plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/27441/2/064314007_full[1].pdf · 2018....

133
i DINAMIKA TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-1965 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Program Studi Ilmu Sejarah Oleh : Theodorus Yanzens NIM : 064314007 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    DINAMIKA TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-1965

    Skripsi

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Sastra

    Program Studi Ilmu Sejarah

    Oleh :

    Theodorus Yanzens

    NIM : 064314007

    PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

    FAKULTAS SASTRA

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2011

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini aku persembahan untuk:

    Keluargaku tercinta, Bapak dan Mama yang telah membesarkan aku hingga seperti

    saat ini dan kepada Adikku tercinta Resa dan Via. Untuk sekarang, cuman ini yang

    bisa aku persembahkan untuk kalian semua…

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    Theodorus Yanzens. 2011. Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965.

    Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

    Skripsi dengan judul “ Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965”

    memiliki 3 permasalahan yang diangkat. Pertama, Bagaimana Taman Siswa sebagai

    Organisasi Pendidikan. Kedua, Dinamika Organisasi Taman Siswa Pada Tahun 1959-

    1964. Ketiga, keadaan Taman Siswa di Tahun 1965. Ketiga permasalahan tersebut

    akan dijelaskan dalam beberapa bab. Penulisan ini bertujuan untuk mellihat Taman

    Siswa sebagai organisasi pendidikan pada tahun 1959-1965 yang bertepatan dengan

    masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Tulisan ini memuat pembahasan tentang

    dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa baik itu berupa konflik maupun kebijakan-

    kebijakan dalam Taman Siswa saat itu.

    Metode yang digunakan dalam melakukan penulisan ini ialah pengumpulan

    data dari berbagai sumber yang diantaranya sumber primer berupa lembaran

    organisasi, Majalah organisasi kemudian sumber sekunder yaitu dari buku-buku dan

    artikel di internet. Selanjutnya hasil dari pengumpulan data di analisis dan

    dideskripsikan dalam tulisan yang terdapat pada bab-bab sesuai dengan masalah

    yang dibahas.

    Dalam perkembangan penulisan sejarah di Indonesia, organisasi pendidikan

    tidak begitu banyak dibahas atau jarang diangkat kepermukaan. Masyarakat

    Indonesia lebih familiar dengan organisasi politik. Taman Siswa merupakan salah

    satu perguruan dan organisasi pendidikan yang jarang dibahas. Padahal peran

    organisasi Taman Siswa dalam pendidikan di Indonesia sangat besar. Taman Siswa

    mengalami perkembangan cukup pesat pada masa kolonial dengan cabang hampir

    ada disetiap daerah di nusantara. Hal itu terus berkembang hingga memasuki

    Indonesia merdeka. Tetapi setelah Demokrasi Terpimpin berakhir, situasi perguruan

    Taman Siswa mengalami kemunduran yang luar biasa. Secara singkat tulisan ini

    ingin menunjukan salah satu alasan terjadinya kemunduran Taman Siswa di dunia

    pendidikan Indonesia. Masuknya politik ke Taman Siswa pada masa pemerintahan

    Demokrasi Terpimpin telah menimbulkan konflik kepentingan dalam organisasi yang

    melibatkan para anggota dan pamong. Kepentingan politik yang terlalu berlebihan

    membuat tujuan perguruan yang seharusnya menjadi prioritas diabaikan. Hal itu terus

    berlanjut hingga akhir tahun 1965. Banyaknya anggota Taman Siswa yang dipecat

    dan ditangkap oleh Kopkamtib karena dituduh terlibat dalam peristiwa G 30 S.

    Bahkan yang tidak terlibatpun terkena imbasnya. Situasi ini pada akhirnya membawa

    dampak pada keadaan Taman Siswa hingga saat ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    Theodorus Yanzens. 2011. Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965.

    Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

    Thesis titled "Dynamics Of The Taman Siswa in years 1959-1965" has 3

    issues raised. First, How the development of Taman Siswa as an Educational

    Organization. Second, the dynamics of the Taman Siswa Organization the Year 1959-

    1964. Third, Situation in the Year 1965 Taman Siswa. These three issues will be

    explained in several chapters. The study is aimed to see situation of Taman Siswa as

    an educational organization in the year 1959-1965 which coincided with the reign of

    Guided Democracy. This study discusses the dynamics that occur in Taman Siswa

    either in the form of conflicts or the policies in the Taman Siswa at that time.

    The method used in conducting this study is collecting data from various

    sources including primary sources in the form of sheet organization, magazine and

    organization of secondary sources from books and articles on the internet. The results

    of data gathering will be analyzed and described in the certain chapters according to

    the problems discussed.

    Educational organizations are rarely discussed in historical writing in

    Indonesia. Indonesian society is more familiar with political organizations than

    educational organization. Taman Siswa is one of the educational organizations that

    rarely discussed. Whereas the role of Taman Siswa as an educational in Indonesia is

    very important. Taman siswa has been developed quite rapidly in the colonial period.

    It grows well until the independence of Indonesia. After the end of Guided

    Democracy Taman Siswa college experinces a setback. Briefly this study is to show

    one of the reasons for the decline of Taman Siswa in Indonesia. The entry of politics

    in Guided Democracy era brings a conflict in the organization that involve its

    members and officials. Political interests that are too excessive make the visions of

    the organization ignored. This is continued until late 1965. Some of the members who

    were fired by Taman Siswa and arrested by Kopkamtib for his alleged involvement in

    the events G 30 S. Even those who are not involved got the effect. This situation

    ultimately has an impact on Taman Siswa until now.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    LEMBARAN PENYATAAN PERSETUJUAN

    PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma:

    Nama : Theodorus Yanzens

    Nomor Mahasiswa : 064314007

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

    Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    “DINAMIKA TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-1965”

    Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dan mengelolanya dalam bentuk pengakalan data, mendistribusikan secara terbatas,

    dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis

    tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama

    tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal 9 Desember 2011

    Yang menyatakan

    Theodorus Yanzens

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Tidak terasa akhirnya selesai juga penantian dan usaha yang selama ini

    dilakukan. Usaha akan penyelesaian satu tahap jenjang ilmu telah dilalui bersamaan

    dengan selesainya penulisan skripsi ini. Dalam proses panjang tersebut banyak

    tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh penulis tetapi semua itu dapat terlewati

    melalui kepercayaan diri yang tumbuh oleh karena dukungan, bantuan dan doa dari

    orang-orang dan kerabat yang ada disekitar penulis.

    Untuk pertama kali puji dan syukur dipanjatkan oleh penulis kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, Allah Bapa Di Surga, karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga

    skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sangat yakin bahwa tanpa kehendak dan

    bimbingan-Nya skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik.

    Selain itu tidak lupa juga bahwa penyelesaian skripsi ini telah melibatkan

    banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, bimbingan maupun doa

    kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menngucapkan

    terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka dan tidak akan pernah melupakan

    apa yang telah diberikan selama ini.

    Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Agus Purwanto dan Ibu

    Mur yang merupakan pengawai Museum Taman Siswa Yogyakarta. Terima kasih

    atas bantuan selama ini kepada penulis dalam kemudahan mencari data dan dukungan

    mengakses sumber-sumber primer dari Museum. Apa yang telah dilakukan Bapak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    Agus Purwanto dan Mbak Mur telah menjadi bagian terpenting dalam penyelesaian

    skripsi ini.

    Ucapan terima kasih disampaikan kepada staf-staf pengajar di Fakultas Sastra

    Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan,

    bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Ig.

    Sandiwan Suharso selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan motivasi dan

    dukungan serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis sehingga skripsi ini

    dapat terselesaikan. Penulis sangat berterima kasih sekali karena banyak perubahan

    dan kemajuan dan ilmu yang didapat dari beliau. Penulis juga yakin tanpa beliau

    penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Selanjutnya ucapan terima

    kasih diucapkan kepada Bapak Drs. Silverio R.L. Aji Sampurno, M.Hum., selaku

    Ketua Program Studi Ilmu Sejarah dan pembimbing akademik penulis yang selalu

    memotivasi penulis untuk cepat lulus dan fokus terhadap penulisan. Hal itu sangat

    berarti untuk penulis. Terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Hb. Hery Santosa

    M.Hum. yang selalu memberikan dukungan dan kepercayaan diri bagi penulis untuk

    segera menyelesaikan skripsi.

    Terima kasih pula penulis haturkan kepada seluruh staf pengajar di Program

    Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan

    berbagai pengetahuan serta pengalaman pada saat kuliah. Kepada Alm. Prof. Dr. P.J

    Suwarno., S.H. yang telah damai bersamaNya, terima kasih atas pengetahuan yang

    telah diberikan selama kuliah dan atas pengalaman yang dibagi selama dikelas.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    Penulis akan selalu mengenang jasa beliau. Terima kasih juga diucapkan kepada

    Romo Dr. F.X. Baskara Wardaya., S.J atas pengetahuan dan ilmu-ilmu baru selama

    mata kuliah seminar dan mata kuliah lainnya. Banyak pengalaman dan pengetahuan

    yang penulis dapatkan dari beliau. Terima kasih juga Kepada Romo Dr. G. Subanar.,

    S.J, Drs. H. Purwanta., M.A., Drs. Manu Joyoatmojo. Kepada semua dosen yang

    pernah mendidik penulis selama proses perkuliahan.

    Selanjutnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada

    kedua orang tua tersayang. Kepada Bapak dan Mama yang selama ini terus

    mendukung, memberikan motivasi dan doa serta sabar membimbing secara moril

    kepada penulis. Kedua orang tua bagi penulis merupakan inspirasi dan sumber

    kekuatan. Dedikasi beliau berdua kepada anak-anaknya sangat luar biasa. Apa yang

    telah dilakukan beliau berdua tidak akan pernah penulis lupakan dan akan selalu ada

    dihati. Kemudian kepada adik-adik tercinta yaitu Kristina Theresa Juetha dan Alberta

    Triana Silvia yang selalu mendukung sepenuh hati, memberikan doa-doanya. Semua

    itu menjadi pelecut sekaligus motivasi tersendiri bagi penulis.

    Kepada teman-teman seangkatan seperjuangan di Ilmu Sejarah angkatan 2006

    yaitu Serihartati, Khotifah dan Ismiyati. Terima kasih banyak atas dukungannya, doa

    dan kebersamaannya selama ini dalam keadaan senang maupun susah. Disaat jenuh,

    bosan dan kesulitan dalam hal apapun kalian selalu berusaha untuk membantu. Bagi

    penulis, kalian merupakan sahabat sekaligus keluarga. Terima kasih juga kepada

    kakak-kakak angkatan dan adik-adik tingkat di Ilmu Sejarah yang tidak bisa penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    sebutkan satu persatu, terima kasih karena selalu memberikan dukungan dan

    pengalamannya.

    Kemudian kepada Keluarga Besar Humas Universitas Sanata Dharma.

    Kepada Bapak Budi Setyahandana, S.T.,M.T., selaku Kepala Humas Universitas

    Sanata Dharma, kepada Mas Tjahjo, Mbak Atik. Kepada Teman-teman Se-angkatan

    Staf PMB Humas angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma yaitu Agus, Karina,

    Berto, Jati, Anin, Lita, Celli, Mimi, Orpa, Rosa, Yenny yang telah berbagi

    pengalaman dalam suka dan duka saat menjadi Staf PMB. Penulis sangat merindukan

    kebersamaan lagi disaat expo diluar kota ataupun disaat hang out bersama. Tidak lupa

    juga terima kasih kepada adik tingkat di Staf PMB seperti Krisna, Tati, anggita,

    Agus. S, Daniel, Lusi, Adi, Clay dan lain-lainnya

    Terima kasih diucapkan kepada keluarga besar karyawan di BAA Pusat

    Universitas Sanata Dharma seperti Bu Asih selaku Kepada BAA, Bu Luci, Bu Rut,

    Mas Krisna, Mas Heru, Mas Anton. Kepada Mas Devi yang selalu bertanya tentang

    perkembangan skripsi penulis. Hal ini bagi penulis merupakan dorongan yang sangat

    berarti. Kepada Mbak Wira yang selalu memberikan motivasi kepada penulis serta

    canda tawa ketika membantu di BAA. Semua itu akan selalu penulis kenang.

    Terima kasih penulis sampaikan juga kepada yang tersayang dan terindah,

    Bunga Ajeng Puspita Utami yang dengan sabar menemani penulis disaat susah dan

    senang. Selalu memberikan dukungan motivasi dan doa-doanya. Kamu merupakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    inspirasi sekaligus pembangun kepercayaan diri bagi penulis untuk menjadi manusia

    yang lebih baik lagi.

    Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima

    kasih atas semuanya, tanpa bantuannya penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan dan

    terselesaikan. Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata

    sempurna sehingga sangat diharapkan kritik serta sarannya. Semoga tulisan ini dapat

    berguna dan menambah referensi pengetahuan dalam sejarah di Indonesia khususnya

    sejarah organisasi.

    Yogyakarta, 21 November 2011

    Theodorus Yanzens

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL……………………………………………………...............…...i

    HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………..........................ii

    HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………......................iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...................iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………...............….....v

    ABSTRAK……………………………………………………………........................vi

    ABSTRACT…………………………………………………………........................vii

    LEMBARAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........................................................viii

    KATA PENGANTAR…………………………………………………..............…....ix

    DAFTAR ISI…………………………………………………………..........…........xiv

    BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….......................1

    1.1 Latar Belakang…………………………………………..…......................1

    1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................5

    1.3 Rumusan Masalah……………………………………………...................8

    1.4 Tujuan Penelitian………………………………………...............……......9

    1.5 Manfaat Penelitian………………………………………..............…........9

    1.5.1 Manfaat Akademik.........................................................................10

    1.5.2 Manfaat Praktis……………...........................……........................10

    1.6 Tinjauan Pustaka ……………………………………..............………....11

    1.7 Landasan Teori…………………………………………..............……....15

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    1.8 Metode Penelitian ……………………………………............…...….....20

    1.8.1 Pengumpulan Data..........................................................................20

    1.8.2 Analisis Data...................................................................................21

    1.9 Sistematika Penulisan…………………………………………............... 21

    BAB II TAMAN SISWA SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN...................23

    2.1 Taman Siswa Sebagai Organisasi……………………………..................23

    2.1.1 Asas Pendidikan………………………………………...................24

    2.1.2 Tujuan……………………………………………….…..................27

    2.1.3 Sistem Pendidikan…………………………………….............…...28

    2.2 Sistem Organisasi Taman Siswa………………………............……..…..30

    2.2.1 Rapat Besar……………………………………………...................30

    2.2.2 Majelis Luhur…………………………………………................…31

    2.2.3 Ibu Pawiyatan…………………………………………...................33

    2.2.4 Organisasi Keluarga Taman Siswa……………….............……......34

    2.2.5 Pemimpin Umum……………………………………..............…....35

    2.2.6 Keanggotaan………………………………………..…...................35

    2.3 Hubungan Taman Siswa Dan Pemerintah Indonesia……….................…37

    2.4 Latar Belakang Sosial Politik Tahun 1959-1965………….............…......41

    BAB III DINAMIKA ORGANISASI TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-

    1964…...………………………………………………….....................….....49

    3.1 Taman Siswa Memasuki Tahun 1959…………………………................50

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    3.1.1 Politik Masuk Ke Taman Siswa ………………….…............….....52

    3.1.2 Persaingan Pemilihan Anggota Majelis Luhur Dalam Rapat Besar

    Persatuan Taman Siswa Ke-IX Pada Tahun 1960…...........…….....57

    3.2 Konflik Dalam Tubuh Taman Siswa Tahun 1960-1964….…..................60

    3.2.1 Gagalnya Rapat Besar Pemuda Pelajar Taman Siswa Tahun

    1961……………………………...............................................…...61

    3.2.2 Konflik Dalam Perguruan Ibu Pawiyatan dan Majelis Luhur Taman

    Siswa..…………………………….......................................…......66

    3.2.3 Perubahan Dalam Kepengurusan Majelis Luhur Taman Siswa Pada

    Tahun 1963…………………………..................................…........73

    3.3 Musyarawah Pimpinan Pusat Taman Siswa Tahun 1964..........................75

    BAB IV TAMAN SISWA TAHUN 1965.......…………...…………………...........78

    4.1 Situasi Umum di Indonesia Pada Tahun 1965…………...............….…...78

    4.2 Kebijakan Taman Siswa Terhadap Peristiwa Gerakan 30 September

    Tahun 1965….………………………...………...............................….....81

    4.3 Dampak Dari Peristiwa Gerakan 30 September Terhadap Taman Siswa

    Pada Tahun 1965………………………………………...........................85

    4.3.1 Kebijakan Menutup Sebagian Sekolah Taman Siswa...…...............89

    4.3.2 Kebijakan Sanksi Kepada Anggota Dan Pamong Taman

    Siswa………………………………………………….....................92

    BAB V PENUTUP…………………………………………..……….......................95

    DAFTAR PUSTAKA…………………............………………………………....…100

    LAMPIRAN

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Dalam sejarah Indonesia, organisasi muncul dan berkembang pertama kali di

    permukaan sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial dan penjajahan. Kondisi ini

    sering disebut dengan masa pergerakan nasional. Pada masa ini terdapat banyak

    organisasi bumiputera1 yang berdiri seperti Budi Utomo yang sering disebut sebagai

    organisasi pertama di tanah air kemudian Sarekat Islam, Indische partij, Indische

    Vereeniging, PNI dan sebagainya. Organisasi-organisasi ini memiliki tujuan dan cara

    perlawanannya masing-masing. Dalam perkembangannya sebagian dari organisasi

    yang berdiri saat itu kebanyakan merupakan organisasi politik walaupun begitu

    terdapat juga organisasi yang bersifat keagamaan, perdagangan ataupun pendidikan.

    Pada abad ke-20 pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem politik etis

    di Indonesia yang salah satu isinya membangun kesejahteraan dan pendidikan formal

    untuk rakyat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya rakyat Indonesia yang bersekolah

    dan mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda tetap

    diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan penjajah.

    1 Bumiputera di sini berarti masyarakat pribumi atau masyarakat asli

    nusantara, dan ketika pada masa kolonial merupakan golongan kelas bawah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda memang

    diperuntukkan bagi masyarakat pribumi tetapi masih membedakan golongan. Sekolah

    Belanda tidak untuk memajukan bangsa Indonesia tetapi lebih untuk menciptakan

    tenaga-tenaga pekerja yang murah dan nantinya mengabdi pada kekuasaan Hindia

    Belanda. Pendidikan diciptakan Belanda untuk mencetak tenaga-tenaga yang

    digunakan sebagai alat untuk memperkuat kedudukan penjajah, mengabdi kepada

    kepentingan kolonial, sehingga isi pendidikan diarahkan kepada kepentingan kolonial,

    isi pendidikan itu pun hanya sekedar pengetahuan dan kecakapan yang dapat

    membantu mempertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajahan.2

    Situasi inilah yang menjadi alasan munculnya organisasi pendidikan ataupun

    lembaga sekolah di Indonesia sebagai lembaga atau sekolah pembanding dengan

    sekolah Belanda. Organisasi pendidikan atau lembaga sekolah memang sengaja

    dibentuk, sebagai salah satu cara melawan kaum kolonial yaitu dengan mendidik

    rakyat Indonesia menjadi manusia yang cerdas dan pintar, berpengetahuan yang luas

    serta menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi. Organisasi atau lembaga

    pendidikan yang berdiri saat itu diantaranya adalah Muhammadiyah, Nahdhatul

    Ulama, Sekolah Kautamaan Istri, Wanita Susilo serta Taman Siswa.

    2 Djohan Makmur.Dkk. 1993. Sejarah Pendidikan Di Indonesia Zaman

    Penjajahan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

    Kebudayaan Direktoral Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan

    dokumen Sejarah Nasional. hlm. 73.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Berbicara mengenai perkembangan pendidikan pada masa pergerakan

    nasional, maka tidak bisa lepas dari peran serta Taman Siswa dalam perjuangannya

    menyebarluaskan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Taman Siswa didirikan oleh

    Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara pada

    tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara memberikan nama perguruan

    pendidikannya dengan nama Taman Siswa sebenarnya memiliki makna dan tujuan.

    Kata “Taman” diartikan sebagai tempat di mana orang bisa menikmati suasana yang

    damai, indah serta dapat belajar banyak hal disekelilingnya tanpa merasa terbebani.

    Sedangkan kata “Siswa” berarti murid atau anak didik. Maka, Taman Siswa adalah

    tempat para anak didik dapat belajar apapun juga dengan suasana yang tenang, damai

    dan menjadi diri sendirinya. Arti konsep dari nama Taman Siswa inilah yang ingin

    Ki Hajar Dewantara ciptakan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dalam

    perguruan. Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara menamakan perguruannya dengan

    nama Taman Siswa.

    Taman Siswa menerapkan nilai-nilai kekeluargaan dan budaya nasional dalam

    sistem pendidikannya. Taman Siswa juga memberikan kebebasan terhadap siswanya

    untuk belajar apapun juga dengan syarat, selalu bertanggungjawab dan dapat berguna

    bagi sesama. Hal inilah yang menjadi salah satu perbedaan Taman Siswa dengan

    organisasi pendidikan lainnya pada saat itu. Taman Siswa memiliki tujuh asas yang

    disebut dengan “Asas Taman Siswa 1922”, asas ini menjadi pedoman dasar

    pendidikan pada masa pergerakan nasional, yaitu kodrat alam, kemerdekaan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    kebudayaan, kerakyatan, percaya pada kekuatan sendiri, menghidupi diri sendiri, dan

    ikhlas dalam mengabdi kepada anak didik.

    Dalam perjalanannya sebagai sekolah dan lembaga pendidikan pada masa

    pergerakan nasional, Taman Siswa mengarahkan tujuan pendidikannya untuk

    mendidik rakyat Indonesia agar berjiwa kebangsaan dan berjiwa merdeka. Para murid

    di Taman Siswa diarahkan menjadi calon penerus bangsa yang dapat mengangkat

    derajat bangsa Indonesia agar dapat sebanding dengan bangsa-bangsa lain yang

    merdeka. Tidak hanya itu, Taman Siswa juga memiliki visi dan misi memperluas

    pendidikan yang saat itu banyak sekali dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, sementara

    jumlah sekolah yang disediakan oleh pemerintah Belanda sangat terbatas. Ki Hajar

    Dewantara juga memberi suatu mandat kepada para murid-muridnya untuk terjun ke

    dalam masyarakat dan mengabdi serta mengerakkan rakyat ke arah kemajuan.

    Perkembangan pendidikan dalam Perguruan Taman Siswa terus berjalan pada

    masa pergerakan nasional. Pada akhir masa penjajahan kolonial Belanda, Perguruan

    Taman Siswa telah mempunyai 199 cabang dengan 207 perguruan yang tersebar di

    seluruh Indonesia dengan kurang lebih 20.000 orang murid dan 650 orang guru.3

    Sedangkan ketika Indonesia dikuasai oleh Jepang, Taman Siswa sempat mengalami

    situasi sulit karena kebijakan Jepang yang membatasi gerak sekolah partikelir dan

    hanya memperbolehkan sekolah kejuruan misalnya sekolah pertanian ataupun

    3 Djumur. I.Dkk. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV.Ilmu Bandung.

    hlm. 177.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    perkebunan. Keadaan ini membuat Taman Siswa sempat mengubah mata

    pelajarannya sesuai kurikulum Jepang. Walaupun begitu Taman Siswa tetap dapat

    berdiri dan berkembang hingga akhirnya negara Indonesia memperoleh kemerdekaan.

    Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 situasi politik

    di tanah air belum bisa dikatakan kondusif. Keadaan keamanan, politik dan ekonomi

    sangat mempengaruhi situasi di Indonesia. Taman Siswa sebagai sekolah dan

    organisasi pendidikan tetap berjalan sesuai dengan waktu dan keadaan nasional.

    Situasi jatuh bangun pernah dialami Taman Siswa di masa kolonial Belanda dan hal

    itu terus berlanjut hingga pendudukan Jepang. Setelah memasuki kemerdekaan

    Indonesia, Taman Siswa berusaha untuk tetap berdiri dan berkembang sampai

    akhirnya pada masa Demokrasi Terpimpin kembali lagi mengalami masa-masa sulit.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Taman Siswa mengalami situasi sulit pada tahun 1959-1965 yang juga

    bertepatan dengan masa Demokrasi Terpimpin. Ada dua faktor yang menjadi alasan

    munculnya situasi tersebut. Pertama ialah faktor ekternal, di mana situasi Indonesia

    pada tahun 1959 hingga tahun 1965 mengalami banyak perubahan. Dimulai dengan

    sistem pemerintahan yang mengalami pergantian dari Demokrasi Liberal menjadi

    Demokrasi Terpimpin di tahun 1959. Setelah terjadinya pergantian sistem tersebut,

    situasi di masyarakat mulai menunjukan adanya perubahan dasar yang dibentuk oleh

    negara. Hal tersebut terlihat dengan besarnya pengaruh politik dalam kehidupan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    bernegara oleh karena kebijakan pemerintah. Salah satunya ialah penetapan dan

    penerapan Manipol Usdek atau Manifesto Politik, Undang-undang Dasar 1945,

    Sosialisme, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia

    sebagai Garis Besar Haluan Negara Indonesia. Tidak hanya itu, dalam

    perkembangannya pada masa Demokrasi Terpimpin kebijakan mengenai pendidikan

    mulai diarahkan ke nilai-nilai yang terkandung dalam tujuan politik negara seperti

    yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, penetapan Pancawardhana4 pada

    tanggal 10 Oktober 1960 dan Penpres no.19/655.

    4 Pancawardhana terdiri dari: (1). Perkembangan cinta bangsa dan tanah air,

    moral nasional, internasional/keagamaan. (2). Perkembangan intelegensi, (3).

    Perkembangan emosional, (4). Perkembangan keprigelan (kerajinan) tangan, (5).

    Perkembangan jasmani.

    5 Penpres No. 19 tahun 1965 merupakan kebijakan pemerintah tentang sistem

    pendidikan nasional. Salah satu isi dari Penpres No. 19/65 yang mengarah pada nilai-

    nilai politik di dalamnya antara lain: pasal 1 tentang asas pendidikan nasional yang

    berbunyi: Pancasila-Manipol/Usdek adalah Moral dan Falsafah Hidup Bangsa

    Indonesia serta merupakan manifesto persatuan bangsa dan wilayah Indonesia,

    demikian pula merupakan perasan kesatuan jiwa sebagai Weltanschaung bangsa

    Indonesia dalam penghidupan nasional sebagai landasan bagi semua pelaksanaan

    pendidikan nasional adalah Pancasila-Manipol/Usdek. Dengan demikian, Pancasila-

    Manipol/Usdek harus menjiwai semua segi pendidikan nasional. Ataupun pada pasal

    4 tentang politik pendidikan nasional yang berisikan tentang politik pendidikan

    nasional adalah Manifesto Politik Republik Indonesia beserta pedoman-pedoman

    pelaksanaannya. Oleh karena itu maka garis dan strategi dasar pelaksanaan

    Pendidikan pada taraf Revolusi sekarang ini yang Nasional-Demokratis harus

    melahirkan patriot-patriot komplit, yang berdasarkan Pancasila-Manipol/Usdek,

    menentang segala bentuk penghisapan manusia atas manusia, bangsa atas bangsa

    ialah: (a). Imperialisme, (b). Kolonialisme dan Neo-Kolonialisme, (c). Feodalisme,

    (d). Kapitalisme. Serta yang berjuang dengan penuh keyakinan untuk membangun

    suatu masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur serta membangun Dunia

    Baru.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Sedangkan alasan yang kedua berasal dari faktor internal dalam organisasi

    Taman Siswa. Situasi dalam Taman Siswa pada masa Demokrasi Terpimpin

    mendapat banyak ujian dan tantangan salah satunya diawali dengan meninggalnya Ki

    Hajar Dewantara pada awal tahun 1959. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran Ki Hajar

    Dewantara sangat besar dalam kemajuan dan perkembangan Taman Siswa. Di sisi

    lain, Nyi Hajar Dewantara yang ditunjuk untuk mengantikan posisi Pemimpin Umum

    Perguruan Taman Siswa yang ditinggalkan Ki Hajar Dewantara mengalami situasi

    yang berat. Nyi Hajar Dewantara bukanlah seorang organisator, hal ini jelas

    mempengaruhi situasi Taman Siswa sendiri kedepannya.

    Pada tahun 1959 sampai 1964 Taman Siswa berada dalam situasi penuh

    dinamika. Pengaruh politik mulai masuk dalam Taman Siswa. setelah itu sering

    terjadinya pertentangan yang disebabkan adanya kepentingan dari para anggota yang

    berakhir dengan konflik. Hal ini ditunjukan dengan peristiwa gagalnya pembentukan

    Pengurus Besar dalam Rapat Besar Pemuda Pelajar Taman Siswa pada tahun 1961,

    kemudian berlanjut dengan ricuhnya kepengurusan di Ibu Pawiyatan. Keadaan

    semakin diperburuk dengan perpecahan dalam tubuh kepengurusan Majelis Luhur.

    Keadaan Taman Siswa mulai kondusif setelah Nyi Hajar Dewantara mengambil

    semua alih pimpinan di organisasi sesuai dengan surat keputusan penertiban

    organisasi yang dikeluarkan Majelis Luhur saat itu.

    Peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965 menjadi salah satu awal

    kemerosotan nama Taman Siswa di mata masyarakat. Setelah peristiwa tersebut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    ternyata tidak sedikit para pamong dan orang-orang di Taman Siswa yang ditangkap

    karena dituduh terlibat dalam gerakan tersebut. Peristiwa ini menimbulkan dampak

    sosial yang sangat besar pada keberlangsungan Taman Siswa. Sekolah-sekolah

    banyak ditutup setelah peristiwa tersebut, kepercayaan masyarakat pun berkurang

    terhadap Taman siswa.6

    Pada masa Orde Baru hingga saat ini, keberadaan Taman Siswa sebagai

    sebuah perguruan dan organisasi pendidikan masih tetap berjalan. Akan tetapi Taman

    Siswa yang dulunya memiliki pengaruh besar dalam dunia pendidikan di Indonesia,

    saat ini hanya menjadi sebuah yayasan pendidikan swasta biasa. Kontribusi terhadap

    dunia pendidikan sudah sangat jarang diperdengarkan lagi. Tidak dapat dipungkiri

    bahwa peristiwa dan dinamika organisasi yang terjadi pada tahun 1959 hingga 1965

    menjadi salah satu alasan terjadinya perubahan signifikan bagi Perguruan Taman

    Siswa menuju arah kemunduran.

    1.3 Rumusan Masalah

    Sesuai dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini dan untuk

    mengetahui bagaimana dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa secara mendalam

    6 Sewaktu G 30 S banyak yang terlibat dan sekolah banyak yang ditutup.

    “Bahkan yang di Wates dan di Purwokerto sulit didirikan lagi karena masyarakat

    sudah tak percaya” kata Ki Suprapto. Diakses dari www.tempointeraktif.com/Majalah

    Buletin Mingguan Tempo Online Print Article “ Kesederhanaan itu 57 Tahun” 19/IX

    07 Juli 1979.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    khususnya pada awal hingga akhir dari tahun 1959 sampai 1965, maka ada beberapa

    permasalahan yang akan dibahas antara lain:

    1. Bagaimana organisasi pendidikan Taman Siswa?

    2. Apa saja dinamika yang terjadi dalam organisasi Taman Siswa pada tahun 1959

    sampai 1964?

    3. Bagaimana situasi organisasi Taman Siswa pada tahun 1965?

    1.4 Tujuan Penelitian

    Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan

    dan manfaat. Tujuan dan manfaat tesebut meliputi ruang lingkup keilmuan dan

    praktis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tentang Taman Siswa di

    tahun 1959-1965 adalah mendeskripsikan sekaligus menganalisis situasi dan kondisi

    Taman Siswa dari tahun 1959 sampai 1965. Mencakup beberapa hal seperti perisitwa-

    peristiwa penting yang terjadi dalam Taman Siswa pada awal tahun 1959 sampai pada

    akhir tahun 1965.

    1.5 Manfaat penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat akademis dan praktis

    sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    1.5.1 Manfaat Teoretis

    Manfaat penelitian ini ialah memberikan informasi kepada masyarakat

    tentang situasi organisasi Taman Siswa di Tahun 1959 sampai 1965 yang menjadi

    salah satu alasan kemunduran Taman Siswa hingga saat ini. Selanjutnya ialah

    memberikan tambahan data kepustakaan sejarah tentang organisasi Taman Siswa.

    Diharapkan penelitian ini juga dapat bermanfaat dan berguna untuk kalangan

    masyarakat luas terutama untuk kalangan akademis, lingkup keilmuan sejarah dan

    pemerhati sejarah pendidikan khususnya Taman Siswa. Melihat perisitiwa-peristiwa

    khusus yang terjadi di tahun 1959 -1965 dalam Taman Siswa, kemudian bagaimana

    kebijakan pemerintah yang bersifat politik saat itu ternyata telah banyak

    mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam tubuh Taman Siswa. Hal ini penting

    sebagai pembelajaran bersama serta melihat salah satu penyebab perubahan yang

    terjadi di Taman Siswa saat ini.

    1.5.2 Manfaat Praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman

    mengenai pentingnya melihat kembali sebuah perubahan melalui peristiwa di masa

    lalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan politik di sebuah negara berimbas

    besar pada perkembangan diberbagai sektor di masyarakat tidak terkecuali

    pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan penjelasan ke

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    masyarakat untuk melihat sebuah perubahan suatu keadaan dari masa lalu yaitu

    sejarah.

    1.6 Tinjauan Pustaka

    Situasi dan kondisi pendidikan pada masa awal kemerdekaan dan perjalanan

    pendidikan pada saat kepemimpinan Presiden Soekarno sebenarnya memiliki banyak

    sekali dinamika dan permasalahan yang menarik. Tetapi tidak banyak dari para

    sejarawan kita yang melihat dinamika-dinamika tersebut dan bila melihat karangan

    buku tentang Taman Siswa bisa dikatakan sangat minim bila dibandingkan dengan

    penulisan topik sejarah lainnya.

    Terdapat beberapa buku yang membahas tentang Taman Siswa. Buku-buku

    tersebut diantaranya ialah kumpulan tulisan dan hasil pemikiran Soewardi

    Soerjaningrat mengenai pendidikan dan telah dibuat buku atau diterbitkan oleh

    Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa dengan judul Karja Ki Hadjar Dewantara.7

    Buku ini menjelaskan tentang pikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang

    sesuai dengan hakekat rakyat Indonesia. Buku ini juga berisikan pola atau sistem

    pendidikan yang baik untuk rakyat Indonesia. Buku ini menjelaskan bagaimana cara

    pandang Ki Hajar Dewantara dalam menggabungkan antara pola pendidikan asing

    dengan budaya Indonesia yang dituangkannya dalam sistem pendidikan dalam

    7 Hajar Dewantara, Ki. 1955. Karja Ki Hajar Dewantara Persatuan Majelis

    Luhur Taman Siswa. Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    perguruan Taman Siswa. Buku ini sangat penting jika ingin memahami dasar

    pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam membangun Taman Siswa dan mendidik para

    murid serta para calon pamong. Walaupun begitu buku ini sedikitpun tidak membahas

    tentang perkembangan ataupun situasi Taman Siswa sebagai organisasi pendidikan.

    Selanjutnya buku dengan Judul Menuju Manusia Merdeka8 yang merupakan

    karangan Ki Hajar Dewantara. Buku ini merupakan buku pembaharuan dari buku

    terdahulu yaitu buku Karja Ki Hadjar Dewantara. Isi dan tulisan buku ini hampir

    sama mirip dengan buku Karja Ki Hadjar Dewantara. Buku ini mengulas asas, tujuan

    serta sistem pendidikan Taman Siswa. Di bagian akhir, buku ini mencantumkan atau

    mengulas catatan pribadi Ki Hajar Dewantara tentang pendapatnya terhadap

    pendidikan Indonesia.

    Kemudian buku dengan judul Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam

    Sejarah Indonesia Modern karangan Abdurrachman Surjomihardjo.9 Buku ini

    mengulas tentang perjalanan Taman Siswa mulai dari berdiri, melakukan pergerakan

    untuk kemerdekaan, mencapai kemerdekaan hingga perjalanan Taman Siswa di era

    Kemerdekaan. Dalam buku ini juga ditulis perkembangan dan berbagai permasalahan

    yang dihadapi Perguruan Taman Siswa baik itu bersifat eksternal ataupun internal.

    8 Hajar Dewantara, Ki. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Editor Abdul Aziz

    Saefudin dan M. Solahudin. Yogyakarta: Leutika.

    9Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa

    dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Saat Taman Siswa masih dalam masa pergerakan nasional hingga masalah setelah

    kemerdekaan. Selain itu dijelaskan juga tentang perkembangan masuknya politik

    dalam Taman Siswa yang berbuntut pada terjadinya konflik dalam Taman Siswa.

    Berkenaan dengan peristiwa politik tahun 1965 yang memakan banyak korban dari

    kalangan anggota dan pamong Taman Siswa, di buku ini tidak banyak diungkap

    dengan jelas.

    Kemudian sebuah buku yang diterbitkan oleh Taman Siswa dengan

    percetakan Taman Siswa sendiri dengan judul 60 Tahun Taman Siswa 1922-198210

    buku ini merupakan buku peringatan berdirinya Taman Siswa atau buku untuk

    memperingati perjalanan Taman Siswa dari tahun ke tahun. Buku ini merupakan buku

    edisi ke 2 setelah buku peringatan 30 Tahun Taman Siswa 1922-1952 yang pertama.

    Buku ini berisikan tentang pemikiran-pemikiran, tulisan dan penelitian dari para

    tokoh-tokoh Taman Siswa dan tokoh-tokoh pendidikan Indonesia saat itu mengenai

    perjalanan Taman Siswa dalam kurung waktu 60 tahun.

    Dalam buku ini terdapat tulisannya Moesman Wiryosentomo dengan judul

    Sejarah Perjuangan Taman Siswa Sejak Kemerdekaan (1952-1982). Dalam tulisannya

    ini, Moesman menjelaskan tentang asas-asas Taman Siswa 1922 yang pada Kongres

    Taman Siswa tahun 1947 dirumuskan menjadi lima Dasar yang disebut Dasar

    Pancadharma dan sistem pengajaran pendidikan Taman Siswa. Setelah itu Moesman

    10

    Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. 1982. Yogyakarta:

    Percetakan Taman Siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    juga menjelaskan tentang perkembangan Taman Siswa dalam mengisi Kemerdekaan.

    Tulisan Moesman Wiryosentomo tentang perjalanan Taman Siswa pada tahun 50an

    hingga 1965 juga menyoroti tentang keterlibatan anggota Taman Siswa yang aktif

    dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).

    Selanjutnya ialah buku dengan judul Himpunan Catatan Kecil Ki Nayono

    “Damar” Menyingkap Tabir Memori lebih Setengah Abad Sebagai Wong Taman

    Siswa Mengabdi Pada Perguruan, Masyarakat dan Pemerintah ”11

    . Buku ini berisikan

    perjalanan Ki Nayono dari seorang murid di Taman Siswa hingga pada

    pengabdiannya terhadap perguruan ini. Banyak polemik dalam Taman Siswa yang Ki

    Nayono alami, dari kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sampai pada masa Demokrasi

    Terpimpin saat Nyi Hajar Dewantara yang menjadi Pemimpin umum hingga masa

    Orde Baru. Meskipun begitu, bila dikaitkan dengan penelitian ini, buku ini masih

    terlalu umum dalam mengulas seputar tahun 1959-1965 karena isinya lebih banyak

    melihat sisi kehidupan tokoh yang dibahas.

    Beberapa buku yang ada di atas merupakan buku-buku yang mengulas tentang

    Taman Siswa. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ulasan yang dibahas khususnya

    yang berhubungan dengan organisasi Taman Siswa pada tahun 1959-1965 masih

    terlalu sedikit. Peristiwa di Taman Siswa pada Periode 1959 sampai 1965 tampak

    11

    Nayono, Ki. Himpunan Catatan Kecil Ki Nayono. “Damar” Menyingkap

    Tabir Memori lebih Setengah Abad Sebagai Wong Taman Siswa Mengabdi Pada

    Perguruan, Masyarakat dan Pemerintah”. Yogyakarta: ND Nugroho dengan

    Keluarga Riana Dewi Offset.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    terkesan “tabu” untuk dibahas. Selain itu, jika adapun, ulasannya masih bersifat

    umum dan ada beberapa buku masih terkesan “tidak netral” karena kebanyakan

    mengikuti alur politik dan rezim saat buku tersebut diterbitkan. Hal ini khususnya

    dalam melihat peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965. Penelitian ini mencoba

    untuk menyajikan sebuah pandangan yang berbeda dan mengkaji lebih mendalam

    tentang Taman Siswa khususnya pada periode 1959-1965. Mengangkat fakta-fakta

    yang terjadi dari awal 1959 hingga akhir 1965 yang selama ini tidak diketahui oleh

    masyarakat pada umumnya. Selain itu juga, penelitian ini mencoba untuk

    menjelaskan kondisi sosial, pendidikan dan politik nasional saat itu yang pada

    akhirnya membawa pengaruh yang cukup besar pada keadaan Taman Siswa.

    1.7 Landasan Teori

    Organisasi merupakan sebuah kumpulan individu-individu yang memiliki

    tujuan, madsud dan keinginan yang sama. Menurut Stephen P. Robbins menyatakan

    bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

    dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang

    relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.12

    Organisasi ialah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang

    dilakukan secara teratur dan berulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu

    12

    Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi.

    Jakarta: Arcan. hlm. 4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    tujuan.13

    Unsur-unsurnya ialah sistem, pola aktivitas, sekelompok orang, dan tujuan.14

    Lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen mendefinisikan organisasi sebagai

    kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk

    mencapai tujuan bersama dengan unsur-unsur sebagai berikut :15

    1. Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi, tujuan ini menjadi

    “jiwa” organisasi.

    2. Proses yang mengubah masukan atau sumber daya yang dimiliki menjadi keluar

    sebagaimana yang diinginkan.

    3. Pembagian kerja pekerjaan diantara anggota, termasuk disini adalah pembagian

    tugas dan wewenang secara horinzontal maupun vertikal.

    4. Kerjasama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan menjadi efektif dan

    efesien.

    Dalam setiap organisasi terdapat asas, tujuan dan anggaran dasar. Masing-

    masing organisasi memiliki cirikhas yang berbeda dengan organisasi lainnya. Asas,

    tujuan dan anggaran dasar merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam organisasi.

    Sehingga organisasi harus menaati dan menjalankan setiap asas, tujuan dan anggaran

    dasar organisasinya. Ketidakberlangsungan sebuah organisasi dikarenakan “jiwa”

    13

    Indriyo G dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian. Edisi

    Pertama. Yogyakarta: BPFE.

    14

    Komang Ardana Dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Cetakan Pertama.

    Yogyakarta : Graha Ilmu. hlm. 1.

    15

    Ibid. hlm. 2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    dari organisasi itu sendiri tidak berjalan karena melenceng dari visi dan misi yang

    disepakati.

    Dalam sebuah organisasi selain memiliki asas, tujuan yang termuat dalam

    anggaran dasar juga memiliki struktur yang akan menjalankan roda program dan

    tujuan di organisasi tersebut. Struktur organisasi menurut Hatch ialah mengacu pada

    hubungan di antara elemen-elemen sosial yang meliputi orang, posisi, dan unit-unit

    organisasi dimana mereka berada.16

    Dijelaskan bahwa struktur organisasi

    menjelaskan pengaturan berbagai elemen organisasi agar berada pada tempat dan

    fungsi-fungsinya masing-masing, sehingga efektif untuk mencapai tujuan-tujuan

    dalam organisasi.

    Pentingnya arti pendidikan sudah dikenal sejak masa terdahulu tidak

    terkecuali ketika bangsa Indonesia masih dalam situasi penjajahan kolonial. Beberapa

    tokoh bangsa ini menyadari betapa pentingnya pendidikan sebagai salah satu faktor

    berhasilnya sebuah bangsa. Pada masa lalu perlawanan tidak pernah henti dilakukan

    oleh rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan akan tetapi perlu diingat bahwa

    untuk menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas untuk melawan

    kolonial perlu adanya pengetahuan dan kemampuan berpikir dan semua itu didapat

    melalui pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan menjadi salah satu alat perjuangan

    yang sangat penting dalam sebuah bangsa dalam meraih kemerdekaan. Pendidikan

    16

    Hatch, M. J. 1997. Organization Theory : Modern, Symblic, and Post-

    Modern Perspective. Oxford : Oxford Univ. Press

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    merupakan hal yang terpenting bagi manusia, baik itu formal maupun non-formal.17

    Pendidikan dinilai sebagai sesuatu yang bernilai tinggi dalam kehidupan. Kemajuan

    suatu bangsa atau sebuah negara tidak bisa lepas dari perkembangan situasi

    pendidikan di negara itu sendiri. Struktur pendidikan yang baik serta penerapan yang

    sesuai akan menciptakan masyarakat yang cerdas dan intelek sehingga nantinya akan

    sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu negara.

    Tentunya tidak sembarang arah pendidikan yang diajarkan, perlunya

    pendidikan yang memiliki tujuan. Salah satunya ialah membentuk karakter suatu

    bangsa, menciptakan suatu semangat kesatuan dan rasa nasionalisme yang tinggi

    kepada bangsa Indonesia dalam sebuah perjuangan. Pendidikan karakter di sini ialah

    untuk membentuk karakter bangsa, khususnya rakyat Indonesia yang berkepribadian

    nasional sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pembentukan karakter kebangsaan

    akan menciptakan rasa cinta tanah air yang besar. Hal inilah yang akan menciptakan

    bangsa yang besar dan merdeka.

    Berdirinya sebuah negara tidak hanya sebatas membuat sebuah wilayah

    merdeka, tetapi juga membuat rakyat yang mengalami kesengsaran menuju kebebasan

    dan kemakmuran. Negara berdiri dengan tujuan dan perencanaan jangka panjang.

    Setelah terbentuk pada tahun 1945, negara Indonesia kemudian membuat sebuah

    sistem dan ketetapan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara

    17

    Di bangku sekolah ataupun di luar sekolah baik itu berupa pengajaran

    langsung dari seorang tenaga pengajar maupun dari pengalaman hidup.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    diantaranya dibidang pendidikan. Tertuang dalam rumusan pembukaan UUD 1945

    mengenai tujuan-tujuan terbentuknya negara Indonesia salah satunya ialah

    mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rumusan tujuan ini selanjutnya

    dimasukan ke dalam batang tubuh UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan berbangsa

    di Indonesia.

    Berbicara mengenai lembaga atau organisasi tidak terkecuali pendidikan pasti

    akan selalu berhubungan dengan sistem, dan mekanisme organisasi. Organisasi yang

    dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat

    disekitarnya, karena memberikan kontribusi.18

    Gagalnya pelaksanaan sistem dan

    mekanisme dalam organisasi disebabkan banyak hal, salah satunya ialah tidak

    berjalannya visi dan misi bersama. Keadaan ini dapat berdampak pada situasi internal

    yaitu munculnya konflik dalam organisasi. Menurut Schmidt dan Kochan, konflik

    merupakan sebuah perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak yang ditandai

    dengan menunjukan permusuhan secara terbuka dan atau menganggu dengan sengaja

    pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Gangguan yang dilakukan dapat

    meliputi usaha-usaha yang aktif atau penolakan pasif.19

    Salah satu alasan terjadinya

    konflik ialah karena ada kepentingan dari berbagai pihak yang terkait. Kepentingan

    18

    Davis, Keith. 1962. Human Relations at Work, (New York, San Francisco,

    Toronto, London). hlm. 15-19.

    19

    Umar Husein. 1990. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.

    Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    tersebut dapat muncul karena faktor dalam organisasi ataupun di luar organisasi atau

    lingkungan sosial.

    Suatu organisasi tidak bisa lepas kaitannya dengan lingkungan di mana

    organisasi itu berada. Banyak kendala yang dihadapi pada suatu organisasi dalam

    mempertahankan eksistensinya. Tentu saja upaya-upaya antisipatif menjadi salah satu

    faktor yang menjadi pertimbangan individu-individu “pengendali” organisasi dalam

    upaya mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20

    Keadaan atau situasi negara

    jelas mempengaruhi semua sektor kehidupan masyarakat termasuk pula organisasi.

    Begitu juga organisasi pendidikan tidak bisa lepas dengan pengaruh iklim di

    masyarakat dan situasi negara.

    1.8 Metode Penelitian

    Dalam penulisan karya tulis ini metode yang akan digunakan sebagai sumber

    yaitu pengumpulan data, analisis data, metode dan penulisan :

    1.8.1 Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini data yang digunakan mengunakan studi pustaka, yaitu

    berasal dari beberapa sumber primer, arsip-arsip yang berhubungan dengan organisasi

    Taman Siswa dari tahun 1959 sampai 1965. Kemudian sumber data juga berasal dari

    20

    Suharman. Sosiologi Organisasi. Jakarta: Universitas Terbuka.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    beberapa buku yang berhubungan dengan Taman Siswa dan beberapa juga artikel-

    artikel pendukung dari internet.

    1.8.2 Analisis Data

    Dalam melakukan penelitian sejarah, pengumpulan data sangat dibutuhkan

    untuk mendukung penulisan karya tulis dari topik yang diangkat. Setelah data-data

    tersebut telah didapat hal yang dilakukan selanjutnya ialah melakukan analisis

    terhadap data tersebut sehingga dapat dijadikan data yang relevan dalam menunjang

    penulisan karya tulis ini.

    1.9 Sistematika Penulisan

    Hasil Penelitian ini termuat dalam sistematika penulisan sebagai berikut:

    BAB I terdiri dari: Latar belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Permasalahan,

    Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode

    Penelitian, serta Sistematika Penulisan.

    BAB II berjudul “Bagaimana Organisasi pendidikan Taman Siswa”. Bab ini

    menjelaskan tentang Organisasi, struktur dan kelembagaan dalam Taman Siswa.

    Selanjutnya bab ini akan menguraikan hubungan Taman Siswa sebagai organisasi

    pendidikan dengan Pemerintah. Serta nantinya akan masuk ke Taman Siswa diawal

    tahun 1959 yang bertepatan juga dengan awal masa Demokrasi Terpimpin.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    BAB III berjudul “Bagaimana dan apa saja dinamika yang terjadi dalam

    organisasi Taman Siswa pada tahun 1959 sampai 1964”. Bab ini menguraikan dan

    menjelaskan perjalanan serta bagaimana Taman Siswa berjalan sebagai organisasi.

    Karena pada periode ini terjadi banyak konflik dan perpecahan dalam Taman Siswa.

    Selanjutnya nanti akan juga dijelaskan bagaimana penyelesaian yang dilakukan

    Taman Siswa untuk mengatasi konflik dan perpecahan tersebut.

    BAB IV berjudul “Bagaimana keadaan Taman Siswa pada tahun 1965”. Bab

    ini akan membahas bagaimana situasi Taman Siswa pada tahun 1965 yang tentunya

    tidak bisa lepas dengan situasi nasional saat itu, sekaligus menganalisis konflik-

    konflik dan kebijakan-kebijakan Taman Siswa mengenai peristiwa G 30 S 1965.

    BAB V “Penutup” merupakan bab yang terakhir dalam penelitian ini. Bab ini

    berisikan ulasan kesimpulan dan ringkasan dari penelitian ini. Pada bagian Penutup

    akan dijelaskan mengenai pernyataan-pernyataan dari hasil penelitian sekaligus

    menjawab permasalahan yang diangkat. Banyak hal-hal yang menarik yang terjadi di

    antara tahun 1959 sampai 1965 dan menjadi titik tolak keadaan Taman Siswa

    selanjutnya. Mininya buku sejarah yang mengangkat tentang Taman Siswa sangat

    diharapkan kehadirannya. Hal ini dirasa perlu untuk melihat banyak perspektif

    tentang dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa. Sehingga nantinya tidak

    memunculkan kesalahpahaman dalam melihat peristiwa dalam Taman Siswa. Selain

    itu juga untuk mengembalikan penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah yang luhur

    pada Taman Siswa yang dari masa kemasa kian memudar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    BAB II

    TAMAN SISWA SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN

    2.1 Taman Siswa Sebagai Organisasi

    Menurut Indriyo G. dan Sudita, Nyoman organisasi ialah suatu sistem yang

    terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang oleh

    sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.21

    Sedangkan Komang Ardana

    mengatakan unsur-unsur yang ada dalam organisasi ialah sistem, pola aktivitas,

    sekelompok orang, dan tujuan.22

    Setiap organisasi memiliki asas dan tujuan yang

    menjadi dasar berdiri dan berkembangnya sebuah organisasi selain itu asas dan tujuan

    sebagai pondasi kuat dalam menjalankan organisasi. Selain asas dan tujuan yang ada

    di sebuah organisasi, terdapat struktur dan lembaga-lembaga yang akan menjalankan

    roda program dan tujuan di organisasi tersebut.

    Dalam sejarahnya, Taman Siswa yang berdiri pada tanggal 3 Juli 1922

    pertama kali dikelola oleh Ki Hajar Dewantara. Pada tanggal 7 Agustus 1930

    kepengurusan dikembangkan dengan dibentuknya sebuah badan organisasi yang

    21

    Indriyo G., dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian, edisi

    Pertama. Yogyakarta: BPFE.

    22

    Komang Ardana Dkk. 2008. Prilaku Keorganisasian, Cetakan Pertama.

    Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    disebut Badan Persatuan Taman Siswa.23

    Hal ini dikarenakan banyak berdirinya

    cabang-cabang Taman Siswa yang ada di luar Yogyakarta. Badan Persatuan dibentuk

    untuk menjalankan sistem kerja dalam perguruan Taman Siswa yang ada di seluruh

    Indonesia. Sesuai dengan visi dan misi terbentuknya sebuah organisasi, Taman Siswa

    yang merupakan sebuah badan organisasi pendidikan memiliki asas, tujuan serta

    sistem pendidikan. Ketiga bagian tersebut memiliki penjelasan yang lebih rinci yaitu

    sebagai berikut.

    2.1.1 Asas Pendidikan

    Dalam sebuah organisasi asas merupakan hal yang sangat penting dan

    mendasar. Asas dijadikan landasan dan tujuan dalam menjalankan sebuah organisasi.

    Pada perjalanannya organisasi Taman Siswa yang bergerak dibidang pendidikan

    memiliki asas yang dibuat sejak Taman Siswa didirikan. Asas pertama Taman Siswa

    bernama “Asas Taman Siswa 1922” yang terdiri dari tujuh asas yaitu kodrat alam,

    kemerdekaan, kebudayaan, kerakyatan, percaya pada kekuatan sendiri, menghidupi

    diri sendiri, dan ikhlas dalam mengabdi kepada anak didik. Seiring dengan

    perkembangan zaman setelah kemerdekaan, pada kongres Taman Siswa tahun 1947

    diputuskan untuk merumuskan kembali pernyataan “Asas Taman Siswa 1922”. Pada

    23

    Lihat Pasal 1 Bab 2 pada Majalah Pusaran Lembaran Organisasi. 1962.

    Peraturan Besar Persatuan Taman Siswa sesuai dengan putusan Rapat Besar

    Persatuan Taman Siswa 6-12 Maret 1960. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.

    hlm. 2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    akhirnya dirumuskan asas yang baru yaitu “Dasar Taman Siswa 1947” atau sering

    disebut dengan Pancadharma atau lima dasar pendidikan dasar-dasar Pancadharma

    Taman Siswa yaitu: 24

    1. Kodrat Alam sebagai perwujudan kekuasaan Tuhan mengandung arti bahwa pada

    hakekatnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah satu dengan alam semesta ini,

    karena itu manusia tidak dapat lepas dari kehendak hukum-hukum kodrat alam.

    Bahkan manusia akan mengalami kebahagiaan jika ia dapat menyatukan diri

    dengan kodrat alam yang mengandung segala hukum kemajuan.

    2. Dasar Kemerdekaan mengandung arti bahwa kemerdekaan sebagai karunia Tuhan

    kepada semua Mahkluk ( Manusia ) yang memberikan kepadanya “hak untuk

    mengatur hidupnya sendiri” dengan selalu mengingat syarat-syarat tertib-

    damainya hidup bersama dalam masyarakat. Karena itu kemerdekaan diri harus

    berdasarkan nilai-nilai hidup yang tinggi, baik hidup individu maupun sebagai

    anggota masyarakat. Kemerdekaan harus menjadi dasar untuk mengembangkan

    pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana perimbangan dan keselarasan dengan

    masyarakat.

    3. Dasar Kebudayaan mengandung arti keharusan memelihara nilai-nilai dan bentuk

    kebudayaan nasional. Dalam memelihara kebudayaan nasional itu, yang pertama

    dan terutama ialah membawa kebudayaan nasional kearah kemajuan yang sesuai

    24

    Karangan Moesman Wiryosentomo dalam Buku Peringatan 60 Tahun

    Taman Siswa 1922-1982. 1982. Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa. hlm. 249-250.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    dengan kecerdasan zaman dan kemajuan dunia guna kepentingan hidup rakyat

    lahir batin dalam tiap zaman keadaannya.

    4. Dasar Kebangsaan mengandung arti adanya rasa satu bersama bangsa sendiri

    dengan suka dan duka dan dalam kehendak mencapai kebahagiaan hidup lahir-

    batin seluruh bangsa. Dasar kebangsaan tidak boleh bertentangan dengan asas

    kemanusiaan. Bahkan harus menjadi sifat bentuk dan laku kemanusiaan yang

    nyata, dan karenanya tidak mengandung rasa permusuhan terhadap bangsa-bangsa

    lain.

    5. Dasar Kemanusiaan mengandung arti, bahwa kemanusiaan itu ialah dharma tiap-

    tiap manusia yang timbul dari keluhuran akal-budinya. Keluhuran akal-budi

    menimbulkan rasa dan laku cinta-kasih terhadap sesama manusia dan terhadap

    mahkluk Tuhan seluruhnya yang bersifat keyakinan akan adanya hukum kemajuan

    yang meliputi alam semesta. Karena itu rasa laku cinta kasih itu harus tampak pula

    sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang merintangi

    kemajuan yang selaras dengan kehendak alam.

    Lima asas yang menjadi dasar organisasi dan pendidikan Taman Siswa pada

    perkembangannya tetap menjadi landasan bagi Taman Siswa dalam menjalankan

    kehidupan berorganisasi. Dalam pelaksanaannya pembentukan Peraturan Besar

    ataupun haluan kebijaksanaan dapat diganti atau dihapus jika dinilai tidak dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    mengembangkan organisasi tetapi lima asas Pancadharma Taman Siswa yang telah

    disesuaikan dengan ketentuan yang ada tidak dapat dirubah ataupun diganggu gugat.25

    2.1.2 Tujuan

    Secara umum Taman Siswa melihat pendidikan sebagai sesuatu yang sangat

    penting bagi setiap manusia. Taman Siswa menilai usaha pendidikan yang sesuai

    dengan karakter bangsa merupakan usaha mewujudkan kebudayaan, sehingga dalam

    organisasi Taman Siswa memiliki tujuan pendidikan yaitu:

    “Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur

    akal-budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang

    berguna dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta

    manusia pada umumnya”. 26

    Menurut Moesman Wiryosentomo merdeka lahir batin tidak diartikan

    membangun manusia yang tanpa batas. Merdeka sebagai hak asasi harus diimbangi

    dengan kewajiban asasi ialah menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang

    berlaku untuk tertib-damainya hidup bermasyarakat.27

    Dalam arti lainnya tujuan

    pendidikan Taman Siswa secara umum mengambarkan bahwa Taman Siswa ingin

    25

    Lihat pasal 37 ayat 3. Majalah Pusaran Lembaran Organisasi. 1962. op.cit.

    hlm. 14.

    26

    Lihat Pasal 9 ayat 2 tentang Wujud dan Tujuan Pendidikan. Ibid. hlm. 5.

    27

    Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. Sumbangan karangan

    Moesman Wiryosentomo. op.cit. hlm. 255.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    menciptakan anak didik tidak hanya dalam hal kecerdasan intelektual tetapi

    diseimbangkan dengan bekal budi pekerti yang kuat selain itu, Taman Siswa

    bertujuan mendidik siswa agar dapat mandiri, bertanggungjawab dan menjadi dirinya

    sendiri dalam kehidupan di masyarakat.

    2.1.3 Sistem Pendidikan

    Dalam perkembangan sebagai organisasi pendidikan, Taman Siswa memiliki

    sistem pendidikan yang menjadi landasan dalam usaha mendidik anak murid. Sistem

    pendidikan ini menjadi acuan terhadap para pamong atau guru di Taman Siswa dalam

    menerapkan pendidikan di Taman Siswa. Sistem pendidikan Taman Siswa

    memberlakukan sistem among28

    yang bersendi pada dua dasar yaitu:29

    1. Kodrat Alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya

    dan sebaik-baiknya.

    2. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan mengerakkan kekuatan

    lahir batin anak agar dapat menjadi pribadi yang kuat yang dapat berpikir dan

    bertenaga sendiri.

    28

    Among merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau

    momong yang berarti mengasuh anak. Dalam makna pendidikan ini berarti

    mengayomi anak didik dengan jiwa penuh pengabdian.

    29

    Majalah Pusara Lembaran Organisasi.1962. Lihat Pasal 10 ayat 1 tentang

    Sistem Pendidikan. op.cit. hlm. 5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Sistem pendidikan Taman Siswa yaitu sistem among menegaskan bahwa kodrat alam

    merupakan syarat untuk mencapai kemajuan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.

    Hal ini dikarenakan pada hakekatnya manusia memiliki akal budi dan pikiran yang

    menjadi kelebihan dari masing-masing manusia sejak lahir. Sehingga pada

    pelaksanaannya, pendidikan yang diterapkan pamong atau guru harus melihat hal

    tersebut sebagai sesuatu yang penting bagi anak didik atau siswa. Sedangkan,

    kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir

    dan batin anak, sehingga dapat hidup merdeka. Hal ini dimadsudkan bahwa

    kecerdasan yang telah ada sejak lahir yaitu akal budi dan pikiran dapat berkembang,

    jika adanya kemerdekaan atau kebebasan dari setiap anak didik untuk menjadi dirinya

    sendiri.

    Penerapan sistem among dalam usaha mendidik siswa lebih pada mendidik

    anak agar menjadi manusia yang merdeka lahir batin, pikiran dan jiwa-raga. Para

    pamong atau tenaga pendidik hanya memberikan pengetahuan yang baik dan sesuai

    sedangkan pada penerapannya pamong diharuskan memberi kebebasan kepada para

    anak didik. Sistem among kemudian disebut juga dengan sistem Tut Wuri Handayani

    yang memiliki arti mengikuti atau menuntun dari belakang tetapi tetap membimbing

    dan memberikan pengaruh yang baik. Sistem ini lebih lengkapnya berbunyi: ing

    ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani ("di depan menjadi

    teladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang mendukung").

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    2.2 Sistem Organisasi Taman Siswa

    Sebuah badan organisasi tidak hanya memiliki asas dan tujuan tetapi terdapat

    juga badan-badan yang mengatur jalannya sistem dalam organisasi. Dalam Badan

    Persatuan Taman Siswa terdapat lembaga-lembaga dan badan-badan kekuasaan atau

    badan Pimpinan Pusat yang berperan penting di organisasi. Lembaga-lembaga, badan

    kekuasaan atau badan pimpinan tersebut mencakup Rapat Besar, Majelis Luhur

    Persatuan Taman Siswa, Pimpinan Umum, Keanggotaan, Ibu Pawiyatan dan

    Organisasi Keluarga Taman Siswa.

    2.2.1 Rapat Besar

    Rapat Besar Persatuan Taman Siswa atau sering disebut Rapat Besar

    merupakan badan kekuasaan tertinggi dalam persatuan Taman Siswa.

    Sebagai badan kekuasaan tertinggi di Persatuan Taman Siswa, Rapat Besar memiliki

    hak dan kewajiban dalam melaksanakan fungsinya diantaranya:

    1. Menerima, mendengarkan dan membicarakan semua laporan dan

    pertanggungjawaban Majelis Luhur tentang segala usaha dan kebijaksanaan

    Majelis Luhur serta hasil-hasil yang dicapai selama masa jabatan.

    2. Membentuk Majelis Luhur yang jumlah anggotanya ditentukan dalam Rapat

    Besar sesuai dengan yang dibutuhkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    3. Menetapkan atau mengubah Peraturan Besar dengan pengecualian bahwa asas

    Taman Siswa yang tidak dapat diganggu gugat.

    4. Menetapkan kebijakan Taman Siswa dan menentukan rencana kerja Majelis

    Luhur.

    2.2.2 Majelis Luhur

    Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Pelaksana Rapat Besar dipegang oleh

    Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa atau

    yang sering disebut Majelis Luhur adalah badan pimpinan tertinggi Persatuan Taman

    Siswa dalam masa dua Rapat Besar. Majelis Luhur sebagai badan kekuasaan

    pelaksana yang merangkap fungsi sebagai badan pekerja Rapat Besar.30

    Majelis

    Luhur memiliki perangkat kerja yang tersusun dalam struktur organisasi. Stuktur

    organisasi tersebut mencakup beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:

    1. Majelis Luhur dipimpin oleh seorang Pemimpin Majelis Luhur yang disebut

    Ketua Umum Majelis Luhur dengan dibantu oleh wakil ketua Umum dan

    Kepaniteraan Umum yang disebut Panitera Umum.

    2. Di bawah Ketua Umum dan Kepaniteraan Umum terdapat bagian-bagian

    pelaksana kerja yang dibagi-bagi sebagai berikut:

    a. Bagian organisasi Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian Organisasi

    Majelis Luhur.

    30

    Sesuai dengan pasal 70 tentang Pemimpin Umum dapat dilihat pada Pusara

    Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 8.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    b. Bagian Pendidikan Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian Pendidikan

    Majelis Luhur.

    c. Bagian Kekeluargaan Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian

    Kekeluargaan Majelis Luhur.

    d. Bagian Perbedaharaan Majelis Luhur dipimpin oleh Ketua Bagian

    Perbedaharaan Majelis Luhur.

    3. Ketua Umum, wakil Ketua Umum, Panitera Umum, Ketua Bagian Organisasi,

    Ketua Bagian Pendidikan, Ketua bagian kekeluargaan dan Ketua Bagian

    Perbendaharaan Majelis Luhur merupakan Majelis Luhur Harian. Ketua Umum

    menjadi Pemimpin Majelis Luhur Harian.

    4. Majelis Luhur Harian31 dipilih oleh Rapat Majelis Luhur yang diadakan setelah

    terbentuknya Majelis Luhur.

    Majelis luhur adalah badan organisasi tertinggi dalam Taman Siswa yang

    memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan fungsinya di perguruan diantaranya

    sebagai berikut:32

    31

    Majelis Luhur Harian ialah badan pelaksanaan tugas dan kekuasaan Majelis

    Luhur sehari-hari, yang memegang dan menjalankan segala kewajiban serta hak

    Majelis Luhur. Majelis Harian memiliki tanggungjawab penuh terhadap Majelis

    Luhur atas kinerja yang dilakukan setiap hari. Lihat pasal 46 mengenai Majelis Luhur

    Harian pada Majalah Pusara Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 17.

    32

    Hak dan kewajiban Majelis Luhur diatur pada pasal 43. Majalah Pusara

    Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm 15.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    1. Memimpin Persatuan Taman Siswa dengan selalu berpedoman dengan asas dan

    menurut ketentuan-ketentuan sesuai dengan Peraturan Besar dan Putusan Rapat

    Besar.

    2. Menentukan kebijakan-kebijakan yang belum ditentukan dalam Peraturan Besar

    atau putusan Rapat Besar yang kemudian dipertanggungjawabkan kepada Rapat

    Besar.

    3. Mewakili Persatuan Taman Siswa di luar lingkungan perguruan misalnya dalam

    hubungan dengan masyarakat, pemerintah dan instansi negara lainnya.

    4. Mengatur pengeluaran dan pemasukan organisasi dalam hal finansial.

    Selain Rapat Besar dan Majelis Luhur Taman Siswa memiliki cabang-cabang

    diberbagai daerah di Indonesia. Cabang-cabang ini memiliki sistem organisasi dengan

    cakupan wilayah hanya di tiap-tiap cabang masing-masing. Tiap cabang memiliki

    badan yang sistem organisasinya berkerja hampir sama dengan pusat yaitu Rapat

    Cabang yang merupakan Badan kekuasaan tertinggi dalam sebuah cabang Taman

    Siswa serta ada Majelis Cabang yang merupakan Pimpinan Tertinggi dalam cabang

    Taman Siswa.

    2.2.3 Ibu Pawiyatan

    Taman Siswa memiliki satu perguruan yang bernama Ibu Pawiyatan.

    Perguruan Ibu Pawiyatan merupakan perguruan yang didirikan pertama kali oleh Ki

    Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Perguruan ini memiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    nilai lebih dibandingkan dengan perguruan-perguruan lainnya yang ada di seluruh

    Indonesia. Salah satu hal yang menjadi kelebihan dari perguruan ini selain nilai

    sejarah yaitu fungsi dari Ibu Pawiyatan yang diatur dalam Peraturan Besar Taman

    Siswa yang diantaranya:33

    1. Sebagai sumber cita-cita Taman Siswa dalam hal pendidikan dan kebudayaan.

    2. Sebagai contoh wujud nyata pelaksanaan sistem pendidikan Taman siswa.

    3. Sebagai pusat penelitian sistem pendidikan dan kebudayaan di Taman Siswa.

    Sesuai dengan fungsinya tersebut maka Ibu Pawiyatan langsung berdiri di bawah

    Pimpinan Pemimpin Umum yang dibantu oleh Majelis Luhur dalam hal pelaksanaan

    pendidikan dan kebudayaan.

    2.2.4 Organisasi-Organisasi Keluarga Taman Siswa

    Dalam Perguruan Taman Siswa terdapat organisasi-organisasi kecil yang

    disebut sebagai organisasi keluarga Taman Siswa. Organisasi-Organisasi Keluarga

    Taman Siswa dibentuk oleh anggota-anggota Taman Siswa sendiri. Organisasi-

    Organisasi Keluarga Taman Siswa tersebut ialah organisasi Wanita Taman Siswa,

    Persatuan Pelajar Taman Siswa, Ikatan Keluarga Taman Siswa, Ikatan Keluarga Wali

    Murid. Dalam kelembagaan Taman Siswa, organisasi-organisasi keluarga diatur

    sesuai Peraturan Besar yang berlaku.

    33

    Lihat kedudukan dan fungsi Ibu Pawiyatan dalam Pasal 71 bagian I. Ibu

    Pawiyatan. Majalah Pusara Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 28.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    2.2.5 Pemimpin Umum

    Setelah meninggalnya Ki Hajar Dewantara pada tahun 1959 Pemimpin Umum

    Taman Siswa adalah Nyi Hajar Dewantara.34

    Kedaulatan dan kewenangan Pemimpin

    Umum sangat besar dalam Taman Siswa hal ini dapat terlihat dari hak dan kewajiban

    Pemimpin Umum yang menyatakan bahwa:35

    1. Pemimpin Umum adalah Nyi Hajar Dewantara.

    2. Pemimpin Umum berkewajiban menjaga kemurnian asas Taman Siswa.

    3. Pemimpin Umum tidak bertanggungjawab tentang organisasi kepada Rapat Besar.

    4. Pemimpin Umum memiliki hak leluasa yang dapat dipergunakan bila keadaan

    luar biasa atau tidak dapat dikendalikan oleh Majelis Luhur.

    5. Jika menurut Pemimpin Umum keadaan dipandang telah menyimpang dari asas

    Taman siswa, Pemimpin Umum dapat menunda pelaksanaan atau membatalkan

    putusan Majelis Luhur atau Rapat Besar.

    2.2.6 Keanggotaan

    Sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin yang dapat membawa

    organisasi kepada tujuan bersama. Tetapi pemimpin dan badan organisasi tidak dapat

    34

    Sebelumnya Pemimpin Umum ialah Ki Hajar Dewantara tetapi setelah

    meninggal, Nyi Hajar Dewantara mengantikan posisi Pemimpin Umum. Lihat pasal

    70 ayat 1 yang tertulis :”Pemimpin Umum adalah Nyi Hajar Dewantara”. Ibid. hlm.

    27.

    35

    Hal ini tercermin pada pasal 70 ayat 1 sampai 7. Ibid.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    berjalan tanpa adanya anggota. Anggota merupakan elemen terpenting dalam sebuah

    organisasi. Anggota merupakan aset berharga yang berpengaruh dalam menentukan

    kemajuan sebuah organisasi. Jika Pemimpin Umum Taman Siswa memiliki

    kewenangan yang cukup besar begitu pula dengan anggota perguruan Taman Siswa.

    Kedaulatan di Taman siswa terletak di tangan anggota perguruan yang dilaksanakan

    dalam dua kategori yaitu: secara langsung yang berarti melalui proses rapat anggota

    di masing-masing cabang dan secara tidak langsung yaitu melalui Majelis badan

    pimpinan atau perwakilan.36

    Dalam Taman Siswa keanggotaan dibagi menjadi dua

    macam, yaitu :37

    1. Anggota Perguruan ialah orang-orang yang berkerja dalam Taman Siswa dan

    anggota persatuan Taman Siswa ialah semua Perguruan Taman Siswa yang ada di

    seluruh Indonesia.

    2. Anggota Keluarga ialah terdiri dari dua macam yaitu keluarga biasa dan keluarga

    besar. Keluarga biasa ialah keluarga dari orang yang bekerja di Taman Siswa atau

    orang yang menjadi anggota suatu badan di Taman siswa termasuk orang tua

    murid/wali dan murid. Sedangkan keluarga besar ialah para alumni siswa Taman

    siswa ataupun mereka yang berperan besar dalam perkembangan dan kemajuan

    Taman Siswa.

    36

    Lihat pasal 16 mengenai Kedaulatan Badan-Badan Kekuasaan Dan Badan-

    Badan Pimpinan. Ibid. hlm. 7.

    37

    Pada halaman ini mengulas tentang keanggotaan dapat dilihat pada pasal

    12, 13, 14 dan 15. Ibid. hlm. 6-7.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    2.3 Hubungan Taman Siswa Dan Pemerintah Indonesia

    Sejak Perguruan Taman Siswa didirikan, Taman Siswa telah mendedikasikan

    diri untuk melawan penjajah melalui pendidikan dengan menciptakan masyarakat

    Indonesia yang terdidik. Setelah kemerdekaan dan terbentuknya negara Republik

    Indonesia, Taman Siswa tetap melaksanakan asas dan tujuan mereka yaitu

    membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir-batin, luhur akal-

    budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan

    bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada

    umumnya.38

    Dalam hal ini diartikan bahwa Taman Siswa yang merupakan alat

    perjuangan bangsa pada masa kolonial setelah kemerdekaan tetap berbakti kepada

    bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan nasional. Hal ini tercermin dalam beberapa

    peran serta Taman Siswa khususnya Ki Hajar Dewantara dan anggota-anggota Taman

    Siswa lainnya dalam pengembangan pendidikan di tanah air.

    Ki Hajar Dewantara yang merupakan Ketua Umum Taman Siswa diangkat

    menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Pertama R.I

    (15 September-14 November 1945), kemudian berlanjut menjadi anggota Dewan

    Pertimbangan Agung.39

    Selain Ki Hajar Dewantara, Sarmidi Mangoesarkoro40

    juga

    38

    Kalimat di atas merupakan cita-cita pendidikan dalam anggaran besar

    Taman Siswa. Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. 1982.

    Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa. hlm. 254.

    39

    Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman

    Siswa Dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan. hlm. 162.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    berperan aktif khususnya pada permulaan revolusi sebagai anggota Komite Nasional

    Indonesia Pusat dan kemudian Menteri P P dan K dalam Kabinet Hatta (Agustus 1949

    sampai September 1950).41

    Memasuki era tahun 1950an eksistensi Taman Siswa dibidang pendidikan

    terlihat jelas, khususnya peran Ki Hajar Dewantara. Peran Ki Hajar Dewantara di

    antaranya mengenai pembentukan Undang-Undang Pokok Pendidikan yang saat itu

    langsung diketuai oleh Ki Hajar Dewantara. Undang-undang ini kemudian disetujui

    dan menjadi Undang-Undang No.4 tahun 1950 tentang dasar dan tujuan pendidikan

    dan pengajaran dan organisasi sekolah-sekolah.42

    Kemudian selanjutnya muncul

    Undang-Undang No.4/1950 jo no.12/ 1954 yang mengatur pengakuan secara hukum

    tentang keberlangsungan perguruan swasta yang ada di Indonesia salah satunya

    Taman Siswa. Taman Siswa sebagai lembaga swasta yang di zaman kolonial selalu

    mendapat rintangan dan hambatan dari pihak pemerintah jajahan, setelah

    kemerdekaan selalu mempelopori dalam memperjuangkan kedudukan perguruan

    40

    Sarmidi Mangoesarkoro merupakan tokoh lain selain Ki Hajar Dewantara

    yang sangat berperan saat Taman Siswa berdiri pertama kali. Sarmidi Mangoesarkoro

    salah satu tokoh di Taman Siswa yang menuangkan rumusan, pemikiran dan

    pelaksana cita-cita Taman Siswa.

    41

    Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman

    Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern. loc.cit.

    42

    M. Said. 1981. Pendidikan Abad Keduapuluh dengan latarbelakang

    kebudayaannya. Editor Prof Dr.I.P. Simanjuntak M.A, Jakarta: Penerbit Mutiara.

    hlm. 18.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    swasta sebagai hasil perjuangannya adalah pengakuan resmi dari pemerintah tentang

    kedudukan perguruan swasta berdasarkan hukum.43

    Peran Taman Siswa kembali terlihat pada saat konferensi Pendidikan

    Kesenian yang diadakan di Taman Siswa pada tanggal 13-18 Mei 1954. Dalam

    kegiatan tersebut acara diakhiri oleh kata sambutan dari Menteri Pendidikan

    Pengajaran dan Kebudayaan Mr.Moh Yamin yang salah satu isinya menyampaikan

    bahwa Pemerintah mengajukan beberapa permintaan kepada Taman Siswa untuk :44

    1. Dalam bulan Oktober yang akan datang (tahun 1954, red), pemerintah akan

    mengadakan kongres bahasa Indonesia di Medan, dan Taman Siswa supaya ikut

    memperhatikan kongres tersebut.

    2. Taman Siswa supaya menyediakan dua atau tiga orangnya untuk ditempatkan oleh

    pemerintah sebagai atase kebudayaan pada kedutaaan RI di luar negeri. Hingga

    kini atase kebudayaan itu hanya ada di London, Roma dan Mesir.

    3. Taman Siswa supaya menyampaikan perumusan tentang dasar nasional kesenian

    kepada pemerintah untuk dipertimbangkan. Juga pemerintah akan memberikan

    bantuan kepada seniman-seniman dikalangan Taman Siswa yang berkeinginan

    43

    Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. op.cit. hlm. 251.

    44 Kata sambutan dari Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr.

    Moh.Yamin pada konfrensi Pendidikan Kesenian yang dilaksanakan pada tanggal 13-

    18 Mei 1954 di Taman Siswa Yogyakarta yang ditulis dalam Buku peringatan 60

    Tahun Taman Siswa 1922-1982. Ibid. hlm. 260.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    melanjutkan dan memperluas pendidikan ke luar negeri. Fellowship dan

    Scholarship45

    pemerintah yang terbagi-bagi.

    Pernyataan di atas menunjukan kepercayaan besar pemerintah Indonesia saat itu

    kepada Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan yang bersifat nasional untuk

    berperan dalam mewujudkan pendidikan berskala nasional.

    Pada tahun 1958 pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pemberian dana

    pendidikan kepada sekolah swasta. Pemerintah menetapkan untuk mengganti

    peraturan yang lama dengan peraturan yang baru. Kebijakan tersebut diatur dalam

    Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1958 tentang pemberian sokongan kepada

    sekolah nasional partikelir. Sebelumnya ketentuan dari pemberian soko