pkm ketapang fix terakhir

30

Click here to load reader

Upload: ari-gunapria-darmapatni

Post on 09-Sep-2015

67 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Program Kreativitas Mahasiswa

TRANSCRIPT

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM:

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN DISENTRI OLEH BAKTERI Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC)BIDANG KEGIATAN:

PKM-P

Diusulkan Oleh:

Ketua : Ari Gunapria Darmapatni

(1008105023) Tahun Angkatan : 2010

Anggota : A.A. Ayu Septri Juwarni (1008105010) Tahun Angkatan : 2010

A.A. Istri Rahma Prabawanti (1108105019) Tahun Angkatan : 2011

Desitha Pratiti Kameswari W.(1108105023) Tahun Angkatan : 2011

Yunita(1208105023) Tahun Angkatan : 2012UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2012HALAMAN PENGESAHAN USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia Catappa) sebagai Alternatif Pengobatan Disentri oleh Bakteri Enteroinvasive Escherichia Coli (EIEC)2. Bidang Kegiatan: () PKM-P( ) PKM-K ( ) PKM-KC

( ) PKM-T ( ) PKM-M3. Ketua Pelaksana Kegiatan

a. Nama Lengkap

: Komang Ari Gunapria Darmapatni

b. NIM

: 1008105023

c. Jurusan

: Kimia

d. Perguruan tinggi: Universitas Udayana

e. Alamat Rumah

: Jalan Gunung Muria IA no.17, Denpasar, Bali

f. No Telp/HP

: 08970208337

g. Email

: [email protected]. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 4 orang5. Dosen Pendamping

a. Nama Lengkap

: Ketut Ratnayani, S.Si.,M.Si

b. NIDN: 0009067105

c. Alamat Rumah: : Jalan Siulan Gg Sekar Sari XIII/25 X Denpasar.6. Biaya Kegiatan Total :

a. Dikti

: Rp 12.500.000

b. Sumber lain

: Rp.0

7. Jangka Waktu Pelaksanaan: Lima bulan

Jimbaran, 10 Oktober 2012

Menyetujui,

Ketua Jurusan Kimia Ketua Pelaksana Kegiatan(Drs. I Gusti Agung Gede Bawa, M.Si)

(Ari Gunapria Darmapatni)

NIP. 196712311994031013

NIM. 1008105023

Pembantu atau Wakil Rektor Bidang Dosen Pendamping

Kemahasiswaan(Prof. Dr. Ir. I Gede Putu Wirawan, M,Sc., Ph.D (Ketut Ratnayani, S.Si.,M.Si)NIP. 19580627198503105

NIDN. 0009067105DAFTAR ISI

HALAMAN KULIT MUKAi

HALAMAN PENGESAHAN ii

DAFTAR ISIiiiDAFTAR GAMBAR ivA. LATARBELAKANG MASALAH1B. PERUMUSAN MASALAH2C. TUJUAN 2D. LUARAN YANG DIHARAPKAN2E. KEGUNAAN PENELITIAN3F. TINJAUAN PUSTAKA3G. METODE PELAKSANAAN6H. JADWAL PELAKSANAAN9I. RANCANGAN BIAYA9J. DAFTAR PUSTAKA11LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA KELOMPOKv 2. BIODATA DOSEN PENDAMPINGviiDAFTAR GAMBARGambar 1 Daun Ketapang3

Gambar 2. Escherichia coli 4A. LATARBELAKANG MASALAHDewasa ini, telah terjadi banyak kasus pengkontaminasian makanan secara langsung oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab baik pedagang jajanan maupun pengusaha makanan yang ingin mendapatkan keuntungan lebih dengan cara yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya. Akibat pengolahan yang tidak benar inilah, memungkinkan bakteri-bakteri penyebab penyakit tertentu dapat hidup didalamnya sehingga banyak dari masyarakat menderita penyakit tertentu akibat bakteri yang mengkontaminasi makanan yang dikonsumsi. Bakteri merupakan salah satu pencemar yang potensial dalam kerusakan makanan maupun minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000 (dua juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 (satu milyar sel) (Ika Purnamasari A., 2009). Makanan yang masih dijamin amam dikonsumsi paling lama dalam waktu 6 jam, karena setelah itu kondisi makanan sudah tercemar berat (Depkes RI, 2004). Oleh karena itulah bakteri memiliki peluang yang besar sebagai faktor penyebab penyakit. Salah satu penyakit yang umum terjadi dimasyarakat akibat kontaminasi bakteri adalah penyakit disentri atau diare berkepanjangan dan disertai dengan darah. Disentri disebabkan akibat adanya kontaminasi salah satu jenis bakteri Escherichia coli yakni Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC). Bakteri Escherichia coli jenis Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC) merupakan bakteri yang sangat sering kita jumpai (didalam tinja, manusia, hewan, tanah, makanan maupun air yang telah terkontaminasi). Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami masalah serius terhadap kasus keracunan pangan atau foodbornediseases yang kebanyakan disebabkan oleh tingginya kontaminasi bakteri Escherichia coli (Djaja, 2008). Bila dilihat dari kekayaan flora yang dimiliki Indonesia maka sangat memungkinkan untuk memanfaatkan berbagai khasanah flora yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu alternatif pengobatan guna meminimalis penyebaran penyakit-penyakit tertentu seperti disentri yang sering dialami oleh masyarakat akibat kontaminasi makanan. Salah satu flora yang keberadaannya cukup melimpah di Indonesia yang dapat digunakan yaitu pohon ketapang.Pohon ketapang (Terminalia catappa) kerap ditanam sebagai pohon peneduh di taman ataupun pinggir jalan serta pantai. Sejak dahulu pohon ketapang (Terminalia catappa) terkenal sebagai alternatif pengobatan bagi masyarakat. Hampir di setiap bagian dari pohon ketapang dapat digunakan sebagai salah satu obat alternatif bagi penyakit-penyakit tertentu. Salah satu bagian ketapang yang biasa digunakan sebagai alternatif pengobatan adalah daun. Daunnya dipercaya berkhasiat untuk mengatasi disentri, lepra, obat cacing, pencahar, kudis dan rematik (Wening Sari, dkk, 2008). Selain itu daun ketapang jumlahnya sangat berlimpah sehingga daun ketapang dapat diharapkan sebagai obat alternatif yang bersifat alami, mudah dijumpai dan relatif murah. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui aktivitas antibakteri daun ketapang (Terminalia catappa) guna mengobati penyakit disentri akibat bakteri Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC), sehingga dapat mengobati masyarakat yang menderita disentri agar tidak berkepanjangan tanpa harus mengeluarkan biaya yang berlebihan. B. PERUMUSAN MASALAHBerdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimanakah aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) sebagai salah satu alternatif pengobatan disentri yang disebabkan oleh bakteri Enteroinvasive Escherichia Coli (EIEC).C. TUJUANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) sebagai salah satu alternatif pengobatan disentri yang disebabkan oleh bakteri Enteroinvasive Escherichia Coli (EIEC).D. LUARAN YANG DIHARAPKANSetelah penelitian ini dilakukan, diharapkan nantinya dapat dihasilkan artikel yang membahas tentang aktivitas antibakteri dari ekstrak daun ketapang sebagai salah satu alternatif pengobatan disentri dan dapat berguna sebagai obat alternatif bagi penderita disentri akibat kontaminasi bakteri Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC).E. KEGUNAAN PENELITIANPenelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) sebagai salah satu alternatif pengobatan disentri yang bersifat alami, mudah di dapat dan murah.

F. TINJAUAN PUSTAKAKetapang

Ketapang (Terminalia catappa L.) merupakan tumbuhan asli dari Asia Tenggara dan tersebar hampir di seluruh daerah di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Habitat yang disukai oleh pohon ketapang adalah daerah dataran rendah termasuk daerah pantai hingga ketinggian 500 meter dari permukaan laut (Alamendah, 2011).Daun ketapang lebar berbentuk bulat telur dengan pangkal daun runcing dan ujung daun lebih tumpul. Pertulangan daun sejajar dengan tepi daun berombak. Daunnya meluruh (meranggas) dua kali dalam setahun. Daunnya berkhasiat untuk mengatasi disentri, lepra, obat cacing, pencahar, kudis dan rematik. Bagian yang digunakan untuk terapi hepatitis secara empiris adalah kulit kayu (Wening Sari, dkk, 2008).

Gambar 1. Daun KetapangEnteroinvasive Escherichia coli (EIEC)Bakteri merupakan salah satu kontaminan yang potensial dalam kerusakan makanan maupun minuman. Pada suhu dan lingkungan yang cocok, satu bakteri akan berkembang biak lebih dari 500.000 sel dalam 7 jam dan dalam 9 jam telah berkembang menjadi 2.000.000 (dua juta) sel, dalam 12 jam sudah menjadi 1.000.000.000 (satu milyar sel) (Ika Purnamasari A., 2009). Bakteri yang paling sering kita temui salah satunya yaitu bakteri Escherichia coli (didalam tinja, manusia, hewan, tanah, makanan maupun air yang telah terkontaminasi). Escherichia coli adalah bakteri gram negatif, ukuran 0,4-0,7 m x 1,4m berbentuk batang, pendek (kokobasi), letak satu sama lain kadang-kadang berderet seperti rantai, sebagian besar bergerak dan beberapa stain mempunyai kapsul. E. coli merupakan bakteri anaerob dan mampu memfermentasi semua karbohidrat. Sebagai penyebab infeksi enterik (infeksi usus), terdapat 6 jenis tipe E. coli, yaitu: Enterotoxigenic E. coli (ETEC), Enteropathogenic E. coli (EPEC), Enterohemorrhagic E. coli (EHEC), Enteroaggregative E. coli (EAggEC), Enteroadherent E. coli (EAEC), Enteroinvasive E. coli (EIEC) yang dapat menyebabkan disentri seperti Shigella.Enteroinvasive E. coli (EIEC) penyerang saluran pencernaan yang dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu yang terinfeksi. Dosis infektif EIEC diduga hanya sekitar 10 organisme. Sumber utama infeksi bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi silang, yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (Anonim, 2012).

Gambar 2. Escherichia coli

AntibakteriAntibakteri adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau bahkan mematikan bakteri dengan cara mengganggu metabolisme mikroba yang merugikan. Mikroorganisme dapat menyebabkan bahaya karena kemampuan menginfeksi dan menimbulkan penyakit serta merusak bahan pangan. Kemampuan zat antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (1) Konsentrasi zat antibakteri, (2) Waktu kontak dengan zat antibakteri, (3) Suhu lingkungan, (4) Sifat-sifat bakteri (jenis, umur, konsentrasi dan keadaan bakteri), (5) Sifat-sifat fisik dan kimia makanan termasuk kadar air, pH dan jenis senyawa didalamnya (Davidson and Branen, 1993 dalam Agustina, 2007). EkstraksiEkstraksi merupakan suatu metode umum untuk mengambil produk dari bahan alami seperti jaringan tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan sebagainya. Dalam ekstraksi sebaiknya menggunakan jaringan tumbuhan yang masih segar untuk mencegah kerja enzim selanjutnya. Apabila tidak tersedia tumbuhan segar, tumbuhan dapat dikeringkan pada suhu kamar terlebih dahulu sebelum diekstraksi. Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai cara sehingga tidak terpaku pada satu metode, secara umum ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi, dan sokhletasi (Harbone,1987).

Metode maserasi digunakan dengan cara merendam bahan tumbuhan dengan pelarut yang sesuai, baik murni maupun campuran. Setiap waktu tertentu filtratnya diambil dan residunya ditambahi pelarut baru. Metode Perkolasi digunakan dengan cara melewatkan pelarut tetes demi tetes pada bahan tumbuhan yang diekstrak. Pada metode ini dibutuhkan pelarut yang lebih banyak, sedangkan sokletasi digunakan untk mengekstrak komponen kimia dari bahan-bahan tumbuhan dengan menggunakan alat soklet. Metode ini sangat baik ntuk mengekstrak komponen kimia yang kandungannya dalam bahan sangat sedikit karena jumlah pelarut yang digunakan lebih sedikit. Namun, kelemahannya adalah adanya perlakuan suhu tinggi dapat mengakibatkan terjadinya proses degradasi atau penguraian senyawa-senyawa dalam ekstrak.

Hasil ekstraksi dari beberapa metode yang disebutkan di atas berupa filtrat (zat terlarut dalam pelarut). Setelah pelarutnya diuapkan dengan menggunakan penguap putar vakum (rotary vacum evaporator) akan menghasilkan ekstrak yang dapat berupa padatan (solid) atau cairan (liquid). Uji Aktivitas AntibakteriUji aktivitas antibakteri dari suatu zat dapat dilakukan dengan cara dilusi cair dan dilusi padat serta difusi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi dapat ditambah suspensi kuman dalam media, sedangkan pada dilusi padat tiap konsentrasi dapat dicampur dengan media agar lalu ditanami kuman (Anonim, 1993; Roby 2008). Prinsip metode difusi adalah uji potensi yang berdasarkan pengamatan luas daerah hambatan pertumbuhan bakteri karena berdifusinya antibakteri dari titik awal pemberian ke daerah difusi. Dalam metode ini, ada beberapa cara yaitu cara Kirby Bauer, cara sumuran dan cara pour plate.

Cara Kirby Bauer yakni bakteri dengan konsentrasi 108 CFU/ml dioleskan pada permukaan media agar hingga rata kemudian diletakkan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik diatasnya. Cara Sumuran prinsipnya sama dengan Kirby Bauer, tetapi disk antibiotik diganti dengan larutan antibiotik yang diteteskan pada sumuran yang dibuat dengan diameter tertentu pada media agar sedangkan cara Pour Plate yakni suspensi kuman dengan konsentrasi 108 CFU/ml ditambahkan pada media agar yang masih mencair. Setelah media mengeras, diletakkan kertas samir (disk) antibiotik. (Roby, 2008)G. METODE PELAKSANAANG.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas diantaranya: tabung reaksi, gelas ukur, pipet ukur, pipet volume, labu ukur, gelas beaker, erlenmeyer, autoklaf, oven, jarum ose, corong Buchner, bunsen, aluminium foil, pipet tetes, kertas saring, cawan petri, jangka sorong, neraca analitik, blender, vakum rotavapor dan stopwatch.G.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Udayana sedangkan uji antibakteri akan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Udayana.G.3 Disain Penelitian

G.4 Metode PenelitianMetode penelitian ini bersifat eksperimental. Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang terhadap bakteri Enteroinvasive Escherichia coli yang nantinya akan diuji kembali dengan menggunakan hewan uji yaitu tikus galur wistar/mencit jantan guna mengamati aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang pada penyakit disentri yang disebabkan oleh Enteroinvasive Escherichia coli (EIEC). Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi:1. Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia cattapa)1.1 Penyiapan Sampel

Daun Ketapang (Terminalia cattapa) yang digunakan untuk uji aktivitas antibakteri ini adalah daun ketapang pada pesisir pantai yang telah gugur. Daun yang telah diambil kemudian dicuci bersih terlebih dahulu kemudian daun dikeringkan hingga dapat dihancurkan dengan mudah. Setelah daun mengering kemudian dihaluskan hingga menjadi serbuk halus. 1.2 Ekstraksi daun ketapangPada penelitian ini digunakan metode ektraksi dengan cara Maserasi. 500 gram serbuk daun ketapang dimaserasi dengan etanol 70% kemudian wadah ditutup dan dibiarkan selama 24 jam pada temperatur kamar tanpa adanya kontak langsung dengan sinar matahari. Setelah 24 jam, kemudian disaring. Ampas dari hasi maserasi pertama kemudian dimaserasi kembali dengan etanol 70%. Ekstrak yang dikumpulkan kemudian diuapkan dengan menggunakan vakum rotavapor. 2. Pembiakan Bakteri Enteroinvasive Escherichia coli2.1 Pembuatan stok kultur

Diambil satu koloni bakteri EIEC dengan menggunakan jarum ose steril, lalu ditanamkan pada media nutien agar miring dengan cara menggores, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 35 2oC selama 18-24 jam (Lay dan Hastowo, S, 1992; Meilisa, 2009).2.2 Penyiapan InokulumDiambil stok kultur bakteri EIEC dengan menggunakan jarum ose steril kemudian disuspensikan dalam tabung yang berisi 10 mL larutan NaCl 0,9% hingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan larutan standar dimana konsentrasi bakteri 108 CFU/mL. Dipipet 1 mL larutan tersebut kemudian dimasukkan kedalam labu takar 10 mL ditambahkan NaCl 0,9% hingga garis tanda dimana konsentrasi bakteri menjadi 106 CFU/mL (Meilisa, 2009).3. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang

Sebanyak 0,2 mL inokulum dimasukkan ke dalam cawan petri steril, setelah itu dituangkan media agar sebanyak 40 mL. Agar media dan suspensi bakteri tercampur dengan rata, cawan petri digoyangkan. Setelah media setengah padat diletakkan pencadang kaca steril yang masing-masing ditekan pelan-pelan sampai kedasar cawan petri, lalu dibiarkan hingga media memadat sempurna. Setelah media padat pencadang diangkat pelan-pelan hingga terbentuk lubang (hole). Masing-masing lubang atau hole yang terbentuk ditetesi dengan 0,2 mL ekstrak daun ketapang yang berbeda konsentrasinya setiap masing masing lubang, dimana konsentrasi yang digunakan adalah 400 mg/mL, 300 mg/mL, 200 mg/mL, 100 mg/mL, dan 80 mg/mL. Selanjutnya dilakukan pra inkubasi selama 15 menit lalu diinkubasi kedalam inkubator pada suhu 36 1oC selama 18 -24 jam. Setelah itu dilakukan pengukuran diameter zona bening disekitar cincin pencadang dengan menggunakan jangka sorong. 4. Uji aktivitas antibakteri ekstrak daun ketapang pada hewan uji tikus wistar

Digunakan 3 kelompok tikus, yaitu kelompok kontrol (5 ekor tikus), kelompok tikus yang diberi EIEC sebanyak 108 cfu/ml (5 ekor tikus) dan kelompok tikus yang diberi EIEC sebanyak 106 cfu/ml (5 ekor tikus). Pemberian EIEC dilakukan dengan cara disonde. Sebelum digunakan sebagai hewan coba, tikus akan diadaptasikan terhadap lingkungan sekitar selama 14 hari dengan pemberian makan dan AMDK per hari serta penggantian sekam setiap hari.

Pengamatan feses tikus dilakukan sebelum perlakuan (H0), sehari setelah perlakuan (H1), dua hari setelah perlakuan (H2), tiga hari setelah perlakuan (H3), empat hari setelah perlakuan (H4) dan lima hari setelah perlakuan (H5). Tikus yang telah mengalami disentri diberikan ekstrak daun ketapang yang telah disiapkan sebanyak 5 mL dengan konsentrasi pada kelompok ke-2 yakni 400 mg/mL, 300 mg/mL, 200 mg/mL, 100 mg/mL, dan 80 mg/mL, begitupula dengan kelompok ke-3.Setelah pemberian ekstrak daun ketapang maka pengamatan dilakukan secara visual terhadap feses tikus wistar. Pengamatan feses tikus dilakukan sebelum perlakuan (H0), sehari setelah perlakuan (H1), dua hari setelah perlakuan (H2), tiga hari setelah perlakuan (H3), empat hari setelah perlakuan (H4) dan lima hari setelah perlakuan (H5). H. JADWAL PELAKSANAANNoKegiatanWaktu Pelaksanaan Bulan ke :

IIIIIIIVV

1.Persiapan

(meliputi pengumpulan bahan serta alat-alat penunjang dalam pelaksanaan penelitian)

2.Pelaksanaan kegiatan

(mulai dari penyiapan ekstrak daun ketapang, pembiakan bakteri, hingga uji aktivitas antibakteri pada hewan coba )

3.Penyusunan laporan penelitian

I. RANCANGAN BIAYA1. Biaya penelitian di laboratorium jurusan kimia

= Rp 1.500.0002. Biaya penelitian di laboratorium mikrobiologi jurusan biologi = Rp 1.800.000

3. Alat pendukung penelitian dalam pengumpulan bahan

a. Ember (3 buah x @ Rp. 36.000)

= Rp. 108.000

b. Sarung tangan karet (10 pasang x @ Rp. 25.000)

= Rp. 250.000

c. Polibag ( 1 lusin x @ Rp. 30.000)

= Rp. 30.000d. Kresek hitam selama 3 bulan ( 10 bungkus x @ Rp. 5000)= Rp. 50.000e. Kertas saring ( 2 kotak x @ Rp. 80.000)

= Rp. 160.000f. Masker (1 kotak x @ Rp. 50.000)

= Rp. 50.000

g. Aluminium foil ( 3 gulung x @ Rp. 40.000)

= Rp. 120.0005. Bahan-bahan pendukung dalam penelitian

a. Tikus Wistar (15 ekor x @ Rp. 45.000)

= Rp. 675.000b. NaCL(1 botol x @ Rp. 7.000)

= Rp. 7.000

d. Klorin selama 3bulan ( 18 botol x @ Rp. 10.000)

= Rp. 180.000 e. Etanol ( 4 Liter x @ Rp. 30.000)

= Rp. 120.000 f. Nutrien Agar ( 10 bungkus x @ Rp. 5000)

= Rp. 50.000g. Bakteri Enteroinvasive Escherichia coli

= Rp. 700.000h.Makanan tikus selama 3 bulan

= Rp. 700.000i. Sekam selama 3 bulan (90 buah x @ Rp. 10.000)

= Rp. 900.000j. Kandang (4 buah x @ Rp. 35.000)

= Rp. 140.000k.AMDK 3 bulan ( 12 dus x @ Rp. 45.000)

= Rp. 540.000 l. Aquades (2L x @Rp 50.000 )

= Rp. 100.000 6. Biaya pembuatan PKM

a. Fotokopi sumber pustaka ( 1000 lembar x @ Rp. 200)= Rp. 200.000b. 2 Rim kertas A4 ( 2 rim x @ Rp. 47.000)

= Rp. 94.000c. 1 kotak tinta printer hitam (1 kotak x @ Rp. 40.000)

= Rp. 40.000d. 3 kotak tinta printer warna (3 kotak x @ Rp 40.000)

= Rp. 120.000e. Pulsa internet (5 orang x @ Rp. 300.000)

= Rp. 1.500.0007. Biaya transportasi dalam pengumpulan bahan baku

dan selama penelitian (3 bulan), @ 400.000

(@ Rp. 400.000 x 5)

= Rp. 2.000.000TOTAL

= Rp.12.134.000J. DAFTAR PUSTAKAAhira Anne. 2011. Mengenal Pohon Ketapang dan Manfaatnya. http://www.anneahira.com/ketapang.htm. 23 Juli 2012Aisyah Fatmawati, Mufidah, Sartini, dan Via Dolorosa Halilintar. 2009. Majalah Farmasi dan Farmakologi Vol. 13 No. 3 : Aktivitas Anti Bakteria Krim Ekstrak Daun Kakuran (Stacytarpheta jamaicensis ((L) Vahl ) Terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Secara in vitro. Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Makasar. Hal. 71-76Amendah. 2011. Pohon Ketapang atau Terminalia. http://alamendah.wordpress.com/2011/04/15/pohon-ketapang-atau-terminalia-catappa/. 23 Juli 2012Anonim (2). 2012, Anti Bakteri, http://id.wikipedia.org/wiki/Antibakteri, 10 Agustus 2012Anonim (3). 2012, Ekstraksi, http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstraksi, 14 Agustus 2012D. Wahjuningrum, N. Ashry, dan S. Nuryati. 2008. Jurnal Akuakultur Indonesia : Pemanfaatan Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia cattapa) Untuk Pencegahan Dan Pengobatan Ikan Patin (Pangasionodon hypophthalmus) Yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal. 79-94Dr. Wening Sari, M.Kes., dkk. 2008. Care your self hepatitis. Depok : Penebar plus +Ika Purnamasari, A. 2009. Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Es Krim yang dijajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun 2009. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14671/1/09E01278.pdf. 25 Juli 2012Meilisa, 2009, Uji Aktivitas Antibakteri dan Formulasi dalam Sediaan Kapsul dari Ekstrak Etanol Rimpang Tumbuhan Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza, Roxb) Terhadap Beberapa Bakteri, Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan Roby, 2008, UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL UMBI BIDARA UPAS (Merremia mammosa Chois) TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli SERTA BRINE SHRIMP LETHALITY TES, Skripsi, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, SURAKARTA

Roy Jansen, S. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Valerian Terhadap Gambaran Darah Tepi Leukosit Tikus Wistar. http://eprints.undip.ac.id/23719/1/Roy_J_Sinaga.pdf. 15 Agustus 2012LAMPIRAN1. Nama dan Biodata Ketua serta Anggota Kelompok

Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap

: Komang Ari Gunapria Darmapatni

b. NIM

: 1008105023

c. Fak/Program Studi : MIPA

d. Jurusan : Kimia

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Udayana

f. Email

: [email protected]

g. No Telp/Hp

: 08970208337

h. Alamat Rumah

: Jalan Gunung Muria IA no.17, Denpasar, Bali

Denpasar, September 2012

(Komang Ari Gunapria Darmapatni)Anggota Pelaksana

A. Anggota Pertama

a. Nama Lengkap

: Anak Agung Ayu Septri Juwarni

b. NIM

: 1008105010

c. Fak/Program Studi : MIPA

d. Jurusan : Kimia

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Udayana

f. Email

: [email protected]

g. No Telp/Hp

: 085792039206

h. Alamat Rumah

: Jalan A. Yani no.89, Denpasar, Bali. Denpasar, September 2012

(Anak Agung Ayu Septri Juwarni)

B. Anggota Kedua

a. Nama Lengkap

: Anak Agung Istri Rahma Prabawanti

b. NIM

: 1108105019

c. Fak/Program Studi : MIPA

d. Jurusan : Kimia

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Udayana

f. Email

: [email protected]

g. No Telp/Hp

: 087860157984

h. Alamat Rumah

: Jl. Durian no. 8, Koripan, Banjarangkan, Klungkung, Bali.

Denpasar, September 2012

(Anak Agung Istri Rahma Prabawanti) C. Anggota Ketiga

a. Nama Lengkap

: Putu Desitha Pratiti Kameswari Wisnawa

b. NIM

: 1108105023

c. Fak/Program Studi : MIPA

d. Jurusan : Kimia

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Udayana

f. Email

: [email protected]

g. No Telp/Hp

: 08983149383

h. Alamat Rumah

: Jalan Gunung Kidul no. 8, Denpasar, Bali.

Denpasar, September 2012

(Putu Desitha Pratiti Kameswari Wisnawa)

D. Anggota Keempata. Nama Lengkap

: Yunita

b. NIM

: 1208105023

c. Fak/Program Studi : MIPA

d. Jurusan : Kimia

e. Perguruan Tinggi

: Universitas Udayana

f. Email

: [email protected]

g. No Telp/Hp

: 081915677667

h. Alamat Rumah

: Jalan Goa Gong no. 18, Bukit Jimbaran, Badung, Bali.

Denpasar, September 2012

(Yunita)2. Biodata Dosen PendampingNama dan Gelar Akademik : Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si.

Jenis Kelamin

: Perempuan

Fakultas/Jurusan

: MIPA/Kimia

NIP / NIDN

: 19710690 199702 2 001 / 0009067105Pangkat/Golongan

: Penata TK.I / IIId

Bidang Keahlian

: Biokimia

Alamat Kantor

: Universitas Udayana/FMIPA, Jurusan Kimia

Kampus Bukit Jimbaran, Kuta, Badung, Bali

Telp. (0361)703137Pengalaman Penelitian:

NoJudul PenelitianJabatanTahunSumber Dana/Jenis Kegiatan

1Perbandingan Urutan Nukleotida Daerah D-Loop DNA Mitokondria Dua Individu Satu Ibu Beda AyahKetua2005-2006Dana DIPA

2Studi Polimorfisme Daerah D-Loop DNA Mitokondria Lima Individu Bali Tanpa Hubungan KekeluargaanKetua2006-2007Dosen Muda

3Karakterisasi Kualitas Madu Berdasarkan Parameter Daya Hantar Listrik Serta Perubahannya Akibat Penambahan Komponen Dari LuarKetua2006-2007Mandiri

4Aktivitas Antiradikal Bebas dan Kadar Beta Karoten pada Madu Randu dan Madu KelengkengAnggota2007-2008Mandiri

Publikasi:

1. Ketut Ratnayani,dkk.2007. Analisis Variasi Urutan Nukleotida Daerah D-Loop DNA Mitokondria Satu Individu Suku Bali. Jurnal Kimia, Vol.

2. Ketut Ratnayani,dkk.2008. Analisis Kadar Glukosa dan Fruktosa Pada Madu Randu dan Kelengkeng Dengan Metode HPLC. Jurnal Kimia. Vol. 2, No.1

3. Ketut Ratnayani,dkk.2009. Amplifikasi Fragmen 0,4 kb Daerah D-loop DNA mitokondria Lima Individu Suku Bali Tanpa Hubungan Kekeratan Dengan Metode PCR. Jurnal Kimia. Vol. 3, No. 2.

4. Ketut Ratnayani,dkk.2010. Aktivitas Antiradikal Bebas dan Kadar Beta Karoten pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng. JURNAL KIMIA. Vol. 4, No. 1. ISSN 19079850,Hal.: 55-63Jimbaran, 10 Oktober 2012 Yang membuat,

(Ketut Ratnayani, S.Si., M.Si.)

NIP. 19710690 199702 2 001 Penyiapan Media Nutrien Agar

Pembuatan Ekstrak Daun Ketapang

Penyiapan Sampel

Pengembangbiakan Bakteri

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ketapang

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Ketapang Pada Hewan Uji (Tikus Wistar)

iv

_1410156947.unknown