petunjuk praktis terapi insulin 2011 launching
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Petunjuk Praktis Terapi Insulin 2011 LaunchingTRANSCRIPT
-
PETUNJUKPRAKTIS
TERAPIINSULINPADAPASIENDIABETESMELITUS
PerkumpulanEndokrinologiIndonesiaPERKENI2011
-
KATA PENGANTAR Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang terapi insulin semakin berkembang. Hal ini membuat penggunaan insulin semakin aman, nyaman dan mudah. Dalam rangka mencapai target kadar glukosa darah yang mendekati nilai normal, klinisi dapat memberikan insulin sebagai pilihan sesuai indikasi. Keuntungan insulin yang lain adalah mencegah komplikasi diabetes di kemudian hari. Penggunaan insulin dalam kehidupan sehari-hari oleh para penyandang diabetes melitus telah dipermudah dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penemuan alat-alat bantu penyuntikan, serts jenis-jenis insulin baru. Di rumah sakit, tempat spesialis penyakit dalam dan konsultan endokrin metabolisme dan diabetes memegang peranan penting, penggunaan insulin disesuaikan dengan perkembangan ilmu kedokteran. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PB PERKENI) periode tahun 2010-2012 membentuk tim khusus yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD KEMD, untuk mempelajari, menilai, dan mengkaji penggunaan insulin dalam klinik. Dalam buku ini dijelaskan mekanisme kerja insulin, temuam beberapa insulin baru, kelebihan dan kekurangan berbagai jenis insulin, tehnik penyuntikan yang lebih baik, pemanfaatan insulin dalam klinik, serta pemantauan hasilnya. Buku ini diharapkan dapat menjadi petunjuk bagi para dokter spesialis penyakit dalam, para konsultan endokrin metabolisme dan diabetes, serta spesialis lain sesuai kewenangan klinik dalam melaksanakan tugasnya. Dalam rangka untuk memaksimalkan manajemen kendali glukosa darah pada pasien diabetes maupun pada kondisi selain diabetes yang mengalami hiperglikemia. Bagi tenaga kesehatan lainnya, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum penggunaan insulin yang baik dan benar baik dalam pelayanan rawat jalan maupun rawat inap. Hal ini dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dan dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. Buku petunjuk ini merupakan salah satu buku konsensus yang diterbitkan berdasarkan pengkajian, penilaian, dan telaah kritis PERKENI terhadap berbagai laporan penelitian di bidang endokrinologi secara umum khususnya masalah diabetes melitus. PB PERKENI mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan program pembuatan konsensus ini. Untuk evaluasi selanjutnya kami tetap membuka pintu untuk masukan-masukan baru untuk lebih menyempurnakan buku ini. Selamat membaca dan menerapkan dalam praktik! dr. Pradana Soewondo, SpPD KEMD Ketua PB PERKENI
-
DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1 II. FARMAKOKINETIK OBAT INSULIN 3 III. EFEK INSULIN DAN MANFAAT TERAPI INSULIN 6 III.A Efek Insulin 6 III.B Hiperglikemia Sebagai Petanda Luaran Klinik 7 III.C Manfaat Terapi Insulin 8 IV. TERAPI INSULIN UNTUK PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN 9 IV.A Indikasi Terapi Insulin 9 IV.B Konsep Insulin Basal dan Insulin Prandial 9 IV.C Memulai dan Alur Pemberian Terapi Insulin 10 IV.D Strategi Praktis Terapi Insulin 13 IV.E Cara Pemberian Insulin 16 IV.F Sasaran Terapi 16 V. TERAPI INSULIN UNTUK PASIEN HIPERGLIKEMIA YANG
DIRAWAT DI RUMAH SAKIT 19 V. A Terapi Insulin Pasien Rawat Inap 19 V. B. Terapi Insulin Intensif Pada Pasien Kritis 20
VI. TERAPI INSULIN PADA PASIEN PERIOPERATIF 23 VII. TERAPI INSULIN PADA KETOASIDOSIS DIABETIK DAN
STATUS HIPERGLIKEMIA HIPEROSMOLAR 25 VIII. KEAMANAN DAN EFEK SAMPING INSULIN 28
VIII.A. Penggunaan Pada Wanita Hamil 28 VIII.B Hipoglikemi 28 VIII.C Peningkatan Berat Badan 28 VIII.D Edema Insulin 29 VIII.E Lipoatrofi dan Lipoohipertrofi 29
IX TEHNIK PENYUNTIKAN DAN PENYIMPANAN INSULIN 30 IX.A Tehnik Penyuntikan Insulin 30 IX.B Tehnik Penyimpanan Insulin 31 DAFTAR PUSTAKA 32
-
1
I. PENDAHULUAN
Ditemukannya insulin hampir 90 tahun yang lalu merupakan salah satu tonggak sejarah
terbesardalambidangkedokteranpadaabadke20.Sangatpantaskemudianpenemunya
mendapatkan hadiah nobel di bidang kedokteran. Dalam kurunwaktu yang tidak terlalu
lama,terutamadalam20tahunterakhirtelahbanyakkemajuandalamterapiinsulin.Mulai
daripemurnian sediaan insulin (dari insulinpolikomponenmenjadimonokomponenyang
berasaldari insulinbinatang)hinggaditemukannya insulinmanusiadengancara rekayasa
genetik serta yang terakhir adalah ditemukannya insulin analog. Kemajuan terapi insulin
juga terletak pada konsep sekresi insulin endogen, pola alamiah sekresi insulin, yang
membawa perbaikan di dalam perbaikan konsep terapi insulin. Dengan adanya insulin
analog,makinmendekatkan terapi insulinyangmenyerupaipola sekresi insulinendogen,
sehinggahasilpengobatanmenjadilebihbaikdanmenurunkanefeksamping.
Diabetesmerupakan penyakit yang progresif, jika tidak dikelola dengan baikmaka cepat
jatuhpadakomplikasikhususnyapenyakitpembuluhdarah.Secaragarisbesarada2 tipe
diabetes yang utama, yaitu diabetes melitus tipe 1 (DMT1) dan diabetes melitus tipe 2
(DMT2). DMT1 merupakan diabetes yang disebabkan oleh karena kerusakan sel beta,
sehingga terjadi kegagalan fungsi sel beta dalam mensekresikan insulin secara mutlak.
Pasien seperti ini memerlukan insulin untuk hidupnya. Mekanisme DMT2 umumnya
didahului oleh resistensi insulin dan akhirnya akan terjadi disfungsi sel beta untuk
mencukupikebutuhaninsulinendogen.DemikianjugayangterjadipadaDMT2.Meskipun
padapasienDMT2belumterjadikekurangan insulinendogenyangmutlak,namundalam
perjalanannya sebagian besar akan membutuhkan insulin untuk mengendalikan glukosa
darahnya.
Pengetahuan dasar mengenai terapi insulin penting diketahui oleh semua dokter,
diantaranyameliputi jenis, farmakokinetik, rejimen,keuntungan,kendala,keamanan,dan
efek samping penggunaan insulin. Keuntungan penggunaan insulin adalah bahwa insulin
merupakan obat alamiah (suplemen insulin endogen) dan dapat digunakan menyerupai
pola sekresi insulin endogen oleh sel beta, serta dosisnya tidak ada batasnya. Kendala
utama dari terapi insulin adalah karena bentuknya masih dalam bentuk suntikan dan
harganyarelatiflebihmahaldibandingkanobathipoglikemikoral.Walaupunparaahlitelah
berusahameneliti sediaan bukan suntikan, seperti inhalan, tempelan di kulit, dan tablet,
-
2
namun kenyataannya baru bentuk suntikan yang sudah sempurna dan tersedia di
Indonesia.
Bukukonsensusinidapatdigunakansebagaipanduanbagidokterspesialispenyakitdalam,
konsultan endokrin, dan spesialis lainnya dalam pengelolaan pasien diabetes yang
membutuhkan insulin. Sedangkan untuk memulai terapi insulin pada pasien diabetes
melitus tipe 2 di tingkat layananprimer dapat digunakanpanduanpadabukuKonsensus
PengelolaandanPencegahanDiabetesMelitusTipe2.
-
3
II. FARMAKOKINETIKOBATINSULIN
Insulinmerupakanobat tertua yangdigunakanuntukpengobatandiabetes, yakni sejak tahun
1922.Insulinjugamerupakantonggaksejarahyangamatfenomenaldalambidangkedokteran.
Awalnyainsulindibuatdariekstrakbinatang,sepertibabidansapi.Kemudiandengankemajuan
teknologi berhasil dibuat insulin manusia dengan teknologi rekayasa genetik yang kemudian
dipasarkan pada tahun 1980an. Seiring perjalanan waktu, insulin sebagai terapi terus
dikembangkan dengan harapan kerjanya dapat menyerupai insulin endogen. Sehingga pada
pertengahantahun1990andiperkenalkaninsulinanalogpertamadengankerjacepat.
Saatinidipasarantersediaberbagaijenisinsulin.Ditinjaudariasalnya,terdapatinsulinmanusia
dan insulin analog (sudah direkayasa dengan kerja yang lebih baik dari insulin manusia).
Sedangkanbiladitinjaudari segikerjanyaterdapat insulinkerjapendek (insulinmanusia)atau
cepat (insulin analog), kerja menengah (insulin manusia), dan kerja panjang (insulin analog).
Insulinkerjapendekataucepatseringdisebutdenganinsulinprandialkarenadigunakanuntuk
menurunkan glukosa darah setelah makan, sedangkan insulin kerja menengah dan panjang
seringdisebutinsulinbasalkarenadigunakanuntukmenurunkanglukosadarahdalamkeadaan
puasa dan sebelum makan. Selain itu di pasaran juga tersedia insulin campuran (premixed).
Insulin campuran ini merupakan campuran antara insulin kerja pendek dan kerja menengah
(insulin manusia) atau insulin kerja cepat dan kerja menengah (insulin analog). Umumnya
campurantersediadenganperbandingantetapantarainsulinkerjapendekataucepatdankerja
menengah(25%:75%atau30%:70%).
Mengenal farmakokinetik setiap insulin yang tersedia adalahwajib bagi dokter dalam praktik
seharihari.Halinibertujuanagarsetiapdokterdapatmemanfaatkaninsulindenganbaiktanpa
efeksampingyangserius.Yangperludiketahuiterkaitfarmakokinetikinsulinadalahawalkerja,
puncak kerja, dan lama kerja. Sesuai dengan karakteristiknya, setiap insulin dapat dipilih dan
digunakan sesuai dengan kebutuhan pasien. Jenis dan profil kerja insulin dapat dilihat pada
Tabel II.1sedangkanperbandinganfarmakokinetikberbagai insulineksogendapatdilihatpada
GambarII.1.
-
4
TabelI.1.Farmakokinetiksediaaninsulin
ProfilKerja(jam)
InsulinManusiaatauInsulinAnalog Awal Puncak
Kerjacepat(insulinanalog)
Insulinlispro(Humalog)
Insulinaspart(Novorapid)
Insulinglulisin(Apidra)
0,20,5
0,20,5
0,20,5
0,52
0,52
0,52
Kerjapendek(insulinmanusia,insulinreguler)
HumulinR
Actrapid
0,51
0,51
Kerjamenengah(insulinmanusia,NPH)
HumulinN
Insulatard
1,54
410
Kerjapanjang(longinsulinanalog)
Insulinglargine(Lantus)
Insulindetemir(Levemir)
13
Hampirtanpa
puncak
Campuran(premixed,insulinmanusia)
70/30Humulin(70%NPH,30%reguler)
70/30Mixtard(70%NPH,30%reguler)
0,51
312
Campuran(premixed,insulinanalog)
75/25Humalog(75%NPL,25%lispro)
70/30Novomix(70%protamineaspart,30%aspart)
0,20,5
0,20,5
14
14
NPH,neutralprotamineHagedorn;NPL,neutralprotaminelispro.DimodifikasidariMooradian
et al. Ann Intern Med 2006; 145: 12534. Nama obat disesuaikan dengan yang tersedia di
Indonesia
-
5
GambarII.1.Profilfarmakokinetikinsulinmanusiadaninsulinanalog.
Tampakawaldanlamakerjarelatifberbagaijenisinsulin.Lamakerjanyabervariasiantardan
intraindividu.HirshIB.NEnglJMed2005;352:17483
-
6
III. EFEKINSULINDANMANFAATTERAPIINSULIN
A. EfekInsulin
Sudah lama diketahui bahwa insulin mempunyai efek metabolik terhadap metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein. Secara umum insulin bersifat anabolik, yang diantaranya
berfungsiuntukmemasukkanglukosakedalamseldanmencegahpelepasanglukosaolehhati,
mencegahlipolisis,danmeningkatkansintesisprotein.
Kini,insulintidaksajadikenalmempunyaiefekmetabolismesepertidiatas,namunjugaterlibat
dalam berbagai efek di dalam tubuh. Insulinmempunyai efek antiinflamasi denganmenekan
faktortranskripsiproinflamasisepertinuclearfactor(NF)kB,Egr1,danactivatingprotein1(AP
1). Di dalam tubuh, insulin menekan NFkB binding activity, terbentuknya spesies oksigen
reaktif, kadar intercellular adhesion molecule1 dan monocyte chemotactic protein1,
matrixmetalloproteinase9, tissue factor (TF), PAI1, interleukin (IL)1b, IL6, macrophage
migrationinhibitionfactor(MIF),dantumornecrosisfactor(TNF)a.Disampingitu, insulinjuga
mempunyaiefekantiapoptosis,protektif terhadap jantung.Efek insulinyang laindanmanfaat
pemberianinsulindapatdilihatpadaGambarIII.1.
Gambar III.1. Efek baru insulin dengan sasaran sel endotel, platelet, dan leukosit yang
menghasilkanvasodilatasi,antiagregasiplatelet,efekantiinflamasi,danefekterkait lainnya.
DandonaPetal.Circulation2005;111:144854.
Efek Biologis Lain Insulin
-
7
B. HiperglikemiaSebagaiPetandaLuaranKlinik
Hiperglikemiapadapasienyangdirawatdirumahsakitmerupakankeadaanyangcukupsering
ditemukan. Kadar glukosa darah yang tinggi merupakan keadaan yang serius, walaupun
sebelumnya tidak ditemukan riwayat diabetes. Adanya hiperglikemia merupakan petanda
pentingburuknyaluaranklinis(morbiditasmaupunmortalitas)pasien,baikdenganatautanpa
riwayatdiabetes sebelumnya.PenelitianUmpierrezetal. (2002)merupakancontohyangbaik
bagaimanahubunganantarahiperglikemiadenganluaranklinikbagipenderitayangdirawatdi
rumahsakit.Penelitianretrospektiftersebutmenunjukkanbahwapasienyangdirawatdirumah
sakit dengan hiperglikemia yang baru terdiagnosis mempunyai angka mortalitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan pasien yang telah diketahui menderita diabetes dan pasien
normoglikemia(GambarIII.2).
Gambar III.2 Persentase mortalitas pasien yang dirawat di rumah sakit dengan
normoglikemia,diabetesyangtelahdiketahui,danhiperglikemiayangbaruterdiagnosis,baik
yangdirawatdibangsalmaupundiruangrawatintensif.
Umpierrezetal.JClinEndocrinolMetab2003;87:97882,.
Hiperglikemia berdampak buruk terhadap luaran klinis karena dapatmenyebabkan gangguan
fungsi imun sehingga lebih rentan terhadap infeksi, perburukan sistem kardiovaskuler,
trombosis, peningkatan inflamasi, disfungsi endotel, stres oksidatif, dan kerusakanotak. Stres
oksidatifmerupakan keadaan yang sering ditemukan pada diabetes dan diduga sebagai salah
satu penyebab penting dalam terjadinya komplikasi diabetes. Hiperglikemia akut dapat
menyebabkanstresoksidatifdanpeningkatangenerasistresoksigenreaktifakanmengaktifkan
faktor transkripsional, faktor pertumbuhan, dan mediator sekunder. Melalui jejas jaringan
secara langsung ataumelalui aktivasi mediator sekunder, stres oksidatif akibat hiperglikemia
menyebabkanjejasseldanjaringan(GambarIII.3).
-
8
GambarIII.3. Hubunganantarahiperglikemiadanburuknyaluaranrumahsakit.
ALB=asamlemakbebas.Clementetal.DiabetesCare2004;27:55391
c.ManfaatTerapiInsulin
Berdasarkan berbagai hasil uji klinik, terbukti bahwa terapi insulin dapatmemperbaiki luaran
klinik pada pasien dengan hiperglikemia. Hal ini dapat dimengerti karena insulin, di samping
dapatmemperbaikistatusmetabolikterutamaperbaikankadarglukosadarah,jugamempunyai
efeklainyangmenguntungkanbagipasien,sepertidiuraikandiatas.
Infus insulin (glukosainsulinkalium) terbukti dapat memperbaiki luaran klinik pasien gawat
yang dirawat di ruang terapi intensif akibat penyakit jantung atau stroke. Hal ini terutama
disebabkanolehpenurunanangkakejadiangagalorganmultipelakibatsepsis.Padapasienkritis
bedah yang dirawat di ruang terapi intensif dengan hiperglikemia juga menunjukkan luaran
klinik seperti mortalitas di rumah sakit secara keseluruhan, sepsis, gagal ginjal akut yang
membutuhkandialisis atauhemofiltrasi, transfusi sel darahmerah,polineuropati, penurunan
penggunaan ventilasi mekanis yang berkepanjangan, dan lama perawatan di ruang terapi
intensif.
Ujiklinikbelakangan,menunjukkanbahwakendaliglukosadarahyangterlaluketatpadapasien
kritisataugawatmedikyangdirawatdiruangterapiintensifmenunjukkankematianyanglebih
tinggi. Hal ini dikaitkan dengan kejadian hipoglikemia yang lebih sering terjadi pada pasien
dengan sasaran glukosa darah yang lebih ketat. Buruknya luaran bukan dikaitkan secara
langsungdenganterapiinsulin,namunterletakpadasasaranterapi.
-
9
IV.TERAPIINSULINUNTUKPASIENDIABETESMELITUSRAWATJALAN
A. IndikasiTerapiInsulin
Diabetes merupakan penyakit yang progresif, di mana tanpa pengelolaan yang baik pasien
mudahmendapatkankomplikasiakutdankronik.Kendaliglikemikyangburukmerupakansalah
satu penyebab terpenting terjadinya komplikasi. Karenanya dibutuhkan strategi terapi yang
lebihagresifagarkendaliglikemikyangbaikdapattercapai,baikdenganobathipoglikemikoral
(OHO)ataukombinasiOHOdaninsulin(padapasienDMT2),maupundenganterapiinsulinsaja
(misalnyapasienDMT1atauDMT2).
TabelIV.1.Indikasiterapiinsulin
IndikasiMutlak
DMT1
IndiasiRelatif
GagalmencapaitargetdenganpenggunaankombinasiOHOdosisoptimal(36bulan)
DMT2rawatjalandengan:
Kehamilan
Infeksiparu(tuberkulosis)
Kakidiabetikterinfeksi
Fluktuasiglukosadarahyangtinggi(brittle)
Riwayatketoasidosisberulang
Riwayatpankreotomi
Selainindikasidiatas,terdapatbeberapakondisitertentuyangmemerlukanpemakaianinsulin,
sepertipenyakithatikronis,gangguanfungsiginjal,danterapisteroiddosistinggi
B. KonsepInsulinBasaldanInsulinPrandial
Pada orang normal, jumlah insulin yang disekresi oleh sel beta (insulin endogen) terutama
dipengaruhiolehkeadaanpuasadanmakan.Padakeadaanpuasaatausebelummakan,selbeta
mensekresiinsulinpadakadartertentuyanghampirsamasepanjangwaktupuasadansebelum
makan.Konsepinidisebutdenganinsulinbasal,yangbertujuanuntukmempertahankankadar
glukosadarahpuasaatausebelummakanselaludalambatasnormal(padaorangnormalkadar
glukosa darah dibawah 100 mg/dL). Pada setiap kali makan (makan pagi, makan siang, dan
makanmalam)ketikaglukosadarahnaikakibatasupandari luar,dibutuhkansejumlah insulin
yangdisekresikanolehselbetasecaracepatdalamkadaryanglebihtinggiuntukmenekankadar
-
10
glukosa darah setelah makan agar tetap dalam batas normal (tidak lebih dari 140 mg/dL).
Konsep ini disebut insulin prandial (setelah makan) yang bertujuan untuk mempertahankan
kadarglukosadarahsetelahmakantetapdalambatasnormal.
Padaorangdiabetes,baikDMT1maupunDMT2,terjadikekuranganbaik insulinbasalmaupun
insulin prandial endogen. Berdasarkan konsep ini, sedian insulin eksogen disesuaikan dengan
kebutuhansepertihalnyapadaorangnormal,yaituinsulinbasal(yangbekerjamenengahatau
panjang) dan insulin prandial (yang bekerja pendek/cepat). Insulin basal eksogen umumnya
diberikansebanyak1sampai2kalisehari,sedangkaninsulinprandialeksogendiberikansetiap
kalisebelummakan.
C. MemulaidanAlurPemberianTerapiInsulin
C.1.DiabetesMelitusTipe1
SemuapasienDMT1diberikanterapiinsulinbegitudiagnosisditegakkan.Karenapadapasienini
ditemukan kekurangan insulin secara mutlak, maka seluruh kebutuhan insulin tubuh harus
diganti dari luar. Prinsipnya, padaDMT1 terjadi kekurangan insulin endogen baik basal (pada
saat puasa atau sebelum makan) maupun prandial (setelah makan); oleh karena itu terapi
insulinyangdiberikanharusmengandungduakomponeninsulintersebut.Disampingitu,agar
sesuaidenganpolasekresiinsulinendogen,makaterapiinsulinwajibdiberikanmultipelsesuai
denganjadwalmakan.Untukmenurunkankadarglukosadarahsetelahmakandigunakaninsulin
prandialdanuntukmempertahankankadarglukosabasaldigunakaninsulinbasal.
Pada umumnya, dosis insulin yang diberikan pada pasien DMT1 yang baru adalah 0,5
unit/kgBB/hari.Kemudiandosisinsulinhariantotalberdasarkanperhitunganini,dibagimenjadi
60% bagian yang diberikan dalam bentuk insulin prandial (selanjutnya dibagi tiga, diberikan
sebelummakanpagi,makansiangdanmakanmalam)dan40%bagiandiberikandalambentuk
insulin basal padamalam hari. Insulin basal yang bekerja intermediet jika diberikan satu kali
sebaiknyadiberikanmalamhari,namundemikianjugabisadiberikanduakalisehariyaitupagi
dan malam hari. Untuk insulin basal yang bekerja panjang (mendekati 24 jam) dapat juga
diberikan pada pagi hari, yang pentingwaktunya tetap. Contoh perhitungannya terlihat pada
GambarIV.1.
-
11
GambarIV.1.MemulaiterapiinsulininjeksimultipelharianpadapasienDMT1.
ChengandZinman,JoslinsDiabetesMellitus,2005.
Walaupun ada rejimen baku terapi insulin pada pasien DMT1 yaitu dengan tiga kali suntikan
insulin prandial sebelummakandan suntikan insulin basal padamalamhari, namunberbagai
variasi rejimen dapat diberikan sesuai dengan kenyamanan dan kebutuhan kendali glikemik
pasiensepertiyangdianjurkanolehChengandZinman (Tabel IV.1).Yangpalingprinsipdalam
rejimeniniadalahwajibadainsulinprandialdaninsulinbasal,tidakbolehhanyadiberikansalah
satu jenis insulin. Dan, tidak dianjurkan memberikan terapi insulin hanya dengan dua kali
suntikan,karenaamatsulitmencapaikendaliglikemikyangbaikdengancaratersebut.Rejimen
terapi insulin pada pasien DMT1 juga dapat diberikan dengan menggunakan pompa insulin
(continuoussubcutaneousinsulininfusion[CSII])yangdosisinsulinnyadapatdiaturbaikdengan
caramanualmaupunautomatis.
TabelIV.2.BerbagairejimensuntikaninsulinmultipelpadapasienDMT1
Sebelummakan
pagi
Sebelummakan
siang
Sebelummakan
malam
Sebelumtidur
IP
IP+IB
IP+IB
IP+IB
IP
IP
Tanpainsulin
IP+IB
IP
IP
IP
IP+IB
IB
IB
IB
Tanpainsulin
IP=insulinprandial(reguler,lispro,aspart,glulisine);IB=insulinbasal(NPH,glargine,detemir).
ChengandZinman.JoslinsDiabetesMellitus,2005
-
12
C.2DiabetesMelitusTipe2
Terapi insulin pada pasien DMT2 memang mempunyai kendala tersendiri, baik berasal dari
dokternyamaupundaripasiennya.TersedianyaberbagaiOHOjugamenjadisalahsatukendala
keterlambatan pemberian terapi insulin, walaupun sebenarnya sudah ada indikasi.Meskipun
demikian,tidaksemuapasienDMT2membutuhkaninsulin.Sangattergantungderajatglikemik
dankepatuhanpasiendalammelaksanakanprinsippengelolaandiabetes(perbaikanpolahidup
di samping konsumsi obat). Prinsip dasar dari tujuan pengelolaan diabetes adalah sasaran
glikemik; karenanya keberhasilan segala bentuk terapi adalah tercapainya kendali glikemik
(A1C). Untukmencapai A1C yang baik, dibutuhkan seni pengobatan untukmencapai sasaran
yang baik dari kadar glukosa darah baik dalam keadaan puasa atau sebelummakanmaupun
kadarglukosadarahsetelahmakan.
Pertanyaan tentang kapan memulai terapi insulin pada pasien DMT2 memang tidak selalu
mudahdijawab.Walaupundemikian,darihasilberbagaiujiklinikpalingtidakadaduaasosiasi
besar(ADAEASD,2009danAACE/ACE,2009)yangtelahmengeluarkankesepakatanyangdapat
digunakansebagaiacuandasar.BerdasarkankesepakatanADAEASD,untukpasienDMT2baru
wajibdiberikanterapipolahidupdanmetformin(Langkah1).Jikadalamkurunwaktu23bulan
sasaran terapi belum tercapai (A1C 10%, atau gejala diabetes yang nyata (poliuria, polidipsia, dan berat badan
menurun),maka terapi insulindengankombinasipolahidupmerupakan terapipilihan.Pasien
tersebutmungkinDMT1 yangbelumdikenal atauDMT2dengandefisiensi insulin yangberat.
Terapi insulin secara titrasi diberikan sampai sasaran kadar glukosa darah tercapai dengan
cepat.Dansetelahgejalagejalamenghilangdansasaranglukosadarahtercapai,obatoraldapat
ditambahkandan insulin mungkinbisadihentikan.Sedikitvariasisepertiyangdianjurkanoleh
-
13
AACE/ACE di mana terapi insulin untuk pasien DMT2 baru terdiagnosis juga didasarkan atas
kendaliglikemik(A1C>9).
GJK=gagaljantungkongestif.
GambarIV.2.AlgoritmepengelolaanDMT2.
NathanDMetal.DiabetesCare2009;32:193203.
D. StrategiPraktisTerapiInsulin
D.1.Insulinbasal
Saat ini tersedia beberapa insulin basal di pasar Indonesia, yaitu insulin NPHmanusia (kerja
menengahatauintermediet),insulinanalogglarginedandetemir(kerjapanjang).Dibandingkan
denganinsulinbasalanalog, insulinbasalNPHmempunyaivariasipenyerapanyanglebihlebar
dari hari ke hari, tidak cukup panjang kerjanya hingga kurangmemadai sebagai insulin basal
ideal(bekerjaselama24jam),danlebihseringmenyebabkanefeksampinghipoglikemia.
Dosisinsulinbasalpadaawalpemberiannyaadalah10unitperhari,yangdapatdiberikanpada
saat sebelum tidur (kerja menengah atau panjang) atau pagi hari (kerja panjang). Untuk
penyesuaian dosis harian, dosis insulin dapat dinaikkan 2 unit setiap tiga hari jika sasaran
glukosakadardarahpuasabelumtercapai (antara70130mg/dl).Dapat jugadinaikkan4unit
setiaptigaharijikakadarglukosadarahpuasamasihdiatas180mg/dl(TabelIV.2).
-
14
TabelIV.3.Carapraktispenyesuaiandosisinsulinbasal
Kadarglukosadarahpuasa(mg/dl) Dosisinsulinbasal
130
>180
Turunkandosis2unit
Pertahankandosis
Naikkandosis2unittiap3hari
Naikkandosis4unittiap3hari
D.2.Insulinbasalplusdanbasalbolus
Seperti telah disebutkan diatas, jika sasaran glikemik belum tercapai dalamwaktu 23 bulan,
diberikanterapi insulinyang intensif.Dalampemahamanini insulintambahandiberikanuntuk
memperbaiki kendali glikemik, yaitudengan insulinprandial; konsep ini dikenal dengannama
basalplusdanbasalbolus,tergantungdariberapakalidibutuhkaninsulinprandialtambahan.
Yang dimaksud dengan basalplus adalah penambahan insulin prandial untuk menurunkan
kadarglukosadarahsetelahmakanketikapemberianinsulinbasaldanobatoralgagalmencapai
sasaran glikemik akibat pengaruh kadar glukosa darah setelah makan (pada keadaan ini
umumnyakadarglukosadarahpuasatelahmencapaisasaran).Insulinprandialdapatdiberikan
satu, dua, atau tiga kali mengikuti pola makan. Pemberian satu kali insulin prandial dapat
diberikan untukmenurunkan glukosa darah dua jam sesudahmakan pada porsi makan yang
menaikkanglukosadarahprandialtertinggi(kadarglukosadarah12jamsetelahmakandiatas
160180mg/dl).Ataudalampraktikseharihari,jikakadarglukosadarahtidakbisadiukursetiap
saat, maka insulin prandial ini bisa diberikan pada saat makan dengan jumlah makanan
terbanyak. Jika ada dua kadar glukosa darah setelah makan yang belum mencapai sasaran,
makainsulinprandialdapatdiberikanduakali.Jikadiperlukanpemberianterapiinsulinprandial
sebanyaktigakalidalamsehari,maka inidisebutdengankonsepbasalbolus(insulinbasal+
tiga prandial). Insulin prandial yang diberikan dimulai dengan dosis 4 unit sehari dan dapat
disesuaikan(dinaikkandosisnyasebanyak2unit)setiap3harijikasasaranglukosadarahsetelah
makanbelumtercapai(GambarIV.3).Penggunaankonsepbasalbolusiniharusdisertaidengan
pemahamanperencanaanmakanyangtepatdanpemantauanglukosadarahyangketat.Basal
bolusdapat jugadigunakan lebih awal pada keadaan tertentu seperti:DMT1, kontrol glukosa
darahyangburuk,dimanadibutuhkanpenurunankadarglukosadarahsecaracepat.
-
15
Gambar IV.3. Langkah pendekatan terapi pasien DMT2 dengan konsep insulin basal, basal
plusdanbasalbolus.
ModifikasidariRaccahD.DiabetesObMet2008;10:7682.
D.3.Insulinpremixed
Saatinitersediabeberapasediaaninsulinpremixed(insulincampurantetapantarainsulinkerja
pendek/cepatdankerjamenengah; insulinmanusiadananalog). Insulin ini kurangdianjurkan
diberikanpadapasienDMT1olehkarenaadanyakesulitandalampengendalianglukosadarah
dan kurang fleksibel dalam pengaturan dosis insulin basal dan prandial sesuai dengan
kebutuhan. Berbeda dengan pasien DMT2, karena masih ada insulin endogen (bukan
kekurangan insulin mutlak), maka pemberian insulin premixed masih ada tempatnya dengan
keuntungan dalam hal kenyamanan (bisa diberikan dua kali sehari). Yang perlu diperhatikan
adalah kapan memulai pemberiannya dan apa keuntungan dan kerugian pemberian terapi
insulinpremixeddibandingkanbasalplusataubasalbolus.
Terapi insulin premixed sebagai terapi intensif setelah gagal dengan insulin basalmerupakan
salah satu pilihan dalam pengelolaan pasien DMT2. Oleh karena adanya keterbatasan dalam
penyesuaian dosis antara insulin basal dan prandial yang terkandung tetap pada insulin
premixed,makamenurutADAEASD(2009)penggunaannyatidakdianjurkanpadamerekayang
barumemulaipenyesuaiandosis insulin.Namundemikian,berdasarkankesepakatanparaahli
internasional (Unnikrishnan et al., 2009) pemberian insulin premixed dapat diberikan setelah
gagaldenganobatoralataudenganinsulinbasal.
Insulin premixed yang diberikan sekali sehari juga salah satu strategi yang cukup berhasil
memperbaiki kendali glikemik, yang diberikan pada saat sebelum makan malam. Namun
demikian,secaraumumhasilnyatidaksebaikjikadiberikanduaatautigakalisehari.Pemberian
InsulinBasalsekalisehari
Obatoraltetapdilanjutkan
-
16
insulinpremixed sekali sehari dapat dimulai dengan penyuntikan pada saatmakan terbanyak
(untukorangBaratsaatmakanmalam).Biladibutuhkanduakali,makadisuntikkanpadamakan
terbesaryangkedua.Carasederhanauntukmengganti terapi insulinbasalsekaliatauduakali
sehari dengan insulin premixed dua kali sehari adalah: dosis total yang sama dengan dosis
insulin sebelumnya, kemudian dibagi menjadi 2 dosis sama besar dimana setengahnya
diinjeksikan pada saat sebelummakan pagi dan setengahnya diinjeksikan pada saat sebelum
makanmalam. Cara praktis untuk mengganti insulin premixed sekali sehari menjadi dua kali
sehari adalah: bagi dosis yang diberikan dalam satu kali seharimenjadi dua (50%:50%) untuk
pagi danmalam hari. Dan cara praktis untukmengganti insulinpremixed dari dua kali sehari
menjaditigakalisehariadalah:tambahkan26unitatau10%dosistotalharianinsulinpremixed
sebelum makan siang. Penurunan dosis pagi (2 sampai 4 unit) mungkin diperlukan setelah
penambahandosissianghari.Padapenggunaaninsulinpremixedinidianjurkanuntukmentitrasi
setiap tiga hari, namun untuk kepentingan praktis dapat dilakukan setiap minggu. Untuk
selanjutnya secara bertahap menghentikan sulfonilurea dan tetap meneruskan metformin;
glitazonsebaiknyadihentikanpadapenggunaaninsulin.
E. CaraPemberianInsulin
Carapemberianinsulinyangumumdilakukanadalahdengansempritinsulin(1ccdenganskala
100unitper cc)dan jarum,pen insulin, ataupompa insulin (Continuous Subcutaneous Insulin
Infusion [CSII]). Beberapa tahun yang lalu penggunaan semprit dengan jarum adalah yang
terbanyakdigunakan, tetapi kini banyakpasien yang lebihnyamanmenggunakanpen insulin.
Hal ini karena lebih sederhana dan mudah dalam penggunaannya disamping jarumnya juga
lebih kecil sehingga lebih nyaman pada saat diinjeksikan. Penggunaan CSII masih terbatas di
Indonesia, karena sangat membutuhkan keterampilan pasien dan harganya relatif mahal.
Meskipun demikian, cara ini merupakan cara pemberian yang paling mendekati keadaan
fisiologis.
Penggunaan pen insulin kini lebih mudah dan nyaman dibandingkan semprit dan jarum.
Penggunaannya lebihmudahdannyaman,pengaturandosisnya lebihakurat,danbisadibawa
kemanamanadenganmudahpula.
F. SasaranTerapi
Banyak anjuran yang diajukan oleh berbagai pusat atau asosiasi keahlian dalam hal sasaran
kendaliglikemik.ApayangdianjurkanolehADA(2010)merupakansalahsatuanjuranyangbisa
-
17
digunakandalampraktiksehariharikarenauntukpemeriksaankadarglukosadarahdigunakan
darahkapiler.SasaranA1Cdibawah7%jugamerupakansasaranyangmemadaiuntukpasiendi
Indonesia. Meskipun demikian, pada pasien dengan keadaan tertentu maka dapat
dipertimbangkan sasaran kendali glikemik yang kurang ketat (
-
18
sebelum hamil, direkomendasikan sasaran kadar glukosa darah, jika dapat dicapai tanpa
hipoglikemia, adalah glukosa darah sebelum makan, waktu tidur, dan sepanjang malam
(overnight glucose) antara 6090 mg/dL; glukosa darah puncak sesudah makan (peak post
prandialglucose)antara100129mg/dL;danA1C
-
19
V.TERAPIINSULINUNTUKPASIENHIPERGLIKEMIAYANGDIRAWATDIRUMAHSAKIT
Terapi insulin untuk pasien yang dirawat inap tidak saja ditujukan untuk pasien yang telah
diketahuimenderitadiabetes,tetapijugapasiendenganhiperglikemiayangbarudiketahuisaat
dirawat di rumah sakit. Mereka yang baru diketahui menderita diabetes atau hiperglikemia
kalau dibiarkanmaka luarannya lebih buruk (angka kesakitan dan kematian lebih tinggi) dari
padamerekayangtelahdiketahuimenderitadiabetes.Dansebaliknyamempunyailuaranyang
lebihbaikdaripadamerekayangsebelumnyatelahdiketahuimenderitadiabetes jikadikelola
glukosadarahnyadenganbaik.
Terdapatduakelompokpasienyangdirawatdi rumahsakit yakni kelompokpasienyang sakit
kritisdantidakdapatmengkonsumsiobatsecaraoralsertakelompokpasienyangmasihdapat
mengkonsumsi obat secara oral. Pada prinsipnya, insulin dapat digunakan pada pasien yang
tidakdapatmengkonsumsiOHOdengansyaratterdapatalatpemantauanglukosadarah.
A.TerapiInsulinPasienRawatInap
Sebenarnya tidak semua pasien yang dirawat di rumah sakitmemerlukan terapi insulin. Bagi
merekadenganpenyakit ringan,dimana kendali glukosadarahnya tercapai denganobatoral
yang biasa digunakan sebelum dirawat di rumah sakit, terapi obat oralnya dapat diteruskan
tanpa harus menggantinya dengan insulin. Namun demikian, sebagian besar pasien yang
dirawatdirumahsakitmempunyaistresakutyangmemicupeningkatanglukosadarahseperti
adanya penyakit tambahan, komplikasi dari diabetesnya atau yang akan menjalani
pembedahan, sehinggamemerlukan terapi insulinuntukdapatmenurunkanglukosadarahnya
dengan cepat.Memang, dalamkeadaan yangmemerlukan regulasi glukosadarah yang relatif
cepat dan tepat, insulin adalah yang terbaik karena kerjanya cepat dan dosisnya dapat
disesuaikandenganhasilkadarglukosadarah.
Seperti halnya terapi insulin pada pasien diabetes yang menjalani rawat jalan, prinsip terapi
insulin untuk pasien yang dirawat inap adalah sama.Mungkin memerlukan terapi kombinasi
oral dan insulin atau insulin saja. Terapi insulin diberikan dengan cara subkutan secara
terprogramatauterjadwal(tigakaliinsulinprandial,12kaliinsulinbasal,dankalaudiperlukan
ditambah insulin koreksi atau suplemen). Pada keadaan tertentu misalnya karena suatu
penyakit,stresataupemberianglukokortikoid,selamaperawatanterjadifluktuasikadarglukosa
-
20
darah dan ini memerlukan injeksi insulin prandial tambahan. Insulin prandial tambahan ini
dikenaldengannamainsulinkoreksiatauinsulinsuplemen.
Secaraumum,kebutuhaninsulindapatdiperkirakansebagaiberikut:insulinbasalsebanyak50%
dari kebutuhan insulin harian total yaitu sekitar 0,2 unit/kg berat badan; insulin prandial
sebanyak50%darikebutuhaninsulinhariantotal.
Untuksebagianbesarpasienbukanpenyakitkritisyangditerapidenganinsulin,sasaranglukosa
darah sebelum makan umumnya
-
21
(Tabel V.1). Kadar glukosa darah yang sedikit lebih rendahmungkin bermanfaat pada pasien
tertentu (misalnyapadapasien kritis bedah), namun sasaran glukosadarah180mg/dL
140180mg/dL
B.2.Carapemberiandanprotokolterapiinsulin
Terapi insulin secara infus intravena sebaiknya tidak diberikan pada mereka yang dirawat di
ruangan tanpa fasilitas glukometer.Dalam konteks perawatan intensif, infus insulin intravena
berkesinambunganmerupakancarayangpalingefektifuntukmencapaisasaranglukosadarah.
Idealnya insulin intravena diberikan melalui protokol tertulis atau terkomputerisasi yang
tervalidasi agar memungkinkan penyesuaian laju insulin infus berdasarkan fluktuasi glukosa
darah dan dosis insulin. Keberhasilan perawatan pasien seperti ini sangat tergantung dari
kepiawaian staf dan tinjauan periodik data pasien. Berbagai macam protokol tersedia di
masingmasing pusat atau yang dianjurkan oleh peneliti, salah satu dapat diikuti atau
dimodifikasi sesuai dengan protokol lokal atau sesuai dengan sarana yang tersedia. Protokol
manapunyangdiacu, yangpentinghindari pasien jatuh kehipoglikemia.Walaupundemikian,
luaranyangburukdarimerekayangdirawatdiruangterapiintensifinibukanhanyadisebabkan
olehkarenahipoglikemia.
Faktorfaktorlainnyayangmenyumbangluaranpasienadalah:
sistempemantauan,
fluktuasikadarglukosadarah,
hipokalemia,
asupanhipokalorikselamaperawatan(tunjangannutrisiyangkurangadekuat),
hipotensiatauhipovolumia,
danberbagaimacamkeadaanmorbid yangmendasari (gangguan saluran cerna, gagal
hatiatauginjal,defisiensihormonkontraregulasiglukosaakibatinsufisiensipituitaridan
adrenal).
-
22
Pasienyangmendapatkanterapiinsulininfusintravenabiasanyaakanmembutuhkantransisike
insulin subkutan jikamerekamemulaimemakanmakanan biasa ataumereka akan pindah ke
ruang biasa. Biasanya, dosis insulin subkutan diberikan antara 7580% dari dosis insulin infus
intravena harian total, yang kemudian dibagi proporsional menjadi komponen basal dan
prandial. Perlu dicatat, bahwa insulin subkutan harus diberikan 14 jam sebelum infus insulin
intravenadihentikanuntukmencegahhiperglikemia(TabelV.2).
Tabel V.2. Contoh perhitungan perubahan dosis insulin dari pemberian infus intravena ke
subkutan
Misalnya pasien yang diterapi dengan insulin infus intravena adalah 2 unit/jam dalam 6
jamterakhir,berartidosisinsulinhariantotaladalah48unit
Kebutuhan insulin subkutan adalah 80% dari insulin harian total yang diberikan secara
infusintravena:80%x48unit=38unit
Dosisinsulinbasalsubkutan:50%dari38unit=19unit
Dosisinsulinprandial:50%dari38unit=19unit;dibagitigamasingmasing6unitsetiap
kalisebelummakan(makanpagi,siangdanmalam)
ADA,DiabetesCare2010;33:S11S61
-
23
VI.TERAPIINSULINPADAPASIENPERIOPERATIF
Dosistetap
CekGD12jambedside
CekGDtiap15menit
GD8199GD6080GD400:+34UGD300400:+12UGD200299:+0,5
1U
Dosis50% Dosis50%
Targettercapai Targettidak
tercapai
GD100149 GD>200 GD>100GD200)
Persiapan:Syringepump,spuit50mL
Buatlarutanregularinsulin1unit/1mLNaCL0,9%1
DripstopBolusD40%1flInfusD5%/8j
DripstopBolusD40%flInfusD5%/8jam
Dripstop+infusD5%/8jam
GD>1001jamkemudiantetap>100drip
insulindimulaikembali50%daridosisterakhir.InfusD5%stop
-
24
Catatan:
Dosisbolusinisial:GDawaldibagi100dandibulatkanke0,5Uterdekat
Contoh:GD236dosisbolus236:100=2,362,5U
GD281dosisbolus281:100=2,813U
Bilainsulinstop,evaluasiGDtiapjam
- BilaGDbelummencapai100protokolhipoglikemiaditeruskan.
- BilacekulangGD>1001jamberikutnyadripinsulindimulaikembalidengandosis
50%daridosisterakhir.
PenilaiandanpenyesuaianolehdoktermasihdiperlukanuntukkasuskasusekstrimatauGDyangfluktuatifdansulitdiprediksi.
-
25
VII.TERAPIINSULINPADAKETOASIDOSISDIABETIKDANSTATUSHIPERGLIKEMIA
HIPEROSMOLAR
A. DefinisidanDiagnosis
Ketoasidosis diabetik (KAD) dan status hiperglikemia hiperosmolar (SHH) merupakan
komplikasimetabolikakutpalingseriuspadapasiendiabetesmelitus.Manifestasiutamanya
adalahkekuranganinsulindanhiperglikemiayangberat.SHHterjadiketikadefisiensiinsulin
yang relatif (terhadap kebutuhan insulin) menimbulkan dehidrasi dan akhirnya
menyebabkankondisihiperosmolaritas.KADterjadibilakekuranganinsulinyangberattidak
saja menimbulkan hiperglikemia dan dehidrasi yang berat, tapi juga mengakibatkan
produksi keton meningkat serta asidosis. Diagnosis KAD ditegakkan bila ditemukan
hiperglikemia(>250mg/dL),ketosisdarahatauurin,danasidemia(pH
-
26
2. Insulinintramuskular
Penurunan kadar glukosa darah yang dicapai dengan pemberian insulin secara
intramuskular lebih lambat dibandingkan dengan cara pemberian infus intravena
berkelanjutan.Terapi insulin intramuskulardosisrendah(5unit)yangdiberikansecara
berkala(setiap12jam)sesudahpemberianinsulindosisawal(loadingdose)sebesar20
mU juga merupakan cara terapi insulin pada pasien KAD. Cara tersebut terutama
dijalankan di pusat pelayanan medis yang sulit memantau pemberian insulin infus
intravena berkelanjutan. Pemberian insulin intramuskular tersebut dikaitkan dengan
kadarinsulinserumsekitar6090U/dL.
3. Insulinsubkutan
TerapiinsulinsubkutanjugadapatdigunakanpadapasienKAD.Namun,untukmencapai
kadar insulin puncak dibutuhkan waktu yang lebih tahan lama. Cara itu dikaitkan
dengan penurunan kadar glukosa darah awal yang lebih lambat serta timbulnya efek
hipoglikemia lambat(latehypoglycemia)yang lebihseringdibandingkandenganterapi
menggunakaninsulinintramuskular.
Padamayoritaspasien,terapiinsulindiberikansecarasimultandengancairanintravena.
Apabila pasien dalam keadaan syok atau kadar kalium awal kurang dari 3,3 mEq/L,
resusitasidengancairan intravenaatausuplemenkaliumharusdiberikan lebihdahulu
sebelum infus insulin dimulai. Infus insulin intravena 57 U/jam seharusnya mampu
menurunkan kadar glukosa darah sebesar 5075mg/dL/jam serta dapatmenghambat
lipolisis, menghentikan ketogenesis, dan menekan proses glukoneogenesis di hati.
Kecepatan infus insulin harus selalu disesuaikan. Bila faktorfaktor lain penyebab
penurunankadarglukosadarahkurangdari50mg/dL/jam,makakecepataninfusinsulin
perlu ditingkatkan. Penyebab lain dari tidak tercapainya penurunan kadar glukosa
darah,antaralainrehidrasiyangkurangadekuatdanasidosisyangmemburuk.
Bila kadar glukosa darah sudah turun
-
27
TabelVII.1.PanduancarapemberianinsulinpadapasienKADdanSHHdewasa
Pemberianawalintravena10Uatau0,15U/kgBB
Infusinsulinregular(insulinkerjapendek)0,1U/kgBB/jamatau5U/jam
Tingkatkandosisinsulin1Usetiap12jambilapenurunanglukosadarah
-
28
VIII.KEAMANANDANEFEKSAMPINGINSULIN
A. PenggunaanPadaWanitaHamil
Pemberian obatobatan pada wanita hamil selalu menjadi perhatian para dokter karena
harus mempertimbangkan keamanan terhadap bayi yang dikandungnya disamping
keamanan terhadap ibunya. Penggunaan insulinmanusia pada wanita hamil sudah teruji
keamanannya. Yang perlu diperhatikan adalah keamanan dari insulin analog yang
penggunaannyarelatifbaru.Salahsatuinsulinanalogkerjacepat,aspart,telahdilakukanuji
keamanan pada wanita hamil baik yang menderita DMT1 maupun DM gestasi. Ternyata
obatinidisampingdapatmengendalikanglukosadarahdenganbaikjugaamanuntukbayi.
Insulin glargine, jika digunakan dalam kadar terapeutik pada wanita hamil juga aman,
karenatidakmelewatiplasenta.
Walaupuntelahadaujicobapenggunaaninsulinanaloguntukwanitahamil,namunkarena
jumlahpenelitianbelumbanyakdansampaisaat inibelumadasatupunorganisasiprofesi
atau badan (seperti Balai POM atau FDA) yang telahmenyatakan aman,maka sebaiknya
dihindaripenggunaannyasampaikeamananditetapkan.
B. Hipoglikemia
Efeksampinginsulinyangpalingpentingdiperhatikanadalahhipoglikemia.Sasaranglukosa
darahyangterlaluketatterutamauntukpasienyangdirawatdiruangterapiintensifsering
menimbulkanefeksampinghipoglikemia.Dan inidapatmemperburuk luaranklinikpasien
kritis.Karenanya,kiniadakecenderunganmemperendahsasaranglukosadarahyang ingin
dicapai untuk pasien kritis. Penggunaan insulin analog sedikit mengurangi efek samping
hipoglikemia dibandingkan insulin manusia. Edukasi kepada pasien rawat jalan yang
menggunakanterapiinsulinuntukmengendalikanglukosadarahnyaperludiberikandengan
baik dengan harapan mengurangi kejadian hipoglikemia. Edukasi ini meliputi konsep
tentang glukosa darah basal dan prandial, fungsi insulin basal dan insulin prandial, serta
pemantauanglukosadarahyangmandiri.
C. PeningkatanBeratBadan
Peningkatanberatbadanpadapasienyangmenggunakanterapiinsulindapatdisebaboleh
beberapa keadaan. Insulin sendiri merupakan hormon anabolik, penggunaannya pada
pasien dengan kendali glikemik yang buruk akan meningkatkan berat badan karena
-
29
pemulihanmasa otot dan lemak. Adanya asupan tambahan akibat kejadian hipoglikemia,
atau asupan makan yang lebih banyak karena merasa menggunakan insulin juga dapat
menyebabkanpeningkatanberatbadan.Penggunaan insulindetemir sebagai insulinbasal
memberikan peningkatan berat badan yang lebih rendah dibandingkan obat insulin yang
lainnya.
D. EdemaInsulin
Edema dapat terjadi pada pasien yang memiliki kendali glikemik yang buruk (termasuk
pasien dengan ketoasidosis) akibat retensi garam dan air yang akut. Edema akan
menghilangsecaraspontandalambeberapahari.Kalaudiperlukanuntuksementaradapat
diberikan terapi diuretik. Edema pada pemberian insulin juga dapat terjadi pada
penggunaannya bersamaan dengan obat oral golongan glitazon. Kalau efek samping
tersebut menyebabkan perburukan klinik, maka sebaiknya obat golongan glitazon
dihentikan.
E. LipoatrofiatauLipohipertrofi
Suntikan insulin yang kurang murni ke dalam lemak subkutan kadangkadang dapat
menyebabkan kehilangan lemak terlokalisasi. Dengan insulin yang murni yang ada
belakangan ini,masalah ini jarang terjadi. Jika insulin disuntikkan di sekitar tempat yang
terjadilipoatrofi,makalemaksubkutanakankembalidalambeberapabulansampaitahun.
Kebalikandenganliupoatrofi, lipohipertrofimungkinterjadipadatempatsuntikan.Tempat
suntikan akan membengkak akibat penumpukan lemak subkutan karena suntikan yang
berulang. Sensitivitas nyeri mungkin berkurang pada tempat tersebut, juga akan terjadi
peningkatanmasa jaringan ikat fibrosa. Penyerapan insulin yangdisuntikkanpada tempat
lipohipertrofi mungkin tidak teratur dan tidak bisa diramalkan. Penyuntikan dengan cara
rotasi akan menghindari kejadian lipohipertrofi. Dan jaringan yang bertambah akan
berkurangsecaraperlahanbersamaandenganwaktu.
-
30
IXTEHNIKPENYUNTIKANDANPENYIMPANANINSULIN
A.TehnikPenyuntikanInsulin
Tips supaya penyuntikan tidak menyakitkan : gunakan insulin pada suhu kamar; jika
menggunakan alkohol, suntik hanya ketika alkohol telah sepenuhnya kering; hindari
penyuntikanpadaakar rambut, gunakan jarumyang lebihpendekdandiameter lebih
kecil,gunakanjarumbaru.
Masukkanjarumdengangerakancepatsepertipanahmelaluikulit.Suntikkanperlahan
dan pastikan bahwa plunger (jarum suntik) atau tombol (pen) telah sepenuhnya
tertekan.
Pada penggunaan pen, setelah menekan tombol secara penuh, pasien harus
menghitungperlahansampai10sebelummenarikjarum.
Jarum 5mm dan 6mm dapat digunakan oleh setiap pasien dewasa termasuk yang
obesitas dan umumnya tidak memerlukan pengangkatan lipatan kulit. Selain itu
sebaiknyadiberikandengansudut900terhadappermukaankulit.
Namun, penggunaan lipatan kulit atau penyuntikan pada sudut 450 harus
dipertimbangkanuntukinjeksianggotabadanataukeperutyanglangsing.
Tidak ada alasan medis untuk merekomendasikan jarum >8mm. Terapi awal harus
dimulaidenganjarumyanglebihpendek.Pasienyangsudahmenggunakanjarum>8mm
harus mengangkat lipatan kulit atau menyuntikkan pada 450 untuk menghindari
suntikanIM.
Urutanyangoptimal:membuatlipatankulit;suntikkaninsulinperlahanpadasudut900
terhadap permukaan lipatan kulit; setelah plunger sepenuhnya tertekan (pada pen)
biarkan jarum di kulit selama 10 detik; menarik jarum dari kulit; melepaskan lipatan
kulit;membuangjarumsecaraaman.
Pasien harus diajarkan untuk memeriksa lokasi injeksi dan mampu mendeteksi
lipohipertrofi.
Tidak boleh menyuntik ke dalam bidang lipohipertrofi sampai jaringan abnormal
kembalinormal(dapatmemakanwaktubulanansampaitahunan)
Memindahkan lokasi suntikan dari lipohipertrofi ke jaringan normal sering
membutuhkanpenurunandosisinsulinyangdisuntikkan.
Strategi pencegahan dan terapi yang terbaik untuk lipohipertrofi adalah dengan
penggunaaninsulinmanusiadimurnikan,rotasilokalinjeksi,menggunakanzonainjeksi
lebihbesar,tidakmenggunakankembalijarumyangtelahdigunakan.
-
31
Pasienharusdiajarkanskemarotasiyaitu:membagitempatinjeksikedalamkuadran(
atau bagian bila menggunakan paha atau bokong), menggunakan satu kuadran per
mingguataubagianharusberjarakminimal1cmdarisatusamalainuntukmenghindari
traumaulangjaringan.
Wanitahamildengandiabetes:yangmenyuntikkankedalamperutharusmemberikan
suntikan dengan mengangkat lipatan kulit; hindari menggunakan lokasi perut sekitar
umbilikus selama trimester terakhir; injeksi ke sisisisi perut masih dapat digunakan
denganmengangkatlipatankulit.
B.TehnikPenyimpananInsulin
Simpaninsulinyangdigunakan(pen,cartridgeataubotol)padasuhukamar(maksimal1
bulansetelahpemakaianpertama,danbelumkadaluwarsa).Simpaninsulinyangbelum
dibukadidalamkulkastetapijangandisimpandidalamfreezer.
Cloudy insulin (misalnyaNPHdan premixed insulin) harus secara lembut diputar dan
atau dimiringkan (jangan diguncang) selama 20 siklus sampai kristal kembali larut ke
dalamsuspensi(larutanmenjadiberwarnaputihsusu)
-
32
DAFTARPUSTAKA
AmericanDiabetesAssociation.StandardsofMedicalCareinDiabetes2010.DiabetesCare
2010;33:S11S61.
Balasubramanyam A. Intensive Glycemic Control in the Intensive Care Unit: Promises and
Pitfalls.JClinEndocrinolMetab.February2009;94:416417.
DandonaP,AljadaA,ChaudhuriA,MohantyP,GargR.MetabolicSyndrome.AComprehensive
Perspective Based on Interactions Between Obesity,Diabetes, and Inflammation.Circulation
2005;111:14481454.
Gisela Del Carmen De La Rosa GDC, Donado JH, Restrepo AH,Quintero AM, Gonzlez LG,
SaldarriagaNE,BedoyaM,ToroJM,VelsquezJB,ValenciaJC,ArangoCM,AlemanPH,Vasquez
PM, Chavarriaga JC, Yepes A,PulidoW, Cadavid CA and Grupo de Investigacion en Cuidado
intensivo: GICIHPTU. Strict glycaemic control in patients hospitalised in a mixedmedical and
surgical intensive care unit: a randomised clinical trial. Critical Care 2008, 12:R120
(doi:10.1186/cc7017).
Griesdale DEG, de Souza RJ, van Dam RM,Heyland DK, Cook DJ, Malhotra A, Dhaliwal R,
HendersonWR,ChittockDR,FinferS,TalmorD.Intensiveinsulintherapyandmortalityamong
criticallyillpatients:ametaanalysisincludingNICESUGARstudydata.CMAJ2009;180:821827.
HodM,Damm P, Kaaja R, Visser GAH, Dunne F,Demidova I,Hansen AP,Mersebach H,for the
Insulin Aspart PregnancyStudy Group. Fetal and perinatal outcomes in type 1 diabetes
pregnancy:a
randomized study comparing insulin aspart with humaninsulin in 322 subjects. Am J Obstet
Gynecol2007;XXX:xxxx.
MathiesenER,KinsleyB,AmielSA,HellerS,McCanceD,DuranS,BellaireS,RabenA,OnBehalf
of The InsulinAspartPregnancyStudyGroup.MaternalGlycemicControl andHypoglycemia in
Type 1 DiabeticPregnancy. A randomized trial of insulin aspart versus human insulin in 322
pregnantwomen.DiabetesCare2007;30:771776.
-
33
MoghissiES,KorytkowskiMT,DinardoM,EinhornD,HellmanR,Hirsch IB, InzucchiSE, Ismail
Beigi F, Kirkman MS, Umpierrez GE. American Association of Clinical Endocrinologists and
AmericanDiabetes Association Consensus Statement on InpatientGlycemic Control. Diabetes
care2009;32:11191131.
Nathan DM,Buse JB, Davidson MB, Ferrannini E, Holman RR, Sherwin R, Zinman B. Medical
ManagementofHyperglycemiainType2Diabetes:AConsensusAlgorithmfortheInitiationand
AdjustmentofTherapy.Aconsensusstatementof theAmericanDiabetesAssociationand the
EuropeanAssociationfortheStudyofDiabetesDiabetesCare2009;32:193203.
PollexEK,FeigDS,LubetskyA,YipPM,KorenG.PollexEKInsulinGlargineSafetyinPregnancy.A
transplacentaltransferstudy.DiabetesCare2010;33:2933.
RaccahD.OptionsfortheIntensificationofInsulinTherapiWhenBasalInsulinisNotEnoughin
Type2DiabetesMellitus.DiabetesObMet2008;10:7682.
RodbardHW,JellingerPS,DavidsonJA,EinhornD,GarberAJ,GrunbergerG,HandelsmanY,Horton
ES,LebovitzH,LevyP,MoghissiES,SchwartzSS.AACE/ACEConsensusStatement.Statementby
anAmerican Association of Clinical Endocrino logists /American College of
EndocrinologyConsensusPanelonType2DiabetesMellitus:AnAlgorithmforGlycemicControl
AACE/ACEDiabetesMellitusClinicalPracticeGuidelinesTaskForce.AACEguidelines.American
Association of Clinical Endocrinologist Medical Guidelines for Clinical Practice for The
managementofDiabetesMellitus.EndocrPract2009;15:540559.
TheNICESUGARStudy Investigators.IntensiveversusConventionalGlucoseControlinCritically
IllPatients.NEnglJMed2009;360:128397.
UnnikrishnanAG,Tibaldi J,HadleyBrownM,KrentzAJ, LigthelmR,DamciT,Gumprecht J,Gero
L,MuY,RazI.PracticalguidanceonintensificationofinsulintherapywithBIAsp30:aconsensus
statement.JClinPract,November2009;63:15711577.
Wiener RS; Wiener DC; Larson RJ. Benefits and Risks of Tight Glucose Controlin Critically Ill
Adults.AMetaanalysis.JAMA.2008;300:933944.
-
TIM REVISI
PETUNJUK PRAKTIS
TERAPI INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS
Ketua
Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD
Anggota
dr. Mardianto, SpPD
dr. Eva Decroli, SpPD-KEMD
dr. Alwi Shahab, SpPD-KEMD
dr. Em Yunir, SpPD-KEMD
dr. IGN Adhiarta, SpPD-KEMD
dr. Heri Nugroho, SpPD-KEMD
dr. Luthfan Budi Pramono, SpPD-KEMD
Prof. Dr. dr. Djoko Hardiman, SpPD-KEMD
Prof. Dr. dr. Agung Pranoto, MSc., SpPD-KEMD
dr. Fabiola Adam, SpPD
dr. Yuanita Langi, SpPD
dr. Putu Moda Arsana, SpPD-KEMD
Cover Insulin 2011Kata Pengantar Insulin 2011Daftar Isi Insulin 2011Terapi Insulin Final 2011Tim Penyusun Insulin