pkpd-pu 2011 unjuk keberhasilan pemda bidang pekerjaan...

36
Edisi 12/Tahun IX/Desember 2011 BKM KARAMAS UNDANG DIRJEN CIPTA KARYA DI ‘BAZAAR PROGRAM’ LIPUTAN KHUSUS PDAM Gianyar Siap Perluas Pelayanan MBR dengan AusAID 14 INFO BARU 2 Infrastruktur Pro Rakyat di Jawa Tengah Diresmikan 19 PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan Umum PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan Umum

Upload: phungduong

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Edisi 12/Tahun IX/Desember 2011

BKM KaraMas undang dirjen Cipta Karya di ‘Bazaar prograM’

Liputan KHususPDAM Gianyar Siap Perluas Pelayanan MBR dengan AusAID 14

inFo Baru 2Infrastruktur Pro Rakyatdi Jawa Tengah Diresmikan 19

PKPD-PU 2011Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan Umum

PKPD-PU 2011Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan Umum

Page 2: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Liputan Khusus14 PDAM Gianyar Siap Perluas

Pelayanan MBR dengan AusAID

daftar isiDESEMBER 2011

http://ciptakarya.pu.go.id

Redaksi menerima artikel, berita, karikatur yang terkait bidang cipta karya dan disertai gambar/foto serta identitas penulis. Naskah ditulis maksimal 5 halaman A4, Arial 12. Naskah yang dimuat akan mendapat insentif.

PelindungBudi Yuwono PPenanggung JawabAntonius BudionoDewan RedaksiSusmono, Danny Sutjiono, M. Sjukrul Amin, Amwazi Idrus, Guratno Hartono, Tamin MZ. Amin, Nugroho Tri UtomoPemimpin RedaksiDian Irawati, SudarwantoPenyunting dan Penyelaras NaskahT.M. Hasan, BukhoriBagian ProduksiErwin A. Setyadhi, Djoko Karsono, Diana Kusumastuti, Bernardi Heryawan, M. Sundoro, Chandra RP. Situmorang, Fajar Santoso, Ilham Muhargiady, Sri Murni Edi K, Desrah, Wardhiana Suryaningrum, R. Julianto, Bhima Dhananjaya, Djati Waluyo Widodo, Indah Raftiarty, Danang PideksoBagian Administrasi & DistribusiLuargo, Joni Santoso, NurfathiahKontributorDwityo A. Soeranto, Hadi Sucahyono, Nieke Nindyaputri, R. Mulana MP. Sibuea, Adjar Prajudi, Rina Farida, Didiet A. Akhdiat, RG. Eko Djuli S, Dedy Permadi, Th Srimulyatini Respati, Joerni Makmoerniati, Syamsul Hadi, Hendarko Rudi S, Iwan Dharma S, Rina Agustin, Handy B. Legowo, Dodi Krispatmadi, Rudi A. Arifin, Endang Setyaningrum, Alex A. Chalik, Djoko Mursito, N. Sardjiono, Oloan M. Simatupang, Hilwan, Kun Hidayat S, Deddy Sumantri, Halasan Sitompul, Sitti Bellafolijani, M. Aulawi Dzin Nun, Ade Syaiful Rahman, Aryananda Sihombing, Agus Achyar, Ratria Anggraini, Dian Suci Hastuti, Emah Sudjimah, Susi MDS Simanjuntak, Didik S. Fuadi, Kusumawardhani, Airyn Saputri, Budi Prastowo, Aswin G. Sukahar, Wahyu K. Susanto, Putri Intan Suri, Siti Aliyah Junaedi

Alamat RedaksiJl. Patimura No. 20, Kebayoran Baru 12110 Telp/Fax. [email protected]

24 Perumusan Ulang dan Standardisasi Istilah Bidang PLP

Inovasi 22

4

4 PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan Umum

6 Cipta Karya Percantik Pesona Wisata Gianyar

8 Jawara Cipta Karya dari Bumi Sriwijaya

10 Banjarmasin Kota Jasa Yang Terus Berbenah

12 Pekalongan Unggul dalam Pengelolaan Sampah Terpadu

Berita Utama

17 Menyoal Kehadiran Program MP3EI

19 Infrastruktur Pro Rakyat di Jawa Tengah Diresmikan

21 ADB Gelontorkan USD 400 Juta untuk Sanitasi Perkotaan Indonesia

22 Indonesia Harapkan AusAID Dukung Pembentukan BUMN untuk Kelola Air Curah

23 Review Master Plan Air Limbah DKI Jakarta Terganjal Lahan

24 Masyarakat Babel Siap Jadi Bagian Si ‘Gerus’

Info Baru

Page 3: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Promosi Blog

Salam Ditjen Cipta Karya. Saya mau promosi Blog saya, berisikan informasi Penataan Bangunan dan Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatanwww.efrani.wordpress.comEfrani (PBL-Kalsel)

editorial

Kepada Yth. Efrani di KalselTerima Kasih Mas Efrani, kalau ada tulisan bagus mengenai PBL bisa dikirim ke redaksi buletin Cipta Karya untuk dimuat di Buletin CK.Terima Kasih

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang Cipta Karya ke email [email protected] atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id

.....Suara Anda

Foto Cover : Malam Penganugerahan PKPD-PU 2011( Foto : Buchori)

PKPD–PU Jadi Cermin Daerah Percantik Diri

Jangan sepelekan urusan sanitasi yang biasanya dianggap sebagai urusan ‘belakang’. Prasarana sanitasi bisa jadi tolok ukur peradaban manusia. Sebelum teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang, sanitasi yang baik selalu dikedepankan di kota-kota besar berperadaban tinggi. Mereka sadar, mengurus sanitasi berarti menciptakan generasi yang sehat dan produktif.

Begitu pula dengan saudara dekatnya, drainase. Jangan heran jika banyak kota menderita banjir akibat sistem drainase yang amburadul di tengah sukses memuluskan jalan dengan betonisasi. Namun seringnya, Pemda dan masyarakatnya tak peduli akan air limpasan hujan terbuang kemana karena mampatnya saluran akibat pengurugan tanah di banyak bangunan yang baru.

Jika Pemerintah Daerah masih bermasalah dengan dua hal itu, jangan harap kepercayaan diri bisa terkumpul untuk mengajukan diri dalam nominasi Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah bidang Pekerjaan Umum (PKPD-PU) sub bidang Penyelenggaraan Permukiman (Cipta Karya). Secara umum, Cipta Karya menetapkan aspek penilaian di sektor penyelenggaran air minum, sanitasi, penanganan permukiman kumuh perkotaan, dan pembinaan bangunan gedung.

PKPD-PU, baik dalam sub bidang penyelenggaraan permukiman maupun yang lain, seperti ingin menyodorkan cermin kepada Pemda, sampai seberapa jauh mereka berbenah mempercantik kotanya. Pelimpahan wewenang pembangunan infrastruktur dari pusat ke Pemda tidak basa basi karena pemberlakuan otonomi daerah. Lebih dari itu, kemandirian daerah diuji dengan banyaknya masalah yang mereka hadapi sendiri.

Buletin Cipta Karya mencoba menampilkan profil para pemenang subbidang penyelenggaraan permukiman untuk jadi cermin kepada yang lain. Semoga bermanfaat untuk pembangunan daerah, kini dan masa mendatang.

Selamat membaca dan berkarya!

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 3

Page 4: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

PPKPD-PU diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Bhakti Pekerjaan Umum. Program ini merupakan pembinaan kepada pemerintah daerah, agar terpacu untuk mempercepat infrastruktur demi kelancaraan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan, PKPD-PU diharapkan da-pat memberikan kontribusi kesejahteraan langsung bagi masyarakat dilihat dari keber-hasilan pemerintah daerah dalam penyeleng-garaan pembangunan lingkup Pekerjaan Umum. Staf Ahli Menteri PU Bidang Sosial Budaya dan Peran Serta Masyarakat Graita Sutadi se-

PKPD-PU 2011Unjuk Keberhasilan Pemda

bidang Pekerjaan Umum

Ber

ita U

tam

aPenilaian Kinerja Pemerintah Daerah (PKPD) bidang Pekerjaan Umum (PU) telah tujuh kali diselenggarakan Kementerian PU. Banyak pelajaran yang didapat dari ajang tahunan itu, dari penghargaan atas kerja keras, motivasi, hingga introspeksi diri. Dua tahun terakhir,

PKPD PU dilaksanakan dengan metode stelsel pasif, yang artinya pemerintah daerah aktif mendaftarkan diri. Kesiapan dan kepercayaan diri akan menjadi juri alami.

bagai Ketua Pelaksana PKPD-PU mengatakan dengan adanya event ini juga dapat mem-berikan motivasi untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan infrastruktur PU kepada masyarakat. Ajang ini merupakan wadah pembinaan Kementerian PU kepada Pemda agar pem-bangunannya memiliki keterpaduan se-cara nasional. Hal ini mengingat wewenang pemerintah pusat di bidang infrastruktur di daerah sebagian besar telah dilimpahkan ke-pada Pemda seiring dengan pemberlakuan otonomi daerah. PKPD-PU juga menggugah semangat Pemda untuk berprestasi dan berinovasi di dalam kegiatan pembangunannya. De ngan

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menyerahkan piala PKPD-PU kepada para

pemenang

4 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Foto

: Bu

chor

i

Page 5: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

BERITAUTAMAFo

to : W

icak

Har

dhik

aput

ra

poin-poin kriteria penilaian ajang PKPD- PU yang detail dan terukur juga menjadi semacam laboratorium bagi daerah untuk mengukur seberapa jauh daerahnya memiliki daya saing. Dua tahun berjalan, penyelengaraan PK-PD-PU dilakukan dengan stelsel pasif. Artinya, penyelenggara, yakni Kementerian PU tidak lagi meminta Pemda untuk mendaftarkan diri untuk ikut ajang ini. Kementerian PU hanya mengumumkan rentang waktu pelaksanaan, Pemda lah yang aktif mendaftarkan diri men-jadi kandidat dengan mengunduh situs resmi www.pu.go.id. Metode ini menjelaskan an-

tusiasme daerah untuk mengikuti PKPD-PU meningkat setiap tahunnya. Yang lebih sub-stantif, gejala ini menggambarkan pening-katan semangat daerah dalam membangun infrastruktur yang lebih baik. Penyelenggaraan PKPD PU tahun 2011 ini diikuti hampir seluruh pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Setelah melalui penjurian yang panjang dan melibat-kan tim dari Kementerian PU, akademisi, dan praktisi ke-PU-an, akhirnya muncul tiga besar pemenang untuk masing-masing bidang, subbidang, dan kategori. Lebih lengkap lihat tabel.

Dengan semangat ‘45’ dari tujuh taruna yang mempertahankan Gedung Sate (sejarah Hari Bhakti Pekerjaan Umum), Tim Redaksi Buletin Cipta Karya mengunjungi daerah pe-menang PKPD-PU sub bidang Cipta Karya, yaitu Kabupaten Gianyar (kategori kabupa-ten), Kota Palembang (kategori kota metro), Kota Banjarmasin (kategori kota besar), dan Kota Pekalongan (kategori kota sedang/ke-cil). Keberhasilan para daerah pemenang ti-dak saja karena kepemimpinan elite daerah, strategi dan kiat-kiat Pemda dalam menga-tasi berbagai hambatan dan tantangan serta pemanfaatan peluang yang mereka miliki. (bcr)

Anak-anak Banten asik bersepeda di atas jalan setapak yang dipaving

Daftar Pemenang PKPD PU Tahun 2011

Bidang

A. Penataan Ruang

B. Pekerjaan Umum

C. Jasa Konstruksi

Sub Bidang

Penyelenggaraan Penataan Ruang

Sumber Daya AirPengelolaan Sumber Daya AirBina Marga

Penyelenggaraan Jalan dan JembatanCipta karyaPenyelenggaraan Permukiman

Pembinaan Jasa Konstruksi

Kategori

1. Provinsi2. Kabupaten3. Kota1. Provinsi2. Kabupaten/Kota1. Provinsi2. Kabupaten3. Kota1. Kabupaten2. Kota Metropolitan3. Kota Besar4. Kota Sedangr/Kecil1. Provinsi2. Kabupaten/Kota

Peringkat Terbaik I

Prov. BaliKab. BangkalanKota Banda AcehProv. Jawa TengahKab. GianyarProv. D.I YogyakartaKab. BancungKota SemarangKab. GianyarKota PalembangKota BanjarmasinKota PekalonganProv. Jawa TengahKab. Gresik

Peringkat Terbaik II

Prov. GorontaloKab. SidoarjoKota YogyakartaProv. Sulawesi SelatanKab. BoneProv. Kepulauan RiauKab. BogorKota Banda AcehKab. BulelengKota MedanKota BalikpapanKota ProbolinggoProv. D.I YogyakartaKab.Ponorogo

Peringkat Terbaik III

Prov. Sulawesi SelatanKab. Pesisir SelatanKota SalatigaProv. Jawa Timur

Prov. Nusa Tenggara BaratKab. Deli SerdangKota MedanKab. SukoharjoKota BandungKota BogorKota PayakumbuhProv. Kalimantan Selatan

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 5

Page 6: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

MMengunjungi Gianyar rasanya wajib mampir ke kawasan wisata Ubud, selain Pasar Seni Su-kawati yang sudah kesohor. Di sana ada ba-nyak tersedia aneka hasil seni, seperti lukisan, patung, dan aneka hasta karya menakjubkan, baik yang dipampang di galeri-galeri (art shop), maupun di Pasar seni Ubud. Sebelum memasuki keramaian Ubud, sebelumnya pasti akan kita dapati sejuknya rimbun pepo-honan besar di depan gerbang Monkey Forest. Selebihnya, nasib menunggu mujur, kita akan sulit menemukan lahan parkir kosong hingga menyusuri jalanan padat sepanjang sekitar 200 meter sebelum pertigaan antara pasar

Cipta Karya Percantik Pesona Wisata Gianyar

Setiap daerah memiliki kebanggan. Bagi Kabupaten Gianyar, julukan kota seni sangat pantas disematkan. Tak kurang dari seorang Antonio Blanco pun mengabadikan karyanya di

Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya pandai melukis, memahat, menari, dan lainnya hingga lahir banyak karya seni dari mereka. Keunggulan

tersebut membawa Gianyar pada peran sentral untuk mengusung pariwisata di pulau para dewa ini secara umum. Pemerintah Daerah dengan keras membangun infrastruktur

pendukung potensi pariwisata ini.

seni Ubud, Puri, dan pendopo Desa Pakra-man. Rasanya tak percaya jika Pemerintah Dae-rah melakukan pembiaran terhadap situasi parkir yang mengular sepanjang trotoar. Kenyamanan wisatawan lokal maupun man-canegara pun akan terganggu jika Pemda ter-lambat membangun pedestrian nan nyaman. Atau, jika sistem drainasenya tidak dibangun, tak terbayang jika hujan besar melanda, ban-jir pun mengancam. Dengan usaha keras, Pemerintah Kabu-paten Gianyar menata kawasan ini dengan membangun ruas-ruas pedestrian yang cu-

kup lebar. Bahkan di beberapa ruas, ada pe-destrian yang setiap jengkal rumah menciri-kan khasanah budaya masing-masing negara penyumbangnya. Tak ketinggalan, Kemente-rian Pekerjaan Umum melalui program PNPM Mandiri Perkotaan dan tangan-tangan Badan Keswadayaan Masyarakat yang kreatif me-nyumbang salah satu ruas trotoar di kawasan Ubud. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum Kabu-paten Gianyar, Windia Barata mengatakan, kawasan Ubud termasuk sentra pengemba-ngan di zona barat dalam zoning pengemba-ngan kawasan Gianyar. Untuk mengatasi ke-

Ber

ita U

tam

a

Gerbang selamat datang di Kabupaten Gianyar dengan Patung Kebo Iwo sebagai ikon kota.

Foto

-foto

: Bu

chor

i

6 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 7: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

nal pembangunan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan, ban-tuan pendampingan bagi PDAM untuk mem-perbaiki kinerja menuju profesionalisme, pening katan peran aktif masyarakat melalui sharing investment approach, penyusunan format dan kriteria pencatatan data dasar cakupan pelayanan air minum perdesaan, serta masyarakat yang belum tertangani air minum PDAM. Sementara itu, proporsi penduduk ter-hadap sanitasi yang layak sampai dengan tahun 2010 mencapai 82,08 % atau melayani sekitar 400.910 jiwa/ 80.182 KK. Sementara itu target MDGs secara nasional pada tahun 2015 sebesar 62,37% untuk dapat melayani 154 juta jiwa. Ke depan, Pemkab Gianyar akan terus berupaya meningkatkan pengelolaan limbah dengan melakukan optimalisasi dan peningkatan sewerage, memberikan stimulus untuk pengembangan sanitasi komunal dan kawasan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK). Menyusuri Ubud dan jalan-jalan utama Gianyar, mata dimanjakan dengan pena-taan bangunan dan lansekap yang harmoni sesuai Tri Hita Karana. Namun pandangan seketika bisa terganggu di kala hujan tiba. Ada beberapa ruas jalan yang ‘kecolongan’ air yang mengalir deras di atas badan jalan, tepatnya di atas saluran air yang terpendam di bawah. Padahal tak jauh dari jalan itu ada sungai menganga dalam. Ini diulas Kabid Cip-ta Karya Kabupaten Gianyar, Kusuma Yudha, bahwa masih ada pekerjaan rumah Gianyar dalam pengembangan sistem pengelolaan drainase. Menurutnya, perencanaan sistem drainase harus didasari dengan rencana in-duk pengelolaan sistem drainase yang baik. Perencanaan sistem drainase juga belum terintegrasi dengan sistem drainase primer, sekunder, dan tersier. Dibidang persampahan, kendala yang di-hadapi adalah kendaraan pengangkut yang jumlah maupun kondisinya kurang memadai, sistem pengelolaan TPA yang belum optimal, belum secara optimal diterapkan pendekatan reduce, reuse dan recycle (3R), belum adanya rencana induk pengelolaan sampah, belum tersedianya profil dan rencana penanga-nan sampah, serta belum optimalnya sinergi sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah dengan sistem pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat. Pada akhirnya mengakibatkan penanganan sampah yang belum terintegrasi utuh, mulai penanganan dari sumber hingga ke TPA. (bcr)

BERITAUTAMA

macetan dan kesemrawutan Ubud, Pemkab berencana menata kembali areal parkir yang cukup luas di atas eks Lapangan Astina Ubud.

Pembangunan bidang Cipta KaryaKelimpahan sumber daya air berhasil diman-faatkan dengan baik oleh Pemkab Gianyar. Di ajang Penilaian Kinerja Pemerintah Daerah bidang Pekerjaan Umum (PKPD-PU) 2011, kabupaten Gianyar menyabet langsung dua penghargaan di bidang sumber Daya Air dan Penyelenggaraan Permukiman untuk katego-ri kabupaten. Di bidang air minum, selain pelayanan yang dilakukan PDAM, mereka juga meman-faatkan Program Nasional Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Peningkatan pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat di Kabupaten Gianyar menjadi salah satu sektor strategis pembangunan Bidang Cipta karya pada Di-nas Pekerjaan Umum Kabupaten Gianyar. Sektor Ini dianggap penting dalam mendo-rong pencapaian komitmen MDGs. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui Dinas Pekerjaan Umum terus berupaya meningkatkan komitmen dalam rangka penyediaan prasarana dan sarana air minum yang berkualitas. Hasilnya, hingga saat ini cakupan pelayanan akses aman air minum di Kabupaten Gianyar sudah menca-pai 78,33%, melampaui target MDGs sampai dengan tahun 2015, yaitu akses aman air mi-num sebesar 68%. Walaupun pencapaian sektor air minum

ini sudah melampaui target MDGs, namun menurut Windia, ke depan masih ada be-berapa kendala yang dihadapi. Ia menyebut, pertama, peraturan yang mengatur pola ker-jasama pemerintah dan masyarakat masih terbatas. Kedua, kualitas sumber daya manu-sia pada lembaga pengelola air minum masih rendah. Ketiga, keterlibatan swasta masih ter-golong rendah khususnya pada penyediaan prasarana air minum di wilayah perdesaan. Keempat, skema kerjasama pemerintah de-ngan swasta (KPS) hingga saat ini belum ba-nyak dilaksanakan oleh PDAM. Kelima, kinerja keuangan PDAM yang rendah dan menye-babkan PDAM mengalami kesulitan dalam mendapatkan sumber pendanaan dari pihak lain. Windia Barata juga mengakui masih ren-dahnya pelayanan air minum di perdesaan yang tidak sepenuhnya dilayani PDAM. Hal ini membuat pihaknya terus berupaya men-dorong PDAM menjadi sehat dan mampu mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan kemampuan sendi-ri, memberikan stimulus untuk meningkat-kan pelayanan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan semi urban dan perdesaan, serta memfasilitasi ketersedia an air baku dan percepatan pelaya-nan. Sedangkan program yang saat ini sedang dilakukan antara lain Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Bagi Masyarakat Ber-penghasilan Rendah. Program yang akan di-lakukan untuk mencapai target MDGs adalah penyusunan dan sosialisasi kebijakan nasio-

Kawasan pasar seni Ubud yang nyaman

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 7

Page 8: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

KKepala Dinas Pekerjaan Umum, Cipta Karya dan Perumahan Kota Palembang, Fachmi AR, mengungkapkan alasan lugas. Palembang bervisi mewujudkan kota yang nyaman de-ngan lingkungan sehat dan perumahan yang tertata dan berkualitas tahun 2013. “Permukiman yang nyaman hanya dapat terwujud jika kebutuhannya tercukupi, con-tohnya prasarana dan sarana air minum, drainase, jalan lingkungan yang bersih, sani-tasi, dan lainnya. Kami di Palembang tidak membangun satu prasarana dengan menga-baikan prasarana lainnya. Semuanya kita leng kapi sehingga menjadi kesatuan,” ung-kap Fachmi.

Jawara Cipta Karya dari Bumi Sriwijaya

Kota Palembang mewarisi semangat tinggi para petualang kapal Sriwijaya. Tidak salah jika alasan ini yang mendasari Presiden SBY memilihnya sebagai tuan rumah Sea Games XXVI.

Tidak saja dalam menyiapkan venues Sea Games, dalam penyelenggaraan permukiman pun dinilai terbaik untuk ukuran kota metropolitan. Dalam ajang Penilaian Kinerja Pemerintah

Daerah bidang Pekerjaan Umum (PKPD PU) tahun 2011 sub bidang penyelenggaraan permukiman, Palembang selangkah lebih maju ketimbang Kota Medan dan Kota Bandung.

Perhatikan MBRKeterpaduan pembangunan permukiman, atau selanjutnya akan kami sebut pemba-ngunan bidang Cipta Karya, juga dibungkus dengan kerjasama yang manis antara peme-rintah pusat, provinsi, kota, swasta melalui Corporate Social Responsibility (CSR), dan masyarakat. Kerjasama ini contohnya sudah diejawantahkan dalam penanganan kawasan kumuh. Pemerintah Kota mensubsidi berba-gai program penanganan kumuh, menye-diakan lahan, memobilisasi dan memberda-yakan masyarakat, dan mereplikasi kegiatan serupa di lokasi lain. Permukiman di kawasan kumuh, dika ta-

Ber

ita U

tam

a

Pembangunan PS Sampah Terpadu 3R Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang

Foto

: H

erni

Wid

ayan

ti

8 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 9: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Damai, Poligon, atau Talam Kelapa. Setelah-nya dibawa ke TPA Sukawinatan untuk dipilah menurut jenisnya. Dalam sehari, pemulung mampu meraup 15 ton sampah nonorganik. Total sampah yang masuk TPA setiap harinya kurang lebih sebanyak 450 hingga 500 ton dari enam kecamatan. Urusan sampah ini kemudian ditularkan oleh Pemkot ke sekolah-sekolah dan ma-syarakat dengan mendemonstrasikan teknik pemilahan sampah di sekolah dasar dan PKK di Kelurahan Santosa yang cukup aktif me-nyadarkan warganya. Hal menarik lain, Pemkot bekerjasama dengan PT. Gikoko Kogyo Indonesia mem-bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS) di TPA Sukawinatan untuk meman-faatkan gas metan sampah menjadi energi. Meskipun baru berkapasitas 125 kW, PLTS ini dapat mengcover 25% kebutuhan listrik di lingku ngan TPA. Palembang juga merupakan daerah rawa dan sungai yang mengakibatkan sering ter-jadi banjir. Dari 103 sungai, baru 72 sungai yang sudah ditangani. Untuk mengendalikan banjir, Pemkot Palembang membangun ko-lam retensi Tambak Iwak Besar untuk me-nampung sementara limpahan air dari jari-ngan drainase rumah tangga. “Selain sukses membuat banjir tak lagi menjadi masalah genting, kolam seluas 3 ha ini pun menjadi Ruang Terbuka Hijau karena dibangun sedemikian rupa. Di sekelilingnya dibangun jogging track dan bangku-bangku taman untuk kenyamanan masyarakat,” kata Fachmi. Semangat pembangunan tanpa regulasi ibarat orang buta berjalan. Karenanya Pem-kot membuat peraturan daerah (Perda) ten-tang pembuangan sampah ke sungai dan pembersihan sungai/kali. Ini sejalan dengan poin penting mengapa Palembang juara PKPD-PU sub bidang Cipta Karya di kelas kota metro. Dalam penilaian PKPD tak hanya aspek fisik, di sana tercantum non fisik seperti per-aturan, pembina, kelembagaan, manajemen pembangunan, dan peran serta masyarakat. Tim Penilai PKPD PU mendapat semua jawa-bannya di kota empek-empek ini. Kepuasan atas penghargaan PKPD PU pas-ti menyisakan semangat lain. Walikota Palem-bang Eddy Santana menghimbau pada jaja-ran SKPD, khususnya Dinas Pekerjaan Umum, Cipta Karya, dan Perumahan agar tidak hanya giat membangun pada saat ada event pen-ting seperti Sea Games atau PKPD, tapi harus menjadi rencana berkelanjutan. (bcr/ind)

BERITAUTAMA

kan Fachmi, biasanya banyak dihuni oleh ma-syarakat berpenghasilan rendah (MBR). MBR menjadi prioritas penanganan Kota Palem-bang dengan cara memindahkan me reka ke kawasan yang lebih baik. Dalam pro ses pe-mindahan, mereka mendapatkan ganti rugi. “Perumahan kumuh di sepanjang Sungai Musi, tepatnya di Kelurahan 3-4 Ulu, Keca-matan Seberang Ulu, secara bertahap kami pindahkan ke perumahan-perumahan yang lebih layak di tempat lain. Pembangunan pe-rumahan sederhana ini atas kerjasama REI, Apersi, dan lainnya di lokasi yang berdeka-tan dengan rumah mereka sebelumnya. Jika lokasi barunya jauh, mereka pasti akan me-nolak karena harus meninggalkan kegiatan ekonominya,” jelas Fachri. Saat ini, MBR di Kota Palembang sudah dientaskan dari rumah sebelumnya yang tak layak ke rumah baru sebanyak 134 unit. Pemerintah Kota Palembang tidak sendirian. Kementerian Perumahan Rakyat memberi-kan subsidi bunga, Kementerian Pekerjaan Umum membangun prasarana dan sarana umumnya seperti jalan lingkungan, sanitasi, drainase, dan lainnya, yang diperuntukkan tiap rumahnya. Fachmi menjelaskan, Kemenpera mem-berikan subsidi bunga Rp 6 juta dan untuk pembangunan prasarana dasar sebesar Rp 5 juta per rumah. Dalam hal pendanaan, Palembang juga dibantu Kementerian Pe-kerjaan Umum untuk infrastruktur dasarnya dan pembangunan Rusunawa, sedangkan Pemkot menyediakan lahannya. Mereka juga mendapatkan dana dari Kementerian Sosial dalam merehabilitasi rumah-rumah seperti di Mangkara. “Kementerian Sosial membiayai mate-rialnya, kami membayar tukangnya. Keterpa-

duan dalam pendanaan inilah yang sedang terus kami upayakan,” kata Fachmi.

Air MinumSaksi keseriusan Palembang dalam menata permukiman layak huni tak hanya penangan-an kumuh. Dalam kriteria PKPD-PU 2011, sub bidang Cipta Karya juga menilai penanganan sanitasi, kumuh perkotaan, dan pembangu-nan bangunan gedung. Di bidang air minum, kota ini boleh bang-ga dengan tingkat pelayanan air minum yang sudah dinikmati oleh 95% masyarakatnya. Hal ini tak lepas dari terus meningkatnya kiner ja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi sebagai operator air minum sejak satu dekade ke belakang. Tak hanya di lingkungan berada, PDAM pun memberikan subsidi pemasangan le-deng Rp 300 ribu per KK di lingkungan MBR. Sebelumnya, mereka menggunakan air su-ngai untuk mencuci, mandi, dan masak. Ha-nya dengan membayar Rp 5000 per bulan, mere ka dapat mengonsumsi air minum yang la yak. “Selain PDAM, penyediaan air minum dan sanitasi di Palembang juga sangat terbantu dengan program PAMSIMAS (penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) dan Sanimas (Sanitasi oleh Masyarakat) dari Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum,” imbuh Fachmi.

SanitasiDari sektor lain, keseriusan Palembang juga terlihat nyata dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Sukawinatan untuk urusan pe-nanganan sampah. Timbunan sampah dari warga kota ditumpuk di Tempat Pembua-ngan Sementara (TPS), seperti di Bumi Sako

Instalasi Pengolahan Air Minum PDAM Tirta Musi Palembang

Foto

: Bu

chor

i

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 9

Page 10: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

beberapa tahun belakangan. Atas upaya-upaya tersebutlah Kota Banjarmasin berhasil meraih penghargaan PKPDU Bidang Cipta Karya untuk Kategori Kota Besar. Dalam bidang air minum, PDAM Bandarma sih menjadi jaminan terpasoknya air minum yang lancar baik untuk masyarakat umum maupun industri. Seperti kita ketahui cakupan layanan air minum oleh PDAM Ban-darmasih telah mencapai 98,5% atau sekitar 172.210 KK dari total jumlah penduduk sebe-sar 638.902. Upaya PDAM ini juga mendapat dukungan penuh dari pemkot dan juga Pemerintah Pusat. Pemkot menyertakan modal dalam jum-lah besar. Pada tahun 2011 sendiri, PDAM mendapat kucuran dana sebesar Rp 25 miliar. Sementara sampai periode 2015 adalah sebe-sar Rp 175 miliar yang dikukuhkan ke dalam Peraturan Daerah (Perda). Pemerintah pusat melalui Ditjen Cipta Karya juga turut mendu-kung dengan menandatangani pemberian kredit sebesar Rp 120 miliar dari Bank Kalsel kepada PDAM Bandarmasih. Kinerja PDAM yang sehat dan juga ciamik memang sewa-jarnya mendapatkan dukungan dari peme-rintah. Dalam bidang Sanitasi, keberadaan PDPAL (Perusahaan Air Limbah) sebagai penge lola air limbah domestik terus melakukan inovasi. Selain terus memperluas jaringan pelayanan, upaya sosialisai juga terus dilakukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya penanganan lingkungan dan air limbah. “Pengelolaan air limbah ini membutuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air limbah. Untuk itu kita coba membuat suatu kelurahan percontohan yang jika berhasil dapat diterapkan di kelurahan lain untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat,” kata Muh. Muhidin Direktur PD Perusahaan Air Limbah. Saat ini kurang lebih sudah terdapat 4500 SR yang dilayani oleh PDPAL dari total empat IPAL yang dimiliki. PDPAL juga telah memiliki master plan dengan 14 titik pengelolaan air limbah sampai dengan 2028. Untuk mendu-kung upaya PD PAL tersebut, pemkot telah mengeluarkan Peraturan Daerah Penurunan Air Limbah No.7 Tahun 2010 tentang ijin penge lolaan dan pembuangan limbah cair (domestik dan industri). Sementara itu untuk menata permuki-man kumuh, pemkot menyediakan lahan untuk pembangunan Rusunawa yang kemu-dian disebut Rusunawa Ganda Magfirah. Ke-beradaan rusunawa ini terbilang berhasil. Hal

Sungai Martapura yang membelah Pusat Kota Banjarmasin

DDi pasar ini kita bisa membeli barang-barang layaknya di pasar kebanyakan seperti sayur-an, buah-buahan, wadai (makanan kecil dalam bahasa banjar), sarapan pagi, dan mungkin juga beli lauk pauk sampai dengan Soto Banjar yang terkenal. Untuk ikut serta dalam transaksi tersebut, kita tinggal menye-wa jukung (perahu kecil) seharga Rp 60.000 yang banyak terapat di dermaga sekitar su-ngai. Ketika telah ikut di pasar terapung terse-but, kita akan didatangi oleh penjualnya alias didekati oleh jukung-jukung tersebut sambil menawari barang dagangan. Pasar Terapung merupakan salah satu

Banjarmasin Kota Jasa

Yang Terus BerbenahKota Seribu Sungai itulah julukan Kota Banjarmasin. Dengan banyaknya sungai tersebut,

Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini juga terkenal dengan Pasar Terapungnya yang telah mendunia. Untuk dapat melihat pasar terapung tersebut kita harus bangun pagi-pagi,

pasalnya pasar ini aktivitasnya dimulai dari pukul 3.30 WITA sampai matahari udah mulai muncul sekitar 6.30 WITA.

Ber

ita U

tam

a

Foto

: Is

timew

a

magnet wisata Kota Banjarmasin. Namun, sebagai Kota Jasa yang mengandalkan dari sektor pelayanan dan juga fasilitas publik, ke-beradaan Pasar Terapung saja tidak cukup un-tuk menggerakkan roda perekomian Banjar-masin. Perlu dukungan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai serta berbagai kemudahan agar menarik investor maupun wisatawan untuk berlama-lama menikmati indahnya Kota ini. Upaya-upaya tersebut nampaknya mulai digenjot oleh Pemkot Banjarmasin termasuk dalam penyelenggaraan sarana dan prasa-rana infrastruktur bidang Cipta Karya dalam

10 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 11: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Sebagai contoh, PDAM nantinya tidak hanya akan menyuplai untuk Kota Banjar-masin tetapi bisa masuk kabupaten lain dan juga sebaliknya, dimana air baku untuk kebu-tuhan PDAM dapat disuplai dari daerah lain. Dalam bidang persampahan, terkait dengan keterbatasan lahan di Kota Banjarmasin yang memiliki kontur datar bisa disiasati dengan adanya TPA Regional yang direncanakan ter-letak di Banjar Baru yang berada di kontur lebih tinggi. “Dengan konsep ini ego daerah dapat dikesampingkan, saat ini kita sedang melaku-kan studi banding ke Bali yang berhasil de-ngan konsep Sarbagitanya,” tambah Fanani. Dengan adanya upaya-upaya yang dilaku-kan oleh Pemkot diatas dan juga adanya Kon-sep Kawasan Metropolitan kedepan dalam bidang Cipta Karya, tentu kita berharap Banjarmasin sebagai Kota Jasa dapat me-nyediakan dan juga memberikan pelayanan yang terbaik. Sehingga tatkala kita mengun-jungi kota tersebut, tidak hanya Pasar Tera-pung aja yang kita kunjungi, kita bisa jalan-jalan menikmati Kota Banjarmasin dengan jukung-jukung yang eksentrik. (dvt)

Rusunawa Ganda Maghfirah ini dibangun di atas lahan yang dulunya kawasan prostitusi, kini menjadi tempat bermukim warga yang layak huni.

BERITAUTAMAFo

to :

Dan

ang

Pide

kso

ini terlihat dari tingkat hunian yang mencapai 80% dan juga aktivitas warga rusun yang be-ragam mulai dari adanya TPA, Arisan, Sekolah dan juga fasilitas kesehatan. Maka tak heran jika pemerintah membangun satu blok lagi di sebelahnya. Rusunawa yang berdiri di kawasan Ke-layan Selatan ini terbilang istimewa. Dulu, banyak warga menyebut kawasan Kelayan Selatan ini sebagai “kawasan hitam”. Selain kondisi kumuh yang tak sedap dipandang mata, wilayah ini juga menjadi tempat pros-titusi terselubung. Sehingga, menjadi sebuah prestasi ketika Pemkot Banjarmasin mampu mengubah kondisi ini menjadi permukiman sehat. Upaya Pemkot dalam mendukung pem-bangunan bidang Cipta Karya ini memang patut diapresiasi. Menurut Kepala Dinas Tata Ruang Cipta Karya dan Perumahan Kota Banjarmasin Ahmad Fanani, keberhasilan

meraih penghargaan PKPD PU ini karena se-tiap ada pekerjaan memiliki payung hukum yang jelas. Pekerjaan tersebut, baik tentang Ke Cipta Karyaan maupun yang lainnya kita buat regulasi sebagai payung untuk melak-sanakannya. “Keberhasilan kita ini karena 60% upaya perrencanaan dan 40% kinerja. Salah satunya terdapat Perda mengenai penyertaan modal dan juga RTRW telah masuk ke DPR, untuk kabupaten kota kita termasuk yang pertama. Untuk RTRW kita sudah final tinggal menyu-sun turunannya,” katanya. Sebagai Kota Jasa yang mengandalkan daerah di sekitarnya, kedepan Banjarmasin akan mengembangkan konsep Kawasan Metropolitan yang diberi nama Banjar Batu-lak. Konsep ini akan mensinergikan beberapa Kabupaten terdekat yaitu Kabupaten Banjar-baru, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Ta-nah Laut dalam bidang infrastruktur.

Sebagai Kota Jasa yang mengandalkan daerah di sekitarnya, kedepan Banjarmasin akan mengembangkan konsep Kawasan

Metropolitan yang diberi nama Banjar Batulak.

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 11

Page 12: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Gerbang Kota Pekalongan

KKondisi seperti ini membuat Walikota Pe-kalongan Basyir Ahmad Syawie berupaya keras untuk membuat Kota Pekalongan se-bagai kota persinggahan dan wisata yang banyak dikunjungi. Berbagai upaya pun di-lakukan untuk membuat Pekalongan dilirik dan dikunjungi, salah satunya adalah dengan pembangunan sarana dan prasarana bidang ke Cipta Karyaan (Penataan Permukiman, Sanitasi, Air Minum dan Persampahan) untuk mendukung Pekalongan menjadi Kota Wisata dan Perdagangan. Upaya yang dilakukan an-tara lain, penataan kawasan kumuh, penge-lolaan sampah, revitalisasi kawasan wisata dan juga penanganan rob air laut. Dalam rentang tiga tahun terakhir, upaya

PekalonganUnggul dalam Pengelolaan

Sampah TerpaduPekalongan, Kota Batik yang teletak di pesisir Pulau Jawa ini merupakan kota kecil yang

sedang tumbuh sebagai Kota Wisata dan Perdagangan. Sebagai Kota yang terletak di Jalur strategis atau dikenal Pantura, kota ini memang terasa hanya sebagai perlintasan

komoditas barang dan jalur transportasi dari kota-kota besar seperti Jakarta menuju Semarang atau Solo dan juga sebaliknya.

itu nampaknya mulai menunjukkan hasil. Penghargaan PKPD PU 2011 bidang Cipta Karya Kategori Kota Kecil dari Kementerian Pekerjaan Umm merupakan salah satu bukti keberhasilan Kota Pekalongan. Tidak hanya itu, penghargaan sebagai Kota Terinovatif, Ke-pala Daerah Terinovatif, Kota dengan penera-pan IT dan Upakarti merupakan beberapa penghargaan yang telah diraih Kota Religius ini.

Pembangunan Ke Cipta Karyaan Pembangunan bidang Cipta Karya di Kota Pekalongan memang menunjukkan hasil yang signifikan dalam tiga tahun terakhir. Dalam bidang permukiman, Pemkot Kota

Ber

ita U

tam

a

Foto

-foto

: D

anan

g Pi

deks

o

12 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 13: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Anak-anak sedang bermain bola di area Rusunawa Krapyak, keberadaan Rusunawa ini merupakan solusi permukiman warga sekitar yang terus terancam banjir rob

BERITAUTAMA

Pekalongan terus berupaya mengurangi jumlah permukiman kumuh yang mencapai 8000 hektar. Tahun 2011 ini sudah 80% dapat teratasi, dan Walikota pun menargetkan 2012 bebas permukiman kumuh. Keberadaan Rusanawa Krapyak di Kelu-rahan Krapyak Lor sebanyak tiga twin blok merupakan jawaban dalam penataan ka-wasan kumuh. Dengan tarif sewa Rp 110-125 ribu perbulan, Rusunawa ini telah dihuni oleh 180 KK dari total kapasitas 200 KK. Kebanya-kan dari mereka adalah para nelayan, buruh pabrik dan juga pedagang asongan. Berdasarkan pengamatan redaksi, Rusu-nawa yang diresmikan tahun 2009 oleh Pre-siden SBY ini cukup terawat dan “hidup”, hal ini terlihat dari aktivitas-aktivitas yang dilaku-kan penghuni rusun seperti arisan, anak-anak yang bermain dan juga terdapat pengolahan sampah secara 3R yang menghasilkan kom-pos oleh warga rusun setempat. Dalam bidang air minum, terdapat dua macam program. Pertama, pelayanan dari PDAM untuk daerah di tengah Kota yang terjangkau sambungan PDAM. Sementara untuk daerah yang tidak terjangkau sam-bungan PDAM dilakukan dengan program air minum untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang biasa disebut Pamsimas. Sampai saat ini, Pamsimas di Kota Pekalongan telah menjangkau semua kelurahan di 47 lokasi. Pamsimas ini layaknya oase bagi masyara-kat di Kota Pekalongan, khususnya yang ber mukim dekat laut. Dengan semakin ba-nyaknya intrusi air laut, keberadaan pompa

air dan juga kran bersama melalui program Pamsimas ini sangat membantu masyarakat Pekalongan di pesisir dalam mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Di bidang sanitasi, telah dibangun Sani-mas di sembilan lokasi. Dengan dibangun-nya sanimas di beberapa lokasi ini maka pemandangan buang air besar sembarangan di sudut-sudut Kota Pekalongan sudah tidak ada lagi. Untuk pesampahan, konsep pengelolaan sampah secara terpadu dengan tiga daerah yaitu Kabupaten Pekalongan dan Kabupa-ten Batang menemui berapa kendala, selain persiapan lahan yang luas juga jarak armada yang jauh dari Kota Pekalongan menuju Kab.Pekalongan menambah tinggi biaya trans-portasi. Hal ini ditambah dengan keberadaan TPA Degayu yang masih menggunakan sistem open dumping akan segera ditutup karena mencemari lingkungan. Untuk mengatasi itu, Pemkot mengga-lakkan pengelolaan sampah di tingkat ke-lurahan untuk mengurangi sampah yang dibawa ke TPA. Walikota pun mentargetkan tahun 2013, semua kelurahan telah memiliki TPST, dimana saat ini sudah terdapat 15 TPST. Masing-ma sing TPST dilengkapi dengan mo-tor bak untuk pengangkutan dan distribusi. Pengelolaan sampah di tingkat kelurahan ini mendapat dukungan dari masyarakat luas. Mind set masyarakat tentang nilai ekonomis sampah tampaknya sudah sangat melekat. Sehingga pengelolaan sampah menjadi kom-pos sudah memiliki sistem yang telah berja-

lan, mulai dari pengumpulan pengolahan sampai dengan penjualan kompos, bahkan penjualan ini sudah dilakukan sampai ke luar kota. Dukungan masyarakat dalam pengelo-laan masyarakat ini terbukti di salah satu Ke-lurahan di Kota Pekalongan yaitu Kelurahan Sampangan. Di kelurahan ini terdapat isti-lah Shodaqoh Sampah. Shodaqoh Sampah merupakan program pengumpulan sampah, khususnya sampah-sampah anorganik untuk kemudian dijual. Masyarakat yang memberikan sampah-sampah anorganik yang pada umumnya ma-sih memiliki harga, betapa pun kecil, diang-gap sebagai sedekah. Dalam hal ini relawan mendatangi rumah-rumah untuk mengang-kut sampah anorganik, kemudian mereka mengundang pedagang barang bekas untuk membeli sampah-sampah tersebut. Penggu-naan dana tersebut digunakan untuk mem-biayai kegiatan-kegiatan sosial, khususnya membantu kelurahan tidak mampu. Beberapa hal di atas merupakan bebera-pa keberhasilan Pemkot Pekalongan dalam pembangunan bidang Cipta Karya. Meskipun demikian, keberhasilan tersebut menurut Ke-pala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Tata Ruang Kota Pekalongan M. Faisal sangat tergantung dari komitmen Walikota. “Keberhasilan ini yang utama adalah ada-nya komitmen kepala daerah. Kebetulan Pak WaliKota ini super aktif mendorong tiap SKPD untuk sinergi dan pencapaian target,” katan-ya. Faisal menambahkan, keberadaan Pokja Perumahan membuat semuanya mudah un-tuk dikoordinasikan. Sehingga jika ada in-formasi maupun program dari pemerintah pusat dapat segera dijalankan dengan cepat. Selain Pokja Perumahan juga terdapat Pokja Persampahan. Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan Perda tentang penataan lingkungan untuk mengatur lingkungan. “Dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi baik dalam hal anggaran sangat membantu. Saya harap dukungan ini terus dilanjutkan,” katanya. Kedepannya, dalam bidang Cipta Karya, Pekalongan akan merevitalisasi kawasan Kota Lama dan juga Pasar Batik Sentono sebagai ikon wisata belanja. Selain itu, untuk mem-berikan identitas Kota, tahun 2012 nanti, akan dibangun Gapura Batas Kota untuk menun-jukkan telah memasuki Kota Pekalongan di-mana pemerintah telah menyiapkan angga-ran sebesar Rp 1 miliar. (dvt)

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 13

Page 14: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

SCakupan pelayanan akses aman air minum di Kabupaten Gianyar sudah mencapai 78,33%, melampaui target MDGs sampai dengan tahun 2015, yaitu akses aman air minum sebesar

68%. Capaian tersebut tidak terlepas dari peran PDAM Kabupaten Gianyar yang terus berbenah dan meningkatkan kinerjanya. Tahun ini mereka mentargetkan hibah AusAID untuk

Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

PDAM Gianyar Siap PerluasPelayanan MBRdengan AusAIDLi

puta

n Kh

usus

Secara geografis, Kabupaten Gianyar terbagi dalam delapan kecamatan dengan total luas 368 km2 atau 6,5% dari luas Provinsi Bali. Le-taknya cukup strategis karena menghubung-kan Denpasar dengan kota-kota di bagian timur Bali. Kabupaten Gianyar dikenal dengan masyarakatnya yang artistik, beragam seni pun berkembang di daerah ini, yaitu seni ukir, seni tari, dan seni lukis. Perkembangan dari sebuah desa kecil pada tahun 1770 menjadi Griya Anyar kemudian dikenal dengan Gianyar, yang artinya hunian baru. Pola pengaturan ruang kota mengikuti

pola umum kerajaan-kerajaan di Bali. Dari kota kerajaan, Gianyar menjadi kota modern de-ngan mencerminkan identitas lokalnya. Setiap daya cipta masyarakatnya yang tak pernah mati, diekspresikan dalam ruang-ruang kota. Banyak perubahan dicapai karena peruba-han politis maupun ekonomi regional. Kabu-paten Gianyar berlimpah potensi dan mampu memanfaatkan celah untuk maju menjadi ka-bupaten kaya dengan masyarakat madaninya yang berkemakmuran dan berdaya saing tinggi. Semangat tinggi itu kemudian melahir-kan community based development yang ber-

jati diri sesuai kelompok masyarakat masing-masing. Sebagai daerah yang dilimpahi banyak sumber air, pemerintah Kabupaten Gianyar berusaha memanfaatkannya bagi pelayanan kebutuhan pokok masyarakat, yaitu berupa air minum yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) maupun irigasi. Peningkatan mutu manajemen pelayanan diusung PDAM Gianyar dengan tetap peka ter-hadap perkembangan inovasi dan teknologi. Karenanya tak heran jika pada tahun 2000 PDAM ini mendapatkan pengakuan ISO 9001

Foto

-foto

: Is

timew

a

14 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 15: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

LIPUTANKHUSUS

dalam manajemen pelayanan yang prima. Respon yang cepat terhadap tuntutan ma-syarakat yang dianggapnya sebagai pemilik bersama asset PDAM menjadi poin penting penilaian. Sistem dan prosedur pelayanan PDAM su-dah dituangkan dalam suatu peraturan perun-dang-undangan agar ada indikator yang jelas. Di bidang administrasi, PDAM telah mencakup pelayanan 59%, informasi pelayanan disam-paikan secaran transparan, menyediakan ko-tak saran di loket-loket pembayaran, beker-jasama dengan kantor desa, LPD/KUD, Kantor Pos dan Bank online dalam pembayaran reke-ning air.

Dalam prosedur, PDAM juga mengadakan pelayanan air minum dengan mobil tangki un-tuk mencakup masyarakat di seluruh desa dan dusun yang belum terjangkau jaringan per-pipaan. PDAM juga melayani pengaduan me-lalui telepon dan internet selama 24 jam, serta melakukan pembacaan air dengan sistem bar-code. PDAM Gianyar memiliki 71 unit sumber produksi dengan total kapasitas sebanyak 683,2 liter per detik. Dari jumlah kapasitas tersebut, PDAM baru mampu memproduksi air setiap bulannya 1.751 meter kubik. Penggantian meter dilakukan secara berka-la terhadap meter air yang rusak dan berusia

lebih dari lima tahun. Dalam meningkatkan pelayanannya, PDAM juga memakai sistem pompa bertingkat atau booster pump, pema-sangan manometer untuk mendeteksi kondisi air di daerah pelayanan. Peningkatan mutu pelayanan juga diberi-kan melalui program percepatan layanan di mana tiap kecamatan terdapat pemantau yang bisa menjangkau atau mendatangi titik-titik yang mengalami permasalahan. PDAM juga bertekad memberikan pelaya-nan air minum yang berkualitas dan berkelan-jutan dengan target mampu memberikan PAD tanpa membebani masyarakat dan kinerja PDAM. Target nasional masih tetap dikejar, ya-itu pelayanan perkotaan 80% dan perdesaan 60%. Yang sedang dirintis adalah memproduk-si air siap minum pada daerah tertentu atau Zona Air Minum Prima (ZAMP). “Saat ini telah dilakukan proses ZAMP dengan mempersiapkan jaringan dari pipa-pipa berkualitas tinggi. Kami melakukan inter-koneksi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Pemerintah Kabupaten demi pelayanan yang lebih cepat dan tanggap,” jelas Direktur Teknik I Nyoman Nuka. Semua tekad itu diusung semua pegawai PDAM dengan ekspresi 5 S, yaitu Senyum, Sapa, Sopan, Santun, dan Serius dengan tetap meningkatkan mutu kompetensi SDMnya.

Tekad PDAM Gianyar Direktur Utama PDAM Gianyar, Made Sastra Kencana bertekad menambah pelayanan un-tuk perdesaan sesuai amanat Bupati. Demikian juga dengan pelayanan perkotaan yang se-benarnya sudah mencapai target, yaitu 65%, namun ia juga tetap yakin bisa memperluas lagi cakupan perkotaan sesuai target nasional 80%. Terkait program dalam rangka menambah cakupan pelayanan ini, sampai tahun 2011, PDAM Gianyar telah memiliki kapasitas ter-pasang 673 liter/detik, namun baru mampu diproduksi 642 liter/detik. Sedangkan angka kehilangan air yang diderita PDAM masih cu-kup tinggi, yaitu 47%. “Dalam tiga bulan ke depan, kami mensur-vey potensi sambungan rumah yang akan dik-erjasamakan dengan AusAID dengan meka-nisme output based. Artinya, kami melakukan investasi pembangunan sambungan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang nantinya akan diganti dengan hibah Au-sAID,” jelas Made Sastra yang juga baru saja di-kantik menjadi Dirut PDAM Gianyar. Sebelum-nya ia menukangi PDAM di Palu.

Sistem dan prosedur pelayanan PDAM sudah dituangkan dalam suatu peraturan perundang-undangan agar ada indikator

yang jelas.

Foto Atas : IPA PDAM. GianyarFoto Bawah : Karyawan PDAM memeriksa tekanan air

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 15

Page 16: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Masyarakat Berpenghasilan Rendah Desa Keramas Kabupaten Gianyar menjadi sasaran pelayanan air minum PDAM

LIPUTANKHUSUS

Program kedua adalah penyelesaian utang PDAM kepada pemerintah dengan mengikuti program restrukturiasi utang. Pinjaman PDAM Gianyar ditargetkan selesai dibayar pada ta-hun 2013. Utang pokok PDAM Gianyar yang harus dibayar sebesar Rp 6,6 miliar, belum ter-masuk bunganya. Pada program penghapu-san utang, PDAM Gianyar berhasil mengaju-kan penghapusan pada utang non pokok. “Untuk penghapusan utang masih sulit ka-rena syaratnya harus menetapkan tarif yang cost recovery, direksi harus dipilih sesuai de-ngan fit and proper test,” jelas Made Sastra. Program ketiga adalah pemanfaatan air un-tuk swasta dengan bekerjasama dengan Bali Bangun Tirta (BBT) sebanyak 200 liter/detik seperti di daerah pariwisata seperti perhotelan di Ubud dengan tarif kesepakatan. Program berikutnya adalah mengurangi tingkat kehilangan air yang saat ini mencapai sekitar 50%. Tiap tahun ditargetkan turun 5% sehingga pada tahun 2015 sesuai target MDGs tingkat kehilangan airnya berkurang menjadi 30%. “Program yang pada awal tahun 2011 akan diprioritaskan adalah mendapatkan hibah Aus AID dan kerjasama dengan BBT untuk me-

layani perhotelan,” kata Made Sastra. Calon pelanggan yang akan mendapatkan dana hibah AusAID adalah rumah tangga de-ngan kapasitas daya listrik terpasang 900 Watt atau di bawahnya. Made Sastra menyebut ada 58 ribu keluarga di Kabupaten Gianyar yang memiliki kapasitas terpasang kurang atau sama dengan 900 watt. “Ini adalah potensi untuk mendapatkan hibah AusAID. Jika setiap SR membutuhkan Rp 2 juta untuk biaya pemasangan, maka un-tuk 2000 SR membutuhkan penyertaan modal sekitar Rp 5 miliar. Kita akan petakan dulu berapa banyak peminatnya. Karena harus ma-syarakat berpenghasilan rendah,” ujar Made Sastra. Sebetulnya masih banyak sumber penda-naan lainnya, seperti kerjasama dengan per-bankan, tapi prosesnya memakan waktu lama. Saat ini tarif air masih Rp 1.700. Made Sastra menyatakan tarif sebesar itu masih di bawah harga produksi yang menyerap sekitar Rp 1.900 per meter kubiknya. Program PDAM untuk menaikkan tarif sebesar 10% setiap ta-hunnya belum bisa berjalan. Jika program ini dijalankan, pada tahun 2011 ini tarif air semes-tinya sebesar Rp 3.627.

“Ini pekerjaan rumah kami karena ren-dahnya tarif yang di bawah biaya produksi akan menghambat investasi,” ungkap Made Sastra. PDAM Gianyar memilik sistem pengolahan air dengan pompa sebanyak 53 unit, peman-faatan air permukaan dan Instalasi Pengolah-an Air (Water Treatment Plant) yang baru diker-jasamakan dengan BBT sebesar 200 liter/detik. Melihat kondisi seperti itu, Dirut PDAM yang baru memprogramkan peningkatan ki nerja SDM di bidang elektrikal mekanikal karena jumlah pompanisasi yang banyak. “Dari indeks kapasitas SDM kita versi BPPS-PAM (Badan Pendukung Pengembangan Sis-tem Penyediaan Air Minum, red) dari skala 1 – 5 kita hanya di angka 1 untuk bidang SDM bi-dang ini. Dalam waktu dekat kita akan tingkat-kan SDM ini agar kehilangan angka air dapat terus ditekan,” terang Made Sastra. Program kerja jangka panjang selanjut-nya adalah pergantian water meter. Saat ini menurut Made Sastra PDAM Gianyar memiliki 48 ribu water meter. Jika diprogramkan dalam lima tahun maka dalam setahun harus ada 8000 water meter yang harus diganti dengan menelan biaya sekitar Rp 10 miliar. (bcr)

Foto

: Bu

chor

i

16 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 17: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

LLebih dari enam dasawarsa ini, Indonesia telah menghasilkan produk-produk olahan dan industri yang bernilai tambah. Produk itu didukung oleh perkembangan sektor jasa yang telah membawa peningkatan kese-jahteraan masyarakat. Hal itu tercemin dari peningkatan pendapatan per kapita dan pe-ningkatan indeks pembangunan manusia. Untuk mencapai cita-cita pembangunan Indonesia masa depan yaitu menjadi ma-syarakat yang mandiri, maju, adil, dan mak-mur, maka diperlukan suatu roadmap yang memiliki arah yang jelas, strategi yang cerdas, fokus dan terukur. Maka disusunlah Master-plan Percepatan dan Perluasan Pembangu-nan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2025. Masterplan ini merupakan pijakan awal

INFOBARU 1

Info

Bar

u 1

Sejalan dengan perjalanan sejarah, Indonesia sebenarnya mengalami perkembangan dan kemajuan ekonomi. Ini bermula dari negara

yang perekonomiannya berbasiskan pertanian dan kehutanan serta pertambangan tradisional.

Menyoal Kehadiran Program MP3EIMoch.Yasin Kurdi *)

untuk menuangkan komitmen bersama an-tara pemerintah dan dunia usaha. Komitmen dalam melakukan langkah-langkah kongkret untuk mewujudkan transformasi ekonomi nasional. Yaitu dengan mempercepat ter-jadinya momentum kebangkitan ekonomi nasional dan mempertahankan sekaligus meningkatkan daya saing perekonomian na-sional yang lebih solid di tengah perubahan dan percaturan ekonomi di tingkat regional dan global yang makin kompetitif. (kutipan; Sambutan Presiden Republik Indonesia)* MP3EI memiliki tiga fokus strategis. Per-tama, percepatan pembangunan ekonomi di enam koridor ekonomi. Kedua, mening-katkan konektivitas nasional. Ketiga, mem-perkuat sumber daya manusia, ilmu penge-tahuan, dan teknologi, yang merupakan prasyarat bagi berkelanjutan, percepatan, dan pertumbuhan hijau. Hal ini tentunya akan mendorong pertum-buhan ekonomi makro dan mikro. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang di-barengi tingkat kesehatan, pendidikan yang cukup untuk mendorong SDM yang dapat diandalkan di masa yang akan datang. Salah satunya dalam mendukung program nasion-al MP3EI penyediaan infrastruktur ekonomi telah digulirkan oleh pemerintah melalui ber-bagai skema permodalan, baik melalui per-bankan maupun UMKM (kredit usaha mikro kecil dan menengah).

Bidang EkonomiMengawali upaya tersebut, Pemerintah Pro-vin si Jawa Barat bekerjasama dengan PT. BJB, Tbk menggulirkan kredit tanpa agunan untuk pelaku usaha mikro dan kecil. Melalui program Kredit Cinta Rakyat (KCR) digulirkan dengan bunga rendah, yaitu 9,3 persen per tahun. Digulirkannya program ini bertujuan untuk membantu pelaku usaha mikro dan kecil yang selama ini kesulitan mengakses pembiayaan dari perbankan karena terben-tur agunan. Demikian halnya bunga kredit di Bank Umum yang mencapai dinilai tinggi rata-rata

1. Volume Run-off

2. Tipe Bendungan

3. Tinggi Bendungan

4. Panjang Bendungan

5. Volume Urugan

6. Luas Genangan

2,5 x 109 m3/tahun

Urugan Batu, Inti Tegak

110m

1.715 m

6,7 x 106 m3

3.953 ha

DATA TEKNIS WADUK JATIGEDE

7. Volume Waduk (Gross)

8. Volume Waduk (Nett)

9. Spillway dengan Pintu

Radial

10. Terowongan Pengelak

11. PLTA, Daya Terpasang

12. EIRR

980 x 106 m3

877 x 106 m3

4 bh (15,5 m x 14,5m)

D=10 m, L=556m

110 MW

18.5%

Medan

Pekanbaru

Jambi

Pontianak Samarinda Gorontalo

Manado Ternate

Manokwari

1 34

Palembang

Lampung

Jakarta

Serang

Semarang

Palangkaraya

Banjarmasin

Mamuju

Makassar

Kendari Ambon

Sorong Jayapura

Wamena

Merauke

Surabaya

Denpasar

Mataram

Kupang

25

6

Ke Sumatera

Ke Jawa

1

2

Pusat Ekonomi Mega Pusat Ekonomi Usulan Lokasi KEK Lokasi FTZ

Ke Bali-Nusa Tenggara

Ke Papua-Maluku

5

6

Ke Kalimantan

Ke Sulawesi-Maluku Utara

3

4

Koridor Ekonomi Prioritas

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 17

Page 18: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

INFOBARU 1

14-24 persen per tahun. Meskipun tanpa agu-nan, pihak Bank menutup resiko yang tinggi untuk KCR yang digulirkan tanpa agunan, sehingga diproyeksikan terhadap nominal bunga 9,3 persen ini ditetapkan Bank penya-lur, meskipun secara fisik tidak ada agunan, tetapi pada dasarnya potensi kesanggupan untuk membayar cicilan sudah menjadi jami-nan. Melihat kondisi tersebut, pada saat pe-kerjaan ini dilakukan, Pemerintah tengah melakukan penyusunan percepatan dan perluasan pembangunan Indonesia sesuai dengan arahan Presiden RI pada tanggal 30 Desember 2010. Langkah percepatan dan perluasan terse-but dipandang perlu untuk mengejar keter-tinggalan daya saing, pemerataan pemba-

ngunan dan keberlanjutannya. Melalui MP3EI 2011-2025, setiap pen-duduk Indonesia diharapkan dapat meraih pendapatan perkapita sebesar US$ 4500 pada tahun 2015 dan sekitar US$ 15,000 pada tahun 2025.

Bidang InfrastrukturSesuai dengan program MP3EI maka kesepu-luh anggota Mitra Praja Utama (MPU) terse-bar di tiga koridor yaitu koridor Sumatera terdiri dari provinsi Lampung dan Banten. Ko-ridor Jawa meliputi Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Koridor Bali – Nusa Tenggara terdiri dari Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Program MP3EI menjadi bagian integral

dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen MP3EI tidak mengganti-kan RPJMN melainkan menjadi dokumen ker-ja yang komplementer terhadap RPJPN 2005–2025 (UU No. 17 Tahun 2007) dan RPJMN 2010 –2014 (Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010). Dalam Perpres itu disebutkan MP3EI ter-integrasi dengan sistem perencanaan yang ada dan seluruh program reguler pemerin-tah yang tidak dicakup dalam MP3EI berjalan seperti biasa sesuai dengan perencanaan. Masterplan juga perlu memasukkan berba-gai pemikiran, kebijakan ataupun komitmen yang berkembang. Program dalam MP3EI mencakup pem-bangunan di seluruh wilayah tanah air. MP3EI berupa dokumen yang berisi terobosan se-jumlah aksi pengembangan aktivitas eko-nomi yang konkret, bukan Business As Usual (BAU). MP3EI mendorong keterlibatan peran dunia usaha sebagai aktor utamanya. Dalam pelaksanaan MP3EI, Pemerintah dan Peme-rintah Daerah berfungsi sebagai regulator, fasilitator, dan katalisator. Peningkatan penyediaan infrastruktur dan ekonomi akan pula meningkatkan kese-jahteraan masyarakat melalui berbagai sek-tor. Di antaranya pertanian, perekonomian, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Prasarana dan sarana yang digagas peme-rintah Jawa Barat meliputi beberapa rencana pembangunan pada koridor Jawa, meliputi Jalan Tol Sukabumi-Ciranjang-Padalarang, Ja-lan Tol Cileunyi-Sumedang- Dawuan, Jalan Tol Cileunyi-Tasikmalaya. Di bidang perhubungan direncanakan pembangunan dan reaktivasi jalur kereta api di Jawa Barat, pembangunan pelabuhan laut Cilamaya Kabupaten Karawang, pem-bangunan Bandara Internasional Kertajati Majalengka. Di bidang sumber daya air ada pembangunan Waduk Jatigede Kabupaten Sumedang. Bidang perkotaan, ada rencana Pembangunan Kota Raya Walini Kabupaten Bandung, dan di sektor energi ada rencana pembangunan PLTA Upper Cisokan Pumped Storage. Rencana pemerintah untuk menjadikan pembangunan secara integral di Indonesia sangat positif. Namun masih terdapat tang-gapan yang negatif dan pesimis terhadap ke-berhasilan program ini. Harapan masyarakat dari keseluruhan rencana tak lain adalah tere-alisasinya dengan baik dan cepat. Kita harus cerdas menyikapinya.*) Anggota Tim Kerja KP3EI Provinsi Jawa Barat

nPengembangan potensi melalui koridor Ekonomi

nMemperkuat konektivitas nasional

nMempercepat kemampuan SDM dan IPTEK Nasional

Mendorong investasi BUMN, SwastaNasional dan FDI dalam skala besar di 22

Kegiatan Ekonomi Utama(mendorong realisasi investasi melalui

percepatan terselesainya hambatan yangdihadapi pelaku)

Sinkronisasi rencana aksi nasional untukmerevitaslisasi kinerja sekto riil

(penetapan jadwal penyelesaian masalah peraturan nasional dan ifrastruktur utama

nasional)

STRATEGI UTAMA INISIATIF STRATEGIK

Pengembangan Center of Excellence di Setiap Koridor Ekonomi

(mendorong pengembangan SDM dan IPTEK sesuai kebutuhan peningkatan daya saing)

Inisiatif Strategik adalah sebagai katalis terjadinya percepatan

Pengembangan Pilar Utama MP3EI

Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2025

* Proyeksi Goldman sachs** Proyeksi tidak resmi dari pemerintah

PDB nominal : ~ US$ 3, 76-4, 47 BPDB nominal/kapita : ~ US$ 12.855-16.160

PDB nominal : ~ US$ 1.206 BPDB nominal/kapita : US$ 4.803Kekuatan ekonomi 14 besar di dunia

PDB nominal : ~ US$ 6.460 B-8.152 BPDB nominal/kapita : US$ 20.600-25.900Kekuatan ekonomi 10 besar di dunia

PDB nominal : ~ US$ 26.679 BPDB nominal/kapita : US$ 78,478Kekuatan ekonomi 10 besar di dunia

Asumsi : pertumbuhan riilantara 7-8% per tahun

2014

2025

2030**

2050*

18 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 19: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Foto Atas : Menteri PU Djoko Kirmanto menandatangan prasasti peresmian infrastruktur Cipta Karyadi Jawa Tengah.

Foto Bawah : Menteri PU menyerahkan bantuan excavator kepada Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Info

Bar

u 2

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto meresmikan enam infrastruktur bidang Cipta Karya di Jawa Tengah, pada pertengahan Desember 2011 lalu di Kawasan Simpang Lima,

Kota Semarang. Peresmian ini seolah menjadi ‘kenduri’ atas kerjasama yang kompak antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Infrastruktur Pro Rakyat di Jawa Tengah

Diresmikan

KKawasan Simpang Lima (KSL) adalah iden-titas masyarakat Kota Semarang dan seki-tarnya. Layaknya tata ruang kota-kota di Jawa pada umumnya, alun-alun menjadi sentral pemerintahan, seperti yang kita bisa lihat di Yogyakarta, Surakarta, dan kota-kota lainnya. Di kawasan ini biasanya, juga terdapat kan-tor pemerintahan, pusat ibadah, pendidikan, pusat perbelanjaan, dan sentra-sentra lainnya yang menandakan kekuasaan kerajaan yang sentralistik. “Simpang Lima menjadi ikon. Dulu dan sekarang. Keberadaannya bahkan menjadi landmark Provinsi Jawa Tengah. KSL sekaligus berfungsi sebagai ruang terbuka hijau (RTH) dan tempat bagi masyarakat Kota Semarang dan sekitarnya untuk berinteraksi dan ber-bagai aktivitas. Namun demikian, KSL sering-kali menanggung beban aktivitas yang berat dan berskala besar yang bisa berdampak menurunnya manfaat yang diharapkan dari sebuah RTH,” kata Djoko dalam sambutannya.Karena itu, pemerintah pusat melalui Direk-torat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pe-kerjaan Umum memberikan perhatian penuh dengan menggelontorkan APBN sebesar Rp 3,4 miliar untuk menata dan merevitalisasi Ka-wasan Simpang Lima seluas dua hektar. Dana itu untuk membangun pedestrian keliling lapangan sepanjang sekitar 600 m dan lebar 6 m, termasuk ramp yang menghubungkan jalan dan pedestrian dimaksud dan jalur bagi penyandang cacat. Selain itu, Jogging Track keliling lapangan dengan berbagai bentuk permukaan, Podium upacara berukuran 75 m x 20 m dan tiang bendera, dan empat unit lavatory umum yang tersebar di 4 titik. Gayung bersambut, dari APBD Kota Sema-rang keluar Rp 4,4 miliar untuk menyempur-nakan pedestrian sekeliling jalan Simpang Lima sepanjang 7 km, dan membangun area pedagang kaki lima berupa shelter berukuran 3,8x6 m, sebanyak 87 petak, sebagai peng-ganti bagi pedagang yang selama ini berjua-lan di tempat yang tidak semestinya. Djoko berharap kiranya upaya penataan kawasan Simpang Lima ini kemudian diikuti dengan upaya penataan pengelolaan dan pemanfaatannya sehingga fungsi Simpang Lima sebagai paru-paru kota dan ruang inter-aksi warga tetap terjaga. “Beberapa upaya yang mungkin perlu digalakkan adalah pemberlakuan car free day, pengutamaan jalur pejalan kaki, serta jalur khusus sepeda,” tambahnya.

Enam Infrastruktur DiresmikanSelain penataan dan revitalisasi Kawasan Sim-

INFOBARU 2

Foto

-fot

o : B

ucho

ri

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 19

Page 20: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

duduk memiliki akses terhadap air minum yang aman dan 41,03% penduduk memiliki akses terhadap air minum perpipaan,” tam-bah Djoko. Sementara itu, untuk penyediaan infra-struktur Pengembangan Kawasan Mina-politan di Kabupaten Cilacap, Menteri PU menjelaskan bahwa fasilitas, prasarana, dan infrastruktur tersebut, yang memang men-jadi kebutuhan dari masyarakat, merupakan prioritas bagi pemerintah daerah (pemda), serta disusun, direncanakan, dibangun, dan dibiayai bersama untuk meningkatkan ke-sejahteraan masyarakat di kota/kabupaten yang bersangkutan. “Selanjutnya diharapkan kerjasama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Kota Semarang, Kabupaten Blora, Kabupaten Je-para, Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, dan Kabupaten Cilacap dan juga masyarakat untuk bersama-sama mengelola, memeli-hara, memanfaatkan dan mengembangkan aset-aset tersebut,” lanjut Djoko. Menteri PU juga memberikan penghar-gaan kepada penerima program PAMSIMAS yang saat itu mendeklarasikan Open Defe-cation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan. Djoko Kirmanto juga menye-rahkan bantuan alat berat berupa Excavator kepada Walikota Semarang.

Pompa Drainase SemarangUsai peresmian, Djoko Kirmanto menin-jau pembangunan sistem pengoperasian pompa drainase Kali Semarang. Pompa ini dirancang untuk mengatasi banjir akibat air hujan dengan kala ulang lima tahunan, dan direncanakan untuk melayani area Kali Semarang, Kali Asin, dan Kali Baru seluas 12,8 km2. Pompa drainase ini dilengkapi dengan kolam retensi seluas 6,8 ha dengan kapasitas penampungan air sebesar 170.000 m3. “Kita tahu, Kota Semarang ini permasalah-an utamanya adalah banjir, yang diakibatkan oleh rob atau naiknya permukaan laut. Selain itu, juga kondisi kota yang terdapat dataran tinggi dan sekaligus dataran rendah sehingga mengakibatkan genangan,” kata Sjukrul Amin kepada wartawan. Sjukrul mengungkapkan bahwa masalah ini akan terus terjadi, apabila tidak ada upaya penanggulangan. Oleh sebab itu, yang perlu dilakukan adalah sistem drainase kota, se-bab selain Banjir Kanal Barat (BKB) dan Banjir Kanal Timur (BKT), masih ada aliran sungai yang tidak ter-cover, yaitu Kali Semarang, Kali Mati, Kali Baru dan Kali Banger. (bcr)

INFOBARU 2

Kawasan Simpang Lima Semarang

Foto

: Buc

hori

Se perti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya ditugaskan dalam empat dari enam

program pro-rakyat sesuai arahan direktif Presiden RI, yaitu: (1) Program Air Minum untuk Rakyat, sebagai Ketua Pokja; (2)

Program Peningkatan Kehidupan Masyarakat Miskin Perkotaan, sebagai Ketua Pokja; (3) Program Rumah Sangat Murah untuk Rakyat, sebagai anggota Pokja; dan (4) Program Peningkatan

Kehidupan Masyarakat Nelayan, sebagai anggota Pokja.

pang Lima, Menteri Pekerjaan Umum didam-pingi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Walikota Semarang Soemarmo HS juga meresmikan lima infrastruktur lainnya. Keli-manya antara lain, Sistem Penyediaan Air Mi-num (SPAM) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) di Jebres Surakarta, SPAM ibu-kota kecamatan (IKK) Grogol Kabupaten Su-koharjo, penyediaan infrastruktur pengem-bangan kawasan Minapolitan di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Cilacap, Rusunawa Surakarta 1 di kota Surakarta, dan dukungan prasarana dasar (PSD) tradisional/bersejarah Kabupaten Blora di Kecamatan Klopoduwur dan Kecamatan Sambongrejo. Empat dari enam infrastruktur yang dires-mikan itu adalah program Pro Rakyat. Se perti diketahui, Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya ditugaskan dalam empat dari enam program pro-rakyat sesuai arahan direktif Presiden RI, yaitu: (1) Program Air Minum untuk Rakyat, sebagai Ketua Pokja; (2) Program Peningkatan Ke-

hidupan Masyarakat Miskin Perkotaan, seba-gai Ketua Pokja; (3) Program Rumah Sangat Murah untuk Rakyat, sebagai anggota Pokja; dan (4) Program Peningkatan Kehidupan Ma-syarakat Nelayan, sebagai anggota Pokja. “Pembangunan tersebut langsung ber-manfaat bagi masyarakat, yang merupakan program pro rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyara-kat, yang tentunya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas masyarakat,” kata Djoko ketika diwawancarai wartawan. Terkait dengan program pro rakyat di dalam menyediakan air bersih untuk rakyat, Kementerian PU membangun SPAM di Jeb-res, Surakarta yang berkapasitas 50 liter/de-tik yang mampu melayani 4.000 sambungan rumah dan di Grogol, Kabupaten Sukoharjo yang berkapasitas 30 liter/detik dan mampu melayani 2.000 sambungan rumah. “Pembangunan SPAM ini ditujukan untuk MBR dan merupakan bagian dari upaya untuk mencapai target MDG’s 2015 yaitu 68,87 % pen-

Foto

: D

jati

Wal

uyo

Wid

odo

20 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 21: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

namkan melalui dana APBN maupun sumber dana lainnya dapat bermanfaat dan pelaya-nan kepada masyarakat dapat segera terlak-sana,” harapnya. Pada tahun 2010, ADB telah mendanai kegiatan Metropolitan Sanitation Manage-ment and Health Program (MSMHP) untuk Kota Medan dan Kota Yogyakarta sebesar USD 35 juta. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pelayanan air limbah dengan sistem terpu-sat. Namun, melihat kebutuhan infrastruktur sanitasi di kota metropolitan dan kota besar di Indonesia sangat mendesak, maka ADB kem-bali menyatakan minatnya untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam menyediakan in-frastruktur air limbah dengan sistem terpusat dalam bentuk kegiatan Metropolitan Sanita-tion Management Investment Program. Budi Yuwono kembali megingatkan, salah satu target MDGs tahun 2015 adalah menin-gkatkan pelayanan penduduk terhadap sani-tasi yang layak secara nasional menjadi sebe-sar 62,7% dari pelayanan pada tahun 2009 yang baru mencapai angka 51,02%. Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah telah menunjukkan kepedulian melalui peningka-tan alokasi anggaran untuk pembangunan in-frastruktur bidang sanitasi. Namun demikian, peningkatan alokasi dana tersebut masih be-lum mampu untuk membiayai seluruh kebu-tuhan yang ada. Ketua Panitia Dwityo A. Soeranto menjelas-kan kegiatan ini diselenggarakan selain untuk mensosialisasikan MSMIP, juga mensosialisasi-kan kriteria kabupaten/kota yang dapat men-jadi calon lokasi, menyiapkan Readiness Crite-ria, dan menyeragamkan persepsi mengenai skema pelaksanaan program. (bcr)

INFOBARU 3

Info

Bar

u 3

Upaya Ditjen Cipta Karya untuk mencapai target MDGs 2015 bidang sanitasi sebanyak 62,4% terus digenjot. Selain mengandalkan dana dari APBN dan APBD, Ditjen Cipta Karya juga melobi lembaga-lembaga donor mendapatkan bantuan dana. Sebagai informasi, total

kebutuhan dana untuk sektor sanitasi sebanyak Rp 62 triliun, dimana sebanyak Rp 14 triliun dari dana APBN, Rp 28 triliun dari pinjaman dan hibah, serta sisanya dari sumber-sumber lain

seperti CSR dan juga kerjasama luar negeri.

ADB Gelontorkan USD 400 Juta

untuk Sanitasi Perkotaan Indonesia

TTerkait dengan pinjaman lembaga donor, awal Desember lalu, Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum kembali dipercaya Asian Development Bank (ADB) untuk memberikan pinjaman bidang sanitasi hingga 10 tahun mendatang. Kali ini ADB mendanai kegiatan Metropolitan Sanita-tion Management Investment Program (MSMIP) sebesar USD 400 juta yang akan dilaksanakan dalam empat tahap. Selanjutnya pinjaman tersebut akan diterushibahkan Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Daerah yang telah memenuhi kriteria. “Sejak tahun 2010, Ditjen Cipta Karya mendapatkan tugas yang cukup besar untuk memfasilitasi pembangunan sistem pelaya-nan air limbah yang lebih handal, khususnya sistem sanitasi terpusat di kota Metropolitan

Suasana Acara Metropolitan Sanitation Management Investment Program (MSMIP) yang berlangsungdi Yogyakarta

dan kota Besar,” ujar Dirjen Cipta Karya Budi Yuwono saat membuka MSMIP di YogyakartaKondisi yang saat ini terjadi, lanjut Budi, masih terdapat aset yang belum dioperasikan oleh Pemerintah Daerah dengan berbagai sebab. Antara lain, pertama, belum adanya dana yang cukup untuk membangun sambungan rumah. Kedua, belum adanya perhitungan tarif yang wajar dan mampu mengcover biaya operasi dan pemeliharaan prasarana tersebut. Ketiga, belum dialokasikannya dana ope-rasional yang cukup. Keempat, belum siap-nya institusi pengelola serta belum siapnya kapasitas personel dan perangkat peraturan yang memadai di daerah untuk menjalankan sistem yang telah dibangun. “Hal ini tentunya memerlukan perhatian kita bersama agar investasi yang telah dita-

Foto

: Su

bdit.

KLN

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 21

Page 22: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

di 8 kota, menyiapkan dokumen AMDAL di Pantai Losari Makassar, dan menyiapkan DED untuk TPA sampah di Mamminasata, Sulawesi Selatan. “Kunci keberhasilan program hibah ini adalah perhatian AusAID dalam implemen-tasi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, ad-vokasi, dan bimbingan teknis dari InDII,” ujar Budi. Keberhasilan program tersebut, memberi kepercayaan pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Australia untuk menggarap di sektor lain. Untuk itu, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Ke-menterian Pekerjaan Umum berharap kepada Pemerintah Australia untuk mulai menge-lola air curah melalui pembentukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hibah se-lanjutnya. Harapan itu disampaikan Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono saat menyampaikan key-note speech pada InDII’s End of Year Event, di Jakarta pertengahan Desember lalu. “Kami merasa puas dengan capaian pro-gram hibah air minum dan sanitasi tahap per-tama dari AusAID karena telah mengalirkan air minum ke 77 ribu sambungan rumah (SR) dan 4.800 koneksi air limbah untuk MBR,” ka-tanya. Terkait harapan untuk pengelolaan curah hujan, Budi Yuwono mengungkapkan, penge-lolaan air curah yang melibatkan swasta dan sumber lainnya memerlukan investasi yang sangat besar, seperti dalam proyek Umbulan (Jawa Timur) dan Jatiluhur (Jawa Barat). Untuk itu, Ditjen Cipta Karya memerlukan fasilitasi AusAID dalam melakukan studi awal pem-bentukan Badan Usaha Milik Negara dalam pengelolaan air curah. (bcr)

INFOBARU 4

Info

Bar

u 4

Keterlibatan pemerintah Australia melalui Indonesia Infrastructure Initiative (InDII) dalam pembangunan ke Cipta Karyaan patut diapresiasi. Melalui bantuannya dalam program hibah

sanitasi dan air minum target capaian MDGs 2015 dapat dipercepat. Sebagai informasi, Indonesia harus mencapai pelayanan air minum 68 persen dan sanitasi 62 pesen pada 2015.

Dimana Indonesia baru mencapai 47 persen air minum dan 51 persen sanitasi.

Indonesia Harapkan AusAID

Dukung Pembentukan BUMN untuk Kelola Air Curah

DDirjen Cipta Karya Budi Yuwono mengakui bantuan yang diterima dari AusAID sebesar 76 juta dolar Australia telah membantu memper-cepat capaian target Millennium Development Goals (MDGs) bidang air minum dan sanitasi. Kepuasan pemerintah yang diungkap-kan Budi Yuwono juga dengan alasan bah-wa pemerintah Australia juga membantu mening katkan sanitasi Indonesia melalui program Infrastructure Enhancement Grant (IEG) untuk 22 kabupaten/kota. Mereka juga memberikan bantuan teknis untuk menyiap-kan Rencana Induk Pengelolaan Air Limbah

Keberadaan Waduk Jatiluhur sebagai penampung air curah hujan perlu dikembangkan di daerah

lainnya.

22 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 23: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

INFOBARU 5

Info

Bar

u 5

Masalah pengelolaan air limbah di DKI Jakarta setiap tahunnya semakin mengkhawatirkan. Saat ini pengelolaan air limbah terpusat baru melayani tiga persen dari jumlah penduduk

saat ini 9,6 juta jiwa. Meskipun Jakarta sudah memiliki Master Plan sejak 1991,namun realisasinya belum optimal karena banyak kekurangan, diantaranya lemahnya kapasitas

kelembagaan dan regulasi.

Review Master Plan Air Limbah DKI Jakarta

Terganjal Lahan

HHal itu terungkap dalam Seminar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Sektor Air Limbah melalui Review Master Plan Pengelolaan Air Limbah DKI Jakarta Melalui Penguatan Kapa-sitas Kelembagaan dan Regulasi, di Ruang Sapta Taruna Kemenetrian PU (13/12). Acara ini hasil kerjasama Ditjen Cipta Karya Kemen-terian Pekerjaan Umum dan Japan Interna-tional Cooperation Agency (JICA). Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Budi Yuwono dalam sambutannya mengatakan, pelayanan air limbah dengan sistem per-pipaan terpusat di Indonesia saat ini sudah

kalah selangkah dengan Vietnam yang sudah mencapai cakupan pelayanan 50 persen. Ia menambahkan, pencemaran lingkung-an yang ditimbulkan dari tidak terolahnya air limbah permukiman dengan baik, menye-babkan 80-90 persen sumur pantau di DKI Ja-karta terkontaminasi bakteri E-Coli. Meskipun penduduk di DKI Jakarta telah banyak yang memanfaatkan fasilitas air bersih dengan per-pipaan, namun di sisi lain masih banyak ma-syarakat yang menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari. “Selain itu, pencemaran air limbah juga berdampak pada buruknya kualitas sumber air baku untuk air minum, yang tentunya akan mempengaruhi meningkatnya biaya pengo-lahan air minum. Buruknya pengelolaan air limbah memiliki efek domino yang buruk pula terhadap kesejahteraan dan kesehatan masyarakat di masa yang akan datang,” imbuh Budi. Dari kegiatan review Master Plan ini, Budi mengharapkan dua output, yaitu Undang-Un-

Para Narasumber sedang memberikan keterangannya dalam acara Seminar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Sektor Air Limbah melalui Review Master Plan Pengelolaan Air Limbah DKI Jakarta Melalui Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Regulasi.

dang dan Hukum Air Limbah Domestik, serta revisi Master Plan Pengelolaan Air Limbah DKI Jakarta. “Saat ini, penyusunan Review Master Plan hampir mencapai Draft Final Report, yang finalisasinya masih menunggu komitmen keter sediaan lahan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” jelas Budi. Budi mengungkapkan masalah keterse-diaan lahan dalam pengelolaan air limbah di Jakarta. Masalah itu menurutnya harus dipi-kir kan sejak dini oleh Perusahaan Daerah Air Limbah (PDPAL). Terkait itu, Sekretaris Bappeda DKI Jakarta Adi Subroto mengungkapkan dilema penye-diaan lahan. Di satu sisi, menurut Adi, Pemda harus memenuhi ketersediaan Ruang Terbuka Hijau 30 persen. Namun dengan semakin langkanya lahan dan laju pertumbuhan pen-duduk yang mencapai 1,39 persen ditambah dengan commuter yang mencapai 1,5 juta jiwa, masalah lahan masih menjadi kendala serius. (bcr)

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 23

Page 24: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Foto

: H

elm

i Azi

sBhakti Pekerjaan Umum (Harbak PU) ke-66. Kemeriahan peringatan Harbak PU di Babel tersebut sebagai bukti bahwa selama ini ke-meriahan peringatan Harbak PU bukan domi-nasi Jakarta. Hari Bhakti Pekerjaan Umum tahun ini mengusung tema ‘Dengan Semangat Sapta Taruna Kita Laksanakan Reformasi Birokrasi untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Permukiman’. Peringatan Hari Bhakti ke-66 PU di Dinas Pekerjaan Umum ini juga dalam rangka me-meriahkan ulang tahun ke-11 Provinsi Babel. Selain itu, juga dilaksanakan Student Gathe-ring PPLP Provinsi Babel. Student gathering dengan menampilkan si Gerus ini sebagai

INFOBARU 6

Info

Bar

u 6

Kompleks Perkantoran Terpadu Air Itam, Pangkalpinang, pada Sabtu tanggal 3 Desember 2011 tiba-tiba dipenuhi para guru dan siswa sekolah di Bangka Belitung. Di tengah-tengah

mereka terlihat aksi si ‘Gerus’ sedang mendemonstrasikan bagaimana membersihkan lingkungan, mulai dari diri sendiri dan rumah tangga.

Masyarakat Babel Siap Jadi Bagian Si ‘Gerus’

SSi Gerus adalah maskot yang dikenalkan Di-rektorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk mengekampanyekan praktek hidup bersih. Tampilan si Gerus layak-nya badut berbaju kuning dengan lengan pendek berwarna hijau. Celananya panjang berwarna biru dengan ciri khas rambutnya yang jambul. Di tangannya dengan gagah menenteng sapu, petanda siap beraksi kapan-pun saat lingkungannya kotor. Aksi si Gerus bukan satu-satunya pusat perhatian karena ternyata keberadaanya di tengah-tengah para siswa dan aparat peme-rintah di lingkungan Satker PPLP dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bangka Belitung ini, semata dalam rangka memeriahkan Hari

Helmi Azis*)

salah satu bentuk kampanye edukasi pening-katan kepedulian di bidang penyehatan ling-kungan dengan tema ‘Belajar dan bermain Bersama Teman’. Dengan mengikutsertakan guru-guru be-serta anak-anak pada tingkat sekolah dasar (SD) pada kampanye edukasi peningkatan kepedulian di bidang penyehatan dan ling-kungan, diharapkan agar pemahaman ten-tang sanitasi yang sehat dan kebersihan ling-kungan dapat ditanamkan sejak usia dini. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Babel, Ansori, berharap agar seluruh jajaran di Dinas PU Babel dapat mensukseskan pem-bangunan di Babel dalam penyelenggaraan infrastruktur PU dan permukiman agar tingkat kesejahteraan masyarakat Babel terus me-ningkat. “Saya mengajak kepada seluruh masyara-kat untuk menjadi bagian dalam Si Gerus atau Generasi Urus Sanitasi. Marilah kita wujudkan lingkungan permukiman Bangka Belitung yang sehat, bersih dan nyaman agar masa de-pan yang sehat dapat terwujud,” ujar Ansori.*) Staf Subdit Pengaturan dan Pembinaan Kelembagaan, Direktorat Pengembangan Penyehatan Ligkungan Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum

Suasana Student Gathering kampanye edukasi peningkatan kepedulian di bidang penyehatan lingkungandi Kompleks Perkantoran Terpadu Air Itam, Pangkalpinang

24 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 25: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

INOVASI 1

Di tengah tingginya tingkat pembangunan sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, seringkali kita membaca, melihat,

atau mendengar, sejumlah istilah dalam bidang ini yang masih belum seragam. Selain itu, beberapa istilah juga dirasa masih kurang tepat dan ditemukan dalam berbagai dokumen

atau diskusi intra instansi, inter instansi, bahkan media massa.

Perumusan Ulang

dan Standardisasi Istilah Bidang PLP

Inov

asi 1 S

Salah satu contoh adalah istilah Tempat Pem-rosesan Akhir (TPA). TPA sering disalahter-jemahkan menjadi Tempat Pembuangan Ak hir atau Tempat Pengolahan Akhir atau Tem pat Pemusnahan Akhir. Hal ini berdampak pada kerancuan dalam sistem dokumentasi. Akibatnya pada kesulitan untuk melakukan evaluasi kinerja pada infrastruktur bidang tersebut. Beberapa istilah yang berasal dari bahasa asing juga masih dapat dialihbahasakan ke dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat selaku pe-nerima manfaat dari infrastruktur yang ter-bangun.

Perumusan ulang istilahDengan mempertimbangkan kondisi-kondisi yang tersebut di atas, maka dibutuhkan suatu perumusan ulang dan standardisasi. Maksud-nya agar istilah-istilah yang digunakan men-jadi lebih tepat, akurat, konsisten, serta ber-kesesuaian dengan istilah-istilah lain dalam bidang keciptakaryaan. Sejumlah istilah yang dirasa perlu untuk dirumuskan ulang men-cakup bidang persampahan, air limbah, dan drainase.

Bidang PersampahanPertama, Sistem penanganan sampah. Istilah ini merupakan penyesuaian dari istilah sebe-lumnya, yaitu sistem pengelolaan persam-pahan. Istilah yang diajukan ini dirasa lebih tepat, karena istilah pengelolaan yang “cen-derung” meminimalisasi peranan aspek tek-nis-teknologis, karena lebih menitikberatkan pada aspek non teknis-non teknologis. Sistem penanganan sampah dapat dibagi lagi ke dalam subsistem pengumpulan sampah, sub-sistem pengangkutan sampah, dan subsistem pengolahan sampah. Kedua, TPA. Kepanjangan dari istilah ini banyak ditafsirkan sebagai Tempat Pembua-ngan Akhir (TPA), Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, Tempat Pemusnahan Akhir (TPA), Tempat Pemusnahan Akhir (TPA) sam-pah, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. TPA juga sering dipanjangkan menjadi Stasiun Penam-pungan Akhir (SPA), Stasiun Penampungan Akhir (SPA) sampah, Stasiun Peralihan Antara (SPA), Stasiun Peralihan Antara (SPA) sampah, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), Intermediate Treatment Facility (ITF), Tempat Penampungan Sementara (TPS), Tempat Penampungan Sementara (TPS) sampah, lo-kasi 3R (Reduce, Reuse, and Recycle), dan sani-

Sandhi Eko Bramono *)

Foto Atas : TPA Jambu Keling, Kecamatan Curug, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.Foto Bawah : IPAL Komunal kapasitas untuk 100 KK asumsi 1kk = 5 jiwa Kelurahan Pinang Kencana,

Kecamatan Tanjung Pinang Timur, Kabupaten Tanjung Pinang.

Foto

: Lu

argo

Foto

: D

jati

Wal

uyo

Wid

odo

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 25

Page 26: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

tary landfill. Istilah ini perlu disesuaikan menjadi Insta-lasi Pengolahan Sampah (IPS), dengan mem-pertimbangkan keseragaman istilah dengan bidang keciptakaryaan lainnya, seperti Insta-lasi Pengolahan Air (IPA) dan Instalasi Pengola-han Air Limbah (IPAL). Sementara istilah pem-buangan terbuka, lahan urug terkontrol, lahan urug saniter, aerobik, anaerobik, insinerasi, gasifikasi, pirolisis, pemilahan, pencacahan, pemeletan, dan lain sebagainya, merupakan jenis proses yang dapat diterapkan dalam IPS.Ketiga, Pengomposan dan biogas. Kedua isti-lah ini perlu disesuaikan menjadi proses aero-bik dan proses anaerobik. Hal ini dikarenakan kompos dan biogas sebagai produk dari pro-ses aerobik dan proses anaerobik, sehingga tidak tepat dijadikan sebagai nama proses. Keempat, Pembuangan terbuka, lahan urug terkontrol, dan lahan urug saniter. Isti-lah-istilah proses ini merupakan pengalihba-hasaan dari open dumping, controlled landfill, dan sanitary landfill, karena telah terdapat padanan kata dalam Bahasa Indonesia terkait istilah-istilah tersebut.

Bidang Air LimbahPertama, Sistem Penanganan Air Limbah. Isti-lah ini ditujukan untuk menyesuaikan dengan istilah sebelumnya, yaitu sistem pengelolaan air limbah. Dengan pertimbangan yang sama dengan penamaan istilah sistem penanganan sampah, maka istilah sistem penanganan air limbah dapat dibagi lagi ke dalam subsistem pengumpulan air limbah, subsistem penya-luran air limbah, dan subsistem pengolahan air limbah. Kedua, On site, off site, man hole, sewera-ge, dan septic tank. Istilah ini perlu dialihba-hasakan menjadi setempat, terpusat, ruang pemeriksaan pipa penyalur air limbah, pipa penyalur air limbah, dan proses anaerobik bersekat.

Bidang DrainaseDi sektor ini, istilah sistem penyaluran limpas-an air hujan merupakan penyesuaian terha-dap istilah sebelumnya, yaitu sistem pengelo-laan drainase. Pada istilah sistem penanganan air limbah dan sistem penanganan sampah, air limbah dan sampah merupakan objek yang dilayani, sementara drainase merupakan produk infrastruktur (bukan objek yang dila-yani, dimana objek yang dilayani adalah lim-pasan air hujan). Istilah penyaluran air hujan tidak dirasa tepat, karena istilah air hujan dianggap ter-

lalu luas (karena menyangkut air hujan se-cara umum), sementara yang dilayani dalam bidang keciptakaryaan adalah air hujan yang melimpas. Oleh karenanya, istilah sistem pe-nyaluran limpasan air hujan dibagi ke dalam subsistem pengumpulan limpasan air hujan dan subsistem penyaluran limpasan air hujan.

Konsekuensi dari perumusan ulang dan standardisasi istilahSetiap kebijakan yang diambil akan memba-wa konsekuensi, termasuk upaya perumusan ulang dan standardisasi istilah dalam bidang pengembangan PLP. Hal ini terkait kebutuhan akan penyesuaian dokumen dari tingkat Nor-ma, Standar, Pedoman, dan Manual (NSPM) hingga ke tingkat Undang-Undang (UU). Dis-eminasi informasi terkait hal ini juga diperlu-kan dan konsistensi penggunaan istilah-istilah ini perlu diterapkan pada dokumen-dokumen yang akan dikeluarkan berikutnya. Meskipun hal ini berimplikasi pada pening-katan biaya, namun hal ini dapat lebih mem-pertegas definisi yang lebih sesuai, tepat, aku-rat, konsisten, dan berwibawa, di semua lini

komunikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Pengembangan PLP, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Masih rendahnya tingkat kesadaran ma-syarakat dalam penyehatan lingkungan per-mukiman, secara psikologis mungkin juga dapat diakibatkan karena ketidakseragaman dan kurang konsistennya penggunaan isti-lah-istilah ini. Kesadaran masyarakat secara massal, cepat, dan tepat sasaran untuk me-milah sampah sebelum diangkut ke IPS, tidak mencemari sungai dengan membuang hajat sembarangan, atau tidak membuang sampah ke sungai yang dapat mencegah banjir, akan menjadi sejumlah dampak nyata positif yang dapat dirasakan oleh masyarakat dari imple-mentasi kebijakan untuk perumusan ulang dan standardisasi istilah dalam bidang penye-hatan lingkungan permukiman.

*) Staf Sub Direktorat Kebijakan dan Strategi, Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. Kontak dengan penulis: [email protected]

Foto

: In

dah

Raft

iart

yFo

to :

IWic

ak H

ardh

ikap

utra

Foto Atas : Prasarana Pengelolaan Sampah TerpaduFoto Bawah : Drainase di sebuah desa di Lampung

INOVASI 1

26 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 27: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

M

GEMAPNPM 1

Gem

a PN

PM 1

Setelah sukses dengan charity, dana bergulir, pembangunan infrastruktur, dan bedah rumah, BKM Karamas Kabupaten Gianyar menggelar Bazaar Program Penanggulangan Kemiskinan

(Pronangkis) untuk menjaring mitra. Bazaar pertama dihadiri Bupati Gianyar, yang kedua oleh Wakil Gubernur Bali, dan yang ketiga kalinya mereka akan mengundang Direktur Jenderal

Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

BKM Karamas, Kabupaten Gianyar

Mengundang Dirjen Cipta Karya dalam ‘Bazaar Program’

Pasar Desa Keramas, Kecamatan Belahbatuh, Kabupaten Gianyar

Meskipun nilai-nilai dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan sama, namun tidak semua pelak-sananya mampu ‘mendaratkannya’ dalam kemasan aksi yang apik. Setidaknya Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Karamas, Kabupaten Gianyar mampu mendatangkan Wakil Gubernur Bali dalam ‘Bazaar’ Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis). Tahun ini, mereka bahkan bertekad mengun-dang Direktur Jenderal Cipta Karya Kemen-terian Pekerjaan Umum untuk menyaksikan keunggulan Bazaar Program ini.

Suatu pagi, Agung mendadak sibuk me-ngantar Tim Redaksi mengelilingi Pasar Kera-mas dengan luas sekiar 1000 meter persegi, yang dilihat dari luar menampakkan suasana yang tidak terlalu sibuk. Sejurus kemudian, ia dan seorang lainnya berhenti dan menunjuk-kan pada kami sebuah truk pengangkut sam-pah bercat merah. Dengan semangat, Agung menjelaskan bahwa truk itu adalah hasil swa-daya masyarakat dan BKM setempat untuk mengatasi limpahan sampah pasar. Dalam se-hari, truk itu bisa dua rit mengangkut sampah pasar ke pusat pengolahan sampah Temesi.

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 27

Page 28: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

BKM Karamas patut berbangga atas keberhasilan menjalankan program PNPM MP. Mereka pun mendapat pelajaran berharga dengan kemandirian masyarakatnya mengurangi kemiskinan.

Para pengurus BKM Karamas, Korkot, dan Lurah Desa Keramas di depan kantor Desa.

Sesampainya di kantor kelurahan, kami disambut Lurah Keramas, awak BKM, Korkot, dan beberapa fasilitator. Ketua BKM Karamas, I Nyoman Ngurah Rai dengan semangat dan detail menjelaskan keberhasilan PNPM MP di Karamas. Diawali pada 2007, BLM yang diteri-ma seperlimanya untuk dana bergulir, dan pengembaliannya hampir menyentuh 100%. Besaran pinjaman terganung jenis usaha ma-syarakat seperti dagang, pertanian, jasa, mau-pun kerajinan. Pada 2010, BKM Karamas mulia serius memverifikasi jumlah KK miskin. Data yang akurat menjadi dasar pelaksanaan program berikutnya, bedah rumah! Kriteria data sebe-lumnya mendapat kesepakatan masyarakat dan pemangku Desa Pakraman. Jika kriteria-nya tidak disepakati, program bedah rumah hanya akan jadi penyulut konflik sosial. Hasil pemetaan yang dilakukan 2007-2008 tercatat sebanyak 255 KK miskin, namun setelah dive-rifikasi pada 2010 menyusut menjadi 193 KK. Sampai sekarang, sedikitnya 25 unit rumah telah dibedah oleh masyarakat melalui BKM Karamas dibantu oleh Badan Koordinasi Ke-giatan Kesejahteraan Sosial (BK3S) Provinsi Bali. Selain bedah rumah, selama 2011 ini BKM juga melakukan rehabilitasi 60 rumah, pemberian beasiswa kepada 63 siswa TK, SD, SMP, dan SMA/SMK, santunan kesehatan ma-syarakat, penyediaan lapangan kerja, penerbi-tan Buletin BKM Kara Mas. Di fisik, BKM juga melakukan pengangkatan saluran air (sipon). Bukan untuk menyombongkan diri, namun BKM Keramas adalah yang terbaik di Provinsi Bali dalam melaksanakan PNPM Perkotaan sejak 2007.

Bazaar ProgramMendengar kata ‘bazaar’, sebagian orang akan membayangkan kegiatan berupa pasar tem-pat menjual berbagai produk kepada pengun-jung. Namun bagi BKM Karamas, makanan yang disajikan berupa program penanggu-langan kemiskinan. Program ini ditawarkan kepada masyarakat peduli, pengusaha, dan pemerintah. Terlalu mengada-ada? Tidak juga. Nyatanya mereka dua kali mendulang sukses dalam menyelenggarakan bazaar tersebut. Bazaar pertama dihadiri Bupati Gianyar, Tjok Oka AA. Sukawati, dan berhasil mengum-pulkan Rp 250 juta dari undangan, baik yang menghadiri langsung maupun teleconferen ce. Bupati mengingatkan, bazaar program adalah tekad tulus masyarakat untuk menanggulangi kemiskinan. Sedangkan bazaar yang kedua dihadiri Wagub Bali dan sukses menggalang

dana Rp 340 juta untuk bedah rumah, bea-siswa, kesehatan, dan lainnya. “Jangan sungkan untuk mengundang para tokoh Gianyar yang sudah berhasil, baik di Gianyar maupun di luar daerah untuk men-dherma punia,” jelasnya. Selain dari BK3S Provinsi Bali, pembeda-han rumah juga terwujud atas bantuan lang-sung masyarakat (BLM) PNPM MP, donasi dari peserta bazaar program, Bappeda, dan dinas sosial. Antusiasme peserta (undangan) bazaar program secara tidak langsung membang-kitkan kepercayaan diri BKM dan masyarakat Desa Keramas. Optimisme itu muncul dengan sendirinya setelah melihat keberhasilan ba-zaar program yang sudah dijalankan. “Pada Bazaar Program ketiga nanti, kami berniat mengundang Menteri Pekerjaan Umum atau Menteri Koordinator Kesejahte-raan Rakyat, atau minimal Dirjen Cipta Karya,” tukas Made Ngurah Rai.

Mengharap PLPBKBKM Karamas patut berbangga atas keberha-silan menjalankan program PNPM MP. Mereka

pun mendapat pelajaran berharga dengan kemandirian masyarakatnya mengurangi kemiskinan. Selanjutnya, mereka membidik pelajaran baru yang lebih kompleks, yaitu Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK). PLPBK adalah program pengembangan PNPM MP yang dikawal oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kemenetrian Pekerjaan Umum. Dalam PLPBK atau nama lainnya adalah Neighborhood Development (ND), BKM men-dapatkan BLM lebih besar Rp 1 miliar. Tentu syaratnya adalah BKM terbaik dengan kriteria antara lain memiliki BKM yang berdaya dan mandiri, konsentrasi KK miskin tinggi, kon-sentrasi wilayah kumuh yang luas, dan padat penduduk. Untuk syarat pertama, BKM Kara-mas tak ada yang menyangsikan. Namun un-tuk syarat yang menyebut jumlah KK miskin maish tinggi, BKM Karamas nampaknya harus ikhlas merelakan kesempatan mendapatkan PLPBK di tahun 2012 kepada daerah lain yang masih terbebani KK miskin. Menurut Perbekel Desa Keramas, Wayan Gde Bisma, harapan mendapatkan PLPBK

28 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 29: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Dengan PLPBK, geliat pemberdayaan masyarakat akan menjadi nafas baru mere ka dalam menyusun rencana program yang

lebih terpadu dan berkelanjutan.

I Nyoman Kendri sekarang bisa menikmati rumah yang lebih nyaman dari BKM Karamas, dibanding sebelumnya yang hampir roboh.

GEMAPNPM 1

bukan semata berorientasi mendapatkan dana yang lebih besar, karena dana besar bisa didapat dari bazaar program dan kemitraan lainnya. Pokok dari harapan itu menurutnya adalah pelajaran baru bernama penataan lingkungan berbasis komunitas. Perencaan pembangunan yang lebih luas, di mana keter-paduan program mesti diperhatikan, dilihat Wayan adalah pelajaran berharga. Dalam PLPBK juga tergantung harapan masyarakat Keramas dalam penataan objek vital mereka berupa pasar. Kondisi pasar yang sudah tak nyaman lagi untuk beraktifitas kare-na sempit, kumuh dan tak teratur, menyedot perhatian warga untuk dilakukan pembena-han. Penataan pasar dan lingkungan seki-tarnya ditaksir bisa menelan biaya lebih dari Rp 1 mi liar. Dengan suntikan dari PLPBK, di-harapkan geliat masyarakat mendherma pu-nia akan lebih terasa. Rancangan perbaikan pun sudah diangan-angan, seperti pemuga-ran dan perluasan pasar, perbaikan saluran,

penyedia an prasarna dan saran sampah, pen-ingkatan kualitas jalan, dan seterusnya. Itu semua menurutnya akan memiliki multi dampak pada peningkatan kegiatan ekono-mi. Meski disadari syarat untuk mendapatkan PLPBK cukup berat, namun tidak menyurut-kan semangat mereka. Secara diplomatis, Ket-ua BKM I Nyoman Ngurah Rai mengatakan, pemerintah seharusnya menyisihkan porsi kriteria penerima PLPBK kepada BKM yang kinerjanya bagus seperti mereka. Tidak selalu harus memiliki KK miskin tinggi.

Dengan PLPBK, geliat pemberdayaan masyarakat akan menjadi nafas baru mere-ka dalam menyusun rencana program yang lebih terpadu dan berkelanjutan. Tidak asal membangun. Seperti yang mereka contoh-kan, membeli truk pengangkut sampah se-cara swadaya untuk menjaga kebersihan pasar yang mereka cintai. “Ne Mare Jaen (ini baru enak, red). Belanja di pasar nyaman karena sampah sudah diang-kut secara teratur,” timpal salah seorang pem-beli di pasar Keramas. (bcr)

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 29

Page 30: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Gem

a PN

PM 2

Cuaca mendung mengiringi perjalanan kami dari Pusat Kota Pekalongan menuju salah satu Kelurahan lokasi PAMSIMAS yaitu Kelurahan Degayu yang berbatasan denga Pantai Utara

Jawa. Hari itu, redaksi ditemani dengan Staf Randal Pemprov Jateng dan beberapa Staf Pemkot Pekalongan hendak melihat lebih dekat pelaksanaan program Penyediaan Air Minum

dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di kelurahan tersebut.

PamsimasOase Masyarakat Degayu

MMenjelang sore, kami tiba di lokasi. Budiyono (47), Lurah Degayu, sudah menyambut kami dengan beberapa anggota BKM di depan sekretariat BKM Amanah, nama BKM tersebut. Kami pun dipersilahkan masuk ke ruang yang hanya cukup diisi oleh 10 orang itu. Meskipun kecil, ruang BKM Amanah itu tampak bersih dan rapi, meja berukuran se-dang dengan dua komputer dan satu printer berdiri berderet disamping kabinet-kabinet berisi berkas maupun file. Di dinding, terpam-pang daftar pengurus, peta lokasi dan juga foto-foto hasil pembangunan Pamsimas, serta beberapa poster penjelasan mengenai Pro-gram Pamsimas. Keadaan ruang sekretariat yang demikian teratur dan rapi cukup menan-dakan kerja keras dan juga kepedulian pengu-rus BKM terhadap program Pamsimas didae-rahnya. Nama BKM Amanah tampak cocok dengan kondisi pengurusnya. Esensi program pemberdayaan yaitu dengan melibatkan par-tisipasi masyarakat nampaknya betul-betul terlaksana di Kelurahan Degayu ini. Sambil menyantap hidangan ala kadarnya, Budiyono menjelaskan kepada kami bagaimana kondisi masyarakat desanya dan juga bagaimana program Pamsimas tersebut berjalan. Mengetahui salah tamu dari Peme-rintah Pusat, harapan agar desanya mendapat program PAMSIMAS kembali pun terlontar dari mulut Budiyono. Meskipun kita ketahui, kebijakan Ditjen Cipta Karya terkait program ini adalah setiap desa sasaran hanya boleh menerima sekali saja. “Saya harap desa kami dapat bantuan pamsimas lagi, soalnya masyarakat disini sa-ngat membutuhkan dan sudah ada 70 KK yang masuk daftar tunggu,” kata Budiyono penuh harap. Seperti kita ketahui, Kelurahan Degayu merupakan salah satu kelurahan di Kota Pe-kalongan yang berdekatan langsung dengan Laut Jawa. Dengan lokasi dekat dengan laut, ancaman abrasi dan intrusi air laut meru-pakan ancaman serius bagi masyarakat De-gayu. Tak pelak, intrusi air laut tersebut juga mempenga ruhi kualitas air tanah di tempat tersebut yang semakin payau. Sebelum mendapat program Pamsimas, setiap hari masyarakat Degayu mengandal-kan air minum dari sumur dangkal dengan air yang sedikit payau. Untuk mendapatkan air minum dengan kualitas bagus membutuhkan biaya mahal karena harus mengebor sedalam 100 sampai 150 meter, belum lagi untuk biaya pompa dan listrik. Jangkauan sambungan PDAM memang

Lokasi pompa dan tempat penampung yang terletak di pinggir sawah. Untuk mendapatkan air bersih warga harus mengebor sedalam 150-200 m.

Foto

-foto

: D

anan

g Pi

deks

o

30 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 31: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

GEMAPNPM 2

telah masuk ke desa ini, namun hanya pen-duduk menengah keatas atau sekitar 20% yang menggunakannya, mengingat biaya pemasangan yang mahal dan juga iuran sekitar 50 ribu/bulan yang relatih mahal bagi masyarakat setempat. Dengan rata-rata pen-duduk bermata pencaharian sebagai nelayan, petani dan juga pedagang asongan mema-sang PDAM bukan masuk dalam prioritas mereka. Tahun 2009, program air minum yang bernama PAMSIMAS mulai masuk. Program pemberdayaan yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah ini seakan jawaban atas keterbatasan mayarakat Degayu dalam mengakses air minim, program ini pun dires-pon baik oleh masyarakat. Mengingat konsep program pemberdaya-an yang ditawarkan, maka masyarakat sen diri yang mengusulkan dan juga merawatnya. Selaku lurah Degayu, Budiyono pun segera membentuk sekretariat dan mengadakan musyawarah dengan warga untuk menen-tukan warga mana yang mendapat prioritas terlebih dahulu dalam program layanan air minum ini. Seperti kita ketahui, dengan ang-garan sekitar Rp 275 juta untuk setiap kelura-han, memang tidak cukup untuk mengcover

semua warga Degayu yang berjumlah 1150 KK atau sekitar 6800 warga. Setelah berembug dengan warga dan membuat suatu Badan Keswadayaan Ma-syarakat (BKM), ditetapkan sebanyak 134 KK yang mendapat sambungan rumah. Dengan kucuran dana sekitar Rp 275 Juta, mayarakat Degayu mendapatkan modal untuk membuat sumur bor, pompa air dan juga bak penam-pung. Bak penampung itu kemudian dialirkan ke 134 KK dan membuat 4 kran umum yang ditempatkan di titik-titik strategis sebagai prasarana air minum warga. Memang dari total warga di Degayu yang berjumlah sekitar 6800 warga, masuknya program tersebut belum menjangkau semua warga. Meskipun demikian, sebagian warga kini bisa menikmati air minum yang layak. Untuk biaya perawatan dan juga operasional, setiap warga cuma dikenai biaya relatif murah yakni Rp 10.000 hingga Rp 15.000 tiap bulan. Sementara bagi warga yang tidak terlayani bisa mengambil air dari kran-kran umum yang telah disediakan. Sejak masuknya program Pamsimas terse-but, masyarakat Degayu kini tidak kesulitan lagi mendapat air minum. Tarno (45) salah satu warga mengaku sangat senang dengan

adanya program tersebut, maklum kebutu-han sehari-hari seperti untuk memasak, men-cuci sudah bukan lagi menjadi masalah. “Dengan iuran rata-rata sebesar 10-15 ribu sebulan memang cukup ringan dan memban-tu. Saya tidak usah repot-repot menimba atau pergi beli air, tinggal buka kran saja,” katanya.Pernyataan Tarno itu hanya salah satu per-wakilan ungkapan rasa senang Warga Degayu atas keberadaan program Pamsimas. Keber-hasilan program Pamsimas dan banyak nya warga yang masuk daftar tunggu ini pula yang dirasakan oleh Budiyono selaku Lurah Degayu yang sangat berhasrat untuk mendapatkan program ini kembali untuk desanya. Hal itu ia ungkapan terus-menerus ketika berbicara dengan kami waktu meninjau lokasi di De-gayu. Melihat sangat dibutuhkannya program ini, memang tidak ada salahnya pemerintah dalam hal ini Ditjen Cipta Karya memberikan prioritas lain bagi desa-desa sasaran yang berhasil menjalankan program dengan baik untuk menambah cakupan layanannya. Bagi masyarakat yang hidup didaerah pesisir pan-tai dengan bahaya rob dan intrupsi air laut yang semakin dalam, adanya air minum la-yaknya oase ditengah-tengah padang pasir. (dvt)

Lurah Degayu didampingi dengan anggota BKM dan juga Dinas Cipta Karya Pekalongan sedang meninjau lokasi Pamsimas warga.

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 31

Page 32: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Rese

nsi RESENSI

ROADMAPPercepatan Pencapaian

Target MDGs 2015Bidang Cipta Karya

Akses air minum, sanitasi danPenanganan Kawasan Kumuh

(MDGs) tahun 2015 merupakan cita-cita mulia dari hampir semua negara di dunia yang dituangkan ke dalam Deklarasi Milenium (Millennium Declaration). Cita-cita ini didasari kenyataan bahwa pembangunan yang hakiki adalah pembangunan manusia. Ini merupakan paradigma yang harus menjadi landasan pelaksanaan pembangunan negara-negara di dunia yang telah menyepakati Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut. Buku Roadmap Percepatan Target MDGs tahun 2015 ini secara rinci mengulas percepatan sasaran pembangunan, sesuai dengan indikator MDGs sejak tahun 1990 sampai tahun 2010 atau yang terdekat. Berdasarkan capaian tersebut, buku ini menguraikan secara sekilas tantangan yang dihadapi serta upaya-upaya yang diperlukan untuk mencapai berbagai sasaran MDGs. Dengan demikian, buku ini dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun kegiatan yang diperlukan agar sasaran MDGs pada tahun 2015 dapat tercapai. Buku ini secara khusus memaparkan pula percepatan

pembangunan yang berkaitan dengan MDGs untuk setiap provinsi. Terkait dengan hal tersebut, saya menyampaikan penghargaan kepada daerah-daerah yang telah mampu menunjukkan kinerja positif di berbagai bidang yang berkaitan dengan percepatan sasaran MDGS, dengan harapan agar hasil baik tersebut mampu dipertahankan pada tahun-tahun berikutnya. Dalam bidang-bidang yang masih memerlukan perbaikan dan peningkatan, saya mengajak semua pihak untuk bahu-membahu bekerja dan berusaha keras demi mencapai sasaran MDGs. Buku setebal 125 halaman ini dilengkapi dengan data-data yang harus dicapai dalam MDGs 2015 dalam sektor air minum, kawasan kumuh maupun sanitasi. Buku ini wajib dimiliki oleh para satker Cipta Karya di daerah sebagai panduan dan juga gambaran umum pencapaian target MDGs 2015. (dvt)B

Buku Roadmap Percepatan Pencapaian Target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015 Bidang Cipta Karya, Akses Air Minum, Sanitasi dan Penanganan Kawasan Kumuh merupakan buku pertama yang bersifat nasional. Buku ini bukanlah sekedar untuk memenuhi kewajiban, melainkan lebih dari itu; selain berusaha memberikan informasi mengenai kemajuan yang telah dicapai negara Indonesia khususnya yang berkaitan langsung dengan Direktorat Jenderal Cipta Karya juga untuk menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan cita-cita Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2000. Tujuan Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals

32 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 33: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Lens

a CK

Peringatan Hari Bhakti Pekerjaan Umum ke – 663 Desember 2011

”Dengan Semangat Sapta Taruna Kita Laksanakan Reformasi

Birokrasi untuk Meningkatkan Pelayanan Infrastruktur Pekerjaan

Umum dan Permukiman”

LENSACK

Foto

-foto

: do

k. P

usko

mpu

Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011 33

Page 34: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sudah menikmati air, maka kami ganti Rp 2 juta per SR untuk biaya investasinya,” ujar Danny.

Lebih lanjut Danny mengungkapkan bahwa program ini adalah suatu bentuk kepedulian pemerintah. Disadari bahwa terkadang MBR mendapatkan air terbatas dari kran umum dan sumber lainnya. Oleh sebab itu, pemerintah ingin menyelaraskan bagi masyarakat yang mampu dan MBR untuk mendapat SR. (dvt)

Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) kembali menjaring 70 PDAM yang berminat dan berkomitmen untuk mendapat bantuan fasilitasi pendampingan baik dari BPPSPAM maupun Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum untuk tahun 2012. Penjaringan ini dilakukan dengan mengundang para direktur PDAM dan Bappeda di 70 kota/kabupaten yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (8/12). Fasilitasi pendampingan yang dilakukan nantinya berupa identifikasi masalah dan evaluasi PDAM oleh BPPSPAM dengan output berupa Rekomendasi Tindak Turun Tangan (RT3). RT3 ini nantinya akan ditindaklanjuti oleh Ditjen Cipta Karya untuk mendapatkan fasilitasi pendampingan berupa Buisiness Plan, Tarif FCR, Bantuan Manajemen maupun Bantuan Program untuk menyehatkan PDAM. Sekretaris BPPSPAM Tamin M. Zakaria dalam arahannya mengatakan, pendampingan ini dimaksudkan agar PDAM yang masuk kategori sakit maupun kurang sehat dapat segera menjadi sehat. Dengan PDAM menjadi sehat maka terbuka peluang-peluang mengembangkan PDAM dengan fasilitasi perbankan maupun Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). (dvt)

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya (CK) telah merealisasikan program hibah air minum selama satu setengah tahun. Kini sudah sekitar 77.000 sambungan rumah (SR) terpasang di 35 Kabupaten. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pengembangan Air Minum Ditjen CK, Danny Sutjiono dalam acara dialog e-view di MNC Bussiness TV (24/11).

Program water hibah atau hibah air minum yang dikhususkan untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah dilaksanakan dengan investasi SR oleh pemerintah kota/kabupaten.

“Jika penggerjaannya sudah selesai dan

Desa Margokaton Kabupaten Sleman yang mendapatkan program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) didaulat sebagai tempat belajar bagi desa lainnya. Misalnya untuk desa ramah anak dan channeling program PLPBK yang dibantu oleh tim dari pusat kepada pihak-pihal lain. Masyarakat desa ini mampu mewujudkan mimpi menjadi nyata dengan program PLPBK. Demikian disampaikan Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) Kementerian Pekerjaan Umum, Guratno Hartono, pada acara Sambung Rasa bersama warga Margokaton Kecamatan Seyegan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Sambung rasa yang digelar pada akhir pekan lalu itu merupakan salah satu dari rangkaian acara Festival PLPBK. Sambung Rasa tersebut mengambil tema “Dari Desa Membangun Negeri”. Selain dihadiri Direktur PBL, acara itu juga dihadiri oleh Kabid Fisik dan Prasaran BAPPEDA Provinsi DIY, Wakil Bupati Sleman, dan wakil DPRD. (dvt)

Program Hibah Air Sudah Pasang 77.000

Pipa Sambungan

BPPSPAM Jaring 70 PDAM Untuk Dapatkan Fasilitasi Pendampingan

Sambung Rasa PLPBK Bersama Warga Margokaton

Sleman

SEPUTARKITA

Sepu

tar K

ita

34 Buletin Cipta Karya - 12/Tahun IX/Desember 2011

Page 35: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Pelantikan Pejabat Eselon IVdi Lingkungan Direktorat

Jenderal Cipta KaryaJakarta, 22 Desember 2011

PEJABAT LAMA

1. Siti Aliyah Junaedi, ST, MMSi2. Ir. M. Sundoro, M.Eng

3. Ir. J. Wahyu K., MUM4. Ir Agus Achyar, M.Sc5. Ir. Somba Tambing, Dipl. SE6. Ir. Sri Satya Ratna Dewi, MM7. Ir. Prasetyo, M.Eng8. Ir. Prasetyo, M.Eng9. Meytriwilda Ayuantari, ST

PEJABAT BARU

1. Drs. Haryanto2. Ir. Prasetyo, M.Eng

3. VJ. Bambang Susanto, ST4. Ir. Hosen Utama, M.Si5. Ir. Tanozisochi Lase, M.Sc6. Lucky Retno Andayani, ST7. Lilis Susilo Rahayu, ST8. Meytriwilda Ayuantari, ST9. Ade Syaiful Rachman ST, MT

POSISI

1. Kasubag Pengembangan Pegawai, Setditjen2. Kasi Program Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Subdit Program dan Anggaran, Dit. Bina Program3. Kasi Pengaturan, Dit. PBL4. Kasi Investasi Wilayah I, Dit. PAM5. Kasi Wilayah IB, Dit. PAM6. Kasi Pembinaan Kelembagaan, Dit. PAM7. Kasubag Tata Usaha, Dit. PPLP8. Kasi Perencanaan, DIt. PPLP9. Kasi Pemantauan dan Evaluasi, Dit. PPLP

Foto

-foto

: Bu

chor

i

Page 36: PKPD-PU 2011 Unjuk Keberhasilan Pemda bidang Pekerjaan …ciptakarya.pu.go.id/dok/bulletin/bulletinCK_des11.pdf · Kecamatan Ubud dengan museum seni. Di sini, mayoritas masyarakatnya

Segenap Pimpinan dan Staf Direktorat Jenderal Cipta KaryaMengucapkan

selamathari raya natal 2011

&tahun baru 2012