perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi

5
Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru diafragma ataupun isi mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan. Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan jantung. Paru- paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa mengalami gangguan atau bahkan kerusakan. Gejala yang dapat dirasakan oleh pasien trauma dada yaitu : Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada saat inspirasi, pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat palpasi, pasien menahan dadanya dan bernafas pendek, dyspnea, takipnea, takikardi, tekanan darah menurun, gelisah dan agitas, kemungkinan sianosis, batuk mengeluarkan sputum bercak darah, hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit dan ada jelas pada thorak. A. Patofisiologi Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen darah. Bahaya utama berhubungan dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap organ. Hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax. Hipokasia jaringan merupakan akibat dari

Upload: faris-budiyanto

Post on 06-Aug-2015

11 views

Category:

Health & Medicine


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi

Trauma dada adalah abnormalitas rangka dada yang disebabkan oleh benturan pada

dinding dada yang mengenai tulang rangka dada, pleura paru-paru diafragma ataupun isi

mediastinal baik oleh benda tajam maupun tumpul yang dapat menyebabkan gangguan

sistem pernafasan.

Di dalam toraks terdapat dua organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia, yaitu

paru-paru dan jantung. Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung sebagai alat

pemompa darah. Jika terjadi benturan atau trauma pada dada, kedua organ tersebut bisa

mengalami gangguan atau bahkan kerusakan.

Gejala yang dapat dirasakan oleh pasien trauma dada yaitu : Nyeri pada tempat

trauma, bertambah pada saat inspirasi, pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat

palpasi, pasien menahan dadanya dan bernafas pendek, dyspnea, takipnea, takikardi,

tekanan darah menurun, gelisah dan agitas, kemungkinan sianosis, batuk mengeluarkan

sputum bercak darah, hypertympani pada perkusi di atas daerah yang sakit dan ada jelas

pada thorak.

A. Patofisiologi

Trauma dada sering menyebabkan gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga

thorak dan isinya dapat membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau

kemampuan paru untuk pertukaran udara dan oksigen darah. Bahaya utama berhubungan

dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap organ.

Hipoksia, hiperkarbia, dan asidosis sering disebabkan oleh trauma thorax.

Hipokasia jaringan merupakan akibat dari tidak adekuatnya pengangkutan oksigen

kejaringan oleh karenah ipivolemia (kehilangan darah), pulmonary

ventilation/perfusionmismatch (contoh kontusio, hematoma, kolaps alveolus) dan

perubahan dalam tekanan intratthorax (contoh: tension pneumothorax, pneumothorax

terbuka).

Hiperkarbia lebih sering disebabkan oleh tidak adekuatnya ventilasi akibat

perubahan tekanan intrathorax atau penurunan tingkat kesadaran. Asidosis metabolik

disebabkan oleh hipoperfusi dari jaringan ( syok ).

Fraktur iga. Merupakan komponen dari dinding thorax yang paling sering mngalami

trauma, perlukaan pada iga sering bermakna, Nyeri pada pergerakan akibat terbidainya

iga terhadap dinding thorax secara keseluruhan menyebabkan gangguan ventilasi. Batuk

yang tidak efektif intuk mengeluarkan sekret dapat mengakibatkan insiden atelaktasis dan

pneumonia meningkat secara bermakna dan disertai timbulnya penyakit paru – paru.

Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada ruang potensial antara pleura viseral

Page 2: Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi

dan parietal. Dislokasi fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan

pneumotoraks. Laserasi paru merupakan penyebab tersering dari pnerumotoraks akibat

trauma tumpul.Dalam keadaan normal rongga toraks dipenuhi oleh paru-paru yang

pengembangannya sampai dinding dada oleh karena adanya tegangan permukaan antara

kedua permukaan pleura. Adanya udara di dalam rongga pleura akan menyebabkan

kolapsnya jaringan paru. Gangguan ventilasi-perfusi terjadi karena darah menuju paru

yang kolaps tidak mengalami ventilasi sehingga tidak ada oksigenasi. Ketika

pneumotoraks terjadi, suara nafas menurun pada sisi yang terkena dan pada perkusi

hipesonor.

Foto toraks pada saat ekspirasi membantu menegakkan diagnosis. Terapi terbaik

pada pneumotoraks adalah dengan pemasangan chest tube lpada sela iga ke 4 atau ke 5,

anterior dari garis mid-aksilaris. Bila pneumotoraks hanya dilakukan observasi atau

aspirasi saja, maka akan mengandung resiko. Sebuah selang dada dipasang dan

dihubungkan dengan WSD dengan atau tanpa penghisap, dan foto toraks dilakukan untuk

mengkonfirmasi pengembangan kembali paru-paru. Anestesi umum atau ventilasi

dengan tekanan positif tidak boleh diberikan pada penderita dengan pneumotoraks

traumatik atau pada penderita yang mempunyai resiko terjadinya pneumotoraks

intraoperatif yang tidak terduga sebelumnya, sampai dipasang chest tube Hemothorax.

Penyebab utama dari hemotoraks adalah laserasi paru atau laserasi dari pembuluh darah

interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh trauma tajam atau trauma

tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga dapat menyebabkan terjadinya

hemotoraks.

Skema terjadinya trauma thorax

Trauma Thorax

Mengenai rongga toraks sampai Terjadi robekan Pemb. Darah intercostal,

rongga pleura, udara bisa pemb.darah jaringan paru-paru.

masuk (pneumothorax)

Terjadi perdarahan :

Karena tekanan negative intrapleura (perdarahan jaringan intersititium, perarahan intraalveolar

Page 3: Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi

Maka udara luar akan terhisap masukdiikuti kolaps kapiler kecil-kecil dan atelektasi)

ke rongga pleura (sucking wound)

tahanan perifer pembuluh paru naik

(aliran darah turun)

- Open penumothorax

- Close pneumotoraks = ringan kurang 300 cc di punksi

- Tension pneumotoraks = sedang 300 - 800 cc di pasang drain

= berat lebih 800 cc torakotomi

Tek. Pleura meningkat terus Tek. Pleura meningkat terus

mendesak paru-paru

(kompresi dan dekompresi)

pertukaran gas berkurang

- sesak napas yang progresif = sesak napas yang progresif

(sukar bernapas/bernapas berat) = nyeri bernapas / pernafsan asimetris/adanya jejas atau trauma

- nyeri bernapas = pekak dengan batas jelas/tak jelas.

- bising napas berkurang/hilang = bising napas tak terdengar

- bunyi napas sonor/hipersonor = nadi cepat/lemah

- poto toraks gambaran udara lebih ¼ anemis / pucat

dari rongga torak = foto toraks 15 - 35 % tertutup bayangan

WSD/Bullow Drainage

- terdapat luka pada WSD - Kerusakan integritas kulit

- nyeri pada luka bila untuk - Resiko terhadap infeksi

bergerak. - Perubahan kenyamanan : Nyeri

perawatan WSD harus di - Ketidak efektifan pola pernapasan

perhatikan. - Gangguan mobilitas fisik

- Inefektif bersihan jalan napas - Potensial Kolaboratif : Atelektasis dan

Page 4: Perubahan pasca trauma sk 1 traumatologi

Pergeseran mediatinum