perundagian fix

17
Perundagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini menyebabkan gaya arsitektur antara satu daerah dengan daerah yang lainnya menjadi tidak sama. Seperti Bali yang memiliki ciri khas bangunan tersendiri yang berbeda dari daerah lainnya. Bangunannya dapat berupa bale sakapat, bale sakanem, bale daja, kori, jineng, pelinggih dan lainnya. Setiap bangunan tersebut memiliki tipologi, ukuran, material, ukiran yang berbeda. Untuk membuat bangunan-bangunan tradisional Bali tersebut, tidak sembarang orang boleh melakukannya karena tiap bangunan memiliki perhitungan tersendiri berupa hari baik, alat dan bahan yang boleh digunakan, hingga mantra yang digunakan ditiap tahap membangunnya. Apabila orang yang tidak mengerti dengan jelas cara membangun dan tetap membangun bangunan tradisional Bali, bangunan menjadi kurang baik dan tidak terkesan hidup, bahkan ada yang sampai mendatangkan bencana, masalah, ataupun penyakit bagi pemilik bangunan tersebut Orang-orang tertentu yang mampu merancang dan membangun tersebut disebut dengan undagi yang merupakan arsitek bangunan tradisional Bali. Undagi tidak hanya membekali dirinya dengan ilmu rancang bangun, namun 1 Jurusan Arsitektur | Fakultas Teknik | Universitas Udayana

Upload: tjok-pradnya-putra

Post on 24-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

undagi

TRANSCRIPT

Perundagian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Arsitektur merupakan salah satu bentuk kebudayaan yang dimiliki oleh setiap daerah. Hal ini menyebabkan gaya arsitektur antara satu daerah dengan daerah yang lainnya menjadi tidak sama. Seperti Bali yang memiliki ciri khas bangunan tersendiri yang berbeda dari daerah lainnya. Bangunannya dapat berupa bale sakapat, bale sakanem, bale daja, kori, jineng, pelinggih dan lainnya. Setiap bangunan tersebut memiliki tipologi, ukuran, material, ukiran yang berbeda. Untuk membuat bangunan-bangunan tradisional Bali tersebut, tidak sembarang orang boleh melakukannya karena tiap bangunan memiliki perhitungan tersendiri berupa hari baik, alat dan bahan yang boleh digunakan, hingga mantra yang digunakan ditiap tahap membangunnya. Apabila orang yang tidak mengerti dengan jelas cara membangun dan tetap membangun bangunan tradisional Bali, bangunan menjadi kurang baik dan tidak terkesan hidup, bahkan ada yang sampai mendatangkan bencana, masalah, ataupun penyakit bagi pemilik bangunan tersebut

Orang-orang tertentu yang mampu merancang dan membangun tersebut disebut dengan undagi yang merupakan arsitek bangunan tradisional Bali. Undagi tidak hanya membekali dirinya dengan ilmu rancang bangun, namun juga harus mempelajari serta memahami seni, budaya, adat, dan agama. Hal tersebut wajib dikuasai oleh seorang undagi agar dalam proses perancangan dan penciptaan karya bangunan dapat selaras dan sejalan dengan konsep Tri Hita Karana.Namun seiring perkembangan jaman profesi undagi semakin berkurang, karena bangunan pada jaman sekarang lebih modern dan sedikit mengandung unsur Bali. Tetapi untuk pembangunan pelinggih, bangunan sacral, dan bangunan yang tradisional masih memerlukan undagi untuk perhitungannya. Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai perbedaan undagi pada jaman sekarang dengan jaman dulu.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan undagi jaman sekarang ?2. Apa Perbedaan Undagi Jaman sekarang dengan jaman dulu?3. Berapa besar minat generasi muda mengenai profesi undagi jaman sekarang ?1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut dapat ditarik tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui perkembangan undagi jaman sekarang 2. Untuk mengetahui perbedaan Undagi Jaman sekarang dengan jaman dulu3. Untuk mengetahui seberapa besar minat generasi muda mengenai profesi undagi jaman sekarang 1.4. Manfaat

Manfaat dari penulisan ini adalah untuk mencari tahu seberapa besar keberadaan profesi undagi jaman sekarang dan segala perbedaan yang telah dialaminya.

1.5. Metode Penulisan

1. Metodologi Pendataan : Metodologi pendataan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai sesuatu yang akan dianalisis. Data data yang diperoleh terdiri dari : Data primer : merupakan data yang diperoleh melalui hasil wawancara secara langsung kepada seorang undagi Data sekunder : merupakan data yang diperoleh melalui pengamatan secara studi kepustakaan.

2. Metodelogi Analisis : Metode ini menyajikan hasil analisis data-data yang telah didapat sebelumnya. 1.6. Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan ini disusuna secara sistematik dengan menjadikan beberapa bagian yaitu :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini disampaikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode penulisan dan sistematika penulisan laporan mengenai perkembangan undagi jaman sekarang.Bab II landasan Teori

Berisi tentang teori-teori yang mendasari penyusunan makalah ini mulai dari pengertian undagi, kecakapan seorang undagi, proses seorang undagi, kewajiban seorang undagi, proses undagi dalam membangun. Bab III Pembahasan

Berisi tentang hasil wawancara kepada seorang undagi yang telah dilakukan dan analisi mengenai perkembangan seorang undagi jaman sekarang. Bab IV Kesimpulan

Membuat kesimpulan dari rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian UndagiUndagi merupakan sebuah predikat yang diberikan kepada seseorang karena keahliannya dalam bidang pembangunan rumah tradisional Bali secara total, mulai dari awal pengerjaan hingga akhir. Predikat ini merupakan hal yang sangat khusus sehinga sangat jarang ditemukan undagi di masyarakat.1

2.2 Kecakapan Seorang Undagi

Seorang undagi harus memiliki kecakapan atau keahlian dalam berbagai macam hal, selain keahlian dalam membangun rumah tradisional Bali. Kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang undagi yaitu:

1. Ahli dalam merancang dan melaksanakan bangunan.

Di dalam merancang sebuah bangunan, seorang undagi tidak mempergunakan ukuran-ukuran yang pasti, melainkan mempergunakan ukuran dari orang yang akan menempati bangunan tersebut. Ukuran-ukuran tersebut disebut dengan sikut gegulak yang berasal dari Asta Kosala Kosali. Pada tahap melaksanakan, seorang undagi harus memahami pekerjaannya, mulai dari tahap awal hingga pengerjaan atap bangunan.

2. Ahli dalam memilih bahan/lakar bangunan.

3. Ahli dalam memilih hari baik/dewasa ayu4. Ahli sebagai seorang pemimpin

5. Ahli sebagai seorang seniman

6. Ahli sebagai seorang rohaniawan

7. Ahli sebagai seorang ekonom

8. Disebut sebagai seorang

2.3 Proses Menjadi Seorang Undagi

1. Menjadi pekerja/pengayah ( + 5 tahun)

2. Menjadi tukang ( + 3 tahun)

3. Menjadi tukang (tukang kayu atau tukang batu atau kedua-duanya) ( + 6 tahun)

4. Menjadi kepala tukang ( 4 tahun)

5. Belajar membuat Gegulak, mencari Dewasa Ayu, Mantra, Upakara, Upacara ( 5 tahun)

6. Mewinten untuk menjadi seorang Undagi ( 1 hari)

2.4 Kewajiban dan Pantangan Bagi Seorang Undagi

1. Jujur

2. Suci

3. Bersih

4. Berpantang

5. Puasa

2.5 Proses yang Dilakukan Seorang Undagi Dalam Membangun

1. Membuat Gegulak2. Mengumpulkan bahan-bahan/lakar3. Ngantukang Bhatara Sri4. Nyukat Karang5. Nasarin6. Ngaug7. Masang Iga-iga8. Ngeraabin9. MemakuhBAB III

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui perkembangan undagi pada masa kini, kami melakukan wawancara dengan seorang undagi secara langsung. Hasil dari wawancara ini akan kami sajikan dan analisa untuk mengetahui perkembangan undagi pada masa kini.

Undagi yang kami wawancara yaitu :

Nama

: I B Anom Wijaya

Umur

: 63 tahun

Alamat

: JL. Turi Banjar Ujung Kesiman

Sejarah pekerjaan : menjadi undagi dari umur 25 tahun sekarang

Pekerjaan yang ditangani :

Umah Bali

Arca

Sangging

Salang

3.1 Hasil Wawancara Wawancara I

1. Apa itu undagi?Menurut bapak seorang undagi merupakan seseorang yang tau dan melaksanakan seni budaya, adat istiadat sesuai dengan agama hindu tanpa mengharapkan imbalan atau balas jasa. 2. Dimana bapak belajar ilmu perundagian?Bapak diajarkan oleh leluhur karena memang dari keturunan undagi, namun bapak sendiri juga memang memiliki minat untuk menjadi undagi. Selain karena melihat sendiri sehingga menjadi cepat belajar, bapak juga membaca buku buku yang memang sudah ada secara turun temurun dari leluhur. Dan juga karena seperti memang takdir bapak seharusnya menjadi undagi, maka bapak cepat belajar.

3. Apa saja alat2 yang d perlukan oleh undagi dalam bekerja?Alat yang biasa bapak gunakan selama bekerja, yaitu : pahat, palu, pengutik, kayu, bambu, kertas, uang kepeng. Untuk mengukur secara umum menggunakan meteran dan masih menggunakan teknik nyikut.4. Adakah perbedaa undagi jaman dulu dengan jaman sekarang? misalnya dari alat, maupun tata cara.Selama menjadi undagi, perbedaan yang saya rasakan adalah dahulu jumlah undagi banyak karena warga yang ingin melakukan pembangunan cenderung untuk mencari undagi. Akan tetapi pada zaman sekarang, mulai banyak ada orang yang pintar yang mengerti tentang perundagian tetapi bukan undagi asli. Sehingga, warga mulai jarang datang ke undagi untuk membangun. Hal tersebut mengakibatkan minat orang orang untuk menjadi undagi berkurang karena menganggap profesi ini jarang dibutuhkan

5. Bagaimana tanggapan bapak mengenai arsitek-arsitek yang mulai meninggalkan atb?Menurut bapak, walaupun bangunan sekarang sudah banyak mengalami perubahan menjadi lebih praktis, efesien dan modern. Jaman memang terus berkembang dan patut untuk diikuti tetapi diharapkan tetap memperhatikan pakem pakem tradisional agar terus diperhatikan. Jadi kembali lagi kepada pribadi masing masing menanggapi hal tersebut, mau menghilangkan atau tidak mengenai pakem pekem tersebut.

6. Bagaimana minat pemuda jaman sekarang untuk menjadi undagi? Adakah pemuda yang akan meneruskan pekerjaan bapak sebagai undagi ?Minat pemuda jaman sekarang sangat sedikit untuk menjadi seorang undagi, karena dipandang sebagai profesi yang tidak terlalu di perlukan oleh warga. Karena warga, lebih memilih untuk bertanya kepada orang yang pintar di bidang perundagian tetapi bukan undagi asli. Sehingga, orang yang meneruskan profesi ini biasanya adalah keturunan asli dari undagi tersebut. Dan di sini kebetulan sudah ada penerus saya.7. Menurut bapak bagaimana cara meningkatkan atau menggiatkan kembali arsitektur bali di era sekarang?Menurut bapak, untuk meningkatkan arsitektur di jaman modern ini yaitu dengan memperhitungkan apa yang telah di buat oleh leluhur. Karena semua yang telah ada dan bertahan sampai sekarang terlah terencana dan berwawasan jauh dan berpedoman kepada agama hindu. Boleh memuat inovasi- inovasi baru agar tidak jenuh, namun tetaplah berpegang taguh pada pakem budaya dan agama.Wawancara II

Undagi yang kami wawancara yaitu :

Nama

: I Ketut Astika YasaUmur

: 50 tahun

Alamat

: GianyarSejarah pekerjaan : 10 tahun menjadi undagi hingga sekarangPekerjaan yang ditangani :

Umah Bali

Pura Sangging

Wadah1. Apa itu undagi?Menurut bapak seorang undagi merupakan seorang pengayah yang bertugas membangun rumah tradisional Bali, maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan bangunan Bali. 2. Dimana bapak belajar ilmu perundagian?Bapak diajarkan oleh ayah karena memang dari keturunan undagi, sehingga bapak sendiri juga memang memiliki minat untuk menjadi undagi. 3. Apa saja alat2 yang d perlukan oleh undagi dalam bekerja?

Alat yang biasa bapak gunakan selama bekerja, seperti pahat, palu pengutik dan lain-lain. Selain itu juga mempergunakan mesin agar lebih efisien.4. Adakah bapak pernah membangun rumah tradisional Bali bekerja sama dengan orang dari luar? Bapak belum pernah bekerja sama untuk membangun rumah dengan pihak luar. Saya berprinsip dalam bekerja untuk ngayah, baik itu pada Ida Sang Hyang Widhi dalam membangun Pura atau ngayah pada orang lain dalam pembuatan wadah. 5. Bagaimana tanggapan bapak mengenai arsitek-arsitek yang mulai meninggalkan atb?

Menurut bapak, arsitektur tradisional Bali itu tidak ditinggalkan, arsitektur Bali itu tidak hanya rumah Bali, masih ada Pura sehingga arsitektur tradisional Bali tetap eksis. Hal tersebut termasuk hal yang wajar, tetapi untuk menanggapi itu semua berasal dari dalam hati sendiri.6. Bagaimana minat pemuda jaman sekarang untuk menjadi undagi? Adakah pemuda yang akan meneruskan pekerjaan bapak sebagai undagi ?

Minat pemuda jaman sekarang memang sudah minim untuk menjadi seorang undagi. Pemuda sekarang lebih memilih profesi yang lain yang lebih menjanjikan.7. Menurut bapak bagaimana cara meningkatkan atau menggiatkan kembali arsitektur bali di era sekarang?

Menurut bapak, untuk meningkatkan arsitektur di jaman modern ini yaitu dengan mulai dari dalam hati diri sendiri. Ingat bahwa arsitektur tradisional Bali itu berkaitan dengan budaya dan religi. Sebagai umat Hindu yang tinggal di Bali kita harus melestarikannya, bukan menyuruh orang lain untuk melestariknnya. Instansi-instansi juga harus ikut terlibat dalam membangkitkan arsitektur tradisional Bali.3.2. Analisa Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa undagi jaman sekarang sudah mulai mengikuti perkembangan jaman dan mulai menggunakan alat-alat banyak digunakan di jaman sekarang seperti meteran dalam pengukuran. BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN1. Perkembangan

Pada zaman sekarang, sulitnya menemukan undagi, menyebabkan proyek pembangunan jarang melibatkan undagi tetapi lebih ke orang yang mengerti tentang perundagian. Undagi lebih sering berkecimpung pada bangunan sakral (pura).2. Perbedaan

Perbedaan sangat terlihat pada perbedaan bahan yang digunakan. Seperti pada alat ukur, sudah mulai menggunakan meter.an.

3. Minat

Hamper tidak ada generasi muda yang mau menggeluti profesi ini. Sehingga untuk melestarikannya, kebanyakan profesi undagi ini diteruskan oleh keturunan oleh undagi itu sendiri.

4. Minat berkurang karena bangunan tradisional berkurang sehingga sedikit diperlukan undagi. Namun memang ada generasi-generasi penerus undagi yang memang berasal dari keturunan undagi sebelumnya, sehingga undagi akan tetap ada walau jumlahnya sedikit.4.2. Saran 8. Seorang arsitek harus melibatkan seorang undagi dalam pembangunan bangunan di bali

9. Bagi instansi terkait agar memfasilitasi kegiatan perundagian.12Jurusan Arsitektur | Fakultas Teknik | Universitas Udayana