persepsi siswa mengenai partisipasi orang tua …lib.unnes.ac.id/27241/1/3201409083.pdf · untuk...

42
i PERSEPSI SISWA MENGENAI PARTISIPASI ORANG TUA PADA PEMBELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MRANGGEN AHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Zoenita Fitriani Rahman 3201409083 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: hoangkiet

Post on 07-Apr-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PERSEPSI SISWA MENGENAI PARTISIPASI ORANG TUA PADA

PEMBELAJARAN IPS TERPADU SISWA KELAS VII

SMP NEGERI 3 MRANGGEN

AHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Zoenita Fitriani Rahman

3201409083

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

“Memulailah dari sekarang atau kau akan berlari nantinya”

“Sangat mudah untuk menjadi takut saat banyak hal buruk terjadi, tapi kita

tidak boleh kehilangan harapan, karena Tuhan sedang bekerja dalam hidup

kita bahkan di tengah kesakitan dan penderitaan”

PERSEMBAHAN:

1. Kepada kedua orang tua tercinta, Abdul Rahman

dan Siti Muntiah atas doa dan semangat yang

sudah diberikan.

2. Kepada kakak Anita Rahmawati, adik-adiku Ana

Suryani Rahman, Agam Maulana Rahman,

Revaldo Putra Israhul Rahman yang selalu

mendoakan semua kebaikan untuk ku.

3. Teman-teman kos, dan teman satu angkatan

Pendidikan Geografi 2009 UNNES yang telah

memberikan doa dan semangat

4. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga skripsi dengan judul ” Persepsi Siswa Mengenai Partisipasi Orang Tua

Pada Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen

Tahun Ajaran 2015/2016” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

untuk menyelesaikan studi strata 1 (satu) guna meraih gelar Sarjana Pendidikan.

Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak, penulismengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi strata satu di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh Solehatul Mustofa, M.A., dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan penelitian.

3. Dr.Tjaturahono Budi Sanjoto, M. Si., ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Sriyanto, S.Pd., M.Pd., dosen pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.

5. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc., dosen pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan saran kepada penyusun selama penyusunan skripsi.

6. Wahyu Setyaningsih ST. MT., dosen wali yang telah membimbing akademik

kepada penyusun selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.

7. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang khususnya

dosen jurusan pendidikan geografi yang telah memberikan ilmu yang tidak

ternilai harganya dan mudah-mudahan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat

bagi penyusun.

8. Drs. Ibnu Mufid, M.Pd., kepala sekolah SMP Negeri 3 Mranggen, yang telah

memberi ijin penelitian.

9. Dra. Sundarni, S.Pd., guru mata pelajaran IPS SMP Negeri 3 Mranggen, yang

telah membantu kelancaran penelitian serta memberikan bimbingan dan

arahan.

vii

SARI

Rahman, Zoenita Fitriani. 2016. Persepsi Siswa Mengenai Partisipasi Orang

Tua Pada Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen

Tahun Ajaran 2015/2016.Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing I : Sriyanto, S.Pd., M.Pd., Pembimbing II: Ariyani

Indrayati, S.Si, M.Sc, 100 Halaman.

Kata kunci: Persepsi Siswa Mengenai Partisipasi Orang Tua

Partisipasi orang tua adalah keterlibatan orang tua secara sadar baik dalam

bentuk fisik maupun non fisik yang menunjang pendidikan anaknya Partisipasi

orang tua selama di rumah dapat di rasakan manfaat dan kegunaan oleh siswa itu

sendiri selama proses belajar di rumah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah

untuk mengetahui bentuk-bentuk partisipasi orang tua kepada siswa pada

pembelajarn IPS terpadu yang berlangsung di rumah sehingga tujuan

pembelajaran tercapai dengan baik.

Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik random sampling

diperoleh kelas sampel kelas VII.7 dan VII.9 di SMP Negeri 3 Mranggen tahun

ajaran 2015/2016 dengan jumlah 72 siswa yang dilakukan secara acak. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

dokumentasi, metode observasi dan metode angket. Metode analisis data

deskriptif persentase.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa partisipasi orang

tua pada pembelajran IPS terpadu yang berlangsung di rumah sudah tergolong

baik, meliputi partisipasi fisik dan partisipasi non fisik. Partisipasi fisik sendiri

terdiri dari indikator penyediaan tempat belajar di rumah yang menunjukan

persentase sebesar 43,66% yang tergolong tinggi, indikator pemberian alat bantu

belajar di rumah menunjukan persentase sebesar 50,70% juga tergolong tinggi,

serta sub indikator non fisik terdiri dari indikator pemberian bimbingan dan

arahan kepada anak menunjukan persentase sebesar 67,61%, indikator pemberian

motivasi belajar menunjukan persentase sebesar 53,52%.

Saran yang diajukan dari hasil penelitian ini adalah bagi orang tua

diharapkan lebih berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran di rumah dengan

cara memenuhi partisipasi fisik yang terdiri dari penyediaan failitas tempat belajar

dan pemberian alat bantu belajar di rumah, serta memenuhi partisipasi non fisik

yang berupa pemberian bimbingan dan arahan kepada anak, dan pemberian

motivasi belajar. Bagi kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan suasana

belajar yang kondusif, mampu menjalin kerjasama dengan orang tua, dan

memberikan arahan kepada orang tua agar memberikan partisipasinya baik dalam

bentuk fisik maupun non fisik dalam kegiatan belajar di rumah

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 5

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................... 5

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................... 5

1.5. Penegasan Istilah ................................................................................ 6

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10

2.1. Definisi Belajar ......................................................................................... 10

2.2. Pembelajaran ...................................................................................... 12

2.3. Kajian Tentang Partisipasi Orang Tua ............................................... 14

ix

2.3.1 Pengertian Partisipasi Orang Tua ................................................ 14

2.3.2 Bentuk Partisipasi Orang Tua .................................................... 15

2.4. Kerangka Berfikir .............................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 26

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 26

3.2. Populasi ............................................................................................ 26

3.3. Sampel Penelitian ............................................................................... 26

3.4. Variabel Penelitian ............................................................................ 27

3.5. Alat dan Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 28

3.5.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 29

3.5.2 Proedur Pengumpulan Data .................................................................... 30

3.5.3 Instrumen Penelitian .................................................................. 30

3.6. Tahapan Penelitian ............................................................................ 32

3.6.1 Tahap Pra Pelaksanaan ................................................................ 32

3.6.2 Tahap Pelaksanaan ..................................................................... 33

3.6.3 Tahap Pasca Pelaksanaan ........................................................... 33

3.7 Teknik Analisis Data ........................................................................... 34

3.7.1 Tahap Skoring ............................................................................. 34

3.7.2 Menentukan Parameter .............................................................. 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 37

x

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ................................................. 37

4.1.1 Lokasi Daerah Penelitian ........................................................... 37

4.1.2 Kondisi Sekolah .......................................................................... 39

4.1.2.1 Visi dan Misi Sekolah .................................................... 39

4.1.2.2 Sarana dan Prasarana Sekolah ....................................... 40

4.1.2.3 Tenaga Pengajar dan Administrasi ................................. 46

4.1.2.4 Kurikulum ...................................................................... 47

4.2. Hasil Penelitian .................................................................................. 47

4.2.1 Hasil Penelitian Persepsi Siswa Mengenai Partisipasi Orang

Tua pada Pembelajaran IPS Terpadu .................................................. 47

4.2.2 Pembahasan ................................................................................ 52

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61

5.1. Simpulan ............................................................................................ 61

5.2. Saran ................................................................................................. 62

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 63

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................. 65

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel1.1 Jumlah Siswa SMP Negeri 3 Mranggen .......................................... 3

Tabel 3.1 Populasi Penelitian .......................................................................... 26

Tabel 3.2 Indikator Penelitian .......................................................................... 28

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Penelitian .......................................................................... 31

Tabel 3.4 Kriteria Penelitian ........................................................................... 36

Tabel 4.1 Data Ruang Kelas ............................................................................ 41

Tabel 4.2 Data Ruang Belajar Penunjang ........................................................ 42

Tabel 4.3 Data Ruang kantor .......................................................................... 43

Tabel 4.4 Data Lapangan Olahraga dan Upacara............................................. 45

Tabel 4.5 Daftar Nama Guru IPS Kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen ......... 47

Tabel 4.6 Penyediaan Fasilitas Belajar ........................................................... 48

Tabel 4.7 Pemberian Alat Bantu Belajar di Rumah ........................................ 49

Tabel 4.8 Pemberian Bimbingan dan Arahan Kepada Anak ......................... 50

Tabel 4.9 Pemberian Motivai Belajar ............................................................. 52

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ........................................................................ 25

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian .............................................................. 33

Gambar 4.1 Lokasi SMP N 3 Mranggen Dalam Peta Administrasi Kabupaten

Demak ......................................................................................... 38

Gambar 4.2 SMP Negeri 3 Mranggen Tampak Depan ................................... 39

Gambar 4.3 Bangunan Sekolah ...................................................................... 42

Gambar 4.4 Ruang Tamu atau Hall ................................................................. 44

Gambar 4.5 Lapangan Basket ......................................................................... 46

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

01 Kisi-kisi Angket Siswa ...................................................................... 66

02 Lembar Angket Siswa........................................................................ 67

03 Daftar Nama Siswa ............................................................................ 71

04 Lembar Jawab Angket ....................................................................... 75

05 Pedoman Wawancara ........................................................................ 76

06 Lembar Wawancara Kepada Siswa ................................................... 77

07 Olah Data Hasil Penelitian ................................................................ 81

08 Lembar Nilai Mata Pelajran IPS Selama Satu Semeter ..................... 91

09 Surat keterangan Ijin Penelitian di SMP Negeri 3 Mranggen ........... 99

10 Surat keterangan Telah Melaksanakan Penelitian di SMP Negeri 3

Mranggen .......................................................................................... 100

xiv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perhatian orang tua terhadap anak dalam pendidikan sangat penting,

tujuanya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar anak. Dalam hal ini bagi

orang tua dalam mendidik anak harus diperhatikan keperluan-keperluan yang

menyangkut tentang kebutuhan anak, seperti : buku-buku pelajaran dan lain-

lainnya. Tanpa adanya perhatian ataupun dorongan dari orang tua tentu bagi para

siswa hanya suka bermain dari pada belajar. Tetapi dalam sisi lain apakah bagi

orang tua tersebut mengetahui dan memahami perlunya pendidikan bagi anak,

karena bagi orang tua yang mempunyai pendidikan rendah mereka sangat enggan

atau berat untuk mengeluarkan biaya demi keperluan pendidikan dan masa depan

anak tersebut. Tetapi ada juga yang memperhatikan anaknya dalam pendidikan,

walaupun pendidikan orang tuanya rendah, tetapi hal seperti ini jarang sekali

terjadi.

Dengan demikian peran orang tua dalam mendidik anak untuk lebih

berprestasi dalam lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sangat

dibutuhkan karena tanpa kuatnya pondasi dasar, tentu untuk mengikuti jenjang

yang selanjutnya akan mengalami hambatan-hambatan. Hambatan yang datang

dari dirinya sendiri maupun dari luar diri anak tersebut. Di era globalisasi saat ini

yang menyebabkan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan diantaranya

1

2

karena itu agar pengaruh tersebut tidak menjalar ke dunia pendidikan, maka perlu

peran serta orang tua dalam membina akhlak dan mental anaknya agar pendidikan

diarahkan sesuai dengan kurikulum terlaksana secara efektif dan efisien. Tetapi

kenyataannya di era globalisasi saat ini justru timbul suatu permasalahan

kurangnya partisipasi dan perhatian orang tua dalam proses pembelajaran. Selain

itu pengawasan dan perhatian orang tua dalam proses pembelajaran anaknya

sangat minim, hal ini dikarenakan orang tua hanya mementingkan kegiatan

sebagai orang yang sibuk dalam pemenuhan materi akibatnya kegiatan dan

pengawasan orang tua hanya diabaikan.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi

kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang

membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala, 2011: 62) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2011: 61) adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.

SMP Negeri 3 Mranggen merupakan sekolah menengah pertama yang

berada di Kabupaten Demak dan berbatasan langsung dengan Kota Semarang,

serta masyarakat sekitar yang tinggal di SMP Negeri 3 Mranggen dapat dikatakan

maju dan memiliki mobilitas yang tinggi, sebab berdekatan dengan Kabupaten

Semarang. SMP Negeri 3 Mranggen mempunyai 3 tingkatan kelas, yakni kelas

3

VII dibagi menjadi 10 kelas, kelas VIII di bagi menjadi 10 kelas dan kelas IX

dibagi menjadi 10 kelas, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel 1.1 berikut:

Tabel. 1.1 Jumlah siswa SMP Negeri 3 Mranggen

Kelas Pembagian

Kelas

Jumlah

siswa

Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan

VII 1 36 17 19

2 36 17 19

3 35 16 19

4 36 14 18

5 34 15 19

6 35 18 17

7 35 15 20

8 34 18 16

9 36 15 21

10 36 17 19

VIII 1 33 15 18

2 32 14 18

3 32 14 18

4 3 12 18

5 31 15 16

6 32 14 18

7 32 14 18

8 32 12 20

9 31 14 17

10 34 15 19

IX 1 34 15 19

2 32 18 14

3 32 14 18

4 32 15 17

5 32 16 16

6 34 16 18

7 32 10 22

8 32 14 18

9 34 18 16

10 34 15 19

Sumber: Hasil Observasi (2016)

4

Di SMP 3 Mranggen terdapat pembagian kelas yakni kelas VII terdapat 10

kelas dengan jumlah siswa 353 murid, kelas VIII terdapat 10 kelas dengan jumlah

siswa 322 murid, dan kelas IX terdapat 10 kelas dengan jumlah siswa sebanyak

328 murid, dengan masing-masing siswa kelas mempunyai latar belakang

keluarga yang berbeda-beda setiap siswanya. Dengan adanya keragaman latar

belakang keluarga inilah peneliti ingin mengetahui partisipasi orang tua siswa

dalam pembelajaran IPS terpadu khususnya kelas VII berlangsung saat di rumah.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 3 Mranggen dengan

obyek wawancara yakni beberapa siswa kelas VII, beberapa siswa menyatakan

bahwa orang tua mereka kurang memperhatikan kegiatan belajar dirumah.

Sebagian siswa menyatakan bahwa orang tua berpartisipasi dalam

memberikan fasilitas belajar yang memadai seperti pengadaan buku-buku

penunjang belajar, ruang khusus belajar dan menciptakan kondisi belajar yang

nyaman. Namun ada juga sebagian siswa yang menyatakan partisipasi orang tua

belum optimal seperti tidak adanya tempat khusus untuk belajar, dan tidak adanya

buku penunjang saat proses belajar di rumah. Pentingnya partisipasi orang tua

dalam proses belajar di rumah seharusnya mendapat fokus tersendiri bagi para

orang tua siswa, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses

belajar di rumah. Keberhasilan proses belajar di rumah dapat tercapai jika

lingkungan belajar kondusif, nyaman serta adanya pengawasan dari orang tua

siswa itu sendiri.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Persepsi Siswa Mengenai Partisipasi Orang Tua Pada

5

Pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen Tahun

Ajaran 2015/2016”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yaitu apa sajakah bentuk-bentuk partisipasi orang tua dari sudut pandang siswa

pada pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan

penelitian yakni untuk mengetahui apa sajakah bentuk-bentuk partisipasi orang

tua dari sudut pandang siswa pada pembelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VII

SMP Negeri 3 Mranggen.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak

terutama dalam rangka pengembangan disiplin ilmu, peningkatan mutu

pendidikan, dan untuk peneliti-peneliti lebih lanjut.

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan referensi yang digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai partisipasi orang tua pada pembelajaran pembelajaran IPS

terpadu.

2. Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan terkait dengan masalah dalam penelitian ini di masa yang

akan datang.

6

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Memberikan informasi tentang pentingnya bentuk partisipasi orang tua

yang diberikan kepada anak di rumah.

b. Bagi Siswa

1. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa melalui fasilitas

belajar yang memadai di rumah.

2. Membantu siswa dalam memahami materi melalui berbagai macam

fasilitas yang dapat menunjang dalam proses belajar selama di rumah.

c. Bagi Orang tua

Memberikan pemahaman kepada orang tua, pentingnya partisipasi orang

tua dalam proses belajar selama di rumah.

1.5 Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian ini, peneliti membuat

batasan istilah sebagai berikut :

1. Partisipasi Orang Tua

Slameto (2009: 24) mengartikan bahwa partisipasi orang tua adalah

keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara

sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pengembangan sekolah

dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap

evaluasi. Bentuk partisipasi dalam penelitian ini adalah dalam bentuk keterlibatan

fisik maupun non fisik. Keterlibatan orang tua sangat penting dalam aktivitas

belajar seorang anak. Partisipasi orang tua adalah keterlibatan orang tua secara

7

sadar baik dalam bentuk fisik maupun non fisik yang menunjang pendidikan

anaknya. Orang tua berpartisipasi penuh terhadap pendidikan anaknya, partisipasi

tersebut dapat berupa pemberian fasilitas belajar yang memadai dan pemberian

perhatian terhadap anaknya.

2. Bentuk- bentuk partisipasi orang tua

Partisipasi orang tua dalam proses belajar di rumah dapat di bedakan menjadi

dua, yaitu partisipasi fisik dan partisipasi non fisik. Partisipasi fisik terdiri dari

penyediaan fasilitas belajar dan pemberian alat bantu belajar di rumah.

Penyediaan fasilitas tempat belajar dapat dicontohkan seperti ada tidaknya

ruangan khusus untuk belajar selama proses belajar di rumah, orang tua

memperhatikan kondisi ruangan belajar di rumah. Partisipasi fisik selanjutnya

yakni pemberian alat bantu belajar di rumah dapat dicontohkan seperti, orang tua

menyediakan alat tulis atau buku tunjangan belajar selain buku dari sekolah.

Partisipasi non fisik terdiri dari pemberian bimbingan dan arahan kepada anak

dan pemberian motivasi belajar. Pemberian bimbingan dan arahan kepada anak

dapat berupa memberikan bantuan kepada anak untuk menyusun jadwal belajar,

mengingatkan anak jika lupa belajar, orang tua menemani siswa saat belajar di

rumah. Pemberian motivasi belajar dapat berupa memeberikan semangat dan

dorongan moril kepada anak, memeberikan hadiah jika anak dapat mencapai

target belajar yang udah ditentukan.

3. Partisipasi orang tua dilihat dari persepsi siswa

Partisipasi orang tua merupakan keikutsertaan orang tua dalam suatu hal

tertentu. Keikutertaan orang tua dalam pengawasan, bimbingan dan pemberian

8

arahan belajar kepada anak sangat dibutuhkan, apalagi dalam proses belajar di

rumah. Keaktifan partisipasi orang tua dalam proses belajar di rumah dapat

dirasakan manfaatnya oleh anak. Setiap anak mempunyai orang tua yang memiliki

sifat dan kemampuan berbeda-beda guna memenuhi jenis – jenis partisipasi dalam

belajar selama siswa berada di rumah. Anak dalam hal ini dapat merasakan

bagaimana bentuk-bentuk partisipasi orang tua mereka dan dapat menilai seberapa

besar manfaat yang di peroleh jika partisipasi orang tua mereka sangat tinggi dan

jika partisipasi orang tua mereka rendah dalam proses belajar di rumah.

4. Pembelajaran IPS Terpadu

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), sebagai mata pelajaran yang

wajib ditempuh oleh peserta didik, merupakan mata pelajaran yang disusun secara

sistematis, komprehensif, dan terpadu sebagaimana yang tertuang dalam

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yakni, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB

sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,

dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Di tingkat SMP, tujuan mata

pelajaran IPS adalah:

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

9

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Pemilihan mata pelajran IPS terpadu pada penelitian ini dikarenakan peneliti

mengambil studi pendidikan geografi yang mempunyai kaitan dengan Ilmu

Pengetahuan Sosial. Dengan adanya kaitan antara pendidikan geografi dengan

Ilmu Pengetahuan Sosial di harapkan proses penelitian ini bisa berjalan lancar dan

sesuai dengan ilmu yang dimiliki oleh peneliti.

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Belajar

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau

potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus

dan output yang berupa respon. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

dan di mana saja, salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah

adanya perubahan tingkah laku diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya

(Arsyad, 2009).

Secara umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

1. Faktor Internal ( faktor dari dalam siswa )

Dalam interaksi belajar mengajar di tentukan bahwa proses belajar yang

dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar.

2. Faktor eksternal ( faktor dari luar siswa )

Proses belajar didorong oleh motivasi intrinsik siswa. Disamping itu

proses belajar juga dapat terjadi, atau menjadi bertambah kuat, bila

didorong oleh lingkungan siswa. Dengan kata lain aktivitas belajar dapat

10

11

meningkat bila program pembelajaran disusun dengan baik, faktor-faktor

ekstern dalam belajar antara lain: guru sebagai pembina siswa belajar,

prasarana dan sarana pembelajaran, kebijakan penilaian, kingkungan sosial

siswa di sekolah, serta kurikulum sekolah (Dimyati dan Mudjiono,

2009:252).

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar salah satunya

faktor external, salah satu dari faktor external yaitu partisipasi orang tua

dalam proses belajar yang terjadi selama di rumah. Partisipasi orang tua

sangat berperan dalam pendidikan anaknya. Menurut Basrowi (dalam Siti

Irene, 2011: 58-59) bentuk partisipasi orang tua dapat berupa partisipasi

fisik dan partisipasi nonfisik. Bentuk partisipasi fisik yang diberikan orang

tua berupa penyediaan fasilitas tempat belajar dan pemberian alat bantu

belajar di rumah.

Fasilitas belajar merupakan alat atau benda yang dapat mendukung

kegiatan belajar anak, dengan adanya fasilitas belajar, anak akan lebih

bersemangat untuk belajar, anak akan termotivasi dalam belajar, dan

prestasinya akan meningkat. Orang tua yang menyadari akan pentingya

pendidikan anaknya tentu akan berusaha menyediakan fasilitas belajar

bagi anaknya. Fasilitas belajar yang memadai akan membantu anak ketika

sedang belajar di rumah, namun sebaliknya fasilitas belajar yang kurang

memadai dapat menghambat aktivitas belajar anak di rumah. Menyediakan

fasilitas belajar tentu mengeluarkan biaya. Orang tua yang memiliki

penghasilan lebih dan menyadari akan pentingnya pendidikan bagi

12

anaknya tentu akan memenuhi kebutuhan belajar anaknya dengan mudah.

Namun bagi orang tua yang memiliki penghasilan kurang namun sadar

akan pendidikan anaknya, tentu orang tua tersebut akan berusaha

semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan belajar anaknya. Pemenuhan

fasilitas belajar harus memperhatikan prinsip efektivitas dan efisiensi

supaya fasilitas belajar tersebut dapat digunakan sesuai kebutuhan anak.

Bentuk partisipasi non fisik yang diberikan orang tua berupa

pemberian bimbingan serta arahan kepada anak dan pemberian motivasi

belajar. Perhatian yang diberikan orang tua kepada anaknya ketika sedang

belajar dapat membangkitkan semangat bagi anak. Orang tua yang selalu

mendampingi anaknya pada saat belajar akan memberikan dorongan

semangat dan motivasi bagi anaknya agar lebih giat dalam belajar. Bentuk

wujud dari perhatian diantaranya mendampingi anak pada saat belajar,

memberikan motivasi, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

dan memberikan bimbingan pada anaknya. Anak yang merasa bahwa

dirinya diperhatikan orang tuanya akan lebih semangat dan termotivasi

dalam aktivitas belajar.

2.2 Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan

pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat , serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses

13

untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses

pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di

manapun dan kapanpun.

Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi

kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang yang

membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (Sagala, 2011: 62) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk

membuat belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.

Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses

pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar

yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar

belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan

guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal

utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan

pembelajaran.

Tujuan dari pembelajaran, antara lain: siswa dapat mengatur waktu dan

pemusatan perhatian pada tujuan yang ingin dicapai, guru dapat mengatur

kegiatan instruktusional, metodenya dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut,

evaluator untuk dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai oleh

anak didik (Depdikbud, 1928: 25). Prinsip-prinsip belajar menurut Slameto

(dalam Riyanto, 2010) antara lain: dalam belajar setiap siswa harus diusahakan

14

partisipasi aktif, meningkatkan minat, dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran adalah usaha sadar dari

guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada

diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan

baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.

2.3 Kajian Tentang Partisipasi Orang Tua

2.3.1 Pengertian Partisipasi Orang Tua

Dalam kamus besar bahasa indonesia, partisipasi adalah perihal turut

berperan serta suatu kegiatan atau keikutsertaan atau peran serta. Irene (2011:50)

menjelaskan bahwa partisipasi merupakan keterlibatan mental dan emosi dari

seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk menyokong

kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok tersebut dan ikut bertanggung

jawab terhadap kelompoknya. Hal serupa juga diungkakan oleh Huneryear dan

Hecman (dalam Irene, 2011:51) yang mengatakan bahwa partisipasi adalah

sebagai keterlibatan mental dan emosional individu dakam situasi kelompok yang

mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi

tanggung jawab bersama mereka.

Morrison (dalam Patnomodewo, 2003:124) keterlibatan orang tua yaitu

proses di mana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka, guna

keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan anak itu

sendiri. Orang tua memberikan berbagai bentuk partisipasinya guna menunjang

aktivitas belajar anak di rumah. Orang tua terlibat dalam penyediaan fasilitas

15

belajar yang memadai dan juga dukungan secara non fisik terhadap aktivitas

belajar anak di rumah.

Slameto (2009:2.24) mengartikan bahwa partisipasi orang tua adalah

keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara

sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pengembangan sekolah

dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap

evaluasi. Orang tua berperan penting dalam perkembangan anaknya, baik dalam

dalam bentuk keterlibatan fisik maupun non fisik. Keterlibatan orang tua sangat

penting dalam aktivitas belajar seorang anak.

Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi orang

tua adalah keterlibatan orang tua secara sadar baik dalam bentuk fisik maupun non

fisik yang menunjang pendidikan anaknya. Orang tua berpartisipasi penuh

terhadap pendidikan anaknya. Partisipasi tersebut dapat berupa pemberian fasilitas

belajar yang memadai dan pemberian perhatian terhadap anaknya.

2.3.2 Bentuk Partisipasi Orang Tua

Bentuk partisipasi orang tua dapat berupa partisipasi fisik dan partisipasi

non fisik. Basrowi (dalam Irene, 2011:58-59) menjelaskan bahwa terdapat dua

bentuk partisipasi antara lain:

1) Partisipasi fisik

Partisipasi fisik adalah bentuk partisipasi masyarakat (orang tua) dalam

bentuk menyelenggarakan usaha-usaha pendidikan, seperti mendirikan dan

menyelenggarakan usaha sekolah, menyediakan buku-buku, dan pemenuhan

fasilitas belajar. Bentuk partisipasi fisik yang dapat dilakukan orang tua

16

dirumah dapat meliputi pemenuhan kebutuhan belajar anak dalam bentuk

materil.

Salah satu wujud dari bentuk partisipasi fisik yakni pemenuhan fasilitas

belajar yang memadai bagi anak di rumah. Menurut Istadi (2007:169)

mengemukakan bahwa rumah sebagai basis pendidikan akan dapat dicapai

dengan melengkapi fasilitas pendidikan. Orang tua yang menyadari akan

pentingnya pendidikan anaknya, akan berusaha memenuhi segala kebutuhan

pendidikan anaknya. Kebutuhan tersebut dapat berupa pemenuhan fasilitas

belajar.

Amirin, dkk (2011: 76) mengemukakan bahwa fasilitas merupakan sarana

dan prasarana yang dibutuhkan dalam melakukan atau untuk memperlancar

suatu kegiatan. Fasilitas belajar merupakan alat atau benda yang dapat

mendukung kegiatan belajar anak, dengan adanya fasilitas belajar, anak akan

lebih bersemangat untuk belajar, anak akan termotivasi dalam belajar, dan

prestasinya akan meningkat. Pemenuhan fasilitas belajar tidak harus

mengeluarkan biaya yang mahal.

Menurut Istadi (2007:169) rumah sebagai basis pendidikan akan dapat

dicapai dengan melengkapi fasilitas pendidikan. Fasilitas-fasilitas tersebut

antara lain:

a) Tempat belajar yang menyenangkan

Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tidak harus

mengeluarkan biaya yang banyak. Tempat belajar yang penataannya diatur

sesuai dengan kemauan anak akan menimbulkan kesan menyenangkan bagi

17

anaknya. Anak akan termotivasi dalam belajar karena kondisi tempat belajar

yang dirasanya menyenangkan.

b) Media informasi

Media informasi sangat beragam. Beberapa media informasi yang sering

digunakan yakni televisi, komputer, radio, buku, majalah, dan internet. Untuk

orang tua yang memiliki uang lebih mungkin akan mudah mendapatkan

beberapa media informasi yang dibutuhkan oleh anak. Namun seringkali

orang tua yang memiliki kondisi keuangan keluarga yang kurang mampu

akan mengeluh dan kesulitan dalam pemenuhan media informasi bagi

anaknya. Memberikan media informasi tidak harus mengeluarkan biaya

mahal. Media televisi dan radio sangat kompleks dalam menyampaikan

informasi, namun orang tua harus mendampingi anaknya ketika melihat atau

mendengarkan televisi dan radio. Hal ini karena banyak program-program

televisi yang tidak pantas ditonton anak dibawah umur.

c) Perpustakaan

Menyediakan buku-buku penunjang aktivitas belajar anak sangat

diperlukan. Buku-buku akan menjadi sumber ilmu bagi setiap anak. Karena

untuk menumbuhkan motivasi kependidikan anak, buku adalah saran yang

paling cepat. Kecintaan anak terhadap buku harus ditumbuhkan sedini

mungkin dan rumah adalah tempat yang paling cocok untuk menumbuhkan

kecintaan itu. Penataan buku-buku harus dibuat sebaik mungkin, hal ini agar

anak merasa nyaman dalam belajar.

18

Mulyatiningsih (2006:52) menjelaskan bahwa agar semangat belajar

meningkat, maka perlu mengatur tempat belajar. Ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam mengatur tempat belajar antara lain:

(1) Tentukan tempat belajar yang tetap.

(2) Hindari gangguan belajar yang berupa suara, pandangan dan

gangguan selingan belajar.

(3) Aturlah cahaya lampu agar tidak langsung mengenai mata dan

dapat menerangi seluruh ruangan.

(4) Membersihkan meja belajar dari barang-barang yang tidak ada

hubungannya dengan mata pelajaran.

(5) Pilih kursi yang dapat dipakai untuk duduk dengan nyaman dan

tegak.

(6) Tempatkan bahan pelajaran di tempat yang dekat dengan meja

belajar.

(7) Berilah ventilasi yang cukup.

Terpenuhinya fasilitas belajar di rumah tentunya harus diimbangi dengan

terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Menciptakan lingkungan

belajar yang kondusif tidak harus dengan suasana tegang, namun suasana

yang menyenangkan, damai, dan penuh keharmonisan. Hal ini serupa dengan

Khaniful (2010: 37) yang mengemukakan bahwa suasana yang

menyenangkan, siswa akan bersemangat dan mudah menerima berbagai

kebutuhan belajar.

19

Irene (2011:66-67) menjelaskan peran orang tua dalam membentuk

lingkungan belajar yang kondusif di rumah antara lain

1. Menciptakan budaya belajar di rumah.

2. Memprioritaskan tugas yang terkait secara langsung dengan

pembelajaran di sekolah.

3. Mendorong anak untuk aktif dalam berbagai kegiatan dan

organisasi sekolah, baik yang bersifat kurikuler maupun

ekstrakurikuler.

4. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan

gagasan, ide, dan berbagai aktivitas yang menunjang kegiatan

belajar.

5. Menciptakan situasi yang demokratis di rumah agar tukar pendapat

dan pikiran sebagai sarana belajar dan membelajarkan.

6. Memahami apa yang telah, sedang, dan akan dilakukan oleh

sekolah, dalam mengembangkan potensi anaknya.

7. Menyediakan sarana belajar yang memadai, sesuai dengan

kemampuan orang tua dan kebutuhan sekolah.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa bentuk

pemberian partisipasi fisik orang tua yang diberikan kepada anaknya meliputi

penyediaan fasilitas tempat belajar dan pemberian alat bantu belajar di rumah.

Fasilitas belajar berperan dalam mempermudah dan memperlancar kegiatan

belajar siswa. Macam-macam fasilitas belajar seperti tempat belajar, peralatan

tulis, media belajar, dan fasilitas lainnya. Fasilitas belajar mempermudah

siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul sewaktu

mempelajari dan memahami pelajaran atau tugas yang diberikan oleh guru.

Misalnya seorang siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,

sedangkan siswa tersebut kurang atau tidak memiliki fasilitas belajar yang

20

menunjang untuk mengerjakan tugas tersebut yang kemungkinan dapat

menghambat terselessainya tugas. Sebaliknya jika siswa mempunyai fasilitas

belajar yang lengkap, maka tugas dari guru dapat dikerjakan dengan baik dan

tepat waktu karena ada motivasi untuk menyelesaikannya tepat waktu. Jadi

apabila siswa mendapat fasilitas belajar yang baik dan didukung oleh

kemampuan siswa dalam memanfaatkannya secara optimal diharapkan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Partisipasi non fisik

Menurut Basrowi (dalam Irene, 2011: 58-59) mengatakan bahwa

partisipasi nonfisik adalah partisipasi keikutsertaan masyarakat dalam

menentukan arah dan pendidikan nasional dan meratanya animo masyarakat

untuk menuntut ilmu pengetahuan melalui pendidikan, sehingga pemerintah

tidak ada kesulitan mengarahkan rakyatnya untuk bersekolah.

Partisipasi nonfisik dapat berupa perhatian orang tua yang diberikan

kepada anaknya. Slameto (2009: 105) mengatakan bahwa perhatian adalah

kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kaitannya dengan pemilihan

rangsangan yang datang dari lingkungannya. Sedangkan perhatian orang tua

adalah dorongan yang diberikan kepada anaknya dalam wujud bimbingan,

tenaga, pikiran, dan perasaan yang dilakukan secara sadar. Suryabrata

(2006:14-16) mengemukakan macam-macam perhatian antara lain:

a) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin.

21

b) Atas dasar cara timbulnya, dibedakan menjadi perhatian spontan dan

perhatian sekehendak.

c) Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi

perhatian terpancar dan perhatian terpusat.

Menurut Uno (2010:23) menjelaskan bahwa motivasi belajar dapat timbul

karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan

kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ektrinsiknya adalah

adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik. Orang tua yang memberikan penghargaan terhadap keberhasilan

anaknya akan meningkatkan motivasi belajar anak tersebut. Orang tua sebaiknya

tidak menuntut anaknya agar mendapatkan nilai tinggi. Hal ini karena akan

memberikan tekanan kepada anak tersebut. Orang tua yang menyadari betapa

pentingnya pendidikan anaknya tentu ketika anaknya mendapatkan nilai kurang

memuaskan, orang tua tersebut tidak memarahinya.

Menurut Marijan (2012:72) apabila melihat anak melakukan kesalahan

dalam melaksanakan tugas, jangan langsung marah-marah. Tegur dengan kalimat

yang akrab, lembut dan menyejukkan hati anak sembari mengajari mengajarkan

tugas yang benar. Dengan suasana demikian tidak terkesan di hati anak bahwa

orang tuanya pemarah. Sebab anak melihat orang tua marah cenderung takut,

bosan dan benci terhadapnya. Keterlibatan orang tua secara nonfisik inilah yang

dapat membangkitkan semangat belajar anak. Morisson (dalam Soemiarti

Patmonodewo 2003:125) mengemukakan tiga kemungkinan keterlibatan orang

tua, yaitu:

22

a) Orientasi pada tugas

Orientasi ini paling sering dilakukan oleh pihak sekolah, yaitu harapan

keterlibatan orang tua dalam membantu program sekolah, yang berkaitan

sebagai staf pengajar, staf administrasi, sebagai tutor, melakukan

monitoring, membantu mengumpulkan dana, membantu mengawasi anak

apabila anak-anak melakukan kunjungan luar. Bentuk partisipasi para

orang tua tersebut adalah yang biasanya diharapkan para guru. Bentuk

partisipasi lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua

membantu anak dalam tugas-tugas sekolah.

b) Orientasi pada proses

Partisipasi orang tua didorong untuk mau berpartisipasi dalam kegiatan

yang berhubungan dengan proses pendidikan, antara lain perencanaan

kurikulum, memilih buku yang diperlukan sekolah, seleksi guru dan

membantu menentukan standar tingkah laku yang dihadapkan. Orientasi

proses ini jarang dilaksanakan, karena sekolah seringkali menganggap

bahwa umumnya orang tua tidak memiliki keterampilan untuk

melaksanakannya.

c) Orientasi pada perkembangan

Orientasi ini membantu para orang tua mengembangkan keterampilan

yang berguna bagi mereka sendiri, anak-anaknya, sekolah, guru, keluarga

dan pada waktu yang bersamaan meningkatkan keterlibatan orang tua.

Binti Maunah (2009:98-100) mengatakan bahwa dasar-dasar tanggung

jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi:

23

a) Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan

orang tua dan anak. Kasih sayang orang tua yang tulus kepada anaknya

akan mendorong sikap dan tindakan rela menerima tanggung jawab untuk

memberikan pertolongan kepada anaknya.

b) Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi nilai-nilai

spiritual. Orang tua dapat menanamkan nilai spiritual pada anak melalui

pembiasaan. Sebagai contoh, orang tua dapat mengajak anak untuk pergi

ke tempat-tempat ibadah sebagai penanaman dasar yang akan

mengarahkan anak pada pengabdian. Selanjutnya anak diharapkan dapat

menghargai kehadiran agama dalam bentuk pengalaman, dan pengalaman

dalam bentuk ketaatan.

c) Tanggung jawab sosial adalah sebagian dari keluarga yang pada saatnya

akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara. Tanggung

jawab sosial merupakan perwujudan kesadaran tanggung jawab

kekeluargaan yang dibina oleh keturunan dan kesatuan keyakinan.

Hubungan orang tua dan anak yang dilandasi rasa kasih sayang yang tulus

diharapkan mampu membimbing anak untuk tumbuh dan berkembang dengan

sempurna, sehingga dapat melatih sikap mandiri dan mampu mengambil

keputusan serta kehidupan yang stabil. Memelihara dan membesarkan anaknya,

tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanakan orang tua,

karena anak membutuhkan makan, minum, dan perawatan agar dapat hidup secara

berkelanjutan. Selain itu orang tua juga bertanggung jawab dalam hal melindungi

dan menjamin kesehatan anak, baik jasmani atau rohani dari berbagai gangguan

24

penyakit ataupun bahaya lain yang dapat membahayakan anak. Memberikan

pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan

tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan anak di masa yang akan

datang, sehingga anak mampu hidup dengan mandiri.

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa partisipasi orang

tua secara non fisik dilihat dari Motivasi cinta dan kasih sayang, motivasi

kewajiban moral, tanggung jawab sosial, memelihara dan membesarkan anak,

memberikan pendidikan pengetahuan dan keterampilan.

2.4 Kerangka Berfikir

Partisipasi orang tua merupakan kegiatan penting dalam pendidikan.

Orang tua memberikan pengaruh kepada siswa dalam pembelajaran baik di rumah

maupun pada pembelajaran di sekolah. Partisipasi orang tua adalah keterlibatan

orang tua secara sadar baik dalam bentuk fisik maupun non fisik yang menunjang

pendidikan anaknya. Bentuk fisik meliputi tempat belajar, media informasi, dan

perpustakaan. Sedangkan non fisik berupa motivasi cinta dan kasih sayang,

motivasi kewajiban moral, tanggung jawab sosial, memelihara dan membesarkan

anak, memberikan pendidikan, pengetahuan dan keterampilan. Dalam penelitian

ini fokus penelitian di tujukan pada bentuk serta kaitan partisiapasi orang tua

pada pembelajaran IPS terpadu siswa kelas VII SMP Negeri 3 Mranggen Tahun

Pelajaran 2015/2016. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut:

25

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Sumber: Peneliti (2016)

Pentingnya partisipasi orang tua

dalam pembelajaran IPS terpadu

Pembelajaran IPS

terpadu Partisipasi orang tua

Fisik

Penyediaan fasilitas

tempat belajar

Pemberian alat bantu

belajar di rumah

Non fisik

Pemberian bimbingan

dan arahan kepada

anak

Pemberian motivasi

belajar

Partisipasi orang tua pada

pembelajaran IPS terpadu

64

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan dan saran

sebagai berikut:

5.1 Simpulan

Dalam proses belajar di rumah, orang tua memiliki peran yang sangat penting.

Orang tua dapat melakukan partisipasi dalam proses belajar anak yang di lakukan di

rumah. Dari hasil penelitian dapat dilihat persepsi siswa mengenai partisipasi orang

tua dalam indikator partisipasi fisik dengan sub indikator penyediaan fasilitas belajar

menunjukan kategori tinggi yakni mencapai 43,66% dan hal ini sudah bagus bagi

siswa agar merasa nyaman selama proses belajar di rumah.

Sub indikator pemberian alat bantu belajar di rumah menunjukan kategori

tinggi sebesar 50,70% dan dapat di katakan separuh dari orang tua siswa sadar akan

pentingnya alat bantu belajar agar proses belajar di rumah dapat berjalan secara

lancar. Dalam indikator non fisik dengan sub indikator pemberian bimbingan dan

arahan kepada anak menunjukan persentase sebesar 67,61% dapat dikatakan tinngi

hal ini menunjukan kesadaran orang tua, bahwa pembelajaran anak selama di rumah

sangat penting dan membutuhkan bimbingan oleh pihak yang lebih dewasa dalam

kasus ini adalah orang tua dari masing-masing siswa. Sub indikator selanjutnya

adalah pemberian motivasi belajar menunjukan persentase sebesar 53,52% , artinya

64

65

separuh dari orang tua siswa sadar akan pemberian motivasi agar timbul rasa ingin

belajar selama di rumah.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka

saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut.

1. Bagi Orang Tua

Diharapkan orang tua lebih memperhatikan pemberian bimbingan dan arahan

kepada anak. Bimbingan kepada anak secara rutin akan menjadikan anak lebih

termotivasi dalam belajar. Anak akan merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Anak

yang dalam proses perkembangan dan pertumbuhan sangat membutuhkan bimbingan

dan arahan dari kedua orang tuanya.

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa lebih tekun dalam mengerjakan tugas. Untuk mencapai

keberhasilan, ketekunan dalam belajar harus ditingkatkan.

3. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang

kondusif, mampu menjalin kerjasama dengan orang tua, dan memberikan arahan

kepada orang tua agar memberikan partisipasinya baik dalam bentuk fisik maupun

non fisik dalam kegiatan belajar di rumah.

66

DAFTAR PUSTAKA

Ali M. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arif, Baehaqi. 2009. Geografi. Jurnal Penelitian.

Arikunto. 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Jakarta : Alfa Beta

Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajran , Jakarta: Bumi Aksara

Binti Maunah. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Irawati Istadi. 2007. Istimewakan Setiap Anak. Bekasi: Pustaka Inti.

Khaniful. 2013. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Riduwan, 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta

Rudi Mulyatiningsih, dkk. 2006. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar, dan Karier.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Siti Irene Astuti Dwiningrum. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat

dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Slameto. 2009. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta.

Soemiarti Patnomodewo. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Sumadi Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta: PT Rineka Cipta.

67

Syaiful Sagala Amirin, dkk. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Tatang M., Suharsimi. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi

Revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta

Uno, Hamzah B..2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Ilmu Pengetahuan

Sosial.