petunjuk teknis -...

17
ISBN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ PETUNJUK TEKNIS DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB) MENDUKUNG SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH 2010

Upload: hoangliem

Post on 06-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

ISBN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

PETUNJUK TEKNIS

DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)MENDUKUNG

SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KALIMANTAN TENGAH2010

Page 2: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

ISBN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _

PETUNJUK TEKNIS

DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)MENDUKUNG

SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH

Penyusun :

SuriansyahSuparman

M. Saleh MokhtarNurmili Yuliani

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

KALIMANTAN TENGAH2010

Page 3: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

i

KATA PENGANTAR

Pendampingan oleh BPTP bertujuan agar teknologi Badan Litbang

Pertanian dapat diterapkan secara optimal dalam SL-PTT, sehingga

pelaksanaan PTT lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian dan sasaran

peningkatan produksi padi nasional.

Demonstrasi plot (Demplot) varietas Unggul Baru (VUB) padi adalah

salah satu bentuk kegiatan pendampingan oleh BPTP, yang bertujuan untuk

memberikan keragaan beberapa varietas unggul baru kepada petani.

Untuk terselenggaranya kegiatan ini dengan baik, maka disusun

petunjuk teknis pelaksanaan demplot padi varietas unggul baru (VUB),dengan

berpedoman pada komponen teknologi PTT di Kalimantan Tengah.

Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan

demonstrasi plot di lapangan, sehingga tujuan dan sasaran demostrasi plot

dapat tercapai secara bedaya guna dan berhasil guna dalam rangka

mempercepat proses adopsi inovasi/alih teknologi pertanian.

Palangkaraya, Maret 2010

Kepala Balai

Dr. Ir. I Gusti Putu Wigena, M.Si

Page 4: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar………………………………………………………………..

Daftar isi………………………………………………………………………..

Daftar Lampiran……………………………………………………………….

Daftar Gambar…………………………………………………………………

I. PENDAHULUAN……………………………………………………….

II. TUJUAN PELAKSANAAN DEMPLOT……………………………….

III. METODOLOGI…………………………………………………………..

1. Waktu dan Tempat………………………………………………….

2. Bahan………………………………………………………………..

3. Ketentuan Pelaksanaan……………………………………………

4. Pelaksanaan…………………………………………………………

1. Padi SawahIrigasi/Pasang Surut/Lebak/Tadah Hujan………

2. Padi Lahan Kering/Padi Gogo…………………………………

IV. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN……….………………………….

LAMPIRAN - LAMPIRAN……………………….……………………………..

i

ii

iii

iv

1

1

2

2

2

3

4

4

8

10

12

Page 5: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Laporan Awal Pelaksanaan Demplot Padi………………………………

2. Laporan Perkembangan Pelaksanaan Demplot Padi…………………..

3. Laporan Akhir Pelaksanaan Demplot Padi………………………………

4. Lay Out Demplot……………………………………………………………

5. Deskripsi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi…………………………….

12

13

14

15

16

Page 6: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

iv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Jarak tanam padi sistem jajar legowo 2 : 1........................................... 6

Page 7: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

1

I. PENDAHULUAN

PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya

meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen

teknologi secara partisipatif bersama petani. Dengan pendekatan ini

diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya

berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bias berkelanjutan.

Penggunaaan padi varietas unggul baru merupakan salah satu

komponen teknologi dasar dalam PTT. Padi vatietas unggul baru telah banyak

dihasilkan oleh badan litbang pertanian, baik padi vatietas unggul baru lahan

pasang surut (INPARA), padi lahan irigasi (INPARI), maupun padi vatietas

unggul baru untuk lahan kering (INPAGO).

Agar komponen maupun paket teknologi tersebut dapat diterapkan

ditingkat petani, maka salah satu upaya dilaksanakan kegiatan demonstrasi

plot (Demplot).

II. TUJUAN PELAKSANAAN DEMPLOT

1. Memperkenalkan beberapa padi varietas unggul baru kepada petani, untuk

memberikan alternatif pemilihan varietas.

2. Memperagakan penerapan komponen teknologi PTT di lapangan.

3. Membimbing petani kearah usaha tani yang lebih ekonomis, serta

mendorong tumbuhnya kepercayaan petani terhadap materi teknologi

yang disampaikan.

Page 8: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

2

III. METODOLOGI

1. Waktu dan TempatDemplot dilaksanakan pada MT 2010 (April-September 2010) dan

MT 2010/2011 (Oktober 2010 - Maret 2011).

Demplot padi dilaksanakan di 9 (Sembilan) Kabupaten, sebagai Berikut :

a. Kabupaten Kapuas : 300 Unit

b. Kabupaten Pulang Pisau : 150 Unit

c. Kabupaten Kotawaringin Timur : 150 Unit

d. Kabupaten Seruyan : 50 Unit

e. Kabupaten Katingan : 50 Unit

f. Kabupaten Gunung Mas : 50 Unit

g. Kabupaten Barito Timur : 50 Unit

h. Kabupaten Barito Selatan : 50 Unit

i. Kabupaten Barito Utara : 150 Unit

Jumlah : 1000 Unit

Penentuan lokasi Kecamatan/BPP oleh Dinas Pertanian Kabupaten

dan penentuan Desa oleh kepala BPP.

2. Bahan

- Luas lahan yang dipakai untuk setiap unit demplot 0,25 ha (2500 m2).

- Varietas yang digunakan adalah Inpari, Inpara dan Inpago.

- Pupuk yang digunakan : Urea, SP-18 dan KCl, dengan dosis sebagai

berikut :

Page 9: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

3

Tabel 1. Dosis Pupuk Urea, SP-18 KCl, Pupuk Organik dan KapurDemplot SL-PTT (kg/ha)

Jenis PupukSawah Pasang

Surut/TadahHujan

Sawah Irigasi Lahan Kering

Urea

SP-18

KCl

Kapur

Pupuk

Organik

- Pabrikan

- Kompos

150

150

75

500

500

1000

200

200

100

500

500

1500

200

200

75

1000

500

2000

3. Ketentuan Pelaksanaan1. Demonstrasi dilaksanakan di lahan LL seluas 0,25 ha dengan

persyaratan :

a. Terletak dalam satu wilayah kelompok.

b. Terletak pada tempat strategis, yaitu dipinggir jalan yang sering

dilalui oleh para petani.

c. Daerah tersebut bukan daerah yang rawan (daerah yang sering

mengalami gangguan alam, serangan hama penyakit, dan

sebagainya).

2. Demonstrasi dilaksanakan oleh petani secara berkelompok yang

dipimpin oleh kontak tani atau petani maju dengan syarat :

a. Petani demonstrator mempunyai tingkat keterampilan dalam usaha

tani sudah cukup baik.

Page 10: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

4

b. Petani demonstrator mau dan mampu menyebarluaskan

pengetahuan dan keterampilannya kepada para petani sekitarnya.

c. Demonstrator bersedia menanam padi varietas unggul baru (VUB)

dengan menerapkan komponen teknologi PTT.

3. Petugas Pembimbing

a. Demonstrasi dibimbing oleh penyuluh di wilayah kerja masing-

masing.

b. Demonstrator selain dibimbing oleh penyuluh, juga dibina oleh

penyuluh dan peneliti BPTP.

4. Pelaksanaan1. Padi Sawah Irigasi/Pasang Surut/Lebak/Tadah Hujan

1. Penyiapan Lahan

Pengolahan tanah dilakukan 2 (dua) kali, dengan tahapan

sebagai berikut:

Pengolahan tanah pertama kali dilakukan dengan bajak singkal

(kedalaman 10 cm – 20 cm). Sebelum pembajakan, tanah

tersebut digenangi air selama 1 (satu) minggu untuk

melunakkan tanah.

Setelah tanah diolah dibiarkan selama 1 (satu) minggu dengan

kondisi tetap tergenang air.

Selanjutnya pengolahan tanah kedua dilakukan, dengan bajak

sampai melumpur, kemudian tanah diratakan sampai siap

tanam.

Kapur dan pupuk organik/pupuk kandang diberikan 2 (dua)

minggu sebelum tanam atau pada saat pengolahan tanah

pertama dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.

2. Penyiapan benih sehat

Benih bermutu kunci utama keberhasilan (berlabel)

Page 11: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

5

Pilah benih dengan menggunakan air garam 3 % atau larutan

ZA dengan perbandingan 1 kg ZA dalam 2.7 ltr air. Benih yang

digunakan hanya benih yang tenggelam. Jika menggunakan air

garam benih perlu dibilas dengan air agar garam tercuci.

Benih yang direndam dengan air garam tadi ditiriskan, kemudian

didiamkan/diperam selama 24 jam sebelum ditebarkan ke

persemaian.

Untuk daerah endemis hama penggerek batang dan wereng

coklat gunakan perlakuan benih (seed treatment) menggunakan

insektisida Fipronil 50 ST sebanyak 30 – 50 gr/60 kg benih.

Perlakuan benih bertujuan untuk mencegah hama pada stadia

awal perkecarnbahan, rnerangsang pertumbuhan akar,

memperkecil risiko kehilangan hasil, memelihara dan

memperbaiki kualitas benih.

3. Persemaian

Pilihlah lokasi persemaian dekat dengan lahan pertanaman.

Luas persemaian kira-kira 4% dari luas pertanaman (4% dari

0,25 ha = 100 m2).

Olahlah/bajaklah tanah sampai melumpur dengan baik.

Buatlah bedengan persemaian dengan tinggi 5 cm - 10 cm,

lebar 1,0-1,2 m dan panjangnya sesuai petakan atau antara

10 m - 20 m.

Buatlah selokan antar bedengan 25 cm - 30 cm.

Bibit di pupuk urea dengan dosis 20-40 g/m2. Pemberian sekam

atau pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2 untuk memudahkan

pencabutan bibit, terutama bila penggunaan bibit muda.

Persemaian seharusnya terletak di tempat yang aman dari

serangan tikus dan pasang pagar plastik dan bubu perangkap,

Page 12: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

6

mudah terkontrol dan jauh dari sumber cahaya di malam hari

agar terhindar dari serangan hama

4. Penanaman

Gunakan bibit muda yang berumur 7-14 hari setelah tebar, dan

tanamlah 2 (dua) bibit per rumpun.

Tanam dengan cara jajar legowo 2:1 (20 cm x 10 cm) yaitu cara

tanam berselang-seling 2 (dua) baris dan 1 (satu) baris kosong;

Untuk memudahkan gunakan caplok dengan ukuran mata 20

cm, tariklah caplok tersebut arah memanjang dan melintang

sehingga terbentuk petakan kecil bujur sangkar (20 cm x 20 cm)

Gambar 1. Jarak tanam padi sistem jajar legowo 2:1

20 cm

Җ Җ 40cm Җ Җ

10 cmҖ Җ Җ Җ Җ ҖҖ Җ

Җ Җ Җ Җ

Җ Җ Җ Җ Җ Җ ҖҖ Җ Җ

Җ Җ Җ Җ

Җ Җ Җ Җ

Җ Җ Җ Җ

Page 13: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

7

5. Pemupukan

Dosis pupuk yang digunakan pada kegiatan ini adalah Urea,

SP-18 dan KCl.

Pupuk urea diberikan 3 (tiga) kali masing-masing pada saat

tanam, tanaman berumur 42 hari setelah tanam (HST), dan 11

minggu setelah tanam (MST), masing-masing 50%, 25%, dan 25%

dosis.

Pupuk SP-36 dan KCl diaplikasikan sebagai puipuk dasar,

yakni diberikan pada saat tanam atau paling lambat 7 (tujuh) hari

setelah tanam (HST).

6. Pengendalian Gulma

a. Secara manual

Penyiangan secara manual paling baik dilakukan pada

fase sebelum gulma berkembang biak.

b. Secara mekanis

Penggunaan landak dalam pengendalian gulma akan

memberikan hasil yang baik, bila diikuti dengan cara manual

(dengan tangan). Penyiangan dengan landak dilakukan pada

umur tanaman 10 – 15 HST, dan diulangi secara berkala 10 –

25 hari kemudian.

c. Secara kimia

Gunakan herbisida Ally76 atau herbisida lainnya yang

disesuaikan dengan jenis gulma yang ada.

Page 14: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

8

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

a. Pengamatan secara periodik, terutama dalam upaya

pengendalian dini hama, wereng coklat, penggerek batang dan

penyakit tungro.

b. Pengendalian tikus harus sudah dilakukan sebelum tanaman

memasuki fase primordia.

c. Penggunaan insektisida merupakan alternatif terakhir.

8. Panen dan Pasca Panen

Jika panen dan pasca panen dilakukan dengan cara yang tidak

tepat dapat menurunkan hasil sekitar 20% dan menurunkan

kualitas benih.

Panen biasanya jatuh pada saat 30 – 35 hari setelah padi

berbunga, dan jika 95% malai menguning segera panen.

Gunakan sabit bergerigi pada saat panen. Potong bagian tengah

atau atas rumpun jika perontokan menggunakan power thresher.

Potong bagian bawah jika menggunakan pedal thresher

Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang atau

berserakan. Kemudian dijemur dengan lantai jemur

Jika produksi untuk konsumsi, gabah disimpan dengan kadar air

14% , jika untuk benih kurang dari 13%.

2. Padi Lahan Kering / Padi Gogo1. Persiapan Lahan

Lahan yang baru ditanami padi gogo atau pada lahan yang

banyak ditemui ulat grayak (lalat bibit), pada saat tanam

diberikan insektisida Furadan sebanyak 10 kg/ha pada lubang

tanam/larikan.

Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna dengan dibajak 2

kali kemudian diratakan setelah pembajakan kedua. Pada saat

Page 15: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

9

membajak yang kedua kali tanah diberikan pupuk kandang 1 – 2

ton/ha dan kapur 500 kg/ha.

Apabila tanah tanpa olah tanah (TOT) disemprot dengan

herbisida sistemik seperti Roundup dengan dosis 4 lt/ha atau

Polaris dengan dosis 6 lt/ha. Kapur dan pupuk kandang

diberikan pada larikan atau lubang tanam.

2. PenanamanPenanaman dilakukan dengan tugal, dibuat lubang sedalam

3-5 cm, jarak tanam 30 cm x 15 cm, yaitu 30 cm antar baris dan 15

cm dalam barisan, benih padi ditanam sebanyak 5-7 butir/lubang.

Penanaman dilakukan pada akhir bulan Oktober sampai

awal November atau disesuaikan dengan curah hujan. Waktu

tanam jangan sampai lewat dari bulan Desember karena curah

hujannya tinggi dan akan memudahkan serangan hama dan

penyakit. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam.

3. PemupukanPemberian pupuk Urea dilakukan 2 kali yaitu umur 1 minggu

setelah tanam dan pada umur 5 setelah tanam, masing-masing

dosis Urea diberikan 50% dan 50%. Sedangkan pupuk SP-18 dan

KCl di berikan sebagai pupuk dasar.

Cara pemupukan dengan larikan/ditugal disamping barisan

tanaman dengan jarak 3-5 cm, kemudian ditutup dengan tanah.

Dosis pupuk yang diberikan berdasarkan status hara/ketersediaan

hara tanah dengan menggunakan PUTK.

4. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada umur ± 3 minggu setelah

tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 7 minggu

setelah tanam atau disesuaikan dengan kondisi gulma yang

tumbuh pada tanaman.

Page 16: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

10

Pengendalian gulma dilakukan dengan dengan cara manual

maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif

seperti DMA-6 dan panadrin dengan dosis 0,7-1 lt/ha.

5. Pengendalian Hama dan Penyakit Pemantauan hama dan penyakit dilakukan secara periodik agar

pengendalian dapat dilakukan secara dini.

Penggunaan pestisida dilakukan hanya apabila serangan hama

dan penyakit di atas ambang ekonomi.

6. Panen dan Pasca Panen1. Panen

Panen dilakukan apabila :

Umur tanaman telah sesuai dengan deskripsi umur varietas

Apabila bulir padi 90% sudah menguning.

Bulir gabah terasa keras bila ditekan dan apabila dikupas isi

bulir berwarna putih.

Panen dengan menggunakan sabit/arit.

2. Pasca Panen Setelah panen segera dilakukan perontokan dengan

menggunakan alas yang lebar disekitar alat perontok.

Gabah disimpan ditempat yang kering dengan kadar air 14%

dan bebas dari hama dan penyakit.

IV. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN

Untuk mengetahui pelaksanaan dan perkembangan dari awal hingga

akhir kegiatan demplot ini dan sebagai bahan pertanggungjawaban perlu

dilakukan pelaporan sehingga semua pihak yang berkepentingan dapat

memantau realisasi kegiatan dengan mudah, cepat dan tepat. Ditingkat

WKPP laporan pelaksanaan oleh penyuluh pendamping lapangan kepada

Page 17: PETUNJUK TEKNIS - kalteng.litbang.pertanian.go.idkalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/images/data/juknis_slptt.pdf · maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif seperti

11

kepala/pengelola BPP, kemudian dikumpulkan oleh BPP dan disampaikan ke

BPTP dan tembusan ke Dinas Pertanian Kabupaten.

Secara sistematis pelaporan dapat digambarkan sebagai berikut :

Laporan Pelaksanaan meliputi :

1. Laporan awal pelaksanaan, seperti tercantum pada lampiran 1.

2. Laporan perkembangan pelaksanaan demplot, seperti tercantum pada

lampiran 2.

3. Laporan akhir pelaksanaan demplot, seperti tercantum pada lampiran 3.

WKPPolehPenyuluh

WKBPPolehPengelolaBPP

- BPTP Prov.Kalteng

- Dinas PertanianKabupaten