Kuliah Pancasila 2010

dengan indoktrinasi P4-nya berhasil membawa Indonesia sebagai bangsayang penurut dan mudah dimanipulasi. Lagi-lagi Pancasila digunakandengan interpretasi yang salah. Pancasila oleh pemerintahan Soehartodibawa setinggi mungkin sehingga masyarakat tidak dapat menjangkaunya.Soeharto menjalankan politik ini dengan mulus sampai-sampai praktiksemi-feodal ini masih bertahan hingga saat ini. Ibnu Sutowo berkata,“Setiap orang, tanpa kekecualian, menjalankan petunjuk Soeharto dan diamenaruh curiga kepada setiap orang yang bertindak tanpasepengetahuannya…Soeharto tidak berminat pada tindakan-tindakan yangkreatif dan mandiri. Coba lihat pada orang-orang di sekelilingnyasekarang. Mereka semua bersikap begini--(sambil tersenyum danmembungkukkan badan, dengan tangan terlipat menutupi wilayahkemaluannya)--bahkan kalaupun mereka tahu bahwa ada kesalahan besaryang sedang berlangsung, mereka diam dan setuju. Tidak ada seorangpunyang punya nyali.” (Eko Prasetyo, Orang Kaya di Negeri Miskin,Yogyakarta: Resist Book, 2005). Sistem ekonomi Pancasila yangdijalankan Soeharto pun ternyata berkhianat dari kepentingan rakyat.

Konglomerat pada zaman Soeharto adalah kelas sosial yangmengkombinasikan kepentingan politik dengan lemahnya pengawasan.Kait-mengkait dengan dinasti kekuasan memang jadi kelaziman agar usahaitu tetap terjamin aman sekaligus bisa melakukan diversifikasi yangseluas-luasnya. Pengusaha-pengusaha pribumi diasuh dan ditimang olehOrde Baru untuk kelak menjadi figur pengusaha pribumi. Mereka mendapatproteksi politik yang besar dalam rangka mengembangkan usaha melaluijasa-jasa kontrak yang dibagi rata oleh para penguasa, Kebijakanpolitik yang kejam ini telah memberi sumbangan besar bagi pembentukanformasi kelas sosial di Indonesia. Di satu sisi Indonesia menjadi salahsatu negara miskin di dunia, di sisi lain Indonesia juga menjadipenyumbang nama bagi daftar orang kaya di majalah Forbes. Puncak darioligarkhi ini muncul melalui keluarga politik dan bisnis sepertikeluarga Soeharto dan Kartasasmita, atau Liem Sie Liong dan Bakrie.

Kuliah Pancasila 2010

pada era reformasi ini kita berpegang pada Pancasila dengan tanpamerubah pola pikir, maka kemungkinan besar reformasi hanya akanberjalan di tempat dan Pancasila hanya akan kembali menjadi simbolbelaka. Meluruskan jalan reformasi dengan Pancasila yang telahdirevitalisasi bukan berarti kita merubah Pancasila, tetapi merubahcara pandang kita terhadap Pancasila itu sendiri. Pancasila adalahfilosofi yang seharusnya mendasari kehidupan kebangsaan Indonesia. Erareformasi harus digunakan sebaik-baiknya untuk melihat Pancasila darisisi lain. Sisi yang lebih humanis dan mengimplementasikan Pancasilasecara konsisten dan dekat dengan masyarakat. Mengagungkan Pancasilaadalah tindakan yang dapat berujung pada teori belaka tetapimerendahkan Pancasila juga tidak dapat dibenarkan karena nilai-nilaiyang terkandung di dalamnya terlalu besar untuk direndahkan. Pancasilaharus ditempatkan secara lebih proporsional dan digunakan denganpengawasan terhadap penafsiran Pancasila itu sendiri

Kuliah Pancasila 2010

setelah reformasi makna Pancasila dihati rakyat Indonesia luntur larut dalam evoria reformasi yg kebablasan...selain itu dirongrong oleh perpecahan bangsa mengatas namakan kesukuan (peristiwa sampit, maluku, timor timur, papua) dan bentrok antar sesama anak bangsadilain pihak mereka yg membawa foundamentalis agamis merangsek via terorrisme dan fahamnya kesegala bidang termasuk perda otonomi daerah yang kandang rancu dg falsafah bangsa, yg memang negara ini tidak didirikan atas satu agama terbesar saja tapi kebhinekaan.

Sila dalam Pancasilapun dilanggar oleh beberapa anggota DPR-MPR dengan musyarah yang menunjukan tontonan perkelahian yg lucu...keadilan sosial bagi rakyatpun banyak dikorup dengan dalih studi banding dan proyek-proyek yang tak pernah selesai...masih banyak moralitas bangsa ini yg perlu dibenahi lagi dgn kembali ke PANCASILA agar bangsa dan rakyat ... benar2 sejahtera lahir dan batin...