perubahan belanja kementerian · pdf fileperubahan belanja kementerian negara/lembaga dalam...

59
1 PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian Negara/Lembaga ISSUE ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN APBN RAPBN-P 1. Kementerian Luar Negeri Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk program peningkatan pelayanan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI). Tambahan anggaran digunakan untuk membiayai kegiatan peningkatan pembinaan, perlindungan dan pelayanan TKI. Outcome: Meningkatnya pelayanan dan perlindungan TKI secara menyeluruh. Rp5.561,7 miliar Rp5.563,7 miliar Meningkat Rp2,0 miliar (0,04 persen) Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009 1. Luar Negeri RI Dua Tenaga Kerja pada Atase Pertahanan pada Perwakilan Republik Indonesia di Madrid tidak diikat dengan Kontrak Kerja Sesuai Keppres No.42 tahun 2002 Pasal 12 ayat (2) Hal ini mengakibatkan : a. Atase pertahanan dalam memberikan besarnya gaji kepada kedua pegawai tersebut tidak mempunyai dasar yang kuat b. Kedua pegawai tersebut tidak mempunyai kejelasan hak dan kewajibannya. Hal ini disebabkan : a. Kepala Perwakilan RI di Madrid belum pernah mengajukan formasi bagi staf atase pertahanan KBRI Madrid kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepala Biro Kepegawaian Departemen Luar Negeri b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran oleh Kepala Kanselerai KBRI Madrid 2. Kementerian Pertahanan Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan alokasi anggaran untuk lima keperluan, yaitu: (i)pemberian tunjangan khusus bagi prajurit TNI dan PNS Kementerian Pertahanan yang bertugas di wilayah pulau-pulau kecil terluar dan wilayah perbatasan; (ii)penyelesaian pembangunan proyek Integrated Maritime Survaillance System (IMSS) 1206 FY-07; (iii)program pengamanan NKRI dan penanggulangan tindak terorisme; (iv)program peningkatan kemampuan peralatan pertahanan dan keamanan; Rp42.310,1 miliar Rp42.638,5 miliar Meningkat Rp328,4 miliar (0,8 persen)

Upload: lequynh

Post on 07-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

1

PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010

KOMISI I

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Kementerian Luar Negeri Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk program peningkatan

pelayanan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI). Tambahan anggaran digunakan untuk membiayai

kegiatan peningkatan pembinaan, perlindungan dan pelayanan TKI.

Outcome:

Meningkatnya pelayanan dan perlindungan TKI secara menyeluruh.

Rp5.561,7

miliar

Rp5.563,7

miliar

Meningkat Rp2,0

miliar (0,04 persen)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Luar Negeri RI

Dua Tenaga Kerja pada Atase Pertahanan pada Perwakilan Republik Indonesia di Madrid tidak diikat

dengan Kontrak Kerja

Sesuai Keppres No.42 tahun 2002 Pasal 12 ayat (2)

Hal ini mengakibatkan :

a. Atase pertahanan dalam memberikan besarnya gaji kepada kedua pegawai tersebut tidak mempunyai

dasar yang kuat

b. Kedua pegawai tersebut tidak mempunyai kejelasan hak dan kewajibannya.

Hal ini disebabkan :

a. Kepala Perwakilan RI di Madrid belum pernah mengajukan formasi bagi staf atase pertahanan KBRI

Madrid kepada Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara melalui Kepala Biro Kepegawaian

Departemen Luar Negeri

b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan anggaran oleh Kepala Kanselerai KBRI

Madrid

2. Kementerian Pertahanan Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan alokasi anggaran untuk lima keperluan,

yaitu: (i)pemberian tunjangan khusus bagi prajurit TNI dan PNS Kementerian Pertahanan yang bertugas di

wilayah pulau-pulau kecil terluar dan wilayah perbatasan; (ii)penyelesaian pembangunan proyek Integrated

Maritime Survaillance System (IMSS) 1206 FY-07; (iii)program pengamanan NKRI dan penanggulangan

tindak terorisme; (iv)program peningkatan kemampuan peralatan pertahanan dan keamanan;

Rp42.310,1

miliar

Rp42.638,5

miliar

Meningkat Rp328,4

miliar (0,8 persen)

Page 2: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

2

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

(v)pengadaan matsus Paspampres dan matsus Kopassus.

Output:

(i)Tersusunnya draft RUU tentang revitalisasi industri strategis pertahanan dan keamanan nasional; (ii)

tersusunnya Peraturan Presiden mengenai pembentukan Komite Kebijakan Industri Pertahanan.

Outcome:

Terpenuhinya peralatan pertahanan dan keamanan.

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Pertahanan RI

Pembayaran Gaji dan Tunjangan PNS Yang Bertugas Pada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) UPN

"Veteran" Sejak Tahun 1995 s.d. Masa Pensiun PNS Membebani Anggaran Belanja Dephan Minimal

Sebesar Rp1.329.985.949.931,32

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

a. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003

b. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 Tahun 2002

c. Keputusan Menhan No. Skep/19/M/XII/2000 tanggal 29 Desember 2000 Bab I Pasal 3

Hal tersebut mengakibatkan :

Pembayaran gaji dan tunjangan bagi personel PNS UO Dephan yang dipekerjakan pada PTS UPN

"Veteran" Yogyakarta, Jawa Timur dan Jakarta sejak April 1995 s.d. masa pensiun PNS membebani

anggaran belanja Dephan minimal sebesar Rp1.329.985.949.931,32,00

Hal tersebut disebabkan :

a. Pengalihan status UPN “Veteran” dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta

(PTS) tanpa didasari dengan perencanaan, penelaahan dan hasil evaluasi yang matang;

b. SKB Tiga Menteri, yaitu Menhankam, Menpan dan Menkeu 110/1995/11/KMK.03/

1995/KEP/06/VII/1995 tanggal 12 Juli 1995 tentang Ketentuan Khusus Bagi PNS Dephan yang

dipekerjakan di UPN “Veteran”, sudah tidak sesuai dengan Undang-Undang Keuangan Negara No. 17

Tahun 2003;

Page 3: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

3

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

c. Penarikan PNS Dephan yang bertugas di UPN “Veteran” untuk kembali ke UO Dephan sulit untuk

dilakukan.

Pembayaran Tunjangan Umum Kepada PNS UO Dephan Yang Dipekerjakan Pada UPN "Veteran" Tidak

Tepat Sasaran dan Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Sebesar Rp7.210.292.920,00

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan :

a. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 12 Tahun 2006.

b. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Depkeu Nomor : PER-26/PB/2006

c. Keputusan Bersama MenPAN, Menkeu dan Menhankam Nomor : 110/1995; 11/KMK.03/1995;

KEP/06/VII/1995 tanggal 12 Juli 1995

d. SE Dirjen Renhan Nomor : SE/32/V/2006 DJ REN tanggal 31 Mei 2006.

e. SE Kapusku Dephan Nomor : SE/04/VI/2006/Pusku tanggal 19 Juni 2006.

f. Surat Kepala Bidang Keuangan Dephan kepada Kapusdatin Dephan Nomor : B/151/VI/2006/Bidkudep.

Hal tersebut mengakibatkan :

penggunaan APBN berupa pembayaran Tunjangan Umum tidak tepat sasaran dan tidak sesuai dengan

ketentuan kepada PNS yang dipekerjakan sebagai karyawan PTS UPN "Veteran" sejak bulan Januari 2006

sampai dengan Mei 2008 sebesar Rp7.210.292.920,00.

Hal tersebut disebabkan :

a. Kebijakan Pimpinan Dephan untuk pemberian tunjangan kepada pegawai Dephan yang bekerja di

lingkungan UPN “Veteran”;

b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan belanja pegawai Dephan oleh pejabat

terkait Dephan.

2. TNI AD

Realisasi Beberapa Kegiatan pada Jajaran Kodam I/Bukit Barisan Melebihi Kebutuhan Sebesar

Rp772.960.000,00

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang

b. Keputusan Menhankam Nomor Kep/15/M/XI/2000 tanggal 15 November 2000

Page 4: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

4

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Hal tersebut mengakibatkan

pembayaran dukungan ULP Penderita melebihi kebutuhan senilai Rp501.515.000,00 yang dapat

merugikan negara.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Pelaksana membuat pertanggungjawaban keuangan hanya sebagai sarana untuk mencairkan anggaran.

b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Komando atas.

Beberapa Kegiatan Pembangunan Fasilitas Pangkalan Pada Zidam I/Bukit Barisan Tidak Sesuai

Ketentuan

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

Keputusan Presiden R.I. No. 42 tahun 2002

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Tujuan pelelangan yaitu memberikan harga yang paling murah dan kualitas yang baik bagi Negara tidak

tercapai.

b. Meniadakan iklim persaingan yang sehat dalam proses pengadaan dan menimbulkan kerawanan

penyalahgunaan keuangan Negara.

c. Timbulnya selisih harga sebesar Rp439.823.750,00 atas pembangunan pangkalan secara akselerasi

yang dapat merugikan keuangan negara.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Adanya kebijakan Kasad untuk melaksanakan pembangunan terlebih dahulu baru kemudian diajukan

anggarannya pada tahun anggaran berikutnya.

b. Pimpinan dan para pelaksana di lingkungan Kodam I/Bukit Barisan tidak mempedomani ketentuan

pelaksanaan anggaran negara khususnya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.

c. Lemahnya pengawasan dan pengendalian oleh Komando Atas atas pelaksanaan kegiatan dan anggaran.

3. TNI AL

Pengadaan Barang dan Jasa Berupa Pemeliharaan kapal dan Pengadaan Suku Cadang KRI Senilai

Rp12.461.432.099,00 Belum Efektif Untuk Mendukung Kegiatan Operasional TNI AL.

Page 5: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

5

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Keppres Nomor: 42 Tahun 2002

b. Keppres Nomor: 80 Tahun 2003

c. Lampiran A Kontrak Pemeliharaan KRI Arun-903 No. KTR/16./02- 25/VIII/2006/Dismatal tanggal 10

Agustus 2006 dan Kontrak Pengadaan Diesel Generator KRI TCB-532 No. KTR/62/02-

25/IX/2007/Dismatal tanggal 17 September 2007

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Kontrak pengadaan barang dan jasa berupa pemeliharaan kapal dan pengadaan suku cadang KRI

senilai Rp12.461.432.099,00 belum efektif untuk mendukung kegiatan operasional TNI AL, dengan

rincian:

1). Pengadaan material suku cadang senilai Rp10.847.660.040,00 dan jasa PT PAL Indonesia .

2) Pengadaan motor bantu/auxilliary engine dhi. diesel generator dan suku cadang KRI KGL-984 senilai

Rp1.523.272.050,00;

3). Pekerjaan penggantian DG dan service MSB pada pengadaan diesel generator KRI TCB-532 senilai

Rp90.500.000,00;

b. Diragukannya umur teknis mesin kapal karena penggunaan kembali/re-used sucad lama, dan atas

tidak dilaksanakannya pemasangan sucad baru tersebut, maka biaya perbaikan yang telah

dikeluarkan menjadi tidak efektif dalam mendukung tujuan dan sasaran pengadaan yaitu menunjang

kegiatan operasional TNI AL.

Hal tersebut disebabkan:

a. Panitia lelang dan panitia penerima barang tidak cermat dalam melaksanakan tugasnya yaitu

menandatangani BA Serah Terima Pekerjaan yang menyatakan bahwa sucad telah diganti baru yan

ternyata tidak diganti.

b. Kurangnya koordinasi antara pihak Panitia Pengadaan Dismatal dengan pihak satkai/user Kotama

terkait jadwal pemasangan DG dan service MSB pada kapal satkai.

c. Kurangnya koordinasi antara pelaksana pengadaan Dismatal dengan satkai Kotama terkait pengaturan

jadwal perbaikan KRI.

d. Lemahnya perencanaan kegiatan dan anggaran TNI AL terkait kegiatan identifikasi kebutuhan yang

tidak tepat sasaran.

e. Pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan pekerjaan pengadaan barang dan jasa masih lemah.

Page 6: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

6

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

4. TNI AU

Aset Lanud Husein Sastranegara Berupa Mess Perwira Rajawali Kondisinya Tidak Terawat

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September 2007

b. Surat Keputusan Kepala Staf TNI AU Nomor: Skep/130/VII/1999 tanggal 2 Juli 1999.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Tanah milik TNI AU tidak dapat dipergunakan secara optimal;

b. Potensi kehilangan aset tanah dan bangunan apabila tanah tidak segera dimanfaatkan.

Hal tersebut disebabkan

upaya pemanfaatan dan pengamanan aset masih terkendala masalah perinjinan dan anggaran dari

Komando Atas.

3.

Kementerian Komunikasi dan

Informatika

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan pagu yang bersumber dari pinjaman luar

negeri (PLN) untuk pelaksanaan proyek Improvement Transmitting Station (ITTS). Proyek tersebut

direncanakan akan berakhir pada tahun 2010, dengan total nilai kontrak proyek sebesar •17,1 juta. Pada

tahun 2009, dari total nilai kontrak sebesar •17,1 juta, telah terealisasi sebesar •11,5 juta, dan didalam

APBN 2010 telah dialokasikan sebesar Rp42,1 miliar atau setara dengan •3,0 juta (asumsi 1 = Rp14.000).

Dengan demikian masih terdapat sisa sebesar •2,6 juta atau setara dengan Rp36,7 miliar yang akan

ditambahkan pada pagu tahun 2010, untuk penyelesaian proyek ITTS tersebut.

Rp2.812,0

miliar

Rp2.848,7

miliar

Rp36,7 miliar (1,3

persen)

Page 7: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

7

KOMISI II

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Departemen Dalam Negeri Anggaran belanja diarahkan untuk mendukung upaya penyelenggaraan sebagian tugas pemerintahan di

bidang urusan dalam negeri, dan otonomi daerah; serta pelaksanaan pengawasan fungsional.

Kenaikan belanja terutama dikarenakan:

1) Program system informasi administrasi kependudukan,

2) Program penataan otonomi daerah,

3) Pemantapan keutuhan wilayah NKRI,

4) Pemantapan reintegrasi Aceh, dan

5) Luncuran PNPM tahun 2009.

Output:

Tersusunnya strategi dasar penataan daerah, ditetapkannya revisi UU No.22/2007, dan revisi terbatas UU

No.32/2004 terkait dengan pelaksanaan Pilkada.

Outcome:

Terwujudnya pemantapan otonomi daerah

Rp12.524,8

miliar

Rp13.250.8

miliar

Meningkat Rp726,0

miliar (5,8%)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Departemen Dalam Negeri belum mempunyai Unit Akuntansi yang memadai

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007

Mengakibatkan : Subbagian Pembukuan dan Akuntansi serta Subbagian Perlengkapan Biro Umum Setjen

Depdagri selaku UAPA dan UAPB mempunyai tanggung jawab melebihi kapapitas yang dimiliki.

Disebabkan : struktur organisasi dan tata kerja Depdagri yang ditetapkan dalam Kepmendagri No. 130

Tahun 2003 tidak menetapkan unit kerja yang bertugas dan berfungsi sebagai pengelola dan penyusun

laporan atas keuangan dan aset

2. Kontrak Pekerjaan Pengadaan Perangkat Infrastruktur Komunikasi dan Perangkat Jaringan dalam

rangka Pengadaan Perangkat Infrastruktur Data Center Kependudukan pada Ditjen Adminduk senilai

Page 8: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

8

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Rp18.145.544.340,00 tidak diselesaikan dan tidak memasukkan syarat denda keterlambatan

Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 dan Peraturan

Presiden Nomor 95 Tahun 2007, Pasal 34 dan 37

Mengakibatkan :

a. Pekerjaan senilai Rp14.196.248.770,00 belum dapat dimanfaatkan;

b. Realisasi belanja modal dalam LRA disajikan lebih besar senilai Rp3.949.295.570,00.

Disebabkan :

a. Rekanan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian pekerjaan (kontrak);

b. PPK dalam membuat kontrak tidak mengacu kepada ketentuan;

2. Kementerian Pendayagunaan

Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk program konsolidasi

struktur organisasi kementerian K/L dan BUMN, yang digunakan untuk membiayai penyusunan grand

design reformasi birokrasi nasional dan kebijakan pelaksanaannya.

Output:

(i)Tersusunnya grand design dan road map reformasi birokrasi; (ii)tersusunnya pedoman/juknis

pelaksanaan reformasi birokrasi.

Outcome:

Tercapainya peningkatan efektivitas dan efisiensi K/L dan BUMN.

Rp123,8

miliar

Rp129.8

miliar

Meningkat Rp6,0

miliar (4,8%)

3. Badan Pertanahan Nasional Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk:

1) Program pelaksanaan reforma agrarian dan penataan pertanahan nasional,

2) Program penataan tata ruang dan pertanahan, dan

3) Program peningkatan penyediaan infrastruktur dengan skema KPS/PPP.

Output:

1) Terbitnya PP Reforma Agraria yang mengatur penataan sistem hukum dan politik serta pelaksanaan land

reform plus, pemberian akses kepada masyarakat untuk memanfaatkan tanahnya;

2) Terlaksanya sosialisasi PP Penertiban Tanah Terlantar dan PP Reforma Agraria;

3) Tersusunnya RUU pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum;

4) Tersusunnya kajian mengenai sistem penyediaan dana pembebasan tanah berupa dana talangan (non

Rp2.944,6

miliar

Rp2.951,6

miliar

Meningkat Rp7,0

miliar (0,2%)

Page 9: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

9

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

APBN) untuk proyek KPS yang layak secara finansial dan dukungan fiskal (APBN) untuk proyek KPS yang

kurang layak secara finansial.

Outcome:

1) Meningkatnya pengelolaan pertanahan nasional;

2) Tersedianya informasi tata ruang dan peta pemanfaatan tanah yang lebih baik;

3) Meningkatnya pembangunan infrastruktur dengan skema KPS/PPP.

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Proses Pencatatan dan Pelaporan Aset Sebesar Rp1.506.224,95 Juta Tidak Memadai dan Tidak

Didasarkan dari Konsolidasi Laporan Seluruh Satker.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

a. Buletin teknis Standar Akuntansi Pemerintahan No : 1 tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah

Pusat BAB III

b. Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 Tahun 2007

c. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 01/KM.12/2001, Bab I, Pasal 1, ayat (3),

Kondisi tersebut mengakibatkan

saldo aset yang disajikan dalam Neraca BPN per 31 Desember 2008 sebesar Rp1.506.224.957.781,00

terdiri dari Aset Lancar sebesar Rp69.882.222.783,00, Aset Tetap sebesar Rp1.421.568.568.965,00 dan

Aset Lainnya sebesar Rp14.774.166.033,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Kurang adanya dukungan yang kuat dari pihak pimpinan dalam meningkatkan kualitas SDM yang

memadai untuk kepentingan pengelolaan keuangan menjadi lebih baik.

b. Kurangnya pemahaman petugas SAI dan SIMAK BMN pada tingkat UAKPA/B, UAPPA/B-W dan UAPA/B

terkait mekanisme penyusunan Laporan Keuangan sebagaimana mestinya.

c. Tidak terjalinnya koordinasi antara aparat/unit terkait pengelola keuangan dan BMN pada semua

tingkatan.

d. Belum sepenuhnya rekonsiliasi data dilaksanakan pada semua tingkatan terkait penyusunan laporan

keuangan

Page 10: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

10

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

2. Proses Pencatatan dan Pelaporan Realisasi Pendapatan dan Hibah Sebesar Rp918.323,46 Juta Tidak

memadai Proses Pencatatan dan Pelaporan Realisasi Pendapatan dan Hibah Sebesar Rp918.323,46

Juta Tidak memadai.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 Tahun 2007.

Kondisi tersebut mengakibatkan :

realisasi pendapatan dan hibah sebesar Rp918.323.461.350,00 yang dilaporkan dalam LRA tahun 2008

tidak mencerminkan realisasi yang semestinya dan diragukan kewajarannya.

Hal tersebut terjadi karena:

a. Kurangnya koordinasi antara Bendahara Penerimaan/Pengeluaran/Non DIPA dengan petugas SAI.

b. Lemahnya pengawasan dan pengendalian atas pencatatan dan pelaporan dari penanggungjawab SAI

pada UAKPA serta UAPPA-W terhadap penyusunan LRA Pendapatan.

4. Lembaga Administrasi Negara Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk pembayaran kekurangan

belanja pegawai dan pembayaran tunjangan dosen serta tunjangan kehormatan profesor.

Outcome:

Meningkatnya kinerja dosen dan profesor pada LAN, sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan yang

dihasilkan.

Rp196,0

miliar

Rp199,5

miliar

Meningkat Rp 3,5

miliar (1,8%)

5. Badan Kepegawaian Negara Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk verifikasi dan validasi

tenaga honorer.

Output:

(1)Tersedianya data mengenai jumlah tenaga honorer di seluruh instansi pemerintah; (2) tersusunnya PP

mengenai seleksi tenaga honorer untuk dapat diangkat menjadi calon pegawai negeri sipil.

Rp437,7

miliar

Rp462,7

miliar

Meningkat Rp25,0

miliar (5,7%)

Page 11: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

11

KOMISI III

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Kementerian Hukum dan Hak

Asasi Manusia

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk : (1) rehabilitasi gedung di

lingkungan kanwil Kementerian Hukum dan HAM Sumatera Barat sebagai akibat gempa bumi; (2)

pembenahan lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan, reformasi birokrasi, serta peningkatan pelayanan

keimigrasian.

Rp4.609,7

miliar

Rp5.320,1

miliar

Meningkat Rp710,4

miliar (15,4 persen)

2. Komisi Pemberantasan

Korupsi

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya keperluan anggaran untuk pegawai baru sebesar

Rp32,4 miliar.

Rp426,4

miliar

Rp458,8

miliar

Meningkat Rp32,4

miliar (7,6 persen)

Page 12: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

12

KOMISI IV

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Kementerian Pertanian Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan untuk program peningkatan produksi

pangan, melalui beberapa kegiatan antara lain: (1)pelaksanaan audit lahan pertanian baik luasan maupun

potensi; (2)uji coba pengalihan subsidi pupuk langsung ke petani; (3)pengembangan lahan skala luas yang

ramah lingkungan dan tidak merusak pranata sosial setempat.

Output:

(i)Tersedianya peta lahan baku sawah; (ii)terlaksananya audit lahan sawah; (iii)finalisasi kajian uji coba

subsidi pupuk langsung ke petani; (iv)tersedianya rancang bangun subsidi pupuk langsung ke petani;

(v)terselenggaranya promosi dan persiapan investasi serta demonstration plot.

Outcome:

Meningkatnya produksi dan produktivitas bahan pangan

Rp8.038,0

miliar

Rp8.099,8 Rp61,8 miliar (0,8

persen)

2. Kementerian Kehutanan Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk: (i)program rehabilitasi dan

pemulihan sumber daya alam; (ii)program rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam; (iii)program

peningkatan kemampuan penanggulangan bencana.

Output:

(i)Terehabilitasinya hutan seluas 100.000 hektar; (ii)dapat dikendalikannya kebakaran hutan di Pulau

kalimantan, Sumatera dan Sulawesi; (iii)terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana di 35 DAOPS dan 19

kabupaten rawan kebakaran.

Outcome:

Terselenggaranya rehabilitasi lahan kritis dan menurunnya jumlah hotspot sebesar 20 persen pertahun

serta meningkatnya kemampuan penanggulangan bencana di pusat dan daerah secara efektif dan efisien.

Rp3.348,4

miliar

Rp4.023,4

miliar

Rp675,0 miliar (20,2

persen)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Hasil Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu Atas Manajemen Hutan di Kalimantan Tengah, PT Batara

Perkasa Melakukan Kegiatan Eksploitasi Tambang Batubara di Kawasan Hutan Menyalahi Ketentuan

Page 13: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

13

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

Kondisi tersebut mengakibatkan :

1. Hilangnya potensi kayu dan fungsi hutan sebagai pengatur tata air (hidrologi) sehingga dapat

menimbulkan bencana banjir dan kekeringan, serta musnahnya hutan sebagai penghasil oksigen dan

lepasnya karbondioksida ke udara bebas yang dapat menimbulkan pemanasan global;

2. Kerugian negara dari hilangnya potensi kayu sebesar Rp5.956.743.000,00, PSDH sebesar

Rp595.674.300,00 dan DR sebesar USD258,125.53.

Terjadi salah satunya dikarenakan Direksi PT BP diduga dengan sengaja melakukan eksploitasi di dalam

kawasan hutan tanpa izin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan.

2. Pemberian Izin HPH PT Indexim Utama Corporation di Hutan Lindung S. Lampeong Kalimantan Tengah,

Melanggar Undang-Undang

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

1. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung.

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan

Provinsi Sebagai Daerah Otonom

5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana

Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Kondisi tersebut mengakibatkan :

1. Kerusakan lingkungan dan hilangnya fungsi hutan lindung sebagai pengatur tata air sehingga dapat

menimbulkan bencana banjir, erosi dan rusaknya kesuburan tanah.

2. Kerugian negara minimal sebesar Rp83.419.539.050,00 akibat eksploitasi di dalam kawasan hutan

lindung.

3. PT Harfa Taruna Mandiri dan CV Hikmah Jaya Abadi Melakukan Kegiatan Eksploitasi Tambang

Batubara di Kawasan Hutan Kalimantan Tengah Menyalahi Ketentuan

Page 14: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

14

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Mengakibatkan :

1. Kerusakan hutan, terganggunya kelestarian sumber daya alam hayati dan keseimbangan

ekosistemnya, serta musnahnya hutan sebagai penghasil oksigen dan lepasnya karbondioksida ke

udara bebas yang dapat menimbulkan pemanasan global;

2. Kerugian negara dari hilangnya potensi kayu masing-masing pada PT HTM sebesar

Rp1.576.009.500,00, PSDH sebesar Rp157.600.950,00 dan DR sebesar USD68.293,75 dan pada PT HJA

sebesar Rp253.500.000,00, PSDH sebesar Rp25.350.000,00 dan DR sebesar USD10.985,00.

4. Kebijakan Pemberian Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu (IUPHHBK) Tanaman untuk

kegiatan Perkebunan di Kawasan Hutan Riau Tidak Sesuai Dengan Ketentuan.

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

2. SK Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 151/Kpts-II/2000 tentang Penetapan Jenis Komoditas

Tanaman Perkebunan.

3. Permenhut Nomor 35/Menhut-II/2007 tentang Hasil Hutan Bukan Kayu.

Hasil Pemeriksaan :

• Departemen Kehutanan telah membuka peluang legalisasi dilakukannya kegiatan perkebunan (sawit)

tanpa pelepasan kawasan hutan melalui pemberian IUPHHBK Tanaman. Kegiatan perkebunan tersebut

dilakukan dengan merusak fungsi hutan dan tujuan dari pemanfaatan kawasan hutan itu sendiri.

• Hasil produksi perkebunan sawit adalah bukan merupakan hasil hutan sehingga pada kawasan hutan

yang dirambah untuk perkebunan sawit tidak boleh diberikan IUPHHBK Tanaman Sawit. Selain itu

pemberian toleransi penggunaan kawasan hutan yang telah digunakan secara ilegal untuk perkebunan

sawit juga hanya akan memperlambat proses pemulihan fungsi hutan yang telah dikonversi dan tidak

memberikan manfaat untuk sektor kehutanan.

• Mengakibatkan kerusakan ekosistem hutan yang lebih lama dan dapat berpengaruh pada perubahan

iklim yang meningkatkan potensi bencana banjir, kekeringan dan kebakaran lahan serta tanah longsor.

5. Pelaksanaan Kegiatan Pertambangan oleh PT Riau Multi Investama, PT Budiindah Mulia Coal, dan PT

Page 15: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

15

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Arara Abadi di Kawasan Hutan tidak sesuai dengan ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.

2. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

Hal tersebut mengakibatkan potensi kerusakan hutan

PT Sawit Rokan Semesta Membuka Kawasan Hutan Riau untuk Jalan Perkebunan melanggar

ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

2. SKB antara Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor

364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/hk.050/7/1990 dan 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan

Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan Usaha Pertanian.

3. Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor 404/Menhut-II/03 tanggal 10 Juli 2003

4. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 382/Kpts-II/2004 tentang Izin Pemanfaatan Kayu

Hasil Pemeriksaan :

PT SRS telah membuka areal hutan dan menebang pohon sebelum mendapatkan pelepasan kawasan

dari Menteri Kehutanan dan IPK dari Gubernur Riau dan hal tersebut tidak diungkapkan dalam laporan

survey yang dilakukan oleh Tim Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Kabupaten Rokan Hulu dan BPKH

Wilayah XII pada bulan April 2009.

6. Pembangunan perkebunan sawit oleh PT Sinar Inti Sawit di Kabupaten Bengkalis tidak sesuai dengan

ketentuan.

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

2. PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah

3. Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/hk.050/7/1990, 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan

Kawasan Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan Usaha Pertanian

4. Kepmenhut Nomor 146/Kpts-II/2003 tentang Pedoman Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan/Eks

Page 16: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

16

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Kawasan Hutan untuk Pengembangan Usaha Budidaya Perkebunan

5. Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor 404/Menhut-II/03 tanggal 10 Juli 2003

Hal tersebut mengakibatkan penggunaan kawasan HP dan HPT menjadi areal perkebunan sawit PT SIS

tidak sah dan menimbulkan potensi hilangnya kawasan hutan menjadi areal non kehutanan yang

merugikan negara. Di samping itu, juga mengakibatkan hilangnya fungsi hutan sebagai tata air

(hidrologis) sehingga berpotensi menimbulkan bencana banjir dan kekeringan serta musnahnya hutan

sebagai penghasil oksigen dan lepasnya karbondioksida ke udara bebas yang dapat memberikan

kontribusi terjadinya pemanasan global

7. Pembangunan perkebunan sawit oleh PT Sinar Inti Sawit di Kabupaten Bengkalis tidak sesuai dengan

ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

2. PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah

3. Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/hk.050/7/1990, 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan

Kawasan Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan Usaha Pertanian

4. Kepmenhut Nomor 146/Kpts-II/2003 tentang Pedoman Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan/Eks

Kawasan Hutan untuk Pengembangan Usaha Budidaya Perkebunan

5. Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor 404/Menhut-II/03 tanggal 10 Juli 2003

Hal tersebut mengakibatkan penggunaan kawasan HP dan HPT menjadi areal perkebunan sawit PT SIS

tidak sah dan menimbulkan potensi hilangnya kawasan hutan menjadi areal non kehutanan yang

merugikan negara. Di samping itu, juga mengakibatkan hilangnya fungsi hutan sebagai tata air

(hidrologis) sehingga berpotensi menimbulkan bencana banjir dan kekeringan serta musnahnya hutan

sebagai penghasil oksigen dan lepasnya karbondioksida ke udara bebas yang dapat memberikan

kontribusi terjadinya pemanasan global

8. Pembangunan perkebunan sawit oleh PT Padasa Enam Utama di Kabupaten Rokan Hulu dan Kampar

tidak sesuai ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

Page 17: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

17

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

2. UU Nomor 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kehutanan.

3. Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/hk.050/7/1990, 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan

Kawasan Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan Usaha Pertanian

4. Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor 404/Menhut-II/03 tanggal 10 Juli 2003

Mengakibatkan kawasan HPT Batu Gajah seluas +4.184,59 Ha digunakan tanpa izin yang sah dan

dikonversi menjadi kebun sawit PT PEU sehingga rusak dan tidak dapat berfungsi sebagai areal yang

memproduksi hasil hutan dan penghasil oksigen, yang terjadi karena Direksi PT PEU diduga dengan

sengaja menggunakan dan merambah kawasan HPT untuk perkebunan sawit serta memberikan

dokumen – dokumen yang tidak benar untuk mendapatkan hak penggunaan tanah pada kawasan hutan

yang dirambah. Selain itu lemahnya pengawasan penggunaan kawasan hutan dari instansi kehutanan

pusat dan daerah membuat perambahan hutan lambat baru diketahui dan ditangani.

9. Pembangunan perkebunan sawit pada PT Meskom Agro Sarimas di Kabupaten Bengkalis tidak sesuai

dengan ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

1. UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan

2. PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak Pakai Atas Tanah.

3. Keputusan Bersama Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional

Nomor 364/Kpts-II/1990, 519/Kpts/hk.050/7/1990, 23/VIII/1990 tentang Ketentuan Pelepasan

Kawasan Hutan dan Pemberian Hak Guna Usaha untuk Pengembangan Usaha Pertanian

4. Surat Edaran Menteri Kehutanan Nomor 404/Menhut-II/03 tanggal 10 Juli 2003

Hasil Pemeriksaan :

PT MAS tidak memiliki izin pencadangan lokasi perkebunan maupun pelepasan kawasan hutan dari

Menteri Kehutanan untuk menggunakan HPK dan HPT. Lokasi perkebunan PT MAS diperoleh melalui

pencadangan lahan untuk perkebunan sawit seluas 33.000 Ha. Selain itu dalam dokumen AMDAL PT

MAS yang menunjukkan bahwa masih terdapat areal berhutan sebelum dimulainya kegiatan

perkebunan. Pada kawasan HPT yang masuk dalam areal pembangunan kebun, PT MAS telah membuat

green belt akasia selebar 200 m dari tepi pantai sebagaimana terlihat pada batas luar kebun di titik 5

arah utara.

Page 18: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

18

No Kementerian

Negara/Lembaga ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

3. Kementerian kelautan dan

Perikanan

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan untuk program peningkatan produksi

pangan, yang antara lain akan digunakan untuk penyediaan kapal nelayan di berbagai daerah.

Outcome:

Meningkatnya produksi dan produktivitas bahan pangan.

Rp3.190,8

miliar

Rp3.280,8

miliar

Rp90.0 miliar (2,8

persen)

BELANJA SUBSIDI

NO URAIAN ISSUE ALOKASI ANGGARAN 2010

PERUBAHAN APBN RAPBN-P

1. Subsidi pangan Lebih tingginya perkiraan beban anggaran subsidi pupuk terutama berkaitan dengan:

(i) Kenaikan alokasi kuantum raskin dari 13 kg/ bulan/ RTS menjadi 15 kg/ bulan/ RTS sejak bulan April 2010,

sehingga kuantum raskin meningkat dari 2,73 ton menjadi 3,15 juta ton.

(ii) Meningkatnya harga pembelian beras (HPB) Perum Bulog dari Rp5.775 per Kg menjadi Rp6.285 per Kg,

akibat kenaikan HPP gabah/ beras.

Rp11.387.3

miliar

Rp14.252,8

miliar

Rp2.865,5 miliar

(25,2 persen)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

Beberapa temuan hasil pemeriksaan BPK RI Semester I TA. 2009 dapat diikhtisarkan sebagai berikut :

1. Terdapat beberapa kelemahan dalam Ketentuan Menteri Keuangan (KMK) dan Peraturan Menteri

Keuangan (PMK) terkait perhitungan harga pembelian beras (HPB) maupun biaya perawatan beras.

Beberapa kelemahan KMK dan PMK tersebut antara lain:

• Perhitungan HPB dalam KMK dan PMK belum mencerminkan kebutuhan anggaran biaya

penugasan secara utuh.

• Biaya angkutan gabah ke gudang divre sebesar Rp42.693,00 juta tidak tepat diperhitungkan

sebagai komponen biaya pembentuk HPB tahun 2004.

• Tidak ada kejelasan batasan biaya manajemen.

• Tidak ada kejelasan batasan biaya rehab gudang ringan dan rehab gudang berat

• Tidak ada pasal yang mengatur kewajiban Perum Bulog untuk menghitung dan melaporkan nilai

HPB realisasi.

Rekomendasi :

Page 19: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

19

• Pemerintah RI dhi Departemen Keuangan dan Meneg BUMN perlu menyusun peraturan terkait

dengan perhitungan HPB Realisasi dengan membuat batasan-batasan biaya HPB secara jelas dan

tegas.

• Perum Bulog wajib menghitung dan melaporkan HPB Realisasi kepada Pemerintah.

2. Nilai subsidi biaya perawatan beras, terkait dengan kurang memadainya mekanisme verifikasi tagihan

biaya perawatan beras oleh Departemen Keuangan RI. Tagihan biaya perawatan beras tersebut

meliputi:

a. Tagihan biaya manajemen yang diperhitungkan dalam biaya perawatan beras termasuk biaya gaji

maupun biaya manajemen untuk unit komersil/non PSO.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK RI, seharusnya biaya gaji dan biaya pegawai tidak dimasukkan

sebagai biaya perawatan beras. Namun karena PMK No.115/PMK.02/2005 tidak membuat batasan

biaya manajemen sehingga masih ditemukan adanya salah/kurang catat. Rinciannya: biaya

perawatan beras (Unaudit) sebesar Rp419.789.729.910,80; koreksi tambah sebesar

Rp4.586.876.993,00; koreksi kurang sebesar Rp50.148.647.007,25; dan hasil pemeriksaan BPK

(audited) sebesar Rp374.227.959.896,55.

b. Tagihan biaya rehab gudang yang diperhitungkan dalam biaya perawatan beras belum sepenuhnya

akurat.

Biaya rehab gudang meliputi biaya rehab gudang ringan dan gudang berat. Plafon masing-masing

biaya tersebut sebesar Rp6.710.862.129,51 dan Rp16.944.926.877,02. Berdasarkan pemeriksaan

ditemukan salah pencatatan (reklasifikasi, cut off, kurang/lebih catat), maupun adanya biaya

Rehabilitation/Replacement (R/R) untuk pembangunan gudang baru dan untuk fasilitas gudang

non PSO.

Rinciannya: biaya perawatan beras (Unaudit) sebesar Rp12.648.031.911,00; koreksi tambah

sebesar Rp6.886.045.150,00; koreksi kurang sebesar Rp4.375.090.295,00; dan hasil pemeriksaan

BPK (audited) sebesar Rp15.158.986.766,00.

c. Tagihan biaya sewa gedung, biaya fumigasi, spraying dan pembelian obat-obatan serta biaya

reproses beras yang diperhitungkan dalam biaya perawatan beras belum sepenuhnya akurat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa perhitungan biaya perawatan beras untuk biaya-

biaya tersebut belum akurat karena masih ditemukannya sejumlah salah catat (reklasifikasi, cut

off, kurang/lebih catat).

Rinciannya: biaya perawatan beras (Unaudit) sebesar Rp14.371.927.448,57; koreksi tambah

sebesar Rp10.925.913,00; koreksi kurang sebesar Rp1.747.542.783,85; dan hasil pemeriksaan BPK

(audited) sebesar Rp12.635.310.577,72.

d. Stok rata-rata yang diperhitungkan dalam biaya perawatan beras belum sepenuhnya akurat dan

memperhitungkan stok beras milik WFP (World for Food Program)

Dasar stok rata-rata yang menjadi beban Bulog sesuai PMK No.115/PMK.02/2005 sebanyak

Page 20: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

20

813.458 ton. Kelebihan stok di atas jumlah tersebut menjadi beban pemerintah dan diberikan

subsidi perawatan beras. PMK tidak memberikan batasan stok, dan Perum Bulog dan Departemen

Keuangan tidak membuat aturan lebih lanjut, terutama terkait stok milik WFP.

e. Nilai subsidi biaya perawatan beras kurang bayar.

Pemerintah kurang bayar lepada Perum Bulog sebesar Rp12.112.060.011,50. Perum Bulog

menggunakan hasil penerimaan dana subsidi biaya perawatan beras ini untuk melunasi kredit bank

dalam rangka penugasan Pemerintah.

3. Administrasi penyaluran raskin belum sepenuhnya tertib, adanya penyaluran tidak tepat sasaran, dan

pengelolaan BOP (Biaya Operasional Penyaluran) raskin pada beberapa divre bukan beban Perum

Bulog.

• Administrasi penyaluran raskin belum sepenuhnya tertib dikarenakan dalam DO (delivery order) dan

Berita Acara Serah tarima (BAST) tidak mencantumkan tanda tangan, nama penerima atau petugas,

tidak ada stempel Pemda, salah pencantuman nomor SPPB/DP, masih terdapat coretan/tip-ex, DO

telah kadaluarsa dijadikan dasar penerbitan BAST, dan tidak diisi tanggal tempo pembayaran.

• Penggunaan BOP Raskin kepada petugas di luar Perum Bulog dikarenakan tidak adanya dana

operasional yang dialokasikan dalam APBD. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Kelemahan kontrak dan ketidaktaatan dalam pelaksanaan kontrak giling gabah, serta pelaksanaan

pengadaan belum sepenuhnya sesuai ketentuan.

Ketentuan dimaksud meliputi:

• Keputusan Direksi Perum Bulog No. KEP-26/DIR/02/2004 tanggal 11 Februari 2004 dan Keputusan

Direksi Perum Bulog Nomor: KD-57/DO200/03/2005 tanggal 4 Maret 2005 tentang Pengadaan

Gabah.

• Buku Pedoman Pengadaan Gabah Dalam Negeri Tahun 2005 Lampiran I.9.a tentang Seleksi Mitra

Kerja Pengadaan Gabah/Beras dan Giling Gabah Dalam Negeri Perum Bulog Bab I Poin B tentang

Mitra Kerja Perum Bulog menyatakan bahwa mitra kerja adalah perusahaan penggilingan padi yang

telah lupus seleksi yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi yang dibentuk oleh Kadivre/Kasub Divre.

5. Pelaksanaan program Rehabilitation/Replacement (R/R) belum sepenuhnya sesuai ketentuan

Ketentuan dimaksud meliputi :

• Keputusan Direksi No. Kep-130/Dir/05/2004 tanggal 5 Mei 2004 tentang pedoman pengadaan

barang/jasa di lingkungan Bulog.

• Surat Direktur SDM dan Umum No.B-130/I/05/2004 tanggal 7 Mei 2004 tentang pemberian ijin

prinsip Program R/R tahun 2004.

• SEB Bappenas dan Depkeu 1203/D.II/03/2000/Se-38/A/2000 tanggal 17 Maret 2000.

Page 21: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

21

Permasalahan di Lapangan yang Umum Terjadi atas Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Pangan Program

Raskin

• Penetapan Harga Pokok Pembelian (HPB) oleh Depkeu tidak jelas. Untuk itu Depkeu perlu memperbaiki

perhitungan dan pelaporan Harga Pokok Pembelian (HPB), dan menetapkan batasan-batasan biaya dalam

komponen HPB secara jelas dan tegas

• Penetapan harga pembelian beras impor didasarkan pada harga perkiraan bukan berdasarkan harga

aktual pelaksanaan impor.

• Tidak ada pengujian dokumen tagihan ke divre-divre Perum Bulog oleh Departemen Keuangan dalam

proses pencairan anggaran.

• Pengadaan raskin tidak berasal dari pembelian petani dalam negeri melainkan dari impor, sementara

harga beras impor telah mengalami mark up lebih dari satu miliar.

• Proses pengadaan gabah dan beras oleh Perum Bulog bermasalah, mulai dari lemahnya pengawasan di

tiap-tiap divre hingga adanya indikasi KKN dalam proses seleksinya.

• Realisasi biaya perawatan beras lebih besar dari yang semestinya, sehingga nilai pembayaran subsidi

perawatan pemerintah kepada Bulog menjadi lebih besar, yaitu sebesar Rp5.978.629.447 (tahun 2006)

dan Rp4.518.091.456 (tahun 2007).

• Penyaluran raskin tidak didukung dengan dokumen berita acara serah terima di titik distribusi, adanya

duplikasi penagihan dan duplikasi pembayaran dana subsidi raskin.

• APBN menganggarkan biaya distribusi raskin hanya sampai kepada Bulog, sementara untuk biaya

distribusi dari Bulog ke RTS menjadi tanggung jawab Pemda melalui APBD dengan anggaran yang sangat

minim

• Banyak terdapat distributor yang bekerja sama dengan oknum pemerintah daerah untuk memperoleh

keuntungan dari harga jual beras subsidi, misalnya menjual raskin kepada rumah tangga yang tidak

terkategori miskin.

• Terjadi penyalahgunaan anggaran program raskin oleh oknum Bulog. Antara lain:

a. Penyalahgunaan dana hasil penyaluran Raskin tahun 2006 dan 2007 oleh Satgas Raskin di Divre Jabar

sebesar Rp931,57 juta yang penyelesaiannya belum tuntas sehingga menimbulkan beban bunga bagi

Perum Bulog sebesar Rp111,95 juta.

b. Penyalahgunaan anggaran sisa dana satgas pengadaan gabah/beras dan jasa gironya pada divre

Jabar dan Jateng, dimana dana tersebut digunakan antara lain untuk pembayaran uang muka untuk

sosialisasi raskin, perbaikan peralatan sarana dan prasarana lapangan tenis, pemasangan sarana di

kamar mandi dan rehabilitasi ruang rapat kantor divre Jabar. Padahal berdasarkan ketentuan

seluruh sisa dana yang diterima untuk kegiatan Satgas Ada DN harus segera dikembalikan/disetor

kembali ke Rekening Giro dana Satgas Ada DN selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah

pengadaan Satgas Ada DN berhenti.

• Adanya ketidakjelasan kriteria RTM yang dikeluarkan oleh BPS dan ketidakakuratan jumlah RTM, sehingga

Page 22: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

22

berdampak adanya ketidaktepatan perencanaan dan implementasi kebijakan pemerintah atas program

raskin.

• Proses sosialisasi program raskin oleh pihak pemerintah tidak dilakukan secara detail dan merata yang

mengakibatkan minimnya informasi yang diperoleh masyarakat.

• Distribusi raskin tidak sesuai target yang ditetapkan dan penyaluran raskin tidak memperhatikan status

sosial rumah tangga penerimanya.

• Banyak RTM yang menerima raskin kurang dari semestinya. Pada tahun 2007 ditetapkan masing-masing

menerima 10 kg/bulan, namun pada kenyataannya RTM hanya menerima antara 4-10 kg/bulan.

• Mutu beras yang diterima oleh RTM sangat rendah, salah satunya kadar patahannya sangat tinggi. Pada

kasus di Sumsel misalnya buruknya kualitas beras terjadi karena sample dari pemasok yang diuji oleh

Bulog hanya sekitar 5%. Selebihnya tidak lagi mendapat pengawasan dari Perum Bulog. Dengan demikian

terdapat peluang untuk memasok beras dengan kualitas yang lebih rendah dari sample.

• Harga raskin di tingkat pembeli lebih tinggi dari yang ditetapkan dikarenakan adanya pembebanan biaya

distribusi kepada RTS dan adanya rent seeking sejumlah petugas.

Rekomendasi Subsidi Pangan Program Raskin

• Perlunya perbaikan perhitungan dan pelaporan HPB dan penetapan batasan komponen biaya HPB yang

jelas dan tegas oleh Depkeu.

• Perlunya pengawasan secara insentif dalam proses pengadaan dan penyaluran raskin.

• Perlunya verifikasi dan up date jumlah data RTM secara berkala.

• Perlunya peningkatan subsidi pangan sehingga menjangkau seluruh rumah tangga miskin.

• Perlunya kebijakan pembagian fungsi distribusi subsidi raskin berikut anggaran yang dibutuhkan dalam

proses tersebut.

• Perlunya sanksi yang tegas kepada pihak-pihak yang melakukan penyalahgunaan wewenang.

• Pemerintah harus terus berusaha menjaga kestabilan harga pangan.

2. Subsidi pupuk Lebih tingginya perkiraan beban anggaran subsidi pupuk terutama berkaitan dengan:

(i) penundaan kenaikan HET pupuk bersubsidi dari rencana semula bulan Januari 2010 menjadi bulan April

2010.

(ii) lebih rendahnya rencana kenaikan harga eceran tertinggi (HET) dari semula antara 58-100 persen

terhadap HET tahun 2009 menjadi antara 37,9-57,1 persen terhadap HET tahun 2009 yang berlaku mulai

tanggal 1 April 2010.

Rp14.757,3

miliar

Rp19.176,5

miliar

Rp4.419,2 miliar

(29,9 persen)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

Pemerintah merencanakan mengurangi subsidi pupuk dari Rp. 18,4 triliun (0,3 persen dari produk domestik

Page 23: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

23

bruto/PDB) tahun 2009 menjadi Rp 11,3 triliun (0,2 persen PDB) tahun 2010. Sementara itu anggaran untuk

pengolahan pupuk organik sebesar Rp 105 miliar.

1. PT. Pupuk Kujang

Berdasarkan hasil pemeriksaan, perhitungan subsidi yang dilakukan oleh PT PK total sebesar

Rp1.149.730.232.694,20 dilakukan koreksi audit total sebesar Rp 26.223.962.466,28, dan PT PK sudah

menerima koreksi tersebut sehingga perhitungan subsidi pupuk menjadi Rp1.123.506.270.227,92.

Selanjutnya PT PK menetapkan subsidi yang masih harus diterima total sebesar Rp138.724.480.343,11.

2. PT. Pupuk Kalimantan Timur

Berdasarkan hasil pemeriksaan, perhitungan subsidi yang dilakukan oleh PT PKT sebesar

Rp4.857.956.860.127,20 dilakukan koreksi audit sebesar Rp254.525.714.944,94 dan PT PKT sudah

menerima koreksi tersebut sehingga perhitungan subsidi pupuk menjadi sebesar

Rp4.603.431.145.182,26. Selanjutnya PT PKT menetapkan subsidi yang masih harus diterima sebesar

Rp145.882.946.966,26.

3. PT Pusri

Berdasarkan hasil pemeriksaan, perhitungan subsidi yang dilakukan oleh PT Pusri sebesar

Rp2.487.168.177.240,68 dilakukan koreksi audit sebesar Rp238.243.810.183,51, dan PT Pusri sudah

menerima koreksi tersebut sehingga perhitungan subsidi pupuk menjadi Rp2.248.924.367.057,17.

Selanjutnya PT Pusri menetapkan subsidi yang kurang diterima sebesar Rp892.247.227.168,26.

4. PT Petrokimia Gresik

Berdasarkan hasil pemeriksaan, perhitungan subsidi yang dilakukan oleh PT PG sebesar

Rp8.129.540.811.329,18, dilakukan koreksi audit sebesar Rp66.813.575.576,25 dan PT PG sudah

menerima koreksi tersebut sehingga perhitungan subsidi pupuk menjadi sebesar

Rp8.062.727.235.752,93. Selanjutnya PT PG menetapkan subsidi yang masih harus diterima sebesar

Rp1.681.568.695.176,93.

Permasalahan di Lapangan yang Umum Terjadi atas Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Pupuk

• Kurangnya ketersediaan pupuk maupun kelangkaan pupuk bersubsidi.

• Jumlah alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi yang tersedia pada umumnya lebih rendah dari kebutuhan.

• Keterbatasan kemampuan produksi pupuk dalam negeri.

• Kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait dan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan

pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi.

• Terbatasnya pasokan gas, terutama untuk produksi pupuk Urea.

• Bahan baku produksi pupuk Non Urea tergantung dari impor.

• Mayoritas umur pabrik sudah tua dan sudah tidak efisien.

• Penetapan sistem distribusi tertutup untuk pupuk bersubsidi kemungkinan akan menimbulkan konflik

dikalangan petani jika tidak ada aturan tambahan untuk mengaturnya.

Page 24: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

24

• Banyak petani harus membayar HET diatas harga yang seharusnya.

• Maraknya ekspor pupuk ilegal.

• Besarnya biaya transportasi dari Lini I sampai dengan Lini IV.

• Banyak distributor yang tidak memiliki gudang penyimpanan.

• Adanya perbedaan harga antara pupuk bersubsidi dengan pupuk non subsidi dapat menimbulkan

penyimpangan dalam penyaluran subsidi.

• Volume pupuk yang disubsidi tergantung dari ketersediaan anggaran subsidi dan keterbatasan

kapasitas produksi.

• Penyaluran pupuk belum dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat jumlah.

Rekomendasi atas Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih

• Diperlukan evaluasi strategi perencanaan jumlah kebutuhan pupuk bersubsidi beserta strategi

pendistribusiannya.

• Perlu meningkatkan sosialisasi ke masyarakat khususnya petani agar beralih dari pupuk kimia ke pupuk

organik karena ketergantungan petani terhadap pupuk kimia masih sangat tinggi.

• Perlu menetapkan secara tegas batasan komponen biaya-biaya yang masuk dalam perhitungan subsidi

pupuk

SUBSIDI BENIH

Subsidi benih disalurkan melalui PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Pertani (Persero) dan Penangkar Swasta

dalam koordinasi PT Sang Hyang Seri dan PT Pertani, serta Unit Pelaksana teknis (UPT) Pusat di lingkungan

Departemen Kelautan dan Perikanan.

PT Pertani (Persero)

PT Pertani kelebihan menerima subsidi benih TA 2007 sebesar Rp698.734.975,00, kelebihan menerima

profit margin sebesar Rp205.842.300,00, dan kelebihan menerima tambahan profit margin sebesar

Rp77.676.213,02 atau total sebesar Rp982.253.488,02

Hasil pemeriksaan BPK RI atas PT Pertani, sebagai berikut:

• Penagihan PT Pertani tidak sesuai dengan jadwal/schedule yang telah disepakati bersama. Pembayaran

dilakukan dengan menggunakan fasilitas Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) PT Bank

Mandiri (Persero) sebesar Rp5.289.656.000,00 dan dana talangan dari Bank Agro sebesar

Rp11.257.344.000,00.

• Terdapat realisasi biaya tidak langsung (Overhead Cost/OC) sebesar Rp1.588.274.082,59 di Unit Produksi

Benih (UPB) PT Pertani (Persero) yang tidak diperhitungkan sebagai komponen HPP benih padi TA 2007

• Pemberian Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) Kepada Kelompok Tani Tumpang Tindih dengan

Proyek Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) Senilai Rp3.520.862.310,00

Page 25: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

25

PT Sang Hyang Seri (Persero)

• Nilai subsidi benih yang seharusnya ditagihkan oleh PT Sang Hyang Seri (Persero) kepada Depkeu untuk

TA 2006 adalah sebesar Rp54.969.285.170,00 dengan jumlah subsidi yang telah diterima oleh PT Sang

Hyang Seri (Persero) adalah sebesar Rp 55.024.426.170,00, sehingga terdapat kelebihan penerimaan

subsidi sebesar Rp55.141.000,00

• Besarnya Profit Margin atas penjualan benih bersubsidi PT SHS tahun 2006 sebesar

Rp15.668.067.400,00. Sehingga besarnya Profit Margin hasil audit BPK-RI atas penjualan benih

bersubsidi tahun 2006 sebesar Rp15.652.468.900,00 atau lebih kecil dari profit margin yang telah

diterima oleh PT SHS sebesar Rp15.598.500,00.

• Pengurangan profit margin hasil perhitungan BPK-RI lebih besar dari profit margin yang telah diterima

oleh PT Sang Hyang Seri sebesar Rp114.502.415,00

Yang perlu menjadi perhatian dan catatan atas pelaksanaan subsidi benih:

BPK perlu mengaudit lebih dari sekedar tertib administrasinya saja, tetapi juga segala sesuatu yang

berkaitan dengan efektivitas atas pelaksanaan subsidi benih.

3. Subsidi pajak Penurunan alokasi anggaran subsidi pajak terutama berkaitan dengan:

(i) Penurunan perkiraan bea masuk ditanggung pemerintah (BM-DTP) sebesar Rp1000,0 miliar.

(ii) Pengurangan serta realokasi pada pos Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP)

Bahan Bakar nabati sebesar Rp900,0 miliar.

(iii) Tambahan PPN_DTP minyak goreng sebesar Rp240,8 miliar.

(iv) Tambahan PPh-DTP untuk transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan korban lumpur

Sidoarjo dari PT Minarak Lapindo Jaya sebesar Rp205,0 miliar, yang dalam APBN 2010 tidak

dianggarkan.

(v) Tambahan PPN-DTP program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim sebesar Rp900,0 miliar, yang dalam

APBN 2010 tidak dianggarkan.

Rp16.872,8

miliar

Rp16.318,6

miliar

(Rp554,2 miliar) 3,3

persen

Page 26: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

26

KOMISI V

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

1 Kementerian Pekerjaan Umum Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Pekerjaan Umum dalam RAPBN-P tahun 2010

dibandingkan dengan pagunya dalam APBN 2010 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan

anggaran untuk:

1) Program peningkatan domestic connectivity Rp390,0 miliar;

2) Program pengendalian banjir Rp40,0 miliar;

3) Program peningkatan penyediaan infrastruktur dengan skema KPS/PPP sebesar Rp2,0 miliar;

4) Program peningkatan pembangunan wilayah Papua sebesar Rp238,1 miliar;

5) Penyodetan kali Ciliwung dan pembebasan tanah Rp100,0 miliar;

6) Luncuran bantuan langsung masyarakat (BLM) PNPM tahun 2009 sebesar Rp35,0 miliar.

Pada program peningkatan domestic connectivity, tambahan anggaran akan digunakan untuk membiayai

kegiatan penyelesaian pembangunan jalan lintas Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, NTB, dan NTT,

serta kegiatan pelaksanaan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan dan jembatan nasional.

Output :

Meningkatnya kapasitas jalan sepanjang 1.368,7 km.

Sementara itu, pada program pengendalian banjir, tambahan anggaran akan digunakan untuk membiayai

kegiatan pembangunan waduk dan prasarana pengendali banjir DAS Bengawan Solo.

Output :

(i) terselesaikannya pembangunan waduk Gonggang:

(ii) tersedianya prasarana pengendalian banjir.

Pada program peningkatan penyediaan infrastruktur dengan skema KPS/PPP, tambahan anggaran akan

digunakan untuk membiayai kegiatan penyusunan kebijakan, peraturan, kelembagaan, dan pembiayaan

untuk penyediaan infrastruktur dengan skema KPS/PPP.

Output :

Tersusunnya buku panduan mengenai pelaksanaan KPS per sektor infrastruktur.

Pada program peningkatan pembangunan wilayah Papua, tambahan anggaran digunakan untuk membiayai

Rp34.796,5

miliar

Rp 35.501,7

miliar

Meningkat Rp705,2

miliar (2,02%)

Page 27: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

27

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

kegiatan pembangunan jalan

Output :

Meningkatnya kapasitas jalan sepanjang 323 km.

Outcome:

(i) meningkatnya kelancaran distribusi barang dan jasa;

(ii) mengurangi potensi banjir pada daerah rawan banjir

(iii) meningkatnya pembangunan infrastruktur dengan skema KPS/PPP;

(iv) meningkatnya pertumbuhan ekonomi wilayah Papua.

Dalam rangka kesinambungan pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mempercepat penanggulangan

kemiskinan, Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dalam program/kegiatan nasional pemberdayaan

masyarakat (PNPM) dalam DIPA 2009 dapat diluncurkan sampai akhir April 2010. Untuk Kementerian

Pekerjaan Umum, BLM yang diluncurkan ke tahun 2010 antara lain adalah: (i) program penanggulangan

kemiskinan perkotaan (P2KP) Rp16,6 miliar; (ii) program pengembangan infrastruktur perdesaan Rp18,6

miiar.

2 Kementerian Perhubungan Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Perhubungan dalam RAPBN-P tahun 2010

dibandingkan dengan pagunya dalam APBN tahun 2010 tersebut terutama berkaitan dengan

adanya tambahan anggaran untuk program pembangunan transportasi udara Rp600,0 miliar dan

program pendidikan tinggi Rp698,4 miliar.

Alokasi anggaran untuk program pembangunan transportasi udara tersebut akan digunakan untuk

kegiatan pembangunan bandara Kualanamu, yang meliputi pekerjaan tanah dan pengerasan

runway serta pengadaan peralatan fasilitas bandara.

Outcome

Meningkatkan arus transportasi sehingga diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi yang

selanjutnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Rp15.833,8

miliar

Rp17.132,2

miliar

Rp1.298,4 miliar

(8,2%)

3 Kementerian Perumahan Rakyat Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Perumahan Rakyat dalam RAPBN-P tahun 2010

dibandingkan dengan pagunya dalam APBN tahun 2010 berkaitan dengan adanya tambahan anggaran

untuk program pengembangan perumahan dan permukiman.

Rp904,5

miliar

Rp964,5

miliar

Rp60,0 miliar (6,6%)

Page 28: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

28

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

Tambahan anggaran untuk program pengembangan perumahan dan permukiman tersebut akan

digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan rumah susun sederhana sewa.

Output:

Terbangunnya Rusunawa (twin block) untuk pekerja, pegawai, dan mahasiswa.

Outcome:

Meningkatnya penyediaan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah.

4 Kementerian Negara

Pembangunan Daerah

Tertinggal

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dalam

RAPBN-P tahun 2010 dibandingkan dengan pagunya dalam APBN 2010 tersebut terutama berkaitan

dengan adanya tambahan anggaran untuk:

(i) program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan Rp30,0 miliar;

(ii) program peningkatan prasarana dan sarana perdesaan Rp65,0 miliar;

(iii) program pengembangan wilayah perbatasan Rp5,0 miliar dan

(iv) luncuran BLM PNPM tahun 2009 sebesar Rp12,8 miliar.

Pada program penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan, tambahan anggaran akan digunakan

untuk membiayai kegiatan-kegiatan antara lain :

(i) fasilitasi tim organisasi percepatan pembangunan daerah tertinggal;

(ii) pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi bedah desa;

(iii) fasilitasi publikasi program-program pembangunan daerah tertinggal;

(iv) fasilitasi kerjasama dengan perguruan tinggi dan lembaga keagamaan di daerah tertinggal;

(v) penguatan kelembagaan masyarakat di daerah tertinggal;

(vi) fasilitasi pemberdayaan organisasi masyarakat di daerah tertinggal;

(vii) studi penguatan lembaga pengelola garam rakyat di Madura.

Output :

1) terlaksananya koordinasi percepatan pembangunan daerah tertinggal;

2) terlaksananya pengembangan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi bedah desa;

3) terlaksananya publikasi program-program pembangunan daerah tertinggal;

4) meningkatnya kualitas kelembagaan perguruan tinggi dan organisasi keagamaan di daerah tertinggal;

5) meningkatnya kualitas kelembagaan masyarakat dan pemberdayaa organisasi masyarakat di daerah

Rp927,2

miliar

Rp1.040,0

miliar

Rp112,8 miliar

(12,1%)

Page 29: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

29

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

tertinggal;

6) meningkatnya kualitas penguatan lembaga pengelola garam rakyat di Madura.

Pada program peningkatan prasarana dan sarana perdesaan, tambahan anggaran akan

digunakan untuk membiayai kegiatan percepatan pembangunan infrastruktur perdesaan daerah

tertinggal (P2IPDT) melalui pembangunan infrastruktur energi, transportasi, informasi dan

telekomunikasi, ekonomi dan sosial.

Output

Terpenuhinya kebutuhan pembangunan infrastruktur di daerah tertinggal. Selanjutnya, pada program

pengembangan wilayah perbatasan, tambahan anggaran akan digunakan untuk membiayai kegiatan

penyusunan rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan perbatasan.

Output:

i) tersusunnya rencana aksi pengembangan daerah tertinggal di kawasan perbatasan;

ii) terfasilitasinya pengembangan daerah tertinggal di kawasan perbatasan.

Dalam rangka kesinambungan pelaksanaan kegiatan-kegiatan untuk mempercepat penanggulangan

kemiskinan, BLM PNPM dalam daftar isian pelaksanaan anggaran 2009 dapat diluncurkan sampai dengan

akhir April 2010. Untuk Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, program BLM yang

diluncurkan ke tahun 2010 adalah program percepatan pembangunan daerah tertinggal dan khusus

(P2DTK) yang dilaksanakan pada dua propinsi, yaitu Propinsi Riau Rp8,9 miliar dan Propinsi Jambi Rp9,7

miliar. P2DTK tersebut bertujuan untuk membantu pemerintahan daerah dalam mempercepat pemulihan

dan pertumbuhan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal dan khusus melalui :

i) Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam memfasilitasi pembangunan partisipasif;

ii) Pemberdayaan masyarakat dan lembaga masyarakat dalam perencanaan partisipasif;

iii) Melembagakan pelaksanaan pembangunan partisipatif untuk menjamin kebutuhan dasar, hukum dan

iklim usaha;

iv) Memperbesar akses masyarakat. terhadap keadilan;

v) Meningkatkan kemudahan hidup masyarakat miskin dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial

ekonomi.

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

Page 30: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

30

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

Pertanggungjawaban Realisasi Belanja Bantuan Sosial Untuk Pekerjaan Bantuan Peningkatan

Infrastruktur Listrik PLTS 50 WP dan PLTS Terpusat 5 KW Belum Sepenuhnya Sesuai Ketentuan

Hal tersebut mengakibatkan proses pelelangan pengadaan PLTS SHS tipe 50 WP untuk 170 kabupaten

tertinggal sebesar Rp9.934.947.000,00 dan PLTS terpusat tipe 5 KW sebesar Rp46.247.685.000,00 tidak

sesuai ketentuan sehingga harga pengadaan belum dapat diyakini kewajarannya.

Hal tersebut disebabkan :

a. Panitia pengadaan barang lalai dan tidak cermat dalam melakukan penilaian terhadap dokumen

penawaran yang masuk meliputi aspek administrasi dan teknis perusahaan yang ikut penawaran.

b. Panitia lelang tidak cermat dan teliti dalam menyusun HPS/OE sebagai dasar untuk melaksanakan

pelelangan;

c. Pengawasan dan pengendalian oleh kuasa pengguna anggaran dan pejabat pembuat komitmen

terhadap kegiatan pengadaan masih lemah.

BPK merekomendasikan Menteri Negara PDT melalui Deputi II agar :

a. Memberikan teguran tertulis kepada panitia pengadaan atas kelalaian dan ketidakcermatan dalam

melakukan penilaian administrasi dokumen dan evaluasi teknis dari penawaran yang tidak mematuhi

prosedur dan ketentuan dalam Keppres No. 80 Tahun 2003.

b. Menegur dan memerintahkan panitia pengadaan dan pejabat pembuat komitmen satker Deputi II

untuk mempertanggungjawabkan kewajaran harga pengadaan PLTS tipe 50 WP dan pengadaan PLTS

terpusat tipe 5 KW

5 Badan Meteorologi, Klimatologi

dan Geofisika

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja BMKG tersebut dalam RAPBN-P tahun 2010 dibandingkan dengan

pagunya dalam APBN tahun 2010 berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk program

pengembangan pembinaan meteorologi, klimatologi dan geofisika.

Alokasi anggaran untuk program pengembangan pembinaan meteorologi, klimatologi dan geofisika

tersebut akan digunakan untuk kegiatan pengembangan sistem peringatan dini tsunami/ tsunami

early warning system (TEWS), yang mencakup kegiatan pemeliharaan bagi keseluruhan sistem INA-

TEWS, yang secara bersama-sama dioperasikan oleh beberapa institusi, utamanya BMKG, BPPT dan

Bakorsurtanal.

Kegiatan pemeliharaan tersebut antara lain meliputi: (i) fasilitas monitoring gempa yang terdiri dari 152

Rp865,2

miliar

Rp947,3

miliar

Rp82,1 miliar (9,5%)

Page 31: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

31

No. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

Alokasi Anggaran 2010 Perubahan

APBN RAPBN-P

seismograph dan 344 unit accelerograph; (ii) analisis dan pengolahan data seismik; (iii) decision support

system (DSS); (iv) sistem komunikasi data seismik; (v) sistem komunikasi data Bakorsurtanal ke BMKG

dan BPPT ke BMKG; (vi) sistem komunikasi untuk diseminasi informasi dan warning (saluran

terestrial-seluler); dan (vii) sistem shine.

Outcome:

Meningkatnya keselamatan masyarakat Indonesia terutama daerah pesisir Indonesia dari ancaman bahaya

tsunami dengan memberikan peringatan dini.

Page 32: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

32

KOMISI VI

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Departemen Perindustrian Untuk membiayai kegiatan inventarisasi, identifikasi, dan analisa 5 komoditas impor yang berkaitan dengan

dugaan masuknay Indonesia dilakukan dengan dumping atau subsidi atau perlu tindakan pengamanan

Output:

Tersediannya bukti awal 5 komoditas impor yang dapat mendukung dilakukannya penyelidikan anti

dumping, atau countervailing duties, atau safeguard measures.

Outcome:

Dapat memperkuat pelaksanaan trade defense dalam rangka memfasilitasi indistri dalam negeri yang

mengalami kerugian karena unfair trade practices ataupun tekanan impor dari produk tertentu.

Rp1.665,1

miliar

Rp1.670,1

miliar

Meningkat Rp5,0

miliar

(0,3%)

2. Departemen Perdagangan Program :

1. peningkatan effisiensi pasar komoditi pangan sebesar Rp 81M

2. penyederhanaan prosedur prosedur investasi dan usaha sebesar Rp1M

3. pengembangan perdagangan dalam negeri sebesar Rp2,5M

4. pengamanan pasar domestic sebesar Rp30M

Output:

1. Tersedianya 12 gudang komoditi pangan sesuai SK MEndag (jagung,beras,gabah,kopi,kako,rumput

laut,lada) di sentra produksi tingkat kabupaten/kota.

2. Tersedianya perlatan berupa dryer,tester, alat penguji mutu, dan alt pengolah data

3. Terselenggaranya sosialosasi dan pelatihan di 34 daerah, serta terselenggaranya modul pelatihan, modul

monitoring, dan evaluasi serta materi promosi.

Outcome:

1. Meningkatnya peran ekonomi kreatif dalam perekonomian nasional

2. Meningkatnya efisiensi distribusi dan logistik pangan

3. Menurunnya hambatan investasi

4. Meningkatnya perdagangan dalam negeri

5. Meningkatnya daya tahan dan daya saing industri nasional dan suplai domestic

Rp1.233,2

miliar

Rp1.355,3

miliar

Meningkat Rp122,1

miliar (9,9%)

Page 33: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

33

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

3. Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM)

Untuk membiayai kegiatan penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)dan penerapan Sistem

Pelayanan Imnformasi dan Perizinan Investasi secara elektonik

Output:

1. Penetapan kualifikasi kelembagaan PTSP sebanyak 130 unit

2. Konsolidasi Perencanaan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional (KP3MN) dalam rangka

penyelnggaraan pelayanan terpadu satu pintu(PTSP)penanaman Modal.

Outcome:

Menurunnya hambatan investasi yang selnajutnya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan eknonomi.

Rp365,0

miliar

Rp369,7

miliar

Meningkat Rp4,7

miliar (1,3%)

4. Badan Standarisasi Nasional

(BSN)

Program :

1. Kaji ulang dan harmonisasi Standar nasional Indonesia terkait AC-AFTA Rp8,8M

2. Penguatan Infrastruktur Badan Standarisasi Nasional dan Komite AKreditasi Nasional (KAN) sebesar Rp

29M

3. Penguatan penerapan SNI sebesar Rp 10,0M

4. Edukasi puplik sebesar Rp12,2M

Output:

1. Adopsi 250 standar internasional menjadi SNI

2. Kaji ulang 1491 SNI di 10 sektor prioritas

3. Monitoring SNI untuk laboratorium /balai/produsen

4. Peningktan kompentensi sumber daya manusia di laboratoriumdan lembaga inspeksi

5. Penambahan assessor dan penguatan sistem skreditasi di KAN

6. Penambahan fasilitas ruangdan sarana di BSN

7. Pemberian insentif pengujian dan akreditasi untuk laboratorium dan LS-Pro

8. Peningkatan akses informasi SNi bagi public

9. Terselnggaranya edukasi publik melalui berbagai medi a promosi sesuai dengan target stakeholder yg

dituju

Outcome:

Meningkatnya daya saing produk produk Indonesia sehingga dapat bersaing dipasar global.

Rp61,6

miliar

Rp121,6

miliar

Meningkat Rp60,0

miliar (97,4%)

Page 34: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

34

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

Biaya akomodasi dan transportasi Assesor dalam kegiatan Jasa Akreditasi tidak dikelola melalui

mekanisme APBN

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP pasal 3 ayat (1)

Hal tersebut mengakibatkan pengendalian atas biaya akomodasi dan transportasi kegiatan Jasa Layanan

Akreditasi lemah dan berpotensi terjadi penyimpangan atas biaya yang diterima langsung oleh assesor di

lapangan pada saat pelayanan jasa kepada klien.

Hal demikian terjadi karena PP No. 62 Tahun 2007 tentang Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada BSN

tidak sepenuhnya mengacu pada Undang-undang No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP dan BSN kesulitan

dalam merencanakan biaya perjalanan asessor.

Atas permasalahan tersebut BSN menyatakan akan menindaklanjuti temuan tersebut dengan berkonsultasi

dengan Direktorat PNBP Departemen Keuangan. BPK menyarankan Kepala BSN agar berkonsultasi dengan

Departemen Keuangan dan pihak-pihak lain yang terkait dalam penetapan tarif Jasa PNBP BSN, sehingga

BSN dapat mengelola biaya dan penerimaan sehubungan dengan PNBP tersebut sesuai undang-undang

PNBP.

BSN tidak memungut PPN atas Jasa Akreditasi yang diberikan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) kepada

instansi non pemerintah

Page 35: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

35

KOMISI VII

NO. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1 Kementerian Energi dan

Sumber Daya Mineral

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam RAPBN-P

tahun 2010 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk:

1) Program pembinaan usaha pertambangan mineral dan batubara sebesar Rp200,0 miliar;

2) Program peningkatan kapasitas penyediaan listrik Rp2,0 miliar; dan

3) Program pengembangan infrastruktur dan migas Rp3,0 miliar.

Pada program pembinaan usaha pertambangan mineral dan batubara, tambahan alokasi anggaran akan

digunakan untuk membiayai kegiatan pengeboran sumber eksplorasi di lapangan panas bumi Songs

Wayaua, Kabupaten Halmahera Selatan, Propinsi Maluku Utara.

Output:

Terbangunnya 4 sumur eksplorasi panas bumi yang dapat dimanfaatkan untuk memasok energi listrik

skala kecil. Sementara

Outcome:

Tersedianya sumur eksplorasi pads lapangan panas bumi di daerah tertinggal yang berpeluang

menghasilkan fluida/uap yang dapat digunakan sebagai sumur pemasok uap ke turbin listrik skala kecil,

sekaligus dapat difungsikan untuk pemanfaatan langsung fluida panas bumi.

Pada program peningkatan kapasitas penyediaan listrik, tambahan alokasi anggaran akan digunakan untuk

membiayai kegiatan pengembangan PLTU skala kecil di berbagai daerah dengan

Output:

Tersusunnya kajian mengenai persiapan pembangunan PLTU skala kecil di berbagai daerah.

Outcome:

Teratasinya krisis listrik nasional.

Selanjutnya, pada program pengembangan infrastruktur gas, tambahan alokasi anggaran akan

digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan antara lain : (i) kegiatan pengawasan pembangunan

floating storage and reqasification terminal (FSRT) di Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur; (ii)

pembangunan small scale LNG receiving terminal dan distribusi.

Rp7.797,5

miliar

Rp8.002,5

miliar

Rp205,0 miliar (2,6%)

Page 36: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

36

NO. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Output:

i) terlaksananya kegiatan persiapan pembangunan FSRT di Sumatera Utara dan Jawa Barat serta

kajian FSRT di Jawa Timur;

ii) tersusunnya kajian dan FEED pembangunan model small scale LNG receiving terminal. Outcome yang

diharapkan dari kegiatan tersebut adalah terealisasinya pengawasan persiapan pembangunan FSRT di

Sumatera Utara, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Penyetoran Atas Pendapatan Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan Mineral, Batubara dan

Panas Bumi Sebesar Rp129.100.000,00 Ke Kas Negara Terlambat

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-undang Nomor 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Bukan Pajak Pasal 4 menyatakan bahwa

seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara.

b. Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara.

c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.06/2006 tentang Modul Penerimaan Negara Pasal 4 ayat

(4) Bendahara Penerimaan wajib menyetor penerimaan negara setiap akhir hari kerja ke kas negara

dan wajib mengirim Rekening Koran bulanan/Laporan Realisasi Penerimaan ke KPPN.

d. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 019 tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara di Lingkungan Departemen Energi dan Sumber

Daya Mineral.

Oleh Menteri Keuangan, Bendahara Penerima secara berkala harus menyetor/melimpahkan seluruh

penerimaan Negarayang telah dipungutnya ke rekening Kas Negara sekurang-kurangnya sekali

seminggu.

Hal tersebut mengakibatkan PNBP sebesar Rp129.100.000,00 terlambat diterima oleh Kas Negara

sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk membiayai belanjanegara, yang terjadi karena Bendahara

kurang mematuhi ketentuan yang berlaku dan kurangnya pengawasan dan pengendalian atasan

langsung.

Page 37: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

37

NO. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

2. Pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik Senilai Rp590.928.000.000,00 Tidak Memenuhi Target

Waktu Yang Ditetapkan

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003

Mengakibatkan penyerapan belanja modal tidak sesuai dengan alokasi anggaran yang ditetapkan dan

berpotensi bahwa pekerjaan tersebut tidak akan selesai tepat waktu, yang terjadi karena P2K dalam

merencanakan kegiatan belum mensinkronisasi pelaksanaan kegiatan penyiapan lahan pembangkit yang

BPK LHP Kepatuhan atas LK Dep. ESDM Tahun 2008 Halaman 10 dari 26 menggunakan sumber dana

APLN oleh PLN wilayah Nusa Tenggara denganpelaksanaan pembangunan pembangkit oleh Inkitring JBN

yang menggunakan sumber dana APBN.

3. Pekerjaan Pembangunan Pembangkit Listrik Senilai Rp468.411.000.000,00 Tanpa Persetujuan

Perpanjangan Kontrak Multi Years Dari Menteri Keuangan

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003.

Mengakibatkan terjadinya ketidakpastian pembiayaan atas pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan,

khususnya realisasi pekerjaaan di tahun Anggaran 2010, yang terjadi karena Menteri ESDM dalam hal ini

Sekjen dan Dirjen LPE Dep. ESDM belum menindaklanjuti permohonan perpanjangan ijin multiyears dari

Dirut PT. PLN (Persero) pada Menteri Keuangan.

2 Badan Pengkajian dan

Penerapan Teknologi

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja BPPT dalam RAPBN-P tahun 2010 dibandingkan dengan

pagunya dalam APBN tahun 2010 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan anggaran

untuk program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi.

Alokasi anggaran untuk program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi tersebut akan digunakan

untuk membiayai kegiatan antara lain sebagai berikut:

i) kegiatan operasional survei, pemasangan, dan pemeliharaan (200 hari layar) Rp13,0 miliar;

ii) kegiatan operasional stasiun penerima data Rp1,0 miliar,

iii) pengadaan suku cadang Rp3,0 miliar,

iv) buoy cadangan dan pengembangan Rp5,5 miliar;

v) operasional pembuatan buoy Rp0,7 miliar.

Rp534,0

miliar

Rp559,0

miliar

Rp25,0 miliar (4,7%)

Page 38: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

38

NO. KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Output:

Beroperasinya dan terpeliharanya peralatan INA TEWS. Sedangkan

Outcome:

Meningkatnya keselamatan masyarakat Indonesia terutama daerah pesisir Indonesia dari ancaman

bahaya tsunami dengan memberikan peringatan dini.

3 Badan Koordinasi Survei dan

Pemetaan Nasional

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Bakorsurtanal dalam RAPBN-P tahun 2010 dibandingkan dengan

pagunya dalam APBN tahun 2010 berkaitan dengan adanya tambahan untuk program difusi dan

pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Alokasi anggaran untuk program difusi dan pemanfaatan ilmu pengctahuan dan teknologi tersebut antara

lain akan digunakan untuk kegiatan pengembangan, pemeliharaan dan pengoperasian sarana INA-TEWS

yang berupa stasiun GPS dan stasiun pasang surut laut (tide gauges) yang tersebar di seluruh

wilayah dan pantai Indonesia. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka menjamin kesinambungan

pengembangan dan operasionalisasi sistem dan sarana INA-TEWS yang sudah terbangun.

Outcome:

Meningkatnya keselamatan masyarakat Indonesia terutama daerah pesisir Indonesia dari ancaman bahaya

tsunami dengan memberikan peringatan dini.

Rp443,0

miliar

Rp463,0

miliar

Rp20,0 miliar (4,5%)

ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 2010 YANG BERKAITAN DENGAN KOMISI VII

NO. ASUMSI MAKRO ISSUE ALOKASI ANGGARAN 2010

PERUBAHAN APBN RAPBN-P

1 Harga Minyak (USD/barel) Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude-oil Price/ICP) pada tahun 2010 diperkirakan mengalami

peningkatan selaras dengan tren pergerakan harga minyak internasional. Sampai dengan akhir Januari

2010, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai level US$77,3 per barel, lebih tinggi bila

dibandingkan dengan realisasinya pada periode yang sama tahun 2009 sebesar US$41,9 per barel. Dalam

tahun 2010, harga minyak mentah Indonesia rata-rata diperkirakan meningkat hingga mencapai US$77 per

barel atau naik US$15,4 per barel bila dibandingkan dengan rata-rata harga minyak ICP tahun 2009 yang

65 77 12 (18,5%)

Page 39: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

39

mencapai sebesar US$61,6 per barel.

2 Lifting minyak (ribu

barel/hari)

Realisasi lifting minyak dalam tahun 2009 mencapai sebesar 0,994 juta barel per hari, lebih rendah bila

dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam APBN-P 2009 sebesar 0,960 juta barel per hari.

Beberapa permasalahan yang menghambat tercapainya target produksi minyak tahun 2009 adalah adanya

penundaan proyek maupun unplanned shutdown, seperti gangguan cuaca, rusaknya fasilitas produksi

hingga masalah kelistrikan. Di samping itu, tidak tercapainya target produksi oleh sebagian kontraktor

kontrak kerja sama juga disebabkan oleh tertundanya pembangunan fasilitas produksi, gangguan teknis

peralatan/fasilitas produksi, dan permasalahan pengadaan fasilitas produksi apung (Floating Storage

Offshore, FSO).

Pencapaian lifting minyak tahun 2009 di bawah target yang ditetapkan juga dipengaruhi oleh pencapaian

investasi di sektor migas. Sampai dengan 30 Desember 2009, realisasi investasi migas mencapai sebesar

US$12.184 miliar, lebih rendah dari targetnya sebesar US$ 13.778 miliar. Dalam periode yang sama,

realisasi investasi hulu migas mencapai US$ 10..874 miliar (turun dari target sebesar US$13.166 miliar) dan

realisasi investasi sektor hilir mencapai US$1.310 miliar (meningkat dari target sebesar US$612 juta). Untuk

tahun 2010, Pemerintah menargetkan investasi sektor migas sebesar US$ 15.988 miliar, yang terdiri atas

investasi sektor hulu sebesar US$13.628 miliar dan investasi sektor hilir sebesar US$2360 miliar.

Dalam rangka memfasilitasi iklim investasi sektor migas, Pemerintah telah menenerbitkan serangkaian

peraturan pada tahun 2009, di antaranya dua undang-undang, tiga peraturan Pemerintah, dua peraturan

Presiders/keputusan Presiden, 32 peraturan Menteri ESDM, 51 keputusan Menteri ESDM, dan 390 produk

Hokum lainnya.

Dalam APBN tahun 2010, Pemerintah dan DPR menyepakati target lifting minyak sebesar 0,965 juta barel

per hari. Mengingat realisasi lifting minyak tahun 2009 lebih rendah lari target yang ditetapkan dalam

APBN-P 2009, Pemerintah telah menetapkan beberapa langkah antisipasi untuk mencapai target produksi

minyak. Langkah-langkah tersebut di antaranya melalui ketentuan untuk tidak mematok cost recovery

(biaya pengganti kegiatan eksplorasi dan produksi), pemberian keringanan pajak untuk impor peralatan

migas, pengoptimalan produksi dari sumur-sumur minyak yang ditelantarkan, dan komunikasi intensif

dengan para kontraktor kontrak kerja sama dalam rangka perbaikan kinerja dalam pencapaian target

produksi. Untuk tahun 2010, tambahan lifting minyak diperkirakan berasal dari lapangan yang dikelola oleh

PT Chevron Pacific Indonesia sebesar 364.800 barel per hari, dan oleh PT Pertamina dan mitranya sebesar

131.800 barel per hari. Berdasarkan perkembangan tersebut, target lifting minyak mentah tahun 2010

ditargetkan sebesar 0,965 juta barel per hari, sama dengan asumsinya dalam APBN 2010.

965

965 0

Page 40: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

40

BELANJA SUBSIDI DAN PENERIMAAN MIGAS

NO. URAIAN ISSUE ALOKASI ANGGARAN 2010

PERUBAHAN APBN RAPBN-P

1 Subsidi BBM Kenaikan yang cukup signifikan akibat perubahan harga minyak mentah dunia. Pada akhir tahun 2009 dan

awal tahun 2010, harga minyak mentah cenderung naik di atas asumsi harga minyak mentah dalam APBN

tahun 2010. Perkembangan harga minyak mentah di pasar dunia pada akhirnya berdampak pada perkiraan

harga minyak mentah Indonesia (ICP) dari US$65 per barel (APBN tahun 2010) menjadi US$77 per barel

sehingga meningkatkan beban subsidi energi.

Rp68.727,7

miliar

Rp89.291,3

miliar

Rp20.563,6 miliar

(29,9%)

2 Subsidi listrik Kenaikan beban anggaran subsidi listrik tahun 2010 antara lain disebabkan :

(1) Meningkatnya asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) dalam RAPBN-P tahun 2010, dari semula

US$65,0/ barel menjadi US$77,0/ barel.

(2) Penundaan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dari semula direncanakan mulai Januari 2010 menjadi

mulai semestrer II tahun 2010.

(3) Carry over/ kekurangan pembayaran subsidi listrik tahun 2009 sebesar Rp4.000,0 miliar.

(4) Kenaikan margin PT PLN dari semula 5% menjadi 8%. Penyesuaian margin tersebut akan lebih

menguntungkan operasional PT PLN yang pada gilirannya akan meringankan beban pemerintah.

Rp37.800.0

miliar

Rp54.502.4

miliar

Rp16.702,4 miliar

3 Pajak penghasilan migas 47.023,4

miliar

54. 652,8

miliar

Rp7.629,4 miliar

4 PNBP SDA migas Peningkatan penerimaan SDA migas disebabkan oleh adanya perubahan asumsi ICP dari yang ditetapkan

dalam APBN 2010 sebesar US$65 per barel menjadi US$77 per barel dalam RAPBN-P 2010. Sementara

pemerintah akan berupaya mencapai target lifting minyak mentah sebesar 0,965 MBCD dan nilai tukar

diperkirakan berada pada kisaran Rp9.500, 0 per dolar Amerika Serikat.

120.529,8

miliar

149.012,2

miliar

Rp28.482,4 miliar

Page 41: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

41

KOMISI VIII

No KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Kementerian Agama Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan alokasi anggaran pendidikan sejalan dengan

meningkatnya belanja negara.

Tambahan tsb diprioritaskan pada program

1) Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun,

2) Program pendidikan menengah,

3) Program pendidikan tinggi,

4) Program mutu pendidik dan tenaga kependidikan,

5) Program pendidikan non formal,

6) Program manajemen pelayanan pendidikan.

Output:

Terlaksananya pemberian penghasilan tambahan bagi 133.000 guru PNS; (2) terwujudnya pemberian

tunjangan profesi bagi 257 guru PNS.

Outcome:

1) Terwujudnya pemberdayaan dan peningkatan kualitas peran lembaga sosial & lembaga pendidikan

keagamaan dalam menunjang perubahan sosial masyarakat;

2) Meningkatnya akses dan pemerataan pelayanan pendidikan yang bermutu dan terjangkau, baik melalui

jalur formal maupun non formal yang mencakup semua jenjang pendidikan agama.

Rp27.238,7

miliar

Rp29.331,7

miliar

Meningkat Rp2.093,0

miliar (7,7%)

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Penyelenggaraan pendidikan belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003

SPM tersebut memuat indikator kinerja pelayanan bidang pendidikan, yang memuat antara lain:

a. Angka Putus Sekolah (APS) tidak melebihi 1% dari jumlah siswa yang bersekolah.

b. 90% sekolah memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan

secara nasional.

c. 90% dari jumlah guru SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA yang diperlukan terpenuhi.

d. 90% guru SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA memiliki kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang

ditetapkan secara nasional.

Page 42: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

42

No KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

e. 95% siswa SD/MI dan 100% siswa SMP/MTs dan SMA/MA memiliki buku pelajaran yang lengkap

setiap mata pelajaran.

f. Jumlah siswa SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA per kelas 30 – 40 siswa.

g. 90% dari lulusan SD/MI melanjutkan ke SMP/MTs, 70% dari lulusan SMP/MTs melanjutkan ke

SMA/MA/SMK dan 25% dari lulusan SMA/MA melanjutkan ke Perguruan Tinggi.

Hal tersebut mengakibatkan:

a. Mutu pelaksanaan Program Wajar Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Tingkat Menengah pada

sampel MI, MTs, dan MA di Provinsi Lampung tidak dapat terukur untuk memenuhi standar yang

dipersyaratkan dalam menetapkan tingkat pencapaian minimal dari pelayanan dasar bidang

pendidikan pada Program Wajar Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Tingkat Menengah, yang

selanjutnya dapat berpengaruh pula pada pencapaian tujuan Program Wajar Dikdas 9 Tahun dan

Program Pendidikan Tingkat Menengah.

b. Departemen agama tidak dapat menyusun suatu perencanaan pengelolaan/penyelenggaraan secara

nasional yang berbasiskan kepada pencapaian Standar Pelayanan Minimal.

Hal ini disebabkan:

(1) perencanaan strategis bidang pendidikan di lingkungan Departemen Agama belum diarahkan kepada

pencapaian sasaran pembangunan pendidikan nasional dan belum dikoordinasikan dengan baik di

antara satuan kerja pengelola pendidikan madrasah di lingkungan Departemen Agama dan instansi

terkait,

(2) Departemen Agama belum memiliki standar pelayanan minimal di bidang pendidikan.

2. Pelaksanaan penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) periode Januari-Juni 2007 sebesar

Rp27.546.771.000,00 belum sesuai dengan ketentuan Anggaran dan realisasi BOS Kanwil Depag

Provinsi Lampung TA 2007

Masalah tersebut di atas mengakibatkan:

a. Penyaluran BOS yang terlambat mengakibatkan kegiatan madrasah yang dibiayai dari BOS tidak dapat

dilaksanakan tepat waktu.

b. Pemberian BOS kepada MI An Nur dan MI Kaliasin sebesar Rp19.050.000,00 tidak tepat sasaran.

c. Pelaksanaan dan pertanggungjawaban dana BOS belum mengikuti ketentuan/buku panduan BOS.

Page 43: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

43

No KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Hal tersebut di atas disebabkan:

a. Dana APBN untuk TA 2007 baru bisa dicairkan pada bulan Maret 2007.

b. Kepala Kanwil Depag Provinsi Lampung dalam membuat SK Alokasi BOS tidak berpedoman pada Buku

Panduan BOS

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan BOS oleh Tim PKPS-BBM di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

belum maksimal.

3. Terdapat Anggaran Program Wajar Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Tingkat Menengah

direalisasikan sebesar Rp2.781.412.800,00 tidak tepat sasaran

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan Rencana Strategi Kanwil Depag Provinsi Lampung Tahun

2005 – 2009, khususnya untuk Program Wajar Dikdas 9 Tahun dan Program Pendidikan Tingkat

Menengah tidak mencakup kegiatan-kegiatan untuk pembangunan gedung Kandepag beserta

fasilitasnya.

Hal tersebut disebabkan:

a. Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Lampung selaku Kuasa Pengguna Anggaran tidak

mentaati disiplin anggaran dan kebijakan nasional dalam bidang pendidikan yang telah ditetapkan

dalam peraturan perundangundangan maupun Renstra yang telah ditetapkan oleh Departemen

Agama.

b. Sekjen sebagai atasan langsung dan Dirjen Pendis selaku penanggungjawab program belum

melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap pelaksanaan program pada kanwil/unit kerja

dibawahnya.

4. Tarif Biaya Pendidikan pada beberapa Perguruan Tinggi Agama Negeri tidak berdasarkan ketentuan

Hal tersebut tidak sesuai dengan :

a. UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP pada pasal 3 :

b. PP No. 47 Tahun 2004 tentang Tarif atas Jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Agama.

c. PMA No. 19 Tahun 2006 tentang Tarif atas Jenis PNBP dari Penyelenggaraan Jasa Pendidikan PTAN di

Lingkungan Depag.

Hal tersebut mengakibatkan

pengenaan tarif yang tidak sesuai dengan ketentuan dan atau tidak memiliki aturan yang jelas dari

Page 44: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

44

No KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Pimpinan Perguruan Tinggi merugikan mahasiswa dan berpeluang terjadinya penyalahgunaan.

Hal tersebut disebabkan :

a. Satker Perguruan Tinggi Agama Negeri tidak memperhatikan ketentuan PNBP dalam melakukan

pemungutan.

b. Tidak adanya kepedulian dari Depag terhadap usulan biaya pendidikan dari STABN Sriwijaya

Tangerang.

5. Subsidi biaya pendidikan bagi karyawan dan direksi tahun 2006 sebesar Rp1.883.783.189,00 dan 2007

sebesar Rp2.011.775.357,00 tidak mempertimbangkan kondisi keuangan RSH Jakarta.

Hal tersebut disebabkan :

dalam menetapkan kebijakan pemberian subsidi biaya pendidikan, Direktur Utama RSH Jakarta tidak

memperhatikan kondisi keuangan pada tahun berjalan. Hal tersebut mengakibatkan keuangan RSH

Jakarta terbebani dengan subsidi biaya pendidikan yang tidak sepatutnya dibayarkan pada tahun

tersebut, karena kondisi keuangan RSH Jakarta yang tidak memungkinkan.

6. Sisa dana APBN-P untuk bantuan penyelenggaraan ibadah haji 1427 H sebesar Rp713.371.603,00

belum disetor ke Kas Negara.

Keadaan tersebut mengakibatkan :

1) Laporan pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan APBN-P untuk kegiatan penyelenggaraan

ibadah haji 1427H/2006M masih belum dapat diyakini kewajarannya.

2) Terdapat sisa dana APBN-P sebesar Rp 713.371.603,00 masih tersimpan pada bendahara BPIH dan

belum disetor ke kas negara.

Hal tersebut disebabkan :

1) Perencanaan alokasi bantuan APBN-P sebesar Rp208.600.175.000,00 tidak didasarkan atas analisa

kebutuhan yang riil dan terlalu dipaksakan.

2) Pertanggungjawaban penggunaan APBN-P belum ditunjang dengan sistem pencatatan dan pelaporan

yang memadai.

Page 45: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

45

No KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

2. Kementerian Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan

Anak

Kenaikan alokasi anggaran berkaitan dengan adanya tambahan anggaran untuk berbagai program di bidang

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Tambahan anggaran digunakan untuk membiayai kegiatan antara lain

1) Pengembangan model pengintegrasian gender dan anak di daerah tertinggal,terdepan,terluar,di dearah

konflik dan bencana di seluruh bidang pembangunan;

2) Sosialisasi,advokasi dan pelatihan untuk anggaran responsive gender di lembaga masyarakat;

3) Fasilitasi pelaksanaan standar pelayanan minimal pelayanan perempuan dan anak korban kekerasan;

4) Efektivitas tugas pokok dan fungsi melalui peningkatan kapasitas SDM internal;

5) Kampanye kesetaraan gender;

6) Pembahasan RUU penatalaksanaan rumah tangga;

7) Fasilitasi untuk menginisiasi pengembangan wilayah yang layak anak;

8) Kegiatan sekretariat gugus trafficking;

9) Fasilitasi komisioner pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan komisioner perlindungan anak

ASEAN;

10) Fasilitasi pendampingan untuk kerjasama Australia tentang policy framework.

Output:

1) Tersusunnya pedoman PUG program dan anggaran di bidang pertanian, usaha mikro dan kecil, energi

terbarukan, dan infrastruktur;

2) TOT ARG bagi lembaga masyarakat; 3) fasilitasi tercapainya indikator perempuan korban kekerasan

terhadap perempuan dan anak di setiap K/L dan Pemda;

4) Terlaksananya 12 jenis pelatihan teknis untuk menunjang reformasi birokrasi di KP dan PA;

5) Meningkatnya jumlah pengguna radio komunitas yang paham isu gender dan anak;

6) Tersusunnya UU penatalaksanaan rumah tangga;

7) Tersedianya naskah akademis RUU kesetaraan gender;

8) Terlaksananya pelatihan penyusunan kebijakan dan program pembangunan anak di propinsi dan

kabupaten/kota;

9) Tersedianyan dua komisioner pemberdayaan dan perlindungan perempuan dan anak ASEAN;

9) Terselenggaranya transfer pengetahuan analisis gender bagi 20 orang Palestina;

10) Terlaksananya kegiatan penelitian analisis kebijakan daerah oleh pusat studi wanita/gender (PSW/G)

Rp133,5

miliar

Rp183,5

miliar

Meningkat Rp50,0

miliar (37,5%)

Page 46: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

46

KOMISI IX

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

1 Kementerian Kesehatan Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Kesehatan dalam RAPBN-P tahun 2010 dibandingkan

dengan pagunya dalam APBN tahun 2010 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan anggaran

untuk program penerapan keperintahan yang baik Rp700 miliar dan program pendidikan tinggi Rp300 miliar

serta program upaya kesehatan prefentif terpadu Rp40,0 miliar.

Rp21.389,6

miliar

Rp22.429,6

miliar

Meningkat Rp1.040,0

miliar (4,9%)

Anggaran untuk program penerapan kepemerintahan yang baik tersebut akan digunakan untuk membayar

tunjangan tenaga dokter/dokter gigi PTT sebanyak 13.094 orang, dokter/dokter gigi spesialis PTT sebanyak

86 orang, dan bidan PTT sebanyak 47.848 orang. Sementara itu, pada program pendidikan tinggi tambahan

anggaran tersebut akan digunakan untuk beasiswa tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan

ketrampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan.

Pada program pendidikan tinggi, tambahan alokasi anggaran akan digunakan untuk membiayai kegiatan-

kegiatan anatra lain :

i) Pembayaran kekuarangan biaya tugas belajar

ii) Internship tenaga dokter

iii) Pengadaan alat bantu belajar mengajar

iv) Pengadaan buku, meubelair dan bus sekolah

v) Kekuarangan biaya pembangunan gedung akibat gempa di Poltekkes Padang

vi) Rehabilitasi gedung dan pengadaan ABBM dan meubelair akibat gempa di Poltekkes Mataram

vii) Rehabilitasi gedung akibat gempa di Poltekkes Tasikmalaya

viii) Kekurangan dana pembangunan lanjutan gedung Poltekkes Denpasar

ix) Pengadaanlistrik, sumur/air dan sarana limbah di Poltekkes Bengkulu.

Pada upaya kesehatan prefentif terpadu, tambahan alokasi anggaran akan digunakan untuk membiayai

kegiatan pengembangan bantuan operasional kesehatan (BOK) . Output dari kegiatan tersebut adalah

meningkatnya jumlah Puskesmas yang mendapatkan bantuan operasional kesehatan dan

menyelenggarakan lokakarya mini untuk menunjang pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).

Outcome :

Meningkatnya kesehatan masyarakat.

Page 47: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

47

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

Metode penunjukan langsung dalam penetapan PT Pembangunan Perumahan (PP) dan PT Rajawali Nusindo sebagai

pelaksana pengadaan barang dan jasa di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tidak sesuai ketentuan

Kondisi di atas tidak sejalan dengan Peraturan Pemerintah No. 95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh atas Keppres

No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Lampiran I Bab I, Point

C.1.a.4

Kondisi tersebut mengakibatkan hilangnya kesempatan bagi kontraktor lain yang kompeten untuk bersaing dalam

pelaksanaan tender/pelelangan pekerjaan pembangunan Gedung Public Wing, dan harga pengadaan belum dapat

diyakini kewajarannya.

Permasalahan tersebut disebabkan Pejabat Pembuat Komitmen tidak cermat dalam membuat pertimbangan

keputusan Penunjukan Langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2 Kementerian Ketenagakerjaan

dan Transmigrasi

Lebih tingginya alokasi anggaran belanja Kementerian Dalam Negeri dalam RAPBNP tahun 2010

dibanidngkan dengan pagunya dalam APBN 2010 berkaitan dengan adanya tambahan untuk program

sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha sebesar Rp2,0 miliar dan program peningkatan

pelayanan dan perlindungan TKI Rp28,8 miliar.

Rp2.860,3

miliar

Rp2.891,1

miliar

Meningkat Rp30,8

miliar (1,07%)

Tambahan alokasi anggaran untuk program sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan dan iklim usaha antara

lain akan digunakan untuk membiayai kegiatan penyempurnaan peraturan ketenagakerjaan dan

sinkronisasi kebijakan ketenagakerjaan pusat dan daerah.

Output :

Tersusunnya rancangan peraturan kompensasi dan penetapan PHK, hubungan kerja (PKWT dan

outsourcing) pengupahan, perlindungan pekerja, mogok kerja.

Page 48: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

48

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

Sementara itu, alokasi anggaran untuk program peningkatan pelayanan dan perlindunagan TKI antara lain

akan digunakan untuk membiayai kegiatan peningkatan pembinaan, perlindungan dan pelayanan TKI.

Output :

(i) meningkatnya persentase calon TKI terlayani dan tercatat pada Dinas tenaga Kerja provinsi dan

kabupaten/kota

(ii) ratifikasi konvensi buruh migran dan keluarganya

(iii) terlaksananya langkah persiapan amandeman UU 39 tahun 2004 (iv) meningkatnya jumlah atase

ketenagakerjaan yang memberi perlindungan TKI.

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Pengalihan pengelolaan dan penggunaan aset negara untuk pelaksanaan bidang tugas Penempatan

dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (PPTKLN) dari Depnakertrans kepada BNP2TKI

belum sesuai ketentuan yang berlaku

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan

Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia pasal 49 butir e,

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah, Pasal 4 ayat 1 dan Pasal 6 ayat 2

Hal ini mengakibatkan status penggunaan, penatausahaan, dan pengawasan atas aset tersebut tidak

jelas sehingga tanggung jawab atas BMN tersebut juga tidak jelas.

Hal ini disebabkan kurangnya koordinasi antara Depnakertrans dan BNP2TKI dalam proses pengalihan

pengelolaan dan pengggunaan aset.

2. Kegiatan pengawasan, pembinaan, pemantauan dan evaluasi terhadap PPTKIS belum maksimal

Kondisi ini tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri:

b. Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 Tahun 2006 tentang Kebijakan Reformasi

Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, pada bagian:

Page 49: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

49

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang ditujukan sebagai upaya pengawasan preventif belum

memberikan hasil yang maksimal dalam mencegah atau mengurangi kasuskasus TKI bermasalah di

luar negeri.

b. Proses rekrutmen, pelatihan kerja, uji kompetensi dan pemeriksaan kesehatan belum sepenuhnya

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

c. Banyak ditemukan kasus PPTKIS bermasalah dengan pelanggaran yang dilakukan adalah melakukan

perekrutan calon TKI dibawah umur, unfit dan buta huruf, pemalsuan dokumen keberangkatan dan

tidak membayarkan asuransi pra penempatan TKI.

BPK menilai belum optimalnya pengawasan terhadap PPTKIS disebabkan oleh:

a. Tidak adanya koordinasi yang baik antara Depnakertrans dan BNP2TKI dalam bidang pengawasan

terhadap lembaga-lembaga swasta.

b. Depnakertrans dan BNP2TKI belum menganggap kegiatan pengawasan preventif sebagai prioritas

dalam memperbaiki program penempatan TKI di luar negeri.

c. Depnakertrans dan BNP2TKI belum memiliki konsep yang jelas tentang pengawasan, terutama

pengawasan yang bersifat preventif

3. Depnakertrans dan BNP2TKI belum memiliki pemahaman yang sama dalam bidang pengawasan

terhadap PPTKIS, BLKLN, LSP dan Sarkes serta belum ada mekanisme koordinasi yang memadai di

bidang pengawasan

BPK menilai kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Pasal 86

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan

Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, Pasal 4 dan Pasal 31

Kondisi tersebut mengakibatkan:

a. Ketidakharmonisan antara Depnakertrans dan BNP2TKI dalam menjalankan program penempatan dan

perlindungan TKI di luar negeri.

b. Perbaikan sistem penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sulit dilaksanakan

c. Pengelolaan dan pencapaian tujuan program pengawasan menjadi tidak efektif dan efisien

d. Terkait dengan sistem online penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri terdapat:

(1) Ketidakjelasan penggunaan sistem bagi lembaga penempatan dan lembaga

Page 50: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

50

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

pendukung penempatan TKI

(2) Potensi makin tingginya varians data/laporan tentang penempatan dan

perlindungan TKI

Hal tersebut disebabkan belum adanya peraturan pendukung pelaksanaan yang mengatur lebih rinci

mengenai penempatan dan perlindungan TKI khususnya pengelolaan pengawasan terhadap lembaga

swasta dan belum adanya inisiatif untuk merealisasikan MoU antara Depnakertrans dan BNP2TKI di

bidang pengelolaan pengawasan.

4. Belum ada koordinasi dalam kegiatan pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan antara BNP2TKI

dan Depnakertrans terhadap lembaga pelaksana penempatan TKI swasta (PPTKIS).

BPK menilai kondisi tersebut tidak sesuai dengan:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan Dan Perlindungan

Tenaga Kerja Indonesia Di Luar Negeri Pasal 16 dan Pasal 86

b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan

Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Pasal 4 dan Pasal 31

c. Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 6 Tahun 2006 tentang Kebijakan Reformasi

Sistem Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER 05/MEN/III/2005 tentang Ketentuan

Sanksi Administratif dan Tatacara Penjatuhan Sanksi Dalam Pelaksanaan Penempatan dan

Perlindungan TKI di Luar Negeri Pasal 12 yang menyatakan bahwa Menakertrans berkewajiban

memberikan sanksi pencabutan SIPPTKI kepada PPTKIS yang tidak memberangkatkan TKI ke luar

negeri yang telah dilengkapi dokumen yang sah.

Keadaan tersebut mengakibatkan:

a. PPTKIS yang terbukti melakukan pelanggaran berat atau tidak memiliki itikad baik menyelesaikan

permasalahan masih dapat merekrut dan memberangkatkan CTKI dan berpotensi menimbulkan

berulangnya kasus TKI bermasalah.

b. Terjadi inefisiensi dalam hal sumber daya manusia, biaya dan waktu.

c. Banyaknya keluhan dari stakeholder khususnya CTKI/TKI serta ketidakpercayaan masyarakat terhadap

kedua instansi dalam melayani dan menyelesaikan permasalahan. BPK-RI 67

d. Resiko tuntutan hukum oleh PPTKIS akibat pemberian sanksi yang tidak sesuai peraturan oleh

BNP2TKI.

Page 51: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

51

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 Perubahan

APBN RAPBNP

Hal tersebut disebabkan belum adanya peraturan pendukung pelaksanaan yang mengatur lebih rinci

mengenai pengawasan terhadap lembaga swasta dan terdapat perbedaan persepsi antara BNP2TKI dan

Depnakertrans dalam memahami pengertian koordinasi yang efektif sehingga perlu dibuatkan Peraturan

atau MoU yang mengikat antara Depnakertrans dan BNP2TKI berkaitan dengan pengawasan terhadap

PPTKIS.

3 Badan Pengawas Obat dan

Makanan

Lebih tingginya alokasi anggaranbelanja Badan Pengawas Obat dan makanan dalam RAPBNP tahun 2010

dibandingkan dengan pagunya dalam APBN 2010 tersebut terutama berkaitan dengan adanya tambahan

anggaran untuk percepatan penerapan cara pembuatan obat dan kosmetik yang baik dalam rangka

penerapan harmonisasi ASEAN di bidang farmasi dan kosmetik. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk

i) Dukungan sistem informasidan penyempurnaan sistem untuk implementasi ASEAN Common Technical

Requirement (ACTR), ASEAN Common Technical Dossier (ACTD) dan pedoman teknis ASEAN untuk

standar mutu obat.

ii) Penyusunan dan sosialisasi standar di bidang CPOB.

Sedangkan anggaran untuk percepatan penerapan kosmetik yangbaik akan digunakan untukmembiayai

kegiatan antara lain sebagai berikut :

i) Penataan sarana kosmetik

ii) Strategi peningkatan percepatan CPKB

iii) Pembinaan penerapan CPKB dan

iv) Pemantapan sistem informasi.

Rp627,7

miliar

Rp657,9

miliar

Meningkat Rp30,2

miliar (4,8%)

Page 52: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

52

Komisi X

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

1. Departemen Pendidikan

Nasional

Program:

2. Pendidikan anak usia dini (Rp197,5M)

3. Wajib belajar pend.dasr Sembilan tahun (Rp2.174,9 M)

4. Pend.Menengah (Rp870,7 M)

5. Pend.non formal(Rp198,4)

6. Pend.Tinggi(Rp2.137,4 M)

7. Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan (Rp 517,0 M)

8. Manajemen Pelayanan Kependidikan ( Rp37,4 M)

9. Penelitian dan pengembangan pendidikan( Rp155,6 M)

Output:

1) Pemberian beasiswa mahasiswa miskin

2) Pemberian makanan tamabahan untuk anak TK dan SD

3) Peningkatan sistem manajemen BOSS

4) Pemberian bantua operasional manajemen mutu SMA dan SMK

5) Penjaminnan mutu sekolah SMK an SMA

6) Pembangunan dan rehabilitasi gedung SMA dan SMK

7) Pemenuhan kekurangan tunjangan dosen

8) Peningkatan kuslifikasi akademik dosen

9) Penyelarasan pendidikan(non formal ) dengan dunia kerja

10) Pendidikan keluarga (parenting education,homeschooling)

11) Pendidikan nonformal untuk daerah perbatasan dan bencama

12) Pelatihan Kepala Sekolah dan pengawas Sekolah

13) Percepatan peningkatan kualifikasi dan kompetensidosen

14) Penyediaan tunjangan khusus guru di daeah terdepan dan terluar.

15) Evaluasi penyempurnaan UN

16) Akselerasi penerapan system penjaminan mutu di satuan pendidikan di setiap jenjang pendidikan

17) Penguatan jaringan pendidikan Nasional

Rp55.187,2

miliar

Rp61.476,2

milliar

Meningkat Rp6.289,0

miliar (11,4%)

Page 53: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

53

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

Beberapa temuan Hasil Pemeriksaan BPK Semester I TA 2009

1. Pemberian bantuan untuk lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dan lembaga

kemasyarakatan senilai Rp3.040.000.000,00 melebihi harga satuan yang ditetapkan dalam RKA-KL

pada Satker Setjen Depdiknas

Hal tersebut tidak sesuai dengan:

1) Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara, Pasal 12 Ayat (1)

2) Permendiknas No.44 Tahun 2006 tentang Bantuan untuk Lembaga Pendidikan yang Diselenggarakan

oleh Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan Bab II Pasal 2

Kondisi tersebut mengakibatkan pemberian bantuan sebesar Rp3.040.000.000,00 mengurangi

kesempatan lembaga penerima bantuan yang lain untuk memperoleh dana bantuan/subsidi.

Hal tersebut disebabkan penanggung jawab kegiatan Satker Setjen tidak mematuhi ketentuan dan

kurang cermat dalam menilai kelayakan proposal permohonan bantuan.

2. Pengendalian pengelolaan persediaan buku pada Pusat Perbukuan Depdiknas lemah

Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 171/PMK.05/2007 tentang Sistem

Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Pasal 39 ayat (1) dan SIMAK-BMN

diselenggarakan oleh unit organisasi Akuntansi BMN dengan prinsip-prinsip:

a) Konsistensi, yaitu SIMAK-BMN dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

b) Kemampubandingan, yaitu SIMAK-BMN menggunakan klasifikasi standar sehingga

menghasilkan laporan yang dapat dibandingkan antar periode akuntansi.

c) Obyektif, yaitu SIMAK-BMN dilakukan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

d) Kelengkapan, yaitu SIMAK-BMN mencakup seluruh transaksi BMN yang terjadi.

Kondisi tersebut disebabkan:

a. Kepala Bagian Tata Usaha Pusat Perbukuan belum sepenuhnya memahami ketentuan pengelolaan

persediaan untuk melakukan stock opname secara rutin.

b. Petugas pengelola persediaan dalam mengadministrasikan dan melaksanakan stock opname tidak

sepenuhnya mempedomani ketentuan yang berlaku.

c. Kurangnya pengawasan dari Kepala Pusat Perbukuan dalam penatausahaan persediaan buku.

Page 54: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

54

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBN-P

3. Sisa dana bantuan Tahun 2008 sebesar Rp587.626.212,94 belum disetor ke kas negara

Kondisi tersebut di atas tidak sesuai dengan:

1) Keppres No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN Pasal 12 ayat (1) yang

menyatakan bahwa pelaksanaan anggaran belanja negara didasarkan atas prinsip-prinsip efektif,

terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.

2) Permendiknas No.44 Tahun 2006 tentang Bantuan untuk Lembaga Pendidikan yang

Diselenggarakan oleh Masyarakat dan Lembaga Kemasyarakatan tanggal 6 November 2006 pasal

12 menetapkan bahwa Penerima bantuan wajib mengembalikan seluruh atau sebagian uang

bantuan apabila tidak dipergunakan atau hanya dipergunakan sebagian.

3) Buku Panduan BOS 2007 Bab IV point B angka 1 tentang Penyaluran Dana BOS, menyatakan jika

pada batas tahun anggaran, masih terdapat sisa dana BOS di rekening penampung Tim Manajemen

BOS Provinsi akibat dari kelebihan pencairan dana dan/atau pengembalian dari

sekolah/madrasah/ponpes, selama hak seluruh sekolah penerima dana BOS telah terpenuhi, maka

dana tersebut harus dikembalikan ke kas negara sebelum akhir tahun anggaran.

Hal tersebut mengakibatkan penerimaan negara sebesar Rp587.626.212,94 dari pengembalian belanja

bantuan sosial tertunda.

Hal tersebut disebabkan lembaga/instansi penerima bantuan lalai untuk menyetorkan sisa dana

bantuan sosial.

2. Kementerian Negara Pemuda

dan Olahraga

Persiapan penyelenggaraan Sea Games 2011,pembangunan rehabilitasi sarana dan prasarana

olahraga.(Rp350,0 M)

Output:

Persiapan pelaksanaan Sea games 2011, pembangunan rehabilitasi sarana dan prasarana olahraga

Outcome:

Suksesnya penyelenggaraan Sea Games 2011 dan meningkatnya prestasi/peringkat Indonesia pd Sea Games

2010

Rp1.553,9

miliar

Rp1.903,9

miliar

Meningkat Rp350,0

miliar (22,5%)

Page 55: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

55

KOMISI XI

NO. ASUMSI MAKRO APBN APBNP

1. Produk Domestik Bruto (milliar Rp) 5.981.373,1 6.259.745,4

2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,5 5,5

3. Inflasi (%) y-o-y 5,0 5,7

4. Tingkat bunga SBI 3 bulan (%) 6,5 7,0

5. Nilai tukar (Rp/USD1) 10.000 9.500

6. Harga Minyak (USD/barel) 65 77

7. Lifting Minyak (ribu barel/hari) 965,0 965,0

Pertumbuhan Ekonomi

Memasuki tahun 2010, perbaikan pada perekonoian dunia mulai membawa dampak pada perekonomian domestic. Di dalam APBN 2010, asumsi pertumbuhan ekonomi domestic diperkirakan mencapai

5,55, lebih tinggi bidal dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 4,55. Dengan melihat kondisi terkini, proyeksi pertumbuhan ekonomi tidakmengalami koreksi dan teteap diperkirakan

tumbuhn sebesar 5,5%. Meskipun demikian, diperkirakan terjadi perubahan dalam sumber pertumbuhannya.

Dalam tahun 2010, sector yang menjadi penopang utama perekonomian Indonesia adalh sector industri pengolahan, sector pertanian, serta sector perdagangan, hotel dan restoran akan kembali

tumbuh melaju seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia.

Inflasi

Dalam tahun 2010 tekanan laju inlasi diperkirakan cenderung meningkat. Mulai membaiknya perekonomian dunia berdampak pada meningkatnya harga beberapa komoditas global dan inflasi mitra

dagang utama Indonesia. Tekanan inflasi dari faktor eksternal tersebut selain diperkirakan akan berdampak pada meningkatnya harga beberapa komoditas domestik, juga akan menaikkan ekspekltasi

inflasi masyarakat. Dari sisi internal, peningkatan permintaan domestik diperkirakan akan mendorong laju inflasi. Di samping itu, kebijakan Pemerintah di bidang harga komoditas utamajuga diperkirakan

akan memicu kenaikan laju inflasi tahun 2010. Dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi inflasi tersebut, asumsi laju inflasi diperkirakan meningkat menajdi 5,7% sedikit lebih tinggi

dari asumsi dalam APBN 2010 sebesar 5,0%.

Nilai Tukar Rupiah

Perkembangan nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2010 dipengaruhi oleh eksternal dan internal. Perkiraan membaiknya perekonomian nasional yang didukung oleh stabilnya kondisi sosial dan politik di

dalam negeri, diharapkan akan mendorong penguatan nilai tukar rupiah. Selanjutnya, faktor domestik yang membaik ini akan memberikan sinyal posistif bagi perkembangan sovereign credit rating.

Dengan memperhatikan faktor eksternal dan internal serta kebijakan yang akan ditempuh pemerintah dan bank Indonesia dalam upaya menjaga kestabilan nilai tukar rupiah tahun 2010, asumsi rata-

rata nilai tukar rupiah terhadap dolarAS dalam RAPBNP 2010 diperkirakan menjadi Rp9.500/US$ relatif menguat bila dibandingkan dengan asumsinya dalam APBN 2010 sebesar Rp10.000/US$.

Suku Bunga SBI 3 Bulan

Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan akan mempengaruhi perkembangan suku bunga SBI 3 bulan. Asumsi rata-rata-rata sukubunga SBI 3 bulan untuk tahun 2010 diperkirakan berada pada level

7,0% atau meningkat 50bps dari asumsi awal APBN 2010 yang mencapai sebesar 6,5%.

Page 56: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

56

PENERIMAAN PERPAJAKAN

URAIAN APBN RAPBNP % thd APBN Penerimaan Perpajakan 742,738.0 733,238.1 98.72%a. Pajak Dalam Negeri 715,534.5 710,313.6 99.27% i. Pajak Penghasilan 350,958.0 356,012.5 101.44% 1. Migas 47,023.4 54,652.8 116.22% 2. Non Migas 303,934.6 301,359.7 99.15% ii. Pajak Pertambahan Nilai 269,537.0 259,645.9 96.33% - PPN Dalam Negeri 167,369.1 177,191.2 105.87% - PPN Impor 102,167.9 82,454.7 80.71% iii. Pajak Bumi dan Bangunan 26,506.4 25,323.6 95.54% iv. BPHTB 7,392.9 7,233.6 97.85% v. Cukai 57,289.2 58,289.2 101.75% vi. Pajak lainnya 3,851.0 3,808.8 98.90%

b. Pajak Perdagangan Internasional 27,203.5 22,924.5 84.27% i. Bea masuk 19,569.9 17,308.0 88.44% ii.Bea keluar 7,633.6 5,616.5 73.58%

PEMBIAYAAN NON UTANG APBN APBN 2010 DAN RAPBNP 2010

(Miliar Rupiah)

APBN RAPBNP PERUBAHAN

I. Perbankan Dalam Negeri 7,129.0 45,476.9 38,347.9

1. Rekening Dana Investasi 5,504.0 5,504.0 -

2. Rekening Pembangunan Hutan 625.0 625.0 -

3. SAL dan SILPA 2009 1,000.0 39,347.9 38,347.9

II. Non Perbankan Dalam Negeri (4,666.8) (22,435.7) (17,768.9)

1. Hasil Pengelolaan Aset 1,200.0 1,200.0 -

2. Dana Investasi Pemerintah dan PMN (3,902.5) (15,085.7) (11,183.2)

a. Investasi Pemerintah (927.5) (3,610.5) (2,683.0)

b. Penyertaan Modal Negara (2,000.0) (5,800.2) (3,800.2)

Page 57: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

57

c. Dana Bergulir (975.0) (5,675.0) (4,700.0)

3. Pinjaman untuk PT PLN - (7,500.0) (7,500.0)

4. Kewajiban Penjaminan (1,050.0) (1,050.0) -

5. Cadangan Pembiayaan (914.3) - 914.3

Total 2,462.2 23,041.2 20,579.0

PEMBIAYAAN UTANG APBN APBN 2010 DAN RAPBNP 2010

(Miliar Rupiah)

APBN RAPBNP PERUBAHAN

I. SBN Neto 104,429.1 106,278.2 1,849.1

II. Pembiayaan Luar Negeri (neto) (9,881.5) (502.6) 9,378.9

1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri

(bruto) 57,605.8 72,322.8 14,717.0

a. Pinjaman Program 24,443.0 30,843.0 6,400.0

b. Pinjaman Proyek 33,162.8 41,479.8 8,317.0

- Pinjaman proyek pemerintah pusat 24,519.0 24,555.7 36.7

- Penerimaan penerusan pinjaman 8,643.8 16,924.1 8,280.3

2. Penerusan Pinjaman (SLA) (8,643.8) (16,924.1) (8,280.3)

3. Pembayaran cicilan pokok utang luar

negeri (58,843.5) (55,901.3) 2,942.2

III. Pinjaman Dalam Negeri 1,000.0 1,000.0 -

95,547.6 106,775.6 11,227.9

Page 58: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

58

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBNP

1 Departemen Keuangan Anggaran belanja Kementerian Keuangan digunakan untuk menyelenggarakan :

i) national single window (NSW) Rp100,0 miliar

ii) program peningkatan penyediaan infrastruktur dengan skema kerjasama pemerintah swasta/public

private partnership (KPS/PPP) Rp2,0 Miliar, yang anatra lain akan digunakan untuk kegiatan

penyusunan kebijakan, peraturan, kelembagaan dan pembiayaan untuk penyediaan infrastruktur

dengan skema KPS/PPP.

Output :

Tersusunnya perubahan PMK No 38 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengendalian dan

pengelolaan Resiko atas Penyediaan Infrastruktur serta kajian pemberian dukungan fiskal pemerintah non

tanah (sebagian konstruksi) untuk proyek-proyek infrastruktur dengan skema KPS.

Outcome :

Meningkatnya pembangunan infrastruktur KPS/PPP.

Rp15.282,40

miliar

Rp15.384,40

miliar

Meningkat

Rp102,0 miliar (0,6%)

2. Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional

Anggaran belanja Kementerian PPN/Bappenas digunakan untuk melaksanakan tugas pemerintahan di

bidang perencanaan pembangunan nasional. Lebih tingginya alokasi anggaran belanja kementerian PPN

dalam RAPBNP 2010 berkaitan dengan adanya tambahan anggaran utuk program peningkatan penyediaan

infrastruktur dengan skema KPS/PPP. Pada program peningkatan penyediaan infrastrukur dengan skema

KPS/PPP tersebut, tambahan anggaran akan digunakan untuk membiayai kegiatan penyusunan kebijakan,

peraturan, kelembagaan dan pembiayaan untuk penyediaan infrastruktur dengan skema KPS/PPP.

Output :

Tersusunnya daftar rencanaan proyek KPS 2010-2014 (PPP bok).

Outcome :

Meningkatnya pembangunan infrastruktur dengan skema KPS/PPP.

Rp558,30

miliar

Rp559,3

miliar

Meningkat Rp1,0

miliar (0,2%)

Page 59: PERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN · PDF filePERUBAHAN BELANJA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA DALAM RAPBN-P TA 2010 KOMISI I No Kementerian ... 96/PMK.06/2007 tanggal 4 September ... Rp2.812

59

NO KEMENTERIAN

NEGARA/LEMBAGA ISSUE

ALOKASI ANGGARAN 2010 PERUBAHAN

APBN RAPBNP

3 Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan

Anggaran belanja BPKP digunakan untuk menunjang tugas dalam mealkukan pengawasan terhadap

pengelolaan dan pertanggungjawaban keunagan dan pembangunan. Lebih tingginya alokasi anggaran

belanja BPKP dalam RAPBN-P tahun 2010 terutama berkaitan dengan dengan adanya tambahan anggaran

untuk program peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara. Alokasi anggaran untuk program

peningkatan sarana dan prasarana aparatur negara tersebut akan digunakan untuk kegiatan antara lain

sebagai berikut :

(i) peningkatan core switrch dan keamanan jaringan komunikasi data dan suara yang mencakup

pengadaan, instalasi dan training perangkat core switch dan perangkat keamanan berupa threat

management,

(ii) pengadaan server untuk mengganti server antivirus dan domain server, file server dan content filter

serta gateway dan proxy.

Outcome :

Memperbaiki dan meningkatkan performance dan keamanan jaringan pada unit kerja BPKP seluruh

Indonesia.

Rp642,1mili

ar

Rp650,7

miliar

Meningkat Rp8,6

miliar (1,3%)