pertemuan i lingkungan auditing - univbsi.idunivbsi.id/pdf/2014/440/440-p01.pdfmelakukan prosedur...
TRANSCRIPT
I. PENGERTIAN AUDITING
A. MENURUT ALVIN A. ARENS, MARK S. BEASLEY DAN RANDAL J.ELDER ( 2011:4)
Auditing adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasiuntuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antarainformasi dan kriteria yang telah ditetapkan.
Audit harus dilakukan oleh seorang yang kompeten, independen.
Berdasarkan definisi diatas pengertian auditing terdiri dari:
1. Informasi yang dapat diukur dan kriteria yang ditetapkan.
2. Entitas Ekonomi seperti CV, PT, Firma dan koperasi.
3. Pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti.
4. Orang yang kompeten dan independen.
5. Pelaporan.
B. MENURUT SOEKRISNO AGOES (2012:2)
Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritisdansistematis oleh pihak yang independen terhadap laporan keuanganyang telah disusun oleh manajemen besrta catatan catatan pembukuandan bukti pendukungnya dengan tujuan dapat memberikan pendapatmengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
C. MENURUT WHITTINGTON, O. RAY DAN KURT PANN
(2012:4)
Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan perusahaan olehperusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri daripenyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukunglaporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentangpengendalian internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen,mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di luar perusahaan, danmelakukan prosedur audit lain, auditor akan mengumpulkan bukti yangdiperlukan untuk menentukan apakah laporan keuangan menyediakanadil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan perusahaan dankegiatan selama periode yang diaudit”.
D. MENURUT KONRATH (2002:5).
Auditing adalah Suatu proses sistematis untuk secara objektifmendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentangkegiatan-kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untukmeyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteriayang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepadapihak-pihak yang berkepentingan”.
E. MENURUT WILLIAM F. MEISSER Jr. (2003:8 )
Proses yang sistematik dengan tujuan mengevaluasi buktimengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikantingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telahditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikankepada pihak pengguna yang berkepentingan”.
F. MENURUT MULYADI ( 2002 )
Auditing adalah Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya
kepada pemakai yang berkepentingan”.
G. MENURUT ASOBAC ( A STATEMENT OF BASIC
AUDITING CONCEPT).
Auditing adalah Proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti-bukti secara obyektif mengenai pernyataan tentang
kejadian dan tindakan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian
antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan untuk
menyampaikan hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
II. PERBEDAAN AUDITING DAN ACCOUNTING.
Auditing adalah suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bakti atas laporan keuangan.
Accounting adalah proses pencatatan, pengelompokkan, dan
pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang
teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
III. HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
AUDITING.
A. Proses sistematik: Merupakan rangkaian prosedur dan proses
yang logis, terstruktur dan terorganisasi.
B. Tingkat kesesuaian: Dinyatakan dalam bentuk kualitatif yaitu
kewajaran LK serta kuantitatif yaitu % pencapaian target.
C. Asersi tindakan dan kejadian ekonomi: Asersi adalah suatu
pernyataan secara menyeluruh fihak yang bertanggung jawab
atas suatu pernyataan
D. Kriteria ditetapkan: Kriteria berdasar PAI dan SAK
E. Evaluasi bukti obyektif: Obyektif yaitu penyampaian data apa
adanya serta senyatanya ,tidak bias,tidak berfihak
F. Penyampaian hasil: Berbentuk lap tertulis antara asersi dan
kriteria ditentukan.
G. Pemakai berkepentingan:Investor, pemerintah, para kreditor,
Serikat Pekerja Perusahaan, Asosiasi Dagang, Buruh dan
masyarakat pada umumnya.
III. PROFESI AKUNTAN PUBLIK
A. Syarat menjadi profesi Akuntan Publik ( UU No. 5 Th 2011
Pasal 5 ayat 1).
1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik
yang sah.
2. Berpengalaman praktik memberikan jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3.
3. Berdomisili di wilayah NKRI.
4. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP ).
5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan
izin Akuntan Publik.
6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang telah
ditetapkan oleh Menteri.
8. Tidak berada dalam pengampuan.
B. Syarat Mendirikan Kantor Akuntan Publik (KAP) Pasal 18.
1. Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha di NKRI
2. Memiliki NPWP Badan untuk KAP dan firma atau NPWP Pribadi
untuk KAP perseorangan.
3. Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional
pemeriksa di bidang akuntansi.
4. Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu.
5. Membuat surat pernyataan bermeterai cukup bagi bentuk usaha
perseorangan.
C. Hierarki Kantor Akuntan Publik (KAP).
1. Partner.
Tugasnya adalah:
a. Mereview pekerjaan audit
b. Menanda tangani pekerjaan audit
c. Menyetujui masalah fee
d. Penanggung jawab atas semua yang berhubungan dengan
audit.
2. Manager
Tugas Manajer adalah:
a. Mengawasi langsung pekerjaan audit
b. Mereview lebih lannjut pekerjaan audit
c. Melakukan penaggihan atas fee audit
3. Akuntan Senior
Tugas Akuntan Senior adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan
b. Pelaksanaan pekerjaan audit
c. Mereview pekerjaan para akuntan yunior
4. Supervisor
5. Akuntan Yunior
Tugas Akuntan Yunior adalah:
a. Bertanggung jawab terhadap pekerjaan lapangan
b. Melaksanakan dan memberikan pendapat bagian
dari pekerjaan audit
D. Jasa Yang Diberikan KAP
Jasa Yang Dapat Diberikan KAP adalah:
1. Jasa Atestasi: Memberikan pendapat/pertimbangan seseorang yang
independen dan kompeten mengenai kesesuaian dalam segala hal
yang signifikan,asersi suatu entitas dengan kriteria yang telah
ditetapkan, antara lain:
a. Audit laporan keuangan historical
b. Pemeriksaan/Examination
c. Penelaahan/review dengan cara wawancara
d. Prosedur yang disepakati bersama
2. Jasa Non Assurance: Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang
di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif,
ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan.
a. Jasa Akuntansi / pembuatan Laporan Keuangan
b. Jasa Konsultasi Manajemen/Manajemen Advisory Services(MAS)
temuan, kesimpulan dan rekomendasi
c. Jasa perpajakan: Pelaporan dan pengisian pajak
d. Internasional: Perencanaan perpajakan antar negara, merger atau
joint venture dengan perusahaan di luar negeri/LN
3. Jasa Assurance
Jasa profesional independen untuk meningkatkan kualitas informasi,
atau konteksnya untuk pengambil keputusan.
Contoh: Jasa Penilaian Risiko, Jasa Pengukuran Kinerja, Elder Care
Assurance.
4. Jasa Atestasi
a. Audit: laporan keuangan hitoris
b. Examination: laporan keuangan prospektif
c. Review: Menanyai managemen dan analisis perbandingan informasi
keuangan, Opini “Negative Assurance”, Pereview “ tidak
melihat perlunya modifikasi yang material yg hrs dilakukan
atas LK agar sesuai dg PABU”, Biasanya untuk LK interim
dan LK non publik.
d. Agreed-Upon Procedures: Penerapan prosedur tertentu atas elemen
LK atau akun tertentu, kebalikan dari lap keuangan keseluruhan.
Hasil: Ikhtisar Temuan
5. Jasa Jasa Akuntansi dan Kompilasi
Melakukan proses akuntansi dimulai dari jurnal sampai laporan
keuanganTidak memberikan opini atas LK yang dikompilasikan
6. Jasa Lainnya:
a.Jasa Tehnologi:Analis sistem, manajemen informasi dan bidang
keamanan sistem
b. Konsultan manajemen
c. Perencanaan Keuangan
d. Internasional: Perencanaan pajak antar negara, memberi bantuan
dlm merger atau joint venture dg prs LN
IV. JENIS/TYPE AUDITOR
1. Auditor Intern: Auditor yang merupakan karyawan suatu
perusahaan tempat mereka melakukan audit.
2. Auditor Eksternal ( Publik ): Auditor independen adalah
praktisi individual atau anggota KAP yang memberikan
jasa profesional pada klien.
3. Auditor Pemerintah: Auditor yang bekerja pada kantor
pemerintah dan tugasnya mengaudit instansi pemerintah
Auditor ini adalah BPKP ( Badan Pemeriksaan Keuangan
dan Pembangunan dan BPK ( Badan Pemeriksa Keuangan),
Irjen, Itwilprov, Itwilkab, Bawasda.
V. TYPEE AUDIT
1. Audit Laporan Keuangan
Memperoleh dan mengevaluasi bukti laporan keuangan
suatu entitas dg tujuan utk memberikan pendapat apakah
LK tsb telah disajikan scera wajar sesuai dgn PABU.
Hasil audit dipakai oleh pemegang saham, kreditor, intansi
pemerintah dan masyarakat umum
2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)
Memperoleh dan mengevalusi bukti ttg untuk menentukan
apakah aktivitas keuangan atau operasional dari suatu
entitas sesuai dg kondisi, aturan atau perundang – undangan
tertentu
Laporan audit dapat berupa (1) ikhtisar temuan atau (2)
pemberian pendapat ttg assurance (kepastian) atas kepatuhan
dgn kriteria tertentu.
3. Audit Operasional (Audit Kinerja, Management Audit)
Memperoleh dan mengevaluasi bukti tertentu tentang efesiensi
dan efektivitas dari kegiatan operasional suatu entitas
sehubungan dengan tujuan tertentu
Objek: Cabang, divisi atau fungsi tertentu.
VI. PERSYARATAN PROFESI
1. Rerangka Pengetahuan Khusus
2. Proses Pendidikan Formal
3. Persyaratan Menjadi Anggota
4. Kode Etik
5. Pengakuan Status (Lisensi)
6. Kepentingan Publik
7. Pengakuan Profesi terhadap Kewajiban Sosial
VII. CPA VISION PROJECT
1. Vision Statement: Profesional Terpercaya
2. Core Purpose: Mengatasi dunia yang kompleks dan berubah
3. Core Values
a. Pendidikan Berkelanjutan dan Belajar Selama Hidup
b. Kompetensi
c. Integritas
d. Mengikuti Perkembangan Bisnis
e. Obyektivitas
4. Core Competencies
a. Ahli di bidang komunikasi dan Kepemimpinan
b. Berpikir Strategis dan Kritis
c. Fokus pada Pelanggan, Klien dan Pasar
d. Mampu menafsirkan segala informasi
e. Mengikuti perkembangan tehnologi
5. Core Services
a. Assurance and Information Integrity
b. Jasa Tehnologi
c. Konsultasi Manajamen dan Manajemen Kinerja
d. Perencanaan Keuangan
e. Jasa Internasional
.
VIII. REGULASI YANG MENJAGA KAP
1. Penetapan Standar: PSAK, SPAP, Kode Etika Akuntan, Kode
Etika Akuntan Publik
2. Peraturan KAP: kebijakan dan prosedur KAP untuk menjamin
praktek agar sesuai dg standar profesional
3. Regulasi Pribadi atau Kolega: CPE, per review, kritik kegagalan
dlm audit, pengawasan masyarakat
4. Regulasi Pemerintah: UU, SK Menkeu
IX. PERSYARATAN AUDITOR INDEPENDEN
1. Bergelar Akuntan
2. Anggota IAI
3. Bergelar BAP
4. Anggota IAI – KAP
5. Pengalaman audit
X. ORGANISASI YANG BERKAITAN DENGAN AKUNTAN
1. Organisasi Non Pemerintah
a. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
b. IAI - Kompartemen Akuntan Publik
c. Bapepam
2. Organisasi Pemerintah
a. Departemen Keuangan
b. Badan Pemeriksa Keuangan
c. Badan Pengawas dan Keuangan Pemerintah
d. Kantor Pelayanan Pajak
e. Badan Pengawas Daerah
f. DPR dan DPRD
XI. ETIKA PROFESIONAL
Salah satu hal yang membedakan sifat setiap profesi adalah adanya
kode perilaku profesional atau etika bagi para anggotanya.
Perilaku etika memerlukan pertimbangan lebih dari pada aturan
perilaku dan pengaturan aktivitas
1. Etika Dan Moral
a. Etika berarti sifat atau karakter atau moralitas
b. Moralitas adalah kebiasaan, yang fokusnya pada perilaku yang
baik dan yang salah.
c. Etika berkaitan dengan masalah bagaimanakah seseorang
bertindak terhadap orang lain
2. Etika Umum
a. Orang dihadapkan pada suatu pilihan yang berakibat terhadap
dirinya dan terhadap orang lain.
b. Dilema etika timbul bilamana apa yang baik bagi satu pihak
berakibat tidak baik bagi pihak lain.
c. Etika umum berusaha memecahkan hal ini dengan menetapkan
kewajiban terhadap dirinya dan orang lain
3. Langkah Pengambilan Keputusan Etika Umum
a. Dapatkan fakta yg relevan dengan keputusan
b. Berdasarkan fakta lakukan identifikasi issue etik
c.Tentukan siapa yang dipengaruhi oleh keputusan dan bagaimana
pengaruhnya
d.Identifikasi alternatif pengambil keputusan
e.Identifikasi akibat dari setiap alternatif
f. Pilih tindakan etis
4. Etika Profesional
a. Etika profesional harus lebih luas dari pada prinsip moral.
b. Harus mencakup standar perilaku untuk seorang profesional praktis
yang dirancang baik utk tujuan maupun tujuan ideal
c. Harus dapat mendorong perilaku ideal, tetapi pada saat yang
sama harus realistis dan dapat dipaksakan
XII. ETIKA PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK
1. Profesi Akuntan Publik (Standar Umum);
a.Auditor adalah seseorang memiliki keahlian dan pelatihan yang cukup
di bidang audit
b. Syarat sebagai ahli di bidang akuntansi dan auditing; perlu pendidikan
formal dan pengalaman dalam praktik audit.
c. Syarat sebagai professional; harus menjalani pelatihan yang memadai
mencakup aspek teknis dan pendidikan umum.
d. Asisten yunior (baru masuk dalam karier audit) harus memperoleh
pengalaman profesional dengan mendapatkan supervisi memadai dan
review atas kerjaannya.
e. Pelatihan Profesional: Kesadaran secara kontinue mengikuti
perkembangan bisnis dan profesinya dan harus mempelajari,
memahami dan menerapkan ketentuan baru dalam prinsip
akuntansi dan Standar auditing yang ditetapkan IAI.
Profesi Akuntansi: suatu pekerjaan yang memerlukan keahlian dan
pelatihan di bidang akuntansi, serta mengikuti perkembangan
bisnis dan profesinya, memahami, mempelajari dan menerapkan
prinsip akuntansi dan standar (auditing) yang dtetapkan IAI.
Etika profesi; studi tentang benar dan salah, atau baik dan buruk
yang berkaitan dengan perilaku orang dalam menjalankankan
profesinya
Mengapa Kode etik profesi Akuntan Publik Diperlukan Karena
Untuk menjaga kepercayaan masyarakat akan kualitas audit dan
jasa-jasa lain.
100 Independensi, integritas dan Objektifitas Anggota KAP dalam
menjalankan tugas harus mempertahankan sikap independen.
1001 Independensi : Pandangan yang tidak berprasangka dan tidak
memihak dalam tes audit,evaluasi hasil dan penerbitan laporan.
1. Independece in fact: Auditor secara aktual mampu memelihara
sikap tidak berprasangka dan tidak memihak (netral) selama
proses audit.
2. Independence in appearance:Tergantung pada tafsiran orang lain
mengenai independensi itu.
Independensi seorang auditor Karena merupakan satu - satunya alasan
mengapa berbagai pihak pemakai mau memberikan kepercayaan pada
akuntan publik.
1002 Integritas dan objektivitas: Dalam menjalankan tugasnya
harus mempertahankan integritas dan objektifitas:
1. Bebas dari benturan kepentingan (conflict of interest).
2. Tidak boleh membiarkan faktor salah saji material.
201 Standar Umum
1. Kompetensi profesional
2. Kecermatan dan keseksamaan profesional
3. Perencanaan dan supervisi
4. Data relavan yang memadai
202 Kepatuhan Terhadap Standar
Pelaksanaan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi,
konsultasi manajemen, perpajakan. Atau jasa profesional lainnya
wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur
standar yang ditetapkan IAI.
2003 Prinsip-Prinsip Akuntansi
Jika terdapat penyimpangan berdampak yang material anggota
tidak diperkenankan:
1. Menyatakan bahwa laporan sesuai dengan PABU.
2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya memodifikasi
material agar laporan sesuai dengan PABU
300 Tanggung Jawab Kepada Klien:
3001 Informasi klien yg rahasia: Tidak diperkenankan mengungkapkan
informasi klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien.
Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:
1. Ketentuan peraturan yang berlaku (aturan etika, kaputuhan
standar dan PABU)
2. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun
untuk mematuhi peraturan perundangan yang berlaku seperti
panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut atau melarang
kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang
berlaku.
3. Review Mutu
4. Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau
pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan oleh
badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan
disiplin anggota
400 Tanggung Jawab Pada Rekan Seprofesi
401 Wajib memelihara citra profesi (Tidak merusak reputasi
rekan seprofesi)
402 Komunikasi antar Akuntan Publik
1. Wajib berkomunikasi secara tertulis kepada AP terdahulu jika
akan melakukan perikatan (engagement)
2. Wajib menanggapi secara tertulis.
403 Perikatan Atestasi
Reaudit tidak diperkenankan, kecuali untuk memenuhi
peraturan perundangan
500 Tanggung Jawab dan Praktik Lain
501 Perbuatan dan Perkataan yang mendiskreditkan Perbuatan dan
Perkataan yang mencemarkan profesi
502 Iklan, promosi dan Pemasaran Lainnya
Diperbolehkan sepanjang tidak merendahkan citra profesi
503 Komisi dan Fee Referal (Rujukan)
Komisi diperbolehkan sepanjang tidak merendahkan citra profesi,
Fee referal: Hanya sesama profesi
504 Bentuk Organisasi dan KAP
Sesuai aturan, tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi
Pelanggaran Etika Profesi
1. Pelanggaran Publikasi (penawaran jasa tanpa permintaan, iklan
surat kabar, pengedaran bulletin kantor akuntan)
Pelanggaran obyektifitas opini (mengecilkan penghasilan,
memperbesar biaya suatu laporan keuangan)
2. Pelanggaran independensi seorang internal auditor holding,
mempunyai KAP yang memeriksa perusahaan anak holding
tersebut.
3. Pelanggaran hubungan administratif dengan teman seprofesi,
Kasus menerima klien yang ditolak KAP lain berlatar
belakang perang tarif
4. Perubahan opini akuntan tanpa pendukung kuat: WTP tanpa
kertas kerja memadai
XIII. STANDAR ETIKA AKUNTAN MANAJEMEN
A. KOMPETENSI
1. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan secara
berkesinambungan
2. Melakukan tanggung jawab profesional sesuai dengan peraturan
dan standar teknis
3. Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang jelas serta lengkap
setelah melakukan analisis yang memadai atas informasi yang
relevan dan dapat dipercaya
B. KERAHASIAAN
1. Tidak mengungkapkan informasi rahasia dalam pelaksanaan
pekerjaan, kecuali diijinkan atau diwajibkan secara hukum.
2. Memberitahu bawahan secara memadai tentang kerahasian
informasi dalam pekerjaan dan mengawasi kegiatan mereka untuk
menjamin kerahasiaan
3. Mencegah pemanfaatan informasi yang diperoleh dalam
pelaksanaan pekerjaan untuk memperoleh keuntungan yang
tidak etis dan legal, baik untuk pribadi atau melalui pihak ketiga
C. INTEGRITAS
1. Menghindari konflik kepentingan baik yang nyata maupun yang
terlihat dan menasehati seluruh pihak tentang kemungkinan
adanya konflik kepentingan
2. Mencegah dari melibatkan diri dalam kegiatan dimana
kemampuan mereka melaksakan kewajibannya secara etis
disangsikan
3. Menolak segala hadiah, pertolongan atau fasilitas yang dapat
mempengaruhi tindakan mereka.
4. Mencegah keterlibatan secara aktif maupun pasif dalam kegiatan
yang dapat mengganggu perusahaan dalam mencapai tujuan
yang etis dan sah.
5. Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan profesional
atau batasan lain yang akan menghalangi judgmen tanggungjawab
atau kinerja keberhasilan aktivitas
6. Mengkomunikasikan informasi dan penilaian profesional atau
pendapat baik yang menguntungkan maupun tidak.
7. Mencegah dari melibatkan diri atau mendukung dalam segala
kegiatan yang dapat mendeskreditkan profesi.
D. OBJEKTIVITAS
1. Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif
2. Mengungkapkan secara penuh seluruh informasi yang relevan atas
laporan, komentar dan rekomendasi yang dapat mempengaruhi
pemahaman penggunanya
XIV. RESOLUTION OF ETICHAL CONFLICT
1. Dalam menerapkan Standard of Ethical Conflict, akuntanmanajemen mungkin menghadapi permasalahan dalammengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalammenyelesaikan konflik etika
2. Apabila dihadapkan dengan isu etika, akuntan manajemen harusmengikuti kebijakan organisasi yang telah ada sebagai arahandalam menyelesaiakan
3. Jika kebijakan yang ada tidak menyelesaiakan konflik etika,akuntan manajemen harus mempertimbangkan tidakan-tindakansebagai berikut:
a. Mendiskusikan permasalahan tersebut dengan immediate
supervisor, kecuali apabila kelihatannya immediate supervisor
tersebut juga terlibat, maka akuntan manajemen, maka akuntan
manajemen harus menyajikannya ke tingkat manajemen yang
lebih tinggi.
b. Jika penyelesaian yang memuaskan tidak dapat dicapai,setelah
permasalahan tersebut disajikan, permasalahan seharusnya
diserahkan ke tingkat manajemen yang lebih tinggi.
c. Jika immediate supervisor adalah CEO atau yang setingkat,
pihak lain yang memiliki kewenangan mereview adalah komite
audit, komite eksekutif, komisaris,badan perwalian atau pemilik.
d. Kontak dengan tingkat manajemen yang lebih tinggi dari
immediate supervisor harus dilakukan atas sepengetahuan
immediate supervisor dengan asumsi immediate supervisor
tidak terlibat,Kecuali diwajibkan oleh hukum, mengkomunikasi
kepada pihak lain yang tidak dipekerjakan adalah tidak pantas
e. Konsep yang relevan lewat diskusi rahasia dengan penasehat
yang objektif (Mis: IMA) untuk memperoleh pemahaman yang
lebih baik atas tahapan tindakan yang mungkin dilakukan
f. Konsultasi dengan pengacara perusahaan tentag hak dan kewajiban
yang terkait dengan konflik etika
g. Jika tingkat konflik etika masih ada setelah berkonsultasi dengan
seluruh tingkat manajemen dalam melakukan review secara internal,
dan mungkin tidak ada lagi sumber lain yang dapat digunakan, maka
tidak ada pilihan selain mengundurkan diri dari organisasi dan
menyerahkan memorandum kepada perwakilan organisasi.
h. Setelah mengundurkan diri, tergantung sifat dari konflik etika, maka
akuntan manajemen diperbolehkan memberitahukan kepada pihak
lain tentang konflik etika tersebut
XV. KUWAJIBAN HUKUM AUDITOR
1. Kegagalan terdiri atas :
a. Kegagalan Perusahaan.
b. Kegagalan Audit.
c. Kegagalan resiko audit.
2. Konsep Hukum Yang Mempengaruhi Kewajiban:
a. Konsep Prudent Man.
b. Konsep Tindakan Sekutu Lain.
c. Konsep Kurangnya hak komunikasi Istimewa
SOAL LATIHAN:
1. Auditing adalah akumulasi dan evaluasi bukti tentang informasiuntuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antarainformasi dan kriteria yang telah ditetapkan, Pengertian audit tersebut merupakan pengertian menurut:
A. Mulyadi
B. Alvin A. Arrens
C. Whittington
D. Konrath
E. William F. Meisser
2. Seseorang yang melakukan proses audit disebut:
A. Auditing
B. Auditee
C. Auditor
D. Audit
E. Partner
3. Auditor yang melakukan pemeriksaan dimana mereka berstatus
sebagai karyawan dari perusahaan yang diaudit disebut:
A. Auditor Internal
B. Auditor Eksternal
C. Partner
D. Ekuitas
E. Akuntan Publik
4. Perusahaan atau klien dalam proses audit sering disebut dengan
istilah:
A. Auditing
B. Auditor
C. Auditee
D. Ekuitas
E. Kurator