pertamina 2008-1-00229-mn bab 4

Upload: rudi-irawan

Post on 18-Oct-2015

133 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 42

    BAB 4

    HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

    4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1.1 Profile Perusahaan

    PERTAMINA adalah perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara, didirikan

    berdasarkan UU No.8 Tahun 1971 dan kepres No.11 Tahun 1990 dari sejarah

    perkembangannya sangat pesat.

    Pada tahun 1961 dengan PP No.198. PT Pertamina dilebur menjadi perusahaan Negara

    Pertamina dengan direksi 1(satu) Orang direktur utama dan 2(dua) orang direktur untuk

    melaksanakan makna dari isi pada 33 UUD 1945. Dengan UU No.8 Tahun 1971. Pertamina

    telah memiliki dasar organisasi yang kokoh sebagai landasan operasionalnya dengan

    mempunyai tugas pokok yaitu :

    1. Perusahaan migas untuk memperoleh hasil yang sebesar-besarnya bagi masyarakat

    2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan bakar minyak dan gas bumi dalam negeri

    Pengelolaan BBM merupakan suatu permasalahan yang rumit dan kompleks, hal ini

    disebabkan keberadaan BBM yang sangat vital dalam kehidupan sehari-hari. Setiap timbul

    permasalahan yang berkaitan dengan kegiatan penyediaan dan penyaluran bahan BBM,

    semua sektor kehidupan dan perekonomian di masyarakat akan langsung terpengaruh.

    Pertamina sebagai salah satu badan usaha milik Negara yang mengelola minyak dan

    gas bumi Negara serta hasil-hasilnya. Sesuai dengan landasan konstitusional UUD 1945 Pasal

    33 Ayat 2 dan 3 dan landasan operasional UU RI No. 8 Tahun 1971 dan Kepres Tahun 1990

  • 43

    2 dan 3 dan landasan operasional UU RI No. 8 Tahun 1971 dan Kepres Tahun 1990,

    dalam melaksanakan fungsinya Pertamina direktorat pembekalan dan pemasaran dalam

    negeri berkewajiban memenuhi kebutuhan konsumen, akan bahan bakar minyak yang

    memadai melalui unit-unit operasi daerah yang meliputi instalasi UPMS III yang berada di

    bawah wilayah kerja unit Pembekalan dan Pemasaran dalam negeri III.

    Instalasi UPMS III sebagai salah satu Instalasi yang melayani kebutuhan konsumen

    daerah Jakarta dan sekitarnya, yang berkedudukan di Jl. Kramat Raya 59, Jakarta 10450.

    Pada pelaksanaanya diperlukan dukungan dalam pengadaan bahan bakar minyak yang

    memadai dan stabil dengan memperhitungkan kebutuhan sekarang maupun kebutuhan di

    masa yang akan datang.

    Menghadapi era persaingan bisnis yang kian ketat, Pertamina yang berambisi menjadi

    perusahaan kelas dunia kini terus berbenah diri. Sejak diberlakukannya UU No. 22/2001

    tentang migas, perlahan-perlahan migas akan diliberalisasi. Dengan diberlakukan UU Migas

    yang baru terjadi perubahan pada pasar di sektor hilir Migas dari pola yang monopolistik

    menjadi kegiatan yang terbuka melalui mekanisme pasar. Artinya, Pertamina harus

    melepaskan monopolinya perlahan-lahan.

    4.1.2 Visi dan Misi

    Visi dan Misi menuju PERTAMINA Baru adalah :

    Visi

    Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang (To be a respected Leading

    Company)

    Misi

    Melakukan Usaha dalam bidang Energi dan Petrokimia. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional, kompetitif dan berdasarkan

    tata nilai unggulan.

    Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat, serta

  • 44

    mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

    4.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan PT.Pertamina UPMS III

    Setiap perusahaan pada umumnya terdiri dari sekelompok orang yang bergabung

    menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk

    mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang

    bertanggung jawab dalam melaksanakan setiap kegiatan, tugas dan wewenang yang

    diberikan.

    4.1.3.1 Struktur organisasi

    Struktur organisasi merupakan salah satu bentuk hubungan formal di mana didalam

    struktur organisasi ditetapkan mengenai pembagian, pengelompokkan dan pengkoordinasian

    tugas yang dilakukan, pembatasan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing

    bagian dimana kesemuanya merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan satu dengan

    yang lainnya. Selain itu struktur organisasi berfungsi untuk menghindari kerancuan didalam

    pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

    Maksud dan tujuan dari struktur organisasi ini adalah :

    Struktur organisasi merupakan sumber informasi bagi bagian atau departemen yang bersangkutan mengenai tugas dan tanggung jawab yang

    harus dilakukan

    Tujuannya agar setiap bagian atau departemen dapat mengetahui tugas dan tanggung jawab masing-masing

  • Deputi Direktur Bid Pemasaran

    dan Niaga

    General Manajer Unit

    Pemasaran III

    Sekrertaris

    Sekretariat

    Kepala Penjualan

    Kepala Pengadaan

    Kepala Adm Penjualan

    Kepala Cab Bandung

    Sales Engineering

    Wira Pnjln BBM/Retail

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI

    Wira PenjualanNon

    BBMINDST.Wil : G

    Wira PenjualanNon

    BBMINDST.Wil: H

    Kepala Distribusi &

    Teknik

    KepalaAdm.Pnjln

    KepalaAdm.keuangan

    KepalaAdm & Perso

    KepalaKesehatan

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI

    Kepala Laboratorium Pemap

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : A

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : B

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : C

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil: D

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : E

    Wira PenjualanNon BBMINDST.Wil : F

    Wira Penjualan NBBM/PETRO Kimia Wil

    I

    KepalaDistribusi

    KepalaPabrikasi

    KepalaIns Yg.Priok

    Kepala terminal T.TG Gerem

    Kepala Balongan Group

    Kpl perkapalan kebandaraan &

    komunikasi

    KepalaInspeksi

    KepalaPemel

    Konstruksi

    KepalaPerenc & anggaran

    KepalaTeknik

    KepalaPOPP

    KepalaAviasi

    KepalaPKP

    KepalaPMK

    KepalaKOMLEK

    KepalaUmum

    KepalaSekuriti

    KepalaAnggaran

    KepalaAkutansi

    KepalaKeuangan

    KepalaADM & Lat

    KepalaOperasi

    AsistenRekayasa

    KepalaLK-3

    KepalaPersonalia

    Kepala Kesehatan

    KepalaHumas

    KepalaHukum &

    Pert

    KepalaSandi

    KepalaOperasi

    Pengamana

    Penata Administrasi

    KepalaMPD

    KepalaO & T

    KepalaPembendaharaan

    Sales Engineering

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: I

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: II

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: IV

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: III

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: V

    Wira Pnjln BBM/Retail Rayon: VI

    Sumber : PT.Pertamina UPMS III Jakarta Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT.Pertamina

  • 46

    4.1.3.2 Uraian Pekerjaan

    Untuk mencapai sasaran atas suatu rencana yang telah ditetapkan sesuai dengan keinginan

    para pemegang saham dan perkembangan dari usaha yang telah dijalankan perusahaan tersebut

    diatas, maka telah dibentuk organisasi perusahaan dengan mengandalkan pendelegasian tugas

    atau pekerjaan kepada masing-masing unit atau orang yang dikoordinir secara baik, sehingga

    kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik dan lancar.

    Adapun uraian job Description yang berlaku antara lain sebagai berikut :

    1. Bidang Administrasi dan Keuangan

    Dalam bidang administrasi dan keuangan, bertugas menyelenggarakan administrasi BBM,

    administrasi umum dan keuangan, administrasi BBM menyelenggarakan penyusunan data

    statistik penjualan bahan bakar minyak termasuk data penyebaran kebutuhan bahan bakar

    minyak perjenis produk dan mensortir PNBP (faktur nota bukti penyerahan), menerima,

    mentransfer kepada bagian yang berkepentingan untuk diketahui dan menfilenya serta

    menyelenggarakan administrasi personalia.

    Dalam bidang keuangan menyelenggarakan kebutuhan alat tulis-menulis kantor, inventarisasi

    dan pembelian material yang sifatnya urgensi dengan mempergunakan Petty, Cash, sesuai

    Batas otorisasi.

    2. Bidang Distribusi

    Dalam bidang distribusi terbagi atas beberapa bagian antara lain

    - Penerimaan dan Penimbunan Bahan Bakar Minyak

    Tugas bidang penerimaan dan penimbunan adalah terselenggaranya penerimaan bahan

    bakar minyak yang berasal dari kilang via kapal Tanker dan menimbunnya ke dalam

    tangki penimbunan sesuai dengan produk yang diterima.

    - Penyaluran Darat Via Mobil Tangki

    Penyaluran darat via mobil tangki bertugas melayani mobil tangki yang akan

  • 47

    mengambil/mengisi bahan bakar minyak untuk disalurkan ke konsumen baik SPBU, SPBA

    dan Industri sesuai dengan faktur/order yang dimiliki secara tepat dan cepat sampai ke

    tujuan.

    - Penyaluran Darat Via Pipa (Pipanisasi)

    Demikian pula halnya dengan via pipa (pipanisasi), penyalurannya dengan menggunakan

    pipa ke konsumen.

    - Penyaluran Laut Via Tongkang dan Kapal

    Penyaluran laut via tongkang dan kapal yang berbobot 6.500 DWT dimaksudkan untuk

    konsinyasi ke daerah-daerah atau Depot dalam wilayah kerja Jakarta karena

    penyalurannya via kapal tanker tidak memungkinkan sebab sarana dan prasarana antara

    lain dermaga tambat untuk depot hanya berkapasitas 6.500 DWT serta kedalaman

    dermaga bervariasi yang tidak dapat disandari oleh kapal tanker yang berkapasitas

    17.000 DWT.

    - Penerimaan dan Penimbunan Non Bahan Bakar Minyak

    Tugas bagian penerimaan dan penimbunan Non Bahan Bakar Minyak (Pelumas) bertugas

    menerima Minyak Pelumas dan menimbunnya, menjual dengan sistem FIFO

    3. Bidang Teknik

    Dalam bidang teknik terbagi atas :

    - Teknik Perencanaan dan Anggaran

    Sasaran kerja dari bidang perencanaan dan anggaran adalah membuat perencanaan

    kerja pemeliharaan sarana dan fasilitas operasi, merencanakan pekerjaan

    penggantian/penambahan asset dan sarana penunjang operasi dan membuat rencana

    kerja dan anggaran untuk tahun ke depan.

    - Teknik Pemeliharaan Lapangan

    Sasaran kerja teknik pemeliharaan adalah melaksanakan pengawasan dan pemeliharaan

  • 48

    seluruh sarana operasi yang digunakan di Instalasi UPMS III dan merupakan salah satu

    kegiatan yang penting untuk mengelola fasilitas operasi agar fasilitas operasi selalu siap

    dioperasikan dengan baik dan aman. Pemeliharaan perlu dilaksanakan secara berkala dan

    terpadu dalam suatu cara dan proses yang jelas.

    Jenis pemeliharaan fasilitas operasi perusahaan dibedakan menjadi :

    a. Predictive Maintenance

    b. Preventive Maintenance

    c. Emergency Maintenance

    d. Break Down Maintenance

    Maksud dan tujuan pemeliharaan secara garis besar ada 2 (dua) yaitu :

    1. Secara teknis pemeliharaan adalah menjaga dan memelihara sarana dan fasilitas agar

    selalu dalam kondisi yang handal dan siap pakai dalam melaksanakan operasi

    perusahaan.

    2. Secara ekonomis tujuannya adalah memperkecil nilai penyusutan dari pada sarana

    fasilitas tersebut, menekan biaya operasi serendah mungkin dan mengurangi

    timbulnya penyimpangan biaya di luar batas dalam kegiatan produksi.

    - Administrasi Teknik dan Anggaran

    Administrasi teknik dan anggaran bertugas melaksanakan pekerjaan administrasi yang

    berhubungan dengan bidang teknik, membuat realisasi anggaran yang berjalan serta

    menyusun kerja dan anggaran untuk tahun ke depan.

    4. Bidang Lindung Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

    Fungsi dari lindung lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja bertugas melaksanakan

    pengawasan atas kegiatan usaha lindung lingkungan dan pencegahan pencemaran dengan

    pemantauan akibat air buangan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan akibat air buangan

    serta pengawasan tentang ketentuan peralatan keselamatan kerja pada semua inti usaha

  • 49

    yang ada di lokasi kerja areal Instalasi UPMS III meliputi penerapan peraturan dan ketentuan

    keselamatan kerja, penanggulangan bahaya kebakaran, baik yang bersifat perangkat lunak

    maupun perangkat keras agar dapat dicapai kondisi operasi yang aman untuk setiap pekerja

    pihak ketiga yang bekerja di lokasi Pertamina UPMS III, sebelum bekerja diberikan

    penyuluhan/perawatan norma-norma keselamatan kerja dengan sasaran tidak mengakibatkan

    terjadinya kecelakaan kerja.

    5. Bidang Security (Keamanan)

    Dalam bidang keamanan security bertugas untuk mengamankan seluruh asset

    perusahaan di wilayah kerja operasi kerja Instalasi UPMS III dari segala ancaman, tantangan,

    hambatan dan gangguan, baik yang timbul dari dalam maupun di luar.

    Untuk menjalankan tugasnya dalam mengamankan asset Pertamina dari gangguan orang-

    orang yang tidak bertanggung jawab, maka tugas security selalu mengadakan pengawasan

    terus menerus selama 24 jam.

    4.1.3.3 Analisis Struktur Organisasi dengan Lima Elemen Kekuatan Porter

    Setiap industri memiliki struktur yang mendasarinya, yaitu sekumpulan karakteristik

    ekonomis dan teknis, yang memunculkan kekuatan-kekuatan persaingan. Peneliti ingin lebih

    mengetahui posisi perusahaan agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industrinya atau

    mempengaruhi lingkungan tersebut untuk keuntungan perusahaan. Untuk itu peneliti

    menggambarkan kekuatan PT. Pertamina UPMS III dengan Analisa Lima Elemen Kekuatan Porter.

    Adapun gambar lima elemen kekuatan Porter di bawah ini.

  • 50

    1) Ancaman Pendatang Baru

    Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut

    bagian pasar yang akan mengakibatkan kurangnya kemampuan laba suatu perusahaan.

    Berkaitan dengan pendatang baru, industri ini merupakan industri yang tidak mudah dimasuki

    karena hambatan untuk masuk ke dalam industri dibutuhkan modal besar serta skill dari SDM

    itu sendiri harus tinggi dan berkualitas, maka dari itu ancaman dari pendatang baru untuk

    masuk dalam industri ini kecil.

    2) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

    Pertamina selalu menjaga mutu produknya melalui penyeimbangan kualitas dan kuantitas

    bahan baku produksi yang ditawarkan oleh pertamina sebagai pemasok.

    Penawaran bahan baku produksi yang berkualitas buruk akan memberikan dampak negatif

    bagi produk yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat menurunkan tingkat penjualan

    dan laba perusahaan yang pada akhirnya perusahaan tidak dapat bersaing dengan baik di

    Pendatang Baru

    Persaingan Dikalangan anggota Industri: -Shell

    -Petronas

    Persaingan diantara perusahaan yang

    sudah ada

    Barang Substitusi

    Penyedia Input : PT. Pertamina

    Pembeli : -SPBU

    Ancaman Pendatang Baru

    Kekuatan pertawaran pembeli

    Kekuatan pertawaran Pemasok

    Ancaman produk atau Jasa pengganti

    Sumber : PT.Pertamina

    Gambar 4.2 Lima Elemen Kekuatan Porter

  • 51

    dalam pasar industri yang ada.

    Pertamina selalu mengadakan upaya-upaya pengendalian daya tawar pemasok secara

    selektif meningkatkan pelayanan dan pengawasan pada agen sehingga tidak terjadi

    kecurangan para agen melayani konsumen.

    3) Ancaman Produk Pengganti

    Dalam memperoleh produk yang diinginkan konsumen selalu mencari produk-produk

    yang dibutuhkannya mereka hanya mendapatkan produk pengganti seperti: barang subtitusi

    dari pesaing yang mempunyai produk yang sangat relatif serta harga yang bersaing

    Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan selalu mengawasi kinerja produktifitas

    perusahaan dan pengawasan kuantitas dan mutu produk, sehingga produk-produk yang

    dihasilkan bisa menjadi produk-produk yang kompetitif sesuai dengan konsumen di pasar

    industri.

    Meskipun barang subtitusi dari pesaing mempunyai harga yang bersaing pada produk

    jenis tertentu, namun disini produk umum, pangsa pasar masih tetap dikuasai oleh

    perusahaan, seperti penjualan premium, solar, harga yang ditawarkan perusahaan per liter,

    jauh lebih murah, harga menjadi bahan pertimbangan perusahaan yang sangat matang,

    mengingat harga standard dan kualitas yang ditawarkan oleh perusahaan semakin membaik,

    dari hal diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa barang subtitusi ikut ambil bagian mengancam

    perusahaan.

    4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

    Daya tawar menawar pembeli berubah sejalan dengan perubahan trend dan teknologi

    dari tahun ke tahun. Hal ini dapat mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Untuk

    mengatasi resiko ini, PT. Pertamina UPMS III senantiasa melakukan penelitian dan

    mengembangkan mutu dan ragam produk agar selalu menyesuaikan produk-produk yang

    dihasilkan terhadap daya tawar konsumen.

  • 52

    PT. Pertamina UPMS III senantiasa memperhatikan pertambahan penduduk, kendaraan dan

    mesin-mesin yang memakai minyak pertamina, sehingga bila permintaan konsumen

    meningkat maka dapat diantisipasi / dilayani sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan oleh

    konsumen.

    5) Persaingan Antara Perusahaan yang Sejenis dalam Industri

    Persaingan dapat terjadi karena adanya pesaing dari perusahaan sejenis yang melihat

    peluang untuk memperbaiki posisi / bahkan merebut posisi yang ada. Persaingan di kalangan

    pesaing ada, guna mendapatkan posisi di pasar. Bentuk persaingan yang ada biasanya

    merupakan bentuk persaingan harga, introduksi produk, peningkatan pelayanan ataupun

    jaminan kepada para pelanggan.

    Persaingan diantara pesaing menjadi tinggi, karena pesaingnya tidak begitu banyak. Oleh

    karena itu PT. Pertamina UPMS III terus berusaha dan selalu menekankan pada peningkatan

    pelayanan dan jaminan kepuasan pelanggan serta harga yang terjangkau.

    Para pesaing diantara industri minyak itu sendiri antara lain :

    - shell

    - petronas

    Karena biaya pengorbanan (switching cost) apabila konsumen berpindah ke perusahaan

    pesaing adalah besar, serta hambatan untuk keluar dari perusahaan ini tinggi karena adanya

    hubungan konsumen dan perusahaan terjalin erat, maka dari itu kekuatan pesaing industri

    rendah karena umumnya masyarakat Indonesia yang masih bersifat idealis.

    Hasil dari analisis lima kekuatan porter di PT. Pertamina UPMS III adalah

    Ancaman dari pendatang baru untuk industri ini kecil PT. Pertamina sebagai pemasok jadi tidak terdapat kekuatan tawar menawar pemasok Barang subtitusi ikut ambil bagian mengancam perusahaan ini Kekuatan tawar-menawar konsumen terhadap perusahaan ini adalah rendah

  • 53

    Kekuatan persaingan industri untuk menarik keluar dari perusahaan ini rendah. 4.2 Analisis Perusahaan

    4.2.1 Aplikasi strategi PT.Pertamina saat ini

    4.2.1.1 SCM (Supply Chain Management)

    Komponen Rantai Suplai PT. Pertamina (Persero), yaitu:

    Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain PT. Pertamina

    Direktorat Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) berfungsi sebagai sub-holding yang

    membawahi seluruh portofolio usaha Pertamina di sektor energi hulu.

    PT.Pertamina Bertekad menjadi pelaku usaha hulu migas kelas dunia, Penyusunan

    Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2007-2014, dengan target pada 2014

    menjadi, "World Class Diversified Upstream Energy Enterprise". Kegiatan usaha

    hulu meliputi eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan

    energi dari berbagai jenis sumber daya, seperti minyak, gas dan panas bumi serta

    rumpun usaha terkait lainnya baik di dalam negeri maupun mancanegara.

    Teknologi Kegiatan Hulu dengan Kemampuan Teknologi Berkelas Dunia. Sebagai

    wujud dari visi adalah tercapainya standart kelas dunia untuk sistem manajemen

    informatika, kemampuan SDM, fasilitas pusat teknologi dan kapabilitas teknologi.

    Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management

    Proses penyimpanan barang ke gudang yang digunakan dalam

    mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi.

    manajemen produksi, pengendalian persediaan untuk mencegah kelangkaan

    produk.

  • 54

    Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment PT. Pertamina

    1.Pengelolaan : Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6

    (enam) buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu Barrel.

    2. Pemasaran dan Niaga : bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan

    domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang

    atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-

    impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi

    dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah dan BBM, Unit Usaha Niaga Non

    BBM dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni

    fungsi reneval niaga (fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi,

    pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua fungsi unit

    usaha diatas yakni fungsi niaga minyak mentah dan BBM dan fungsi niaga non

    BBM).

    4.2.1.2 ERP (Enterprise Resource Planning)

    Modul software ERP di aplikasikan untuk menjembatani pengaturan distribusi produk-

    produk bahan bakar kepada masyarakat seperti Premium, Pertamax, Avtur, Solar, biodiesel,

    minyak bakar, BBM untuk industri, dsb. Dimana akan disalurkan ke SPBU-SPBU di seluruh

    Indonesia melalui unit-unit pertamina yang terdapat di tiap pulau. Penjadwalan pengiriman,

    persediaan barang, perkiraan kebutuhan barang, delivery order, costumer service dicakupkan

    dalam penggunaan sistem SAP.

    Modul ERP (Enterprise Resource Planning) di Pertamina, yaitu :

    Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul

    pendukung yakni Financial dan Accounting serta Sumber Daya Manusia:

  • 55

    1. Modul Operasi

    General Logistics : Di Pertamina ada optimalisasi usaha hilir melalui keputusan Make or buy dan optimalisasi unit usaha

    Sales & Distribution : pengelolaan brand management yang handal setingkat World Class Marketing

    Materials Management : membantu menjalankan proses pembelian Quality Management : membantu men-cek kualitas proses-proses di keseluruhan rantai

    logistic

    Plant Maintenance : Fungsinya untuk Pertamina yaitu mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan dan

    mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang

    berjalan.

    Customer Service : memberikan fasilitas untuk mengintegrasikan dan menyimpan semua data komunikasi antara perusahaan dan konsumen, baik melalui telepon, e-mail, fax atau

    pesan web-based.

    Production Planning : Pertamina sedang memperkuat jaringan niaga/trading minyak tanah, produk minyak dan produk lainnya yang kuat

    Project System : Pertamina mengoptimalkan supply chain management mulai dari sumber (kilang/impor) sampai dengan depot dan retai distribution (low cost dan andal) yang telah

    memiliki dan akan dibangun di seluruh wilayah pemasaran.

    2. Modul Financial dan Akuntansi

    Financial Accounting : Modul FI juga mengukur kinerja keuangan Pertamina, berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal, menjalin kerjasama dengan lembaga

    perbankan.

  • 56

    Controlling : Dibagian ini menyediakan dokumen keuangan yang mampumelacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga

    ke data transaksi awalnya.

    Investment Management : Spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam

    membuat keputusan.

    Treasury : Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan.

    Competitor performance : Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, financial accounting dan profitability analysis.

    3. Modul Sumber Daya Manusia

    Personel Management : Displin kerja, profesionalitas dalam menjalankan tugas diperusahaan, menampilkan yang terbaik dalam semua aspek pengelolaan usaha,

    membantu pribadi pegawai untuk sedapat mungkin mencapai tujuan pribadi bersama-

    sama atau sejalan dengan tujuan perusahaan.

    Personel Time Management : Memusatkan perhatian pada perencanaan dan pencapaian tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

    Payroll : Penilaian hasil kerja yang selanjutnya dipakai untuk administrasi penggajian atau data-data yang berisi gaji yang diperoleh karyawan sesuai dengan tingkatan

    jabatan.

    Training and Event Management : Mengadakan kebutuhan pelatihan yang dipusatkan pada identifikasi knowledge, skills dan attitude (KSA) yang diperlukan oleh pegawai di

    masa mendatang untuk menyambut perubahan pekerjaan, analisis pekerjaan (task

    analysis) dengan membandingkan persyaratan jabatan (job requirements) dengan tingkat

  • 57

    KSA pemegang jabatan. Pengadaan event penting seperti pada saat ulang tahun

    PT.Pertamina dengan pemberian penghargaan bagi karyawan berprestasi dan pemberian

    bonus gaji bagi seluruh karyawan tetap PT. Pertamina.

    Organizational Management : Pengenalan manajemen SDM kepada manajer di luar lingkungan SDM, dengan harapan akan meningkatkan apresiasi, saling pengertian dan

    kerja sama yang baik antara fungsi SDM dengan manajemen lini pada PT. Pertamina.

    Travel Management : Mengadakan perjalanan dinas dan kursus-kursus untuk menambah wawasan para karyawan.

    4.2.1.3 CRM (Customer Relationship Management)

    CRM yang dijalankan oleh PT.Pertamina saat ini yaitu : Melalui peningkatan pelayanan, menjalin strategi kemitraan, memperkenalkan program

    baru, SPBU Pertamina pasti pas sebagai wujud pelayanan Pertamina secara langsung

    terhadap masyarakat luas pengguna BBM, memberikan pelayanan terbaik memenuhi

    standart kelas dunia. Pelayanan yang ramah, fasilitas nyaman, serta kualitas dan

    kuantitas BBM terjamin karena menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas

    lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin

    ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas

    toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa, melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih

    banyak, Konsumen akan selalu disambut oleh senyum, salam dan sapa. Operator,

    memastikan volume takaran yang akurat, operator akan menunjukkan mesin pompa

    berada pada angka nol sebelum memulai pengisian.

    Berusaha mengenal lebih jelas apa yang disukai dan tidak disukai pembeli. Apa yang disukai pembeli, yaitu :

    - Kejujuran

  • 58

    - Tetap ramah walau tidak jadi membeli

    - Mengakui kesalahan

    - Terampil menangani persoalan

    - Bersifat teman dan professional

    - Dapat diandalkan

    - Pengetahuan mengenai produk

    - Kesiapan

    - Kesabaran

    Apa yang tidak disukai pembeli, yaitu :

    - Sikap tahu segalanya

    - Berkeluh kesah

    - Tidak pernah membuat perjanjian

    - Pendengar yang buruk

    - Mementingkan diri sendiri

    - Tiada Follow Up

    - Tidak peduli terhadap kebutuhan calon pembeli

    - Kurang menguasai pengetahuan tentang produk

    - Membuang-buang waktu

    - Memaksa

    4.2.2 Rantai nilai (Value Chain) Pada PT.Pertamina UPMS III :

    Aktivitas utama

    Lima kategori pada kegiatan utama terlihat pada Inbound Logistic, Operation, Outbond

    Logistic, Marketing and Sales, Service.

    Logistik inbound

  • 59

    Penerimaan yang mengandung unsur pengawasan terhadap ketepatan

    material/barang serta performance rekanan, karena kesalahan dalam proses

    pemeriksaan untuk penerimaan material/barang ini dapat merugikan perusahaan

    karena material/barang yang diterima secara langsung tidak dapat digunakan untuk

    memenuhi kebutuhan operasi, disamping hilangnya waktu untuk mengadakan

    pemesanan ulang.

    Proses pengurusan dan pengelolaan penyimpanan material/barang persediaaan

    termasuk barang-barang khusus atau special commodities seperti BBM yang mudah

    terbakar

    Perubahan pola pendistribusian BBM ke SPBU, yang tadinya harga minyak yang

    diangkut ke SPBU berdasarkan harga sewa cost per liter. Sekarang di ubah menjadi

    pola sewa mobil. Untuk meminimalkan biaya distribusi.

    Memanfaatkan masukan dalam proses konversi untuk memperoleh manfaat dari

    suatu kesisteman pergudangan dan penyaluran BBM yang dioperasikan sesuai

    dengan prosedur tetap yang memenuhi persyaratan kualitas dan keamanan.

    Operation Pengoperasian BBM menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih

    akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat. Untuk menjamin

    ketepatan takaran, melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas

    toleransi akurasi lebih ketat dari biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi

    ulang pompa yang telah melewati batas toleransi.

    Penerapan Sistem Quality Control untuk mengurangi biaya dan meningkatkan

    keunggulan bersaing melalui penciptaan produk yang ramah lingkungan

    Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan

  • 60

    gas bumi serta energi lainnya yang fleksibel, lincah dan berdaya laba tinggi yang

    memberikan nilai tambah bagi stakeholders.

    Qualifikasi kebutuhan BBM dan kelengkapan sistem operasi/peralatan depo untuk

    kegiatan distribusi BBM.

    Outbound Logistik Penyaluran darat via mobil tangki yang efektif untuk memberikan pelayan ke

    konsumen baik SPBU, SPBA dan Industri secara cepat dan tepat (meminimalkan

    kerusakan).

    Penyaluran darat via pipa (pipanisasi), sangat selektif untuk mengurangi saluran

    distribusi yang tidak perlu dan merugi.

    Proses Penyaluran via tongkang dan kapal untuk konsiyansi ke daerah-daerah atau

    depot dalam wilayah kerja daerah. Karena penyaluran via kapal tanker hanya dapat

    disandari oleh kedalaman dermaga yang berkapasitas 17.000 DWT.

    Perlengkapan Penanganan material yang berkualitas, proses penjadwalan untuk

    meningkatkan penyelesaian order.

    Proses eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari

    berbagai jenis sumberdaya, seperti minyak, gas dan panas bumi, serta rumpun usaha

    terkait lainnya untuk produksi produk dan efisien.

    Terdistribusinya BBM sesuai kebutuhan masyarakat yang diwakili oleh kegiatan

    distribusi diwilayah UPMS III dengan memininumkan komplain.

    Organisasi yang memberikan fungsi penyaluran BBM ke hierarki distribusi yang lebih

    kecil hingga sampai ke pelanggan akhir.

  • 61

    Marketing and Sales Dalam meluncurkan sebuah produk baru, Unit Pelumas telah memperbaiki marketing

    process mulai dari formula produk, packaging, pengujian, pricing strategy, saluran

    distribusi hingga kepada komunikasi pemasarannya

    Menggunakan media elektronik ataupun mengikuti event-event tertentu untuk

    mengirim pesan yang mudah dicerna kepada konsumen terhadap kualitas produk

    pertamina saat ini. Menimbang target market adalah segmen SES (Social Economic

    Status)

    Membangun eksistensi brand sebagai upaya yang lebih smart dan fokus kepada

    pelanggan dalam meningkatkan pemasaran dan penjualan.

    Membangun kesadaran dan daya tarik pada pasar massal, penekanan pada

    perbedaan dan manfaat marketing sales pesaing.

    Teknik Menjual Bebas Lepas, dimana pelanggan tahu yang dibutuhkan dan produk

    yang baik Bicara sendiri.

    Service Standar pelayanan program Pertamina ways baru dengan sertifikasi Pasti Pas

    mempunyai lima elemen, di antaranya pelayanan staf yang terlatih dan bermotivasi,

    jaminan kualitas dan kuantitas, peralatan yang terawat, format fisik yang konsisten

    serta penawaran produk dan pelayanan bernilai tambah, diharapkan dapat

    meningkatkan pelayanan yang berimbas dalam peningkatan omset penjualan BBM

    menyongsong persaingan bebas di sektor retail BBM. Dengan slogannya 3S+Pas

    yakni 3S untuk Senyum, Salam, Sapa. Serta Pas untuk Pas takarannya, pas

    kembaliannya dan pas pelayanannya.

    Penampilan Dispencer dan Signane SPBU yang baru

  • 62

    Aktivitas Pendukung :

    Infrastruktur Perusahaan infrastruktur yang dimiliki oleh Pertamina, seperti kilang, depo dan terminal migas,

    pompa bensin dapat digunakan secara optimal untuk mendukung kinerja perusahaan

    dalam berkompetisi dengan pelaku usaha asing di sektor hilir tersebut.

    Letak perusahaan yang strategis, penampilan luar yang menarik, penampilan dalam

    perusahaan yang nyaman.

    Manajemen sumber daya manusia Pertamina juga terus melakukan pembinaan kualitas SDM. Hal itu dilakukan dengan

    mengoptimalkan training center serta pelatihan-pelatihan baik di dalam maupun di

    luar negeri dan Pertamina pun terus berusaha memperbaiki kesejahteraan

    pekerjanya.

    Dari sisi pembinaan SDM, Pertamina telah mengoptimalkan training center dalam

    rangka meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan-pelatihan baik di dalam maupun

    di luar negeri. Dari sisi kesejahteraan pekerja, Pertamina telah menerapkan sistem

    penggajian dan benefit yang lebih kompetitif, dimana apabila dibandingkan dengan

    perusahaan minyak yang ada di indonesia tidak terpaut jauh, namun jika

    dibandingkan dengan BUMN lain, maka sistem penggajian di Pertamina relatif lebih

    baik. Namun demikian, untuk masa mendatang Pertamina akan menerapkan sistem

    penggajian dan benefit yang lebih menghargai kinerja masing-masing individu. Dalam

    artian, pekerja yang berkontribusi lebih besar bagi perusahaan akan memperoleh

    imbalan yang lebih tinggi dan sebaliknya. Sebagai implementasi dari penghargaan

    kinerja tersebut, perusahan telah memberikan penghargaan kepada pekerja berupa

    merit increase.

    Mengimplementasikan pengembangan pekerja yang terorganisasi dan konsisten

  • 63

    sehingga para pekerja memiliki kompetensi, keterampilan, dedikasi, kinerja dan

    produktivitas yang tinggi.

    Memberikan penghargaan dalam bentuk kesejahteraan dan remunerasi yang

    kompetitif serta memberikan perlindungan kepada pekerja sesuai dengan standar

    perusahaan migas di Indonesia dan peraturan yang berlaku.

    Menciptakan dan mengembangkan hubungan industri yang aman untuk menciptakan

    suasana yang harmonis dan nyaman guna mendukung produktivitas yang tinggi.

    Pengembangan teknologi Perbaikan depot dengan otomatisasinya, yaitu sistem pengisian BBM ke mobil tangki

    dengan sistem mesin, tanpa menggunakan tenaga kerja kontrak, selain menghemat

    upah pekerja juga merupakan teknologi baru yang sedang berjalan saat ini.

    Inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan

    menyediakan end-to-end EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna.

    Di Pertamina penerapan SAP, sebagai salah satu sistem Teknologi Informasi (TI),

    telah dilakukan secara bertahap di seluruh unit, kelebihan yang ditawarkan dengan

    menggunakan sistem SAP adalah lebih sistematis. Bahkan seorang manajer atau

    kepala fungsi bisa menggunakan role dari modul controlling untuk memonitor tugas-

    tugas di departemennya. Dengan menggunakan modul human resources dari SAP,

    mempermudah perusahaan dalam hal mengevaluasi dan menilai kinerja dari pekerja.

    Pengadaan barang E-Procurement dilakukan sesuai dengan tuntutan transformasi dan menjadi tonggak

    sejarah baru dalam sistem pengadaan barang dan jasa di Pertamina. Implementasi e-

    procurement ini sejalan dengan keinginan untuk melaksanakan kegiatan secara Good

  • 64

    Corporate Governance (GCG). Keinginan ini tertuang melalui breakthrough Pertamina

    seiring dengan jalannya transformasi Pertamina terus melakukan perubahan-

    perubahan yang mendasar, salah satunya dengan menggunakan sistem e-

    Procurement. Dengan menggunakan sistem ini, siapapun, di manapun dan kapanpun

    setiap rekanan dapat mengaksesnya. Hal lain yang memudahkan e-Procurement

    adalah proses pengadaan akan dapat berjalan dengan lebih transparan. Dengan e-

    Procurement cakupan sistem pengadaan barang dan jasa menjadi jauh lebih luas

    dibandingkan sistem manual yang dijalankan selama ini. Hal ini juga sesuai dengan

    wilayah operasi perusahaan yang menjangkau dari sabang sampai merauke.

    implementasi e-Procurement sangat bagus dan sudah dapat diakomodir dengan baik

    oleh supplier dan mitra kerja Pertamina. Dengan menggunakan sistem ini,

    kemudahan dan efisiensi waktu dapat dicapai. Proses yang harusnya memakan waktu

    berhari-hari dapat dilakukan dengan beberapa jam saja. Sebab dalam beberapa

    tahapan vendor tidak perlu hadir di tempat, cukup meng-apply melalui internet.

    Pangadaan material/barang memperhatikan aturan-aturan baik dari pemerintah

    dalam negeri (nasional) maupun juga peraturan internasional.

    Pola pengadaan minyak mentah dan intermedia untuk kebutuhan kilang Pertamina

    dengan tetap mengedepankan kepuasan kepada para pihak terkait, memenuhi aspek

    akuntabilitas serta transparansi menuju terlaksananya terapan terbaik (best

    practices).

    Keterangan Hubungan Rantai Nilai untuk PT. Pertamina UPMS III :

    1. Logistik ke Dalam

    Untuk logistik ke dalam aktivitas yang dilakukan PT.Pertamina UPMS III antara lain

    berupa penerimaan barang dari pemasok, penanganan barang, pengendalian persediaan,

  • 65

    serta pengecekan barang rusak dan retur pembelian.

    Rantai nilai logistik ke dalam untuk aktivitas pendukung yaitu :

    Pengembangan teknologi

    PT.Pertamina UPMS III telah memiliki sistem persediaan barang yang sudah

    terintegrasi dengan departemen produksi, purchase, accounting.

    Pembelian

    Difokuskan terhadap kegiatan transportasi, yang dibutuhkan dalam proses

    pengangkutan BBM.

    2. Kegiatan Operasi

    Aktivitas yang dilakukan PT.Pertamina UPMS III dalam kegiatan operasi antara lain:

    Pengubahan input menjadi produk jadi, seperti pembuatan produk dengan mesin,

    pengepakan, perlengkapan, pengujian dan pengoperasian fasilitas operasi.

    Rantai kegiatan operasi untuk aktivitas pendukung yaitu :

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Didalam kegiatan operasi dibutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman

    dibidang migas dan pelatihan secara terus menerus untuk meningkatkan intelegence

    karyawan.

    Pengembangan Teknologi

    Di dalam kegiatan operasi, semua sistem internal yang telah terintegrasi

    memudahkan setiap departemen untuk mendapatkan informasi dengan cepat dan

    juga membangun storage (tangki timbun).

    Pembelian

    Di dalam kegiatan operasi, pembelian di fokuskan terhadap pembelian perlengkapan

    atau peralatan kantor.

  • 66

    3. Logistik ke Luar

    Untuk logistik keluar, aktivitas yang dilakukan PT. Pertamina UPMS III antara lain berupa

    pembelian barang oleh konsumen, distribusi produk ke konsumen, proses pemesanan dan

    pengiriman. Rantai nilai logistik ke luar untuk aktivitas pendukung, yaitu :

    Pengembangan Teknologi

    Perlunya dilakukan pengembangan teknologi terhadap sistem yang sedang berjalan di

    PT. Pertamina UPMS III.

    Pembelian

    Difokuskan terhadap kegiatan pengangkutan dan pengiriman produk ke konsumen.

    4. Pemasaran dan Penjualan

    Untuk kegiatan pemasaran dan penjualan, aktivitas yang dilakukan PT. Pertamina UPMS

    III antara lain melakukan penetapan harga produk berdasarkan harga pasar dan

    melakukan promosi melalui media cetak dan media elektronik.

    Rantai nilai pemasaran dan penjualan untuk aktivitas pendukung yaitu :

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Dibutuhkan sumber daya manusia yang berpengalaman dibidang pemasaran dan

    perlunya dilakukan pelatihan secara terus menerus untuk meningkatkan intelegence

    dan kompetensi karyawan.

    Pengembangan teknologi

    Perlunya dilakukan pengembangan website agar untuk lebih memudahkan konsumen

    untuk mendapatkan informasi maupun melakukan order pemesanan, pertukaran data

    yang cepat melalui Elektronik Data Intercharge (EDI) dan juga pengembangan sistem

    agar lebih efektif dan efisien.

    Pembelian

    Perlunya jasa biro iklan untuk memasarkan atau menyebarkan informasi ke masyarakat

  • 67

    luas dan mendirikan cabang-cabang di beberapa negara.

    5. Pelayanan

    Untuk kegiatan pelayanan, PT. Pertamina UPMS III harus menyediakan customer service

    untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada para konsumen.

    Rantai nilai kegiatan pelayanan untuk aktivitas pendukung, yaitu :

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Diperlukan sumber daya manusia yang berpangalaman dalam hal customer care,

    kecepatan dan ketepatan dalam memberikan solusi

    Pengembangan Teknologi

    Perlunya dikembangkan sistem melalui media elektronik untuk kemudahan pelayanan,

    pertukaran data melalui Elektronik Data Intercharge (EDI) antar perusahaan dan

    konsumen.

    Pembelian

    Di fokuskan untuk pembelian peralatan yang berkaitan, yaitu seperti komputer, telepon

    dan mesin fax. Kemudian perencanaan perjalanan dan akomodasi yang akan digunakan

    perusahaan untuk melakukan evaluasi terhadap produk yang di gunakan perusahaan

    konsumen.

  • 68

    Sumber : PT. Pertamina

    Kegiatan Utama

    Faktor-Faktor yang diukur

    Ukuran Keberhasilan Catatan

    Logistik kedalam

    Operasional

    Logistik keluar

    Pemasaran dan

    penjualan

    Pelayanan

    Penyimpanan

    Proses

    pengembangan

    Keuangan

    Kepuasan Pelanggan

    Meminimalkan

    kecacatan produk

    Memaksimalkan kapasitas

    pemeliharaan

    Indeks kepuasan pelanggan dan

    stakeholder

    Tercapai revenue

    maksimal dan efisiensi

    Pertumbuhan jumlah

    pengguna depo

    Perencanaan/penyiapan/pengembangan ruang-

    ruang penyimpanan

    Keandalan operasi

    Manajemen logistik keluar

    Mengembangkan teknologi baru

    Mengurangi keluhan pelanggan

    PERUMUSAN UKURAN KEBERHASILAN

    Tabel 4.1 Analisis Value Chain

  • 69

    Sumber : PT.Pertamina

    Kegiatan Penunjang

    Faktor-Faktor yang diukur

    Ukuran Keberhasilan Catatan

    Infrastruktur Perusahaan

    Manejemen

    Sumber Daya Manusia

    Pengembangan Teknologi

    Pengadaan barang

    Asset Perusahaan

    pembinaan

    kualitas SDM

    Menciptakan

    Teknologi yang memiliki Value

    Terpenuhinya

    kebutuhan material atau

    barang

    Memaksimalkan kapasitas

    pemeliharaan

    Meningkatkan Profesionalitas tenaga kerja

    Pengembangan aplikasi teknologi

    baru sesuai dengan tuntutan perkembangan masalah BBM

    Tepat spesifikasi dan tepat tujuan

    Penggunaaan seoptimal mungkin untuk

    mendukung kinerja perusahaan

    Mekanisme Perekrutan, Pelatihan,

    Pengembangan dan mempertahankan

    karyawan yang produktif

    Pengembangan secara bertahap

    Biaya yang dikeluarkan seekonomis mungkin

    PERUMUSAN UKURAN KEBERHASILAN (Lanjutan)

    Tabel 4.2 Analisis Value Chain

  • 70

    Infrastruktur Perusahaan

    Manajemen Sumber Daya

    manusia

    Pengembangan Teknologi

    Pembelian

    Penerimaan barang dari pemasok

    Pengecekan

    barang rusak dan

    retur pembelian

    Penanganan

    barang

    Logistik ke dalam

    Pemasaran & Penjualan

    Pelayanan

    Perbaikan system yang sudah

    terotomatisasi dan SAP

    Perekrutan & Pelatihan karyawan

    membangun storage ( tangki timbun )

    Customer Service

    Penetapan harga Promosi melalui media cetak dan elektronik

    Pembelian oleh

    konsumen

    Distribusi produk ke konsumen

    Proses

    pemesanan &

    pengiriman

    Pemeliharaan

    Operasi Fasilitas

    Prosedur monitoring

    Peralatan kantor dan

    mesin

    Pembelian mobil tangki untuk

    menggurangi biaya sewa

    Pembelian mobil tangki untuk menggurangi biaya sewa

    Jasa biro iklan agen

    Komputer, telpon, mesin fax,

    perjalanan dan akomodasi

    pengembangan teknologi terhadap

    sistem yang sedang berjalan

    Perekrutan & Pelatihan karyawan dan kompensasi

    Perekrutan

    Pengembangan website dan EDI

    Media elektronik

    EDI dan FAQ

    Sumber : PT.Pertamina 4.3 Rantai Nilai Generik Depo Pertamina di Lingkungan PT.Pertamina (persero)

    Operasi Logistik ke luar

  • 70

    4.2.2.1 Profil Responden

    Diskripsi karakteristik dilakukan untuk mengetahui perilaku responden yang meliputi

    beberapa aspek. Responden yang dipakai untuk penelitian ini adalah Pegawai PT.

    Pertamina pada tingkat jajaran staff sesuai dengan divisinya masing-masing.

    Analisa dari hasil penelitian dengan variabel yang berbeda sesuai dengan tingkat

    aktivitas. Disini pegawai berperan sebagai penerima dan pelaksana informasi

    (komunikasi).

  • 71

    4.2.2.2 Deskripsi Pegukuran Hasil Penelitian /Pengolahan Data

    Deskripsi data yang akan disajikan pada hasil penelitian ini adalah deskripsi data variabel

    penelitian yang terdiri dari variabel 1, 2.

    Variabel 1 merupakan tingkat kinerja aktivitas utama yang meliputi Inbound Logistic, Operation, Outbond Logistic, Marketing and Sales, Service, yang memberikan kontribusi pada

    penciptaan fisik dari produk dan jasa, penjualan dan pengirimannya kepada pembeli

    Variabel 2 merupakan tingkat kinerja yang di bagi dalam aktivitas pendukung yang meliputi Infrastruktur Perusahaan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pengembangan

    teknologi dan Pengadaan Barang.

    Data kemudian diolah dengan perangkat lunak MSI (Method Of Successive Intervals) untuk

    mengukur analisis kepentingan dan kinerja.

    Dimensi variabel 1 meliputi :

    Dimensi (D1) : Inbound Logistic Dimensi (D2) : Operation Dimensi (D3) : Outbond Logistic Dimensi (D4) : Marketing and Sales Dimensi (D5) : Service Dimensi variabel 2 meliputi :

    Dimensi (D1) : Infrastruktur Perusahaan Dimensi (D2) : Manajemen Sumber Daya Manusia Dimensi (D3) : Pengembangan teknologi Dimensi (D4) : Pengadaan Barang

    4.2.2.3 Penilaian Kemampuan Aktivitas Utama Menurut Pegawai

  • 72

    Persepsi pegawai terhadap aktivitas utama diharapkan merupakan representasi dari

    ekspektasi. Berdasarkan data yang diolah dengan perangkat lunak MSI (Method Of Successive

    Intervals) dan diukur melalui LSR (likerts summated ratings)

    Berikut ini disajikan hasil olahan data dari pengukuran Akitvitas Utama, Aktivitas

    Pendukung, berurutan dari skor terbesar ke skor terkecil seperti dibawah ini.

    4.3Tabel Urutan Peringkat Menurut Aktivitas Utama

    No Dimensi Main Activity Value

    Persentase

    1 D1 2.2016 28.2% 2 D3 1.7423 22.3 % 3 D2 1.4161 18.1% 4 D4 1.3040 16.7% 5 D5 1.1417 14.6% 100%

    Sumber : Hasil Penelitian Penulis (2007)

    Hasil peringkat ternyata dimensi yang memiliki kinerja tertinggi ke terendah adalah

    D1,D3,D2,D4,D5. Tabel berikut menujukkan hasil kegiatan aktivitas utama pada perusahaan.

  • 73

    Tabel 4.4 Pemeringkatan kegiatan aktivitas utama yang mengoptimalkan strategi

    No Urut Dimensi

    Main Activity Value

    Indikator

    1

    2

    3

    D1

    D3

    D2

    28.2 %

    22.3 %

    18.1 %

    Logistik kedalam

    Operasi

    Outbound Logistik

    Efisiensi Efekstivitas Relevansi Produktivitas

    Menjamin efisiensi tercapainya otomatisasi sarana operasi

    Pengefektifkan kapasitas pemeliharaan

    Adanya relevansi antara proses pemeliharaan dengan fasilitas operasi agar selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman

    Terdapat produktivitas dari prosedur monitoring yang diterapkan pada operation perusahaan

    Menjamin efisiensi distribusi produk kekonsumen

    Efektifitas pengapalan agar bisa memberikan pelayanan antar dan meminimalkan kerusakan

    Ada relevansi antar proses penyelesaian order dengan tingkat pembelian oleh konsumen

    Terdapat produktivitas dari proses eksplorasi, produksi, transportasi dari proses outbound logistik

    Menjamin efisiensi melalui tata letak dan desain pergudangan dengan system kontrol inventaris yang baik

    Efektifitas penerimaan barang dari pemasok sesuai sasaran inbound logistic

    Adanya relevansi antara pengecekan barang dengan meminimalkan kecacatan produk

    Terdapat produtivitas sesuai sasaran inbound logistik

  • 74

    Asumsi penulis 20% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap dimensi

    diatas (>) 20 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam aktivitas rantai nilai dan bila nilai

    dari tiap dimensi (

  • 75

    Tabel 4.6 Pemeringkatan kegiatan aktivitas pendukung yang mengoptimalkan

    strategi

    No Urut Dimensi

    Support Activity Value Indikator

    1

    2

    3

    4

    D2

    D3

    D4

    D1

    26.6 %

    25.5 %

    24.4 %

    23.5 %

    Pengembangan Teknologi

    Manajemen Sumber Daya

    Pengadaan Barang

    Infrastruktur perusahaan

    Menjamin efisiensi perbaikan system yang sudah terotomatisasi.

    Efektivitas setiap pergembangan aplikasi teknologi baru.

    Relevansi Perkembangan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.

    Penggunaan SAP untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

    Menjamin efisiansi tercapainya kualitas sumber daya manusia yang kompeten.

    Efektivitas sumber daya melalui Mekanisme perekrutan, pengembangan dan mempertahankan karyawan berprestasi

    Sistem penghargaan dan insentif yang mampu memotivasi karyawan

    Produktivitas melalui profesionalitas tenaga kerja

    Menjamin efisiensi tercapainya kualitas, kecepatan pengadaan bahan baku yang optimal

    Efektivitas prosedur dalam menggunakan iklan dan media

    Ada relevansi antara pengembangan teknologi terhadap system yang sedang berjalan diantaranya SAP,EDI dan FAQ

    Terdapat produktivitas melaui terpenuhinya kebutuhan akan material atau barang

    Menjamin efisiensi tercapainya Penggunaan infrastruktur perusahaaan seoptimal mungkin

    Mengefektifitaskan tata letak dan lokasi infrastruktur dalam perusahaan,untuk mengantisipasi pengaruh lingkungan eksternal pesaing

    Ada relevansi sesuai kapasitas pemeliharaan yang maksimal

    Terdapat produkifitas melalui infrastruktur perusahaan

  • 76

    Asumsi penulis 25% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap dimensi

    diatas (>) 25 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam aktivitas rantai nilai dan bila nilai

    dari tiap dimensi (

  • 77

    menggunakan secara optimum berbagai kompetensi perusahaan untuk meningkatkan

    nilai tambah bagi perusahaan.

    2. Kelangkaan sumber daya : Pasokan sumber daya terbatas, tetapi hal ini hanya berapa

    persen dari total keseluruhan BBM yang diproduksi Pertamina.

    3. Sukar ditiru : Selama semuanya berbentuk materi dan teknologi hal tersebut dapat

    saja ditiru, namun beberapa hal yang dimilki Pertamina yang tidak dimiliki pesaing,

    yakni berupa Kilang dan depo yang merupakan sumber daya alam yang besar, yang

    proses pemenuhannya langsung diolah dari alam, guna dapat menghasilkan variasi

    produk yang beragam. Model RBV mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat

    sumber daya sulit ditiru, yaitu:

    Keunikan fisik : Sumber daya alternatif yang ramah lingkungan, contohnya Biodiesel sebagai salah satu jenis bahan bakar hayati non fosil (biofuel). Bahan

    bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar, harga yang sama untuk

    semua daerah.

    Jalur (path) : ketergantungan sumber daya sukar untuk ditiru karena jalur sulit dibuat oleh perusahaan lain, mengingat Pertamina pernah memonopoli Industri

    BBM, maka keunggulan strategi distribusi melaui Kilang dan Depo, serta SPBU

    yang tersebar diberbagai kawasan di Indonesia, memudahkan Pertamina dalam

    Pendistribusian dan pemasaran BBM.

    Ambiguitas kausal : Dimana situasi sulit dipahami oleh para pesaing secara tepat tentang bagaimana Pertamina menciptakan keuntungan yang telah dimilikinya.

    Misalnya : kapan dan bagaimana Pertamina akan melakukan hubungan

    Kerjasama dengan pesaing, melalui strategi kemitraan.

    Economic Deterence : butuh investasi yang besar untuk meniru karena dalam hal ini Pertamina merupakan market leader di dalam negeri.

  • 78

    Loyalitas merek Kepuasaan pekerja

    4. Appropriability : Sumber daya dikembangkan dan dikendalikan oleh Pertamina,

    tanpa dibeli ataupun dipindah tangankan dari pesaing lain dan ke pesaing lain.

    5. Tidak dapat ditiru :

    Hak paten Aset khusus, misalnya Hak Pengusahaan Migas dalam negeri

    6. Pemanfaatan kondisi eksternal yang dapat memberikan penghasilan untuk

    perusahaan. Dimana setiap tingkat pertumbuhan pengguna kendaraan, juga turut

    meningkatkan penjualan BBM.

    Pendekatan RBV mengkaitkan kapabilitas internal perusahaan dengan lingkungan

    eksternal apa yang diminta pasar dan apa yang ditawarkan pesaing sehingga menjadi strategi

    yang tepat bagi perusahaan dalam bersaing. Dengan melihat sumber daya dan kapabilitas yang

    dimiliki PT. Pertamina UPMS III maka dapat disimpulkan pendekatan RBV telah menunjang

    strategi bersaing perusahaan.

    Tabel 4.7 Urutan Peringkat Menurut Resource Based View (RBV)

    N0 Dimen

    si RBV

    Value Persentas

    e 1 D6 0.8016 14.90% 2 D2 0.7877 14.70% 3 D3 0.7522 14.00% 4 D4 0.7211 13.40% 5 D1 0.6889 12.80% 6 D9 0.4177 7.79% 7 D5 0.4022 7.50% 8 D8 0.4021 7.50% 9 D7 0.3904 7.28%

    Sumber : Hasil Penelitian Penulis (2007)

  • 79

    Tabel 4.6 Pemeringkatan kegiatan Model RBV (Resource Based View) yang

    mengoptimalkan strategi

    No Urut Dimensi RBV Value Indikator

    1

    2

    3

    4

    D2

    D3

    D4

    14.90 %

    14.70 %

    14.00 %

    13.40 %

    Sukar ditiru

    Asset tak terlihat

    Kapabilitas organisasi

    Superioritas kompetitif

    Efektivitas Jalur yang sulit dibuat oleh perusahaan lain

    Ada relevansi antara Economic deterence (investasi yang besar untuk meniru) dengan pemenuhan sumber daya yang besar dari perusahaan

    Menjamin efisiensi tercapainya revenue

    melalui merek dagang perusahaan Ada relevansi antara akumulasi pengalaman

    dengan kinerja perusahaan

    Efektivitas prosedur dalam pelayanan

    pelanggan Terdapat produktivitas melaui terpenuhinya

    kebutuhan akan material atau barang melalui inovasi produk

    Menjamin efisiensi pemenuhan kebutuhan pelanggan

    Ada relevansi antara kemampuan penggunaan SDM secara optimum dengan berbagai kompetensi (SDA) yang dimiliki perusahaan

    D6

  • 80

    No Urut Dimensi RBV Value Indikator

    Asumsi penulis 11.1% = 100% dari total dimensi pertiap aktivitas. Apabila nilai dari tiap

    dimensi diatas (>) 11.1 % dikatakan telah menunjang kegiatan didalam RBV dan bila nilai dari

    tiap dimensi (