phsl2011

2
Oleh karena itu, teknologi pemupukan yang direkomendasikan bersifat spesifik lokasi agar efisien dan optimal melalui pengelolaan hara spesifik lokasi. dan Badan Litbang Pertanian akan mengkaji PHSL secara luas dengan melibatkan penyuluh dan petani. Dengan kajian lapang ini, rekomendasi pemupukan berdasar prinsip PHSL dapat dianalisis secara agronomis dan finansial. Rekomendasi pemupukan berupa jenis, takaran, dan waktu aplikasi pupuk pada pertanaman padi sawah sesuai dengan luas lahan sawah yang dimiliki oleh petani. Pengembangan PHSL yang diterapkan terintegrasi dengan pengelolaan lainnya dalam sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) diharapkan dapat meningkatkan produksi padi nasional secara nyata. http://webapps.irri.org/nm/id/ Gambar 1. Pengoperasian PHSL mealui web Bentuk Kuesioner PHSL Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam panduan PHSL ini terdapat beberapa pertanyaan menyangkut spesifikasi lahan sawah dan praktek pengelolaan oleh petani. Kuseioner ini dapat didownload tersendiri dan dapat diprint untuk wawancara di lapangan apabila koneksi ke internet di lokasi susah. Kuesioner ini dapat didownload dalam lima bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, ejak program Bimas/Inmas dicanangkan Spada tahun1960, petani mulai mengenal penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik, seperti pupuk N, P, dan K. Karena berbagai alasan, pupuk anorganik ini sedikit demi sedikit menggeser pemakaian pupuk organik. Pada tiga dekade kemudian, dilaporkan telah terjadi kejenuhan P dan K pada lahan-lahan sawah intensifikasi di Jawa akibat pemupukan yang berlebihan. Dengan adanya penggunaan pupuk yang berlebihan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan dan produktivitas tanah sehingga menyebabkan terjadinya pelandaian produktivitas padi serta penurunan efisiensi pemupukan. Penggunaan pupuk urea dan TSP/ SP-36 secara terus menerus dengan dosis berlebih akan mempercepat pengurasan hara makro K, S, Ca, Mg; hara mikro Zn, Cu, serta mengakibatkan penjenuhan hara. Sebagai contoh hasil penelitian Puslittanak sampai tahun 2001 menunjukkan 7,5 juta ha lahan sawah di 18 propinsi di Indonesia, sebagian besar (43%) berstatus P sedang dan P tinggi. Di sisi lain, banyak tanah sawah di Pulau Jawa yang kahat S yaitu hampir mencapai 59%. Data lain menunjukkan bahwa tanah sawah di Lombok dan Sulawesi Selatan mengalami kahat Zn akibat terus menerus ditanami varietas unggul dan pemupukan yang berlebih. Kondisi di atas menggambarkan keragaman kondisi kesuburan tanah pertanian di Indonesia. Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan pendekatan pemupukan yang mendasarkan pada ilmu pengetahuan untuk memandu penggunaan pupuk secara rasional dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk penerapan pemupukan hara secara luas oleh petani maka penyajian prinsip PHSL perlu disederhanakan sesuai dengan cara setempat agar mudah diterapkan oleh penyuluh dan petani untuk kemudian dikembangkan pada kondisi lahan dan pertanaman padi setempat. PHSL adalah panduan berbasis komputer yang dikembangkan oleh International Rice Research Institute (IRRI) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Padi dan BPTP. Panduan tersebut menggunakan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan tentang spesifikasi lahan sawah dan praktek pengelolaan oleh petani untuk kemudian dihiitung dan dihasilkan rekomendasi pemupukan spesifik lahan sawah yang dapat diperoleh melalui internet. Aplikasi internet PHSL dapat diakses melalui http://webapps.irri.org/nm/id dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia. Untuk wilayah Indoensia ada lima pilihan bahasa yang dapat digunakan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bugis, dan Bahasa Bali. PHSL diluncurkan di Indonesia pada Januari 2011 oleh Menteri Pertanian. Pada tahun ini juga IRRI PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI 4. Petani menerima petunjuk pemupukan dalam bentuk tercetak 1. Akses internet 2.Mewawancarai petani 3.menjawab 15-20 pertanyaan sederhana mengenai lahan dan teknik bedidaya petani PENDAHULUAN

Upload: irawan-prastomo

Post on 16-Jan-2016

27 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

PHSL2011

TRANSCRIPT

Page 1: PHSL2011

Oleh karena itu, teknologi pemupukan yang direkomendasikan bersifat spesifik lokasi agar efisien dan optimal melalui pengelolaan hara spesifik lokasi.

dan Badan Litbang Pertanian akan mengkaji PHSL secara luas dengan melibatkan penyuluh dan petani. Dengan kajian lapang ini, rekomendasi pemupukan berdasar prinsip PHSL dapat dianalisis secara agronomis dan finansial. Rekomendasi pemupukan berupa jenis, takaran, dan waktu aplikasi pupuk pada pertanaman padi sawah sesuai dengan luas lahan sawah yang dimiliki oleh petani. Pengembangan PHSL yang diterapkan terintegrasi dengan pengelolaan lainnya dalam sistem Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) diharapkan dapat meningkatkan produksi padi nasional secara nyata.

http://webapps.irri.org/nm/id/

Gambar 1. Pengoperasian PHSL mealui web

Bentuk Kuesioner PHSL Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa dalam panduan PHSL ini terdapat beberapa pertanyaan menyangkut spesifikasi lahan sawah dan praktek pengelolaan oleh petani. Kuseioner ini dapat didownload tersendiri dan dapat diprint untuk wawancara di lapangan apabila koneksi ke internet di lokasi susah. Kuesioner ini dapat didownload dalam lima bahasa yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda,

ejak program Bimas/Inmas dicanangkan Spada tahun1960, petani mulai mengenal penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik, seperti pupuk N, P, dan K. Karena berbagai alasan, pupuk anorganik ini sedikit demi sedikit menggeser pemakaian pupuk organik . Pada tiga dekade kemudian, dilaporkan telah terjadi kejenuhan P dan K pada lahan-lahan sawah intensifikasi di Jawa akibat pemupukan yang berlebihan. Dengan adanya p e n g g u n a a n p u p u k ya n g b e r l e b i h a n m e n g a k i b at k a n m e n u r u n nya k u a l i t a s lingkungan dan produktivitas tanah sehingga m e ny e b a b k a n t e r j a d i ny a p e l a n d a i a n produktivitas padi serta penurunan efisiensi pemupukan.

Penggunaan pupuk urea dan TSP/ SP-36 secara terus menerus dengan dosis berlebih akan mempercepat pengurasan hara makro K, S, Ca, Mg; hara mikro Zn, Cu, serta mengakibatkan penjenuhan hara. Sebagai contoh hasil penelitian Puslittanak sampai tahun 2001 menunjukkan 7,5 juta ha lahan sawah di 18 propinsi di Indonesia, sebagian besar (43%) berstatus P sedang dan P tinggi. Di sisi lain, banyak tanah sawah di Pulau Jawa yang kahat S yaitu hampir mencapai 59%. Data lain menunjukkan bahwa tanah sawah di Lombok dan Sulawesi Selatan mengalami kahat Zn akibat terus menerus ditanami varietas unggul dan pemupukan yang berlebih.

Kondisi di atas menggambarkan keragaman kondisi kesuburan tanah pertanian di Indonesia.

Pengelolaan Hara Spesifik Lokasi (PHSL) merupakan pendekatan pemupukan yang mendasarkan pada ilmu pengetahuan untuk memandu penggunaan pupuk secara rasional dan efisien sesuai dengan kebutuhan tanaman. Untuk penerapan pemupukan hara secara luas oleh petani maka penyajian prinsip PHSL perlu disederhanakan sesuai dengan cara setempat agar mudah diterapkan oleh penyuluh dan petani untuk kemudian dikembangkan pada kondisi lahan dan pertanaman padi setempat.

PHSL adalah panduan berbasis komputer yang dikembangkan oleh International Rice Research Institute (IRRI) bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Padi dan BPTP. Panduan tersebut menggunakan jawaban terhadap sejumlah pertanyaan tentang spesifikasi lahan sawah dan praktek pengelolaan oleh petani untuk kemudian dihiitung dan dihasilkan rekomendasi pemupukan spesifik lahan sawah yang dapat diperoleh melalui internet. Aplikasi internet PHSL dapat diakses melalui http://webapps.irri.org/nm/id dalam dua bahasa yaitu Inggris dan Indonesia. Untuk wilayah Indoensia ada lima pilihan bahasa yang dapat digunakan yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Bugis, dan Bahasa Bali.

PHSL diluncurkan di Indonesia pada Januari 2011 oleh Menteri Pertanian. Pada tahun ini juga IRRI

PENGELOLAAN HARA SPESIFIK LOKASI

4. Petani menerima petunjuk pemupukan dalam bentuk tercetak

1. Akses internet2.Mewawancarai petani3.menjawab 15-20 pertanyaan

sederhana mengenai lahan dan teknik bedidaya petani

PENDAHULUAN

Page 2: PHSL2011

PENGELOLAAN HARASPESIFIK LOKASI

UNTUK PADI SAWAHI

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

(BPTP) JAWA BARAT

2011Penulis : Bambang S

Seri : Tanaman PanganNomor : 06/Leaflet/APBN/2011

BPTP JAWA BARATJl. Kayuambon No. 80 Lembang 40391

Telp./Fax.: 022-2786238/2789846Wesite : http://jabar litbang.deptan.go.idE-mail : [email protected]

Bahasa Bugis, dan Bahasa Bali sehingga bagi petani-petani di daerah yang kurang bisa berbahasa Indonesia dengan baik tidak akan mengalami kesulitan. Adapun bentuk kuesinernya sebagai berikut.

selanjutnya tekan menu bottom KIRIM akan terlihat hasil seperti gambar di bawah

dan hasilnya seperti gambar di bawah