pertemuan 08
DESCRIPTION
Pertemuan 08. Matakuliah: R0132 / Teknologi Bahan Tahun: 2006/2007. Seluruh bagian diulir. Alat Penyambung. Dikenal 3 macam sambungan dalam konstruksi Baja : baut paku keling las lumer Baut : - baut hitam baut prategang/mutu tinggi Baut hitam : ulir penuh. -Lebih praktis - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
2
Alat Penyambung
Dikenal 3 macam sambungan dalam konstruksi Baja :- baut- paku keling- las lumerBaut : - baut hitam- baut prategang/mutu tinggiBaut hitam : ulir penuh
Seluruh bagian diulir
- Lebih praktis- Kekuatannya kurang
baik
3
Ulir tidak penuh
Takdiulir
diulir
- Kurang praktis- Kekuatannya cukup baik
Baut mutu tinggi
S
Prinsip :- Bila suatu benda ditarik dengan gaya S, maka benda
tersebut akan bergerak
4
Bila ditekan dengan gaya vertikal yang cukup besar makabenda tak akan bergerak karena pada bidang kontak akantimbul geseran.
Hal yang harus diperhatikan A) Mutu : Dalam hal ini perlu diperhatikan mutu baut
apakah lebih tinggi atau lebih rendah dari bagian yang dibaut.
B) Ukurannya : misal yang dibuat baut mutunya Fe 360 (Bj 37), maka perlu diperhatikan mutu bahan baut yang akan dipakai.
5
Jenis pembebanan pada baut
A) Beban yang sejajar dengan baut
S
- Untuk baut biasacara longgar
lubang baut > bautcara pas
lubang baut = batang baut- untuk baut mutu tinggi / prate gang dipasang
secara longgra lubang baut> batang baut(2mm
6
Gaya yang Batang Baut
Ada 2 kemungkinan :a) baut yang bekerja dengan satu irisanb) baut yang bekerja dengan 2 irisan
S
S
1 irisan
7
½S
½S
S
2 irisan
Bukan berarti baut yang bekerja dengan 3 irisan atau lebih tidak boleh; tapi umumnya digunakan/dibatasi untuk baut dengan 2 irisan, untuk baut dengan 3 irisan harus diadakan reduksi
8
Patah/putus pada Batang Baut
Putusnya batang baut dikarenakan tidak meratanya tegangan geser yang timbul pada batang tersebut akibat gaya yang bekerja tegak lurus batang. Sebenarnya gaya dipikul oleh tegangan yang timbul pada permukaannya.
S
9
Biasanya untuk memudahkan perhi-tungan diambil harga rata-rata. hal ini didasarkan pada anggapan bahwa tegangan yang timbul pada batang baut tak terlampau besar.
Baut yang bekerja dengan satu irisan mampu memikul beban sebesar : (luas penampang batang baut) X
contoh : A = 1/4 d2 dengan =max=(=0,58 )maka beban yang dipikul adalah :
1/4 d2
10
Daya pikul max baut dinyatakan dengan
N1=1/4 d2
Index 1 menyatakan satu irisanHarga A -> - tanpa ulir A =1/4 d2
dk
ds
d
- dgn ulir A =1/4 s2
ds=1/4(d+dk)As=/4 ds2
12
Baut ditarik sehingga baut bekerja dengan 2 irisan.Di sini kemungkinan akan terjadi : - bila pelat terlalu tipis akan mengakibatkan
bagian tengahnya bergeser (tertarik) sehingga akan jebol.
- gejala ini disebut gaya stuik (desakan)
Gaya yang dipikul pada keadaan stuik adalah :
Ntp = d.s.tp Ntp = Ntumpuan
dengan :d = nominal walaupun bautnya diukirs= tebal pelat
13
st= tegangan ijm stuikHarga/besarnya s ditentukan sbb:
S1S2
a0,5d
S2
S = S2 jika 2S1 > S2 S = 2S1 jika S2 > 2S1
14
Besarnya tegangan ini bergantung dari besarnya jarak ujung, a.
Harga a ditentukan sbb : - N2 = Ntp -> hubungan ini berlaku untuk batas ideal.
- N2 = 2N1 =2X1/4 d2 = d.s.tp
Dari keadaan batas dapat diambil manfaatnya yaitu bahwa diameter yang paling baik adalah ekonomis thd N2 dan Ntp
dari sini dapat ditentukan penggunaan diameter baut yang paling ekonomis terhadap N2 dan NstBesarnya tp = 1,50 (sebelum th ’50)
15
Kemudian tp = 1,75 , bila jarak a2d
2xs = d s tp , s = tebal pelat
= teg. yang diijinkan
2
d tp.x=
a=x + 0,5d
S2 S1S1
16
280.80.8tebal baja siku 8 mmS2 = 8 mm. S1=8mm
2S1=16 mm
S=S2=8 mmNst = S2 d tp
Banyaknya baut yang dipasan pada satu baris searah gaya adalah 5Bila jumlah baut yang digunakan < 5 maka pembagian gayanya boleh dianggap merata.
17
+ + + 20 ton4t 4t 4t
20 ton++++++
Gaya yang dipikul baut : 20/5=4 ton
Gaya yang dipikul baut : 20/8=2,5 ton
18
30 ton++++++
Gaya yang dipikul masing2=30/12=2,5 ton
Jumlah tidak terlalu penting; yang lebih penting adalah pemasangan baut itu sendiri.
19
I
IS = 38,4 ton
100.100.10t=14 mmmutu Fe. E240
Ada 3 masalah :ukuran bautmutu bautpenempatan baut
20
- Ukuran baut :Tiap profil baja siku sudah ditentukan ukuran bautnya (dpt dilihat di tabel)dalam tabel d = diameter lubang jadi bukan diameter bautnya sendiri.
- Mutu baut : umumnya dari bahan Fe 360 (Bj 37) atau Fe 400 (Bj 41)
- Penempatan baut
W
d
Sudah diatur dalam tabel
21
Baja siku sama kaki
W dibaca di tabel
bila = angka genap
Misal = 100
Maka W = (100+10)/2 = 55
Bila = angka ganjil
misal =65
maka W=(65+5)/2=35
22
Untuk propil 100.100.10 maka dari tabel d=23 mm artinya lubang =23mm. bautnya lebih kecil dari 23 mm. adalah 7/84 -> 22 mm.
Potongan I - I
t=14 mm
23
- Baut diambil berulir penuh- Baut bekerja dengan 2 irisan- Bautnya dibebani gaya geser perbaut .gaya geser izin =
N2N2= As baut
dipakai As karena baut berulir penuh
A>As>Ak
A= luas nominalAk=luas kerm baut = 0,6
24
Plat mengalami desakan (stuik)Per baut gaya tumpuan stuik ijin = Nst
Nst = d.s. tp
d=diameter nominal baut bukan dk atau dss = ukuran yang tertipis antar 2S1 dan S2
st tergantung dari jarak tepi baut
Ini disebut jarak tepi Ini disebut jarak tepi
25
Nst=d.s. tp
N2=2.1/4d2 baut
baut = 0,6 krn bhn baut & platst = 1,75 sama
y = tegangan leleh
y
j = load factor (=1,5)
misal bahan pelat=bahan baut=Fe. E 240
artinya y=2400 kg/cm2 ->
26
y
-> 2400/1,5 = 1600 kg/cm2
=0,6 =0,6X1600=960 kg/cm2 zuntuk a = 2d, maka :
st=1,75=1,75X1600=2800kg/cm2
N2 =2.1/4..d2 baut= 2.1/4.. ds2(0,6 baut)ds = ¼ (d+3dk)
= ¼ (2,2+3.1,8)= 1,9 cm
= 2.1/4 .1,92.960= 5444 kg/baut
27
Nst = d.s. tp
S=S2 2S1>S2
= 1,4 cm = 2,2.1,4.2800 = 8624 kg/baut
N2 = 5444 kg/baut
Nst= 8624 kg/baut
pilih yang kecil N=5444 kg/bautS=38,4 ton = 38400 kg
maka baut = 544438400
Dalam 1 baris banyaknya baut max 5 buah.Jadi baut 7 buah tidak boleh dipasang dalam 1 baris.
= 7 baut
28
Perbandingan antara :
• Paku keling dan baut
Penempatan paku keling
pelat batang/profil
1,1d + 5 mm
d = diameter paku keling
tp = tegangan tumpuan ijin
29
e2
wh
e1
e1e1 t
dtp 6,1
Penentuan w:
2hw
hh
h dibulatkan ke-angka puluhan ter-dekat yang lebih besar dan kemudian dibagi dua,
Jarak minimum: e1 = 1,5d untuk e1 = 2d untuk dtp 2e2 = 1,5d; t = 3d
30
Jarak antara paku keling (t) juga tidak boleh terlalu jauh sebab akan terjadi tertekuknya pelat seperti keadaan sbb:
t > 7d
tmaks 7d, atau 14 kali tebal terkecil pelat yang terletak paling luar atau tebal flens terkecil.
31
• Kekuatan paku keling
P
P
S1
S2
12,tp2tp
21,tp1tp
2g
SS bila .sdN
SS bila .sdN
d4
N
PS1S2
S1P2
1
P2
1
21,tp1tp
12,tp2tp
2g
SS2 bila .s2dN
S2S bila .sdN
d4
2N
32
)2(kg/cm 2.de untuk , 0,2
)2(kg/cm 1,5.de untuk , 6,1
)2(kg/cm8,0
1
1tp
Kekuatan bautPerhitungan kekuatan baut sama dengan perhitungan untuk paku keling Hanya:
)2(kg/cm 1,5.de untuk , 2,1
)2(kg/cm .d2e untuk , 5,1
)2(kg/cm58,0
1tp
1tp
33
Ng = gaya pikul geser ijin
(kg)Ntp = gaya pikul timpuan ijin
(kg)d (cm)s (cm)Misalkan:Diameter paku keling = d1
1
P 1
P 2
N g = ......
N tp = ......
katakanN g < N tp
Tebal pelat tertipis = s1
34
1 ....gN1P
dibulatkanke atas
3
4
2
1
0
P
X
l
d2 d1
d3
d4
X
Jadi jumlah paku keling yang dibu-tuhkan untuk batang
35
l
Potongan X - X Sambungan ini kerap kali dijumpai antara kolom dengan balok (sub sistem vetikal dengan subsistem harizontal).
Pada baut 1,2,3 dan 4 terjadi kemungkinan putar akibat baut tertarik atau geseran:
Tegangan tarik diakibatkan oleh gaya P eksentris yang menyebabkan timbulnya momen sebesar : M = P. l.
36
Sedangkan geseran diakibatkan oleh gaya P
N3
N4
N2
N1
0
N3
N4
N2
N1
PM=P.l
Akibat MM0 = 0N1.d1 + N2.d2 + N3.d3 + N4.d4 = MN1.d1 + N2.d2 + N3.d3 + N4.d4 = P.l
37
1
212 d
d.NN
l.Pddd.N
ddd.N
ddd.N
1dN 41
413
1
312
1
211
1
313 d
d.NN
1
414 d
d.NN
N 1
N 2
N 3
N 4
d4
d3
d2 d1
Selanjutnya dari rumus perban-dingan diperoleh:
N1 : N2 = d1 : d2
N1 : N3 = d1 : d3
N1 : N4 = d1 : d4
Maka nilai N1 dapat dicari
38
1
414
.ddNN
1
414 2
.ddNN
Gaya N4 merupakan gaya tarik terbesar, yaitu
maka untuk satu baut
Akibat gaya P:
8PN
P bekerja sentris pada susunan baut, maka setiap baut akan mene-rima gaya yang sama biasanya, yaitu :
Akibat gaya tarik: 2
4
41 dN