petrologi-batuan-beku1.pptx
DESCRIPTION
petrologi-batuan-beku1.pptxTRANSCRIPT
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat membekunya magma pada waktu perjalanannya ke permukaan bumi.
Magma adalah cairan silikat yang panas dan pijar yang terdiri dari unsur-unsur O, Si, Al, Fe, Mg, Ca, Na, K dll
Hasil dari rekristalisasi magma tersebut membentuk berbagai macam jenis mineral dan mengikuti aturan tingkat kristalisasi dari magma.
Mengikuti Seri Reaksi Bowen
Olivin
Ca-plagioklas
Piroksen
Hornblende
Biotit
Na-plagioklas
K-feldspar
Muskovit
Kuarsa
Tem
pera
tur
men
uru
n
ultramafik
gabro
diorit
granit
syenit
kontinu
diskontinu
DERET REAKSI BOWEN
Pengelompokkan batuan beku berdasarkan kelompok mineralnya :
Kelompok Mineral Kelompok Batuan Beku
OlivinPiroksenPlagioklasOlivin, piroksen
Ultramafik dan Ultramafitit
Olivin, piroksen, plagioklasOlivin, plagioklasPiroksen, plagioklas
Gabroid dan Basaltoid
Piroksen, hornblenda, plagioklasHornblenda, plagioklasHornblenda, biotit,plagioklas, <<< kuarsa
Dioritoid dan Andesitoid
Hornblenda, biotit, muskovit, kuarsaBiotit, muskovit, k-feldspar, kuarsaBiotit, muskovit, k-feldspar
Granitoid dan Dasitoid
Mineral Pembentuk Batuan
Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu :
1. Mineral Utama (essential minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup banyak dan menentukan nama/sifat batuan. Contoh : olivin, piroksen, amfibol, biotit, plagioklas, k-feldspar, muskovit, kuarsa, feldspartoid.
2. Mineral tambahan (accessory minerals) : mineral yang terbentuk dari kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (<5%) dan tidak menentukan nama/sifat batuan. Contoh : apatit, zirkon, magnetit, hematit, rutil dll
3. Mineral sekunder (secondary minerals) : mineral hasil ubahan dari mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrothermal atau metamorfosa. Contoh : klorit, epidot, serisit, kaolin, aktinolit dll.
Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan sejarah kejadiannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukkan tekstur batuan beku adalah derajat kristalinitas, granulitas/besar butir dan kemas/fabric.
1. Derajat Kristalisasi
1. Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya2. Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan
sebagian gelas3. Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya
2. Granulitas / Besar Butir
Faneritik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasaKhusus untuk batuan bertekstur faneritik, ukuran butirnya dapat ditentukan sebagai berikut : - Halus : besar butir < 1mm- Sedang : besar butir 1mm – 5mm- Kasar : besar butir 5mm – 3cm- Sangat kasar : besar butir > 3cm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat dengan mikroskop
Jika batuan bertekstur porfiritik, maka ukuran fenokris dan masadasar dipisah.
3. Kemas / Fabric
Equigranular : ukuran besar butir relatif sama Inequigranular : ukuran besar butir tidak sama
- Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris)
tertanam dalam masadasar kristal yang lebih halus- Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris)
tertanam dalam masadasar gelas/amorf.
Tekstur batuan beku berdasarkan bentuk geometri kristalnya :
Tabular (plagioklas, k-feldspar) Prismatik (piroksen, hornblenda) Berlembar (mika) Poligonal (kuarsa, olivin)
Struktur Batuan Beku
Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuan beku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dilihat di lapangan (dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen.
Struktur yang berhubungan dengan aliran magma : Schlieren : struktur yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau
memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma. Segregasi : struktur pengelompokkan mineral (biasanya mineral
mafik) yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya.
Lava bantal : struktur yang diakibatkan oleh pergerakkan lava akibat interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, dimana bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.
Struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma : Vesikuler : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava) Amigdaloidal : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava),
yang telah diisi oleh mineral sekunder seperti zeolit, kalsit, kuarsa. Kekar kolom : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus
arah aliran. Kekar berlembar : kekar berbentuk lembaran, biasanya pada
tepi/atap intrusi besar akibat hilangnya beban.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU
Komposisi batuan : mineralogi dan kimiawi- mineralogi : mineral utama (olivin, piroksen, feldspar dll) mineral tambahan (apatit, rutil, mineral bijih dll)- Kimiawi : unsur utama (major elements) : unsur oksida SiO2,
Al2O3 dll unsur jejak (trace elements) : Sr, Rb, Ba dll ppm unsur tanah jarang (rare earth minerals/REE) : ppb
inner transition element grup lanthanids (57-71)
La, Ce, Pr, … … , Lu
Dasar klasifikasi- mineralogi : % mineral utama- kimiawi ;
silika (% SiO2)
ultrabasa (< 45%)basa (45 – 52%)Intermedier/menengah (52 – 66%)Asam (> 66%)
silica saturation, undersaturated, saturated terhadap thp free silica
Contoh : - pembentukan leusit, forsterit (Fe-olivin)
undersaturated - pembentukan Mg-orthopiroksen, albit saturated thp free silica (quartz)
alumina saturation - peralumina : saturated thp alumina (Al2O3 >
Na2O+K2O+CaO)
- peralkaline : oksida alkalin > oksida alumina - subalumina : oksida alumina = atau > oksida alkalin
(Na2O+K2O)
- metalimina : oksida alumina = atau > Na2O+K2O+CaO)
- Color index (Indeks warna) proporsi mineral felsik dan mafik mineral felsik : feldspar, feldspartoid, kuarsa, muskovit mineral mafik : mineral ferromagnesia olivin, amfibol,
klinopiroksen; - C.I. < 30 : leucratic- 30 – 60 : mesocratic- 60 – 90 : melanocratic- > 90 : hypermelanic/ultramafic
KLASIFIKASI BATUAN BEKU SECARA MEGASKOPIS
Berdasarkan Klasifikasi IUGS (1999) Golongan faneritik Golongan Afanitik
1. Golongan Faneritik
Batuan bertekstur faneritik, dapat teramati secara megaskopis (mata biasa), berbutir sedang – kasar (lebih besar dari 1mm)
Golongan faneritik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan
Dasar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), atau mineral feldspartoid (F), feldspar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P)
Cara menentukan nama batuan dihitung dengan menganggap jumlah ketiga mineral utama (Q + A + P atau F + A + P) adalah 100%
Q
A P
F
60 60
Granitic-rocks
20 20
10 10
60 60
Syenitic-rockDioritic-rockGabbroic-rockAnorthositic-rock
Foid-syenitic- rock
Foid-dioritic-rock
Foid-gabbroic-rock
Foidolitik-rock
P
Px+Ho Ol
90 90
10 10
40
VIII
IV
X+XI IX
Ol
Px Ho
IX
X XI
Q --- quartz
A --- alkali feldspar
P --- plagioclase
F --- foid
Px --- pyroxene
Ho --- hornblende
Ol --- olivine
Quartz-rick-coarse-grained- rock
VIII = Anortositic-rock IX = Peridotic-rock X = Piroksenitic-rockXI = Hornblenditic-rock
I = Granitoid
II = Syenitoid
III = Dioritoid
IV = Gabroid
V = Foid Syenitoid
VI = Foid Dioritoid & Gabroid
VII = Foidolit
VIII = Anortosit
IX = Peridotit
X = Piroksenit
XI = Hornblendit
Untuk II dan IV, “ foid bearing” digunakan bila feldspartoid hadir
2. Golongan Afanitik
Batuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan mata biasa atau menggunakan loupe, umumnya berbutir halus (< 1mm), sehingga batuan beku jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya secara megaskopis.
Salah satu cara terbaik untuk memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warna batuan, karena warna batuan umumnya mencerminkan proporsi mineral yang dikandungnya, dalam hal ini proporsi mineral felsik (berwarna terang) dan mineral mafik (berwarna gelap). Semakin banyak mineral mafik, semakin gelap warna batuannya.
Penentuan nama atau jenis batuan beku afanitik masih dapat dilakukan bagi batuan yang bertekstur porfiritik atau vitrofirik, dimana fenokrisnya masih dapat terlihat dan dapat dibedakan, sehingga dapat dibedakan jenis batuannya. Dengan menghitung prosentase mineral yang hadir sebagai fenokris, serta didasarkan pada warna batuan/mineral, maka dapat diperkirakan prosentase masing-masing mineral (Q/F, A. P), maka nama batuan dapat ditentukan.
Q
A P
F
60 60
Rhyolitic-rock
20 20
10 10
60 60
Trachytic-rock
Andesitic- rock
Basaltic-rock
Phonolitic-rock Tephritic-rock
Foiditic-rock
Ol Px
Ultramafitic
Q --- quartz
A --- alkali feldspar
P --- plagioclase
F --- foid
Px --- pyroxene
Mel --- melilite
Ol --- olivine
Mel
Dacitic- rock
Hal – hal utama yang perlu dicatat dalam deskripsi batuan beku :
1. Warna, sebagai petunjuk awal, untuk memperkirakan komposisi kimia dan mineral dari batuan
2. Tesktur, besar butir dan kemas, yang mana hubungan dengan sejarah dan cara kejadian batuan, serta kecepatan dan urutan pertumbuhan kristal.
3. Mineralogi, sebagai petunjuk untuk identifikasi batuan, biasanya di dalam batuan beku terdapat antara 2 – 4 mineral utama.
4. Inklusi material asing (sebagai tambahan dalam membantu identifikasi batuan). Inklusi ini kadang ditemukan dalam batuan beku dan harus dideskripsi terpisah, inklusi penting ketika kita ingin menilai cara kejadian dan asal tubuh batuan beku.
sampel
Warna : Hitam bintik-bintik putih/putih kemerahan dll (warna yang representatif)
Struktur : Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan dll
Tekstur
Granulitas/Besar butir
Sedang 1-5mm, Kasar 5mm – 3cm, sangat kasar > 3cm
Halus < 1mm
Faneritik Afanitik
Derajat Kristalisasi
Holokristalin HolohyalinHipokristalin/hipohyalin
Keseragaman butir/kristal
Equigranular Inequagranular Porfiritik/Vitrofirik
Panidiomorfik Granular (Euhedral)
Hipidiomorfik Granular (Subhedral)
Alotriomorfik Granular (Anhedral)
Fenokris Komposisi mineral : Kuarsa (..%), ciri-cirinya dll
Nama Batuan : Granitoid/Syenitoid/Dioritoid dll
KARAKTER BATUAN BEKU EKSTRUSI DAN INTRUSI
Batuan beku ekstrusi : Ukuran butir halus – amorf Chilled margin hanya
terdapat di bagian bawah Efek bakar (baking effect)
di bagian bawah Bagian atas fragmentasi
(autobreksi) Ada xenolith di bawahnya Vesikular, amigdaloid di
bagian atas Batuan yang dilewati
tidak terdeformasi
Batuan beku intrusi : Ukuran butir halus – kasar Chilled margin terjadi di
bagian luar Terjadi metamorfosis
kontak/termal Batas tidak beraturan-
halus Terdapat xenolith samping
batuan yang di bawah maupun yang di atasnya
Vesikuler dan amigdaloid jarang
Mengakibatkan perlipatan, atau deformasi batuan yang diterobos