petunjuk teknis -...
TRANSCRIPT
ISBN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
PETUNJUK TEKNIS
DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)MENDUKUNG
SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KALIMANTAN TENGAH2010
ISBN_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
PETUNJUK TEKNIS
DEMONSTRASI PLOT PADI VARIETAS UNGGUL BARU (VUB)MENDUKUNG
SL-PTT PADI DI KALIMANTAN TENGAH
Penyusun :
SuriansyahSuparman
M. Saleh MokhtarNurmili Yuliani
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANBALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN
KALIMANTAN TENGAH2010
i
KATA PENGANTAR
Pendampingan oleh BPTP bertujuan agar teknologi Badan Litbang
Pertanian dapat diterapkan secara optimal dalam SL-PTT, sehingga
pelaksanaan PTT lebih berkualitas dalam mendukung pencapaian dan sasaran
peningkatan produksi padi nasional.
Demonstrasi plot (Demplot) varietas Unggul Baru (VUB) padi adalah
salah satu bentuk kegiatan pendampingan oleh BPTP, yang bertujuan untuk
memberikan keragaan beberapa varietas unggul baru kepada petani.
Untuk terselenggaranya kegiatan ini dengan baik, maka disusun
petunjuk teknis pelaksanaan demplot padi varietas unggul baru (VUB),dengan
berpedoman pada komponen teknologi PTT di Kalimantan Tengah.
Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
demonstrasi plot di lapangan, sehingga tujuan dan sasaran demostrasi plot
dapat tercapai secara bedaya guna dan berhasil guna dalam rangka
mempercepat proses adopsi inovasi/alih teknologi pertanian.
Palangkaraya, Maret 2010
Kepala Balai
Dr. Ir. I Gusti Putu Wigena, M.Si
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar………………………………………………………………..
Daftar isi………………………………………………………………………..
Daftar Lampiran……………………………………………………………….
Daftar Gambar…………………………………………………………………
I. PENDAHULUAN……………………………………………………….
II. TUJUAN PELAKSANAAN DEMPLOT……………………………….
III. METODOLOGI…………………………………………………………..
1. Waktu dan Tempat………………………………………………….
2. Bahan………………………………………………………………..
3. Ketentuan Pelaksanaan……………………………………………
4. Pelaksanaan…………………………………………………………
1. Padi SawahIrigasi/Pasang Surut/Lebak/Tadah Hujan………
2. Padi Lahan Kering/Padi Gogo…………………………………
IV. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN……….………………………….
LAMPIRAN - LAMPIRAN……………………….……………………………..
i
ii
iii
iv
1
1
2
2
2
3
4
4
8
10
12
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Laporan Awal Pelaksanaan Demplot Padi………………………………
2. Laporan Perkembangan Pelaksanaan Demplot Padi…………………..
3. Laporan Akhir Pelaksanaan Demplot Padi………………………………
4. Lay Out Demplot……………………………………………………………
5. Deskripsi Varietas Unggul Baru (VUB) Padi…………………………….
12
13
14
15
16
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Jarak tanam padi sistem jajar legowo 2 : 1........................................... 6
1
I. PENDAHULUAN
PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya
meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen
teknologi secara partisipatif bersama petani. Dengan pendekatan ini
diharapkan selain produksi padi naik, biaya produksi optimal, produknya
berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bias berkelanjutan.
Penggunaaan padi varietas unggul baru merupakan salah satu
komponen teknologi dasar dalam PTT. Padi vatietas unggul baru telah banyak
dihasilkan oleh badan litbang pertanian, baik padi vatietas unggul baru lahan
pasang surut (INPARA), padi lahan irigasi (INPARI), maupun padi vatietas
unggul baru untuk lahan kering (INPAGO).
Agar komponen maupun paket teknologi tersebut dapat diterapkan
ditingkat petani, maka salah satu upaya dilaksanakan kegiatan demonstrasi
plot (Demplot).
II. TUJUAN PELAKSANAAN DEMPLOT
1. Memperkenalkan beberapa padi varietas unggul baru kepada petani, untuk
memberikan alternatif pemilihan varietas.
2. Memperagakan penerapan komponen teknologi PTT di lapangan.
3. Membimbing petani kearah usaha tani yang lebih ekonomis, serta
mendorong tumbuhnya kepercayaan petani terhadap materi teknologi
yang disampaikan.
2
III. METODOLOGI
1. Waktu dan TempatDemplot dilaksanakan pada MT 2010 (April-September 2010) dan
MT 2010/2011 (Oktober 2010 - Maret 2011).
Demplot padi dilaksanakan di 9 (Sembilan) Kabupaten, sebagai Berikut :
a. Kabupaten Kapuas : 300 Unit
b. Kabupaten Pulang Pisau : 150 Unit
c. Kabupaten Kotawaringin Timur : 150 Unit
d. Kabupaten Seruyan : 50 Unit
e. Kabupaten Katingan : 50 Unit
f. Kabupaten Gunung Mas : 50 Unit
g. Kabupaten Barito Timur : 50 Unit
h. Kabupaten Barito Selatan : 50 Unit
i. Kabupaten Barito Utara : 150 Unit
Jumlah : 1000 Unit
Penentuan lokasi Kecamatan/BPP oleh Dinas Pertanian Kabupaten
dan penentuan Desa oleh kepala BPP.
2. Bahan
- Luas lahan yang dipakai untuk setiap unit demplot 0,25 ha (2500 m2).
- Varietas yang digunakan adalah Inpari, Inpara dan Inpago.
- Pupuk yang digunakan : Urea, SP-18 dan KCl, dengan dosis sebagai
berikut :
3
Tabel 1. Dosis Pupuk Urea, SP-18 KCl, Pupuk Organik dan KapurDemplot SL-PTT (kg/ha)
Jenis PupukSawah Pasang
Surut/TadahHujan
Sawah Irigasi Lahan Kering
Urea
SP-18
KCl
Kapur
Pupuk
Organik
- Pabrikan
- Kompos
150
150
75
500
500
1000
200
200
100
500
500
1500
200
200
75
1000
500
2000
3. Ketentuan Pelaksanaan1. Demonstrasi dilaksanakan di lahan LL seluas 0,25 ha dengan
persyaratan :
a. Terletak dalam satu wilayah kelompok.
b. Terletak pada tempat strategis, yaitu dipinggir jalan yang sering
dilalui oleh para petani.
c. Daerah tersebut bukan daerah yang rawan (daerah yang sering
mengalami gangguan alam, serangan hama penyakit, dan
sebagainya).
2. Demonstrasi dilaksanakan oleh petani secara berkelompok yang
dipimpin oleh kontak tani atau petani maju dengan syarat :
a. Petani demonstrator mempunyai tingkat keterampilan dalam usaha
tani sudah cukup baik.
4
b. Petani demonstrator mau dan mampu menyebarluaskan
pengetahuan dan keterampilannya kepada para petani sekitarnya.
c. Demonstrator bersedia menanam padi varietas unggul baru (VUB)
dengan menerapkan komponen teknologi PTT.
3. Petugas Pembimbing
a. Demonstrasi dibimbing oleh penyuluh di wilayah kerja masing-
masing.
b. Demonstrator selain dibimbing oleh penyuluh, juga dibina oleh
penyuluh dan peneliti BPTP.
4. Pelaksanaan1. Padi Sawah Irigasi/Pasang Surut/Lebak/Tadah Hujan
1. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan 2 (dua) kali, dengan tahapan
sebagai berikut:
Pengolahan tanah pertama kali dilakukan dengan bajak singkal
(kedalaman 10 cm – 20 cm). Sebelum pembajakan, tanah
tersebut digenangi air selama 1 (satu) minggu untuk
melunakkan tanah.
Setelah tanah diolah dibiarkan selama 1 (satu) minggu dengan
kondisi tetap tergenang air.
Selanjutnya pengolahan tanah kedua dilakukan, dengan bajak
sampai melumpur, kemudian tanah diratakan sampai siap
tanam.
Kapur dan pupuk organik/pupuk kandang diberikan 2 (dua)
minggu sebelum tanam atau pada saat pengolahan tanah
pertama dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
2. Penyiapan benih sehat
Benih bermutu kunci utama keberhasilan (berlabel)
5
Pilah benih dengan menggunakan air garam 3 % atau larutan
ZA dengan perbandingan 1 kg ZA dalam 2.7 ltr air. Benih yang
digunakan hanya benih yang tenggelam. Jika menggunakan air
garam benih perlu dibilas dengan air agar garam tercuci.
Benih yang direndam dengan air garam tadi ditiriskan, kemudian
didiamkan/diperam selama 24 jam sebelum ditebarkan ke
persemaian.
Untuk daerah endemis hama penggerek batang dan wereng
coklat gunakan perlakuan benih (seed treatment) menggunakan
insektisida Fipronil 50 ST sebanyak 30 – 50 gr/60 kg benih.
Perlakuan benih bertujuan untuk mencegah hama pada stadia
awal perkecarnbahan, rnerangsang pertumbuhan akar,
memperkecil risiko kehilangan hasil, memelihara dan
memperbaiki kualitas benih.
3. Persemaian
Pilihlah lokasi persemaian dekat dengan lahan pertanaman.
Luas persemaian kira-kira 4% dari luas pertanaman (4% dari
0,25 ha = 100 m2).
Olahlah/bajaklah tanah sampai melumpur dengan baik.
Buatlah bedengan persemaian dengan tinggi 5 cm - 10 cm,
lebar 1,0-1,2 m dan panjangnya sesuai petakan atau antara
10 m - 20 m.
Buatlah selokan antar bedengan 25 cm - 30 cm.
Bibit di pupuk urea dengan dosis 20-40 g/m2. Pemberian sekam
atau pupuk kandang sebanyak 2 kg/m2 untuk memudahkan
pencabutan bibit, terutama bila penggunaan bibit muda.
Persemaian seharusnya terletak di tempat yang aman dari
serangan tikus dan pasang pagar plastik dan bubu perangkap,
6
mudah terkontrol dan jauh dari sumber cahaya di malam hari
agar terhindar dari serangan hama
4. Penanaman
Gunakan bibit muda yang berumur 7-14 hari setelah tebar, dan
tanamlah 2 (dua) bibit per rumpun.
Tanam dengan cara jajar legowo 2:1 (20 cm x 10 cm) yaitu cara
tanam berselang-seling 2 (dua) baris dan 1 (satu) baris kosong;
Untuk memudahkan gunakan caplok dengan ukuran mata 20
cm, tariklah caplok tersebut arah memanjang dan melintang
sehingga terbentuk petakan kecil bujur sangkar (20 cm x 20 cm)
Gambar 1. Jarak tanam padi sistem jajar legowo 2:1
20 cm
Җ Җ 40cm Җ Җ
10 cmҖ Җ Җ Җ Җ ҖҖ Җ
Җ Җ Җ Җ
Җ Җ Җ Җ Җ Җ ҖҖ Җ Җ
Җ Җ Җ Җ
Җ Җ Җ Җ
Җ Җ Җ Җ
7
5. Pemupukan
Dosis pupuk yang digunakan pada kegiatan ini adalah Urea,
SP-18 dan KCl.
Pupuk urea diberikan 3 (tiga) kali masing-masing pada saat
tanam, tanaman berumur 42 hari setelah tanam (HST), dan 11
minggu setelah tanam (MST), masing-masing 50%, 25%, dan 25%
dosis.
Pupuk SP-36 dan KCl diaplikasikan sebagai puipuk dasar,
yakni diberikan pada saat tanam atau paling lambat 7 (tujuh) hari
setelah tanam (HST).
6. Pengendalian Gulma
a. Secara manual
Penyiangan secara manual paling baik dilakukan pada
fase sebelum gulma berkembang biak.
b. Secara mekanis
Penggunaan landak dalam pengendalian gulma akan
memberikan hasil yang baik, bila diikuti dengan cara manual
(dengan tangan). Penyiangan dengan landak dilakukan pada
umur tanaman 10 – 15 HST, dan diulangi secara berkala 10 –
25 hari kemudian.
c. Secara kimia
Gunakan herbisida Ally76 atau herbisida lainnya yang
disesuaikan dengan jenis gulma yang ada.
8
7. Pengendalian Hama dan Penyakit
a. Pengamatan secara periodik, terutama dalam upaya
pengendalian dini hama, wereng coklat, penggerek batang dan
penyakit tungro.
b. Pengendalian tikus harus sudah dilakukan sebelum tanaman
memasuki fase primordia.
c. Penggunaan insektisida merupakan alternatif terakhir.
8. Panen dan Pasca Panen
Jika panen dan pasca panen dilakukan dengan cara yang tidak
tepat dapat menurunkan hasil sekitar 20% dan menurunkan
kualitas benih.
Panen biasanya jatuh pada saat 30 – 35 hari setelah padi
berbunga, dan jika 95% malai menguning segera panen.
Gunakan sabit bergerigi pada saat panen. Potong bagian tengah
atau atas rumpun jika perontokan menggunakan power thresher.
Potong bagian bawah jika menggunakan pedal thresher
Gunakan tirai penutup dan alas agar gabah tidak hilang atau
berserakan. Kemudian dijemur dengan lantai jemur
Jika produksi untuk konsumsi, gabah disimpan dengan kadar air
14% , jika untuk benih kurang dari 13%.
2. Padi Lahan Kering / Padi Gogo1. Persiapan Lahan
Lahan yang baru ditanami padi gogo atau pada lahan yang
banyak ditemui ulat grayak (lalat bibit), pada saat tanam
diberikan insektisida Furadan sebanyak 10 kg/ha pada lubang
tanam/larikan.
Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna dengan dibajak 2
kali kemudian diratakan setelah pembajakan kedua. Pada saat
9
membajak yang kedua kali tanah diberikan pupuk kandang 1 – 2
ton/ha dan kapur 500 kg/ha.
Apabila tanah tanpa olah tanah (TOT) disemprot dengan
herbisida sistemik seperti Roundup dengan dosis 4 lt/ha atau
Polaris dengan dosis 6 lt/ha. Kapur dan pupuk kandang
diberikan pada larikan atau lubang tanam.
2. PenanamanPenanaman dilakukan dengan tugal, dibuat lubang sedalam
3-5 cm, jarak tanam 30 cm x 15 cm, yaitu 30 cm antar baris dan 15
cm dalam barisan, benih padi ditanam sebanyak 5-7 butir/lubang.
Penanaman dilakukan pada akhir bulan Oktober sampai
awal November atau disesuaikan dengan curah hujan. Waktu
tanam jangan sampai lewat dari bulan Desember karena curah
hujannya tinggi dan akan memudahkan serangan hama dan
penyakit. Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam.
3. PemupukanPemberian pupuk Urea dilakukan 2 kali yaitu umur 1 minggu
setelah tanam dan pada umur 5 setelah tanam, masing-masing
dosis Urea diberikan 50% dan 50%. Sedangkan pupuk SP-18 dan
KCl di berikan sebagai pupuk dasar.
Cara pemupukan dengan larikan/ditugal disamping barisan
tanaman dengan jarak 3-5 cm, kemudian ditutup dengan tanah.
Dosis pupuk yang diberikan berdasarkan status hara/ketersediaan
hara tanah dengan menggunakan PUTK.
4. Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada umur ± 3 minggu setelah
tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 7 minggu
setelah tanam atau disesuaikan dengan kondisi gulma yang
tumbuh pada tanaman.
10
Pengendalian gulma dilakukan dengan dengan cara manual
maupun dengan menggunakan herbisida purna tumbuh selektif
seperti DMA-6 dan panadrin dengan dosis 0,7-1 lt/ha.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit Pemantauan hama dan penyakit dilakukan secara periodik agar
pengendalian dapat dilakukan secara dini.
Penggunaan pestisida dilakukan hanya apabila serangan hama
dan penyakit di atas ambang ekonomi.
6. Panen dan Pasca Panen1. Panen
Panen dilakukan apabila :
Umur tanaman telah sesuai dengan deskripsi umur varietas
Apabila bulir padi 90% sudah menguning.
Bulir gabah terasa keras bila ditekan dan apabila dikupas isi
bulir berwarna putih.
Panen dengan menggunakan sabit/arit.
2. Pasca Panen Setelah panen segera dilakukan perontokan dengan
menggunakan alas yang lebar disekitar alat perontok.
Gabah disimpan ditempat yang kering dengan kadar air 14%
dan bebas dari hama dan penyakit.
IV. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
Untuk mengetahui pelaksanaan dan perkembangan dari awal hingga
akhir kegiatan demplot ini dan sebagai bahan pertanggungjawaban perlu
dilakukan pelaporan sehingga semua pihak yang berkepentingan dapat
memantau realisasi kegiatan dengan mudah, cepat dan tepat. Ditingkat
WKPP laporan pelaksanaan oleh penyuluh pendamping lapangan kepada
11
kepala/pengelola BPP, kemudian dikumpulkan oleh BPP dan disampaikan ke
BPTP dan tembusan ke Dinas Pertanian Kabupaten.
Secara sistematis pelaporan dapat digambarkan sebagai berikut :
Laporan Pelaksanaan meliputi :
1. Laporan awal pelaksanaan, seperti tercantum pada lampiran 1.
2. Laporan perkembangan pelaksanaan demplot, seperti tercantum pada
lampiran 2.
3. Laporan akhir pelaksanaan demplot, seperti tercantum pada lampiran 3.
WKPPolehPenyuluh
WKBPPolehPengelolaBPP
- BPTP Prov.Kalteng
- Dinas PertanianKabupaten