phbs minpro institusi

26
LAPORAN MINI PROJECT Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Penyusun: Dr. Nur Apriyani Pendamping: Dr. H. Suharja

Upload: fitria-candrasekar

Post on 10-Sep-2015

87 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

phbs

TRANSCRIPT

LAPORAN MINI PROJECTPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Penyusun:

Dr. Nur Apriyani

Pendamping:

Dr. H. SuharjaPROGRAM DOKTER INTERNSHIP

PUSKESMAS MULYOHARJO

PEMALANG

2012BAB I

PENDAHULUAN1.1

Latar BelakangSehat merupakan suatu investasi yang perlu dihargai, dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga. Kondisi sehat dapat dicapai bila mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga.Kebijakan Nasional Promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 2010 (PHBS 2010). Untuk melaksanakan program Promosi Kesehatan di Daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1114/Menkes/SK/VIII/2005.Oleh karena itu, selain harus dikembangkan sistem kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan Subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional, harus ditetapkan pula kegiatan minimal yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota sesuai yang tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota.1.2Pernyataan MasalahDari hasil pendataan ditemukan adanya masalah yang ditemui di institusi pendidikan menyangkut perilaku hidup bersih dan sehat. Maka perlu dicari faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi masalah tersebut di institusi pendidikan yang meliputi wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang.1.3Tujuan1.3.1Tujuan Umum

Meningkatkan strata institusi pendidikan yang berperilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang.1.3.2Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi jumlah indikator dan jenis strata institusi pendidikan yang berperilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang.2. Menganalisis penyebab masalah institusi sehat di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang. 3. Mencari alternatif pemecahan masalah mengenai institusi sehat di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang. 4. Memberikan masukan dan saran kepada Puskesmas Mulyoharjo untuk mengatasi masalah strata PHBS institusi di wilayah kerjanya.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.2.2Institusi PendidikanAdalah wahana atau wadah yang terdiri dari pengajar dan siswa yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari.2.3PHBS Institusi PendidikanAdalah upaya untuk memberdayakan anggota dalam institusi tersebut agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.2.4Strategi PHBS

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru.Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :1. Gerakan PemberdayaanPemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi. Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung, tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan sebagai bantuan, hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya. Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.2. Binasuasana

Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orang-orang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan dalam Bina Suasana, yaitu :

a) Pendekatan Individu

b) Pendekatan Kelompok

c) Pendekatan Masyarakat Umum3. AdvokasiAdvokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat.Informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu kebijakan (tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya berlangsung tahapan-tahapan, yaitu (1) mengetahui atau menyadari adanya masalah, (2) tertarik untuk ikut mengatasi masalah, (3) peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan berbagai alternatif pemecahan masalah, (4) sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif pemecahan masalah, dan (5) memutuskan tindak lanjut kesepakatan.Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan tepat. Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :

Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

Dikemas secara menarik dan jelas

Sesuai dengan waktu yang tersedia.2.5Manajemen PHBS

Promosi kesehatan dan PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat Kecamatan dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut. Program PHBS secara operasional dilaksanakan di Puskesmas oleh petugas promosi kesehatan Puskesmas dengan melibatkan lintas program dan lintas sector terkait dengan sasaran semua keluarga yang ada di wilayah Puskesmas.Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui penerapan fungsi- fungsi manajemen secara sederhana untuk memudahkan petugas promosi kesehatan atau petugas lintas program di Puskesmas dalam pelaksanaan program PHBS di Puskesmas. Manajemen PHBS di Puskesmas dilaksanakan melalui empat fungsi tahapan Manajemen sesuai kerangka konsep sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka konsep manajemen rumah tangga PHBSPengkajian dilakukan terhadap masalah kesehatan, masalah perilaku (PHBS) dan sumber daya. Luaran pengkajian adalah pemetaan masalah PHBS yang dilanjutkan dengan rumusan masalah.

Perencanaan berbasis data akan menghasilkan rumusan tujuan, rumusan intervensi dan jadwal kegiatan, Penggerakan pelaksanaan, merupakan inplementasi dari intervensi masalah terpilih, yang penggerakannya dilakukan oleh petugas promosi kesehatan, sedangkan pelaksanaannya bisa oleh petugas promosi kesehatan atau lintas program dan lintas sektor terkait. Pemantauan dilakukan secara berkala dengan menggunakan format pertemuan bulanan, sedangkan penilaian dilakukan pada enam bulan pertama atau akhir tahun berjalan.2.6Indikator PHBS

Indikator PHBS institusi pendidikan adalah suatu alat ukur atau merupakan suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi tersebut. Indikator PHBS institusi pendidikan diarahkan pada aspek program prioritas yaitu cuci tangan, warung sehat, jamban sehat, olah raga, PSN, tidak merokok, timbang berat badan, sampah, kuku bersih, gosok gigi, UKS & P3K, dokter kecil, dana sehatair bersih dan alas kaki. Indikator PHBS institusi yang digunakan terdapat 15 variabel yang terdiri atas :15 Indikator PBHS pada institusi Pendidikan :1. Cuci TanganDengan cara menanyakan seluruh anggota pada institusi terbiasa / secara rutin mencuci tangan menggunakan sabun sebelum makan dan setelah BAB.2. Warung SehatYaitu warung yang ada di lingkungan sekolah dan terjamin kebersihannya.

3. Jamban SehatYaitu apakah jamban pada institusi tersebut baik, sesuai dengan syarat kesehatan (kakus cemplung tanpa leher angsa yang tertutup saat tidak sedang digunakan, atau kaskus dengan leher angsa, sudah menggunakan septic-tank yang berjarak minimal 10 meter dengan peresapan sumber air bersih).4. Olah RagaYaitu apakah pada institusi tersebut sudah ada jadwal pelaksanaan rutin kegiatan olah raga.5. PSNYaitu Yaitu apakah institusi tersebut secara rutin dilakukan pembersihan dan gerakan 3M, yaitu menguras / membersihkan dan menutup tempat-tempat penampungan air, serta mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai.6. Tidak merokok

Yaitu apakah ada anggota pada institusi tersebut yang merokok dalam 1 bulan terakhir.

7. Timbang Berat BadanYaitu apakah anggota institusi tersebut secara rutin melakukan penimbangan berat badan, baik dilakukan di dalam institusi tersebut atau di tempat pelayanan kesehatan.8. SampahYaitu dengan cara menanyakan apakah anggota institusi membuang sampah pada tempatnya.

Sampah tidak ditampung dan tidak dibuang setiap hari di tempat pembuangan yang memenuhi syarat.

Tempat sampah berserakan, baik di dalam maupun di luar ruangan.

9. Kuku BersihYaitu setiap anggota institusi tersebut memiliki kuku yang bersih dan secara rutin memotong kuku.

10. Gosok GigiYaitu apakah secara rutin anggota institusi membersihkan gigi dan mulut (menyikat gigi) sebanyak 2 kali setiap hari.

11. UKS & P3KYaitu menanyakan pada institusi tersebut apakah tersedia ruangan UKS & P3K.12. Dokter KecilYaitu menanyakan apakah ada kegiatan secara rutin untuk pelatihan dokter kecil pada institusi tersebut.13. Dana SehatYaitu menanyakan apakah pada institusi tersebut telah memiliki dana sehat yang bisa digunakan untuk kesehatan setiap anggota institusi. 14. Air BersihYaitu institusi yang ditempati sudah menggunakan sumber air bersih, yaitu air yang berasal dari sumur, PDAM, dan mata air, dimana digunakan untuk keperluan sehari-hari.

15. Alas KakiYaitu semua anggota pada institusi tersebut telanh menggunakan alas kaki dalam kegiatan keseharian.Strata PHBS institusi pendidikan :

Perilaku Sehat Pratama : apabila jumlah nilai keluarga antara 1 5

Perilaku Sehat Madya : apabila jumlah nilai keluarga antara 6 - 10

Perilaku Sehat Utama : apabila jumlah nilai keluarga antara11 14 Perilaku Sehat Paripurna : apabila jumlah nilai keluarga 15BAB IIIMETODE3.1Analisis MasalahDalam menganalisis masalah kita mencari kemungkinan penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan ini dapat ditelusuri hal-hal yang mungkin menyebabkan munculnya permasalahan di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, Pemalang.3.2Analisis Penyebab Masalah

Alur perencanaan penyelesaian masalah berdasarkan pendekatan sistem, seperti gambar di bawah ini :

Gambar : Alur perencanaan penyelesaian masalah

Kemungkinan penyebab masalah

1. Kurangnya jumlah petugas program PHBS dan kader pada institusi .2. Tidak terdapatnya anggaran pada program PHBS.3. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS institusi.4. Kurangnya buku pedoman untuk kader institusi dalam pendataan PHBS institusi.5. Kurangnya pengawasan distribusi poster mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.6. Kurangnya alat transportasi untuk pendataan PHBS institusi.7. Terbatas poster mengenai perilaku hidup bersih dan sehat.8. Kurangnya blanko pencatatan PHBS institusi.9. Kurangnya pengetahuan anggota institusi tentang PHBS institusi.10. Kurangnya kesadaran anggota institusi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.11. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti MCK dan sumber air bersih. 12. Kurangnya perencanaan untuk promosi PHBS institusi.

13. Jadwal pendataan PHBS institusi sehat belum teratur.14. Kurangnya promosi PHBS institusi.

15. Pendataan dilakukan secara acak, sehingga menyulitkan rekapitulasi data dalam suatu wilayah.16. Kurangnya pengawasan terhadap peran serta pengajar dalam meningkatkan strata PHBS institusi.3.3Konfirmasi Penyebab Masalah Yang Paling MungkinDidapatkan beberapa penyebab masalah yang paling mungkin, yaitu:

1. Kurangnya jumlah petugas kesehatan dan kader dalam institusi.2. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS institusi.

3. Kurangnya pengetahuan anggota institusi tentang PHBS institusi.

4. Kurangnya kesadaran anggota institusi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

5. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti MCK dan sumber air bersih.3.4Penentuan Alternatif Pemecahan MasalahTabel : Alternatif Pemecahan Masalah

NoPenyebab MasalahAlternatif Pemecahan

1.Kurangnya jumlah petugas program PHBS.Optimalisasi petugas PromKes dan kader institusi untuk meningkatkan promosi PHBS institusi dan promosi lainnya.Koordinasi dengan petugas KesLing dan pengajar.

2.Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS institusi.

Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi.

3.Kurangnya pengetahuan anggota institusi tentang PHBS institusi.Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi dan penyebaran poster secara berkala.

4.Kurangnya kesadaran anggota institusi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi dan penyebaran poster secara berkala

5. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti MCK dan sumber air bersih. Mengadakan dana untuk pembiayaan kegiatan pembangunan sarana MCK dan air bersih.

BAB IV

HASIL4.1 Profil komunitas umum

Dalam upaya mewujudkan wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo Sehat 2010, pembangunan kesehatan tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi harus dilakukan secara bersama-sama melibatkan peran serta swasta dan masyarakat. Segala upaya kesehatan yang dilakukan baik oleh sektor kesehatan dan non kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan upaya mengatasi masalah kesehatan perlu dicatat dan dikelola dengan baik dalam suatu informasi kesehatan. Hal ini menjadikan peran data dan informasi kesehatan menjadi sangat penting dan terasa makin diperlukan dalam manajemen kesehatan yaitu sebagai dasar pengambilan keputusan di semua program, tahapan dan jenjang administrasi. Selain itu juga diperlukan guna mengevaluasi keberhasilan program-program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan di Puskesmas Mulyoharjo.

Profil kesehatan Puskesmas Mulyoharjo adalah gambaran situasi kesehatan yang memuat berbagai data tentang situasi dan hasil pembangunan kesehatan selama satu tahun. Data dan informasi yang termuat antara lain data kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian program-program kesehatan, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Profil ini disajikan secara sederhana dan informative dengan harapan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Selain untuk menyajikan informasi kesehatan, profil bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan atau kemajuan pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan Puskesmas Mulyoharjo selama satu tahun dibandingkan dengan target yang sudah ditetapkan.

4.2 Data geografis

Puskesmas Mulyoharjo terletak di Jalan Veteran No. 277 Mulyoharjo, Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Telp. (0284) 326033 Kode pos 52313. Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo meliputi :

Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Puskesmas Kebondalem Kecamatan Pemalang,

Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Puskesmas Kabunan Kecamatan Taman,

Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Puskesmas Paduraksa Kecamatan Pemalang,

Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa.

Wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo meliputi empat kelurahan dan satu desa yang ada di Kecamatan Pemalang, yaitu Kelurahan Mulyoharjo, Kelurahan Pelutan, Kelurahan Sugihwaras, Kelurahan Widuri, dan Desa Danasari.

4.3 Data demografik

a. Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data Statistik Kecamatan Pemalang, jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 adalah sebanyak 78.255 jiwa dengan 16.973 KK. Dengan luas wilayah sebesar 164,23 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 tercatat sebesar 476 jiwa setiap kilometer persegi, dimana wilayah terpadat adalah Kelurahan Sugihwaras dengan tingkat kepadatan sekitar 622 jiwa setiap kilometer persegi. Sedangkan rata-rata penduduk per rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 tercatat sebesar 4,6 jiwa. Untuk wilayah dengan penduduk tertinggi ada di Kelurahan Pelutan sebanyak 24.681 jiwa (31,54% dari total penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo) dan terendah di Kelurahan Widuri sebanyak 6.097 jiwa (7,79% dari total penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo).

b. Rasio Jenis Kelamin Penduduk

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat dari rasio jenis kelamin, yaitu perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan per 100 penduduk perempuan. Berdasarkan data statistik Kecamatan Pemalang jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif seimbang, yaitu sebesar 38.993 jiwa (49,83%) penduduk laki-laki dan 39.262 jiwa (50,17%) penduduk perempuan, sehingga rasio jenis kelamin penduduk wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 sebesar 99,31. Dengan demikian di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo, tiap 100 penduduk perempuan ada sekitar 99 atau 100 penduduk laki-laki.

c. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

Struktur atau komposisi penduduk wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 menurut kelompok umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk laki-laki maupun perempuan mempunyai proporsi terbesar pada kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun.

d. Angka Beban Tanggungan

Berdasarkan jumah penduduk menurut kelompok umur, maka angka beban tanggungan (dependency ratio) panduduk di wilayah kerja Puskesmas Mulyoharjo tahun 2010 sebesar 58,93, yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) harus menanggung beban hidup sekitar 58 penduduk usia belum produktif (0-14 tahun) dan usia tidak produktif (65 tahun keatas).

4.4 Sumber daya kesehatan yang ada

Upaya sumber daya yang ada di Puskesmas Mulyoharjo meliputi :

1. Man : Tenaga yang ada berjumlah 35 orang meliputi, dokter umum 3 orang, dokter gigi 1 orang, perawat 7 orang, bidan 11 orang, apoteker 1 orang, nutrisionis 1 orang, penyuluh kesehatan masyarakat 1 orang, sanitarian 1 orang, rekam medis 1 orang, petugas laboratorium 1 orang dan pelaksana umum 7 orang.2. Money : Sumber anggaran puskesmas berasal dari pengembalian income, dana askes, dana jamkesmas dan bantuan operasional kesehatan

3. Material : Berjumlah 85 yang terdiri dari 5 desa siaga, 67 posyandu balita, 12 posyandu lansia, 1 poskestren.

4. Method : Lokakarya mini bulanan, lokakarya lintas sector tribulanan, akreditasi puskesmas dan pelatihan-pelatihan petugas puskesmas.

5. Machine : 1 mobil puskesmas keliling, 3 kendaraan motor dan 9 buah computer.4.5 Sarana pelayanan kesehatan yang ada

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana pelayanan kesehatan di tingkat dasar yang menyelenggarakan kegiatan Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) termasuk Keluarga Berencana (KB), Perbaikan Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan. Puskesmas Mulyoharjo merupakan puskesmas non perawatan, dan untuk meningkatkan pelayanannya, Puskesmas Mulyoharjo dilengkapi dengan adanya dua Puskesmas pembantu, yaitu Puskesmas Pembantu Pelutan dan Puskesmas Pembantu Sugihwaras dan 362 orang kader kesehatan

Selain itu sarana pelayanan kesehatan diwilayah kerja puskesmas mulyoharjo yang ikut serta meningkatkan kesehatan masyarakat terdiri dari 2 RS swasta dan 2 rumah bersalin.4.6 Data kesehatan masyarakat ( primer )a. Berdasarkan SPM puskesmas mulyoharjo tahun 2011 target cakupan rumah sehat adalah 72 % sedangkan hasil pencapaiannya adalah 64,8 % dan di tahun 2012 target cakupan rumah sehat adalah 74%, target trisemester 55,5% dan pencapaian nya 40,82% dari data yang diperoleh antara tahun 2011 dan 2012 cakupan rumah sehat diwilayah puskesmas mulyoharjo masih dibawah standar yang ditentukan.

b. Perilaku masyarakat sebelum diintervensi masih belum menerapkan hidup bersih dan sehat sesuai kriteria rumah sehat sedangkan setelah dilakukan intervensi masyarakat mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sesuai dengan kriteria rumah sehat

BAB VDISKUSI, PENDAPAT, DAN MASUKAN5.1 Diskusi, Pendapat dan MasukanNoAlternatif Pemecahan MasalahPenggabungan Alternatif Pemecahan

1.Menambah jumlah petugas kesehatan untuk meningkatkan promosi PHBS institusi dan promosi lainnya.Optimalisasi petugas PromKes dan kader institusi untuk meningkatkan promosi PHBS institusi dan promosi lainnya.Koordinasi dengan petugas KesLing dan pengajar.

2.Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi.

3.Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi.Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya rumah tangga sehat dan penyebaran poster secara berkala

4.Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi.

5. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti MCK dan sumber air bersih. Mengadakan dana untuk pembiayaan kegiatan pembangunan sarana MCK dan air bersih.

Hasil penggabungan alternatif pemecahan masalah adalah: 1. Optimalisasi petugas PromKes dan kader institusi untuk meningkatkan promosi PHBS institusi dan promosi lainnya, dan melakukan koordinasi dengan petugas KesLing dan pengajar.

2. Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya rumah tangga sehat dan penyebaran poster secara berkala 3. Mengadakan dana untuk pembiayaan kegiatan pembangunan sarana MCK dan air bersih.BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN6.1Kesimpulan

Berdasarkan strata PHBS masalah PHBS institusi pendidikan di wilayah kerja puskesmas Mulyoharjo, maka analisa penyebab masalah dan konfirmasi dengan koordinator program PHBS adalah:

1. Kurangnya jumlah petugas kesehatan dan kader institusi.2. Kurangnya sosialisasi dan penyuluhan tentang PHBS institusi.

3. Kurangnya pengetahuan anggota institusi tentang PHBS institusi.

4. Kurangnya kesadaran anggota institusi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.

5. Kurangnya dana untuk membangun sarana kesehatan seperti MCK dan sumber air bersih.Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan adalah:1. Melakukan penyuluhan kepada anggota institusi tentang pentingnya PHBS institusi dan penyebaran poster secara berkala. 2. Optimalisasi petugas PromKes dan kader untuk meningkatkan promosi PHBS institusi dan promosi lainnya, dan melakukan koordinasi dengan petugas KesLing dan pengajar.

3. Mengadakan dana untuk pembiayaan kegiatan pembangunan sarana MCK dan air bersih.6.2Saran

Dalam rangka meningkatkan kinerja program promosi kesehatan Puskesmas Mulyoharjo, Pemalang dalam program PHBS institusi. Maka perlu:

Kepada petugas kesehatan dan kader institusi kesehatan perlu ditingkatkan upaya promotif dan pencatatan PHBS insitusi di wilayah kerjanya.

Kepada petugas kesehatan Pustu dan kader institusi agar melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan koordinator program PHBS Puskesmas Mulyoharjo, Pemalang.

1. Pengkajian

4. Pemantauan dan

Penilaian

2. Perencanaan

3.Penggerakan dan

Pelaksanaan

Penentuan Penyebab Masalah

Memilih Penyebab yang Paling Mungkin

Menentukan Alternatif Pemecahan Masalah

Monitoring dan Evaluasi

Penyusunan Rencana Penerapan

Penetapan Pemecahan MasalahTerpilih

MASALAH