plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/27441/2/064314007_full[1].pdf · 2018....
TRANSCRIPT
-
i
DINAMIKA TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-1965
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Sastra
Program Studi Ilmu Sejarah
Oleh :
Theodorus Yanzens
NIM : 064314007
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahan untuk:
Keluargaku tercinta, Bapak dan Mama yang telah membesarkan aku hingga seperti
saat ini dan kepada Adikku tercinta Resa dan Via. Untuk sekarang, cuman ini yang
bisa aku persembahkan untuk kalian semua…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
ABSTRAK
Theodorus Yanzens. 2011. Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Skripsi dengan judul “ Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965”
memiliki 3 permasalahan yang diangkat. Pertama, Bagaimana Taman Siswa sebagai
Organisasi Pendidikan. Kedua, Dinamika Organisasi Taman Siswa Pada Tahun 1959-
1964. Ketiga, keadaan Taman Siswa di Tahun 1965. Ketiga permasalahan tersebut
akan dijelaskan dalam beberapa bab. Penulisan ini bertujuan untuk mellihat Taman
Siswa sebagai organisasi pendidikan pada tahun 1959-1965 yang bertepatan dengan
masa pemerintahan Demokrasi Terpimpin. Tulisan ini memuat pembahasan tentang
dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa baik itu berupa konflik maupun kebijakan-
kebijakan dalam Taman Siswa saat itu.
Metode yang digunakan dalam melakukan penulisan ini ialah pengumpulan
data dari berbagai sumber yang diantaranya sumber primer berupa lembaran
organisasi, Majalah organisasi kemudian sumber sekunder yaitu dari buku-buku dan
artikel di internet. Selanjutnya hasil dari pengumpulan data di analisis dan
dideskripsikan dalam tulisan yang terdapat pada bab-bab sesuai dengan masalah
yang dibahas.
Dalam perkembangan penulisan sejarah di Indonesia, organisasi pendidikan
tidak begitu banyak dibahas atau jarang diangkat kepermukaan. Masyarakat
Indonesia lebih familiar dengan organisasi politik. Taman Siswa merupakan salah
satu perguruan dan organisasi pendidikan yang jarang dibahas. Padahal peran
organisasi Taman Siswa dalam pendidikan di Indonesia sangat besar. Taman Siswa
mengalami perkembangan cukup pesat pada masa kolonial dengan cabang hampir
ada disetiap daerah di nusantara. Hal itu terus berkembang hingga memasuki
Indonesia merdeka. Tetapi setelah Demokrasi Terpimpin berakhir, situasi perguruan
Taman Siswa mengalami kemunduran yang luar biasa. Secara singkat tulisan ini
ingin menunjukan salah satu alasan terjadinya kemunduran Taman Siswa di dunia
pendidikan Indonesia. Masuknya politik ke Taman Siswa pada masa pemerintahan
Demokrasi Terpimpin telah menimbulkan konflik kepentingan dalam organisasi yang
melibatkan para anggota dan pamong. Kepentingan politik yang terlalu berlebihan
membuat tujuan perguruan yang seharusnya menjadi prioritas diabaikan. Hal itu terus
berlanjut hingga akhir tahun 1965. Banyaknya anggota Taman Siswa yang dipecat
dan ditangkap oleh Kopkamtib karena dituduh terlibat dalam peristiwa G 30 S.
Bahkan yang tidak terlibatpun terkena imbasnya. Situasi ini pada akhirnya membawa
dampak pada keadaan Taman Siswa hingga saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
ABSTRACT
Theodorus Yanzens. 2011. Dinamika Taman Siswa Pada Tahun 1959-1965.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Thesis titled "Dynamics Of The Taman Siswa in years 1959-1965" has 3
issues raised. First, How the development of Taman Siswa as an Educational
Organization. Second, the dynamics of the Taman Siswa Organization the Year 1959-
1964. Third, Situation in the Year 1965 Taman Siswa. These three issues will be
explained in several chapters. The study is aimed to see situation of Taman Siswa as
an educational organization in the year 1959-1965 which coincided with the reign of
Guided Democracy. This study discusses the dynamics that occur in Taman Siswa
either in the form of conflicts or the policies in the Taman Siswa at that time.
The method used in conducting this study is collecting data from various
sources including primary sources in the form of sheet organization, magazine and
organization of secondary sources from books and articles on the internet. The results
of data gathering will be analyzed and described in the certain chapters according to
the problems discussed.
Educational organizations are rarely discussed in historical writing in
Indonesia. Indonesian society is more familiar with political organizations than
educational organization. Taman Siswa is one of the educational organizations that
rarely discussed. Whereas the role of Taman Siswa as an educational in Indonesia is
very important. Taman siswa has been developed quite rapidly in the colonial period.
It grows well until the independence of Indonesia. After the end of Guided
Democracy Taman Siswa college experinces a setback. Briefly this study is to show
one of the reasons for the decline of Taman Siswa in Indonesia. The entry of politics
in Guided Democracy era brings a conflict in the organization that involve its
members and officials. Political interests that are too excessive make the visions of
the organization ignored. This is continued until late 1965. Some of the members who
were fired by Taman Siswa and arrested by Kopkamtib for his alleged involvement in
the events G 30 S. Even those who are not involved got the effect. This situation
ultimately has an impact on Taman Siswa until now.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
LEMBARAN PENYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Sanata Dharma:
Nama : Theodorus Yanzens
Nomor Mahasiswa : 064314007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“DINAMIKA TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-1965”
Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dan mengelolanya dalam bentuk pengakalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 9 Desember 2011
Yang menyatakan
Theodorus Yanzens
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
KATA PENGANTAR
Tidak terasa akhirnya selesai juga penantian dan usaha yang selama ini
dilakukan. Usaha akan penyelesaian satu tahap jenjang ilmu telah dilalui bersamaan
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Dalam proses panjang tersebut banyak
tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh penulis tetapi semua itu dapat terlewati
melalui kepercayaan diri yang tumbuh oleh karena dukungan, bantuan dan doa dari
orang-orang dan kerabat yang ada disekitar penulis.
Untuk pertama kali puji dan syukur dipanjatkan oleh penulis kepada Tuhan
Yang Maha Esa, Allah Bapa Di Surga, karena atas rahmat dan karuniaNya sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis sangat yakin bahwa tanpa kehendak dan
bimbingan-Nya skripsi ini tidak akan dapat berjalan dengan baik.
Selain itu tidak lupa juga bahwa penyelesaian skripsi ini telah melibatkan
banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dukungan, bimbingan maupun doa
kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menngucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka dan tidak akan pernah melupakan
apa yang telah diberikan selama ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Agus Purwanto dan Ibu
Mur yang merupakan pengawai Museum Taman Siswa Yogyakarta. Terima kasih
atas bantuan selama ini kepada penulis dalam kemudahan mencari data dan dukungan
mengakses sumber-sumber primer dari Museum. Apa yang telah dilakukan Bapak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
Agus Purwanto dan Mbak Mur telah menjadi bagian terpenting dalam penyelesaian
skripsi ini.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada staf-staf pengajar di Fakultas Sastra
Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan dukungan,
bantuan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada Bapak Drs. Ig.
Sandiwan Suharso selaku pembimbing skripsi yang selalu memberikan motivasi dan
dukungan serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Penulis sangat berterima kasih sekali karena banyak perubahan
dan kemajuan dan ilmu yang didapat dari beliau. Penulis juga yakin tanpa beliau
penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik. Selanjutnya ucapan terima
kasih diucapkan kepada Bapak Drs. Silverio R.L. Aji Sampurno, M.Hum., selaku
Ketua Program Studi Ilmu Sejarah dan pembimbing akademik penulis yang selalu
memotivasi penulis untuk cepat lulus dan fokus terhadap penulisan. Hal itu sangat
berarti untuk penulis. Terima kasih juga diucapkan kepada Bapak Hb. Hery Santosa
M.Hum. yang selalu memberikan dukungan dan kepercayaan diri bagi penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi.
Terima kasih pula penulis haturkan kepada seluruh staf pengajar di Program
Studi Ilmu Sejarah Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan
berbagai pengetahuan serta pengalaman pada saat kuliah. Kepada Alm. Prof. Dr. P.J
Suwarno., S.H. yang telah damai bersamaNya, terima kasih atas pengetahuan yang
telah diberikan selama kuliah dan atas pengalaman yang dibagi selama dikelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
Penulis akan selalu mengenang jasa beliau. Terima kasih juga diucapkan kepada
Romo Dr. F.X. Baskara Wardaya., S.J atas pengetahuan dan ilmu-ilmu baru selama
mata kuliah seminar dan mata kuliah lainnya. Banyak pengalaman dan pengetahuan
yang penulis dapatkan dari beliau. Terima kasih juga Kepada Romo Dr. G. Subanar.,
S.J, Drs. H. Purwanta., M.A., Drs. Manu Joyoatmojo. Kepada semua dosen yang
pernah mendidik penulis selama proses perkuliahan.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada
kedua orang tua tersayang. Kepada Bapak dan Mama yang selama ini terus
mendukung, memberikan motivasi dan doa serta sabar membimbing secara moril
kepada penulis. Kedua orang tua bagi penulis merupakan inspirasi dan sumber
kekuatan. Dedikasi beliau berdua kepada anak-anaknya sangat luar biasa. Apa yang
telah dilakukan beliau berdua tidak akan pernah penulis lupakan dan akan selalu ada
dihati. Kemudian kepada adik-adik tercinta yaitu Kristina Theresa Juetha dan Alberta
Triana Silvia yang selalu mendukung sepenuh hati, memberikan doa-doanya. Semua
itu menjadi pelecut sekaligus motivasi tersendiri bagi penulis.
Kepada teman-teman seangkatan seperjuangan di Ilmu Sejarah angkatan 2006
yaitu Serihartati, Khotifah dan Ismiyati. Terima kasih banyak atas dukungannya, doa
dan kebersamaannya selama ini dalam keadaan senang maupun susah. Disaat jenuh,
bosan dan kesulitan dalam hal apapun kalian selalu berusaha untuk membantu. Bagi
penulis, kalian merupakan sahabat sekaligus keluarga. Terima kasih juga kepada
kakak-kakak angkatan dan adik-adik tingkat di Ilmu Sejarah yang tidak bisa penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
sebutkan satu persatu, terima kasih karena selalu memberikan dukungan dan
pengalamannya.
Kemudian kepada Keluarga Besar Humas Universitas Sanata Dharma.
Kepada Bapak Budi Setyahandana, S.T.,M.T., selaku Kepala Humas Universitas
Sanata Dharma, kepada Mas Tjahjo, Mbak Atik. Kepada Teman-teman Se-angkatan
Staf PMB Humas angkatan 2010 Universitas Sanata Dharma yaitu Agus, Karina,
Berto, Jati, Anin, Lita, Celli, Mimi, Orpa, Rosa, Yenny yang telah berbagi
pengalaman dalam suka dan duka saat menjadi Staf PMB. Penulis sangat merindukan
kebersamaan lagi disaat expo diluar kota ataupun disaat hang out bersama. Tidak lupa
juga terima kasih kepada adik tingkat di Staf PMB seperti Krisna, Tati, anggita,
Agus. S, Daniel, Lusi, Adi, Clay dan lain-lainnya
Terima kasih diucapkan kepada keluarga besar karyawan di BAA Pusat
Universitas Sanata Dharma seperti Bu Asih selaku Kepada BAA, Bu Luci, Bu Rut,
Mas Krisna, Mas Heru, Mas Anton. Kepada Mas Devi yang selalu bertanya tentang
perkembangan skripsi penulis. Hal ini bagi penulis merupakan dorongan yang sangat
berarti. Kepada Mbak Wira yang selalu memberikan motivasi kepada penulis serta
canda tawa ketika membantu di BAA. Semua itu akan selalu penulis kenang.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada yang tersayang dan terindah,
Bunga Ajeng Puspita Utami yang dengan sabar menemani penulis disaat susah dan
senang. Selalu memberikan dukungan motivasi dan doa-doanya. Kamu merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
inspirasi sekaligus pembangun kepercayaan diri bagi penulis untuk menjadi manusia
yang lebih baik lagi.
Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima
kasih atas semuanya, tanpa bantuannya penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan dan
terselesaikan. Akhir kata penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga sangat diharapkan kritik serta sarannya. Semoga tulisan ini dapat
berguna dan menambah referensi pengetahuan dalam sejarah di Indonesia khususnya
sejarah organisasi.
Yogyakarta, 21 November 2011
Theodorus Yanzens
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………...............…...i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………..........................ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………......................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………...............….....v
ABSTRAK……………………………………………………………........................vi
ABSTRACT…………………………………………………………........................vii
LEMBARAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........................................................viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………..............…....ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………..........…........xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….......................1
1.1 Latar Belakang…………………………………………..…......................1
1.2 Identifikasi Masalah....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah……………………………………………...................8
1.4 Tujuan Penelitian………………………………………...............……......9
1.5 Manfaat Penelitian………………………………………..............…........9
1.5.1 Manfaat Akademik.........................................................................10
1.5.2 Manfaat Praktis……………...........................……........................10
1.6 Tinjauan Pustaka ……………………………………..............………....11
1.7 Landasan Teori…………………………………………..............……....15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
1.8 Metode Penelitian ……………………………………............…...….....20
1.8.1 Pengumpulan Data..........................................................................20
1.8.2 Analisis Data...................................................................................21
1.9 Sistematika Penulisan…………………………………………............... 21
BAB II TAMAN SISWA SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN...................23
2.1 Taman Siswa Sebagai Organisasi……………………………..................23
2.1.1 Asas Pendidikan………………………………………...................24
2.1.2 Tujuan……………………………………………….…..................27
2.1.3 Sistem Pendidikan…………………………………….............…...28
2.2 Sistem Organisasi Taman Siswa………………………............……..…..30
2.2.1 Rapat Besar……………………………………………...................30
2.2.2 Majelis Luhur…………………………………………................…31
2.2.3 Ibu Pawiyatan…………………………………………...................33
2.2.4 Organisasi Keluarga Taman Siswa……………….............……......34
2.2.5 Pemimpin Umum……………………………………..............…....35
2.2.6 Keanggotaan………………………………………..…...................35
2.3 Hubungan Taman Siswa Dan Pemerintah Indonesia……….................…37
2.4 Latar Belakang Sosial Politik Tahun 1959-1965………….............…......41
BAB III DINAMIKA ORGANISASI TAMAN SISWA PADA TAHUN 1959-
1964…...………………………………………………….....................….....49
3.1 Taman Siswa Memasuki Tahun 1959…………………………................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
3.1.1 Politik Masuk Ke Taman Siswa ………………….…............….....52
3.1.2 Persaingan Pemilihan Anggota Majelis Luhur Dalam Rapat Besar
Persatuan Taman Siswa Ke-IX Pada Tahun 1960…...........…….....57
3.2 Konflik Dalam Tubuh Taman Siswa Tahun 1960-1964….…..................60
3.2.1 Gagalnya Rapat Besar Pemuda Pelajar Taman Siswa Tahun
1961……………………………...............................................…...61
3.2.2 Konflik Dalam Perguruan Ibu Pawiyatan dan Majelis Luhur Taman
Siswa..…………………………….......................................…......66
3.2.3 Perubahan Dalam Kepengurusan Majelis Luhur Taman Siswa Pada
Tahun 1963…………………………..................................…........73
3.3 Musyarawah Pimpinan Pusat Taman Siswa Tahun 1964..........................75
BAB IV TAMAN SISWA TAHUN 1965.......…………...…………………...........78
4.1 Situasi Umum di Indonesia Pada Tahun 1965…………...............….…...78
4.2 Kebijakan Taman Siswa Terhadap Peristiwa Gerakan 30 September
Tahun 1965….………………………...………...............................….....81
4.3 Dampak Dari Peristiwa Gerakan 30 September Terhadap Taman Siswa
Pada Tahun 1965………………………………………...........................85
4.3.1 Kebijakan Menutup Sebagian Sekolah Taman Siswa...…...............89
4.3.2 Kebijakan Sanksi Kepada Anggota Dan Pamong Taman
Siswa………………………………………………….....................92
BAB V PENUTUP…………………………………………..……….......................95
DAFTAR PUSTAKA…………………............………………………………....…100
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam sejarah Indonesia, organisasi muncul dan berkembang pertama kali di
permukaan sebagai bentuk perlawanan terhadap kolonial dan penjajahan. Kondisi ini
sering disebut dengan masa pergerakan nasional. Pada masa ini terdapat banyak
organisasi bumiputera1 yang berdiri seperti Budi Utomo yang sering disebut sebagai
organisasi pertama di tanah air kemudian Sarekat Islam, Indische partij, Indische
Vereeniging, PNI dan sebagainya. Organisasi-organisasi ini memiliki tujuan dan cara
perlawanannya masing-masing. Dalam perkembangannya sebagian dari organisasi
yang berdiri saat itu kebanyakan merupakan organisasi politik walaupun begitu
terdapat juga organisasi yang bersifat keagamaan, perdagangan ataupun pendidikan.
Pada abad ke-20 pemerintah kolonial Belanda menerapkan sistem politik etis
di Indonesia yang salah satu isinya membangun kesejahteraan dan pendidikan formal
untuk rakyat Indonesia. Tetapi pada kenyataannya rakyat Indonesia yang bersekolah
dan mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang didirikan oleh Belanda tetap
diarahkan untuk mengabdi pada kepentingan penjajah.
1 Bumiputera di sini berarti masyarakat pribumi atau masyarakat asli
nusantara, dan ketika pada masa kolonial merupakan golongan kelas bawah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda memang
diperuntukkan bagi masyarakat pribumi tetapi masih membedakan golongan. Sekolah
Belanda tidak untuk memajukan bangsa Indonesia tetapi lebih untuk menciptakan
tenaga-tenaga pekerja yang murah dan nantinya mengabdi pada kekuasaan Hindia
Belanda. Pendidikan diciptakan Belanda untuk mencetak tenaga-tenaga yang
digunakan sebagai alat untuk memperkuat kedudukan penjajah, mengabdi kepada
kepentingan kolonial, sehingga isi pendidikan diarahkan kepada kepentingan kolonial,
isi pendidikan itu pun hanya sekedar pengetahuan dan kecakapan yang dapat
membantu mempertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajahan.2
Situasi inilah yang menjadi alasan munculnya organisasi pendidikan ataupun
lembaga sekolah di Indonesia sebagai lembaga atau sekolah pembanding dengan
sekolah Belanda. Organisasi pendidikan atau lembaga sekolah memang sengaja
dibentuk, sebagai salah satu cara melawan kaum kolonial yaitu dengan mendidik
rakyat Indonesia menjadi manusia yang cerdas dan pintar, berpengetahuan yang luas
serta menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi. Organisasi atau lembaga
pendidikan yang berdiri saat itu diantaranya adalah Muhammadiyah, Nahdhatul
Ulama, Sekolah Kautamaan Istri, Wanita Susilo serta Taman Siswa.
2 Djohan Makmur.Dkk. 1993. Sejarah Pendidikan Di Indonesia Zaman
Penjajahan. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Kebudayaan Direktoral Sejarah Dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi dan
dokumen Sejarah Nasional. hlm. 73.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Berbicara mengenai perkembangan pendidikan pada masa pergerakan
nasional, maka tidak bisa lepas dari peran serta Taman Siswa dalam perjuangannya
menyebarluaskan pendidikan bagi rakyat Indonesia. Taman Siswa didirikan oleh
Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara pada
tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara memberikan nama perguruan
pendidikannya dengan nama Taman Siswa sebenarnya memiliki makna dan tujuan.
Kata “Taman” diartikan sebagai tempat di mana orang bisa menikmati suasana yang
damai, indah serta dapat belajar banyak hal disekelilingnya tanpa merasa terbebani.
Sedangkan kata “Siswa” berarti murid atau anak didik. Maka, Taman Siswa adalah
tempat para anak didik dapat belajar apapun juga dengan suasana yang tenang, damai
dan menjadi diri sendirinya. Arti konsep dari nama Taman Siswa inilah yang ingin
Ki Hajar Dewantara ciptakan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dalam
perguruan. Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara menamakan perguruannya dengan
nama Taman Siswa.
Taman Siswa menerapkan nilai-nilai kekeluargaan dan budaya nasional dalam
sistem pendidikannya. Taman Siswa juga memberikan kebebasan terhadap siswanya
untuk belajar apapun juga dengan syarat, selalu bertanggungjawab dan dapat berguna
bagi sesama. Hal inilah yang menjadi salah satu perbedaan Taman Siswa dengan
organisasi pendidikan lainnya pada saat itu. Taman Siswa memiliki tujuh asas yang
disebut dengan “Asas Taman Siswa 1922”, asas ini menjadi pedoman dasar
pendidikan pada masa pergerakan nasional, yaitu kodrat alam, kemerdekaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
kebudayaan, kerakyatan, percaya pada kekuatan sendiri, menghidupi diri sendiri, dan
ikhlas dalam mengabdi kepada anak didik.
Dalam perjalanannya sebagai sekolah dan lembaga pendidikan pada masa
pergerakan nasional, Taman Siswa mengarahkan tujuan pendidikannya untuk
mendidik rakyat Indonesia agar berjiwa kebangsaan dan berjiwa merdeka. Para murid
di Taman Siswa diarahkan menjadi calon penerus bangsa yang dapat mengangkat
derajat bangsa Indonesia agar dapat sebanding dengan bangsa-bangsa lain yang
merdeka. Tidak hanya itu, Taman Siswa juga memiliki visi dan misi memperluas
pendidikan yang saat itu banyak sekali dibutuhkan oleh rakyat Indonesia, sementara
jumlah sekolah yang disediakan oleh pemerintah Belanda sangat terbatas. Ki Hajar
Dewantara juga memberi suatu mandat kepada para murid-muridnya untuk terjun ke
dalam masyarakat dan mengabdi serta mengerakkan rakyat ke arah kemajuan.
Perkembangan pendidikan dalam Perguruan Taman Siswa terus berjalan pada
masa pergerakan nasional. Pada akhir masa penjajahan kolonial Belanda, Perguruan
Taman Siswa telah mempunyai 199 cabang dengan 207 perguruan yang tersebar di
seluruh Indonesia dengan kurang lebih 20.000 orang murid dan 650 orang guru.3
Sedangkan ketika Indonesia dikuasai oleh Jepang, Taman Siswa sempat mengalami
situasi sulit karena kebijakan Jepang yang membatasi gerak sekolah partikelir dan
hanya memperbolehkan sekolah kejuruan misalnya sekolah pertanian ataupun
3 Djumur. I.Dkk. 1976. Sejarah Pendidikan. Bandung: CV.Ilmu Bandung.
hlm. 177.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
perkebunan. Keadaan ini membuat Taman Siswa sempat mengubah mata
pelajarannya sesuai kurikulum Jepang. Walaupun begitu Taman Siswa tetap dapat
berdiri dan berkembang hingga akhirnya negara Indonesia memperoleh kemerdekaan.
Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 situasi politik
di tanah air belum bisa dikatakan kondusif. Keadaan keamanan, politik dan ekonomi
sangat mempengaruhi situasi di Indonesia. Taman Siswa sebagai sekolah dan
organisasi pendidikan tetap berjalan sesuai dengan waktu dan keadaan nasional.
Situasi jatuh bangun pernah dialami Taman Siswa di masa kolonial Belanda dan hal
itu terus berlanjut hingga pendudukan Jepang. Setelah memasuki kemerdekaan
Indonesia, Taman Siswa berusaha untuk tetap berdiri dan berkembang sampai
akhirnya pada masa Demokrasi Terpimpin kembali lagi mengalami masa-masa sulit.
1.2 Identifikasi Masalah
Taman Siswa mengalami situasi sulit pada tahun 1959-1965 yang juga
bertepatan dengan masa Demokrasi Terpimpin. Ada dua faktor yang menjadi alasan
munculnya situasi tersebut. Pertama ialah faktor ekternal, di mana situasi Indonesia
pada tahun 1959 hingga tahun 1965 mengalami banyak perubahan. Dimulai dengan
sistem pemerintahan yang mengalami pergantian dari Demokrasi Liberal menjadi
Demokrasi Terpimpin di tahun 1959. Setelah terjadinya pergantian sistem tersebut,
situasi di masyarakat mulai menunjukan adanya perubahan dasar yang dibentuk oleh
negara. Hal tersebut terlihat dengan besarnya pengaruh politik dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
bernegara oleh karena kebijakan pemerintah. Salah satunya ialah penetapan dan
penerapan Manipol Usdek atau Manifesto Politik, Undang-undang Dasar 1945,
Sosialisme, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan Kepribadian Indonesia
sebagai Garis Besar Haluan Negara Indonesia. Tidak hanya itu, dalam
perkembangannya pada masa Demokrasi Terpimpin kebijakan mengenai pendidikan
mulai diarahkan ke nilai-nilai yang terkandung dalam tujuan politik negara seperti
yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional, penetapan Pancawardhana4 pada
tanggal 10 Oktober 1960 dan Penpres no.19/655.
4 Pancawardhana terdiri dari: (1). Perkembangan cinta bangsa dan tanah air,
moral nasional, internasional/keagamaan. (2). Perkembangan intelegensi, (3).
Perkembangan emosional, (4). Perkembangan keprigelan (kerajinan) tangan, (5).
Perkembangan jasmani.
5 Penpres No. 19 tahun 1965 merupakan kebijakan pemerintah tentang sistem
pendidikan nasional. Salah satu isi dari Penpres No. 19/65 yang mengarah pada nilai-
nilai politik di dalamnya antara lain: pasal 1 tentang asas pendidikan nasional yang
berbunyi: Pancasila-Manipol/Usdek adalah Moral dan Falsafah Hidup Bangsa
Indonesia serta merupakan manifesto persatuan bangsa dan wilayah Indonesia,
demikian pula merupakan perasan kesatuan jiwa sebagai Weltanschaung bangsa
Indonesia dalam penghidupan nasional sebagai landasan bagi semua pelaksanaan
pendidikan nasional adalah Pancasila-Manipol/Usdek. Dengan demikian, Pancasila-
Manipol/Usdek harus menjiwai semua segi pendidikan nasional. Ataupun pada pasal
4 tentang politik pendidikan nasional yang berisikan tentang politik pendidikan
nasional adalah Manifesto Politik Republik Indonesia beserta pedoman-pedoman
pelaksanaannya. Oleh karena itu maka garis dan strategi dasar pelaksanaan
Pendidikan pada taraf Revolusi sekarang ini yang Nasional-Demokratis harus
melahirkan patriot-patriot komplit, yang berdasarkan Pancasila-Manipol/Usdek,
menentang segala bentuk penghisapan manusia atas manusia, bangsa atas bangsa
ialah: (a). Imperialisme, (b). Kolonialisme dan Neo-Kolonialisme, (c). Feodalisme,
(d). Kapitalisme. Serta yang berjuang dengan penuh keyakinan untuk membangun
suatu masyarakat Sosialis Indonesia yang adil dan makmur serta membangun Dunia
Baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Sedangkan alasan yang kedua berasal dari faktor internal dalam organisasi
Taman Siswa. Situasi dalam Taman Siswa pada masa Demokrasi Terpimpin
mendapat banyak ujian dan tantangan salah satunya diawali dengan meninggalnya Ki
Hajar Dewantara pada awal tahun 1959. Tidak bisa dipungkiri bahwa peran Ki Hajar
Dewantara sangat besar dalam kemajuan dan perkembangan Taman Siswa. Di sisi
lain, Nyi Hajar Dewantara yang ditunjuk untuk mengantikan posisi Pemimpin Umum
Perguruan Taman Siswa yang ditinggalkan Ki Hajar Dewantara mengalami situasi
yang berat. Nyi Hajar Dewantara bukanlah seorang organisator, hal ini jelas
mempengaruhi situasi Taman Siswa sendiri kedepannya.
Pada tahun 1959 sampai 1964 Taman Siswa berada dalam situasi penuh
dinamika. Pengaruh politik mulai masuk dalam Taman Siswa. setelah itu sering
terjadinya pertentangan yang disebabkan adanya kepentingan dari para anggota yang
berakhir dengan konflik. Hal ini ditunjukan dengan peristiwa gagalnya pembentukan
Pengurus Besar dalam Rapat Besar Pemuda Pelajar Taman Siswa pada tahun 1961,
kemudian berlanjut dengan ricuhnya kepengurusan di Ibu Pawiyatan. Keadaan
semakin diperburuk dengan perpecahan dalam tubuh kepengurusan Majelis Luhur.
Keadaan Taman Siswa mulai kondusif setelah Nyi Hajar Dewantara mengambil
semua alih pimpinan di organisasi sesuai dengan surat keputusan penertiban
organisasi yang dikeluarkan Majelis Luhur saat itu.
Peristiwa Gerakan 30 September pada tahun 1965 menjadi salah satu awal
kemerosotan nama Taman Siswa di mata masyarakat. Setelah peristiwa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
ternyata tidak sedikit para pamong dan orang-orang di Taman Siswa yang ditangkap
karena dituduh terlibat dalam gerakan tersebut. Peristiwa ini menimbulkan dampak
sosial yang sangat besar pada keberlangsungan Taman Siswa. Sekolah-sekolah
banyak ditutup setelah peristiwa tersebut, kepercayaan masyarakat pun berkurang
terhadap Taman siswa.6
Pada masa Orde Baru hingga saat ini, keberadaan Taman Siswa sebagai
sebuah perguruan dan organisasi pendidikan masih tetap berjalan. Akan tetapi Taman
Siswa yang dulunya memiliki pengaruh besar dalam dunia pendidikan di Indonesia,
saat ini hanya menjadi sebuah yayasan pendidikan swasta biasa. Kontribusi terhadap
dunia pendidikan sudah sangat jarang diperdengarkan lagi. Tidak dapat dipungkiri
bahwa peristiwa dan dinamika organisasi yang terjadi pada tahun 1959 hingga 1965
menjadi salah satu alasan terjadinya perubahan signifikan bagi Perguruan Taman
Siswa menuju arah kemunduran.
1.3 Rumusan Masalah
Sesuai dengan topik yang akan dibahas dalam penelitian ini dan untuk
mengetahui bagaimana dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa secara mendalam
6 Sewaktu G 30 S banyak yang terlibat dan sekolah banyak yang ditutup.
“Bahkan yang di Wates dan di Purwokerto sulit didirikan lagi karena masyarakat
sudah tak percaya” kata Ki Suprapto. Diakses dari www.tempointeraktif.com/Majalah
Buletin Mingguan Tempo Online Print Article “ Kesederhanaan itu 57 Tahun” 19/IX
07 Juli 1979.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
khususnya pada awal hingga akhir dari tahun 1959 sampai 1965, maka ada beberapa
permasalahan yang akan dibahas antara lain:
1. Bagaimana organisasi pendidikan Taman Siswa?
2. Apa saja dinamika yang terjadi dalam organisasi Taman Siswa pada tahun 1959
sampai 1964?
3. Bagaimana situasi organisasi Taman Siswa pada tahun 1965?
1.4 Tujuan Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan
dan manfaat. Tujuan dan manfaat tesebut meliputi ruang lingkup keilmuan dan
praktis. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tentang Taman Siswa di
tahun 1959-1965 adalah mendeskripsikan sekaligus menganalisis situasi dan kondisi
Taman Siswa dari tahun 1959 sampai 1965. Mencakup beberapa hal seperti perisitwa-
peristiwa penting yang terjadi dalam Taman Siswa pada awal tahun 1959 sampai pada
akhir tahun 1965.
1.5 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat akademis dan praktis
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
1.5.1 Manfaat Teoretis
Manfaat penelitian ini ialah memberikan informasi kepada masyarakat
tentang situasi organisasi Taman Siswa di Tahun 1959 sampai 1965 yang menjadi
salah satu alasan kemunduran Taman Siswa hingga saat ini. Selanjutnya ialah
memberikan tambahan data kepustakaan sejarah tentang organisasi Taman Siswa.
Diharapkan penelitian ini juga dapat bermanfaat dan berguna untuk kalangan
masyarakat luas terutama untuk kalangan akademis, lingkup keilmuan sejarah dan
pemerhati sejarah pendidikan khususnya Taman Siswa. Melihat perisitiwa-peristiwa
khusus yang terjadi di tahun 1959 -1965 dalam Taman Siswa, kemudian bagaimana
kebijakan pemerintah yang bersifat politik saat itu ternyata telah banyak
mempengaruhi kebijakan-kebijakan dalam tubuh Taman Siswa. Hal ini penting
sebagai pembelajaran bersama serta melihat salah satu penyebab perubahan yang
terjadi di Taman Siswa saat ini.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan pemahaman
mengenai pentingnya melihat kembali sebuah perubahan melalui peristiwa di masa
lalu. Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan politik di sebuah negara berimbas
besar pada perkembangan diberbagai sektor di masyarakat tidak terkecuali
pendidikan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan penjelasan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
masyarakat untuk melihat sebuah perubahan suatu keadaan dari masa lalu yaitu
sejarah.
1.6 Tinjauan Pustaka
Situasi dan kondisi pendidikan pada masa awal kemerdekaan dan perjalanan
pendidikan pada saat kepemimpinan Presiden Soekarno sebenarnya memiliki banyak
sekali dinamika dan permasalahan yang menarik. Tetapi tidak banyak dari para
sejarawan kita yang melihat dinamika-dinamika tersebut dan bila melihat karangan
buku tentang Taman Siswa bisa dikatakan sangat minim bila dibandingkan dengan
penulisan topik sejarah lainnya.
Terdapat beberapa buku yang membahas tentang Taman Siswa. Buku-buku
tersebut diantaranya ialah kumpulan tulisan dan hasil pemikiran Soewardi
Soerjaningrat mengenai pendidikan dan telah dibuat buku atau diterbitkan oleh
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa dengan judul Karja Ki Hadjar Dewantara.7
Buku ini menjelaskan tentang pikiran Ki Hajar Dewantara mengenai pendidikan yang
sesuai dengan hakekat rakyat Indonesia. Buku ini juga berisikan pola atau sistem
pendidikan yang baik untuk rakyat Indonesia. Buku ini menjelaskan bagaimana cara
pandang Ki Hajar Dewantara dalam menggabungkan antara pola pendidikan asing
dengan budaya Indonesia yang dituangkannya dalam sistem pendidikan dalam
7 Hajar Dewantara, Ki. 1955. Karja Ki Hajar Dewantara Persatuan Majelis
Luhur Taman Siswa. Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
perguruan Taman Siswa. Buku ini sangat penting jika ingin memahami dasar
pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam membangun Taman Siswa dan mendidik para
murid serta para calon pamong. Walaupun begitu buku ini sedikitpun tidak membahas
tentang perkembangan ataupun situasi Taman Siswa sebagai organisasi pendidikan.
Selanjutnya buku dengan Judul Menuju Manusia Merdeka8 yang merupakan
karangan Ki Hajar Dewantara. Buku ini merupakan buku pembaharuan dari buku
terdahulu yaitu buku Karja Ki Hadjar Dewantara. Isi dan tulisan buku ini hampir
sama mirip dengan buku Karja Ki Hadjar Dewantara. Buku ini mengulas asas, tujuan
serta sistem pendidikan Taman Siswa. Di bagian akhir, buku ini mencantumkan atau
mengulas catatan pribadi Ki Hajar Dewantara tentang pendapatnya terhadap
pendidikan Indonesia.
Kemudian buku dengan judul Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa dalam
Sejarah Indonesia Modern karangan Abdurrachman Surjomihardjo.9 Buku ini
mengulas tentang perjalanan Taman Siswa mulai dari berdiri, melakukan pergerakan
untuk kemerdekaan, mencapai kemerdekaan hingga perjalanan Taman Siswa di era
Kemerdekaan. Dalam buku ini juga ditulis perkembangan dan berbagai permasalahan
yang dihadapi Perguruan Taman Siswa baik itu bersifat eksternal ataupun internal.
8 Hajar Dewantara, Ki. 2009. Menuju Manusia Merdeka. Editor Abdul Aziz
Saefudin dan M. Solahudin. Yogyakarta: Leutika.
9Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswa
dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
Saat Taman Siswa masih dalam masa pergerakan nasional hingga masalah setelah
kemerdekaan. Selain itu dijelaskan juga tentang perkembangan masuknya politik
dalam Taman Siswa yang berbuntut pada terjadinya konflik dalam Taman Siswa.
Berkenaan dengan peristiwa politik tahun 1965 yang memakan banyak korban dari
kalangan anggota dan pamong Taman Siswa, di buku ini tidak banyak diungkap
dengan jelas.
Kemudian sebuah buku yang diterbitkan oleh Taman Siswa dengan
percetakan Taman Siswa sendiri dengan judul 60 Tahun Taman Siswa 1922-198210
buku ini merupakan buku peringatan berdirinya Taman Siswa atau buku untuk
memperingati perjalanan Taman Siswa dari tahun ke tahun. Buku ini merupakan buku
edisi ke 2 setelah buku peringatan 30 Tahun Taman Siswa 1922-1952 yang pertama.
Buku ini berisikan tentang pemikiran-pemikiran, tulisan dan penelitian dari para
tokoh-tokoh Taman Siswa dan tokoh-tokoh pendidikan Indonesia saat itu mengenai
perjalanan Taman Siswa dalam kurung waktu 60 tahun.
Dalam buku ini terdapat tulisannya Moesman Wiryosentomo dengan judul
Sejarah Perjuangan Taman Siswa Sejak Kemerdekaan (1952-1982). Dalam tulisannya
ini, Moesman menjelaskan tentang asas-asas Taman Siswa 1922 yang pada Kongres
Taman Siswa tahun 1947 dirumuskan menjadi lima Dasar yang disebut Dasar
Pancadharma dan sistem pengajaran pendidikan Taman Siswa. Setelah itu Moesman
10
Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. 1982. Yogyakarta:
Percetakan Taman Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
juga menjelaskan tentang perkembangan Taman Siswa dalam mengisi Kemerdekaan.
Tulisan Moesman Wiryosentomo tentang perjalanan Taman Siswa pada tahun 50an
hingga 1965 juga menyoroti tentang keterlibatan anggota Taman Siswa yang aktif
dalam Partai Komunis Indonesia (PKI).
Selanjutnya ialah buku dengan judul Himpunan Catatan Kecil Ki Nayono
“Damar” Menyingkap Tabir Memori lebih Setengah Abad Sebagai Wong Taman
Siswa Mengabdi Pada Perguruan, Masyarakat dan Pemerintah ”11
. Buku ini berisikan
perjalanan Ki Nayono dari seorang murid di Taman Siswa hingga pada
pengabdiannya terhadap perguruan ini. Banyak polemik dalam Taman Siswa yang Ki
Nayono alami, dari kepemimpinan Ki Hajar Dewantara sampai pada masa Demokrasi
Terpimpin saat Nyi Hajar Dewantara yang menjadi Pemimpin umum hingga masa
Orde Baru. Meskipun begitu, bila dikaitkan dengan penelitian ini, buku ini masih
terlalu umum dalam mengulas seputar tahun 1959-1965 karena isinya lebih banyak
melihat sisi kehidupan tokoh yang dibahas.
Beberapa buku yang ada di atas merupakan buku-buku yang mengulas tentang
Taman Siswa. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa ulasan yang dibahas khususnya
yang berhubungan dengan organisasi Taman Siswa pada tahun 1959-1965 masih
terlalu sedikit. Peristiwa di Taman Siswa pada Periode 1959 sampai 1965 tampak
11
Nayono, Ki. Himpunan Catatan Kecil Ki Nayono. “Damar” Menyingkap
Tabir Memori lebih Setengah Abad Sebagai Wong Taman Siswa Mengabdi Pada
Perguruan, Masyarakat dan Pemerintah”. Yogyakarta: ND Nugroho dengan
Keluarga Riana Dewi Offset.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
terkesan “tabu” untuk dibahas. Selain itu, jika adapun, ulasannya masih bersifat
umum dan ada beberapa buku masih terkesan “tidak netral” karena kebanyakan
mengikuti alur politik dan rezim saat buku tersebut diterbitkan. Hal ini khususnya
dalam melihat peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965. Penelitian ini mencoba
untuk menyajikan sebuah pandangan yang berbeda dan mengkaji lebih mendalam
tentang Taman Siswa khususnya pada periode 1959-1965. Mengangkat fakta-fakta
yang terjadi dari awal 1959 hingga akhir 1965 yang selama ini tidak diketahui oleh
masyarakat pada umumnya. Selain itu juga, penelitian ini mencoba untuk
menjelaskan kondisi sosial, pendidikan dan politik nasional saat itu yang pada
akhirnya membawa pengaruh yang cukup besar pada keadaan Taman Siswa.
1.7 Landasan Teori
Organisasi merupakan sebuah kumpulan individu-individu yang memiliki
tujuan, madsud dan keinginan yang sama. Menurut Stephen P. Robbins menyatakan
bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.12
Organisasi ialah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang
dilakukan secara teratur dan berulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu
12
Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain, dan Aplikasi.
Jakarta: Arcan. hlm. 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
tujuan.13
Unsur-unsurnya ialah sistem, pola aktivitas, sekelompok orang, dan tujuan.14
Lembaga pendidikan dan pembinaan manajemen mendefinisikan organisasi sebagai
kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk
mencapai tujuan bersama dengan unsur-unsur sebagai berikut :15
1. Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi, tujuan ini menjadi
“jiwa” organisasi.
2. Proses yang mengubah masukan atau sumber daya yang dimiliki menjadi keluar
sebagaimana yang diinginkan.
3. Pembagian kerja pekerjaan diantara anggota, termasuk disini adalah pembagian
tugas dan wewenang secara horinzontal maupun vertikal.
4. Kerjasama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan menjadi efektif dan
efesien.
Dalam setiap organisasi terdapat asas, tujuan dan anggaran dasar. Masing-
masing organisasi memiliki cirikhas yang berbeda dengan organisasi lainnya. Asas,
tujuan dan anggaran dasar merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam organisasi.
Sehingga organisasi harus menaati dan menjalankan setiap asas, tujuan dan anggaran
dasar organisasinya. Ketidakberlangsungan sebuah organisasi dikarenakan “jiwa”
13
Indriyo G dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
14
Komang Ardana Dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Cetakan Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu. hlm. 1.
15
Ibid. hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
dari organisasi itu sendiri tidak berjalan karena melenceng dari visi dan misi yang
disepakati.
Dalam sebuah organisasi selain memiliki asas, tujuan yang termuat dalam
anggaran dasar juga memiliki struktur yang akan menjalankan roda program dan
tujuan di organisasi tersebut. Struktur organisasi menurut Hatch ialah mengacu pada
hubungan di antara elemen-elemen sosial yang meliputi orang, posisi, dan unit-unit
organisasi dimana mereka berada.16
Dijelaskan bahwa struktur organisasi
menjelaskan pengaturan berbagai elemen organisasi agar berada pada tempat dan
fungsi-fungsinya masing-masing, sehingga efektif untuk mencapai tujuan-tujuan
dalam organisasi.
Pentingnya arti pendidikan sudah dikenal sejak masa terdahulu tidak
terkecuali ketika bangsa Indonesia masih dalam situasi penjajahan kolonial. Beberapa
tokoh bangsa ini menyadari betapa pentingnya pendidikan sebagai salah satu faktor
berhasilnya sebuah bangsa. Pada masa lalu perlawanan tidak pernah henti dilakukan
oleh rakyat Indonesia untuk mencapai kemerdekaan akan tetapi perlu diingat bahwa
untuk menciptakan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas untuk melawan
kolonial perlu adanya pengetahuan dan kemampuan berpikir dan semua itu didapat
melalui pendidikan. Oleh sebab itu pendidikan menjadi salah satu alat perjuangan
yang sangat penting dalam sebuah bangsa dalam meraih kemerdekaan. Pendidikan
16
Hatch, M. J. 1997. Organization Theory : Modern, Symblic, and Post-
Modern Perspective. Oxford : Oxford Univ. Press
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
merupakan hal yang terpenting bagi manusia, baik itu formal maupun non-formal.17
Pendidikan dinilai sebagai sesuatu yang bernilai tinggi dalam kehidupan. Kemajuan
suatu bangsa atau sebuah negara tidak bisa lepas dari perkembangan situasi
pendidikan di negara itu sendiri. Struktur pendidikan yang baik serta penerapan yang
sesuai akan menciptakan masyarakat yang cerdas dan intelek sehingga nantinya akan
sangat berpengaruh dalam pembangunan suatu negara.
Tentunya tidak sembarang arah pendidikan yang diajarkan, perlunya
pendidikan yang memiliki tujuan. Salah satunya ialah membentuk karakter suatu
bangsa, menciptakan suatu semangat kesatuan dan rasa nasionalisme yang tinggi
kepada bangsa Indonesia dalam sebuah perjuangan. Pendidikan karakter di sini ialah
untuk membentuk karakter bangsa, khususnya rakyat Indonesia yang berkepribadian
nasional sesuai dengan kultur bangsa Indonesia. Pembentukan karakter kebangsaan
akan menciptakan rasa cinta tanah air yang besar. Hal inilah yang akan menciptakan
bangsa yang besar dan merdeka.
Berdirinya sebuah negara tidak hanya sebatas membuat sebuah wilayah
merdeka, tetapi juga membuat rakyat yang mengalami kesengsaran menuju kebebasan
dan kemakmuran. Negara berdiri dengan tujuan dan perencanaan jangka panjang.
Setelah terbentuk pada tahun 1945, negara Indonesia kemudian membuat sebuah
sistem dan ketetapan dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara
17
Di bangku sekolah ataupun di luar sekolah baik itu berupa pengajaran
langsung dari seorang tenaga pengajar maupun dari pengalaman hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
diantaranya dibidang pendidikan. Tertuang dalam rumusan pembukaan UUD 1945
mengenai tujuan-tujuan terbentuknya negara Indonesia salah satunya ialah
mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Rumusan tujuan ini selanjutnya
dimasukan ke dalam batang tubuh UUD 1945 sebagai pedoman kehidupan berbangsa
di Indonesia.
Berbicara mengenai lembaga atau organisasi tidak terkecuali pendidikan pasti
akan selalu berhubungan dengan sistem, dan mekanisme organisasi. Organisasi yang
dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
disekitarnya, karena memberikan kontribusi.18
Gagalnya pelaksanaan sistem dan
mekanisme dalam organisasi disebabkan banyak hal, salah satunya ialah tidak
berjalannya visi dan misi bersama. Keadaan ini dapat berdampak pada situasi internal
yaitu munculnya konflik dalam organisasi. Menurut Schmidt dan Kochan, konflik
merupakan sebuah perselisihan atau perjuangan di antara dua pihak yang ditandai
dengan menunjukan permusuhan secara terbuka dan atau menganggu dengan sengaja
pencapaian tujuan pihak yang menjadi lawannya. Gangguan yang dilakukan dapat
meliputi usaha-usaha yang aktif atau penolakan pasif.19
Salah satu alasan terjadinya
konflik ialah karena ada kepentingan dari berbagai pihak yang terkait. Kepentingan
18
Davis, Keith. 1962. Human Relations at Work, (New York, San Francisco,
Toronto, London). hlm. 15-19.
19
Umar Husein. 1990. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
tersebut dapat muncul karena faktor dalam organisasi ataupun di luar organisasi atau
lingkungan sosial.
Suatu organisasi tidak bisa lepas kaitannya dengan lingkungan di mana
organisasi itu berada. Banyak kendala yang dihadapi pada suatu organisasi dalam
mempertahankan eksistensinya. Tentu saja upaya-upaya antisipatif menjadi salah satu
faktor yang menjadi pertimbangan individu-individu “pengendali” organisasi dalam
upaya mereka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.20
Keadaan atau situasi negara
jelas mempengaruhi semua sektor kehidupan masyarakat termasuk pula organisasi.
Begitu juga organisasi pendidikan tidak bisa lepas dengan pengaruh iklim di
masyarakat dan situasi negara.
1.8 Metode Penelitian
Dalam penulisan karya tulis ini metode yang akan digunakan sebagai sumber
yaitu pengumpulan data, analisis data, metode dan penulisan :
1.8.1 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data yang digunakan mengunakan studi pustaka, yaitu
berasal dari beberapa sumber primer, arsip-arsip yang berhubungan dengan organisasi
Taman Siswa dari tahun 1959 sampai 1965. Kemudian sumber data juga berasal dari
20
Suharman. Sosiologi Organisasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
beberapa buku yang berhubungan dengan Taman Siswa dan beberapa juga artikel-
artikel pendukung dari internet.
1.8.2 Analisis Data
Dalam melakukan penelitian sejarah, pengumpulan data sangat dibutuhkan
untuk mendukung penulisan karya tulis dari topik yang diangkat. Setelah data-data
tersebut telah didapat hal yang dilakukan selanjutnya ialah melakukan analisis
terhadap data tersebut sehingga dapat dijadikan data yang relevan dalam menunjang
penulisan karya tulis ini.
1.9 Sistematika Penulisan
Hasil Penelitian ini termuat dalam sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I terdiri dari: Latar belakang, Identifikasi Masalah, Rumusan Permasalahan,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode
Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II berjudul “Bagaimana Organisasi pendidikan Taman Siswa”. Bab ini
menjelaskan tentang Organisasi, struktur dan kelembagaan dalam Taman Siswa.
Selanjutnya bab ini akan menguraikan hubungan Taman Siswa sebagai organisasi
pendidikan dengan Pemerintah. Serta nantinya akan masuk ke Taman Siswa diawal
tahun 1959 yang bertepatan juga dengan awal masa Demokrasi Terpimpin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
BAB III berjudul “Bagaimana dan apa saja dinamika yang terjadi dalam
organisasi Taman Siswa pada tahun 1959 sampai 1964”. Bab ini menguraikan dan
menjelaskan perjalanan serta bagaimana Taman Siswa berjalan sebagai organisasi.
Karena pada periode ini terjadi banyak konflik dan perpecahan dalam Taman Siswa.
Selanjutnya nanti akan juga dijelaskan bagaimana penyelesaian yang dilakukan
Taman Siswa untuk mengatasi konflik dan perpecahan tersebut.
BAB IV berjudul “Bagaimana keadaan Taman Siswa pada tahun 1965”. Bab
ini akan membahas bagaimana situasi Taman Siswa pada tahun 1965 yang tentunya
tidak bisa lepas dengan situasi nasional saat itu, sekaligus menganalisis konflik-
konflik dan kebijakan-kebijakan Taman Siswa mengenai peristiwa G 30 S 1965.
BAB V “Penutup” merupakan bab yang terakhir dalam penelitian ini. Bab ini
berisikan ulasan kesimpulan dan ringkasan dari penelitian ini. Pada bagian Penutup
akan dijelaskan mengenai pernyataan-pernyataan dari hasil penelitian sekaligus
menjawab permasalahan yang diangkat. Banyak hal-hal yang menarik yang terjadi di
antara tahun 1959 sampai 1965 dan menjadi titik tolak keadaan Taman Siswa
selanjutnya. Mininya buku sejarah yang mengangkat tentang Taman Siswa sangat
diharapkan kehadirannya. Hal ini dirasa perlu untuk melihat banyak perspektif
tentang dinamika yang terjadi dalam Taman Siswa. Sehingga nantinya tidak
memunculkan kesalahpahaman dalam melihat peristiwa dalam Taman Siswa. Selain
itu juga untuk mengembalikan penghargaan terhadap nilai-nilai sejarah yang luhur
pada Taman Siswa yang dari masa kemasa kian memudar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
BAB II
TAMAN SISWA SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN
2.1 Taman Siswa Sebagai Organisasi
Menurut Indriyo G. dan Sudita, Nyoman organisasi ialah suatu sistem yang
terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.21
Sedangkan Komang Ardana
mengatakan unsur-unsur yang ada dalam organisasi ialah sistem, pola aktivitas,
sekelompok orang, dan tujuan.22
Setiap organisasi memiliki asas dan tujuan yang
menjadi dasar berdiri dan berkembangnya sebuah organisasi selain itu asas dan tujuan
sebagai pondasi kuat dalam menjalankan organisasi. Selain asas dan tujuan yang ada
di sebuah organisasi, terdapat struktur dan lembaga-lembaga yang akan menjalankan
roda program dan tujuan di organisasi tersebut.
Dalam sejarahnya, Taman Siswa yang berdiri pada tanggal 3 Juli 1922
pertama kali dikelola oleh Ki Hajar Dewantara. Pada tanggal 7 Agustus 1930
kepengurusan dikembangkan dengan dibentuknya sebuah badan organisasi yang
21
Indriyo G., dan Sudita, Nyoman. 1997. Perilaku Keorganisasian, edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE.
22
Komang Ardana Dkk. 2008. Prilaku Keorganisasian, Cetakan Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
disebut Badan Persatuan Taman Siswa.23
Hal ini dikarenakan banyak berdirinya
cabang-cabang Taman Siswa yang ada di luar Yogyakarta. Badan Persatuan dibentuk
untuk menjalankan sistem kerja dalam perguruan Taman Siswa yang ada di seluruh
Indonesia. Sesuai dengan visi dan misi terbentuknya sebuah organisasi, Taman Siswa
yang merupakan sebuah badan organisasi pendidikan memiliki asas, tujuan serta
sistem pendidikan. Ketiga bagian tersebut memiliki penjelasan yang lebih rinci yaitu
sebagai berikut.
2.1.1 Asas Pendidikan
Dalam sebuah organisasi asas merupakan hal yang sangat penting dan
mendasar. Asas dijadikan landasan dan tujuan dalam menjalankan sebuah organisasi.
Pada perjalanannya organisasi Taman Siswa yang bergerak dibidang pendidikan
memiliki asas yang dibuat sejak Taman Siswa didirikan. Asas pertama Taman Siswa
bernama “Asas Taman Siswa 1922” yang terdiri dari tujuh asas yaitu kodrat alam,
kemerdekaan, kebudayaan, kerakyatan, percaya pada kekuatan sendiri, menghidupi
diri sendiri, dan ikhlas dalam mengabdi kepada anak didik. Seiring dengan
perkembangan zaman setelah kemerdekaan, pada kongres Taman Siswa tahun 1947
diputuskan untuk merumuskan kembali pernyataan “Asas Taman Siswa 1922”. Pada
23
Lihat Pasal 1 Bab 2 pada Majalah Pusaran Lembaran Organisasi. 1962.
Peraturan Besar Persatuan Taman Siswa sesuai dengan putusan Rapat Besar
Persatuan Taman Siswa 6-12 Maret 1960. Yogyakarta: Majelis Luhur Taman Siswa.
hlm. 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
akhirnya dirumuskan asas yang baru yaitu “Dasar Taman Siswa 1947” atau sering
disebut dengan Pancadharma atau lima dasar pendidikan dasar-dasar Pancadharma
Taman Siswa yaitu: 24
1. Kodrat Alam sebagai perwujudan kekuasaan Tuhan mengandung arti bahwa pada
hakekatnya manusia sebagai makhluk Tuhan adalah satu dengan alam semesta ini,
karena itu manusia tidak dapat lepas dari kehendak hukum-hukum kodrat alam.
Bahkan manusia akan mengalami kebahagiaan jika ia dapat menyatukan diri
dengan kodrat alam yang mengandung segala hukum kemajuan.
2. Dasar Kemerdekaan mengandung arti bahwa kemerdekaan sebagai karunia Tuhan
kepada semua Mahkluk ( Manusia ) yang memberikan kepadanya “hak untuk
mengatur hidupnya sendiri” dengan selalu mengingat syarat-syarat tertib-
damainya hidup bersama dalam masyarakat. Karena itu kemerdekaan diri harus
berdasarkan nilai-nilai hidup yang tinggi, baik hidup individu maupun sebagai
anggota masyarakat. Kemerdekaan harus menjadi dasar untuk mengembangkan
pribadi yang kuat dan sadar dalam suasana perimbangan dan keselarasan dengan
masyarakat.
3. Dasar Kebudayaan mengandung arti keharusan memelihara nilai-nilai dan bentuk
kebudayaan nasional. Dalam memelihara kebudayaan nasional itu, yang pertama
dan terutama ialah membawa kebudayaan nasional kearah kemajuan yang sesuai
24
Karangan Moesman Wiryosentomo dalam Buku Peringatan 60 Tahun
Taman Siswa 1922-1982. 1982. Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa. hlm. 249-250.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
dengan kecerdasan zaman dan kemajuan dunia guna kepentingan hidup rakyat
lahir batin dalam tiap zaman keadaannya.
4. Dasar Kebangsaan mengandung arti adanya rasa satu bersama bangsa sendiri
dengan suka dan duka dan dalam kehendak mencapai kebahagiaan hidup lahir-
batin seluruh bangsa. Dasar kebangsaan tidak boleh bertentangan dengan asas
kemanusiaan. Bahkan harus menjadi sifat bentuk dan laku kemanusiaan yang
nyata, dan karenanya tidak mengandung rasa permusuhan terhadap bangsa-bangsa
lain.
5. Dasar Kemanusiaan mengandung arti, bahwa kemanusiaan itu ialah dharma tiap-
tiap manusia yang timbul dari keluhuran akal-budinya. Keluhuran akal-budi
menimbulkan rasa dan laku cinta-kasih terhadap sesama manusia dan terhadap
mahkluk Tuhan seluruhnya yang bersifat keyakinan akan adanya hukum kemajuan
yang meliputi alam semesta. Karena itu rasa laku cinta kasih itu harus tampak pula
sebagai kesimpulan untuk berjuang melawan segala sesuatu yang merintangi
kemajuan yang selaras dengan kehendak alam.
Lima asas yang menjadi dasar organisasi dan pendidikan Taman Siswa pada
perkembangannya tetap menjadi landasan bagi Taman Siswa dalam menjalankan
kehidupan berorganisasi. Dalam pelaksanaannya pembentukan Peraturan Besar
ataupun haluan kebijaksanaan dapat diganti atau dihapus jika dinilai tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
mengembangkan organisasi tetapi lima asas Pancadharma Taman Siswa yang telah
disesuaikan dengan ketentuan yang ada tidak dapat dirubah ataupun diganggu gugat.25
2.1.2 Tujuan
Secara umum Taman Siswa melihat pendidikan sebagai sesuatu yang sangat
penting bagi setiap manusia. Taman Siswa menilai usaha pendidikan yang sesuai
dengan karakter bangsa merupakan usaha mewujudkan kebudayaan, sehingga dalam
organisasi Taman Siswa memiliki tujuan pendidikan yaitu:
“Membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir batin, luhur
akal-budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta
manusia pada umumnya”. 26
Menurut Moesman Wiryosentomo merdeka lahir batin tidak diartikan
membangun manusia yang tanpa batas. Merdeka sebagai hak asasi harus diimbangi
dengan kewajiban asasi ialah menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku untuk tertib-damainya hidup bermasyarakat.27
Dalam arti lainnya tujuan
pendidikan Taman Siswa secara umum mengambarkan bahwa Taman Siswa ingin
25
Lihat pasal 37 ayat 3. Majalah Pusaran Lembaran Organisasi. 1962. op.cit.
hlm. 14.
26
Lihat Pasal 9 ayat 2 tentang Wujud dan Tujuan Pendidikan. Ibid. hlm. 5.
27
Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. Sumbangan karangan
Moesman Wiryosentomo. op.cit. hlm. 255.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
menciptakan anak didik tidak hanya dalam hal kecerdasan intelektual tetapi
diseimbangkan dengan bekal budi pekerti yang kuat selain itu, Taman Siswa
bertujuan mendidik siswa agar dapat mandiri, bertanggungjawab dan menjadi dirinya
sendiri dalam kehidupan di masyarakat.
2.1.3 Sistem Pendidikan
Dalam perkembangan sebagai organisasi pendidikan, Taman Siswa memiliki
sistem pendidikan yang menjadi landasan dalam usaha mendidik anak murid. Sistem
pendidikan ini menjadi acuan terhadap para pamong atau guru di Taman Siswa dalam
menerapkan pendidikan di Taman Siswa. Sistem pendidikan Taman Siswa
memberlakukan sistem among28
yang bersendi pada dua dasar yaitu:29
1. Kodrat Alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya
dan sebaik-baiknya.
2. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan mengerakkan kekuatan
lahir batin anak agar dapat menjadi pribadi yang kuat yang dapat berpikir dan
bertenaga sendiri.
28
Among merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau
momong yang berarti mengasuh anak. Dalam makna pendidikan ini berarti
mengayomi anak didik dengan jiwa penuh pengabdian.
29
Majalah Pusara Lembaran Organisasi.1962. Lihat Pasal 10 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan. op.cit. hlm. 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
Sistem pendidikan Taman Siswa yaitu sistem among menegaskan bahwa kodrat alam
merupakan syarat untuk mencapai kemajuan secepat-cepatnya dan sebaik-baiknya.
Hal ini dikarenakan pada hakekatnya manusia memiliki akal budi dan pikiran yang
menjadi kelebihan dari masing-masing manusia sejak lahir. Sehingga pada
pelaksanaannya, pendidikan yang diterapkan pamong atau guru harus melihat hal
tersebut sebagai sesuatu yang penting bagi anak didik atau siswa. Sedangkan,
kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir
dan batin anak, sehingga dapat hidup merdeka. Hal ini dimadsudkan bahwa
kecerdasan yang telah ada sejak lahir yaitu akal budi dan pikiran dapat berkembang,
jika adanya kemerdekaan atau kebebasan dari setiap anak didik untuk menjadi dirinya
sendiri.
Penerapan sistem among dalam usaha mendidik siswa lebih pada mendidik
anak agar menjadi manusia yang merdeka lahir batin, pikiran dan jiwa-raga. Para
pamong atau tenaga pendidik hanya memberikan pengetahuan yang baik dan sesuai
sedangkan pada penerapannya pamong diharuskan memberi kebebasan kepada para
anak didik. Sistem among kemudian disebut juga dengan sistem Tut Wuri Handayani
yang memiliki arti mengikuti atau menuntun dari belakang tetapi tetap membimbing
dan memberikan pengaruh yang baik. Sistem ini lebih lengkapnya berbunyi: ing
ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani ("di depan menjadi
teladan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang mendukung").
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
2.2 Sistem Organisasi Taman Siswa
Sebuah badan organisasi tidak hanya memiliki asas dan tujuan tetapi terdapat
juga badan-badan yang mengatur jalannya sistem dalam organisasi. Dalam Badan
Persatuan Taman Siswa terdapat lembaga-lembaga dan badan-badan kekuasaan atau
badan Pimpinan Pusat yang berperan penting di organisasi. Lembaga-lembaga, badan
kekuasaan atau badan pimpinan tersebut mencakup Rapat Besar, Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa, Pimpinan Umum, Keanggotaan, Ibu Pawiyatan dan
Organisasi Keluarga Taman Siswa.
2.2.1 Rapat Besar
Rapat Besar Persatuan Taman Siswa atau sering disebut Rapat Besar
merupakan badan kekuasaan tertinggi dalam persatuan Taman Siswa.
Sebagai badan kekuasaan tertinggi di Persatuan Taman Siswa, Rapat Besar memiliki
hak dan kewajiban dalam melaksanakan fungsinya diantaranya:
1. Menerima, mendengarkan dan membicarakan semua laporan dan
pertanggungjawaban Majelis Luhur tentang segala usaha dan kebijaksanaan
Majelis Luhur serta hasil-hasil yang dicapai selama masa jabatan.
2. Membentuk Majelis Luhur yang jumlah anggotanya ditentukan dalam Rapat
Besar sesuai dengan yang dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
3. Menetapkan atau mengubah Peraturan Besar dengan pengecualian bahwa asas
Taman Siswa yang tidak dapat diganggu gugat.
4. Menetapkan kebijakan Taman Siswa dan menentukan rencana kerja Majelis
Luhur.
2.2.2 Majelis Luhur
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Pelaksana Rapat Besar dipegang oleh
Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa. Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa atau
yang sering disebut Majelis Luhur adalah badan pimpinan tertinggi Persatuan Taman
Siswa dalam masa dua Rapat Besar. Majelis Luhur sebagai badan kekuasaan
pelaksana yang merangkap fungsi sebagai badan pekerja Rapat Besar.30
Majelis
Luhur memiliki perangkat kerja yang tersusun dalam struktur organisasi. Stuktur
organisasi tersebut mencakup beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:
1. Majelis Luhur dipimpin oleh seorang Pemimpin Majelis Luhur yang disebut
Ketua Umum Majelis Luhur dengan dibantu oleh wakil ketua Umum dan
Kepaniteraan Umum yang disebut Panitera Umum.
2. Di bawah Ketua Umum dan Kepaniteraan Umum terdapat bagian-bagian
pelaksana kerja yang dibagi-bagi sebagai berikut:
a. Bagian organisasi Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian Organisasi
Majelis Luhur.
30
Sesuai dengan pasal 70 tentang Pemimpin Umum dapat dilihat pada Pusara
Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
b. Bagian Pendidikan Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian Pendidikan
Majelis Luhur.
c. Bagian Kekeluargaan Majelis Luhur, dipimpin oleh Ketua Bagian
Kekeluargaan Majelis Luhur.
d. Bagian Perbedaharaan Majelis Luhur dipimpin oleh Ketua Bagian
Perbedaharaan Majelis Luhur.
3. Ketua Umum, wakil Ketua Umum, Panitera Umum, Ketua Bagian Organisasi,
Ketua Bagian Pendidikan, Ketua bagian kekeluargaan dan Ketua Bagian
Perbendaharaan Majelis Luhur merupakan Majelis Luhur Harian. Ketua Umum
menjadi Pemimpin Majelis Luhur Harian.
4. Majelis Luhur Harian31 dipilih oleh Rapat Majelis Luhur yang diadakan setelah
terbentuknya Majelis Luhur.
Majelis luhur adalah badan organisasi tertinggi dalam Taman Siswa yang
memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan fungsinya di perguruan diantaranya
sebagai berikut:32
31
Majelis Luhur Harian ialah badan pelaksanaan tugas dan kekuasaan Majelis
Luhur sehari-hari, yang memegang dan menjalankan segala kewajiban serta hak
Majelis Luhur. Majelis Harian memiliki tanggungjawab penuh terhadap Majelis
Luhur atas kinerja yang dilakukan setiap hari. Lihat pasal 46 mengenai Majelis Luhur
Harian pada Majalah Pusara Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 17.
32
Hak dan kewajiban Majelis Luhur diatur pada pasal 43. Majalah Pusara
Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm 15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
1. Memimpin Persatuan Taman Siswa dengan selalu berpedoman dengan asas dan
menurut ketentuan-ketentuan sesuai dengan Peraturan Besar dan Putusan Rapat
Besar.
2. Menentukan kebijakan-kebijakan yang belum ditentukan dalam Peraturan Besar
atau putusan Rapat Besar yang kemudian dipertanggungjawabkan kepada Rapat
Besar.
3. Mewakili Persatuan Taman Siswa di luar lingkungan perguruan misalnya dalam
hubungan dengan masyarakat, pemerintah dan instansi negara lainnya.
4. Mengatur pengeluaran dan pemasukan organisasi dalam hal finansial.
Selain Rapat Besar dan Majelis Luhur Taman Siswa memiliki cabang-cabang
diberbagai daerah di Indonesia. Cabang-cabang ini memiliki sistem organisasi dengan
cakupan wilayah hanya di tiap-tiap cabang masing-masing. Tiap cabang memiliki
badan yang sistem organisasinya berkerja hampir sama dengan pusat yaitu Rapat
Cabang yang merupakan Badan kekuasaan tertinggi dalam sebuah cabang Taman
Siswa serta ada Majelis Cabang yang merupakan Pimpinan Tertinggi dalam cabang
Taman Siswa.
2.2.3 Ibu Pawiyatan
Taman Siswa memiliki satu perguruan yang bernama Ibu Pawiyatan.
Perguruan Ibu Pawiyatan merupakan perguruan yang didirikan pertama kali oleh Ki
Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Perguruan ini memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
nilai lebih dibandingkan dengan perguruan-perguruan lainnya yang ada di seluruh
Indonesia. Salah satu hal yang menjadi kelebihan dari perguruan ini selain nilai
sejarah yaitu fungsi dari Ibu Pawiyatan yang diatur dalam Peraturan Besar Taman
Siswa yang diantaranya:33
1. Sebagai sumber cita-cita Taman Siswa dalam hal pendidikan dan kebudayaan.
2. Sebagai contoh wujud nyata pelaksanaan sistem pendidikan Taman siswa.
3. Sebagai pusat penelitian sistem pendidikan dan kebudayaan di Taman Siswa.
Sesuai dengan fungsinya tersebut maka Ibu Pawiyatan langsung berdiri di bawah
Pimpinan Pemimpin Umum yang dibantu oleh Majelis Luhur dalam hal pelaksanaan
pendidikan dan kebudayaan.
2.2.4 Organisasi-Organisasi Keluarga Taman Siswa
Dalam Perguruan Taman Siswa terdapat organisasi-organisasi kecil yang
disebut sebagai organisasi keluarga Taman Siswa. Organisasi-Organisasi Keluarga
Taman Siswa dibentuk oleh anggota-anggota Taman Siswa sendiri. Organisasi-
Organisasi Keluarga Taman Siswa tersebut ialah organisasi Wanita Taman Siswa,
Persatuan Pelajar Taman Siswa, Ikatan Keluarga Taman Siswa, Ikatan Keluarga Wali
Murid. Dalam kelembagaan Taman Siswa, organisasi-organisasi keluarga diatur
sesuai Peraturan Besar yang berlaku.
33
Lihat kedudukan dan fungsi Ibu Pawiyatan dalam Pasal 71 bagian I. Ibu
Pawiyatan. Majalah Pusara Lembaran Organisasi. 1962. Ibid. hlm. 28.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
2.2.5 Pemimpin Umum
Setelah meninggalnya Ki Hajar Dewantara pada tahun 1959 Pemimpin Umum
Taman Siswa adalah Nyi Hajar Dewantara.34
Kedaulatan dan kewenangan Pemimpin
Umum sangat besar dalam Taman Siswa hal ini dapat terlihat dari hak dan kewajiban
Pemimpin Umum yang menyatakan bahwa:35
1. Pemimpin Umum adalah Nyi Hajar Dewantara.
2. Pemimpin Umum berkewajiban menjaga kemurnian asas Taman Siswa.
3. Pemimpin Umum tidak bertanggungjawab tentang organisasi kepada Rapat Besar.
4. Pemimpin Umum memiliki hak leluasa yang dapat dipergunakan bila keadaan
luar biasa atau tidak dapat dikendalikan oleh Majelis Luhur.
5. Jika menurut Pemimpin Umum keadaan dipandang telah menyimpang dari asas
Taman siswa, Pemimpin Umum dapat menunda pelaksanaan atau membatalkan
putusan Majelis Luhur atau Rapat Besar.
2.2.6 Keanggotaan
Sebuah organisasi memerlukan seorang pemimpin yang dapat membawa
organisasi kepada tujuan bersama. Tetapi pemimpin dan badan organisasi tidak dapat
34
Sebelumnya Pemimpin Umum ialah Ki Hajar Dewantara tetapi setelah
meninggal, Nyi Hajar Dewantara mengantikan posisi Pemimpin Umum. Lihat pasal
70 ayat 1 yang tertulis :”Pemimpin Umum adalah Nyi Hajar Dewantara”. Ibid. hlm.
27.
35
Hal ini tercermin pada pasal 70 ayat 1 sampai 7. Ibid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
berjalan tanpa adanya anggota. Anggota merupakan elemen terpenting dalam sebuah
organisasi. Anggota merupakan aset berharga yang berpengaruh dalam menentukan
kemajuan sebuah organisasi. Jika Pemimpin Umum Taman Siswa memiliki
kewenangan yang cukup besar begitu pula dengan anggota perguruan Taman Siswa.
Kedaulatan di Taman siswa terletak di tangan anggota perguruan yang dilaksanakan
dalam dua kategori yaitu: secara langsung yang berarti melalui proses rapat anggota
di masing-masing cabang dan secara tidak langsung yaitu melalui Majelis badan
pimpinan atau perwakilan.36
Dalam Taman Siswa keanggotaan dibagi menjadi dua
macam, yaitu :37
1. Anggota Perguruan ialah orang-orang yang berkerja dalam Taman Siswa dan
anggota persatuan Taman Siswa ialah semua Perguruan Taman Siswa yang ada di
seluruh Indonesia.
2. Anggota Keluarga ialah terdiri dari dua macam yaitu keluarga biasa dan keluarga
besar. Keluarga biasa ialah keluarga dari orang yang bekerja di Taman Siswa atau
orang yang menjadi anggota suatu badan di Taman siswa termasuk orang tua
murid/wali dan murid. Sedangkan keluarga besar ialah para alumni siswa Taman
siswa ataupun mereka yang berperan besar dalam perkembangan dan kemajuan
Taman Siswa.
36
Lihat pasal 16 mengenai Kedaulatan Badan-Badan Kekuasaan Dan Badan-
Badan Pimpinan. Ibid. hlm. 7.
37
Pada halaman ini mengulas tentang keanggotaan dapat dilihat pada pasal
12, 13, 14 dan 15. Ibid. hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
2.3 Hubungan Taman Siswa Dan Pemerintah Indonesia
Sejak Perguruan Taman Siswa didirikan, Taman Siswa telah mendedikasikan
diri untuk melawan penjajah melalui pendidikan dengan menciptakan masyarakat
Indonesia yang terdidik. Setelah kemerdekaan dan terbentuknya negara Republik
Indonesia, Taman Siswa tetap melaksanakan asas dan tujuan mereka yaitu
membangun anak didik menjadi manusia yang merdeka lahir-batin, luhur akal-
budinya serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna dan
bertanggungjawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air serta manusia pada
umumnya.38
Dalam hal ini diartikan bahwa Taman Siswa yang merupakan alat
perjuangan bangsa pada masa kolonial setelah kemerdekaan tetap berbakti kepada
bangsa Indonesia melalui jalur pendidikan nasional. Hal ini tercermin dalam beberapa
peran serta Taman Siswa khususnya Ki Hajar Dewantara dan anggota-anggota Taman
Siswa lainnya dalam pengembangan pendidikan di tanah air.
Ki Hajar Dewantara yang merupakan Ketua Umum Taman Siswa diangkat
menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dalam Kabinet Pertama R.I
(15 September-14 November 1945), kemudian berlanjut menjadi anggota Dewan
Pertimbangan Agung.39
Selain Ki Hajar Dewantara, Sarmidi Mangoesarkoro40
juga
38
Kalimat di atas merupakan cita-cita pendidikan dalam anggaran besar
Taman Siswa. Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. 1982.
Yogyakarta: Percetakan Taman Siswa. hlm. 254.
39
Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman
Siswa Dalam Sejarah Indonesia Modern. Jakarta: Sinar Harapan. hlm. 162.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
berperan aktif khususnya pada permulaan revolusi sebagai anggota Komite Nasional
Indonesia Pusat dan kemudian Menteri P P dan K dalam Kabinet Hatta (Agustus 1949
sampai September 1950).41
Memasuki era tahun 1950an eksistensi Taman Siswa dibidang pendidikan
terlihat jelas, khususnya peran Ki Hajar Dewantara. Peran Ki Hajar Dewantara di
antaranya mengenai pembentukan Undang-Undang Pokok Pendidikan yang saat itu
langsung diketuai oleh Ki Hajar Dewantara. Undang-undang ini kemudian disetujui
dan menjadi Undang-Undang No.4 tahun 1950 tentang dasar dan tujuan pendidikan
dan pengajaran dan organisasi sekolah-sekolah.42
Kemudian selanjutnya muncul
Undang-Undang No.4/1950 jo no.12/ 1954 yang mengatur pengakuan secara hukum
tentang keberlangsungan perguruan swasta yang ada di Indonesia salah satunya
Taman Siswa. Taman Siswa sebagai lembaga swasta yang di zaman kolonial selalu
mendapat rintangan dan hambatan dari pihak pemerintah jajahan, setelah
kemerdekaan selalu mempelopori dalam memperjuangkan kedudukan perguruan
40
Sarmidi Mangoesarkoro merupakan tokoh lain selain Ki Hajar Dewantara
yang sangat berperan saat Taman Siswa berdiri pertama kali. Sarmidi Mangoesarkoro
salah satu tokoh di Taman Siswa yang menuangkan rumusan, pemikiran dan
pelaksana cita-cita Taman Siswa.
41
Abdurrachman Surjomihardjo. 1986. Ki Hajar Dewantara dan Taman
Siswa dalam Sejarah Indonesia Modern. loc.cit.
42
M. Said. 1981. Pendidikan Abad Keduapuluh dengan latarbelakang
kebudayaannya. Editor Prof Dr.I.P. Simanjuntak M.A, Jakarta: Penerbit Mutiara.
hlm. 18.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
swasta sebagai hasil perjuangannya adalah pengakuan resmi dari pemerintah tentang
kedudukan perguruan swasta berdasarkan hukum.43
Peran Taman Siswa kembali terlihat pada saat konferensi Pendidikan
Kesenian yang diadakan di Taman Siswa pada tanggal 13-18 Mei 1954. Dalam
kegiatan tersebut acara diakhiri oleh kata sambutan dari Menteri Pendidikan
Pengajaran dan Kebudayaan Mr.Moh Yamin yang salah satu isinya menyampaikan
bahwa Pemerintah mengajukan beberapa permintaan kepada Taman Siswa untuk :44
1. Dalam bulan Oktober yang akan datang (tahun 1954, red), pemerintah akan
mengadakan kongres bahasa Indonesia di Medan, dan Taman Siswa supaya ikut
memperhatikan kongres tersebut.
2. Taman Siswa supaya menyediakan dua atau tiga orangnya untuk ditempatkan oleh
pemerintah sebagai atase kebudayaan pada kedutaaan RI di luar negeri. Hingga
kini atase kebudayaan itu hanya ada di London, Roma dan Mesir.
3. Taman Siswa supaya menyampaikan perumusan tentang dasar nasional kesenian
kepada pemerintah untuk dipertimbangkan. Juga pemerintah akan memberikan
bantuan kepada seniman-seniman dikalangan Taman Siswa yang berkeinginan
43
Buku Peringatan 60 Tahun Taman Siswa 1922-1982. op.cit. hlm. 251.
44 Kata sambutan dari Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Mr.
Moh.Yamin pada konfrensi Pendidikan Kesenian yang dilaksanakan pada tanggal 13-
18 Mei 1954 di Taman Siswa Yogyakarta yang ditulis dalam Buku peringatan 60
Tahun Taman Siswa 1922-1982. Ibid. hlm. 260.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
melanjutkan dan memperluas pendidikan ke luar negeri. Fellowship dan
Scholarship45
pemerintah yang terbagi-bagi.
Pernyataan di atas menunjukan kepercayaan besar pemerintah Indonesia saat itu
kepada Taman Siswa sebagai lembaga pendidikan yang bersifat nasional untuk
berperan dalam mewujudkan pendidikan berskala nasional.
Pada tahun 1958 pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang pemberian dana
pendidikan kepada sekolah swasta. Pemerintah menetapkan untuk mengganti
peraturan yang lama dengan peraturan yang baru. Kebijakan tersebut diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1958 tentang pemberian sokongan kepada
sekolah nasional partikelir. Sebelumnya ketentuan dari pemberian soko