pertumbuhan dan perkembangan gigi
DESCRIPTION
tahap perkembangan gigiTRANSCRIPT
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Setiap individu terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang
berkembang dari interaksi antara sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim.
Setiap gigi berbeda secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya adalah sama
pada semua gigi.(23)
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Gigi
Benih gigi mulai dibentuk sejak janin berusia 7 minggu dan berasal dari
lapisan ektodermal serta mesodermal. Lapisan ektodermal berfungsi membentuk
email dan odontoblast, sedangkan mesodermal membentuk dentin, pulpa, semen,
membran periodontal, dan tulang alveolar. Pertumbuhan dan perkembangan gigi
dibagi dalam tiga tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.(20,23-25) Siklus
hidup gigi dapat dilihat pada Gambar 1.
2.1.1 Tahap Perkembangan Gigi
Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:
1. Inisiasi (bud stage)
Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel
tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel
sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1. Siklus hidup gigi. (A–D)Tahap perkembangan gigi. (A)Inisiasi (bud stage), (B)Proliferasi (cap stage), (C)Histodiferensiasi, Morfodiferensiasi (bell stage), (D)Aposisi dan dilanjut dengan tahap kalsifikasi, (E)Sebelum erupsi, (F)Setelah erupsi, (G dan H) Atrisi, (I) Resesi gingiva dan kehilangan jaringan pendukung sehingga terjadinya eksfoliasi. Modified from Schour and Massler. (26)
dan meluas sampai seluruh bagian maksila dan mandibula.(20,23,25,26)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. C – Histodiferensiasi
2. Proliferasi (cap stage)
Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami
proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papila gigi yang kemudian
membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di
sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang
akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.(20,23,25,26)
3. Histodiferensiasi (bell stage)
Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner
email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas
yang akan berdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi
menjadi odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.(20,23,25,26)
Gambar 2. A - Inisiasi (bud stage), B - Proliferasi (cap
A B
C
Universitas Sumatera Utara
4. Morfodiferensiasi
Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk
menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi
matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam
tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas
merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel
junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap
macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel
ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk
dan ukurannya.(20,23,25,26)
5. Aposisi
Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan
sementum. Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi
dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.(20,23,25,26)
2.1.2 Tahap Kalsifikasi Gigi
Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam
kalsium. Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah
mengalami deposisi dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya
dengan penambahan lapis demi lapis.
Universitas Sumatera Utara
Gangguan pada tahap ini dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi
seperti Hipokalsifikasi. Tahap ini tidak sama pada setiap individu, dipengaruhi oleh
faktor genetik atau keturunan sehingga mempengaruhi pola kalsifikasi, bentuk
mahkota dan komposisi mineralisasi(20,24,25,27).
2.1.3 Tahap Erupsi Gigi
Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai dari
awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga mulut. Ada
dua fase yang penting dalam proses erupsi gigi, yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi
aktif adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak
mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai
mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut, sedangkan erupsi pasif adalah
pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah panjang
dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan pada perlekatan
epitel di daerah apikal.(20,24-27)
Gigi desidui yang juga dikenal dengan gigi primer jumlahnya 20 di rongga
mulut, yang terdiri dari insisivus sentralis, insisivus lateralis, kaninus, molar satu,
dan molar dua dimana terdapat sepasang pada maksila dan mandibula masing-
masing.
Pada usia 6 bulan setelah kelahiran, gigi insisivus sentralis mandibula yang
merupakan gigi yang pertama muncul di rongga mulut, dan berakhir dengan
erupsinya gigi molar dua maksila.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Perkembangan kronologis pada gigi permanen. Slightly modified by McCall and Schour. (24,26,27)
Erupsi gigi permanen pada umumnya terjadi antara usia 5 sampai 13 tahun
kecuali gigi permanen molar tiga (erupsi antara 17 sampai 21 tahun), juga seiring
dengan pertumbuhan dan perkembangan pubertas.(21) Waktu erupsi gigi permanen
dapat dilihat pada Tabel 1.
Gigi Kalsifikasi dimulai Enamel terbentuk Erupsi
Insisivus sentralis 3 - 4 bulan 4 - 5 tahun 7 - 8 tahun Insisivus lateralis 10 – 12 bulan 4 - 5 tahun 8 - 9 tahun Kaninus 4 - 5 bulan 6 - 7 tahun 11 - 12 tahun Premolar pertama 1½ - 1¾ tahun 5 - 6 tahun 10 - 11 tahun Premolar kedua 2 - 2¼ tahun 6 - 7 tahun 10 - 12 tahun Molar satu Pada lahir 2½ - 3 tahun 6 - 7 tahun Molar dua 2½ - 3 tahun 7 - 8 tahun 12 - 13 tahun Molar tiga 7 - 10 tahun 12 - 16 tahun 16 - 21 tahun Insisivus sentralis 3 - 4 bulan 4 - 5 tahun 6 - 7 tahun Insisivus lateralis 3 - 4 bulan 4 - 5 tahun 7 - 8 tahun Kaninus 4 - 5 bulan 6 - 7 tahun 9 - 10 tahun Premolar pertama 1¾ - 2 tahun 5 - 6 tahun 10 - 12 tahun Premolar kedua 2¼ - 2½ tahun 6 - 7 tahun 11 - 12 tahun Molar satu Pada lahir 2½ - 3 tahun 6 - 7 tahun Molar dua 2½ - 3 tahun 7 - 8 tahun 11 - 13 tahun Molar tiga 7 - 10 tahun 12 - 16 tahun 16 - 21 tahun
2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Erupsi Gigi
Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini masih
dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi
gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh
faktor yaitu:
Universitas Sumatera Utara
2.2.1 Faktor Genetik
Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan
urutan erupsi gigi yaitu sekitar 78%, termasuk proses kalsifikasi.(2,6,17,20,28,29)
2.2.2 Faktor Jenis Kelamin
Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan
anak laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.(8,9,20,30) Waktu erupsi
gigi anak perempuan lebih cepat dibanding dengan anak laki-laki disebabkan faktor
hormon yaitu estrogen yang memainkan peranan dalam pertumbuhan dan
perkembangan sewaktu anak perempuan mencapai pubertas.(6,28)
2.2.3 Faktor Ras
Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih
lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.
Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama
yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu
besar.(6,9,20,28,30)
2.2.4 Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan tidak banyak mempengaruhi pola erupsi. Faktor tersebut
adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan
seseorang. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu
erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat ekonomi
menengah.(2,3,6,9,30)
2. Nutrisi
Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses
kalsifikasi.(2,3,6,13,17,28,30) Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh
faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.
2.2.5 Faktor lokal
Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke
tempat erupsi, malformasi gigi, persistensi gigi desidui, adanya gigi berlebih, trauma
terhadap benih gigi, mukosa gusi yang menebal, ankilosis pada akar gigi, dan gigi
sulung yang tanggal sebelum waktunya.(13,14,17,19,28)
2.2.6 Faktor Penyakit
Gangguan pada erupsi gigi desidui dan gigi permanen dapat disebabkan oleh
penyakit sistemik seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,
Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan
Hemifacial atrophy.(11,19,28)
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Teori
ERUPSI GIGI PERMANEN PADA ANAK ETNIS TIONGHOA SEKOLAH DASAR PERGURUAN BUDDHIS BODHICITTA,
MEDAN 2009
Perkembangan Gigi Klasifikasi Gigi Erupsi Gigi Perubahan Posisi Gigi
Usia Kronologis (usia berdasar
tanggal kelahiran anak)
Gigi Desidui Gigi Permanen
Maturasi Somatik
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Maturasi Dental
Usia anak
Indikasi
Variasi waktu erupsi gigi permanen; Normal -/+2SD
Gambaran Pola Erupsi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Erupsi Gigi
Penelitian erupsi gigi diharapkan dapat: 1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan 2. Manfaat untuk masyarakat 3. Manfaat secara
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Erupsi Gigi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Konsep
2.5 Hipotesa Penelitian 1. Ada perbedaan erupsi gigi permanen pada maksila antara anak laki-
laki dengan anak perempuan. 2. Ada perbedaan erupsi gigi permanen pada mandibula antara anak laki-
laki dengan anak perempuan.
Usia Kronologis
Maturasi Dental
Tahap Erupsi Gigi Permanen • Genetik • Jenis Kelamin • Ras • Lingkungan o Sosial
ekonomi o Nutrisi
• Lokal
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi
Tabel Erupsi Kronologis
Variasi Waktu Erupsi
Simpangan Baku (Standard Deviation)
Universitas Sumatera Utara
2.6 Alur penelitian
Usia 6 – <7 tahun Usia 7 – <8 tahun Usia 8 – <9 tahun Usia 9 – <10 tahun Usia 10 – <11 tahun Usia 11 – <12 tahun Usia 12 – <13 tahun
Usia 6 – <7 tahun Usia 7 – <8 tahun Usia 8 – <9 tahun Usia 9 – <10 tahun Usia 10 – <11 tahun Usia 11 – <12 tahun Usia 12 – <13 tahun
Informed consent dan persetujuan
dari orangtua
Mengambil data / informasi murid
Pemilihan sampel
Berdasarkan jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Kelompok usia Kelompok usia
Bandingkan dengan tabel erupsi kronologis
Menghitung Mean dan simpangan baku (Standard Deviation)
Analisa data
Kesimpulan
Universitas Sumatera Utara