plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_full.pdf ·...

121
i EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL:AIR (50:50) DAUN Macaranga tanarius L. TERHADAP KADAR ALT-AST SERUM PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Theresia Garri Windrawati NIM : 098114085 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 13-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

i

EFEK HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL:AIR (50:50) DAUN

Macaranga tanarius L. TERHADAP KADAR ALT-AST SERUM

PADA TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh :

Theresia Garri Windrawati

NIM : 098114085

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bersukacitalah dalam pengharapan,

sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa

(Roma 12:12)

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang,

sebab dari pada-Nyalah harapanku (Mazmur 62 : 6)

“Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh di sini,

di depan kening kamu… jangan menempel. Biarkan “dia” menggantung… mengambang…

5 centimeter di depan kening kamu. Jadi “dia” nggak akan pernah lepas dari mata kamu.”

(Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.).

Ku persembahkan karya kecil ku ini untuk..

Yesus Kristus yang senantiasa melindungi ku,

sumber kekuatan dan harapan ku

Bapak, Ibu, dan Mbak Putri tercinta atas segala kasih sayang,

doa, nasihat, dan motivasi

Sahabat-sahabatku tersayang

Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

vii

PRAKATA

Puii syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih atas berkat yang tiada henti,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “EFEK

HEPATOPROTEKTIF EKSTRAK METANOL:AIR (50:50) DAUN

Macaranga tanarius L. TERHADAP KADAR ALT-AST SERUM PADA

TIKUS TERINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA” dengan baik.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Farmasi (S.Farm) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini

tentunya tidak lepas dari bantuan dan campur tangan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi atas

segala kesabaran dalam membimbing, memberi masukan dan motivasi

kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas

bantuan dan masukkan demi kemajuan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi atas

bantuan dan masukkan demi kemajuan skripsi ini.

4. Ibu Rini Dwiastuti, M.Si., Apt. selaku Kepala Penanggungjawab

Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam

penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian ini.

5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., yang telah memberikan bantuan dalam

determinasi tanaman M. tanarius L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

viii

6. Ibu drh. Ari selaku dokter hewan di laboratorium Imono yang telah

membantu dengan sabar dalam menyediakan hewan uji untuk penelitian ini.

7. Pak Heru, Pak Parjiman, dan Pak Kayat selaku laboran bagian Farmakologi

dan Toksikologi, Pak Wagiran selaku laboran Farmakognosi Fitokimia, Pak

Otok selaku pengelola gudang kefarmasian, Ibu Hartini, dan Pak Asran atas

segala bantuan selama pelaksanaan skripsi ini.

8. Teman-teman “Tim Macaranga 3” Nanda Chris Nurcahyanti, M.R. Biri Koni

Tiala, Fransisca Devita Risti W, Christine Herdyana F, Bernadetta Amilia R,

A.M. Inggrid Sili, dan Luluk Rahendra Martha atas kerja sama, bantuan, suka

duka, dan perjuangan dalam menyelesaikan skripsi sampai akhir.

9. Kawan-kawan “Rempong” Veronika Dita Ayuningtyas, Novia Sarwoning

Tyas, dan Niken Ambar Sayekti atas kebersamaan, semangat, keceriaan,

perhatian, dan motivasi dalam suka maupun duka selama ini.

10. Teman-teman FSM B 2009, FKK B 2009 dan seluruh angkatan 2009 atas

kebersamaan kita.

11. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu yang turut

membantu selama penyusunan skripsi ini berlangsung.

Penulis menyadari bahwa setiap manusia tidak ada yang sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi

kemajuan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak, bagi mahasiswa, lingkungan akademis, masyarakat serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................ vi

PRAKATA ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xix

INTISARI ..................................................................................................... xxi

ABSTRACT ................................................................................................... xxii

BAB I. PENGANTAR .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

1. Perumusan masalah .................................................................... 3

2. Keaslian penelitian ..................................................................... 4

3. Manfaat penelitian ...................................................................... 5

B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xi

A. Macaranga tanarius L. ........................................................................ 6

1. Taksonomi .................................................................................. 6

2. Sinonim ...................................................................................... 6

3. Nama daerah ............................................................................... 6

4. Morfologi ................................................................................... 7

5. Kandungan kimia ........................................................................ 7

6. Khasiat dan kegunaan ................................................................. 9

B. Anatomi dan Fisiologi Hati .................................................................. 9

C. Kerusakan Hati .................................................................................... 12

1. Perlemakan hati (Steatosis) ......................................................... 12

2. Kematian sel (Necrosis) .............................................................. 13

3. Kolestasis ................................................................................... 14

4. Sirosis ......................................................................................... 14

D. Hepatotoksin ........................................................................................ 15

1. Hepatotoksin teramalkan (tipe A) ............................................... 15

2. Hepatotoksin tak teramalkan (tipe B) .......................................... 15

E. Karbon tetraklorida .............................................................................. 16

F. Metode Uji Hepatotoksisitas ................................................................ 19

1. Tes enzim serum ......................................................................... 20

2. Tes ekskretori hepatik ................................................................. 20

3. Analisis histologi kerusakan hati ................................................. 20

G. ALT dan AST ...................................................................................... 21

H. Ekstraksi .............................................................................................. 21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xii

I. Landasan Teori .................................................................................... 22

J. Hipotesis .............................................................................................. 23

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................... 24

A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................ 24

B. Variabel dan Definisi Operasional........................................................ 24

1. Variabel utama ........................................................................... 24

2. Variabel pengacau ...................................................................... 24

3. Definisi operasional .................................................................... 25

C. Bahan Penelitian .................................................................................. 26

1. Bahan utama ............................................................................... 25

2. Bahan kimia................................................................................ 25

D. Alat dan Instrumen Penelitian .............................................................. 27

1. Alat ekstraksi .............................................................................. 27

2. Alat uji hepatoprotektif ............................................................... 28

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................. 28

1. Determinasi tanaman M. tanarius ............................................... 28

2. Pengumpulan bahan .................................................................... 28

3. Pembuatan serbuk ....................................................................... 28

4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius .............................. 29

5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius ........................ 29

6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak ........................................... 30

7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius ................ 31

8. Pembuatan larutan karbon tetraklorida ........................................ 31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xiii

9. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1% ................................. 32

10. Uji pendahuluan.......................................................................... 32

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji .................................. 33

12. Pembuatan serum ........................................................................ 34

13. Penetapan aktivitas serum kontrol, serum ALT, dan serum AST . 34

F. Tata Cara Analisis Hasil ...................................................................... 35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 36

A. Penyiapan Bahan ................................................................................. 36

1. Hasil determinasi tanaman .......................................................... 36

2. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius .............................. 36

3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air daun M. tanarius . 37

B. Uji Pendahuluan .................................................................................. 38

1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida ....................... 38

2. Penentuan waktu pencuplikan darah ........................................... 39

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun

M. tanarius ................................................................................. 42

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius ................ 42

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-air Daun M. tanarius . 43

1. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB ......... 48

2. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB ................................... 49

3. Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3,840 g/kgBB ............................................................................. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xiv

1. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

dosis 0,426 g/kgBB, 1,280 g/kgBB, dan 3,840 g/kgBB pada

tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis

2 ml/kgBB .................................................................................. 52

D. Rangkuman Pembahasan ..................................................................... 59

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 62

A. Kesimpulan.......................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN ................................................................................................. 67

BIOGRAFI PENULIS .................................................................................. 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xv

DAFTAR TABEL

Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi

senyawa toksik…………………………………………

19

Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen serum ALT 27

Tabel III. Komposisi dan konsentrasi reagen serum AST 27

Tabel IV. Rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu

0, 24, dan 48 jam………………………………..

39

Tabel V. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0, 24, dan 48 jam…..…………………...

40

Tabel VI. Rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang

waktu 0, 24, dan 48 jam…………………………........

41

Tabel VII. Hasil uji Mann Whitney aktivitas serum AST tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam……….

41

Tabel VIII. Purata ± SE aktivitas serum ALT tikus praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius terinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB…………………

44

Tabel IX. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xvi

kelompok perlakuan…………...……………………... 45

Tabel X. Purata ± SE aktivitas serum AST tikus praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius terinduksi

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB…………………

46

Tabel XI. Hasil uji Tamhane’s-T2 aktivitas serum AST tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada kelompok perlakuan…………………..

47

Tabel XII. Rata-rata aktivitas serum ALT dan serum AST tikus

setelah pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0 dan 24 jam……………………………

50

Tabel XIII. Hasil uji Mann Whitney aktivitas serum ALT dan

serum AST tikus setelah pemberian olive oil dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam……………

51

Tabel XIV. Efektif Dosis Tengah (ED50) Hepatoprotektif ekstrak

metanol-air daun M. tanarius…………………………

56

Tabel XV. Dosis, log dosis, % efek hepatoprotektif dan ED50

pada masing-masing kelompok perlakuan……………

95

Tabel XVI. Hasil penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius…… 96

Tabel XVII. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius… 97

Tabel XVIII. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius………………………………………………..

98

Tabel XIX. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas…………….. 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius……… 8

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati…………………………….. 11

Gambar 3. Struktur mikroskopik hati yang mengalami steatosis… 13

Gambar 4. Struktur mikroskopik hati yang mengalami nekrosis… 13

Gambar 5. Struktur molekul karbon tetraklorida…………………. 16

Gambar 6. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon

tetraklorida…………………………………………….

17

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam……….

39

Gambar 8. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus

setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam……….

41

Gambar 9. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x

sehari selama 6 hari terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB……………………………………………….

44

Gambar 10. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x

sehari selama 6 hari terinduksi karbon tetraklorida 2

ml/kgBB…….................................................................

46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xviii

Gambar 11. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus

setelah pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0 dan 24 jam…………………………….

50

Gambar 12. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus

setelah pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada

selang waktu 0 dan 24 jam…………………………….

50

Gambar 13. Persamaan garis ED50 ekstrak metanol-air daun M.

tanarius………………………………………………..

56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius………………………………….. 68

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius…………….. 68

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius…….. 68

Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi tanaman M. tanarius…… 69

Lampiran 5. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC)…………………………………..

70

Lampiran 6. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji

pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB….………………………...

71

Lampiran 7. Analisis statistik aktivitas serum AST pada uji

pendahuluan penentuan dosis hepatotoksin karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB….………………………...

74

Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB……………………………

78

Lampiran 9. Analisis statistik aktivitas serum AST perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius setelah induksi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB……………………………

83

Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan serum AST

perlakuan kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB……

88

Lampiran 11. Perhitungan efek hepatoprotektif………………………. 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xx

Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol-

air daun M. tanarius kelompok perlakuan……………...

93

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis untuk manusia…………….. 94

Lampiran 14. Perhitungan efektif dosis tengah (ED50) hepatoprotektif

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) pada

tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida……………..

95

Lampiran 15. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius………….. 96

Lampiran 16. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius… 97

Lampiran 17. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M.

tanarius………………………………………………….

98

Lampiran 18. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas…..................... 98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xxi

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengaruh

hepatoprotektif pemberian dari ekstrak metanol : air daun M. tanarius untuk

menurunkan aktivitas serum ALT dan AST pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida, serta mendapatkan besar dosis efektifnya.

Penelitian ini bersifat eksperimental murni dengan rancangan acak

lengkap pola searah. Penelitian yang dilakukan menggunakan tikus jantan galur

Wistar, umur 2-3 bulan, dan berat ± 150-200 gram. Tikus dibagi secara acak ke

dalam enam kelompok perlakuan. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi

karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara ip. Kelompok II (kontrol negatif) diberi

olive oil 2 ml/kgBB. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak metanol-air

daun M. tanarius 3,840 g/kgBB. Kelompok IV-VI (perlakuan) berturut-turut

diberi ekstrak metanol : air daun M. tanarius dosis 0,426; 1,280; dan 3,840

g/kgBB secara oral sekali sehari selama enam hari berturut-turut kemudian pada

hari ke tujuh semua perlakuan diberi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB secara

i.p. Dua puluh empat jam sesudahnya, darah diambil dari sinus orbitalis mata

untuk diukur aktivitas serum ALT dan AST. Data serum ALT dan AST yang

didapat dianalisis secara statistik.

Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak metanol-air M. tanarius

memberikan efek hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas serum ALT dan

ASTpada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Ada kekerabatan dosis dengan

respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang diberikan, maka semakin besar efek

hepatoprotektif. Jadi ekstrak metanol-air M. tanarius dosis 0,426; 1,280; dan

3,840 g/kgBB memiliki efek hepatoprotektif berturut-turut 29,5%, 43,6%, dan

62,4%. Nilai ED50 hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah

1,776 g/kgBB.

Kata kunci : Macaranga tanarius, metanol, hepatoprotektif, karbon

tetraklorida

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

xxii

ABSTRACT

This research has purpose to get information about hepatoprotective

effect of water-methanol extract M. tanarius leaf for reducing activity of ALT and

AST serum in rats induced by carbon tetrachloride and get an effective dose.

This research was experimentally pure with direct sampling design. This

research used Wistar male rats, age 2-3 months, and weight ± 150-200 g. The rats

were divided into six treatment groups. The first group (hepatotoxin control) was

given carbon tetrachloride 2 ml/kgBW i.p. Then, the second group (negative

control) was given olive oil 2 ml/kgBW. Third group (extract control) was given

water-methanol extract of M. tanarius leaf 3.840 g/kgBW. The fourth until sixth

group (treatment) was given water-methanol extract of M. tanarius leaf dose

0.426; 1.280; and 3.840 g/kgBW orally once a days for six days successively and

then in the seventh day all of the treatments group were given carbon tetrachloride

2 ml/kgBB by i.p. Twenty-four hours later, blood was collected from the orbital

sinus eye to be measured ALT and AST serum activity. It was analyzed

statistically.

Based of the result of the research, water-methanol extract M. tanarius

leaf give hepatoprotective effects for reducing activity of ALT and AST serum in

rats induced by carbon tetrachloride. There was a relation between dose and

response which was seen from the greater pre-experimental dose methanol-water

extract of M. tanarius leaf given, thus the hepatoprotective was bigger.

Hepatoprotective effect with dose of 0.426; 1.280, and 3.840 g/kgBW

successively were 29.5%, 43.6%, and 62.4%. The value of ED50 hepatoprotective

of water-methanol extract of M. tanarius leaf was 1.776 g / kgBW.

Keywords : Macaranga tanarius, methanol, hepatoprotective, carbon

tetrachloride

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Hati merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh dan mempunyai

fungsi utama sebagai pusat metabolisme (Wibowo dan Paryana, 2009). Gangguan

fungsi hati seringkali dihubungkan dengan beberapa penyakit hati tertentu.

Penyebab penyakit hati antara lain infeksi virus hepatitis, zat-zat toksik seperti

alkohol dan obat-obatan tertentu (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik,

2007).

World Health Organization (WHO) mencatat sekitar 180 juta umat

manusia terinfeksi virus hepatitis C. Angka ini meliputi 3% dari seluruh populasi

manusia di bumi. Bila memakai acuan angka kejadian rata-rata dunia yaitu 3%

dan dikalikan penduduk Indonesia sebanyak 220 juta, maka ada sekitar tujuh juta

penduduk Indonesia yang mengidap virus ini (WHO, 2009). Berdasarkan

penelitian yang ada, prevalensi penyakit perlemakan hati di Indonesia adalah

30,6% (Sofia, Nurdjanah, dan Ratnasari, 2009). Menurut Hian (2009), diantara

beberapa penyakit yang dapat disembuhkan melalui pengobatan herbal adalah

penyakit hati. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dicari alternatif terapi

pengobatan dari sumber daya alam hayati untuk penyakit hati.

Salah satu tanaman asli Indonesia dan dapat dikembangkan di daerah

tropis beberapa negara adalah Macaranga tanarius L. (M. tanarius) (Starr, Starr,

dan Loope, 2003). Matsunami, Takamori, Shinzato, Aramoto, Kondo, Otsuka,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

2

dkk (2006) melaporkan kandungan ekstraksi metanol dari tanaman M. tanarius

adalah macarangioside A-C, mallophenol A-B menunjukkan aktivitas

penangkapan radikal terhadap DPPH. Phommart, Sutthivaiyakit, Chimnoi,

Ruchirawat, dan Sutthivaiyakit (2005) melaporkan kandungan senyawa M.

tanarius berupa tanarifuranolol, tanariflavanon B,C,D, dan nymphaeol A-C

digunakan sebagai antiinflamasi, antioksidan, dan antitumor. Akar M. tanarius di

daerah Malaysia dibuat dekok sebagai antitusif dan antipiretik. Di daerah Taiwan

dan Cina, daun yang dikeringkan digunakan sebagai teh herbal (Lim, Lim, dan

Yule, 2008).

Karbon tetraklorida merupakan senyawa model hepatotoksik yang akan

mengalami reduksi oleh enzim sitokrom P-450 (CYP2E1) sehingga terbentuk

radikal bebas triklorometil (•CCl3) dan radikal bebas triklorometilperoksida

(•OOCCl3) yang lebih reaktif (Gregus dan Klaaseen, 2001). Radikal triklorometil

berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan protein, dan akan

bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan kolesterol yang bersifat

toksik. Hasil lainnya adalah radikal lipid yang mengaktifkan senyawa oksigen

reaktif selanjutnya mengakibatkan peroksidasi lipid (Timbrell, 2008).

Adanya kandungan M. tanarius sebagai senyawa antioksidan berpotensi

mengurangi radikal bebas yang terbentuk dari reaksi tersebut. Ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dilaporkan dapat menurunkan enzim Alanin Transferase (ALT)

dan Aspartat Transferase (AST) pada tikus terinduksi parasetamol dan

memberikan efek antiinflamasi pada tikus terinduksi karagenin (Kurniawati,

Adrianto, dan Hendra, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

3

Bentuk sediaan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak. Hal

ini berdasarkan penelitian Matsunami, dkk (2006) bahwa senyawa antioksidan

yang dapat diperoleh dari daun M. tanarius adalah hasil isolasi dengan pelarut

yang bersifat polar. Selain itu, berdasarkan penelitian Kurniawati, dkk (2011),

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dapat memberi efek hepatoprotektif pada

model hepatotoksin parasetamol. Dengan penggunaan pelarut yang sama,

diharapkan dapat memperoleh efek hepatoprotektif dengan model hepatotoksin

lain yaitu karbon tetraklorida. Tipe kerusakan hati akibat induksi karbon

tetraklorida berbeda dengan parasetamol. Karbon tetraklorida dapat menyebabkan

steatosis, sedangkan parasetamol mengakibatkan necrosis. Eksplorasi tanaman M.

tanarius di Indonesia masih belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian

tentang pengaruh pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius terhadap kadar

serum Alanin Transferase (ALT) dan Aspartat Transferase (AST) pada tikus

terinduksi karbon tetraklorida menarik untuk diteliti.

1. Perumusan masalah

a. Apakah pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai

pengaruh hepatoprotektif dengan menurunkan kadar ALT dan AST

serum pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida ?

b. Berapa besar nilai dosis efektif tengah (ED50) hepatoprotektif ekstrak

metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantan galur Wistar terinduksi

karbon tetraklorida ?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

4

2. Keaslian penelitian

Sejauh pengamatan penulis, penelitian terhadap M. tanarius pernah

dilakukan oleh Matsunami, dkk (2006) yang melaporkan kandungan hasil

ekstraksi dengan metanol dari tanaman M. tanarius adalah macarangioside A-C,

mallophenol A- B. Senyawa tersebut menunjukkan aktivitas penangkapan radikal

terhadap DPPH. Phommart, dkk (2005) melaporkan kandungan senyawa baru,

yaitu tanarifuranolol, tanariflavanon C,D,B, nymphaeol A-C, blumenol A,

blumenol B, dan annuionone E yang antara lain dapat digunakan sebagai

antiinflamasi, antioksidan, dan antitumor. Penelitian Puteri dan Kawabata (2010)

melaporkan lima senyawa baru sebagai antidiabetik yaitu asam mallotinic,

corilagin, asam chebulagic, macatannin A dan macatannin B. Selain itu, juga

dilakukan penelitian efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius

(Kurniawati, dkk., 2011) dan infusa daun M. tanarius pada tikus terinduksi

parasetamol (Mahendra dan Hendra, 2011). Penelitian Handayani (2012)

melaporkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius dapat menurunkan kadar

glukosa darah pada tikus yang terbebani glukosa. Penelitian Permadi (2012)

melaporkan bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki kemampuan

meningkatkan efek penurunan kadar glukosa darah dari insulin pada tikus ketika

digunakan secara bersamaan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena ingin melihat

pengaruh ekstrak metanol-air daun M. tanarius terhadap serum ALT dan serum

AST pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

5

3. Manfaat penelitian

a. Manfaat teoritis. Hasil penelitian ini diharapkan mampu

memberikan sumbangan dan tambahan ilmu pengetahuan baik di bidang farmasi

ataupun di bidang obat herbal.

b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan penggunaan tanaman M. tanarius bagi masyarakat khususnya

sebagai alternatif pencegahan untuk penyakit hati.

B. Tujuan Penelitian

1. Pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai pengaruh

hepatoprotektif dengan menurunkan kadar ALT dan AST serum pada tikus

jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2. Mengetahui berapa besar nilai dosis efektif tengah (ED50) hepatoprotektif

pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus jantan galur

Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

6

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Macaranga tanarius L.

1. Taksonomi

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Sub-Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Classis : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub-classis : Rosidae

Ordo : Euphorbiales

Familia : Euphorbiaceae

Genus : Macaranga

Spesies : Macaranga tanarius L

(Plantamor, 2008).

2. Sinonim

Ricinus tanarius L., Macaranga molliuscula, Macaranga tomentosa

Druce, Mappa tanarius Blume (Starr, dkk., 2003).

3. Nama daerah

Tutup ancur (Jawa), mapu (Batak), mara (Sunda) (Proseanet, 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

7

4. Morfologi

M. tanarius berupa pohon kecil sampai sedang dengan ketinggian 4-5

meter, berdaun hijau dengan dahan agak besar. Daun berseling, agak membundar,

dengan stipula besar yang luruh. Perbungaan bermalai di ketiak, bunga ditutupi

oleh daun gagang. Buah kapsul berkokus dua, ada kelenjar kekuningan di luarnya

dan biji membulat (Proseanet, 2012).

5. Kandungan kimia

Penelitian tentang kandungan kimia daun M. tanarius dilaporkan

senyawa megastigma glukosida yaitu macarangioside A, macarangioside B,

macarangioside C, macarangioside D, mallophenol B, lauroside E, methyl

brevifolin carboxylate, hyperin dan isoquercitrin (Matsunami, dkk., 2006).

Kandungan lain yang berhasil diidentifikasi adalah dua megastigman glukosida

yaitu macarangioside E dan F, bersama 15 komponen lain (Matsunami, Otsuka,

Kondo, Shinzato, Kawahata, Yamaguchi, dkk., 2009). Dari daun M. tanarius

ditemukan 3 kandungan senyawa baru, yaitu tanarifuranonol, tanariflavanon C,

dan tanariflavanon D (Gambar 1) bersama dengan 7 kandungan, yaitu nymphaeol

A, nymphaeol B, nymphaeol C, tanariflavanone B, blumenol A (vomifoliol),

blumenol B (7,8 dihydrovomifoliol), dan annuionone E (Phommart, dkk., 2005).

Penelitian Puteri dan Kawabata (2010) melaporkan terdapat lima senyawa baru,

yaitu asam mallotinic, corilagin, asam chebulagic, macatannin A dan macatannin

B.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

8

Gambar 1. Struktur kandungan senyawa daun M. tanarius (Matsunami,

dkk., 2006 dan Phommart, dkk., 2005)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

9

6. Khasiat dan kegunaan

Di Malaysia dan Thailand, dekok akar M. tanarius digunakan sebagai

antipiretik dan antitusif. Akar keringnya digunakan untuk agen emetik dan daun

segarnya untuk mencegah inflamasi (Phommart, dkk., 2005). Ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dapat digunakan sebagai hepatoprotektif karena adanya aktivitas

antioksidan yang dapat menghambat oksidasi metabolit reaktif parasetamol

(NAPQI) oleh sitokrom P-450. Hal ini didukung oleh penelitian uji antiinflamasi

pada tikus terinduksi karagenin (Kurniawati, dkk., 2011). Penelitian Puteri dan

Kawabata (2010) melaporkan terdapat lima senyawa baru, yaitu asam mallotinic,

corilagin, asam chebulagic, macatannin A dan macatannin B. Senyawa tersebut

berpotensi sebagai antidiabetik, yaitu sebagai senyawa penghambat enzim α-

glucosidase. Penelitian Handayani (2012) melaporkan bahwa ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus yang

terbebani glukosa.

B. Anatomi dan Fisiologi Hati

Hati merupakan organ atau kelenjar terbesar dari tubuh. Hati disebut

kelenjar karena menghasilkan empedu dan juga mengeluarkan hasil produksi dari

makanan (Wibowo dan Paryana, 2009). Hati memiliki berat sekitar 1400 g pada

orang dewasa dan dibungkus oleh suatu fibrosa. Hati menerima hampir sekitar

1500 ml darah per menit melalui dua sumber, yaitu vena porta dan arteri hepatica

(Ganong dan McPhee, 2011).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

10

Hati mempunyai dua facies, yaitu facies diaphragmatica dan facies

visceralis. Facies diaphragmatica terletak di sebelah atas dengan bentuk sesuai

lengkung diafragma dan mempunyai permukaan yang halus. Permukaan ini terdiri

dari bagian anterior dan posterior, sedangkan facies visceralis atau posteroinferior

menghadap ke bawah dan ke belakang sehingga permukaannya ireguler. Pada

facies visceralis terdapat porta hepatis, yaitu suatu hilum dari hati yang

merupakan tempat masuk dan keluar pembuluh darah, saluran empedu, pembuluh

getah bening, dan plexus nervorum (Wibowo dan Paryana, 2009).

Hati dibagi menjadi dua lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri. Lobus

kanan dibagi menjadi bagian superior dan posterior oleh fisura segmentalis.

Lobus kiri dibagi oleh ligamentum falsiformis menjadi segmen medial dan lateral.

Setiap lobus pada hati dibagi menjadi struktur-stuktur yang disebut lobulus.

Lobulus terdiri dari lempeng-lempeng sel hati yang berbentuk kubus dan tersusun

mengelilingi vena sentralis. Di antara lempeng-lempeng sel hati terdapat kapiler-

kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan arteri

hepatica. Sinusoid dibatasi oleh sel Kupffer (Gambar 2). Sel Kupffer (sel

fagositik) memiliki fungsi utama yaitu untuk menelan bakteri dan benda asing lain

dalam darah (Price dan Wilson, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

11

Gambar 2. Struktur mikroskopik hati (Ganong dan McPhee, 2011)

Hati menerima darah dari vena portae hepatis (70%) dan arteri hepatica

(30%). Arteri hepatica membawa darah yang berisi oksigen yang berasal arteria

hepatica communis, di sebelah kiri ductus choledocus dan di depan vena porta

(Wibowo dan Paryana, 2009). Vena portae membawa darah vena dari usus halus

yang kaya akan nutrient yang baru diserap, obat, dan racun langsung ke hati. Vena

portae membentuk jalinan khusus yang memungkinkan setiap hepatosit dibasuh

langsung oleh darah porta (Ganong dan McPhee, 2011).

Hati mempunyai fungsi utama sebagai pusat metabolisme. Hati

mempunyai struktur seragam yang terdiri dari kelompok sel-sel yang saling

dipersatukan oleh sinusoid. Sel-sel hati mendapat suplai darah dari vena portae

hepatis yang kaya makanan, tidak mengandung oksigen, dan kadang-kadang

toksik, serta dari arteria hepatica yang mengandung oksigen. Karena memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

12

sistem peredaran darah yang tidak biasa ini, sel hati mendapat darah yang relatif

kurang oksigen. Hal inilah yang menyebabkan sel hati lebih rentan terhadap

kerusakan dan penyakit (Wibowo dan Paryana, 2009).

C. Kerusakan Hati

Toksikan dapat mengakibatkan berbagai jenis kerusakan hati seperti :

1. Perlemakan hati (Steatosis)

Perlemakan hati terjadi bila penimbunan lemak melebihi 5% dari berat

hati atau mengenai lebih dari separuh jaringan sel hati. Perlemakan hati ini sering

berpotensi menjadi penyebab kerusakan hati dan sirosis hati. Steatosis adalah

respon umum untuk banyak pemejanan akut tetapi tidak semua hepatotoksin.

Seringkali, toksin yang menginduksi steatosis (Gambar 3) adalah reversibel dan

tidak menyebabkan kematian hepatosit. Hepatosit yang mengandung lemak

berlebih tampaknya memiliki beberapa putaran, vakuola kosong yang

menggantikan nukleus ke pinggiran sel. Perlemakan hati dapat berasal dari satu

atau lebih peristiwa berikut: kelebihan pasokan asam lemak bebas ke hati,

gangguan pada siklus trigliserida, penurunan oksidasi asam lemak, dan penurunan

sintesis lipoprotein densitas sangat rendah (Gregus dan Klaaseen, 2001).

Toksikan-toksikan yang menyebabkan penimbunan lipid dalam hati dengan

mekanisme yang paling umum yaitu adanya kerusakan pelepasan trigliserida hati

ke plasma. Karbon tetraklorida terutama bekerja melalui metabolit reaktifnya,

radikal triklorometil yang secara kovalen mengikat protein dan lipid tidak jenuh

dan menyebabkan peroksidasi lipid (Lu, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

13

Gambar 3. Struktur mikroskopik hati yang mengalami steatosis

(Mercer University School of Medicine, 2012)

2. Kematian sel (Necrosis)

Nekrosis (Gambar 4) merupakan kematian sel-sel hati yang ditandai

dengan pembengkakan sel, kebocoran, hancurnya inti dan masuknya sel-sel

radang. Ketika nekrosis pada hepatosit terjadi, kebocoran plasma membran dapat

dideteksi secara kimiawi dengan menguji kadar enzim yang berasal dari sitosol di

plasma atau serum. Keterangan yang informatif adalah tingkat aktivitas ALT,

sebagai enzim hepatosit yang paling utama (Treinen dan Moslen, 2001).

Gambar 4. Struktur mikroskopik hati yang mengalami nekrosis

(Mercer University School of Medicine, 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

14

3. Kolestasis

Kolestasis adalah jenis kerusakan hati yang bersifat akut, dan lebih jarang

ditemukan dibandingkan dengan perlemakan hati dan nekrosis. Mekanisme utama

terjadinya kolestasis adalah berkurangnya aktivitas ekskresi empedu pada

membran kanalikulus (Lu, 1995). Ciri kolestasis yaitu meningkatnya level serum

dari konsentrasi normal dalam empedu, khususnya garam empedu dan bilirubin.

Bila ekskresi empedu dari pigmen bilirubin kekuningan terganggu, pigmen ini

terakumulasi di kulit dan mata, menghasilkan penyakit kuning, dan tumpahan ke

dalam urin, yang menjadi kuning coklat atau gelap terang. Toksin diinduksi

kolestasis dapat bersifat sementara atau kronis, ketika besar, hal ini terkait dengan

pembengkakan sel, kematian sel, dan peradangan. Banyak jenis bahan kimia

termasuk logam, hormon dan obat-obatan menyebabkan kolestasis (Gregus dan

Klaaseen, 2001).

4. Sirosis

Sirosis merupakan bentuk kerusakan yang terakhir, sering fatal, tahap

kerusakan hati kronis. Sirosis ditandai dengan akumulasi sejumlah jaringan

fibrosa yang luas, khususnya serabut-serabut kolagen, sebagai respon terhadap

kerusakan atau terhadap peradangan. Akibat peradangan zat kimia berulang kali,

sel-sel hepatik yang hancur digantikan dengan jaringan parut fibrotik. Akibat

endapan kolagen yang terus-menerus, anatomi hati terganggu oleh jaringan parut

fibrotik yang saling berhubungan. Ketika jaringan parut fibrotik membagi-bagi

massa hati yang masih baik menjadi nodul-nodul dengan hepatosit yang masih

beregenerasi, fibrosis telah berkembang menjadi sirosis dan hati memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

15

kapasitas cadangan fungsional yang sangat kecil untuk menjalankan fungsi hati.

Sirosis bersifat irreversibel, memiliki harapan hidup kecil, biasanya merupakan

hasil paparan berulang zat kimia beracun contohnya alkohol (Gregus dan

Klaaseen, 2001).

D. Hepatotoksin

Obat-obat dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Hepatotoksin teramalkan (tipe A)

Merupakan obat atau senyawa yang bila diberikan dapat mempengaruhi

sebagian besar orang yang menelan senyawa tersebut dalam jumlah yang cukup

untuk menimbulkan efek toksik. Jenis hepatotoksin ini bergantung pada dosis

pemberian. Contoh dari obat-obat tipe ini adalah parasetamol, karbon tetraklorida,

salisilat, tetrasiklin, dan metotrexat.

2. Hepatotoksin tak teramalkan (tipe B)

Merupakan obat atau senyawa yang tidak bersifat toksik pada hati tetapi

jika diberikan kepada orang tertentu akan dapat menimbulkan efek toksik. Jenis

ini tidak bergantung pada dosis pemberian dan frekuensi terjadinya sangat jarang,

hanya terjadi pada 1 : 1000 orang. Contoh obat-obat yang tipe ini adalah

isoniazid, halothane, dan chlorpromazine.

(Forrest, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

16

E. Karbon tetraklorida

Gambar 5. Struktur molekul karbon tetraklorida

(Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995)

Karbon tetraklorida (Gambar 5) merupakan cairan jernih mudah

menguap, tidak berwarna, dan bau khas. Senyawa ini memiliki BM 153,82 dan

sangat sukar larut dalam air (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan,

1995). Karbon tetraklorida merupakan molekul sederhana, yang jika diberikan

kepada berbagai spesies, menyebabkan nekrosis sentrilobuler dan perlemakan

hati. Pemejanan secara kronis menyebabkan sirosis hati, tumor hati dan juga

kerusakan ginjal. Hati menjadi target utama dari ketoksikan karbon tetraklorida

karena ketoksikan senyawa ini tergantung pada metabolisme aktivasi oleh

sitokrom P-450 (CYP2E1). Dosis rendah karbon tetraklorida hanya menyebabkan

perlemakan hati dan destruksi sitokrom P-450 (Timbrell, 2008).

Destruksi sitokrom P-450 terjadi terutama di sentrilobular dan daerah

tengah hati. Senyawa ini selektif untuk isoenzim tertentu, pada tikus diketahui

selektif untuk CYP2E1 sedangkan pada isoenzim lain seperti CYP1A1 tidak

terpengaruh. Destruksi CYP2E1 tampaknya dipengaruhi oleh jumlah oksigen

yang tersedia, yang mana menjadi lebih besar ketika lebih banyak oksigen tersedia

(Timbrell, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

17

Gambar 6. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida

(Timbrell, 2008)

Sebagai enzim mikrosomal, CYP2E1 akan mempengaruhi aktivasi

metabolit dari senyawa yang terbentuk, hal ini dapat meningkatkan atau

mengurangi sifat toksik dari senyawa induk. Dalam hal ini CYP2E1 berfungsi

sebagai agen pereduksi dan mengkatalis adisi elekron yang mengakibatkan

hilangnya satu ion klorin sehingga terbentuk radikal bebas triklorometil (•CCl3)

(Gambar 6) yang merupakan metabolit reaktif. Radikal bebas triklorometil ini

dengan adanya O2 (oksigen) akan berubah menjadi radikal bebas

triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang lebih reaktif (Gregus dan Klaaseen, 2001).

Radikal triklorometil yang dihasilkan dapat mengalami suatu reaksi,

senyawa reaktif tersebut merusak sekitar dari sitokrom P-450. Radikal bebas

triklorometil berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan protein, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

18

akan bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan kolesterol yang

bersifat toksik. Reaksi ini juga akan menghasilkan kloroform, yang merupakan

salah satu metabolit dari karbon tetraklorida. Hasil lain dari reaksi ini adalah

radikal lipid yang akan mengaktifkan senyawa oksigen reaktif selanjutnya

mengakibatkan peroksidasi lipid (Gambar 6) (Timbrell, 2008). Selama satu

sampai tiga jam setelah pemejanan karbon tetraklorida, trigliserida menumpuk di

hepatopsit dan terlihat sebagai droplet lipid. Lipid dalam hati yang terbentuk ini

dapat menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi lipoprotein,

yang bertanggungjawab dalam transport lipid untuk keluar dari hepatosit,

sehingga transport lipid akan terhambat sehingga mnyebabkan steatosis (Timbrell,

2008).

Peroksidasi lipid juga dapat menyebabkan kerusakan membran sel dan

kerusakan mitokondria. Kerusakan ini berupa gangguan integritas membran yang

menyebabkan keluarnya berbagai isi sitoplasma, antara lain enzim ALT. Enzim

ALT yang ada di dalam sel akan keluar dan masuk peredaran darah sehingga

jumlah enzim ALT meningkat. Terjadinya penghambatan sintesis protein juga

diakibatkan adanya gangguan keluarnya lipid dari hati yang disebabkan karena

hambatan sintesis lipoprotein yang membawa trigliserida meninggalkan hati

sehingga menimbulkan steatosis (perlemakan hati). Pada keadaan steatosis ini,

struktur retikulum endoplasma mengalami distorsi, sintesa protein menjadi

lambat, selanjutnya akan terjadi penyimpangan dengan cepat terhadap aktivitas

enzim yang berada di retikulum endoplasma (Wahyuni, 2005). Tubuh manusia

sebenarnya mempunyai sistem pertahanan untuk mengatasi radikal bebas, salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

19

satunya yaitu glutation-S-transferase (GSH) yang berperan sebagai antioksidan

endogen. Jika terdapat radikal bebas di dalam tubuh, senyawa ini akan menangkap

radikal bebas tersebut (Timbrell, 2008).

Peningkatan aktivitas serum ALT yang menyebabkan steatosis akibat

induksi karbon tetraklorida mencapai tiga kali lipat dari kondisi normal (Tabel I)

dan peningkatan aktivitas serum AST mencapai empat kali lipat dari kondisi

normal (Ziemmerman, 1999). Bai, Zhang, Chen, Zong, Guo, dan Liu (2011)

melaporkan adanya peningkatan aktivitas ALT kurang lebih tiga kali lipat

dibanding kelompok kontrol pada tikus terinduksi karbon tetraklorida. Hal yang

sama juga dilaporkan oleh Rajendran, Hemalatha, Akasakalai, MadhuKrishna,

Sohil, Vittal, dkk (2009) dalam penelitian daun Mimosa pudica menyebutkan

aktivitas serum ALT akibat induksi karbon tetraklorida mencapai kurang lebih

dua kali lipat dibanding kelompok kontrol pada tikus terinduksi karbon

tetraklorida.

Tabel I. Peningkatan aktivitas enzim serum akibat induksi senyawa toksik

(Ziemmerman, 1999).

F. Metode Uji Hepatotoksisitas

Evaluasi terjadinya kerusakan hepatik dapat dilakukan dengan beberapa

uji penting di laboratorium. Evaluasi tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

20

1. Tes enzim serum

Untuk mengidentifikasi kerusakan hati, dapat digunakan enzim serum

didasarkan spesifikasi dan sensitivitas berbagai tipe kerusakan hati. Berbagai

parameter dapat diukur dalam plasma. Dengan demikian, penentuan AST dan

ALT enzim adalah cara paling umum untuk mendeteksi kerusakan hati, enzim

yang dihasilkan beberapa kali lipat dalam 24 jam pertama setelah kerusakan

(Timbrell, 2008). Namun, ada sejumlah enzim lain yang dapat digunakan sebagai

penanda. Alkalinfosfatase dan gamma-glutamiltranspeptidase ( -GT), kenaikan

aktivitas enzim-enzim serum tersebut menunjukkan kerusakan kolestatik (Plaa

dan Charbonneau, 2001).

2. Tes ekskretori hepatik

Zat kimia yang memasuki sirkulasi sistemik dapat diekskresikan oleh hati

dalam bentuk tidak berubah atau diubah di dalam hepatosit. Senyawa seperti

bilirubin dan xenobiotika lainnya digunakan untuk mendeteksi dan menentukan

kerusakan hepatik (Plaa dan Charbonneau, 2001). Plasma bilirubin juga dapat

diukur, yang meningkat pada kerusakan hati, dan albumin plasma menurun oleh

kerusakan hati (meskipun juga oleh kerusakan ginjal) (Timbrell, 2008).

3. Analisis histologik kerusakan hati

Analisis potensi hepatotoksik zat kimia tidak lengkap tanpa deskripsi

histologi kerusakan yang dihasilkan. Ciri-ciri kerusakan hati ditentukan dengan

pengamatan mikroskopik cahaya (Plaa dan Charbonneau, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

21

G. ALT dan AST

Kerusakan hepatoseluler dapat dideteksi dengan mengukur indeks

fungsional dan dengan mengamati produk hepatosit yang rusak atau nekrotik. Uji

enzim sering menjadi satu-satunya petunjuk adanya cedera sel pada penyakit hati

dini karena perubahan ringan kapasitas ekskretorik mungkin tersamar akibat

kompensasi dari bagian hati lain yang masih fungsional (Sacher dan McPherson,

2002). Penentuan enzim AST dan ALT adalah cara paling umum untuk

mendeteksi kerusakan hati, enzim yang dibesarkan beberapa kali lipat dalam 24

jam pertama setelah kerusakan (Timbrell, 2008).

Meskipun terjadi variasi dalam level plasma, baik AST dan ALT dalam

kondisi yang mempengaruhi integritas hati, ALT adalah enzim hati yang lebih

spesifik. Hal ini terutama hadir dalam hati dengan hanya sejumlah kecil di organ

lain. Hati adalah sumber terkaya dari ALT. Transaminase ini sebagai nilai indeks

kemungkinan kerusakan hati, dalam mendeteksi adanya toksisitas pada hati atau

perubahan dalam arsitektur membran sel hati. Enzim ALT lebih spesifik untuk

organ hati karena proporsinya paling banyak berada pada organ ini dibanding

organ tubuh lainnya (Edem dan Akpanabiatu, 2006).

H. Ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

22

ditetapkan (Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005).

Ekstraksi dengan metode maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang

dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama

beberapa hari pada temperatur kamar dan terlindung dari cahaya sambil diaduk

(Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2010).

Pada metode ini, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati

dinding sel sehingga isi sel akan larut akibat perbedaan konsentrasi antara larutan

di dalam sel dengan di luar sel. Larutan dengan konsentrasi tinggi akan terdesak

keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi rendah (proses difusi).

Peristiwa tersebut terjadi secara berulang hingga terjadi keseimbangan konsentrasi

antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selanjutnya endapan dipisahkan dan

filtrat dipekatkan (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik

Indonesia, 1986).

I. Landasan Teori

Ada bermacam-macam bentuk kerusakan hati, salah satunya adalah

perlemakan hati. Perlemakan hati dapat terjadi karena induksi senyawa toksik.

Karbon tetraklorida digunakan sebagai model dengan dosis tertentu untuk

menimbulkan perlemakan hati. Karbon tetraklorida akan direduksi oleh enzim

sitokrom P-450 menjadi radikal bebas triklorometil (•CCl3) dan

triklorometilperoksida (•OOCCl3) yang lebih reaktif (Gregus dan Klaaseen, 2001).

Radikal triklorometil berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan

protein, dan akan bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

23

kolesterol yang bersifat toksik. Hasil lainnya adalah radikal lipid yang

mengaktifkan senyawa oksigen reaktif selanjutnya mengakibatkan peroksidasi

lipid (Timbrell, 2008).

Oleh karena itu, dapat digunakan senyawa antioksidan dari luar untuk

mengurangi radikal bebas dari karbon tetraklorida. Salah satu kandungan M.

tanarius hasil ekstraksi dengan metanol-air adalah glikosida yang berperan

sebagai antioksidan terhadap penangkapan radikal bebas DPPH. Secara umum,

dapat dikatakan bahwa senyawa turunan glikosida mampu memberikan efek

antioksidan (Matsunami, dkk., 2006). Pada penelitian Kurniawati, ddk (2011),

ekstrak metanol-air daun M. tanarius menghambat terjadinya toksisitas hati pada

tikus terinduksi parasetamol.

J. Hipotesis

Pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius mempunyai efek

hepatoprotektif dengan menurunkan aktivitas kadar ALT-AST serum pada tikus

jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan

rancangan acak lengkap pola searah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel utama

a. Variabel bebas. Variabel bebas penelitian ini adalah variasi dosis

dalam pemberian ekstrak daun M. tanarius. Dosis ekstrak daun M. tanarius

adalah sejumlah (gram) ekstrak daun M. tanarius tiap satuan kg berat badan dari

subyek uji. Ekstrak daun M. tanarius dibuat dengan mengekstraksi sejumlah

(gram) serbuk daun M. tanarius dalam pelarut polar (metanol-air).

b. Variabel tergantung. Variabel tergantung penelitian ini adalah

penurunan aktivitas serum ALT dan AST akibat pemberian jangka panjang

ekstrak metanol-air daun M. tanarius terhadap sel hati tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida.

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali. Variabel pengacau terkendali dalam

penelitian ini adalah kondisi hewan uji, yaitu tikus jantan galur Wistar dengan

berat badan 150-250 g dan umur 2-3 bulan, frekuensi pemberian ekstrak daun M.

tanarius satu kali sehari selama enam hari berturut-turut dengan waktu pemberian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

25

yang sama, cara pemberian senyawa pada tikus dilakukan secara per oral dan

intraperitonial, dan bahan uji yang digunakan berupa daun M. tanarius yang

diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta dan diambil pada bulan Mei.

b. Variabel pengacau tak terkendali. Variabel pengacau tak terkendali

dalam penelitian ini adalah kondisi patologis dari tikus jantan galur Wistar yang

digunakan.

3. Definisi operasional

a. Ekstrak metanol-air daun M. tanarius. Ekstrak daun M. tanarius

adalah ekstrak kental yang diperoleh dengan mengekstrasi serbuk kering daun M.

tanarius seberat 10,0 g yang dilarutkan dalam 100 ml pelarut metanol 50% secara

maserasi selama 72 jam, dengan putaran 140 rpm. Kemudian disaring dengan

kertas saring, dievaporasi dan diuapkan dalam oven selama 24 jam pada suhu 500

C, hingga bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan sebesar 0%.

b. Penurunan aktivitas serum ALT dan serum AST. Didefinisikan

sebagai kemampuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada dosis tertentu

untuk menurunkan kadar serum ALT dan AST pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida.

c. Efek hepatoprotektif jangka panjang. Pemberian ekstrak metanol-

air daun M. tanarius satu kali sehari selama enam hari berturut-turut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

26

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

a. Hewan uji yang digunakan berupa tikus jantan galur Wistar dengan

umur 2-3 bulan dan berat badan 150-250 g yang diperoleh dari

Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

b. Daun M. tanarius yang diperoleh dari Kebun Obat Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Mei.

2. Bahan kimia

a. Bahan hepatotoksin yang digunakan adalah karbon tetraklorida yang

diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

b. Metanol dan air suling sebagai pelarut yang digunakan untuk

pembuatan sediaan uji, yang diperoleh dari Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

c. Aqua bidestilata untuk blanko pengujian ALT dan AST, yang

diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

d. Kontrol serum ALT-AST Cobas® (PreciControl ClinChem Multi 2)

Roche/Hitachi analyzer

e. Olive oil Bertolli®

f. Reagen serum ALT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

27

Reagen serum yang digunakan adalah reagen serum ALT diasys.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen serum ALT adalah sebagai

berikut.

Tabel II. Komposisi dan konsentrasi reagen serum ALT

R1 : TRIS pH 7.15 140 mmol/L

L-Alanine 700 mmol/L

LDH

(lactatedehydrogenase) ≥ 2300 U/L

R2 : 2-Oxoglutarate 85 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate FS : Good’s buffer pH 9.6 100 mmol/L

g. Reagen serum AST

Reagen serum yang digunakan adalah reagen serum AST diasys.

Komposisi dan konsentrasi dari reagen serum AST adalah sebagai

berikut.

Tabel III. Komposisi dan konsentrasi reagen serum AST

R1 : TRIS pH 7.65 110 mmol/L

L-Aspartate 320 mmol/L

MDH

(malate dehydrogenase) ≥ 800 U/L

LDH

(lactate dehydrogenase) ≥ 1200 U/L

R2 : 2-Oxoglutarate 65 mmol/L

NADH 1 mmol/L

Pyridixal-5-posphate FS : Good’s buffer pH 9.6 100 mmol/L

Pyridoxal-5-phosphate 13 mmol/L

D. Alat atau Instrumen Penelitian

1. Alat ekstraksi

Seperangkat alat gelas berupa Bekker glass, Erlenmeyer, gelas ukur, labu

ukur, cawan porselen, corong Buchner, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki

Glass®). Mesin penyerbuk Retsch

®, ayakan No. 40 Electric Sieve Shaker

Indotest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

28

Multi Lab®, timbangan analitik Mettler Toledo

®, moisture balance, orbital shaker

Optima®, rotary vacuum evaporator IKAVAC

®, oven Memmert

®.

2. Alat uji hepatoprotektif

Seperangkat alat gelas berupa Bekker glass, gelas ukur, tabung reaksi,

labu ukur, pipet tetes, batang pengaduk (Pyrex Iwaki Glass®). Timbangan elektrik

Mettler Toledo®, sentrifuge Centurion Scientific

®, vortex Genie Wilten

®, spuit per

oral dan syringe 3 cc Terumo®, spuit ip. dan syringe 1 cc Terumo

®, pipa kapiler,

tabung Eppendorf, Microlab 200 Merck®.

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman M. tanarius

Determinasi tanaman M. tanarius dilakukan dengan mencocokan ciri-ciri

tanaman M. tanarius dengan buku acuan Flora of Java (Backer dan Brink, 1963).

Determinasi dilakukan oleh Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si., Dosen Program

Studi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

2. Pengumpulan bahan

Bahan uji yang digunakan adalah daun M. tanarius yang masih segar dan

berwarna hijau, tidak berlubang, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, dipetik

dari Kebun Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada

bulan Mei.

3. Pembuatan serbuk

Daun M. tanarius dicuci bersih di bawah air mengalir. Setelah bersih,

daun diangin-anginkan hingga daun tidak tampak basah kemudian dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

29

pengeringan di bawah kain berwarna gelap dan sinar matahari. Tujuan dari

pengeringan ini adalah melindungi daun dari kerusakan paparan matahari secara

langsung. Selain itu, kain berwana gelap menjadikan proses pemanasan

berlangsung konstan karena kain berwarna gelap akan menyerap panas dan juga

melindungi daun terpapar kotoran di udara. Pengeringan dilanjutkan

menggunakan oven pada suhu 50° C selama 24 jam. Setelah kering daun dibuat

serbuk dan diayak dengan ayakan nomor 40 supaya kandungan fitokimia yang

terkandung dalam daun M. tanarius lebih mudah terekstrak karena luas

permukaan serbuk yang kontak dengan pelarut semakin besar.

4. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Berdasarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan

Republik Indonesia (1989), penetapan kadar air secara sederhana menggunakan

alat moisture balance. Sebanyak 5 g serbuk daun M. tanarius dimasukkan ke

dalam alat moisture balance, kemudian diratakan. Serbuk ditimbang dihitung

sebagai bobot sebelum pemanasan. Serbuk dipanaskan pada suhu 110 0C selama

15 menit. Kemudian serbuk ditimbang ulang dihitung sebagai bobot sesudah

pemanasan. Selisih bobot sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan merupakan

kadar air dari sampel yang diteliti.

5. Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Sebanyak 10 g serbuk kering daun M. tanarius diekstraksi secara

maserasi dengan melarutkan serbuk dalam 100 ml pelarut metanol 50% pada suhu

kamar selama 3x24 jam dengan kecepatan 140 rpm. Tujuan dilarutkan dalam

pelarut metanol agar senyawa kimia yang terkandung dalam daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

30

dapat larut dalam pelarut. Setelah dilakukan perendaman, hasil maserasi disaring

menggunakan corong Buchner dilapisi kertas saring. Larutan hasil saringan

dipindahkan dalam labu alas bulat untuk dievaporasi. Tujuan proses evaporasi

adalah menguapkan cairan penyari pada proses maserasi. Prinsip alat vaccum

evaporator adalah menguapkan pelarut dengan suhu rendah dan berputar dan

menggunakan tekanan tinggi untuk membantu proses penguapan. Hasil evaporasi

dituangkan dalam cawan porselen yang telah ditimbang sebelumnya, agar

mempermudah perhitungan randemen ekstrak yang akan diperoleh. Cawan

porselen yang berisi larutan hasil maserasi dimasukkan dalam oven untuk

diuapkan selama 24 jam dengan suhu 50° C untuk mendapatkan ekstrak metanol-

air daun M. tanarius yang kental dengan bobot pengeringan ekstrak yang tetap.

Menghitung rata-rata rendemen enam replikasi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius kental yang telah dibuat.

Rendemen ekstrak = berat cawan ekstrak kental – berat cawan kosong

Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius

menghasilkan 63 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 3,77 g

ekstrak kental. Pada pembuatan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius

menghasilkan 237,51 g ekstrak kental, dengan rendemen 23,75%.

6. Penetapan konsentrasi pekat ekstrak

Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat

dibuat dimana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta

dikeluarkan dari spuit oral. Cara pembuatannya adalah dengan melarutkan ekstrak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

31

per cawannya, yaitu 1,92 g dalam labu ukur terkecil dengan pelarut yang sesuai

CMC Na 1%. Labu ukur terkecil yang tersedia adalah labu ukur 5 ml sehingga

konsentrasi ekstrak dapat ditetapkan sebesar 0,384 g/ml atau 384 mg/ml atau 38,4

% b/v (Kurniawati, dkk., 2011).

7. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Menurut Kurniawati, dkk (2011), dasar penetapan peringkat dosis adalah

bobot tertinggi tikus dan pemberian cairan secara peroral separuhnya yaitu 2,5 ml.

Penetapan dosis tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah sebagai

berikut.

D x BB = C x V

D x 0,250 kg BB = 384 mg/ml x 2,5 ml

D = 3840 mg/kg BB

Dua dosis lainnya diperoleh dengan menurunkan 3 dan 6 kalinya dengan

pembulatan dari dosis tertinggi sehingga didapatkan dosis 1280 dan 426 mg/kg

BB. Dosis yang akan digunakan dalam penelitian adalah 426; 1280; dan 3840

mg/kg BB atau 0,426; 1,280; dan 3,840 g/kg BB.

8. Pembuatan larutan karbon tetraklorida

Berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), pembuatan larutan

Karbon tetraklorida dibuat dalam konsentrasi 50%. Larutan karbon tetraklorida

dalam olive oil dibuat dengan cara melarutkankan 50 ml karbon tetraklorida ke

dalam olive oil sebanyak 50 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

32

9. Pembuatan suspending agent CMC-Na 1%

Suspending agent CMC-Na 1% dibuat dengan cara mendispersikan lebih

kurang 1,0 g CMC-Na yang telah ditimbang seksama ke dalam air mendidih

sampai volume 100,0 ml dan digunakan untuk membuat suspensi ekstrak

metanol-air daun M.tanarius.

10. Uji pendahuluan

a. Penetapan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida. Pemilihan dosis

karbon tetraklorida dilakukan untuk mengetahui pada dosis berapa karbon

tetraklorida mampu menyebabkan kerusakan hati tikus yang ditandai dengan

peningkatan aktivitas serum ALT paling tinggi. Dosis hepatotoksik yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Janakat dan Al-Merie

(2002), bahwa dosis 2 ml/kg BB terbukti mampu meningkatkan aktivitas serum

ALT dan AST pada tikus bila diberikan secara intraperitonial (i.p).

b. Penetapan waktu pencuplikan darah. Menurut Janakat dan Al-

Merie (2002), kenaikan serum ALT dan AST akan terjadi pada waktu 24 jam dan

terjadi penurunan pada waktu 48 jam setelah pemejanan karbon tetraklorida. Pada

penelitian ini dilakukan orientasi dengan cuplikan dari jam 0, 24, dan 48 jam

setelah pemejanan karbon tetraklorida untuk melihat profil kenaikan ALT dan

AST serum. Untuk mendapatkan waktu pencuplikan darah dilakukan orientasi

dengan tiga kelompok perlakuan waktu. Setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus.

Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbitalis mata. Kelompok I-III

diambil darah masing-masing pada jam ke 0, 24, dan 48 setelah pemejanan karbon

tetraklorida. Kemudian diukur aktivitas serum ALT dan AST.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

33

11. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji

Sejumlah tiga puluh ekor tikus dibagi secara acak ke dalam enam

kelompok perlakuan masing-masing sejumlah lima ekor tikus.

a. Kelompok I (kontrol hepatotoksin) diberi larutan karbon tetraklorida :

olive oil (1:1) dosis 2 ml/kgBB secara i.p.

b. Kelompok II (kontrol negatif) diberi olive oil dosis 2 ml/kgBB secara

i.p.

c. Kelompok III (kontrol ekstrak) diberi ekstrak daun M.tanarius dosis

3,840 g/kgBB selama enam hari berturut-turut secara per oral.

d. Kelompok IV (dosis rendah) diberi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 0,426 g/kg BB secara per oral sekali sehari selama

enam hari berturut-turut.

e. Kelompok V (dosis tengah) diberi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 1,280 g/kg BB secara per oral sekali sehari selama

enam hari berturut-turut.

f. Kelompok VI (dosis tinggi) diberi ekstrak metanol-air daun M.

tanarius dosis 3,840 g/kg BB secara per oral sekali sehari selama

enam hari berturut-turut.

Pada hari ke tujuh kelompok IV-VI diberi larutan karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB secara intraperitonial. Setelah 24 jam diambil darahnya melalui sinus

orbitalis mata, diukur aktivitas serum ALT dan serum AST.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

34

12. Pembuatan serum

Darah diambil melalui bagian sinus orbitalis mata tikus, kemudian

ditampung dalam tabung Eppendorf. Darah didiamkan selama kurang lebih 15

menit. Darah disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3500 rpm dan

bagian supernatannya diambil.

13. Penetapan aktivitas serum kontrol, serum ALT, dan serum AST

Alat yang digunakan untuk menganalisis aktivitas serum ALT dan AST

adalah Mikrolab 200 Merck®. Aktivitas enzim dinyatakan dengan satuan U/l.

pengukuran aktivitas serum ALT dan AST dilakukan di laboratorium Biokimia

Fisiologi Manusia, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

a. Penetapan aktivitas serum kontrol. Bertujuan untuk validitas dan

reliabilitas alat yang digunakan. Analisis dilakukan dengan cara mencampur 800

µL reagen I, kemudian dicampurkan 200 µL reagen II, didiamkan selama satu

menit. Setelah itu, ditambahkan 100 µL serum kontrol (rentang nilai 33,9-48,9

U/l) dan dibaca resapan setelah dua menit. Pengukuran kontrol serum digunakan

untuk mengetahui validasi alat yang digunakan.

b. Penetapan aktivitas serum ALT dan AST. Analisis serum ALT

dilakukan dengan cara mencampur 800 µL reagen I, kemudian dicampurkan 200

µL reagen II, didiamkan selama satu menit. Setelah itu, ditambahkan 100 µL

serum dan dibaca resapan setelah dua menit. Untuk analisis serum AST dilakukan

dengan cara mencampur 800 µL reagen I, kemudian dicampurkan 200 µL reagen

II, didiamkan selama satu menit. Setelah itu, ditambahkan 100 µL serum dan

dibaca resapan setelah dua menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

35

F. Tata Cara Analisis Hasil

Data aktivitas serum ALT-AST diuji dengan Kolmogorov-Smirnov untuk

mengetahui distribusi data dan analisis varian untuk melihat homogenitas varian

antar kelompoknya sabagai syarat analisis parametrik. Jika data terdistribusi

normal dan homogen maka dilanjutkan dengan analisis variansi pola searah

(ANOVA one way) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui perbedaan

masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk

melihat perbedaan antar kelompok bermakna (signifikan) (p<0,05) atau tidak

bermakna (tidak signifikan) (p>0,05). Bila data tidak homogen dilanjutkan dengan

uji Tamhane’s-T2. Tetapi bila distribusi tidak normal dilakukan analisis dengan

Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum ALT-AST antar

kelompok. Kemudian dilanjutkan uji dengan Mann Whitney untuk melihat

perbedaan tiap kelompok.

Perhitungan persen efek hepatoprotektif terhadap hepatotoksin karbon

tetraklorida diperoleh dengan rumus :

x 100 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dan besar

dosis efektif hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan melihat aktivitas serum

ALT dan serum AST. Tujuan tersebut dapat tercapai dengan serangkaian

pengujian.

A. Penyiapan Bahan

1. Hasil determinasi tanaman

Determinasi tanaman dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa

tanaman yang digunakan adalah benar M. tanarius. Determinasi dilakukan di

Laboratorium Farmakognosi Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi adalah

daun, batang, bunga, dan buah. Determinasi dilakukan dengan cara mencocokkan

kesamaan ciri tanaman dengan buku acuan Flora of Java (Backer dan Brink,

1963). Hasil determinasi membuktikan bahwa benar tanaman yang digunakan

dalam penelitian adalah Macaranga tanarius.

2. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius bertujuan untuk mengetahui

kadar air dalam serbuk dan untuk memenuhi persyaratan serbuk yang baik, yaitu

kurang dari 10% (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

37

Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius dilakukan dengan alat moisture

balance menggunakan metode Gravimetri. Serbuk yang akan digunakan

dipanaskan pada suhu 110 0C selama 15 menit. Digunakan suhu 110

0C dengan

maksud supaya kandungan air telah menguap dan waktu 15 menit dianggap

bahwa kadar air dalam serbuk daun M. tanarius telah memenuhi persyaratan

parameter standarisasi non spesifik. Hasil perhitungan menunjukkan serbuk daun

M. tanarius memiliki kadar air sebesar 7,59%. Hal ini menunjukkan kadar air

serbuk daun M. tanarius telah memenuhi persyaratan serbuk yang baik (Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995).

3. Hasil penimbangan bobot ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Pembuatan ekstrak metanol-air daun M. tanarius menggunakan metode

penyarian yaitu maserasi. Metode ini dipilih karena proses pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana. Selain itu, metode maserasi digunakan untuk

menyari simplisia dimana zat aktif yang terkandung di dalamnya mudah larut

dalam cairan penyari. Cairan penyari yang digunakan adalah metanol : air (50:50)

karena senyawa hipotesis yang diketahui adalah senyawa golongan glikosida

fenolik yang dapat larut dalam pelarut polar. Hal ini berdasarkan penelitian

Matsunami, dkk (2006) bahwa senyawa antioksidan yang dapat diperoleh dari

daun M. tanarius adalah hasil isolasi ekstrak metanol yang bersifat polar.

Parameter standarisasi ekstrak metanol-air daun M. tanarius dilihat dari

bobot pengeringan tetap dengan susut pengeringan 0%. Tujuannya untuk

menghitung sisa zat dengan bobot tetap setelah dilakukan pengeringan pada

temperatur 50 0C. Ekstrak dalam cawan ditimbang setiap satu jam selama 24 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

38

atau hingga bobot konstan. Hasil proses pengeringan didapatkan bahwa tidak ada

perubahan bobot ekstrak pada jam ke 23 dan 24. Susut pengeringan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius pada jam ke 23 dan 24 sebesar 0% sehingga

diketahui pelarut penyari ekstrak sudah tidak ada. Pada penelitian ini, waktu

pengeringan 24 jam digunakan untuk memperoleh bobot pengeringan tetap

ekstrak metanol-air daun M. tanarius. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 1 kg

serbuk kering daun M. tanarius menghasilkan 63 cawan cairan kental. Rata-rata

rendemen setiap cawan 3,77 g ekstrak kental. Pada pembuatan 1 kg serbuk kering

daun M. tanarius menghasilkan 237,51 g ekstrak kental, dengan rendemen

23,75%.

B. Uji Pendahuluan

1. Penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida

Tujuan dari penentuan dosis hepatotoksik karbon tetraklorida adalah

untuk menentukan dosis karbon tetraklorida yang dapat menyebabkan kerusakan

hati ringan yaitu steatosis pada hati tikus yang ditandai dengan terjadinya

peningkatan aktivitas serum ALT dan serum AST. Peningkatan serum ALT yang

dapat menyebabkan steatosis mencapai tiga kali lipat terhadap kontrol, sedangkan

peningkatan aktivitas serum AST mencapai empat kali lipat terhadap kontrol

(Ziemmerman, 1999). Dosis yang digunakan pada penelitian ini mengacu dari

penelitian Janakat dan Al-Merie (2002), di mana pada dosis 2 ml/kgBB tikus

sudah menimbulkan efek hepatotoksik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

39

2. Penentuan waktu pencuplikan darah

Penentuan waktu pencuplikan darah bertujuan untuk mengetahui selang

waktu dimana karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB dapat memberikan efek

hepatotoksik maksimal yang ditunjukkan dengan aktivitas serum ALT dan serum

AST tertinggi pada selang waktu tertentu. Karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

diujikan pada tikus dengan selang waktu pengambilan cuplikan darah 0, 24, dan

48 jam.

Data aktivitas serum ALT setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam tersaji pada tabel IV serta gambar 7

dan data aktivitas serum AST setelah pemberian karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam tersaji pada tabel V serta gambar 8.

Tabel IV. Rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

Selang waktu

(jam)

Jumlah hewan uji

(ekor)

Purata aktivitas serum ALT

± SE (U/l)

0 5 73,2 ± 12,9

24 5 246,4 ± 17,0

48 5 102,2 ± 14,6

Gambar 7. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24,

dan 48 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

40

Data serum ALT yang telah dianalisis dengan analisis variansi satu arah

menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

antara ketiga kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui

kebermaknaan perbedaan antar kelompok digunakan uji Scheffe. Hasil analisis

dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel V.

Tabel V. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

Selang waktu (jam) 0 24 48

0 - B TB

24 B - B

48 TB B -

Keterangan :

B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Hastuti (2008) melaporkan nilai normal serum ALT pada tikus normal

adalah 29,8-77,0 U/l sedangkan nilai normal serum AST sebesar 19,3-68,9 U/l.

Pada tabel IV, terlihat aktivitas ALT yang paling tinggi pada jam ke 24, yakni

246,4 ± 17,0 U/l yang memberikan peningkatan ALT yang signifikan dan berbeda

bermakna dibandingkan dengan jam ke 0 dan 48 (Tabel V). Aktivitas tersebut

mengalami penurunan pada jam ke 48 (102,2 ± 14,6 U/l), yang berbeda tidak

bermakna terhadap jam ke 0. Ini berarti aktivitas ALT pada jam ke 48 sudah

kembali normal.

Hasil analisis statistik serum AST menunjukkan bahwa distribusi tidak

normal sehingga tidak bisa dilanjutkan ke analisis variansi satu arah. Analisis

dilakukan dengan Kruskal Wallis untuk mengetahui perbedaan aktivitas serum

AST antar kelompok. Dari uji menggunakan Kruskal Wallis, diketahui

signifikansi 0,03 (<0,05), hal ini menunjukkan terdapat perbedaan bermakna

diantara kelompok. Oleh karena itu, untuk melihat perbedaan tiap kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

41

dilanjutkan uji dengan Mann Whitney. Hasil analisis dari uji Mann Whitney dapat

dilihat pada tabel VII.

Tabel VI. Rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

Selang waktu

(jam)

Jumlah hewan uji

(ekor)

Purata aktivitas serum AST

± SE (U/l)

0 5 151,2 ± 14,3

24 5 596,2 ± 25,3

48 5 188,6 ± 3,3

Gambar 8. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah

pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24,

dan 48 jam

Tabel VII. Hasil uji Mann Whitney aktivitas serum AST tikus setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0, 24, dan 48 jam

Selang waktu (jam) 0 24 48

0 - B B

24 B - B

48 B B -

Keterangan :

B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Dari tabel VI dan gambar 8 dapat dilihat aktivitas AST paling tinggi

terjadi pada jam ke 24, yakni 596,2 ± 25,3 U/l, yang menunjukkan adanya

perbedaan bermakna antara jam ke 0 dan 48 (Tabel VII). Seperti halnya aktivitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

42

ALT, aktivitas AST pada jam ke 48 juga mengalami penurunan dan memberikan

perbedaan bermakna terhadap jam ke 0 dan 24. Hal ini berarti aktivitas AST pada

jam ke 48 menurun, namun kerusakan yang terjadi belum mencapai keadaan

normal. Berdasarkan hasil tersebut maka pada penelitian ini menggunakan waktu

pencuplikan darah pada jam ke 24 setelah pemberian karbon tetraklorida.

3. Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Kurniawati, dkk (2011), dalam penelitian efek hepatoprotektif ekstrak

metanol-air M. tanarius terhadap tikus terinduksi parasetamol, menjelaskan

bahwa praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada kelompok hewan

uji diberikan selama enam hari dan pada hari ke 7 diberikan hepatotoksin.

Penetapan lama pemejanan ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada

penelitian ini berdasarkan penelitian Kurniawati, dkk (2011), yang mengikuti

model pemberian praperlakuan selama enam hari dan pada hari ke 7 diberi karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB. Hal ini karena penelitian ini merupakan penelitian

lanjutan yang diharapkan dapat memperoleh efek hepatoprotektif dengan model

hepatotoksin lain, yaitu karbon tetraklorida.

4. Penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Tujuan dari penetapan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius adalah

untuk menentukan tingkatan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang

akan digunakan dalam penelitian ini. Penentuan dosis ekstrak metanol-air daun M.

tanarius didasarkan pada dosis maksimal ekstrak metanol-air daun M. tanarius

pada tikus. Dosis maksimal ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

didasarkan pada konsentrasi tertinggi ekstrak metanol-air daun M. tanarius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

43

Konsentrasi yang dapat digunakan adalah konsentrasi pekat yang dapat dibuat di

mana pada konsentrasi tersebut ekstrak dapat dimasukkan serta dikeluarkan dari

spuit oral. Dari hasil orientasi diketahui bahwa konsentrasi tertinggi ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang dapat dipejankan secara oral pada tikus adalah

384 mg/ml sehingga diperoleh dosis maksimal 3,840 g/kgBB. Kemudian

ditentukan tiga tingkatan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius, yaitu 0,426;

1,280; dan 3,840 g/kgBB.

C. Hasil Uji Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius

Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida didasarkan pada

penurunan aktivitas serum ALT dan serum AST akibat praperlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius satu kali sehari selama enam hari secara per oral

berturut-turut terinduksi Karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB. Data aktivitas

serum ALT dianalisis dengan analisis variansi satu arah menunjukkan nilai

signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa antar kelompok

terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan

antar kelompok digunakan uji Scheffe, sedangkan data aktivitas serum AST

kelompok perlakuan tidak homogen sehingga dilakukan analisis dengan uji

Tamhane’s-T2 untuk mengetahui kebermaknaan perbedaan antar kelompok.

Aktivitas serum ALT dan serum AST (U/l) disajikan dalam bentuk purata ± SE

pada tabel VIII dan IX serta gambar 9 dan 10.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

44

Tabel VIII. Purata ± SE aktivitas serum ALT tikus praperlakuan ekstrak metanol-

air daun M. tanarius terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Kelompok Perlakuan Jumlah hewan

uji (ekor)

Purata

aktivitas serum

ALT ± SE

(U/l)

I Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

2 ml/kgBB 5 246,4 ± 17,0

II Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB 5 82,2 ± 2,7

III EMMT 3,840 g/kgBB 5 82,4 ± 5,4

IV EMMT 0,426 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 173,8 ± 10,9

V EMMT 1,280 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 139,0 ± 5,9

VI EMMT 3,840 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 92,6 ± 3,2

Keterangan :

EMMT = Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Data serum ALT yang telah dianalisis dengan analisis variansi satu arah

menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

antara keenam kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui

kebermaknaan perbedaan antar kelompok digunakan uji Scheffe. Hasil analisis

dari uji Scheffe dapat dilihat pada tabel IX.

Gambar 9. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hari

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

45

Tabel IX. Hasil uji Scheffe aktivitas serum ALT tikus setelah pemberian karbon

tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan

Kelompok

Perlakuan

Kontrol

hepatotok

sin karbon

tetraklorida

2 ml/kgBB

Kontrol

negatif

olive oil

2

ml/kgBB

EMMT

3,840

g/kgBB

EMMT

0,426

g/kgBB

+ karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

EMMT

1,280

g/kgBB

+ karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

EMMT

3,840

g/kgBB

+ karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

Kontrol

hepatotoksin

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

- B B B B B

Kontrol negatif

olive oil 2

ml/kgBB

B - TB B B TB

EMMT

3,840 g/kgBB

B TB - B B TB

EMMT 0,426

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

B B B - TB B

EMMT 1,280

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

B B B TB - B

EMMT 3,840

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

B TB TB B B -

Keterangan :

B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

EMMT = Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

46

Tabel X. Purata ± SE aktivitas serum AST tikus praperlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Kelompok Perlakuan

Jumlah

hewan uji

(ekor)

Purata

aktivitas serum

AST ± SE

(U/l)

I Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

2 ml/kgBB 5 596,2 ± 25,3

II Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB 5 118,6 ± 5,1

III EMMT 3,840 g/kgBB 5 162,6 ± 6,4

IV EMMT 0,426 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 521,6 ± 10,9

V EMMT 1,280 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 442,8 ± 8,2

VI EMMT 3,840 g/kgBB + karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB 5 171,6 ± 13,6

Keterangan :

EMMT = Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Gambar 10. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus

praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius 1 x sehari selama 6 hari

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB

Data serum AST yang telah dianalisis dengan analisis variansi satu arah

menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (< 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

47

antara keenam kelompok terdapat perbedaan. Selanjutnya, untuk mengetahui

kebermaknaan perbedaan antar kelompok digunakan uji Tamhane’s-T2 karena

data tidak homogen (< 0,05). Hasil analisis dari uji Tamhane’s-T2 dapat dilihat

pada tabel XI.

Tabel XI. Hasil uji Tamhane’s-T2 aktivitas serum AST tikus setelah pemberian

karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB pada kelompok perlakuan

Kelompok

Perlakuan

Kontrol

hepatotok

sin karbon

tetraklorida

2 ml/kgBB

Kontrol

negatif

olive oil

2

ml/kgBB

EMMT

3,840

g/kgBB

EMMT

0,426

g/kgBB

+ karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

EMMT

1,280

g/kgBB

+ Karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

EMMT

3,840

g/kgBB

+ Karbon

tetraklori

da 2

ml/kgBB

Kontrol

hepatotoksin

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

- B B TB B B

Kontrol negatif

olive oil 2

ml/kgBB

B - B B B TB

EMMT

3,840 g/kgBB

B B - B B TB

EMMT 0,426

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

TB B B - B B

EMMT 1,280

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

B B B B - B

EMMT 3,840

g/kgBB +

karbon

tetraklorida 2

ml/kgBB

B TB TB B B -

Keterangan :

B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

EMMT = Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

48

1. Kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Tujuan pengukuran aktivitas serum ALT dan serum AST pada kontrol

hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB (Kelompok I) adalah mengetahui

pengaruh pemberian karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB terhadap sel hati tikus.

Selain itu, kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB digunakan untuk

patokan dalam menganalisis efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius. Uji dilakukan berdasarkan penelitian Janakat dan Al-Merie (2002)

dengan cara memberikan karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara intraperitonial

pada tikus. Dua puluh empat jam kemudian diambil darahnya untuk diukur

aktivitas serum ALT dan serum AST.

Aktivitas serum ALT kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2

ml/kgBB adalah 246,4 ± 17,0 U/l. Bila dibandingkan dengan kontrol negatif olive

oil 2 ml/kgBB (Kelompok II) sebesar 82,2 ± 2,7 U/l, maka secara statistik

menunjukkan perbedaan bermakna antara kedua kelompok tersebut (Tabel IX).

Aktivitas serum AST kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB sebesar

596,2 ± 25,3 U/l. Nilai serum AST kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB sebesar

118,6 ± 5,1 U/l. Data dianalisis dengan uji lanjutan uji Tamhane’s-T2 terdapat

perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol hepatotoksin karbon

tetraklorida dan kelompok kontrol negatif olive oil.

Parameter utama terjadinya kerusakan hati adalah aktivitas serum ALT.

Hasil menunjukkan terjadi kerusakan ringan sel hati tikus, yaitu steatosis.

Menurut Ziemmerman (1999), nilai serum ALT kerusakan hati ringan steatosis

meningkat mencapai tiga kali lipat terhadap nilai normal dan nilai serum AST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

49

mencapai empat kali lipat terhadap nilai normal. Berdasarkan penelitian Janakat

dan Al-Merie (2002), kenaikan aktivitas serum AST mencapai 695 U/l. Hasil

penelitian menunjukkan serum AST yang meningkat sebesar 596,20 ± 25,3 U/l.

Serum AST kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB sebagai

parameter pendukung kerusakan sel hati menunjukkan adanya peningkatan

terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB.

2. Kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB

Kontrol negatif olive oil (Kelompok II) dibuat dengan tujuan memastikan

bahwa olive oil sebagai pelarut dari karbon tetraklorida tidak berpotensi

menimbulkan efek toksik. Pemilihan dosis olive oil sebesar 2 ml/kgBB sesuai

dengan dosis pemberian hepatotoksin karbon tetraklorida bertujuan memastikan

bahwa peningkatan aktivitas serum ALT dan serum AST tikus akibat pemberian

karbon tetraklorida dan bukan akibat pemberian olive oil. Aktivitas serum ALT

dan serum AST kontrol negatif olive oil pada jam ke 24 berturut-turut adalah 82,2

± 2,7 U/l dan 118,6 ± 5,1 U/l. Aktivitas serum ALT dan serum AST kontrol

negatif olive oil pada jam ke 0 sebesar 90,2 ± 4,9 U/l dan 122,8 ± 5,7 U/l (Tabel

XII).

Apabila aktivitas serum ALT dan serum AST antara kontrol negatif olive

oil 2 ml/kgBB jam ke 24 dibandingkan dengan jam ke 0, maka secara statistik

berbeda tidak bermakna (Tabel XIII). Hal ini berarti olive oil sebagai pelarut

karbon tetraklorida memberikan aktivitas serum ALT dan serum AST seperti

keadaan normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

50

Tabel XII. Rata-rata aktivitas serum ALT dan serum AST tikus setelah

pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam

Selang waktu

(jam)

Jumlah hewan

uji (ekor)

Purata aktivitas

serum ALT ± SE

(U/l)

Purata aktivitas

serum AST ± SE

(U/l)

0 5 90,2 ± 4,9 122,8 ± 5,7

24 5 82,2 ± 2,7 118,6 ± 5,1

Gambar 11. Diagram batang rata-rata aktivitas serum ALT tikus setelah

pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam

Gambar 12. Diagram batang rata-rata aktivitas serum AST tikus setelah

pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

51

Tabel XIII. Hasil uji Mann Whitney aktivitas serum ALT dan serum AST tikus

setelah pemberian olive oil dosis 2 ml/kgBB pada selang waktu 0 dan 24 jam

Selang waktu (jam) Aktivitas serum ALT Aktivitas serum AST

0 24 0 24

Aktivitas serum

ALT

0 - TB

24 TB -

Aktivitas serum

AST

0 - TB

24 TB -

Keterangan :

B = Berbeda bermakna (p ≤ 0,05) TB = Berbeda tidak bermakna (p > 0,05)

Hasil pengujian terhadap aktivitas serum ALT dan serum AST kontrol

negatif olive oil 2 ml/kgBB tidak menaikkan aktivitas serum ALT dan serum

AST, artinya apabila pada kelompok kontrol maupun perlakuan terjadi kenaikan

aktivitas serum ALT dan serum AST itu bukan karena penggunaan olive oil

sebagai pelarut. Kelompok kontrol negatif olive oil nantinya akan dipakai sebagai

dasar nilai aktivitas serum ALT dan serum AST normal pada penelitian ini.

3. Kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB

Tujuan pembuatan kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius

(Kelompok III) adalah melihat pengaruh ekstrak metanol-air daun M. tanarius

terhadap sel hati tikus tanpa induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Digunakan

dosis sebesar 3,840 g/kgBB sesuai dengan dosis terbesar ekstrak metanol-air daun

M. tanarius dengan harapan hasil kelompok ini berlaku untuk praperlakuan

ekstrak metanol-air daun M. tanarius dari dosis rendah 0,426 mg/kgBB hingga

dosis tertinggi 3,840 g/kgBB.

Aktivitas serum ALT kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3,840 g/kgBB adalah 82,2 ± 2,7 U/l. Bila dibandingkan dengan aktivitas ALT

serum kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB sebesar 82,4 ± 5,4U/l maka terlihat

angka aktivitas yang hampir mendekati sama (0,00). Data dianalisis dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

52

analisis variansi satu arah dilanjutkan uji Scheffe, nilai aktivitas serum ALT

kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius 3,840 g/kgBB terhadap kontrol

negatif olive oil 2 ml/kgBB adalah tidak bermakna. Bila dibandingkan dengan

kelompok hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB menunjukkan perbedaan

bermakna seperti pada tabel IX. Hal ini menggambarkan bahwa ekstrak metanol-

air daun M. tanarius tidak memberikan pengaruh hepatotoksik pada sel hati tikus.

Aktivitas serum AST kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius

adalah 162,6 ± 6,4 U/l. Secara statistik, bila dibandingkan dengan aktivitas serum

AST kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB sebesar 118,6 ± 5,1 U/l terdapat

perbedaan bermakna. Terjadinya peningkatan aktivitas serum AST kontrol ekstrak

metanol-air daun M. tanarius bisa terjadi akibat kerja otot rangka atau jantung

karena enzim aspartate di dalam tubuh, sebagian besar tidak spesifik berada di

dalam hati saja, tetapi berada dalam otot rangka, jantung, serta tersebar ke seluruh

jaringan tubuh.

4. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426

g/kg BB, 1,280 g/kg BB, dan 3,840 g/kg BB pada tikus jantan galur

Wistar terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

Evaluasi terhadap efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida didasarkan pada ada

tidaknya penurunan aktivitas serum ALT dan serum AST akibat praperlakuan

ekstrak daun metanol-air daun M. tanarius terhadap aktivitas serum ALT dan

serum AST. Tabel VIII dan X menunjukkan bahwa ada kekerabatan dosis dengan

respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang diberikan, maka semakin besar efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

53

hepatoprotektif. Hal ini berarti semakin besar perlindungan yang diberikan pada

sel hati tikus, terbukti dengan terjadinya penurunan aktivitas serum ALT dan

serum AST tikus.

Kelompok IV perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

0,426 g/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 173,8 ± 10,9 U/l. Bila dibandingkan

dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara

statistik terdapat perbedaan bermakna (Tabel IX). Aktivitas serum ALT kelompok

IV memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil

2 ml/kgBB. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST kelompok IV

terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Aktivitas serum AST pada

kelompok IV dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2

ml/kgBB berbeda tidak bermakna secara statistik. Hal ini berarti ekstrak metanol-

air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang

ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan

terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis terendah yaitu 0,426 g/kgBB

belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum AST akibat induksi karbon

tetraklorida. Parameter utama kerusakan hati adalah serum ALT sehingga

diartikan bahwa kelompok IV mampu melindungi sel hati dari induksi karbon

tetraklorida 2 ml/kgBB.

Kelompok V perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280

g/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 139,0 ± 5,9 U/l. Bila dibandingkan dengan

kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara statistik

terdapat perbedaan bermakna (Tabel IX). Aktivitas serum ALT kelompok V

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

54

memberikan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST kelompok V

terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Aktivitas serum AST pada

kelompok V dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2

ml/kgBB berbeda bermakna secara statistik. Hal ini berarti ekstrak metanol-air

daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotektif, namun kerusakan yang

ditimbulkan belum bisa kembali seperti keadaan normal. Hal ini kemungkinan

terjadi karena kandungan antioksidan pada dosis tengah yaitu 1,280 g/kgBB

belum cukup untuk menurunkan aktivitas serum ALT dan serum AST akibat

induksi karbon tetraklorida.

Kelompok VI perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis

3,840 g/kgBB aktivitas serum ALT sebesar 92,6 ± 3,2 U/l. Bila dibandingkan

dengan kelompok kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida 2 ml/kgBB secara

statistik terdapat perbedaan bermakna (Tabel IX). Aktivitas serum ALT kelompok

IV memberikan perbedaan tidak bermakna terhadap kelompok kontrol negatif

olive oil 2 ml/kgBB. Hal yang sama juga terlihat pada aktivitas serum AST

kelompok IV terhadap kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Aktivitas serum AST

pada kelompok IV dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin karbon tetraklorida

2 ml/kgBB secara statistik berbeda bermakna. Hal ini berarti ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB memberikan efek hepatoprotektif.

Ketiga dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius menunjukkan bahwa

ada kekerabatan dosis dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar

dosis praperlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang diberikan, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

55

semakin besar efek hepatoprotektif. Kelompok perlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB (Kelompok VI) merupakan kelompok yang

memiliki tingkat kerusakan hati paling rendah. Sedangkan aktivitas serum ALT

kelompok perlakuan ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 dan dosis

1,280 g/kgBB secara statistik berbeda tidak bermakna memiliki tingkat kerusakan

lebih besar (Tabel IX). Hal ini kemungkinan karena jumlah kandungan zat aktif

antioksidan dalam ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 dan 1,280

g/kgBB belum cukup memberikan efek hepatoprotektif pada hewan uji yang

terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Selain itu, karena penggunaan penyari

kombinasi metanol : air (50:50) dimana belum diketahui secara pasti kandungan

glikosida yang dapat larut dan tertarik dari ekstrak tersebut, sehingga

kemungkinan mempengaruhi penggunaan dosis ekstrak 0,426 dan 1,280 g/kgBB

karena dimungkinkan bahwa kandungan dalam kombinasi tersebut akan

menurunkan aktivitas penangkapan radikal bebas. Dengan demikian, perlu

dilakukan pengembangan lebih lanjut mengenai penggunaan penyari yang

berbeda untuk dapat menarik senyawa yang mempunyai aktivitas penangkapan

radikal bebas yang lebih kuat sehingga dapat menjangkau dosis ekstrak yang

kecil.

Dari ketiga penurunan nilai aktivitas serum ALT dan serum AST pada

peringkat dosis tersebut maka dapat dihitung nilai efektif dosis tengah (ED50)

hepatoprotektif. Hasil perhitungan menunjukkan dosis ekstrak metanol-air daun

M. tanarius yang dapat menghambat kenaikan aktivitas serum ALT dan serum

AST terhadap sel hati terinduksi karbon tetraklorida sebesar 50%, membutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

56

dosis sebesar 1,766 g/kgBB. Rangkuman secara singkat dapat dilihat pada tabel

XIV. Adapun persamaan regresi linear yang didapat yaitu y=34,448 x – 61,853

dengan r=0,996. Persamaan ini didapat dengan cara memplotkan log dosis vs

persen efek hepatoprotektif (Gambar 13). Nilai ED50 ekstrak metanol-air daun M.

tanarius yang dapat menghambat kenaikan aktivitas serum ALT dan serum AST

terhadap sel hati terinduksi karbon tetraklorida adalah 1,776 g/kgBB dengan

aktivitas serum ALT sebesar 246,4 ± 17,0 U/l dan efek hepatoprotektif 62,4%.

Tabel XIV. Efektif Dosis Tengah (ED50) Hepatoprotektif ekstrak metanol-air

daun M. tanarius

Kelompok Perlakuan Dosis

(mg/kgBB)

Log

dosis

Efek

hepatoprotektif (%)

ED50

(g/kgBB)

EMMT 0,426 g/kgBB

+ karbon tetraklorida

2 ml/kgBB

426 2,629 29,5

1,766

EMMT 1,280 g/kgBB

+ karbon tetraklorida

2 ml/kgBB

1280 3,107 43,6

EMMT 3,840 g/kgBB

+ karbon tetraklorida 2

ml/kgBB

3840 3,584 62,4

Keterangan :

EMMT = Ekstrak metanol-air daun M. tanarius

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1 2 3 4

% e

fek

he

pat

op

rote

ktif

Log dosis

y=34,448 x – 61,853, r=0,996

Gambar 13. Persamaan garis ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

57

Berdasarkan Adrianto (2011), ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius

yang dapat menghambat kenaikan aktivitas serum ALT dan serum AST terhadap

sel hati terinduksi parasetamol sebesar 0,629 g/kgBB dengan aktivitas serum ALT

sebesar 977,2 ± 85,2 U/l dan efek hepatoprotektif 90,7%. Apabila kedua hasil

dibandingkan, maka terlihat ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius terhadap

induksi karbon tetraklorida lebih besar daripada ED50 terhadap induksi

parasetamol. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin besar kerusakan hati yang

muncul, maka akan menghasilkan efek hepatoprotektif yang semakin besar. Ini

berdampak pada dosis yang semakin kecil untuk dapat menimbulkan 50% efek

hepatoprotektif. Oleh karena itu, untuk menegaskan hal tersebut dapat digunakan

model hepatotoksin lain, misal galaktosamin.

Dengan demikian, ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat

menghambat kenaikan aktivitas serum ALT dan serum AST terhadap sel hati

terinduksi karbon tetraklorida adalah 1,766 g/kgBB. Bila dikonversikan ke

manusia dengan berat badan 70 kg adalah sebesar 19,768 g, untuk manusia

Indonesia (50 kg) maka 50/70 x 19,768 menjadi 14,12 g.

Mekanisme hepatotoksik dari karbon tetraklorida yang mengakibatkan

perlemakan hati adalah enzim sitokrom P-450 (CYP2E1) sebagai agen pereduksi

dan mengkatalis adisi elekron yang mengakibatkan hilangnya satu ion klorin

sehingga terbentuk radikal bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit

reaktif. Radikal bebas triklorometil ini jika dengan adanya O2 (oksigen) akan

berubah menjadi radikal bebas triklorometilperoksi (•OOCCl3) yang lebih reaktif.

Radikal triklorometil yang dihasilkan dapat mengalami suatu reaksi, senyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

58

reaktif tersebut merusak sekitar dari sitokrom P-450, termasuk enzim itu sendiri

dan retikulum endoplasma. Dengan demikian, radikal bebas triklorometil

berikatan secara kovalen dengan lemak mikrosomal dan protein, dan akan

bereaksi secara langsung dengan membran fosfolipid dan kolesterol yang bersifat

toksik. Hasil lain dari reaksi ini adalah radikal lipid yang akan mengaktifkan

senyawa oksigen reaktif selanjutnya mengakibatkan peroksidasi lipid. Setelah

pemejanan karbon tetraklorida selama satu sampai tiga jam, trigliserida

menumpuk di hepatopsit dan terlihat sebagai droplet lipid. Lipid dalam hati yang

terbentuk ini dapat menghambat sintesis protein sehingga menurunkan produksi

lipoprotein, yang bertanggungjawab dalam transport lipid untuk keluar dari

hepatosit. Akibat menurunnya produksi lipoprotein, transport lipid akan terhambat

sehingga menyebabkan steatosis.

Peroksidasi lipid juga dapat menyebabkan kerusakan membran sel dan

kerusakan mitokondria. Terjadinya penghambatan sintesis protein juga

diakibatkan adanya gangguan keluarnya lipid dari hati yang disebabkan karena

hambatan sintesis lipoprotein yang membawa trigliserida meninggalkan hati

sehingga menimbulkan steatosis (perlemakan hati). Pada keadaan steatosis ini,

struktur retikulum endoplasma mengalami distorsi, sintesa protein menjadi

lambat, selanjutnya akan terjadi penyimpangan dengan cepat terhadap aktivitas

enzim yang berada di retikulum endoplasma.

Kandungan daun M. tanarius adalah glikosida yang dapat tersari oleh

pelarut yang bersifat polar. Pada penelitian ini digunakan larutan penyari

metanol:air (50:50) sehingga kemungkinan besar zat yang akan tertarik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

59

kombinasi pelarut tersebut. Berdasarkan Matsunami, dkk (2006), senyawa

glikosida memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH, sehingga dapat

digunakan sebagai antioksidan.

Kemungkinan mekanisme kerja kandungan antioksidan dalam daun M.

tanarius memberikan efek hepatoprotektif adalah menangkap radikal bebas

triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit reaktif. Akibatnya serangkaian

peristiwa yang akan menyebabkan steatosis pada hati akan terhenti. Selain sebagai

antioksidan, kemungkinan senyawa tersebut mampu meningkatkan sintesis enzim

GSH dalam hati yang berfungsi sebagai enzim penetralisir setiap metabolit reaktif,

sehingga dapat dieliminasi dengan mudah oleh tubuh. Adanya kemungkinan

mekanisme efek hepatoprotektif antioksidan dalam daun M. tanarius, maka dapat

dilakukan pembuatan formulasi sediaan untuk pengembangan obat herbal.

D. Rangkuman Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa praperlakuan ekstrak metanol-air

daun M. tanarius kelompok IV dosis 0,426 g/kgBB, kelompok V dosis

1,280g/kgBB, dan kelompok VI dosis 3,840 g/kgBB mampu memberikan

pengaruh pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida dengan

cara menurunkan aktivitas serum ALT dan serum AST. Ada kekerabatan dosis

dengan respon yang muncul terlihat dari semakin besar dosis praperlakuan ekstrak

metanol-air daun M. tanarius yang diberikan, maka semakin besar efek

hepatoprotektif. Hal ini terbukti dari perolehan hasil purata ± SE aktivitas serum

ALT dari dosis rendah hingga tinggi berturut-turut sebesar 173,8 ± 10,9; 139,0 ±

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

60

5,9; dan 92,6 ± 3,2 U/l. Sedangkan hasil purata ± SE untuk aktivitas serum AST

berturut-turut adalah 521,6 ± 10,9; 442,8 ± 8,2; dan 171,6 ± 13,6 U/l. Hasil ini

menjawab permasalahan pertama dalam penelitian ini yaitu pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius mempunyai pengaruh pada tikus jantan galur Wistar

terinduksi karbon tetraklorida dengan cara menurunkan serum ALT dan serum

AST.

Aktivitas serum ALT kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M.

tanarius 3,840 g/kgBB secara statistik menunjukkan perbedaan yang tidak

bermakna dibandingkan kelompok kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB. Namun,

aktivitas serum AST kelompok kontrol ekstrak metanol-air daun M. tanarius

3,840 g/kgBB terdapat perbedaan bermakna dibandingkan kelompok kontrol

negatif olive oil 2 ml/kgBB. Dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak

metanol-air daun M. tanarius tidak memberikan pengaruh terhadap sel hati tikus

jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB dan kenaikan serum ALT dan

serum AST akibat induksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB. Dosis ekstrak metanol-

air daun M. tanarius yang paling baik memberikan efek hepatoprotektif adalah

dosis 3,840 mg/kgBB. Pada dosis 3,840 g/kgBB ini dapat menurunkan aktivitas

serum ALT dan serum AST yang paling besar dibandingkan dua dosis lainnya.

Nilai ED50 ekstrak metanol-air daun M. tanarius yang dapat menghambat

kenaikan aktivitas serum ALT dan serum AST terhadap sel hati terinduksi karbon

tetraklorida adalah 1,776 g/kgBB dengan efek hepatoprotektif 62,4%.

Kandungan dalam daun M. tanarius adalah glikosida yang dapat tersari

oleh pelarut yang bersifat polar. Kemungkinan mekanisme kerja kandungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

61

antioksidan dalam daun M. tanarius dalam memberikan efek hepatoprotektif

adalah menangkap radikal bebas triklorometil (•CCl3) yang merupakan metabolit

reaktif. Akibatnya serangkaian peristiwa yang akan menyebabkan steatosis pada

hati akan terhenti. Selain sebagai antioksidan, kemungkinan senyawa tersebut

mampu meningkatkan sintesis enzim GSH dalam hati yang berfungsi sebagai

enzim penetralisir setiap metabolit reaktif, sehingga dapat dieliminasi dengan

mudah oleh tubuh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang diperoleh dan analisis statistik yang telah

dilakukan, maka dapat disimpulkan :

1. Pemberian ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada dosis 0,426; 1,280;

dan 3,840 g/kgBB mempunyai pengaruh hepatoprotektif pada tikus jantan

galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida berupa penurunan kadar ALT

dan AST serum.

2. Dosis efektif tengah (ED50) hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M.

tanarius pada tikus jantan galur Wistar terinduksi karbon tetraklorida adalah

sebesar 1,776 g/kgBB.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang :

1. Uji efek hepatoprotektif ekstrak metanol-air daun M. tanarius pada tikus

jantan terinduksi galaktosamin.

2. Formulasi sediaan daun M. tanarius sebagai alternatif pengobatan penyakit

hati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

63

DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, E.E., 2011, Efek Hepatoprotektif Ekstrak Metanol : Air Daun

Macaranga tanarius (L.) Pada Tikus Jantan terinduksi Parasetamol,

Skripsi, 59-61, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Backer, C.A., dan Brink, R.C.B.V.D., 1963, Flora of Java, Volume I, NV.P.

Noordhoff – Groningen, The Netherlands.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2005, Standarisasi Ekstrak Tumbuhan

Obat Indonesia, Salah Satu Tahapan Penting dalam Pengembangan

Obat Asli Indonesia, 6, Badan pengawasan Obat dan Makanan RI, pp.5.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 (1),

Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI, pp.6.

Bai, X., Zhang, W., Chen, W., Zong, W., Guo, Z., dan Liu, X., 2011, Anti-

hepatotoxic and anti-oxidant effects of extracts from Piper nigrum L.

root, African J. Biotechnology, 10 (2), pp. 267-272.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2007, Pharmaceutical Care

Untuk Penyakit Hati, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, pp.7.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp.46.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1986,

Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,

pp.25.

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia, 1989,

Materia Medika Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta, pp.538.

Edem, D.O., dan Akpanabiatu, M.I., 2006, Effects of palm oil-containing diets on

enzyme activities of rats. Pakistan J. Nutr., 5 (4), pp.301- 305.

Forrest, E., 2006, Hepatic Disorders, in Lee, A., (Ed.), Adverse Drug Reaction,

2nd

edition, Pharmaceutical Press, London, pp.193, 201-202.

Ganong, W., dan McPhee, S.J., 2011, Patofisiologi Penyakit : Pengantar Menuju

Kedokteran Klinis, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.431-432.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

64

Gregus dan Klaaseen, C. D., 2001, Mchanism of Toxicity, in Klaaseen, C. D.,

Cassarett and Doull’s Toxicology: the Basic Science Poisons, 6th edition,

McGraw-Hill, New York, pp.57-64.

Handayani, M.T., 2012, Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada

Tikus Yang Terbebani Glukos, Skripsi, 47, Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Hastuti, T., 2008, Aktivitas enzim Transaminase dan Gambaran Histopatologi

Tikus yang Diberikan Kelapa Kopyor Pasca Induksi Parasetamol,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Laporan Penelitian,

Institut Pertanian, Bogor.

Hian, J., 2009, Tanaman Herbal Penyembuh Penyakit Liver,

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-

medicine/1943124-tanaman-herbal-penyembuh-penyakit-liver/, diakses

tanggal 21 April 2012.

Janakat, S., dan Al-Merie, H., 2002, Optimization of the dose and route of

injection, and characterization of the time course of carbon tetrachloride-

induced hepatotoxicity in the rat, J. Pharm. Tox. Methods, 48, 41-44.

Kurniawati, A.Y., Adrianto, E.E., dan Hendra, P., 2011, Uji Praklinik Ekstrak

Metanol-Air Macaranga tanarius L. Kajian : Aktivitas Antiinflamasi dan

Hepatoprotektif, Kongres Ilmiah dan Rapat Kerja Nasional IAI 2011,

IAI, Manado.

Lim, T.Y., Lim Y.Y., Yule C.M., 2008, Evaluation of antioxidant, antibacterial

and anti-tyrosinase activities of four Macaranga species, Food Chemistry,

114, 594.

Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar, Edisi 2, UI Press, Jakarta, pp.209-210.

Mahendra, A.A., dan Hendra, P., 2011, Efek Hepatoprotektif Infusa Daun

Macaranga tanarius L. pada Tikus Jantan Terinduksi Parasetamol, J.

Far. Sains dan Komunitas, 8 (2), 91-99.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H.,

dkk, 2006, Radical-Scavenging Activities of New Megastigmane

Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MÜLL.-ARG., Chem. Pharm.

Bull., 54 (10), 1403-1406.

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi,

K., dkk., 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[600-O-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

65

galloyl]-b-D-glucopyranoside, macarangiosides E, and F isolated from

the leaves of Macaranga tanarius, Phytochemistry, 70, 1277-1285.

Mercer University School of Medicine, 2012, Hepatic Pathology,

http://library.med.utah.edu/WebPath/webpath.html, diakses tanggal 4

Januari 2013.

Permadi, R.B., 2012, Efek Hipoglikemik Kombinasi Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L. Dengan Insulin Pada Tikus Wistar Jantan

Terbebani Glukosa, Skripsi, 61, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chimnoi, N., Ruchirawat, S., dan Sutthivaiyakit,

S., 2005, Constituents of the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod.,

68, 927-930.

Plaa, G.L., dan Charbonneau, M., 2001, Detection and Evaluation of Chemically

Induced Liver Injury, in Hayes, W.A., Principles and Methods of

Toxicology, 4th edition, Taylor and Francis, Philadelphia, pp.1148-1175.

Plantamor, 2008, Informasi Spesies- Mara Macaranga tanarius L. M.A.

http://www.plantamor.com/index.php?plant=804, diakses tanggal 31

Maret 2012.

Price, S. A., dan Wilson, L. M., 2005, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses – Proses

Penyakit, Edisi 6, EGC, Jakarta, pp.472 – 476.

Proseanet, 2012,Prosea-Macarangatanarius,

http://www.proseanet.org/prohati4/browser.php?docsid=162, diakses

tanggal 31 Maret 2012.

Puteri, M.D.P.T., dan Kawabata, J., 2010, Novel a-glucosidase inhibitors from

Macaranga tanarius leaves, Food Chem., 123, 384–389.

Rajendran, R., Hemalatha, S., Akasakalai, K., MadhuKrishna, C.H., Sohil, B.,

Vittal, dkk., 2009, Hepatoprotective activity of Mimosa pudica leaves

against Carbontetrachloride induced toxicity, I J. Nat. Prod., 2, pp. 116-

122.

Sacher, R.A., dan McPherson, R.A., 2002, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan,

Edisi II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, pp.369-370.

Sofia, N.A., Nurdjanah, S., dan Ratnasari, N., 2009, Kadar Leptin pada Populasi

non Diabetes dengan dan tanpa Non Alcoholic Fatty Liver (NAFL),

Berkala Kesehatan Klinik, 15 (1), 49-55.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

66

Starr, F., Starr, K., and Loope, L., 2003, Macaranga tanarius, United States

Geological Survey, Haleakala Field Station, Mau’I, pp.1-2.

Timbrell, J. A. 2008, Principles of Biochemical Toxicology, 4th Edition, Informa

Healthcare, New York, pp.308-311.

Treinen, M., dan Moslen, 2001, Toxic Responses of The Liver, in Klaassen, C.D.,

Cassarett and Doull’s Toxicology : The Basic Science of poisons, 6th

edition, Mc. Graw Hill Companies, Inc., New York, pp.467-481.

Wahyuni, S., 2005, Pengaruh Daun Sambiloto (Andrographis paniculata, Ness)

Terhadap Kadar SGPT dan SGOT Tikus Putih, GAMMA, 1(1), 45-53.

Wibowo, D.S., dan Paryana, W., 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu,

Bandung, pp.347-352.

World Health Organization (WHO), 2009, Initiative for Vaccine Research, Viral

Cancers, Hepatitis C,

http://www.who.int/vaccine_research/diseases/viral_cancers/en/index2.ht

ml, diakses tanggal 31 Agustus 2012.

Ziemmerman, H.J., 1999, Hepatotoxicity, 2nd

edition, Lippincott Williams and

Wilkins, Philadelphia, pp. 195-210.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

67

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

68

LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto daun M. tanarius

Lampiran 2. Foto ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Lampiran 3. Foto larutan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

69

Lampiran 4. Surat pengesahan determinasi tanaman M. tanarius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

70

Lampiran 5. Surat pengesahan Medical and Health Research Ethics

Committee (MHREC)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

71

Lampiran 6. Analisis statistik aktivitas serum ALT pada uji pendahuluan

penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida dosis 2 ml/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 15 1.4053E2 84.31901 51.00 311.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 15

Normal Parametersa Mean 1.4053E2

Std. Deviation 8.43190E1

Most Extreme Differences Absolute .204

Positive .204

Negative -.157

Kolmogorov-Smirnov Z .790

Asymp. Sig. (2-tailed) .561

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

ALT

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 5 73.2000 28.89983 12.92440 37.3161 109.0839 51.00 123.00

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke

24 5 2.4640E2 38.02368 17.00471 199.1874 293.6126 219.00 311.00

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke

48 5 1.0200E2 32.71085 14.62874 61.3841 142.6159 68.00 139.00

Total 15 1.4053E2 84.31901 21.77107 93.8390 187.2276 51.00 311.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

72

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.296 2 12 .749

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 86131.733 2 43065.867 38.555 .000

Within Groups 13404.000 12 1117.000

Total 99535.733 14

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I) Orientasi_CCl4 (J) Orientasi_CCl4

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB

jam ke 0

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 -173.20000* 21.13764 .000 -232.1228 -114.2772

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 -28.80000 21.13764 .422 -87.7228 30.1228

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB

jam ke 24

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 173.20000* 21.13764 .000 114.2772 232.1228

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 144.40000* 21.13764 .000 85.4772 203.3228

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB

jam ke 48

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 28.80000 21.13764 .422 -30.1228 87.7228

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 -144.40000* 21.13764 .000 -203.3228 -85.4772

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffe

Orientasi_CCl4 N

Subset for alpha = 0.05

1 2

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 5 73.2000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

73

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 5 102.0000

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 5 246.4000

Sig. .422 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ALT * Orientasi_CCl4 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%

Report

ALT

Orientasi_CCl4 Mean N Std. Deviation

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 73.2000 5 28.89983

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 2.4640E2 5 38.02368

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 1.0200E2 5 32.71085

Total 1.4053E2 15 84.31901

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

ALT *

Orientasi_CCl4

Between Groups (Combined) 86131.733 2 43065.867 38.555 .000

Linearity 2073.600 1 2073.600 1.856 .198

Deviation from Linearity 84058.133 1 84058.133 75.253 .000

Within Groups 13404.000 12 1117.000

Total 99535.733 14

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

ALT * Orientasi_CCl4 .144 .021 .930 .865

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

74

Lampiran 7. Analisis statistik aktivitas serum AST pada uji pendahuluan

penentuan dosis hepatotoksin karbontetraklorida dosis 2 ml/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 15

Normal Parametersa Mean 3.1200E2

Std. Deviation 2.11526E2

Most Extreme Differences Absolute .373

Positive .373

Negative -.175

Kolmogorov-Smirnov Z 1.446

Asymp. Sig. (2-tailed) .031

a. Test distribution is Normal.

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

Orientasi_CCl4 15 2.0000 .84515 1.00 3.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

75

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Orientasi_CCl4 N Mean Rank

AST CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 5 3.40

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 5 13.00

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 5 7.60

Total 15

Test Statisticsa,b

AST

Chi-Square 11.580

df 2

Asymp. Sig. .003

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Orientasi_CCl4

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

Orientasi_CCl4 15 2.0000 .84515 1.00 3.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Orientasi_CCl4 N Mean Rank Sum of Ranks

AST CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 5 3.00 15.00

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 5 8.00 40.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

76

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Orientasi_CCl4

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

Orientasi_CCl4 15 2.0000 .84515 1.00 3.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Orientasi_CCl4 N Mean Rank Sum of Ranks

AST CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 5 3.40 17.00

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 5 7.60 38.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 2.000

Wilcoxon W 17.000

Z -2.193

Asymp. Sig. (2-tailed) .028

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .032a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Orientasi_CCl4

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 15 3.1200E2 211.52575 114.00 669.00

Orientasi_CCl4 15 2.0000 .84515 1.00 3.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Orientasi_CCl4 N Mean Rank Sum of Ranks

AST CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 5 8.00 40.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

77

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 5 3.00 15.00

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U .000

Wilcoxon W 15.000

Z -2.611

Asymp. Sig. (2-tailed) .009

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .008a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Orientasi_CCl4

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

AST * Orientasi_CCl4 15 100.0% 0 .0% 15 100.0%

Report

AST

Orientasi_CCl4 Mean N Std. Deviation Std. Error of Mean

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 0 1.5120E2 5 31.91708 14.27375

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 24 5.9620E2 5 56.67186 25.34443

CCl4 Dosis 2 ml/kgBB jam ke 48 1.8860E2 5 7.30068 3.26497

Total 3.1200E2 15 211.52575 54.61571

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

AST *

Orientasi_CCl4

Between Groups (Combined) 609269.200 2 304634.600 213.344 .000

Linearity 3496.900 1 3496.900 2.449 .144

Deviation from Linearity 605772.300 1 605772.300 424.240 .000

Within Groups 17134.800 12 1427.900

Total 626404.000 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

78

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

AST * Orientasi_CCl4 .075 .006 .986 .973

Lampiran 8. Analisis statistik aktivitas serum ALT perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 30 1.3607E2 63.29075 62.00 311.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 30

Normal Parametersa Mean 1.3607E2

Std. Deviation 6.32908E1

Most Extreme Differences Absolute .216

Positive .216

Negative -.142

Kolmogorov-Smirnov Z 1.181

Asymp. Sig. (2-tailed) .123

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

79

Oneway

Descriptives

ALT

N Mean

Std.

Deviation Std. Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB 5 2.4640E2 38.02368 17.00471 199.1874 293.6126 219.00 311.00

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis

2 ml/kgBB 5 82.2000 6.09918 2.72764 74.6269 89.7731 77.00 92.00

Kontrol Ekstrak Daun

M.tanarius Dosis Tinggi 3,840

g/kgBB

5 82.4000 12.05404 5.39073 67.4329 97.3671 62.00 91.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB 5 1.7380E2 24.32488 10.87842 143.5967 204.0033 153.00 215.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB 5 1.3900E2 13.13393 5.87367 122.6921 155.3079 128.00 157.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 5 92.6000 7.26636 3.24962 83.5776 101.6224 82.00 100.00

Total 30 1.3607E2 63.29075 11.55526 112.4335 159.6998 62.00 311.00

Test of Homogeneity of Variances

ALT

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.367 5 24 .070

ANOVA

ALT

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 106384.667 5 21276.933 52.207 .000

Within Groups 9781.200 24 407.550

Total 116165.867 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

ALT

Scheffe

(I) Kelompok_Perlakuan (J) Kelompok_Perlakuan Mean Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

80

Difference (I-J) Lower Bound Upper Bound

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 164.20000

* 12.76793 .000 117.9821 210.4179

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 164.00000

* 12.76793 .000 117.7821 210.2179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB 72.60000

* 12.76793 .001 26.3821 118.8179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB 107.40000

* 12.76793 .000 61.1821 153.6179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 153.80000

* 12.76793 .000 107.5821 200.0179

Kontrol Negatif Olive Oil

Dosis 2 ml/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB -164.20000

* 12.76793 .000 -210.4179 -117.9821

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB -.20000 12.76793 1.000 -46.4179 46.0179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -91.60000

* 12.76793 .000 -137.8179 -45.3821

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -56.80000

* 12.76793 .009 -103.0179 -10.5821

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB -10.40000 12.76793 .983 -56.6179 35.8179

Kontrol Ekstrak Daun

M.tanarius Dosis Tinggi

3,840 g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB -164.00000

* 12.76793 .000 -210.2179 -117.7821

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB .20000 12.76793 1.000 -46.0179 46.4179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -91.40000

* 12.76793 .000 -137.6179 -45.1821

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -56.60000

* 12.76793 .010 -102.8179 -10.3821

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB -10.20000 12.76793 .985 -56.4179 36.0179

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Rendah 0,426

g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB -72.60000

* 12.76793 .001 -118.8179 -26.3821

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 91.60000

* 12.76793 .000 45.3821 137.8179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

81

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 91.40000

* 12.76793 .000 45.1821 137.6179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB 34.80000 12.76793 .231 -11.4179 81.0179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 81.20000

* 12.76793 .000 34.9821 127.4179

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tengah 1,280

g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB -107.40000

* 12.76793 .000 -153.6179 -61.1821

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 56.80000

* 12.76793 .009 10.5821 103.0179

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 56.60000

* 12.76793 .010 10.3821 102.8179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -34.80000 12.76793 .231 -81.0179 11.4179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 46.40000

* 12.76793 .049 .1821 92.6179

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB -153.80000

* 12.76793 .000 -200.0179 -107.5821

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 10.40000 12.76793 .983 -35.8179 56.6179

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 10.20000 12.76793 .985 -36.0179 56.4179

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -81.20000

* 12.76793 .000 -127.4179 -34.9821

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -46.40000

* 12.76793 .049 -92.6179 -.1821

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Homogeneous Subsets

ALT

Scheffe

Kelompok_Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2 ml/kgBB 5 82.2000

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840

g/kgBB 5 82.4000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

82

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 5 92.6000

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tengah 1,280 g/kgBB 5 1.3900E2

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Rendah 0,426 g/kgBB 5 1.7380E2

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis 2 ml/kgBB 5 2.4640E2

Sig. .983 .231 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

ALT * Kelompok_Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

ALT

Kelompok_Perlakuan Mean N Std. Deviation

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis 2 ml/kgBB 2.4640E2 5 38.02368

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2 ml/kgBB 82.2000 5 6.09918

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 82.4000 5 12.05404

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Rendah 0,426 g/kgBB 1.7380E2 5 24.32488

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tengah 1,280 g/kgBB 1.3900E2 5 13.13393

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 92.6000 5 7.26636

Total 1.3607E2 30 63.29075

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

ALT *

Kelompok_Perla

kuan

Between Groups (Combined) 106384.667 5 21276.933 52.207 .000

Linearity 18375.131 1 18375.131 45.087 .000

Deviation from Linearity 88009.535 4 22002.384 53.987 .000

Within Groups 9781.200 24 407.550

Total 116165.867 29

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

ALT * Kelompok_Perlakuan -.398 .158 .957 .916

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

83

Lampiran 9. Analisis statistik aktivitas serum AST perlakuan ekstrak

metanol air daun M. tanarius setelah induksi karbon tetraklorida dosis 2

ml/kgBB

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 30 3.3557E2 195.75067 106.00 669.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 30

Normal Parametersa Mean 3.3557E2

Std. Deviation 1.95751E2

Most Extreme Differences Absolute .248

Positive .248

Negative -.171

Kolmogorov-Smirnov Z 1.356

Asymp. Sig. (2-tailed) .051

a. Test distribution is Normal.

Oneway

Descriptives

AST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

84

N Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

95% Confidence Interval for Mean

Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis 2

ml/kgBB 5 5.9620E2 56.67186 25.34443 525.8326 666.5674 522.00 669.00

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 5 1.1860E2 11.50217 5.14393 104.3182 132.8818 106.00 133.00

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 5 1.6260E2 14.36315 6.42339 144.7658 180.4342 139.00 175.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Rendah

0,426 g/kgBB 5 5.2160E2 24.46017 10.93892 491.2287 551.9713 499.00 560.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tengah

1,280 g/kgBB 5 4.4280E2 18.45806 8.25470 419.8813 465.7187 422.00 462.00

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi

3,840 g/kgBB 5 1.7160E2 30.42696 13.60735 133.8199 209.3801 123.00 205.00

Total 30 3.3557E2 195.75067 35.73902 262.4722 408.6612 106.00 669.00

Test of Homogeneity of Variances

AST

Levene Statistic df1 df2 Sig.

3.232 5 24 .023

ANOVA

AST

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 1089570.967 5 217914.193 241.452 .000

Within Groups 21660.400 24 902.517

Total 1111231.367 29

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

AST

Tamhane

(I) Kelompok_Perlakuan (J) Kelompok_Perlakuan

Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

Kontrol Hepatotoksin CCl4

Dosis 2 ml/kgBB

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 477.60000

* 25.86117 .000 327.4110 627.7890

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

85

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 433.60000

* 26.14575 .000 286.6472 580.5528

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB 74.60000 27.60435 .450 -61.8739 211.0739

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB 153.40000

* 26.65483 .036 11.1249 295.6751

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 424.60000

* 28.76630 .000 291.6271 557.5729

Kontrol Negatif Olive Oil

Dosis 2 ml/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis

2 ml/kgBB -477.60000

* 25.86117 .000 -627.7890 -327.4110

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB -44.00000

* 8.22922 .012 -78.3987 -9.6013

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -403.00000

* 12.08801 .000 -461.2204 -344.7796

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -324.20000

* 9.72625 .000 -367.2227 -281.1773

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB -53.00000 14.54716 .194 -127.7243 21.7243

Kontrol Ekstrak Daun

M.tanarius Dosis Tinggi

3,840 g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis

2 ml/kgBB -433.60000

* 26.14575 .000 -580.5528 -286.6472

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 44.00000

* 8.22922 .012 9.6013 78.3987

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -359.00000

* 12.68542 .000 -416.0758 -301.9242

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -280.20000

* 10.45945 .000 -324.1320 -236.2680

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB -9.00000 15.04726 1.000 -81.3871 63.3871

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Rendah 0,426

g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis

2 ml/kgBB -74.60000 27.60435 .450 -211.0739 61.8739

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 403.00000

* 12.08801 .000 344.7796 461.2204

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 359.00000

* 12.68542 .000 301.9242 416.0758

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

86

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB 78.80000

* 13.70401 .008 20.9114 136.6886

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 350.00000

* 17.45910 .000 277.0638 422.9362

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tengah 1,280

g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis

2 ml/kgBB -153.40000

* 26.65483 .036 -295.6751 -11.1249

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 324.20000

* 9.72625 .000 281.1773 367.2227

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 280.20000

* 10.45945 .000 236.2680 324.1320

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -78.80000

* 13.70401 .008 -136.6886 -20.9114

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tinggi 3,840 g/kgBB 271.20000

* 15.91540 .000 200.2645 342.1355

Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis

2 ml/kgBB -424.60000

* 28.76630 .000 -557.5729 -291.6271

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2

ml/kgBB 53.00000 14.54716 .194 -21.7243 127.7243

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius

Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 9.00000 15.04726 1.000 -63.3871 81.3871

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Rendah 0,426 g/kgBB -350.00000

* 17.45910 .000 -422.9362 -277.0638

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis

Tengah 1,280 g/kgBB -271.20000

* 15.91540 .000 -342.1355 -200.2645

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Means

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

AST * Kelompok_Perlakuan 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%

Report

AST

Kelompok_Perlakuan Mean N Std. Deviation

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

87

Kontrol Hepatotoksin CCl4 Dosis 2 ml/kgBB 5.9620E2 5 56.67186

Kontrol Negatif Olive Oil Dosis 2 ml/kgBB 1.1860E2 5 11.50217

Kontrol Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840

g/kgBB 1.6260E2 5 14.36315

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Rendah 0,426 g/kgBB 5.2160E2 5 24.46017

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tengah 1,280 g/kgBB 4.4280E2 5 18.45806

Ekstrak Daun M.tanarius Dosis Tinggi 3,840 g/kgBB 1.7160E2 5 30.42696

Total 3.3557E2 30 195.75067

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

AST *

Kelompok_

Perlakuan

Between Groups (Combined) 1089570.967 5 217914.193 241.452 .000

Linearity 44736.711 1 44736.711 49.569 .000

Deviation from Linearity 1044834.255 4 261208.564 289.422 .000

Within Groups 21660.400 24 902.517

Total 1111231.367 29

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

AST * Kelompok_Perlakuan -.201 .040 .990 .981

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

88

Lampiran 10. Analisis statistik aktivitas serum ALT dan serum AST

perlakuan kontrol negatif olive oil dosis 2 ml/kgBB

ALT

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 10 86.2000 9.37846 77.00 108.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

ALT

N 10

Normal Parametersa Mean 86.2000

Std. Deviation 9.37846

Most Extreme Differences Absolute .193

Positive .193

Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z .609

Asymp. Sig. (2-tailed) .851

a. Test distribution is Normal.

Means

Report

ALT

Kelompok_Perlakuan Mean N Std. Deviation Std. Error of Mean

Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB jam ke 0 90.2000 5 10.98636 4.91325

Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB jam ke

24 82.2000 5 6.09918 2.72764

Total 86.2000 10 9.37846 2.96573

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 10 86.2000 9.37846 77.00 108.00

Kelompok_Perlakuan 10 1.50 .527 1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

89

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank

ALT Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 0 5 6.70

Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 24 5 4.30

Total 10

Test Statisticsa,b

ALT

Chi-Square 1.580

df 1

Asymp. Sig. .209

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Kelompok_Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ALT 10 86.2000 9.37846 77.00 108.00

Kelompok_Perlakuan 10 1.50 .527 1 2

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

ALT Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 0 5 6.70 33.50

Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 24 5 4.30 21.50

Total 10

Test Statisticsb

ALT

Mann-Whitney U 6.500

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

90

Wilcoxon W 21.500

Z -1.257

Asymp. Sig. (2-tailed) .209

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .222a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

AST

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 10 1.2070E2 11.65285 105.00 137.00

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

AST

N 10

Normal Parametersa Mean 1.2070E2

Std. Deviation 1.16528E1

Most Extreme Differences Absolute .206

Positive .142

Negative -.206

Kolmogorov-Smirnov Z .650

Asymp. Sig. (2-tailed) .792

a. Test distribution is Normal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

91

Means

Report

AST

Kelompok_Perlakuan Mean N Std. Deviation Std. Error of Mean

Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB jam ke 0 1.2280E2 5 12.73578 5.69561

Kontrol negatif olive oil 2 ml/kgBB jam ke 24 1.1860E2 5 11.50217 5.14393

Total 1.2070E2 10 11.65285 3.68495

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 10 1.2070E2 11.65285 105.00 137.00

Kelompok_Perlakuan 10 1.5000 .52705 1.00 2.00

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank

AST Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 0 5 5.90

Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 24 5 5.10

Total 10

Test Statisticsa,b

AST

Chi-Square .176

df 1

Asymp. Sig. .675

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

Kelompok_Perlakuan

NPar Tests

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 10 1.2070E2 11.65285 105.00 137.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

92

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AST 10 1.2070E2 11.65285 105.00 137.00

Kelompok_Perlakuan 10 1.5000 .52705 1.00 2.00

Mann-Whitney Test

Ranks

Kelompok_Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks

AST Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 0 5 5.90 29.50

Kontrol negatif olive oil 2

ml/kgBB jam ke 24 5 5.10 25.50

Total 10

Test Statisticsb

AST

Mann-Whitney U 10.500

Wilcoxon W 25.500

Z -.419

Asymp. Sig. (2-tailed) .675

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .690a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: Kelompok_Perlakuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

93

Lampiran 11. Perhitungan efek hepatoprotektif

Rumus perhitungan efek hepatoprotektif :

x 100 %

Maka perhitungan efek hepatoprotektif ALT serum sebagai berikut :

Kelompok perlakuan M. tanarius dosis 0,426 g/kg BB (po) + induksi karbon

tetraklorida :

29,5%

Kelompok perlakuan M. tanarius dosis 1,280 g/kg BB (po) + induksi karbon

tetraklorida :

43,6%

Kelompok perlakuan M. tanarius dosis 3,840 g/kg BB (po) + induksi karbon

tetraklorida :

62,4%

Lampiran 12. Perhitungan penetapan peringkat dosis ekstrak metanol-air

daun M. tanarius kelompok perlakuan

Dasar penetapan peringkat dosis:

Bobot tertinggi tikus = 250 g

Konsentrasi ekstrak metanol daun Macaranga tanarius yang dapat disedot

dan dikeluarkan lewat spuit peroral = 38,4 % atau 384 mg/ml

Pemberian cairan secara per oral maksimal 5 ml, digunakan separuhnya saja

menjadi 2,5 ml

Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis tertinggi

V x C = BB x D

Volume Pemberian x Konsentrasi = Berat badan x Dosis

2,5 ml x 384 mg/ml = 250 g BB x Dosis

Dosis = 3,84 mg/gBB

= 3840 mg/kgBB (dosis tertinggi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

94

Untuk dua peringkat dosis di bawahnya, dosis tertinggi ini dibagi 3 kemudian

dibagi 3 lagi sehingga diperoleh 3 peringkat dosis : 3840 mg/kgBB; 1280

mg/kgBB; 426 mg/kgBB atau 3,840 g/kgBB; 1,280 g/kgBB; 0,426 g/kgBB.

Perhitungan konversi dosis dari tikus ke manusia :

Faktor konversi dari tikus 200 gram ke manusia 70 kg = 56,00

Rata-rata berat badan manusia Indonesia = 50 kg

Dosis untuk tikus = 3840 mg/kgBB= 3,84 g/kgBB

= 0,00384 g/gBB tikus

= 0,768 g / 200 gBB tikus

Dosis untuk manusia = 56,0 x 0,768 g = 43,008 g / 70 kgBB manusia

= 30,72 g/ 50 kgBB manusia

Lampiran 13. Perhitungan konversi dosis untuk manusia

Angka konversi Tikus 200 g ke Manusia 70 kg = 56,0

Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 g x (angka konversi ke

manusia)

Maka ditetapkan dosis ekstrak metanol-air daun M. tanarius :

Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 0,426 g/kgBB tikus:

0,426 g/kgBB = 0,426 g/1000 gBB = 0,0852 g/200 gBB

0,0852 g/200 gBB x 56,0 = 4,77 g/70 kgBB manusia

Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 1,280 g/kgBB tikus:

1,280 g/kgBB = 1,280 g/1000 gBB = 0,256 g/200 gBB

0,256 g/200 gBB x 56,0 = 14,33 g/70 kgBB manusia

Ekstrak metanol-air daun M. tanarius dosis 3,840 g/kgBB tikus:

3,840 g/kgBB = 3,840 g/1000 gBB = 0,768 g/200 gBB

0,768 g/200 gBB x 56,0 = 43,01 g/70 kgBB manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

95

Lampiran 14. Perhitungan efektif dosis tengah (ED50) hepatoprotektif

ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius (L.) pada tikus jantan

terinduksi karbon tetraklorida

Tabel XV. Dosis, log dosis, % efek hepatoprotektif dan ED50 pada masing-

masing kelompok perlakuan

Kelompok Perlakuan Dosis

(mg/kgBB)

Log

dosis

Efek hepatoprotektif

(%)

ED50

(g/kgBB)

EDM 0,426 g/kgBB

+ CCl4 2 ml/kgBB 426 2,629 29,5

1,766 EDM 1,280 g/kgBB

+ CCl4 2 ml/kgBB 1280 3,107 43,6

EDM 3,840 g/kgBB

+ CCl4 2 ml/kgBB 3840 3,584 62,4

Linear Regression log dosis vs efek hepatoprotektif :

A = -61,853

B = 34,448

r = 0,996

Persamaan regresi linear :

y = Bx + A

y = 34,448 x – 61,853

Efek hepatoprotektif sebesar 50 % maka :

50 = 34,448 x – 61,853

111,853 = 34,448 x

x = 3,247

Dosis yang menimbulkan 50% efek hepatoprotektif adalah :

ED50 = antilog 3,247

ED50 = 1766,04 mg/kgBB

ED50 = 1,766 g/kgBB

Jadi, efektif dosis tengah (ED50) hepatoptotektif ekdtrak metano-air daun M.

tanarius pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida 2 ml/kgBB adalah

1,766 g/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

96

Perhitungan konversi efektif dosis tengah hepatoprotektif untuk manusia :

Angka konversi Tikus 200 g ke Manusia 70 kg = 56,0

Dosis untuk manusia = Dosis untuk tikus 200 g x (angka konversi ke

manusia)

Maka, 1,766 g/kgBB = 1,766 g/1000g BB= 0,353 g/200 gBB

0,353 g/200 gBB x 56,0 = 19,768 g/70 kgBB manusia

Untuk manusia Indonesia (50 kg), maka 50kg/70kg x 19,768 = 14,12 g

Lampiran 15. Penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance dengan

metode Gravimetri. Pemanasan serbuk daun M. tanarius dilakukan pada suhu 110

0C selama 15 menit.

Tabel XVI. Hasil penetapan kadar air serbuk daun M. tanarius

Bobot Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Sebelum pemanasan 5,008 g 5,002 g 5,001 g

Sesudah pemanasan 4,628 g 4,615 g 4,629 g

Kadar air 7,59 % 7,74 % 7,44 %

Rata-rata kadar air 7,59 %

Kadar air =

Replikasi I :

= 7,59%

Replikasi II :

= 7,74%

Replikasi III :

= 7,44%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

97

Kadar air serbuk yang dipersyaratkan adalah kurang dari 10%. Kadar air serbuk

daun M. tanarius sebesar 7,59% sehingga memenuhi persyaratan.

Lampiran 16. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Tabel XVII. Hasil rendemen ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Keterangan

(gram)

Cawan

1

Cawan

2

Cawan

3

Cawan

4

Cawan

5

Cawan

6

Cawan

kosong 60,42 58,85 59,10 53,08 58,86 59,11

Cawan +

ekstrak 64,16 62,69 62,90 56,84 62,56 62,90

Rendemen 3,74 3,84 3,80 3,76 3,70 3,79

= 3,77 g

% rendemen ekstrak kental = x 100%= 23,75%

Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 1 kg serbuk kering daun M. tanarius

menghasilkan 63 cawan ekstrak kental. Rata-rata rendemen setiap cawan 3,77

gram ekstrak kental. Pada pembuatan 1 kg serbuk kering daun M. tanarius

menghasilkan 237,51 g ekstrak kental, dengan rendemen 23,75%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

98

Lampiran 17. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Tabel XVIII. Bobot pengeringan ekstrak metanol-air daun M. tanarius

Cawan

Berat

cawan

kosong

(gram)

Jam ke 0

10.00

5

15.00

10

20.00

21

07.00

22

08.00

23

09.00

24

10.00

1 60,42 Berat

ekstrak

(gram)

129,17 110,30 99,57 64,54 64,26 64,16 64,16

2 53,08 129,04 111,06 99,88 57,34 56,96 56,84 56,84

3 59,11 136,38 118,87 101,31 63,50 63,12 62,90 62,90

Lampiran 18. Hasil pengukuran validitas dan reabilitas

Tabel XIX. Hasil validitas dan reabilitas

Dilihat dari serum kontrol (range 33,9-48,9 U/l)

x (U/l) x-

42

41,2

0,8 0,64

40 -1,2 1,44

41 -0,2 0,04

42 0,8 0,64

41 -0,2 0,04

∑ = 2,8

Range = ± SD

= 41,2 ± 0,8

= 40,4 – 42

CV = (SD/ ) x 100%

= (0,8/41,2) x 100%

= 1,94%

Syarat CV yang baik ≤ 2%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/5257/2/098114085_Full.pdf · 2016-05-25 · (Donny Dhirgantoro dalam novel 5 cm.). Ku persembahkan karya kecil ku ini

99

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Efek

Hepatoprotektif Ekstrak Metanol:Air (50:50) Daun

Macaranga tanarius L. Terhadap Kadar ALT-AST

Serum Pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida”

memiliki nama lengkap Theresia Garri Windrawati.

Penulis lahir di Bantul pada tanggal 15 Oktober 1990,

merupakan putri kedua dari dua bersaudara dalam

keluarga pasangan Gregorius Riswinarto dan Monica Muryanti. Penulis

mengawali masa pendidikannya di TK Pertiwi X Imogiri Bantul (1996-1997)

kemudian melanjukan pendidikan tingkat Sekolah Dasar di SD Negeri Pundung I

Imogiri Bantul (1997-2003). Pendidikan Sekolah Menengah Pertama ditempuh

oleh penulis di SMP Negeri I Imogiri Bantul (2003-2006), kemudian melanjutkan

pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri II Bantul (2006-2009).

Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2009. Semasa menempuh kuliah, penulis

aktif dalam berbagai kepanitiaan. Penulis pernah menjadi volunteer PIO

ISMAFARSI (2009), anggota divisi Dana Usaha Donor Darah (2009), anggota

divisi Acara Hari AIDS (2009), anggota divisi Kesekretariatan TITRASI (2010),

anggota divisi Humas Pharmacy Competition (2011), anggota divisi Acara

Pelepasan Wisuda Fakultas Farmasi (2011), koordinator Acara TITRASI (2011),

panitia seminar IAI (2012). Penulis pernah menjadi asisten praktikum Botani

Farmasi (2010 dan 2011), Kimia Analisis (2011), dan Toksikologi Dasar (2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI