pertemuan ke-8 (sifat & strukturmikro...
TRANSCRIPT
3/31/2015
1
Pertemuan ke-8
PERUBAHAN SIFAT
DAN STRUKTUR MIKRO
PADA PADUAN BESI – KARBON
Nurun Nayiroh, M.Si
MK:TRANSFORMASI FASA
PEARLITE
• Pada reaksi eutektoid, austenite dengan
kandungan karbon sedang akan berubah
menjadi ferit dengan kadar karbon kecil dan
sementit dengan kadar karbon tinggi.
• Pada saat pembentukan pearlite, gerakan
atom C bergerak dari ferit ke sementit.
PEARLITE
• Selama transformasi terjadi, pendinginan harus di bawah 727°C
• Transformasi Eutectoid (sistem Fe-Fe3C): γ ⇒ α + Fe3C
0.76 wt% C0.022 wt% C
6.7 wt% C
Fe3C (cementite)
1600
1400
1200
1000
800
600
4000 1 2 3 4 5 6 6.7
L
γ
(austenite)
γ+L
γ +Fe3C
α +Fe3C
L+Fe3C
δ
(Fe) C, wt% C
1148°C
T(°C)
α
ferrite727°C
Eutectoid:Equil. Cooling: Ttransf. = 727ºC
∆T
Undercooling by Ttransf. < 727°C
0.76
0.022
Diagram Transformasi Isotermal (Austenit ke Pearlite)
• The Fe-Fe3C system, for Co = 0.76 wt% C
• A transformation temperature of 675°C.
100
50
01 102 104
T = 675°C
% transformed
time (s)
400
500
600
700
1 10 102 103 104 105
Austenite (stable)TE (727°C)
Austenite (unstable)
Pearlite
T(°C)
time (s)
isothermal transformation at 675°C
Consider:
TE=Temperatur Eutectoid
Transformasi terjadi dibawah
garis eutectoid atau
supercooling (TE=727°C).
Transformasi terjadi pada
temperatur tetap atau
isothermal.
Disebut juga kurva TTT (Time
Temperature Transformation).
3/31/2015
2
Coarse pearlite � formed at higher temperatures – relatively soft
Fine pearlite � formed at lower temperatures – relatively hard
• Transformation of austenite to pearlite:
γαααα
α
α
pearlite growth direction
Austenite (γ)
grain boundary
cementite (Fe3C)
Ferrite (α)
γ
• For this transformation,rate increases with ( ∆T)
[Teutectoid – T ].675°C
(∆T smaller)
0
50
% pearlite
600°C
(∆T larger)650°C
100
Diffusion of C during transformation
α
α
γγ
αCarbon
diffusion
Laju Transformasi Eutectoid ~ ∆T• Eutectoid iron-carbon alloy; composition, Co = 0.76 wt% C
• Begin at T > 727˚C
• Rapidly cool to 625˚C (titik A-B) and hold isothermally (titik B-C-D).
Diagram Transformasi Isothermal
Austenite-to-Pearlite
• Gambar di atas memperlihatkan transformasi fasa austenit ke pearlit.
• Austenit didinginkan secara cepat dari A ke B, kemudian temperatur ditahan pada proses BCD .
• Jika temperatur ditahan pada sedikit di bawah temperatur eutectoid maka akan terbentuk lapisan ferit sementit yang tebal dan disebut juga “ coarse pearlite” (pearlite kasar), kebalikannya jika temperatur transformasinya lebih rendah disekitar 540 oC maka lapisan-lapisan perlite yang terbentuk akan tipis dan disebut juga “fine pearlite” (pearlite halus).
(a) Coarse pearlite (high diffusion rate) and (b) fine pearlite
- Smaller ∆T:
colonies are larger
- Larger ∆T:
colonies are
smaller
3/31/2015
3
Pembentukan Diagram Transformasi Isothermal
2 Kurva padat diplot:
� Satu merepresentasikan
waktu yang diperlukan pada
setiap temperatur selama
awal transformasi, yang lain
selama transformasi selesai.
� Kurva yang sesuai ditarik
garis sampai penyelesaian
50%.
The austenite to pearlite
transformation will occur
only if the alloy is
supercooled to below the
eutectoid temperature
(727˚C).
Time for process to complete
depends on the temperature.
10
Hypereutectoid composition – proeutectoid cementite
α
TE (727°C)
T(°C)
time (s)
A
A
A+
C
P
1 10 102 103 104
500
700
900
600
800
A+P
Adapted from Fig. 11.16,
Callister & Rethwisch 3e. Adapted from Fig. 10.28,
Callister & Rethwisch 3e.
Fe3C (cementite)
1600
1400
1200
1000
800
600
4000 1 2 3 4 5 6 6.7
L
γ (austenite)
γ+L
γ +Fe3C
α+Fe3C
L+Fe3C
δ
(Fe) C, wt%C
T(°C)
727°C∆T
0.76
0.022
1.13
Jika pada reaksi eutectoid terbentuk fasa proeutectoid bersama-sama pearlite
maka pada kurva TTT perlu ditambahkan kurva lain yang menggambarkan
transformasi proeutectoid.
Untuk besi dengan kandungan 1,13 wt % C grafik TTT diberikan pada gambar
berikut:
Kurva TTT fasa proeutectoid
Strength
Ductility
Martensite T Martensite
bainite fine pearlite
coarse pearlite spheroidite
General Trends
Possible Transformations
3/31/2015
4
BAINITE
• Bainite adalah struktur ferit dan sementit yang berbentuk lidi atau plat tergantung temperatur transformasi.
• Struktur mikro bainit adalah sangat halus sehingga resolusinya hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron .
• Temperatur pembentukan bainit terjadi dibawah temperatur pembentukan pearlite yaitu diantara temperatur 215 oC-540 oC.
• Laju pembentukan bainit akan naik dengan naiknya temperatur. 10 10
310
5
time (s)10
-1
400
600
800
T(°C)Austenite (stable)
200
P
B
TEA
A
Bainite: Hasil transformasi yang Non-Equil
� elongated Fe3C particles in α-ferrite matrix
� diffusion controlled
� α lathes (strips) with long rods of Fe3C
100% bainite
100% pearlite
Martensite
Cementite
Ferrite
Foto mokroskop untuk bainit
Kurva TTT Bainite Mikrostruktur Bainite
• Bainite terdiri dari ferit lancip (seperti jarum) dengan partikel sementit sangat kecil yang tersebar di seluruh ferit.
• kandungan karbon > 0.1%.
• Bainite bertransformasi menjadi iron and cementitedengan waktu dan temperatur yang cukup (anggap semi-stable di bawah 150°C).
3/31/2015
5
SPHEROIDITE
• Jika paduan baja mempunyai struktur mikro pearlit atau bainit dipanaskan pada temperatur di bawah temperatur eutectiod dan ditahan untuk waktu yang lama katakanlah T=700 oC selama 18 s/d 24 jam, maka akan terbentuk struktur mikro yang lain dan disebut spheroidite.
• Struktur spheroidite mempunyai bentuk dimana fasa Fe3C muncul dalam bentuk lingkaran/bulat pada bahan ferit.
• Transformasi ini terjadi karena difusi atom karbon tanpa perubahan komposisi ferit dan sementit.
10
� Fe3C particles within an α-ferrite matrix
� diffusion dependent
� heat bainite or pearlite at temperature just below eutectoid for long times
� driving force – reduction of α-ferrite/Fe3C interfacial area
Spheroidite: Nonequilibrium Transformation
10 103 105time (s)10-1
400
600
800
T(°C)Austenite (stable)
200
P
B
TE
0%
100%
50%
A
A
Spheroidite100% spheroidite
100% spheroidite
Kurva TTT Spheroidite
Pearlitic Steel partially transformed to Spheroidite MARTENSITE
• Martensit terbentuk apabila besi austenit didinginkan dengan sangat cepat ke temperatur rendah, sekitar temperatur ambien.
• Martensit adalah fasa tunggal yang tidak seimbang yang terjadi karena transformasi tanpa difusi dari austenit.
• Pada transformasi membentuk martensite, hanya terjadi sedikit perubahan posisi atom relatif terhadap yang lainnya.
• Struktur FCC austensit akan berubah menjadi struktur BCT (body centered tetragonal) martensit, pada transformasi ini.
• Karena transformasi martensit tidak melewati proses difusi, maka ia terjadi seketika sehingga laju transformasi martensit adalah tidak bergantung waktu.
• Butiran martensit berbentuk seperti lidi/jarum atau plat . Pada struktur martensit masih didapati struktur austenit yang tidak sempat bertransformasi.
3/31/2015
6
� single phase
� body centered tetragonal (BCT) crystal structure
� BCT if C0 > 0.15 wt% C
� Diffusionless transformation
� BCT � few slip planes � hard, brittle
� % transformation depends only on T of rapid cooling
Martensite Formation
• Isothermal Transformation Diagram
10 103
105 time (s)10
-1
400
600
800
T(°C)Austenite (stable)
200
P
B
TEA
A
M + AM + A
M
0%50%90%
Martensite needlesAustenite
Struktur BCT dari Martensit
An micrograph of austenite that was polished flat and then allowed to transform
into martensite.
The different colors indicate the displacements caused when martensite forms.
Diagram Transformasi Isothermal
Iron-carbon alloy
with eutectoid
composition.
� A: Austenite
� P: Pearlite
� B: Bainite
� M: Martensite
3/31/2015
7
� Elemen lain (Cr, Ni, Mo, Si and W)
dapat menyebabkan perubahan
yang signifikan pada posisi dan
bentuk kurva TTT:
� Perubahan temperatur transisi;
� Bentuk kerucut/hidung dari
austenit ke transformasi
pearlite waktunya menjadi
lebih lama;
� Bentuk kerucut pearlite dan
bainite menjadi waktunya lebih
lama (laju pendinginan kritis
menurut);
� Membentuk kerucut bainite
menjadi terpisah;
Pengaruh Penambahan
Elemen Lain4340 Steel
plain
carbon
steel
nose
� Plain carbon steel: primary alloying
element is carbon.
Contoh:
Dengan menggunakan diagram
transformasi untuk paduan besi-
karbon komposisi eutektik ,
tentukanlah kondisi alami struktur
mikro akhir (dalam kondisi mikro
yang ada dan persentanse perkiraan)
dari spesimen yang mengalami
perlakuan
berikut:
Dalam setiap kasus diasumsikan
bahwa perlakuan spesimen dimulai
pada temperatur 7600 C dan ditahan
cukup lama pada temperatur ini
untuk mendapatkan struktur austenit
yang homogen dan sempurna.
Treatment (a)
� Rapidly cool to 350 ˚C
� Hold for 104 seconds
� Quench to room temperature
Bainite,
100%
Penyelesaian:
Pada setiap kasus, pendinginan awal cukup cepat untuk
mencegah transformasi terjadi.
Pada 3500C austenit secara isotermal akan bertransformasi ke
bainit; reaksi ini dimulai setelah kira-kira 10 detik dan
berlangsung sampai waktu 500 detik. Karena itu setelah 104
detik 100% spesimen adalah bainit dan tidak terjadi
transformasi yang lain, walaupun pendinginan akhir melewati
daerah martensit pada diagram.
Martensite,
100%
Treatment (b)
� Rapidly cool to 250 ˚C
� Hold for 100 seconds
� Quench to room temperature
Austenite,
100%
3/31/2015
8
Penyelesaian:
Dalam hal ini, perlu waktu 150 detik pada 2500 C untuk mulai
bertransformasi menjadi bainit. Sehingga untuk waktu 100 detik
spesimen masih dalam keadaan 100% austenit. Ketika spesimen
didinginkan meleati daerah martensite, dimulai pada 2150C,
secara progresif austenite berubah menjadi martensite. Reaksi
ini selesai ketika temperatur ruang tercapai. Sehingga struktur
mikro akhirnya adalah 100% martensite.
Bainite, 50%
Treatment (c)
� Rapidly cool to 650˚C
� Hold for 20 seconds
� Rapidly cool to 400˚C
� Hold for 103 seconds
� Quench to room temperature
Austenite,
100%
Almost 50% Pearlite,
50% Austenite
Final:
50% Bainite,
50% Pearlite
Penyelesaian:
Untuk garis isotermal pada 6500 C, pearlite mulai terbentuk setelah kira-kira 7
detik; ketika waktu penahanan sampai 20 detik, baru kira-kira 50% dari
spesimen yang berubah menjadi pearlite. Pendinginan cepat ke 4000 C
ditunjukkan oleh garis vertikal; selama pendinginan ini, sangat sedikit, jika ada,
austenite sisa akan bertransformasi baik ke pearlite atau bainit, walaupun garis
pendinginan melewati daerah pearlite dan bainit pada diagram. Pada 4000 C,
kita mulai waktunya dari nol kembali, sehingga dengan waktu 103 detik, semua
50% austenite tersisa akan berubah menjadi bainit. Pada pendinginan secarfa
cepat ke temperatur ruang, tidak lagi terjadi perubahan fasa karena tidak ada
lagi austenit tersisa. Sehingga sturktur mikro spesimen pada temperatur ruang
adalah 50% pearlite dan 50% bainit.
TRANSFORMASI PENDINGINAN KONTINYU
• Perlakuan panas isotermal pengerjaannya tidak praktis karena temperatur mesti dijaga di sekitar temperatur eutectoid.
• Sebagian besar perlakuan panas untuk baja mencakup pendinginan secara kontinyu sampai temperatur ruangan. Oleh sebab itu, diagram TTT harus disesuaikan untuk pendinginan kontinyu tersebut.
• Diagram yang dipakai disebut diagram transformasi pendinginan continyu (Diagram CCT).
3/31/2015
9
Continuous Cooling
Transformation Diagrams
� Isothermal heat treatments are
not the most practical due to
rapidly cooling and constant
maintenance at an elevated
temperature.
� Most heat treatments for steels
involve the continuous cooling
of a specimen to room
temperature.
� TTT diagram (dashed curve) is
modified for a CCT diagram
(solid curve).
� For continuous cooling, the time
required for a reaction to begin
and end is delayed.
� The isothermal curves are
shifted to longer times and
lower temperatures.
Pada gambar di samping diperlihatkan
kurva pendinginan cepat dan lambat
yang masing-masingnya menghasilkan
pearlite halus dan pearlit kasar.
Pada diagram CCT tidak terbentuk
bainit karena austenit akan membentuk
pearlit pada saat seharusnya terbentuk
bainit.
Pada pendinginan melewati A-B
Austenit yang belum membentuk pearlit
akan menjadi martensit ketika melewati
garis M (start).
� Untuk pendingin kontinyu baja
panduan dikenal “laju quenching
kritis” yaitu laju minimum
quencning (pencelupan) yang akan
menghasilkan struktur martensit
total (laju quencning kritis = laju
pendinginan kritis).
� Continuous cooling
diagram for a 4340 steel
alloy and several cooling
curves superimposed.
� This demonstrates the
dependence of the final
microstructure on the
transformations that
occur during cooling.
� Alloying elements used to
modify the critical cooling
rate for martensite are
chromium, nickel,
molybdenum,
manganese, silicon and
tungsten.