pertemuan 11 hukum lingkungan

13
Bisnis & Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pertemuan ke 11) Ada banyak sekali problem Lingkungan Hidup (LH) di Indonesia yang tidak terselesaikan. Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) melalui laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) 2006 mencatat terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup pada tahun 2006 karena terjadi peningkatan polutan secara signifikan di media air dan udara. + Peningkatan kasus pencemaran limbah domestik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Sehingga Pada saat yang sama, krisis lingkungan semakin mengancam keberlanjutan alam-atas dasar itulah sesungguhnya mengapa diperlukan Undang-Undang (UU) LH yang lebih sempurna-itulah filosofi kelahiran UU PPLH No 32 tahun 2009.Dasar hukum tersebut di atas jelas menginspirasi betapa perlunya negara membuat aturan yang kompleks yang berorientasi jangka panjang. Sejak tanggal 3 Oktober 2009, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) telah dicabut dan dinyatakan tidak

Upload: deny-hermawan

Post on 11-Apr-2016

228 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

law meeting

TRANSCRIPT

Page 1: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

Bisnis & Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Pertemuan ke 11)

Ada banyak sekali problem Lingkungan Hidup (LH) di Indonesia yang tidak terselesaikan.

Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) melalui laporan Status Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) 2006 mencatat terjadi penurunan kualitas lingkungan hidup pada tahun 2006 karena terjadi peningkatan polutan secara signifikan di media air dan udara. + Peningkatan kasus pencemaran limbah domestik dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)

Sehingga Pada saat yang sama, krisis lingkungan semakin mengancam keberlanjutan alam-atas dasar itulah sesungguhnya mengapa diperlukan Undang-Undang (UU) LH yang lebih sempurna-itulah filosofi kelahiran UU PPLH No 32 tahun 2009.Dasar hukum tersebut di atas jelas menginspirasi betapa perlunya negara membuat aturan yang kompleks yang berorientasi jangka panjang. Sejak tanggal 3 Oktober 2009, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi, yg kemudian digantikan dgn hadirnya UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH).

Page 2: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

Penguatan dan idealisme UU baru (PPLH) secara filosofis;

- UUD 1945 Pasal 28 ayat (1) bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

- Pasal 33 ayat (1) semakin menegaskan bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional

- Pasal 33 ayat (3)“ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Page 3: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

• PROGRAM LINGKUNGAN ASEAN (ASEP): Bangkok (1978-1983), Kuala Lumpur (1983-1988), Jakarta (1988-1992), Manila (1992-1997) dibentuk untuk meningkatkan kerjasama Regional antar negara di lingkungan ASEAN.

Page 4: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

KONVENSI TENTANG PERUBAHAN IKLIM 1992The UN Framework Convention on Climate Change 1992

(Diratifikasi UU No. 6 Tahun 1994)

* Memuat kesediaan negara-negara maju untuk membatasi emisi gas rumah kaca dan melaporkan secara terbuka mengenai kemajuan yang diperolehnya.

* Kesepakatan negara-negara maju untuk membantu negara-negara berkembang dengan sumber daya dan teknologi dalam upaya negara berkembang untuk memenuhi kewajiban dalam konvensi.

* Prinsip-prinsip: (1) kewajiban melindungi sistem iklim atas dasar keadil-an, kemampuan, dan tanggung jawab bersama; (2) Kewajiban mengambil tindakan pencegahan & mengurangi penyebab dari perubah-an iklim, serta meringankan akibat yang merugikan.

Page 5: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

KONVENSI/PERJANJIAN INTERNASIONAL

INTERNATIONAL SOFT LAW & HARD LAW

SOFT LAW merupakan satu bentuk HI yang tidak secara langsung mengikat negara, tetapi dia harus dipedomani untuk membentuk hukum masa datang.Contoh : * Deklarasi Stockholm 1972 * Deklarasi Rio de Janeiro 1992

HARD LAW adalah satu bentuk HI yang mempunyai kekuatan mengikat (binding power) terhadap negara peserta (contracting parties) secara langsung sesuai dengan asas pacta sunt servanda.Contoh: Konvensi CLC 1969, CITES 1973, Konvensi Wina 1985, dsb

Page 6: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

KONVENSI KEANEKARAGAMAN HAYATI 1992 The UN Convention on Biological Diversity 1992

(Diratifikasi UU No. 5 Tahun 1994)

* Mengatur perlindungan keanekaragaman hayati; serta equal sharing antara sesama negara anggota.

* Setiap negara mempunyai sovereign right (hak berdaulat) atas SDA-nya, tetapi juga harus menjamin bahwa kegiatannya tidak merusak lingkungan baik di dalam maupun di luar wilayah negara.

* Dijaminnya pelestarian dan pendayagunaan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan berbagai keuntungan secara adil dan merata dari hasil pemanfaatan sumber genetika, alih teknologi yang relevan, serta pembiayaan yang cukup dan memadai.

Page 7: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

• 1. KEPENDUDUKAN (Population)

• 2. KEMISKINAN (Poverty)

• 3. KERUSAKAN/PENCEMARAN• (Pollution)

• 4. KEBIJAKSANAAN (Policy)

PENYEBAB UTAMA TIMBULNYAPERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP

Page 8: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

UU NO. 23 / 1997 PLH Dirubah Mendasar Menjadi

UU 32 Tahun 2009 PPLH

Page 9: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

SISTEMATIKA UU PPLH

Page 10: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Page 11: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

Penegakkan Hukum

Dapat dilakukan melalui berbagai jalur dengan berbagai sanksinya

Sanksi :Administrasi

PerdataPidana

Page 12: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan

Pasal 14Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

Permen LH No. 11 Tahun 2008 :komisi penilai AMDAL wajib menolak

penggajuan dokumen AMDAL yang penyusunnya belum memiliki sertifikat

kompetensi penyusun dokumen AMDAL

Page 13: Pertemuan 11 Hukum Lingkungan