pertumbuhan isolat jamur tiram (pleurotus sp.) pada

7
Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520 Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018 240 PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH Wawan Swandi 1 , Nur Ilmi 2 , Iradhatullah Rahim 3 1,2,3 Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Peternakan, PerikananUniversitas Muhammadiyah Parepare Corresponding author:: [email protected] Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus sp) pada 3 jenis media padat, yaitu PDA, MPA, MEA, dan AKA. Penelitian dilaksanakan di laboratorium terpadu Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Universitaas Muhammadiyah Parepare. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan jenis media padat berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan isolat jamur tiram (Pleurotus sp.). Media terbaik untuk laju pertumbuhan isolat jamur tiram adalah Malt Extract Agar, yaitu 8.5 cm pada hari ke-3. Sedangkan media terbaik untuk memperoleh miselium yang tebal dari isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah media Malt Peptone Agar. Kata Kunci: PDA, MPA, MEA, miselium PENDAHULUAN Jamur tiram (Pleurotus sp.) merupakan salah satu jenis jamur yang digemari masyarakat. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jamur jenis yang lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol(Djarijah dan Djariyah, 2001). Pleurotus sp. Telah diketahui manfaatnya secaraluas, baik untuk bahan makanan maupun obat-obatan. Selain itu, Pleurotus sp. merupakan dekomposer bahan organik utama yang dapat secara efisien dan selektif menguraikan lignoselulosa tanpa perlakuan secara kimia atau biologi. Pleurotus sp. dapat memanfaatkan bahan lignoselulosa dengan kisaran yang luas, seperti jerami padi, sisa gergajian, kulit coklat, ampas tebu, kulitkopi, dan batang-batang kapas (Herliyana, 2003). Sedangkan menurut Suriawiria (2002), Pleurotus sp. Dapat tumbuh dan berkembang pada berbagai macam kayu disembarang tempat. Usaha budidaya jamur tiram (Pleurotus sp.) yang dilakukan oleh petani sering menemui kendala dalam hal penyediaan bibit jamur. Malasah tersebut diantaranya adalah ketersediaan bibit yang kurang memadai. Secara umum, proses budidaya jamur meliputi empat tahapan, meliputi pembuatan biakan murni, pembuatan biakan induk, pembuatan bibit induk dan pembuatan bibit produksi. Menurut Gunawan (2000), modal utamadalam pembuatan bibit jamurya itu biakan murnij amur. Selanjutnya biakan murni ini diperbanyak sebagai biakan induk, bibit induk, dan kemudian baru digunakan untuk membuat bibit produksi. Salah satu tahapan yang penting dalam proses pembuatan biakan murni yaitu pembuatan media biakan. Media merupakan suatu substra tuntuk menumbuhkan jamur. Kandungan substratini tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan miselium jamur. Adapun kebutuhan nutrisi jamur diantaranya yaitu; karbon, nitrogen, mineral (sulfur, potassium, magnesium, besi, zink, mangan, tembaga, dan molibdenum), dan vitamin (B1,B3,B5,danB7). Media perbanyakan jamur di laboratorium dapat menggunakan berbagai bahan sebagai sumber energi antara lain

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

240  

PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA BERBAGAI MEDIA TUMBUH

Wawan Swandi1, Nur Ilmi2, Iradhatullah Rahim3

1,2,3Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian, Peternakan, PerikananUniversitas Muhammadiyah Parepare

Corresponding author:: [email protected]

Abstrak

Penelitian bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan jamur tiram putih (Pleurotus sp) pada 3 jenis media padat, yaitu PDA, MPA, MEA, dan AKA. Penelitian dilaksanakan di laboratorium terpadu Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan Universitaas Muhammadiyah Parepare. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukkan jenis media padat berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan isolat jamur tiram (Pleurotus sp.). Media terbaik untuk laju pertumbuhan isolat jamur tiram adalah Malt Extract Agar, yaitu 8.5 cm pada hari ke-3. Sedangkan media terbaik untuk memperoleh miselium yang tebal dari isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah media Malt Peptone Agar. Kata Kunci: PDA, MPA, MEA, miselium PENDAHULUAN

Jamur tiram (Pleurotus sp.)

merupakan salah satu jenis jamur yang digemari masyarakat. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jamur jenis yang lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol(Djarijah dan Djariyah, 2001). Pleurotus sp. Telah diketahui manfaatnya secaraluas, baik untuk bahan makanan maupun obat-obatan. Selain itu, Pleurotus sp. merupakan dekomposer bahan organik utama yang dapat secara efisien dan selektif menguraikan lignoselulosa tanpa perlakuan secara kimia atau biologi. Pleurotus sp. dapat memanfaatkan bahan lignoselulosa dengan kisaran yang luas, seperti jerami padi, sisa gergajian, kulit coklat, ampas tebu, kulitkopi, dan batang-batang kapas (Herliyana, 2003). Sedangkan menurut Suriawiria (2002), Pleurotus sp. Dapat tumbuh dan berkembang pada berbagai macam kayu disembarang tempat.

Usaha budidaya jamur tiram (Pleurotus sp.) yang dilakukan oleh petani sering menemui kendala dalam hal

penyediaan bibit jamur. Malasah tersebut diantaranya adalah ketersediaan bibit yang kurang memadai. Secara umum, proses budidaya jamur meliputi empat tahapan, meliputi pembuatan biakan murni, pembuatan biakan induk, pembuatan bibit induk dan pembuatan bibit produksi. Menurut Gunawan (2000), modal utamadalam pembuatan bibit jamurya itu biakan murnij amur. Selanjutnya biakan murni ini diperbanyak sebagai biakan induk, bibit induk, dan kemudian baru digunakan untuk membuat bibit produksi. Salah satu tahapan yang penting dalam proses pembuatan biakan murni yaitu pembuatan media biakan. Media merupakan suatu substra tuntuk menumbuhkan jamur. Kandungan substratini tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi untuk pertumbuhan miselium jamur. Adapun kebutuhan nutrisi jamur diantaranya yaitu; karbon, nitrogen, mineral (sulfur, potassium, magnesium, besi, zink, mangan, tembaga, dan molibdenum), dan vitamin (B1,B3,B5,danB7).

Media perbanyakan jamur di laboratorium dapat menggunakan berbagai bahan sebagai sumber energi antara lain

Page 2: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

241  

Potato Dextrose Agar (PDA), Malt Peptone Agar (MPA), Malt Extract Agar (MEA), dan air kelapa agar (AKA). Laju pertumbuhan diameter koloni jamur tiram pada cawan petri di media tersebut pada 7 hari inkubasi adalah 9 cm pada media PDA, 8.06 pada media MPA, dan 7.17 pada MEA (Rahim, 2015). Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari ekstrak kentang, dextrose dan juga agar. Ekstrak kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. MPA dan MEA adalah bahan kimia yang biasa digunakan sebagai media tumbuh jamur. Ekstrak malt mengandung polisakarida yang digunakan sebagai sumber energi. Pepton mikologi berfungsi sebagai sumber nitrogen. Agar adalah agen pemadat. Air kelapa agar merupakan media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur. Air kelapa mengandung karbohidrat, vitamin, lemak, protein, serta asam amino.

Diharapkan penggunaan media tersebut dapat meningkatkan penyediaan isolat jamur tiram sebagai sumber bibit untuk budidaya dan perbanyakan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu Fakultas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan,Universitas Muhammadiyah Parepare mulai Mei sampai Juni 2015.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cawan petri, labu erlen meyer, autoklaf, oven, magnetic heated stirrer, pisau, handsprayer, tissu, jarum ose, timbangan digital, bor gabus, dan bunsen. Sedangkan bahannya adalah isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) yang merupakan koleksi Laboratorium BioteknologiTanamanUNHAS, kentang, gula pasir, agar, extrack malt, pepton mikologi, air kelapa, aquades, plastik wrapping, alkohol 70%, karet gelang, dan aluminium foil.

Penelitian ini dilakukan secara eksperimenmenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan media pertumbuhan jamur tiram, meliputi: PDA:Potato Dextrose Agar (PDA) MPA:Malt Peptone Agar (MPA) MEA: Malt Extract Agar (MEA)

AKA:Air Kelapa Agar (AKA) Percobaan diulang sebanyak 3 kali

sehinggah terdapat 12 unit percobaan. Setiap unit terdiri dari 5 cawan petri, sehingga terdapat 60 unit pengamatan.

PelaksanaanPenelitian 1. Sterilisasi

Sterilisasi alatdilakukandengan menggunakan oven pada suhu 180°C selama 2 jam. Sedangkan alat-alat non gelas yang tidak tahan panas, dicuci dan dikering-anginkan lalu disterilkan dengan menggunakan otoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 2 atm selama 15 - 30 menit. Alat-alat yang terbuat dari logam seperti ose bulat, ose lurus, jarum preparat dan pinset disterilkan dengan cara dibilas dengan alkohol lalu dipanaskan di atas nyala api Bunsen hingga pijar. Alat lain yaitu Laminar Air Flowdisterilkan dengan menyemprotkan alkohol 70% pada seluruh bagian. Pembuatan Media

Bahan yang digunakan untuk membuat potato dextrose agar (PDA) adalah kentang 100 g, agar 10 g, dan dextrosa 10 g. Kentang terlebih dahulu dicuci bersih dan dikupas kulitnya kemudian ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkanlalu potong kecil seperti dadu. Kentang direbus dalam 1 liter aquades hingga mendidih. Setelah itu labu Erlenmeyer kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil, selanjutnya medium siap disterilkan di dalam autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 2 atm selama 15 menit (Dwyana dan Gobel, 2011).

Prosedur pembuatan media MPA, MEA, dan AKA sama dengan PDA, hanya berbeda pada bahan dasarnya. MPA menggunakan bahan malt extract 15 g, pepton mikologi 2,5 g, dan agar-agar 7,5 g. Untuk MEA menggunakan bahan malt extract 15 g dan agar 7,5 g. Sedangkan untuk media AKA menggunakan air kelapa muda 150 ml dan agar 10 g. Semua media ini dibuat sebanyak 0,5 liter. PeremajaanIsolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Media PDA (Potatoes Dextrose Agar) steril dituang ke cawan petri yang steril di Laminar Air Flow secara aseptik. Media dibiarkan dingin dan memadat. Setelah media PDA padat, isolat jamur yang telah tersedia dipotong melingkar

Page 3: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

242  

menggunakan bor gabus dengan diameter 8 mm dan diambil menggunakan jarum ose, kemudian dipindahkan satu potong ke dalam media PDA secara aseptik didalam Laminar Air Flow. Setelah selesai, cawan petri disegel dengan plastik wrapping dan diinkubasi pada suhu kamar (280C) selama 6 hari hingga miselia yang tumbuh memenuhi media pada cawan petri. Analisis Data

Data yang diperoleh diamati dengan Uji F menggunakan analisis sidik ragam. Bila perlakuan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Komponen Pengamatan

Komponen yang diamati adalah: 1. Karaktek mikroskopis, yang diamati

pada umur 4 hari setelah inokulasi dengan menggunakan mikroskop.

2. Karakter morfologi, meliputi warna dan bentuk miselium.

3. Diameter koloni, diukur tiap hari setelah melakukan isolasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Karakterisasi Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Karakterisasi morfologi yang diamati meliputi bentuk dan warna isolat jamur tiram.

Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5

PDA

MPA

MEA

AKA

Gambar 1. Pertumbuhan isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) pada berbagai macam

media padat (tampak atas). Gambar 1 menunjukkan adanya

perbedaan karakteristik jamur yang tumbuh dari keempat perlakuan ini. Miselium yang terbentuk paling padat pada media MPA namun paling lambat pertumbuhannya. Media yang paling cepat menumbuhkan jamur adalah MEA

namun hifa yang tumbuh sangat tipis. Untuk media PDA dan AKA, pertumbuhan jamurnya hampir seimbang tetapi berbeda dari sisi bentuk miselium yang terbentuk. Miselium yang tumbuh pada AKA menyerupai kapas.

Tabel 1. Penampakan visual koloni isolat Pleurotus sp. pada media PDA, MPA, MEA,

dan AKA setelah diinkubasi selama 5 hari.

Page 4: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

243  

Media Warna koloni

Miselium Bawah Atas

PDA Putih tulang Putih Padat

MPA Kekuningan Sangat putih Sangat padat

MEA Bening kekuningan Agak kekuningan Tipis

AKA Putih tulang Putih Bentuknya menyerupai kapas

Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.) Secara Mikroskopis.

Secara mikroskopis terlihat gambar isolat jamur tiram (Pleurotussp.)

pada 4 hari setelah inokulasi ditunjukkanpadaGambar 2.

Gambar 2. Karakteristik mikroskopis jamur tiram (Pleurotus sp.) Terdapat septa pada

hifa yang tumbuh pada media PDA.Terlihat hifa yang tumbuh memiliki sekat (septa).

Diameter Koloni Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Diameter koloni diukur 1 sampai 5 hari setelah isolasi. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil (BNT).

Tabel 2. Diameter koloni isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) pada berbagai media padat 5

hari setelah inokulasi

Page 5: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

244  

Perlakuan

Rata-rata diameter (cm)

Hari ke-

1 2 3 4 5

PDA 2,774      ! 6,076      ! 8,354      ! 8,5      !" 8,5      !

MPA 2,75      ! 6,122      ! 7,794      ! 8,212      !" 8,308      !

MEA 3,044      ! 6,914      ! 8,5      ! 8,5      !" 8,5      !

AKA 2,988      ! 5,99      ! 8,266      ! 8,382      !" 8,5      ! Keterangan :Angka-angkayang diikuti huruf yang sama menunjukkan perlakuan tidak

berbeda nyata berdasarkan uji lanjut BNT pada taraf 0,05%.

Tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan rata-rata diameter koloni yang tumbuh pada berbagai media ini. Pertumbuhan

koloniPleurotussp.padamediapadatselama 5 hariinkubasiditunjukkanpadaGambar 3 .

Gambar 3. Diameter koloni isolat Pleurotus sp. setelah inokulasi selama 5 hari.

Gambar 3 menunjukkan semakin

lama waktu (hari) inokulasi maka semakin tinggi pula diameter isolat yang terbentuk. Isolat jamur dapat memenuhi cawan pada hari ke-6 setelah inokulasi.

Pembahasan Karakterisasi Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Perlakuan media padat memberi hasil yang berbeda pada pertumbuhan isolat Pleurotus sp. laju pertumbuhan paling cepat adalah isolat yang bermedia tumbuhMalt extract agar, namun hifa

yang tumbuh sangat tipis sehinggah tidak membentuk miselium yang padat. Media tumbuhMalt extract agar berbanding terbalik dengan media tumbuh Malt peptone agar yang mampu menumbuhkan hifa yang tebal sehingga terbentuk miselum yang padat. Untuk media tumbuhPotato dextrose agar (PDA) dan Air kelapa agar (AKA) memiliki kecepatan tumbuh yang relatif sama.

Ketigamediayangdiujimerupakanmediayangkayaakannutrisiesensialyang

0  

1  

2  

3  

4  

5  

6  

7  

8  

9  

1   2   3   4   5  

Diam

eter  kolon

i  (cm

)  

Hari  setelah  inokulasi  

PDA  

MPA  

MEA  

AKA  

Page 6: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

245  

dibutuhkanjamuruntukhidupnya.MediaMEAmemiliki komposisinitrogen,karbohidrat,sodiumklorida,danagar. MediaMPA memilikikandungannutrisinitrogen,karbohidrat,sodium klorida,agar,danpepton. MediaPDA memilikikandungannutrisi karbohidrat,air,danproteinyangberasaldarisubstratkentang,glukosa,danagar (Cochrane,1958). Menurut United States Department of Agriculture (USDA), setiap 100 gr kentang mengandung 15,9 g karbohidrat, 1,89 g protein, 0,10 g lemak, 11,4 mg vitamin C serta beberapa unsur lain dengan kadar kecil. SedangkanAKA memiliki karbohidrat, vitamin,protein,lemakdanasamaminoserta beberapa nutrisi lain sepertiNa,Ca,Mg,Fe,Cu,P,S,danCl(Sugiritama,2009). Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.) Secara Mikroskopis.

Secara mikroskopis, hifa yang tumbuh pada media PDA adalah hifa yang bersekat (septa). Berbeda dengan perlakuan lainnya yang hanya terlihat percabangannya.Hadi (2014). menyatakan jamur yang memiliki hifa adalah ciri-ciri jamur multiselular. Hifa ada bersepta (sekat) dan ada juga yang tidak memiliki septa yang disebut hifa senositik. Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalinan atau berkumpul membentuk benang-benang halus yang disebut miselium. Miselium vegetatif berfungsi untuk menyerap makanan, dan pada jamur yang parasit miselium ini memiliki struktur yang disebuthoustorium, yang dapat menembus sel inang. Miselium generatif membentuk alat reproduksi yang menghasilkan spora.

Jamur tiram adalah organisme yang memiliki inti, berspora, dan merupakan sel-sel lepas atau bersambung membentuk benang yang bersekat atau tidak bersekat yang disebut hifa. Hifa jamur terdiri dari sel-sel yang berinti satu dan haploid. Hifa jamur menyatu dan membentuk jaringan yang disebut miselium (kumpulan hifa) (Djarijah dan Djariyah, 2001)

Diameter Koloni Isolat Jamur Tiram (Pleurotus sp.)

Diameter koloni merupakan indikator pertumbuhan isolat. Pertumbuhan dipengaruhi kandungan nutrisi pada media. kebutuhannutrisijamurdiantaranyayaitu;karbon,nitrogen,mineral (sulfur, potassium,magnesium,besi,zink,mangan,tembaga,dan molibdenum),dan vitamin(B1,B3,B5,danB7) (Gunawan, 2000).

Menurut Rachmatullah (2009) untuk tumbuh jamur tiram membutuhkan unsur hara karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral. Karbon (C) bersumber dari karbohidrat sebagai unsur dasar pembentukan sel dan sebagai energi untuk metabolisme. Sumber karbon diperoleh dalam bentuk monosakarida, polisakarida, selulosa dan lignin. Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik. Nitrogen juga berguna untuk mempercepat pertumbuhan. Vitamin berfungsi sebagai bahan tambahan atau suplemen sehingga pertumbuhan jamur menjadi lebih baik. Vitamin yang dibutuhkan oleh jamur adalah vitamin B1 dan B12. Mineral sebagai unsur hara mikro yang berguna sebagai pelengkap pada jamur yaitu kalsium (Ca).

Pertumbuhankolonicenderungsepertigarisyangmelingkarpadamediapadat.Kolonibiasanyaterus-menerustumbuhdalam radiusrata-ratayangsamasampaibertemudenganrintangansepertiujungcawan Petriataukolonilainya(Alexopoulos etal.,1996).Pertumbuhanterjadihanyapadasel yang berada diujung koloni yang mempunyai akses terhadap nutrisi sehingga akan menghasilkan zona pertumbuhan pinggiran dan pertumbuhan akan bertambah sampai terjadi penipisan nutrisi (Carlile etal.,2001).

Keempat media yang diuji merupakan media yang kaya akan nutrisi esensialyang dibutuhkan jamuruntukhidupnya.Memperhatikan haltersebutmaka perbedaanpertumbuhan tiapisolatpadakeempatmacam

Page 7: PERTUMBUHAN ISOLAT JAMUR TIRAM (PLEUROTUS SP.) PADA

Prosiding Seminar Nasional 2018 Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, vol. 1, 2018, ISSN:2622-0520

 

Seminar Nasional Sinergitas Multidisiplin Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SMIPT), 9-10 April 2018

246  

mediadidugalebihdilatarbelakangi olehkecocokanmedia bagitiapisolat. Pada media MEA dan PDA, miselium jamur tiram (Pleurotus sp.) biasanya sudah tumbuh pada hari pertama masa inkubasi. Namun, dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan miselium pada media MEA masih lebih baik dari pada PDA. Pada hari ke-4 miselium yang tumbuh di media MEA sudah memenuhi cawan petri ukuran 9 cm, sementara miselium pada media PDA baru bisa memenuhi cawan petri pada hari ke-5 (Sumarsih, 2010).

KESIMPULAN Media padatterbaik untuk kecepatan tumbuh isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah Malt ExtractAgar sedangkan media terbaik untuk ketebalan miselium isolat jamur tiram (Pleurotus sp.) adalah media Malt PeptoneAgar.

DAFTAR PUSTAKA Adinata,G.S.danH.I.,Hendritomo.2002.Pemb

ibitan dan ProduksiJamurTiram.PusatPengkajian dan PenerapatnTeknologiBioIndustri.Jakarta.

Alexopoulus CJ, Mims CW, Blackwell M.

1996. Introductory Mycology. Ed. Ke-4. New York: John Willey and Sons Inc.

CarlileMJ,WatkinsonSC,GoodwayGW.2

001. TheFungi. London:Academic Press.

CochraneVW.1958.PhysiologyofFungi.NewY

ork:JohnWileyandSonsInc. Djarijah, N.M., Djariyah, A.S. 2001. Budi

Daya Jamur Tiram. PenerbitKanisius.Yogyakarta.

Dwyana, R., Gobel, R. 2011. Mikrobiologi

Umum. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Ala, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Gunawan, A.W. 2000. Usaha pembibitan jamur. Jakarta: PT Penebar Swadaya.

Hadi, F. 2014. Fungi/jamur. http://fitri-

smanda.blogspot.com/2012/12/ fungijamur-fungi-jamur-merupakan.html

Herliyana, E.N. 2003. Studi Fisiologis

Jamur TiramPleurotusspp.yangBerbedaSecaraGenetik.Bogor: ProyekPengembanganPusatAntarUniversitas.IPB.

Rachmatullah, 2009. Kebutuhan nutrisi jamur

tiram dalam media tumbuh. https://bisnisjamur.wordpress.com/2009/10/22/kebutuhan-nutrisi-jamur-tiram-dalam-media-tumbuh/. Diakses 23 agustus 2015.

Rahim, I., Kuswinanti, T., Asrul, L., &

Rasyid, B. (2015). Screening of fungal rot isolates from cocoa as phosphate-dissolving and their growth ability on three types of media. Procedia Food Science, 3, 104-111.

Sugiritama, 2009. Kandungan air kelapa.

eprints.ums.ac.id/8850/ A420050067

Sumarsih, S. 2010. Untung besar usaha bibit

jamur tiram. Penebar Swadaya Suriawiria, U. 2002. Budidaya Jamur Tiram.

Yayasan Kanisius,Jogjakarta.