pkn kd 3.3 no. 6 12

14
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN PANCASILA NAMA : ANDI WIDYA KELAS : AKSEL 1

Upload: andi-widya

Post on 16-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKN kd 3.3 no. 6 12

PENDIDIKAN KEWARGANEGARA

AN DAN

PANCASILA

NAMA : ANDI WIDYAKELAS : AKSEL 1

Page 2: PKN kd 3.3 no. 6 12

TUJUAN PEMBELAJARAN6. Menjelaskan system pemerintahan demokrasi berdasarkan Pancasila7. Menjelaskan system presidensial8. Menjelaskan pokok-pokok system pemerintahan Republik Indonesia menurut UUD 19459. Menjelaskan kedaulatan Negara Republik Indonesia10. Menjelaskan sifat hakikat dan kedaulatan Negara11. Menjelaskan demokrasi sebagai bentuk kedaulatan rakyat 12. Menjelaskan pemilu sebagai perwujudan Demokrasi Pancasila

Page 3: PKN kd 3.3 no. 6 12

6. Menjelaskan system pemerintahan demokrasi berdasarkan

Pancasila Sistem Pemerintahan Demokrasi merupakan pemerintahan yang dekat dengan fitrah hati nurani rakyat, kerena manusia diciptakan dan dilahirkan dalam keadaan bebas. Dalam pemerintahan demokrasi pelaksanaan pemerintahan oleh rakyat disertai dengan tanggung jawab.

Pemerintah Indonesia yang berdasarkan Pancasila,penerapan system pemerintahannya didasarkan pada ajaran demokarasi. Hal ini dapat dilihat pada alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pada kalimat “…negara Republic Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”. Selanjutnya pada sila keempat dari Pancasila yang juga terdapat dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” Kemudian,hal tersebut dijabarkan dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan “Kedaulatan berada ditangan rakyat…”

System pemerintahan pada dasarnya membicarakan bagaimana

pembagian kekuasaan dilakukan serta hubungan antara lembaga

lembaga Negara yang menjalankan kekuasaan Negara itu dalam

rangka menyelenggarakan kepentingan rakyat.

Page 4: PKN kd 3.3 no. 6 12

7. Menjelaskan system presidensial Sistem presidensial (presidensiil), atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan sistem pemerintahan negara republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif.Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensial terdiri dari 3 unsur yaitu: Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan

mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan yang terkait. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan

yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif

dan badan legislatif. Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan

Page 5: PKN kd 3.3 no. 6 12

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial: Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak

tergantung pada parlemen. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka

waktu tertentu. Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun, Presiden Filipina adalah enam tahun dan Presiden Indonesia adalah lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu masa jabatannya.

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.

Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial: Kekuasaan eksekutif di luar pengawasan langsung legislatif

sehingga dapat menciptakan kekuasaan mutlak. Sistem pertanggungjawaban kurang jelas. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil

tawar-menawar antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas

Pembuatan keputusan memakan waktu yang lama.

Page 6: PKN kd 3.3 no. 6 12

8. Menjelaskan pokok-pokok system pemerintahan Republik Indonesia menurut UUD 1945 Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas

hukum (rechtsstaat). Sistem Konstitusional. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara

yang tertinggi dibawah Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.

Page 7: PKN kd 3.3 no. 6 12

Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang didapatkanya.

Page 8: PKN kd 3.3 no. 6 12

9. Menjelaskan kedaulatan Negara Republik Indonesia

Bangsa Indonesia diketahui menganut kedaulatan rakyat. Dasar dari penjelasan tersebut, dapat dilihat di dalam Pancasila sila ke-4. Isinya adalah ”Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”. Bukti lain bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat dapat kita temukan di dalam isi Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke-4, yang perumusannya sebagai berikut: ” 

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Page 9: PKN kd 3.3 no. 6 12

Pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 tersebut, menunjukkan bahwa negara Indonesia adalah penganut jenis kedaulatan rakyat. Bagaimana di dalam pasal-pasal UUD 1945? Dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2, ditegaskan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-undang Dasar. Berdasarkan uraian tentang kedaulatan rakyat tersebut, jelaslah bahwa negara kita termasuk penganut teori kedaulatan rakyat. Rakyat memiliki kekuasaan yang tertinggi dalam negara, tetapi pelaksanaanya diatur oleh undang-undang dasar. Selain dari penganut jenis kedaulatan rakyat, ternyata UUD Negara RI Tahun 1945, juga menganut jenis kedaulatan hukum. Hal tersebut dapat ditemukan di dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945, isinya adalah negara Indonesia adalah negara hukum. Artinya negara kita bukan negara kekuasaan

Bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur menurut hukum yang berlaku. Misalnya peraturan berlalu lintas di jalan raya diatur oleh peraturan lalu lintas. Menebang pohoh dihutan diatur oleh peraturan, supaya tidak terjadi penggundulan hutan yang berakibat banjir, dan contoh lainnya. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 juga merupakan dasar bahwa negara kita menganut kedaulatan hukum isi lengkapnya adalah segala warga negara bersamaan kedudukkanya dalam hukum dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya. Maknanya bahwa setiap warga negara yang ada di wilayah negara kita kedudukan sama di dalam hukum, jika melanggar hukum siapapun akan mendapat sanksi.

Page 10: PKN kd 3.3 no. 6 12

10. Menjelaskan sifat hakikat dan kedaulatan Negara Sifat hakekat Negara berkaitan erat dengan dasar-dasar terbentuknya Negara,

norma dasar yang menjadi tujuannya, falsafah hidup yang ingin diwujudkannya, dan juga dengan perjalanan sejarah dan tata nilai sosial budaya yang telah berkembang di dalam Negara.

Kedaulatan NegaraSouvereignity berasal dari kata latin superanus berarti ‘yang teratas”.Negara

dikatakan yang berdaulat atau souvereign karena kedaulatan merupakan suatu ciri atau sifat hakiki suatu negara.Negara berdaulat, dimaksud adalah negara itu mempunyai kekuasaan tertinggi.

Pengertian kedaulatan sebagai kekuasaan tertinggi mengandung 2 pembatasan penting, yaitu:

1. Kekuasaan itu terbatas pada batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu;2. Kekuasaan itu berakhir dimana kekuasaan suatu negara lain muncul; Jika diartikan secara wajar, faham kedaulatan ini dengan 2 pengertian yang sejajar

dengannya, yaitu kemerdekaan dan persamaan derajat, merupakan suatu pengertian yang mempunyai fungsi yang penting sekali dalam mewujudkan suatu masyarakat internasional yang diatur oleh hukum internasional sebagai suatu kenyataan.Tunduknya suatu negara yang berdaulat atau tunduknya paham kedaulatan kepada kebutuhan pergaulan masyarakat internasional, merupakan syarat mutlak bagi terciptanya masyarakat internasional yang teratur.

Page 11: PKN kd 3.3 no. 6 12

11. Menjelaskan demokrasi sebagai bentuk kedaulatan rakyat

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Page 12: PKN kd 3.3 no. 6 12

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih). Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola, bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur 18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau bekas narapidana).

Page 13: PKN kd 3.3 no. 6 12

12. Menjelaskan pemilu sebagai perwujudan Demokrasi Pancasila Pemilu sebagai sarana Demokrasi Pancasila

dimaksukan untuk membentuk sistem kekuasaan berdasarkan kedaulatan rakyat. Pemilu adalah suatu cara untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat serta merupakan salah satu bentuk pelayanan hak-hak asasi warga negara bidang politik.

Pelaksanaan pemilu di Indonesia didasarkan pada pembukaan UUD NRI Tahun 1945 alinea keempat, antara lain menyatakan bahwa,“…disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat…”. Perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (2) mengatakan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”. Perubahan tersebut bermakna bahwa kedaulatan rakyat tidak lagi dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR, tetapi dilaksanakan menurut UUD.

Page 14: PKN kd 3.3 no. 6 12

TERIMA KASIH