pertemuan 8 maqashid al-syari’ah sebagai tujuan ekonomi · pdf filecontoh penerapan...

12
Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi Islam Definisi dan Ruang Lingkup Maqashid al-Syariah Secara literal, Maqashid al-Shari’ah bermakna tujuan dari hukum Islam. Imam Al-Ghazali memaknai Maqashid al-Syariah sebagai “penjagaan terhadap maksud dan tujuan syariah adalah upaya mendasar untuk bertahan hidup, menahan faktor-faktor kerusakan dan mendorong terjadinya kesejahteraan.” Para ulama sepakat bahwa setiap hukum syariah pasti memiliki illah dan maqashid. Ide sentral dari perlindungan terhadap tujuan-tujuan syariah atau maqashid al-Syariah adalah terciptanya maslahah. Maslahah adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia yang dapat diraih oleh manusia dengan cara memperoleh maupun menghindarinya. Jadi menghindari terjadinya kerusakan (mafsadah) juga merupakan wujud mencapai maslahah. Konsep Maqasid al-Syariah maslahah terdiri dari beberapa tingkatan: 1. Daruriyyah, penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Jika daruriyah hilang maka kemaslahatan dunia dan akhirat juga hilang (terjadi kerusakan). Lima poin yang perlu dijaga agar kebutuhan dasar manusia tercapai: Dien, Nafs, ‘Aql, Nasl, dan Maal. 2. Hajiyyah, hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Jika hajjiyah tidak ada maka tidak berdampak kepada kemaslahatan umum. 3. Tahsiniyyah, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari yang buruk sesuai dengan apa yang telah diketahui oleh akal sehat. Maqashid al-Shari’ah sebagai Tujuan Ekonomi Islam Tujuan-tujuan syariah yang terangkum dalam konsep Maqashid al-Shari’ah bisa mempengaruhi aktivitas produksi maupun konsumsi. Dengan konsep Maqashid al Syariah yang berorientasikan maslahah maka arah pembangunan ekonomi dapat ditujukan pada satu titik yang sama sehingga menghindari konflik antara konsumen, produsen, dan distribusi pendapatan. Peran dan Signifikansi Maqashid al-Shari’ah dalam Ekonomi Islam Iman menjadi filter moral terhadap self-interest dalam batas-batas social-interest. Filter tersebut langsung menyerang pusat masalah dari ekonomi konvensional yakni unlimited wants dengan mengubah skala preferensinya agar selaras dengan tujuan normatif. Pemenuhan terhadap kebutuhan maqashid al-Shari’ah akan menciptakan pemenuhan kebutuhan yang seimbang terhadap semua kebutuhan hidup manusia yang berpengaruh terhadap signifikansi variabel-variabel ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan investasi, lapangan kerja dan produksi, serta distribusi pendapatan. Maka dalam ekonomi Islam, seharusnya penjagaan terhadap lima unsur pokok tujuan syariah menjadi tujuan baik produsen maupun konsumen dalam melakukan aktivitas ekonominya. Ketika ingin memproduksi suatu barang dan jasa yang dibutuhkan oleh konsumen, sektor daruriyat harus lebih didahulukan dari sektor hajiyat dan tahsiniyat. Contoh Penerapan Maqashid Syariah

Upload: vothuy

Post on 03-Feb-2018

272 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Pertemuan 8 – Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi Islam

Definisi dan Ruang Lingkup Maqashid al-Syariah

Secara literal, Maqashid al-Shari’ah bermakna tujuan dari hukum Islam. Imam Al-Ghazali

memaknai Maqashid al-Syariah sebagai “penjagaan terhadap maksud dan tujuan syariah adalah

upaya mendasar untuk bertahan hidup, menahan faktor-faktor kerusakan dan mendorong

terjadinya kesejahteraan.”

Para ulama sepakat bahwa setiap hukum syariah pasti memiliki illah dan maqashid. Ide sentral

dari perlindungan terhadap tujuan-tujuan syariah atau maqashid al-Syariah adalah terciptanya

maslahah. Maslahah adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia yang dapat diraih

oleh manusia dengan cara memperoleh maupun menghindarinya. Jadi menghindari terjadinya

kerusakan (mafsadah) juga merupakan wujud mencapai maslahah.

Konsep Maqasid al-Syariah maslahah terdiri dari beberapa tingkatan:

1. Daruriyyah, penegakan kemaslahatan agama dan dunia. Jika daruriyah hilang maka

kemaslahatan dunia dan akhirat juga hilang (terjadi kerusakan). Lima poin yang perlu dijaga

agar kebutuhan dasar manusia tercapai: Dien, Nafs, ‘Aql, Nasl, dan Maal.

2. Hajiyyah, hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemudahan dan menghilangkan

kesulitan yang dapat menyebabkan bahaya dan ancaman. Jika hajjiyah tidak ada maka tidak

berdampak kepada kemaslahatan umum.

3. Tahsiniyyah, kebiasaan-kebiasaan yang baik dan menghindari yang buruk sesuai dengan apa

yang telah diketahui oleh akal sehat.

Maqashid al-Shari’ah sebagai Tujuan Ekonomi Islam

Tujuan-tujuan syariah yang terangkum dalam konsep Maqashid al-Shari’ah bisa

mempengaruhi aktivitas produksi maupun konsumsi. Dengan konsep Maqashid al Syariah

yang berorientasikan maslahah maka arah pembangunan ekonomi dapat ditujukan pada satu

titik yang sama sehingga menghindari konflik antara konsumen, produsen, dan distribusi

pendapatan.

Peran dan Signifikansi Maqashid al-Shari’ah dalam Ekonomi Islam

Iman menjadi filter moral terhadap self-interest dalam batas-batas social-interest. Filter

tersebut langsung menyerang pusat masalah dari ekonomi konvensional yakni unlimited wants

dengan mengubah skala preferensinya agar selaras dengan tujuan normatif. Pemenuhan

terhadap kebutuhan maqashid al-Shari’ah akan menciptakan pemenuhan kebutuhan yang

seimbang terhadap semua kebutuhan hidup manusia yang berpengaruh terhadap signifikansi

variabel-variabel ekonomi seperti konsumsi, tabungan dan investasi, lapangan kerja dan

produksi, serta distribusi pendapatan. Maka dalam ekonomi Islam, seharusnya penjagaan

terhadap lima unsur pokok tujuan syariah menjadi tujuan baik produsen maupun konsumen

dalam melakukan aktivitas ekonominya. Ketika ingin memproduksi suatu barang dan jasa yang

dibutuhkan oleh konsumen, sektor daruriyat harus lebih didahulukan dari sektor hajiyat dan

tahsiniyat.

Contoh Penerapan Maqashid Syariah

Page 2: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Unsur Maqashid Daruriyyat Hajiyyat Tahsiniyyat

Agama

(Contoh: shalat)

Kewajiban pokok,

yaitu sholat 5 waktu

Ketentuan agama

yang bertujuan

menghindari

kesulitan, yaitu

shalat jamak bagi

musafir

Mengikuti petunjuk

agama yang

bertujuan untuk

melengkapi

kewajiban, yaitu

membersihkan

badan, pakaian, dan

tempat shalat

Jiwa

(Contoh: asupan

makanan)

Memenuhi

kebutuhan untuk

bertahan hidup, yaitu

makan

Memenuhi

kebutuhan untuk

menghindari

kesulitan, yaitu

makan makanan

bergizi

Mengikuti petunjuk

agama yaitu

mengikuti adab

makan dan minum

Akal

(Contoh:

menggunakan otak)

Diharamkan

minuman keras

karena mengancam

eksistensi akal

Perintah menuntut

ilmu pengetahuan

Menghindarkan diri

dari berkhayal dan

mendengarkan

sesuatu yang tidak

berfaedah

Keturunan

(Contoh:

pernikahan)

Disyariatkannya

menikah dan

diharamkannya zina

Ditetapkannya

ketentuan

menyebutkan mahar

pada waktu akad

nikah

Disyaratkannya

khitbah dan walimah

dalam pernikahan

Harta

(Contoh: Perolehan

harta)

Ketentuan tata cara

pemilikan harta dan

larangan mengambil

harta orang lain

dengan cara yang

tidak sah

Ketentuan tentang

jual beli dengan

akad salam

Ketentuan

menghindarkan diri

dari berbohong atau

penipuan

Page 3: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Pertemuan 9 – Maslahah sebagai Ukuran Ilmu Ekonomi

Maslahah sebagai Ukuran dalam Ekonomi Islam Perbedaan mendasar antara individu yang diasumsikan dalam ekonomi Islam dan

konvensional melahirkan dua konsep yang berbeda: economic man dan Islamic man. Kedua konsep ini pada ujungnya menciptakan perbedaan terhadap tujuan dan motivasi

individu dalam melakukan aktivitas ekonomi. Economic Man karakter self-interest Utility Maximization

Islamic Man karakter huquq Maslahah Maximization

Maslahah dijadikan sebagai ukuran dalam Ekonomi Islam karena beberapa hal:

Utility Maslahah

Sulit diukur karena antarindividu berbeda

yang didasarkan kepada keinginannya

Dapat diukur dan diperbandingkan

antarindividu karena ada kriteria yang jelas,

yaitu adanya halal-haram

Keabstrakan utility untuk diperbandingkan

membuat policymaker sulit membuat

kebijakan makro yag berbasis pada utility

Berbasiskan kebutuhan individu dan bukan

keinginan (wants) sehingga mudah diukur

Contoh: nilai segelas air akan berbeda

antara individu yang sedang kehausan

dengan yang tidak

Contoh: untuk bertahan hidup semua orang

membutuhkan sejumlah kalori yang relatif

sama antarindividu

Implikasi perbedaan motivasi antar individu yang bertujuan memaksimalkan maslahah dan

utility dapat dibedakan menjadi beberapa hal:

1. Basis evaluasi

2. Subjektivitas utility dan objektivitas maslahah

3. Utilitas dan maslahah: individu dan sosial

Basis Evaluasi:

Ukuran Utility Maslahah

Basis Evaluasi - Preferensi terhadap sesuatu

didasarkan pada evaluasi

individu

- Mendahulukan kepentingan

pribadi dalam pengambilan

keputusan

- Basis evaluasi berdasarkan

kriteria syariah

- Berbasiskan kebutuhan

individu bukan wants

sehingga mudah diukur

Subjektivitas utility dan

objektivitas maslahah

- Bersifat subjektif karena

diukur dari pengalaman

individu

- Setiap individu memiliki

interpretasi berbeda dalam

pengambilan keputusan

- Setiap keputusan yang

diambil dapat dievaluasi

oleh prinsip-prinsip Islam

- Setiap keputusan

berorentasikan maqashid

Page 4: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Utilitas dan maslahah

individu dan sosial

- Keputusan bersifat relatif

dan inkonsisten

- Konflik antara social utility

dan individual utility sangat

mungkin terjadi

- Keputusan yang diambil

akan meminimalkan konflik

individu dan sosial

- Fungsi maslahah telah

memperhitungkan fungsi

individu lain dan lingkungan

Maslahah dalam Konsumsi dan Produksi

Preferensi konsumen dalam perspektif Islam terbagi menjadi beberapa tingkatan pilihan: First Level of Choice: Spending for worldly needs or Spending for the cause of Allah Second Level of Choice: Future Consumption or Present Consumption Third Level of Choice: Dharruriyyat, Hajiyyat, Tahsiniyyat Forth Level of Choice: Choice between substitution

Perbedaan mendasar pola konsumsi ekonomi konvensional dan ekonomi Islam adalah dasar

teori perilaku konsumen dalam konvensional adalah memuaskan keinginan dan dasar teori

perilaku dalam ekonomi Islam adalah memenuhi kebutuhan (bukan keinginan). Konsep maslahah dalam konsumsi:

1. Konsep maslahah dalam teori konsumsi sama-sama bersifat subjektif namun subjektifitas

dalam maslahah tidak sesamar konsep utility karena maslahah memiliki kriteria-kriteria

tertentu.

2. Maslahah individual akan sejalan dengan maslahah sosial.

3. Konsep maslahah mendasari aktivitas konsumsi dan produksi.

4. Maslahah dalam mengkonsumsi suatu barang dapat dibandingkan antar individu.

Konsep maslahah dalam aktivitas produksi

1. Produksi barang-barang kebutuhan dasar dipandang sebagai kewajiban sosial (Al-Ghazali).

2. Tujuan-tujuan produksi berorientasikan maslahah.

3. Aspek sosial dalam produksi harus dilaksanakan.

4. Produksi harus memperhitungkan aspek lingkungan dan keberlanjutan produksi.

Implikasi Perwujudan Maslahah dalam Perekonomian Implikasi dari Maslahah sebagai tujuan individu dalam melaksanakan aktivitas ekonominya pada akhirnya berdampak bagi perekonomian secara menyeluruh seperti:

1. Maslahah individu akan relatif konsisten degan maslahah sosial.

Page 5: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

2. Maslahah relatif objektif dan memiliki kriteria-kriteria yang jelas sehingga mudah

diperbandingkan dan disesuaikan antara satu orang dan yang lainya

3. Jika maslahah dijadikan tujuan bagi pelaku ekonomi maka arah pembangunan akan menuju

titik yang sama yaitu kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat karena maslahah dapat diperbandingkan maka akan mudah dalam menyiapkan alokasi

anggaran untuk pemenuhan kebutuhan dan penentuan skala prioritas untuk memenuhi

kebutuhan tiap level maslahah.

Page 6: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Pertemuan 10 – Empirisme Ilmu Pengetahuan

Induktif dan Deduktif

Perbedaan deduktif dan induktif

Penggunaan metode deduktif dan induktif dalam Islam dan Sekuler

Sekuler:

a. Metode saintifik: empirisme dan rasionalisme sekunder

b. Menjadi satu-satunya metode untuk mendapatkan pengetahuan (induktif)

Islam:

a. Metode saintifik: sebab dihubungkan dengan wahyu

b. Deduktif sama pentingnya, bahkan terkadang lebih penting daripada induktif

Sejarah Metodologi: Deduktif dan Induktif

Pada pertengahan abad 19, metode induktif digunakan dalam penelitian ilmiah. Hukum atau

teori harus dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris dengan menggunakan data-data.

Kemudian, pada akhir abad 19, ilmuwan-ilmuwan (Ernst Mach, Poincare, Duhem) lebih

menekankan metode deduktif dalam dunia ilmiah. Metode ini lebih berkembang dengan

pemikiran dari Vienna Circle. Metode ini merupakan cikal bakal positivisme dalam

pengetahuan (termasuk ilmu ekonomi).

Penerapan dalam Ekonomi Islam: Deduktif atau Induktif?

Secara umum, Ilmu Ekonomi Islam adalah kombinasi antara deduktif dan induktif, tapi hal ini

membutuhkan beberapa kualifikasi.

Verifikasi dan Falsifikasi

Deduktif Induktif

Jika semua premis benar maka kesimpulan

pasti benar

Jika premis benar, kesimpulan mungkin

benar, tapi tak pasti benar

Semua informasi atau fakta pada kesimpulan

sudah ada, sekurangnya secara implisit,

dalam premis

Kesimpulan memuat informasi yang tak ada,

bahkan secara implisit, dalam premis

Logika Induktif Penarikan kesimpulan dari khusus ke umum

Metode penalaran yang berproses dari fakta ke generalisasi

Deduktif Penarikan kesimpulan dari umum ke khusus

Proses penalaran dari asumsi-asumsi kepada kesimpulan dengan pengujian hipotesis

Page 7: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Verifikasi digunakan untuk mencari kebenaran suatu teori. Apabila pernyataan tersebut dapat

diverifikasi maka pernyataan tersebut bermakna (ilmiah), dan apabila pernyataan itu tidak

dapat diverifikasi maka pernyataan itu tidak bermakna-non ilmiah (contoh: estetika, etika,

agama, metafisika)

Falsifikasi digunakan untuk mencari suatu kesalahan teori. Suatu teori harus falsifiable yaitu

berpeluang untuk disalahkan scara induktif (empiris) atau deduktif (rasional). Semakin besar

peluang teori untuk disanggah maka akan semakin kuat teori tersebut karena teori tersebut akan

terus memperbaiki diri.

Sejarah Verifikasi dan Falsifikasi

Verifikasi muncul sebelum abad 19, sedangkan falsifikasi muncul pada tahun 1934,

dikemukakan oleh Karl Popper (dalam buku The Logic of Scientific Discovery) yang

melakukan kritik terhadap kecenderungan metodologi sains di masa itu yang didominasi oleh

positivisme. Menurutnya, proses verifikasi lemah karena hanya bekerja melalui logika induksi.

Penerapan Verifikasi dan Falsifikasi dalam Ekonomi Islam

Ekonomi Islam men-set segala aturan (evaluasi) tersebut berdasarkan Wahyu (Alquran dan

Hadits). Dengan kata lain, ekonomi Islam tidak menggunakan verifikasi saja ataupun falsifikasi

saja. Ilmu ekonomi Islam menggunakan keduanya.

Page 8: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Pertemuan 11 – Pendekatan Islamisasi Ekonomi

Latar Belakang Islamization of Knowledge

Islamisasi ilmu pengetahuan dipicu oleh pertemuan Muslim Scholars dalam “The First World

Conference on Muslim Education” di Makkah tahun 1977. Alasannya karena telah

berkembangnya sekularisasi. Bentuk nyatanya dari konsep IOK adalah pendirian ‘International

Islamic Universities’, di Islamabad (1981) dan di Kuala Lumpur (1983).

Islamization of Knowledge

IOK adalah proses penyusunan kembali pengetahuan, yang berhubungan dengan Islam. (Faruqi

1982)

Perbedaan pendapat tentang IOK :

Tokoh-tokoh IOK

1. Seyyed Hossein Nasr, berbicara mengenai, eksploitasi alam sebagai sumber kekuatan dan

dominasi.

2. Ismail Raji al-Faruqi, berbicara mengenai, akar dari kemunduran umat Islam dalam

berbagai dimensi karena dualisme sistem pendidikan.

3. Syed Muhammad Naquib al-Attas “ilmu pengetahuan modern harus diislamkan”

Proses IOK

Traditional Muslim

• Semua pengetahuan danilmu pengetahuanberasal dari Allah SWT.

• Sehingga tidak perludilakukan re-Islamisasi.

The Secularist-Modernist

• Ilmu pengetahuanmodern bersifatuniversal dan netral.

• Sehingga tidak perluadanya sistem nilai daribudaya atau agama tertentu.

Contemporary Muslim Scientists

• Tidak ada istilah neutral or value free dalam ilmupengetahuan modern. Pengaruh value initerlihat dari Berbagaimetode, pendekatan, dan worldview.

Islamization of Knowledge

Western Knowledge Islamic Legacy

Page 9: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Islamization of Economies (IOE) sebagai bagian agenda IOK

Ekonomi konvensional tidak bebas nilai juga tidak bebas bebas ideologi memiliki

’foundations' yang mewakili sejarah dan pengalaman Eropa (sekuler). Aspek ini tidak sejalan

dengan worldview Islam.

Bidang Ekonomi menjadi prioritas, mengingat latar belakang keterbelakangan negara muslim

dalam bidang ekonomi. Konferensi ekonomi pertama tahun 1976 , satu tahun sebelum

konferensi pengetahuan secara umum tahun 1977.

Metode IOE yaitu, Membentuk kembali ekonomi modern dengan menghilangkan,

mengubah, menafsirkan dan menyesuaikan komponen sesuai dengan pandangan Islam

dan nilai-nilainya.

Proses IOE, para Islamizers harus ‘mastering’ pemikiran warisan Islam (heritage) dan

ekonomi konvensional saat ini. Untuk mastering keduanya, ada dua jenis pengetahuan yaitu

substantif (teori) dan metodologis. Saat ini Islamizers berfokus sebagian besar pada substantif.

Perbedaan pengetahuan substantive dan metodelogi dalam ekonomi konvensional dan heritage

:

Pengetahuan substantive Pengetahuan metodelogi

Page 10: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Ekonomi

Konvensional Apakah ekonomi neo-

classical / keynesian

cukup?

Sejauh mana teori yang

ada tersedia untuk proses

IOE?

Bagaimana dengan

“school of thought” yang

lain ?

Bagaimana dengan

disiplin lain seperti

sejarah, sosiologi, ilmu

politik dll?

Ekonomi konvensional

dikembangkan dengan

menggunakan metode dan

metodologi yang mungkin

tidak “compatible” dengan

ekonomi Islam karena sumber

knowledge dan pengalaman

sejarah mereka sendiri

Eksposure dalam kuliah juga

lemah.

Heritage 1. Apa warisan sejarah Islam

kita relevan untuk

mengembangk anekonomi

Islam kontemporer?

Bagaimana sejarah lokal

Islam ?

2. Penekanan saat ini adalah

pada fiqh? Apakah ini

cukup?

3. Bagaimana dengan ilmu

kalam, falsafah, sejarah,

tasawuf ? Ulum al-Qur'an

dan ulum al-hadits?

1. Terbatas fokus pada ushul

fiqh.

2. Apakah pengetahuan Ushul

al-Fiqh cukup untuk

mengembangkan ekonomi

Islam kontemporer?

3. Apakah perlu dikembangkan

usul al-Iqtisad?

Akibat kurangnya pemahaman mengenai ekonomi konvensional dan warisan Islam sulit

melakukan IOE yang mengintegrasikan antara ekonomi konvensional dan warisan Islam

menyebabkan Islamisasi yang “patchwork”

Tahapan IOE-M. Anwar (1992)

Page 11: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

Contoh Penerapan IOE

1. Asuransi konvensional dan takaful

Takaful dibuat karena adanya asuransi konvensional yang mengandung riba,

gharar, dan maysir.

2. Faktor produksi dalam Islam

Faktor produksi dalam Islam dikembangkan dari teori produksi konvensional

yang kemudian disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.

Pertemuan 12 – Pendekatan Ushul Fiqh

Pendekatan Legal/ Fiqh dalam Ekonomi Islam

Ushul al-fiqh, fiqh, dan Kaidah fiqh digunakan dalam diskusi ilmu ekonomi Islam untuk

mengembangkan ekonomi Islam.

Ushul Fiqh Fiqh Kaidah Fiqh; Memahami Ushul fiqh dan metode untuk menggali hukum

fiqh dan membuat kaidah untuk penyederhanaan dan kontekstualisasi aturan hokum.

Ushul Fiqh (Islamic Jurisprudence): Metodologi yang berkembang melalui usaha-usaha dari

ahli hukum Islam. Sedangkan fiqh adalah “legal system” dari agama Islam. Dan kaidah fqh

Page 12: Pertemuan 8 Maqashid al-Syari’ah sebagai Tujuan Ekonomi · PDF fileContoh Penerapan Maqashid Syariah . ... Pada pertengahan abad 19, ... berbicara mengenai, akar dari kemunduran

adalah fondasi makro atau frekuentif yang mengatur persoalan-persoalan mikro fiqh yang

serupa.

Beberapa Metode/Sumber Fiqh

1. Quran

2. Sunnah

3. Qiyas (Analogy)

4. Ijma’ (kesepakatan ahli hukum Islam terkait permasalahan hukum Islam)

5. Istihsan (Juristic preference) menganggap baik atau mencari yang baik

6. Maslaha al mursalah meraih manfaat dan menolak mudharat

7. Sadd al dharai’ (Blocking the means)

8. Istishab(Presumption of continuity) menetapkan sesuatu menurut keadaaan sebelumnya

sampai terdapat dalil-dalil yang menunjukkan perubahan keadaan

Evaluasi Pendekatan Fiqh dalam Ekonomi Islam

Pada umumnya, ilmu ekonomi Islam dipandang seperti “fiqhnomics”, yang disamakan dengan

fiqih atau cabang dari ilmu fiqih. Implikasinya mungkin menjadi tidak tepat dan terlalu sempit.

Ada dua alasan:

1. The two subjects have difference subject-matter

- Fiqh mempelajari aturan dan hukum praktis yg attached pada prilaku manusia

(ahkam al-shari’ah).

- Ekonomi islam mendiskusikan prilaku manusia secara jauh lebih luas mencari cara

dan teknik yang tepat untuk menganalisa problem2 ekonomi (penyebab, konsekuensi,

dan solusi dalam kehidupan praktis)

2. Secara tujuan filosofi juga berbeda sehingga menjadi tidak tepat.

- Usul al-fiqh secara metodologi bertujuan Memberikan standar dan kriteria dalam

menurunkan aturan-aturan fiqih dari sumber-sumber ilmu syariah secara benar.

- Ekonomi islam secara metodologi akan berinterkasi dengan tiga sumber pengetahuan

:

o doctrinal-revelation (ajaran wahyu)

o intellectual-reasoning (penalaran akal)

o factual-observation thoroughly. (pengamatan berdasarkan fakta secara

menyeluruh)