pkm p didanai dikti lidah buaya

25
 USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM PENGEMBANGAN SEDIAAN PATCH LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN ULKUS DIABETES MELLITUS  Diusulkan Oleh : Winda Ayu Wicaksono NIM : 20130350001, angkatan 2013 Zulfikar Andri Rahman NIM : 20130350002, angkatan 2013 Irawati Hidayah NIM : 20130310029, angkatan 2013 Shafaa Shafiyah NIM : 20130310060 , angkatan 2013 Sarah Badar Nahdi NIM : 20140350113, angkatan 2014 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

Upload: zulfikar-andri-rahman

Post on 08-Jan-2016

227 views

Category:

Documents


33 download

DESCRIPTION

good

TRANSCRIPT

Page 1: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 1/25

 

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PENGEMBANGAN SEDIAAN PATCH LIDAH BUAYA (Aloe vera) 

SEBAGAI ALTERNATIF PERAWATAN ULKUS DIABETES MELLITUS 

Diusulkan Oleh :

Winda Ayu Wicaksono NIM : 20130350001, angkatan 2013

Zulfikar Andri Rahman NIM : 20130350002, angkatan 2013

Irawati Hidayah NIM : 20130310029, angkatan 2013

Shafaa Shafiyah NIM : 20130310060, angkatan 2013

Sarah Badar Nahdi NIM : 20140350113, angkatan 2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 2/25

 

ii

Page 3: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 3/25

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan……………………………………………………..... ii

Daftar Isi………………………………………………………………....... iiiRingkasan………………………………………………………………...... iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH……………………………………………. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….  2

1.3 TUJUAN PENELITIAN………………………………………………………..  2

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN…………………………………………….   2

1.5 MANFAAT PENELITIAN…………………………………………………….  3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DIABETES MELLITUS………………………………………………………… . 3

2.2 ULKUS DIABETIKUM……………………………………………………… ...... 4

2.3 KLASIFIKASI LIDAH BUAYA……………………………………………… ... 4

2.4 DESKRIPTIF TANAMAN LIDAH BUAYA………………………………….... 4

2.5 KANDUNGAN DAN MANFAAT…………………………………..................... 5

2.6 

EKSTRAKSI…………………………………………………................................ 52.7 PACTH EPIDERMAL ……………………………………………………… ....... 6

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 ALAT DAN BAHAN…………………………………………………………. . 7

3.2 JALANNYA PENELITIAN…………………………………………………...  8

3.3 PENGELOMPOKAN DAN PERLAKUAN HEWAN UJI…………………... 9

3.4 PENGAMBILAN SAMPEL………………………………………………....... 9

3.5 

ANALISIS DATA …………………............................................................. 9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 ANGGARAN BIAYA ………………………………………………………...  9

4.2 JADWAL KEGIATAN………………………………………………………..  9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...  10

Page 4: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 4/25

 

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota.............................................................. 11

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan........................................................... 17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas............. 19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti......................................................... 20

iii

Page 5: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 5/25

RINGKASAN Kasus komplikasi yang sering diderita pasien diabetes salah satunya

adalah luka pada kaki atau yang biasa disebut dengan ulkus diabetikum. Ulkus

kaki diabetes (UKD) adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput

lendir. Dan dari data statistik diberitahukan bahwa penderita diabetes kinisemakin meningkat tiap tahunnya. Untuk penanganan dan perawatan ulkus itu

sendiri saat ini masih kurang praktis digunakan terutama bagi penderita yang

sudah lanjut usia karena masih membutuhkan seseorang yang cukup ahli dalam

 pemasangan balutan untuk selalu menjaga kebersihannya, karena kelembaban dan

kebersihan area luka menjadi nilai penting yang harus dijaga. Maka dari itu, pada

 penelitian ini dibuatlah ekstak lidah buaya dalam sediaan patch agar memudahkan

masyarakat dalam penggunaannya, terutama bagi para penderita yang telah lanjut

usia. Fungsi dari patch ekstrak lidah buaya ini adalah sebagai perawatan sekaligus

menjaga ulkus tersebut dari berbagai mikroba yang berpotensi untuk

memperparah ulkus tersebut.

Pada penelitian ini kami menggunakan formulasi sediaan patch

menggunakan ekstrak lidah buaya (Aloe vera).  sebagai zat aktif utama.

Hewan uji yang dipakai adalah tikus sebanyak 20 ekor yang dibagi menjadi 8

kelompok, yaitu sebagai kontrol negatif, positif, dan dengan 6 perlakuan yang

 berbeda konsentrasinya. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus. Sebagai

 polimer digunakan Polyvinyl Pyrolidone dan chitosan dengan perbandingan

1:1, 2:1, dan 3:1. Metode pelarutan akan digunakan dalam pembuatan

formulasi ini. Chitosan terlebih dahulu dilarutkan kedalam asam asetat.

Setelah itu, semua bahan dicampur menjadi satu hingga homogen. Bahan yang

sudah homogen dituangkan ke dalam cawan petri dan dikeringkan sampai

terbentuk film, kemudian patch dibuat dalam ukuran standar ulkus diabetikum.Tahap pertama uji in vivo  dilakukan dengan menginduksi tikus putih jantan

galur Wistar ( Rattus norvegicus   L.) umur 40-60 hari, berat badan sekitar

150 - 200 gram agar menderita diabetes mellitus. Kemudian tikus tersebut

diberi luka dan mengaplikasikan ekstrak lidah buaya dalam sediaan patch pada

luka tersebut. Pengamatan dilakukan pasca perlakuan pada hewan uji yang

terinduksi mengalami luka dengan mengukur diameter ulkus diabetikum tiap

harinya.

Dari penelitian tersebut, data yang diperoleh meliputi karakteristik fisik

 patch (keseragaman bobot, keseragaman dimensi, ketebalan, pH

 permukaan, swelling, daya lekat, dan waktu lekat) dan efektifitas uji in vivo(diameter ulkus diabetikum). Analisis data akan dilakukan menggunakan

ANOVA dengan program SPSS.

Kata kunci : diabetes melitus, ulkus diabetikum, lidah buaya (Aloe vera), patch. 

iv

Page 6: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 6/25

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Diabetes mellitus adalah kelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

kenaikan kadar glukosa dalam darah (Smeltzer & Bare, 2001). Menurut American

 Diabetes Association  (2004) diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang

ditandai dengan hiperglikemia yang diakibatkan kelainan sekresi insulin, kerja

insulin atau keduanya. Diabetes melitus memiliki beberapa tipe yaitu diabetes

melitus tergantung insulin (diabetes tipe I), diabetes melitus tidak tergantung

insulin (diabetes tipe II), diabetes melitus gestasional dan diabetes melitus tipe

lain. Angka kejadian diabetes tipe I 5% hingga 10% dari seluruh penderita

diabetes mellitus, sedangkan diabetes tipe II mencapai 90% hingga 95% dariseluruh penderita diabetes mellitus (Smeltzer & Bare, 2001). Laporan data

statistik World Health Organization  (WHO) tentang prevalensi diabetes untuk

semua kelompok umur di seluruh dunia diperkirakan 2,8% pada tahun 2000 dan

4,4% pada tahun 2030. Jumlah penderita diabetes diperkirakan meningkat dari

171 juta pada tahun 2000 menjadi 366 juta jiwa tahun 2030 (Wild et al , 2004).

Dengan banyaknya penderita diabetes, tidak sedikit penderita diabetes ini

mengalami komplikasi yang cukup serius. Salah satu komplikasi yang sering

terjadi pada penderita diabetes melitus adalah masalah pada kaki. Misalnya luka

(ulkus diabetik) pada kaki yang tidak kunjung sembuh, infeksi bakteri atau jamur,

dan yang paling parah adalah pembusukan pada jaringan sehingga perlu

diamputasi. Namun yang paling sering dialami penderita diabetes melitus adalah

luka (ulkus). Ulkus kaki diabetes (UKD) adalah luka terbuka pada permukaan

kulit atau selaput lendir yang terjadi akibat komplikasi penyakit diabetes mellitus

atau kencing manis. Ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai

invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus

 berbau. Ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan

 penyakit DM dengan neuropati perifer. Dengan banyaknya penderita diabetes

melitus yang mengalami komplikasi inilah yang menimbulkan masalah dikalangan tenaga kesehatan untuk penanganan luka (ulkus) tersebut secara efektif

dan mudah dalam penggunaannya, contohnya saja dengan menggunakan balutan

yang tepat karena itu merupakan hal yang paling penting dalam penanganan

ulkus diabetes yang optimal. Selain itu kelembaban dan kebersihan area luka

menjadi nilai penting yang harus dijaga. Beberapa jenis balutan telah banyak

digunakan pada perawatan luka serta didesain untuk mencegah infeksi pada

ulkus (antibiotika), membantu debridement (enzim), dan mempercepat

 penyembuhan luka. Salah satu media yang biasa digunakan tenaga kesehatan saat

ini untuk membalut luka diabetes adalah dengan menggunakan perban yang

1

Page 7: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 7/25

dipadukan dengan berbagai zat kimia tambahan, salah satunya yang berfungsi

sebagai antifungi dan antibacteri. Namun dengan penggunaan perban ini

menimbulkan masalah baru, karena penanganan ulkus saat ini masih kurang

 praktis digunakan. Dalam penggunaan perban saat ini masih dibutuhkan tenaga

kesehatan (perawat) untuk tetap menjaga kebersihannya, terutama bagi para

 penderita yang sudah lanjut usia.

Pada penelitian ini diadakan percobaan dengan membuat media untuk

membalut luka dalam bentuk patch ―plester‖ agar lebih praktis dalam penggunaannya sekaligus sebagai perawatan dan bahan aktif yang dipilih untuk

diaplikasikan pada patch ini adalah ekstrak lidah buaya. Pada tanaman lidah buaya

ini banyak sekali senyawa-senyawa yang sangat bermanfaat. Contohnya saja

senyawa saponin yag terdapat pada bagian daun dan akarnya berfungsi sebagai

 pembersih sehingga efektif bagi penyembuhan luka, selanjutnya senyawa taninyang dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi luka karena

mempunyai daya antiseptik, sama halnya dengan flavonoid dan polifenol yang

mempunyai aktivitas sebagai antiseptic (Harborne, 1987).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang khasiat ekstrak lidah buaya, bukan hanya untuk

menyembuhkan luka biasa melainkan dapat pula digunakan untuk luka (ulkus)

diabetes. Disamping itu, pada penelitian ini juga dapat memberikan informasi

tentang keefektifan ekstrak lidah buaya yang diaplikasikan pada patch‖plester‖. 

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak lidah buaya dapat digunakan sebagai alternatif perawatan ulkus

diabetes?

2. Berapakah dosis efektif patch herbal ekstrak lidah buaya sebagai perawatan

ulkus diabetes mellitus? 

1.3. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kandungan bahan aktif lidah buaya sebagai alternatif perawatanulkus diabetes.

2. Mengetahui dosis efektifan patch herbal lidah buaya sebagai perawatan ulkus

diabetes mellitus.

1.4. Luaran yang Diharapkan

Penelitian ini diharapkan menghasilkan sebuah bukti ilmiah yang dapat

dijadikan sebagai media alernatif yang efektif dan mudah dalam penggunaannya

untuk perawatan ulkus diabetes dalam sediaan patch herbal lidah buaya.

2

Page 8: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 8/25

1.5. Manfaat Penelitian

Menjadikan penelitian ini sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya,

memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk merawat ulkus dengan efektif dan

 praktis, serta memberikan peluang bagi pengelola usaha untuk mengembangkan patch lidah buaya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

Diabetes adalah sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan

hiperglikemia akibat cacat pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Hiperglikemia kronik diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,

disfungsi, dan kegagalan berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan

 pembuluh darah (American Diabetes Association, 2013). Diagnosis DM menurut

PERKENI atau yang dianjurkan ADA( American Diabetes Association) jika hasil

 pemeriksaan gula darah: 1) Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan

200mg/dl; 2) Kadar gula darah puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl; 3) Kadar

gula darah lebih atau sama dengan 200mg/dl pada 2 jam setelah beban glukosa 75

gram pada tes toleransi glukosa (Dewi, 2012).

 American Diabetes Association (ADA) mengklasifikasikan diabetes

melitus berdasarkan patogenesis sindrom diabetes melitus dan gangguan toleransi

glukosa. Diabetes melitus diklasifikasikan menjadi 4 yaitu diabetes melitus tipe 1,

diabetes melitus tipe 2, diabetes gestational dan diabetes melitus tipe khusus

(Price & Wilson, 2006).

2.2 Ulkus Diabetikum

Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik dari penyakit

diabetes mellitus. Ulkus diabetikum merupakan luka terbuka pada lapisan kulit

sampai ke dalam dermis.Ulkus diabetikum terjadi karena adanya penyumbatan

 pada pembuluh darah di tungkai dan neuropati perifer akibat kadar gula darah

yang tinggi sehingga pasien tidak menyadari adanya luka (Ferawati, 2014).

Patofisologi ulkus diabetikum Ulkus diabetikum diawali dengan adanya

hiperglikemia pada pasien dengan diabetes mellitus yang menyebabkan kelainan

neuropati, baik neuropati sensorik maupun motorik dan automik. Kelainan

tersebut akan mengakibatkan berbagai perubahan pada kulit dan otot, kemudian

akan menyebabkan terjadinya perubahan distribusi tekanan pada telapak kaki dan

selanjutnya akan mempermudah terjadinya ulkus, dengan adanya kerentanan

terhadap infeksi dapat menyebabkan infeksi mudah merebak menjadi infeksi yang

3

Page 9: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 9/25

luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut menambah kesulitan

dalam pengelolahan ulkus diabetikum (Ferawati, 2014).

2.3 Klasifikasi Lidah Buaya

Klasifikasi tanaman lidah buaya adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Monocotyledoneae

Ordo : Liliflorae

Family : Liliaceae

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera

(MC Setiawan - 2012)

2.4 Diskriptif Tanaman Lidah Buaya

Lidah buaya atau  Aloe vera berbatang pendek dan kecil yang dikelilingi

oleh pelepah daun. Melalui batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya

menjadikan anakan. Lidah buaya tidak mempunyai cabang. Batang lidah buaya

 juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Selain itu tanaman lidah buaya

 pun memiliki daun. Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian

yang memanjang. Daun lidah buaya melekat dari bagian bawah batu satu dengan

yang lain berhadap-hadapan membentuk struktur khas yang disebut roset.

Daunnya bersifat sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung

getah atau lendir (gel) yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat .

Selain memiliki batang dan daun, tanaman ini pun memiliki akar dan bunga

seperti tanaman lainnya (Intan,2012).

2.5 Kandungan dan Manfaat

 Aloe vera adalah tanaman tradisional yang banyak digunakan untuk

kepentingan medis, dikarenakan lidah buaya mengandung saponin yang

mempunyai kemampuan membunuh jamur  Pityrosporum ovale, serta senyawa

antarakuionon dan kuinon sebagai anti biotik serta penghilang rasa sakit (Aditya,

2008). Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru pada kulit. Dalam gel

lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan meresap kedalam

kulit, sehingga gel akan menahan hilangnya cairan dalam permukaan kulit.

Akibatnya, kulit tidak menjadi cepat kering (Aditya, 2008). Lidah buaya ( Aloe

4

Page 10: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 10/25

vera L.) merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman

dapat dimanfaatkan. Berikut kandungan kimia lidah buaya: air (95,51%), lemak

(0,067%), karbohidrat (0,043%), protein (0,38%), vitamin A (4,59%), vitamin C

(3,47%): (Jatnika dan Saptoningsih, 2009; Ayu 2011).

Lendir lidah buaya kaya akan nutrisi serta zat pelembab dan mengandung

kurang lebih 96% air, aloektin B yang menstimulasi sistem imun dan memberikan

lapisan perlindungan pada bagian kulit yang rusak serta mempercepat tingkat

 penyembuhan. Antrakuinon dan kuinonnya memiliki efek untuk menghilangkan

rasa sakit (analgetik). Saponin lidah buaya berperan sebagai pembersih sekaligus

antiseptik. Kandungan polisakarida (terutama glukomannan) yang bekerja sama

dengan asam-asam amino, enzim oksidase, enzim katalase, lipase, dan protease

memecah jaringan kulit yang sakit akibat kerusakan dan membantu memecah

 bakteri, sehingga lendir bersifat antibiotik dan penggati sel yang rusak (Gage,2008 dan Furnhawanthi, 2002). Berdasarkan hal diatas sehingga Khasiat dan

 penggunaan  Aloe vera Linn sangat bervariasi yaitu sebagai laksatif, biogenik

stimulator yang mempercepat proses reepitelisasi jaringan, penyubur rambut,

antibakteri, antiviral, dan antifungi, arthritis dan rematik, tukak lambung dan

gangguan pencernaan, hepatoprotektor, menurunkan kadar lemak dalam darah dan

imunomodulator (Marshall, 1990; Sidik 1996, Fit 1983; Yudi 2003).

2.6 Ektraksi

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyarisimplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung.

Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari Sebagai

cairan penyari digunakan air, eter, etanol, atau campuran etanol dan air.

2.7 Patch Epidermal

Patch epidermal adalah perekat medis yang memberikan obat-obatan,

nanotech dan zat lainnya ke dalam aliran darah melalui kulit. Patch

menguntungkan melalui bentuk-bentuk lain aplikasi, karena memungkinkan

 pelepasan terkendali ke pasien. Kerugian utama mereka adalah efektivitas kulit

sebagai penghalang, karena hanya bahan kimia tertentu cukup kecil untuk diserap.

Kerugian ini dikurangi oleh cukup nanotechnological aplikasi. Pelepasan zat aktif

 pada suatu patch dikenal dengan metode tidak langsung. Menurut Lenaerts et

al ., (1990), patch terdiri dari 3 lapisan yaitu (1) permukaan dasar terdiri

dari polimer bioadhesif polikarbopil, (2) permukaan membran yang

merupakan tempat terlepasnya obat, (3) permukaan impermeabel, yang

merupakan lapisan pelindung supaya obat hanya lepas dari satu sisi patch . 

2.7.1 Chitosan

5

Page 11: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 11/25

Chitosan merupakan polimer linear yang tersusun oleh 2000-3000

monomer N-asetil-Dglukosamin dalam ikatan β-(1-4), berat molekul bervariasi

dengan rata-rata 120.000 Dalton dan dapat mencapai 800 Kda, serta tidak larut

 pada pH 6,5 (Tang et al., 2007). Berat molekul ini tergantung dari derajat

deasetilasi yang dihasilkan pada saat ekstraksi. Semakin banyak gugus asetil yang

hilang dari biopolimer chitosan, maka semakin kuat interaksi antar ion dan ikatan

hidrogen dari kitosan (Tang et al., 2007). Penggunaan chitosan sebagai eksipien

dalam formulasi telah diinvestigasi dalam berbagai macam penelitian. Baru-

 baru ini telah dikembangkan bahwa chitosan digunakan dalam desain drug

delivery system karena chitosan dan turunannya bersifat biocompatible dan

 biodegradable. Chitosan mempunyai sifat mudah mengalami degradasi secara

 biologis, tidak beracun, tidak toksik dengan LD50 setara dengan 16 g/kg BB

(Tang et al.,2007).

2.7.2 Polivinil Poridon (PVP)

Povidon menurut Rowe (2003) mempunyai nama kimia 1-ethenyl — 2 pyrrolidone homopolymer. Dijelaskan pula, povidon mempunyai beberapa

sinonim antara lain kollidon, Plasdone,poly(1 —   (2-oxo-1-pyrrolidinyl)ethy-lene),

 polyvidone, polyvinilpyrolidone, PVP, 1 — vynil — 2-pyrrolidine polymer.

Menurut pengertian dari Depkes RI (1979), povidon adalah hasil polimerasi 1-

vinilpirolid-2-on dalam berbagai bentuk polimer dengan rumus molekul

(C6H9NO)n, rumus struktur povidon terlihat di gambar 3. Povidon memiliki

 pemerian berupa serbuk putih atau putih kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, dan bersifat higroskopis. Sedangkan untuk kelarutan, povidon mudah 6

larut dalam air, etanol (95%) P, kloroform P dan praktis tidak larut dalam eter

P. Povidon memiliki bobot molekul berkisar antara 10.000 hingga 700.000,

kelarutan povidone tergantung dari bobot molekul rata-rata.

Polivinilpirolidon (PVP) digunakan sebagai zat pengembang sehingga

 bermanfaat untuk meningkatkan pelepasan obat setiap batchnya secara linear,

meningkatkan elastisitas dan pembentuk lapisan film pada patch (Patel et al.,

2007).

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat Penelitian :

Alat – alat yang digunakan berupa kapas, pinset, penggaris, pipet ukur,

 pipet tetes, kandang tikus, blender, saringan (Corong Buchner), sarung tangan,

masker, jangka sorong, kamera digital, timbangan analitik, alat-alat gelas yang

6

Page 12: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 12/25

lazim digunakan (gelas beker, gelas ukur, labu takar, dan gelas arloji),  freeze

drier , water bath, vacum rotary evaporator , oven, labu erlenmeyer, cawan petri,

 batang pengaduk, kompor listrik,  freezer , timbangan digital, kertas label, kertas

saring, dan selotip.

3.1.2. Bahan

Preparasi Ekstrak : lidah buaya (Aloe vera) 

Hewan Uji : tikus ( Rattus norvegicus  L.)

Formulasi patch : Chitosan, Polyvinyl Pyrrolidone

Uji in vivo : Aloksan

Obat standart ulkus diabetikum

3.2 Jalannya Penelitian

3.2.1 Ekstraksi Lidah Buaya (Aloe vera)

Daun Lidah buaya dicuci, dikupas kulitnya, dagingnya dikerok dan

dihancurkan dengan menggunakan blender, lalu dikeringkan dengan

menggunakan pengering beku (freeze drier), hingga dihasilkan ekstrak dalam

 bentuk serbuk.

3.2.2 Formulasi Patch

Formulasi sediaan patch menggunakan ekstrak lidah buaya (Aloe vera). 

sebagai zat aktif utama. Sebagai polimer digunakan  Polyvinyl Pyrolidone 

dan chitosan dengan perbandingan 1:1, 2:1, dan 3:1. Metode pelarutan akan

digunakan dalam pembuatan formulasi ini. Chitosan terlebih dahulu

dilarutkan kedalam asam asetat. Setelah itu, semua bahan dicampur menjadi

satu hingga homogen. Bahan yang sudah homogen dituangkan ke dalam cawan

 petri dan dikeringkan sampai terbentuk film. Kemudian patch dibuat dalam

ukuran standar ulkus diabetikum. Secara lengkap rancangan formulasi sediaan

 patch dapat dilihat pada tabel 2.

Formula Zat aktif (b/v) PVP Chitosan

Formula 1 5% 61,5% 31%

Formula 2 10% 58% 29,5%

Formula 3 5% 69,4% 23,1%

Formula 4 10% 65,5% 22%

Formula 5 5% 48,75% 48,75%

Formula 6 10% 43,75% 43,75%

7

Page 13: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 13/25

Tabel .Rancangan formula patch mukoadhesif dari ekstrak lidah buaya (Aloe

vera).

Rancangan formulasi tersebut nantinya akan dipilih 2 yang menghasilkan

karakteristik patch dengan perbandingan PVP dan chitosan yang palingoptimal. Masing-masing mengandung zat aktif 5 % dan 10 %.

1) Uji Karakteristik Fisik Patch

Patch ini akan diuji karakteristik fisik yang meliputi, keseragaman

 bobot, keseragaman dimensi, ketebalan, pH permukaan, swelling, daya lekat,

dan waktu lekat (Singh, 2011).

2) Uji in vivo

Penelitian dilakukan dengan menginduksi tikus putih jantan galur

Wistar (Rattus norvegicus L.)  umur 40-60 hari, berat badan sekitar 150 -

200 gram agar menderita diabetes mellitus. Tikus dibagi menjadi 8 kelompok,

yaitu sebagai kontrol negatif (diinduksi diabetes) , positif (diinduksi diabetes

dan diberi obat standar), dan dengan perlakuan 6 konsentrasi yang berbeda.

Masing-masing kelompok terdiri dari 3 tikus.

3.3. Pengelompokan dan perlakuan pada hewan uji

Tikus putih jantan galur Wistar (Rattus norvegicus L.)  umur 40-60

hari, berat badan sekitar 150-200 gram yang digunakan sebanyak 24 ekordalam kandang baterai dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan. Tiap kelompok

terdiri dari 3 replikasi..

3.4. Pengambilan Sampel

Pengamatan dilakukan pasca perlakuan pada hewan uji yang terinduksi

mengalami luka dengan mengukur diameter ulkus diabetikum tiap harinya.

3.5. Analisis Data

Data yang diperoleh meliputi karakteristik fisik patch (keseragaman

 bobot, keseragaman dimensi, ketebalan, pH permukaan,  swelling , daya

lekat, dan waktu lekat) dan efektifitas uji in vivo (diameter ulkus diabetikum).

Analisis data akan dilakukan menggunakan ANOVA dengan program SPSS.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 2. 1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

8

Page 14: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 14/25

No Perincian Pengeluaran Uang Jumlah (Rp) 

1 Peralatan penunjang Rp.937.500

2 Biaya bahan habis pakai Rp.4.697.500

3 Biaya perjalanan Rp.2.440.000

4 Biaya lain-lain Rp.2.715.000TOTAL BIAYA Rp.10.826.000

4.2 Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan Bulan ke- Penanggung

Jawab1 2 3 4 5

1.  Tahap Persiapan

a.  Determinasi tanaman

 b.  Persiapan simplisia

c.  Persiapan formulasi

d. 

Persiapan uji

√ 

√ 

√  √ 

Winda Ayu

Wicaksono

2.  Tahap Pelaksanaan

a.  Pembuatan ekstrak lidah

 buaya

 b.  Optimasi dan formulasi patch

c.  Perlakuan pada tikus

d.  Pengamatan

√ √ 

√ 

√ 

√ 

√ 

Zulfikar Andri

Rahman &

Irawati Hidayah

3.  Tahap Penyelesaian

a.  Pengumpulan data penelitian

 b.  Pengolahan data

c. 

Analisis datad.  Penyusunan laporan akhir

e.  Pengumpulan laporan akhir

√  √ 

√ 

√ 

√ 

√ 

√ √  √ 

√ 

Shafaa Shafiyah

& Sarah Badar

 Nahdi

DAFTAR PUSTAKA

Bernkop-Schnürch, A. 2000. Chitosan and its derivates potential excipient

for peroral peptide delivery system. Int. J. Pharm, 194, 1-13.

Dewi, I. 2011. Pemberian Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aleo vera) Konsentrasi

75% Lebih Menurunkan Jumlah Makrofag daripada Konsentrasi 50% dan

25% pada radang Mukosa Mulut Tikus Putih jantan. Program Megister

Program Studi Ilmu Biomedik Program Pascasarjana Universitas Udayana

Denpasar

9

Page 15: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 15/25

Furnawanthi, I. 2002 , Khasiat dan manfaat Lidah Buaya si Tanaman Ajaib, PT.

Agro Media Pustaka, Jakarta. 9-14.

Gage, D. dan Tara, E. 2008.  Buku Pintar Terapi Aloe vera,Taramedia &RestuAgung, Jakarta,15

Handayani, Isti. 2006. Aktivitas Sediaan Gel dari Ekstrak Lidah Buaya (Aloe

 barbadensis Miller)untuk Proses Penyembuhan Luka pada Mencit (Mus

Musculus). Departemen Klinik, reproduksi, dan Patologi Fakultas

Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

Kamaludin, Iqbal.2011. Evektifitas Ekstrak Lidah Buaya Aleo Vera untuk

 pengobatan Infeksi Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Dumbo (Clarias

Sp). Melalui Pakan.Departemen Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan

Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

Marshall,J.M.1990. Aloe vera  Gel: Whats is The Evidence?. New York: The

Pharmaceutical Journal.Hal 360-362.

Padmadisastra, Yudi dkk. 2003. Formulasi Sediaan Cairan Gel Lidah Buaya (Aloe

vera Linn) sebagai Minuman Kesehatan. Simposium Nasional KimiaBahan Alma III.

Perkeni., 2002. Perkembangan Diabetes Mellitus Di Indonesia. Jakarta: EGC

Price, A. S., Wilson M. L., 2006.  Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

 Penyakit . Alih Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC

Setiawan, Michael Candra.2012. (skripsi) Kualitas Minuman Serbuk Instan Lidah

Buaya (Aloe barbadensis Miller) dengan Variasi Kadar Maltodeksrin dan

Suhu Pemanasan.Universitas Atma Jaya: Yogyakarta.

Smeltzer, S. C., &Bare, B. G. (2001).  Buku ajar keperawatan medikal bedah

brunner & suddarth (Vol. 2). Jakarta: EGC

Tang, Z. X., Qian, J. Q. and Shi, L. E. 2007. Preparation of chitosan

nanoparticles as carrier for immobilized enzyme. Appl. Biochem.

Biotechnol., 136, 77-96.

10

Page 16: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 16/25

 

1211

Page 17: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 17/25

 

12

Page 18: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 18/25

 

13

Page 19: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 19/25

 

14

Page 20: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 20/25

 

15

Page 21: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 21/25

 

16

Page 22: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 22/25

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1.  Peralatan penunjang

 No. Nama Komponen

Jumlah

 barang

Harga

satuan (Rp) Jumlah uang (Rp)

1 Kandang tikus 5 buah 50.000 250.000

2 Kawat RAM 15 meter 15.000 225.000

3 Pinset 10 buah 9.500 95.000

4 Peminjaman freeze drier 1 buah 270.000 270.000

5 Penggaris 5 buah 3000 15.000

6 Pipet ukur 3 buah 17.000 51.000

7 Pipet tetes 5 buah 9500 47.500

8 Saringan 1 pak 20.000 20.000

TOTAL HARGA Rp.973.500

2. 

Bahan habis pakai 

 No Nama KomponenJumlah

Barang

Harga Satuan

(Rp)

Jumlah Uang

(Rp)

1 Tikus 24 ekor 40.000 96.000

2 Pakan tikus (BR-2) 150 kg 5.000 750.000

3 Lidah buaya 8kg 7.000 56.000

4 Citosan 50g 920.000 920.000

5 Polivinil pirolidon 100g 900.000 900.000

6 Kloroform 50ml 350.000 350.000

7 Etanol 70% 7Liter 100.000 700.000

9 Aquadest 7Liter 3.500 24.500

10 Asam asetat 1Liter 250.000 250.000

11 Kertas saring 5 lembar 10.000 50.000

12 Aloksan 25g 20.000 20.000

13 Tisu 5 pack 15.000 75.000

17

Page 23: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 23/25

14 Masker 3 pack 50.000 150.000

15 Sarung tangan 3 pack 50.000 150.000

16 Kapas 4 bungkus 4.000 16.000

17 Selotip 4 buah 2.000 8.000

18 Kertas label 1 lusin 15.000 15.000

19 Sabun antiseptik 2 botol 39.500 79.000

20 Obat standar 1 botol 88.000 88.000

TOTAL HARGA  Rp.4.697.500

3.  Perjalanan

No Nama KomponenJustifikasi

perjalanan

Jumlah Uang

(Rp)

1 Biaya perjalanan beli lidah

 buaya ke bantul

5 kali 150.000

2 Biaya perjalanan beli bahan

habis pakai dan bahan

 penunjang ke Brataco

7 kali 140.000

3 Biaya perjalanan beli pakan

tikus

12 kali 250.000

4 Biaya perjalanan belikandang tikus 1 kali 200.000

5 Biaya perjalanan kirim tikus 1 kali 200.000

6 Biaya kirim bahan-bahan

kimia

1 kali 200.000

7 Biaya perjalanan FAPA 1 kali 1.100.000

8 Biaya perjalanan LPPP

UGM

5 kali 200.000

SUB TOTAL (Rp) Rp.2.440.000

4. 

Biaya lain-lain

No Nama Komponen Jumlah Uang

(Rp)

1 Biaya administrasi

laboratorium

1.000.000

2 Pembuatan laporan 165.000

3 Dokumentasi 200.000

4 Biaya registrasi FAPA 1.000.000

5 Pengajuan hak paten 350.000

SUB TOTAL (Rp) 2.715.000

TOTAL KESELURUHAN Rp.10.826.000

18

Page 24: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 24/25

 

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

 No

.

 Nama /

 NIM

Program

StudiBidang Ilmu

AlokasiWaktu

(jam/minggu)

Uraian Tugas

1 Winda Ayu

Wicaksono

Farmasi KESEHATAN 24  jam -  determinasi

tanaman

-   pengumpula

n bahan

tanaman

-   persiapan

formulasi

2 ZulfikarAndri

Rahman

Farmasi KESEHATAN 24 jam - 

Persiapanekstrak lidah

 buaya

- optimasi dan

formulasi patch

- Kontrol

kualitas ekstrak

3 Irawati

Hidayah

dan ShafaaShafiyah

Kedokter 

an

Umum

KESEHATAN 24 jam - Persiapan

hewan uji

- Uji sample

terhadap hewan

uji

-  Pengamatan

setelah

 perlakuan

4 Sarah Badar

 Nahdi

Farmasi KESEHATAN 12 jam - 

Analisis

hasil dan

 pembuatan

laporan

19

Page 25: pkm p didanai dikti lidah buaya

7/17/2019 pkm p didanai dikti lidah buaya

http://slidepdf.com/reader/full/pkm-p-didanai-dikti-lidah-buaya 25/25

 

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti 

20