pi_sw5_imas_15305079

12
SW5 - 1 PENYISIHAN LOGAM PADA LINDI MENGGUNAKAN CONSTRUCTED WETLAND METAL REMOVAL FROM LEACHATE IN CONSTRUCTED WETLAND Imas Risnawati 1 dan Tri Padmi Damanhuri 2 Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 1 [email protected], 2 [email protected] Abstrak : Pengolahan lindi merupakan salah satu permasalahan operasional TPA di Indonesia. Kandungan organik lindi (COD) yang tinggi (dapat mencapai 10.000 mg/L) menjadi masalah ketika lindi tersebut diolah, karena pengolahan tersebut tidak mampu mengolah lindi dengan efisiensi 100% sehingga nilai COD setelah pengolahan masih tersisa paling tidak sekitar 1000 mg/L COD. Nilai COD ini masih harus diolah dengan pengolahan lanjutan sehingga kualitas efluen lindi memenuhi baku mutu untuk dibuang ke badan air. Parameter lain yang konsentrasinya tinggi pada lindi di Indonesia adalah logam, mengingat sampah di Indonesia belum terpilah dengan baik. Constructed wetland merupakan salah satu alternatif pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolah lindi dengan konsentrasi 1000 mg/L tersebut. Constructed wetland ini telah banyak digunakan untuk mengolah lindi di beberapa negara, selain harganya yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengolahan lain, operasionalnya pun cenderung lebih mudah karena tidak butuh pengawasan yang kontinu selama pengoperasian berjalan. Dalam penelitian ini digunakan constructed wetland sistem aliran horisontal dan vertikal bawah permukaan dengan waktu detensi 9 hari. Tujuannya adalah untuk membandingkan sistem mana yang lebih baik dalam menyisihkan logam pada lindi. Logam yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah Fe, Cu dan Zn. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cyperus papyrus yang termasuk kelompok sedges. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan logam Fe, Cu dan Zn menggunakan constructed wetland pada reaktor horisontal masing-masing 91,38%, 98,15% dan 97,71%, sementara untuk reaktor vertikal masing-masing 95,44%, 97,28% dan 97,54%. Reaktor dengan aliran vertikal bawah permukaan memberikan efisiensi yang sedikit lebih baik dibandingkan reaktor horisontal bawah permukaan. Kata kunci : penyisihan logam, lindi, constructed wetland, Cyperus papyrus Abstract: Leachate treatment is one of the landfill operational problems in Indonesia. Organic content of leachate (COD) was being high (can reach 10,000 mg L) becomes a problem when the leachate is treated, because this treatment is not able to treat leachate with 100% efficiency so that the COD value after processing the remaining at least approximately 1000 mg/L COD. COD value must still processed with the advanced processing so that the quality effluent leachate qualified to disposes into water bodies. Another parameter that high concentration in the leachate in Indonesia is a metal, because waste in Indonesia has not divided properly. Constructed wetland is one of the alternative treatment that can be used to treat leachate with concentrations of 1000 mg/L. Constructed wetland has been widely used to treat the leachate in some countries. It possess the merits of low cost and low maintenance and are capable of removing various pollutants including heavy metals, nutrients, organic matters, etc. from various contaminated waters including leachate. This study used constructed wetland with horizontal and vertical flow system and the detention time is 9 days. The purpose of the experiment is to compare which system is better to remove metals. Metals which were analyzed in this study are Fe, Cu and Zn. Plants used in this research is Cyperus papyrus, it is sedges groups. The results showed that the efficiency of metal removal for Fe, Cu and Zn using constructed wetland in horizontal system reactor are 91.38%, 98.15% dan 97.71%, respectively, meanwhile in vertical system reactor are 95.44%, 97.28% dan 97.54%, respectively. Vertical flow system reactor showe slightly better performance than the horizontal one to remove Fe, Cu and Zn in leachate Key word: metal removal, leachate, constructed wetland, Cyperus papyrus

Upload: queenz-piinky

Post on 05-Aug-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 1

PENYISIHAN LOGAM PADA LINDI MENGGUNAKAN CONSTRUCTED

WETLAND

METAL REMOVAL FROM LEACHATE IN CONSTRUCTED WETLAND

Imas Risnawati1 dan Tri Padmi Damanhuri

2

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan

Institut Teknologi Bandung

Jl. Ganesa 10 Bandung 40132 [email protected],

[email protected]

Abstrak : Pengolahan lindi merupakan salah satu permasalahan operasional TPA di Indonesia. Kandungan organik

lindi (COD) yang tinggi (dapat mencapai 10.000 mg/L) menjadi masalah ketika lindi tersebut diolah, karena

pengolahan tersebut tidak mampu mengolah lindi dengan efisiensi 100% sehingga nilai COD setelah pengolahan

masih tersisa paling tidak sekitar 1000 mg/L COD. Nilai COD ini masih harus diolah dengan pengolahan lanjutan

sehingga kualitas efluen lindi memenuhi baku mutu untuk dibuang ke badan air. Parameter lain yang konsentrasinya

tinggi pada lindi di Indonesia adalah logam, mengingat sampah di Indonesia belum terpilah dengan baik. Constructed

wetland merupakan salah satu alternatif pengolahan yang dapat digunakan untuk mengolah lindi dengan konsentrasi

1000 mg/L tersebut. Constructed wetland ini telah banyak digunakan untuk mengolah lindi di beberapa negara, selain

harganya yang relatif murah bila dibandingkan dengan pengolahan lain, operasionalnya pun cenderung lebih mudah

karena tidak butuh pengawasan yang kontinu selama pengoperasian berjalan. Dalam penelitian ini digunakan

constructed wetland sistem aliran horisontal dan vertikal bawah permukaan dengan waktu detensi 9 hari. Tujuannya

adalah untuk membandingkan sistem mana yang lebih baik dalam menyisihkan logam pada lindi. Logam yang akan

dianalisis pada penelitian ini adalah Fe, Cu dan Zn. Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cyperus

papyrus yang termasuk kelompok sedges. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi penyisihan logam Fe, Cu dan

Zn menggunakan constructed wetland pada reaktor horisontal masing-masing 91,38%, 98,15% dan 97,71%, sementara

untuk reaktor vertikal masing-masing 95,44%, 97,28% dan 97,54%. Reaktor dengan aliran vertikal bawah permukaan

memberikan efisiensi yang sedikit lebih baik dibandingkan reaktor horisontal bawah permukaan.

Kata kunci : penyisihan logam, lindi, constructed wetland, Cyperus papyrus

Abstract: Leachate treatment is one of the landfill operational problems in Indonesia. Organic content of leachate

(COD) was being high (can reach 10,000 mg L) becomes a problem when the leachate is treated, because this

treatment is not able to treat leachate with 100% efficiency so that the COD value after processing the remaining at

least approximately 1000 mg/L COD. COD value must still processed with the advanced processing so that the quality

effluent leachate qualified to disposes into water bodies. Another parameter that high concentration in the leachate in

Indonesia is a metal, because waste in Indonesia has not divided properly. Constructed wetland is one of the alternative

treatment that can be used to treat leachate with concentrations of 1000 mg/L. Constructed wetland has been widely

used to treat the leachate in some countries. It possess the merits of low cost and low maintenance and are capable of

removing various pollutants including heavy metals, nutrients, organic matters, etc. from various contaminated waters

including leachate. This study used constructed wetland with horizontal and vertical flow system and the detention time

is 9 days. The purpose of the experiment is to compare which system is better to remove metals. Metals which were

analyzed in this study are Fe, Cu and Zn. Plants used in this research is Cyperus papyrus, it is sedges groups. The

results showed that the efficiency of metal removal for Fe, Cu and Zn using constructed wetland in horizontal system

reactor are 91.38%, 98.15% dan 97.71%, respectively, meanwhile in vertical system reactor are 95.44%, 97.28% dan

97.54%, respectively. Vertical flow system reactor showe slightly better performance than the horizontal one to remove

Fe, Cu and Zn in leachate

Key word: metal removal, leachate, constructed wetland, Cyperus papyrus

Page 2: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 2

PENDAHULUAN

Constructed wetland merupakan sistem pengolahan terencana atau terkontrol yang telah

didesain dan dibangun menggunakan proses alami yang melibatkan vegetasi, media, dan

mikroorganisme untuk mengolah air limbah. Constructed wetland memiliki karakteristik performa

yang baik, biaya pengoperasian dan investasi yang minimum, sangat ekonomis dan bermanfaat

secara bagi masyarakat dalam menangani air limbah dan mekanisme penyisihan polutan merupakan

dasar yang penting pada desain teknik constructed wetland, dan dapat memberikan keandalan

dalam desain rekayasa dan operasi (Mengzhi, 2009). Aplikasi wetland saat ini telah banyak

digunakan di berbagai negara baik untuk mengolah limbah cair domestik maupun nondomestik. Di

beberapa negara seperti Turki, Ceko, Amerika, Kanada dan negara lain, wetland digunakan untuk

mengolah lindi. Namun karena kemampuan constructed wetland terbatas dalam mengolah lindi

dengan konsentrasi pencemar yang tinggi, maka diperlukan pengolahan pendahuluan sebelum lindi

tersebut diolah menggunakan constructed wetland terutama dengan karakteristik lindi di Indonesia

dengan nilai COD yang cukup tinggi (mencapai 10.000 mg/L).

Jenis constructed wetland yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu subsurface

constructed wetland (SSF). Constructed wetland sistem SSF mengolah air limbah saat mengalir

secara horizontal melalui celah-celah media, yang dijaga tetap di bawah permukaan media.

Tumbuhan yang ditanam pada media yang berkisar antara kerikil kasar sampai pasir. Sistem SSF ini

terbagi menjadi dua aliran yaitu aliran vertikal dan aliran horisontal. Perbedaan kedua jenis aliran

ini terletak pada arah aliran dan lubang inlet. Pada constructed wetland dengan sistem aliran

vertikal, inlet ditempatkan di bagian atas, air limbah dituangkan pada permukaan wetland dengan

sistem dosing. Dosing ini dilakukan secara intermiten (sekitar empat sampai 10 kali sehari). Air

mengalir secara vertikal melalui matriks filter. Constructed wetland dengan sistem aliran horizontal

bawah permukaan merupakan wetland dengan media kerikil besar dan saluran berisi pasir yang

ditanami dengan tanaman air. Permukaan air pada constructed wetland dengan aliran horisontal

bawah permukaan dijaga pada kedalaman 5 sampai 15 cm di bawah permukaan untuk memastikan

aliran di bawah permukaan.

Tujuan penggunaan tanaman pada constructed wetland adalah untuk menyediakan oksigen

di zona akar dan untuk menambah luas permukaan bagi pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh

di zona akar selain itu tanaman juga dapat menyerap logam dari air limbah yang diolah. Tanaman

yang akan digunakan merupakan jenis sedges yaitu Cyperus papyrus. Tanaman ini merupakan jenis

tanaman yang dapat hidup pada tanah yang lembab, sehingga cocok digunakan untuk wetland

dengan sistem aliran bawah permukaan. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengendapan

logam meningkat dengan tajam karena pengaruh tanaman. Konsentrasi logam dalam sedimen

tanaman lebih tinggi daripada sedimen yang bukan tanaman (Yeh, 2008).

Awalnya constructed wetland digunakan untuk mengolah air limbah domestik, namun

akhir-akhir ini constructed wetland telah banyak digunakan untuk mengolah limbah cair yang

memiliki kandungan logam seperti lindi, limbah cair industri, drainase pertambangan, dan lain-lain

(Yeh, 2008). Mekanisme penyisihan logam dalam constructed wetland dapat berupa adsorpsi,

kompleksasi, presipitasi, dan uptake tanaman. (Jindal et al, 2005)

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kedua aliran bawah pemukaan tersebut

(aliran vertikal dan horizontal) mana yang lebih efektif menyisihkan logam dalam lindi (Fe, Zn, dan

Cu), serta membuktikan bahwa tanaman mampu menyerap logam dari lindi yang dialirkan.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium yang dilakukan di Green house dan

Laboratorium Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Page 3: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 3

Penyediaan alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir dari Sungai Cikapundung,

tanah Lembang, kerikil dari Sungai Cikapundung, tanaman, limbah (lindi), tangki pembuat lindi, air

pengencer.

Pemilihan tanaman

Vegetasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Cyperus papyrus. Tanaman ini merupakan

tanaman air dan dapat hidup dalam tanah yang lembab. Umur tanaman yang digunakan sekitar 1

bulan, dengan tinggi tanaman rata-rata sekitar 30-40 cm. Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan

gambar Cyperus papyrus.

Gambar 1. Cyperus papyrus

Pembuatan reaktor

Reaktor constructed wetland terbuat dari kotak plastik dengan dimensi 65 cm x 35 cm x 35

cm. Dalam penelitian ini akan digunakan empat buah reaktor. Reaktor pertama merupakan reaktor

yang ditanami Cyperus papyrus dengan sistem aliran horizontal bawah permukaan (horizontal

subsurface flow). Reaktor kedua dengan aliran yang sama namun tidak ditanami vegetasi. Reaktor

ketiga merupakan reaktor yang ditanami tanaman dengan sistem aliran vertikal bawah permukaan

(vertical subsurface flow). Reaktor keempat merupakan reaktor dengan sistem aliran vertikal bawah

permukaan tanpa tanaman. Dua buah reaktor yang tidak ditanami tanaman berfungsi sebagai

kontrol, untuk mengetahui kemampuan tanaman menyerap logam Fe, Cu dan Zn. Tabel 1 di bawah

ini menunjukkan karakteristik untuk kedua macam aliran. Tabel ini menerangkan perbedaan antara

reaktor sistem aliran horisontal dan vertikal pada reaktor yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 1. Karakteristik Reaktor

Reaktor Volume

air

(liter)

Debit

pengaliran

(ml/menit)

Media Ketebalan

media

(cm)

Keterangan

Horisontal 26 12,5 Campuran tanah

dan pasir

20 -

Kerikil (1-2 cm) 10 -

Kerikil (3-5 cm) 25 Pada zona inlet

dan outlet

Vertikal 18,5 8,4 Campuran tanah

dan pasir

20 -

Kerikil (1-2 cm) 10 -

Kerikil (3-5 cm) 25 Pada zona outlet

saja

Penjenuhan reaktor

Tahap ini dilakukan pada awal pengaliran lindi. Reaktor yang telah siap digunakan diisi

dengan air kran, untuk melarutkan tanah. Tahap ini selesai jika muka tanah pada reaktor tidak lagi

mengalami penurunan meskipun ditambahkan air lagi. Waktu yang dibutuhkan pada tahap

Page 4: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 4

penjenuhan ini adalah sekitar 1-2 hari. Setelah itu pada reaktor dialirkan lindi dari tangki influen

dengan debit pengaliran yang dikehendaki untuk setiap reaktor.

Pembuatan lindi

Lindi dibuat dengan cara seperti di bawah ini:

1. Sampel sampah dimasukkan ke dalam tangki pembuat lindi sampai memenuhi kira-kira sampai

tiga per empat tangki. Sampel sampah diambil dari PPS Sabuga dan kantin.

2. Tangki diisi air sampai penuh kemudian didiamkan selama 3-5 hari.

3. Kemudian setiap hari ditambahkan air beberapa mililiter berdasarkan perhitungan curah hujan.

Pembuatan lindi ini merupakan simulasi terbentuknya lindi di TPA.

Pengolahan lindi secara aerob yang biasa dilakukan ternyata tidak mampu menurunkan

kandungan organik dengan efisiensi 100%, maksimal hanya 90%, mengingat kandungan organik

(COD) lindi di Indonesia dapat mencapai 10.000 mg/L, maka hasil pengolahan lindi secara aerob

ini masih akan menghasilkan lindi dengan COD 1000 mg/L. Nilai inilah yang menjadi acuan dalam

pengolahan lindi menggunakan constructed wetland. Sehingga lindi yang terbentuk dari proses di

atas kemudian disesuaikan COD nya agar bernilai 1000 mg/L. Penyesuaian COD ini dilakukan pada

tangki influen. Karena dalam sampel sampah tidak mengandung logam-logam seperti Fe, Cu dan

Zn, maka perlu ditambahkan garam-garam seperti FeSO4.7H2O, ZnO, dan CuSO4.5H2O agar dalam

lindi terdapat logam-logam tersebut. Umumnya lindi mengandung logam Fe sekitar 60 mg/L

(Damanhuri, 2008), Cu maksimal 10 mg/L (Bean, 1995) dan Zn sekitar 10-50 mg/L (Bean, 1995).

Pengoperasian Reaktor

Reaktor yang telah mengalami tahap penjenuhan kemudian dialiri lindi yang berasal dari

tangki influen. Lindi yang berasal dari tangki influen ini memiliki kandungan organik (COD)

sekitar 1000 mg/L. Waktu detensi yang digunakan pada penelitian ini adalah 9 hari. Dasar

pemilihan waktu detensi 9 hari adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan logam pada waktu

tersebut, karena berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Jindal et al (2005), logam

sebagian besar masih terakumulasi dalam tanah, sekitar 91,33%.

Untuk mengatur debit agar waktu detensi 9 hari dapat tercapai maka pengaliran lindi

menggunakan pompa yang mampu mengatur debit yang kecil. Dalam penelitian ini digunakan

pompa peristaltik. Pada penelitian lindi dialirkan secara intermitten 8 kali sehari setiap 30 menit.

Pengambilan dan Pengukuran Sampling

Metode sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel sesaat yaitu sampel

diambil langsung dari satu titik pada waktu tertentu. Sampel lindi diambil pada awal pengaliran di

tangki influen dan pada akhir pengaliran pada masing-masing reaktor constructed wetland selain itu

diukur pula tanah dan tanaman pada akhir penelitian. Parameter yang diukur yaitu Fe, Zn, dan Cu.

Untuk mengetahui pengaruh pola pertumbuhan tanaman dengan efisiensi pengolahan, maka

pertumbuhan tanaman tersebut diamati dan diukur selama penelitian berlangsung. Pertumbuhan

tanaman yang diamati adalah tinggi tanaman dan jumlah batang.

Metode Analisis

Analisis logam pada penelitian ini yaitu dengan ekstraksi menggunakan aqua regia yang

kemudian kandungan logam pada sampel dianalisis menggunakan AAS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum reaktor dioperasikan, dilakukan karakterisasi awal lindi untuk tiga parameter

logam yaitu Fe, Cu, dan Zn serta pH dan temperatur. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan

karakterisasi awal lindi

Page 5: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 5

Tabel 2. Karakterisasi awal lindi

Parameter Satuan Nilai

pH - 6,41

Temperatur 0C 28,6

Besi (Fe) mg/L 75,92

Tembaga (Cu) mg/L 4,271

Seng (Zn) mg/L 22,18

Lindi dialirkan pada keempat reaktor dengan debit tertentu agar lindi ada dalam reaktor

selama 9 hari. Setelah 9 hari dilakukan pengukuran terhadap efluen lindi pada keempat reaktor

dengan parameter-parameter seperti, pH, temperatur, Fe, Cu dan Zn. Pada hari ke-9 sampel diambil

dari efluen keempat reaktor. Sampel tersebut kemudian diukur parameter pH, temperatur, Fe, Cu,

dan Zn.

Lindi yang dialirkan memiliki pH sekitar 6,41 dan temperatur 28,60C. Temperatur yang

direkomendasikan untuk Cyperus papyrus adalah 23-280C (http://www.desert-

tropicals.com/Plants/Cyperaceae/Cyperus_papyrus.html) dan menurut sumber yang lain tanaman ini

tidak cukup kuat untuk bertahan pada temperatur yang sangat rendah di musim dingin dan

pertumbuhannya akan lebih cepat pada musim semi

(http://www.provenwinners.com/plants/detail.cfm?photoID=8475). pH yang dapat ditoleransi oleh

tanaman ini adalah 6-8,5. Berdasarkan kondisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekitar

mendukung tanaman Cyperus papyrus untuk tumbuh.

Setelah pengoperasian reaktor selama 9 hari, maka diperoleh data pH dan temperatur efluen

lindi hasil pengolahan yang ditunjukkan oleh Tabel 3 di bawah ini. Berdasarkan data pada tabel di

bawah ini diketahui bahwa constructed wetland mampu menaikkan pH dan menurunkan

temperatur.

Tabel 3. pH dan temperatur efluen lindi

Reaktor pH Temperatur (oC)

Aliran horisontal 7,56 27,7

Blanko aliran horisontal 7,59 27,5

Aliran vertikal 7,36 27,4

Blanko aliran vertikal 7,26 27,4

Penyisihan logam (Fe, Cu dan Zn)

Data yang diperoleh setelah pengoperasian selama 9 hari dapat dilihat pada Gambar 2,

Gambar 3 dan Gambar 4 di bawah ini. Secara keseluruhan efisiensi penyisihan yang ditunjukkan

oleh ketiga grafik yaitu di atas 90%. Bahkan efisiensi penyisihan untuk Cu dan Zn di atas 95%.

Penyisihan Fe pada reaktor vertikal menunjukkan nilai yang lebih besar dibandingkan

reaktor horizontal. Hasil yang sama ditunjukkan pula oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh

Arda Yalcuk dan Aysenur Ugurlu (2009) bahwa reaktor vertikal mampu menyisihkan besi dengan

efisiensi 40% sementara reaktor horizontal hanya 17%.

Penyisihan Cu dan Zn pada reaktor horizontal menunjukkan nilai yang lebih tinggi

dibandingkan reaktor vertikal. Grafik di bawah ini juga menunjukkan bahwa reaktor dengan dan

tanpa tanaman memberikan efisiensi hampir sama.

Page 6: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 6

Gambar 2. Grafik penyisihan besi (Fe) Gambar 3. Grafik penyisihan tembaga (Cu)

Keterangan:

H : reaktor sistem aliran horisontal

BLH : reaktor blanko sistem aliran horisontal

V : reaktor sistem aliran vertikal

BLV : reaktor blanko sistem aliran vertikal

Gambar 4. Grafik penyisihan seng (Zn)

Tabel 4. Konsentrasi awal dan akhir logam pada media tanah

Reaktor Konsentrasi Fe (mg/g) Konsentrasi Cu (mg/g) Konsentrasi Zn (mg/g)

Awal Akhir Awal Akhir Awal Akhir

Horisontal

785,70

1047,00

1,25

1,69

10,11

13,58

Blanko horisontal 996.13 1,60 12,95

Vertikal 845.52 1,36 10,93

Blanko vertikal 814.91 1,31 10,55

H BLH V BLV

Efluen 6.542 6.728 3.46 4.272

Influen 75.92 75.92 75.92 75.92

Efisiensi 91.38 91.14 95.44 94.37

88

89

90

91

92

93

94

95

96

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Efis

ien

si (

%)

Ko

nse

ntr

asi

(mg/

l)

Jenis reaktor

H BLH V BLV

Efluen 0.079 0.083 0.116 0.14

Influen 4.271 4.271 4.271 4.271

Efisiensi 98.15 98.06 97.28 96.72

96

97

97

98

98

99

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Efis

ien

si (

%)

Ko

nse

ntr

asi

(mg/

l)

Jenis reaktor

H BLH V BLV

Efluen 0.509 0.518 0.545 0.555

Influen 22.18 22.18 22.18 22.18

Efisiensi 97.71 97.66 97.54 97.50

97

97

97

98

98

98

98

98

98

0

5

10

15

20

25

Efis

ien

si (

%)

Ko

nse

ntr

asi (

mg/

l)

Jenis reaktor

Page 7: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 7

Penyisihan logam oleh media tanah

Pada penelitian ini media yang digunakan adalah campuran tanah Lembang dan pasir dari

Sungai Cikapundung. Media tanah yang digunakan dianalisa kandungan logamnya terlebih dahulu

untuk mengetahui seberapa banyak logam yang terdapat dalam media sebelum digunakan dalam

penelitian. Konsentrasi awal dan akhir logam dari media tanah yang digunakan ditunjukkan oleh

Tabel 4 di atas.

Setelah pengoperasian reaktor selama 9 hari, media tanah dari masing-masing reaktor

dianalisis kandungan logamnya. Sampel tanah diambil dari reaktor secara acak. Untuk menentukan

berat logam dalam media tanah diperlukan data berat basah dan kadar air media tanah dari masing-

masing reaktor yang digunakan karena kondisi media tanah sebelum dan setelah pengaliran lindi

berbeda. Tabel 5 di bawah ini menunjukkan berat basah sebelum dan setelah lindi dialirkan serta

kadar air (%) media tanah untuk masing-masing reaktor.

Tabel 5. Berat basah dan kadar air pada masing-masing reaktor

Reaktor Berat basah

awal (kg)

Berat basah

akhir (kg)

Kadar Air

(%)

Aliran horisontal 15 50 84,60

Blanko aliran horisontal 15 50 83,81

Aliran vertikal 17,5 20 44,38

Blanko aliran vertikal 17,5 20 42,28

Gambar 5 di bawah ini memperlihatkan penambahan jumlah logam dalam media

constructed wetland. Nilai ini merupakan selisih antara berat logam sebelum dan setelah pengaliran

lindi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dalam sebuah sumber yang menyebutkan bahwa tanah pada

sistem wetland secara potensial efektif memerangkap logam, yang disebabkan oleh imobilitas relatif

sebagian besar logam dalam tanah (Jindal et al, 2005). Konsentrasi logam pada reaktor blanko lebih

tinggi dibandingkan reaktor tanaman, hal ini disebabkan dalam reaktor hanya terdapat media,

sehingga logam hanya akan terakumulasi dalam media tanah.

Outlet Outlet

Aliran horizontal Aliran vertikal

Gambar 6. Denah reaktor Keterangan:

a: lubang inlet

b: pipa inlet

c: lubang inlet

Gambar 5. Penambahan jumlah logam dalam media

tanah

Penyerapan logam oleh tanaman Cyperus papyrus

Gambar 6 di atas menunjukkan denah reaktor dan posisi tanaman yang ditanam pada

masing-masing reaktor. Tabel 6 dan Tabel 7 di bawah ini memperlihatkan jumlah logam yang

terdapat dalam setiap organ tanaman Cyperus papyrus. Pada reaktor horisontal, persentase berat Fe

yang terdapat dalam akar tanaman adalah 84,65%, pada batang 10,67% dan pada daun 4,86%.

0.55

2.35

0.68

1.81

0.18 0.13 0.10 0.09

0.841.06

0.570.69

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

Horisontal Blanko horisontal

Vertikal Blanko vertikal

Be

rat

loga

m (

g)

Penambahan Logam dalam Media

Penambahan Fe

Penambahan Cu

Penambahan Zn

Page 8: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 8

Persentase berat Cu pada akar adalah 40,86%, pada batang 33,65% dan pada daun 25,49. Persentase

berat Zn pada akar adalah 51,08%, pada batang 43,47% dan pada daun 5,45%. Persentase berat

besi yang terdapat pada akar pada reaktor horizontal adalah 88,10%, pada batang 8,14% dan pada

daun 3,76%. Persentase berat Cu pada akar 55,23%, pada batang 34,83% dan pada daun 9,94%.

Persentase berat Zn pada akar adalah 68,85%, pada batang 20,28% dan pada daun 10,87%.

Dari kedua tabel ini terlihat bahwa secara umum logam paling banyak terdapat dalam akar

dibandingkan organ bagian atas. Hasil yang sama ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh

Jindal et al (2005), Lesage et al (2007) dan Yalcuk et al (2009) bahwa pada umumnya kandungan

logam tertinggi terdapat dalam akar dibandingkan organ bagian atasnya. Organ bagian atas hanya

sedikit memberikan kontribusi dalam menyerap logam. Hal ini disebabkan akar bersentuhan

langsung dengan lindi yang mengandung logam sementara organ di bagian atasnya mengandalkan

translokasi, dimana kemampuan translokasi setiap logam berbeda-beda.

Menurut B.J. Alloway (1995) logam Fe dan Cu termasuk logam yang immobile dalam

tanaman, artinya jika daun tanaman dipotong maka unsur ini tidak akan berpindah pada daun yang

baru tumbuh. Unsur ini hanya akan terdapat dalam daun yang lama. Daun yang hijau dapat

mengakumulasi Cu2+

dalam konsentrasi yang tinggi dan selanjutnya tidak diteruskan pada daun dan

jaringan lain yang baru. Sementara Zn termasuk unsur yang mobile, yang terakumulasi dalam

tanaman. Zn merupakan unsur yang diklasifikasikan mudah ditranslokasikan ke bagian atas

tanaman sementara Cu merupakan unsur yang kemampuan translokasinya di kelas menengah.

Mekanisme absorpsi Cu dan Zn sama sehingga absorpsi kedua unsur ini bersifat antagonis.

Tabel 6. Berat logam yang terakumulasi di setiap organ tanaman pada reaktor horisontal

Tanaman

Berat besi (mg) Berat tembaga (mg) Berat seng (mg)

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Tanaman 1 860,57 59,97 20,83 1,31 1,08 0,46 20,02 11,87 1,07

Tanaman 2 424,97 64,06 24,47 0,45 0,37 0,60 16,05 11,09 1,85

Tanaman 3 657,26 75,99 49,90 0,90 0,25 0,55 14,04 12,16 1,33

Tanaman 4 218,39 72,45 24,18 0,88 1,21 0,59 6,29 12,88 1,77

Total 2161,18 272,46 119,37 3,53 2,91 2,20 56,40 48,00 6,02

Tabel 7. Berat logam yang terakumulasi di setiap organ tanaman pada reaktor vertikal

Adanya logam yang terdapat dalam organ tanaman (akar, batang dan daun) membuktikan

bahwa tanaman Cyperus papyrus menyerap logam dari lindi yang dialirkan pada reaktor dan logam

dapat ditranslokasikan pada organ batang dan daun. Setelah diketahui efluen yang keluar dari

reaktor, pertambahan logam dalam media serta jumlah logam dalam tanaman, maka dapat dibuat

kesetimbangan massa dari ketiga logam yang dianalisis. Tabel 8, Tabel 9 dan Tabel 10 di bawah

ini menggambarkan kesetimbangan massa dari ketiga logam yang dianalisis untuk tiap-tiap reaktor.

Tanaman

Berat besi (mg) Berat tembaga (mg) Berat seng (mg)

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Dalam

akar

Dalam

batang

Dalam

daun

Tanaman 1 881,17 30,75 21,67 1,59 0,66 0,38 18,36 6,92 2,85

Tanaman 2 439,10 66,92 26,24 0,73 1,55 0,44 11,71 3,57 1,58

Tanaman 3 832,88 109,79 26,77 1,99 2,31 0,40 31,79 6,61 3,00

Tanaman 4 975,80 43,88 45,66 5,79 1,14 0,45 10,79 2,43 2,25

Tanaman 5 348,39 70,03 28,20 1,35 1,56 0,40 3,89 3,03 2,40

Total 3477,33 321,38 148,53 11,45 7,22 2,06 76,55 22,55 12,08

Page 9: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 9

Tabel 8. Kesetimbangan massa Fe Tabel 9. Kesetimbangan massa Cu

Komponen Aliran horisontal Aliran vertikal

Berat

(mg) %

Berat

(mg) %

Lindi masuk 4099,68 2754,98

Penambahan

di tanah 553,80 13,51 680,33 24,69

Akar 2161,18

62,27

3477,33

143,28 Batang 272,46 321,38

Daun 119,37 148,53

Lindi keluar 353,27 8,62 125,56 4,56

Kehilangan 639,61 15,60 - -

Komponen Aliran horisontal Aliran vertikal

Berat

(mg) %

Berat

(mg) %

Lindi masuk 230,63 154,99

Penambahan

di tanah 179,83 77,97 102,90 66,40

Akar 3,53

3,75

11,45

13,38 Batang 2,91 7,22

Daun 2,20 2,06

Lindi keluar 4,27 1,85 4,21 2,72

Kehilangan 37,89 16,43 27,14 17,51

Tabel 10. Kesetimbangan massa Zn

Komponen Aliran horisontal Aliran vertikal

Berat

(mg) %

Berat

(mg) %

Lindi masuk 1197,72 804,87

Penambahan

di tanah 839,60 70,10 565,12 70,21

Akar 56,40

9,22

76,55

13,81 Batang 48,00 22,55

Daun 6,02 12,08

Lindi keluar 27,49 2,29 19,78 2,46

Kehilangan 220,22 18,39 108,78 13,52

Tabel di atas memperlihatkan bahwa logam dari lindi sebagian besar terdapat dalam tanah,

kecuali untuk kesetimbangan massa Fe. Kesetimbangan massa Fe relatif terhadap total lindi yang

masuk pada reaktor aliran horisontal menunjukkan bahwa logam yang diambil oleh tanaman adalah

62,27% sementara yang terakumulasi dalam media tanah 13,51%. Hal ini membuktikan bahwa

tingkat penyerapan Fe oleh tanaman cukup tinggi. Kehilangan Fe pada reaktor aliran horisontal

adalah 15,60% dan logam yang keluar sebagai efluen adalah 8,62%. Kesetimbangan massa Fe pada

reaktor aliran vertikal tidak seperti kesetimbangan massa logam yang lain. Pada sistem aliran ini

tanaman Cyperus papyrus mampu menyerap logam dengan daya yang sangat tinggi, yang

menyebabkan berat Fe dalam tanaman melebihi berat logam dari lindi yang dialirkan. Hal ini dapat

terjadi karena media tanah yang digunakan dalam constructed wetland telah memiliki kandungan

besi yang cukup tinggi sebelum reaktor dialiri lindi yang mengandung logam. Alloway (1995)

menemukan hubungan antara konsentrasi besi dalam tanah dan dalam tanaman adalah sebanding,

semakin besar konsentrasi Fe dalam tanah maka konsentrasi logam dalam tanaman akan semakin

tinggi.

Pada reaktor aliran horisontal, logam Cu yang dapat diserap oleh tanaman adalah 3,75%,

yang terdapat dalam media tanah 77,97%, yang keluar sebagai efluen 1,85% dan kehilangan logam

ini adalah 16,43%. Zn yang dapat diserap oleh tanaman adalah 9,22%, yang terdapat dalam media

tanah 70,10%, yang keluar sebagai efluen 2,29% dan kehilangan Zn pada sistem ini adalah 18,39%.

Pada reaktor aliran vertikal, logam Cu yang dapat diserap oleh tanaman adalah 13,38%,

yang terdapat dalam media tanah 66,40%, yang keluar sebagai efluen 2,72% dan kehilangan logam

ini adalah 27,14%. Zn yang dapat diserap oleh tanaman adalah 13,81%, yang terdapat dalam media

tanah 70,21%, yang keluar sebagai efluen 2,46% dan kehilangan Zn pada sistem ini adalah 13,52%.

Dari ketiga logam yang dianalisis, logamCu merupakan logam yang paling kecil daya

absorpsinya, hal ini terlihat pada kesetimbangan massa pada reaktor horisontal dimana persentase

Cu hanya 3,75%, begitupula pada reaktor vertikal, Cu yang diambil oleh tanaman adalah 13,38%.

Hal ini berkaitan dengan kemampuan translokasi Cu yang rendah selain itu karena adanya unsur

lain yang bersifat antagonis. Menurut Alloway (1995) terkait hubungan antara konsentrasi logam

dalam tanah dan tanaman, untuk Cu dan Zn pun berlaku hubungan sebanding, namun Cu akan lebih

Page 10: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 10

banyak terdapat dalam tanah dibandingkan dalam tanaman. Sementara untuk Zn, berlaku

kebalikannya, Zn akan lebih banyak terdapat dalam tanaman dibandingkan dalam tanah. Hal ini

terkait dengan kemampuan transfer logam dari tanah ke tanaman Zn lebih tinggi dibandingkan Cu.

Tingkat penyerapan yang masih rendah terutama untuk Cu dan Zn yang ditunjukkan oleh Tabel 9

dan Tabel 10 dapat pula disebabkan oleh umur tanaman yang masih muda, karena laju dan luas

pergerakan logam dalam tanaman tergantung pada logam yang bersangkutan, organ tanaman, dan

umur tanaman atau karena tanaman ini kurang cocok dalam menyisihkan logam dalam lindi.

Berdasarkan kesetimbangan massa tersebut dapat disimpulkan bahwa reaktor aliran vertikal

lebih efektif dalam menyisihkan logam dalam lindi, karena logam yang diserap oleh tanaman lebih

tinggi dibandingkan reaktor aliran horisontal. Hal ini terkait dengan jumlah rumpun yang

digunakan, semakin banyak tanaman maka penyisihan logam akan semakin baik. Tentu saja dengan

memperhatikan jarak tanam antar tanaman yang mempengaruhi ruang gerak tanaman untuk

tumbuh.

Pola Pertumbuhan Cyperus papyrus

Tabel 11 di bawah ini menunjukkan penambahan jumlah batang Cyperus papyrus setelah

pengaliran lindi selama 9 hari pada masing-masing reaktor. Setelah 9 hari terjadi penambahan

jumlah batang pada setiap tanaman yang ditanam pada kedua reaktor, kecuali tanaman 4 pada

reaktor vertikal. Batang tanaman nomor 4 pada reaktor vertikal jumlahnya tetap setelah 9 hari

pengaliran lindi. Hal ini terjadi karena kondisi setiap tanaman berbeda, meskipun tidak terjadi

penambahan jumlah batang pada tanaman ini, tetapi tinggi tanaman bertambah. Penambahan batang

tanaman juga terjadi pada tanaman blanko yaitu Cyperus papyrus yang ditanam pada wadah lain

menggunakan air kran. Fungsi tanaman blanko adalah sebagai pembanding untuk mengetahui

pengaruh lindi terhadap pertumbuhan Cyperus papyrus.

Tabel 11. Jumlah batang Cyperus papyrus pada masing-masing reaktor

Tabel 12 menunjukkan pola pertumbuhan tanaman selama 9 hari pada reaktor dengan

sistem aliran horizontal dan vertikal. Tinggi awal tanaman hampir sama yaitu sekitar 30-40 cm.

Tinggi tanaman pada kedua reaktor mengalami penambahan. Tanaman pada reaktor horizontal

mengalami penambahan tinggi yang lebih cepat dibandingkan tanaman pada reaktor vertikal.

Kemungkinan hal ini terjadi karena tanaman pada reaktor vertikal menyerap logam (terutama Fe)

lebih banyak dibandingkan reaktor horisontal,yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu,

karena keberadaan logam tersebut dalam tanaman.

Reaktor

Jumlah batang Penambahan

jumlah batang

setelah 9 hari

(batang) Hari ke-0 Hari ke-9

Reaktor horizontal

Tanaman 1 40 43 3

Tanaman 2 49 51 2

Tanaman 3 41 42 1

Tanaman 4 36 38 2

Reaktor vertikal

Tanaman 1 35 36 1

Tanaman 2 38 40 2

Tanaman 3 30 32 2

Tanaman 4 42 42 0

Tanaman 5 39 40 1

Blanko 37 38 1

Page 11: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 11

Tanaman blanko mengalami penambahan tinggi yang tidak terlalu signifikan selama

pengoperasian reaktor. Penambahan tinggi tanaman blanko hanya sekitar 1,1 cm selama 9 hari. Hal

ini disebabkan tanaman pada kedua reaktor yang dialiri lindi nutrientnya terjaga sehingga dapat

tumbuh lebih baik dibandingkan tanaman yang hanya menggunakan air kran.

Tabel 12. Pola pertumbuhan Cyperus papyrus

Jenia aliran pada reaktor Tinggi batang (cm)

Hari ke-

0

Hari ke-

2

Hari ke-

4

Hari ke-

6

Hari ke-

8

Hari ke-

9

Aliran horizontal

Tanaman 1 30 31,3 32 33,5 36 39

Tanaman 2 35,1 35,6 36,5 38,4 40,4 42,5

Tanaman 3 35 35,7 36,8 38,5 40,3 41,3

Tanaman 4 38,6 39,8 41 41,8 43,5 45,3

Aliran vertikal

Tanaman 1 40,7 40,9 41,1 41,3 41,7 42

Tanaman 2 41,3 41,7 42,3 43,5 44 45,5

Tanaman 3 40,9 41,5 42,2 42,7 43,3 44

Tanaman 4 39,6 40 40,5 40,9 41,5 42

Tanaman 5 39,4 39,9 40,4 40,8 41,5 42,1

Blanko 42,6 42,8 43 43,3 43,5 43,7

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penyisihan logam Fe,

Cu dan Zn pada lindi menggunakan constructed wetland mencapai lebih dari 90%. Penyisihan Fe

pada reaktor horisontal sebesar 91,38% dan pada reaktor vertikal 95,44%. Penyisihan Cu pada

reaktor horisontal 98,15% dan pada reaktor vertikal 97,28%, dan penyisihan Zn pada reaktor

horisontal 97,71% sementara pada reaktor vertikal 97,54%. Untuk logam Cu dan Zn, sebagian besar

logam terakumulasi dalam tanah, lain halnya dengan Fe, pada reaktor horisontal 62,27% Fe terdapat

dalam tanaman, bahkan pada reaktor vertikal jumlah Fe dalam tanaman melebihi jumlah Fe yang

masuk dari lindi. Secara keseluruhan, logam yang terdapat dalam tanaman sebagian besar

terakumulasi dalam akar tanaman.

Selama lindi dialirkan pada reaktor, Cyperus papyrus dapat tumbuh. Hal ini ditandai dengan

adanya penambahan jumlah batang dan tinggi tanaman. Penambahan tinggi tanaman pada reaktor

dengan sistem aliran horizontal lebih besar dibandingkan reaktor dengan sistem aliran vertikal.

Kemungkinan hal ini terjadi karena tanaman pada reaktor vertikal menyerap logam (terutama Fe)

lebih banyak dibandingkan reaktor horisontal,yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu,

karena keberadaan logam tersebut dalam tanaman.

Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa reaktor vertikal lebih efektif

menyisihkan logam Fe, Cu dan Zn dibandingkan dengan reaktor horisontal. Selain itu, jenis

tanaman Cyperus papyrus kurang cocok digunakan untuk menyisihkan logam karena sebagian

besar logam masih terakumulasi dalam tanah (media).

UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) pada tahun 2009.

Page 12: PI_SW5_Imas_15305079

SW5 - 12

DAFTAR PUSTAKA

Alloway, B.J., 1995, Heavy Metals in Soils, Blackie Academic & Professional, Glasgow.

Bean, Mc., 1995, Solid Waste Landfill Engineering & Design, Mc. GRaw Hill, New York.

Jindal, R., N., Samorkhom, Cadmium Removal from Wastewater in Constructed Wetlands, 2005,

Practice Periodical of Hazardous, Toxic, and Radioactive Waste Management.

Lesage, E., D.P.L., Rousseau, E., Meers, A.M.K., Van de Moortel, G., Du Laing, F.M.G., Tack, N.,

De Pauw, M.G., Verloo, Accumulation of Metals in the Sediment and Reed Biomass of a

Combined Constructed Wetland Treating Domestic Wastewater, 2007, Water, Air, & Soil

Pollution Volume 183 Number 1-4, Pages 253-264.

Mengzhi, Chen, Yingying Tang, Xianpo Li, Zhaoxiang Yu, Study on the Heavy Metals Removal

Efficiencies of Constructed Wetlands with Different Substrates, 2009, J. Water Resources

and Protection Volume 1, Pages 1-57.

Reeds, S.C., Crites, R.W., 1995, Natural Systems for Waste Management and Treatment, McGraw

Hill.Inc, New York.

Yalcuk, Arda, Aysenur,Ugurlu, 2009, Comparison of horizontal and vertical constructed wetland

systems for landfill leachate treatment, Biosource Technology, Pages 2521-2526.

Yeh, T.Y., 2008, Removal of Metals in Constructed Wetlands, Practice Periodical of Hazardous,

Toxic, and Radioactive Waste Management, Pages 96-101.

http://www.akvo.org/wiki/index.php/Free-Water_Surface_Constructed_Wetland

http://www.akvo.org/wiki/index.php/Vertical_Flow_Constructed_Wetland

http://www.akvo.org/wiki/index.php/Horizontal_Subsurface_Flow_Constructed_Wetland

http://www.desert-tropicals.com/Plants/Cyperaceae/Cyperus_papyrus.html, 14 Januari 2010

http://www.provenwinners.com/plants/detail.cfm?photoID=8475, 14 Januari 2010