pertemuan : 2 sistem bilangan · pdf fileabsolue value merupakan nilai mutlak untuk...

Download PERTEMUAN : 2 SISTEM BILANGAN · PDF fileAbsolue value merupakan nilai mutlak untuk masing-masing digit bilangan, ... Notasi biner merupakan integer dengan menggunakan simbol 0 dan

If you can't read please download the document

Upload: lydiep

Post on 14-Feb-2018

344 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

  • Modul I dan II Page 14

    PERTEMUAN : 2

    SISTEM BILANGAN

    Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini akan dibahas mengenai pengenalan sistem

    Bilangan pada komputer dan bahasa assembly serta fungsi-fungsi yang dalam pengaksesan ke

    port dengan bahasa assembly.

    Tujuan Pembelajaran :

    1. Dapat memahami fungsi bilangan biner, octal, decimal, heksadesimal yang dibutuhkan

    untuk mempelajari bahasa assembler.

    2. Memahami jenis-jenis sistem bilangan yang digunakan pada teknik mikroprosessor

    3. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan biner

    4. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan oktal

    5. Memahami konversi sistem bilangan desimal ke sistem bilangan heksadesimal

    6. Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan oktal atau sebaliknya

    7. Memahami konversi sistem bilangan biner ke sistem bilangan heksadesimal atau

    sebaliknya

    8. Memahami konversi sistem bilangan desimal dan sistem bilangan biner antara 0 dan 1

    9. Mampu merubah bilangan desimal ke bentuk BCD atau sebaliknya

    10. Mampu merubah bilangan desimal ke bentuk BCH atau sebaliknya

    11. Memahami ASCII Code untuk pembentukan karakter

  • Modul I dan II Page 15

    2.1 Bilangan

    Sistem bilangan (Number System) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu sistem

    fisik. Sistem bilangan yang banyak digunakan oleh manusia adalah sistem bilangan decimal,

    yaitu sistem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk mewakili besaran. Sistem ini

    banyak dipergunakan oleh manusia karena konsep yang digunakan adalah manusia memiliki 10

    buah jari yang bisa membantu perhitungan-perhitugan menggunakan sistem decimal. Sistem

    bilangan pada sebuah komputer, diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan (Two-State Elements),

    yaitu keadaan off (tidak ada arus) dan keadaan on (ada arus). Konsep ini yang digunakan dalam

    sistem bilangan biner, yaitu hanya menggunakan 2 macam nilai untuk mewakili suatu besaran

    nilai. Disamping sistem bilangan biner (Binary Number System), komputer juga menggunakan

    sistem bilangan yang lain, yaitu sistem bilangan octal (Octal Number System) dan sistem

    bilangan hesadesimal (Heksadesimal Number System). Sistem bilangan menggunakan suatu

    bilangan dasar atau basis (base atau disebut juga radix) tertentu. Basis yang dipergunakan oleh

    masing-masing sistem bilangan tergantung pada bobot bilangan yang dipergunakan.

    Sistem bilangan yang dibutuhkan untuk mempelajari bahasa assembler adalah :

    1. Basis bilangan biner (basis 2)

    2. Basis bilangan Oktal (basis 8)

    3. Basis bilangan Desimal (Basis 10)

    4. Basis bilangan Heksadesimal (basis 16)

    Tabel 1.1 Sistem Bilangan

    Sistem Bilangan Radix Digit Mutlak

    binary 2 01

    ternary 3 012

    quarternary 4 0123

    quinary 5 01234

    senary 6 012345

    septenary 7 0123456

    octenary (octal) 8 01234567

    nonary 9 012345678

    denary (decimal) 10 0123456789

  • Modul I dan II Page 16

    undenary 11 0123456789A

    duodenary 12 0123456789AB

    tredenary 13 0123456789ABC

    quatuordenary 14 0123456789ABCD

    quidenary 15 0123456789ABCDE

    hexadenary (hexadecimal) 16 0123456789ABCDEF

    2.2 Bilangan Desimal

    Sistem ini menggunakan 10 macam symbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. system ini

    menggunakan basis 10. Bentuk nilai ini dapat berupa integer desimal atau pecahan.

    Integer desimal adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :

    8 x 103 = 8000

    5 x 102 = 500

    9 x 101 = 90

    8 x 100 = 8

    8598

    position value/palce value

    absolute value

    Absolue value merupakan nilai mutlak untuk masing-masing digit bilangan, sedangkan

    position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-masing digit tergantung dari

    letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan dengan urutan posisinya.

    Tabel 2.1 Nilai Posisi dari Nilai Mutlak

    Posisi Digit (dari kanan) Position Value

    1 100 =1

    2 101 =10

    3 102 =100

    4 103 =1000

    5 104= 10000

    . .

    . .

  • Modul I dan II Page 17

    Dengan demikian, nilai 8598 dapat juga diartikan sebagai

    (8*1000)+(5*100)+(9*10)+(8*1).

    Pecahan desimal adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma,

    misalnya nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :

    1 x 10 2 = 100

    8 x 10 1 = 80

    3 x 10 0 = 3

    7 x 10 1 = 0,7

    5 x 10 2 = 0,05

    183,75

    Interger decimal maupun pecahan desimal dapat ditulis dalam bentuk eksponen. Misalnya,

    nilai 89, 15 dapat dituliskan 0,8915 * 102. Setiap nilai decimal yang bukan 0 (nol) dapat

    dituliskan dalam bentuk standar (Standard Exponential Form) seperti pada tabel 2.2 dibawah ini.

    Tabel 2.2 Standard Exponential Form

    Terlihat bahwa mantissa selalu lebih besar atau sama dengan -0,1 dan lebih kecil atau sama

    dengan 0,1. Bentuk penulisan dengan Standard Exponential Form disebut Floating-Point

    Number.

    Sistem bilangan decimal menggunakan komplemen, dilakukan untuk mengurangi dua buah

    bilangan dimana kedua bilangan kedua lebih besar daripada bilangan pertama. Didalam sistem

    bilangan decimal, ada 2 macam komplemen yang digunakan, yaitu komplemen 9 (9s

    complement atau nines complement yang merupakan komplemen basis minus 9) dan

    komplemen 10 (10s complement atau tens complement yang merupakan komplemen basis).

    Contoh pengurangan dalam bentuk decimal.

  • Modul I dan II Page 18

    34(10) 165(10)

    Caranya:

    9s complement (bilangan kedua)

    9s complement (165) (999-165) = 834

    Komplemen 10 (10s complement (bilangan kedua) + 1) = 835

    Jumlahkan 34(10) + 835(10) = 869(10)

    2.3 Bilangan Biner

    Semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke

    dalam bentuk biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun (Desimal, oktaf dan

    hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner.

    Komputer memproses data maupun program berupa sejumlah bilangan biner yang

    menyatakan keadaan hiudp atau mati (on or of) dengan angka 1 dan 0. Sesuai dengan uraian

    diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua yang diproses komputer sebenarnya hanya angka 0

    dan 1, sehingga sistem bilangan biner yang terdiri dari angk 0 dan 1 sangatlah penting untuk

    dipelajari lebih lanjut. Bilangan biner hanya terdiri dari 1 dan 0, maka dapat disimpulkan bahwa

    bilangan biner itu berbasis 2.

    Setiap angka digit dalam sistem bilangan biner disebut Bit, jika bentuk 4 bit disebut Nibble,

    bentuk 8 disebut Byte, bentuk 2 (two) Byte disebut Word, bentuk two word disebut Double Word.

    Gambar 2.1 Digit dalam sistem biner

    Catatan :

  • Modul I dan II Page 19

    1. Bilangan 0 dan 1 merupakan bilangan biner yang disebut BIT (Binary digit).

    2. Kumpulan dari 4 bit disebut NIBBLE. Nibble beranjak dari bilangan 0 sampai

    dengan 15 (bilangan desimal) dan 0 sampai dengan F (bilangan hex).

    3. Satu BYTE terdiri dari 8 bit atau 2 nibble. Angka beranjak dari bilangan 0 sampai

    dengan 255 (desimal) dan 00 sampai dengan FF (hexadesimal)

    4. Satu WORD terdiri dari 16 bit.

    5. Satu DOUBLE WORD terdiri dari 32 bit

    6. Satu PARAGRAF terdiri dari 128 bit.

    7. Sati PAGE (halaman) terdiri dari 256 byte (2048 bit)

    Gambar 2.3 Hubungan Bit, Nibble, Byte dan Word

    Notasi biner merupakan integer dengan menggunakan simbol 0 dan 1. Jika pada notasi basis

    memiliki kuantitas posisi satuan, puluhan, ratusan dan seterusnya, pada notasi biner memiliki

    kuantitas posisi satu (20), dua (2

    1), empat (2

    2), delapan (2

    3), dan seterusnya. Untuk mengubah

    integer basis dua (biner) menjadi basis sepuluh yaitu dengan cara mengalikan setiap digit dengan

    kuantitas posisinya. Contoh:

    8. 1101(2) = 1 x 23 + 1 x 2

    2 + 0 x 2

    1 +1 x 2

    0

    = 8 + 4 + 0 + 1

    = 13(10)

  • Modul I dan II Page 20

    Jadi 1101(2) = 13(10)

    9. 110012 = 1 24 + 1 2

    3 + 1 x 2

    2 + 0 x 2

    1 +1 x 2

    0

    = 16 + 8 + 1

    = 25

    Ada aturan untuk menambahkan "b" pada akhir angka biner , dengan cara ini kita dapat

    menentukan bahwa 101b adalah angka biner dengan nilai desimal dari 5. Angka biner

    10100101b sama dengan nilai decimal dari 165 dan 10000101b sama dengan 133 :

    Gambar 2.4 Penentuan biner 10100101b ke decimal 165

    Gambar 2.5 Penentuan biner 10000101b ke decimal 133

    Agar lebih mengerti tentang nilai posisi dari sistem bilangan biner, perhatikan posisi digit

    seperti pada tabel 2.1 dan tabel 2.2.

  • Modul I dan II Page 21

    Tabel 2.1 Posisi Digit dari Sistem Bilangan Biner

    Posisi Digit (dari kanan) Position Value

    1 20 =1

    2 21 =2

    3 22 =4

    4 23 =8

    5 24=16

    . .

    . .

    Tabel 2.2 Posisi Sistem Bilangan Biner dan Desimal

    Untuk mengetahui lebih jelas mengenai bilangan konversi biner ke desimal, dapat dilihat

    pada tabel 2.4.

    Tabel 2.4 Konversi Bilangan Biner ke Desimal

  • Modul I dan II Page 22

    Konsep sistem bilangan biner adalah menggunakan 2 macam simbol bilangan berbasis 2 digit

    angka, yaitu 0 dan 1. Berikut cara lain dengan contoh bilangan 1001 dapat diartikan :

    1 0 0 1

    1 x 2 0 = 1

    0 x 2 1 = 0