pertemuan ke-6 m.k. daerah penangkapan ikan … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien)...

23
PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI ASEP HAMZAH

Upload: duonganh

Post on 10-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN

HUBUNGAN SUHU DAN SALINITAS PERAIRAN TERHADAP DPI

ASEP HAMZAH

Page 2: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

Hidup ikan Dipengaruhi lingkungan

Membentuk pola hidup

suhu, salinitas, oksigen terlarut, klorofil, zat hara

(nutrien)

1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

2) Berdasarkan tempat berkembangbiak, dsb.

Pengaruh suhu secara langsung terhadap kehidupan di laut adalah dalam hal laju fotosintesa tumbuh-tumbuhan dan proses fisiologi hewan, khususnya aktivitas metabolisme dan siklus reproduksi.

Secara tidak langsung suhu berpengaruh terhadap daya larut oksigen yang digunakan untuk respirasi biota laut. Daya larut oksigen berkurang, jika suhu naik, dan sebaliknya kandungan kabondioksida bertambah

Page 3: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

S U H U • SUHU ukuran energi gerakan molekul

• Di samudera, suhu bervariasi secara horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertikal sesuai dengan kedalaman.

• Suhu merupakan salah satu faktor penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.

• Metabolisme hanya berfungsi pada kisaran suhu 0-40 C, ganggang biru sampai 85 C.

Page 4: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

BEBERAPA AHLI MENGEMUKAKAN TENTANG SUHU

• Nontji (1987), menyatakan suhu merupakan parameter oseanografi yang mempunyai pengaruh sangat dominan terhadap kehidupan ikan khususnya dan sumber daya hayati laut pada umumnya.

• Hela dan Laevastu (1970), hampir semua populasi ikan yang hidup di laut mempunyai suhu optimum untuk kehidupannya, maka dengan mengetahui suhu optimum dari suatu spesies ikan, kita dapat menduga keberadaan kelompok ikan, yang kemudian dapat digunakan untuk tujuan perikanan.

• Nybakken (1988), sebagian besar biota laut bersifat poikilometrik (suhu tubuh dipengaruhi lingkungan) sehingga suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme.

Page 5: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SUHU

DIPENGARUHI MENINGKAT

Musim, lintang

(latitude), ketinggian dpl, waktu harian,

sirkulasi udara, awan, arus, kedalaman air

Reaksi kimia, Kelarutan gas

menurun, Metabolisme, Penyerapan oksigen

meningkat (hypoxia),

Dekomposisi bahan organik

Suhu meningkat

10 oC

Konsumsi O2 oleh organisme akuatik 2 – 3 kali lipat,

Juga terjadi penurunan DO

Akibatnya terjadi hypoxia bahkan anoxia

Page 6: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SUHU & TINGKAH LAKU IKAN

SUHU

SCHCOOLING

RUAYA

PEMIJAHAN AKTIVITAS

MAKAN

GROWTH

e.g. ikan cakalang memijah pada suhu 28 – 29 oC

Arah ruaya e.g. ke kutub (musim panas), ke khatulistiwa (musim dingin).

Kelimpahan ikan (e.G. Upwelling)

(Metabolisme, cara makan), ketersediaan makanan – siklus plankton – musim

Pertumbuhan larva, ketersediaan makanan larva ikan

Page 7: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SUHU OPTIMUM

• Suhu optimum adalah suhu terbaik bagi suatu organisme dalam melaksanakan seluruh fungsi hidup.

• Pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang, serta dalam rangsangan syaraf.

• Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas terlihat selama pemijahan.

• Ikan mendeteksi perubahan suhu 0,03 oC

Page 8: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

Penyebaran Cakalang di Indonesia

Page 9: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)
Page 10: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

Penyebaran Madidihang (Yellowfin tuna)

Page 11: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

Daerah penyebaran : 40°- 30°LS DPI terbesar : sepanjang

katulistiwa 10°- 11°LS Lintasan : perairan Indonesia menuju kepulauan Filipina dan Jepang

Ikan cakalang : temperatur

tinggi 26°- 28°C sepanjang tahun dijumpai di perairan Indonesia

CAKALANG

Page 12: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

MADIDIHANG

(Yellowfin tuna)

Hidup pada suhu 17 – 31 °c Suhu optimumnya 19 – 23 °c Suhu yang paling baik untuk daerah

penangkapan 17 – 27 °c Suhu optimum penangkapan 21– 22 °c. Daerah penangkapan madidihang yang

terbaik di indonesia laut flores Laut banda Irian jaya

Page 13: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

Tuna Membentuk schooling (bergerombol)

Perenang cepat (good swimmer)

Selain migrasi musiman, madidihang juga melakukan

ruaya vertikal dan horizontal harian

Umumnya tuna hidup pada daerah perairan seperti :

pertemuan antara dua arus atau terjadinya upwelling,

konvergensi dan divergensi.

Page 14: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

• Fluktuasi suhu dan perubahan geografis merupakan faktor penting yang merangsang dan menentukan pengkonsentrasian serta pengelompokan ikan.

• Suhu akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas gerakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus saraf.

• Contoh: suhu permukaan yang disukai ikan cakalang berkisar 160-260 C, sedangkan suhu tinggi merupakan faktor penghambat bagi ikan salmon untuk bermigrasi (pada suhu 240C tidak ada ikan salmon yang bermigrasi).

SUHU & FISHING GROUND

Page 15: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SALINITAS

• Salinitas: konsentrasi total ion yang terdapat di perairan.

• Menggambarkan padatan total dalam air, setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, Br & I menjadi Cl, BO dioksidasi

• Satuan g/kg atau promil (o/oo) atau tanpa satuan PSU (practical salinity unit)

• Perairan Tawar: < 0,5 PSU, payau (0,5 – 30 PSU), hyperhaline (40 – 80 PSU).

Page 16: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)
Page 17: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SALINITAS PERAIRAN • Salinitas juga didefinisikan sebagai jumlah berat garam yang

terlarut dalam 1 liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan 0/00 (per mil, gram perliter).

• Di perairan samudera, salinitas berkisar antara 340/00 – 350/00.

• Tidak semua organisme laut dapat hidup di air dengan konsentrasi garam yang berbeda. Secara mendasar, ada 2 kelompok organisme laut, yaitu organisme euryhaline, yang toleran terhadap perubahan salinitas, dan organisme stenohaline, yang memerlukan konsentrasi garam yang konstan dan tidak berubah

• Salinitas 0,02 PSU bisa dideteksi ikan

Page 18: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

SEBARAN SALINITAS DI LAUT (Nontji, 1993) :

SALINITY

POLA SIRKULASI

PENGUAPAN

CURAH HUJAN

ALIRAN AIR SUNGAI

Page 19: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)
Page 20: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

• Ikan cenderung memilih medium dengan salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing. Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke tempat yang memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya.

Salinitas

Contoh: Seriola quinqueradiata (japanese amberjack/yellowtail) menyukai medium dengan salinitas 19 ppt, sedangkan ikan cakalang menyukai perairan dengan kadar salinitas 33-35 ppt.

Page 21: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

• Ikan cakalang hidup pada perairan dengan kadar salinitas antara 33-35 o/oo. Cakalang banyak ditemukan pada perairan dengan salinitas permukaan berkisar antara 32-35 o/oo dan jarang ditemui pada perairan dengan salinitas rendah.

• 18-38 o/oo untuk madidihang dan tuna sirip biru, 33-35 o/oo untuk tuna albakor

Page 22: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)
Page 23: PERTEMUAN KE-6 M.K. DAERAH PENANGKAPAN IKAN … · oksigen terlarut, klorofil, zat hara (nutrien) 1) Berdasarkan posisi (ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil dan ikan demersal)

MERCI