benang kusut upaya penataan pedagang kaki lima donny 031111
DESCRIPTION
Materi ini berisi tentang rekleksi pengalaman penulis & teman2 PRAKSIS ketika mendamping PKL di Jl. Otista Bandung(1997-2000) & Majalaya (1999-2001).TRANSCRIPT
Benang Kusut Upaya Penataan Pedagang Kaki Lima
Refleksi Pengalaman Pendampingan PKL Jl. Otista, Bandung & Kota Majalaya
Donny SetiawanPRAKSIS Activist & Member of Perkumpulan INISIATIFBlog: www.donnysetiawan.blogspot.com
Materi Pengantar Diskusi - MAJELIS ILMU PRAKSISBandung, 3 November 2011
DEFINISI SEKTOR INFORMAL (1)
• “Ekonomi informal terdiri dari unit-unit ekonomi yang termarjinalisasi dan pekerja-pekerja yang memiliki karakteristik: mengalami defisit yang parah dalam hal pekerjaan yang layak, defisit dalam hal standar perburuhan, defisit dalam hal produktivitas dan kualitas pekerjaan, defisit dalam hal perlindungan sosial dan defisit dalam hal organisasi dan hak suara”. (ILO, 2002).
• “Bagian dari ekonomi pasar yang tidak punya aturan dan tidak formal, yang memproduksi barang dan jasa untuk dijual atau untuk memperoleh pendapatan lain”. (SIDA, 2002).
• “Unit usaha yang terlibat dalam produksi barang dan jasa dengan tujuan utama untuk menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi orang-orang yang terlibat. Hubungan ketenagakerjaan, jika memang ada, kebanyakan atas dasar pekerjaan tidak tetap, persaudaraan atau hubungan pribadi dan hubungan sosial, dan bukan atas dasar persetujuan kontrak dengan jaminan formal”. (International Conference of Labour Statisticians (ICLS), 1993)
DEFINISI SEKTOR INFORMAL (2)
• “Seluruh kegiatan ekonomi yang berada diluar kerangka institusional resmi”. (Canagarajah dan Sethuraman (2001) dari The Human Development Network, The World Bank)
• “Tenaga kerja yang bekerja pada segala jenis pekerjaan tanpa ada perlindungan negara dan atas usaha tersebut tidak dikenakan pajak”. (Hendri Saparini & M. Chatib Basri )
• “Bagian angkatan kerja kota yang berada diluar pasar tenaga terorganisasi.” (Keith Hart, 1971)
SIAPA SEKTOR INFORMAL?
Status Pekerjaan menurut BPS:
a)Berusaha sendiri b)Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar c)Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar d)Buruh/Karyawan/Pegawai e)Pekerja bebas di sektor pertanian dan non pertanian f)Pekerja tak dibayar
(informal)(informal)
(formal)
(formal)(informal)
(informal)
PKL? a) dan b)
PENYEBAB BERKEMBANGNYA SEKTOR INFORMAL
• Sejak 1970-an, isu tenaga kerja di kota telah menarik perhatian banyak ahli perkotaan terutama masalah keterkaitan antara ketenagakerjaan di kota dengan migrasi desa-kota
• Persoalan struktural migrasi desa-kota:1. Ketimpangan pola pemilikan lahan2. Pembangunan bias urban, mementingkan industrialisasi,
mengabaikan sektor pertanian• Faktor pendorong berkembangnya usaha sektor informal:
1. Peningkatan migrasi desa-kota2. Tidak berkembangnya lapangan kerja di sektor formal3. Maraknya KKN dan berbelitnya birokrasi4. Perubahan tatanan ekonomi global
(Manning & Effendi 1991; Rachbini & Hamid 1994; Todaro dan Stilkind 1991; Breman 2001; Castells dan Portes 1989; dikutip dari Laporan Penelitian Resmi Setia M. Berjudul: “Ekonomi Informal Perkotaan: Sebuah Kasus Tentang Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung”, Akatiga, 2009)
PERKEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA (1)
Sumber: Diolah dari dari Biro Pusat Statistik, Sakernas 1990-2003 dalam makalah Ninasapti Triaswati, “Gambaran Pekerja Indonesia: Menurunnya Daya Serap Pekerja di Sektor Formal”, dipresentasikan dalam Seminar INDEF, 2004, Jakarta
PERKEMBANGAN SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA (2)
SEKTOR INFORMAL DI BEBERAPA NEGARA
Portland Street Vendors
California Street Vendors
Solo Street Vendors
City Hall, New York
Toro, Zamora province, Castilla Leon, Spain
Kabwe Municipal Council, Zambia
Ljubljana, Slovenia
PENDAMPINGAN PEDAGANG KAKI LIMA PENDAMPINGAN PEDAGANG KAKI LIMA DI JL. OTISTA BANDUNGDI JL. OTISTA BANDUNG
(1997-2000)(1997-2000)
PEDAGANG KAKI LIMA JL. OTISTA, BANDUNG
• Jumlah: ± 250 pedagang (total: ± 1.500 pedagang)• Komoditas: pakaian, aksesoris,dll• Waktu jualan: 08.00-18.00• Etnis mayoritas: sumatera, sunda• Jenis lapak: tenda, tiang besi• luas lapak: 5 x 5 tegel • lebar pedestrian: 3m
• Kerusuhan “Cibadak” 1996 • PKL pindah ke: Banceuy Plaza, Otista, Eks. Terminal Kb. Kalapa• PKL Otista: 6 kelompok besar
Kelompok PKL Ruas Jl. ABC-Jl. Jend. Sudirman
‘Penataan Kawasan Pedagang Kaki Lima’
PRAKSIS
Lokasi : Jl. Otista (Pasar Baru), Bandung
Penerima Manfaat
: PKL, pemilik toko, pembeli/pengunjung, pemkot, warga kota
Pemberi Tugas : PKL Otista (200 anggota)
Pemberi Dana : Swadaya + ford foundation
Lama Pendampingan
: 2 tahun (1998-2000)
‘Penataan Pedagang Kaki Lima’ PRAKSIS
Draft disain
Pendampingan Pemetaan Partisipatif
Kesepakatan antara warga dan PKL
Forum multi stakeholder
Penataan Mandiri
PENDAMPINGAN PEDAGANG KAKI LIMA PENDAMPINGAN PEDAGANG KAKI LIMA DI PUSAT KOTA MAJALAYADI PUSAT KOTA MAJALAYA
(1999-2001)(1999-2001)
KOTA KECAMATAN MAJALAYA
KOTA DOLAR
Pusat industri tekstilBanjir tahunan
Kemacetan
Pusat kota kumuh
Tensi politik tinggi
Limbah industri
PEDAGANG KAKI LIMA KOTA MAJALAYA
• Pembakaran lapak jualan PKL tahun 2000an• Berawal dari pasar tumpah yg di Pasar Baru & Pasar Bingung
• Jumlah: ± 650 pedagang• Komoditas: pakaian, aksesoris, sayuran, daging,dll• Waktu jualan: siang & malam• Etnis mayoritas: sunda• Jenis lapak: tenda, tiang kayu• luas lapak: variatif• lokasi dagangan: trotoar & jalan
ALUR DISTRIBUSI BARANG PKL MAJALAYA
produk
IKM
Pasar Induk
PKL
Masyarakat
Buruh
Lain-lain
Agen antara
TRANSPORT
distributor
perempuan
Petani produsen
konsumen
RELASI POLITIK PKL MAJALAYA
PKL
IKM
FM2S
Preman politik
Pemilik toko
Komunitas
pasar
Warga sekitar
desaPemda
Masjid agung
“X”
POHON MASALAH PKL MAJALAYA
ATURAN HUKUM PKL BLM ADA
LOKASI JUALAN YANG JELAS
PEREBUTAN JOB SAMPAH DESA VS DKP
BANYAK PREMAN
PASAR TIDAK
MENCUKUPI
JUAL BELI LAPAK PUNGUTAN
KAPASITAS MODAL RENDAH
BERAGAM JENIS JUALAN
JUMLAH PKL BANYAK
TERM,YG ADA TIDAK
MENCUKUPI
TIDAK ADA KEDISIPLINAN
KURANG SARANA KEB
SAMPAH
SALURAN DRAINASE TIDAK
ADA
KONDISI LAPAK BURUK
LAPAK SEMI PERMANEN
TMPT JUALAN TIDAK
TERATUR
BANYAK SARANA
TRANSPORT
TERMINAL BAYANGAN
KEMACATAN
JALUR ANDONG,BECAK,OJEG TIDAK TERATUR
JALAN SEMPIT DAN RUSAK
PRILAKU PEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN
PENGANGKUTAN SAMPAH 1X SEHARI
SKEMA PENDAMPINGAN PKL MAJALAYA
IDENTIFIKASI MASALAH
KEBUTUHAN POTENSI&PELAKU
OLEH TIM
ANALISIS MASALAH OLEH TIM
TIM AHLI
USULAN
PERENCANAAN SOLUSIS
PENGORGANISASIAN PELAKU
PEMETAAN MASALAH
OLEH WARGA
ANALISIS MASALAH
OLEH WARGA
PERENCANAN PENYELESAIAN
MASALAH
IDENTIFIKASI MASALAH
KOMITMEN BERSAMA
PERENCANAAN
PENYELESAIAN MASALAH
PELATIHANPENGINTEGRASIAN
KE DEKOT
IDENTIFIKASI KEL.
KEPENTINGAN
PEMBENTUKAN INSTITUSI
SEKTORAL
SOSIALISASI DAN
ADVOKASI
IMPLEMENTASI
Inisiasi forum
bersama
OUTPUT PENDAMPINGAN PKL MAJALAYA
1. Terbentuknya Forum Masyarakat Pedagang Kaki Lima Majalaya2. Terbentuknya Koperasi Citra Wangi3. Tersusunnya basis data PKL Majalaya4. Tersusunnya rencana penataan PKL Majalaya :• Relokasi• Penataan lapak jualan
CAPAIAN LAIN
1. Tersusunnya draft naskah akademik & Rencana Penataan Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
2. Penataan PKL Jl. Rajiman
PEMBELAJARAN
1. Membenahi PKL SULIT tapi MUNGKIN DILAKUKAN2. Butuh dukungan kebijakan3. Bukan untuk DISINGKIRKAN tapi harus DIRANGKUL (Represif vs
Humanis)4. PKL pun butuh jaminan kenyamanan & keamanan dalam
berusaha5. Potensi tinggi utk menambah devisa negara6. Rentan menjadi komoditas politik7. Tidak semua PKL miskin bos? Bandar? Mafia?
Terima KasihTerima Kasih