persepsi siswa-siswi smp dan smk dari panti asuhan ... · diajukan untuk memenuhi salah satu syarat...
TRANSCRIPT
PERSEPSI SISWA-SISWI SMP DAN SMK DARI PANTI
ASUHAN PANGREKSO DALEM BETHLEHEM
TEMANGGUNG TAHUN 2010 TENTANG PERILAKU
ASERTIFNYA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Priska Wulan Oktavianti
NIM: 051114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
PERSEPSI SISWA-SISWI SMP DAN SMK DARI PANTI
ASUHAN PANGREKSO DALEM BETHLEHEM
TEMANGGUNG TAHUN 2010 TENTANG PERILAKU
ASERTIFNYA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Disusun Oleh:
Priska Wulan Oktavianti
NIM: 051114010
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“..... Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta
kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku..... Mintalah
maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu”. ( Yohanes 16:
23)
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur ”. (Filipi 4: 6)
“Pekerjaan sekecil apapun jika dilakukan dengan sukacita akan
bermanfaat”.
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus yang memberikan karunia berlimpah pada diriku.
Keluargaku tercinta: papa, mama dan Dinda yang tidak pernah berhenti
mendukung dengan doa dan cinta.
Valentinus Pasca Ugama yang selalu mengingatkan dan memotivasiku
setiap waktu.
v
ABSTRAK
PERSEPSI SISWA-SISWI SMP DAN SMK DARI PANTI ASUHAN PANGREKSO DALEM BETHLEHEM TEMANGGUNG TAHUN 2010
TENTANG PERILAKU ASERTIFNYA
Priska Wulan Oktavianti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, 2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku asertifnya. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subyek penelitian adalah semua siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 yang berjumlah 26 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner perilaku asertif yang terdiri dari 56 item dan disusun sendiri oleh peneliti. Teknik analisis data yang digunakan adalah penggolongan perilaku asertif berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I, dengan kualifikasi “sangat tinggi”, “tinggi”, “cukup tinggi”, “rendah”, dan “ sangat rendah”. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: 1 orang (4%) berpendapat bahwa perilaku asertifnya “sangat tinggi”, 7 orang (26,92%) berpendapat bahwa perilaku asertifnya “tinggi”, 15 orang (57,69%) berpendapat bahwa perilaku asertifnya “cukup tinggi”, 3 orang (11,53%) berpendapat bahwa perilaku asertifnya “rendah”, dan tidak ada siswa (0%) yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya “sangat rendah”.
vi
ABSTRACT
THE PERCEPTIONS OF JUNOR HIGH SCHOOL AND VOCATIONAL HIGH SCHOOL STUDENTS AT PANTI ASUHAN PANGREKSO DALEM
BETHLEHEM, TEMANGGUNG, 2010, ON THEIR ASSERTIVE BEHAVIOUR
Priska Wulan Oktavianti
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2010
This research aims to reveal the perceptions of Junior High School and
Vocational High School students at Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem, Temanggung, 2010 on their assertive behaviour.
This is a descriptive research with survey method. The subject of this research is all Junior High School and Vocational High School students at Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem, Temanggung, that reaches 26 people in 2010. The researcher utilized assertive behaviour questionnaire which consists of 56 items in this research. The technique of data analysis used is assertive behaviour grouping based on Standard Reference Evaluation Type I, with some qualifications, namely “very high”, “high”, “Intermediate”, “low”, and “very low”.
The result of this study shows that according to the perceptions of Junior High School and Vocational High School students at Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem, Temanggung , 2010, the assertive behaviour is highly varied: 1 student (4%) states that his/her assertive behaviour is “very high”; 7 students (26, 92%) state that their assertive behaviour are “high”; 15 students (57, 69%) state that their assertive behaviour are “intermediate”; 3 students (11,53%) state that their assertive behaviour are “low”; and none of the students (0%) states that his/her behaviour is “very low”.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas karunia,
berkat, bimbingan dan penyertaan-Nya yang berlimpah pada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan karena bantuan dan dukungan dari
banyak pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis menghaturkan ucapan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. M.M. Sri Hastuti. M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan pengetahuan dan pengalaman pada penulis serta memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A., selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran dan ketulusan hati telah memberikan motivasi,
meluangkan waktu untuk mendampingi penulis selama proses penulisan
skripsi ini.
3. Panitia penguji yang memberikan kesempatan pada penulis untuk
mempertanggungjawabkan skripsi ini.
4. Mas Moko yang telah membantu dalam membereskan administrasi penulis.
viii
5. Keluarga besar Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan Panti Asuhan Brayat
Pinuji Boro yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba kuesioner.
6. Keluarga besar Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
yang telah bersedia memberikan kesempatan dan memperlancar proses
pengumpulan data.
7. Keluargaku tercinta: Papa, Mama dan Dinda, yang tidak pernah lelah
memberikan motivasi, dana, nasihat, dan doa pada penulis.
8. Bapak Muhadi dan Ibu Vero sekeluarga yang banyak memberikan semangat
dan dukungan pada penulis.
9. Valentinus Pasca Ugama, yang selalu mendampingi, menasihati,
memotivasi penulis setiap waktu.
10. Teman-teman BK ’05 yang selalu memberikan semangat, sharing, dan
persaudaraan selama masa kuliah (Sr, Miryam, Wahyu, Dhe2, Chubby,
Agam, Sr. Marry, Sr. Emil, Nisa, Nopek, Vidy, Hendra, Sr. Quil, Br. Cahyo,
Br Edi, Lusi,Sisil, Dian, Putri, Uday, Marsel dan semua teman kelas A dan
B yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu) atas semua rasa perhatian
dan persahabatan ini.
11. Keluarga besar kost Arimbi 5 (Nevi, Mba Nova, Hesti, Estu) yang telah
meminjamkan motor dan laptopnya.
12. Keluarga mantan kost Bromo 2B yang telah menghilang satu persatu.
13. Sahabat-sahabatku yang nun jauh di sana: Cemplux, Nenny, Yuni, Wahyu
dan Mas Benny yang ikut mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.
ix
x
xi
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................... iv
ABSTRAK ................................................................................ v
ABSTRACT ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................. vii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ........................... x
HALAMAN PERNYATAAN ................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................... 4
C. Tujuan .................................................................. 5
D. Manfaat ................................................................ 5
E. Definisi Operasional ............................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................ 8
A. Pengertian Persepsi ............................................. 8
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi 9
C. Pengertian Perilaku Asertif................................ 11
D. Aspek-Aspek Perilaku Asertif ........................... 13
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Asertif 15
F. Manfaat Perilaku Asertif .................................. 17
G. Perilaku Asertif Siswa-Siswi SMP dan SMK dari
Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
Tahun 2010........................................................ 21
xiii
H. Tinjauan Penelitian Lain yang Relevan .......... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................... 24
A. Jenis Penelitian ................................................... 24
B. Subjek Penelitian ................................................ 24
C. Instrumen Penelitian ......................................... 25
1. Alat Pengumpul Data ................................... 25
2. Uji Coba Alat ................................................. 28
3. Validitas Instrumen ........................................ 29
4. Reliabilitas Instrumen ................................... 31
D. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA ........... 35
1. Tahap Persiapan ............................................. 35
2. Tahap Pelaksaan Pengumpulan Data ............ 36
E. Teknik Analisis Data ........................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..... 39
A. Persepsi Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
tentang Perilaku Asertifnya ............................... 39
B. Pembahasan ......................................................... 41
BAB V PENUTUP .................................................................... 47
A. Kesimpulan ........................................................... 47
B. Saran ...................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 49
LAMPIRAN ............................................................................... 52
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1: Rincian Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung Tahun 2010 .......... 25
Tabel 2: Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku Asertif Sesudah Revisi/ Uji Coba 26
Tabel 3: Item Instrumen yang Valid dan Tidak Valid ............................. 30
Tabel 4: Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas ........................................ 31
Tabel 5: Penggolongan Perilaku Asertif Berdasarkan PAP ..................... 38
Tabel 6: Penggolongan Persepsi Siswa-Siswi SMP dan SMK dari
Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
Tahun 2010 tentang Perilaku Asertifnya ................................... 40
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1: Kuesioner Siswa yang diuji coba ......................................... 52
Lampiran 2: Hasil Perhitungan Taraf Validitas Kuesioner Uji coba ........ 61
Lampiran 3: Tabulasi Skor Belahan Data Ganjil-Genap Kuesioner
Uji Coba............................................................................... 68
Lampiran 4: Kuesioner Final Perilaku Asertif (Penelitian) ....................... 70
Lampiran 5: Tabulasi Penelitian ................................................................ 74
Lampiran 6: Persepsi Siswa-Siswi SMP dan SMK dari
Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
Tahun 2010 tentang Perilaku Asertifnya .............................. 81
Lampiran 7: Surat Ijin Uji Coba ................................................................ 82
Lampiran 8: Surat Ijin Penelitian .............................................................. 84
Lampiran 9: Surat Keterangan Melakukan Penelitian .............................. 85
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan,
manfaat dan definisi operasional.
A. Latar Belakang Masalah
Secara naluriah, semua manusia membutuhkan orang lain. Manusia
adalah makhluk sosial (homo socius) yang tidak pernah bisa hidup sendiri.
Sebagai manusia yang tidak bisa lepas dari manusia lain, tidak ada manusia
yang sanggup memenuhi kebutuhannya sendiri. Dengan kata lain, manusia
membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Apabila
kebutuhan untuk menjadi makhluk sosial tidak terpenuhi, kehidupan
manusia sebagai makhluk individu akan mengalami kesulitan.
Menurut Horney “kebutuhan manusia digolongkan menjadi tiga, yaitu
bergerak mendekati orang banyak untuk meraih kebutuhan akan cinta,
bergerak menjauhi orang banyak untuk meraih kebutuhannya akan
kebebasan dan kemandirian, dan bergerak menentang orang banyak untuk
memenuhi kebutuhannya akan kekuatan’’(Ubaedy, 2008:23). Kebutuhan
manusia dapat terpenuhi melalui relasi dengan orang lain. Relasi dapat
terjalin dengan baik jika orang mampu berperilaku asertif.
Seseorang dikatakan asertif jika ia mampu secara langsung, terbuka dan
jujur dalam mengekspresikan perasaan, pikiran dan pandangannya pada
pihak lain dengan cara yang deskriptif tanpa mengabaikan haknya dan hak
2
orang lain. Orang yang asertif memiliki cara pandang yang realistis, tegas,
dan obyektif. Orang yang asertif juga bersifat fleksibel sehingga dapat
menjalin dan menjaga hubungan yang harmonis dengan orang di sekitarnya.
Besar kemungkinan orang yang asertif akan diterima dalam pergaulannya
sehari-hari. Ia tidak akan pernah menjadi korban pihak lain dan tidak akan
mengorbankan orang lain demi kepentingannya.
Dewasa ini, banyak orang sulit untuk berperilaku asertif, khususnya
dalam hal yang menyangkut perasaan negatifnya terhadap sesuatu atau
seseorang. Orang enggan berperilaku asertif karena dalam dirinya ada rasa
takut mengecewakan orang lain, takut jika akhirnya dia tidak lagi disukai
ataupun diterima. Selain itu alasan “untuk mempertahankan kelangsungan
hubungan” juga sering menjadi alasan karena salah satu pihak tidak ingin
membuat pihak lain sakit hati. Dengan keadaan seperti ini, orang dapat
merasa dimanfaatkan, sehingga hubungan menjadi terganggu.
Bagi anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung pun,
kemampuan berperilaku asertif adalah sangat penting karena beberapa
alasan: (1) perilaku asertif akan memudahkan anak Panti Asuhan
bersosialisasi dan menjalin hubungan secara efektif dengan lingkungan
seusianya dan di luar lingkungannya, (2) anak Panti Asuhan bisa
menghindari munculnya ketegangan dan perasaan tidak nyaman akibat
menahan dan menyimpan sesuatu yang ingin diutarakan, (3) anak Panti
Asuhan dapat dengan mudah mencari solusi secara efektif dari berbagai
kesulitan atau permasalahan, sehingga tidak menjadi beban pikiran yang
3
berlarut-larut, (4) kemampuan berperilaku asertif akan membantu anak Panti
Asuhan untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya, memperluas
wawasannya tentang lingkungan, dan tidak mudah berhenti pada sesuatu
yang tidak diketahuinya (memiliki rasa keingintahuan yang tinggi).
Sejauh ini penulis mendapat kesan bahwa anak-anak Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung lebih sering menyimpan dan
takut mengutarakan perasaan negatifnya pada warga yang lain (anak, ibu
pengasuh dan suster pembimbing). Anak-anak cenderung diam dan
menutupi perasaan negatifnya. Kesan ini penulis dapatkan ketika melakukan
Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling di komunitas Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tanggal 14 Juli-18 Agustus tahun
2009.
Sebagian besar anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung menginjak masa remaja. Pada masa remaja, anak mengalami
masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Hurlock (1994) mengatakan
bahwa masa remaja merupakan masa ketegangan emosi tinggi sebagai
akibat dari perubahan fisik termasuk kelenjarnya. Amarahnya misalnya
terungkap dengan menggerutu, tidak mau berbicara, atau dengan suara keras
mengkritik orang yang menyebabkan marah. Hal ini bisa menjadi salah satu
penyebab anak mengalami masalah pribadi dan konflik kelompok.
Pada masa remaja ini anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Betlehem
pun sedang mencari identitas diri, mengalami pembentukan kepribadian.
Dalam pembentukan kepribadian ini sangat berperanlah interaksinya dengan
4
orang lain. Dalam rangka berinteraksi dengan orang lain inilah anak Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung pun perlu berlatih dan
membiasakan diri berperilaku asertif.
Mengingat pentingnya kemampuan berperilaku asertif, maka perlu
diketahui kemampuan anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung dalam berperilaku asertif. Ideal sebenarnya kalau diamati dan
diukur kemampuan mereka dalam berperilaku asertif. Tetapi karena
keterbatasan peneliti, penelitian ini difokuskan pada pendapat, keyakinan
atau persepsi mereka tentang kemampuannya berperilaku asertif. Dengan
mengetahui persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung mengenai perilaku asertifnya, dapat dirumuskan berbagai
upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan perilaku asertif.
B. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui persepsi anak Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang
perilaku asertifnya. Pertanyaan yang dijawab adalah:
Bagaimanakah persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung tahun 2010 terhadap perilaku asertifnya?
5
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi
anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
tentang perilaku asertifnya.
D. Manfaat
Hasil penulisan ini dapat berguna bagi:
1. Manfaat Teoretis
Memberikan gambaran mengenai persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku asertifnya
dan meningkatkan pemahaman tentang perilaku asertif.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi pihak Panti Asuhan
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi pihak Pembina
di Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
mengenai perilaku asertif anak Panti Asuhan dan menjadi bahan
pertimbangan dalam menentukan bahan pendampingan terhadap
anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung.
b. Bagi siswa-siswi SMP dan SMK Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung
Mereka akan mendapat kesempatan untuk berlatih dan membiasakan
diri berperilaku asertif di lingkungan panti asuhan, jika hasil
penelitian ini ditindaklanjuti.
6
c. Bagi peneliti sebagai calon konselor
Peneliti dapat mengembangkan kemampuan peneliti dalam
melakukan penelitian.
E. Definisi Operasional
1. Persepsi adalah pendapat atau keyakinan dan penilaian seseorang
terhadap suatu objek baik orang, benda, peristiwa, tingkah laku atau hal
lain yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi objek
persepsi dalam penelitian ini perilaku asertif anak Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010.
2. Perilaku asertif adalah tingkah laku mengembangkan kesetaraan dalam
hubungan antar manusia, memperjuangkan kepentingannya sendiri,
mengekspresikan perasaan dan pikiran secara terbuka, mempertahankan
hak-hak pribadi dan menghargai orang lain, seperti yang dimaksudkan
dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.
3. Siswa-Siswi SMP dan SMK Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung tahun 2010 adalah siswa-siswi yang tinggal di Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010. Panti
Asuhan tersebut bernaung pada konggregasi Penyelenggaraan Ilahi (PI)
yang berpusat di Semarang. Siswa-siswi SMP dan SMK Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung berjumlah 28 orang, yang
berada pada rentang usia 12 tahun sampai 19 tahun.
7
4. Persepsi Siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku asertifnya
adalah pendapat siswa-siswi yang tinggal di Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 mengenai tingkah lakunya
yang mengembangkan kesetaraan dalam hubungan antar manusia,
memperjuangkan kepentingannya sendiri, mengekspresikan perasaan
dan pikiran secara terbuka, mempertahankan hak-hak pribadi dan
menghargai orang lain.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menyajikan hasil kajian pustaka mengenai pengertian persepsi,
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, pengertian perilaku asertif, aspek-
aspek perilaku asertif, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif, manfaat
perilaku asertif, dan tinjauan penelitian lain yang relevan.
A. Pengertian Persepsi
Menurut Desiderato (Rakhmat, 2008:51), persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Menurut Walgito (2004:88),
persepsi adalah proses dimana stimulus yang diindera kemudian oleh individu
diinterpretasikan dan diorganisasikan, sehingga individu menyadari, mengerti
apa yang diindera. Persepsi adalah kemampuan untuk membedakan,
mengelompokkan, dan memfokuskan, kemudian menginterpretasikan
(Sarwono, 2009: 85). Persepsi menurut Irwanto, dkk (1988: 55) adalah proses
diterimanya rangsang suatu objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun
peristiwa sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Quinn (Sarwono, 2009:
93) mengatakan bahwa persepsi merupakan proses kombinasi dari hasil
sensasi yang diterima oleh organ dan hasil interpretasinya. Daviddof
(Walgito, 2004: 88), juga sependapat dengan Quinn yang mengatakan, bahwa
persepsi merupakan proses yang dilalui oleh suatu stimulus yang diterima
panca indera yang kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga
9
individu menyadari yang diinderanya itu. Dengan persepsi individu akan
menyadari keadaan di sekitarnya dan juga keadaan diri sendiri.
Dari beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa persepsi
adalah tanggapan, pendapat dan penilaian seseorang terhadap suatu obyek
baik orang, benda, peristiwa, tingkah laku atau hal lain yang ditemui dalam
kehidupan sehari-hari. Tanggapan, pendapat, atau penilaian tersebut diawali
dengan proses seseorang menerima rangsang lewat indera yang kemudian
dikelompokkan dan diinterpretasikan, sehingga orang yang bersangkutan
menyadari dan memahami rangsang yang diterimanya.
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Menurut Irwanto, dkk (1988) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
persepsi, yaitu:
1. Perhatian yang selektif
Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas
mental. Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa objek yang
hadir pada saat yang bersangkutan, kemudian pada saat yang bersamaan
pula seseorang memilih hanya satu objek, sementara objek-objek yang lain
diabaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang akan menerima
rangsang dari lingkungannya. Apabila suatu rangsang mendapat perhatian
dari individu, maka rangsang tersebut akan disadari dan ditanggapi dengan
cepat. Sedangkan rangsang yang kurang mendapat perhatian akan kurang
disadari dan kurang ditanggapi. Semakin besar perhatian seseorang,
10
semakin besar kesadarannya akan rangsang itu dan semakin besar pula
kemungkinan orang yang bersangkutan menanggapinya. Semakin kecil
perhatian seseorang, semakin kecil kesadarannya akan rangsang yang
bersangkutan dan semakin kecil pula kemungkinan individu untuk
menanggapinya.
2. Sifat-sifat rangsang
Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi seseorang
daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh perhatian pada
rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang yang ukurannya
kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian seseorang adalah
rangsang yang berlatar belakang kontras daripada yang berlatar belakang
biasa. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian adalah rangsang
yang intensitas rangsangnya paling kuat.
3. Nilai-nilai dan kebutuhan individu
Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi
seseorang dan sesuai dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan
kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi.
Walaupun rangsang yang dihadirkan pada dua orang sama, namun
persepsi yang terjadi bisa jadi berbeda karena perbedaan nilai dan
kebutuhannya.
4. Pengalaman terdahulu
Perhatian seseorang terhadap rangsang turut ditentukan oleh
pengalaman akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalaman-
11
pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana orang
mempersepsikan dunianya.
C. Pengertian Perilaku Asertif
Sebagai makhluk yang tidak pernah dapat lepas berhubungan dengan
orang lain, manusia menjalin komunikasi dalam kehidupan sehari-hari untuk
menjalin relasi. Kebutuhan untuk berelasi tersebut ditunjukkan dalam bentuk
komunikasi. Agar komunikasi dapat berjalan efektif, orang perlu mampu
berperilaku asertif.
Asertif berasal dari kata asing to assert yang artinya mengatakan dengan
tegas. Menurut Cawwod (1997: 13), perilaku asertif adalah ekspresi yang
langsung, jujur, dan pada tempatnya dari pikiran, perasaan, kebutuhan, atau
hak-hak pribadi tanpa kecemasan yang tidak beralasan. Adams dan Lenz
(1995: 28) menyatakan bahwa berprilaku asertif berarti mengerti apa yang
seseorang lakukan dan inginkan, menjelaskannya/mengungkapkannya pada
orang lain, berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri sambil tetap
menunjukkan hormat kepada orang lain. Taumbmann (l976) (Iriani:
http://rumah-optima.com), menyatakan bahwa perilaku asertif adalah suatu
pernyataan atau pengungkapan tentang perasaan, keinginan dan kebutuhan
pribadi kepada orang lain dengan penuh percaya diri..
Stein dan Howard (2004:90), mengemukakan bahwa sikap asertif berarti
berkomunikasi dengan jelas, spesifik, dan tidak taksa (multi-taksir), sambil
sekaligus tetap peka terhadap kebutuhan orang lain dan reaksi mereka dalam
12
peristiwa tertentu. Menurut Connie Podesta (Ubaedy, 2008:102), berperilaku
asertif adalah menjelaskan diri kita dengan cara yang tidak mengganggu orang
lain.
Stein dan Howard (2004:91), mengatakan bahwa orang yang asertif
mampu mempertahankan pendapat sambil sekaligus tetap menghormati
pandapat orang lain dan peka terhadap kebutuhannya. Orang yang asertif
mampu bergaul dengan jujur dan langsung, apa adanya dan meminta bantuan
pada orang lain bila membutuhkan. Orang yang asertif bersedia bekerja sama
dan membantu orang lain yang membutuhkan. Orang yang asertif juga mampu
menyelesaikan konflik dengan orang lain dengan cara yang memuaskan kedua
belah pihak.
Asertivitas adalah gaya dan model komunikasi yang sehat. Dengan
menjadi asertif, kita memandang bahwa orang lain memiliki hak dan
kebutuhan yang sama dengan diri kita. Oleh karena itu, orang yang asertif
tidak hanya bertindak untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Menurut Hia (2004:10), asertivitas dapat membantu orang untuk berpikir
positif tentang dirinya sendiri sebagai orang yang berharga dan menghargai
serta menerima orang lain sebagaimana adanya. Asertivitas menunjukkan
adanya kepercayaan diri dan rasa nyaman dalam mengekspresikan diri.
Dari berbagai definisi yang telah disebut di atas, penulis menyimpulkan
bahwa perilaku asertif adalah suatu tingkah laku mengembangkan kesetaraan
dalam hubungan antar manusia, memperjuangkan kepentingannya sendiri,
13
mengekspresikan perasaan dan pikiran secara terbuka, mempertahankan hak-
hak pribadi dan menghormati hak-hak dan kebutuhan orang lain.
D. Aspek-Aspek Perilaku Asertif
Alberti dan Emmons (1986:26) mengemukakan aspek-aspek yang
terdapat dalam perilaku asertif, yaitu:
1. Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan antar manusia.
Orang yang asertif adalah orang yang mampu menempatkan kedua
belah pihak secara setara. Orang yang asertif mengembangkan kesetaraan
dalam hubungan interpersonal sehingga pihak yang bersangkutan berdiri
di atas dasar yang sama. Orang yang asertif beranggapan bahwa setiap
orang mempunyai derajat yang sama, meskipun dalam hal tertentu
memiliki kelebihan. Orang asertif dapat memahami kelebihannya dan
kelebihan orang lain secara wajar. Mereka tidak merasa rendah diri karena
kekurangannya dan tidak meremehkan orang lain karena kekurangannya.
2. Memperjuangkan kepentingannya sendiri.
Orang yang asertif adalah orang yang mempunyai kemampuan
untuk membuat keputusan bagi dirinya dan memahami dirinya sendiri. Ia
juga mampu berinisiatif untuk memulai percakapan dengan orang lain dan
mengorganisir kegiatannya. Ia mampu menetapkan tujuan bagi dirinya dan
berusaha untuk mencapainya. Mereka bertindak sesuai dengan suara hati,
apa yang dibutuhkan, diinginkan dan dirasakan.
14
3. Mengekspresikan perasaan secara terbuka.
Orang yang asertif mampu mengekspresikan perasaan-perasaan
mereka secara terbuka tanpa merasa cemas atau bersalah, baik perasaan
yang positif maupun perasaan yang negatif. Orang yang asertif juga berani
mengutarakan pendapatnya dengan jelas dan tepat. Perilaku asertif
ditandai dengan adanya ekspresi yang jelas dan langsung. Orang yang
asertif dapat mengungkapkan seluruh isi pikiran, perasaan, keyakinan dan
nilai-nilai, serta kebutuhan kepada orang lain dengan spontan dan apa
adanya.
4. Mempertahankan hak-hak pribadi.
Orang asertif berani mengatakan “tidak” untuk hal-hal yang
merugikan atau tidak sesuai dengan keinginannya. Bila kita dapat
mengatakan “tidak” secara bijak dan cerdik, kita dapat menciptakan hal
yang kita inginkan, melindungi hal yang berharga bagi kita, dan mengubah
hal yang tidak berfungsi, (Ury, 2007:33). Ia juga berani mengatakan “ya”
secara terus terang untuk hal-hal yang sesuai dengan kepentingannya
beserta alasannya mengatakan “ya”. Ia berani menanggapi kritik atau
hinaan, serta mengekspresikan atau mempertahankan pendapat yang
dianggapnya benar.
5. Menghargai orang lain.
Orang yang asertif selalu berusaha menghargai orang lain karena
mereka beranggapan bahwa orang lain adalah pribadi yang memiliki hak
yang sama dengan dirinya. Orang yang asertif terbiasa mengembangkan
15
komunikasi yang menyenangkan orang lain, seperti tidak mengancam,
tidak melukai, dan tidak menguasai orang lain. Orang asertif
mengungkapkan dirinya dengan tetap berlaku adil dan hormat terhadap
orang lain. Ia memenuhi kebutuhannya tanpa merugikan orang lain. Orang
yang asertif bersedia memberikan bantuan pada orang lain.
E. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perilaku Asertif
Faktor-faktor yang menghambat perilaku asertif menurut Alberti dan
Emmons (2002:7) adalah:
1. Banyak orang tidak percaya bahwa mereka memiliki hak untuk bersikap
asertif.
2. Banyak orang sangat cemas atau takut untuk bersikap asertif.
3. Banyak orang kurang terampil dalam mengekspesikan diri secara efektif.
Aaron Beck (Alberti dan Emmons, 2002: 96-98) menjabarkan bahwa
beberapa pola pikir yang menghambat orang berperilaku asertif, yaitu:
1. Kecenderungan untuk berpikir kurang baik terhadap diri sendiri. (Konsep
diri yang negatif)
2. Kecenderungan untuk membesar-besarkan masalah.
3. Sudut pandang egosentris tentang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan.
4. Keyakinan bahwa hidup ini kalau tidak begini, pasti begitu.
5. Pandangan terhadap diri sendiri yang tidak berdaya dan rapuh.
16
Tingkat asertivitas yang dimiliki individu berbeda dengan individu yang
lain. Menurut Rathus (Setyafi: www.setyafi.multiply.com), faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat asertivitas yaitu:
1. Jenis kelamin
Sejak anak-anak, pendidikan laki-laki dan perempuan telah dibedakan di
masyarakat. Sejak kecil anak laki-laki telah dibiasakan berperilaku tegas
dan kompetitif. Masyarakat mengajarkan bahwa asertif kurang sesuai
untuk anak perempuan. Oleh karena itu tampak bahwa perempuan lebih
bersikap pasif terutama terhadap hal-hal yang kurang berkenan di hatinya.
Anak laki-laki tampak lebih asertif dibandingkan dengan perempuan.
2. Kepribadian
Dalam interaksi sosial, orang yang memiliki gambaran kepribadian yang
positif akan berperilaku aktif. Orang yang berperilaku aktif adalah orang
yang secara spontan mengutarakan apa yang ada pada dirinya, sehingga ia
dapat dikatakan mampu berperilaku asertif. Sebaliknya, orang yang
memiliki gambaran kepribadian yang negatif akan merasa malu, minder
dan tidak bisa mengungkapkan dirinya secara penuh. Orang yang memiliki
gambaran kepribadian yang negatif dapat dikatakan tidak dapat
berperilaku asertif.
3. Inteligensi
Perilaku asertif juga dipengaruhi oleh kemampuan setiap orang untuk
merumuskan dan mengungkapkan buah pikirannya secara jelas sehingga
dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak lain. Orang yang memiliki
17
intelegensi tinggi akan lebih asertif dibandingkan dengan orang yang
memiliki intelegensi rendah.
4. Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan dengan berbagai macam tradisi mempengaruhi
perilaku orang yang tinggal di dalamnya. Misalnya: budaya Jawa
cenderung mengekang perilaku asertif. Budaya Jawa sangat menjunjung
tinggi prinsip hormat dan prinsip kerukunan. Orang Jawa merasa sungkan
apabila mengutarakan pendapat dan perasaannya pada orang lain, terutama
perasaan negatif dan pendapat yang tidak sejalan dengan banyak orang
untuk menghindari pertentangan. Hal ini mengakibatkan orang menjadi
tidak jujur dengan perasaan dan keinginannya sendiri.
F. Manfaat Perilaku Asertif
Manfaat perilaku asertif menurut Adams dan Lenz (1995:29-33), yaitu:
1. Memahami diri sendiri
Perilaku asertif dapat membantu orang untuk menyampaikan ide
kepada orang lain. Orang akan mengenali dirinya dengan cara
bertindak lebih konkret sesuai apa yang dirasakan dan mampu
mengungkapkan kebutuhannya pada orang lain, sehingga terbuka
banyak kesempatan baginya untuk mengembangkan dirinya.
2. Hidup dalam kekinian
Dengan berperilaku asertif orang dapat terbantu untuk memenuhi
kebutuhannya sekarang. Orang yang asertif tidak terbelenggu oleh
18
masa lalu dan masa yang akan datang. Orang yang asertif senantiasa
berjuang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan kebutuhannya
yang mengganggu.
3. Kebutuhan pokok dapat terpenuhi
Apabila orang mengetahui kebutuhan dan keinginan kita, ia akan
lebih mampu dan bersedia bekerja sama dengan kita serta membantu
memenuhi kebutuhan kita. Perilaku asertif memungkinkan kita
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok pada saat bantuan dan kerja
sama dengan orang lain diperlukan.
4. Menjadi pribadi yang lebih menarik
Perilaku asertif akan membuat orang mampu memahami dirinya,
sehingga ia merasa lebih percaya diri dalam menunjukkan
kemampuannya. Orang akan lebih berani menampilkan diri apa adanya
sehingga tidak perlu berpura-pura untuk menampilkan diri agar terlihat
menarik.
5. Harga diri bertambah
Perilaku asertif dapat membantu orang untuk berani bersikap jujur
dan terbuka terhadap orang lain, khususnya tentang ide-ide dan pokok-
pokok persoalan penting bagi dirinya. Semakin berhasil berprilaku
asertif, harga diri dan kepercayaan diri akan terus bertambah.
6. Mendorong orang lain untuk berperilaku asertif
Kesediaan orang untuk berperilaku asertif akan membuka jalan
bagi orang lain untuk juga berperilaku asertif. Hal ini dapat mencegah
19
timbulnya kesalahpahaman. Dengan semakin terbuka dan semakin
mengenali dirinya, orang semakin lebih bertanggungjawab atas hidup
dan pemenuhan kebutuhannya yang penting.
7. Mencegah terjadinya keretakan hubungan
Perilaku asertif membantu orang untuk terbuka pada perasaan dan
keinginannya dan mampu mengungkapkannya pada orang lain.
Menurut Stein dan Howard, ada beberapa manfaat perilaku asertif
(Stein,2004:100), yaitu:
1. Sikap asertif membuka kemungkinan baru dan bisa membuat orang
memperoleh banyak teman dan mempengaruhi orang lain, sehingga
orang mampu membina hubungan yang lebih akrab dan lebih jujur
dengan orang lain.
2. Dengan berperilaku asertif, orang lain akan merasa dihargai dan
diterima, bukan diremehkan.
3. Berperilaku asertif berarti kita harus selalu memikirkan orang lain dan
reaksi mereka.
Menurut Jay (2005: 95-105), manfaat bersikap asertif adalah:
1. Mampu mengekspresikan perasaan tanpa harus berkonfrontasi. Tidak
ada pengekangan perasaan yang berlebihan, frustrasi, dan stres yang
diakibatkan oleh sikap submisif (kepatuhan).
2. Ada respon yang jelas dari orang lain tentang perasaan seseorang,
sehingga merasa pendapatnya didengarkan.
20
3. Belajar mengemukakan ide, sehingga dapat mengemukakan pandangan
dan perasaan dengan lebih mendalam.
4. Memperoleh penghargaan diri atas ide-ide yang dikeluarkan.
5. Mendapat reputasi sebagai orang yang enak diajak bekerja sama,
sehingga orang lain ingin terus menjaga hubungan.
6. Mendapatkan rasa hormat dari orang lain, sehingga hubungannya
dengan orang lain juga akan semakin baik.
7. Berani mengatakan “tidak” pada orang lain, sehingga merasa tidak
direpotkan oleh orang lain.
Dari beberapa manfaat yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa
manfaat perilaku asertif adalah:
1. Orang mampu bersikap jujur pada dirinya sendiri dalam
mengungkapkan perasaan, pendapat, dan keinginannya tanpa ada rasa
cemas.
2. Orang mampu membina hubungan yang harmonis dengan orang lain.
3. Orang merasa lebih dihargai, dicintai, dan diterima dalam
hubungannya dengan orang lain.
4. Orang lebih peka terhadap kebutuhannya dan kebutuhan orang lain dan
berusaha untuk memenuhinya tanpa merugikan orang lain.
5. Orang mampu bersikap tegas dalam menghadapi hal-hal yang tidak
sesuai dengan keyakinannya.
6. Orang memiliki kepercayaan diri untuk menampilkan dirinya pada
orang lain.
21
G. Perilaku Asertif Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
Hurlock (1994: 207) mengutarakan bahwa masa remaja merupakan masa
perubahan. Lima perubahan yang dialami pada masa remaja yaitu, perubahan
emosional, perubahan tubuh, perubahan minat dan peran, perubahan minat
dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial, perubahan minat dan pola
perilaku, dan menginginkan kebebasan.
Masa remaja dianggap sebagai masa ketegangan, pada masa ini remaja
mengalami perubahan emosional. Pada masa ini belum ada kestabilan
emosional, ketidakstabilan ini membawa dampak pada perubahan perilaku
remaja. Remaja cenderung berperilaku negatif, seperti mengancam, mudah
marah, mudah menangis, dan menyindir orang lain.
Siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung berada pada masa remaja yang berusia 12-19 tahun.
Pada masa ini, siswa-siswi sedang mengalami ketidakstabilan emosional. Hal
ini membawa dampak pada perilaku mereka, seperti mudah tersinggung,
mudah marah, suka menyindir, dan sering murung. Perilaku tersebut kurang
baik apabila dilakukan pada saat berinteraksi dengan warga panti asuhan
yang lain karena bisa jadi mengakibatkan timbulnya perselisihan. Oleh
karena itu, siswa-siswi perlu mengetahui dan memahami perilaku asertif
untuk digunakan dalam pergaulannya dengan warga panti asuhan yang lain.
22
H. Tinjauan Penelitian Lain yang Relevan
Hariyanti (2001) mengadakan penelitian tentang asertivitas para
mahasiswa keperawatan St. Vincentius a Paulo Surabaya tahun 2001. Jenis
penelitian adalah pebelitian deskriptif. Jumlah populasi penelitian ini adalah
177 orang yang terdiri dari seluruh mahasiswa akademi keperawatan St.
Vincentius a Paulo Surabaya tahun 2001 yang berusia 19-21 tahun. Alat
pengumpul data adalah kuesioner. Hasil dari penelitian ini adalah perilaku
asertif mahasiswa akademi keperawatan St. Vincentius a Paulo Surabaya
tahun 2000/2001 perlu ditingkatkan.
Ngindang (2002) mengadakan penelitian tentang tingkat asertivitas anak
kelas I SMP-III SMU/K dari Panti Asuhan Sancta Maria Boro Kalibawang
Yogyakarta tahun ajaran 2001/2002. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan metode survei. Jumlah populasi adalah 43 anak
yang berada pada rentang usia 13-19 tahun. Alat pengumpul data yang
digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam
hal perilaku asertif tidak ada perbedaan yang signifikan antara anak Panti
Asuhan Sancta Maria Boro Yogyakarta tahun 2001/2002 yang bersuku Jawa
dan yang bersuku non-Jawa. Kemampuan mereka dalam perilaku asertif perlu
ditingkatkan. Dalam pelatihan asertivitas tidak perlu dipisahkan anak yang
bersuku Jawa dan yang bersuku non-Jawa.
Hia (2004) mengadakan penelitian tentang asertivitas para suster yunior
dan medior Konggregasi Suster-Suster Cinta Kasih dari Maria Bunda Berbelas
Kasih (SCMM) di Sumatera Utara Provinsi Indonesia tahun 2004. Jenis
23
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.
Jumlah populasi penelitian ini adalah 60 orang, yang terdiri dari para suster
yunior dan medior SCMM Indonesia yang berusia maksimal 56 tahun. Alat
pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian ini adalah
asertivitas sebagian besar suster yunior dan medior SCMM Indonesia tahun
2004 yang berdomisili di Sumatera Utara belum tinggi dan perlu ditingkatkan.
Da Santo (2004) mengadakan penelitian tentang tingkat komunikasi asertif
para suster medior Congregation Imitationis Jesu (CIJ) tahun 2004 dan
implikasinya terhadap program pelatihan asertivitas. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah populasi pada penelitian ini
adalah 70 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil
dari penelitian ini adalah komunikasi asertif sebagian besar suster medior CIJ
tahun 2004 belum tinggi dan perlu ditingkatkan.
Redong (2006) mengadakan penelitian tentang persepsi siswa-siswi SMK
Panti Asuhan Santo Thomas Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta tahun ajaran
2005/2006 tentang ketrampilan asertifnya dan implikasinya terhadap program
bimbingan kelompok. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif. Populasi penelitian ini adalah remaja penghuni Panti Asuhan Santo
Thomas Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006 dengan
jumlah 80 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner.
Hasil penelitian ini adalah menurut siswa-siswi SMK Panti Asuhan Santo
Thomas Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta tahun ajaran 2005/2006
ketrampilan asertif mereka belum tinggi sehingga perlu ditingkatkan.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, subyek penelitian, alat
pengumpul data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode
survei. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilaksanakan untuk
memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan
(Furchan, 1982:415) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi
anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
tentang perilaku asertifnya.
B. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek yang diteliti adalah semua anak Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung kelas I SMP sampai
kelas III SMK yang berada pada rentang usia 12-19 tahun. Jadi penelitian
ini termasuk penelitian populasi karena semua anggota populasi menjadi
subjek penelitian, tidak ada sampel. Perincian subjek penelitian tertera
pada Tabel 1.
25
Tabel 1
Rincian Siswa-Siswi SMP dan SMK Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung Tahun 2010
Tingkat Jumlah
SMP 18
SMK 10
Total 28
C. Instrumen Penelitian
1. Alat Pengumpul Data
Data tentang persepsi perilaku asertif anak Panti Asuhan diperoleh
melalui kuesioner dalam bentuk skala asertivitas. Kuesioner yang
digunakan disusun oleh peneliti dan telah dikonsultasikan pada dosen
pembimbing skripsi dan ahli bahasa untuk mengkoreksi tata bahasa dan
melihat kesesuaian butir-butir kuesioner dengan aspek-aspek perilaku
asertif. Skala perilaku asertif ini terdiri dari item favorable dan item
unfavorable yang dilengkapi dengan empat pilihan jawaban, yaitu sangat
sering, sering, jarang dan sangat jarang. Kisi-kisi kuesioner disajikan
dalam Tabel 2.
26
Tabel 2
Kisi-Kisi Kuesioner Perilaku Asertif Sesudah Revisi/Uji Coba
No. Aspek-Aspek Perilaku Asertif Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
∑
I Mengembangkan kesetaraan dalam
hubungan antar manusia
1,6,12,20,35,
39,45,52,53,55
(10)
2,13,26,46,
47
(5)
15
II Memperjuangkan kepentingannya
sendiri
3,7,21,27,36,
40,48,49
( 8)
14,28,41,56
(4)
12
III Mengungkapkan perasaan dan
pikiran secara terbuka
8,15,17,22,30,54
(6)
4,16,29
(3)
9
IV Mempertahankan hak-hak pribadi 24,31
(2)
9,23,32
(3)
5
V Menghargai orang lain 10,18,25,33,37,3
8,43,44,50, 51
(10)
5,11,19,34,
42
(5)
15
∑ 56
Di bawah ini peneliti menyajikan beberapa hal yang berkaitan dengan
instrumen penelitian:
a. Penentuan Skor
Penentuan skor dilakukan sebagai berikut:
1) Untuk pernyataan positif (favorable), skor untuk jawaban sangat
sering (SS)=4, sering (S)=3, jarang (J)=2, dan sangat jarang (SJ)=1
2) Untuk pernyataan negatif (unfavorable), skor untuk jawaban sangat
sering (SS)=1, sering (S)=2, jarang (J)=3, dan sangat jarang (SJ)=4
27
b. Aspek-Aspek Perilaku Asertif
Aspek-aspek perilaku asertif yang diungkap dalam instrumen
penelitian adalah:
1) Mengembangkan kesetaraan dalam hubungan antar manusia.
Indikatornya:
a) Menempatkan kedua belah pihak secara setara.
b) Memahami kelebihan orang lain secara wajar.
c) Memahami kekurangan orang lain.
d) Mengakui dan menerima kekurangannya.
e) Memahami kelebihannya.
2) Memperjuangkan kepentingannya sendiri.
Indikatornya:
a) Mampu membuat keputusan bagi dirinya sendiri.
b) Memulai hubungan lebih dulu dengan orang lain.
c) Memahami dirinya sendiri.
d) Menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya.
3) Mengekspresikan perasaan dan pikiran secara terbuka.
Indikatornya:
a) Berani memberikan pendapat.
b) Mengatakan pikiran dan perasaan dengan jujur.
c) Mampu mengekspresikan perasaan secara terbuka tanpa rasa
cemas.
28
4) Mempertahankan hak-hak pribadi.
Indikatornya:
a) Berani berkata “tidak”.
b) Berani menanggapi kritik.
c) Mempertahankan pendapat yang dianggapnya benar.
5) Menghargai orang lain.
Indikatornya:
a) Menghargai orang lain sebagai pribadi.
b) Berlaku adil dan hormat terhadap orang lain.
c) Mengembangkan komunikasi yang menyenangkan bagi orang
lain.
d) Bersedia memberikan bantuan pada orang lain jika dibutuhkan.
2. Uji Coba Alat
Agar alat yang disusun oleh peneliti benar-benar valid dan reliabel,
maka dilakukan uji coba. Dengan menguji coba alat, peneliti dapat
mengetahui tingkat kebaikan alat yang telah disusun. Menurut Widoyoko
(2009: 95), melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas,
validitas, dan tingkat kesukaran alat. Ujicoba dilakukan terhadap siswa-
siswi Panti Asuhan Sancta Maria Boro dan siswa-siswi Panti Asuhan
Brayat Pinuji Boro sebanyak 45 orang. Panti Asuhan Sancta Maria dan
Panti Asuhan Brayat Pinuji dipilih sebagai tempat melakukan ujicoba
kuesioner dengan berdasarkan pertimbangan bahwa karakteristiknya tidak
jauh berbeda dengan karakteristik responden di Panti Asuhan Pangrekso
29
Dalem Bethlehem Temanggung. Secara umum, siswa-siswi yang tinggal
di Panti Asuhan adalah siswa-siswi yang sudah tidak memiliki orang tua
(yatim, piatu, yatim-piatu) dan siswa-siswi yang ditinggalkan oleh orang
tuanya. Kuesioner uji coba terdapat pada lampiran 1.
3. Validitas Instrumen
Untuk melihat tingkat validitas instrumen penelitian ini, ditempuh
prosedur uji analisis validitas isi. Validitas isi suatu alat pengukur
ditentukan oleh sejauhmana isi alat pengukur tersebut mewakili semua
aspek dalam kerangka konsep (Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989:
128). Dalam penelitian ini yang diukur adalah persepsi anak Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku
asertifnya. Teknik statistik yang digunakan untuk menganalisa item-item
tersebut adalah teknik korelasi Product-Moment dari Pearson. Rumus
teknik Product-Moment dari Pearson adalah:
xyr= ( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
r xy =koefisien korelasi validitas item
X =skor item tertentu yang akan diuji validitasnya
Y = skor total aspek yang memuat item yang akan diuji validitasnya
N =jumlah responden
Hasil pengujian validitas berdasarkan program SPSS (Statistical
Programme for Social Science) versi 13.0 yang dilakukan terhadap 84
30
item diperoleh 55 item yang valid dan 29 item yang tidak valid.
Widoyoko (2009: 143), mengatakan bahwa harga kritik untuk validitas
butir instrumen adalah 0,3. Apabila xyrlebih besar atau sama
dengan 0,3, maka butir tersebut dikatakan valid. Sebaliknya, apabila
xyrlebih kecil dari 0,3 maka butir tersebut tidak valid. Adapun item
yang valid dan item tidak valid tertera pada tabel 3. Hasil perhitungan
taraf validitas kuesioner uji coba terdapat pada lampiran 2.
Tabel 3
Item Instrumen yang Valid dan Tidak Valid
No. Aspek-Aspek Perilaku Asertif Jumlah Item
yang Valid
Jumlah Item
yang Tidak
Valid
∑
I Mengembangkan kesetaraan dalam
hubungan antar manusia.
15 7 22
II Memperjuangkan kepentingannya
sendiri.
13 4 17
III Mengekspresikan perasaan dan
pikiran secara terbuka.
7 7 14
IV Mempertahankan hak-hak pribadi. 6 8 14
V Menghargai orang lain. 14 13 17
Jumlah 55 29 84
31
4. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun dan Sofian
Effendi, 1989: 140). Bila suatu alat ukur misalnya dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain,
reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu pengukur dalam mengukur
gejala yang sama.
Pengukuran tingkat reliabilitas instrumen ditempuh dengan metode
belah dua (split-half method). Metode belah dua yang dipakai berdasarkan
urutan nomor item. Item yang bernomor gasal menjadi belahan pertama
dan item bernomor genap menjadi belahan kedua. Daftar indeks korelasi
reliabilitas disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4
Daftar Indeks Korelasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifiasi
0,91- 1,00 Sangat Tinggi
0,71- 0,90 Tinggi
0,41- 0,70 Cukup Tinggi
0,21- 0,40 Rendah
Negatif- 0,20 Sangat Rendah
32
Langkah kerja untuk melihat tingkat reliabilitas adalah sebagai
berikut (Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989: 143):
a. Menyajikan alat pengukur kepada responden, kemudian dihitung
validitas itemnya.
b. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, yaitu belah
dua gasal-genap.
c. Mencari skor untuk masing-masing item pada tiap belahan lalu
dijumlahkan. Langkah ini akan menghasilkan dua skor total, yaitu
skor total belahan pertama dan skor total belahan kedua.
d. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dan belahan kedua
dengan menggunakan teknik korelasi Pearson.-Product Moment.
Teknik korelasi Product-Moment Pearson, dengan rumus:
xyr= ( )( )
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑
−−
−2222 YYNXXN
YXXYN
Keterangan:
r xy =koefisien relasi validitas item
X =skor item tertentu yang akan diuji
Y = skor total aspek yang memuat item yang akan diuji
validitasnya
N =jumlah responden
33
X = 5.409
Y = 5.323
X² = 657.379
Y² = 636.739
XY = 646134
N = 45
Hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner adalah:
xyr = _____ 45 x 646 134 – (5409 x 5323)__________
√{(45 x 657379)-(5409)²}{(45 x 636739)-(5323)²}
xyr = ___________29076030-28792107_________ √29582055-2957281 √28653255-28334329
xyr = ____283923_____
√323774 x√318926
xyr = ______283923________
569889463 x 567353362
xyr = 283923_ = 0,882
3218367175
e. Mengkoreksi hasil koefisien korelasi dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown. Rumusnya yaitu:
= 2 x rxy
ττr 1 + rxy
Keterangan rumus:
rtt =koefisien reabilitas
rxy =koefisien korelasi item-item ganjil dan genap
34
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen dalam uji coba item-
item Spearman-Brown adalah:
ττr = 2 x 0,882
1 + 0,882
ττr = 1764 = 0,937 1882
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi metode Belah
Dua (Split Half Method) dengan menggunakan rumus Product-Moment
Pearson dan melakukan koreksi dengan menggunakan rumus Spearman-
Brown diperoleh koefisien sebesar 0,937. Hal ini menandakan bahwa
reliabilitas kuesioner perilaku asertif yang diujicobakan dalam penelitian
ini termasuk sangat tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kuesioner perilaku asertif yang digunakan adalah reliabel. Tabulasi skor-
skor belahan data genap-ganjil kuesioner uji coba terdapat pada lampiran
3.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan terhadap 84 item
kuesioner pada saat uji coba diperoleh 55 item yang valid untuk membuat
jumlah keseluruhan item genap menjadi 56, peneliti menambah 1 item
dengan merevisi kalimat atau rumusannya terlebih dahulu yang koefisien
korelasinya mendekati 0,30. Kuesioner final yang dipakai saat penelitian
dapat dilihat pada lampiran 4.
35
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Tahap Persiapan
a. Mempelajari buku-buku tentang perilaku asertif untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan.
b. Menyusun kuesioner dengan mengikuti beberapa langkah, yaitu:
1) Peneliti menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian, yaitu
persepsi siswa-siswi SMP dan SMK Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 terhadap perilaku
asertifnya.
2) Peneliti menjabarkan variabel persepsi persepsi siswa-siswi SMP
dan SMK Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
tahun 2010 terhadap perilaku asertifnya tersebut ke dalam
indikator-indikatornya.
3) Peneliti menyusun butir-butir pernyataan sesuai dengan indikator
dari perilaku asertif menurut persepsi siswa-siswi SMP dan SMK
Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun
2010.
c. Mengkonsultasikan kuesioner dengan dosen pembimbing dan ahli
bahasa.
d. Melaksanakan uji coba kuesioner di Panti Asuhan Sancta Maria Boro
dan Panti Asuhan Brayat Pinuji Boro.
36
e. Menghubungi Pimpinan Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung untuk meminta ijin mengadakan penelitian pada siswa-
siswi SMP dan SMK tahun 2010.
f. Melaksanakan penelitian di Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung.
2. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data
Kuesioner yang telah diujicobakan dipergunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Penelitian dilaksanakan pada siswa-siswi
SMP dan SMK Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
tahun 2010 pada tanggal 17 April 2010 selama 1 hari. Jumlah siswa-
siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung sebanyak 28 siswa. Namun, pada saat pelaksanaan
penelitian, ada 2 siswa yang tidak dapat mengikuti dikarenakan sedang
PKL (Praktek Kerja Lapangan) di luar kota sehingga subyek penelitian
ini adalah 26 orang. Data tabulasi penelitian dapat dilihat pada lampiran
5.
Penyebaran dan pengisian kuesioner penelitian dilaksanakan oleh
peneliti. Kuesioner yang disebarkan peneliti berjumlah 26 eksemplar dan
kembali sebanyak 26 eksemplar. Peneliti mentabulasi skor dari item-
item kuesioner penelitian dan menghitung jumlah skor masing-masing
responden dengan menggunakan program SPSS versi 13.0.
37
E. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I
sebagai acuan atau dasar dalam menggolongkan persepsi anak Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung (sangat rendah, cukup tinggi,
tinggi, dan sangat tinggi). PAP tipe I menetapkan batas pencapaian minimum
untuk setiap kualifikasi. PAP adalah suatu penilaian yang membandingkan
perolehan skor individu dengan suatu patokan yang telah ditetapkan
sebelumnya, yaitu skor yang seharusnya atau idealnya dicapai oleh individu.
PAP menetapkan batas pencapaian minimum pada persentil 65 %. PAP dipilih
sebagai acuan atau dasar penggolongan persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tentang perilaku asertifnya dalam penelitian
ini karena yang ingin diketahui adalah sesuatu yang ideal /yang seharusnya.
Di bawah ini peneliti menjelaskan langkah-langkah yang ditempuh dalam
mengolah dan menganalisis data, yaitu:
1. Menggolongkan persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem
Temanggung berdasarkan PAP.
a. Menentukan skor dari setiap alternatif jawaban. Untuk pernyataan
positif, jawaban sangat sering diberi skor 4, jawaban sering diberi skor
3, jawaban jarang diberi skor 2, dan jawaban sangat jarang diberi skor
1. Sebaliknya, untuk pernyataan negatif jawaban sangat sering diberi
skor 1, jawaban sering diberi skor 2, jawaban jarang diberi skor 3, dan
jawaban sangat jarang diberi skor 4.
38
b. Membuat tabulasi skor dari item-item kuesioner dan menghitung
jumlah skor masing-masing responden.
c. Menggolongkan kualifikasi persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso
Dalem Bethlehem Temanggung tentang perilaku asertifnya dari
seluruh responden berdasarkan PAP tipe I.
2. Mendeskripsikan persepsi anak Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku asertifnya.
Penggolongan perilaku asertif berdasarkan PAP disajikan dalam Tabel 5.
Tabel 5
Penggolongan Perilaku Asertif Berdasarkan PAP
Tingkat Perilaku Asertif Siswa
Menurut Persepsi Siswa
Kualifikasi
90%-100% Sangat Tinggi
80%-89% Tinggi
65%-79% Cukup Tinggi
55%-64% Rendah
Di bawah 55% Sangat Rendah
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil penelitian mengenai persepsi siswa-siswi SMP
dan SMK di Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
tentang perilaku asertifnya. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan
pembahasan.
A. Persepsi Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung Tahun 2010 tentang Perilaku Asertifnya
Persepsi siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem
Bethlehem Temanggung tahun 2010 tentang perilaku asertifnya ditentukan
dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP) Tipe I. PAP Tipe I
menyatakan bahwa untuk memperoleh kualifikasi “cukup” responden harus
mendapat skor minimal 65% dari total skor (100%). Berdasarkan data yang
terkumpul dan diolah dengan PAP Tipe I dapat diketahui persepsi siswa-siswi
SMP dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem temanggung
tahun 2010 tentang perilaku asertifnya seperti yang disajikan pada Tabel 6.
40
Tabel 6
Penggolongan Persepsi Siswa-Siswi SMP dan SMK dari Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung Tahun 2010
tentang Perilaku Asertifnya
Rumus PAP Tipe I
Rentang Skor
Frekuensi Persentase (%)
Kualifikasi
90%-100% 201-224 1 4% Sangat Tinggi 80%-89% 179-200 7 26,92% Tinggi 65%-79% 145-178 15 57,69% Cukup Tinggi 55%-64% 123-144 3 11,53% Rendah
Di bawah 55% 0-122 0 0% Sangat Rendah
Tabel 6 memperlihatkan bahwa:
1. Siswa yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya sangat tinggi ada 1
siswa (4%).
2. Siswa yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya tinggi ada 7 orang
(26,92%).
3. Siswa yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya cukup tinggi ada 15
orang (57,69%).
4. Siswa yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya rendah ada 3 orang
(11,53%).
5. Siswa yang berpendapat bahwa perilaku asertifnya sangat rendah tidak
ada (0%).
Tampak bahwa sebagian besar siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 memiliki
persepsi bahwa perilaku asertifnya cukup. Kualifikasi cukup dalam hasil
penelitian ini, peneliti pandang sebagai kurang tinggi. Yang ideal
41
seharusnya adalah perilaku asertif mereka sangat tinggi atau tinggi. Oleh
sebab itu, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku asertif siswa-siswi SMP
dan SMK dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
masih kurang ideal atau kurang tinggi dan perlu ditingkatkan.
B. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa-siswi SMP dan SMK
dari Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010
yang memiliki persepsi bahwa perilaku asertifnya “sangat tinggi” ada 1
orang (4%), siswa yang memiliki persepsi bahwa perilaku asertifnya
“tinggi” ada 7 orang (26,92%), siswa yang memiliki persepsi bahwa
perilaku asertifnya “cukup” ada 15 orang (57,69%), dan siswa yang
memiliki persepsi bahwa perilaku asertifnya “rendah” ada 3 orang
(11,53%). Kategori “sangat tinggi” dan “tinggi” dianggap telah mencapai
tingkat yang diidealkan. Sedangkan kategori cukup, rendah dan sangat
rendah dianggap belum mencapai tingkat yang diidealkan Untuk
membatasi pembahasan sekaligus menghindari pengulangan yang tidak
perlu, maka pembahasan kategori “sangat tinggi” dan “tinggi” disatukan
dan pembahasan kategori “cukup” dan “rendah” disatukan.
Siswa yang memiliki persepsi yang sangat tinggi dan tinggi
memiliki ciri-ciri: 1) menerima kekurangan dan kelebihannya dan orang
lain, 2) mampu membuat keputusan, 3) memahami kebutuhannya dan
berusaha untuk mencapainya, 4) berani mengungkapkan perasaan dan
42
pendapat dengan jelas dan langsung pada orang lain, 5) dan
mengembangkan komunikasi yang menyenangkan dengan orang lain.
Tingginya perilaku asertif siswa disebabkan oleh dua faktor.
Pertama, kepercayaan diri siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri
mampu memahami dan menerima dirinya, sehingga ia mampu
menunjukkan dirinya tanpa merasa cemas. Siswa yang percaya diri
biasanya mampu mengungkapkan perasaan dan pendapatnya secara
terbuka dan apa adanya. Semakin tinggi rasa percaya diri anak, semakin
tinggi pula perilaku asertifnya.
Kedua, pola pengasuhan di panti asuhan. Pola pengasuhan yang
baik di panti asuhan akan mempengaruhi sikap seseorang terhadap dirinya.
Hal ini sejalan dengan pendapat Sinurat (1993: 2), yang mengatakan
bahwa “sikap seseorang terhadap dirinya sangat dipengaruhi oleh cara
tokoh-tokoh yang signifikan (significant other) memperlakukannya,
terutama pada masa anak/mudanya”. Pola pengasuhan yang demokratis
akan membawa dampak yang baik bagi anak, anak dapat merasa dihargai,
dicintai, dan diterima. Apabila anak merasa dihargai, dicintai dan diterima
oleh pengasuh, maka anak akan dapat mengekspresikan perasaan dan
pendapatnya dengan terbuka dan tanpa rasa takut. Pengasuh yang bisa
menjadi “sahabat” bagi siswa biasanya memberikan rasa nyaman pada
siswa untuk berperilaku asertif.
Ada beberapa keuntungan jika siswa memiliki perilaku asertif.
Pertama, siswa mampu memahami dirinya sendiri. Perilaku asertif
43
membantu siswa untuk mengenali dirinya, memahami keinginan dan
kebutuhannya. Dengan berperilaku asertif, siswa mampu mengungkapkan
keinginan, perasaan dan kebutuhannya pada orang lain. Semakin tinggi
perilaku asertif siswa, semakin tinggi pula pemahamannya terhadap
dirinya sendiri.
Kedua, perilaku asertif akan menumbuhkan rasa percaya diri pada
siswa. Perilaku asertif akan membantu siswa untuk menampilkan dirinya
pada orang lain. Siswa yang asertif akan merasa dirinya dihargai oleh
orang lain, sehingga akan memiliki kepercayaan diri untuk melakukan hal-
hal yang berdasarkan inisiatif sendiri tanpa merasa ditekan. Orang lain
merasa nyaman untuk bergaul dengan siswa yang memiliki kepercayaan
diri.
Ketiga, perilaku asertif akan membantu siswa untuk membina
hubungan yang harmonis dengan orang lain. Dengan berperilaku asertif,
siswa dapat menyelesaikan konfliknya dengan orang lain dan mencegah
terjadi salah-paham, sehingga keretakan hubungan dapat dicegah. Perilaku
asertif akan membantu siswa berani mengungkapkan perasaan dan
keinginannya pada orang lain. Dengan demikian, orang lain pun
mengetahui apa yang dirasakan dan diinginkan siswa yang bersangkutan.
Sebagian siswa memiliki persepsi bahwa perilaku asertifnya
“rendah” (69,22%). Ciri-ciri orang yang rendah kemampuannya untuk
berperilaku asertif adalah: 1) merasa kesulitan untuk mengungkapkan
pendapat, 2) kurang yakin dapat memenuhi kebutuhannya, 3) merasa
44
khawatir dengan keputusan yang telah dibuatnya, 4) kurang mampu
bertindak sesuai dengan suara hati, 5) dan bersikap memerintah terhadap
orang yang usianya lebih muda darinya.
Rendahnya perilaku asertif siswa kemungkinan disebabkan oleh
faktor kebudayaan. Berdasarkan data diri penghuni Panti Asuhan
Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa berasal dari latar belakang budaya Jawa. Dalam
berkomunikasi, budaya Jawa memiliki beberapa hal yang dianut, seperti
menghindari pertentangan dengan perkataan dan perbuatan, permintaan
atau tawaran dari orang tidak boleh langsung ditolak, dan tidak
menonjolkan diri. Hal ini sangat bertentangan dengan hal-hal yang dianut
pada perilaku asertif, seperti siswa yang asertif adalah siswa yang berani
menolak tawaran atau permintaan yang tidak sesuai dengan dirinya, siswa
yang asertif berani menampilkan kelebihannya pada orang lain, dan siswa
asertif berani menegur orang lain yang berbuat kesalahan.
Ada beberapa kerugian bila siswa memiliki perilaku asertif yang
rendah, yaitu: 1) siswa merasa cemas dan mengalami tekanan karena takut
mengutarakan perasaan, pendapat, keinginan dan kebutuhannya pada
orang lain, 2) siswa tidak mampu bersikap tegas dalam menghadapi
masalah dan membuat keputusan yang mengakibatkan siswa mudah
dipengaruhi oleh orang lain, 3) dan perkembangan diri siswa menjadi
terganggu.
45
Untuk meningkatkan perilaku asertif pada siswa, perlu dilakukan
berbagai upaya dari pihak yang signifikan, misalnya pembina panti
asuhan, ibu pengasuh, orang tua siswa, dan warga panti asuhan.
1. Upaya yang dapat dilakukan oleh pembina panti asuhan yaitu,
mengadakan pembinaan atau pertemuan rutin di panti asuhan untuk
memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengembangkan
dirinya.
2. Upaya yang dapat dilakukan oleh ibu pengasuh adalah; mengadakan
evaluasi rutin dengan siswa-siswi di unit masing-masing agar siswa-
siswi memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan
pendapatnya. Hasil dari pertemuan dapat dituliskan pada buku pribadi
siswa dan disampaikan oleh ibu pengasuh kepada pembina panti
asuhan pada saat PEPAK (Perkembangan Anak) yang dilaksanakan
setiap minggu ketiga. Ibu pengasuh juga dapat melibatkan siswa-siswi
dalam membuat keputusan di unit masing-masing (seperti, pembagian
tugas di unit, dan penentuan sanksi apabila tidak mengerjakan tugas di
unit).
3. Upaya yang dapat dilakukan oleh orang tua siswa yaitu: hendaknya
orang tua memberikan waktu untuk berkomunikasi dengan siswa
ketika siswa pulang ke rumah saat libur sekolah atau dapat menjenguk
siswa di panti asuhan.
46
4. Upaya yang dapat dilakukan oleh warga panti asuhan yaitu:
menciptakan suasana yang menyenangkan di panti asuhan; saling
memahami, menghormati dan menghargai antar warga panti asuhan.
47
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini disajikan kesimpulan dan saran untuk berbagai pihak.
Bagian kesimpulan memuat kesimpulan dari hasil penelitian. Bagian saran
memuat saran untuk pihak panti asuhan dan peneliti lain.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan adalah sebagian besar siswa-siswi SMP dan SMK dari Panti
Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung tahun 2010 berpendapat
bahwa perilaku asertifnya masih kurang tinggi dan perlu ditingkatkan.
B. Saran
Berikut ini dikemukakan saran bagi bererapa pihak:
1. Pihak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
Setiap pihak Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung
hendaknya menyadari pentingnya perilaku asertif bagi siswa. Hendaknya
ada kerja sama yang baik di antara pimpinan, pengasuh dan orang tua
siswa Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung untuk
menumbuhkan dan meningkatkan perilaku asertif siswa, antara lain
dengan memberikan pelatihan mengenai asertivitas.
2. Peneliti Lain
a. Dalam mengembangkan indikator-indikator dari setiap aspek perilaku
asertif, hendaknya item-item konsisten antara aspek satu dengan aspek
48
yang lain. Pernyataan-pernyataan dalam item-item kuesioner
hendaknya dijabarkan lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh
responden.
b. Alat pengumpul data yang digunakan pada penelitian selain
menggunakan kuesioner tertutup sebaiknya juga menggunakan
kuesioner terbuka, wawancara dan observasi agar informasi yang
dikumpulkan semakin lengkap.
c. Mengingat pentingnya perilaku asertif, peneliti lain diharapkan
mengadakan penelitian yang lebih mendalam mengenai perilaku asertif
siswa agar dapat memberikan inspirasi untuk melakukan upaya
pengembangan perilaku asertif.
49
DAFTAR PUSTAKA
Adams, Linda dan Elinor Lenz. 1995. Be Your Best. Amitya Kumara dan Danan P
(Pen). Jadilah Diri Anda Sendiri. Jakarta: Gramedia
Alberti, Robert. E, dan Michael L Emmons. 1986. Your Perfect Right a Guide to
Assertive Living. Jakarta: Impact
-----------------------. 2002. Your Perfect Right a Guide to Assertive Living:
Panduan Praktis Hidup Lebih Ekspresif dan Jujur pada Diri Sendiri. Ursula
G. Buditjahya (pen). Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Cawood, Diana. 1997. Manajer yang Asertif: Terampil Mengelola Orang dan
Efektif dalam Komunikasi. Bern Hidayat (pen). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Da Santo, Maria Agnes. 2005. Deskripsi Tingkat Komunikasi Asertif Para Suster
Medior Congregatio Imitationis Jesu (CIJ) Tahun 2004 dan Implikasinya
terhadap Program Pelatihan Asertivitas. Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma
Furchan, A. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Hariyanti. 2001. Studi tentang Asertivitas Para Mahasiswa Akademi Keperawatan
St. Vincentius a Paulo Surabaya Tahun Ajaran 2001/2002. Skripsi.
Yogyakarta” Universitas Sanata Dharma
Hia Riati. 2004. Deskripsi Asertivitas Para Suster Yunior dan Medior
Konggregasi Suster-Suster Cinta kasih dari Maria Bunda Berbelaskasih
50
(SCMM) di Sumetera Utara Provinsi Indonesia Tahun 2004. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Hurlock. E. B. 1994. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Iriani LNH, Niken. 2009. Perilaku Asertif. [Online]. Tersedia: http://rumah-
optima.com [14 Sepetember 2009]
Irwanto,dkk. (1988). Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia
Jay, Ros. 2005. How to Manage Your Boss. Sigit Purwanto (Pen). Bagaimana
Menyikapi Bos Anda. Jakarta: Erlangga
Ngindang, Prudentiana. 2002. Deskripsi Tingkat Asertivitas Anak Panti Asuhan
Sancta Maria Boro Kalibawang Yogyakarta Tahun Ajaran 2001/2002.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Rakhmat, Jalaludin. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Redong, Christina. 2006. Persepsi Siswa-Siswi SMK Panti Asuhan Thomas
Ngawen Gunung Kidul Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006 tentang
Ketrampilan Asertifnya dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan
Kelompok. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Sarwono, Sarlito W. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Setyafi. 2009. Assertive Training. [Online]. Tersedia: www.setyafi.multiply.com
[16 Maret 2010]
51
Singarimbun, Mari dan Sofian Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial
(LP3ES)
Sinurat, R.H. Dj. 1993. Konsep Diri dan Pengembangannya. Yogyakarta:
Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma
Stein, Steven J, Ph. D dan Howard E. Book. M.D. 2004. Ledakan EQ: 15 Prinsip
Dasar Kecerdasan Emosional Meraih Sukses. Trinanda Rainy dan Yudhi
Martanto (Pen). Bandung: PT Mizan Pustaka
Ubaedy, An. 2008. Interpersonal Skill: Bagaimana Anda Membangun,
Mempertahankan, dan Mengatasi Konflik Hubungan. Jakarta: Bee Media
Indonesia
Ury, William. 2007. The Power of Positive No: Kekuatan Kata Tidak. Jakarta:
Ufuk Press
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan
Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
KUESIONER SISWA
(Yang Diuji Coba)
Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih, pada kesempatan ini saya memohon kesediaan Anda untuk
menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui pandangan Anda sebagai siswa yang tinggal di panti asuhan. Informasi yang Anda
berikan akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan program
pendampingan di panti asuhan.
Kuesioner ini bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya mengharapkan Anda menjawabnya
secara jujur, sesuai dengan pengalaman Anda sendiri. Nama tidak perlu ditulis.
Atas bantuan Anda saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk
Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Lalu tentukanlah seberapa
sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan pernyataan yang bersangkutan dalam
hidup sehari-hari. Berikan tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang telah
disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Sering
S : Sering
J : Jarang
SJ : Sangat Jarang
Identitas Diri
Jenis Kelamin :
Kelas : (SMP*/SMA*)
Umur :
* Coret yang tidak berlaku
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyatan berikut?
Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
1. Saya ikut merasa senang bila orang lain
berhasil.
2. Saya ingin terlihat paling hebat di antara
teman-teman yang lain.
3. Saya merasa tersinggung bila dikritik oleh
orang yang lebih muda dari saya.
4. Saya memperlakukan orang lain sama seperti
saya memperlakukan diri sendiri.
5. Saya mampu menerima resiko dari setiap
keputusan yang sudah saya ambil.
6. Saya selalu meminta bantuan pada orang lain
ketika akan membuat keputusan.
7. Saya merasa cemas dan gugup bila ingin
memberikan pendapat di hadapan orang
banyak.
8. Saya berani mengusulkan pendapat bila
diperlukan.
9. Saya mengatakan terus terang jika saya tidak
bisa membantu.
10. Saya mengalami kesulitan mengatakan tidak
pada permintaan orang lain yang sebenarnya
ingin saya tolak.
11. Saya memberikan kesempatan pada orang
lain untuk berpendapat tanpa membentak
atau mengkritik.
12. Saya bersikap memerintah terhadap orang
yang usianya lebih muda dari saya.
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyataan berikut? Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
13. Saya menerima orang lain apa adanya.
14. Saya mampu membuat keputusan dengan
tepat saat dibutuhkan
15. Saya merasa pendapat saya selalu salah dan
tidak disetujui banyak orang.
16. Saya berani mengakui kesalahan saya pada
orang lain secara langsung dan jujur.
17. Saya selalu mengikuti kemauan orang lain
karena saya takut dia tersinggung.
18. Saya merasa bersalah ketika menolak
permintaan orang lain.
19. Saya mendengarkan dengan cermat ketika
orang lain sedang berbicara.
20. Saya memaksa orang lain untuk mengikuti
kemauan saya.
21. Saya mau membantu orang lain tanpa
pamrih.
22. Saya merasa iri melihat orang lain berhasil
atau mendapat pujian.
23. Saya merasa khawatir dengan keputusan
yang saya buat.
24. Saya berani menyapa terlebih dahulu orang
yang baru saya kenal.
25. Saya merasa kesulitan untuk
mengungkapkan pendapat saya.
Alternatif Jawaban No.
Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyataan berikut?
Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
26. Apabila terganggu dengan perkataan atau
tindakan orang lain, saya berani
memberitahukannya pada orang yang
bersangkutan dengan terus terang.
27. Saya merasa yakin ketika akan berkata tidak.
28. Saya menganggap kritik sebagai ungkapan
ketidaksukaan orang lain pada saya.
29. Saya memberi pujian pada orang lain yang
berhasil melakukan sesuatu.
30. Apabila terjadi perselisihan, saya cenderung
meyalahkan orang lain.
31. Saya berani mengungkapkan kekaguman
kepada orang lain atas keberhasilannya.
32. Saya merasa khawatir jika orang lain merasa
keberatan bila saya meminta bantuannya.
33. Ketika sedang berbicara dengan orang yang
baru saya kenal, saya tidak berani menatap
matanya.
34. Saya berani memulai pembicaraan dengan
orang yang belum saya kenal.
35. Saya mampu mengutarakan pendapat saya
dengan jelas dan tepat.
36. Saya berpura-pura ramah pada orang yang
membuat saya jengkel.
37. Saya merasa tersinggung bila orang lain
mengkritik saya.
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan pernyataan
berikut? Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
38. Saya berani mempertahankan pendapat yang
menurut saya benar walaupun orang lain
tidak setuju.
39. Saya mampu bersikap hormat pada orang
lain, baik yang usianya lebih muda maupun
lebih tua.
40. Saya memusuhi orang lain yang telah
melukai perasaan saya.
41. Saya mengejek orang lain ketika ia tidak
mampu menyelesaikan tugasnya.
42. Saya percaya bahwa orang lain bisa
menyelesaikan pekerjaannya.
43. Saya menydari apa yang sedang saya
rasakan.
44. Saya mengalami kesulitan mentaati jadwal
yang sudah saya buat.
45. Saya merasa canggung untuk memberikan
pujian pada orang lain.
46. Saya mampu mengungkapkan perasaan saya
secara terus terang.
47. Saya dapat menerima kritik dari orang lain.
48. Saya memaksa orang lain untuk sependapat
dengan saya dalam hal-hal yang saya anggap
benar.
49. Saya memberikan bantuan pada siapa saja
yang membutuhkan.
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyataan berikut? Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
50. Saya mengharapkan imbalan ketika
membantu orang lain.
51. Saya takut apabila orang lain mengetahui
kekurangan saya.
52. Saya berani bertanya apabila saya merasa
ada yang belum jelas.
53. Saya menginginkan orang lain menyapa
terlebih dahulu.
54. Saya menyadari apa yang sedang saya
inginkan.
55. Saya merasa takut merepotkan orang lain
jika saya meminta sesuatu yang saya
butuhkan.
56. Saya merasa malu untuk meminta bantuan
orang lain.
57. Saya berani menegur orang lain yang
melakukan kesalahan.
58. Saya berusaha mempertahankan pendapat
saya meskipun pendapat saya salah.
59. Saya mengucapkan terima kasih pada orang
lain yang telah berbuat baik pada saya.
60. Saya bersikap sopan ketika berhadapan
dengan orang yang lebih tua.
61. Saya mendengarkan orang lain ketika ia
menceritakan masalahnya.
62.
Saya menghindari bertanya karena takut
salah.
No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudka dengan masing-masing
pernyataan berikut? Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
63. Saya menetapkan tujuan untuk setiap
kegiatan yang saya lakukan.
64. Saya cenderung menunda pekerjaan yang
seharusnya saya lakukan.
65. Saya menceritakan perasaan saya pada orang
yang saya percayai.
66. Saya berani dan merasa nyaman dalam
mengungkapkan ketidakpuasan saya pada
teman.
67. Saya merasa senang apabila dikritik oleh
orang lain.
68. Saya merasa puas bila dapat menguasai
orang lain.
69. Saya berani meminta maaf apabila
melakukan kesalahan.
70. Saya bersedia menawarkan bantuan pada
orang lain meskipun tidak diminta.
71. Saya memberikan dukungan pada orang lain
yang merasa putus asa.
72. Saya merasa sombong bila dapat
menyelesaikan tugas saya dengan baik.
73. Saya mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah saya dengan cara
saya sendiri.
74. Saya menceritakan kekurangan teman pada
orang lain dan mengejeknya.
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal
yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyataan berikut? Sangat
Sering
Sering Jarang Sangat
Jarang
75. Saya mengharapkan orang lain mengetahui
keinginan saya meskipun saya tidak
mengungkapkannya.
76. Saya menggunakan waktu dengan baik.
77. Saya merencanakan kegiatan sehari-hari
yang perlu
saya lakukan.
78. Apabila saya melihat orang lain mengalami
kesulitan, saya siap membantunya sesuai
dengan kemampuan saya.
79. Saya bersedia menawarkan bantuan pada
orang lain yang membutuhkan.
80. Saya menghibur orang lain yang sedang
sedih.
81. Saya merasa senang bila dapat membantu
orang lain.
82. Saya melakukan apa saja yang saya anggap
benar tanpa takut dicela.
83. Saya mampu bekerja sama dengan siapapun
untuk kepentingan bersama.
84. Saya merasa yakin dapat menyelesaikan
tugas saya dengan baik.
Reliability Statistics
Correlation VAR00001 VAR00002 VAR00001 Pearson Correlation 1 .882(**) Sig. (2-tailed) .000 N 45 45VAR00002 Pearson Correlation .882(**) 1 Sig. (2-tailed) .000 N 45 45
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items .931 .934 84
No. Pernyataan Perilaku Asertif Correlated
Item
Keputusan
1. Saya ikut merasa senang bila orang lain
berhasil. .484 Valid
2. Saya ingin terlihat paling hebat di antara
teman-teman yang lain. .077 Tidak Valid
3. Saya merasa tersinggung bila dikritik
oleh orang yang lebih muda dari saya. .549 Valid
4. Saya memperlakukan orang lain sama
seperti saya memperlakukan diri sendiri. .171 Tidak Valid
5. Saya mampu menerima resiko dari setiap
keputusan yang sudah saya ambil. .432 Valid
6. Saya selalu meminta bantuan pada orang
lain ketika akan membuat keputusan. .146 Tidak Valid
7. Saya merasa cemas dan gugup bila ingin
memberikan pendapat di hadapan orang
banyak.
.379Valid
8. Saya berani mengusulkan pendapat bila
diperlukan. .224 Tidak Valid
9. Saya mengatakan terus terang jika saya
tidak bisa membantu. .159 Tidak Valid
10. Saya mengalami kesulitan mengatakan
tidak pada permintaan orang lain yang
sebenarnya ingin saya tolak.
.219Tidak Valid
11. Saya memberikan kesempatan pada
orang lain untuk berpendapat tanpa
membentak atau mengkritik.
.046Tidak Valid
12. Saya bersikap memerintah terhadap
orang yang usianya lebih muda dari saya. .334 Valid
13. Saya menerima orang lain apa adanya. .440 Valid
14. Saya mampu membuat keputusan dengan
tepat saat dibutuhkan .420 Valid
15. Saya merasa pendapat saya selalu salah
dan tidak disetujui banyak orang. .070 Tidak Valid
16. Saya berani mengakui kesalahan saya
pada orang lain secara langsung dan
jujur.
.526Valid
17. Saya selalu mengikuti kemauan orang
lain karena saya takut dia tersinggung. .374 Valid
18. Saya merasa bersalah ketika menolak
permintaan orang lain. .219 Tidak Valid
19. Saya mendengarkan dengan cermat
ketika orang lain sedang berbicara. .431 Valid
20. Saya memaksa orang lain untuk
mengikuti kemauan saya. .398 Valid
21. Saya mau membantu orang lain tanpa
pamrih. .636 Valid
22. Saya merasa iri melihat orang lain
berhasil atau mendapat pujian. .440 Valid
23. Saya merasa khawatir dengan keputusan
yang saya buat. .316 Valid
24. Saya berani menyapa terlebih dahulu
orang yang baru saya kenal. .401 Valid
25. Saya merasa kesulitan untuk
mengungkapkan pendapat saya.
.650Valid
26. Apabila terganggu dengan perkataan atau
tindakan orang lain, saya berani
memberitahukannya pada orang yang
bersangkutan dengan terus terang.
.542
Valid
27. Saya merasa yakin ketika akan berkata
tidak. .148 Tidak Valid
28. Saya menganggap kritik sebagai
ungkapan ketidaksukaan orang lain pada
saya.
.024Tidak Valid
29. Saya memberi pujian pada orang lain
yang berhasil melakukan sesuatu. .334 Valid
30. Apabila terjadi perselisihan, saya
cenderung meyalahkan orang lain. .572 Tidak Valid
31. Saya berani mengungkapkan kekaguman
kepada orang lain atas keberhasilannya. .495 Valid
32. Saya merasa khawatir jika orang lain
merasa keberatan bila saya meminta
bantuannya.
.232Tidak Valid
33. Ketika sedang berbicara dengan orang
yang baru saya kenal, saya tidak berani
menatap matanya.
-.030Tidak Valid
34. Saya berani memulai pembicaraan
dengan orang yang belum saya kenal. .519 Valid
35. Saya mampu mengutarakan pendapat
saya dengan jelas dan tepat. .487 Valid
36. Saya berpura-pura ramah pada orang
yang membuat saya jengkel. .077 Tidak Valid
37. Saya merasa tersinggung bila orang lain
mengkritik saya.
.498Valid
38. Saya berani mempertahankan pendapat
yang menurut saya benar walaupun orang
lain tidak setuju.
.416Valid
39. Saya mampu bersikap hormat pada orang
lain, baik yang usianya lebih muda
maupun lebih tua.
.531Valid
40. Saya memusuhi orang lain yang telah
melukai perasaan saya. .252 Tidak Valid
41. Saya mengejek orang lain ketika ia tidak
mampu menyelesaikan tugasnya. .563 Valid
42. Saya percaya bahwa orang lain bisa
menyelesaikan pekerjaannya. .189 Tidak Valid
43. Saya menydari apa yang sedang saya
rasakan. .433 Valid
44. Saya mengalami kesulitan mentaati
jadwal yang sudah saya buat. .301 Valid
45. Saya merasa canggung untuk
memberikan pujian pada orang lain. .556 Valid
46. Saya mampu mengungkapkan perasaan
saya secara terus terang. .527 Valid
47. Saya dapat menerima kritik dari orang
lain. .571 Valid
48. Saya memaksa orang lain untuk
sependapat dengan saya dalam hal-hal
yang saya anggap benar.
.303Valid
49. Saya memberikan bantuan pada siapa
saja yang membutuhkan.
.511Valid
50. Saya mengharapkan imbalan ketika
membantu orang lain. .366 Valid
51. Saya takut apabila orang lain mengetahui
kekurangan saya. .291 Tidak Valid
52. Saya berani bertanya apabila saya merasa
ada yang belum jelas. .668 Valid
53. Saya menginginkan orang lain menyapa
terlebih dahulu. .299 Tidak Valid
54. Saya menyadari apa yang sedang saya
inginkan. .373 Valid
55. Saya merasa takut merepotkan orang lain
jika saya meminta sesuatu yang saya
butuhkan.
-.022Tidak Valid
56. Saya merasa malu untuk meminta
bantuan orang lain. .053 Tidak Valid
57. Saya berani menegur orang lain yang
melakukan kesalahan. .192 Tidak Valid
58. Saya berusaha mempertahankan pendapat
saya meskipun pendapat saya salah. .207 Tidak Valid
59. Saya mengucapkan terima kasih pada
orang lain yang telah berbuat baik pada
saya.
.416Valid
60. Saya bersikap sopan ketika berhadapan
dengan orang yang lebih tua. .478 Valid
61. Saya mendengarkan orang lain ketika ia
menceritakan masalahnya. .563 Valid
62.
Saya menghindari bertanya karena takut
salah. .296 Tidak Valid
63. Saya menetapkan tujuan untuk setiap
kegiatan yang saya lakukan. .556 Valid
64. Saya cenderung menunda pekerjaan yang .579 Valid
seharusnya saya lakukan.
65. Saya menceritakan perasaan saya pada
orang yang saya percayai. .191 Tidak Valid
66. Saya berani dan merasa nyaman dalam
mengungkapkan ketidakpuasan saya pada
teman.
.201Tidak Valid
67. Saya merasa senang apabila dikritik oleh
orang lain. .254 Tidak Valid
68. Saya merasa puas bila dapat menguasai
orang lain. .347 Valid
69. Saya berani meminta maaf apabila
melakukan kesalahan. .421 Valid
70. Saya bersedia menawarkan bantuan pada
orang lain meskipun tidak diminta. .507 Valid
71. Saya memberikan dukungan pada orang
lain yang merasa putus asa. .506 Valid
72. Saya merasa sombong bila dapat
menyelesaikan tugas saya dengan baik. .511 Valid
73. Saya mampu menghadapi dan
menyelesaikan masalah saya dengan cara
saya sendiri.
.185Tidak Valid
74. Saya menceritakan kekurangan teman
pada orang lain dan mengejeknya.
.334Valid
75. Saya mengharapkan orang lain
mengetahui keinginan saya meskipun
saya tidak mengungkapkannya.
.297Tidak Valid
76. Saya menggunakan waktu dengan baik. .677 Valid
77. Saya merencanakan kegiatan sehari-hari
yang perlu .586 Valid
saya lakukan.
78. Apabila saya melihat orang lain
mengalami kesulitan, saya siap
membantunya sesuai dengan kemampuan
saya.
.470Valid
79. Saya bersedia menawarkan bantuan pada
orang lain yang membutuhkan. .438 Valid
80. Saya menghibur orang lain yang sedang
sedih. .513 Valid
81. Saya merasa senang bila dapat membantu
orang lain. .487 Valid
82. Saya melakukan apa saja yang saya
anggap benar tanpa takut dicela. .504 Valid
83. Saya mampu bekerja sama dengan
siapapun untuk kepentingan bersama. .188 Tidak Valid
84. Saya merasa yakin dapat menyelesaikan
tugas saya dengan baik. .390 Valid
Tabulasi Skor-Skor Belahan Ganjil - Genap Uji Coba Persepsi Siswa-Siswi
Panti Asuhan Pangrekso Dalem Bethlehem Temanggung Tahun 2010 tentang
Perilaku Asertifnya
NO X Y X2 Y2 XY 1 120 121 14400 14641 145202 101 103 10201 10609 104033 118 116 13924 13456 136884 131 121 17161 14641 158515 139 140 19321 19600 194606 143 142 20449 20164 203067 110 120 12100 14400 132008 148 140 21904 19600 207209 112 112 12544 12544 12544
10 131 119 17161 14161 1558911 119 105 14161 11025 1249512 120 111 14400 12321 1332013 129 132 16641 17424 1702814 140 140 19600 19600 1960015 94 85 8836 7225 799016 135 127 18225 16129 1714517 116 120 13456 14400 1392018 108 109 11664 11881 1177219 156 150 24336 22500 2340020 128 125 16384 15625 1600021 114 123 12996 15129 1402222 113 111 12769 12321 1254323 121 128 14641 16384 1548824 115 104 13225 10816 1196025 114 117 12996 13689 1333826 103 97 10609 9409 999127 112 102 12544 10404 1142428 126 123 15876 15129 1549829 120 115 14400 13225 1380030 114 114 12996 12996 1299631 113 117 12769 13689 1322132 102 107 10404 11449 1091433 121 118 14641 13924 14278
34 110 117 12100 13689 1287035 121 119 14641 14161 1439936 135 133 18225 17689 1795537 118 114 13924 12996 1345238 116 105 13456 11025 1218039 108 103 11664 10609 1112440 116 116 13456 13456 1345641 134 126 17956 15876 1688442 115 124 13225 15376 1426043 125 118 15625 13924 1475044 107 112 11449 12544 1198445 118 122 13924 14884 14396
Total 5409 5323 657379 636739 646134
KUESIONER SISWA
(Penelitian)
Kata Pengantar
Adik-adik yang terkasih, pada kesempatan ini saya memohon kesediaan Anda untuk
menjawab pernyataan-pernyataan dalam kuesioner ini. Tujuan kuesioner ini adalah untuk
mengetahui pandangan Anda sebagai siswa yang tinggal di panti asuhan. Informasi yang Anda
berikan akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk mengembangkan program
pendampingan di panti asuhan.
Kuesioner ini bersifat rahasia. Oleh karena itu, saya mengharapkan Anda menjawabnya
secara jujur, sesuai dengan pengalaman Anda sendiri. Nama tidak perlu ditulis.
Atas bantuan Anda saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk
Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Lalu tentukanlah seberapa
sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan pernyataan yang bersangkutan dalam
hidup sehari-hari. Berikan tanda centang (√) pada kolom alternatif jawaban yang telah
disediakan. Alternatif jawaban yang disediakan adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Sering
S : Sering
J : Jarang
SJ : Sangat Jarang
Identitas Diri
Jenis Kelamin :
Kelas : (SMP*/SMK*)
Umur :
* Coret yang tidak berlaku
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan masing-
masing pernyatan berikut? Sangat Sering
Sering Jarang Sangat Jarang
1. Saya ikut merasa senang bila orang lain berhasil.
2. Saya merasa tersinggung bila dikritik oleh orang yang lebih muda dari saya.
3. Saya mampu menerima resiko dari setiap keputusan yang sudah saya ambil.
4. Saya merasa cemas dan gugup bila ingin memberikan pendapat di hadapan orang banyak.
5. Saya bersikap memerintah terhadap orang yang usianya lebih muda dari saya.
6. Saya menerima orang lain apa adanya. 7. Saya mampu membuat keputusan dengan
tepat saat dibutuhkan
8. Saya berani mengakui kesalahan saya pada orang lain secara langsung dan jujur.
9. Saya selalu mengikuti kemauan orang lain karena saya takut dia tersinggung.
10. Saya mendengarkan dengan cermat ketika orang lain sedang berbicara.
11. Saya memaksa orang lain untuk mengikuti kemauan saya.
12. Saya mau membantu orang lain tanpa pamrih.
13. Saya merasa iri melihat orang lain berhasil atau mendapat pujian.
14. Saya merasa khawatir dengan keputusan yang saya buat.
15. Saya berani menyapa terlebih dahulu orang yang baru saya kenal.
16. Saya merasa kesulitan untuk mengungkapkan pendapat saya.
17. Apabila terganggu dengan perkataan atau tindakan orang lain, saya berani memberitahukannya pada orang yang bersangkutan dengan terus terang.
18. Saya memberi pujian pada orang lain yang berhasil melakukan sesuatu.
19. Apabila terjadi perselisihan, saya cenderung meyalahkan orang lain.
20 Saya berani mengungkapkan kekaguman kepada orang lain atas keberhasilannya.
Alternatif Jawaban No.
Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut?
Sangat Sering
Sering Jarang Sangat Jarang
21. Saya berani memulai pembicaraan dengan orang yang belum saya kenal.
22. Saya mampu mengutarakan pendapat saya dengan jelas dan tepat.
23. Saya merasa tersinggung bila orang lain mengkritik saya.
24. Saya berani mempertahankan pendapat yang menurut saya benar walaupun orang lain tidak setuju.
25. Saya mampu bersikap hormat pada orang lain, baik yang usianya lebih muda maupun lebih tua.
26. Saya mengejek orang lain ketika ia tidak mampu menyelesaikan tugasnya.
27. Saya menyadari apa yang sedang saya rasakan.
28. Saya mengalami kesulitan mentaati jadwal yang sudah saya buat.
29. Saya merasa canggung untuk memberikan pujian pada orang lain.
30 Saya mampu mengungkapkan perasaan saya secara terus terang.
31. Saya dapat menerima kritik dari orang lain. 32. Saya memaksa orang lain untuk sependapat
dengan saya dalam hal-hal yang saya anggap benar.
33. Saya memberikan bantuan pada siapa saja yang membutuhkan.
34. Saya mengharapkan imbalan ketika membantu orang lain.
35. Saya berani bertanya apabila saya merasa ada yang belum jelas.
36. Saya menyadari apa yang sedang saya inginkan.
37. Saya mengucapkan terima kasih pada orang lain yang telah berbuat baik pada saya.
38. Saya bersikap sopan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua.
39. Saya mendengarkan orang lain ketika ia menceritakan masalahnya.
40. Saya menetapkan tujuan untuk setiap kegiatan yang saya lakukan.
Alternatif Jawaban No. Seberapa sering Anda mengalami hal yang dimaksudkan dengan masing-masing pernyataan berikut? Sangat
Sering Sering Jarang Sangat
Jarang41. Saya cenderung menunda pekerjaan yang
seharusnya saya lakukan.
42. Saya merasa puas bila dapat menguasai orang lain.
43. Saya berani meminta maaf apabila melakukan kesalahan
44. Saya bersedia menawarkan bantuan pada orang lain meskipun tidak diminta.
45. Saya memberikan dukungan pada orang lain yang merasa putus asa.
46. Saya merasa sombong bila dapat menyelesaikan tugas saya dengan baik.
47. Saya menceritakan kekurangan teman pada orang lain dan mengejeknya.
48. Saya menggunakan waktu dengan baik. 49. Saya merencanakan kegiatan sehari-hari
yang perlu saya lakukan.
50. Apabila saya melihat orang lain mengalami kesulitan, saya siap membantunya sesuai dengan kemampuan saya.
51. Saya bersedia menawarkan bantuan pada orang lain yang membutuhkan.
52. Saya menghibur orang lain yang sedang sedih.
53. Saya merasa senang bila dapat membantu orang lain.
54. Saya melakukan apa saja yang saya anggap benar tanpa takut dicela.
55. Saya merasa yakin dapat menyelesaikan tugas saya dengan baik.
56. Saya menginginkan orang lain menyapa saya terlebih dahulu.
No. Jenis Kelamin Kelas Usia Perilaku Asertif 1 2 3 4 5
1 Perempuan IX SMP 16 Tahun 3 3 3 3 42 Perempuan VII SMP 13 Tahun 4 4 3 3 13 Perempuan VIII SMP 14 Tahun 2 3 3 2 34 Perempuan XI SMK 19 Tahun 4 3 3 2 35 Laki-Laki IX SMP 17 Tahun 3 1 3 3 36 Perempuan VII SMP 14 Tahun 4 3 3 3 47 Perempuan IX SMP 15 Tahun 4 4 3 3 48 Perempuan XI SMK 16 Tahun 3 2 2 2 39 Laki-Laki IX SMP 15 Tahun 4 2 3 1 2
10 Laki-Laki VII SMP 13 Tahun 3 2 2 2 211 Laki-Laki VII SMP 13 Tahun 3 3 3 3 212 Laki-Laki VII SMP 13 Tahun 3 1 4 1 313 Perempuan VII SMP 12 Tahun 3 3 3 3 314 Perempuan VIII SMP 14 Tahun 4 3 3 3 415 Perempuan XI SMK 17 Tahun 3 1 2 1 216 Laki-Laki VII SMP 13 Tahun 3 2 2 1 317 Laki-Laki IX SMP 15 Tahun 3 3 1 1 318 Laki-Laki IX SMP 15 Tahun 3 2 4 2 319 Laki-Laki IX SMP 15 Tahun 4 3 4 4 420 Perempuan IX SMP 16 Tahun 4 3 3 3 321 Perempuan XI SMK 16 Tahun 4 2 3 3 322 Perempuan XI SMK 16 Tahun 4 2 4 2 223 Perempuan VII SMP 13 Tahun 3 3 3 2 324 Perempuan XI SMK 18 Tahun 3 3 3 3 225 Laki-Laki XI SMK 17 Tahun 3 1 4 1 326 Laki-Laki XI SMK 17 Tahun 3 1 2 2 3
6 7 8 9 10 11 12 13 143 2 4 4 3 4 4 4 24 3 3 3 3 3 4 4 44 2 3 3 3 4 4 4 34 4 4 2 3 3 4 3 13 2 4 3 2 3 3 3 14 3 4 4 3 4 4 4 24 3 3 4 4 4 4 4 44 3 3 1 3 3 4 3 13 3 3 4 3 2 4 2 13 2 2 3 3 3 2 2 22 3 2 4 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 23 2 2 2 3 4 3 4 34 3 2 4 3 4 4 4 32 4 2 4 3 2 4 2 23 2 1 3 2 4 2 4 34 3 3 4 3 3 3 4 33 3 2 3 4 3 3 3 34 3 3 4 4 4 4 4 22 3 3 4 2 2 3 3 13 2 2 3 4 4 4 3 44 2 3 2 2 2 3 2 24 3 3 2 4 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 24 3 4 3 3 3 4 2 13 2 2 3 3 3 2 2 2
15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 3 4 4 4 1 1 4 43 3 3 2 4 3 4 4 43 2 2 3 4 3 2 2 33 2 3 4 3 4 3 3 22 2 3 3 3 3 2 3 33 3 3 3 4 4 1 2 34 2 1 4 4 4 4 4 44 1 2 3 2 3 1 2 33 1 2 3 3 2 2 3 12 2 3 2 2 2 2 2 12 3 2 3 3 3 2 3 32 3 2 3 4 2 2 3 23 3 2 3 4 3 2 2 33 2 2 4 4 4 3 2 44 3 1 4 3 3 3 2 13 1 2 3 3 1 2 2 12 4 4 4 3 4 4 4 32 2 3 3 4 3 3 3 34 2 4 3 2 4 4 3 31 2 2 4 3 4 2 3 34 4 4 3 3 3 1 2 22 2 2 3 2 3 3 2 23 2 3 4 2 3 2 2 43 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 4 4 4 2 2 12 2 2 3 3 2 2 2 2
24 25 26 27 28 29 30 31 32
2 4 4 4 4 4 4 3 44 4 4 4 3 3 3 4 42 2 3 4 2 4 1 2 44 3 3 4 3 4 1 4 32 4 3 3 3 2 3 2 31 4 4 4 1 3 4 3 44 4 4 4 4 4 1 4 43 4 4 2 2 4 2 2 43 3 3 3 2 3 2 4 33 2 2 2 3 2 2 2 22 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 3 2 2 2 2 32 3 4 3 3 4 2 3 43 4 4 4 4 4 3 4 42 3 4 2 3 2 2 2 23 2 3 4 2 4 3 3 44 3 2 4 2 2 3 4 32 3 3 4 2 3 4 3 34 3 3 1 2 4 4 3 33 3 4 4 2 2 2 2 32 4 4 3 2 3 3 2 33 3 2 3 2 4 2 2 23 2 4 3 2 3 2 3 32 3 3 4 1 3 4 4 33 4 3 4 2 3 4 3 43 3 3 3 3 3 2 2 3
33 34 35 36 37 38 39 40 41
4 4 3 4 3 3 3 3 44 4 4 3 4 4 3 2 43 4 3 4 3 3 3 2 34 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 4 4 3 3 34 4 3 4 4 4 4 3 34 4 3 4 4 4 4 4 14 4 2 4 4 4 4 2 23 3 2 4 4 4 3 3 32 3 2 3 2 3 2 3 23 4 4 3 4 3 3 3 34 3 4 3 4 3 2 4 23 4 3 3 3 3 3 2 33 4 3 4 4 4 3 4 34 3 1 4 4 4 4 3 12 4 4 4 4 4 3 2 23 4 2 4 4 4 4 4 13 4 3 4 4 4 4 3 33 3 4 1 4 3 4 3 23 4 2 4 4 4 3 3 24 3 4 2 4 4 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 23 3 2 3 4 3 3 3 33 3 3 4 3 3 3 3 24 3 4 4 4 4 4 4 33 3 3 3 4 3 3 2 2
42 43 44 45 46 47 48 49 503 4 3 3 4 4 4 4 44 4 3 4 4 4 3 3 44 2 2 2 4 4 2 3 34 3 4 3 3 4 4 4 43 3 2 4 3 3 3 3 34 3 4 4 4 4 3 4 34 4 4 4 4 4 2 1 44 3 3 3 4 4 4 3 43 4 3 3 3 3 2 3 42 2 2 2 2 3 2 2 33 3 3 3 3 2 3 2 34 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 3 4 4 2 2 34 4 3 4 4 4 3 4 44 3 4 4 3 4 1 1 44 3 3 2 4 4 2 2 31 4 3 3 3 4 2 3 33 3 3 4 3 3 2 2 31 4 3 3 4 4 3 3 33 2 2 3 3 4 2 3 33 3 3 4 4 4 3 4 42 3 3 3 2 2 2 2 34 3 3 3 3 3 2 3 43 3 3 3 3 3 2 2 34 4 4 4 3 3 3 2 42 2 2 2 4 3 3 2 2
51 52 53 54 55 56 Total3 4 4 3 3 2 1883 3 4 2 2 4 1922 3 4 2 2 3 1614 4 4 3 4 3 1903 3 4 3 2 3 1603 3 3 1 3 4 1864 4 4 4 4 4 2034 3 3 4 4 3 1683 3 3 2 4 2 1572 3 3 2 3 2 1283 3 3 3 3 3 1633 3 4 3 3 3 1593 3 3 3 2 3 1663 3 3 3 4 3 1954 4 4 2 3 3 1562 3 3 2 3 1 1513 3 4 4 3 3 1762 3 3 2 4 3 1694 4 4 4 3 3 1842 2 2 2 2 1 1534 4 3 4 3 3 1813 3 3 3 2 1 1434 4 4 3 3 2 1673 3 3 3 3 3 1634 4 4 3 4 1 1782 2 3 3 2 3 141
No. Skor yang dicapai Skor Maksimal Persentase Kategori Posisi Skor1 203 224 90,62% Sangat Tinggi 90%-100%2 195 224 87,05% Tinggi 80%-89%3 192 224 85,71% Tinggi 80%-89%4 190 224 84,82% Tinggi 80%-89%5 188 224 83,92% Tinggi 80%-89%6 186 224 83,03% Tinggi 80%-89%7 184 224 82,14% Tinggi 80%-89%8 181 224 80,80% Tinggi 80%-89%9 178 224 79,46% Cukup 65%-79%
10 176 224 78,57% Cukup 65%-79%11 169 224 75,44% Cukup 65%-79%12 168 224 75% Cukup 65%-79%13 167 224 74,55% Cukup 65%-79%14 166 224 74,10% Cukup 65%-79%15 163 224 72,76% Cukup 65%-79%16 163 224 72,76% Cukup 65%-79%17 161 224 71,87% Cukup 65%-79%18 160 224 71,42% Cukup 65%-79%19 159 224 70,98% Cukup 65%-79%20 157 224 70.08% Cukup 65%-79%21 156 224 69,64% Cukup 65%-79%22 153 224 68,30% Cukup 65%-79%23 151 224 67,41% Cukup 65%-79%24 143 224 63,83% Rendah 55%-64%25 141 224 62,94% Rendah 55%-64%26 128 224 57,14% Rendah 55%-64%