pkn kd 3.2

20
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN NAMA : ANDI WIDYA KELAS :AKSEL 1

Upload: andi-widya

Post on 15-Aug-2015

254 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: PKN Kd 3.2

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

NAMA : ANDI WIDYAKELAS :AKSEL 1

Page 2: PKN Kd 3.2

Tujuan Pembelajaran1.Menjelaskan Makna Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia2.Menjelaskan Proses Pembentukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19453.Menganalisis Keterkaitan Proklamasi dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19454.Menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19455.Menjelaskan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19456.Menguraikan Makna yang Terkandung dalam Tiap Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19457.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila8.Mendeskripsikan Perwujudan Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum9.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila serta Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum10.Menjelaskan Politik Luar Negeri Bebas Aktif11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia12.Mendeskripsikan Upaya Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia

Page 3: PKN Kd 3.2

1. Makna Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.

Dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.

Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Proklamasi merupakan alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.

Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.

Page 4: PKN Kd 3.2

2.Menjelaskan Proses Pembentukan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 • Berdasarkan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang

Dasar 1945 (“UUD 1945”), kekuasaan untuk membentuk undang-undang (“UU”) ada pada Dewan Perwakilan Rakyat (“DPR”). Selanjutnya, di dalam Pasal 20 ayat (2) UUD 1945 diatur bahwa setiap rancangan undang-undang (“RUU”) dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapatkan persetujuan bersama.

• Proses pembentukan UU diatur dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (“UU 12/2011”) . Selain itu, proses pembentukan UU juga diatur dalam UU No. 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (“UU 27/2009”). Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) UU 12/2011, materi muatan yang harus diatur melalui undang-undang adalah:

• a.    pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

• b.    perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang;

• c.    pengesahan perjanjian internasional tertentu;

• d.    tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi; dan/atau

• e.    pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Page 5: PKN Kd 3.2

•  Dalam UU 12/2011, proses pembuatan undang-undang diatur dalam Pasal 16 s.d. Pasal 23, Pasal 43 s.d. Pasal 51, dan Pasal 65 s.d. Pasal 74. Sedangkan, dalam UU 27/2009, pembentukan UU diatur dalam Pasal 142 s.d. 163. Untuk proses selengkapnya, Saudara juga dapat melihat pada Tata Tertib DPR mengenai Tata Cara Pembentukan Undang-undang. Berdasarkan ketentuan UU 12/2011, UU 27/2009 dan Tata Tertib DPR tersebut, kami sarikan proses pembentukan undang-undang sebagai berikut:

• 1.    RUU dapat berasal dari DPR atau Presiden.

• 2.    RUU dari DPR diajukan oleh anggota DPR, komisi, gabungan komisi, atau alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi atau Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

• 3.    RUU yang diajukan oleh Presiden disiapkan oleh menteri atau pimpinan lembaga pemerintah non-kementerian sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawabnya

• 4.    RUU tersebut kemudian disusun dalam Program Legislasi Nasional (prolegnas) oleh Badan Legislasi DPR untuk jangka waktu 5 tahun serta dibuat pula dalam jangka waktu tahunan yang berisi RUU yang telah diurutkan prioritas pembahasannya.

• 5.    Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan Naskah Akademik kecuali untuk RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), RUU penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau pencabutan Perpu.

• 6.    Pimpinan DPR memberitahukan adanya RUU dan membagikan RUU kepada seluruh anggota DPR dalam rapat paripurna

Page 6: PKN Kd 3.2

• 7.    DPR dalam rapat paripurna berikutnya memutuskan RUU tersebut berupa persetujuan, persetujuan dengan perubahan, atau penolakan

• 8.    Selanjutnya RUU ditindaklanjuti dengan dua tingkat pembicaraan.

• 9.    Pembicaraan tingkat I dilakukan dalam rapat komisi, rapat gabungan komisi, rapat Badan Legislasi, rapat Badan Anggaran, atau rapat panitia khusus

• 10.Kegiatan dalam pembicaraan tingkat I dilakukan dengan pengantar musyawarah, pembahasan daftar inventarisasi masalah, dan penyampaian pendapat mini fraksi

• 11.Pembicaraan tingkat II dilakukan dalam rapat paripurna. Dalam rapat paripurna berisi:

a.    penyampaian laporan yang berisi proses, pendapat mini fraksi, pendapat mini DPD, dan hasil Pembicaraan Tingkat I;b.    pernyataan persetujuan atau penolakan dari tiap-tiap fraksi dan anggota secara lisan yang diminta oleh pimpinan rapat paripurna; danc.    pendapat akhir Presiden yang disampaikan oleh menteri yang mewakilinya.• 12.Bila tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah

mufakat, keputusan diambil dengan suara terbanyak• 13.RUU yang membahas tentang otonomi daerah; hubungan

pusat dan daerah; pembentukan, pemekaran, dan penggabungan wilayah; pengelolaan sumber daya alam atau sumber daya lainnya; dan perimbangan keuangan pusat dan daerah, dilakukan dengan melibatkan DPD tetapi hanya pada pembicaraan tingkat I saja.

• 14.Dalam penyiapan dan pembahasan RUU, termasuk pembahasan RUU tentang APBN, masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis kepada DPR melalui pimpinan DPR dan/atau alat kelengkapan DPR lainnya.

• 15.RUU yang telah mendapat persetujuan bersama DPR dengan Presiden diserahkan kepada Presiden untuk dibubuhkan tanda tangan, ditambahkan kalimat pengesahan, serta diundangkan dalam lembaran Negara Republik Indonesia

Page 7: PKN Kd 3.2

3.Menganalisis Keterkaitan Proklamasi dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Hubungan Proclamation of independence dengan Declaration of independence digambarkannya bahwa Proklamasi kita memberikan tahu kepada kita sendiri dan kepada seluruh dunia, bahwa rakyat Indonesia telah menjadi satu bangsa yang merdeka. Sedangkan Undang-Undang Dasar 1945 serta Pembukaannya, mengikat bangsa Indonesia kepada beberapa prinsip sendiri, dan memberi tahu kepada seluruh dunia apa prinsip-prinsip kita itu. Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945, memberikan pedoman-pedoman tertentu untuk mengisi kemerdekaan nasional kita, untuk melaksanakan kenegaraan kita, untuk mengetahui tujuan dalam memperkembangkan kebangsaan kita, untuk setia kepada suara batin yang hidup dalam kalbu rakyat kita.

Page 8: PKN Kd 3.2

4.Menjelaskan Isi Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pembukaan UUD 1945"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.""Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.""Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.""Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : • Ketuhanan Yang Maha Esa, • kemanusiaan yang adil dan beradab, • persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

• serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Page 9: PKN Kd 3.2

5.Menjelaskan Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945• Pokok Pikiran Pertama : Negara melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadengan berdasar asas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.•  Pokok pikiran Kedua ; Negara hendak mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin dicapai dalam Pembukaan, dan merupakan suatu kuasa finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan jalan serta aturan-aturan mana yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada tujuan itu yang didasari dengan bekal persatuan.     • Pokok Pikiran Ketiga ; Negara yang berkedaulatan

rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan.

Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan•  Pokok Pikiran Keempat : Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Hal ini menegaskan pokok pikiran Ketuhanan Yang  Maha Esa, yang mengandung pengertian taqwa  terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan pokok pikiran kemanusiaan yang adil dan beradab yang mengandung pengertian menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat itu merupakan Dasar Moral Negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari Sila Kedua Pancasila.

Page 10: PKN Kd 3.2

6.Menguraikan Makna yang Terkandung dalam Tiap Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945• Alinea 1 : “Bahwa sesungguhnya

kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan”.

Hak akan kemerdekaan yang dimaksud di atas adalah hak dari segala bangsa untuk memperoleh kemerdekaan, karena ada dan berlakunya hak kemerdekaan adalah sejalan dengan tuntunan prikemanusiaan dan perikeadilan• Alinea 2 : “ Dan pejuangan pergerakan

kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”.

Atas dasar pemikiran yang merupakan dorongan kuat terhadap perjuangan pergerakan kemerdekaan adalah hak yang bersifat universal untuk segala bangsa dan merupakan hak kodrat manusia.

Page 11: PKN Kd 3.2

• Alinea 3 : “ Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya bekehidupan kebangsan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaaannya”.

Pengertian yang terkandung dalam alinea ini mengingatkan kembali kepada Proklamasi 17 Agustus 1945 sehari sebelum Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 ini ditetapkan,yang bunyinya sebagai berikut:“Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan denan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.Inti yang terkandung dalam Pembukaan alinea ketiga dan Proklamasi Kemerdekaan, keduanya mengandung isi yang sama walaupun rangkaian konteks kalimatnya berbeda.

Page 12: PKN Kd 3.2

• Alinea 4 : “ Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia dan seluruh tumpa darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Setelah dalam alinea pertama, kedua, dan ketiga dijelaskan tentang alasan dasar serta hubungan langsung dengan kemerdekaan maka dalam alinea keempat ini sebagai kelanjutan berdirinya Negara Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dirinci lebih lanjut tentang prinsip-prinsip serta pokok-pokok kaidah penbentukan pemerintah Negara Indonesia.

Page 13: PKN Kd 3.2

7.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila• Memberikan kepastian dan perlindungan hukum

terhadap semua warga Negara tanpa diskriminatif• Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang

berdampak pada kesejehtaraan masyarakat• Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan

merata di seluruh tanah air• Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh

jenjang pendidikan bagi seluruh warga Negara• Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi

yang memadai dan menunjang tingkat perekonomian rakyat

• Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja dalam rangka penghidupan yang layak bagi seluruh warga Negara

• Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif dalam menjaga dan memelihara perdamaian dunia

Page 14: PKN Kd 3.2

8. Mendeskripsikan Perwujudan Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum

Penegasan kedaulatan rakyat dalam konteks negara hukum Indonesia termaktub dalam pasal 1 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi sebagai berikut : “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”, Ayat (2) dan “Negara Indonesia adalah negara hukum” , Ayat (3).Dengan demikian, kedaulatan berada di tangan rakyat dan segala sikap tindakan yangdilakukan ataupun diputuskan oleh alat negara dan masyarakat haruslah didasarkan pada aturan hukum.

Dalam konteks negara hukum, kedaulatan rakyat Indonesia didelegasikan melalui peran lembaga perwakilan yang ada dalam hal ini adalah alat kelembagaan negara dengan menggunakan sistem perimbangan kekuasaan “check and balances” antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Page 15: PKN Kd 3.2

9.Menjelaskan Upaya Mewujudkan Cita-Cita dan Tujuan Nasional berdasarkan Pancasila serta Kedaulatan Rakyat dalam Konteks Negara Hukum

Proklamasi dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia memiliki hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Proklamasi kemerdekaan dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan suatu kesatuan yang utuh karena apa yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan suatu amanat yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.Proklamasi Kemerdekaan merupakan pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia telah merdeka, dan adanya tindakan-tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan tersebut yang dirinci dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini dapat dilihat pada: Bagian pertama rumusan Proklamasi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” mendapat penegasan dalam alinea pertama sampai dengan alinea ketiga Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 16: PKN Kd 3.2

Bagian kedua rumusan Proklamasi “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya” merupakan amanat atas tindakan yang segera harus dilaksanakan yaitu pembentukan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan termuat dalam alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Dengan demikian Proklamasi kemerdekaan merupakan jembatan emas dalam membangun bangsa untuk mencapai cita-cita nasional, yaitu menuju masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Pembukaan merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang tidak dapat diubah oleh siapa pun termasuk MPR hasil pemilihan umum. Jika mengubah isi Pembukaan berarti sama dengan membubarkan Negara Republik Indonesia. Dengan demikian, Proklamasi bukan merupakan tujuan tetapi sebagai prasayarat untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional sehingga merupakan sumber hukum formal

Page 17: PKN Kd 3.2

10.Menjelaskan Politik Luar Negeri Bebas AktifAda beberapa pengertian Politik luar negeri yang bebas dan aktif telah disampaikan oleh para pakar, diantaranya adalah • a.       Menurut A. W. Wijaya merumuskan : bebas berati

tidak terikat oleh satu ideology atau oleh satu politik negara asing atau blok negaraa tertentu, atau negara adikuasa (super power). Aktif artinya dengan sumbangan realistis giat mengembangkan kebebasan persahabatan dan kerja sama internasional dengan menghormati kedaulatan negara lain.

• b.      Menurut Mochtar kusumaatmaja merumuskan bebas aktif sebagai berikut : bebas berarti Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa sebagaimana dicerminkan dalam Pancasila. Aktif berarti di dalam menjalankan kebijaksanaan luar negerinya, Indonesia tidak bersifat pasif-reaktif atas kejadian-kejadian intenasionalnya melainkan bersifat aktif.

• c.       Menurut UU No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri, politik luar negeri adalah kebijaksanaan , sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan internasional, dan subjek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional.

• Dlam UU No. 37 Tahun 1999, politik luar negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabdikan untuk kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia tersebut selanjutnya dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM)

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bebas berarti tidak memihak salah satu blok baik blok barat maupun blok timur atau bersifat netral. Sedangkan aktif berarti ikut secara aktif mewujudkan perdamaian dunia. 

Page 18: PKN Kd 3.2

11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia• 11.Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian

Dunia• Penyelanggaraan konfrensi Asia-Afrika Tahun

1955,yang melahirkan semangat dan solidaritas negara-negara Asia-Afrika yang kemudian melahirkan Dekrasi Bandung

• Keaktifan Indonesia sebagai salah satu negara pendiri Gerakan non Blok Tahun 1961 yang berusaha membantu dunia internasional untuk meredakan ketegangan perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur

• Indonesia aktif dalam merintis dan mengembangkan organisasi di Kawasan Asia Tenggara(ASEAN)

• Ikut aktif membantu penyelesaian konflik di Kamboja, perang saudara di Bosnia,pertikaian dan konflik antara pemerintah Filiphina dan Bangsa Moro.

Page 19: PKN Kd 3.2

12.Mendeskripsikan Upaya Membangun Partisipasi Aktif dalam Perdamaian Dunia • Menjalankan politik damai dan

bersahabat dengan segala bangsa atas dasar saling menghargai dengan tidak mencampuri urusan negara lain.

• Menegaskan arah politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif serta berorientasi pada kepentingan Nasional,menitikberatkan pada solidaritas antarnegara berkembang, mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa, menolak penjajahan,dan meningkatkan kemandirian bangsa,serta memiliki kerjasama Internasional bagi kesejehtaraan rakyat.

• Bangsa Indonesia memperkuat sendi-sendi hukum Internasional untuk menjamin perdamaian yang kekal dan abadi.

Page 20: PKN Kd 3.2

• Meningkatkan kerja sama dalam segala bidang dengan Negara tetangga yang berbatasan langsung dan kerjasama kawasan ASEAN untuk memelihara stabilitas, melaksanakan pembangunan, dan meningkatkan kesejehtaraan rakyat.

• Meningkatkan kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas,terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA,APEC,dan WTO.

• Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur luar negeri agar mampu melakukan diplomasi proaktif dalam segala bidang untuk membangun citra positif Indonesia di dunia Internasional, memberikan perlindungan dan pembelaan terhadap warga negara,serta kepentingan Indonesia,dan memanfaatkan setiap peluang positif bagi kepentingan nasional.

• Meningkatkan kualitas diplomasi baik regional maupun Internasional dalam rangka stabilitas, kerja sama,dan pembangunan kawasan.