identifikasi jenis ikan pelagis kecil hasil tangkapan …repository.utu.ac.id/501/1/bab i_v.pdf ·...
TRANSCRIPT
-
IDENTIFIKASI JENIS IKAN PELAGIS KECIL HASILTANGKAPAN NELAYAN DI KABUPATEN NAGAN RAYA
SKRIPSI
RINA YUSRIANA08C10432022
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH
2013
-
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Nagan Raya adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat
pada tahun 2002 atas prakarsa masyarakat setempat. Secara astronomis Kabupaten
Nagan Raya terletak pada garis koordinat 03 0 40’LU - 04 0 38’LU dan 96 0 11’BT -
96 0 48’BT, sedangkan letak Kabupaten Nagan Raya secara Geografis adalah
Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh
tengah Sebelah timur berbatasan dengan Aceh Tengah dan Aceh Selatan, Sebelah
barat berbatasan dengan Aceh Barat, Sebelah selatan berbatasan dengan Samudra
Hindia (sumber : BPS Kabupaten Nagan Raya 2006).
Kabupaten Nagan Raya merupakan wilayah pesisir yang kaya akan hasil
perikanannya. Hal tersebut tidak terlepas dari letaknya yang menghadap langsung
Samudera Hindia yang kaya akan ikan. Namun belum banyak diketahui secara
detail jenis-jenis ikan apa saja yang perlu diketahui secara terpadu. Salah satu
penyebabnya adalah tidak tersedianya data dan informasi mengenai potensi
sumberdaya perikanan wilayah Nagan Raya khususnya, kurangnya data dan
informasi menyebabkan potensi perikanan tidak dapat dimanfaatkan secara
optimal dan lestari.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang dibutuhkan oleh manusia
disamping udang dan daging. Tingginya nilai protein yang dimiliki ikan
menyebabkan masyarakat banyak di dalam Negeri maupun di luar Negeri
menggemari ikan untuk dikonsumsi sehari hari. Hal ini dibuktikan oleh tingginya
minat para pedagang untuk mengekspor ikan ke luar negeri maupun sebagai ikan
-
2
hias yang dipelihara oleh masyarakat baik usaha pertambakan tradisional maupun
modern (Rosmatun et al, 1997).
Jenis ikan yang pada umumnya ditangkap untuk dijadikan konsumsi baik
dalam bentuk segar maupun olahan adalah jenis ikan pelagis, yaitu jenis ikan yang
hidup dekat permukaan air laut seperti ikan tuna, cakalang, tenggiri dan juga
pelagis kecil seperti ikan lemuru, tembang, teri dan berbagai jenis ikan lainnya.
Selama ini, data inventarisasi ikan pelagis pada PPI Kuala Tuha dan TPI
Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya belum memadai walaupun telah ada di Dinas
Kelautan dan Perikanan namun dirasa belum lengkap karena kurang detail. Selain
itu, penelitian sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Nagan Raya.
Mengingat masih minimnya informasi jenis ikan pelagis yang didaratkan pada PPI
Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, maka perlu dilakukan
suatu penelitian tentang Identifikasi jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di
Kabupaten Nagan Raya.
1.2. Rumusan Masalah
Jenis ikan pelagis hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya yang
di daratkan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragaman jenisnya. Dari
jumlah ikan hasil tangkapan nelayan hanya sebagian kecil yang diketahui oleh
masyarakat yaitu jenis ikan yang dikonsumsi sehari-hari seperti ikan teri,
tembang, lemuru dan berbagai jenis lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan
identifikasi tentang jenis ikan pelagis apa saja yang ada di PPI Kuala Tuha dan
TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.
-
3
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
A. Untuk mengetahui jenis – jenis ikan Pelagis Hasil Tangkapan Nelayan di PPI
Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.
B. Untuk mengetahui persentase (%) jumlah familia dan genus ikan pelagis yang
ada di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan informasi tentang Jenis-jenis Ikan Pelagis Hasil
Tangkapan Nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir dan
TPI Kuala Tadu, Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya.
-
14
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 30 September sampai dengan 31 Oktober
2012, di PPI Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, dan TPI Kuala Tadu
Kecamatan Tadu Raya, Kabupaten Nagan Raya. Identifikasi dan pemotretan ikan
dilakukan di Laboratorium Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat dalam
Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Alat yang digunakan dalam penelitianNo Alat Fungsi1. Kamera digital Untuk mengambil foto2. Peralatan tulis Untuk menulis data3. Buku identifikasi Sebagai acuan mengidentifikasi ikan4. Gabus mading Sebagai tempat meletakkan sampel5. Pinset, gunting dan jarum Sebagai alat bantu identifikasi
Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam penelitianNo Bahan Fungsi
1.Ikan pelagis Sebagai sampel untuk dilakukan
identifikasi2. Kuesioner Untuk pengisian data
3.3. Metode Penelitian
Penelitian menggunakan metode survey, meliputi instrumen yang berupa
kuisoner (wawancara). Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk mendapat
informasi terkait ikan pelagis kecil hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan
Raya, seperti nama lokal ikan dari hasil tangkapan nelayan, daerah penangkapan,
-
15
kedalaman dan jarak penangkapan ikan. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan metode observasi yaitu metode penglihatan secara langsung ke
lokasi penelitian. Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
hasil tangkapan nelayan, melakukan dokumentasi dan dilanjutkan dengan studi
pustaka untuk mengidentifikasi ikan dengan acuan buku - buku identifikasi.
3.3.1. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode
Purposive sampling. Dimana responden dipilih secara sengaja untuk tujuan
tertentu atau dilakukan dengan berdasarkan informasi yang dibutuhkan dari setiap
responden.
3.3.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini meliputi dua
macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer berupa observasi,
wawancara dan identifikasi berdasarkan hasil dari penelitian di lapanngan.
Sedangkan data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh secara tidak
langsung melalui media nusantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). adapun
cara ,mendapatkan data sekunder yaitu melalui dokumentasi adalah memperoleh
data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku
tentang pendapat, teori-teori atau hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian (Rachman, 1999).
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan Sampel ikan pelagis diperoleh dengan cara membeli dari
hasil tangkapan nelayan yang kondisinya masih dalam keadaan segar dan
-
16
berukuran 9.5 cm - 17.5 cm. kemudian sampel dibawa ke Laboratorium
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Teuku Umar.
3.4.2. Identifikasi Ikan Pelagis
Deskripsi terhadap setiap jenis sampel yang ditemukan dilakukan
berdasarkan data morfometrik. Pengukuran menggunakan centimeter yang
meliputi panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang lebar (PL), kemudian
pengamatan terhadap identifikasi ikan pelagis dilakukan secara visual, dengan
mengamati bentuk morfologi (warna, bentuk tubuh ikan, ekor, sirip, posisi mulut
dan lain sebagainya) dari masing-masing jenis ikan pelagis hasil dari tangkapan
nelayan di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya.
Identifikasi dilakukan sampai tingkat spesies dengan bantuan buku The
Living Marine Resources Of The Western Central Pacific (Carpenter, 1998),
Fishes of Terengganu-East Coast of Malaysia Peninsula, Malaysia ( Keiichi. M.
2008)
3.5. Analisa Data
Untuk menganalisa data dalam penelitian, peneliti menggunakan metode
Deskriptif Analisis yaitu menggambarkan, menguraikan dan menganalisis semua
data penelitian yang diperoleh. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah
setelah data terkumpul dari hasil penelitian kemudian ditabulasi dan
dideskripsikan.
-
17
Kemudian dihitung persentase (%) dan ditampilkan dalam grafik dengan
menggunakan rumus statistik sederhana dari (Sudjono 1996).
xN
FP 100 %
Ket :
P = Persentase
F = Frekwensi
N = Jumlah Jenis
100 % = Bilangan Tetap
-
18
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di PPI Kuala Tuha
Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Tuha adalah sebuah pangkalan
pendaratan ikan yang berada dalam wilayah Pemerintah Kabupaten Nagan Raya,
yang berlokasi di Desa Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan
Raya, dengan luas tanah 14.220 m2, yang berjarak 700 m dari jalan utama desa
langkak dan 810 m dari pusat Kecamatan Kuala Pesisir. Adapun batas-batas
wilayah Desa Kuala Tuha adalah sebagai berikut. (Sumber : DKP Kabupaten
Nagan Raya Tahun 2012)
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Langkak
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Arongan
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kubang Gajah
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Samudra Hindia
4.2. Gambaran Umum Lokasi Penelitian di TPI Kuala Tadu
Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Kuala Tadu Kecamatan Tadu Raya
Kabupaten Nagan Raya pernah dibangun pada tahun 1998 dengan luas tanah
berukuran 6 x 12 m3. Pada tahun 2004 Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kuala Tadu
hancur akibat Bencana Gempa dan Tsunami. setelah Tsunami TPI kuala tadu
tersebut diberi bantuan oleh NGO untuk dimanfaatkan sementara oleh para
Nelayan di Gampong Kuala Tadu sambil menunggu proses pembangunan TPI
yang baru. Masyarakat Gampong Kuala Tadu mencari lokasi untuk mendirikan
sebuah TPI akhirnya mendapatkan lokasi untuk membangunkan sebuah TPI dan
-
19
sudah dilakukan pembebasan lahan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan
Raya pada tahun 2010. (Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012).
Pada tahun 2011 membangunkan sebuah Pos Pemantauan dan Dermaga
untuk TPI Kuala Tadu pada lahan tersebut. Pada tahun 2013 mendatang rencana
PEMDA akan membangunkan sebuah TPI yang dulunya hancur akibat Gempa
Tsunami pada tahun 2004 yang lalu dengan ukuran luas tanah 40 x 50 m3 dengan
batas wilayahnya desa Kuala Tadu adalah sebagai berikut. (sumber DKP
Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cot Mee
Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Samudra Hindia
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cot Rambong
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cot Mue
4.3. Alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya
Alat tangkap merupakan semua alat yang diperlukan dalam usaha
penangkapan ikan. Jenis alat tangkap yang sering dioperasikan nelayan di PPI
Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya yaitu pukat pantai, jaring
insang dan rawai Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah alat tangkap yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya
No Wilayah Lhok Kecamatan
Alat Tangkap yang digunakan Jumlahalat
tangkap(Unit)
Pukatpantai(Unit)
JaringInsang(Unit)
Rawai(Unit)
1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 4 55 20 792. Kuala Tadu Tadu Raya 2 89 26 117
Total 8 144 46 196Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)
-
20
4.4. Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya
Armada adalah sarana menunjang operasi penangkapan ikan agar dapat
lebih efektif dengan tujuan untuk mendapatkan ikan hasil tangkapan yang
maksimal, (Standar Nasional Indonesia, 2008). Dalam upaya mendukung
keberhasilan kegiatan penangkapan sangat diperlukan informasi mengenai
wilayah penangkapan ikan. Informasi berupa peta Fishing ground yang disajikan
secara periode oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sangat bermanfaat bagi nelayan
sebagai salah satu panduan dalam melakukan upaya penangkapan ikan. Armada-
armada yang digunakan oleh nelayan di Kabupaten Nagan Raya seperti kapal
motor, motor tempel dan perahu tanpa mesin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Armada yang digunakan di Kabupaten Nagan Raya
No Wilayah Lhok Kecamatan
Armada yang digunakan
Kapalmotor(unit)
Motortempel(unit)
Perahutanpamotor(unit)
Jumlaharmada(unit)
1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 46 16 15 772. Kuala Tadu Tadu Raya 30 7 18 55
Total 76 23 33 132Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)
4.5. Hasil Tangkapan
Hasil tangkapan merupakan hasil yang diperoleh nelayan setelah melakukan
operasi penangkapan ikan di laut. Jenis tangkapan nelayan yang didaratkan di PPI
Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu beragam-ragam jenisnya yaitu: udang, cumi-
cumi, kepiting, ikan pelagis kecil, dan ikan domersal kecil. Adapun jumlah
produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat pada
Tabel 5.
-
21
Tabel 5. Jumlah produksi hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Nagan Raya
No Wilayah Lhok Kecamatan TahunProduksi Rata-rata /
tahun (ton)1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 2012 50.52. Kuala Tadu Tadu Raya 2012 37
Total 87.5Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)
4.6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya
Nelayan merupakan orang yang mata pencaharian utamanya dari usaha
menangkap ikan di laut (Wibawa : 2010). Menjadi seseorang nelayan diperlukan
keberanian dan keahlian untuk melakukan kegiatan beroperasian alat tangkap di
laut dan berani menghadapi berbagai rintangan yang terjadi di laut. Dari berbagai
aktifitas nelayan yang ada di PPI Kuala Tuha, jumlah nelayan yang tetap pada
tahun 2012 sebanyak 88 orang, sedangkan di TPI Kuala Tadu, jumlah nelayan
yang tetap 91 orang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Nelayan di Kabupaten Nagan Raya
No Wilayah Lhok Kecamatan
Jumlah NelayanJumlahNelayan(orang)
Nelayantetap
(orang)
Nelayantidak tetap
(orang)1. Kuala Tuha Kuala Pesisir 88 8 962. Kuala Tadu Tadu Raya 91 39 130
Total 179 47 226Sumber : DKP Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012)
-
22
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.2. Hasil Penelitian
Dari hasil identifikasi jenis-jenis ikan hasil tangkapan nelayan di
Kabupaten Nagan Raya dapat dilihat dalam tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Jenis-jenis ikan pelagis kecil hasil tangkap nelayan di PPI Kuala Tuha
dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya
No Famili Genus Spesies
1. Carangidae Carangoides Carangoides coeruleopinnatus
Scomberoides Scomberoides commersonnianus
2. Clupeidae Dussumieriinae Dussumieriinae acuta
Sardinella Sardinella albella
Hilsa Hilsa kelle
3. Engraulidae Thryssa Thryssa mystax
Stolephorus Stolephorus chinensis
Septina Septina taty
4. Pristigasteridae Opisthopterus Opisthopterus tardoore
Pellona Pellona ditchela
Berdasarkan dari hasil identifikasi jenis Ikan pelagis kecil hasil Tangkapan
Nelayan di Kabupaten Nagan Raya ditemui 10 jenis spesies ikan pelagis dari 10
Genera dan 4 famili. Jenis ikan pelagis kecil yang paling banyak ditemukan
adalah dari famili Engraulidae dan Clupeidae terdiri dari 3 genera (30 %)
sedangkan yang paling sedikit adalah dari famili Pristigasteridae dan Carangidae
yang terdiri dari 2 genera berjumlah (20 %). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar 1.
-
23
Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya
5.2. Pembahasan
5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya
a. Famili Carangidae
1. Genus : Carangoides
Spesies : Carangoides coeruleopinnatus
Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)
Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini
bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7
Engraulidae30%
Pristigasteridae20%
23
Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya
5.2. Pembahasan
5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya
a. Famili Carangidae
1. Genus : Carangoides
Spesies : Carangoides coeruleopinnatus
Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)
Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini
bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7
Carangidae20%
Engraulidae30%
Pristigasteridae20%
23
Gambar 1. Jumlah persentase (%) Famili dari genus ikan pelagis kecil diKabupaten Nagan Raya
5.2. Pembahasan
5.2.1. Jenis-jenis ikan pelagis kecil di Kabupaten Nagan Raya
a. Famili Carangidae
1. Genus : Carangoides
Spesies : Carangoides coeruleopinnatus
Gambar 2. Ikan pepetek(Carangoides coeruleopinnatus)
Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Carangidae dan termasuk genus Carangoides, karena secara morfologis ikan ini
bentuknya sangat pipih, hampir oval, yang panjang total 10 cm, panjang standar 7
Carangidae20%
Clupeidae30%
-
24
cm dan lebar tubuh 6.5 cm. Tubuh berwarna putih keabu-abuan, posisi mulut
terminal, sirip punggung dan sirip ekor kuning kecoklatan, pada sirip anal satu
jari-jari tajam dan yang lainnya lemah mengeras.
2. Genus : Scomberoides
Spesies : Scomberoides commersonnianus
Gambar 3. Ikan mata besar(Scomberoides commersonnianus)
Dari hasil identifikasi ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Carangidae dan termasuk genus Scomberoides, karena secara morfologis bentuk
tubuhnya compressed dengan panjang total berukuran 17.5 cm dan panjang
standar 14 cm. Sirip pectoral dan dorsal bewarna kuning kecoklatan, pada sirip
ventral ikan ini bewarna putih susu, warna kepala dan tubuh kehitaman untuk
punggung bewarna abu-abu.
b. Famili Clupeidae
1. Genus : Dussumierrine
Spesies : Dussumierrine acuta
Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Clupeidae dan termasuk genus Dussumierrinae, karena secara morfologis bentuk
-
25
tubuhnya compressed agak ramping, Ukuran panjang total 15.5 cm dan panjang
standar 12 cm. ikan ini tergolong ikan pelagis kecil, garis linealateralis tidak putus
dan bewarna coklat kekuningan, posisi mulut terminal. Ekor berbentuk cagak dan
bewarna hitam kebiruan.
Menurut Carpenter & Niem, 1999, Morfologi umum ikan Tembang
(Clupeidae). Karakteristik utama ikan ini mempunyai perut yang lebih cembung
dibandingkan ikan sardinella lainnya Habitat: ikan tembang termasuk jenis ikan
pelagis yang bergerombol, habitat utamanya adalah Perairan Pantai. Makanan
utamanya adalah Plankton. Perairan Utara Jawa dan Sulawesi merupakan daerah
penangkapan potensial untuk ikan ini. Jenis alat tangkap yang biasa dipakai
adalah Payang, Bagan dan Purse seine. Ikan ini biasanya ditangkap pada ukuran
sekitar 14 cm. Produksi hasil tangkap umumnya dijual segar, selanjutnya
dijadikan produk ikan Pindang. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Ikan japuh (Dussumierrine acuta)
2. Genus : Sardinella
Spesies : Sardinella albella
Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan tergolong kedalam famili
Clupeidae dan termasuk genus Sardinella, karena secara morfologis ikan ini
-
26
tubuh cukup tinggi, perut ramping, mulut terminal, ukuran ikan panjang total
14.5 cm dan panjang standar 11cm, linealateralis bewarna hitam, sirip punggung,
sirip dada dan sirip anus jari mengeras dan runcing. sirip anal pendek, caudal
berbentuk cagak dan bewarna hitam kecoklatan. Warna hitam kebiruan di bawah
sirip punggung, tergolong kedalam ikan pelagis kecil ditangkap dengan
menggunakan jaring insang, rawai dan pukat pantai.
Menurut Carpenter & Niem, 1999, Ukuran umum 12cm; tertangkap
dengan alat tangkap Pusre seine, Gill Nets, dan Liftnets habitat: hidup
bergerombol di Perairan Pantai. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Ikan tembang (Sardinella albella)
3. Genus : Hillsa
Spesies : Hillsa kelle
Dari hasil identifikasi Ikan meneng merupakan ikan tergolong kedalam
famili Clupeidae dan termasuk genus Hillsa, karena secara morfologis ikan ini
berukuran sedang 11.5 cm panjang total, bukaan mulut 1.7 cm, jumlah sirip
punggung 17 jari-jari, dan tubuhnya compressed, sisik perut tebal dan keras.
Ekornya berwarna kekuning-kuningan, mulut terminal, sirip punggung tidak
-
27
memanjang , sirip anal pendek dan tubuhnya bewarna putih kebiruan, diatas
operculum terdapat bercak warna hitam, tergolong ikan pelagis kecil.
Menurut Carpenter & Niem, 1999, Karakteristik : badan lonjong agak
pipih, sisik kecil danterdapat ventral scute yang dimulai dari belakang tutup
insang sampai depan sirip dubur. Punggung berwarna hijau keunguan, bagian
perut keperakan dan sirip berwarna kuning keemasan. Nama lokal: Ikan
Bengkalis, Temparik, Terubuk Padi, Terubuk Mulut Besar, Terubuk Payau.
Habitat: Ikan Terubuk termasuk jenis ikan pelagis yang bersifat schooling.
Tempat hidupnya termasuk wilayah perairan pantai dan air payau. Pada saat
melakukan reproduksi, ikan ini melakukan migrasi masuk kesungai. Jenis
makanan utamanya adalah Plankton dan Detritus dengan mengaduk dasar
perairan.
Penangkapan ikan terubuk di Indonesia lebih banyak dilakukan di wilayah
Sungai, pada saat ikan ini melakukan migrasi untuk memijah. Lokasi
penangkapan ikan Terubuk di Indonesia yang paling terkenal adalah sungai-
sungai di Sumatera. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah perangkap.
Penangkapan ikan terubuk di pantai dilakukan dengan menggunakan alat payang.
Ikan ini bisa mencapai panjang sekitar 60 cm, namun banyak tertangkap pada
ukuran sekitar 30 – 40 cm. di Sumatera produksi ikan ini terutama ditujukan untuk
pasar telurnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 6.
-
28
Gambar 6. Ikan terubuk (Hillsa kelle )
c. Famili Engraulidae
1. Genus : Thryssa
Spesies : Thryssa mystax
Gambar 7. Ikan bangkok (Thryssa mystax)
Dari hasil identifikasi Ikan ini merupakan salah satu jenis ikan pelagis
kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Thryssa, karena
secara morfologis ikan ini memiliki bentuk tubuh compressed yang berukuran 9.5
cm panjang total, dan panjang standar 7.9 cm dengan lebar 2.5 cm, sirip punggung
berjumlah 14 jari-jari lunak, sirip perut lunak dan panjang dari sirip punggung.
-
29
Warna ikan ini putih keperakan, pada bagian atas operculum terdapat bercak
warna hitam gelap yang menjadi perbedaan dengan ikan sejenis lainnya.
Menurut Carpenter & Niem, 1999. Ikan bangkok, Thryssa mystax
(Engraulidae), hidup di daerah pantai muara sungai membentuk gerombolan yang
tidak begitu besar, pemakan plankton, dapat mencapai panjang 18 cm, umumnya
13-15 cm. tergolong ikan pelagis kecil, tetapi hidupnya cenderung didasar,
penangkapan dengan purse seine, jaring insang lingkar, pukat tepi, payang tepi,
jermal, ambai, sering masuk trawl, dipasarkan dalam bentuk asin kering, juga
sebagai bahan terasi (terasi ikan). Daerah penyebaran: sepanjang pantai perairan
Indonesia terutama di Jawa, Sumatera bagian timur, sepanjang Kalimantan,
Sulsel, Arafuru, ke utara sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai
Laut Cina Selatan, ke selatan sampai utara Queensland (Australia), juga ke barat
sampai pantai Afrika Timur.
2. Genus : Stolephorus
Spesies : Stolephorus chinensis
Dari hasil Identifikasi Ikan teri merupakan ikan yang sangat kecil
tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Stolephorus, karena
secara morfologis tubuhnya ramping kecil, panjangnya tidak lebih dari 12 cm,
mulutnya lebar sampai lewat belakang mata. Rahang bawah lebih pendek daripada
rahang atas, moncongnya tumpul. Sirip dubur dimulai tepat di bawah bagian
belakang daripada sirip punggung, yang panjang total 9.5 cm dan panjang standar
7.8 cm, jenis ikan teri pada umumnya hidup dekat pantai, tetapi ada pula yang
masuk muara-muara sungai di air payau. Kebanyakan ikan teri hidup dalam
-
30
gerombolan. Jenis ikan teri ini sering dijadikan sebagai ikan asin untuk
dikonsumsi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Ikan teri (Stolephorus chinensis)
3. Genus : Septina
Spesies : Septina taty
Gambar 9. Ikan lemuru (Septina taty)
Dari hasil identifikasi Ikan lemuru merupakan salah satu jenis ikan pelagis
kecil tergolong kedalam famili Engraulidae dan termasuk genus Septina, karena
secara morfologis ikan ini memiliki bentuk badan compressed, panjang total
berukuran 9.5 cm, panjang standar 7.9 cm dan lebar 2.5 cm. Ikan ini ditangkap
-
31
dengan menggunakan rawai dan pukat pantai, yang didapatkan di perairan
Kabupaten Nagan Raya dengan kedalaman 3-4 meter dan jarak ± 1 mil, dengan
kapasitas kapal 2-5 GT ( kapal motor).
Menurut Carpenter & Niem, 1999. ukuran umum ikan lemuru 20 cm.
habitat: hidup bergerombol di perairan pantai. makanan: Phytoplankton dan
Zooplankton, Copepods. daerah penyebaran: ditemukan di Selat Bali, Selatan
Ternate dan Teluk Jakarta dan berpusat di Jawa.
d. Famili Pristigasteridae
1. Genus : Opisthopterus
Spesies : Opisthopterus tardoore
Gambar 10. Ikan lemuru(Opisthopterus tardoore)
Dari hasil Identifikasi Ikan ini merupakan ikan pelagis kecil tergolong
kedalam famili Pristigasteridae dan termasuk genus Opisthopterus, karena secara
morfologis, Badan compreseed, tubuh memanjang dan sangat pipih, dengan
panjang total 13 cm, panjang standar 11 cm dengan lebar 3 cm. perut cekung
kedepan dengan, bukaan mulut besar, mulut miring diarahkan ke atas. Warna
-
32
tubuh putih cerah, ekor berbentuk cagak dua. habitaynya dekat dengan pantai dan
perairan pelagis, juga memasuki muara.
2. Genera : Pellona
Spesies : Pellona ditchela
Gambar 11. Ikan puput (Pellona ditchela)
Dari hasil identifikasi Ikan kanlam ini merupakan ikan tergolong kedalam
famili Pristigasteridae dan termasuk genus Pellona, karena secara morfologis
Tubuh ikan ini berbentuk compressed , panjang total 12 cm, panjang standar 9.5
cm dan lebar 3.5 cm, mata sangat besar, mulut berbentuk terminal, operculum
sangat mulus tidak bersisik, dibawah perut bergerigi. Warna putih terang hampir
sama dengan warna mata.
5.2.2. Penyebaran ikan pelagis
Penyebaran ikan pelagis kecil di Indonesia merata di seluruh perairan,
namun ada beberapa yang dijadikan sentra daerah penyebaran seperti Lemuru
(Sardinella longiceps) banyak tertangkap di Selat Bali, Layang (Decapterus spp)
di Selat Bali, Makassar, Ambon dan Laut Jawa, Kembung Lelaki (Rastrelinger
kanagurta) di Selat Malaka dan Kalimantan, Kembung Perempuan (Rastrelinger
neglectus) di Sumatera Barat, Tapanuli dan Kalimantan Barat (Wahyudi, 2011).
-
33
Hasil dari wawancara dan kuesioner yang peneliti berikan pada responden
di PPI Kuala Tuha dan TPI Kuala Tadu Kabupaten Nagan Raya, bahwa nelayan
Kabupaten Nagan Raya menangkap ikan di laut dengan menggunakan pukat
pantai, rawai dan jaring insang dengan alat tangkat tersebut nelayan dapat
menangkap beberapa jenis ikan pelagis yang ada di perairan Nagan Raya yang
kedalaman 2 meter sampai 4 meter dengan jarak penangkapan ±1 Mil dari garis
pantai. Para nelayan Kabupaten Nagan Raya dapat juga menghasilkan tangkapan
yang banyak, ikan tersebut bukanlah ikan yang besar-besar tetapi jenis ikan
pelagis kecil-kecil. Adapun jenis-jenis ikan tersebut yaitu ikan tembang, ikan
pepetek dan jenis ikan lainnya. Sedangkan jenis-jenis ikan yang besar hanya
sedikit saja. Hal ini disebabkan oleh kapasitas Kapal yang dipakai oleh nelayan
hanya 3-5 GT ( jenis Kapal Motor).
Masyarakat daerah pesisir Kabupaten Nagan Raya bermata pencaharian
sebagai nelayan, hampir setiap hari melakukan penangkapan ikan di laut, kecuali
hari tertentu yang dilarang untuk melakukan pengoperasian dan disaat cuaca
buruk. Jumlah kapal yang beroperasi menangkap ikan di laut perairan Kabupaten
Nagan Raya ada 92 unit kapal dan 2 orang dari masing-masing satu unit kapal
yang mendarat di dua tempat yaitu di PPI Kuala Tuha dan di TPI Kuala Tadu.
Musim sedikit (paceklik) hasil tangkapan nelayan pada musim Barat, musim ini
terhitung dari Bulan Februari sampai dengan Bulan Juni, pada musim ini hasil
tangkapan nelayan hanya sedikit, diakibatkan oleh cuaca buruk, sedangkan musim
biasa/panen raya hasil tertangkap nelayan terdapat pada musim Timur, musim ini
terhitung dari bulan Juli sampai Bulan Januari, pada bulan ini biasanya hasil
tangkapan nelayan maksimal/banyak. Hal ini seperti diungkapkan oleh Djuhanda
-
34
(1981:30) bahwa “ banyak sedikitnya jumlah ikan yamg tertangkap selain
ditentukan oleh musiman dan kemampuan nelayan juga dipengaruhi oleh
keberadaan ikan itu sendiri di sebuah peraiaran”.
-
DAFTAR PUSTAKA
Carpenter. N, 1999. The Living Marine Resources of the Western Pacific.
Carpenter, K. E. And V. H. N, 2011. The Living Marine Resources Of TheWestern Central Pacific, Volume III-V. Italiy; food And AgricultureOrganization Of The United Nations Rome.
Dewi. 2010. Analilisa Bioekonomi untuk Pengengolaan sumberdaya KerangSiping (Amusium plueronectes). Semarang ; di Kabupaten Batang, JawaTengah, Program Pasca Sarjana (tesis) Universitas di Ponegoro JawaTengah.
Djuhanda, T, 1981. Dunia Ikan, Edisi 1, Bandung; Penerbit Armico.
Djuwanah. 1996. Budidaya Ikan secara Polikultur. Ungaran; Penerbit PT. TrubusAgriwidya.
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2012. Hasil Tangkapan Nelayan. Nagan Raya;Dinas Kelautan dan Perikanan.
Junianto, 2003. Teknik Penanganan Ikan. Jatinangor; Penebar Swadaya.
Mahardono, A.,P,S.I,S 1985. Anatomi Ikan, Jakarta; PT. Intermasa,
Keiichi,. M,. M, A, M. . S,. A, Mohd. (2008). Fishes of Terengganu. Malaysia;Universitas Malaysia Terengganu.
Mayr, E. 1971. Principle of Systematic Zoology. New Delhi; Tata Mc-Graw HillPublishing Company LTD.
Raharjo, M. F. 1980. Ichtiologi. Bogor; Departemen Biologi Perikanan. FakultasPerikanan, Institut Pertanian Bogor.
Ranchman M. 1999. Strategi dan langkah-langkah Penelitian. Jakarta; IIKIPSemarang Press.
Rosmatun S., M, 1997. Budidaya Udang Windu dan Ikan, Edisi ke 10, Jakarta;Penebar Swadaya,
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bogor; Bina Cipta.
Satria A. 2002. Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta; PustakaCIDESINDO.
Standar Nasional Indonesia. 2008. Istilah dan Definisi Kapal Perikanan. NO.SNI 7277, 2; 2008. Badan standarisasi nasional.
-
Subani W., HR B. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia. JurnalPerikanan Laut. Nomor: 50 Tahun 1988/1989. Jakarta; Balai PenelitianPerikanan Laut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,Departemem Pertanian. 248 hal.
Sudjono, A. 1996. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT. Oerdivindo
Syarifah, Z. N,M. M,A. 2009. Penuntun Praktikum Ichtiologi. Meulaboh;Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas TeukuUmar.
Wahyudi. 2011. Daerah Penangkapan Ikan Pelagis. Kementerian kelautan danperikanan. Bitung; Akademika Perikanan Bitung.
Wibawa, Y. D., 2010. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta; PT. Multazam MuliaUtama.
COPER LUARBAB IBAB IIIbab iv gambaran umumBAB V hasil dan pembhasanDAFTAR PUSTAKA(1)