penelitian minpro sugihmukti

70
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan, selain itu WHO juga memperkirakan 52% dari ibu hamil di negara-negara berkembang menderita anemia. Anemia merupakan salah satu masalah utama utama kesehatan di dunia. Prevalensi anemia masih cukup tinggi pada wanita usia reproduksi, khususnya selama kehamilan. Penyebab utama anemia di negara berkembang yaitu tidak adekuatnya asupan dan penyerapan zat besi, malaria, infeksi cacing tambang, diare, HIV / AIDS dan penyakit infeksi lainnya, penyakit genetic (anemia sel sabit dan talasemia), kehilangan darah saat melahirkan, pengeluaran darah menstruasi yang banyak, serta dekatnya jarak kehamilan. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Anemia pada 1

Upload: jere17

Post on 08-Feb-2016

65 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mini project

TRANSCRIPT

Page 1: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 10% kelahiran

hidup mengalami komplikasi perdarahan pasca persalinan, selain itu WHO juga

memperkirakan 52% dari ibu hamil di negara-negara berkembang menderita

anemia. Anemia merupakan salah satu masalah utama utama kesehatan di dunia.

Prevalensi anemia masih cukup tinggi pada wanita usia reproduksi, khususnya

selama kehamilan. Penyebab utama anemia di negara berkembang yaitu tidak

adekuatnya asupan dan penyerapan zat besi, malaria, infeksi cacing tambang,

diare, HIV / AIDS dan penyakit infeksi lainnya, penyakit genetic (anemia sel sabit

dan talasemia), kehilangan darah saat melahirkan, pengeluaran darah menstruasi

yang banyak, serta dekatnya jarak kehamilan.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan

layanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa

sebab, diantaranya karena anemia. Penelitian Chi, dkk menunjukkan bahwa angka

kematian ibu adalah 70% untuk ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka

yang non anemia. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung

berhubungan dengan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan

meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan

penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi

lain.

Anemia pada wanita hamil merupakan masalah kesehatan yang dialami oleh

wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Anemia adalah suatu

keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin, hematokrit, dan atau jumlah

eritrosit dibawah nilai normal. Peningkatan volume plasma pada ibu hamil

menyebabkan terjadinya hemodilusi, sehingga terjadi penurunan hematokrit (20-

30 %), yang mengakibatkan kadar hemoglobin dan hematokrit lebih rendah

daripada keadaan tidak hamil (Muhamad Riswan , 2003; Cunningham, 2005).

1

Page 2: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Kriteria anemia pada kehamilan menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)

adalah Hb kurang dari 11 gr/dl. Sedikit berbeda dengan WHO, The centers for

Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan kriteria anemia adalah Hb

kurang dari 11 gr/dl untuk trimester I dan III, serta Hb kurang dari 10,5 gr/dl

untuk trimester II.

Penyebab anemia pada kehamilan paling sering adalah karena defisiensi zat

besi dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Anemia defisiensi besi dapat

terjadi karena kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya

gangguan absorbs di usus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya

kebutuhan zat besi (Fauzia Djamilus dan Nina Herlina, 2004; Ridwan Amirudin,

2004).

Anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat

besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan zat besi akibat perdarahan menahun

yang dapat berasal dari saluran cerna (tukak peptik, kanker lambung, kanker

kolon, divertikulosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang), saluran genitalia

wanita (menorrhagia atau metrorrhagia), saluran kemih (hematuria), saluran

napas (hemoptoe). Faktor nutrisi yaitu akibat kurangnya jumlah zat besi total

dalam makanan, atau kualitas zat besi (bioavaibilitas) yang kurang baik.

Kebutuhan zat besi meningkat, seperti pada prematuritas, anak dalam masa

pertumbuhan dan kehamilan. Gangguan absorpsi zat besi seperti gastrektomi,

tropical sprue atau kolitis kronik (Fauzia Djamilus dan Nina Herlina, 2000;

Ridwan Amiruddin, 2004).

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi, mulai dari keluhan yang ringan

sampai dengan berat. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk

pada ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Anemia meningkatkan risiko

komplikasi pada kehamilan dan persalinan, yaitu risiko kematian maternal, angka

prematuritas, BBLR, dan angka kematian perinatal. Di samping itu, perdarahan

antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan

lebih sering berakibat fatal, sebab wanita anemis tidak dapat mentolerir

kehilangan darah. WHO menyatakan bahwa 40% kematian ibu-ibu di negara

2

Page 3: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan (Nina Herlina dan Fauzia

Djamilus, 2004).

Faktor risiko anemia pada kehamilan menurut Backett dapat bersifat

biologis, genetik, lingkungan, atau psikososial, yaitu faktor demogafi (umur,

paritas, dan tinggi badan), faktor medis biologis (underlying disease, seperti

penyakit jantung dan malaria), faktor riwayat obstetri (abortus habitualis, berbagai

komplikasi obstetri), faktor lingkungan (polusi udara, kelangkaan air bersih,

penyakit endemis), faktor sosioekonomi dan budaya (pendidikan, penghasilan,

dan masalah gender) (Cunningham, 2006).

Melalui penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui faktor-faktor

(pengetahuan, sikap, perilaku, nutrisi dan tenaga kesehatan) yang mempengaruhi

status anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sugihmukti Kabupaten

Bandung.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan nutrisi dan tenaga

kesehatan mempengaruhi status anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

puskesmas Sugihmukti Kabupaten Bandung.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kesadaran akan

pentingnya pencegahan anemia defisiensi besi pada ibu hamil di wilayah kerja

Puskesmas Sugihmukti Kabupaten Bandung.

1.3.2 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap,

dan perilaku ibu hamil serta pengaruh nutrisi dan tenaga kesehatan terhadap

anemia defisiensi besi pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Sugihmukti

Kabupaten Bandung.

3

Page 4: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat akademis karya tulis ilmiah ini adalah untuk lebih memahami dan

mendalami tentang faktor-faktor (pengetahuan, sikap, perilaku, nutrisi dan tenaga

kesehatan) yang mempengaruhi status anemia pada ibu hamil di wilayah kerja

puskesmas Sugihmukti Kabupaten Bandung.

Manfaat bagi masyarakat adalah agar masyarakat dapat mengetahui

tentang bahaya anemia pada kehamilan dan mengetahui tentang pencegahan

anemia defisiensi besi pada ibu hamil.

1.5 Kerangka Pemikiran

Anemia pada wanita hamil merupakan masalah kesehatan yang dialami

oleh wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Anemia adalah

suatu keadaan adanya penurunan kadar haemoglobin, hematokrit, dan atau jumlah

eritrosit di bawah nilai normal (Muhammad Riswan, 2003; Cunningham, 2006).

Penyebab anemia pada umumnya adalah kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi

dalam diet, malabsorbsi, kehilangan banyak darah (persalinan yang lalu, haid, dan

lain-lain) dan penyakit-penyakit kronik (TBC paru, cacing usus, malaria, dan lain-

lain).

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang ringan

sampai berat. Anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, BBLR, dan angka

kematian perinatal meningkat (Nina Herlina dan Fauzia Djamilus, 2000).

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian : Deskriptif.

Rancangan penelitian : Cross sectional

Instrumen : Kuesioner.

Tehnik pengambilan data : Survey dengan wawancara langsung.

Tehnik pengambilan sampel : Incidental Sampling.

Populasi : Ibu hamil di wilayah kerja puskesmas

Sugihmukti Kabupaten Bandung

4

Page 5: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Jumlah sampel : Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 30 orang yang didasarkan pada jumlah

sampel minimal.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengumpulan data dan penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Sugihmukti Kabupaten Bandung mulai bulan Desember 2013 sampai Januari

2014 selama program internship berlangsung.

5

Page 6: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anemia

2.1.1 Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi di mana berkurangnya sel darah merah (eritrosit)

dalam sirkulasi darah atau masa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi

fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan (Tarwoto dan Warsidar,

2007).

Anemia umumnya disebabkan oleh kekurangan zat besi, sehingga sering

dikenal dengan istilah anemia gizi besi. Anemia defisiensi besi merupakan salah

satu gangguan yang sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya

mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang

dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan

menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl

selama trimester III (Waryana, 2010).

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa

tahap. Awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga

dipenuhi dengan masukan zat besi, lama kelamaan timbul gejala anemia disertai

penurunan Hb (Arief, 2008).

2.1.2 Etiologi Anemia

Menurut Tarwoto dan Warsidah (2007) etiologi anemia defisiensi besi

yaitu tidak adekuatnya diet besi dan salah satu penyebab terjadinya adalah akibat

ketidakseimbangan pola makan dalam mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat besi dengan kebutuhan dalam tubuh. Kebutuhan zat besi yang

berasal dari makanan belum tentu menjamin kebutuhan tubuh zat besi yang

memadai karena jumlah zat besi yang diabsorpsi sangat dipengaruhi oleh jenis

makanan, sumber zat besi serta ada atau tidaknya zat penghambat maupun yang

meningkatkan absorpsi besi dalam tubuh.

6

Page 7: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2.1.3 Macam-Macam Anemia Selama Kehamilan

Pembagian anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro (2007) anemia

dalam kehamilan meliputi:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat

kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya

unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorbsi, gangguan penggunaan,

atau karena terlampau banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada

perdarahan.

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam

folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Berbeda di Eropa dan di

Amerika Serikat frekuensi anemia megaloblastik dalam kehamilan cukup

tinggi di Asia, seperti di India, Malaysia, dan di Indonesia. Hal itu erat

hubungannya dengan defisiensi makanan.

3) Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam

kehamilan.

4) Anemia hemolitik

Anemia hemolitik disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik

sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemianya biasanya menjadi lebih

berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis

hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

7

Page 8: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2.1.4 Penyebab Anemia

Secara umum ada tiga penyebab anemia defisiensi besi yaitu :

1) Kehilangan darah secara kronis, sebagai dampak pendarahan kronis

seperti pada penyakit ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit, dan

proses keganasan. Perdarahan menstruasi yang berat, panjang atau

sering (Atikah, 2011).

2) Asupan zat besi tidak cukup dan penyerapan tidak adekuat. Tidak

menerima cukup zat besi dalam diet (misalnya vegetarian) (Atikah,

2011).

3) Peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan sel darah

merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa

pubertas, masa kehamilan, dan menyusui. (Atikah, 2011).

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Pada Ibu Hamil

Kekurangan zat besi dapat menurunkan kekebalan individu, sehingga

sangat peka terhadap serangan bibit penyakit. Berkembangnya anemia kurang zat

besi melalui beberapa tingkatan di mana masing-masing tingkatan berkaitan

dengan indikator tertentu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi anemia

adalah :

1) Faktor Dasar

a. Sosial ekonomi

Menurut Istiarti (2000) menyatakan bahwa perilaku seseorang di

bidang kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang sosial ekonomi.

Sekitar 2/3 wanita hamil di negara maju yaitu hanya 14%.

b. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang

berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media

elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat,

dan sebagainya (Istiarti, 2000). Kebutuhan ibu hamil akan zat besi

(Fe) meningkat 0,8mg sehari pada trimester I dan meningkat tajam

8

Page 9: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

selama trimester III yaitu 6,3 mg sehari. Jumlah sebanyak itu tidak

mungkin tercukupi hanya melalui makanan apalagi didukung

dengan pengetahuan ibu hamil yang kurang terhadap peningkatan

kebutuhan zat besi (Fe) selama hamil sehingga menyebabkan

mudah terjadinya anemia defisiensi zat besi pada ibu hamil

(Arisman, 2004).

c. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan perilaku menuju kedewasaan

dan penyempurnaan hidup. Biasanya seorang ibu khususnya ibu

hamil yang berpendidikan tinggi dapat menyeimbangkan pola

makannya. Apabila pola konsumsinya sesuai maka asupan zat gizi

yang diperoleh akan tercukupi, sehingga kemungkinan besar bisa

terhindar dari masalah anemia. Tablet besi dapat menimbulkan efek

samping yang mengganggu sehingga orang cenderung menolak

tablet yang diberikan. Penolakan tersebut sebenarnya berpangkal

dari ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka

memerlukan tambahan zat besi. Agar mengerti wanita hamil harus

diberi pendidikan yang tepat misalnya bahaya yang mungkin terjadi

akibat anemia, dan harus pula diyakinkan bahwa salah satu

penyebab anemia adalah defisiensi zat besi (Arisman, 2004).

d. Budaya

Faktor sosial budaya setempat juga berpengaruh pada terjadinya

anemia. Pendistribusian makanan dalam keluarga yang tidak

berdasarkan kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan

anggota keluarga, serta pantangan-pantangan yang harus diikuti

oleh kelompok khusus misalnya ibu hamil, bayi, ibu nifas

merupakan kebiasaan-kebiasaan adat-istiadat dan perilaku

masyarakat yang menghambat terciptanya pola hidup sehat di

masyarakat.

9

Page 10: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2) Faktor tidak langsung

a. Kunjungan Antenatal Care (ANC)

Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama

pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Kasus

anemia defisiensi gizi umumnya selalu disertai dengan malnutrisi

infestasi parasit, semua ini berpangkal pada keengganan ibu untuk

menjalani pengawasan antenatal. Dengan ANC keadaan anemia ibu

akan lebih dini terdeteksi, sebab pada tahap awal anemia pada ibu

hamil jarang sekali menimbulkan keluhan bermakna. Keluhan

timbul setelah anemia sudah ke tahap yang lanjut (Arisman, 2004).

b. Paritas

Paritas adalah jumlah kehamilan yang menghasilkan janin yang

mampu hidup diluar rahim. Paritas >3 merupakan faktor terjadinya

anemia. Hal ini disebabkan karena terlalu sering hamil dapat

menguras cadangan zat gizi tubuh ibu (Arisman, 2004).

c. Umur

Ibu hamil pada usia terlalu muda (<20 tahun) tidak atau belum siap

untuk memperhatikan lingkungan yang diperlukan untuk

pertumbuhan janin. Di samping itu akan terjadi kompetisi makanan

antar janin dan ibunya sendiri yang masih dalam pertumbuhan dan

adanya pertumbuhan hormonal yang terjadi selama kehamilan.

Sedangkan ibu hamil di atas 35 tahun lebih cenderung mengalami

anemia, hal ini disebabkan karena pengaruh turunnya cadangan zat

besi dalam tubuh akibat masa fertilisasi (Arisman, 2004).

d. Dukungan Suami

Dukungan suami adalah bentuk nyata dari kepedulian dan tanggung

jawab suami dalam kehamilan istri. Semakin tinggi dukungan yang

diberikan oleh suami pada ibu untuk mengkonsumsi tablet besi

10

Page 11: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

semakin tinggi pula keinginan ibu hamil untuk mengkonsumsi

tablet besi.

3) Faktor Langsung

a. Pola konsumsi tablet besi (Fe)

Penyebab anemia defisiensi zat besi dikarenakan kurang masuknya

unsur zat besi dalam makanan, kebutuhan ibu hamil akan zat besi

meningkat untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah

sebesar 200-300%. Perkiraan jumlah zat besi yang perlu ditimbun

selama hamil ialah 1.040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan

oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak

300 mg besi ditransfer ke janin, dengan rincian 50-75 mg untuk

pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah

merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Jumlah sebanyak ini

tidak mungkin tercukupi hanya dengan melalui diit. Karena itu,

suplementasi zat besi perlu sekali diberlakukan, bahkan pada

wanita yang bergizi baik (Arisman, 2004). Survey Depkes terhadap

program kesehatan ibu (1994) menemukan baru sekitar 14% wanita

hamil memperoleh tablet besi sebanyak lebih kurang 90 tablet

(jumlah yang seharusnya didapat selama hamil, 90 tablet);

sementara 86% tidak sama sekali. Wanita hamil yang berusia <20

tahun atau >35 tahun, paritas tinggi, dan berpendidikan rendah,

umumnya tidak pernah mengenal tablet Fe selama hamil.

Konsumsi tablet Fe dikategorikan menjadi baik (konsumsi tablet Fe

lebih dari atau sama dengan 90 tablet) dan kurang (konsumsi tablet

Fe kurang dari 90 tablet (Arisman, 2004).

b. Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi seperti TBC, cacing usus, dan malaria juga

penyebab terjadinya anemia karena menyebabkan terjadinya

11

Page 12: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

peningkatan penghancuran sel darah merah dan terganggunya

eritrosit.

c. Perdarahan

Penyebab anemia besi juga dikarenakan terlampau banyaknya besi

keluar dari badan misalnya perdarahan (Wiknjosastro, 2007).

2.1.6 Tanda dan Gejala Anemia Defisiensi Besi

Menurut Arisman (2010) tanda dan gejala anemia defisiensi besi biasanya

tidak khas dan sering tidak jelas seperti pucat, mudah lelah, berdebar, takikardia,

dan sesak nafas. Kepucatan dapat diperiksa pada telapak tangan, kuku, dan

konjungtiva.

Tanda dan gejala anemia pada kehamilan menurut Varney, H. (2007)

adalah :

1) Letih, sering mengantuk, malas

2) Pusing, lemah

3) Nyeri kepala

4) Luka pada lidah

5) Kulit pucat

6) Membran mukosa pucat (konjungtiva)

7) Bantalan kuku pucat

8) Tidak ada nafsu makan, mual, dan muntah

2.1.7 Klasifikasi Anemia menurut WHO

1) Tidak anemia : Hb > 11 g/dl

2) Anemia ringan : Hb 9- < 11 g/dl

3) Anemia sedang : Hb 7- < 9 g/dl

4) Anemia berat : Hb < 7 g/dl

Pemeriksaan darah minimal dilakukan dua kali selama kehamilan yaitu

pada trimester I dan III dengan pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil

12

Page 13: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

mengalami anemia maka dilakukan pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet

pada ibu-ibu hamil di puskesmas (Manuaba, 2010).

2.1.8 Pengaruh Anemia Pada Kehamilan dan Janin

Menurut Manuaba (2010) pengaruh anemia pada kehamilan dan janin

adalah:

1) Pengaruh anemia pada kehamilan

a. Bahaya selama kehamilan: dapat terjadi abortus, persalinan prematur,

hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi,

ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 g%), mola hidatidosa, hiperemesis

gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD).

b. Bahaya saat persalinan: gangguan his, kala pertama berlangsung lama, kala

dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan

tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti retensio plasenta,

perdarahan pospartum karena atonia uteri, kala empat dapat terjadi

perdarahan pospartum sekunder dan atonia uteri.

c. Pada kala nifas: terjadi sub-involusi uteri menimbulkan perdarahan

pospartum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI berkurang,

terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kala

nifas, mudah terjadi infeksi mammae.

2) Bahaya anemia terhadap janin, sekalipun tampaknya janin mampu menyerap

berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi

kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam

bentuk: abortus, kematian intrauterin, persalinan prematuritas tinggi, berat

badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi

mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah.

13

Page 14: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2.1.9 Cara Pencegahan Anemia

Menurut Arisman (2004) sejauh ini ada empat pendekatan dasar

pencegahan anemia defisiensi zat besi, keempat pendekatan tersebut adalah:

a) Memberikan tablet atau suntikan zat besi

b) Peningkatan asupan zat besi melalui makanan.

c) Pengawasan penyakit infeksi

d) Fortifikasi makanan pokok dengan zat besi

Sedangkan menurut Waryana (2010) cara pencegahan anemia yaitu:

1) Selalu menjaga kebersihan dan mengenakan alas kaki setiap hari

2) Istirahat yang cukup

3) Makan makanan yang bergizi dan banyak mengandung Fe, misalnya: daun

pepaya, kangkung, daging sapi, hati ayam dan susu.

4) Ibu hamil harus dengan rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali

selama hamil untuk mendapatkan tablet besi (Fe) dan vitamin yang, serta

makan makanan yang bergizi 3 kali sehari, dengan porsi 2 kali lipat lebih

banyak.

2.1.10 Pengobatan Anemia Pada Kehamilan

Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya

mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam, juga makanan

yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan

sebagainya sebab kandungan asam askorbat dan vitamin C bisa meningkatkan

penyerapan zat besi.

Pemberian preparat 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1

gr/dl/bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan

50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).

Bagi pasien yang tidak bisa mentolerir besi melalui mulut dapat

menerimanya melalui injeksi vena atau dengan suntikan ke dalam otot (Atikah,

2011). Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan

14

Page 15: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data-data dasar kesehatan

umum calon ibu tersebut.

Dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium,

termasuk pemeriksaan feses sehingga diketahui adanya infeksi parasit (Manuaba,

2010).

2.2 Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung

dalam waktu 40 minggu (Prawirohardjo, 2008).

Menurut Prawirohardjo (2008) kehamilan terbagi akan 3 trimester yaitu:

1) trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu (minggu ke-1 hingga ke-12).

2) trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27).

3) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).

Ketika seorang wanita dikatakan hamil, perubahan fisiologi tubuh turut

berubah sehingga kebutuhan gizinya juga berubah (Waryana, 2010), seorang

wanita memerlukan asupan gizi lebih banyak. Kekurangan gizi selama kehamilan

bisa menyebabkan anemia (Waryana, 2010).

2.2.2 Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan akan zat besi selama trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg

sehari yang kemudian meningkat tajam selama trimester II dan III yaitu 6,3 mg

sehari (Arisman, 2010). Khusus masa kehamilan, terutama trimester III,

merupakan masa kritis dimana kebutuhan akan zat besi meningkat. Jika zat besi

dalam darah kurang maka kadar hemoglobin akan menurun yang mengakibatkan

gangguan pertumbuhan janin. Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb

ibu hamil trimester akhir dan tingginya angka anemia pada trimester III dapat

mempengaruhi berat badan lahir.

15

Page 16: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Pada masa tersebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu

harian saja. Walaupun menu hariannya mengandung zat besi yang cukup, ibu

hamil tetap perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang mengandung zat besi.

Zat besi bukan hanya penting untuk memelihara kehamilan. Ibu hamil yang

kekurangan zat besi dapat menimbulkan perdarahan setelah melahirkan, bahkan

infeksi, kematian janin intra uteri, cacat bawaan dan abortus.

Bumil yang anemia akan melahirkan bayi yang anemia pula, yang dapat

menimbulkan disfungsi pada otaknya dan gangguan proses tumbuh kembang otak.

Selanjutnya, maka bumil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanyak 60-100

mg/hari (Waryana, 2010).

2.3 Tablet Fe

2.3.1 Pengertian Tablet Fe

Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam

tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia

dewasa. Besi mempunyai beberapa fungsi esensial didalam tubuh sebagai alat

angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron

didalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan

tubuh (Almatzier, 2003).

2.3.2 Fungsi Zat Besi

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan perdarahan seanyak 50-80 cc setiap bulan dan kehilangan zat

besi sebesar 30 sampai 40 mg. Disamping itu, kehamilan memerlukan tambahan

zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah

merah janin dan plasenta (Manuaba, 2010).

Menurut Almatsier (2002) fungsi dari zat besi adalah:

1) Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

2) Sebagai alat angkut elektron pada metabolisme energi

3) Sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-obatan

16

Page 17: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2.3.3 Sumber Makanan Yang Mengandung Zat Besi

Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah daging hewan. Di

samping banyak mengandung zat besi, serapan zat besi dari sumber makanan

tersebut sebesar 20-30%. Sayangnya sebagian besar penduduk di negara yang

sedang berkembang tidak mampu menghadirkan bahan makanan tersebut di meja

makan. Ditambah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat

mengganggu penyerapan zat besi (kopi dan teh) secara bersaman pada waktu

makan menyebabkan serapan zat besi semakin rendah (Arisman, 2010). Sumber

zat besi diantaranya makanan hewani, seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber

lainnya adalah telur, sereal, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis

buah (Almatsier, 2003).

Menurut Almatsier (2003) kandungan besi beberapa bahan makanan dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Nilai besi berbagai bahan makanan (mg/100 gram)

Menurut Waryana (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi Fe

yaitu:

1) Bentuk Fe

Besi-hem yang merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin yang

terdapat dalam daging hewan dapat diserap dua kali lipat daripada besi-nonhem

yang berasal dari makanan nabati.

17

Page 18: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2) Asam organik

Vitamin C dan asam sitrat sangat membantu penyerapan besi-nonhem dengan

merubah bentuk feri menjadi fero.

3) Asam fitat, asam oksalat dan tanin

Ketiga jenis zat tersebut dapat mengikat Fe sehingga menghambat

penyerapannya. Namun pengaruh negatif ini dapat dikurangi dengan

mengkonsumsi vitamin C.

4) Tingkat keasaman lambung

Keasaman lambung dapat meningkatkan daya larut besi.

5) Kebutuhan tubuh

Jika tubuh kekurangan Fe atau kebutuhan meningkat maka penyerapannya juga

akan meningkat. Maka ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi zat besi sebanyak

60-100mg/hari (Nestle).

2.3.4 Konsumsi Tablet Fe

Pada trimester II dan III, faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya

anemia kehamilan adalah konsumsi tablet zat besi dan kadar hemoglobin pada

trimester sebelumnya. Konsumsi tablet besi sangat berpengaruh terhadap kejadian

anemia khususnya pada trimester II, trimester III dan masa nifas. Hal ini

disebabkan kebutuhan zat besi pada masa ini lebih besar dibanding trimester I dan

memungkinkan pentingnya tablet besi untuk mencegah terjadinya anemia pada

kehamilan dan nifas (Notobroto, 2003).

2.3.5 Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Fe

Kepatuhan berasal dari kata dasar patuh yang berati taat. Kepatuhan adalah

tingkat pasien melakukan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter

atau oleh orang lain (Arisman, 2004 ). Ketidakpatuhan ibu hamil meminum tablet

zat besi dapat mencerminkan seberapa besar peluang untuk terkena anemia.

Pemberian informasi tentang anemia akan menambah pengetahuan mereka

tentang anemia karena pengetahuan memegang peranan yang sangat penting

sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi (Arisman, 2004).

18

Page 19: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2.3.6 Kebutuhan Zat Besi Selama Hamil

Kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan yang meningkat, ditujukan

untuk memasok kebutuhan janin dalam pertumbuhan (pertumbuhan janin

memerlukan banyak sekali zat besi), pertumbuhan plasenta, dan peningkatan

volume darah ibu, jumlahnya enzim 1000 mg selama hamil. Kebutuhan zat besi

selama trimester I relatif sedikit, yaitu 0,8 mg sehari, yang kemudian meningkat

tajam selama trimester II dan III, yaitu sekitar 6,3 mg sehari. Untuk memenuhi

kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari cadangan zat besi serta peningkatan

adaptif dalam jumlah presentase zat besi yang terserap melalui saluran cerna.

Namun jika cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan

kandungan dan serapan zat besi dalam dan dari makanan sedikit, maka pemberian

suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil

(Arisman, 2004).

Pemberian zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu

tablet sehari selama minimal 90 hari. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat

besi 60 mg dan asam folat 500 mg) (Salmah,et al, 2006).

2.3.7 Efek Samping Terapi Tablet Fe Pada Ibu Hamil

Konsumsi suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram

lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun derajat

mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah elemen zat

besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek

samping yang tidak dapat diterima pada ibu hamil sehingga terjadi ketidakpatuhan

dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi dengan dosis rendah lebih cenderung

diminum daripada dosis tinggi. Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai

(Soejordan, 2003).

19

Page 20: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Anemia pada ibu hamil

Asupan nutrisi

Sikap

Tenaga kesehatan

Perilaku Pengetahuan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori

Pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan sebagainya akan

melatarbelakangi / mempengaruhi tindakan / perilaku seseorang. Perilaku

mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap derajat kesehatan mayarakat.

Sikap merupakan reaksi atau respons terhadap seseorang yang masih tertutup

terhadap suatu stimulus atau obyek. Apabila penerimaan perilaku baru atau

adopsi perilaku melalui proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan

sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting).

Pengetahuan adalah dasar bagi terjadinya perubahan perilaku, termasuk

perilaku kesehatan. Sikap seseorang sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

dan pengetahuan seseorang. Sebaliknya, sikap mempengaruhi timbulnya suatu

perubahan perilaku, termasuk perilaku kesehatan. Demikian pula tenaga kesehatan

dan asupan nutrisi turut berperan serta dalam mempengaruhi angka kejadian

anemia pada ibu hamil.

Maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, perilaku, asupan

nutrisi dan tenaga kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap status

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskemas Sugih Mukti Kabupaten

Bandung. Berdasarkan teori tersebut di atas maka peneliti mengadopsinya dalam

membuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut.

20

Page 21: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

3.2.1 Nama ibu dan suami

Adalah panggilan yang digunakan responden dalam bermasyarakat.

3.2.2 Usia Ibu dan Suami

Adalah ulang tahun terakhir ibu/suami pada bulan dan tahun

dilaksanakannya penelitian, dalam hal ini responden dikelompokkan berdasarkan

patokan usia ibu paling muda dan paling tua, yaitu:

a. 15-19 tahun

b. 20-35 tahun

c. 36-45 tahun

3.2.3 Pendidikan Ibu dan Suami

Adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah diikuti ibu/suami.

a. tidak sekolah

b. SD

c. SMP

d.SMA

e. S1

3.2.4. Pekerjaan Ibu dan Suami

Adalah pekerjaan utama yang dilakukan ibu/suami sehari-hari untuk

mendapatkan penghasilan. Dalam hal ini responden dikelompokan berdasarkan:

a. Tidak bekerja (IRT)

b. Petani

c. Buruh

d. Wiraswasta

e. Pegawai negeri

f. Pegawai swasta

21

Page 22: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

3.2.5 Penghasilan Per Kapita

Adalah penghasilan per kapita keluarga per bulan. Dalam penelitian ini

diambil patokan Rp 600.000,-/bulan yaitu standar kecukupan masyarakat

Kabupaten Cirebon dalam memenuhi kebutuhan pokoknya per kapita per bulan:

a) 100 ribu-300 ribu : sangat rendah

b) 300 ribu-500 ribu : rendah

c) 500 ribu-1 juta : menengah

d) 1 juta : tinggi

3.2.6 Pengetahuan

Adalah pengetahuan responden yang tinggal di wilayah kerja puskesmas

Sugih Mukti yang dinilai melalui penilaian jawaban responden atas pertanyaan-

pertanyaan kategori pengetahuan dalam kuesioner.

● Cara ukur : survei

● Alat ukur : kuesioner

● Skala : nominal

3.2.7 Sikap

Adalah sikap responden yang tinggal di wilayah kerja puskesmas Sugih

Mukti, yang dinilai melalui penilaian jawaban responden atas pertanyaan-

pertanyaan kategori sikap dalam kuesioner.

● Cara ukur : survei

● Alat ukur : kuesioner

● Skala : nominal

3.2.8 Perilaku

Adalah perilaku responden yang wilayah kerja puskesmas Sugih Mukti,

yang dinilai melalui penilaian jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan

kategori perilaku dalam kuesioner.

● Cara ukur : survei

● Alat ukur : kuesioner

● Skala : nominal

22

Page 23: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

3.2.9 Asupan Nutrisi

Adalah asupan nutrisi, yaitu makanan, minuman dan suplemen yang

dikonsumsi ibu hamil selama masa kehamilannya, yang dinilai melalui penilaian

jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori sikap dalam kuesioner.

● Cara ukur : survei

● Alat ukur : kuesioner

● Skala : nominal

3.2.10 Tenaga kesehatan

Adalah peran serta/kegiatan yang telah dilakukan tenaga kesehatan untuk

mengurangi jumlah anemia pada ibu hamil.

● Cara ukur : survei

● Alat ukur : kuesioner

● Skala : nominal

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yaitu rancangan

studi epidemiologi yang mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dalam

masyarakat.

3.4. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross

sectional, yaitu rancangan studi epidemiologi yang mengambil sampel dari satu

populasi di wilayah tertentu pada waktu tertentu dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpul data.

3.5. Instrumen Penelitian

Instrumen pokok penelitian ini, dengan menggunakan kuesioner. Jumlah

pertanyaan dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya

adalah 40 buah yang dibagi menjadi empat kategori yaitu:

23

Page 24: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

1. Pengetahuan, terdiri dari 8 pertanyaan.

2. Sikap, terdiri dari 8 pertanyaan.

3. Perilaku, terdiri dari 8 pertanyaan.

4. Asupan nutrisi, terdiri dari 8 pertanyaan.

5. Tenaga kesehatan, terdiri dari 8 pertanyaan.

3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di puskesmas Sugihmuktti mulai Oktober – Januari

2014 selama berlangsungnya program internship.

3.7. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah ibu hamil yang tinggal di wilayah kerja

Puskesmas Sugihmukti.

Sampel dari penelitian ini yaitu ibu hamil yang mengalami anemia (Hb

<11 g/dl) yang tinggal di wilayah kerja puskesmas Sugihmukti, dengan jumlah

sampel minimal sebanyak 30 orang.

3.8 Kriteria Pemilihan Subjek

Kriteria pemilihan subjek terdiri dari kriteria inklusi dan eksklusi.

Tujuannya adalah agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya.

Kriteria inklusi adalah kriteria yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi

yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria eksklusi adalah ciri-ciri

anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010).

3.8.1 Kriteria Inklusi

Ibu hamil dengan umur kehamilan 1-9 bulan dan tinggal di dalam

wilayah kerja puskesmas Sugihmukti.

Ibu hamil dengan umur kehamilan 1-9 bulan yang sudah pernah

memeriksakan Hb minimal 1 kali pada trimester 1 dan atau 3 dengan

kadar Hb dibawah 11 g/dl.

24

Page 25: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

3.8.2 Kriteria Eksklusi

Ibu hamil yang tinggal di luar wilayah kerja puskesmas Sugihmukti.

Tidak kooperatif.

kadar Hb > 11 g/dl

Belum pernah memeriksakan Hb saat kehamilan.

3.9 Sumber Data

1. Data Primer

Data Primer didapatkan dari hasil wawancara langsung secara terpimpin

yang dilakukan oleh penulis terhadap responden saat responden datang ke

puskesmas untuk memeriksakan kadar Hb. Pertanyaan-pertanyaan

diajukan secara lisan dengan berpedoman pada kuesioner yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain, serta publikasi ilmiah, majalah, jurnal,

dan sebagainya. Pada mini project ini data sekunder didapatkan dari

Library Search (Studi Kepustakaan), yaitu penelitian secara teoritis guna

mendapat teori yang diperlukan sebagai landasan bagi penyusunan mini

project ini.

3.10 Pengolahan Data

1. Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden dinilai melalui

penilaian jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan pengetahuan dalam kuesioner yang berjumlah 8

pertanyaan yang diberi nilai tertentu. Nilai tertinggi dari masing-masing

pertanyaan adalah 10, sedangkan nilai terendah adalah 0. Total nilai adalah

80. Setelah nilai dari tiap soal dijumlahkan maka responden kemudian

dikelompokkan menjadi 3 kategori tingkat pengetahuan, yaitu:

25

Page 26: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 3.1. Kategori Pengetahuan

Kategori Pengetahuan Nilai

Kurang < 30

Cukup 31 – 60

Baik > 60

2. Sikap

Untuk mengetahui tingkat sikap responden dinilai melalui penilaian

jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

sikap dalam kuesioner yang berjumlah 8 pertanyaan yang diberi nilai

tertentu. Nilai tertinggi dari masing-masing pertanyaan adalah 10,

sedangkan nilai terendah adalah 0. Total nilai adalah 80. Setelah nilai dari

tiap-tiap soal dijumlahkan maka responden kemudian dikelompokkan di

dalam 3 kategori, yaitu:

Tabel 3.2. Kategori Sikap

Kategori Sikap Nilai

Kurang < 30

Cukup 31 – 60

Baik > 60

3. Perilaku

Untuk mengetahui tingkat perilaku responden dinilai melalui penilaian

jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan

perilaku dalam kuesioner yang berjumlah 8 pertanyaan yang diberi nilai

tertentu. Nilai tertinggi dari masing-masing pertanyaan adalah 10,

sedangkan nilai terendah adalah 0. Total nilai adalah 80. Setelah nilai dari

tiap-tiap soal dijumlahkan maka responden kemudian dikelompokkan di

dalam 3 kategori, yaitu:

26

Page 27: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 3.3. Kategori Perilaku

Kategori Perilaku Nilai

Kurang < 30

Cukup 31 - 60

Baik > 60

4. Asupan Nutrisi

Untuk mengetahui tingkat asupan nutrisi responden dinilai melalui

penilaian jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang

berhubungan dengan asupan nutrisi dalam kuesioner yang berjumlah 8

pertanyaan yang diberi nilai tertentu. Nilai tertinggi dari masing-masing

pertanyaan adalah 10, sedangkan nilai terendah adalah 0. Total nilai adalah

80. Setelah nilai dari tiap-tiap soal dijumlahkan maka responden kemudian

dikelompokkan di dalam 3 kategori, yaitu:

Tabel 3.4. Kategori Asupan Nutrisi

Kategori Asupan Nutrisi Nilai

Kurang < 30

Cukup 31 - 60

Baik > 60

5. Tenaga Kesehatan

Untuk mengetahui peranan tenaga kesehatan dalam mengurangi angka

anemia pada ibu hamil dinilai melalui penilaian jawaban responden atas

pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan peranan tenaga

kesehatan dalam mengurangi angka anemia pada ibu hamil dalam

kuesioner yang berjumlah 8 pertanyaan yang diberi nilai tertentu. Nilai

tertinggi dari masing-masing pertanyaan adalah 10, sedangkan nilai

terendah adalah 0. Total nilai adalah 80. Setelah nilai dari tiap-tiap soal

dijumlahkan maka responden kemudian dikelompokkan di dalam 3

kategori, yaitu:

27

Page 28: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 3.5. Kategori Perilaku

Kategori Perilaku Nilai

Kurang < 30

Cukup 31 - 60

Baik > 60

3.11 Penyajian Data

Hasil perolehan dan pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel disertai

dengan pembahasannya.

28

Page 29: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lokasi penelitian ini adalah wilayah kerja puskesmas Sugihmukti yang

secara administratif terletak di desa Sugihmukti. Secara geografis luas wilayah

kerja puskesmas ini adalah ± 13.851,464 ha .Wilayah kerja puskesmas Sugihmukti

mencakup tiga buah desa yaitu Margamulya, Sugihmukti, dan Tenjolaya terdiri

dari 50 RW dan 214 RT.

Tabel 4.1 Situasi Geografis di Wilayah Kerja Puskesmas Sugihmukti

tahun 2013

No. Desa Jumlah

RW

Jarak

terjauh

ke PKM

Rata-rata waktu

tempuh ke PKM

Kondisi

Keterjang

kauan

1. Margamulya 12 3 km 20 menit Mudah

2. Sugihmukti 18 2 km 15 menit Mudah

3. Tenjolaya 20 2 km 15 menit Mudah

Puskesmas Sugihmukti ini membawahi penduduk yang berjumlah 33.077

jiwa, dengan mata pencaharian sebagian besar adalah petani.

Batas-batas wilayah kerja puskesmas Harjamukti:

o Batas Utara: Kecamatan Pasirjambu

o Batas Selatan : Kabupaten Cianjur

o Batas Barat: Kecamatan Ciwidey

o Batas Timur: Kabupaten Garut

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Identitas Responden

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori identitas dalam kuosioner.

29

Page 30: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.1.1 Umur Ibu

Kelompok umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

15-19 tahun 6 2020-35 tahun 18 53,3336-45 tahun 8 26,67

Total 30 100

Tabel 4.2.1.2 Umur Ayah

Kelompok umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

15-19 tahun 2 6,6720-35 tahun 19 63,3336-45 tahun 9 30

Total 30 100

Tabel 4.2.1.3 Pendidikan Ibu

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)Tidak bersekolah 0 0

SD 15 50SMP 9 30SMA 5 16,67

Sarjana 1 3,33Total 30 100

Tabel 4.2.1.4 Pendidikan Ayah

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)Tidak bersekolah 0 0

SD 15 50SMP 8 26,67SMA 7 23,33

Sarjana 0 0Total 30 100

30

Page 31: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.1.5 Pekerjaan ibu

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)Tidak bekerja 30 100

Petani 0 0Buruh 0 0

Wiraswasta 0 0Pegawai Negeri 0 0Pegawai swasta 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.1.6 Pekerjaan Ayah

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)Tidak bekerja 0 0

Petani 4 13,34Buruh 15 50

Wraswasta 6 20Pegawai Negeri 1 3,33Pegawai swasta 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.1.7 Tingkat Penghasilan

Tingkat Penghasilan Jumlah Persentase (%)100-300 ribu 7 23,3300-500 ribu 13 43,34

500-1 juta 6 20>1 juta 4 13,33Total 30 100

4.2.2 Pengetahuan Responden

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori pengetahuan dalam kuosioner.

Tabel 4.2.2.1 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Definisi Tablet Zat

Besi

Jawaban Jumlah Persentase (%)Tablet tambah darah yang berwarna merah 21 70

Tablet untuk kekebalan tubuh 7 23,33

Tablet penambah nafsu makan 0 0

31

Page 32: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tablet untuk menjaga stamina tubuh 2 6,67

Tablet yang menyebabkan mual dan muntah 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.2.2 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Berapa Kali Periksa

Hb Selama Kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)1 8 26,66

2 12 40

3 5 16,67

4 5 16,67

5 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.2.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kapan Harus

Memeriksakan Hb

Jawaban Jumlah Persentase (%)3 bulan pertama 16 53,34

3 bulan kedua 4 13,33

3 bulan terakhir 0 0

3 bulan pertama dan 3 bulan terakhir 9 30

Setiap bulan 1 3,33

Total 30 100

Tabel 4.2.2.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Gejala Anemia Pada

Ibu Hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Lemah, letih, lesu, lunglai, lelah (5L) 21 70

Mual dan muntah 9 30

Ngidam 0 0

Susah tidur 0 0

Tidak ada gejala yang dirasakan 0 0

32

Page 33: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Total 30 100

Tabel 4.2.2.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Akibat Anemia Pada

Ibu Hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Kematian janin 18 60

Berat badan bayi sesuai (normal) 2 6,67

Usia kehamilan cukup bulan 3 10

Melahirkan secara normal 3 10

Tidak bisa punya anak lagi 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.2.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Cara Mencegah

Terjadinya Anemia

Jawaban Jumlah Persentase (%)Memeriksakan tekanan darah secara rutin 4 13,33

Mengonsumsi tablet Fe dan makan makanan

mengandung zat besi

23 76,67

Melakukan vaksinasi TT selama kehamilan 0 0

Banyak olahraga 0 0

Sering minum kopi dan the 3 10

Total 30 100

Tabel 4.2.2.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Dosis Tablet Zat Besi

Yg Dibutuhkan Supaya Terhindar Dari Anemia

Jawaban Jumlah Persentase (%)1 tablet sehari berturut-turut selama

minimal 90 hari

28 93,33

2 tablet sehari 2 6,67

3 tablet sehari 0 0

4 tablet sehari 0 0

Jika ingat 0 0

33

Page 34: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Total 30 100

Tabel 4.2.2.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Waktu Pemberian

Tablet Zat Besi

Jawaban Jumlah Persentase (%)Trimester I 5 16,67

Trimester II 11 36,66

Trimester III 9 30

Trimester IV 5 16,67

Jika tidak mengalami gejala anemia

tidak perlu tablet zat besi

0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.2.9 Distribusi Pengetahuan Responden

Jawaban Jumlah Persentase (%)Baik 12 40

Cukup 8 26,67

Kurang 10 33,33

Total 30 100

Setelah dilakukan perhitungan jumlah nilai masing-masing responden,

didapatkan lebih banyak responden yang termasuk dalam kategori pengetahuan

baik yaitu sebanyak 12 responden (40%), 10 responden (33,33%) dengan

pengetahuan yang kurang, dan yang termasuk dalam kategori pengetahuan cukup

sebanyak 8 responden (26,67%).

Sebagian besar dari ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sugihmukti

kabupaten Bandung mempunyai pengetahuan yang baik mengenai faktor faktor

yang mempengaruhi status anemia pada ibu hamil.

4.2.3 Sikap Responden

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori sikap dalam kuosioner.

34

Page 35: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.3.1 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Setiap ibu hamil

harus mengkonsumsi tablet zat besi pada masa kehamilan.

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 30 100

Tidak setuju 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.3.2 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Konsumsi tablet zat

besi dapat memperbaiki pembentukan Hb dalam tubuh dalam waktu relatif

cepat

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 30 100

Tidak setuju 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.3.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ibu hamil sebaiknya

minum tablet zat besi dengan dosis 1 tablet setiap hari

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 30 100

Tidak setuju 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.3.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Efek samping yang

dirasakan ibu hamil pada saat mengkonsumsi tablet besi dapat diatasi

dengan menghentikan mengkonsumsi tablet tersebut untuk selanjutnya

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 8 26,67

Tidak setuju 22 73,33

Total 30 100

35

Page 36: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.3.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ibu hamil dianjurkan

untuk meminum tablet zat besi bersamaan dengan kopi/teh untuk

mengurangi mual akibat efek samping yang ditimbulkan tablet tersebut

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 7 23,3

Tidak setuju 23 76,7

Total 30 100

Tabel 4.2.3.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kebutuhan zat besi

pada wanita hamil lebih sedikit dibandingkan dengan wanita yang tidak

hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 8 26,67

Tidak setuju 22 73,33

Total 30 100

Tabel 4.2.3.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Ibu hamil yang

mengkonsumsi tablet besi secara teratur sangat besar efeknya bagi

pertumbuhan janinnya

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 27 90

Tidak setuju 3 10

Total 30 100

Tabel 4.2.3.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sayur-sayuran dan

buah-buahan dapat menggantikan tablet zat besi

Jawaban Jumlah Persentase (%)Setuju 27 90

Tidak setuju 3 10

Total 30 100

Tabel 4.2.3.9 Distribusi sikap responden

36

Page 37: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Jawaban Jumlah Persentase (%)Baik 21 70

Cukup 9 30

Kurang 0 10

Total 30 100

Setelah dilakukan perhitungan jumlah nilai masing-masing responden,

didapatkan lebih banyak responden yang termasuk dalam kategori sikap baik yaitu

sebanyak 21 responden (70%), 9 responden (30%) dengan sikap yang cukup, dan

tidak ada responden yang termasuk dalam kategori sikap kurang (0 responden

(0%)).

Sebagian besar dari ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sugihmukti

kabupaten Bandung mempunyai sikap yang baik mengenai faktor faktor yang

mempengaruhi status anemia pada ibu hamil.

4.2.4 Perilaku Responden

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori perilaku dalam kuosioner.

Tabel 4.2.4.1 Distribusi Jawaban Responden Mengenai periksa kandungan

sesuai jadwal

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 25 83,33

Tidak 5 17,67

Total 30 100

Tabel 4.2.4.2 Distribusi Jawaban Responden Mengenai pernah

memeriksakan Hb selama kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 19 63,33

Tidak 11 36,67

37

Page 38: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Total 30 100

Tabel 4.2.4.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai memeriksa Hb 2x

saat hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 9 30

Tidak 21 70

Total 30 100

Tabel 4.2.4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi suplemen

zat besi secara rutin

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 24 80

Tidak 6 20

Total 30 100

Tabel 4.2.4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai tidur siang minimal 1

jam dan tidur malam minimal 8 jam selama kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 26 86,67

Tidak 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai penghentian

konsumsi teh dan kopi selama mengkonsumsi tablet zat besi

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 24 80

Tidak 6 20

Total 30 100

38

Page 39: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai bekerja terlalu keras

saat hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 0 0

Tidak 30 100

Total 30 100

Tabel 4.2.4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai pernah konsultasi

mengenai kehamilan pada tenaga kesehatan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 28 93,33

Tidak 2 6,67

Total 30 100

Tabel 4.2.4.9 Distribusi Perilaku Responden

Jawaban Jumlah Persentase (%)Baik 11 36,67

Cukup 17 56,66

Kurang 2 6,67

Total 30 100

Setelah dilakukan perhitungan jumlah nilai masing-masing responden,

didapatkan lebih banyak responden yang termasuk dalam kategori perilaku cukup

yaitu sebanyak 17 responden (56,66%), 11 responden (36,67%) dengan perilaku

yang baik, dan yang termasuk dalam kategori perilaku kurang sebanyak 2

responden (6,67%).

Sebagian besar dari ibu hamil di wilayah kerja puskesemas Sugihmukti

kabupaten Bandung mempunyai perilaku yang cukup mengenai faktor faktor yang

mempengaruhi status anemia pada ibu hamil.

4.2.5 Asupan Nutrisi Responden

39

Page 40: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori Asupan Nutrisi dalam kuosioner.

Tabel 4.2.5.1 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi lauk pauk

yang mengandung zat besi seperti hati, daging, ikan minimal 3x dalam

seminggu

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 30 100

Tidak 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.5.2 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi sayur yang

mengandung zat besi seperti kangkung, bayam, daun singkong, daun pepaya

minimal sehari sekali

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 28 93,3

Tidak 2 6,67

Total 30 100

Tabel 4.2.5.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi khusus

untuk ibu hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 23 76,67

Tidak 7 23,33

Total 30 100

Tabel 4.2.5.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi

teh/kopi/soda/alkohol selama kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 0 0

Tidak 30 100

40

Page 41: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Total 30 100

Tabel 4.2.5.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai konsumsi buah-

buahan yang mengandung vitamin seperti jeruk, tomat, pepaya, apel

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 30 100

Tidak 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.5.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai frekuensi makan

teratur (3x sehari) selama kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 25 83,33

Tidak 5 16,67

Total 30 100

Tabel 4.2.5.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai meminum tablet Fe

sebelum tidur dapat mengurangi mual

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 22 73,33

Tidak 8 26,67

Total 30 100

Tabel 4.2.5.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai tidak boleh makan

obat sembarangan tanpa konsultasi ke dokter

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 26 86,67

Tidak 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.5.9 Distribusi asupan nutrisi responden

Jawaban Jumlah Persentase (%)

41

Page 42: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Baik 22 73,33

Cukup 8 26,67

Kurang 0 0

Total 30 100

Setelah dilakukan perhitungan jumlah nilai masing-masing responden,

didapatkan lebih banyak responden yang termasuk dalam kategori asupan nutrisi

baik yaitu sebanyak 22 responden (73,33%), 8 responden (26,67%) dengan

asupan nutrisi yang cukup, dan yang termasuk dalam kategori asupan nutrisi

kurang tidak ada (0 responden (0%)).

Sebagian besar dari ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Ssugihmukti

kabupaten Bandung mempunyai asupan nutrisi yang cukup.

4.2.6 Tenaga kesehatan

Berikut ini disajikan tabel-tabel yang memuat distribusi jawaban

responden atas pertanyaan-pertanyaan kategori tenaga kesehatan dalam kuosioner.

Tabel 4.2.6.1 Distribusi Jawaban Responden Mengenai penjelasan mengenai

anemia atau kurang darah dari tenaga kesehatan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 26 87,67

Tidak 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.6.2 Distribusi Jawaban Responden Mengenai penjelasan dan

diskusi mengenai makanan yang mengandung zat besi selama kehamilan

dari tenaga kesehatan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 24 80

Tidak 6 20

42

Page 43: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Total 30 100

Tabel 4.2.6.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai penjelasan dari

tenaga kesehatan mengenai cara mencegah anemia atau kurang darah

selama masa kehamilan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 26 86,67

Tidak 4 13,33

Total 30 100

Tabel 4.2.6.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai motivasi dari tengaga

kesehatan untuk memeriksakan kehamilan secara rutin

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 27 90

Tidak 3 10

Total 30 100

Tabel 4.2.6.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai deteksi dini anemia

dengan memeriksakan darah (Hb) secara rutin

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 12 40

Tidak 18 60

Total 30 100

Tabel 4.2.6.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai manfaat tenaga

kesehatan di puskesmas dalam menjaga kesehatan ibu hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 30 100

Tidak 0 0

Total 30 100

43

Page 44: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Tabel 4.2.6.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai pengertian dan dapat

melakukan apa yang dijelaskan oleh tenaga kesehatan untuk meningkatkan

dan menjaga kesehatan ibu hamil

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 30 100

Tidak 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.6.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai pemberian buku

Kontrol KIA dan stiker ibu hamil di rumah

Jawaban Jumlah Persentase (%)Ya 30 100

Tidak 0 0

Total 30 100

Tabel 4.2.6.9 Distribusi Tenaga Kesehatan

Jawaban Jumlah Persentase (%)Baik 24 80

Cukup 6 20

Kurang 0 0

Total 30 100

Setelah dilakukan perhitungan jumlah nilai masing-masing responden, didapatkan

lebih banyak responden yang termasuk dalam kategori tenaga kesehatan cukup

yaitu sebanyak 24 responden (80%), 6 responden (20%) baik, dan yang termasuk

dalam kategori tenaga kesehatan kurang tidak ada (0 responden (0%)).

Sebagian besar dari ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sugihmukti

kabupaten Bandung merasakan adanya manfaat tenaga kesehatan yang baik

44

Page 45: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas

Sugihmukti kabupaten Bandung tentang faktor-faktor yang mempengaruhi status

anemia pada ibu hamil, dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebanyak 40% responden menunjukkan pengetahuan yang baik, 33,33%

dengan pengetahuan yang cukup dan 26,67% menunjukkan pengetahuan

yang buruk.

2. Sebanyak 70% responden menunjukkan sikap yang baik, 30% dengan

sikap yang cukup dan 0% menunjukkan sikap yang buruk.

3. Sebanyak 56,66% responden menunjukkan perilaku yang cukup, 36,67%

dengan perilaku yang baik dan 6,67% menunjukkan perilaku yang buruk.

4. Sebanyak 73,33% responden menunjukkan asupan nutrisi yang cukup,

26,67% dengan asupan nutrisi yang baik dan 0% menunjukkan asupan

nutrisi yang buruk.

5. Sebanyak 80% responden mengatakan bahwa tenaga kesehatan

mempunyai pengaruh yang baik, 20% mengakatan cukup dan 0%

mengakatan buruk.

6. Sebanyak 23,33% responden berpenghasilan sangat rendah, Sebanyak

43,34% responden berpenghasilan rendah, Sebanyak 20% responden

berpenghasilan menengah, dan Sebanyak 13,33% responden

berpenghasilan tinggi.

5.2 Saran

Dalam upaya untuk memecahkan masalah dan menurunkan angka status

anemia pada ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Sugihmukti kabupaten

Bandung, maka beberapa saran yang mungkin dapat dijadikan masukan yaitu:

1. Melakukan penyuluhan berkala tentang cara-cara mencegah anemia pada

ibu hamil Penyuluhan yang dilakukan meliputi cara pengolahan,

45

Page 46: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

penjelasan dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh

masyarakat, memberikan penyuluhan dengan menarik, bisa dalam bentuk

ceramah dan tanya jawab / diskusi, peragaan, atau gambar menarik.

2. Penelitian dilakukan dengan waktu yang lebih lama, dana dan tenaga

kerja yang cukup, serta dengan jumlah objek penelitian yang lebih

banyak sehingga hasil penelitian akan lebih signifikan.

46

Page 47: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

DAFTAR PUSTAKA

Arief, Nurhaeni. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan Dan Kelahiran Sehat.

Jogjakarta : AR Group

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka

Aksara

Almatsier S. 2002 . Prinsip DasarIlmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC 2010. Gizi Dalam

Daur Kehidupan. Jakarta. EGC

Endah Puji Astuti. 2011. Jurnal KTI Hubungan Antara Pritas dengan AnemiaPada

Ibu Hamil Trimester I di Puskesmas Bandarharjo Semarang.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika

Istiarti, Tinuk. 2000. Menanti Buah Hati. Jogjakarta : Media persindo

Manuaba, IBG. 2010. Ilmu Kebidanan penyakit Kandungan dan KB untuk

Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta: EGC

Nourita Mega Fratika. 2011. Jurnal KTI Hubungan antara Pengetahuan tentang

Anemia, Pendidikan Ibu , Konsumsi tablet besi dengan kadar Hemoglobinpada

ibu hamil trimester III di RB Bakti Ibu Kota Semarang.

Notoatmodjo. S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta

2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rhineka Cipta

47

Page 48: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Proverawati, Atikah.2011. Anemia dan Anemia kehamilan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Prawirohardjo. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

Riyanto, A . 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha

Medika

Saefudin, A. B. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Kesehatan. Jakarta : JNPKKR POGI dan Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo

Siska Lailita Puspita Sari. 2011. Jurnal KTI faktor yang berpengaruh dengan

tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia di bidan praktek swasta Yohana

Triani Bandarharjo Kota Semarang.

Soebroto,I., 2009. Cara mudah mengatasi problem Anemia. Yogyakarta: Bangkit

Soe, Jordan. 2003. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : EGC

Tarwoto dan Warsidar. 2007. Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta: Trans Info Medika

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan kebidanan, Edisi 4, Volume 1. Jakarta :

EGC

Waryana, 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihma

48

Page 49: PENELITIAN Minpro Sugihmukti

Wawan, A dan Dewi M. 2010. Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Manusia.

Jogjakarta : Nuha Medika

Widyastuti. 2002. Safe Motherhood Pendidikan Kebidanan. Jakarta. EGC

Wiknjosastro. 2007. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo

49