teh daun ketapang

17
Teh Daun Ketapang dan Potensinya sebagai Adstringen Oleh : Noor Sukmo Ayu Lestari (201110220311016) Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang

Upload: noor-sukmo-ayu-lestari

Post on 21-Nov-2015

227 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Potensi daun ketapang sebagai anti diare

TRANSCRIPT

Teh Daun Ketapang dan Potensinya sebagai Adstringen

Oleh :Noor Sukmo Ayu Lestari(201110220311016)

Jurusan Ilmu dan Teknologi PanganFakultas Pertanian PeternakanUniversitas Muhammadiyah Malang

Pendahuluan

Permasalahan sanitasi lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit menular di masyarakat. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian cakupan sanitasinya. Dikutip dari Antara News Jawa Timur (2010) menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat tiga di dunia untuk penduduk yang melakukan buang air besar sembarangan (BABs) setelah Cina dan India. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah angka kesakitan penyakit sanitasi seperti diare memang tergolong besar. Setiap tahun terjadi 120 juta insiden penyakit dan 50.000 kematian bayi (Dirjen Cipta Karya, 2008). Di Indonesia, 25,2 persen penyebab kematian anak balita adalah penyakit diare. Tahun 2007 Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 34 per 1000 kelahiran (DepKes, 2010). Angka ini merupakan angka yang cukup tinggi dibanding negara-negara Asia lainnya. Dari 200.000 anak balita yang meninggal setiap tahun di Asia, separuh diantaranya terjadi di Indonesia. Dari angka ini lebih dari 30% (tepatnya 31.200 kematian balita) diakibatkan oleh penyakit diare (Data PLP Ditjen Cipta Karya, 2008). Pada tahun 2007 telah terjadi kasus diare di 10 kabupaten di Indonesia (3.661 kasus), dengan angka keparahan (CFR) atau diare yang menyebabkan kematian sebesar 1,262% (Depkes dalam Kompasiana, 2014).

Penyebab penyakit diare bersifat multifaktorial. Sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dan parasit. Penyebab tersering disebabkan oleh rotavirus, E.coli dan giardia lamblia. Selain itu, faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko infeksi enteropatogen diantaranya umur muda, defisiensi imun, malnutrisi, perjalanan ke daerah endemik, kekurangan ASI, pajanan sanitasi buruk, makan makanan atau air yang terkontaminasi serta tingkat pendidikan ibu. Data yang didapatkan pada penelitian Manoppo di Bangsal Gastroenterologi Anak Rumah Sakit Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenaiangka kejadian diare akut yaitu sebesar 201 anak dengan diare akut, 123 anak laki-laki dan 78 anak perempuan (Fauzi (2011), Purnamasari (2011), Pickering et al., (2000) dan Manopo (2010)).

Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai adstringen (pengelat) yaitu dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan, diare dan disentri, selain itu juga mempunyai efek sebagai antiradang, dan antibakteri. Senyawa tanin merupakan metabolit yang berperan sebagai senyawa astringent, yaitu melapisi mukosa usus, khususnya usus besar dan menciutkan selaput lendir usus, misalnya asam samak. Serta sebagai penyerap racun (antidotum) dan dapat menggumpalkan protein. Oleh karena itu, senyawa tanin dapat digunakan sebagai obat diare.Ketapang (Terminalia catappa) termasuk salah satu tanaman yang dapat tumbuh di tanah yang kurang nutrisi dan tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia sehingga mudah untuk dibudidayakan. Selama ini masyarakat hanya mengenal tanaman ketapang sebagai tanaman herbisida nabati oleh karena kehadiran flavonoid, terpenoid, steroid, kuinon, tannin dan saponin pada ekstrak daun ketapang (Terminalia catappa) dapat diindikasikan untuk menjadi herbisida nabati (bioherbisida). Pada kajian ini akan disajiakan data mengenai potensi ketapang sebagai alternatif tanaman obat dalam mengatasi penyakit diare sebagaimana pemanfaatan tannin dan flavonoid dari ketapang itu sendiri masih minim dibidang pangan. Tinjauan Pustaka

Diare

Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 1984 mendefinisikan diare adalah buang air besar (BAB) 3 kali atau lebih dalam sehari semalam (24 jam) yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah (muntaber) (Widoyono, 2008)

Menurut Widoyono (2008) penyebab diare dapat dikelompokan menjadi :

a. Virus : Rotavirus (40-60%), Adenovirus.b. Bakteri : Escherichia coli (20-30%), Shigella sp. (1-2%), Vibrio cholera, dan lain-lain. c. Parasit : Entamoeba histolytica (