identifikasi jenis ikan pelagis kecil hasil tangkapan …repository.utu.ac.id/501/1/bab i_v.pdf ·...

27
IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASIL TANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA SKRIPSI RINA YUSRIANA 08C10432022 PROGRAM STUDI PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH 2013

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASILTANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA

    SKRIPSI

    RINA YUSRIANA08C10432022

    PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH

    2013

  • 1

    1. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Kabupaten Nagan Raya adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat

    pada tahun 2002 atas prakarsa masyarakat setempat. Secara astronomis Kabupaten

    Nagan Raya terletak pada garis koordinat 03 0 40’LU - 04 0 38’LU dan 96 0 11’BT -

    96 0 48’BT, sedangkan letak Kabupaten Nagan Raya secara Geografis adalah

    Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh

    tengah Sebelah timur berbatasan dengan Aceh Tengah dan Aceh Selatan, Sebelah

    barat berbatasan dengan Aceh Barat, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra

    Hindia (sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya 2006).

    Kabupaten Nagan Raya merupakan wilayah pesisir yang kaya akan hasil

    perikanannya. Hal tersebut tidak terlepas dari letaknya yang menghadap langsung

    Samudera Hindia yang kaya akan ikan. Namun belum banyak diketahui secara

    detail jenis-jenis ikan apa saja yang perlu diketahui secara terpadu. Salah satu

    penyebabnya adalah tidak tersedianya data dan informasi mengenai potensi

    sumberdaya perikanan wilayah Nagan Raya khususnya, kurangnya data dan

    informasi menyebabkan potensi perikanan tidak dapat dimanfaatkan secara

    optimal dan lestari.

    Ikan merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia

    disamping udang dan daging. Tingginya nilai protein yang dimiliki ikan

    menyebabkan masyarakat banyak di dalam Negeri maupun di luar Negeri

    menggemari ikan untuk dikonsumsi sehari hari. Hal ini dibuktikan oleh tingginya

    minat para pedagang untuk mengekspor ikan ke luar negeri maupun sebagai ikan

  • 2

    hias yang dipelihara oleh masyarakat baik usaha pertambakan tradisional maupun

    modern (Rosmatun et al, 1997).

    Jenis ikan yang pada umumnya ditangkap untuk dijadikan konsumsi baik

    dalam bentuk segar maupun olahan adalah jenis ikan pelagis, yaitu jenis ikan yang

    hidup dekat permukaan air laut seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri dan juga

    pelagis kecil seperti ikan lemuru, tembang, teri dan berbagai jenis ikan lainnya.

    Selama ini, data inventarisasi ikan pelagis pada PPI Kuala Tuha dan TPI

    Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya belum memadai walaupun telah ada di Dinas

    Kelautan dan Perikanan namun dirasa belum lengkap karena kurang detail. Selain

    itu, penelitian sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Nagan Raya.

    Mengingat masih minimnya informasi jenis ikan pelagis yang didaratkan pada PPI

    Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, maka perlu dilakukan

    suatu penelitian tentang Identifikasi jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di

    Kabupaten Nagan Raya.

    1.2. Rumusan Masalah

    Jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya yang

    di daratkan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragaman jenisnya. Dari

    jumlah ikan hasil tangkapan nelayan hanya sebagian kecil yang diketahui oleh

    masyarakat yaitu jenis ikan yang dikonsumsi sehari-hari seperti ikan teri,

    tembang, lemuru dan berbagai jenis lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

    identifikasi tentang jenis ikan pelagis apa saja yang ada di PPI Kuala Tuha dan

    TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

  • 3

    1.3. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

    A. Untuk mengetahui jenis – jenis ikan Pelagis Hasil Tangkapan Nelayan di PPI

    Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

    B. Untuk mengetahui persentase (%) jumlah familia dan genus ikan pelagis yang

    ada di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

    1.4. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian ini

    diharapkan dapat memberikan informasi tentang Jenis-jenis Ikan Pelagis Hasil

    Tangkapan Nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir dan

    TPI Kuala Tadu, Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya.

  • 14

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada 30 September sampai dengan 31 Oktober

    2012, di PPI Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, dan TPI Kuala Tadu

    Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya. Identifikasi dan pemotretan ikan

    dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,

    Universitas Teuku Umar, Meulaboh.

    3.2. Alat dan Bahan

    Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam

    Tabel 1 dan 2.

    Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitianNo Alat Fungsi1. Kamera digital Untuk mengambil foto2. Peralatan tulis Untuk menulis data3. Buku identifikasi Sebagai acuan mengidentifikasi ikan4. Gabus mading Sebagai tempat meletakkan sampel5. Pinset, gunting dan jarum Sebagai alat bantu identifikasi

    Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitianNo Bahan Fungsi

    1.Ikan pelagis Sebagai sampel untuk dilakukan

    identifikasi2. Kuesioner Untuk pengisian data

    3.3. Metode Penelitian

    Penelitian menggunakan metode survey, meliputi instrumen yang berupa

    kuisoner (wawancara). Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mendapat

    informasi terkait ikan pelagis kecil hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan

    Raya, seperti nama lokal ikan dari hasil tangkapan nelayan, daerah penangkapan,

  • 15

    kedalaman dan jarak penangkapan ikan. Selain itu, penelitian ini juga

    menggunakan metode observasi yaitu metode penglihatan secara langsung ke

    lokasi penelitian. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat

    hasil tangkapan nelayan, melakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan studi

    pustaka untuk mengidentifikasi ikan dengan acuan buku - buku identifikasi.

    3.3.1. Teknik Pengambilan Data

    Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode

    Purposive sampling. Dimana responden dipilih secara sengaja untuk tujuan

    tertentu atau dilakukan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan dari setiap

    responden.

    3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi dua

    macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa observasi,

    wawancara dan identifikasi berdasarkan hasil dari penelitian di lapanngan.

    Sedangkan data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak

    langsung melalui media nusantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). adapun

    cara ,mendapatkan data sekunder yaitu melalui dokumentasi adalah memperoleh

    data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

    tentang pendapat, teori-teori atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan

    dengan masalah penelitian (Rachman, 1999).

    3.4. Prosedur Penelitian

    3.4.1. Metode Pengambilan Sampel

    Pengambilan Sampel ikan pelagis diperoleh dengan cara membeli dari

    hasil tangkapan nelayan yang kondisinya masih dalam keadaan segar dan

  • 16

    berukuran 9.5 cm - 17.5 cm. kemudian sampel dibawa ke Laboratorium

    Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.

    3.4.2. Identifikasi Ikan Pelagis

    Deskripsi terhadap setiap jenis sampel yang ditemukan dilakukan

    berdasarkan data morfometrik. Pengukuran menggunakan centimeter yang

    meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang lebar (PL), kemudian

    pengamatan terhadap identifikasi ikan pelagis dilakukan secara visual, dengan

    mengamati bentuk morfologi (warna, bentuk tubuh ikan, ekor, sirip, posisi mulut

    dan lain sebagainya) dari masing-masing jenis ikan pelagis hasil dari tangkapan

    nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.

    Identifikasi dilakukan sampai tingkat spesies dengan bantuan buku The

    Living Marine Resources Of The Western Central Pacific (Carpenter, 1998),

    Fishes of Terengganu-East Coast of Malaysia Peninsula, Malaysia ( Keiichi. M.

    2008)

    3.5. Analisa Data

    Untuk menganalisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan metode

    Deskriptif Analisis yaitu menggambarkan, menguraikan dan menganalisis semua

    data penelitian yang diperoleh. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah

    setelah data terkumpul dari hasil penelitian kemudian ditabulasi dan

    dideskripsikan.

  • 17

    Kemudian dihitung persentase (%) dan ditampilkan dalam grafik dengan

    menggunakan rumus statistik sederhana dari (Sudjono 1996).

    xN

    FP 100 %

    Ket :

    P = Persentase

    F = Frekwensi

    N = Jumlah Jenis

    100 % = Bilangan Tetap

  • 18

    IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

    4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di PPI Kuala Tuha

    Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha adalah sebuah pangkalan

    pendaratan ikan yang berada dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Nagan Raya,

    yang berlokasi di Desa Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan

    Raya, dengan luas tanah 14.220 m2, yang berjarak 700 m dari jalan utama desa

    langkak dan 810 m dari pusat Kecamatan Kuala Pesisir. Adapun batas-batas

    wilayah Desa Kuala Tuha adalah sebagai berikut. (Sumber : DKP Kabupaten

    Nagan Raya Tahun 2012)

    Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Langkak

    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Arongan

    Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubang Gajah

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Samudra Hindia

    4.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di TPI Kuala Tadu

    Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kuala Tadu Kecamatan Tadu Raya

    Kabupaten Nagan Raya pernah dibangun pada tahun 1998 dengan luas tanah

    berukuran 6 x 12 m3. Pada tahun 2004 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Tadu

    hancur akibat Bencana Gempa dan Tsunami. setelah Tsunami TPI kuala tadu

    tersebut diberi bantuan oleh NGO untuk dimanfaatkan sementara oleh para

    Nelayan di Gampong Kuala Tadu sambil menunggu proses pembangunan TPI

    yang baru. Masyarakat Gampong Kuala Tadu mencari lokasi untuk mendirikan

    sebuah TPI akhirnya mendapatkan lokasi untuk membangunkan sebuah TPI dan

  • 19

    sudah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan

    Raya pada tahun 2010. (Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012).

    Pada tahun 2011 membangunkan sebuah Pos Pemantauan dan Dermaga

    untuk TPI Kuala Tadu pada lahan tersebut. Pada tahun 2013 mendatang rencana

    PEMDA akan membangunkan sebuah TPI yang dulunya hancur akibat Gempa

    Tsunami pada tahun 2004 yang lalu dengan ukuran luas tanah 40 x 50 m3 dengan

    batas wilayahnya desa Kuala Tadu adalah sebagai berikut. (sumber DKP

    Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

    Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Mee

    Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Samudra Hindia

    Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Rambong

    Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cot Mue

    4.3. Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

    Alat tangkap merupakan semua alat yang diperlukan dalam usaha

    penangkapan ikan. Jenis alat tangkap yang sering dioperasikan nelayan di PPI

    Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya yaitu pukat pantai, jaring

    insang dan rawai Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.

    Tabel 3. Jumlah alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

    No Wilayah Lhok Kecamatan

    Alat Tangkap yang digunakan Jumlahalat

    tangkap(Unit)

    Pukatpantai(Unit)

    JaringInsang(Unit)

    Rawai(Unit)

    1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 4 55 20 792. Kuala Tadu Tadu Raya 2 89 26 117

    Total 8 144 46 196Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  • 20

    4.4. Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

    Armada adalah sarana menunjang operasi penangkapan ikan agar dapat

    lebih efektif dengan tujuan untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan yang

    maksimal, (Standar Nasional Indonesia, 2008). Dalam upaya mendukung

    keberhasilan kegiatan penangkapan sangat diperlukan informasi mengenai

    wilayah penangkapan ikan. Informasi berupa peta Fishing ground yang disajikan

    secara periode oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sangat bermanfaat bagi nelayan

    sebagai salah satu panduan dalam melakukan upaya penangkapan ikan. Armada-

    armada yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Nagan Raya seperti kapal

    motor, motor tempel dan perahu tanpa mesin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

    Tabel 4.

    Tabel 4. Jumlah Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya

    No Wilayah Lhok Kecamatan

    Armada yang digunakan

    Kapalmotor(unit)

    Motortempel(unit)

    Perahutanpamotor(unit)

    Jumlaharmada(unit)

    1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 46 16 15 772. Kuala Tadu Tadu Raya 30 7 18 55

    Total 76 23 33 132Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

    4.5. Hasil Tangkapan

    Hasil tangkapan merupakan hasil yang diperoleh nelayan setelah melakukan

    operasi penangkapan ikan di laut. Jenis tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI

    Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragam-ragam jenisnya yaitu: udang, cumi-

    cumi, kepiting, ikan pelagis kecil, dan ikan domersal kecil. Adapun jumlah

    produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada

    Tabel 5.

  • 21

    Tabel 5. Jumlah produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya

    No Wilayah Lhok Kecamatan TahunProduksi Rata-rata /

    tahun (ton)1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 2012 50.52. Kuala Tadu Tadu Raya 2012 37

    Total 87.5Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

    4.6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya

    Nelayan merupakan orang yang mata pencaharian utamanya dari usaha

    menangkap ikan di laut (Wibawa : 2010). Menjadi seseorang nelayan diperlukan

    keberanian dan keahlian untuk melakukan kegiatan beroperasian alat tangkap di

    laut dan berani menghadapi berbagai rintangan yang terjadi di laut. Dari berbagai

    aktifitas nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, jumlah nelayan yang tetap pada

    tahun 2012 sebanyak 88 orang, sedangkan di TPI Kuala Tadu, jumlah nelayan

    yang tetap 91 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.

    Tabel 6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya

    No Wilayah Lhok Kecamatan

    Jumlah NelayanJumlahNelayan(orang)

    Nelayantetap

    (orang)

    Nelayantidak tetap

    (orang)1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 88 8 962. Kuala Tadu Tadu Raya 91 39 130

    Total 179 47 226Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)

  • 22

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.2. Hasil Penelitian

    Dari hasil identifikasi jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan di

    Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat dalam tabel 7 di bawah ini.

    Tabel 7. Jenis-jenis ikan pelagis kecil hasil tangkap nelayan di PPI Kuala Tuha

    dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya

    No Famili Genus Spesies

    1. Carangidae Carangoides Carangoides coeruleopinnatus

    Scomberoides Scomberoides commersonnianus

    2. Clupeidae Dussumieriinae Dussumieriinae acuta

    Sardinella Sardinella albella

    Hilsa Hilsa kelle

    3. Engraulidae Thryssa Thryssa mystax

    Stolephorus Stolephorus chinensis

    Septina Septina taty

    4. Pristigasteridae Opisthopterus Opisthopterus tardoore

    Pellona Pellona ditchela

    Berdasarkan dari hasil identifikasi jenis Ikan pelagis kecil hasil Tangkapan

    Nelayan di Kabupaten Nagan Raya ditemui 10 jenis spesies ikan pelagis dari 10

    Genera dan 4 famili. Jenis ikan pelagis kecil yang paling banyak ditemukan

    adalah dari famili Engraulidae dan Clupeidae terdiri dari 3 genera (30 %)

    sedangkan yang paling sedikit adalah dari famili Pristigasteridae dan Carangidae

    yang terdiri dari 2 genera berjumlah (20 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

    gambar 1.

  • 23

    Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya

    5.2. Pembahasan

    5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya

    a. Famili Carangidae

    1. Genus : Carangoides

    Spesies : Carangoides coeruleopinnatus

    Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)

    Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini

    bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7

    Engraulidae30%

    Pristigasteridae20%

    23

    Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya

    5.2. Pembahasan

    5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya

    a. Famili Carangidae

    1. Genus : Carangoides

    Spesies : Carangoides coeruleopinnatus

    Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)

    Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini

    bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7

    Carangidae20%

    Engraulidae30%

    Pristigasteridae20%

    23

    Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya

    5.2. Pembahasan

    5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya

    a. Famili Carangidae

    1. Genus : Carangoides

    Spesies : Carangoides coeruleopinnatus

    Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)

    Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini

    bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7

    Carangidae20%

    Clupeidae30%

  • 24

    cm dan lebar tubuh 6.5 cm. Tubuh berwarna putih keabu-abuan, posisi mulut

    terminal, sirip punggung dan sirip ekor kuning kecoklatan, pada sirip anal satu

    jari-jari tajam dan yang lainnya lemah mengeras.

    2. Genus : Scomberoides

    Spesies : Scomberoides commersonnianus

    Gambar 3. Ikan mata besar(Scomberoides commersonnianus)

    Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Carangidae dan termasuk genus Scomberoides, karena secara morfologis bentuk

    tubuhnya compressed dengan panjang total berukuran 17.5 cm dan panjang

    standar 14 cm. Sirip pectoral dan dorsal bewarna kuning kecoklatan, pada sirip

    ventral ikan ini bewarna putih susu, warna kepala dan tubuh kehitaman untuk

    punggung bewarna abu-abu.

    b. Famili Clupeidae

    1. Genus : Dussumierrine

    Spesies : Dussumierrine acuta

    Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Clupeidae dan termasuk genus Dussumierrinae, karena secara morfologis bentuk

  • 25

    tubuhnya compressed agak ramping, Ukuran panjang total 15.5 cm dan panjang

    standar 12 cm. ikan ini tergolong ikan pelagis kecil, garis linealateralis tidak putus

    dan bewarna coklat kekuningan, posisi mulut terminal. Ekor berbentuk cagak dan

    bewarna hitam kebiruan.

    Menurut Carpenter & Niem, 1999, Morfologi umum ikan Tembang

    (Clupeidae). Karakteristik utama ikan ini mempunyai perut yang lebih cembung

    dibandingkan ikan sardinella lainnya Habitat: ikan tembang termasuk jenis ikan

    pelagis yang bergerombol, habitat utamanya adalah Perairan Pantai. Makanan

    utamanya adalah Plankton. Perairan Utara Jawa dan Sulawesi merupakan daerah

    penangkapan potensial untuk ikan ini. Jenis alat tangkap yang biasa dipakai

    adalah Payang, Bagan dan Purse seine. Ikan ini biasanya ditangkap pada ukuran

    sekitar 14 cm. Produksi hasil tangkap umumnya dijual segar, selanjutnya

    dijadikan produk ikan Pindang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Ikan japuh (Dussumierrine acuta)

    2. Genus : Sardinella

    Spesies : Sardinella albella

    Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili

    Clupeidae dan termasuk genus Sardinella, karena secara morfologis ikan ini

  • 26

    tubuh cukup tinggi, perut ramping, mulut terminal, ukuran ikan panjang total

    14.5 cm dan panjang standar 11cm, linealateralis bewarna hitam, sirip punggung,

    sirip dada dan sirip anus jari mengeras dan runcing. sirip anal pendek, caudal

    berbentuk cagak dan bewarna hitam kecoklatan. Warna hitam kebiruan di bawah

    sirip punggung, tergolong kedalam ikan pelagis kecil ditangkap dengan

    menggunakan jaring insang, rawai dan pukat pantai.

    Menurut Carpenter & Niem, 1999, Ukuran umum 12cm; tertangkap

    dengan alat tangkap Pusre seine, Gill Nets, dan Liftnets habitat: hidup

    bergerombol di Perairan Pantai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.

    Gambar 5. Ikan tembang (Sardinella albella)

    3. Genus : Hillsa

    Spesies : Hillsa kelle

    Dari hasil identifikasi Ikan meneng merupakan ikan tergolong kedalam

    famili Clupeidae dan termasuk genus Hillsa, karena secara morfologis ikan ini

    berukuran sedang 11.5 cm panjang total, bukaan mulut 1.7 cm, jumlah sirip

    punggung 17 jari-jari, dan tubuhnya compressed, sisik perut tebal dan keras.

    Ekornya berwarna kekuning-kuningan, mulut terminal, sirip punggung tidak

  • 27

    memanjang , sirip anal pendek dan tubuhnya bewarna putih kebiruan, diatas

    operculum terdapat bercak warna hitam, tergolong ikan pelagis kecil.

    Menurut Carpenter & Niem, 1999, Karakteristik : badan lonjong agak

    pipih, sisik kecil danterdapat ventral scute yang dimulai dari belakang tutup

    insang sampai depan sirip dubur. Punggung berwarna hijau keunguan, bagian

    perut keperakan dan sirip berwarna kuning keemasan. Nama lokal: Ikan

    Bengkalis, Temparik, Terubuk Padi, Terubuk Mulut Besar, Terubuk Payau.

    Habitat: Ikan Terubuk termasuk jenis ikan pelagis yang bersifat schooling.

    Tempat hidupnya termasuk wilayah perairan pantai dan air payau. Pada saat

    melakukan reproduksi, ikan ini melakukan migrasi masuk kesungai. Jenis

    makanan utamanya adalah Plankton dan Detritus dengan mengaduk dasar

    perairan.

    Penangkapan ikan terubuk di Indonesia lebih banyak dilakukan di wilayah

    Sungai, pada saat ikan ini melakukan migrasi untuk memijah. Lokasi

    penangkapan ikan Terubuk di Indonesia yang paling terkenal adalah sungai-

    sungai di Sumatera. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah perangkap.

    Penangkapan ikan terubuk di pantai dilakukan dengan menggunakan alat payang.

    Ikan ini bisa mencapai panjang sekitar 60 cm, namun banyak tertangkap pada

    ukuran sekitar 30 – 40 cm. di Sumatera produksi ikan ini terutama ditujukan untuk

    pasar telurnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.

  • 28

    Gambar 6. Ikan terubuk (Hillsa kelle )

    c. Famili Engraulidae

    1. Genus : Thryssa

    Spesies : Thryssa mystax

    Gambar 7. Ikan bangkok (Thryssa mystax)

    Dari hasil identifikasi Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan pelagis

    kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Thryssa, karena

    secara morfologis ikan ini memiliki bentuk tubuh compressed yang berukuran 9.5

    cm panjang total, dan panjang standar 7.9 cm dengan lebar 2.5 cm, sirip punggung

    berjumlah 14 jari-jari lunak, sirip perut lunak dan panjang dari sirip punggung.

  • 29

    Warna ikan ini putih keperakan, pada bagian atas operculum terdapat bercak

    warna hitam gelap yang menjadi perbedaan dengan ikan sejenis lainnya.

    Menurut Carpenter & Niem, 1999. Ikan bangkok, Thryssa mystax

    (Engraulidae), hidup di daerah pantai muara sungai membentuk gerombolan yang

    tidak begitu besar, pemakan plankton, dapat mencapai panjang 18 cm, umumnya

    13-15 cm. tergolong ikan pelagis kecil, tetapi hidupnya cenderung didasar,

    penangkapan dengan purse seine, jaring insang lingkar, pukat tepi, payang tepi,

    jermal, ambai, sering masuk trawl, dipasarkan dalam bentuk asin kering, juga

    sebagai bahan terasi (terasi ikan). Daerah penyebaran: sepanjang pantai perairan

    Indonesia terutama di Jawa, Sumatera bagian timur, sepanjang Kalimantan,

    Sulsel, Arafuru, ke utara sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai

    Laut Cina Selatan, ke selatan sampai utara Queensland (Australia), juga ke barat

    sampai pantai Afrika Timur.

    2. Genus : Stolephorus

    Spesies : Stolephorus chinensis

    Dari hasil Identifikasi Ikan teri merupakan ikan yang sangat kecil

    tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Stolephorus, karena

    secara morfologis tubuhnya ramping kecil, panjangnya tidak lebih dari 12 cm,

    mulutnya lebar sampai lewat belakang mata. Rahang bawah lebih pendek daripada

    rahang atas, moncongnya tumpul. Sirip dubur dimulai tepat di bawah bagian

    belakang daripada sirip punggung, yang panjang total 9.5 cm dan panjang standar

    7.8 cm, jenis ikan teri pada umumnya hidup dekat pantai, tetapi ada pula yang

    masuk muara-muara sungai di air payau. Kebanyakan ikan teri hidup dalam

  • 30

    gerombolan. Jenis ikan teri ini sering dijadikan sebagai ikan asin untuk

    dikonsumsi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.

    Gambar 8. Ikan teri (Stolephorus chinensis)

    3. Genus : Septina

    Spesies : Septina taty

    Gambar 9. Ikan lemuru (Septina taty)

    Dari hasil identifikasi Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan pelagis

    kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Septina, karena

    secara morfologis ikan ini memiliki bentuk badan compressed, panjang total

    berukuran 9.5 cm, panjang standar 7.9 cm dan lebar 2.5 cm. Ikan ini ditangkap

  • 31

    dengan menggunakan rawai dan pukat pantai, yang didapatkan di perairan

    Kabupaten Nagan Raya dengan kedalaman 3-4 meter dan jarak ± 1 mil, dengan

    kapasitas kapal 2-5 GT ( kapal motor).

    Menurut Carpenter & Niem, 1999. ukuran umum ikan lemuru 20 cm.

    habitat: hidup bergerombol di perairan pantai. makanan: Phytoplankton dan

    Zooplankton, Copepods. daerah penyebaran: ditemukan di Selat Bali, Selatan

    Ternate dan Teluk Jakarta dan berpusat di Jawa.

    d. Famili Pristigasteridae

    1. Genus : Opisthopterus

    Spesies : Opisthopterus tardoore

    Gambar 10. Ikan lemuru(Opisthopterus tardoore)

    Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil tergolong

    kedalam famili Pristigasteridae dan termasuk genus Opisthopterus, karena secara

    morfologis, Badan compreseed, tubuh memanjang dan sangat pipih, dengan

    panjang total 13 cm, panjang standar 11 cm dengan lebar 3 cm. perut cekung

    kedepan dengan, bukaan mulut besar, mulut miring diarahkan ke atas. Warna

  • 32

    tubuh putih cerah, ekor berbentuk cagak dua. habitaynya dekat dengan pantai dan

    perairan pelagis, juga memasuki muara.

    2. Genera : Pellona

    Spesies : Pellona ditchela

    Gambar 11. Ikan puput (Pellona ditchela)

    Dari hasil identifikasi Ikan kanlam ini merupakan ikan tergolong kedalam

    famili Pristigasteridae dan termasuk genus Pellona, karena secara morfologis

    Tubuh ikan ini berbentuk compressed , panjang total 12 cm, panjang standar 9.5

    cm dan lebar 3.5 cm, mata sangat besar, mulut berbentuk terminal, operculum

    sangat mulus tidak bersisik, dibawah perut bergerigi. Warna putih terang hampir

    sama dengan warna mata.

    5.2.2. Penyebaran ikan pelagis

    Penyebaran ikan pelagis kecil di Indonesia merata di seluruh perairan,

    namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru

    (Sardinella longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp)

    di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger

    kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger

    neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat (Wahyudi, 2011).

  • 33

    Hasil dari wawancara dan kuesioner yang peneliti berikan pada responden

    di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, bahwa nelayan

    Kabupaten Nagan Raya menangkap ikan di laut dengan menggunakan pukat

    pantai, rawai dan jaring insang dengan alat tangkat tersebut nelayan dapat

    menangkap beberapa jenis ikan pelagis yang ada di perairan Nagan Raya yang

    kedalaman 2 meter sampai 4 meter dengan jarak penangkapan ±1 Mil dari garis

    pantai. Para nelayan Kabupaten Nagan Raya dapat juga menghasilkan tangkapan

    yang banyak, ikan tersebut bukanlah ikan yang besar-besar tetapi jenis ikan

    pelagis kecil-kecil. Adapun jenis-jenis ikan tersebut yaitu ikan tembang, ikan

    pepetek dan jenis ikan lainnya. Sedangkan jenis-jenis ikan yang besar hanya

    sedikit saja. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Kapal yang dipakai oleh nelayan

    hanya 3-5 GT ( jenis Kapal Motor).

    Masyarakat daerah pesisir Kabupaten Nagan Raya bermata pencaharian

    sebagai nelayan, hampir setiap hari melakukan penangkapan ikan di laut, kecuali

    hari tertentu yang dilarang untuk melakukan pengoperasian dan disaat cuaca

    buruk. Jumlah kapal yang beroperasi menangkap ikan di laut perairan Kabupaten

    Nagan Raya ada 92 unit kapal dan 2 orang dari masing-masing satu unit kapal

    yang mendarat di dua tempat yaitu di PPI Kuala Tuha dan di TPI Kuala Tadu.

    Musim sedikit (paceklik) hasil tangkapan nelayan pada musim Barat, musim ini

    terhitung dari Bulan Februari sampai dengan Bulan Juni, pada musim ini hasil

    tangkapan nelayan hanya sedikit, diakibatkan oleh cuaca buruk, sedangkan musim

    biasa/panen raya hasil tertangkap nelayan terdapat pada musim Timur, musim ini

    terhitung dari bulan Juli sampai Bulan Januari, pada bulan ini biasanya hasil

    tangkapan nelayan maksimal/banyak. Hal ini seperti diungkapkan oleh Djuhanda

  • 34

    (1981:30) bahwa “ banyak sedikitnya jumlah ikan yamg tertangkap selain

    ditentukan oleh musiman dan kemampuan nelayan juga dipengaruhi oleh

    keberadaan ikan itu sendiri di sebuah peraiaran”.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Carpenter. N, 1999. The Living Marine Resources of the Western Pacific.

    Carpenter, K. E. And V. H. N, 2011. The Living Marine Resources Of TheWestern Central Pacific, Volume III-V. Italiy; food And AgricultureOrganization Of The United Nations Rome.

    Dewi. 2010. Analilisa Bioekonomi untuk Pengengolaan sumberdaya KerangSiping (Amusium plueronectes). Semarang ; di Kabupaten Batang, JawaTengah, Program Pasca Sarjana (tesis) Universitas di Ponegoro JawaTengah.

    Djuhanda, T, 1981. Dunia Ikan, Edisi 1, Bandung; Penerbit Armico.

    Djuwanah. 1996. Budidaya Ikan secara Polikultur. Ungaran; Penerbit PT. TrubusAgriwidya.

    Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Hasil Tangkapan Nelayan. Nagan Raya;Dinas Kelautan dan Perikanan.

    Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jatinangor; Penebar Swadaya.

    Mahardono, A.,P,S.I,S 1985. Anatomi Ikan, Jakarta; PT. Intermasa,

    Keiichi,. M,. M, A, M. . S,. A, Mohd. (2008). Fishes of Terengganu. Malaysia;Universitas Malaysia Terengganu.

    Mayr, E. 1971. Principle of Systematic Zoology. New Delhi; Tata Mc-Graw HillPublishing Company LTD.

    Raharjo, M. F. 1980. Ichtiologi. Bogor; Departemen Biologi Perikanan. FakultasPerikanan, Institut Pertanian Bogor.

    Ranchman M. 1999. Strategi dan langkah-langkah Penelitian. Jakarta; IIKIPSemarang Press.

    Rosmatun S., M, 1997. Budidaya Udang Windu dan Ikan, Edisi ke 10, Jakarta;Penebar Swadaya,

    Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor; Bina Cipta.

    Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta; PustakaCIDESINDO.

    Standar Nasional Indonesia. 2008. Istilah dan Definisi Kapal Perikanan. NO.SNI 7277, 2; 2008. Badan standarisasi nasional.

  • Subani W., HR B. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. JurnalPerikanan Laut. Nomor: 50 Tahun 1988/1989. Jakarta; Balai PenelitianPerikanan Laut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Departemem Pertanian. 248 hal.

    Sudjono, A. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT. Oerdivindo

    Syarifah, Z. N,M. M,A. 2009. Penuntun Praktikum Ichtiologi. Meulaboh;Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas TeukuUmar.

    Wahyudi. 2011. Daerah Penangkapan Ikan Pelagis. Kementerian kelautan danperikanan. Bitung; Akademika Perikanan Bitung.

    Wibawa, Y. D., 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta; PT. Multazam MuliaUtama.

    COPER LUARBAB IBAB IIIbab iv gambaran umumBAB V hasil dan pembhasanDAFTAR PUSTAKA(1)