pkn adrian

17
MAKALAH DEMOKRASI Disusun oleh : Adrian Muhammad Kuncoro 230210120069

Upload: giovanni-gabriel-septriadi

Post on 19-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tentang sistem demokrasi

TRANSCRIPT

Page 1: Pkn Adrian

MAKALAHDEMOKRASI

Disusun oleh :

Adrian Muhammad Kuncoro 230210120069

Fakultas Perikanan dan Ilmu KelautanUniversitas Padjadjaran

2014

Page 2: Pkn Adrian

KATA PENGANTAR

   

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini

dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami selaku penyusun tidak akan

sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah “PKN” tetapi juga agar

pembaca dapat memperluas ilmu tentang Demokrasi di Indonesia, yang kami sajikan

berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan,

baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh

kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Demokrasi Di Indonesia” yang menjelaskan bagaimana

sistem politik ini lahir dan perkembangan demokrasi di indonesia saat ini.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pendidikan kewarga negaraan

(PKN) yang telah membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga

makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah

ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Terima kasih.

Page 3: Pkn Adrian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan

warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara

tersebut.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi

ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk

diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen)

dan berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan

independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga

lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol

berdasarkan prinsip checks and balances.

Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-

lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan

melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang

berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga

perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan

menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif

dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak

sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang

memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum

dan peraturan.

Selain pemilihan umum legislatif, banyak keputusan atau hasil-hasil

penting, misalnya pemilihan presiden suatu negara, diperoleh melalui

pemilihan umum. Pemilihan umum tidak wajib atau tidak mesti diikuti oleh

seluruh warganegara, namun oleh sebagian warga yang berhak dan secara

Page 4: Pkn Adrian

sukarela mengikuti pemilihan umum. Sebagai tambahan, tidak semua warga

negara berhak untuk memilih (mempunyai hak pilih).

Kedaulatan rakyat yang dimaksud di sini bukan dalam arti hanya

kedaulatan memilih presiden atau anggota-anggota parlemen secara

langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas. Suatu pemilihan presiden atau

anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut

sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara

langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak kedaulatan rakyat.

Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu pemilihan

umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir lama

dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,

bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil.

Padahal sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan

jauh lebih pendek daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji

mampu membangun negara. Banyak negara demokrasi hanya memberikan

hak pilih kepada warga yang telah melewati umur tertentu, misalnya umur

18 tahun, dan yang tak memliki catatan kriminal (misal, narapidana atau

bekas narapidana).

1.2 Tujuan

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi tujuan sebagai berikut:

1. Memaparkan sejumlah sumber hukum yang menjadi landasan

demokrasi

2. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia

3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia

Page 5: Pkn Adrian

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Demokrasi

Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di

Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap

sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan

hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah

sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-

18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak

negara.

Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti

rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat

diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep

demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik.

Page 6: Pkn Adrian

Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai

indikator perkembangan politik suatu negara.

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian

kekuasaan dalam suatu negara (umumnya berdasarkan konsep dan

prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat

juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk

diperhitungkan ketika fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan

pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak mampu untuk

membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan

absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-

hak asasi manusia.

2.1.1 Menurut Internasional Commision of Jurits

Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana

kekuasaan tertinggi ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh

mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih dibawah sistem pemilihan

yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan demokrasi

adalah rakyat.

2.1.2 Menurut Lincoln

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk

rakyat (government of the people, by the people, and for the people).

2.1.3 Menurut C.F Strong

Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari

masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang menjamin

bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-

tindakan kepada mayoritas itu.

2.2 Demokrasi di Indonesia

2.2.1 Perkembangan Demokrasi PraOrde Baru

Page 7: Pkn Adrian

Semenjak dikeluarkannya maklumat wakil presiden No. X 3

november 1945, yang menganjurkan pembentukan partai-partai politik,

perkembangan demokrasi dalam masa revolusi dan demokrasi

pearlementer dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas. Presiden

Soekarno ditempatkan sebagai pemilik kekuasaan simbolik dan

ceremonial, sementara kekuasaan pemerintah yang riil dimiliki oleh

Perdana Menteri, Kabinet dan, Parlemen. Partai politik memainkan

peranan sentral dalam kehidupan politik dan proses pemerintahan.

Kompetisi antar kekuatan dan kepentingan politik mengalami masa

keleluasaan yang terbesar sepanjang sejarah Indonesia merdeka.

Pergulatan politik ditandai oleh tarik menarik antara partai di dalam

lingkaran kekuasaan dengan kekuatan politik di luar lingkungan

kekuasaan, pihak kedua mncoba menarik pihak pertama ke luar dari

lingkungan kekuasaan.

Kegiatan partisipasi politik di masa ini berjalan dengan hingar

bingar, terutama melalui saluran partai politik yang mengakomodasikan

ideologi dan nilai primordialisme yang tumbuh di tengah masyarakat,

namun hanya melibatkan segelintir elit politik. Dalam masa ini yang

dikecewakan dari Soekarno adalah masalah presiden yang hanya sebagai

simbolik semata begitu juga peran militer.

Akhirnya massa ini mengalami kehancuran setelah mengalami

perpecahan antar elit dan antar partai politik di satu sisi, serta di sisi lain

akibat adanya sikap Soekarno dan militer mengenai demokrasi yang

dijalankan. Perpecahan antar elit politik ini diperparah dengan konflik

tersembunyi antar kekuatan parpol dengan Soekarno dan militer, serta

adanya ketidakmampuan setiap kabinet dalam merealisasikan

programnya dan mengatasi potensi perpecahan regional ini

mengindikasikan krisis integral dan stabilitas yang parah. Keadaan ini

dimanfaatkan oleh Soekarno untuk merealisasikan nasionalis ekonomi,

dan diberlakukanya UU Darurat pada tahun 1957, maka sebuah masa

demokrasi terpimpin kini telah mulai.

Page 8: Pkn Adrian

Periode demokrasi terpimpin ini secara dini dimulai dengan

terbentuknya Zaken Kabinet pimpinan Ir. Juanda pada 9 April 1957, dan

menjadi tegas setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Kekuasaan menjadi

tersentral di tangan presiden, dan secra signifikan diimbangi dengan

peran PKI dan Angkatan Darat. Kekuatan-kekuatan Suprastruktur dan

infrastruktur politik dikendalikan secara hampir penuh oleh presiden.

Dengan ambisi yang besar PKI mulai menmperluas kekuatannya sehingga

terjadi kudeta oleh PKI yang akhirnya gagal di penghujung September

1965, kemudian mulailah pada massa orde baru.

2.2.2 Perkembangan Demokrasi  dalam Pemerintahan Orde Baru

Wajah demokrasi mengalami pasang surut sejalan dengan

perkembangan tingkat ekonomi, poltik dan, ideologi sesaat atau

temporer. Tahun-tahun awal pemerintahan Orde Baru ditandai oleh

adanya kebebasan politik yang besar. Presiden Soeharto yang

menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan

model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi

Pancasila (Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi

inilah yang sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.

Dalam masa yang tidak lebih dari tiga tahun ini, kekuasaan seolah-olah

akan didistribusikan kepada kekuatan masyarakatan. Oleh karena itu

pada kalangan elit perkotaan dan organisasi sosial politik yang siap

menyambut pemilu 1971, tumbuh gairah besar untuk berpartisipasi

mendukung program-program pembaruan pemerintahan baru.

Perkembangan yang terlihat adalah semakin lebarnya kesenjangan

antara kekuasaan negara dengan masyarakat. Negara Orde Baru

mewujudkan dirinya sebagai kekuatan yang kuat dan relatif otonom, dan

sementara masyarakat semakin teralienasi dari lingkungan kekuasaan

danproses formulasi kebijakan. Kedaan ini adalah dampak dari (1)

kemenangan mutlak dari kemenangan Golkar dalam pemilu yang

memberi legitimasi politik yangkuat kepada negara; (2) dijalankannya

Page 9: Pkn Adrian

regulasi-regulasi politik semacam birokratisasai, depolitisasai, dan

institusionalisasi; (3) dipakai pendekatan keamanan; (4) intervensi negara

terhadap perekonomian dan pasar yang memberikan keleluasaan kepda

negara untuk mengakumulasikan modal dan kekuatan ekonomi; (5)

tersedianya sumber biaya pembangunan, baik dari eksploitasi minyak

bumi dan gas serta dari komoditas nonmigas dan pajak domestik,

mauppun yang berasal dari bantuan luar negeri, dan akhirnya (6) sukses

negara orde baru dalam menjalankan kebijakan pemenuhan kebutuhan

pokok rakya sehingga menyumbat gejolak masyarakat yang potensinya

muncul karena sebab struktural.

Pemberontakan G-30-S/PKI merupaka titik kulminasi dari

pertarungan atau tarik tambang politik antara Soekarno, Angkatan Darat,

dan Partai Komunisme Indonesia. Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde

Lama antara lain presiden sangat mendominasi pemerintahan,

terbatasnya peran partai politik, berkembangnya pengaruh komunis, dan

meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik. Menurut M. Rusli

Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan ABRI,

birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan

peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam

persoalan partai politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi

ideologi negara, dan inkorporasi lembaga nonpemerintah. Beberapa

karakteristik pada masa orde baru antara lain: Pertama, rotasi kekuasaan

eksekutif boleh dikatakan hamper ridak pernah terjadi. Kedua, rekruitmen

politik bersifat tertutup. Ketiga, PemilihanUmum. Keempat, pelaksanaan

hak dasar waega Negara. (Rukiyati, dkk. 2008:114-117).

2.2.3 Perkembangan Demokrasi Pada Masa Reformasi (1998 Sampai Dengan

Sekarang).

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan

lengsernya Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan

kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari kebijakan reformasi yang

Page 10: Pkn Adrian

dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan

negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak

dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batangtubuhnya) karena

dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan

di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan

kelembagaan negara, khususnya laginya perubahan terhadap aspek

pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antar lembaga-lembaga

negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan

terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan

model Demokrasi Pancasila di era Orde Baru. Dalam masa pemerintahan

Habibie inilah muncul beberapa indicator kedemokrasian di Indonesia.

Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers sebagai ruang publik untuk

berpartisipasi dalam kebangsaan dan kenegaraan. Kedua, diberlakunya

system multi partai dalam pemilu tahun 1999.

Demokrasi yang diterapkan Negara kita pada era reformasi ini

adalah demokresi Pancasila, tentu saja dengan karakteristik tang berbeda

dengan orde baru dan sedikit mirip dengan demokrasi perlementer tahun

1950-1959. Pertama, Pemilu yang dilaksanakan (1999-2004) jauh lebih

demokratis dari yang sebelumnya. Kedua, ritasi kekuasaan dilaksanakan

dari mulai pemerintahan pusat sampi pada tingkat desa. Ketiga, pola

rekruitmen politik untuk pengisian jabatan politik dilakukan secara

terbuka. Keempat, sebagian besar hak dasar bisa terjamin seperti adanya

kebebasan menyatakan pendapat.

2.3 Landasan-landasan Demokrasi

2.3.1 Pembukaan UUD 1945

1. Alinea pertama

Kemerdekaan ialah hak segala bangsa.

2. Alinea kedua

Page 11: Pkn Adrian

Mengantarkan rakyat Indonesia kepintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang

merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

3. Alinea ketiga

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan didorong oleh keinginan luhur

supaya berkehidupan dan kebangsaaan yang bebas.

4. Alinea keempat

Melindungi segenap bangsa.

2.3.2 Batang Tubuh UUD 1945

1. Pasal 1 ayat 2

Kedaulatan adalah ditangan rakyat.

2. Pasal 2

Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3. Pasal 6

Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.

4. Pasal 24 dan Pasal 25

Peradilan yang merdeka.

5. Pasal 27 ayat 1

Persamaan kedudukan di dalam hukum.

6. Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

Page 12: Pkn Adrian

2.3.3 Lain-lain

1. Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1998 tentang hak asasi

2. UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi

belum membudaya. Kita memang telah menganut demokrsai dan bahkan

telah di praktekan baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam

kehidupan bebangsa dan bernegara. Akan tetapi, kita belum

membudanyakannya.

Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging.

Mengatakan “Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-

nilai demokrasi telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging di antara

warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah menjadi bagian yang tidak

dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya diwarnai

oleh nilai-nilai demokrasi.

Namun, itu belum terjadi. Di media massa kita sering mendengar

betapa sering warga negara, bahkan pemerintah itu sendiri, melanggar nilai-

Page 13: Pkn Adrian

nilai demokrasi. Orang-orang kurang menghargai kebabasan orang lain,

kurang menghargai perbedaan, supremasi hukum kurang ditegakan,

kesamaan kurang di praktekan, partisipasi warga negara atau orang

perorang baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan pilitik

belum maksimal, musyawarah kurang dipakai sebagai cara untuk

merencanakan suatu program atau mengatasi suatu masalah bersama, dan

seterusnya. Bahkan dalam keluarga dan masyarakat kita sendiri, nilai-nilai

demokrasi itu kurang di praktekan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulkarim, Aim, Drs, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan untuk SMP Kelas II Jilid 2”. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Wijianti, S.Pd. dan Aminah Y., Siti, S.Pd. 2005 “ Kewarganegaraan (Citizenship)”. Jakarta: Piranti Darma Kalokatama.

Dahlan, Saronji, Drs. Dan H. Asy’ari, S.Pd, M.Pd. 2004 “Kewarganegaraan Untuk SMP Kelas VIII Jilid 2”. Jakarta: Erlangga.