pkd 3 (39925tk12)

12
Laporan Pratikum Laboratorium Sensor & Sistem Telekontrol KD-03 Disusun Oleh : M. Ikhsan Restiadi (12/333577/TK/39925) Program Studi Teknik Fisika Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2015

Upload: muhammadikhsanrestiadi

Post on 27-Sep-2015

258 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Laporan Prartikum

TRANSCRIPT

  • Laporan Pratikum Laboratorium Sensor & Sistem Telekontrol

    KD-03

    Disusun Oleh :

    M. Ikhsan Restiadi (12/333577/TK/39925)

    Program Studi Teknik Fisika Jurusan Teknik Fisika

    Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

    2015

  • A. Pendahuluan 1. Defenisi Fox Hunting

    Pada Pratikum kali ini akan dilaksanakan suatu kegiatan aktifitas amatir radio yaitu Fox Hunting. Fox Hunting atau Amateur Radio Direction Finding merupakan permainan petak umpet atau hide and seek amatir radio yang terdiri dari mobile fox hunting dan walking fox hunting. Prinsip yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemancar radio atau pemancar gelap akan diletakan disebuh tempat yang tersembunyi dan Kemudian dicari menggunakan direct antenna untuk menemukan lokasi pemancar tersebut.

    Ketentuan Fox Hunting sangat sederhana yaitu tim yang memburu disebut sebagai Fox akan mencari lokasi pancaran yang dipancarkan oleh tim yang diburu yang disebut beacon. Pemancaran akan dilakukan interval tertentu dan tim Fox harus menemukan tim Beacon dalam waktu yang telah ditentukan.

  • 2. Deskripsi Alat a. Beacon Radio

    Beacon Radio adalah radio yang akan memancarkan transmisi secara periodic dengan frekuensi tertentu. Beacon radio tersusun dari perangkat accu sebagai sumber daya, sound recorder, timer, HT, regulator, dan pemancar. Dalam pratikum kali ini beacon radio bertindak sebagai tim yang akan dicari. Beacon radio akan memberikan sinyal rambu sebagai isyarat yang akan digunakan untuk navigasi petunjuk arah. Dengan bantuan sinyal inilah akan ditemukan posisi beacon radio sebagai pemancar.

    b. Directional Antenna Directional antenna adalah antenna yang mampu menangkap sinyal yang dipancarkan oleh suatu pemancar pada arah tertentu. Pada pratikum kali ini directional antenna yang digunakan adalah antenna tiga tingkat. Panjang antenna secara efektif adalah panjang gelombang frekuensi radio yang dipancarkan oleh antenna tersebut. Energi antenna didapatkan dari hasil konversi energi Listrik menjadi gelombang elektromagnetik. Energi tersebut diradiasikan dan energi yang diradiasikan ini nantinya akan ditangkap oleh antenna yang lain. Pada umumnya Komunikasi menggunakan gelombang radio, antennanya dapat melakukan pengiriman dan penangkapan sinyal gelombang elektromagnetik ini.

  • c. Kompas Pada pratikum kali ini akan digunakan kompas sebagai petunujuk arah untuk kegiatan fox hunting ini.

    d. GPS GPS yang digunakan pada pratikum kali ini bertujuan untuk pentunjuk pencatatan kedudukan posisi untuk keperluan perhitungan sudut.

    3. Blok Diagram Sistem

    Transmitter (Beacon) Antenna

    Aktuator

    Receiver

    HT

    Display

  • 4. Blok Diagram SOP

    B. Langkah Kerja Pratikum 1. Menentukan Posisi Awal Untuk Pencarian Beacon. 2. Dengan menggunakan kompas, catat posisi berdasarkan

    posisi awal. 3. Turn ON direction finder (Fox Hunting) 4. Tentukan frekuensi pada fox hunting yang disesuaikan

    dengan frekuensi beacon yang dicari. 5. Arahkan fox hunting ke arah yang menunjukan sinyal beacon

    yang paling kuat. Lihat pada streght meter. 6. Ukur nilai azimuth dan sudutnya 7. Cari beacon sampai ketemu 8. Ketika beacon ditemukan catat posisi dan koordinatnya

    menggunakan GPS dan Kompas

    Penentuan Posisi Awal Pencarian

    Penentuan Sudut Elevasi dengan

    Kompas

    Pencarian Posisi Pemancar

    Pencatatan Posisi dan Koordinat

    Pemancar

  • C. Hasil Pengamatan / Eksperimen

    Nama Koordinat Elevation

    Titik Awal (Start): 285o

    S: 07 o 46 00,9 E: 110 o 22 26,1

    166 Meter

    Beacon 1 : 87 o Frequency : 144,03

    S: 07 o 45 59,6 E: 110 o 22 23.3

    156 Meter

    Beacon 2 : - Frequency : 144,08

    S: 07 o 46 00,0 E: 110 o 22 23,5

    158 Meter

  • D. Pembahasan 1. Jarak Antar Titik

    Untuk menngukur jarak antara dua titik, maka diperlukan titik kordinat dari masing-masing baik kordinat lintang maupun bujur.

    Gunakan kalkulator scientific untuk mengukur nilai kordinat yang masih berupa detik dan menit menjadi derajat. Kemudian mencari nilai x dan y dengan cara perbandingan nilai kordinat dengan keliling bumi. Rumus untuk mencari nilainya adalah :

    !!360! = ! 40075 (1) !!360! = ! 40075 (2) !!360! = ! 40075 (3) !!360! = ! 40075 (4) Kemudian mencari nilai jarak antara dua titik dengan

    persamaan sebagai berikut : = ! ! ! + ! ! ! (5) Titik awal mempunyai koordinat S. 07o 46 0.9 dan E.

    110o 22 26.0 sedangkan beacon 1 mempunyai koordinat S.

    y

    x

    r

    x0,y

    x1,y

  • 07o 45 59.7 dan E. 110o 22 23.6. Kemudian mengubah nilai detik menitnya menjadi derajat sehingga koordinat titik awal yaitu S. 7.7669o dan E. 110.3738o dan koordinat beacon 1 yaitu S. 7.7665o dan E. 110.3732o. Kemudian menghitung nilai xo,yo dan x1,y1 dengan persamaan (1),(2),(3) dan (4) yang berada diatas,sehingga nilainya sebagai berikut :

    x0 = 864,606 km yo = 12286,750 km x1 = 864,562 km

    y1 = 12286,683 km Kemudian menghitung jarak antara titik awal dan

    beacon 1 dengan menggunakan persamaan (5) sehingga nilai jaraknya yaitu

    r = 0.08 km = 80 m Titik awal mempunyai koordinat S. 07o 46 0.9 dan E.

    110o 22 26.0 sedangkan beacon 2 mempunyai koordinat S. 07o 46 0.1 dan E. 110o 22 21.8. Kemudian mengubah nilai detik menitnya menjadi derajat sehingga koordinat titik awal yaitu S. 7.7669o dan E. 110.3738o dan koordinat beacon 2 yaitu S. 7.7667o dan E. 110.3727o. Kemudian menghitung nilai xo,yo dan x1,y1 dengan persamaan (1),(2),(3) dan (4) yang berada diatas,sehingga nilainya sebagai berikut :

    x0 = 864,606 km yo = 12286,750 km x1 = 864,584 km

    y1 = 12286,627 km

  • Kemudian menghitung jarak antara titik awal dan beacon 2 dengan menggunakan persamaan (5) sehingga nilai jaraknya yaitu

    r = 0.1249 km = 124.9 m Beacon 1 mempunyai koordinat S. 07o 45 59.7 dan E.

    110o 22 23.6. sedangkan beacon 2 mempunyai koordinat S. 07o 46 0.1 dan E. 110o 22 21.8. Kemudian mengubah nilai detik menitnya menjadi derajat sehingga koordinat beacon 1 yaitu S. 7.7665o dan E. 110.3732o dan koordinat beacon 2 yaitu S. 7.7667o dan E. 110.3727o. Kemudian menghitung nilai xo,yo dan x1,y1 dengan persamaan (1),(2),(3) dan (4) yang berada diatas,sehingga nilainya sebagai berikut :

    x0 = 864,562 km y0 = 12286,683 km x1 = 864,584 km

    y1 = 12286,627 km Kemudian menghitung jarak antara beacon 1 dan beacon

    2 dengan menggunakan persamaan (5) sehingga nilai jaraknya yaitu

    r = 0.06 km = 60.1 m

  • 2. Sudut Bearing Antar Titik Pada titik awal dan beacon 1 mempunyai koordinat

    jarak yang telah diperhitungkan sebelumnya yaitu : x0 = 864,606 km

    yo = 12286,750 km x1 = 864,562 km

    y1 = 12286,683 km r = 0.08 km

    Kemudian mencari sudut dengan menggunakan rumus persamaan (6) sehingga nilainya yaitu

    = 33.36o Nilai sudut bearing dari titik awal dapat dicari

    dengan rumus persamaan (7) sehingga nilainya yaitu = 146.63o

    Nilai sudut bearing dari beacon 1 dapat dicari dengan rumus persamaan (8) sehingga nilainya yaitu

    = 326.64o ada titik awal dan beacon 2 mempunyai koordinat jarak

    yang telah diperhitungkan sebelumnya yaitu : x0 = 864,606 km

    yo = 12286,750 km x1 = 864,584 km

    y1 = 12286,627 km r = 0.1249 km

    Kemudian mencari sudut dengan menggunakan rumus persamaan (6) sehingga nilainya yaitu

    = 10.14o

  • Nilai sudut bearing dari titik awal dapat dicari dengan rumus persamaan (7) sehingga nilainya yaitu

    = 169.85o Nilai sudut bearing dari beacon 2 dapat dicari dengan

    rumus persamaan (8) sehingga nilainya yaitu = 349.86o

    Pada beacon 1 dan beacon 2 mempunyai koordinat jarak

    yang telah diperhitungkan sebelumnya yaitu : x0 = 864,562 km

    y0 = 12286,683 km x1 = 864,584 km

    y1 = 12286,627 km r = 0.06 km

    Kemudian mencari sudut dengan menggunakan rumus persamaan (6) sehingga nilainya yaitu

    = 21.51o Nilai sudut bearing dari beacon 1 dapat dicari dengan

    rumus persamaan (7) sehingga nilainya yaitu = 158.49o

    Nilai sudut bearing dari beacon 2 dapat dicari dengan rumus persamaan (8) sehingga nilainya yaitu

    = 338.49o

  • 3. Sudut Elevasi Antar Titik Elevasi titik awal mempunyai ketinggian 164 m dari

    permukaan laut (dpl) sedangakan beacon 1 mempunyai ketinggian 157 m dari permukaan laut (dpl) sehingga ketinggian beacon 1 dari titik awal yaitu bernilai 164 157 = 7 m sudut elevasinya yaitu =180o-90o- 33.36o = 56.64o

    Elevasi titik awal mempunyai ketinggian 164 m dari permukaan laut (dpl) sedangakan beacon 2 mempunyai ketinggian 154 m dari permukaan laut (dpl) sehingga ketinggian beacon 2 dari titik awal yaitu bernilai 164 154 = 10 m .Sudut elevasinya yaitu =180o-90o- 10.14o = 79.86o

    Elevasi beacon 1 mempunyai ketinggian 157 m dari permukaan laut (dpl) sedangakan beacon 2 mempunyai ketinggian 154 m dari permukaan laut (dpl) sehingga ketinggian beacon 2 dari beacon 1 yaitu bernilai 157 154 = 3 m. Sudut elevasinya yaitu =180o-90o- 21.51o = 68.49o

    E. Kesimpulan

    Fox hunting adalah salah satu metode pencari sumber sinyal yang prinsip kerjanya mirip dengan jenis permainan petak umpat (hide and seek), di mana penggunanya mencari beacon dengan mengikuti arah yang memiliki kekuatan sinyal yang paling tinggi