

Nilai kekeluargaan ini ditunjukkan dengan pengabdi vihara

beserta dengan umat Buddha menganggap bahwa seluruh manusia

yang ada di dunia adalah satu keluarga. Hal ini sesuai dengan

konsepsi orang lain Sang Pengasih yang berarti bahwa seorang

pengasih adalah dia yang memandang orang lain seperti diri sendiri

dan menganggap dunia adalah satu keluarga. Disebabkan mereka

menganggap bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga, para

pengabdi dan umat Buddha dalam berinteraksi di vihara juga

menganggap bahwa mereka adalah keluarga. Nilai seperti ini

menciptakan suasana yang ada dalam organisasi menjadi suasana

kekeluargaan yang penuh dengan cinta kasih. Pandita yang

merupakan pimpinan vihara memperlakukan para pengabdi dan umat

vihara seperti keluarga sehingga tidak ada batas antara Pandita

sebagai pimpinan, pengabdi sebagai bawahan, dan umat Buddha.

Selain itu, untuk mengakrabkan dan membangun kekeluargaan

dalam vihara, terdapat program vihara seperti melakukan rekreasi

untuk semua umat vihara, Pandita, dan pengabdi vihara.

Menganggap dunia satu keluarga sesuai dengan ajaran

Buddha, yaitu: jiwa kasih, perilaku kasih, konsepsi orang lain Sang

Pengasih, dan konsepsi umat manusia Sang Pengasih. Jiwa kasih

ditunjukkan dengan Pandita sebagai pimpinan menyayangi para

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

118

pengabdi sebagai bawahannya dan para umat. Pandita

memperlakukan para pengabdi dan umat seperti keluarga beliau

sendiri dan hal ini tentunya membuat mereka merasa nyaman. Selain

itu, para pengabdi yang merupakan bawahan Pandita juga

memperlakukan Pandita dengan penuh hormat. Walaupun Pandita

memperlakukan para pengabdi seperti keluarga sendiri, namun para

pengabdi tetap menghormati dan tidak bertindak semaunya. Begitu

pula dengan para umat memperlakukan sesamanya. Mereka

menunjukkan rasa persaudaraan dan kekeluargaan dengan

memperlakukan sesama sebagai keluarga mereka sendiri. Deskripsi

tersebut merupakan perwujudan dari jiwa kasih yang diterapkan di

Vihara Bodhicitta Maitreya.

Perilaku yang ditunjukkan dalam wujud kekeluargaan dan

persaudaraan ini merupakan salah satu penerapan dari perilaku kasih.

Hal ini juga berkaitan dengan konsepsi umat manusia Sang Pengasih

yang berarti perilaku kasih akan membawa kebahagiaan pada dunia.

Dengan adanya perilaku kasih yang ditunjukkan dengan sikap

kekeluargaan akan mampu membuat sesama menjadi bahagia, dalam

hal ini adalah Pandita, para pengabdi, dan para umat.

Nilai kejujuran diterapkan dalam Vihara Bodhicitta Maitreya.

Hal ini dapat dilihat dalam pengelolaan kas kecil di vihara tidak

terdapat pemisahan tugas antara fungsi pemegang harta dan pencatat.

Dengan tidak adanya pemisahan tugas antara kedua fungsi tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

119

dapat disimpulkan bahwa nilai kejujuran sangatlah penting bagi

bendahara kas kecil. Selain itu, Pandita, para pengabdi, dan umat

saling mempercayai satu sama lain. Pandita memberikan kebebasan

kepada setiap departemen yang ada untuk mengelola keuangan

masing-masing departemen, baik dalam hal mendapatkan dan

menggunakan kas tersebut. Umat vihara yang menyumbangkan uang

ke kotak dana juga tentunya memiliki kepercayaan bahwa pihak

vihara akan mengelola uang mereka sebagaimana mestinya.

Kejujuran merupakan salah satu wujud dari jiwa kasih, yaitu

menolak melakukan keserakahan atas kekayaan, reputasi, dan

kekuasaan dengan melakukan kebenaran. Orang yang menolak

melakukan keserakahan atas hal tersebut dan memilih untuk

melakukan kebenaran diwujudkan dalam bentuk kejujuran. Oleh

karena itu, orang yang memiliki jiwa kasih salah satunya

ditunjukkan dengan melakukan hal yang jujur sebab orang yang

memiliki jiwa kasih bisa mengendalikan pikiran dengan

kebijaksanaan (prajna) sehingga terbebas dari kejahatan dan

keserakahan.

Seseorang yang dapat melenyapkan keserakahan, prasangka

buruk, dan pikiran yang negatif merupakan orang yang memiliki

kebebasan nurani. Saat seseorang memiliki kebebasan nurani, dia

tidak akan memikirkan hal yang negatif dan memiliki prasangka

buruk terhadap seseorang, misalnya dalam konteks ini dia berpikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

120

bahwa semua orang tidak jujur. Salah satu wujud dari kebebasan

nurani adalah orang yang percaya dan melakukan kejujuran. Orang

tersebut akan percaya bahwa setiap orang memiliki kejujuran dan dia

juga akan menerapkan kejujuran dalam hidupnya. Hal inilah yang

terjadi di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya di mana pihak internal

vihara percaya akan adanya kejujuran dan menerapkan nilai dari

kejujuran itu sendiri.

Berkaitan dengan ajaran mengenai pikiran, nilai kejujuran

merupakan salah satu perwujudan dari pikiran Sang Pengasih. Saat

kasih seseorang memenuhi pikiran maka pikiran yang buruk,

kejahatan, dan niat yang tidak baik akan musnah. Dikaitkan dengan

kejujuran, seseorang menjadi tidak jujur saat ia tidak memiliki kasih

karena pikiran yang orang tersebut miliki masih penuh dengan hal-

hal negatif. Oleh karena itu, Vihara Bodhicitta Maitreya menerapkan

nilai kejujuran untuk melatih para umat dan pengabdi agar mereka

memiliki pikiran Sang Pengasih.

Kejujuran merupakan salah satu tindakan dan nilai yang

sesuai dengan hati nurani. Saat seseorang melakukan hal yang positif

dan baik seperti jujur berarti bahwa orang tersebut melakukan apa

yang sesuai dengan hati nurani. Hal ini sesuai dengan konsepsi

keakuan Sang Pengasih. Dalam konsep ini dikatakan bahwa orang

bisa menghormati dan menghargai dirinya sendiri dan melakukan

segala sesuatu yang sesuai dengan hati nuraninya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

121

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, terdapat etika saling

tolong-menolong. Saat ada umat yang tertimpa musibah, Pandita dan

para umat akan datang untuk membantu, walaupun hanya

memberikan bantuan psikologis. Begitu pula saat vihara

membutuhkan bantuan, seperti bantuan tenaga para umat akan

membantu sebisa mereka. Dalam interaksi yang ada di vihara juga

bisa dilihat kebersamaan dan nilai saling tolong-menolong antara,

Pandita, para pengabdi, dan para umat.

Dengan menerapkan nilai saling tolong-menolong, Vihara

Bodhicitta Maitreya menerapkan konsepsi panjang usia Sang

Pengasih. Dalam konsep ini dikatakan bahwa tanpa kasih, usia yang

panjang tidak berguna karena orang tersebut tidak melakukan hal

yang berguna dalam hidupnya. Sikap menolong orang lain

merupakan sikap yang berguna, karena hal ini membuat adanya

kebahagiaan batin bagi si penolong dan memberikan manfaat kepada

orang yang ditolong. Hal ini menunjukkan bahwa menolong orang

lain membuat hidup kita lebih berguna karena kita bisa memberikan

manfaat dan juga kebahagiaan kepada orang lain.

Dalam membantu vihara dan melakukan pelayanan di vihara,

Pandita, para pengabdi, dan para umat bekerja dengan gotong-

royong. Mereka secara bersama-sama mengerjakan pekerjaan yang

ada, seperti membersihkan vihara, memasak, dan mempersiapkan

suatu acara. Selain itu, Pandita selaku pimpinan vihara juga ikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

122

membantu pekerjaan yang ada di vihara dan berbaur bersama para

pengabdi dan umat sehingga sangat terasa sekali suasana

kebersamaan dan gotong royong di vihara.

Dalam ajaran Buddha Maitreya terdapat istilah demokrasi

nurania. Salah satu perwujudan dari demokrasi nurania adalah

memuliakan semangat gotong royong. Dalam penjabaran

sebelumnya dijelaskan bahwa Vihara Bodhicitta Maitreya

menerapkan nilai gotong royong yang mana hal tersebut adalah

perwujudan dari demokrasi nurania.

Dalam melakukan pelayanan terhadap wadah ketuhanan dan

para umat, Pandita dan para pengabdi vihara tentunya perlu

melakukannya dengan ketulusan. Hal ini karena saat menjadi Pandita

dan pengabdi vihara, hati mereka telah terpanggil untuk melakukan

pelayanan yang mulia. Oleh karena itu, salah satu nilai yang

diterapkan dan dijalankan di vihara adalah ketulusan. Ketulusan

merupakan salah satu perwujudan dari konsepsi umat manusia Sang

Pengasih, yaitu melakukan segala sesuatu dengan cinta kasih. Cinta

kasih dapat ditunjukkan dengan melakukan sesuatu dari hati yang

tulus.

Dalam memimpin vihara, pimpinan vihara yang dalam hal ini

adalah Pandita memberikan kebebasan kepada departemen-

departemen yang ada di vihara untuk melakukan kegiatan dan

mengelola keuangan mereka. Setiap departemen diberikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

123

kebebasan untuk merancang dan mengadakan kegiatan selama itu

bermanfaat bagi para umat. Sebelum mengadakan kegiatan tersebut

salah satu perwakilan departemen harus memberitahukan kegiatan

tersebut kepada Pandita. Pandita berperan sebagai pihak yang

mengawasi dan memberikan saran atas kegiatan-kegiatan yang

terjadi di vihara. Dalam hal pengelolaan keuangan, departemen-

departemen yang ada memikirkan cara untuk mendapatkan dana dan

menggunakan dana sesuai dengan keperluan mereka. Dengan gaya

yang seperti ini dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan di

Vihara Bodhicitta Maitreya adalah laiseez-faire.

b. Dewan direksi menunjukkan dia independen (tidak tergantung) dari

manajemen dan melakukan pengawasan atas pengembangan dan

kinerja pengendalian internal.

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya tidak terdapat dewan

direksi. Orang atau posisi yang bertugas untuk mengawasi kegiatan

operasional vihara adalah Pandita. Peran sebagai dewan direksi tidak

ada di vihara sebab peran tersebut dianggap tidak diperlukan dalam

vihara. Hal ini karena peran Pandita sebagai pihak yang mengawasi

dan memutuskan (beberapa hal yang dianggap penting) kegiatan

operasional vihara dinilai sudah cukup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

124

c. Manajemen menetapkan, dengan badan pengawas, struktur, alur

pelaporan, dan otoritas dan tanggung jawab yang tepat dalam

pencapaian tujuan.

Struktur organisasi merupakan susunan kepengurusan yang

ada di dalam suatu organisasi, dalam hal ini Vihara Bodhicitta

Maitreya, yang dapat menggambarkan tanggung jawab dan otoritas

suatu posisi. Struktur organisasi di Vihara Bodhicitta Maitreya

disusun secara eksplisit dengan digambarkan dalam bentuk bagan

(lihat gambar 4.1). Hal ini membuat orang yang melihat bagan

struktur organisasi tersebut mengetahui dan mengerti tingkatan-

tingkatan yang ada di vihara. Dari tingkatan-tingkatan dan nama

departemen atau jabatan, orang yang melihat bagan struktur

organisasi bisa mendapatkan gambaran mengenai otoritas dan

tanggung jawab dari masing-masing jabatan tersebut. Ini sesuai

dengan salah satu komponen dalam lingkungan pengendalian, yaitu

struktur organisasi.

Misalnya, di dalam bagan struktur organisasi Vihara

Bodhicitta Maitreya terdapat Divisi Etika. Dari bagan struktur

tersebut bisa diketahui bahwa Divisi Etika terletak di bawah

Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi dan Departemen

tersebut terletak di bawah Para Pandita. Dengan melihat hal tersebut,

orang bisa mengetahui bahwa Divisi Etika merupakan bagian dari

Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi yang juga berada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

125

di bawah pengawasan para pandita. Oleh karena Divisi Etika berada

di bawah Departemen Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi,

berdasarkan nama divisi dan departemen orang bisa mengetahui

bahwa divisi etika memiliki tanggung jawab untuk segala hal yang

berhubungan dengan pendidikan etika yang ada di vihara. Selain itu,

juga bisa diketahui bahwa departemen yang memiliki otorisasi untuk

mengawasi dan mengkoordinasi divisi tersebut adalah Departemen

Dharma, Pendidikan, dan Kaderisasi. Para pandita juga memiliki hak

dan kewajiban untuk mengawasi berjalannya Divisi Etika yang

berada di bawah naungan Departemen Dharma, Pendidikan, dan

Kaderisasi.

Selain itu, dalam Vihara Bodhicitta Maitreya juga terdapat

deskripsi pekerjaan untuk masing-masing divisi yang dibuat secara

tertulis. Hal ini tentunya mempermudah untuk mengetahui otoritas

dan tanggung jawab dari masing-masing divisi sehingga tidak

adanya tumpang tindih pekerjaan ataupun saling lempar pekerjaan.

Contohnya dalam Departemen Pengembangan Vihara dan Pelayanan

terdapat beberapa divisi, yaitu Divisi Pelayanan Hari Besar, Divisi

Konsumsi Hari Besar, Divisi Pelayanan Kunjungan Doa, dan Divisi

Transportasi Hari Besar. Dalam setiap divisi tersebut ada deskripsi

pekerjaan sehingga walaupun sama-sama berada dalam Departemen

Pengembangan Vihara dan Pelayanan, namun masing-masing divisi

ada tanggung jawab dan otoritasnya masing-masing. Ini merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

126

penerapan dari salah satu komponen dalam lingkungan

pengendalian, yaitu metode penetapan otoritas dan tanggung jawab.

Dalam hal pelaporan, segala aktivitas yang ada di vihara dan

pengelolaan keuangan vihara dilaporkan kepada Pandita. Hal ini

karena Pandita merupakan pimpinan vihara dan bertugas untuk

mengawasi kegiatan yang ada di vihara. Misalnya untuk laporan

keuangan. Setelah Pandita mendapatkan laporan mengenai laporan

keuangan Pandita akan mengecek laporan tersebut dan kemudian

melaporkan laporan keuangan kepada yayasan setiap tahun.

d. Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik,

mengembangkan, dan memelihara orang-orang yang kompeten

sejalan dengan tujuan.

Visi dari Vihara Bodhicitta Maitreya adalah mewujudkan

vihara yang gemilang dalam menuntun umat Maitreya agar dapat

memancarkan pesona keindahan dirinya sebagai manusia. Dalam

perwujudan visi ini, tentunya di vihara dibantu oleh Pandita dan para

pengabdi vihara, serta para umat Maitreya. Terdapat kegiatan-

kegiatan yang diselenggarakan, baik di dalam vihara ataupun di luar

vihara yang membantu meningkatkan kompetensi para pengabdi

vihara dan para umat, khususnya dalam bidang spiritual.

Sekolah Minggu Maitreya (SMM) yang dilaksanakan setiap

hari minggu ditujukan kepada umat Buddha Maitreya yang

bersekolah pada tingkat SD dan SMP. Hal ini dianggap perlu karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

127

dengan adanya kelas ini membantu umat yang duduk di tingkat SD

dan SMP untuk mempelajari ajaran-ajaran Buddha yang sekiranya

dipahami oleh anak yang berusia 6 sampai 15 tahun agar kemudian

dapat diterapkan dalam kehidupan mereka. Dengan adanya kelas ini

juga dapat membina umat yang masih berusia sangat muda sehingga

diharapkan kedepannya mereka bisa membantu mewujudkan misi

Buddha Maitreya.

Selain itu, setiap hari minggu juga diadakan kebaktian

minggu di Vihara Bodhicitta Maitreya. Kebaktian minggu ini diisi

dengan ceramah online oleh Maha Sesepuh Wang dan dilanjutkan

dengan kebaktian. Kegiatan ini ditujukan untuk para muda-mudi

vihara. Hal ini dilakukan untuk mempelajari ajaran-ajaran Buddha

Maitreya secara lebih mendalam lagi sehingga bisa membangun

pengetahuan dan iman para muda-mudi yang kemudian mereka bisa

membantu misi dari Buddha Maitreya. Kegiatan ini berkomitmen

untuk membentuk para muda-mudi yang memiliki iman dan

memahami yang kemudian mempraktekkan ajaran Buddha Maitreya

dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kemudian, ada juga kegiatan ceramah yang ditujukan kepada

para umat yang sudah dewasa, yaitu kelas pertobatan. Dalam kelas

ini juga diajarkan mengenai ajaran-ajaran Buddha Maitreya namun

dengan pendekatan yang dipahami oleh orang dewasa. Hal ini

dilakukan agar umat yang sudah berumur dewasa yang mana telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

128

sibuk dengan kehidupannya dalam dunia kerja dan keluarga juga

tetap memiliki pengetahuan dalam hal keimanan. Dengan tetap

adanya pengetahuan dalam hal keimanan, mereka juga diharapkan

menerapkan ajaran Buddha Maitreya dalam kehidupan sehari-hari,

entah di dunia kerja maupun di dalam keluarga mereka. Kemudian,

hal ini akan mendorong terwujudnya misi Buddha Maitreya.

Selain kelas-kelas dalam bentuk ceramah, di Vihara

Bodhicitta Maitreya juga menyediakan kelas untuk mempelajari

etika pada saat kebaktian dan juga tata sajian. Hal ini bertujuan agar

para umat mengetahui dan mempelajari cara kebaktian yang benar

dan juga melakukan tata sajian yang benar, sehingga pemujaan yang

mereka laksanakan terlaksana dengan baik dan benar. Hal ini

menunjukkan bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya bukan hanya

berkomitmen dalam mengajarkan para umat untuk mendalami ajaran

Buddha Maitreya, namun juga dalam hal pemujaan dan etikanya.

Vihara Bodhicitta Maitreya juga bekerjasama dengan vihara

lain yang memiliki aliran yang sama dalam hal pendidikan dan

pelatihan para umat dan para pengabdi vihara. Misalnya saja,

terdapat program diklat (pendidikan dan pelatihan) yang ditujukan

untuk umat biasa, para pengabdi, dan juga Pandita. Hal ini dianggap

perlu untuk dilakukan karena dalam program tersebut umat yang

berpartisipasi akan dididik dan dilatih dalam hal etika keagamaan,

etika keperilakuan, dan pendalaman mengenai ajaran Buddha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

129

Maitreya. Program ini tentunya meningkatkan kompetensi bagi

pihak yang berpartisipasi.

Dari semua penjabaran di atas, dapat dilihat bahwa Vihara

Bodhicitta Maitreya berkomitmen dan berusaha untuk meningkatkan

dan memelihara kompetensi Pandita, para pengabdi, dan para umat

Maitreya. Usaha yang dilakukan ini tentunya bertujuan untuk

membantu mewujudkan misi Buddha Maitreya, yaitu menciptakan

dunia satu keluarga, di mana dunia ini dipenuhi dengan kasih dan

perdamaian.

Hal ini dilakukan sesuai dengan salah satu bentuk kasih

dalam ajaran Buddha Maitreya yaitu dharma hati kasih. Dalam hal

mengadakan kegiatan-kegiatan spiritual, Vihara Bodhicitta Maitreya,

Pandita, dan para pengabdi membabarkan ajaran untuk

menyelamatkan umat manusia. Hal ini dilakukan dengan

memberikan siraman-siraman rohani dan ajaran-ajaran yang

memotivasi para umat untuk menjalani hidup yang lebih baik lagi.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di Vihara Bodhicitta

Maitreya diterapkan ajaran dharma kasih hati.

Dalam hal mewujudkan misi Buddha Maitreya, Pandita dan

para pengabdi menerapkan hati akan datang Sang Pengasih, di mana

mereka selalu optimis, berjuang, penuh harapan, dan keyakinan

bahwa mereka mampu mewujudkan misi Buddha Maitreya. Dalam

ajaran yang diberikan saat kegiatan rohani, para umat juga diajarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

130

untuk memiliki hati yang akan datang Sang Pengasih, di mana para

umat diharapkan untuk terus berjuang bagi diri sendiri dan seluruh

umat manusia serta memiliki hidup yang lebih baik. Pada penjabaran

tersebut, dapat kita lihat bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya

berusaha untuk menerapkan ajaran-ajaran Buddha Maitreya, dalam

hal ini ajaran mengenai hati akan datang Sang Pengasih.

e. Organisasi memiliki orang-orang yang bertanggungjawab untuk

tanggung jawab pengendalian internal mereka sejalan dengan tujuan.

Dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan

keuangan, Vihara Bodhicitta Maitreya memiliki beberapa bagian

yang bertanggungjawab dengan fungsi yang berbeda. Terdapat

Pandita yang memiliki fungsi sebagai otorisator dan pengawas,

posisi bendahara yang diduduki oleh seorang Pandita Madya yang

memiliki fungsi sebagai pemegang harta dan pencatat, bendahara kas

kecil yang diduduki oleh seorang Pandita Muda yang memiliki

fungsi sebagai pencatat dan juga pemegang harta, serta seorang

pengabdi yang bertugas sebagai pencatat (menerjemahkan catatan

dari bahasa Mandarin ke bahasa Indonesia untuk keperluan laporan

keuangan). Tujuan dari fungsi-fungsi ini adalah membuat laporan

keuangan yang dapat diandalkan dan relevan, kemudian laporan

keuangan ini dilaporkan kepada Pandita sebagai bentuk

pertanggungjawaban pengelolaan keuangan vihara. Sebab dengan

struktur organisasi vihara dapat dilihat bahwa Pandita merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

131

pimpinan vihara sehingga Pandita memiliki hak untuk menerima

laporan, mengawasi, dan mengotorisasi suatu transaksi penting.

Dalam struktur organisasi vihara dapat dilihat bahwa terdapat

banyak departemen. Dalam struktur dapat dilihat bahwa departemen-

departemen tersebut dibawahi oleh Pandita. Hal ini menunjukkan

bahwa dalam hal akuntabilitas, departemen-departemen tersebut

bertanggungjawab melapor kepada Pandita. Dalam prakteknya,

setiap kali departemen melakukan suatu kegiatan, perwakilan dari

departemen tersebut memberitahukan kepada Pandita. Kemudian,

Pandita memiliki otoritas untuk menyetujui atau menolak

dilaksanakannya kegiatan tersebut. Pandita juga boleh untuk

memberi saran atas kegiatan tersebut melalui diskusi dengan orang

dari departemen tersebut.

Di Vihara Bodhicitta Maitreya tidak dilakukan pengukuran

kinerja seperti di perusahaan. Pengukuran kinerja dilakukan oleh

Pandita dengan melihat bagaimana kinerja dari pengabdi atau umat

vihara. Pandita menilai kinerja dengan melihat apakah pengabdi atau

umat tersebut rajin dan tulus dalam pelayanan. Jika Pandita menilai

bahwa pengabdi atau umat tersebut pekerjaannya baik, biasanya

Pandita memberikan penghargaan. Penghargaan yang diberikan

khususnya untuk pengabdi vihara adalah kenaikan posisi keagamaan,

dipercaya, dan mendapat tanggung jawab lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

132

2. Penaksiran Risiko

Berikut ini merupakan penerapan empat prinsip menurut

Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission

(COSO) yang berkaitan dengan penaksiran risiko dalam Vihara

Bodhicitta Maitreya, antara lain:

a. Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk

mampu mengidentifikasikan dan menaksir risiko yang terkait dengan

tujuan.

Tujuan operasi menurut COSO adalah dengan melakukan

operasi secara efektif dan efisien. Vihara Bodhicitta Maitreya

mengidentifikasi dan menaksir risiko untuk tujuan operasi

ditunjukkan dengan perlu adanya persetujuan dari Pandita untuk

melakukan pengeluaran yang jarang terjadi dan memiliki nominal

besar. Hal ini menunjukkan bahwa vihara mengidentifikasi dan

menaksir risiko bahwa mungkin akan terjadi pengeluaran yang tidak

penting atau yang tidak seharusnya dilakukan sehingga membuat

operasi tidak efektif dan efisien.

Dalam mencapai tujuan pengendalian untuk pelaporan

kepada pihak internal dilakukan dengan adanya beberapa laporan. Di

Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat buku yang berisi nama donatur

dan nominal yang diberikan. Fungsi dari pencatatan nama dan

nominal ini adalah untuk memastikan bahwa nominal yang ada di

buku tersebut sama dengan atau kurang dari (sebab mungkin ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

133

umat yang langsung memasukkan ke kotak dana) yang ada di dalam

kotak dana. Ini untuk memastikan bahwa catatan yang ada reliable

dan transparan.

Selain itu, tujuan pelaporan untuk pihak internal diwujudkan

dengan adanya laporan mengenai pengeluaran yang dilakukan

dengan kas kecil dan dicatat oleh bendahara kas kecil. Kemudian,

juga ada catatan yang dicatat oleh bendahara dan dicatat kembali

oleh pencatat. Semua transaksi yang terjadi dicatat berdasarkan bukti

transaksi yang ada, khususnya dalam transaksi pembelian. Hal ini

untuk mencegah risiko yang berkaitan dengan kesalahan pencatatan.

Dalam hal untuk mencapai tujuan pelaporan eksternal, vihara

mengikuti format laporan yang ditetapkan oleh pemerintah, guna

pelaporan kepada kantor pajak. Vihara Bodhicitta Maitreya awalnya

menggunakan laporan keuangan yang berbasis kas, namun sekarang

pada tahun 2017 pihak vihara berupaya menerapkan pencatatan

yang berbasis akrual. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan yang

disajikan oleh vihara memenuhi kriteria understandability, sehingga

tidak terjadi perbedaan pemahaman atau ketidakpahaman oleh pihak

lain. Dalam penyajian laporan keuangan kepada pihak eksternal

vihara hanya menyajikan transaksi yang berkaitan dengan aktivitas

vihara dan ini dibuat berdasarkan catatan yang dicatat oleh

bendahara dan pencatat. Hal ini dilakukan agar laporan keuangan

yang disajikan verifiable dan reliable.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

134

Untuk mencapai tujuan kepatuhan, vihara membuat laporan

keuangan sesuai dengan aturan yang berlaku. Aturan yang berlaku

yang dimaksud di sini adalah aturan yang sesuai dengan konsep

akuntansi dan aturan akuntansi. Selain itu, vihara juga melaporkan

laporan keuangan setiap tahunnya kepada pemerintah dalam hal ini

adalah kantor pajak. Hal ini menunjukkan jika vihara berupaya untuk

memenuhi tujuan kepatuhan atas regulasi yang berlaku di Indonesia.

b. Organisasi mengidentifikasi risiko untuk mencapai tujuan untuk

semua entitas dan menganalisis risiko sebagai dasar untuk

menentukan bagaimana risiko seharusnya diatur.

Di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat berbagai

departemen (lihat gambar 4.1). Departemen-departemen tersebut

dibentuk dengan tujuan untuk mengembangkan skill yang dimiliki

muda-mudi dan mengajarkan mereka untuk mandiri, selain itu

departemen tersebut juga bertujuan untuk membantu mewujudkan

misi Buddha Maitreya. Pengelolaan kegiatan dan keuangan masing-

masing departemen diserahkan kepada departemen yang

bersangkutan. Dalam hal akan diadakannya kegiatan, perwakilan

dari departemen akan meminta izin kepada Pandita. Hal ini

dilakukan untuk mencegah risiko diadakannya kegiatan yang tidak

bermanfaat dan untuk memberitahukan kepada Pandita selaku

pimpinan vihara. Dalam hal pengelolaan keuangan setiap

departemen, vihara menyerahkan sepenuhnya kepada departemen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

135

sehingga departemen mandiri. Hal ini untuk mencegah departemen

yang terlalu bergantung kepada keuangan vihara.

Vihara Bodhicitta Maitreya menggunakan nota pembelian

untuk bukti transaksi pada saat terjadinya pembelian. Hal ini

menandakan bahwa di Vihara Bodhicitta Maitreya telah

mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi, seperti kesalahan

pencatatan. Kesalahan pencatatan yang dimaksud di sini adalah ada

kemungkinan terjadinya ketidaktelitian dari petugas atau mungkin

petugas melupakan nominal dari kas yang diambil, sehingga nota

pembelian bisa menjadi pengingat bagi petugas untuk mencatatnya.

Selain itu, dengan adanya bukti transaski ini membuat catatan yang

dihasilkan menjadi dapat diverifikasi dan dapat diandalkan.

Dalam hal analisis risiko untuk faktor eksternal, seperti risiko

ekonomi, lingkungan alam, teknologi, dan perubahan mata uang

negara asing belum dilakukan. Hal ini disebabkan karena analisis

untuk risiko faktor eksternal dianggap tidak perlu dilakukan.

Misalnya saja, untuk perubahan mata uang asing tidak ada

pengaruhnya untuk risiko yang mungkin dialami oleh vihara.

Perubahan ekonomi dan lingkungan alam pun tidak ada pengaruhnya

dengan kegiatan yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya. Kemudian,

untuk teknologi sampai saat ini masih belum berpengaruh sebab

dalam pencatatan keuangan masih manual.

c. Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

136

penaksiran risiko untuk mencapai tujuan.

Pada saat umat memberikan sumbangan dilakukan pencatatan

atas sumbangan umat, kemudian petugas langsung memasukkan

uang yang diterima ke dalam kotak dana setelah memastikan bahwa

jumlah yang dicatat sama dengan yang akan dimasukkan ke dalam

kotak dana. Saat membuka kotak dana diperlukan lebih dari satu

orang dari pihak internal vihara. Kemudian, saat dilakukan

pembelian diperlukan nota pembelian sebagai bukti transaksi. Semua

bentuk kegiatan tersebut bisa dikatakan merupakan pengendalian

yang dilakukan oleh vihara dalam menaksir kemungkinan adanya

potensi kecurangan yang mungkin terjadi.

Di Vihara Bodhicitta Maitreya bisa dikatakan tidak terlalu

banyak pengendalian internal untuk mencegah fraud. Hal ini karena

di Vihara Bodhicitta Maitreya orang-orang yang menangani

keuangan vihara merupakan orang yang secara sukarela

melakukannya. Selain itu, di vihara juga menerapkan nilai kejujuran

dan tanggung jawab.

Vihara Bodhicitta Maitreya memberikan para umat

kesempatan untuk mengabdi di vihara menjadi pengabdi ataupun

aktivis. Saat menjadi pengabdi ataupun aktivis vihara, tentunya

orang tersebut berdedikasi dan memberikan sesuatu kepada vihara.

Hal ini merupakan salah satu perwujudan kebahagiaan Sang

Pengasih, yaitu mereka yang mengabdi dan membantu di vihara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

137

akan merasakan kebahagiaan nurani.

d. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan-perubahan yang

bisa berpengaruh pada sistem pengendalian internal secara

signifikan.

Berdasarkan data yang didapat dan dianalisis, Vihara

Bodhicitta Maitreya tidak melakukan pengidentifikasian dan

penilaian atas perubahan-perubahan yang bisa berpengaruh pada

pengendalian internal secara signifikan. Hal ini karena di vihara

tidak terlalu banyak menerapkan pengendalian internal dan jika

terjadi perubahan, seperti perubahan lingkungan eksternal dan

kepemimpinan, tidak akan berpengaruh secara signifikan pada

pengendalian internal yang diterapkan. Perubahan kepemimpinan

tidak menyebabkan perubahan yang signifikan dalam pengendalian

internal yang diterapkan sebab siapapun pimpinannya filosofi yang

digunakan masih tetap sama karena berdasarkan ajaran-ajaran

Buddha Maitreya.

3. Aktivitas Pengendalian

Berikut ini merupakan penerapan tiga prinsip menurut Commitee

of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) yang

berkaitan dengan aktivitas pengendalian dalam Vihara Bodhicitta

Maitreya, antara lain:

a. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang berkontribusi dalam pencegahan risiko untuk mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

138

pada level yang dapat diterima.

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya dilakukan beberapa

aktivitas pengendalian. Aktivitas pengendalian ini bisa diidentifikasi

melalui siklus-siklus yang terjadi di Vihara Bodhicitta Maitreya.

Setiap siklus memiliki aktivitas pengendalian yang berbeda,

disebabkan oleh kebutuhan pengendalian dari siklus tersebut juga

berbeda.

Dalam siklus penerimaan kas dari sumbangan umat dapat

diidentifikasi beberapa aktivitas pengendalian dalam kegiatan

tersebut. Saat umat memberikan sumbangan pada hari besar

keagamaan, terdapat pilihan untuk memberikan sumbangan dengan

mencatatkan nama dan nominal sumbangan melalui petugas. Hal ini

merupakan pengendalian untuk nantinya pada saat pembukaan kotak

dana dicocokkan hasil jumlah yang di catatan dengan yang di kotak

dana. Hasil yang seharusnya adalah jumlah uang di catatan sama

dengan atau kurang dari di kotak dana. Perbedaan ini karena umat

diperbolehkan langsung memberikan sumbangan di kotak dana tanpa

melalui petugas pencatat di buku sumbangan pada saat hari besar

keagamaan. Kemudian, petugas akan menghitung uang yang

diberikan sama dengan yang dicatat dan langsung setelah itu

memasukkan ke dalam kotak dana. Hal ini untuk menghindari

kemungkinan bahwa petugas lupa memasukkan uang sumbangan ke

kotak dana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

139

Pada saat pembukaan kotak dana disaksikan oleh satu orang

Pandita, satu orang bendahara, dan satu orang saksi. Kemudian, hasil

dari pembukaan kotak dana akan dicatatkan di sebuah buku yang

kemudian ditandatangani oleh yang hadir. Hal ini dilakukan untuk

menunjukkan bahwa kotak dana tersebut dibuka pada tanggal berapa

dan jumlah yang didapatkan berapa serta siapa yang menyaksikan

dan menbuka kotak dana tersebut.

Dalam siklus pengeluaran, Vihara Bodhicitta Maitreya

melakukan pengendalian menggunakan nota pembelian. Petugas

yang membeli perlengkapan vihara akan mempertanggungjawabkan

pembelian dan pengambilan atau pengembalian uang kepada

bendahara atau bendahara kas kecil (tergantung pembelian untuk

apa). Nota pembelian ini merupakan alat pengendalian karena

berfungsi sebagai bukti transaksi telah dilakukannya pembelian.

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat pemisahan tugas

antara fungsi otorisasi, pemegang harta, dan pencatat. Fungsi

otorisasi dipegang oleh Pandita selaku pimpinan vihara, fungsi

pemegang harga dan pencatat dilakukan oleh bendahara, dan ada

seseorang yang bertugas mencatat kembali catatan yang dibuat oleh

bendahara. Catatan oleh bendahara dicatat kembali karena bendahara

mencatat transaksi tersebut dalam Bahasa Mandarin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

140

b. Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian

yang umum melalui teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan.

Dalam hal melakukan aktivitas pengendalian, Vihara

Bodhicitta Maitreya tidak menggunakan teknologi, khususnya dalam

hal keuangan. Dalam pencatatannya, Vihara Bodhicitta Maitreya

masih menggunakan sistem manual dan belum menggunakan

teknologi. Oleh karena itu, aktivitas pengendalian melalui teknologi

tidak terdapat di Vihara Bodhicitta Maitreya.

Dalam ajaran Buddha, penggunaan teknologi diperbolehkan

selama teknologi digunakan dengan hati nurani. Hal ini karena tanpa

menggunakan hati nurani, teknologi akan kehilangan makna dan

bahkan dapat menghancurkan kehidupan manusia. Sedangkan, saat

teknologi digunakan dengan hati hurani, teknologi tersebut akan

membantu manusia mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh

karena itu, berdasarkan perspektif konsep ini, Vihara Bodhicitta

Maitreya sebenarnya boleh menerapkan teknologi untuk aktivitas

pengendalian yang relevan jika memang diperlukan.

c. Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui kebijakan

yang menetapkan apa yang diharapkan dan prosedur yang

memasukkan kebijakan dalam tindakan.

Setiap hari besar keagamaan, seperti che it dan cap go di

Vihara Bodhicitta Maitreya biasanya para umat memberikan

sumbangan ke vihara. Dalam kegiatan ini, ada prosedur pencatatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

141

nama penyumbang di buku dana walaupun juga dimungkinkan untuk

penyumbang secara langsung memasukkan sumbangan ke dalam

kotak dana. Hal ini juga menjadi aktivitas pengendalian yang

membantu bendahara untuk melakukan cross-check total yang

tercatat dalam buku dana dan total yang ada dalam kotak dana. Hasil

yang semestinya adalah total kotak dana lebih dari sama dengan total

buku dana.

Adanya kotak dana yang berisi sumbangan para umat,

tentunya perlu untuk dibuka dan dihitung jumlah yang didapatkan

dalam kurun waktu tertentu. Dalam membuka kotak dana ini,

terdapat kebijakan harus dibuka oleh satu orang bendahara, satu

orang pandita, dan satu orang saksi. Kebijakan ini dilakukan untuk

pengendalian agar tidak terjadi kesalahan yang tidak disengaja

dalam melakukan penghitungan atas uang yang didapatkan. Selain

itu, hal ini juga dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

kepercayaan para umat kepada pihak pengurus vihara.

Pandita merupakan pimpinan dalam suatu vihara. Hal ini

menyebabkan adanya suatu prosedur bahwa dalam melakukan suatu

kegiatan di Vihara Bodhicitta Maitreya perlu diketahui oleh Pandita.

Untuk hal-hal yang berkaitan dengan keuangan, misalnya pembelian

barang yang harganya lumayan mahal perlu mendapat persetujuan

dari Pandita terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi

atau menghindari risiko pembelian barang yang tidak diperlukan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

142

untuk menentukan prioritas pembelian barang dengan menggunakan

dana yang terbatas. Jumlah dana yang ada tentunya diketahui oleh

Pandita dan karena Pandita merupakan pimpinan vihara beliau juga

mengetahui barang apa saja yang lebih diperlukan.

Sumber daya manusia di Vihara Bodhicitta Maitreya

merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk mengabdi

dan/atau secara sukarela menyumbangkan tenaga dan pikiran yang

mereka miliki. Para pengabdi dan aktivis ini biasanya ada yang

memiliki pekerjaan, sehingga mereka membantu di vihara pada saat

mereka tidak bekerja atau memiliki waktu senggang. Pengabdi dan

aktivis vihara biasanya membantu dalam mempersiapkan acara-

acara dan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan di vihara.

Bendahara Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan orang yang

memang dipilih oleh Pandita dan sudah menjadi bendahara selama

puluhan tahun. Hal ini karena di Vihara Bodhicitta Maitreya ada

kebijakan bahwa orang yang menjadi bendahara akan terus menjadi

bendahara seumur hidup.

4. Informasi dan Komunikasi

Berikut ini merupakan penerapan tiga prinsip menurut Commitee

of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) yang

berkaitan dengan informasi dan komunikasi dalam Vihara Bodhicitta

Maitreya, antara lain:

a. Organisasi menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

143

dan berkualitas untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Vihara Bodhicitta Maitreya menghasilkan informasi yang

berasal dari berbagai transaksi. Informasi yang dihasilkan oleh

Vihara Bodhicitta Maitreya salah satunya berupa daftar nama

donatur atau penyumbang yang didapatkan dari buku dana. Buku

dana merupakan data yang didapatkan dari sumber internal. Rincian

daftar nama ini oleh vihara digunakan sebagai data internal. Selain

itu, informasi lain dari buku dana yang bisa didapatkan oleh pihak

vihara adalah informasi mengenai jumlah dana yang disumbangkan

oleh umat (hanya yang tercatat) pada periode tertentu. Informasi ini

digunakan untuk melakukan cross-check hasil antara catatan di buku

dana dengan jumlah di kotak dana. Hasil yang didapatkan harus

jumlah buku dana lebih kecil sama dengan jumlah di kotak dana.

Data eksternal yang didapatkan oleh vihara adalah nota

pembelian. Nota pembelian ini bisa menghasilkan informasi

mengenai pembelian yang dilakukan oleh vihara. Informasi yang

bisa didapatkan berupa total pembelian yang dibuktikan dengan nota

pembelian. Total pembelian perlu untuk diketahui agar saat pengabdi

membeli barang dapat menukarkan uang atau membuktikan harga

barang yang dibeli adalah sejumlah yang tertera di nota.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

144

b. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi, termasuk

tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal yang

diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.

Setiap tahun, Vihara Bodhicitta Maitreya membentuk struktur

kepengurusan organisasi. Untuk setiap divisi atau jabatan pihak

vihara sudah membuat dan mendeskripsikan pekerjaan masing-

masing jabatan. Deskripsi pekerjaan ini dikomunikasikan secara

tertulis dan lisan kepada orang-orang yang berada dalam struktur

organisasi. Untuk jabatan-jabatan tertentu khususnya di bidang

keuangan terdapat tanggung jawab yang mendukung pengendalian

internal. Misalnya, untuk membuka kotak dana merupakan job

description dari Pandita dan bendahara. Hal ini merupakan salah

satu bentuk pengendalian internal untuk menghindari kesalahan

(error) pada saat penghitungan uang dalam kotak dana.

c. Organisasi mengkomunikasikan dengan pihak eksternal mengenai

persoalan yang mempengaruhi fungsi dari pengendalian internal.

Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan organisasi religius

yang dalam pengelolaannya dilakukan secara mandiri oleh pihak

vihara di bawah naungan yayasan. Setiap tahunnya, Vihara

Bodhicitta Maitreya melaporkan laporan keuangan kepada Kantor

Pajak melalui yayasan. Hal ini menunjukkan bahwa Vihara

Bodhicitta Maitreya mengkomunikasikan informasi keuangannya

kepada pihak eksternal. Selain itu, Vihara Bodhicitta Maitreya juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

145

mengizinkan adanya masukan dari pihak eksternal, misalnya saran

mengenai pembangunan atau renovasi vihara dari Maha Pandita.

5. Aktivitas Pengawasan

Berikut ini merupakan penerapan dua prinsip menurut Commitee of

Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) yang

berkaitan dengan aktivitas pengawasan dalam Vihara Bodhicitta

Maitreya, antara lain:

a. Organisasi memilih, mengembangkan, dan melaksanakan evaluasi

terus-menerus dan/atau terpisah-pisah untuk memastikan komponen-

komponen pengendalian internal dilakukan dan berguna.

Menurut data yang didapatkan, di Vihara Bodhicitta Maitreya

tidak dilakukan evaluasi, baik evaluasi terus-menerus dan/atau

terpisah-pisah. Hal ini karena pihak vihara merasa evaluasi tidak

terlalu diperlukan dan pengendalian internal yang dilakukan memang

merupakan apa yang telah dilakukan sebelumnya sehingga hingga

saat ini pengabdi vihara mengikuti apa yang sudah dilakukan

sebelumnya.

b. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan

pengendalian internal dalam cara tepat waktu kepada pihak-pihak

yang bertanggungjawab untuk mengambil tindakan perbaikan,

termasuk manajemen senior dan dewan direksi secara tepat.

Di Vihara Bodhicitta Maitreya tidak dilakukan evaluasi atas

pengendalian internal yang dilaksanakan sehingga tidak ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

146

pengkomunikasian kekurangan pengendalian internal. Hal ini karena

pengabdi vihara melakukan pengendalian internal yang memang

sudah ada dari awal dan hanya mengikuti apa yang sudah dilakukan.

Namun pada tahun 2017, Vihara Bodhicitta Maitreya berkeinginan

untuk menerapkan sistem yang baru sesuai dengan format laporan

keuangan dan bukti transaksi yang diberikan oleh MAPANBUMI.

C. Perbandingan Sistem Informasi Akuntansi yang Baru dan Lama

Sistem yang selama ini dijalankan oleh Vihara Bodhicitta Maitreya

adalah sistem akuntansi berbasis kas di mana pencatatan yang dilakukan

berupa pengeluaran dan penerimaan. Selain itu, tidak semua transaksi

memiliki bukti transaksi. Pada tahun 2017, Vihara Bodhicitta berencana untuk

mengimplementasikan sistem informasi akuntansi dengan sistem akuntansi

berbasis akrual. Hal ini dilakukan oleh vihara agar tata kelola keuangan

vihara menjadi lebih baik dan dapat memenuhi tujuan kepatuhan.

1. Siklus Penerimaan

Pada sistem penerimaan Vihara Bodhicitta Maitreya yang lama,

uang sumbangan dari umat pada saat hari besar keagamaan akan

dimasukkan ke dalam kotak dana. Selain itu, para umat dapat

memberikan sumbangan kepada vihara melalui kotak dana tanpa

mencatatkan nama mereka di buku dana pada hari selain hari besar

keagamaan. Hal ini karena penyumbang yang dicatat namanya di buku

dana, hanya pada saat hari besar keagamaan. Pencatatan nama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

147

berfungsi untuk melakukan cross-check pada saat pembukaan kotak

dana, di mana jumlah uang di kotak dana harus lebih besar sama dengan

jumlah di buku dana.

Pada sistem yang baru, jika dilihat dari daftar akun yang dimiliki,

terdapat akun sumbangan hari besar keagamaan dan sumbangan kotak

amal. Hal ini mengindikasikan bahwa sumbangan dari umat yang

diterima pada saat hari besar keagamaan akan dipisah dari sumbangan

kotak amal atau kotak dana. Selain itu, untuk bukti transaksi penerimaan

kas terdapat formulir penerimaan sumbangan hari raya keagamaan, berita

acara pembukaan kotak amal, dan bukti penerimaan. Sedangkan pada

bukti transaksi sistem lama, hanya terdapat berita acara pembukaan kotak

amal. Bukti transaksi dapat menjadi salah satu alat pengendalian. Pada

sistem baru, bukti transaksi yang digunakan memiliki fungsinya masing-

masing dan terdapat pengendalian di dalamnya.

Berita acara pembukaan kotak amal merupakan bukti transaksi

yang sama-sama terdapat dalam sistem lama dan sistem baru. Bukti

transaksi ini digunakan sebagai bukti bahwa bendahara telah melakukan

pembukaan kotak dana bersama dengan Pandita dan disaksikan oleh

seorang saksi. Dalam bukti transaksi ini memiliki format yang perlu diisi,

yaitu: tanggal, jumlah uang dalam kotak dana, tanda tangan bendahara

dan dua orang saksi. Dua orang saksi di sini adalah satu Pandita dan satu

lagi tergantung situasi bisa Pandita, Pandita Madya, ataupun pengabdi

vihara yang lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk pengendalian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

148

internal di mana untuk mencegah terjadinya kesalahan baik yang

disengaja maupun tidak disengaja sebab uang dari kotak amal merupakan

uang yang perlu dipertanggungjawabkan kepada para umat. Terdapat tiga

pihak yang menandatangani berita acara merupakan bukti bahwa kotak

dana dibuka pada tanggal tertentu oleh bendahara dan Pandita serta

disaksikan oleh seorang saksi.

Pada sistem yang baru terdapat formulir penerimaan sumbangan

hari raya keagamaan. Formulir ini digunakan sebagai bukti transaksi

penerimaan sumbangan yang dikumpulkan pada hari raya keagamaan,

seperti che it dan cap go. Dalam hal ini semua uang yang diterima dari

umat pada hari besar keagamaan akan dikumpulkan dan sebagai bukti

transaksi akan diisi formulir ini. Format dari formulir ini adalah hari,

tanggal, tanggal imlek, jenis hari besar, total sumbangan dalam bentuk

nominal dan terbilang, serta tanda tangan oleh petugas pencatat,

penerima sementara, bendahara, dan pimpinan.

Hari, tanggal, tanggal imlek, dan jenis hari besar berfungsi untuk

menegaskan dan menginformasikan kapan bukti transaksi itu dibuat dan

pada perayaan apa uang sumbangan tersebut diterima. Total sumbangan

untuk mengungkapkan jumlah uang yang diterima pada hari besar

tersebut. Terdapat dua jenis penulisan total sumbangan yaitu bentuk

nominal dan terbilang, hal ini merupakan salah satu bentuk pengendalian

jika terjadi kesalahan penulisan baik di nominal maupun terbilang dan

juga bentuk terbilang dapat memperjelas total dalam bentuk nominal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

149

Kemudian, pihak yang menandatangani dokumen ini terdiri dari empat

pihak. Pihak pertama adalah petugas pencatat yang bertugas untuk

mencatat nama pemberi sumbangan dan menghitung jumlah sumbangan

total. Petugas pencatat inilah yan kemudian akan menyerahkan seluruh

uang sumbangan pada hari itu kepada penerima sementara. Pihak kedua

yaitu penerima sementara bertugas untuk menerima dan memegang uang

sementara hingga uang tersebut diserahkan kepada bendahara. Hal ini

disebabkan karena adanya kemungkinan bahwa pada hari besar

keagamaan tersebut bendahara tidak datang ke vihara sehingga uang

diserahkan sementara ke penerima sementara. Pihak ketiga adalah

bendahara yang bertugas untuk menerima uang dari peneriman sementara

dan memegang uang tersebut. Kemudian pihak keempat adalah pimpinan

vihara yang merupakan seorang Pandita. Sebagai seorang pimpinan

vihara, Pandita berhak untuk mengetahui segala transaksi yang terjadi di

vihara termasuk transaksi penerimaan sumbangan hari besar keagamaan.

Berdasarkan penjabaran mengenai formulir sumbangan hari besar

keagamaan, pengendalian internal yang dimiliki cukup memadai sebab

informasi yang diisikan di dalam formulir tersebut sudah lengkap dan

pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini pun bisa dilihat dengan jelas

dan dimintai pertanggungjawaban. Namun, dengan semakin banyaknya

pihak yang dilibatkan dalam penandatanganan suatu transaksi juga bisa

menyebabkan transaksi tersebut memiliki birokrasi yang panjang. Dari

bukti transaksi formulir penerimaan sumbangan hari besar keagamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

150

kita bisa melihat terdapat empat pihak yang perlu menandatangani bukti

tersebut. Hal ini memang menyebabkan pengendalian internal yang baik,

namun jika dipertimbangkan dari sisi birokrasi akan terasa berbelit-belit

apalagi jika orang yang ditemui berada di tempat yang berbeda-beda.

Selain itu, dalam sistem yang baru juga terdapat bukti

penerimaan. Bukti penerimaan ini digunakan untuk bukti transaksi saat di

vihara terjadi penerimaan kas dan setara kas, seperti bank, kas, dan kas

kecil. Bukti transaksi penerimaan ini memiliki format berupa pilihan

penerimaan dana (bank, kas, dan kas kecil), tanggal, nomor, dibayarkan

kepada, untuk keperluan, jumlah nominal, jumlah terbilang, pencatatan

atas transaksi yang terjadi, tanda tangan oleh kasir, bagian akuntansi,

pimpinan, dan penerima.

Pilihan penerimaan dana yang berupa bank, kas, dan kas kecil

berfungsi untuk menunjukkan transaksi penerimaan atas dana apa yang

sedang terjadi. Tanggal berfungsi untuk menunjukkan pada tanggal

berapa transaksi penerimaan ini terjadi dan nomor berfungsi untuk

menunjukkan nomor dari bukti transaksi ini. Keterangan dibayarkan

kepada berfungsi untuk menginformasikan siapa orang yang menerima

uang tersebut dan keterangan untuk keperluan digunakan untuk

menjelaskan sumber uang ini. Kemudian untuk jumlah nominal dan

jumlah terbilang digunakan untuk menjelaskan jumlah uang yang

diterima dalam bentuk angka atau nominal dan dijelaskan dengan bentuk

huruf yang disebut terbilang. Dalam bukti transaksi ini juga terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

151

pencatatan atas transaksi yang terjadi yang berfungsi untuk menjurnal

transaksi ini karena disediakan kolom debit dan kredit. Terdapat empat

pihak yang terlibat dalam bukti penerimaan ini yaitu kasir yang bertugas

untuk memberikan uang, bagian akuntansi yang melakukan pencatatan

transaksi, pimpinan untuk mengetahui transaksi yang terjadi, dan

penerima bertugas untuk menerima uang.

Dari penjabaran di atas mengenai bukti penerimaan ini berfungsi

sebagai pengendalian internal saat terjadi kas masuk. Dalam sistem lama

pada saat terjadi penerimaan kas, tidak terdapat bukti transaksi seperti

bukti penerimaan, bendahara hanya akan mencatat penerimaan dan

jumlah tertentu di catatannya. Sedangkan di sistem baru ini dalam hal

penerimaan kas terdapat tambahan pengendalian internal yang berupa

bukti transaksi yang menjadi bukti dokumen bahwa transaksi penerimaan

itu terjadi. Untuk pengendalian internal di vihara, bukti penerimaan

memang penting dan dapat membantu kegiatan operasional. Namun,

untuk transaksi yang berkaitan dengan kas dan setara kas akan menjadi

tidak efisien jika menggunakan bukti penerimaan, dalam hal ini adalah

kas kecil. Kas kecil merupakan mutasi dari kas atau bank, sehingga

pemasukan kas kecil sudah terekam oleh transaksi pengeluaran kas atau

bank. Hal ini untuk meminimalisir bukti transaksi yang tidak dibutuhkan.

Untuk penjualan di koperasi, dalam hal penerapan sistem baru tidak ada

sistem baru yang diterapkan. Hal ini karena sistem baru yang akan

diterapkan pada tahun 2017 hanya mengenai sistem informasi akuntansi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

152

operasional vihara.

Tabel 5.1 Perbedaan Siklus Penerimaan Antara Sistem Lama dan Sistem

Baru

Keterangan Sistem Lama Sistem Baru

Uang sumbangan pada hari raya

keagamaan

Dimasukkan ke

dalam kotak

dana.

Tidak

dimasukkan ke

dalam kotak

dana

Pemisahan uang kotak dana atau

amal dan sumbangan hari raya

keagamaan

Tidak dipisah

atau digabung

Dipisah

Formulir penerimaan sumbangan

hari raya keagamaan

Tidak ada Ada

Bukti penerimaan Tidak ada Ada

2. Siklus Pengeluaran

Tabel 5.2 Perbedaan Siklus Pengeluaran Antara Sistem Lama dan Sistem

Baru

Keterangan Sistem Lama Sistem Baru

Bukti transaksi saat terjadi

transaksi dengan pihak

internal

Tidak ada Ada, yaitu

berupa bukti

pengeluaran,

misalnya: saat ada

mutasi uang

Bukti pengeluaran Tidak ada Ada

Formulir pembelian sayur-

sayuran

Tidak terdapat

tanda tangan

pihak yang

berkaitan.

Terdapat tanda

tangan pihak yang

berkaitan, yaitu

pemohon, kasir,

dan pimpinan

atau pengabdi.

Pada sistem pengeluaran Vihara Bodhicitta Maitreya yang lama,

bukti transaksi yang digunakan hanya berupa nota pembelian dan jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

153

membeli barang yang tidak memiliki nota pembelian, misalnya sayur-

sayuran, petugas akan membuat daftar nama dan harga barang sendiri.

Pada sistem yang lama ini menunjukkan bahwa bukti transaksi yang ada

hanya jika transaksi tersebut dilakukan dengan pihak luar. Sedangkan,

dengan pihak internal, misalnya untuk keperluan mutasi kas ke kas kecil

atau pembayaran tunjangan pengabdi, bendahara mencatat langsung

transaksi ke dalam buku catatannya dan tidak terdapat bukti transaksi

dalam aktivitas ini. Hal ini menandakan bahwa tidak ada bukti transaksi

yang dapat memverifikasi catatan yang dibuat oleh bendahara jika

catatan tersebut akan diperiksa.

Pada sistem baru, terdapat tambahan bukti transaksi yang berupa

bukti pengeluaran dan terdapat tambahan format untuk formulir

pembelian sayur-sayuran. Sedangkan untuk nota pembelian tetap ada di

kedua sistem karena nota pembelian merupakan bukti transaksi yang

berasal dari pihak eksternal. Nota pembelian ini tetap digunakan sebagai

bukti transaksi baik saat transaksi tersebut melalui bank, kas, ataupun kas

kecil. Bukti transaksi dari pihak eksternal ini merupakan bukti yang

reliable untuk dijadikan bukti karena yang membuat bukti ini adalah

pihak luar dan terlepas dari pihak vihara. Selain itu, bukti transaksi dari

pihak eksternal juga dapat diverifikasi kebenarannya dengan mengecek

bukti tersebut kepada pihak eksternal yang berkaitan atau yang

mengeluarkan bukti tersebut. Oleh karena itu, nota pembelian dapat

dijadikan salah satu alat pengendalian internal untuk suatu organisasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

154

dalam hal ini adalah vihara.

Untuk pengeluaran kas kecil biasanya terdapat pembelian sayur-

sayuran. Pada sistem lama saat terjadi pembelian sayur-sayuran, petugas

pembelian akan menuliskan jenis barang dan harga barang beserta

dengan totalnya. Pada sistem yang baru formatnya hampir sama namun

terdapat tanda tangan oleh pihak yang berkaitan. Pihak yang berkaitan di

sini adalah pemohon, kasir, dan pimpinan atau pengabdi. Pemohon di sini

adalah petugas yang betugas untuk membeli barang tersebut dan mengisi

bukti transaksi ini. Kasir bertugas untuk memberikan sejumlah uang

kepada pihak pemohon. Dalam struktur organisasi keuangan vihara yang

sekarang, kasir ini merupakan bendahara kas kecil, karena pembelian

sayur-sayuran adalah bagian dari pengeluaran yang menggunakan kas

kecil. Pengeluaran ini perlu diketahui oleh pimpinan atau pengabdi yang

lain sebagai salah satu pengendalian bahwa transaksi ini diketahui oleh

atasan. Kelemahan dari bukti transaksi ini adalah tidak terdapat tanggal,

sehingga akan sulit mengidentifikasi kapan transaksi ini terjadi dan juga

tidak terdapat nomor pada formulir ini. Dengan tidak adanya nomor akan

mempersulit bagian pencatatan atau bendahara jika mereka ingin

melakukan cross-check.

Pada sistem yang baru, terdapat bukti pengeluaran yang berfungsi

untuk bukti transaksi saat terjadi pengeluaran kas dan setara kas, seperti

bank, kas, dan kas kecil. Bukti pengeluaran ini memiliki format berupa

pilihan pengeluaran dana (bank, kas, dan kas kecil), tanggal, nomor,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

155

dibayarkan kepada, untuk keperluan, jumlah nominal, jumlah terbilang,

pencatatan atas transaksi yang terjadi, tanda tangan oleh kasir, bagian

akuntansi, pimpinan, dan penerima. Pilihan pengeluaran dana yang

berupa bank, kas, dan kas kecil berfungsi untuk menunjukkan transaksi

pengeluaran atas bentuk dana apa yang sedang terjadi. Tanggal berfungsi

untuk menunjukkan pada tanggal berapa transaksi tersebut terjadi dan

nomor berfungsi untuk menunjukkan nomor dari bukti transaksi ini.

Keterangan dibayarkan kepada berfungsi untuk

menginformasikan siapa orang yang menerima uang tersebut dan

keterangan untuk keperluan digunakan untuk menjelaskan alasan atau

penggunaan uang tersebut. Kemudian untuk jumlah nominal dan jumlah

terbilang digunakan untuk menjelaskan jumlah uang yang dikeluarkan

dalam bentuk angka atau nominal dan dijelaskan dengan bentuk huruf

yang disebut terbilang. Dalam bukti transaksi ini juga terdapat pencatatan

atas transaksi yang terjadi yang berfungsi untuk menjurnal transaksi ini

karena disediakan kolom debit dan kredit. Terdapat empat pihak yang

terlibat dalam bukti penerimaan ini yaitu kasir yang bertugas untuk

memberikan uang, bagian akuntansi yang melakukan pencatatan

transaksi, pimpinan untuk mengetahui transaksi yang terjadi, dan

penerima bertugas untuk menerima uang.

Dari penjabaran di atas mengenai bukti pengeluaran ini berfungsi

sebagai pengendalian internal saat terjadi pengeluaran kas. Dalam sistem

lama pada saat terjadi pengeluaran kas, tidak terdapat bukti transaksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

156

seperti bukti pengeluaran, bendahara hanya akan mencatat penerimaan

dan jumlah tertentu di catatannya berdasarkan nota pembelian serta untuk

transaksi internal bendahara hanya akan langsung mencatat transaksi

tersebut. Sedangkan di sistem baru ini dalam hal pengeluaran kas

terdapat tambahan pengendalian internal yang berupa bukti pengeluaran

yang menjadi bukti dokumen bahwa transaksi pengeluaran itu terjadi,

terutama saat terjadi pengeluaran yang tidak memiliki nota pembelian.

Untuk pengendalian internal di vihara, bukti pengeluaran memang

penting dan dapat membantu kegiatan operasional.

Namun, untuk transaksi yang berkaitan dengan kas dan setara kas

akan menjadi tidak efisien jika menggunakan bukti pengeluaran, dalam

hal ini adalah kas kecil. Hal ini karena pengeluaran yang menggunakan

kas kecil merupakan pengeluaran kas yang jumlahnya tidak banyak. Saat

semua transaksi pengeluaran kas kecil menggunakan bukti pengeluaran,

hal ini akan menyebabkan kerepotan birokrasi dan pemborosan kertas.

Kerepotan birokrasi di sini berupa saat semua transaksi perlu

ditandatangani oleh empat pihak dan belum tentu semua pihak dapat

ditemui dengan mudah. Pemborosan kertas terjadi karena transaksi

pengeluaran kas kecil merupakan transaksi yang jumlah uangnya kecil

dan sering terjadi sehingga penggunaan bukti pengeluaran untuk kas

kecil perlu dipertimbangkan. Selain itu, untuk transaksi pengeluaran,

khususnya kas kecil sudah terdapat nota pembelian, yang masih tetap

bisa digunakan sebagai bukti transaksi dan alat pengendalian internal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

157

3. Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan Penggajian

Pada siklus manajemen sumber daya manusia dan penggajian

tidak terdapat banyak perbedaan, hanya saja pada saat bendahara

memberikan sejumlah uang kepada Pandita guna untuk membayar

tunjangan para pengabdi terdapat bukti transaksi berupa bukti

pengeluaran. Bukti pengeluaran di sini memang diperlukan karena

membayarkan tunjangan kepada para pengabdi merupakan salah satu

bentuk pengeluaran kepada pihak internal, sehingga tidak terdapat bukti

transaksi dari pihak eksternal. Bukti pengeluaran diperlukan sebagai

bentuk pengendalian internal bahwa pada tangal dan jumlah sekian telah

dilakukan transaksi pemberian uang kepada Pandita untuk membayar

tunjangan para pengabdi. Kemudian, bukti ini pun telah diketahui dan

ditandatangani oleh pihak terkait.

Dalam transaksi ini tidak diperlukan slip gaji sebagai bukti

transaksi pembayaran tunjangan kepada pengabdi. Alasannya karena slip

gaji bertujuan agar karyawan mengetahui komponen-komponen

pemberian gaji. Sedangkan untuk pemberian tunjangan di vihara para

pengabdi tidak perlu mengetahui komponen-komponen pemberian

tunjangan sebab mereka menjadi pengabdi untuk mengabdikan diri

kepada vihara dan tunjangan hanya merupakan salah satu insentif yang

diberikan atas pengabdian tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

158

Tabel 5.3 Perbedaan Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia dan

Penggajian Antara Sistem Lama dan Sistem Baru

Keterangan Sistem Lama Sistem Baru

Bukti transaksi atas

pengeluaran kas untuk

membayar tunjangan

Tidak ada Ada

Terdapat bukti yang

ditandatangani oleh pihak

terkait

Tidak ada Ada

D. Analisis Kelayakan Sistem Baru

Terdapat tiga siklus dalam sistem informasi akuntansi di Vihara

Bodhicitta Maitreya. Dalam melakukan analisis terhadap kelayakan sistem

informasi akuntansi yang baru, peneliti menganalisis ketiga siklus yang ada

menjadi satu dan analisis sistem dikelompokkan berdasarkan jenis kelayakan.

1. Kelayakan Teknis (Technical Feasibility)

Pada sistem informasi akuntansi yang baru Vihara Bodhicitta

Maitreya akan menggunakan teknologi yang ada, yaitu komputer

walaupun masih ada sistem yang akan dijalankan secara manual.

Teknologi yang akan digunakan terdiri dari hardware dan software.

Hardware atau perangkat keras yang diperlukan, terdiri dari input device,

process device, output device, dan storage device. Input device berupa:

keyboard dan mouse. Process device yang dibutuhkan oleh vihara,

seperti: power supply, motherboard, processor, Random Access Memory

(RAM), dan kartu grafis. Output device yang diperlukan berupa monitor

dan printer. Kemudian storage device yang diperlukan adalah harddisk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

159

internal, flashdisk, dan CD. Vihara Bodhicitta Maitreya memiliki dua unit

komputer dan satu unit printer, sehingga untuk masalah kebutuhan

komputer dan printer tidaklah menjadi masalah. Komputer ini digunakan

untuk keperluan melakukan pencatatan dan menyusun laporan keuangan.

Sedangkan printer ini dibutuhkan untuk keperluan mencetak bukti-bukti

transaksi.

Software atau perangkat lunak yang digunakan dalam sistem

informasi akuntansi yang baru ini adalah Microsoft Office Excel.

Software ini sudah ada di kedua komputer yang dimiliki oleh vihara.

Software yang digunakan ini membutuhkan spesifikasi hardware yang

sederhana, sehingga spesifikasi hardware yang ada di Vihara Bodhicitta

Maitreya sudah cocok untuk menjalankan sistem yang dibuat pusat.

Spesifikasi hardware sederhana, antara lain: processor intel pentium,

harddisk internal 500GB, RAM 2GB DDR3, operating system windows 7

professional, dan Microsoft Office 2003. Kemudian dari sistem yang

dirancang oleh pusat, formulir dan format yang perlu diisi oleh vihara,

antara lain: formulir dan format untuk laporan keuangan, pencatatan, dan

bukti transaksi. Dalam hal sumber daya manusia yang dimiliki oleh

vihara, terdapat sumber daya manusia yang bisa mengoperasikan

komputer dan software yang digunakan. Oleh karena dalam hal

kelayakan teknis untuk software dan hardware yang diperlukan sudah

tersedia dan mengakibatkan sistem layak secara teknis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

160

2. Kelayakan Ekonomis (Economic Feasibility)

Vihara Bodhicitta Maitreya sudah memiliki komputer dan

software Microsoft Office Excel, sehingga kemungkinan biaya yang perlu

dikeluarkan kedepannya berupa biaya untuk membeli komputer saat

komputer rusak dan biaya pemeliharaan dari komputer tersebut. Saat

pihak vihara perlu untuk membeli komputer lagi, maka tahap yang perlu

dilalui adalah dengan melakukan pembelian menggunakan kas di tangan

vihara atau saat vihara tidak memiliki cukup dana maka vihara akan

meminta donasi kepada para umat. Dalam penerapan sistem informasi

akuntansi yang baru, pihak vihara membutuhkan komputer dengan

spesifikasi yang sederhana untuk menjalankan software. Komputer

spesifikasi sederhana memiliki harga yang terjangkau. Berikut

merupakan harga perangkat spesifikasi sederhana.

Gambar 5.4 Harga Hardware dan Software

No. Nama Perangkat Harga (Rp)

1. Keyboard: HAVIT Keyboard 83.000

2. Mouse: LOGITECH Wired Optical

Mouse B100

56.000

3. Processor Intel Pentium 735.000

4. Power Supply: INWIN BK623-MJ 550.000

5. Motherboard: Gigabyte Motherboard

Socket FS1B

548.000

6. RAM: V-GEN Memory PC 2GB

DDR3 PC-12800

262.000

7. Kartu grafis: Gigabyte AMD Radeon

R5 230

590.000

8. Monitor: ACER LED Monitor 15.6

Inch

840.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

161

Gambar 5.4 Harga Hardware dan Software (Lanjutan)

No. Nama Perangkat Harga (Rp)

9. Harddisk internal 500GB: SEAGATE

Harddisk Internal 500GB SATA

630.000

10. Printer: CANON PIXMA iP2770 610.000

11. Flashdisk 8 GB: Toshiba 55.000

12. CD 2.000

13. Operating system windows 7

Professional

2.050.000

14. Microsoft Office 2003 500.000

Total 7.511.000

(Sumber: www.bhinneka.com (1-11), www.lazada.co.id (13), dan

www.bukalapak.com (12 dan 14))

Kemudian dalam perancangan formulir dan format untuk laporan

keuangan, pencatatan, dan bukti transaksi telah dibuat oleh pusat. Hal ini

menyebabkan tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh pihak Vihara

Bodhicitta Maitreya untuk merancang formulir dan format laporan

keuangan, pencatatan, dan bukti transaksi.

Dalam hal perencanaan penerapan sistem baru ini, walaupun

Vihara Bodhicitta Maitreya tidak merancang dokumen dan format

laporan keuangan, namun Vihara Bodhicitta Maitreya perlu untuk

mendiskusikan bagaimana mereka akan menerapkan sistem tersebut.

Dalam hal ini biaya yang dibutuhkan berupa biaya rapat. Biaya pengabdi

atau sumber daya manusia tidak ada karena biaya tersebut telah termasuk

dalam biaya yang diberikan setiap bulannya. Hal ini karena pengabdi

yang ada di vihara merupakan mereka yang secara sukarela

menyumbangkan ide dan tenaga, sehingga mereka tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

162

mempermasalahkan jika diberi uang atau tidak. Dalam arti lain, tidak

terdapat biaya tambahan untuk membayar tunjangan pengabdi. Biaya

yang dikeluarkan di sini lebih kepada waktu yang mereka korbankan

untuk mendiskusikan mengenai penerapan sistem yang baru. Begitu pula

halnya dengan persiapan penerapan sistem baru, yaitu melatih sumber

daya manusia. Dalam hal ini akan terjadi pengorbanan atas waktu yang

dimiliki oleh sumber daya manusia yang berkaitan dengan sistem

informasi akuntansi untuk pelatihan.

Manfaat yang akan diperoleh oleh pihak vihara dengan penerapan

sistem yang baru, antara lain: mempermudah vihara dalam proses

akuntansi yang terjadi, mempercepat proses akuntansi dan pembuatan

laporan keuangan, mempermudah pengguna sistem, serta berguna untuk

pengambilan keputusan yang lebih cepat oleh pimpinan vihara. Selain

itu, dengan perubahan sistem akuntansi berbasis kas menjadi berbasis

akrual juga membuat laporan keuangan yang dibuat oleh pihak vihara

lebih lengkap dan lebih jelas karena dapat diketahui jumlah aktiva,

kewajiban, dan modal vihara. Oleh karena itu, untuk kelayakan ekonomis

bisa dikatakan bahwa cost yang dikeluarkan rendah dan manfaat yang

diperoleh lebih besar sehingga penerapan sistem informasi akuntansi

yang baru bisa dikatakan layak berdasarkan penjelasan di atas.

3. Kelayakan Operasional (Operational Feasibility)

Dalam sistem informasi akuntansi baru yang akan diterapkan oleh

Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat pengendalian internal yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

163

baik daripada sistem yang lama. Hal ini ditunjukkan dengan adanya bukti

transaksi yang lebih lengkap, sehingga dapat dilakukan verifikasi atas

suatu transaksi. Dengan adanya tambahan bukti transaksi menyebabkan

adanya prosedur tambahan, misalnya dalam hal pihak yang

menandatangani bukti transaksi. Adanya pihak yang menandatangani

bukti transaksi menyebabkan adanya pihak yang bertanggungjawab atas

terjadinya suatu transaksi.

Sumber daya manusia yang dibutuhkan adalah orang yang

menguasai komputer, bisa mengoperasikan Microsoft Office Excel, bisa

melakukan pencatatan atau menjurnal, dan mampu menyusun laporan

keuangan. Pada struktur organisasi keuangan yang ada di vihara saat ini,

pengabdi yang bertugas untuk melakukan pencatatan adalah bendahara

untuk transaksi kas besar dan bank serta bendahara kas kecil untuk

transaksi kas kecil. Pencatatan yang dilakukan adalah pencatatan yang

berbasis kas. Selain itu, bendahara vihara selama ini mencatat transaksi

dengan menggunakan Bahasa Mandarin sedangkan pada sistem yang

baru terdapat akun-akun yang berbahasa Indonesia. Begitu pula dengan

bendahara kas kecil, beliau selama ini melakukan pencatatan berbasis

kas. Dalam hal penguasaan atas komputer, bendahara vihara tidak

menguasai kemampuan menggunakan komputer. Namun, bendahara kas

kecil menguasai kemampuan dalam berkomputer. Selain itu menurut

Pandita, selama ini pihak yang menyusun laporan keuangan adalah

seorang pengabdi yang disebut pencatat. Pencatat ini melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

164

tugasnya temporer atau saat dibutuhkan saja.

Dalam sistem yang baru, diperlukan fungsi-fungsi, yaitu

pimpinan, kasir, dan akuntansi. Jika dibandingkan dengan sistem yang

lama, fungsi kasir dan akuntansi dilakukan oleh bendahara untuk kas dan

kas bank serta bendahara kas kecil untuk kas kecil. Hal ini

mengindikasikan apabila pada sistem yang baru menginginkan

pemisahan tugas antara fungsi akuntansi dan kasir, maka diperlukan

penambahan sumber daya manusia untuk bidang akuntansi dan orang

yang ditempatkan di bidang akuntansi harus bisa mengoperasikan

komputer.

Dalam kasus yang ada di Vihara Bodhicitta Maitreya, sumber

daya manusia yang dibutuhkan untuk mengisi posisi pencatat dapat diisi

dengan memindahkan sumber daya manusia yang kompeten dari

departemen yang lain. Hal ini sesuai dengan budaya organisasi yang ada

di Vihara Bodhicitta Maitreya di mana mereka akan saling mengisi

kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga dapat membuat

vihara menjadi lebih baik. Oleh karena itu, sistem informasi akuntansi

Vihara Bodhicitta Maitreya yang baru sudah layak secara operasional.

E. Analisis Kesiapan dalam Penerapan Sistem Baru

Sistem informasi akuntansi yang baru ini dalam hal rancangan

formulir bukti transaksi dan format pencatatan dan laporan keuangan dibuat

oleh pusat. Sistem yang diberikan oleh pusat ini sebenarnya tidak apa-apa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

165

kalau tidak diterapkan karena ada vihara lain yang masih belum menerapkan.

Pihak Vihara Bodhicitta Maitreya memutuskan untuk menggunakan sistem

ini karena memang mereka merasa perlu untuk memperbaiki sistem yang

telah ada. Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat orang-orang yang

menganut jenis komitmen menurut Armenakis et al. Pengabdi yang ada di

Vihara Bodhicitta Maitreya merupakan orang dengan jenis komitmen

identifikasi dan internalisasi.

Komitmen internalisasi ini dimiliki oleh Pandita dan beberapa

pengabdi sebab mereka merasa membutuhkan perbaikan untuk sistem

informasi akuntansi vihara dan mereka memiliki inisiatif untuk menerapkan

sistem baru. Berdasarkan ajaran Buddha Maitreya, tipe komitmen ini

termasuk hati akan datang sang pengasih ditunjukkan dengan usaha Pandita

dan para pengabdi dalam mengubah dan menerapkan sistem informasi

akuntansi yang baru untuk membuat sistem yang lebih baik lagi atau

continuous improvement. Komitmen identifikasi ini ada di beberapa pengabdi

yang mana memilih untuk mengikuti untuk menerapkan sistem informasi

akuntansi. Hal ini karena pimpinan dan beberapa pengabdi sudah setuju untuk

menerapkan sistem yang ada dan mereka percaya serta berpikir bahwa

keputusan pimpinan dan pengabdi lain juga benar sehingga mereka

mengadopsi perilaku pimpinan dan pengabdi tersebut saja. Jika dikaitkan

dengan ajaran Buddha Maitreya hal ini sesuai dengan konsep hati sekarang

sang pengasih ditunjukkan dengan komitmen oleh Pandita dan para pengabdi

untuk segera menerapkan sistem informasi akuntansi yang baru, tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

166

menunda-nunda penerapan sistem tersebut dan adaptive.

Berdasarkan analisis terhadap sumber daya manusia yang ada di

Vihara Bodhicitta Maitreya, dapat diketahui bahwa terdapat sumber daya

manusia yang memiliki tipe komitmen individu yang dapat membawa

perubahan dalam organisasi. Kemudian, dalam hal kesiapan perubahan

organisasi untuk melakukan perubahan dapat dilakukan analisis dengan teori

delapan langkah proses perubahan (Kotter, 1996). Berikut merupakan analisis

kesiapan penerapan sistem informasi akuntansi yang baru berdasarkan

delapan langkah proses perubahan (eight-stage change process), yaitu:

1. Membangun rasa urgensi

Dalam Vihara Bodhicitta Maitreya, terdapat urgensi perubahan

sistem informasi akuntansi untuk menjadi lebih baik. Dalam hal ini

pimpinan vihara yaitu Pandita dapat memberikan gambaran mengenai

fakta-fakta bahwa sistem lama yang diterapkan sudah perlu untuk

diperbarui. Dalam vihara, Pandita adalah orang yang dihormati dan

dihargai, sehingga terdapat kemungkinan besar bahwa penjelasan yang

diberikan oleh Pandita didengarkan oleh pengabdi dan umat. Salah satu

alasannya adalah dari pusat sudah mengirimkan dan membuat sebagian

dari sistem, yaitu formulir untuk bukti transaksi dan format laporan

keuangan. Selain itu, beberapa sumber daya manusia di vihara

sebenarnya sudah menyadari bahwa sistem yang lama perlu untuk

diperbaiki karena kurang bukti transaksi atas transaksi yang terjadi dan

pencatatan yang dilakukan masih berantakan. Beberapa sumber daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

167

manusia yang ada menyadari bahwa perlu adanya perbaikan dalam hal

sistem informasi akuntansi di vihara. Perubahan sistem informasi

akuntansi juga dilakukan karena adanya tuntutan dari pemerintah untuk

menggunakan PSAK 45 dalam pencatatan dan pelaporan keuangan

organisasi nirlaba, dalam hal ini adalah vihara. Dengan sistem

sebelumnya laporan keuangan yang dibuat pun hanya akan berupa

pemasukan dan pengeluaran, tidak terlihat aktiva, kewajiban, dan modal

yang dimiliki oleh vihara. Dengan sistem yang baru untuk laporan

keuangan hal tersebut akan terlihat dan berguna bagi pengambilan

keputusan. Oleh karena itu, langkah ini dapat dilalui oleh vihara dengan

baik.

2. Menciptakan koalisi pembimbingan

Dalam hal membentuk tim, Vihara Bodhicitta Maitreya sudah

membentuk tim untuk membahas mengenai penerapan sistem informasi

akuntansi yang baru. Salah satu anggota dari tim ini adalah Pandita yang

merupakan pimpinan vihara, sehingga karakteristik kekuatan posisi

tentunya telah dimiliki dan juga mengenai hal kepemimpinan. Untuk

keahlian dan kedibilitas, terdapat pengabdi vihara yang memiliki

keahlian dan kredibilitas dalam bidang akuntansi dan juga mengerti

mengenai sistem informasi. Dalam hal inilah bisa dibentuk suatu tim

khususnya tim dalam bidang akuntansi untuk menciptakan perubahan

sistem informasi akuntansi menjadi lebih baik. Hal tersebut menunjukkan

bahwa Vihara Bobhicitta Maitreya mampu melewati langkah kedua dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

168

menuju langkah ketiga.

3. Mengembangkan visi dan strategi

Dalam melakukan perubahan sistem informasi akuntansi ini, visi

dari Vihara Bodhicitta Maitreya adalah menciptakan sistem informasi

akuntansi vihara menjadi lebih baik dan dapat mempermudah pengguna

sistem serta berguna untuk pengambilan informasi. Dengan melakukan

perubahan sistem akan membuat Pandita selaku pimpinan vihara lebih

mudah dan cepat saat beliau membutuhkan informasi keuangan, karena

informasi diolah menggunakan data yang sudah ada dan hanya perlu

memasukkan rumus tertentu saja. Misalnya, Pandita memerlukan

rekapitulasi sumbangan hari besar keagamaan selama enam bulan, bagian

akuntansi hanya perlu mencari data yang sudah dimasukkan dan

merekapnya di sebuah file. Hal ini menunjukkan bahwa sistem informasi

akuntansi yang baru juga akan memudahkan pengguna dan membuat

proses pembuatan informasi menjadi lebih cepat. Selain itu, dengan

mengganti sistem informasi akuntansi menjadi lebih baik berarti sumber

daya manusia yang terkait akan mendapatkan pengetahuan lebih

mengenai akuntansi.

4. Mengkomunikasikan perubahan visi

Di Vihara Bodhicitta Maitreya, biasanya jika ada suatu informasi

yang baru pengabdi atau pusat akan menyampaikan informasi tersebut

kepada pimpinan vihara. Pimpinan akan menindaklanjuti suatu informasi

dan melakukan pertemuan atau rapat jika dirasa perlu. Dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

169

mengkomunikasikan perubahan visi khusunya untuk akuntansi, pimpinan

menyampaikan hal ini kepada pihak terkait dan melakukan diskusi

mengenai teknis penerapan sistem dengan pihak-pihak terkait. Hal ini

dapat menyebabkan pihak terkait lebih mudah menerima karena teknis

penerapan didiskusikan bersama-sama. Kebiasaan dan tindak lanjut

perubahan penerapan sistem informasi yang dilakukan oleh Vihara

Bodhicitta Maitreya menunjukkan bahwa langkah ini bisa dilalui.

5. Memberdayakan aksi yang berbasis luas

Berdasarkan hasil analisis mengenai kelayakan penerapan sistem

informasi akuntansi yang baru dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

hal yang masih harus dipertimbangkan, khususnya dalam hal operasional.

Dalam hal melakukan perubahan sistem informasi akuntansi, pihak

vihara tentunya juga perlu untuk menyesuaikan sumber daya manusia

dengan sistem yang baru. Tentu saja hal ini perlu dilakukan tanpa

menyinggung pihak yang terkait sebelumnya namun tidak memenuhi

kualifikasi untuk sistem yang baru. Pihak vihara dalam hal akan

menerapkan sistem informasi akuntansi yang baru melakukan rapat

dengan pihak-pihak terkait. Dalam rapat ini dibahas mengenai teknis

penerapan sistem informasi akuntansi yang baru. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat kesempatan bagi pengabdi untuk menyampaikan

pendapat mereka untuk penerapan sistem. Selain itu, dengan melakukan

pembahasan ini, secara langsung ataupun tidak langsung pihak vihara

melakukan pelatihan kepada orang-orang yang bertugas nantinya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

170

sistem yang baru atau yang berhubungan dengan akuntansi. Lalu,

perubahan ini juga dapat menghilangkan hal-hal atau prosedur yang tidak

perlu dan membuat sumber daya manusia vihara menjadi lebih kreatif.

Hal ini menunjukkan bahwa langkah kelima sedang dilakukan oleh

vihara dan memiliki kemungkinan besar dapat dilakukan.

6. Membangkitkan keunggulan jangka pendek

Perubahan sistem informasi ini memberikan manfaat bagi Pandita

karena informasi yang dibutuhkan Pandita dapat lebih cepat didapatkan,

sehingga Pandita bisa membuat keputusan lebih cepat daripada

sebelumnya. Di Vihara Bodhicitta Maitreya, sumber daya manusia yang

ada merupakan mereka yang secara sukarela mengabdi kepada vihara.

Dalam hal melakukan tugas yang diberikan penghargaan yang diberikan

oleh pimpinan ataupun pengabdi dan umat yang lain berupa pujian atas

pekerjaan baik yang telah dilakukan. Selain itu, jika dirasa bahwa

pengabdi ini memiliki semangat dan pekerjaan yang bagus, pengabdi ini

akan diangkat atau diberikan kenaikan posisi keagamaan dengan

keputusan yang diambil oleh pimpinan vihara. Dalam melakukan segala

sesuatu, biasanya pihak-pihak yang ada di dalam vihara akan saling

mendukung dan memberikan semangat. Hal ini tentunya akan sangat

berguna untuk memberikan dorongan dan semangat kepada pihak yang

menjalankan dan mencoba menerapkan perubahan. Oleh karena budaya

yang ada di vihara ini, terdapat kemungkinan besar bahwa langkah ini

dapat dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

171

7. Memperkuat keuntungan dan menghasilkan lebih banyak perubahan

Dalam hal melakukan perancangan sistem informasi akuntansi,

sistem ini sudah dirancangkan oleh pusat. Vihara dalam hal penerapan

sistem mendiskusikan mengenai bagaimana sistem sebaiknya diterapkan

berdasarkan formulir bukti transaksi dan format pencatatan dan laporan

keuangan yang diterima dari pusat. Keuntungan dari perubahan sistem

informasi akuntansi vihara yang baru adalah membuat tata kelola

keuangan vihara menjadi lebih baik dan lebih transparan. Manfaat yang

didapatkan oleh pengabdi adalah sistem mempermudah pekerjaan

mereka, sehingga pekerjaan terkait dengan keuangan dapat diselesaikan

dengan cepat dan mudah. Contohnya, dalam pencarian file tertentu lebih

cepat dan mudah karena ada file yang tersimpan dalam bentuk softcopy

dan hanya perlu membuka dokumen terkait saja. Selain itu, file dapat

dengan mudah dibawa dan disimpan di dalam storage device, seperti

flashdisk. Selain itu, manfaat yang didapatkan oleh Pandita adalah beliau

bisa mendapatkan informasi lebih cepat yang berguna bagi pengambilan

keputusan.

8. Mendukung pendekatan baru dalam budaya

Kebiasaan sistem lama yang menggunakan sistem manual sudah

diterapkan berpuluh-puluh tahun. Sistem yang baru menggunakan

teknologi sehingga penggunaan teknologi dalam keuangan ini merupakan

budaya baru yang perlu dibiasakan. Dalam hal menerapkan sistem yang

baru tentunya ada prosedur yang berubah. Prosedur yang berubah ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

172

perlu dijadikan sebagai suatu budaya yang baru bagi para pengabdi yang

berkaitan. Selain itu, pihak vihara perlu untuk memastikan bahwa para

pengabdi yang melaksanakan sistem ini merasa nyaman atas sistem yang

dijalankan sehingga perubahan sistem dapat berjalan dengan lancar. Oleh

karena itu, dukungan dari pimpinan, pengabdi, dan para umat sangat

dibutuhkan.

Berdasarkan analisis di atas dapat diketahui bahwa Vihara Bodhicitta

Maitreya telah siap untuk melakukan perubahan sistem informasi akuntansi.

Hal ini karena vihara dapat melewati delapan langkah proses perubahan,

walaupun untuk langkah yang ketujuh dan kedelapan bisa dilewati dengan

catatan bahwa perlu dilakukan evaluasi sistem setelah penerapan sistem

dalam suatu periode. Selain itu, di dalam Vihara Bodhicitta Maitreya terdapat

sumber daya manusia yang memiliki dua dari tiga tipe komitmen individu

yang dapat membawa perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

173

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil analisis kelayakan dengan menggunakan teori tiga elemen kunci

kelayakan dan ajaran Buddha Maitreya ataupun budaya yang terdapat di

vihara terhadap penerapan sistem informasi akuntansi yang baru adalah layak

secara teknis, ekonomis, dan operasional. Sistem yang baru layak secara

teknis karena sumber daya teknis yang ada dapat digunakan dalam sistem

informasi akuntansi vihara yang baru. Sistem layak secara ekonomis karena

manfaat yang diperoleh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Sistem

layak secara operasional karena sumber daya manusia yang tersedia saat ini

dapat digunakan dalam penerapan sistem yang baru.

Hasil analisis menggunakan teori tipe komitmen individu yang dapat

membawa perubahan adalah terdapat dua dari tiga jenis komitmen untuk

orang-orang yang ada di vihara, yaitu komitmen identifikasi dan internalisasi.

Kemudian, hasil analisis dengan menggunakan teori delapan langkah proses

perubahan adalah Vihara Bodhicitta Maitreya dapat melewati semua langkah

proses perubahan. Oleh karena itu, Vihara Bodhicitta Maitreya siap untuk

melakukan perubahan karena terdapat satu atau lebih tipe komitmen dari tiga

tipe komitmen individu yang bisa membawa perubahan dan sumber daya

manusia dan budaya yang terdapat di vihara dapat melewati delapan langkah

proses perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

174

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti sudah berusaha untuk

melakukan yang terbaik namun terdapat beberapa keterbatasan atas penelitian

yang dilakukan, yaitu:

1. Analisis mengenai pengendalian internal dari sistem informasi akuntansi

vihara yang baru terbatas pada data dokumentasi yang berhasil

dikumpulkan. Hal ini karena untuk data mengenai prosedur penerapan

sistem yang baru masih dalam proses dirapatkan.

2. Dalam melakukan analisis atas kesiapan perubahan untuk penerapan

sistem informasi akuntansi yang baru, analisis peneliti berdasarkan

kebiasaan atau budaya yang terjadi di Vihara Bodhicitta Maitreya.

C. Saran

Saran bagi Vihara Bodhicitta Maitreya adalah perlu adanya sistem

yang dipertimbangkan lagi, yaitu penggunaan bukti penerimaan dan

pengeluaran menggunakan kas kecil. Hal ini karena pengeluaran

menggunakan kas kecil biasanya sering dan jumlah uang yang dikeluarkan

tidaklah besar. Mengenai bukti transaksi kas kecil, biasanya dalam melakukan

pembelian sudah terdapat nota pembelian. Saat tidak ada nota pembelian,

sudah ada formulir yang diisi sebagai bukti transaksi pengganti nota

pembelian yaitu formulir belanja sayur-sayuran. Kedua hal ini sudah bisa

digunakan sebagai bukti transaksi pengeluaran.

Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

175

evaluasi pengendalian internal dari sistem informasi akuntansi yang baru

tersebut, untuk melihat apakah pengendalian internal yang diterapkan sudah

efektif atau belum. Selain itu, penelitian selanjutnya juga bisa berfokus pada

berhasil atau tidaknya perubahan penerapan sistem informasi akuntansi yang

diterapkan di Vihara Bodhicitta Maitreya dengan melakukan analisis atas

tujuan dan keberhasilan atau kegagalan penerapan secara kuantitatif.

Penelitian selanjutnya juga bisa meneliti sistem informasi akuntansi yang

diterapkan di vihara dengan aliran yang berbeda dan melihat bagaimana

pengendalian internal yang diterapkan di sana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

176

DAFTAR PUSTAKA

Armenakis, Achilles. A., Harris, Stanley G., dan Mossholder, Kevin W. 1993.

Creating Readiness for Organizational Change. Human Relations, Vol.

46, No. 6:681-703.

Barber, Veronica A. 2010. "A Study of Change Readiness: Factors That Influence

the Readiness of Frontline Workers Towards a Nursing Home

Transformational Change Initiative". Education Doctoral. Paper 36.

Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga.

Penerbit Erlangga, Jakarta.

Bloom, Robert dan John Solotko. 2003. “The Foundation of Confucianism in

Chinese and Japanese Accounting”. Accounting, Business & Financial

History. Vol. 13, No. 1: 27-40.

Bowrin, Anthony R. 2004. “Internal Control in Trinidad and Tobago Religious

Organizations”. Accounting, Auditing, & Accountability Journal. Vol. 17,

Isu 1: 121-152.

Chang, Otto H., Stanley W. Davis, dan Kent D. Kauffman. 2012. “Accounting

Ethics Education: A Comparison with Buddhist Ethics Education

Framework”. Journal of Religion and Business Ethics. Vol. 3, Isu 1.

Commitee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commissions (COSO).

2013. Internal Control-Integrated Framework. Durham.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi

Perancangan, Proses, dan Penerapan. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Duncan, John B., Flesher, Dale L., dan Stocks, Morris H. 1999. “Internal Control

Systems in US Churches: An Examination of The Effects of Church Size

and Denomination on Systems of Internal Control”. Accounting,

Auditing, & Accountability Journal. Vol. 12, Isu 2: 142-164.

Eby, Lilian T., Adams, Danielle M., Russell, Joyce E. A., dan Gaby, Stephen H.

2000. “Perceptions of Organizational Readiness for Change: Factors

Related to Employees’ Reactions to the Implementation of Team-Based

Selling”. Human Relations. Vol 53, No.3: 419-442.

Gao, Simon, dan Morrison Handley-Schachler. 2003. “The Influences of

Confucianism, Feng Shui and Buddhism in Chinese Accounting

History”. Accounting, Business & Financial History. Vol. 13, No. 1: 41-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

177

68.

Ghony, M. Djunaidi dan Fauzan Almanshur. 2014. Metodologi Penelitian

Kualitatif. AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik. Bumi

Aksara, Jakarta.

http://www.bhinneka.com (Diakses tanggal 19 Maret 2017)

http://www.bukalapak.com (Diakses tanggal 19 Maret 2017)

http://www.lazada.co.id (Diakses tanggal 19 Maret 2017)

Hall, James. A. 2013. Accounting Information System Ninth Edition. Cengage

Learning, United States.

Holt, Daniel T., Armenakis, Archilles A., Feild, Hubert S., dan Harris, Stanley G.

2007. “Readiness for Organizational Change: The Systematic

Development of a Scale”. The Journal of Applied Behavioral Science.

Vol. 43, No. 2: 232-255.

Mahsun, Moh., Sulistyowati, F., dan Purwanugraha, Heribertus A. 2015.

Akuntansi Sektor Publik Edisi Ketiga. BPFE UGM, Yogyakarta.

Maitri, Tim Cahya. Buddha Maitreya. DPP MAPANBUMI SUMUT, Sumatra

Utara.

Mardi. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Penerbit Ghalia Indonesia, Jawa Barat.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.

Kendall, Kenneth E. dan Julie E. Kendall. 2011. Systems Analysis and Design

Eighth Edition. Prentice Hall, United States.

Liyanarachchi, Gregory A. 2008. “Ethics in Accounting: Exploring The Relevance

of A Buddhist Perspective”. Accountancy Business and the Public

Interest. Vol.7, No. 2: 118-148.

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2014. Sistem Informasi Akuntansi

Edisi Ketiga belas. Salemba Empat, Jakarta.

Wang, Che Kuang. 2000. Maha Tao Maitreya. DPP MAPANBUMI Pusdiklat

Buddhis Maitreyawira, Jakarta.

Wissler, Tobias E. 2013. Accounting for Eternal Glory: Financial Statements on

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

178

Temple Stelae in Nineteenth-century South China. Accounting

History. Vol. 18, No. 2: 229-255.

Wiyono, Adrianto Sugiarto. 2008. “Hubungan Kepemimpinan dengan Kesiapan

Implementasi Knowledge Management dalam Organisasi”. Magister

CIO-STEI ITB.

Yin, Robert K. 2011. Qualitative Research from Start to Finish. Guilford Press,

New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

179

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

180

Lampiran 1

Catatan Pada Sistem Lama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

182

Lampiran 2

Format Buku Dana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

183

Lampiran 3

Chart of Account

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

185

Lampiran 4

Format Laporan Posisi Keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

186

Lampiran 5

Format Laporan Aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

188

Lampiran 6

Journal Entry

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

189

Lampiran 7

Catatan Atas Laporan Posisi Keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

190

Lampiran 8

Laporan Cash Flow

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

191

Lampiran 9

Form Bukti Pengeluaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

192

Lampiran 10

Form Bukti Penerimaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

193

Lampiran 11

Formulir Penerimaan Sumbangan Hari Besar Keagamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

194

Lampiran 12

Berita Acara Pembukaan Kotak Dana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

195

Lampiran 13

Formulir Pembelian Sayur-sayuran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

196

Lampiran 14

Kode Mapping

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIlibrary.usd.ac.id/Data PDF/F. Ekonomi/Akuntansi/132114066...diharapkan dapat menjadi referensi untuk vihara dalam mengantisipasi kelemahan sistem

197

Lampiran 15

Surat Keterangan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI