pidato presiden tahun 1968

Upload: indra-suhendra

Post on 05-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    1/119

    PIDATO KENEGARAAN

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    DJENDERAL SOEHARTO

    DIDEPAN SIDANG DPR-GR

    16 AGUSTUS 1968

    DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    2/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    3/119

    SERI AMANAT

    11

    PIDATO KENEGARAAN

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DJENDERAL SOEHARTO

    DIDEPAN SIDANG DPR-GR

    16 AGUSTUS 1968

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    4/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    5/119

    Presiden Republik Indonesia Djenderal Soeharto

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    6/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    7/119

    Jang terhormat Saudara Ketua dan para Wakil Ketua

    DPR-GR;Para Anggota jang saja h ormati;Dengan memandjatkan do'a sjukur jang sedalam-dalamnja

    kehadirat Tuhan Jang, Maha Esa, maka pada hari ini kita ber-kumpul bersama disini untuk menghadiri pembukaan SidangDPR-GR.

    Menurut Peraturan Tata-tertib DPR-GR, maka pada permu-laan tahun Sidang hari ini Presiden memberikan amanat seba-

    gai pengantar Nota Keuangan dan Rantjangan Anggaran Be-landja mengenai tahun dinas jang akan datang. Kesempatan iniakan saja gunakan untuk dapat memenuhi ketentuan tersebut.Kesempatan ini djuga ingin saja gunakan untuk menjampai-kan penghargaan dan utjapan terima kasih kepada DPR-GR,atas segala pengertian dan kerdjasama baik jang telah dapatkita wudjudkan selama tahun Sidang jang lalu, terutamadalam usaha kita bersama untuk menjelesaikan masalah-masalah Nasional jang besar. Adalah harapan kita semuanja,

    bahwa suasana jang baik itu selalu akan kita pelihara dankita tingkatkan diwaktu-waktu jang akan datang.

    5

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    8/119

    Disamping itu, seperti halnja tradisi jang telah kita rintis t ahun jang lalu, maka tanggal 16 Agustus bukan sekedar mem-

    punjai arti penting bagi DPR-GR, jaitu sebagai hari permulaan Tahun Sidang; melainkan sangat djauh lebih besar artinja

    olehkarena pada hari ini kita mentjoba membuat neratja setjaraNasional, hasil-hasil apa jang telah kita tjapai selama kemer-dekaan ini, chususnja hal-hal apa jang telah kita lakukan sela-ma setahun jang lalu, apa kemadjuan-kemadjuan jang telahkita peroleh, hal-hal apa jang belum dapat kita tjapai, ham-

    batan-hambatan apa jang terbentang dimuka kita, rentjana-rentjana kerdja apa jang akan kita lakukan diwaktu-waktu

    jang akan datang.Saja merasa wadjib mengadjukan neratja Nasional itu dan

    melaporkannja kepada Dewan jang terhormat dan langsungkepada seluruh Rakjat, sebagai kewadjiban moril dan kewa-djiban konstitusionil saja selaku Kepala Negara. Dilihat darisegi momentum, saja anggap waktu ini djuga sangat tepat;oleh karena besok, tanggal 17 Agustus 1968, Insja Allah, selu-ruh Rakjat tanpa ketjuali akan merajakan Hari Ulang TahunKemerdekaan kita jang ke-23.

    Persoalan-persoalan Nasional jang terpokok itulah jangharus kita djawab sendiri sekarang ini. Mendjelang peringatanUlang Tahun Kemerdekaan kita, djawab itu sangat pentingartinja. Saat ini, segala perasaan dan hati nurani kita, marilahkita tjurahkan kepada renungan setjara Nasional dan menda-lam ini. Hasil renungan ini harus kita djadikan pendoronguntuk berbuat lebih baik, berbuat lebih banjak dan berbuatlebih njata untuk mengisi kemerdekaan kita. Setiap Ulang Ta-hun Kemerdekaan hendaknja benar-benar kita djadikan pem-

    baharuan tekad untuk menjelesaikan perdjoangan kemerde-kaan.

    6

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    9/119

    Pembaharuan tekad perdjoangan itu, terus terang sadja, untuksebagian besar harus dilakukan oleh mereka jang tergo-longpemimpin-pemimpin Rakjat, oleh pedjabat-pedjabat Negara —

    baik ABRI maupun sipil —, oleh pengusaha-pengusaha swastakita, pendeknja, oleh mereka jang tergolong dalam „lapisan” atasdan lapisan „pertengahan” susunan masjarakat kita dewasa ini.Sebagian ketjil daripada kita, memang telah merajakan nikmatkemerdekaan ini; sebagian ketjil diantara kita telah mampuhidup dengan sangat lajak, seba gian ketjildiantara kita telahmempunjai djaminan dihari tua dan masa depan jangmenenteramkan hati; sebagian ketjil diantara kita telah mampumenikmati kemakmuran lahiriah.

    Akan tetapi dilain pihak, sebagiekerasakan perdjoangan hidup sehari-hari jang masih sangat be-rat; masih memerlukan lapangan pekerdjaan jang baik, masihmemerlukan penghasilan jang lebih lajak, masih memerlukanpangan dan sandang jang tjukup, masih memerlukan sekolahanak-anaknja, masih memerlukan perumahan jang sehat, ma-sih memerlukan djaminan hari tua jang dapat didjagakan; pen-

    deknja mereka masih banjak memerlukan kebutuhan lahir danketenteraman batin.

    Inilah tanda jang djelas, bahwa isi kemerdekaan kita itumasih merupakan satu perdjoangan tersendiri! Seperti jangpernah saja tegaskan, thema terpenting perdjoangan kita padataraf sekarang ini adalah perdjoangan pembebasan Rakjat darikemelaratan! Perdjoangan itu adalah bekerdja-keras buat pem-

    bangunan; oleh karena kesedjahteraan Rakjat hanja atjapai melalui pembangunan besar-besaran. Oleh karena itu,pada pelaksanaan pembangunan disegala bidang inilah segalaperhatian dan kemampuan harus kita pusatkan.

    Dengan segala pengorbanan dan penderitaan, kita telah me-rebut dan menegakkan kemerdekaan Nasional. Kemerdekaan

    jang kita peroan sekedar berabebaskan dikekuasaan asing, bukan berarti sekedar kemerdekaan politik

    dan berpemerintahan sendiri. Melainkan dengan kemerdekaan

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    10/119

    itukita akan mewudjudkan kehidupan jang lebih baik lahir dan batin; kita akan mewudjudkan kehidupan jang mulia sesuai

    dengan harkat dan martabat kita sebagai machluk Tuhan.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    11/119

    Tjita-tjita kemerdekaan kita, sama sekali bukan sekedar ke -

    makmuran buat sebagian diantara kita; melainkan kemakmur-an dan keadilan bagi seluruh Rakjat Indonesia. TudjuanNasio nal kita bahkan lebih djauh daripada itu, kitamemperdjoangkan djuga terwudjudnja satu dunia jang damaiabadi, kita memperdjoangkan terwudjudnja kebahagiaan lahirdan batinbagi seluruh ummat manusia, kita memperdjoangkanterwu-djudnja kemerdekaan bagi setiap Bangsa didunia, kitamenen-tang setiap pendjadjahan dalam bentuk apapun djuga, —

    baik pendjadjahan setjara lahiriah maupun pendjadjahanekonomi maupun pendjadjahan ideologi. Akan tetapi, sementara kita memperdjoangkan tjita-tjita

    jang besar dan mulia itu, kita djuga wadjib tetap berkenjataan. Kita wadjib sadar akan keadaan dan kemampuan

    jang kita miliki. Kita wadjib dengan tenang meneliti keadaankita sendiri setiap waktu, tanpa sedikitpun lengah terhadaptudjuan djangka pandjang.

    Kita wadjib menserasikan harapan dan kenjataan!Harapan dan kenjataan memang selalu merupakan bagian

    jang terpenting bagi perdjoangan hidup setiap Bangsa, bahkanmerupakan perdjoangan hidup setiap ummat manusia.

    Harapan jang terlampau tinggi harapan jang tidak berpi-djak pada kenjataan sama halnja dengan suatu impian ataulamunan kosong; lebih-lebih apabila harapan itu tidak disertaisuatu usaha njata, tidak disertai suatu perdjoangan. Harapan

    jang terlampau tinggi dan terlepas dari kenjataan dapat ber-akibat sangat buruk, jaitu timbulnja ke-putus-asa-an. Sebalik-

    nja, apabila kita hanja terpaku kepada kenjataan, lebih-lebihapabila hanja jang kita hadapi setiap hari; maka kita akankehilangan semangat untuk mentjapai harapan dan tjita-tjita.

    Hendaknja kita sadar bahwa sesuatu Bangsa jang kehilangansemangat sebenarnja telah merupakan Bangsa jang mati; olehkarena Bangsa itu telah kehilangan djiwa hidupnja, telah ke-hilangan kemauannja. Tanpa kemauan kita tidak mungkin hidupterus, tanpa kemauan kita tidak mungkin bisa madju;

    8

    7

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    12/119

    sedangkan kita, bukan sekedar mau hidup; melainkan kita maumadju. Oleh karena itu kita sama sekali tidak boleh (kehilangansemangat dan memang tidak akan kehilangan semangat!

    Saudara-saudara sekalian;

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    13/119

    Kita harus pandai dan tepat menilai, kenjataan, kita djuga harusmemegang teguh harapan dan tjita-tjita. Agar dengandemikian,kita tidak kehilangan pegangan; agar dengan demikian kitatidak kehilangan tempat be rpidjak. Oleh karena itu, sekali lagi,

    sudah seharusnja pada saat-saat p enting seperti sekarang inipada saa t-saat kita memperingati ulang tahun kemerdekaan, kitamembuat neratja Nasional kita dengan tenang.

    Saudara Ketua;Idjinkan saja pada kesempatan ini mengadjak kita semua

    menengok sedjarah kebelakang. Tengokan sedjarah kebelakangitu bukan maksud saja untuk terus-menerus meng-kambing-hitam-kan masa lampau, bukan pula untuk sekedar „menente-

    ramkan hati” atau „alasan untuk memaafkan” keadaan seka-rang; akan tetapi perlu untuk kita gunakan sebagai bahan pe-ladjaran.

    Berdasarkan hasil pengalaman masa lampau, dengan mem-perhatikan kenjataan dan kebutuhan mendesak kita dewasa iniserta dengan tetap melihat t jita-tjita kedepan, maka kita akanmampu menemukan masalah Nasional jang terpokok jang kitahadapi dewasa ini, jalah mengisi kemerdekaan kita ini denganpembangunan.

    Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;Dalam sedjarah kemerdekaan, kita sebenarnja te1ah beberapa

    kali mempunjai rentjana pembangunan. Salah satu pengalamanpahit, jang mengakibatkan kegagalan pelaksanaan pembangun-an itu adalah karena tidak adanja stabilitas politik jang mantapdan sehat.

    Dalam masa liberal, terutama karena terlalu banjaknja djum-lah partai-partai politik, maka kita terlalu sering mengalamipenggantian pemerintahan dalam djangka waktu jang sangatpendek. Keadaan sematjam ini djelas tidak memungkinkan satupemerintahan-pun sempat menjusun rentjana kerdja jang baikdan melaksanakannja dalam djangka waktu jang tjukup lajak.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    14/119

    Dalam periode berlakunja kembali Undang-undang Dasar 1945,sedjak tahun 1959 sajangnja kitamengalami praktek pemusatankekuasaan pada satu tangan. Pemusatan kekuasaan sematjamini, lebih-lebih tanpa kontrol efektif dari manapuntelah

    mengakibatkan berbagai akibat negatif jang sangat luas,mengakibatkan penjalah-gunaan kekuasaan dan matinja inisiatifmasjarakat dan telah memberikan lapangan jang luas dansubur bagi geraknja PKI jang tidak sadja menghambat usahapembangunan Negara, tetapi membahajakan tegaknja Pantja-Sila dan mengindjak-indjak azas-azas demokrasi.

    Djustru oleh karena itulah Bangsa Indonesia telah berhasilmenumbangkan kekuatan sik PKI dan praktek-praktek a-de-

    mokratis dan in-konstitusionil. Kita bertekad bulat untuk mem- baharui kehidupan kita jang demokratis dan konstitusionil berlandaskan pada Pantja-Sila jang murni, sebagai sarana sa-

    rana jang fundamentil dalam mentjapai tjita-tjita Bangsa,masjarakat jang adil dan makmur dengan melaksanakan pem-

    bangunan jang berentjana dan bertahap.

    Kehidupan demokrasi jang sehat djelas pula merupakansjarat mutlak bagi stabilisasi Nasional jang mantap dan di-namis. Keinginan-keinginan masjarakat dapat tersalur setjara

    bebas, baik dan terarah. Kehidupan demokrasi jang sehat de-ngan sendirinja menuntut rasa tanggung-djawab, menuntutdisiplin. Artinja, keinginan dan pendapat masjarakat jang ter-atur setjara baik dan terorganisir harus disalurkan melalui pro-sedur-prosedur jang telah ditentukan. Tanpa melalui prosedur-prosedur sematjam itu, maka kebebasan hanja berarti kekatjau-an.

    10

    9

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    15/119

    Disini saja meminta pengertian kita bersama, bahwa terwu-djudnja demokrasi jang sehat tidak sama artinja dengan pe-ngertian bahwa „politik adalah pemegang komando”. Kehidupandemokrasi jang sehat tidak berarti semua golongan lalu hanja„beramai-ramai” berbitjara soal politik sadja. Kita djuga harusdapat menarik peladjaran jang pandai dalam hal ini. Selamalebih kurang 20 tahun jang lalu, baik dalam masa liberal mau-pun pada waktu berlangsung kekuasaan jang terpusat padapimpinan Negara, kita selalu mengalami bahwa perhatian selu-ruh masjarakat, perhatian setiap golongan hanja ditjurahkanpada masalah-masalah politik ini. Akibatnja sangat buruk,

    jai-tu semua masalah-masalah lainnja dikkan pada perhtungan-perhitungan politik dan dengan sendirinja masalahpembangunan ekonomi diabaikan. Kekuatan-kekuatan produk-tif dan kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masjarakatpun ikut

    berbelok perhatiannja semata-mata kepada masalah politik.Kaum buruh melalaikan tugasnja, kaum tani mengabaikantanaman padinja, nelajan mengabaikan pentjaharian ikan,tjendekiawan dan pekerdja-pekerdja ilmu pengetahuan mening-galkan objektivitas dan pekerdjaan-pekerdjaan research, pega-

    wai negeri dan pedjabat-pedjabat Negara meninggalkan tugasdan tanggung-djawabnja untuk mengusahakan kesedjahteraandan kemakmuran Rakjatnja, mahasiswa melupakan kuliah, dananak-anak sekolah melalaikan peladjaran. Pendeknja hampirsemua bidang terbengkalai, karena semua orang, semua go-longan, hanja menaruh perhatian pada soal-soal politik. Disam-ping itu antara golongan-golongan dalam masjarakat timbulketegangan-ketegangan akibat meruntjingnja semangat danfaham golongan. Karena selalu menggunakan ukuran-ukuranpolitik dalam segala hal maka segala sesuatu, baik atau tidak

    baik, biasanja diukur engan kepentpaling buruk adalah timbulnja pola kiran jang abstrak dantertjerai-berai pada sebagian masjarakat kita. Ekses-ekses p ola

    berkir sematjam ini tetap kipai saat ini.

    11

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    16/119

    Saudara-saudara sekalian;Sungguh, kita, terutama para pimpinan Rakjat di Pusat mau-

    pun di Daerah-daerah harus menjadari sedalam-dalamnja bah- wa pengalaman pahit selama ini,

    masalah-masalah jang dihadapi semata-mata ditindjau darimotif-motif politik dan mengabaikan perhitungan-perhitungan

    jang wadjar dan objektifmbat usaha pengisian kemerdekaan, hanja menimbulkan apatisme dan merosotnjakemakmuran dikalangan Rakjat.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    17/119

    Sekali lagi saja tekankan, kehidupan demokrasi jang sehat dankesadaran politik bukanlah harus diartikan tertjurahnjasegalaperhatian dan kegiatan-kegiatan kita kepada soal-soal politik.Demokrasi jang sehat dan kesadaran politik harus diartikan

    kesadaran dan tanggung-djawab ber-Negara.Hal ini berarti tanggung-djawab terhadap arti dan isi ke-

    merdekaan, tanggung-djawab kepada terwudjudnja pembangun-an Negara, satu-satunja usaha untuk rneningkatkan kesedjah-teraan lahir dan batin dari Rakjat.

    Saudara-saudara sekalian;Mengenai masalah pembangunan ekonomi, kita memang ha-

    rus berani mengakui bahwa hampir selama kemerdekaan inihal tersebut terbengkalai. Kondisi sosial-ekonomi pada tahun-tahun pertama setelah pengakuan kemerdekaan kita jangrelatif lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun belakanganini, tidak sempat kita djadikan landasan jang kuat bagi per-tumbuhan ekonomi selandjutnja jang kuat dan madju. Bahkan„modal” jang kita miliki waktu itu selama belasan tahun telahmendjadi terbengkalai pengurusannja, sehingga lebih melemah-

    kan potensi pembangunan kita.Sekali lagi, kita tidak perlu menjesali dan menjalahkan masa

    lampau, soalnja sekarang adalah mendapatkan djalan keluar jang harus kita djamin pelaksanaannja.

    Sementara itu, saja pribadi dan Pemerintah sadar sepenuhnjaakan perasaan Rakjat banjak mengenai hal ini. Mereka telahterlalu lama menderita dan sampai scat inipun sebagian besarRakjat masih merasakan beban hidup sehari-hari jang tetap

    berat. Kesadaran akan arti kemerdekaan, kemadjuan pendidikandan meluasnja pengetahuan, sekaligus membawa tuntutankehidupan pang lebih baik dan lebih banjak. Kebutuhan-kebu-tuhan hidup sehari-hari jang pada masa pendjadjahan dahulutergolong kebutuhan jang „mewah” atau hanja terbatas padasegolongan ketjil masjarakat, sekarang telah banjak berobahmendjadi kebutuhan penting bagiRakjat banjak.

    12

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    18/119

    Meningkatnja kesadaran sebagai Bangsa jang merdeka, makin banjak djenis dan djumlah kebutuhan hidup sehari-

    hari,mengakibatkan keinginan Rakjat jang sangat kuat untuksegera melihat perbaikan dan kemadjuan disegala bidang.Rakjat seolah-olah tidak sabar lagi melihat „1ambat-nja ke-madjuan dan perbaikan jang dapat kita tjapai dengan susah-pajah dalam dua tahun terachir ini. Diseluruh pelosok Tanah-

    Air Rakjat menuntut pembangunan disegala bidang! Diseluruhpelosok Tanah-Air Rakjat menuntut lapangan pekerdjaan janglebih banjak dan lebih baik, karena Rakjat memang ingin be-kerdja untuk dapat hidup lebih baik!

    Semangat ini merupakan pertanda jang sangat baik; oleh

    karena itu momentum ini harus dipelihara dan segera disalur-kan dengan baik. Sementara itu, saja meminta pengertian jangsedalam-dalamnja akan masalah-masalah pembangunan jangkita hadapi dewasa ini. Pengertian sematjam itu sangat pen-ting, agar kenjataan tidak menghantjurkan harapan.

    Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;Setiap perbaikan keadaan, setiap pembangunan ekonomi, se-

    tiap usaha menaikkan taraf hidup dan kemakmuran Rakjat

    tidak dapat ditjapai begitu sadja dalam waktu jang sangatsingkat. Jang dapat kita usahakan adalah mempertjepat pro-ses pelaksanaan pembangunan itu melalui perentjanaan jangsetepat-tepatnja dan sebaik-baiknja. Untuk melaksanakan pem-

    bangunan itu, masih banjak jang kita butuhkan dan masih banjak pula jang harus kita

    Kita memerlukan modal jang besar, kita memerlukan per-alatan, kita memerlukan keachlian dan ketrampilan, kita me-

    merlukan pengusaha-pengusaha jang baik, kita memerlukankemauan bekerdja dan keberanian berusaha. Apabila kita melihat bangsa-bangsa lain jang telah madju;mereka sebenarnja telah bekerdja keras puluhan tahun, bah-kan sebagian telah bekerdja keras ratusan tahun. Mereka telah

    bekerdja keras dan sekarangpun mereka masih terus bekerdjakeras.

    13

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    19/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    20/119

    Perbedaan antara harapan dan kenjataan inilah yang kadang-kadang menimbulkan sematjam kegelisahan. Sebagai suatugedjala sosial, kegelisahan ini adalah wadjar; bahkanmerupa-kan pertanda kiran jang kritis, suatu pertandakemauan untuk perbaikan dan kemadjuan.

    Satu hal jang perlu diperhatikan, bahwa dalam keadaan bagaimanapun kita harus tenang dan wadjar dalam melihat

    semua persoalan jang kita hadapi.Saja selalu menghargai pandangan-pandangan dan usul-usul

    jang konkrit untuk memperbaiki keadaan. Akan tetapi sebalik-nja, adalah sangat berbahaja usaha-usaha mengobarkan ke-gelisahan masjarakat untuk tudjuan-tudjuan jang negatif.

    Djuga sangat tidak bertanggung djawab adanja usaha jangdengan sadar atau tidak sadar memberikan gambaran jangkeliru tentang keadaan sebenarnja jang kita hadapi dewasa ini.

    Ada djuga sementara golongan jang menjebarkan benih-benihapatisme, sinisme dan skeptisisme dalam masjarakat.

    Usaha-usaha negatif itu tidak akan memperbaiki keadaan; bahkan sebaliknja dapat merusak suasana dan hasil-hasi

    kita tjapai dengan susah-pajah hingga saat ini.

    Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;Satu-satunja djawaban jang tepat untuk memperbaiki ke-

    adaan kita sekarang adalah pelaksanaan Rentjana Pembangun-an Lima Tahun dengan sungguh-sungguh dandengan mengerah-kan seluruh daja dan kekuatan Bangsa jang tersedia. Sajadjuga meminta pengertian, bahwa Pembangunan Lima Tahun

    jang akan datang baru merupakan tahap pertama dari

    serangkaian pembangunan Nasional jang masih harus kitalakukan.Dengan dilaksanakannja permulaan pembangunan dalam

    tahun depan, maka hat itu tidak berarti bahwa keadaan dengan„mendadak” mendjadi berobah. Tahun depan merupakan masaperalihan, dari berachirnja program stabilisasi dan rehabilitasi

    jang kita selesain pembangunan dalam arti jang sebenarnja.

    Disamping faktor-faktor ekonomi, maka pelaksanaan pem- bangunan memerlukan prasarana politik danprasarana mental.

    15

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    21/119

    Hal ini perlu kita sadari, oleh karena pada hakekatnja pemba-ngunan itu dilakukan oleh manusia dan untuk manusia.

    Prasarana ekonomi disatu hak dan prasarana politik sertaprasarana mental dilain hak merupakan dua prasarana pokok

    bagi bangsa jang sedang membangun. Berapa banjak modaldan peralatan jang kita miliki, apabila kita tidak mau bekerdjadengan teratur dan tekun; maka semuanja akan habis dengansia-sia. Sebaliknja tanpa modal dan peralatan kita djuga tidakmungkin mengadakan pembangunan ekonomi.

    Saudara-saudara sekalian;Pembangunan Nasional harus kita laksanakan tahun depan,

    tidak ada lagi waktu dan alasan untuk menunda-nunda lebihlama lagi. Penundaan berarti akan membawa akibat-akibat janglebih parah bagi kita sem uanja.

    Disamping itu, sukses atau gagalnja pelaksanaan pemba-ngunan jang akan datang akan merupakan taruhan bagimartabat kita sebagai suatu Bangsa jang merdeka.

    Kita wadjib membajar kembali hutang-hutang luar-negeri jang sangat besar djumlahnja, baik jang telah dihambur-ham- burkan oleh Pemerintah masa orde-lama maupun hutang-

    hutang baru jang kita perlukan untuk melaksanakan programstabilisasi dan rehabilitasi ekonomi sekarang ini.

    Adalah kewadjiban kita bersama sekarang ini untuk beker-dja keras demi kebahagiaan anak-tjutju kita. Sungguh satudosa, apabila kita meninggalkan kemelaratan dan beban hutangkepada generasi jang akan datang.

    Saudara-saudara sekalian; Apakah persiapan-persiapan jang telah kita lakukan untukmelaksanakan Pembangunan Lima Tahun jang akan datangitu? Apakah kondisi-kondisi kita telah memungkinkan untukmelaksanakan Pembangunan Lima Tahun ?

    16

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    22/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    23/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    24/119

    Dalam taraf sekarang ini, penatanan-kembali itu dengan sen-dirinja baru dapat ditjapai pada landasan-landasannja sadja.Oleh karena itu hasil-hasilnjapun memang belum dapat kitarasakan setjara langsung sekarang djuga. Landasan-landasan

    jang telah kita letakkan dengan kuat itu, masih memerlukan pe- njempurnaan dan tambahan-tambahan lainnja dalam rangkakeseluruhan kehidupan perumahan Negara dan Bangsa kita.

    Rekonstruksi Nasional sematjam itu, dengan sendirinja meng-akibatkan pula perobahan dalam nilai-nilai masjarakat,perobahan pola berkir dan perobahan dalam sikap mental.Itulah sebabnja, maka tahun-tahun ini kita namakan periodetransisi.

    Kita dahulu berkir setjara abstrak, sekarang kita beranimelihat semua masalah setjara riil. Kita dahulu sangat emo-sionil, sekarang kita telah lebih rasionil. Kita dahulu ditekandari atas setjara otokratis, sekarang kebebasan tumbuh dari

    bawah setjara demokratis. Dahulu segala-galanja ditentukandari atau oleh Pemerintah, sekarang kita merasakan kebebas-an dan memberikan kesempatan pada inisiatif masjarakat.Dahulu kita mendewakan politik, sekarang kita mentjurahkan

    perhatian kepada perbaikan ekonomi.Inilah gambaran umum perobahan pola berkir dan sikap

    mental jang berkembang dewasa ini. Perkembangan sematjam inisebenarnja merupakan satu kemadjuan jang sangat penting;kemadjuan pola berkir jang akan mendorong kemadjuan-ke-madjuan dalam kehidupan politik, ekonomi dan social kita.

    Kemadjuan-kemadjuan pola berkir ini, membawa kita lebihkritis dalam melihat semua persoalan, membawa kesadaran-kesadaran akan kekurangan-kekurangan kita, bahkan seringmengakibatkan perasaan tidak puas terhadap keadaan jangkita tjapai dewasa ini.

    Kemadjuan pola berkir ini perlu dipelihara dengan baik,dan harus kita djadikan pendorong untuk berbuat lebih baik,lebih banjak dan lebih produktif dalam bidang tugas kita ma-sing-masing.

    18

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    25/119

    Saudara-saudara sekalian ;

    Mengenai stabilisasi politik kita telah meletakkanlandasan-landasan jang kuat walaupun disana-sini masihterdapat beberapa kekurangan jang harus kita sempurnakan

    bersama-sama.

    Saudara-saudara sekalian;

    Masalah-masalah politik adalah masalah-masalah jang me-njangkut kehidupan kita ber-Negara dan ber-Bangsa. Dida-lamnja menjangkut masalah-masalah jang fundamentil sepertidasar dan tudjuan Negara, penentuan dan pelaksanaan haluan

    Negara, penjelenggaraan kekuasaan Negara, hak-hak dan ke- wadjiban warga-negara dan sebagainja; jang kesemuanja ini bagi kita Bangsa Indonesia harus di da ant

    Sila dan Undang-undang Dasar 1945.Mengenai dasar dan tudjuan Negara sudah djelas; jaitu

    seperti jang tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Da-sar kita jang menegaskan kedudukan Pantja-Sila.

    Pembukaan Undang-undang Dasar jang mengandung Pantja-

    Sila tetap harus kita pertahankan. Pembukaan Undang-undangDasar tidak boleh berobah, oleh karena perobahan PembukaanUndang-undang Dasar berarti perobahan Negara RepublikIndonesia jang kita proklamasikan pada 17 Agustus 1945;seperti jang setjara tepat telah ditegaskan dalam KetetapanMPRS No. XX.

    Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat;

    Stabilisasi politik jang harus k ita wudjudkan adalah keada-an jang mantap dan dinamis, dimana Rakjat menentukankehendaknja, dimana Rakjat mengawasi djalannja pemerin-tahan, dimana Rakjat menikmati hak-hak azasi dan hak-hakdemokrasinja guna mengembangkan bakat, kepandaian dankemampuannja. Berkenaan dengan itu, Rakjat djuga harusmelaksanakan dengan sungguh-sungguh kewadjiban-kewadjib-

    annja sebagai warga-negara. Kesemuanja harus didjalankandengan tertib dan teratur menurut tata-tjara jang telah

    19

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    26/119

    kita tentukan bersama, menurut saluran hukum dan peraturanperundang-undangan jang berlaku jang didasarkan padaUndang-undang Dasar dan landasan falsafah Pantja-Sila. Olehkarena itu, maka adanja konsensus Nasional mengenai program

    bersama dan adanja konsensus Nasional mengenai tjara-tjara melaksanakan program itu merupakan salah satu hal jangesensiil dalam mentjiptakan stabilisasi politik.

    Dalam tahun ini, MPRS telah berhasil menetapkan beberapaKetetapan jang sangat penting artinja bagi stabilisasi politikini; jaitu: Ketetapan MPRS No. XLI tentang Tugas PokokKabinet Pembangunan dan Ketetapan MPRS No. XLIV tentangpengangkatan Pengemban Ketetapan MPRS No. IX sebagai

    Presiden Republik Indonesia. Kedua Ketetapan ini merupakankesatuan tekad kita semuanja untuk membulatkan stabilitaspolitik dan segera melaksanakan Pembangunan.

    Mengenai Kabinet Pembangunan, MPRS menegaskan bahwatugas pokoknja adalah melandjutkan tugas-tugas Kabinet

    Ampera dengan perintjian :

    a. Mentjiptakan stabilisasi politik dan ekonomi sebagai sjaratuntuk berhasilnja pelaksanaan Rentjana Pembangunan

    Lima Tahun dan Pemilihan Umum;b. Menjusun dan melaksanakanRentjana Pembangunan Lima Tahun;

    c Melaksanakan Pemilihan Umum sesuai dengan KetetapanMPRS No. XLII/MPRS/1968;

    d. Mengembalikan ketertiban dan keamanan Masjarakatdengan mengikis habis sisa-sisa G-30-S/PKI dan setiap pe-rongrongan, penjeleweng serta pengchianatan terhadapPantja-Sila dan Undang-undang Dasar 1945;

    e. Melandjutkan penjempurnaan dan pembersihan setjaramenjeluruh Aparatur Negara dari tingkat Pusat sampaiDaerah.

    Kelima perintjian tugas pokok itu kemudian saja beri namaPantja Krida.

    20

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    27/119

    Pantja Krida adalah merupakan program Nasional kitasemuanja tanpa ketjuali! Tidak satu golonganpun bolehmempunjai satu program jang bertentangan dengan PantjaKrida; oleh karena Pantja Krida ini ditetapkan sendiri oleh

    MPRS. Bahkan saja mengharapkan, bahwa partisipasi setiaphak dalam melaksanakan Pantja Krida itu, tidak sadja dalam bentuk-bentuk utjapan ataupun rentjana-

    melainkan harus setjara konkrit dan aktif melaksanakan pro-gram jang disetudjui bersama.

    Tugas pokok Kabinet Pembangunan dan penundjukan Presi-den/Mandataris MPRS adalah hasil-hasil konsensus Nasional,

    bahkan merupakan hasil-hasil konsensus Nasional jangpaling penting dewasa ini. Oleh karena itu pelaksanaantugas Kabinet Pembangunan sekaligus merupakan tanggung-djawab Nasional jang harus kita laksanakan bersama-sama.

    Saudara-saudara sekalian;

    Memang, belum semua masalah jang penting dapat mentjapai

    konsensus dalam Sidang Umum ke-V MPRS itu. Akan tetapihal ini tidak berarti bahwa Sidang Umum tersebut telah gagal.Marilah kita laksanakan hal-hal jang telah diputuskan oleh MP-RS. Djangan sampai membesar-besarkan perbedaan-perbedaanpendapat jang ada didalam MPRS, lebih-lebih djangan perbe-daan-perbedaan pendapat itu diruntjing-runtjingkan didalammasjarakat sehingga menimbulkan tegangan-tegangan jangsama sekali tidak perlu.

    Dalam kesempatan ini saja ingin mengadjak semua hak danseluruh Rakjat untuk berusaha mentjapai kebulatan pandangandan pendapat dalam hal-hal jang belum terselesaikan dalamSidang MPRS jang lalu.

    Dalam usaha ini, hendaknja selalu didasarkan pada kepen-tingan Nasional, persatuan bangsa, djiwa musjawarah dan ke-gotong-rojongan seluruh Rakjat. Disamping itu, hendaknja kitaselalu sadar dan waspada, bahwa dengan membesar-besarkanperbedaan pendapat jang tertjermin dalam Sidang MPRS jang

    21

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    28/119

    lalu; antara lain dengan djalan berusaha memaksakan pandang-an masing-masing setjara sehak, tanpa memperhatikan pen-dirian hak lain, akan merupakan peluang jang berbahaja bagiusaha adu-domba musuh bersama seluruh Bangsa, jaitu sisa-

    sisa G-30-S/PKI jang sekarang ini sedang giat kita usahakanuntuk memberantasnja.

    Saudara Ketua dan Sidang jang terhormat ;Pada tanggal 6 Djuni 1968, saja telah mengumumkan susunan

    Kabinet Pembangunan seperti jang ditugaskan oleh MPRS itu.Didalam menjusun Kabinet ini, saja memperhatikan sema-

    ngat dan ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar, Ketetap-

    an MPRS No. XLI dan penjusunan organisasi Pemerintahan jang baik sehingga dapat efektif dan esien dalam melaksana-kan tugasnja.

    Mengenai personalia Menteri-menteri, maka sedjauh mung-kin diperhatikan pengalaman dan keachlian dalam bidang ma-sing-masing, sehingga dapat diharapkan bahwa setiap Menteri

    benar-benar akan dapat mentjurahkan kiran dan kemampuannjapada pelaksanaan tugas Departemennja. Disamping itu,persjaratan-persjaratan lain djuga sangat diperhatikan, anta-ra lain : kekompakan kerdja seluruh anggota Kabinet sebagaisatu kesatuan dan persjaratan dukungan dari Rakjat. Oleh ka-rena itu, Kabinet Pembangunan ini terdiri dari tenaga-tenaga

    jang berasal dari partai-partai politkarya dan memiliki berbagai keachlian dalam masjarakat.

    Dengan demikian, diharapkan bahwa setiap Menteri akan

    mampu melaksanakan bidang tugasnja sebaik-baiknja dan Ka- binet sebagai satu keseluruhan mendapatkan dukungan masja-rakat jang seluas-luasnja.

    22

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    29/119

    Dengan ketegasan mengenai kedudukan dan masa djabatanPresiden, dan dengan susunan Kabinet seperti saja djelaskantadi, maka berarti ada stabilisasi pada pimpinan Pemerintahan.Dengan demikian, maka puntjak pimpinan Pemerintahan

    diha-rapkan merupakan djuga salah satu alat untukmewudjudkan stabilisasi. Nasional sebagai landasan untukmelaksanakan pembangunan.

    Saudara Ketua dan Sidang DPR-GR jang terhormat;Untuk mewudjudkan Pantja Krida itu, maka fungsi Dewan

    Perwakilan Rakjat Gotong Rojong adalah sangat penting, olehkarena DPR-GR merupakan partner dari Pemerintah dalam me-laksanakan konsensus Nasional itu dibidang legislatif dan alatpengawasan pelaksanaan tugas-tugas jang dipertanggung-djawabkan kepada Pemerintah.

    Saling pengertian dan kelantjaran kerdja-sama jang selamaini telah terbina harus dapat kita pelihara dan bahkan perluditingkatkan. Hal ini tidak sadja perlu untuk tetap memeliharakonsensus dan memantapkan stabilisasi politik, tetapi terlebih-lebih perlu untuk pelantjaran pelaksanaan Pantja Krida, jangmemerlukan banjak hasil-hasil legislatif dan terselenggaranjapengawasan jang konstruktif.

    Saudara Ketua;

    Menemukan bentuk-bentuk kerdjasama jang efektif antaraLembaga-lembaga Negara tertinggi dengan Pemerintah inilah

    jang antara lain Untuk itu, antara lain dalam Kabinet Pembangunan sekarang

    ini diadakan seorang Menteri Negara Penghubung Pemerintah

    dengan MPRS, DPR-GR dan DPA. Dengan adanja Menteri Ne-gara Penghubung ini, maka diharapkan MPRS, DPR-GR danDPA dapat segera mendapatkan informasi-informasi dan data-data jang tjepat, lengkap dan tepat mengenai segala masalah

    jang dihadapi oleh Pemerintah, kebiddan langkah-langkah jang diambil oleh Pemerintah, sepandjanghal-hal tersebut perlu diketahui oleh Lembaga-lembaga Negaratertinggi tersebut.

    Sepandjang pengalaman jang ada selama dua tahun jangterachir ini, perbedaan pendapat antara Pemerintah denganLembaga-lembaga Negara lainnja untuk sebagian besar dise-

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    30/119

    23

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    31/119

    babkan karena perbedaan-perbedaan niengenai kelengkapandan kebenaran data-data dan keterangan-keterangan jang di-miliki.

    Saudara-saudara sekalian;

    Pada awal tahun ini kita telah memiliki Dewan Pertimbang-an Agung berdasarkan Undang-undang No. 3 tahun 1967 dalamsuasana pelaksanaan kemurnian Undang-undang Dasar 1945.Presiden bukan lagi Ketua Dewan seperti jang telah terdjadipada tahun-tahun sebelumnja.

    Dengan susunan Dewan tanpa pengaruh langsung dari ke-kuasaan eksekutif, maka diharapkan bahwa Dewan tersebutakan benar-benar dapat memberikan nasehat-nasehat jangobjektif, baik dengan maupun tanpa diminta oleh Presiden.

    Selama ini hubungan kerdjasama antara Pemerintah denganDewan Pertimbangan Agung sangat baik. Dalam waktu jangsingkat Dewan Pertimbangan Agung telah memberikan pan-dangan dan nasehat-nasehatnja kepada Presiden; baik dibidangekonomi, politik maupun social.

    Kesempatan ini ingin saja gunakan untuk menjampaikanutjapan terima kasih dan penghargaan kepada Dewan Pertim-

    bangan Agung atas segala pandangan dan nasehatnja itu.Mudah-mudahan dalam waktu-waktu jang akan datang hu-

    bungan kerdjasama jang telah dirintis selama ini dapat lebihditingkatkan lagi.

    Sidang jang terhormat;Dalam rangka usaha kita bersama untuk melaksanakan ke-

    tentuan-ketentuan Undang-undang Dasar, maka saat kita djuga

    telah dapat mentjapai kemadjuan setapak lagi jang sa-ngatpenting artinja. Kemadjuan jang sangat penting artinja ituadalah berfungsinja kembali Badan Pemeriksa Keuangan dalamarti jang sebenarnja.

    24

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    32/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    33/119

    salah satu alat untuk mentjegah kemungkinan penjelewengan-penjelewengan dalam penggunaan uang Negara.

    Kesempatan ini djuga ingin saja gunakan untuk menjampai-kan penghargaan atas kerdjasama baik jang telah diberikanoleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada Pemerintah.

    Sementara itu Pemerintah akan memperhatikan dan melak-sanakan petundjuk-petundjuk jang telah diberikan oleh Badantersebut dalam rangka lebih menertibkan Keuangan Negara.

    Saudara Ketua, Sidang jang terhormat;Dalam rangka melengkapi dan menjempurnakan Lembaga-

    lembaga Tertinggi, maka pada awal tahun ini kita djuga telahmelengkapi susunan Mahkamah Agung; jang kesemuanjadilaksanakan berdasarkan prosedur dan tata-tjara berdasarkanhukum.

    Dalam rangka usaha kita jang sungguh-sungguh untukmenegakkan sistim konstitusionil dan menegakkan hukum, makakita dapat menjatakan dewasa ini, bahwa kekuasaan Kehakiman

    benar-benar telah merupakan kekuasaan jang merdeka, artinjaterlepas dari pengaruh kekuasaan Pemerintahan.

    Badan-badan pengadilan kita sekarang benar-benar sedang bergerak kearah pertumbuhannja jang sehat, sudah mulai dapat

    mengambil keputusan-keputusan jang adil dan menurut keja-kinan dan rasa keadilannja; tanpa chawatir tindakan-tindakanpaksaan dari penguasa. Walaupun pelaksanaan hukum dan keadilan melalui badan-

    badan pengadilan ini belum memuaskan, akan tetapi dapatdikatakan telah banjak mentjapai kemadjuan.

    Dewasa ini Pemerintah sedang menjiapkan pembaharuanhukum-hukum atjara, jang sekiranja lebih sesuai dengan tjita-hukum Bangsa Indonesia dan djiwa Pantja-Sila, oleh karenahukum jang berlaku hingga dewasa ini masih berasal dari masapendjadjahan jang lampau.

    26

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    34/119

    Pemerintah menjadari bahwa tugas dan tanggung djawab parahakim adalah tjukup berat, sedangkan sebagai alat-alat penegakhukum dan keadilan, para hakim harus memegang teguhmartabat dan kewibawaan hukum itu sendiri.

    Dalam hubungan ini, Pemerintah menaruh perhatian jangchusus kepada para hakim, untuk memungkinkan mereka men-tjurahkan segala perhatian dan pengabdiannja kepada pelak-sanaan tugasnja demi tegaknja hukum dan keadilan.

    Saudara-saudara sekalian;Seperti tadi saja djelaskan, stabilisasi akan terwudjud bila

    tertjapai konsensus Nasional jang seluas-luasnja.Untuk terus-menerus memelihara konsensus Nasional itu,

    maka konsultasi dan dialoog djuga diadakan oleh Pemerintahdengan Pimpinan partai-partai politik, organisasi-organisasimassa, organisasi-organisasi karya dan kesatuan-kesatuan aksi.

    Melalui usaha-usaha ini dimaksudkan djuga agar pimpinanpartai, organisasi massa, organisasi karya dan kesatuan-kesatu-an aksi tersebut dapat memberikan pendjelasan-pendjelasankepada lapisan masjarakat luas jang mendjadi anggota-anggota-nja mengenai masalah-masalah jang dihadapi setjara sewadjar-

    nja. Dengan demikian, dapat dipenuhi fungsi partai sebagai alatpendidikan politik jang sehat bagi Rakjat; artinja Rakjat me-miliki kesadaran untuk mengetahui, memetjahkan dan meng-atasi masalah-masalah besar jang dihadapi oleh seluruh Bangsadan Negara.

    Sekali lagi saja perlu menegaskan, bahwa kesadaran politik bukan berarti fanatisme golongan atau kesempitan pandangan

    golongan.

    Kesadaran politik adalah kesadaran tanggung djawab hidup ber-Negara jang merdeka, kesadaran untuk ikut memetjahkan

    masalah-masalah bersama, kesadaran untuk melaksanakanprogram bersama demi kemadjuan untuk mentjapai kemadjuanBangsa dan Negara. Dengan demikian, partai politik bukansekedar alat untuk memperoleh pengikut sebanjak-banjaknjasadja, bukan sekedar alat untuk memenangkan PemilihanUmum, bukan sekedar alat untuk memperoleh kekuasaan dalam 27

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    35/119

    Pemerintahan.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    36/119

    Partai politik memang merupakan salah satu alat demokrasi jang penting. Adanja partai-partai politik

    memang merupakan salah satu tanda adanja demokrasi. Olehkarena itu, partai-partai politik kita djuga berkewadjiban untukmendjadi alat demokrasi jang sehat dan berkewadjiban memberi

    bentuk kepada pertumbuhan demokrasi jang sehat.Demokrasi jang sehat mengenal tanggung djawab bersama.

    Oleh karena itu kepada partai-partai politik dan semua organi-sasi-organisasi jang lain, saja serukan untuk ikut serta men-dorong anggota-anggotanja melaksanakan program-programNasional seperti jang telah ditetapkan oleh MPRS; jaitumelaksanakan Pantja Krida dalam bidang dan kemampuan

    masing-masing.Saudara-saudara sekalian;Sedjalan dengan usaha kita untuk mengembalikan kehidupan

    demokrasi, maka pelaksanaan hak-hak azasi manusiapun telah banjak pula kemadjuan jang kita tjapai. Kebebasan mengeluar-

    kan pendapat dan kiran telah banjak dapat dinikmati, kebe- basan pers telah banjak digunakan, kebebasan mimbar di Per-

    guruan-perguruan Tinggi telah terwudjud, kebebasan untuk

    memilih pendidikan dan kebudajaan jang disukai, inisiatif ma-sjarakat telah banjak berkembang. Kesemuanja ini merupakanhasil-hasil besar jang dapat ditjapai dalam waktu dua tahun jangterachir i ni.

    Sementara itu saja ingin selalu memperingatkan agar segalakebebasan itu digunakan dengan penuh rasa tanggung djawab.

    28

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    37/119

    Perlu disadari, bahwa tidak ada hak-hak azasi jang absolut atautanpa mengenal batas; oleh karena hak-hak jang tidak mengenal

    batas sekaligus berarti melanggar hak-hak jang sama dariorang lain. Tanpa rasa tanggung djawab, maka kebebasan hanja

    akan membawa kita kepada kekatjauan. Kebebasan sekedaruntuk „kebebasan” akan merusak usaha stabilisasi Nasional dan bertentangan dengan semangat Pantja-Sila ndang-undang

    Dasar. Oleh karena itu Pemerintah merasa wadjib untukmengambil tindakan terhadap penjalah-gunaan hak-hakkebebasan; jang kesemuanja itu akan dilaksanakanberdasarkanhukum jang berlaku dan wewenang sah jang dimilikinja demiuntuk melindungi kepentingan umum, demi mendjamin

    terwudjudnja stabilisasi Nasional, tegaknja Pantja-Sila danUndang-undang Dasar.

    Dalam rangka menggunakan dan menikmati hak-hak azasiini, saja mengharapkan kesadaran dan pengertian dari masja-rakat umumnja, para penanggung djawab surat kabar danmadjalah beserta para wartawannja, para pemuda, mahasiswadan peladjar, para seniman serta karyawan-karyawan dibidanglainnja, agar supaja dalam menjalurkan djiwa dinamika dan

    kreasinja selalu disertai dengan rasa tanggung djawab sebagaiBangsa Indonesia jang berkepribadian Pantja-Sila, diarahkanuntuk membantu suksesnja pelaksanaan tugas-tugas Nasional

    jang masih berat dewasa ini, snekonomi.

    Saudara-saudara sekalian;Sehubungan dengan masalah hak-hak azasi manusia ini saja

    meminta perhatian kita semuanja mengenai soal Agama. Un-dang-undang Dasar kita telah menegaskan, bahwa „Negara

    berdasarkan atas ke-Tuhan-an Jang Maha Esa” dan „Negaramendjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memelukagamanja masing-masing dan untuk beribadat menurut aga-manja dan kepertjajaannja itu”. Ketentuan ini merupakanpenegasan Sila Ke-Tuhan-an Jang Maha Esa daripada Pantja-Sila.

    Perlu kita sadari sedalam-dalamnja, bahwa antara Agamadan Pantja-Sila mempunjai hubungan jang sangat erat bahkansaling menguatkan. Didalam Negara kita jang berdasarkanPantja-Sila ini maka setiap Agama diberi hak dan kesempatanuntuk hidup dengan subur; dan sebaliknja, makin hidup dan

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    38/119

    suburnja pelaksanaan kehidupan ber-Agama di Negara kita berarti Pantja

    hidup sehari-hari.Setiap Agama mengadjarkan hidup rukun 1diantara sesama

    manusia, mengadjarkan toleransi Agama. Tidak ada satu Aga-

    29

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    39/119

    ma-pun jang berdasarkan paksaan; oleh karena Agama sendiri bertolak dari kepertjajaan jang bersemajam dalam hati nurani

    setiap ummat manusia. Oleh karena itu praktek-praktek penje- baran Agama dengan paksaan, atau tipu-daja adalah berten-

    tangan dengan adjaran Agama itu sendiri.Dalam rangkaian falsafah Pantja-Sila, maka pelaksanaankehidupan ber-Agama harus dapat membawa persatuan dankesatuan seluruh Rakjat Indonesia, harus dapat mewudjudkannilai-nilai kemanusiaan jang adil dan beradab, harus dapatmenjehatkan pertumbuhan demokrasi; jang kesemuanja ituakan membawa seluruh Rakjat Indonesia menudju terwudjud-nja keadilan dan kemakmuran serta kebahagiaan lahir dan

    batin. Agama adalah untuk dunia dan achirat; oleh karena Tuhan Jang Maha Esa menurunkan Agama memang untuk perbaikan

    dan kemadjuan ummat manusia. Bagi kita, perbaikan dankemadjuan itu hanja akan dapat tertjapai apabila kita semua-nja bersatu-padu. Agama apapun jang kita peluk, satu hal

    jang harus benar-benar kita sadari, bahwa Tuhan Jang MahaEsa telah mentjiptakan kita ini sebagai satu kesatuan Bangsa,

    jaitu Bangsa Indonesia. Inilah satu hal jang hendaknja kitaperhatikan sedalam-dalamnja. Agama dan kesatuan Bangsa

    bukan hal jang harus 1dipertentangkan.Hukum-hukum Agama adalah hukum-hukum kemadjuan!

    Agama-agama jang telah diturunkan oleh Tuhan Jang MahaEsa selalu merupakan rintisan djalan kearah kemadjuan itu.Oleh karena itu, bagi pemeluk-pemeluk Agama wadjib meng-amalkan adjaran Agamanja masing-masing untuk membawa

    kehidupan kita kearah kemadjuan. Kesempitan pandangan, sama sekali bukan kesempitan adjar-

    an Agama; melainkan sebenarnja kesempitan pemeluk-pemeluk-nja sendiri. Sebagai ummat ber-Agama kita jakin, bahwa adjar-an Agama adalah mutlak benar dan berlaku untuk segaladjaman. Adjaran Agama djustru memberikan dasar-dasar mo-ralitas jang kuat sehingga kemadjuan djaman tidak akan meng-akibatkan kehantjuran peradaban ummat manusia. Orang jang

    30

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    40/119

    merasakan bahwa Agamanja terdesak, sebenarnja orang jangkurang teguh imannja dan kurang mengamalkan adjaran Agamaitu sebaik-baiknja.

    Saja menegaskan, bahwa di Indonesia tidak ada antjaman

    terhadap sesuatu Agama; Pemerintah akan sekuat tenaga me-laksanakan kewadjibannja untuk melindungi setiap Agama diIndonesia.

    Kepada semua hak, terutama kepada pemimpin-pemimpinmasjarakat, saja minta untuk tidak memberikan tafsiran-taf-siran jang sempit atau menjalah-gunakan ketaatan Agama ma-sjarakat untuk kepentingan golongan. Tepat setahun jang lalu saja mengingatkan, „Suatu masja-

    rakat, suatu Bangsa jang memperuntjing perbedaan Agama jang ada didalamnja; akan senantiasa mengalami kesulitan-

    kesulitan didalam seluruh tubuh Bangsa itu sendiri jang apa- bila tidak dapat dangaki

    tuan Bangsa itu”.Sekarang saja akan menambahkan bahwa apabila kita terus-

    menerus mentjiptakan pertentangan Agama; maka hal itu ber-arti kita memberikan peluang dengan tjuma-tjuma kepada PKIuntuk hidup dan berkuasa kembali, jang akan merupakanantjaman bahaja terhadap Bangsa Indonesia jang ber-Ketuhanan

    Jang Maha Esa.Sidang DPR-GR jang terhormat;

    31

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    41/119

    Dalam usaha mewudjudkan stabilisasi politik, menumbuhkandemokrasi jang sehat, pelaksanaan hak-hak azasi manusia,maka peranan pers adalah sangat penting. Pers dan mass-medialainnja — terutama surat-surat kabar — merupakan salah satudjembatan penghubung jang penting, merupakan salah satu alatkomunikasi dan dialoog jang penting, baik antara masjarakatsendiri maupun antara masjarakat dengan Pemerintah. Sajapernah mengatakan, bahwa kekuatan pers dalam beberapa hallebih hebat akibatnja daripada „seribu meriam”. Hal ini me-nundjukkan betapa hebat peranan jang dapat dimainkan olehpers. Oleh karena itu, dalam mendjalankan tugasnja,terutamadengan menggunakan kebebasan pers, saja sangatmeminta pengertian kepada pekerdja-pekerdja pers kita untuk

    selalu menggunakan dengan rasa tanggung djawab jang sebesar- besar-nja. Pemberitaan, ulasan dan kritik-kritik jang dimuat

    dalam pers hendaknja bermanfaat bagi kepentingan umum, bersifat mendidik dan memberi penerangan kepada masjarakat, berdasarkan fakta-fakta jang benar dan objektif, mendorong

    pemba-ngunan dan memperkuat persatuan Bangsa.Kebebasan pers jang sekarang telah dapat dinikmati, hendak-

    nja benar-benar d idjaga dan didjundjung tinggi oleh pers sari-

    diri. Seperti halnja dengan kebebasan-kebebasan lainnja jangdimungkinkan dalam suasana Orde-Baru sekarang ini, kebe- basan pers-pun mengenal batas-batas, sehingga benar-benar

    harus disertai dengan rasa tanggung djawab kepada Tuhan Jang Maha Esa, mendjundjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan jang adil dan beradab, memperkuat persatuan dan kesatuan

    Indonesia, menumbuhkan kehidupan demokrasi jang sehat danmempertjepat pelaksanaan pembangunan.

    Kehidupan pers dan mass media kita sekarang memang telah berkembang mendjadi bentuk perusahaan dan sebagian memang

    merupakan alat partai politik, walaupun demikian, saja mintaagar segi-segi komersiil dan kedudukannja sebagai alat politikpraktis itu djangan hendaknja mengalahkan ideaalisme persNasional jang bertanggung djawab. Setjara terus terang sajadjuga ingin mengingatkan, bahwa ada sementara pers kita jangtjenderung untuk memuat berita-berita jang sensasionil atau

    32

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    42/119

    jang dengan sengadja mempermainkan selera-selera masjarakat jang rendah. Sungguh mengchawatirkan, bahwa hal itu djustru

    dilakukan dengan berlindung dibalik benteng „kebebasan pers” jang sebenarnja sangat mulia itu. Gedjala ini sungguh meminta

    perhatian dan keprihatinan kites semuanja. Adalah sangat ber-tanggung djawab, apabila ketjenderungan-ketjenderungan ne-gatif ini dapat ditjegah oleh kalangan pers sendiri daripadaharus menunggu tindakan-tindakan tegas dari jang berwadjib.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    43/119

    Dalam usaha mewudjudkan stabilisasi dan pelaksanaan pem- bangunan, Pemerintah menganggap pers sebagai salah

    satupartner untuk bekerdja; oleh karena itu Pemerintah sungguhmeminta bantuan sebesar-besarnja dari pers Nasional kita

    dalam hal ini.Saudara-saudara sekalian;Dalam mewudjudkan stabilisasi Nasional, maka hubungan

    antara Pusat dan Daerah djuga merupakan salah satu faktor jang sangat penting. Pada dasarnjwudjud hubungan itu di

    letakkan pada prinsip jang memperhatikan dua segi; jaitu di-satu hak tetap didjamin sifat Negara Kesatuan, sedangkandilain hak kepada Daerah diberi kesempatan jang seluas-luas-nja untuk mengembangkan inisiatif dengan mengembangkankemampuan-kemampuan jang dimiliki. Dari hasil kundjungansaja kedaerah-daerah, terdapat hasrat jang sangat besar dariDaerah-daerah untuk melaksanakan pembangunan.

    Dalam mengembangkan inisiatifnja, kepada Daerah telahdiberi petundjuk hendaknja pengembangan inisiatif itu terarahdan terintegrasi. Terarah, artinja sesuai dengan sasaran-sasar-

    an jang akan ditjapai oleh program Nasional; sedangkan ter-integrasi artinja, rentjana-rentjana Daerah hendaknja merupa-kan bagian daripada keseluruhan rentjana kerdja Nasional.Dengan demikian, maka ada keserasian jang tepat antara ke-giatan-kegiatan dalam ruang lingkup Nasional dan kegiatan-kegiatan disemua Daerah.

    Mengenai keinginan daerah-daerah untuk membentuk Dae-rah-daerah otonom, Pemerintah sangat menghargai. Akantetapi satu sjarat hendaknja benar-benar dipenuhi, terutamakemampuan-kemampuan untuk mengatur rumah tangganjasendiri. Djangan hendaknja pembentukan Daerah-daerah oto-nom itu merupakan tambahan beban Pemerintah, oleh karenakelangsungan hidupnja harus terus-menerus dibantu dengansubsidi dari Pemerintah Pusat. Kepada masjarakat didaerahsaja ingin mengingatkan, bahwa terutama pada taraf-tarafpermulaan pembentukan Daerah otonom selalu memerlukan"overheed cost" jang sangat besar. Oleh karena itu, sampaidewasa ini Pemerintah belum melihat adanja kemungkinan811546 -(3)

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    44/119

    33

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    45/119

    pembentukan Daerah otonom baru jang dapat dipertanggungdjawabkan. Kita hendaknja lebih memusatkan perhatian dan

    berusaha sekuat tenaga untuk menjehatkan kehidupan danpenjelenggaraan Pemerintahan Daerah jang sekarang telah ada.

    Pemerintah menjadari sepenuhnja, bahwa salah satu faktor jang menjebabkan ,,lambat”-nja perkembangan Daerah adalah

    karena terbatasnja sumber-sumber keuangan jang dapat digalioleh Daerah. Masalah ini setjara prinsipiil akan dipetjahkandalam rangka perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah. Walaupun demikian, Pemerintah sangat menghargai usahakeras dan inisiatif beberapa Daerah jang benar-benar dapatdibanggakan; sehingga kemadjuan jang bermanfaat sungguh-

    sungguh terasa.Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;Daerah jang meminta perhatian kites semuanja setjara chusus

    adalah Propinsi Irian Barat.

    34

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    46/119

    Masalah pembangunan dawn memadjukan Daerah ini telah kitasadari sepenuhnja sebelum dan sesudah kita membebaskanPropinsi itu dari tangan pendjadjahan asing. Sedjak Propinsiitu setjara formil dan riil dapat k ita masukkan kembali kedalam

    lingkungan kekuasaan Pemerintahan Republik Indonesia padatanggal 1 Mei 1963, maka kita telah mengusahakan pembangun-an-pembangunan njata diberbagai bidang kehidupan masjara-kat, terutama dibidang pendidikan dan kemasjarakatan, denganhasil-hasil jang sangat memuaskan. Ribuan guru-guru dariDaerah-daerah Indonesia lainnja, — wanita dan pria — dengansegala pengorbanan dan keichlasan telah melaksanakan tugas-nja didaerah-daerah jang sangat terpentjil, susah ditjapai, ter-lantar dan terbelakang itu. Ratusan pemuda peladjar dari Dae-rah Irian Barat mendapatkan kesempatan untuk beladjar lebihlandjut didaerah-daerah Propinsi lainnja. Di Propinsi itu bah-kan telah berdiri sebuah Universitas Negeri. Pemerintah djugatelah membantu, kemadjuan kehidupan ke-Agamaan jang sangatmendalam dianut oleh Rakjat. Dalam waktu jang sangat singkatputera-putera Daerah telah diberi tanggung djawab jang

    besarbidang pemerintahan dan kemasjarakatan, terutamadjabatandjabatan jang dahulu hanja boleh diduduki olehorang-orang Belanda. Djabatan Gubernur/Kepala Daerah,Bupati-bupati dan seluruh Kepala Pemerintah setempat(dahulu: hoofd van plaatselijk bestuur) sekarang telah didjabatoleh putera Daerah sendiri. Bagi Rakjat didesa-desa telahtampak kemadjuankemadjuan njata dibidang pertanian,peternakan dan perikanan.

    Sementara itu, kegontjangan-kegontjangan dan kesulitan-kesulitan ekonomi jang kita alami dalam masa pra-gestapu danmasa-masa sesudahnja mempunjai pengaruh djuga didaerah itu.Hal ini mengakibatkan terasanja banjak kekurangan, terutamadirasakan oleh penduduk dikota-kota jang memang telah lebih

    banjak kebutuhan-kebutuhannja. Kesulitan-kesulperhubungan dan transport merupakan masalah jang chusus

    bagi daerah italam dan geogranja. Walaupun demikian, dalam waktu-waktu jang terachir inikesulitan-kesulitan telah banjak dapat kita atasi dan perbaikan-perbaikan jang teratur telah mulai berhasil.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    47/119

    Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah-Air;

    Saja meminta perhatian dan pengertian chusus mengenaimasalah „penentuan pendapat Rakjat” (act of free choice) jang

    harus diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia sebelumachir tahun 1969. Hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kitamengorbankan Rakjat Propinsi Irian Barat, hal ini sama sekalitidak berarti bahwa kita melepaskan hasil-hasil perdjoanganpambebasan Irian Barat jang penuh pengorbanan itu, lebih-lebihhal ini sama sekali tidak berarti kita melepaskan prinsip Ne-gara Kesatuan Republik Indonesia jang berwilajah dari Sabangsampai Merauke. Pelaksanaan „penentuan pendapat Rakjat” itu

    akan merupakan penjelesaian terachir daripada PersetudjuanIndonesia-Belanda mengenai Irian Barat jang telah ditanda-tangani di New York pada tanggal 15 Agustus 1962 dan denganpenjaksian Sekdjen PBB. Hal ini berarti bahwa kita menun-

    35

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    48/119

    djukkan iktikad baik untuk melaksanakan persetudjuan-per-setudjuan internasional jang kita s endiri telah menjetudjuinja.

    Sedjak masa UNTEA (tahun 1962/1963) Rakjat PropinsiIrian Barat sendiri telah berulang kali menjatakan pendirian-

    nja bahwa mereka adalah sebagian dari Rakjat Indonesia, bahwa Daerah Irian Barat adalah bagian jang tidak terpisah-

    kan dari wilajah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwamereka selama-lamanja tidak mau dipisahkan oleh siapapundari persatuan Bangsa Indonesia dan kesatuan Republik Indo-nesia. Pernjataan-pernjataan jang berulang-ulang itu djelastelah memperlantjar penjelesaian Persetudjuan New Yorktersebut.

    Sesuai dengan persetudjuan, maka dewasa ini telah tiba diIndonesia utusan Sekdjen PBB, Tuan Ortis-Sanz; jang akan

    bekerdja-sama dan membantu Pemerintah Republik Indonesiauntuk menentukan tehnik jang sebaik-baiknja, jang demokra-tis, jang sesuai dengan kondisi dan keadaan chusus Irian Barat,guna melaksanakan dan menjelesaikan phase terachir Perse-tudjuan New York.

    Pada dasarnja, telah ditjapai saling pengertian antara Peme-rintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Belanda danSekdjen PBB, bahwa pelaksanaan „penentuan pendapat Rak-

    jat” itu dilakukan dan atas tanggung djawab Pemerintah kita.Djadi, tidak oleh PBB, sedangkan Pemerintah Belanda tidakikut tjampur tangan lagi.

    Pembangunan dan kemadjuan Propinsi itu merupakan tan-tangan jang djauh lebih berat d ari Daerah-daerah lainnja; olehkarena itu pembangunan Daerah inipun mendapatkan tempat

    jang chusus dalam rangka Pembangunan Lima Tahun jang akandatang.

    Sementara itu, Dana Irian Barat (Fund West Irian) jang berada ditangan Sekdjen PBB jang sekarang sedang dipakai,

    perlu dimanfaatkan sebaik-baiknja dalam rangka pembangun-an Daerah ini.

    36

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    49/119

    Demi ketenteraman Rakjat dan kelantjaran pembangunanDaerah tersebut, alat-alat keamanan negara telah

    bertindaktegas terhadap timbulnja gangguan keamanandibeberapa tempat; sehingga dewasa ini telah mendekatipenjelesaian jang sebaik-baiknja.

    Kepada seluruh Rakjat Propinsi Irian Barat saja serukanuntuk tetap bersatu padu dalam menghadapi dan menjelesai-kan masalah-masalah chusus jang dihadapi Daerahnja. Kepa-da Pemerintah Daerah, seluruh pegawai sipil dan ABRI sajaminta untuk lebih meningkatkan pengabdian kepada Rakjatdengan bekerdja lebih keras, lebih tekun ,dan lebih tertib lagi.

    Masalah Irian Barat benar-benar merupakan salah satumasalah Nasional kita jang besar. Kita telah banjak memberi-kan pengorbanan perdjoangan untuk membebaskan daerah itudari pendjadjahan asing; seluruh Rakjat Indonesia akan tetap

    berdjoang bersama-sama Rakjat Irian Barat untuk memper-tahankan Daerahnja tetap berada dalam wilajah Negara KesatuanRepublik Indonesia, seperti halnja kita mempertahankan setiapdjengkal wilajah kita jang lain.

    Pengamanan dan Pembangunan Daerah Irian Barat adalahtanggung djawab kita semuanja tanpa ketjuali. PembangunanIrian Barat berarti kemadjuan Indonesia; sebaliknja, Pemba-ngunan Indonesia harus d juga bermanfaat bagi Irian Barat.

    Saudara-saudara sekalian ;

    Dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dengan baik,lebih-lebih bagi pelaksanaan Pembangunan jang akan datang,djelas diperlukan adanja aparatur Negara dan aparatur pere-konomian Negara jang kuat, tertib, efektif, esien dan berwi-

    bawa.Langkah-langkah telah diambil untuk melaksanakan pe-

    njempurnaan dan penertiban itu; antara lain berupa reorgani-sasi, penjempurnaan tata-kerdja, perbaikan prosedur, ketegas-an mengenai bidang tugas dan wewenang, pertanggungan-djawab, pengawasan jang efektif dan sebagainja. Dengan sen-dirinja perbaikan dan penjempurnaan itu tidak dapat dilaksa-nakan sekaligus, sebab banjak faktor-faktor lain jang harusdiperhitungkan.

    37

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    50/119

    Sebagian masjarakat ada jang berpendapat, bahwa djumlahpegawai negeri kita jang terlampau besar itu sebaiknja ,diku-rangi setjara drastis, agar supaja biaja untuk pegawai dapatsegera ditekan dan aparatur dapat segera diesiensikan. Sajaingin mendjelaskan, bahwa Pemerintah bertekad untuk meme-tjahkan masalah ini dalam hubungan jang lebih luas, jaitudalam ruang lingkup Nasional. Memberhentikan pegawai ne-geri setjara massal dengan begitu sadja bukan merupakan pe-metjahan masalah; sebab tindakan sematjam itu berarti akanmenimbulkan problim-problim sosial jang lain. Tindakan sema-tjam ini hanja berarti memindahkan persoalan dari satu bi-dang, tetapi menimbulkan persoalan baru dibidang lain. Olehkarena itu kebidjaksanaan jang ditempuh sekarang adalahmeng-esiensikan pegawai negeri jang ada, antara lain denganre-alokasi dan peningkatan mutu daripada pegawai negeri.Re-alokasi pegawai negeri memerlukan pendidikan chusus, se-hingga dapat melaksanakan tugas ditempat pekerdjaannja jang

    baru.Salah satu gedjala jang sekarang tampak adalah, disatu hak

    terdapat instansi jang kelebihan djumlah pegawai sedangkandilain hak terdapat kekurangan tenaga; disatu hak terda-pat sedjumlah ketjil pegawai-pegawai negeri jang tjakap danmemiliki persjaratan-persjaratan tehnis sehingga harus me-ngerdjakan „terlampau banjak pekerdjaan”; sedangkan dilainhak terdapat sedjumlah pegawai-pegawai jang tampaknja„menganggur”

    Sebagai satu gambaran keseluruhan pegawai negeri kitaadalah sebagai berikut :

    Hankam SipilPusat

    DaerahOtonom

    Djumlah

    1. BRI 597.540 — — 597.5402.Peawai Siil 165.756 478.521 646.684 1.290.9613.Pensiun — 279.656 38.170 317.8264.Pekerdja Pemerintah 56.500 100.000 108.358 264.858

    Djumlah : 819.796 858.177 793.212 2.471.185

    38

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    51/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    52/119

    Dari 478.521 Pegawai Pemerintah Pusat terdapat 454.846orang jang bekerdja di 20 Departemen, sedangkan sisanja sebe-sar 23.675 orang bekerdja di 23 Lembaga-lembaga PemerintahNon-Departemen.

    Sebagian besar dari Pegawai Pemerintah Pusat bekerdja di6 Departemen jaitu:

    1. Deartemen Pendidikan dan Kebu-dajaan — 154.151 orang

    2. Departemen Agama — 101.536 orang3. Departemen Dalam Negeri — 37.734 orang4. Departemen Kesehatan 36.829 orang5. Departemen Keuangan 30.000 orang6. Departemen Kehakiman — 21.043 orang

    Djumlah — 382.176 orang

    Sehingga jang bekerdja di 6 Departemen tersebut diatas me-liputi 84% dari djumlah seluruh Pegawai Pemerintah Pusat.Sedangkan sisanja sedjumlah 48.991 orang atau 11% dari djum-lah seluruh Pegawai Pemerintah Pusat, bekerdja di 14 Depar-temen lainnja dan di 23 Lembaga-lembaga Pemerintah Non-Departemen.

    Peng-esien-an pegawai negeri antara lain djuga ditempuhdengan pemberian pensiun bagi mereka jang telah memenuhisjarat. Tindakan lain adalah membebaskan sementara waktudari pekerdjaannja, sementara menanti penempatan atau penu-gasan ditempat lain jang memerlukan. Kebidjaksanaan ini perluditempuh, oleh karena kelebihan djumlah pegawai dari batas-

    batas maksimal jang diperlukan, bahkan mengakibatkan lam-

    batnja penjelesaian tugas, kekatan pemborosan janglebih besar.

    39

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    53/119

    Pemerintah tjukup menjadari, bahwa nasib pegawai negeriumumnja masih belum memuaskan, sehingga mereka dalam me-laksanakan tugasnja masih selalu memikirkan usaha-usahauntuk mentjukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini djelasmengurangi perhatian dan ketekunan terhadappelaksanaantugasnja, disamping mendorong melakukantindakan-tindakan negatif jang merugikan Negara maupunmerugikan masjarakat. Walaupun disadari kelemahan-kelemahanini, akan tetapi Pemerintah sama sekali tidak akan membiarkanpenjalah-gunaan kekuasaan dan penjelewengan-penjelewenganlain. Disamping tindakan-tindakan berdasarkan hukum dantindakan-tindakan administratif lainnja; saja menjerukankepada seluruh pedjabat, pegawai negeri, pegawai-pegawaiperusahaan negara — baik sipil maupun ABRI — untuk terus-menerus mawas d iri dan lebih tertib bekerdja.

    Hendaknja disadari, bahwa pegawai negeri dan anggota ABRI adalah abdi masjarakat, harus melajani masjarakat, bukan sebaliknja, bukan madjikan daripada masjarakat.

    Penertiban-penertiban djuga terus dilakukan pada aparaturperekonomian Negara, antara lain dengan membubarkan badan-

    badan jang sama sekali tidak perlu, seperti BPU-BPU, penje- derhanaan Perusahaan-perusahaan Negara dan sebagainja.Penjederhanaan organisasi Pemerintahan pads tingkat per-

    tama telah dimulai dari atas, jaitu penjederhanaan djumlahDepartemen-departemen.

    Sementara itu usaha untuk memperbaiki nasib pegawainegeri, tetap mendapatkan perhatian dari Pemerintah dalam

    batas-batas kemungkinan dan kemampuan anggaran belandja jang tersedia.

    Keseluruhan masalah pendaja-gunaan pegawai negeri dantenaga kerdja umumnja akan diletakkan dalam penjelesaian

    jang lebih integral dan prinsipiil dalam rangka PembangunanLima Tahun. Dalam hubungan ini masalah jang terpokok ada-lah menimbulkan kegiatan-kegiatan ekonomi jang dapat me-nampung lapangan kerdja baru, terutama pembangunan jang40

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    54/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    55/119

    Untuk lebih memberikan perhatian dan penjempurnaan aparaturNegara inilah maka dalam Kabinet Pembangunan diangkatseorang Menteri Negara Penjempurnaan dan Pembersihan

    Aparatur Negara. Perlu saja tegaskan, bahwapengertianpenjempurnaan dan pembersihan aparatur ini bukan

    berarti hanja mentjaripega-wai negeri, melainkan ditudjukan untuk mewudjudkansuatu aparatur Pemerintahan jang sehat, bersih, efektif danesien.

    Disamping usaha penjempurnaan dan pembersihan aparaturPemerintah tersebut, maka Pemerintah telah mengadakansistim kerdja jang dapat meningkatkan koordinasi, integrasidan sinkronisasi antara berbagai Departemen/Instansi dalam

    penjusunan rentjana-rentjana dan pelaksanaan operasionilnjauntuk mentjapai sasaran jang penting dan kompleks. Sistimini, jang dinamakan sistim projek, menegaskan Menteri/Pedja-

    bat mana jang bertanggung-djawab penuh atas tertjapainjasasaran tertentu dan Menteri/Pedjabat-pedjabat mana jang

    berkewadjiban memberikan bantuan sepenuhnja untuk sukses-nja pentjapaian sasaran tersebut.

    Agar supaja sistim kerdja sematjam ini dapat baik, dan agar supaja seti

    dan terus menerus, maka saja menundjuk seorang Menteri jangchusus membantu Presiden dalam mengawasi perkembanganprojek-projek tersebut.

    Saudara Ketua;Dalam usaha njata untuk mewudjudkan aparatur Negara

    jang tertib dan bersih maka tidakan-tan chusus tdiadakan untuk memberantas korupsi. Agar supaja tindakan-tindakan itu dapat dilakukan lebih tegas, tjepat dan tertibterhadap setiap orang baik sipil maupun ABRI, maka dibentuk

    Team Pemberantasan Korupsi jang dipimpin oleh Djaksa Agung.

    Disamping itu, Team ini djuga bertugas untuk mengadakanpenjelidikan terhadap pedjabat-pedjabat jang menurut dugaanmasjarakat melakukan tindakan korupsi; agar dengan demikian 41

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    56/119

    dapat segera diadakan clearing.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    57/119

    Saja meminta pengertian masjarakat, bahwa Pemerintah dengansungguh-sungguh bertindak memberantas penjakitkorupsi ini,

    baik dengan tindakan-tindakan represif maupun tindakan-tindakan preventif.

    Dalam memberantas korupsi ini Pemerintah sepenuhnja akan bertindak berdasarkan hukum jang berlaku sehingga dengan

    demikian dapat dihindarkan segala maksud-maksud negatifuntuk tudjuan-tudjuan politik, sentimen pribadi maupun se-kedar prasangka dari masjarakat sadja. Bagi pedjabat-pedjabatatau pegawai-pegawai jang benar-benar djudjur tidak perluada kegelisahan. Sementara itu, terhadap segala bentuk penje-lewengan lainnja jang berdasarkan hukum tidak dapat ditin-dak, Pemerintah telah mengambil tindakan-tindakan adminis-tratif jang perlu.

    Sidang jang terhormat;Dalam rangka penertiban Keuangan Negara, maka tindakan

    jang diutamakan adalah mengambil kembali uang jang men-djadi hak Negara dan menertibkan prosedur-prosedur keuangan.

    Objek-objek jang mendapatkan perhatian chusus adalah apa jang dahulu dikenal dengan nama Dana Revolusi (mengenai de-

    ferred payment chusus dan kredit-kredit jang diberikan dariDana Revolusi, Tjadangan Nasional, Pampasan Perang Dje-pang, PN-PN dan PT-PT jang memperoleh kredit dari Peme-rintah serta Lembaga/Instansi lain jang diserahi tugas dantanggung-djawab Keuangan Negara dan sebagainja.

    Hasil-hasil positif jang telah dapat ditjapai sam pai saa t iniadalah :

    (1) Uang Negara jang telah berhasil dikembalikan kepada Negarasedjumlah:

    US 9.571.58633 YEN 145.381.442, ––

    R . 494.947.761,37 (2) E m a s : 100,5403 k . (3) P e r a k : 100 kg.

    42

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    58/119

    Disamping hasil-hasil tersebut diatas, maka dengan adanjapenelitian dan pemeriksaan itu, telah memperketjilpemborosandan penjalah-gunaan Keuangan Negara oleh

    berbagai Instansi jang bergkutn

    Saudara-saudara sekalian;Inilah usaha-usaha penertiban jang terutama ditudjukan

    untuk perbaikan dan sehatnja pertanggungan-djawab KeuanganNegara, sama sekali bukan dimaksudkan sekedar untukmentjari-tjari kesalahan seseorang atau pedjabat.

    Sidang jang terhormat;Usaha penjempurnaan aparatur tidak sadja dilakukan diling-

    kungan sipil melainkan djuga dilingkungan ABRI. Dalam hu-

    bungan ini maka langkah jang sangat penting adalah mengem- balikan Angkatan Kepolisian kepada fungsinja jang semula, jaitu sebagai alat penertiban masjarakat dan alat penegak

    hukum.

    Mendudukkan kembali Angkatan Kepolisian ini kepada fungsi-nja jang pokok itu merupakan satu kebutuhan jang sangat men-desak dewasa ini, mengingat bahwa tegaknja hukum dan ke-tertiban masjarakat merupakan sjarat mutlak bagi terwudjud-nja stabilisasi keadaan dan pelaksanaan pembangunan.

    Salah satu langkah jang sangat mendapatkan perhatian ada-lah konsolidasi Angkatan dan re-disiplinering. Walaupun dewasaini anggaran jang tersedia bagi ABRI sudah djauh berkurang

    bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnja, akan tetapi ABRI sebagai alat pertahanan-keamanan tetap memelihara ke-

    siap-siagaannja untuk melindungi Negara. Penjempurnaan ABRIsebagai alat keamanan Negara dengan sendirinja tidak akanmengurangi fungsi ABRI jang lain, jaitu sebagai golongan karya,dan kekuatan sosial politik, seperti jang telah diakui danditerima oleh masjarakat pada umumnja.

    43

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    59/119

    Kesempatan ini saja gunakan untuk menegaskan kesekiankalinja, bahwa kekaryaan dan kedudukkan ABRI sebagai ke-kuatan sosial politik itu tidak perlu menimbulkan kechawatiranakan adanja militerisme di Indonesia; oleh karena dalamperanan dan kedudukikannja itu ABRI djuga tundukkepadasegala hukum jang berlaku, tunduk pada Undang-undangDasar, tunduk kepada Demokrasi dan meletakkan, dirinjasederadjat. dengan kekuatan-kekuatan sosial politik jang lain.Demikian pula tidak perlu menimbulkan keragu-raguan,

    bahwa peranan ABRI dalam kehidupan kenegaraan danpemerintahan itu akan mendesak dan mempersempit bidanggerak dari golongangolongan kekuatan jang lain atau tenagasipil, oleh karena. tata-hidup kita dilandaskan pada djiwakegotong-rojongan. Meskipun dewasa ini relatif banjak tenaga-tenaga ABRI menduduki djabatan-djabatan non-ABRI, tetapihukum jang berlaku di Indonesia sekarang bukan hukummiliter, sama sekali bukan hukum jang menjimpang dariketentuan-ketentuan konstitusionil.

    Saja mengetahui dengan pasti bahwa ABRI dengan berpe-doman pada Sapta Marga dan Sumpah Pradjurit, akan memper-djoangkan pendirian atau konsepsinja, dalam usahanja turutserta memetjahkan masalah-masalah jang dihadapi oleh Bangsadan Negara akan tetap melalui djalan-djalan demokrasi dansetjara k onstitusionil; dan selamanja tunduk serta melaksana-kan Ketetapan-ketetapan MPRS dengan penuh rasa tanggung-djawab dan kedjudjuran.

    Saja minta, agar pengertian jang wadjar tentang fungsikekaryaan dan peranan ABRI sebagai kekuatan sosial politik

    ini benar-benar difahami oleh semua hak. Dengan tjara ini berarti kita dapat lebih memantapkan stabilisasi politmentjiptakan suasana kerdjasama gotong-rojong antara semuakekuatan-kekuatan sosial politik atas dasar persamaan hakdan kewadjiban serta tanggung-djawab bersama.

    Dengan sendirinja, ABRI senantiasa menerima baik segalakoreksi-koreksi jang membangun dari manapun datangnja;

    bahkan ABRI sendiri harus selalu berani melakukan self- 44

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    60/119

    koreksi.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    61/119

    Kepada seluruh warga ABRI, chususuja kepada mereka jang bertugas dan mendapatkan kepertjajaan untuk mengabdikan

    dirinja dalam tugas-tugas karya, saja serukan untuk selalu ma- was diri dalam rangka meningkatkan pengabdian dan

    prestasikerdjanja. Hendaknja selalu disadari dan didjaga agardjangan sampai kepertjajaan dan harapan Rakjat terhadapperanan dan kemampuan ABRI berubah mendjadi keketjewaandankesangsian.

    Saudara-saudara sekalian;Operasi Bhakti jang sarnpai saat ini dilakukan oleh ABRI

    telah menundjukkan hasil-hasil jang positif. Diseluruh Indo-nesia ABRI telah memberikan sumbangan njata, jaitu menje-lesaikan perbaikan/pembuatan djalan-djalan raya sepandjang257,3 km jang lebarnja 4 — 6 m. Didaerah Djawa Tengahsekarang sedang diselesaikan djalan sepandjang 134 km.

    Perbaikan lapangan terbang, berupa perataan tanah danperbaikan landasan, perbaikan irigasi meliputi pekerdjaanpenggalian, perataan, pemadatan, pemindahan tanah, pengga-lian sumur, perbaikan tanggul dan sebagainja, sedjumlah 1,5djuta m 3. Djembatan-djembatan jang telah diperbaiki dandibuat (baru) sebanjak ± 200 buah dengan djumlah pandjangseluruhnja 2.313 m.

    Dalam rangka membantu mempertinggi produksi pangan, ABRI telah membuka tanah perladangan, dengan mane- bang pohon-pohon dan tumbuh-tumbuhan liar seluas 800 ha

    didaerah Sulawesi Utara. Pembukaan tanah jang lain seluas49.740 ha untuk persawahan, tersebar didaerah-daerah: Suma-

    tera Utara, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lam-pung, Kalimantan Selatan, Djawa Barat, Djawa Timur danSulawesi Selatan.

    Dibidang angkutan laut, chususnja pengangkutan transmi-grasi dari Djawa Tengah ke Kalimantan Selatan dengan meng-gunakan LST dan coasters telah dilaksanakan sedjumlah 207djuta ton/miles.

    Sedangkan angkutan darat untuk membantu transmigrasi

    45

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    62/119

    telah mentjapai 6.414 djuta ton/km dengan menggunakan truk.

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    63/119

    Untuk memperlantjar fasilitas-fasilitas dipelabuhan, telahdilakukan pengangkatan kerangka kapal-kapal jang tenggelamdipelabuhan Tjilatjap sebanjak 541.000 unit/djam denganalat-alat b erat; disamping 541.000 unit/djam dengan alat-alatringan.

    Didaerah pertanian di Krawang, telah dilakukan bantuanpemberantasan hama tanaman dari udara dengan mengguna-kan pesawat terbang.

    Didaerah bentjana alam di Sempor, daerah Sulawesi Utaradan Sulawesi Selatan, ABRI telah membangun perumahan bagiRakjat seluas 2 7.933 m 2.

    Untuk dapat membantu Rakjat didaerah jang terpentjil dandalam kesulitan, maka pesawat-pesawat Hercules ABRI telahmelakukan pengiriman/dropping bahan-bahan kebutuhan Rak-

    jat; didaerah-daerah pedalaman di Irian Barat. Demikian pula,pesawat-pesawat Helicopter telah dikerahkan untuk menolongRakjat jang sedang ditimpa oleh bentjana bandjir di DjawaBarat dan Djawa Timur.

    Untuk waktu-waktu jang akan datang, operasi Bhakti ABRI

    akan lebih dikoordinir, lebih ditertibkan dan lebih integral si -fatnja; dan terutama ditudjukan untuk membantu suksesnjapelaksanaan Pembangunan Lima Tahun. Usaha-usaha jangdengan dalih Operasi Karya tetapi kenjataannja djustru me-nimbulkan hambatan atau merugikan atas djalannja pereko-nomian, seperti pungutan liar, rekuirasi kendaraan denganpaksa dan sebagainja, perlu segera dihentikan.

    Mengenai angka-angka kriminalitas pada kwartal pertama

    tahun 1968 ini menundjukkan djumlah jang lebih tinggi djikadibandingkan dengan djumlah rata-rata pada triwulan tahun1967. Kenjataan ini, merupakan tantangan bagi ABRI umumnjadan AKRI paella chususnja. Tindakan-tindakan mengurangi kri-minalitas untuk waktu-waktu jang akan datang perlu diatasidengan tjara-tjara jang lebih integral dalam rangka penjelesaianmasalah-masalah Nasional lainnja; disamping tindakan-tin-dakan tegas j ang bersifat represif.

    46

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    64/119

    Dengan dalih apapun, tindakan-tindakan kriminalitas dalamsegala bentuknja, — seperti penodongan dan penggarongan,perampasan, pembunuhan, tindakan main hakim sendiridansebagainja —, baik jang dilakukan oleh oknum-oknum sipil

    dan lebih-lebih oleh anggota-anggota ABRI harus d itindak dengantegas.

    Untuk mewudjudkan tertib Hankam, ABRI terus menerusmengadakan perbaikan-perbaikan dalam bidang disiplin, peng-gunaan pakaian seragam, peningkatan tata-tertib didalam dandiluar asrama, meningkatkan esiensi kerdja dan penghematan.

    Dalam rangka memberantas penjelundupan telah dilakukantindakan-tindakan jang lebih intensif dan dengan bekerdjasama dengan instansi-instansi sipil; sehingga sampai denganmedio tahun ini penjelundupan telah menurun hingga 60 sampaidengan 70%. Angka-angka ini memang belum memuaskan,akan tetapi telah menundjukkan kemadjuan-kemadjuan.

    Saudara-saudara sekalian;

    Diatas saja telah setjara pandjang lebar menguraikan masa-lah-masalah jang berhubungan dengan usaha stabilisasi politikdan penertiban aparatur Pemerintahan.

    Marilah kita tindjau sekarang masalah stabilisasi ekonomi,hasil-hasil jang ditjapai sam pai sekarang dan langkah-langkahuntuk bulan-bulan jang akan datang. Apabila kita teliti Pantja Krida sedalm, makatampak djelas, bahwa antara Krida-krida dari Pantja Krida

    itu sangat erat hubungannja jang satu dengan jang lain. Artinja, berhasilnja suatepelaksanaan tugas jang lain; seba liknja, gagalnja pelaksanaansesuatu tugas akan menghambat pelaksanaan tugas-tugas janglain. Demikian pula kita dapat djuga melihat, pelaksanaan pem-

    bangunan lima tahun itu hanja akan dapat kita laksanakandengan sukses apabila kita mampu mewudjudkan stabilisasipolitik dan stabilisasi ekonomi.

    47

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    65/119

    Oleh karena itulah, maka sampai achir tahun ini dan permulaantahun 1969 — jaitu sebelum kita memasuki masa pembangunan

    — maka Pemerintah mentjurahkan segala perhatian dankemampuan jang dimiliki untuk mewudjudkan stabilisasipolitikdan stabilisasi ekonomi, disamping mengembalikan ketertibandan keamanan masjarakat, serta melandjutkan penjempurnaandan pembersihan aparatur. Ini berarti bahwa da-lam djangkapendek ini Kabinet Pembangunan pada pokoknja akanmelandjutkan, memantapkan dan menjempurnakan garisgariskebidjaksanaan jang ditempuh oleh Kabinet Ampera.

    Dalam rangka mewudjudkan stabilisasi ekonomi, maka sesuaidengan Ketetapan MPRS, perhatian Pemerintah ditjurahkanpada stabilisasi harga dengan sasaran pengendalian inasi danpemulihan produksi dengan skala prioritas pentjukupan kebu-tuhan pangan, rehabilitasi prasarana, peningkatan ekspor danpentjukupan kebutuhan sandang.

    Sebagaimana kita telah mengetahui semua, maka dalam men-tjapai sasaran-sasaran tersebut sedjak bulan Oktober 1966 Pe-merintah telah mengambil kebidjaksanaan diberbagai bidang

    jang berhubungan dengan masalah-masalah moneter, produksidan distribusi.

    Hasil-hasil jang ditjapai, baik jang positif maupun jang ku-rang sukses dalam tahun 1967 telah kita ketahui pula. Dan

    berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam tahun 1967 telahdilakukan penjempurnaan-penjempurnaan jang masih diperlu-kan, sehingga keadaan pada saat ini dapat dikatakan lebihmantap dan memberikan harapan lebih baik apabila dibanding-

    kan pada keadaan setahun jang lalu. Meskipun kita memasuki tahun 1968 dengan kondisi ekonomi jang kurang menggembirakan, jang disebabkan oleh kenaikan

    harga beras dan BE jang begitu melondjak pada kwartal ter-achir 1967 dan bulan Djanuari 1968, tetapi beberapa kenjataandan data-data memberikan kejakinan pada kita, bahwa dewasaini harga-harga telah mendjadi stabil dan Insja Allah akan dapatdipertahankan hingga pada saat dimulainja dengan pemba-

    ngunan. Apabila dalam bulan Djanuari 1968 kita mentjatatkenaikan tingkat harga 39,8% dibandingkan dengan achir tahun

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    66/119

    1967, maka sedjak permulaan Pebruari hingga achir Djuli 1968hanja mengalami kenaikan ± 20% jang berarti hanja 3% se-

    bulan.

    48

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    67/119

    Harapan dan optimisme untuk dapatnja dipertahankan ke-mantapan stabilitas harga ini didasarkan pada kenjataan bahwadewasa ini kita telah melakukan persiapan persiapan jang lebihsempurna daripada tahun jang lalu.

    Hal-hal jang menggembirakan itu antara lain adalah :1. Penjediaan pangan :Sebagai telah kita ketahui bersama, target penjediaan beras

    untuk tahun 1968 dan kwartal I tahun 1969 adalah ± 1,5 djutaton jang terdiri dari 600.000 ton pembelian dalam negeri,600.000 ton impor dan 300.000 ton sisa persediaan tahun 1967.

    Pelaksanaan pembelian beras dalam negeri tahun 1968 oleh

    Pemerintah dalam musim panen rendengan sadja, telah dapatmentjapai lebih dari 90%, suatu hasil pembelian jang belumpernah dapat ditjapai dalam tahun-tahun sebelumnja. Demi-kian pula pelaksanaan pembelian dari luar negeri akan dapatterlaksana tepat pada waktunja.

    Disamping itu kita masih akan memperoleh bahan-bahan pa-ngan lainnja seperti terigu dan bulgur, tidak kurang dari500.000 ton dari luar negeri jang akan datang dalam tahun inidjuga, sedangkan produksi dalam negeri dari bahan panganpengganti beras, jaitu beras tekad telah mulai dilakukan setjara

    besar-besaran oleh pabrik-pabri Jogjakarta.

    Masalah penjediaan beras tidak dapat dilepaskan daripadapenjalurannja pada Rakjat jang membutuhkannja; dalam halini persiapan-persiapan pengangkutan ketempat-tempat kon-

    sumen itu telah dilakukan sebaik-baiknja. Dalam hubungan ini saja menjerukan kepada seluruh ma-sjarakat untuk bersiap-siap menggunakan djuga tepung, bulgurdan beras tekad sebagai bahan pangan disamping betas.

    2. Produksi pangan :

    Sudah mendjadi tekad dari Pemerintah bahwa kita harusmeningkatkan produksi pangan didalam negeri, chususnja be-

    49811546-(4)

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    68/119

    ras. Dalam tahun 1968 ini, target kenaikan produksi berasadalah 5%, ialah 9,3 djuta ton mendjadi 9,8 djuta ton; sedang-kan pada tahun-tahun sebelumnja kenaikan itu tidak lebih dari3%. Ini disebabkan karma usaha intensikasi pertanian baikdengan bimas dan inmas jang meliputi perbaikan, prasaranairigasi, penemuan bibit unggul PB-5 dam. PB-8, penjediaan pu-puk dan obat-obatan hama jang tjukup serta penjuluhan pena-naman padi setjara teknis. Usaha-usaha intensikasi ini untuktahun-tahun jang akan datang akan kita tingkatkan dan per-luas.

    Disamping usaha-usaha intensikasi tersebut, Pemerintahtelah menetapkan kebidjaksanaan harga beras bagi petani jang

    tjukup menarik dan dapat memberikan gairah, kerdja bagi me-reka; jaitu sebesar minimal harga 1 kg pupuk untuk 1 kg beras(rumus tani). Dengan demikian Pemerintah mengharapkankenaikan penghasilan dan daja beli para petani jang akan men-dorong kegiatan produksi dibidang-bidang lain.

    3. Produksi Sandang dan bahan pokok lainnja :

    Penjediaan sandang baik dalam tahun 1967 jang lalu mau-

    pun untuk tahun 1968 ini tidak akan mengalami kesulitan, Per- bedaan antara tahun 1967 dan 1968 adalah, bahwa pada tahun

    1968 produksi dalam negeri telah dapat ditingkatkan, dise- babkan karena adanja perobahan kebidjaksanaan dalam peng-

    gunaan bea masuk bagi berbagai matjam tekstil dalam rangkamemberikan proteksi produksi dalam negeri. Disamping ituimpor bahan baku, (benang tenun dan kapas) telah dapat di-tingkatkan, sehingga paberik-paberik pemintalan dan perte-nunan jang dalam tahun 1967 tampak lesu, dalam tahun 1968ini dapat mulai memutarkan roda produksinja.

    Mengenai tingkat harga tekstil, terutama jang dibutuhkanoleh Rakjat banjak, dengan adanja peningkatan produksi danproteksi itu akan dapat tetap stabil.

    50

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    69/119

    Disamping produksi tekstil, maka bahan-bahan pokok lainnjaseperti minjak tanah, minjak goreng, sabun, gula dan ikanasin,akan diusahakan tetap tersedia dalam djumlah jang tjukupdan dalam tingkat harga jang mantap.

    4. Rehabilitasi Prasarana :Didalam bidang prasarana ini telah diusahakan rehabilitasi-nja semaksimal mungkin sepandjang anggaran belandja me-mungkinkan.

    Dalam bidang ini dapat dibedakan prasarana jang mendukungusaha-usaha produksi pertanian dan industri; dan prasaranaperhubungan darat, laut, udara dan telekomunikasi.

    Dalam dua tahun ini telah dapat diselesaikan rehabilitasi

    dan perluasan irigasi diberbagai Daerah pertanian, antara lain :projek Djatiluhur sehingga dapat memperluas areal tanahpersawahan ± 160.000 ha jang dapat ditanami dalam musimgadu; projek serbaguna Brantas jang telah dapat menjelesai-kan rehabilitasi terowongan Tulungagung Selatan, sehingga kitatelah dapat madju selangkah lagi dalam usaha mentjegah danmengendalikan bandjir didaerah tersebut. Projek pengairanKarang Anjar di Djawa Tengah jang telah dilakukan reha-

    bilitini djuga. Dengan selesainja rehabilitasi ini, produksi pertanianakan dapat meningkat lagi dan bahaja bandjir akan dapat di-kurangi.

    Projek irigasi Kelara, Sulawesi Selatan jang telah dimulai pada bulan Maret jang la

    sehingga akan mendjamin pengairan untuk daerah seluas10.5 ribu ha.

    Disamping projek-projek besar tersebut diatas, maka usaha-usaha rehabilitasi irigasi dan sungai-rawa diberbagai daerahdi Sumatera seperti daerah Batanghari Utara dan Raman Uta-ra (Lampung) akan dapat diselesaikan pada tahun 1968.

    Mengenai rehabilitasi djalan dan lapangan udara telah dila-kukan hal-hal sebagai berikut

    Rehabilitasi dan up-grading dilakukan pada djalan-djalanNegara dan djalan-djalan Propinsi diseluruh Indonesia, jang

    51

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    70/119

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    71/119

    Di Pulau Djawa rehabilitasi diutamakan pada djalan ekonomisepandjang pantai utara dan selatan (Djakarta - Tjirebon -Semarang - Surabaja - Solo - Jogjakarta - Bandung - Djakarta),

    jang merupakan djaring-djaring ekonomi segi-tiga, dan akan

    selesai dikerdjakan sampai achir tahun 1968 ini, ketjuali bagian- bagian jang perlu dibongkar sama sekali dan kemudian

    dibangun kembali seperti Sukamandi - Djatibarang dan se- bagainja. Dalam pada itu telah dimulai dengan rekonstruksi/

    up-grading dengan "butas" (Baton-Aspal) dan aspal beton(hot mixed).

    Diluar Pulau Djawa diutamakan rehabilitasi djalan-djalandari daerah produksi kepelabuhan-pelabuhan, diantaranja:

    Rehabilitasi dan up-grading djalan Lho Sumawe - Langsa -Batas Sumatera Utara diperkirakan selesai 50%. Rehabilitasidjalan-djalan : Bukit Tinggi - Kotanopan - Sipirok (SumateraBarat dan Sumatera Utara). Rehabilitasi djalan-djalan pro-duksi di Sulawesi, Kalimantan, Nusatenggara sedang dikerdja-kan setjara intensip sesuai dengan dana jang tersedia.

    Melandjutkan projek-projek pembangunan djalan-baru/up-

    grading berat antara lain: Projek Djalan Kalimantan: Balik-papan - Samarinda selesai 90%, Tandjung - K oaro selesai 36%,

    Tandjung - Barabai (selesai dengan pengkrikilan).

    Projek Djalan Nusatenggara Timur: Ende - Maumere (pada achirtahun pembangunan/rehabilitasi) djembatan selesai 97%;Kupang - Kefamenanu (pembangunan/rehabilitasi) djembatanselesai 68%; Projek Djalan Takengon (dalam rangka pemba-ngunan pabrik kertas) akan selesai 74%.

    Projek Airport Tuban (Bali) jang sangat penting artinja bagi peningkatan kegiatan tourisme, apabila tidak ada gang-

    guan tjuatja pada achir 1968 akan selesai bagian pekerdjaansipil-tehnisnja.

    52

  • 8/16/2019 Pidato Presiden Tahun 1968

    72/119

    Dengan hasil-hasil jang ditjapai dari rehabilitasi dan up-gradingdjalan-djalan/djembatan pada achir tahun 1968 jang akandatang, maka dapat diharapkan bahwa pembangunandjangkapendek dan djangka pandjang telah diperoleh landasan jangkuat.

    Mengenai usaha rehabilitasi bidang perhubungan kereta-api,hubungan laut, udara dan telekomunikasi telah diambil lang-kah-langkah untuk dengan segera mengatasi sebagian besarkematjetan jang ada dan k