adha panca wardanu politeknik ketapang
TRANSCRIPT
-
1
USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI KULIT BUAH NIPAH (Nypa fruticans)
DENGAN AKTIVATOR ZnCl2 SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENGURANGI
KANDUNGAN FENOL DALAM ASAP CAIR
TIM PENGUSUL :
Adha Panca Wardanu, S.TP, MP Ketua NIDN. 1117098305
Khairul Zaman, M.Si Anggota NIDN. 1112088501
POLITEKNIK KETAPANG
APRIL, 2014
Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 161/ Teknologi Industri Pertanian
-
2
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA
Judul Penelitian : KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI KULIT BUAH NIPAH (Nypa
fruticans) DENGAN AKTIVATOR ZnCl2 SEBAGAI ADSORBEN
UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN FENOL DALAM ASAP CAIR
Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 161/ Teknologi Industri Pertanian
Ketua Peneliti :
a. Nama Lengkap : Adha Panca Wardanu, S.TP, MP b. NIDN : 1117098305 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Program Studi : Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan e. Nomor HP : 0813 4502 8801 f. Alamat Email : [email protected] Anggota Peneliti (1) :
a. Nama Lengkap : Khairul Zaman b. NIDN : 1112088501 c. Perguruan Tinggi : Politeknik Ketapang Lama Penelitian Keseluruhan : 1 Tahun
Penelitian Tahun ke : 1
Biaya Penelitian : - Diusulkan ke DIKTI Rp. 14.600.000 - Dana Internal PT Rp. 0,00 - Dana Institusi lain Rp. 0,00 - Inkind sebutkan
Mengetahui, Ketapang, 24 - 4 - 2014
Ketua Jurusan Ketua Peneliti
(Irianto Sastro Prawiro) (ADHA PANCA WARDANU)
NIP/NIK. 16118 0108 081 NIP/NIK. 16118 0108 049
Menyetujui,
Kepala UP2KM
(Adha Panca Wardanu)
NIP/NIK.161180108049
-
3
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
RINGKASAN .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4
1.5. Target Luaran ....................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Nipah ..................................................................................................... 5
2.2. Karbon Aktif .......................................................................................................... 6
2.3. Asap Cair ......................................................................................................... 8
2.4. Fenol ......................................................................................................... 9
2.5. Adsorben ......................................................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................ 12
3.2. Bahan dan Alat Penelitian ..................................................................................... 12
3.3. Prosedur Penelitian ................................................................................................ 13
3.4. Rancangan Percobaan ............................................................................................ 14
3.5. Parameter Pengamatan ......................................................................................... 14
3.6. Analisis Data ......................................................................................................... 14
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Penelitian ............................................................................................. 16
4.2. Jadwal Penelitian .................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 17
LAMPIRAN ............................................................................................................... 19
-
4
RINGKASAN
Adha Panca Wardanu : KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI KULIT
BUAH NIPAH (Nypa fruticans) DENGAN AKTIVATOR ZnCl2 SEBAGAI
ADSORBEN UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN FENOL DALAM ASAP
CAIR
Kulit buah nipah masih belum optimal, mengingat potensi kulit nipah cukup
besar ketersediaanya. Maka perlu dilakukan diversifikasi menjadi produk lain yang
bernilai ekonomi, diantaranya adalah pemanfaatan kulit buah nipah untuk arang
(karbon) aktif. Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang telah diaktifkan
melalui aktivasi dengan menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-bahan kimia
sehingga pori-porinya terbuka dan demikian daya adsorpsinya menjadi lebih tinggi
terhadap zat warna dan bau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan
karakteristik arang aktif kulit buah nipah dengan menggunakan aktivator ZnCl2 dan
mengetahui daya serapnya terhadap kandungan fenol didalam asap cair.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial 2x5x5
ulangan dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu aktivasi (700oC dan 900
oC) dan
konsentrasi bahan pengaktif ZnCl2 (0,1% ; 0,4% ; 0,7% ; 1% ; 1,3%). Paramater
kualitas arang aktif yang diuji meliputi : rendemen, kadar air, kadar
abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, daya serap terhadap iodium dan
daya serap terhadap metilen biru. Data-data yang diperoleh dianalisis dengan F hitung
dan pengaruh faktor-faktor diuji lanjut menggunakan Uji Duncan.
Hasil terbaik dari penelitian ini diaplikasikan sebagai absorben untuk
menurunkan kandungan fenol dalam asap cair tempurung kelapa
Kata Kunci : Arang aktif, Nipah, Asap cair
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nipah (Nypa fructicans) merupakan salah satu spesies utama penyusun
hutan mangrove yang termasuk famili Palmae, tumbuh di daerah pasang surut
serta tersebar hampir merata diseluruh Indonesia. Luas areal tanaman nipah di
seluruh Indonesia mencapai 700.000 ha atau 10% dari luas lahan pasang surut
yang mencapai 7 juta ha, dengan rerata populasi pohon 8.000/ha diperkirakan total
populasi nipah di Indonesia mencapai 5.600 juta pohon (Baharudin dan
Taskirawati, 2009). Penyebarannya meliputi wilayah kepulauan Sumatra,
Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya (Rachman dan Sudarto,
1992). Di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, daerah sentra tanaman nipah
tersebar di kawasan pesisir selatan hingga utara yang melingkupi wilayah
kabupaten ketapang hingga kabupaten sambas yang terletak di bagian utara.
Sejauh ini, pemanfaatan nipah oleh masyarakat Kalimantan Barat
khususnya pesisir pantai dan sungai terbatas pada daun dan tulang daun (lidi),
daun nipah yang telah tua banyak dimanfaatkan secara tradisional untuk membuat
atap rumah yang daya tahannya mencapai 3-5 tahun. Daun nipah yang masih
muda mirip janur kelapa, dapat dianyam untuk membuat dinding rumah dan
untuk melindungi daratan/pantai dari abrasi air laut. Padahal banyak sekali
manfaat yang dapat diambil dari tanaman nipah seperti nira untuk dibuat gula, dan
buah untuk makanan segar atau dibuat tepung serta kulit untuk dibuat briket dan
bahan baku pembuat kertas seni.
Pemanfaatan kulit buah nipah masih belum optimal, mengingat potensi
kulit nipah cukup besar ketersediaanya. Pada satu pohon nipah dapat
menghasilkan buah kurang lebih seberat 5 kg dan menghasilkan limbah kulit buah
kurang lebih sekitar 3 kg. Kulit buah nipah itu sendiri mengandung 36,5%
-
2
selulosa dan kadar lignin sebesar 27,3% (Tamunaidu P dan Saka S, 2011).
Menurut Baharudin dan Taskirawati (2009) dalam satu hektar terdapat kurang
lebih 8.000 pohon, maka diperkirakan ada 48 ton limbah kulit buah dan pelepah
nipah per hektar per tahun.
Beberapa penelitian mengenai kulit buah nipah telah dilakukan
diantaranya penelitian yang telah dilakukan Mulyadi dkk (2013), kulit nipah dapat
dimanfaatkan menjadi biobriket sebagai bahan bakar alternatif. Selain itu menurut
Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, A.F., (2013), kulit buah nipah berpotensi untuk
dijadikan pulp sebagai bahan baku pembuatan kertas. Untuk lebih
memaksimalkan peningkatan nilai ekonomis kulit tanaman nipah selain
dimanfaatkan menjadi briket dan pulp, juga perlu diversifikasi menjadi produk
lain yang bernilai ekonomi, diantaranya adalah pemanfaatan kulit buah nipah
untuk arang (karbon) aktif.
Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon yang telah
diaktifkan melalui aktivasi dengan menggunakan gas CO2, uap air, atau bahan-
bahan kimia sehingga pori-porinya terbuka dan demikian daya adsorpsinya
menjadi lebih tinggi terhadap zat warna dan bau. Daya adsopsi yang tinggi
membuat arang aktif banyak digunakan untuk proses pemurnian dan penghilangan
bau pada industri. Industri yang menggunakan arang aktif antara lain industri
makanan dan minuman, air mineral, petrokimia, kimia, farmasi dan kedokteran.
Seiring dengan peningkatan permintaan akan arang aktif maka industri arang aktif
di Indonesia berkembang dengan pesat. Pada tahun 2006, ekspor arang aktif
Indonesia tercatat sebesar 2.012.675.965 kg (Intan Kurniawan, K.G., dan Gentur
Sutapa, J.P., 2009).
Arang aktif dapat dibuat dari semua bahan yang mengandung karbon, baik
organik maupun anorganik dengan syarat bahan tersebut mempunyai struktur
berpori. Pada pembuatan karbon aktif dari sekam, dedak dan tempurung kelapa,
arang hasil karbonisasi diaktivasi menggunakan bahan kimia yang berbeda, antara
lain : HCl, HNO3, H2SO4, NaOH, NaCl, KCl, ZnCl2, dan CaCl2. Ternyata kualitas
karbon aktif yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh jenis bahan baku dan zat
-
3
aktivator yang digunakan. Pada pembuatan karbon aktif dari sekam padi dengan
metode aktivasi kimia satu langkah dalam waktu retensi rendah menggunakan zat
aktivator ZnCl2, NaOH, dan H3PO4, diperoleh hasil terbaik dari pembuatan
menggunakan zat aktivator ZnCl2 dengan perbandingan massa sekam padi : ZnCl2
1:1 yang memiliki luas permukaan SBET Sebesar 750 m2/g (Sukir, 2008).
Pembuatan arang aktif dari kulit buah nipah belum pernah dilakukan,
untuk itu pada penelitian ini akan dilakukan pembuatan dan karakterisasi arang
aktif dari kulit buah nipah dengan menggunakan aktivator ZnCl2 dan aplikasinya
dalam meningkatkan mutu asap cair tempurung kelapa khususnya untuk
mengurangi kandungan fenol didalam asap cair. Asap cair memiliki banyak
manfaat antara lain sebagai biopreservatif, antioksidan dan perisa pada berbagai
produk asapan. Visciano, dkk (2008) dalam Syahraeni Kadir, Darmadji, P.,
Hidayat, C., dan Supriyadi, (2011) mengemukakan bahwa pengasapan pada
berbagai produk merupakan metode pengawetan yang memberikan citarasa dan
warna khas pada produk tersebut serta meningkatkan daya simpannya. Akan tetapi
selain memiliki peran penting, asap cair juga mengandung senyawa PAH
(polycyclic aromatic hydrocarbons) yang beberapa diantaranya bersifat
karsinogenik di mana implikasinya terhadap kanker payudara, paru-paru dan
kolon telah dibuktikan pada hewan percobaan.
Fenol merupakan salah satu senyawa organik dominan yang terkandung di
dalam asap cair disamping dua senyawa dominan lainnya yakni asam dan
karbonil. Fenol di dalam asap cair berperan sebagai antioksidan dan perisa pada
produk pangan asap. Meskipun demikian, penggunaan fenol sebagai antioksidan
dan sebagai perisa makanan harus dibatasi karena dapat berpengaruh negatif bagi
kesehatan tubuh misalnya sebagai prooksidan atau menyebabkan aroma asap cair
menjadi sangat kuat sehingga sulit diterima oleh konsumen. Asap cair komersial
yang diizinkan mengandung fenol 1250 2500 mg/L (Syahraeni Kadir dkk,
2011). Hasil penelitian Syahraeni Kadir, dkk (2011) Penurunan konsentrasi fenol
dari asap cair tempurung kelapa hibrida dapat dilakukan melalui adsorpsi dengan
menggunakan arang aktif. Hal ini terbukti dengan meningkatnya kapasitas
-
4
adsorpsi arang aktif pada berbagai konsentrasi fenol di dalam asap cair tempurung
kelapa hibrida terutama pada suhu 30 C.
1.2. Rumusan Masalah
1. Berapa konsentrasi ZnCl terbaik untuk menghasilkan arang aktif kulit buah
nipah sesuai standar SNI ?
2. Berapa suhu aktivasi terbaik dalam pembuatan arang aktif kulit nipah ?
3. Bagaimana daya serap arang aktif kulit buah nipah terhadap kandungan fenol
dalam asap cair tempurung kelapa ?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menentukan konsentrasi ZnCl terbaik yang ditambahkan dalam pembuatan
arang aktif kulit nipah.
2. Menentukan suhu aktivasi terbaik untuk pembuatan arang aktif kulit nipah ?
3. Mengetahui daya serap arang aktif terhadap fenol dalam asap cair tempurung
kelapa?
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah diversifikasi produk dari tanaman
nipah dalam upaya meningkatkan nilai tambah kulit buah nipah, sebagai sumber
bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak, serta memperbaiki kualitas
asap cair tempurung kelapa.
1.5. Target Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Publikasi ilmiah dalam jurnal lokal atau Jurnal Nasional akreditasi.
2. Pengayaan mata kuliah teknologi pengolahan pada program studi Teknologi
Pengolahan Hasil Perkebunan di Politeknik Ketapang.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Nipah
Nipah (Nypa fruticans (Thunb.) Wurmb.) termasuk tanaman dari suku
Palmae, tumbuh di sepanjang sungai yang terpengaruh pasang surut air laut.
Tumbuhan ini dikelompokkan pula kedalam tanaman hutan mangrove. Tanaman
tumbuh rapat bersama, seringkali membentuk komunitas murni yang luas di
sepanjang sungai dekat muara hingga sungai dengan air payau. Buahnya
membulat seperti buah pandan dengan panjang bonggol hingga 45 cm. Sebaran
jenis tanaman ini utamanya di daerah equator, melebar dari Sri Langka ke Asia
Tenggara hingga Australia Utara. Luas areal pertanaman nipah di Indonesia
diperkirakan 700.000 ha, terluas dibandingkan dengan Papua Nugini (500.000 ha)
dan Filipina (8.000 ha) (Subiandono, E., dkk, 2011).
Gambar 1. Buah Nipah
Tanaman Nipah tumbuh subur di hutan daerah pasang surut (hutan
mangrove) dan daerah rawa-rawa atau muara-muara sungai yang berair payau. Di
Indonesia luas daerah tanaman nipah adalah 10% dari luas daerah pasang surut
sebesar 7 juta Ha atau sekitar 700.000 Ha. Penyebarannya meliputi wilayah
-
6
kepulauan Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya
(Subiandono, E., dkk, 2011).
Nipah umumnya tumbuh di belakang formasi hutan mangrove di
sepanjang sungai menuju muara. Di tempat tersebut banyak terdapat endapan
tanah yang berasal dari hulu sungai, sehingga habitat nipah menjadi subur dan
berlumpur dalam. Keadaan airnya juga relatif lebih baik dibandingkan dengan di
hulu sungai. Pada areal yang ditumbuhi nipah, jumlah pohon dapat mencapai
1.984 pohon/ha, 1.067 pohon/ha di antaranya berbuah. Setiap pohon nipah
berbuah rata-rata 3,55 bonggol/pohon, 2,83 bonggol buah tua dan 0,76 bonggol
buah muda/pohon. Setiap bonggol rata-rata berisi 65 buah nipah. Rata-rata tiap
lima bonggol berisi 325 buah nipah muda atau 65 buah/bonggol, bobot buah rata-
rata 209 g, yang terdiri atas sabut dan tempurung 172,65 g (82,6%) dan daging
buah adalah 36 g (17,4%). Pada satu pohon nipah dapat menghasilkan buah
kurang lebih seberat 5 Kg dan menghasilkan limbah kulit buah kurang lebih
sekitar 3 Kg. Kulit buah nipah itu sendiri mengandung 36,5% selulosa dan kadar
lignin sebesar 27,3%.
Nipah juga merupakan sumber pangan dan energi, namun belum banyak
dipublikasi mengenai potensi maupun pemanfaatannya. Padahal hampir di
sebagian besar sungai yang masih terpengaruh olehpasangnya air laut banyak
dijumpai tumbuhan nipah dengan populasi yang sangat besar. Dilaporkan bahwa
pemanfaatan nipah secara tradisional oleh masyarakat di Batu Ampar, Pontianak,
untuk menghasilkan gula dan garam selain jajanan yang dibuat dari buah
(endosperma) nipah . Gula nipah diperoleh melalui pengolahan nira (cairan manis
yang diperoleh dari tandan bunga sebelum mekar), sedangkan garam nipah
diperoleh dari daging pelepah yang tua.
2.2. Karbon Aktif
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95%
karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan
pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi
kebocoran udara di dalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung
-
7
karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain
digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben
(penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan
ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi
dengan aktif faktor bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada
temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat
fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif. Proses
pembuatan karon aktif dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu :
1. Dehidrasi yaitu proses penghilangan air. Bahan baku dipanaskan sampai
temperatur 170C.
2. Karbonisasi yaitu pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon.
Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600C.
3. Aktivasi yaitu dekomposisi tar dan perluasan pori-pori.
Untuk mendapatkan karbon aktif yang baik, maka karbon hasil proses
karbonisasi perlu diaktivasi. Proses aktivasi merupakan suatu perlakuan terhadap
arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan
ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga
arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas
permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Metoda
aktivasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
a. Aktivasi Kimia: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
pemakaian bahan-bahan kimia. Aktivator yang digunakan adalah bahan-
bahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida,
sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2 asam-asam
anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4.
b. Aktivasi Fisika: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
bantuan panas, uap dan CO2.
Luas permukaan arang aktif berkisar antara 300-3500 m2/g dan ini
berhubungan dengan struktur pori internal yang menyebabkan arang aktif
mempunyai sifat sebagai adsorben. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan
senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif, tergantung pada
-
8
besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif sangat
besar, yaitu 25-100% terhadap berat arang aktif. Menurut persyaratan Standar
Industri Indonesia (SII) Nomor 0258-79, karakteristik suatu karbon aktif sebagai
berikut :
Kadar Air : maksimum 10%
Kadar Abu : maksimum 2,5%
Kadar Zat terbang : maksimum 25%
Kadar Karbon : minimum 65%
Bagian yang tidak diperarang : Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I2 : minimum 20%
Pemanfaatan arang aktif dalam industri antara lain : menghilangkan zat
bau zat warna dan pemurnian air, serta menghilangkan bahan pencemar dan lain
sebagainya.
2.3. Asap Cair
Asap merupakan dispersi uap asap dalam udara, yang dihasilkan dari
proses distilasi kering atau pirolisa biomasa seperti kayu, kulit kayu, tempurung,
sabut, bambu, daun, dan lain sebagainya.
Proses pirolisa ini berjalan secara bertahap diawali dari tahap pertama
penghilangan air biomasa pada suhu 120150oC, diikuti tahap kedua proses
pirolisa hemiselulosa pada suhu 150-200o C, kemudian tahap ketiga proses
pirolisa selulosa pada suhu 250300o C, dilanjutkan tahap ke empat proses
pirolisa lignin pada suhu 400oC. Pada tahap lebih lanjut proses pirolisa akan
menghasilkan senyawa-senyawa baru hasil pirolisa produk kondensasi yang
mengandung komponen senyawa kimia yang sangat komplek seperti aldehid,
keton, alkohol, asam karboksilat, ester, furan, turunan piran, fenol, tar dan
senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang terjadi pada suhu >500
oC (Aditria, R., Cahyono, B., dan Swastawati, 2013).
-
9
2.4. Fenol
Senyawa asap memberikan flavor asap (smoky) khas yang tidak dapat
digantikan dengan cara lain. Fenol merupakan senyawa yang paling bertanggung
jawab pada pembentukan aroma spesifik yang diinginkan pada produk asapan,
terutama fenol dengan titik didih medium seperti guaikol, eugenol dan siringol
Fenol dalam hubungannya dengan sifat sensoris mempunyai bau pungent kresolik,
manis, smoky dan seperti terbakar.
Fenol merupakan salah satu senyawa organik dominan yang terkandung di
dalam asap cair disamping dua senyawa dominan lainnya yakni asam dan
karbonil. Fenol di dalam asap cair berperan sebagai antioksidan dan perisa pada
produk pangan asap. Meskipun demikian, penggunaan fenol sebagai antioksidan
dan sebagai perisa makanan harus dibatasi karena dapat berpengaruh negatif bagi
kesehatan tubuh misalnya sebagai prooksidan atau menyebabkan aroma asap cair
menjadi sangat kuat sehingga sulit diterima oleh konsumen. Asap cair komersial
yang diizinkan mengandung fenol 1250 2500 mg/L (Kadir,S., dkk, 2011).
Salah satu upaya pemisahan senyawa aktif yang mengkontribusi aroma
dari senyawa kompleksnya adalah adsorpsi (Diban dkk., 2007). Adsorpsi
merupakan proses pemisahan suatu zat (adsorbat) dengan menggunakan adsorben,
baik melalui proses elusi maupun tanpa elusi. Proses elusi dilakukan apabila
senyawa yang diinginkan teradsorp di dalam adsorben dan sebaliknya proses elusi
tidak diperlukan apabila senyawa yang tidak diinginkan teradsorp.
2.5. Adsorpsi
Sorpsi merupakan istilah umum yang menggambarkan pergerakan materi
dari satu fase ke fase lain. Bila sorpsihanya terjadi pada permukaan fasa lain
disebut adsorpsi, sedangkan bila materi tersorpsi terbagi rata di seluruh fasa
disebut absorpsi.
Arang aktif merupakan salah satu jenis adsorben yang penggunaannya
sangat populer hingga saat ini karena memiliki kapasitas adsorpsi yang tinggi.
Sifat karbon aktif yang paling penting adalah kapasitas adsorspinya. Dalam hal
ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas adsorpsi yaitu :
-
10
1. Sifat Adsorben
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing berikatan
secara kovalen dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar.
Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang
penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin
kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan
demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi,
dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Jumlah atau
dosis arang aktif yang digunakan, juga diperhatikan.
2. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi
kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing-masing senyawa.
Adsorpsi akanbertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul
serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorsi juga
dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai
dari senyawa serapan.
3. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk menyelidiki temperatur
pada saat berlangsungnya proses. Karena tidak ada peraturan umum yang bisa
diberikan mengenai temperatur yang digunakan dalam adsorpsi. Faktor yang
mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas termal
senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa
serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan
dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada
temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih kecil.
4. pH (Derajat Keasaman)
Untuk asam-asam organik adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan,
yaitu dengan penambahan asam-asam minreal. Ini disebabkan karena kemampuan
asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila
-
11
pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan
berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
5. Waktu Kontak
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk
mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan
jumlah arang yang digunakan. Selain ditentukan oleh dosis arang aktif,
pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan
untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan
senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan
waktu singgung yang lebih lama (Sembiring, 2003).
-
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan selama 4 (empat) bulan dan dilakukan di
laboratorium pengolahan dan kimia politeknik ketapang.
3.2. Bahan dan Alat
3.2.1. Bahan
Bahan baku yang digunakan adalah kulit buah nipah (Nypa fruticans),
aquades, larutan ZnCl2, larutan iodium, larutan kanji, larutan biru metilen, larutan
natrium tiosulfat dan larutan benzena serta asap cair tempurung kelapa.
3.2.2. Alat
Peralatan utama yang digunakan antara lain : retort, furnace,
spektrofotometer, gelas ukur, crusible, kertas saring, ayakan, desikator,
elenmeyer, labu ukur, buret, gelas beker, cawan arloji, timbangan analitik, oven
dan spektrofotometer.
3.3. Prosedur Kerja
Sebelum digunakan kulit buah Nipah dibersihkan dan dicuci untuk
menghilangkan tanah liat dan impuritas anorganik lainnya. Kemudian kulit nipah
dipotong dengan ukuran 505 mm dan dikeringkan di dalam oven selama 24 jam
pada suhu 120C untuk mengurangi kandungan airnya. Selanjutnya dilakukan
tahap-tahap sebagai berikut :
-
13
1. Tahap Pirolisis
Kulit buah nipah kering dimasukkan ke dalam tungku pengarangan dan
dipanaskan pada suhu 300oC selama 5 jam hingga menjadi arang (pirolisis).
Arang yang terbentuk diambil dan didinginkan pada suhu ruang (udara terbuka).
2. Tahap Aktivasi :
Arang yang dihasilkan diaktifkan secara kimia yaitu direndam dalam
larutan ZnCl2 0,1 %, 0,4 %, 0,7 %, 1%, 1,3 % selama 24 jam, kemudian
ditiriskan. Setelah itu arang dipanaskan pada tungku aktivasi pada suhu 700C dan
900C selama 1 jam. Selanjutnya didinginkan selama 24 jam kemudian
ditimbang, dan dihitung rendemennya. Sebelum diperlakukan lebih lanjut, arang
aktif disimpan dalam plastik yang tertutup rapat. Arang aktif kemudian ditumbuk
dengan dan diayak dengan ayakan berukuran 80 mesh dan selanjutnya siap diuji
kualitasnya.
3. Tahap Pengujian :
Rendemen, kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon
terikat, daya serap terhadap iodium, daya serap terhadap metilen biru (SNI 06-
3730-1995) dan arang aktif kualitas terbaik yang dihasilkan digunakan sebagai
absorben pada pemurnian asap cair tempurung kelapa. Untuk menguji keefektifan
arang aktif kulit nipah dalam mengurangi kandungan fenol dalam asap cair
dilakukan pengujian daya serap terhadap fenol.
3.4. Rancangan Percobaan
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial
2x5x5 ulangan dengan dua faktor perlakuan yaitu suhu aktivasi (700oC dan
900oC) dan konsentrasi bahan pengaktif ZnCl2 (0,1% ; 0,4% ; 0,7% ; 1% ; 1,3%).
Dari kedua faktor tersebut didapat 10 kombinasi perlakuan yaitu :
S1A1 = Konsentrasi ZnCl2 0,1 % dengan suhu aktivasi 700C
S2A1 = Konsentrasi ZnCl2 0,4 % dengan suhu aktivasi 700C
S3A1 = Konsentrasi ZnCl2 0,7 % dengan suhu aktivasi 700C
S4A1 = Konsentrasi ZnCl2 1,0 % dengan suhu aktivasi 700C
-
14
S5A1 = Konsentrasi ZnCl2 1,3 % dengan suhu aktivasi 700C
S1A2 = Konsentrasi ZnCl2 0,1 % dengan suhu aktivasi 900C
S2A2 = Konsentrasi ZnCl2 0,4 % dengan suhu aktivasi 900C
S3A2 = Konsentrasi ZnCl2 0,7 % dengan suhu aktivasi 900C
S4A2 = Konsentrasi ZnCl2 1,0 % dengan suhu aktivasi 900C
S5A2 = Konsentrasi ZnCl2 1,3 % dengan suhu aktivasi 900C
Setiap kombinasi perlakuan di ulang lima kali, sehingga diperoleh 50 unit
percobaan.
3.5. Parameter Pengamatan
Kualitas arang yang dihasilkan di uji kualitasnya berdasarkan Standar
ASTM (Anonim, 1982) yang meliputi penetapan kadar air, zat terbang, abu, dan
kadar karbon terikat. Sedangkan kualitas arang aktif di uji berdasarkan standar
Indonesia (Anonim, 1995) yang meliputi penetapan kadar air, abu, zat terbang,
karbon, daya serap terhadap yodium dan fenol. Pengamatan untuk setiap
parameter dilakukan sebanyak lima ulangan.
3.6. Analisa Data
Data-data yang diperoleh dianalisis dengan F hitung dan pengaruh faktor-
faktor diuji lanjut menggunakan uji beda nyata menggunakan Duncan Multiple
Range Test (DMRT) pada taraf 0,5.
-
15
Kulit Buah Nipah
Dipotong 2x2 cm
Dikeringkan
(Suhu 170C, Selama 24 Jam)
Pirolisasi
(Suhu 500C)
Arang Kulit Buah Nipah
Direndam dalam larutan ZnCL2
(Sesuai Perlakukan) Selama 24 Jam
Diaktifasi
(Suhu 700C dan 900C)
Arang Aktif Kulit Buah Nipah
Aplikasi pada Asap Cair
Analisis :
Rendemen, Kadar Air,
Kadar, Abu, Daya Serap
I2, Kadar Karbon
Analisis :
Daya serap fenol
Gambar 2. Tahapan Penelitian
-
16
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Berikut ringkasan Anggaran Biaya Penelitian yang diusulkan :
No Jenis Pengeluaran Biaya yang
Diusulkan (Rp.)
1 Gaji dan Upah 2.920.000
2 Bahan habis pakai dan peralatan 7.300.000
3 Perjalanan 2.190.000
4 Lain-lain 2.190.000
Jumlah Total Biaya Penelitian yang diusulkan : 14.600.000
4.2. Jadwal Penelitian
Berikut jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan :
Uraian Kegiatan Tahun I
Bulan Ke -
1 2 3 4 5 6
Persiapan Penelitian (Administrasi, Rencana Kerja,
Rencana Kebutuhan, Koordinasi tim)
Pelaksanaan Penelitian
- Penyiapan Alat dan Bahan Penelitian
- Pembuatan Arang Aktif dan Aplikasinya
- Pengujian Arang Aktif
- Validasi data dan olah data penelitian
Penyusunan Laporan Akhir
Pelaporan Akhir/ Publikasi
-
17
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin dan Taskirawati. 2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Hassanudin.
Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, A.F., 2013. Pengaruh Lama Pemeraman Terhadap KadarLignin dan Selulosa Pulp (Kulit Buah dan Pelepah Nipah) Menggunakan Biodegradator EM4. Jurnal Industria Vol. 2 [1] : 75-83
Intan Kurniawan, K.G., dan Gentur Sutapa, J.P., 2009. Pembuatan dan Pemanfaatan Arang Aktif dari Tempurung Buah Lontar (Borassus flabellifer Linn) Sebagai Adsorben Limbah Batik Kayu. Fakultas Kehutanan, Universitas Gajahmada.
Mulyadi, A.P, Dewi, I.K., dan Deoranto, P., 2013. Pemanfaatan Kulit Buah Nipah Untuk Pembuatan Briket Bioarang Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 14. [1] : 65-72.
P. Tamunaidu and S. Saka, 2011. Chemical Characterization of Various Parts of Nipa Palm (Nypa fruticans). Industrial Crops and Products, 34:14231428.
Pambayun, G.S., Yulianto, R.Y.E., Rachimoellah, M., Endah Putri, 2013. Pembuatan Karbon Aktif Dari Arang Tempurung Kelapa Dengan Aktivator ZnCl2 dan Na2CO3 Sebagai Adsorben Untuk Mengurangi Kadar Fenol Dalam Air Limbah. Jurnal Teknik Pomits Vol. 2 [1]: 116-120.
Pari, G. dan Hendra, D., 2006. Pengaruh Lama Waktu Aktivasi dan Konsentrasi Asam Fosfat Terhadap Mutu Arang Aktif Kulit Kayu Acacia mangium. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Pari, G., Sofyan, K., Syafii, W., dan Buchari, 2006. Arang Aktif Sebagai Bahan Penangkap Formaldehida Pada Kayu Lapis. Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 14[1] : 17-23.
Subiandono, E., Heriyanto, N.M., dan Karlina, E., 2011. Potensi Nipah (Nypa Fruticans) Sebagai Sumber Pangan dari Hutan Mangrove. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Suhendra, D., dan Gunawan E.R., 2010. Pembuatan Arang Aktif dari Batang Jagung Menggunakan Asam Sulfat dan Penggunaanya Pada Penyerapan Ion Tembaga (II). Jurnal Makara, Sains Vol 14 [1] : 22-26.
Sukir, 2008. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Sekam Padi. Tesis. Institut Teknologi Bandung.
-
18
Syahraeni Kadir, Darmadji, P., Hidayat, C., dan Supriyadi, 2011. Kesetimbangan Adsorpsi Fenol dari Asap Cair Tempurung Kelapa Hibrida pada Arang Aktif. Jurnal Agritech Vol. 31[1]: 30-35.
-
19
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
I. Anggaran Tahun Pertama
1. Honor Tim Peneliti
No. Honor Honor/ Jam
(Rp.)
Waktu
(Jam/ Minggu) Minggu
Honor per Tahun
(Rp.)
Tahun I
1. Ketua 22.500 4,5 24 2.430.000
2. Anggota 10.000 2 24 480.000
Sub Total (Rp.) 2.920.000
Persentase 20%
2. Peralatan Penunjang dan bahan habis pakai
No Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp.)
Harga
Peralatan
Penunjang
(Rp)
1. Buah Nipah Bahan Baku Utama 200 12.000 2.400.000
2. Asap Cair Pengujian 3000 65 195.000
3. Kalium Iodin Analisa Daya Serap I2 1000 500 500.000
4. Na. Thisulfat Analisa Daya Serap I2 1000 200 200.000
5. Iodium Analisa Daya Serap I2 250 2.000 500.000
6. Larutan Kanji Analisa Daya Serap I2 250 500 125.000
7. Oven Analisa Kadar Air 72 5.000 360.000
8. Tanur/furnace Analisa Kadat Abu 24 15.000 360.000
9. Glass wear Analisa dan Pengujian 40 5.000 200.000
10. Spektrofotometri Kadar Fenol 50 35.000 1.750.000
11. Drum klin Proses pirolisis 2 300.000 600.000
12. Minyak Tanah Proses pirolisis 2 15.000 30.000
13. Pipa Besi 2" Proses pirolisis 1 80.000 80.000
Sub Total (Rp.) 7.300.000
Persentase 50%
3. Perjalanan
No. Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas
Harga
satuan
(Rp.)
Biaya
Perjalanan
per Tahun
(RP)
1. Perjalanan survey
bahan baku
Transport ke sentra
nipah 1 50.000 100.000
2. Monev 70% Transport Ketapang-
Pontianak PP 2 500.000 1.000.000
3. Monev
Desentralisasi
Transport Ketapang-
Pontianak PP 2 500.000 1.000.000
-
20
4. Transportasi ke
instansi terkait Ketapang 1 50.000 100.000
Sub Total (Rp.) 2.190.000
Persentase 15%
5. Lain-lain
No. Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas
Harga
Satuan
(Rp.)
Harga
Lain-lain
(Rp.)
1 Rapat Koordinasi Koordinasi 3 120.000 360.000
2 Kerta Ukuran A4 70
Gsm
Print Out laporan
dan administrasi 3 45.000 135.000
3 Tinta Printer Warna
Print Out laporan
dan administrasi 2 45.000 90.000
4 Tinta Printer Hitam
Print Out laporan
dan administrasi 3 40.000 120.000
5 Kertas Sampul Ukuran
A4
Laporan
Kemajuan dan
Akhir
10 1.500 15.000
6 Stapler + Isinya Penjilidan 1 30.000 30.000
7 Referensi dan Literatur Penggandaan 200 250 50.000
8 Laporan Sementara
(Kemajuan 70%)
Penggandaan 4 20.000 80.000
9 Materai 6000 Laporan
Keuangan 10 8.000 80.000
10 Materai 3000 Laporan
Keuangan 10 5.000 50.000
11 Laporan Akhir Penggandaan 5 20.000 100.000
12 Seminar Laporan Akhir 1 150.000 150.000
13 Laporan ke Kopertis Pengiriman 2 40.000 80.000
14 Pajak PPH 21 dan PPN 1 350.000 350.000
15 Publikasi Publikasi 1 500.000 500.000
Sub Total 2.190.000
Persentase 15%
Total Biaya yang di Usulkan (Rp.) 14.600.000
Persentase 100%
-
21
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
Adapun susunan organisasi tim peneliti adalah sebagai berikut :
No
. Nama NIDN
Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
(Jam / Minggu) Uraian Tugas
1. Adha Panca
Wardanu
1117098305
Teknologi
Industri
Pertanian
4,5/ Minggu
Survey lapangan,
pengambilan data,
analisa data dan
pelaporan akhir.
2. Khairul
Zaman 1112088501 Ilmu Sains 2/ Minggu
Pengambilan data,
pelaporan.
-
22
Lampiran 3. Biodata Peneliti
Identitas Ketua
Nama Lengkap : Adha Panca Wardanu, S.TP, MP
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
NIK : 16118-0108-049
NIDN : 11-1709-8305
Tempat Tanggal Lahir : Pontianak, 17 September 1983
Alamat Rumah : Jl. Gajahmada Kompl. Palm Vista Residance D 61, Ketapang
Nomor Telepon/ Faks/ HP : 0813 4502 8801
Alamat Kantor : Jl. Rangga Sentap (Dalong), Kab. Ketapang
Alamat Email : [email protected]
Mata Kuliah yang Diampu 1. Pengantar Teknologi Pertanian 2. Pengawasan Mutu 3. Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit
Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Nama Perguruan
Tinggi
Institut Pertanian STIPER
Jogjakarta
Universitas Brawijaya
Bidang Ilmu Teknologi Industri Hasil
Pertanian
Teknologi Industri Pertanian
Tahun Masuk-
Lulus
2005 -2007 2008 -2010
Judul Skripsi/ Tesis Karakteristik Minuman
Probiotik Sari Lidah Buaya
dengan Variasi jenis bakteri
asam laktat dan penambahan
gelatin
Pemanfaatan Limbah Industri
Konsentrat Nanas dalam Pembuatan
Nata de Pina dan prakiraan kelayakan
teknis dan finansial pada skala industri
kecil
Nama Pembimbing Ngatirah, SP. MP Prof. Sri Kumalaningsih, MApp.Sc
Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp.)
2013 Strategi Pengembangan Agroindustri
Kelapa Terpadu (Studi Kasus di
Kabupaten Ketapang)
DP2PM DIKTI
(Dosen Pemula) 12.5000.000.,
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
Tahun Judul Pengabdian Pada Masyarakat Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
2012 Pelatihan Tepat Guna Berbasis
Komoditi Kelapa di Kecamatan
Muara Pawan Ketapang
Hibah Kerjasama
Pengembangan Politeknik
Pemda (Dikti)
15.000.000.,
-
23
Publikasi Ilmiah
Judul Artikel
Volume/
Nomor/
Tahun
ISSN Nama Jurnal
Characteristic Probiotik Bevarage of
Juice Aloevera With Lactic Acid
Bacterial Type and Gelatin Addition
Vol. III. No.
1.
January,
2007
ISSN 1829 -
8451 AgroteknoSE
An Innovative Natural Dietary Fibre
(Nata)Product Made from Solid
Waste of Pineapple Concentrate
Industry Using Acetobacter xylinum
Vol. 4. No. 1.
January,
2012
ISSN 2075 -
4124
International
Journal Of
Academic
Research
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah Dosen Pemula.
Ketapang, 14 04 - 2014
Pengusul,
( Adha Panca Wardanu )
-
24
Identitas Diri Anggota
Nama Lengkap : Khairul Zaman
Jabatan Fungsional : Tenaga Pengajar
NIDN : 1112088501
Tempat Tanggal Lahir : 12 Agustus 1985
Alamat Rumah : Jl. Rangga Sentap, Dalong.Sukaharja. Ketapang
Nomor Telepon/ Faks/ HP : 08
Alamat Kantor : Jl. Rangga Sentap (Dalong), Kec. Sukaharja.
Kab. Ketapang
Alamat Email : [email protected]
Mata Kuliah yan Diampu 1. Ilmu Alamiah Dasar
2. Etika Profesi
Riwayat Pendidikan
S-1 S-2
Perguruan Tinggi Universitas Tanjungpura Universitas Tanjungpura
Bidang Ilmu Bahasa Inggris Ilmu Sains
Tahun Masuk-Lulus 2002 -2007 2008 -2011
Pengalaman Penelitian
Tahun Judul Penelitian
Sumber Keterangan
- - - -
-
2
POLITEKNIK KETAPANG UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Alamat Jalan Rangge Sentap(Dalong) Kel. Sukaharja Kec. Delta Pawan Ketapang,
Telp (0534) 3037212 -3037213 Faks, (0534) 303212
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Adha Panca Wardanu, S.TP, MP
NIDN :1117098305
Pangkat/ Gol. : III/ B
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
Alamat : Jalan Gajahmada Komplek Palm Vista Residance D 61,
Kalinilam. Kec. Delta Pawan, Kab. Ketapang 78813
Dengan ini menyatakan bahwa Proposal penelitian saya dengan judul : KARAKTERISASI
KARBON AKTIF DARI KULIT BUAH NIPAH (Nypa fruticans) DENGAN AKTIVATOR
ZnCl2 SEBAGAI ADSORBEN UNTUK MENGURANGI KANDUNGAN FENOL DALAM
ASAP CAIR yang diusulkan dalam skema Dosen Pemula untuk tahun anggaran 2015 bersifat
original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga/ Sumber dana lain.
Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidaksesuain dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penelitian yang sudah diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Ketapang, 14 April 2014
Mengetahui, Yang Menyatakan
Ketua UP2KM,
Adha Panca Wardanu Adha Panca Wardanu
NIK. 11618 0108 049 NIK. 11618 0108 049