pip.doc
TRANSCRIPT
1. Deskripsi Dinamika Masyarakat Indonesia
Setelah masa kolonialisme berakhir , Indonesia memasuki masa awal
kemerdekaan dimana keadaan negara pada saat itu masih kacau dan belum stabil . Oleh
karena alasan itulah pemerintah belum memprioritaskan sektor pendidikan dan lebih
memfokuskan bidang-bidang lainnya. Saat itu lembaga pendidikan yang berkembang
masih dikelolola oleh sisa-sisa kaum kolonial ataupun sekolah-sekolah Belanda yang
dinasionalisasikan Walaupun demikian, bukan berarti pemerintah bersikap acuh terhadap
pendidikan di Indonesia.
Tranformasi kekuasaan dari Orde Lama pada tahun menjadi Orde Baru pada
tahun 1965 ternyata menjadi titik penting dalam sejarah pendidikan di Indonesia. Pada
masa ini, untuk pertama kalinya disusun suatu kurikulum yang baku. Melalui Ketetapan
MPRS No XXVII/MPRS/1966 yang berisi tujuan pendidikan: membentuk manusia
Pancasilais sejati berdasarkan Pembukaan UUD 1945, lahirlah Kurikulum 1968, sebuah
pedoman praksis pendidikan pertama yang terstruktur . Tujuan Kurikulum 1968 adalah
mempertinggi mental-moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama,
mempertinggi kecerdasan, dan keterampilan, serta membina atau mengembangkan fisik
yang kuat dan sehat.
Peran pendidikan dalam masyarakat telah mengalami pergeseran, sistem sosial,
politik, dan ekonomi bangas amenjadi penentu dalam penetapan dan pengembangan
peran pendidikan. Masuknya sistem persekolahan sangat besar pengaruhnya terhadap
pendidikan. Dilihat dari perspektif pendidikan, dalam masyarakat ada empat sumber
masalah, yaitu:
Rendahnya kesadaran multikultural.
Penafsiran otonomi daerah yang masih lemah.
Kurangnya sikap kreatif dan produktif.
Rendahnya kesadaran moral dan hukum.
Keempat hal tersebut mengindikasikan orientasi pembangunan yang mengutamakan
kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada perlunya peningkatan sumberdaya manusia,
peningkatan aktivitas sektor ekonomi, pengembangan kreativitas dan produktivitas , dan
pengembangan hati nurani. Masyarakat Indonesia baru adalah masyarakat yang harus
memiliki karakteristik tersebut yang ditandai dengan menyatunya kepentingan masyarakat
dengan kepentingan negara. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia baru diperlukan
strategi yang tepat untuk menyentuh aspek struktural, aspek kultural dan dinamika proses
perkembangan masyarakat. Pendidikan adalah menjadi bagian esensial dari strategi
kebudayaan karena kebudayaan hanya dapat hidup dan berkembang apabila ada manusia dan
masyarakat pendukungnya.
Di pihak lain, konstruk masyarakat masa depan yang ditenggarai secara kuat oleh
semangat Bhineka Tunggal Ika yang benar, sistem sosial yang mengakar pada
masyarakat, ekonomi berorientasi pasar dengan perspektif global, serta perlunya
moralitas hukum yang dijunjung tinggi. Keempat hal tersebut mengiindikasikan orientasi
pembangunan yang mengutamakan kepentingan mayoritas yang berimplikasi pada
perlunya peningkatan SDM, peningkatan aktivitas sektor ekonomi, pengembangan
kreativitas dan produktivitas, dan pengembangan hati nurani. Masyarakat Indonesia baru
adalah masyarakat yang harus memiliki karakteristik tersebut yang ditandai dengan
menyatunya kepentingan masyarakat, dengan kepentingan negara, tentu saja untuk
mewujudkan Masyarakat Indonesia Baru yang demikian sangat diperlukan strategi yang
tepat untuk menyentuh aspek struktural dan aspek kultural dan dinamika proses
perkembangan masyarakat.
Dalam perkembangan global, pendidikan sangat berperan untuk mewujudkan
Masyarakat Indonesia Baru. Visi pendidikan nasional adalah pendidikan yang
mengutamakan kemandirian dan keunggulan yang menghasilkan kemajuan dan
kesejahteraan yang berdasarkan nilai-nilai universal dan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia.
Sedangkan menurut GBHN tahun 1999, misi pendidikan nasional lima tahun
mendatang adalah: Terwujudnya sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis
dan bermutu guna memperteguh ahklak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan,
cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab, memiliki keterampilan serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan mutu manusia Indonesia.
Misi tersebut dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Misi jangka pendek:
Penuntasan program pendidikan yang terganggu oleh krisis yakni wajib belajar 9
tahun yang bermutu.
Pengembangan kapasitas kelembagaan pendidikan.
Pengembangan program yang mengarah pada penguatan Iptek.
b. Misi jangka menengah:
Memantapkan dan mengembangkan dan melembagakan secara berkelanjutan apa
yang telah dirintis dalam misi jangka pendek.
Perbaikan aspek kelembagaan dan manajerial.
Pemberdayaan masyarakat dan sistem pendidikan.
Perbaikan substansi yang terkandung dalam sistem pendidikan nasional.
c. Misi jangka panjang:
Pembudayaan dan pemberdayaan sistem baru dengan iklim serta proses pendidikan
yang demokratis.
Memperdulikan mutu yang ditempatkan dalam perspektif global.
2. Perkiraan Perkembangan Masyarakat Masa Depan
Pemahaman tentang keadaan masyarakat masa depan tersebut akan sangat penting
sebagai latar depan segala kebijakan dan upaya pendidikan masa kini dan masa yang
akan datang. Kajian masyarakat masa depan itu semakin penting jika diingat bahwa
pendidikan selalu merupakan penyiapan peserta didik bagi peranannya di masa yang akan
datang. Dengan demikian, pendidikan seharusnya selalu mengantisipasi keadaan
masyarakat masa depan.
Istilah “Masyarakat Indonesia Baru” merupakan suatu masyarakat yang dicita-
citakan bangsa Indonesia setelah era reformasi. Ada juga yang menggunakan istilah
“Masyarakat Madani” atau Civil Society. Masyarakat Indonesia mempunyai ciri-ciri yang
khas, berdasarkan ciri-ciri khas tersebut akan dibangun Masyarakat Madani Indonesia.
Untuk mewujudkan Masyarakat Indonesia Baru ada komponon-komponen dasar
yang dibutuhkan, yaitu:
Kebutuhan untuk terus menguasai lingkungannya.
Kebutuhan untuk berkomunikasi baik dengan sesamanya maupun dengan tradisi
dan masa lalunya.
Kebutuhan untuk lepas dari berbagai lingkungan yang menghambat aktualisasi
dirinya.
Prinsip-prinsip yang harus dilakukan untuk mewujudkan masyarakat yang dicita-
citakan tersebut adalah:
1. Prinsip mengembangkan dan menegakkan kedaulatan rakyat.
2. Prinsip mengembangkan dan menegakkan hukum dan keadilan.
3. Prinsip mengembangkan kemajuan Iptek.
4. Prinsip mengembangkan pluralisme masyarakat.
5. Prinsip mengembangkan masyarakat berwawasan lingkungan.
6. Prinsip mengembangkan masyarakat berketuhanan Yang Maha Esa.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam tiga sila lainnya, yaitu kemanusiaan,
demokrasi, dan penegakan keadilan sosial, sesungguhnya adalah nilai-nilai universal
yang juga menjadi perhatian masyarakat global untuk mewujudkannya. Namun demikian,
nilai-nilai dari ketiga sila ini harus tetap kita pandang pula sebagai nilai-nilai local
Indonesia agar berfungsi sebagai inner drive dari upaya mewujudkan masyarakat
Indonesia Baru yang dicita-citakan.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya makin mengalami percepatan
serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia, hal ini disebabkan
oleh percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi
informasi.