masa perundagian

15

Click here to load reader

Upload: fahrudin-juhairia

Post on 26-Jun-2015

6.951 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: masa perundagian

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan

untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman

prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun

umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka

Bumi dimana manusia mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan.

Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum

ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan.

Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di

dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut.

Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah

mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah.

Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan

Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang

ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

1

Page 2: masa perundagian

Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah,

keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi,

astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-

sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs

sejarah.

2

Page 3: masa perundagian

BAB II

ISI

1. Masa Perundagian

Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-kelompok

serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang dipusatkan kepada menghasilkan

bahan makanan sendiri (pertanian dan peternakan). Dalam masa bertempat tinggal tetap

ini, manusia berdaya upaya meningkatkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil

yang sebesar-besarnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui dari

berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, yang terpenting diantaranya

adalah temuan-temuan dari Anyer Lor (Jawa Barat), Puger (Jawa Timur), Gilimanuk

(Bali) dan Melolo (Sumbawa). Dari temuan kerangka yang banyak jumlahnya

menunjukkan ciri-ciri manusia. Sedangkan penemuan di Gilimanuk dengan jumlah

kerangka yang ditemukan 100 buah menunjukkan ciri Mongolaid yang kuat seperti

terlihat pada gigi dan muka. Pada rangka manusia Gilimanuk terlihat penyakit gigi dan

encok yang banyak menyerang manusia ketika itu.

Berdasarkan bukti-bukti yang telah ditemukan dapat diketahui bahwa dalam

masyarakat Bali pada masa perundagian telah berkembang tradisi penguburan dengan

cara-cara tertentu. Adapun cara penguburan yang pertama ialah dengan mempergunakan

peti mayat atau sarkofagus yang dibuat dari batu padas yang lunak atau yang keras.Cara

penguburannya ialah dengan mempergunakan tempayan yang dibuat dari tanah liat

seperti ditemukan di tepi pantai Gilimanuk (Jembrana). Benda-benda temuan ditempat ini

3

Page 4: masa perundagian

ternyata cukup menarik perhatian diantaranya terdapat hampir 100 buah kerangka

manusia dewasa dan anak-anak, dalam keadaan lengkap dan tidak lengkap. Tradisi

penguburan dengan tempayan ditemukan juga di Anyer Jawa Barat, Sabang (Sulawesi

Selatan), Selayar, Roti dan Melolo (Sumba). Di luar Indonesia tradisi ini berkembang di

Filipina, Thailand, Jepang dan Korea.

Kebudayaan megalithik ialah kebudayaan yang terutama menghasilkan bangunan-

bangunan dari batu-batu besar. Batu-batu ini mempunyai biasanya tidak dikerjakan secara

halus, hanya diratakan secara kasar saja untuk mendapat bentuk yang diperlukan. di

daerah Bali tradisi megalithik masih tampak hidup dan berfungsi di dalam kehidupan

masyarakat dewasa ini. Adapun temuan yang penting ialah berupa batu berdiri (menhir)

yang terdapat di Pura Ratu Gede Pancering Jagat di desa Trunyan.

Di Pura in terdapat sebuah arca yang disebut arca Da Tonta yang memiliki ciri-ciri

yang berasal dari masa tradisi megalithik. Arca ini tingginya hampir 4 meter. Temuan

lainnya ialah di desa Sembiran (Buleleng), yang terkenal sebagai desa Bali kuna,

disamping desa-desa Trunyan dan Tenganan. Tradisi megalithik di desa Sembiran dapat

dilihat pada pura-pura yang dipuja penduduk setempat hingga dewasa ini. dari 20 buah

pura ternyata 17 buah pura menunjukkan bentuk-bentuk megalithik dan pada umumnya

dibuat sederhana sekali. Diantaranya ada berbentuk teras berundak, batu berdiri dalam

palinggih dan ada pula yang hanya merupakan susunan batu kali.

4

Page 5: masa perundagian

Temuan lainnya yang penting juga ialah berupa bangunan-bangunan megalithik

yang terdapat di desa Gelgel (Klungkung).Temuan yang penting di desa Gelgel ialah

sebuah arca menhir yaitu terdapat di Pura Panataran Jro Agung. Arca menhir ini dibuat

dari batu dengan penonjolan kelamin wanita yang mengandung nilai-nilai keagamaan

yang penting yaitu sebagai lambang kesuburan yang dapat memberi kehidupan kepada

masyarakat.

2. Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia dan Hasil Budayanya

Hasil kebudayaan manusia prasejarah untuk mempertahankan dan memperbaiki

pola hidupnya menghasilkan dua bentuk budaya yaitu :

• Bentuk budaya yang bersifat Spiritual

• Bentuk budaya yang bersifat Material

i. Masyarakat Prasejarah mempunyai kepercayaan pada kekuatan gaib yaitu :

• Dinamisme, yaitu kepercayaan terhadap benda-benda yang dianggap mempunyai

kekuatan gaib. Misalnya : batu, keris

• Animisme, yaitu kepercayaan terhadap roh nenek moyang mereka yang

bersemayam dalam batu-batu besar, gunung, pohon besar. Roh tersebut

dinamakan Hyang.

ii. Pola kehidupan manusia prasejarah adalah :

• Bersifat Nomaden (hidup berpindah-pindah), yaitu pola kehidupannya belum

menetap dan berkelompok di suatu tempat serta, mata pencahariannya berburu

dan masih mengumpulkan makanan

• Bersifat Sedenter (menetap), yaitu pola kehidupannya sudah terorganisir dan

berkelompok serta menetap di suatu tempat, mata pencahariannya bercocok

tanam. Muali mengenal norma adat, yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan

5

Page 6: masa perundagian

iii. Sistem bercocok tanam/pertanian

• Mereka mulai menggunakan pacul dan bajak sebagai alat bercocok tanam

• Menggunakan hewan sapi dan kerbau untuk membajak sawah

• Sistem huma untuk menanam padi

• Belum dikenal sistem pemupukan

iii. Pelayaran

Dalam pelayaran manusia prasejarah sudah mengenal arah mata angin dan

mengetahui posisi bintang sebagai penentu arah (kompas)

iv. Bahasa

• Menurut hasil penelitian Prof. Dr. H. Kern, bahasa yang digunakan termasuk

rumpun bahasa Austronesia yaitu : bahasa Indonesia, Polinesia, Melanesia, dan

Mikronesia.

• Terjadinya perbedaan bahasa antar daerah karena pengaruh faktor geografis dan

perkembangan bahasa.

6

Page 7: masa perundagian

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

1. Prasejarah adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di

mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia.

2. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya

Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang

berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan

Timur baru memasuki era sejarah.

3. bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang

di daerah penggalian situs sejarah.

4. Dalam masa neolithik manusia bertempat tinggal tetap dalam kelompok-

kelompok serta mengatur kehidupannya menurut kebutuhan yang

dipusatkan kepada menghasilkan bahan makanan sendiri (pertanian dan

peternakan).

5. Pada zaman ini jenis manusia yang mendiami Indonesia dapat diketahui

dari berbagai penemuan sisa-sisa rangka dari berbagai tempat, yang

terpenting diantaranya adalah temuan-temuan dari Anyer Lor (Jawa

Barat), Puger (Jawa Timur), Gilimanuk (Bali) dan Melolo (Sumbawa).

7

Page 8: masa perundagian

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org/wiki/Prasejarah

www.one.indoskripsi.com/node/4441

8

Page 9: masa perundagian

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah

untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang masa perundagian.

Terima kasih kepada dosen pengasuh yang telah memberikan penugasan dan

kesempatan kepada saya untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi

kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan

serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Hormat saya

Penyusun

9

i

Page 10: masa perundagian

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................ i

Daftar Isi................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang............................................................................. 1

BAB II ISI

1. Masa Perundagian.................................................................... 3

2. Corak Kehidupan Prasejarah Indonesia

dan Hasil Budayanya............................................................... 5

BABA III PENUTUP

1. Kesimpulan.................................................................................... 7

Daftar Pustaka

10ii

Page 11: masa perundagian

JUDUL MAKALAH : MODEL-MODEL

PEMBELAJARAN

Disusun oleh :

IKA MERIANA : 220900232

DOSEN : Drs. M. Nasrun S.Pd

KELAS : A. SORE

PRODI : SEJARAH

SEMESTER : III ( GANJIL )

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

PONTIANAK

2010

11