pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan di kabupaten bone

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari keberhasilan pembangunan nasional dalam kerangka NKRI. Desentralisasi merupakan paradigma yang memperkokoh pembangunan daerah dewasa ini. Paradigma desentralisasi tersebut, tidak saja semata-mata merupakan reaksi atas praktik pembangunan nasional yang sentralistik, sebagaimana diterapkan sedemikian rupa pada masa Orde Baru, tetapi sudah menjadi tuntutan mendasar yang harus diterapkan dengan mengimplementasikan konsep otonomi daerah secara luas. Setiap daerah di Indonesia sudah lama menjadikan perkembangan ekonomi sebagai target ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu daerah untuk jangka panjang. Perkembangan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standard hidup (standard of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat. Istilah perkembangan ekonomi sering dicampurbaurkan dengan pertumbuhan ekonomi, dan pemakaiannnya selalu berganti-ganti, sehingga kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama. 1

Upload: kasmiahlasewa

Post on 26-Dec-2015

104 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Perkembangan ekonomi selalu menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian suatu daerah untuk jangka panjang. Perkembangan ekonomi sangat dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standard hidup (standard of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat

TRANSCRIPT

Page 1: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan daerah merupakan bagian integral dari

keberhasilan pembangunan nasional dalam kerangka NKRI.

Desentralisasi merupakan paradigma yang memperkokoh pembangunan

daerah dewasa ini. Paradigma desentralisasi tersebut, tidak saja semata-

mata merupakan reaksi atas praktik pembangunan nasional yang

sentralistik, sebagaimana diterapkan sedemikian rupa pada masa Orde

Baru, tetapi sudah menjadi tuntutan mendasar yang harus diterapkan

dengan mengimplementasikan konsep otonomi daerah secara luas.

Setiap daerah di Indonesia sudah lama menjadikan perkembangan

ekonomi sebagai target ekonomi. Perkembangan ekonomi selalu

menjadi faktor yang paling penting dalam keberhasilan perekonomian

suatu daerah untuk jangka panjang. Perkembangan ekonomi sangat

dibutuhkan dan dianggap sebagai sumber peningkatan standard hidup

(standard of living) penduduk yang jumlahnya terus meningkat.

Istilah perkembangan ekonomi sering dicampurbaurkan dengan

pertumbuhan ekonomi, dan pemakaiannnya selalu berganti-ganti,

sehingga kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama. Akan

tetapi beberapa ahli ekonomi, seperti Schumpeter (1911) dan Ursula

Hicks (1957) telah menarik perbedaan yang lazim antara istilah

perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi (jhingan, 1993).

Menurut kedua pakar tersebut perkembangan ekonomi mengacu kepada

masalah-masalah Negara terbelakang, sedangkan pertumbuhan

ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara maju. Demikian

juga menurut Maddison (1970), ia mengatakan bahwa di Negara-negara

maju kenaikan dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan

ekonomi, sedang di Negara miskin ia disebut perkembangan ekonomi.

Namun ada juga pakar ekonomi lainnya yang beranggapan bahwa

1

Page 2: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

antara pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan ekonomi

merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur Lewis (1954), serta

Meir dan Baldwin (1973)

Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat

perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat

perkembangan pendapatan nasional. Para ekonom dan politisi dari

semua daerah, baik daerah-daerah maju maupun terbelakang, yang

menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat

mendambakan dan menomorsatukan perkembangan ekonomi (economic

growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing daerah selalu

mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat

perkembangan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka

menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan

hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam

kehidupan ekonomi semua daerah di Indonesia dewasa ini. Seperti kita

telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di

daerah-daerah sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat

perkembangan output dan pendapatan nasional.

Mengingat konsep perkembangan ekonomi sebagai tolok ukur

penilaian perkembangan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta

diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak

mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber

perkembangan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi

ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam

jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu

indikator keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya

pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula kesejahteraan

masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu distribusi

pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha

meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan

2

Page 3: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal,

penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan

ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.

B. Batasan Masalah

Beribicara mengenai pembangunan di bidang ekonomi tentu saja

cakupannya sangatlah luas, beradasarkan latar belakang di atas, penulis

membatasi masalah sekaligus mengangkat judul makalah yakni

“Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Salah Satu Indikator Keberhasilan

Pembangunan di Kabupaten Bone”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus bahasan maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagi berikut:

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di

Kabupaten Bone?

2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-

2018 Kabupaten Bone?

3. Perkebangan Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Bone

D. Tujuan dan Mamfaat Penulisan Makalah

a. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan

makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Bone

2. Untuk Mengetahui Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) 2013-2018 Kabupaten Bone?

3

Page 4: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

3. Untuk mengetahui Kondisi Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten

Bone

b. Mamfaat Penulisan Makalah

Penulisan Makalah ini sebagai Tugas Tengah Semester Mata

Kuliah Teori-teori Pembangunan.

4

Page 5: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu bidang penyelidikan

yang telah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi. Berikut ini diuraikan

teori-teori pertumbuhan ekonomi dari berbagai aliran.

1. Aliran Merkantilisme

Pertumbuhan ekonomi atau perkembangan ekonomi suatu negara

menurut kaum Merkantilis ditentukan oleh peningkatan

perdagangan internasional dan penambahan pemasaran hasil

industri serta surplus neraca perdagangan.

2. Aliran Klasik

Tokoh-tokoh aliran Klasik antara lain Adam Smith dan David

Ricardo.

a. Adam Smith

Adam Smith mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi dalam

sebuah buku yang berjudul An Inquiry Into the Nature and

Causes of the Wealth of Nations tahun 1776. Menurut Adam

Smith, ada empat fackor yang memengaruhi pertumbuhan

ekonomi, yaitu:

1) jumlah penduduk,

2) jumlah stok barang-barang modal,

3) luas tanah dan kekayaan alam, dan

4) tingkat teknologi yang digunakan.

b. David Ricardo

David Ricardo mengemukakan teori pertumbuhan ekonomi

dalam sebuah buku yang berjudul The Principles of Political

Economy and Taxation. Menurut David Ricardo, pertumbuhan

ekonomi suatu Negara ditentukan oleh pertumbuhan penduduk,

5

Page 6: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

di mana bertambahnya penduduk akan menambah tenaga

kerja dan membutuhkan tanah atau alam.

3. Aliran Neo Klasik

Tokoh-tokoh aliran Neo Klasik di antaranya Schumpeter, Harrod-

Domar, dan Sollow-Swan.

1. Schumpeter

Teori Schumpeter menekankan tentang pentingnya peranan

pengusaha dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi dan

para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-

menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam ekonomi.

Hal ini bertujuan untuk peningkatan pertumbuhan

perekonomian jika para pengusaha terus-menerus

mengadakan inovasi dan mampu pengadakan kombinasi baru

atas investasinya atau proses produksinya. Adapun jenis-jenis

inovasi, di antaranya dalam hal berikut.:

1) Penggunaan teknik produksi.

2) Penemuan bahan dasar.

3) Pembukaan daerah pemasaran.

4) Penggunaan manajemen.

5) Penggunaan teknik pemasaran.

2. Harrod – Domar

Dalam analisis teori pertumbuhan ekonomi menurut Teori

Harrod – Domar, menjelaskan tentang syarat yang harus

dipenuhi supaya perekonomian dapat mencapai pertumbuhan

yang teguh (steady growth) dalam jangka panjang. Asumsi

yang digunakan oleh Harrod–Domar dalam teori pertumbuhan

ekonomi ditentukan oleh beberapa hal-hal berikut.

1) Tahap awal perekonomian telah mencapai tingkat full

employment.

6

Page 7: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

2) Perekonomian terdiri atas sektor rumah tangga (konsumen)

dan sektor perusahaan (produsen).

3) Fungsi tabungan dimulai dari titik nol, sehingga besarnya

tabungan proporsional dengan pendapatan.

4) Hasrat menabung batas (Marginal Propencity to Save)

besarnya tetap.

Sehingga menurut Harrod – Domar pertumbuhan ekonomi yang

teguh akan mencapai kapasitas penuh (full capacity) dalam

jangka panjang.

3. Sollow–Swan

Menurut teori Sollow–Swan, terdapat empat anggapan dasar

dalam menjelaskan pertumbuhan ekonomi.

1) Tenaga kerja (penduduk) tumbuh dengan laju tertentu.

2) Fungsi produksi Q = f (K,L) berlaku bagi setiap periode (K :

Kapital, L : Labour).

3) Adanya kecenderungan menabung dari masyarakat.

4) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan.

5) Aliran Historis

4. Tokoh-tokoh yang menganut aliran historis antara lain Friederich

List, Bruno Hildebrand, Karl Bucher, Werner Sombart, dan Walt

Whitman Rostow.

a. Friederich List (1789–18456)

Menurut Friederich List, perkembangan ekonomi ditinjau dari

teknik berproduksi sebagai sumber penghidupan.Tahapan

pertumbuhan ekonominya antara lain: masa berburu atau

mengembara, masa beternak atau bertani, masa bertani dan

kerajinan, masa kerajinan industri dan perdagangan. Buku hasil

karyanya berjudul Das Nationale System der Politischen

Oekonomie (1840).

7

Page 8: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

b. Bruno Hildebrand (1812–1878)

Menurut Bruno Hildebrand, perkembangan ekonomi ditinjau

dari cara pertukaran (tukar-menukar) yang digunakan dalam

masyarakat. Tahap pertumbuhan ekonominya: masa

pertukaran dengan natura (barter), masa pertukaran dengan

uang, dan masa pertukaran dengan kredit/giral. Pendapatnya

ditulis dalam sebuah buku yang berjudul Die National Ekonomie

der gegenwart und Zukunfit (1848).

c. Karl Bucher (1847–1930)

Menurut Karl Bucher, perkembangan ekonomi ditinjau dari jarak

antara produsen dengan konsumen. Tahap pertumbuhan

ekonominya antara lain: rumah tangga tertutup, rumah tangga

kota, rumah tangga bangsa, dan rumah tangga dunia.

d. Werner Sombart (1863–1941)

Menurut Werner Sombart, perkembangan ekonomi ditinjau dari

susunan organisasi dan idiologi masyarakat. Tahapan

pertumbuhan ekonomi menurut Werner Sombart adalah Zaman

perekonomian tertutup, Zaman perekonomian kerajinan dan

pertukangan, Zaman perekonomian kapitalis (Kapitalis Purba,

Madya, Raya, dan Akhir). Karyanya ditulis dalam sebuah buku

yang berjudul Der Moderne Kapitalismus (1927).

e. Walt Whitman Rostow

Dalam bukunya yang berjudul The Stage of Economic Growth,

W.W. Rostow membagi pertumbuhan ekonomi menjadi lima

tahap atas dasar kemajuan tingkat teknologi. Kelima tahap itu

adalah masyarakat tradisional, prasyarat lepas landas, lepas

landas, gerakan ke arah kedewasaan, dan tahap konsumsi

tinggi.

8

Page 9: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

B. Teori Pembangunan

Dalam hal ini, pembangunan dapat diartikan sebagai `suatu

upaya terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak

secara sah kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan

mencapai aspirasinya yang paling manusiawi (Nugroho dan Rochmin

Dahuri, 2004). Mengenai pengertian pembangunan, para ahli

memberikan definisi yang bermacam-macam seperti halnya peren-

canaan. Istilah pembangunan bisa saja diartikan berbeda oleh satu

orang dengan orang lain, daerah yang satu dengan daerah lainnya,

Negara satu dengan Negara lain.  Namun secara umum ada suatu

kesepakatan bahwa pembangunan merupakan proses untuk

melakukan perubahan (Riyadi dan Deddy Supriyadi Bratakusumah,

2005).

Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan

sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan per-

ubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu

bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka

pembinaan bangsa (nation building)”. Sedangkan Ginanjar Kartasas-

mita (1994) memberikan pengertian yang lebih sederhana, yaitu

sebagai “suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui

upaya yang dilakukan secara terencana”.

Pembangunan (development) adalah proses perubahan yang

mencakup seluruh system sosial, seperti politik, ekonomi, infrastruktur,

pertahanan, pendidikan dan teknologi, kelembagaan, dan budaya

(Alexander 1994). Portes (1976) mendefenisiskan pembangunan

sebagai transformasi ekonomi, sosial dan budaya. Pembangunan

adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki

berbagai aspek kehidupan masyarakat.

9

Page 10: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

Proses pembangunan terjadi di semua aspek kehidupan

masyarakat, ekonomi, sosial, budaya, politik, yang berlangsung pada

level makro (nasional) dan mikro (commuinity/group). Makna penting

dari pembangunan adalah adanya kemajuan/perbaikan (progress),

pertumbuhan dan diversifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh para

para ahli di atas, pembangunan adalah semua proses perubahan yang

dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana.

Sedangkan perkembangan adalah proses perubahan yang terjadi

secara alami sebagai dampak dari adanya pembangunan (Riyadi dan

Deddy Supriyadi Bratakusumah, 2005).

Dengan demikian berdasarkan pendapat dari beberapa ahli

tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa pada dasarnya

pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pertumbuhan, dalam arti

bahwa pembangunan dapat menyebabkan terjadinya pertumbuhan dan

pertumbuhan akan terjadi sebagai akibat adanya pembangunan. Dalam

hal ini pertumbuhan dapat berupa pengembangan/perluasan (expansion)

atau peningkatan (improvement) dari aktivitas yang dilakukan oleh suatu

komunitas masyarakat.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Parsudi Suparlan dalam

tulisannnya tentang Antropologi Pembangunan, yang mana tulisan

tersebut sebagai penghormatan kepada Koentjaraningrat (1997),

mendefinisikan Pembangunan sebagai serangkaian upaya yang

direncanakan dan dilaksanakan oleh pemerintah, badan-badan atau

lembaga-lembaga internasional, nasional atau lokal yang terwujud dalam

bentuk-bentuk kebijaksanaan, program, atau proyek, yang secara

terencana mengubah cara-cara hidup atau kebudayaan dari sesuatu

masyarakat sehingga warga masyarakat tersebut dapat hidup lebih baik

atau lebih sejahtera daripada sebelum adanya pembangunan tersebut.

10

Page 11: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

Sedangkan menurut Inayatullah, 1967, Pembangunan ialah

Perubahan menuju pola-pola masyarakat yang memungkinkan realisasi

yang lebih baik dari nilai-nilai kemanusiaan, yang memungkinkan suatu

masyarakat mempunyai kontrol yang lebih besar terhadap lingkungannya

dan terhadap tujuan politiknya, dan yang memungkinkan warganya

memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

Rogers dan Shoemaker 1971 mengatakan bahwa pembangunan

ialah suatu jenis perubahan social dimana ide – ide baru diperkenalkan

kepada suatu system social untuk menghasilkan pendapatan perkapita

dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang

lebih modern dan organisasi social yang lebih baik.

Kleinjans 1975 mengatakan bahwa pembangunan merupakan

pencapaian pengetahuan dan keterampilan baru yang pada akhirnya

bukan soal teknologi atau GNP, tumbuhnya suatu kesadaran baru,

perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat kemanusiaan

dan suntikan kepercayaan diri.

Rogers 1983 mendefinisikan pembangunan adalah suatu proses

perubahan social dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat

yang dimaksudkan untuk kemajuan social dan material ( termasuk

bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang

dihargai ) oleh mayoritas rakyat melalui control yang lebih besar yang

mereka peroleh terhadap lingkungan mereka.

11

Page 12: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

C. Alur Pikir

12

Pertumbuhan Ekonomi

Faktor PenghambatFaktor Pendukung

Pembangunan Kabupaten Bone

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Page 13: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

BAB III

PEMBAHASAN

A. Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi di Daerah

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pertembuhan ekonomi di suatu

daerah termasuk Kabupaten Bone, diantaranya adalah:

1. Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi

juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor

terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses

pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya

manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang

memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.

2. Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya

alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun

demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan

proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh

kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber

daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud

dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan

hasil hutan dan kekayaan laut.

3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan danteknologi yang semakin

pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,

pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia

digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek

efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan

ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada

percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

13

Page 14: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

4. Faktor Budaya.

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap

pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi

sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi

dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang

dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras

dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang

dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap

anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

5. Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan

meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-

barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran

pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat

meningkatkan produktivitas.

B. RPJMD Kabupaten Bone

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 adalah dokumen

perencanaan pembangunan daerah 5 (lima) tahunan yang

menjabarkan visi, misi dan program Bupati dan Wakil Bupati

terpilih Dr. H. A.Fahsar M. Padjalangi, M.Si. dan Drs. H. Ambo

Dalle, M.M. hasil Pemilihan  Kepala Daerah Tahun 2013.

Pelantikan Bupati Bone periode 2013-2018 dilaksanakan pada

tanggal 18 April 2013. Dokumen RPJMD ini disusun guna

menjabarkan visi dan misi serta program Kepala Daerah

kedalam tujuan dan sasaran, arah kebijakan, strategi, kebijakan

umum dan program pembangunan, program prioritas yang

disertai kebutuhan pendanaan, serta indikator kinerja

pembangunan. Amanat kepada pemerintah daerah untuk

14

Page 15: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

menyusun RPJMD tertuang dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional, dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018

berpedoman pada Permendagri Nomor 54 tahun 2010 tentang

Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Proses

penyusunan RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 disusun

melalui berbagai tahapan yang cukup panjang, meliputi:

1. Persiapan penyusunan RPJMD

2. Penyusunan rancangan awal RPJMD

3. Penyusunan rancangan RPJMD

4. Pelaksanaan musrenbang RPJMD

5. Penyusunan rancangan akhir RPJMD

6. Penetapan peraturan daerah tentang RPJMD

RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 disusun

menggunakan 5 (lima) pendekatan, yaitu teknokratik,

partisipatif, politik, atas-bawah (top-down) dan bawah-atas

(bottom-up). Pendekatan teknokratik dilakukan dengan

menggunakan Smetode dan kerangka berpikir ilmiah dalam

proses penyusunan RPJMD. Pendekatan partisipatif dilakukan

dengan mengikutsertakan pemangku kepentingan (stakeholders)

dalam forum konsultasi publik dan Musyawarah Perencanaan

Pembangunan (Musrenbang) RPJMD.

Pendekatan politik dilakukan melalui diskusi dengan Bupati

tentang visi, misi dan program Bupati, serta pembahasan

Kebijakan Umum Anggaran dan Rancangan Peraturan Daerah

15

Page 16: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

dengan anggota DPRD. Sementara itu pendekatan top-down

dan bawah-atas bottom-up dalam penyusunan RPJMD dilakukan

dengan menyerap masukan Renstra SKPD dan memadukannya

dengan visi, misi dan program Bupati.  

RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 merupakan

pelaksanaan setengah dari tahap kedua dan tahap ketiga

RPJPD Kabupaten Bone tahun 2005-2025. Untuk mewujudkan

keselarasan pembangunan jangka menengah dengan

pembangunan jangka panjang daerah, maka penyusunan

RPJMD mengacu pada sasaran pokok pembangunan tahap

kedua dan tahap ketiga RPJPD Kabupaten Bone. RPJMD

Kabupaten Bone tahun 2013-2018 menjadi acuan bagi seluruh

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun

Rencana Strategis (Renstra-SKPD), dan dalam pelaksanaannya

akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah

(RKPD).

Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Bone tahun

2013-2018 adalah:

“Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera”

Rumusan visi tersebut terdiri dari 3 unsur frasa (pembentuk

kalimat), dengan arti masing-masing sebagai berikut :

1. Sehat, mengandung makna meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat dengan memperluas aksesibilitas pelayanan kesehatan

yang adil dan berkualitas.

2. Cerdas, mengandung makna terciptanya pemerataan pendidikan

bagi laki-laki dan perempuan, berkebutuhan khusus, difable dan

marginal yang berkualitas untuk mewujudkan kualitas manusia

mandiri berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal.

3. Sejahtera, mengandung makna masyarakat yang mampu

memenuhi kebutuhan hidup berkelanjutan dalam aspek ekonomi,

16

Page 17: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

politik, sosial budaya, lingkungan hidup, didukung infrastruktrur dan

tata kelola pemerintahan yang baik.

Misi merupakan rumusan umum mengenai cara atau upaya yang

perlu dilakukan untuk menjamin tercapainya visi. Untuk mewujudkan visi

jangka menengah Kabupaten Bone tahun 2013-2018, maka dirumuskan

6 (enam) misi pembangunan Kabupaten Bone, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau,

adil dan merata.

2. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan

berbasis nilai-nilai

3. agama dan kearifan lokal untuk mewujudkan manusia mandiri.

4. Mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis

potensi lokal dan

5. kelestarian lingkungan.

6. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak-hak

dasar masyarakat

7. yang berkeadilan

8. Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat.

9. Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas

KKN.

Menurut Permendagri Nomor 54 tahun 2010, tujuan adalah

pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,

melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan menangani isu

strategis yang dihadapi. Kalimat tujuan tersebutdirumuskan dengan

menjabarkan lebih operasional dari misi. Satu kalimat misi dapat

dirumuskan dalam beberapa tujuan, penyusunannya memperhatikan isu-

isu strategis daerah.

Tujuan dapat pula diartikan sebagai penjabaran/implementasi dari

pernyataan misi yang menunjukkan apa yang akan dihasilkan dalam

17

Page 18: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

kurun waktu periode perencanaan, dalam hal ini untuk jangka waktu lima

tahun (2013-2018). Sementara itu sasaran adalah hasil yang diharapkan

dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, bisa

dicapai, rasional untuk jangka waktu 5 tahun. Perumusan sasaran perlu

memperhatikan indikator kinerja pembangunan daerah.

C. Perkembangan Ekonomi Kabupaten Bone

Nilai PDRB tahun 2008 atas dasar harga berlaku adalah Rp.

5.348.744,99 juta jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.

4,423,743,58 juta, terjadi peningkatan sebesar 17,29%.

Rata- rata perkembangan ekonomi Kabupaten Bone tahun (2005-

2008) 14,43%/tahun. Nilai PDRB tahun 2008 atas dasar harga berlaku

adalah Rp. 5.348.744,99 Juta jika dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar Rp. 4.423.743,58 Juta terjadi peningkatan sebesar 17,29%.

Perkembangan perekonomian dipengaruhi oleh kenaikan harga secara

umun dengan kata lain dampak inflasi mempengaruhi perkembangan

ekonomi namun pengaruhnya di Kabupaten Bone tidak begitu besar dan

tidak mengganggu laju perekonomian secara umum.

Perkembangan Ekonomi mengalami peningkatan setiap tahunnya,

perkembangan yang cukup signifikan dari tahun 2005 hingga tahun 2008

yaitu 11,72% pada tahun 2005, 16,02% pada tahun 2006, 12,72% pada

tahun 2007 dan 17,29% pada tahun 2008.

Kondisi perekonomian Kabupaten Bone terlihat dari gambaran

PDRB (Harga Konstan) Tahun 2005 sebesar Rp. 2.305.158.940.000,-

menjadi Rp. 2.442.413.220.000,- pada Tahun 2006 atau terjadi

pertumbuhan sebesar 5,95%. Walaupun pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Bone agak lamban dibanding Propinsi Sulawesi Selatan

yakni 6,72%, akan tetapi pertumbuhan tersebut memberikan pengaruh

positif terhadap peningkatan pendapatan perkapita selama kurun waktu

yang sama, yaitu dari Rp. 4.792.832,- pada tahun 2005 menjadi Rp.

5.541.502,2.- pada tahun 2006

18

Page 19: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone tersebut, disamping

memberikan implikasi positif terhadap pembukaan lapangan kerja, juga

masih menyisahkan pengangguran. Dalam Tahun 2004, jumlah

angkatan kerja sebanyak 258.926 orang dan yang mampu diserap

berjumlah 249.121 orang. Demikian halnya pada Tahun 2005, angkatan

kerja tersedia sejumlah 291.633 orang yang terserap sekitar 274.758

orang, sehingga pada tahun yang sama masih terdapat pengangguran

sekitar 16.875 orang

Kondisi perekonomian Kabupaten Bone terlihat dari gambaran

PDRB (Harga Konstan) Tahun 2005 sebesar Rp. 2.305.158.940.000,-

menjadi Rp. 2.442.413.220.000,- pada Tahun 2006 atau terjadi

pertumbuhan sebesar 5,95%. Walaupun pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Bone agak lamban dibanding Propinsi Sulawesi Selatan

yakni 6,72%, akan tetapi pertumbuhan tersebut memberikan pengaruh

positif terhadap peningkatan pendapatan perkapita selama kurun waktu

yang sama, yaitu dari Rp. 4.792.832,- pada tahun 2005 menjadi Rp.

5.541.502,2.- pada tahun 2006

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone tersebut, disamping

memberikan implikasi positif terhadap pembukaan lapangan kerja, juga

masih menyisahkan pengangguran. Dalam Tahun 2004, jumlah

angkatan kerja sebanyak 258.926 orang dan yang mampu diserap

berjumlah 249.121 orang. Demikian halnya pada Tahun 2005, angkatan

kerja tersedia sejumlah 291.633 orang yang terserap sekitar 274.758

orang, sehingga pada tahun yang sama masih terdapat pengangguran

sekitar 16.875 orang.

19

Page 20: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

Yang menjadi sektor pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bone

antaralain adalah:

1. Pertanian

Bila dilihat dari kontribusinya terhadap PDRB, bidang

pertanian menyumbang sebesar 56,17 % , hingga saat ini pertanian

memang masih paling besar andilnya terhadap pendapatan daerah.

Data lima tahun terakhir menunjukkan bahwa luas panen

tanaman pangan dan hortikultura tetap didominasi oleh padi, pada

tahun 2007 seluas 117.787 ha dengan produksi sebesar 697.299

Ton, sedangkan yang lainnya antara lain jagung 38.872 ha dengan

produksi sebesar 149.657 ton, kedelai 4.484 ha dengan produksi

mencapai 8.026 ton , ubi kayu 663 ha produksinya 7.704 ton,ubi

jalar 321 ha dengan produksi 2.716 ton, kacang tanah 12.846 ha

dengan produksi 24.022 ton.

Produktivitas perkomoditasnya masih belum mencapai hasil

yang optimal, oleh sebab itu,masih perlu didukung adanya

pembinaan dan penyuluhan di tingkat petani serta usaha perkuatan

kelembagaan dalam menghasilkan benih bermutu, institusi

pengendali hama/penyakit, dukungan alat mesin pertanian dan

distribusi pupuk memadai.

2. Peternakan

Pembangunan peternakan merupakan bagian dari

pembangunan pertanian, yang peranannya dalam penyediaan

pangan khususnya protein hewani terus ditingkatkan untuk

mewujudkan swasembada ternak dan peningkatan pendapatan

masyarakat. Dalam kurun waktu 2002 -2005 populasi ternak

mengalami peningkatan yang cukup besar terutama Sapi Bali,

kemudian kambing, kuda dan kerbau. Sedangkan yang mengalami

penurunan populasi adalah ayam terutama ayam ras petelur. Hal ini

20

Page 21: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

disebabkan karena menurunnya minat masyarakat untuk beternak

ayam karena wabah flu burung.

Untuk mendukung kesehatan produk peternakan terutama

agar kesehatan masyarakat menjadi semakin baik sehingga

penyediaan produk aman, sehat, utuh dan halal maka didukung

adanya fasilitas lokasi pemotongan berupa Rumah Potong Hewan

(RPH), pembinaan terhadap peternak, pemberian vaksin ternak dan

unggas.

3. Kehutanan dan Perkebunan

Jenis tanaman perkebunan di Kabupaten Bone antara lain : kelapa

seluas 14.760 ha dengan produksi 11.675 ton, coklat seluas 37.178

ha dengan produksi 12.870 ton, cengkeh 3.106 ha dengan produksi

2.087 ton, jambu mente 6.242 ha dengan produksi 2.863, kopi 934

ha dengan produksi 247 to, tembakau 941 ha dengan produksi 863

ton.

Secara kuantitas produksi perkebunan memang telah mengalami

peningkatan tapi belum mencapai hasil yang optimal, demikian pula

halnya dengan kualitas produksi masih perlu terus ditingkatkan

agar dapat mencapai standar kualitas ekspor.

Sejalan pelaksanaan otonomi daerah dengan azas desentralisasi,

paradigma pembangunan kehutanan di Kabupaten Bone adalah

domestic resources based (community and resource based

development), yaitu (1) menetapkan sumber daya hutan dalam tiga

sisi manfaat yang seimbang yakni ekonomi, ekologi dan sosial; dan

(2) memfasilitasi dan mendorong terciptanya pemberdayaan

ekonomi kerakyatan dengan memberi peluang yang luas kepada

lembaga usaha masyarakat kecil dan menengah yang berbasis

hutan dalam menuju pengelolaan hutan yang lestari, demokratis

dan berkeadilan. Pembangunan usaha perkebunan rakyat

dilakukan dengan cara memfasilitasi dan mendorong

21

Page 22: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

berkembangnya agribisnis perkebunan yang berdayasaing melalui

pemberdayaan masyarakat.

4. Sumber daya perikanan di Kabupaten Bone cukup besar karena

wilayah pesisir yang membentang dari utara ke selatan sepanjang

127 km, sangat potensial untuk pengembangan tambak dan rumput

laut. Potensi luas areal pemeliharaan 17.214 ha dan 11.001 ha

diantaranya telah dikelola yaitu tambak seluas 10.790 ha dan kolam

211 ha. Komoditi ekspor perikanan yang menjadi unggulan adalah

kepiting dan udang, namun beberapa tahun terakhir mengalami

penurunan produksi yang cukup signifikan hingga mencapai 42 %,

penyebab menurunnya produksi yaitu pemanfaatan sumber daya

ikan tidak rasional, penerapan teknik produksi belum maksimal,

kegiatan produksi dilakukan dalam skala kecil dan sifatnya

perorangan, selain itu pembinaan dari petugas kurang. Produksi

perikanan laut mengalami peningkatan rata- rata sebesar 16,8 %,

jenis komoditi seperti rumput laut, ikan tuna, ikan kerapu, lobster,

kepiting rajungan, merupakan komoditi ekspor yang sangat

menjanjikan karena pangsa pasarnya masih cukup bagus.

5. Keindahan alam dan kekayaan budaya Kabupaten Bone

merupakan potensi pariwisata yang pengembangannya diarahkan

pada upaya menyiapkan Kab.Bone sebagai daerah tujuan wisata.

Salah satu Objek wisata yang telah dikembangkan yaitu Tanjung

Palette, dengan adanya objek wisata tersebut diharapkan arus

kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bone mengalami pertumbuhan

yang cukup bagus dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang

berkunjung.

Langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi yang ada terus

dilakukan melalui pembinaan usaha jasa pariwisata, peningkatan

SDM pelaku pariwisata dan promosi pariwisata dengan harapan

Kabupaten Bone akan lebih siap sebagai daerah tujuan wisata.

22

Page 23: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Istilah perkembangan ekonomi sering dicampurbaurkan dengan

pertumbuhan ekonomi, dan pemakaiannnya selalu berganti-ganti,

sehingga kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama. Akan

tetapi beberapa ahli ekonomi, seperti Schumpeter (1911) dan Ursula

Hicks (1957) telah menarik perbedaan yang lazim antara istilah

perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi (jhingan, 1993).

Menurut kedua pakar tersebut perkembangan ekonomi mengacu kepada

masalah-masalah Negara terbelakang, sedangkan pertumbuhan

ekonomi mengacu kepada masalah-masalah Negara maju. Demikian

juga menurut Maddison (1970), ia mengatakan bahwa di Negara-negara

maju kenaikan dalam tingkat pendapatan biasanya disebut pertumbuhan

ekonomi, sedang di Negara miskin ia disebut perkembangan ekonomi.

Namun ada juga pakar ekonomi lainnya yang beranggapan bahwa

antara pertumbuhan ekonomi dengan perkembangan ekonomi

merupakan sinonim, misalnya pendapat dari Arthur Lewis (1954), serta

Meir dan Baldwin (1973)

B. SARAN

Saya selaku penulis menyarankan bahwa setelah membaca

makalah ini diharapkan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami

masalah perkembangan ekonomi yang dihadapi kabupaten Bone.

23

Page 24: PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BONE

DAFTA PUSTAKA

http://pde.bone.go.id/images/data/bab5.pdf

http://ssbelajar.blogspot.com/2013/01/teori-teori-pertumbuhan-ekonomi.html

http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/05/faktor-faktor-yang-

mempengaruhi.html

24