partisipasi orang tua dalam pendidikan agama … filelebih buruknya lagi karena keterbatasan latar...

111
PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS WATES KULON PROGO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh: Valentina Reanita Agustin NIM: 021124018 PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

Upload: danghanh

Post on 04-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

PARTISIPASI ORANG TUA

DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA-SISWI KELAS

V SD KANISIUS WATES KULON PROGO

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh:

Valentina Reanita Agustin

NIM: 021124018

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKANKEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

2008

Page 2: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

ii

S K R I P S I

PARTISIPASI ORANG TUA

DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWA-SISWI

KELAS V SD KANISIUS WATES KULON PROGO

Page 3: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

iii

Page 4: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

iv

Skripsi ini Kupersembahkan kepada

Bapak Ibu dan adik-adik terkasih,

Para pendidik di SD Kanisius Wates Kulon Progo

Page 5: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

v

MOTTO :

“Barang siapa cinta kepada anaknya menyediakan cambuk baginya, supaya akhirnya ia

mendapatkan sukacita karenanya. Barang siapa mendidik anaknya dengan tertib, akan

beruntung karenanya"

(Sir 30:1-2)

Page 6: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat

karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan

daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Page 7: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

vii

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul "PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKANAGAMA KATOLIK SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS WATES KULONPROGO". Penulis memilih judul ini berdasarkan fakta-fakta bahwa sampai saat inimasih banyak ditemukan orang tua yang "pasrah bongkokan" menyerahkan pendidikananaknya kepada sekolah tanpa mau terlibat aktif dalam proses pendidikan anak-anaknya.Mereka sendiri terlalu sibuk dan tidak ada waktu untuk mendampingi anak-anaknya.Lebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tuamengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang tua tentang pendidikanagama Katolik. Permasalahan ini dapat diatasi dengan mengadakan pendekatan yangdapat mengembalikan peran orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalamkeluarga.

Penulis dalam penulisan skripsi ini menawarkan pendekatan yang lebihdifokuskan pada orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam PAK.Katekese dipilih penulis sebagai jalan untuk menolong orang tua agar semakinmemahami dan menyadari tugasnya sebagai pendidik yang pertama dan utama. Melaluikatekese, penulis ingin membantu orang tua agar semakin menyadari pentingnyapartisipasi dari orang tua dalam memotivir belajar anak. Pendekatan tersebut disertaipenambahan pengetahuan dan wawasan tentang bentuk-bentuk partisipasi yang dapatdigunakan dalam peningkatan pendidikan anak-anaknya.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangan terhadappendampingan orang tua di SD Kanisius Wates Kulon Progo, sehingga orang tua dapatterbantu dan semakin meningkatkan partisipasinya dalam pendidikan agama Katolikanak-anaknya.

Page 8: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

viii

ABSTRACT

The title of the thesis is THE PARTICIPATION OF THE PARENTS INCATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION FOR THE STUDENT OF FIFTHGRADE AT CANISIUS ELEMENTARY SCHOOL, WATES, KULON PROGO.The writer chooses this title based on the fact that nowdays there are many parents whostill rely their children's education on the school without actively involved in theirchildren's education. Parents are too busy and have no time to be their children's side.This situation is getting worsed by the lack of parents educational background and theirminimum knowledge about Catholic religious education. This problem can be solved byarranging approaches which can make parents as the first and the main educators in thefamily.

The writer in this thesis recommends the approach which is focussed on parents asthe first and the main educators in Catholic religious education. Catechesis is choosen bythe writer as a way to help parents to understand and realize their duty as the first and themain educators. Through Catechesis the writer wants to help parents to realize howimportant the participation of parents in Catholic religious education is. This program canbe followed by doing knowledge enrichment and about the form of participation whichcan be used in improving children education.

This thesis is supposed to give participation to parents assistance at Canisiuselementary school, Wates, Kulon Progo, so that parents can be supported to increase theirparticipation in their children Catholic religious education.

Page 9: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Valentina Reanita Agustin

Nomor Mahasiswa : 021124018

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIKSISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS WATES KULON PROGObeserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,mengalihkan dalam bentuk media lain, dan mempublikasikannya di Internet ataumedia lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari sayamaupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 01 September 2008

Yang menyatakan

Page 10: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena rahmat cinta dan

kesetiaanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Partisipasi

Orang Tua Dalam Pendidikan Agama Katolik Siswa-siswi Kelas V SD Kanisius

Wates Kulon Progo”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan

serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menghaturkan terima kasih

yang mendalam kepada:

1. Drs. FX. Heryatno Wono Wulung, SJ., M.Ed. selaku pembimbing utama dan Dosen

pembimbing akademik yang dengan sepenuh hati, sabar dan setia mendampingi

penulis serta mendukung skripsi ini dari awal hingga akhir.

2. F.X. Dapiyanta, SFK, M.Pd. selaku penguji II yang bersedia mendampingi penulis

dalam mempertanggungjawabkan skripsi.

3. Dra. J. Sri Murtini, M.Si selaku dosen penguji III atas kesediaan beliau mengoreksi

dan membantu menyempurnakan skripsi ini.

4. Para Dosen dan Staf Karyawan IPPAK yang memberi dukungan selama ini.

5. Robertus May Vana Ristanto, Innocentius Kafkadru Reivan, kedua orang tuaku dan

kakak yang selalu mendukung dan memberikan semangat dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Stefanus Giman S.Pd. selaku Kepala Sekolah di SD Kanisius Wates Kulon Progo

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

Page 11: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

x

7. Siswa-siswi kelas V (Lima) di SD Kanisius Wates Kulon Progo yang telah bersedia

membantu penulis dengan menjawab kuesioner.

8. Orang tua Siswa-siswi kelas V (Lima) di SD Kanisius Wates Kulon Progo yang telah

bersedia memberi informasi sebagai masukan dalam wawancara.

9. Teman-teman angkatan 2002-2003 yang selalu memotivasi dan memberi dorongan

kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi.

10. Semua orang yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, namun telah terlibat dalam

proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari segala keterbatasan, kelemahan dan kekurangan, khususnya dari

segi isi dan perumusan kalimat. Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala masukan

dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat berguna bagi

orang tua untuk memotivir belajar anak.

Page 12: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN............................................................................................... iii

PERSEMBAHAN............................................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xiv

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Identifikasi Keprihatinan .......................................................................... 6

C. Rumusan Permasalahan ............................................................................ 7

D. Tujuan Penulisan........................................................................................ 7

E. Manfaat Penulisan...................................................................................... 7

F. Metode Penulisan....................................................................................... 8

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 8

BAB II. KAJIAN TEORI MENGENAI PARTISIPASI ORANG TUADALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK ...............................10

A. Partisipasi Orang Tua ................................................................................ 11

1. Pengertian Partisipasi ............................................................................ 11

2. Bentuk Partisipasi ................................................................................. 12

B. Orang Tua sebagai Pendidik dalam Keluarga............................................ 13

1. Pengertian Orang Tua ........................................................................... 13

2. Tanggung Jawab Orang Tua sebagai Pendidik dalam Keluarga .......... 14

a. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Pendidikan Anak ...................... 14

Page 13: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

xii

b. Yang Harus Dilakukan Oleh Orang Tua .......................................... 16

C. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Menghambat,dan yang Mendukung Belajar Anak ........................................................ 181. Pengertian Belajar ................................................................................. 18

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................................................... 19

3. Faktor yang Menghambat Belajar.......................................................... 21

4. Faktor yang Mendukung Belajar ........................................................... 22

a. Suasana Rumah Tangga Harus Mendorong Anak untuk Belajar ..... 22

b. Membangkitkan Minat Belajar Anak ............................................... 22

D. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar ................................................. 23

1. Perkembangan Kognitif ........................................................................ 25

2. Perkembangan Emosi............................................................................. 26

3. Perkembangan Moral ............................................................................. 26

4. Perkembangan Iman............................................................................... 27

E. Pendidikan Agama Katolik Sekolah Dasar ............................................... 28

1. Pendidikan secara Umum ..................................................................... 28

2. Pendidikan Agama Katolik .................................................................... 29

BAB III. METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN TENTANGPARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKANAGAMA KATOLIK SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUSWATES KULON PROGO ...........................................................32

A. Metodologi Penelitian ............................................................................... 33

1. Jenis Penelitian....................................................................................... 34

2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

3. Responden ............................................................................................ 34

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34

a. Variabel ............................................................................................ 34

b. Definisi Operasional Variabel .......................................................... 35

c. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 35

d. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37

B. Laporan Hasil Penelitian ........................................................................... 37

C. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 47

Page 14: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

xiii

1. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Kuesioner .................................. 47

2. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Wawancara ................................ 54

D. Kesimpulan Hasil Penelitian ..................................................................... 55

BAB IV. PROGRAM PENINGKATAN PARTISIPASI ORANG TUADALAM PROSES BELAJAR PAK MELALUI KATEKESE ....... 57

A. Latar Belakang Pemikiran Dasar Program ............................................... 58

B. Usulan Program ........................................................................................ 59

1. Arti Program ......................................................................................... 59

2. Tujuan Program .................................................................................... 59

3. Materi Program ..................................................................................... 60

C. Contoh Persiapan Katekese ....................................................................... 68

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 79

A. Kesimpulan ............................................................................................... 79

B. Saran ......................................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84

LAMPIRAN .................................................................................................... 86

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian .................................................................. (1)

Lampiran 2: Nama Siswa-siswi Kelas V (Lima) SD Kanisius Wates

Kulon Progo ............................................................................... (4)

Lampiran 3: Wawancara ................................................................................. (5)

Lampiran 4: Wawancara ................................................................................. (6)

Lampiran 5: Wawancara ................................................................................. (7)

Lampiran 6: Wawancara ................................................................................. (8)

Lampiran 7: Wawancara ................................................................................. (9)

Page 15: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

xiv

DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian

Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik

Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam

rangka PELITA III). Ende: Arnoldus, 1979/1985, hal. 8.

B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja

GE : Gravissimum Educationis, Pernyataan Konsili Vatikan II tentangg

Pendidikan Kristen, 28 Oktober 1965

FC : Familiaris Consortio, Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II

Peranan Keluarga Kristen Dalam Dunia Modern, 22 November

1981

C. Singkatan Lain

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia

PAK : Pendidikan Agama Katolik

SD : Sekolah Dasar

KS : Kitab Suci

KV II : Konsili Vatikan Kedua

Th : Tahun

TV : Televisi

Page 16: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

xv

WIB : Waktu Indonesia Barat

No : Nomor

Jml : Jumlah

PR : Pekerjaan Rumah

P : Pewawancara

R : Responden

SCP : Shared Christian Praxis

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

KP : Kulon Progo

PNS : Pegawai Negeri Sipil

VCD : Video Compact Disc

USD : Universitas Sanata Dharma

s.d : sampai dengan

dll : dan lain-lain

Page 17: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sangat penting bagi perkembangan hidup manusia. Orang tua

menjadi pendidik yang pertama dan utama, sehingga tanggung jawab orang tua

dalam keluarga tidak bisa digantikan oleh pihak lain. Dengan kata lain orang tua

dalam keluarga mempunyai kewajiban yang tidak dapat atau tidak boleh

dilimpahkan kepada orang lain atau pihak lain atas pendidikan anak-anaknya.

Oleh sebab itu, para orang tua hendaknya sadar bahwa pendidikan utama

bagi anak-anak berada di dalam keluarga masing-masing. Sitepu (Kompas, 24

Mei 1999) menuturkan bahwa persentuhan anak yang pertama adalah dengan

keluarga. Keluarga memiliki banyak waktu untuk mengembangkan anak. Nilai-

nilai yang ditanamkan orang tua akan lebih banyak dicerna dan dianut oleh anak

itu sendiri. Ia juga berpendapat bahwa pendidikan dalam keluarga sangat

menentukan sikap demokratis seseorang. Penghargaan pada anak sebagai manusia

yang memiliki pandangan sendiri berdasarkan pengalamannya, berawal dari

penghargaan orang tua serta anggota keluarganya.

Nasution (1985:1) berpendapat betapa pentingnya pendidikan anak-anak

dalam keluarga yang dilaksanakan oleh para orang tua. Ia juga menegaskan bahwa

tujuan pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, adalah untuk membina,

membimbing dan mengarahkan anak kepada tujuan yang suci, maka secara tidak

langsung anak itu dapat dibentuk atau diarahkan sesuai dengan keinginan orang

Page 18: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

2

tuanya sendiri.

Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa pendidik yang pertama dan

terpenting adalah orang tua dan keluarga secara umum. Tanggung jawab orang tua

sebagai pendidik merupakan hal kodrati, tidak dapat ditawar-tawar lagi. Anak

merupakan buah cinta kasih mereka yang perlu dilindungi, dibesarkan, dicintai

dan dididik. Dengan demikian hal yang perlu dituntut dari tanggung jawab orang

tua dalam mendidik anak adalah suatu sikap di mana orang tua memandang anak

sebagai manusia yang sedang berkembang. Anak diberikan kasih sayang,

perhatian, bimbingan dan juga pertolongan untuk mengembangkan pribadinya

lewat pendidikan yang benar. Pengarahan dari orang tua mengenai pendidikan

agama juga dibutuhkan, ini berarti bahwa orang tua telah berpartisipasi dalam

memperdalam dan mempertinggi pengetahuan agama anak.

Mudji Soetrisno (dalam Mulyono 1998:104) menyatakan bahwa

pelajaran agama sebaiknya dikaitkan atau dihubungkan dengan kehidupan sehari-

hari karena sesungguhnya penanaman nilai itu tempatnya bukan hanya pada

pengetahuan tapi pada kehidupan sehari-hari di rumah dan di segala macam

tempat. Ia juga menegaskan bahwa pengetahuan agama yang diperoleh di sekolah

belum tentu dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan agama itu bukan

hanya hafalan saja, mengetahui saja, atau kuantitas saja. Ismartono (dalam

Mulyono 1998:118) mengatakan masyarakat pertama yang dialami oleh manusia

itu adalah keluarganya. Maka pelajaran agama pertama itu diperoleh di tengah

keluarga, tidak dalam kata-kata tetapi dalam bentuk perbuatan. Oleh karena itu,

pendidikan anak dalam keluarga sangatlah penting, di mana setiap orang tua harus

Page 19: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

3

meluangkan waktunya dan harus menyiasati agar setiap waktu yang diberikan

untuk anak-anak mereka menjadi bermakna.

Setiadi (dalam Mulyono 1998:131) menyatakan kalau pendidikan iman

yang diterima anak sekedar pengetahuan di sekolah, kemudian orang tua kurang

memberi teladan dan kesempatan dialog, maka mereka akan terombang-ambing

karena tidak punya pegangan ketika menghadapi banyaknya kegiatan yang

bersifat merusak atau negatif. Dengan kata lain, bila bimbingan yang diterima

anak dalam rumah tangga tidak baik maka kelak hal itu akan membekas pada

kehidupan tingkah laku anak tersebut. Komisi Kateketik KWI (1995:23)

menegaskan arus besar di dalam masyarakat sering menciptakan gambaran

seakan-akan yang terpenting dalam hidup adalah mengumpulkan uang-materi,

kedudukan, dan kekuasaan, sehingga tidak sedikit orang tua yang mengira bahwa

dengan menyediakan materi bagi keluarga tugasnya selesai. Kosoema (Kompas,

22 Desember 2003) berpendapat hingga kini masih banyak kita temui orang tua

yang "pasrah bongkokan" menyerahkan anaknya untuk dididik di sekolah tanpa

mau terlibat aktif dalam proses pendidikan anak-anak mereka sendiri, entah

karena alasan kerja, sibuk, tidak ada waktu, atau alasan ekonomis, misalnya saya

sudah bayar mahal ke sekolah untuk pendidikan anak saya. Adanya mental jual

beli inilah sebenarnya yang menghambat kualitas pendidikan kita. Mulyono

(1998:49) mengatakan di lingkungan keluarga anak terkadang kurang

mendapatkan dukungan bagi kemajuan pendidikan dan terdapat beberapa hal yang

menjadi kesulitan orang tua dalam membantu pelajaran Agama. Kesulitan yang

dialami orang tua umumnya adalah keterbatasan latar belakang pendidikan orang

Page 20: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

4

tua yang mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang tua

tentang pendidikan agama Katolik

Selain itu pengasuhan orang tua sehari-hari terhadap anak juga

mempengaruhi bagaimana pengasuhan dalam pendidikan anak, misalnya masalah

pengaturan waktu belajar, kadang anak kurang disiplin dalam belajar, belajar

hanya kalau akan ada ulangan atau ujian, belajar sambil nonton TV, bahkan

sebagian besar waktunya hanya untuk nonton TV, sulit mengatur waktu, tidak

punya jadwal belajar dan sebagainya. Nasution (1985:8) berpendapat bahwa anak

yang masih dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan pasti mengalami

kesulitan dalam membagi waktunya secara efisien, maka orang tua perlu

membantu anaknya untuk membuatkan jadwal belajar. Ia juga mengatakan bahwa

orang tua perlu memperlihatkan cara belajar yang baik kepada anak-anaknya.

Semakin banyak orang tua memberikan contoh-contoh perbuatan serta dengan

seringnya diulang perbuatan yang demikian akan memberikan kesadaran dan

dorongan kepada anak.

Supolo Sitepu (Kompas, 24 Mei 1999) mengatakan bahwa pada

hakikatnya semua hal yang dialami dan ditangkap oleh indera anak merupakan hal

penting untuk perkembangannya, karena itu orang tua perlu mendampingi anak-

anaknya. Hal senada juga dikatakan oleh Nasution (1985:3) bahwa orang tua

mempunyai peranan penting dan memiliki tanggung jawab yang besar. Untuk itu

orang tua harus dapat menjadi panutan atau model yang selalu ditiru dan dicontoh

oleh anak-anak dalam segala gerak perbuatannya. Sikap dan perbuatan orang tua

sehari-hari akan cepat meresap ke dalam jiwa anak, sebab anak memiliki sifat

Page 21: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

5

meniru yang sangat besar sekali,

Orang tua juga mempunyai kewajiban untuk menciptakan suasana

keluarga yang dijiwai oleh cinta kasih dan sikap hormat kepada Allah dan orang-

orang lain sehinggga perkembangan pribadi dan sosial yang utuh dapat dipupuk di

antara anak-anak. Komisi Kateketik KWI (1995:23), menegaskan bahwa anak

pertama-tama memerlukan perhatian, kehangatan dan kemesraan hubungan

dengan orang tua dan saudara-saudara mereka. Anak-anak memerlukan

keleluasaan mengutarakan isi hati, emosi, dan pengalamannya kepada orang tua.

Maka, orang tua harus menyediakan diri dan harus juga dapat bertindak sebagai

sahabat bagi anak-anaknya.

Nasution (1985:30) mengatakan sudah menjadi kewajiban orang tua untuk

memberikan bimbingan, pengarahan kepada anak-anaknya, sehingga anak dapat

mencapai prestasi belajar yang memuaskan di sekolah. Dengan memberikan

pendidikan, bimbingan dan pengarahan kepada anak, berarti orang tua melatih

anak untuk memperkembangkan dirinya sendiri ke arah yang lebih baik dan lebih

menguntungkan. Dengan kata lain pengarahan dan bimbingan, akan membuat

anak berpikir untuk giat belajar demi mencapai prestasi belajar yang baik di

sekolah. Dengan adanya pengarahan dari orang tua mengenai pendidikan agama,

itu berarti orang tua pun berpartisipasi dan berperanserta dalam memperdalam dan

mempertinggi pengetahuan agama anak.

Dipilihnya permasalahan mengenai adanya bentuk-bentuk partisipasi

orang tua untuk meningkatkan proses belajar PAK dalam penulisan skripsi ini,

mengingat bahwa partispasi orang tua sebagai pendidik dalam keluarga sangatlah

Page 22: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

6

penting untuk membantu keberhasilan pendidikan anak. Orang tua merupakan

tokoh terpenting dalam kehidupan seorang anak karena orang tua banyak

memberikan pengaruh terhadap diri anak terutama dalam perkembangan

kepribadiannya. Setelah anak mulai duduk di bangku sekolah, pengaruh orang tua

tetap tidak dapat dilepaskan. Bagaimana perhatian, sikap dan hubungan yang

terjadi antara orang tua dan anak, semua ini akan berpengaruh terhadap prestasi

yang ditampilkan anak di sekolah. Jadi orang tua mempunyai peranan vital dan

tak tergantikan dalam pendidikan anak.

B. IDENTIFIKASI KEPRIHATINAN

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan keprihatinan

sebagai berikut :

1. Orang tua yang "pasrah bongkokan" menyerahkan anaknya untuk dididik di

sekolah tanpa mau terlibat proses belajar pendidikan anak-anaknya.

2. Orang tua terlalu sibuk bekerja mengakibatkan kurangnya pengawasan dan

bimbingan kepada anak sehingga anak tidak bersemangat dan terdorong

hatinya untuk aktif belajar.

3. Kesulitan yang dialami orang tua yakni karena keterbatasan pengetahuan

orang tua terhadap agama katolik sehingga mereka kurang mengerti atau

memahami pelajaran agama Katolik.

4. Pendidikan iman yang diterima anak sekedar pengetahuan di sekolah,

kemudian orangtua kurang memberi teladan.

Page 23: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

7

C. RUMUSAN PERMASALAHAN

Bertitiktolak dari deskripsi latarbelakang di atas, permasalahan yang muncul

dapat dirumuskan sebagai berikut :

Apa yang dimaksud dengan partisipasi orang tua dalam Pendidikan Agama

Katolik siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wates Kulon Progo?

Bentuk-bentuk partisipasi apa sajakah yang dapat dipakai orang tua dalam

Pendidikan Agama Katolik siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wates Kulon

Progo?

D. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah :

1. Mendiskripsikan tentang partisipasi orang tua dalam Pendidikan Agama

Katolik siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wates Kulon Progo.

2. Memberikan gambaran tentang bentuk-bentuk partisipasi orang tua dalam

Pendidikan Agama Katolik siswa-siswi kelas V SD Kanisius Wates Kulon

Progo.

E. MANFAAT PENULISAN

Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk berbagai kepentingan, antara

lain:

1. Bagi siswa, perhatian orang tua sangat memotivasi anak untuk aktif dalam

pembelajaran.

2. Bagi orang tua, memperoleh wawasan tentang perannya, tanggung jawab,

dan dapat menerapkan cara-cara yang efektif untuk menunjang

Page 24: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

8

pembelajaran anaknya dalam kehidupan keluarga sehari-hari.

Bagi guru, sebagai masukan bahwa proses belajar yang baik di sekolah dapat

membantu anak lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran.

F. METODE PENULISAN

Pertama-tama penulis mengadakan riset pustaka yaitu dengan membaca

buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam skripsi ini penulis

menggunakan metode deskriptif-interpretatif, yaitu menggambarkan dan

menafsirkan permasalahan yang ada sehingga dapat diperoleh bentuk-bentuk

partisipasi seperti apa sajakah yang dapat meningkatkan proses belajar PAK. Data

yang dibutuhkan, diperoleh dengan wawancara kepada lima orang tua dari siswa-

siswi kelas V (lima) SD Kanisius Wates Kulon Progo dan kuesioner yang

ditujukan untuk siswa-siswi kelas V (lima) SD Kanisius Wates Kulon Progo.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini akan ditulis dalam lima bab. Penulisan akan dimulai dengan

pendahuluan, kemudian akan dipaparkan secara jelas pada setiap babnya,

kemudian diakhiri dengan penutup berupa kesimpulan dan saran.

Bab I berupa pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi

keprihatianan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode

penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II berupa kajian teori tentang partisipasi orang tua dalam PAK, yang

akan dibagi dalam empat bagian di antaranya: partisipasi orang tua, orang tua

Page 25: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

9

sebagai pendidik dalam keluarga, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi,

menghambat serta yang mendukung belajar anak, perkembangan anak usia

Sekolah Dasar.

Bab III dibicarakan mengenai metodologi dan hasil penelitian tentang

partisipasi orang tua dalam PAK, yang di dalamnya tercakup metodologi

penelitian, laporan hasil penelitian, pembahasan hasil penelitian, kesimpulan

penelitian.

Bab IV penulis memberikan sumbangan kepada para pendamping, untuk

membantu meningkatkan kesadaran orang tua siswa siswi SD Kanisius Wates

dalam PAK. Bab ini meliputi latar belakang pemikiran dasar program dan usulan

program.

Bab V berupa penutup yang merupakan kesimpulan dan saran.

Dilanjutkan dengan penutup, daftar pustaka, serta lampiran.

Page 26: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

BAB II

KAJIAN TEORI MENGENAI PARTISIPASI ORANG TUA

DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

Orang tua dalam keluarga merupakan pendidik yang pertama. Hal ini jelas

karena dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula memperoleh pendidikan.

Orang tua sebagai pendidik yang pertama mempunyai kewajiban membantu anak

belajar di rumah. Untuk itu partisipasi dari keluarga khususnya orang tua sangat

penting bagi anak khususnya dalam belajar PAK. Di samping itu peran orang tua

sebagai pendorong atau penyemangat belajar sangat dibutuhkan oleh anak, karena

seorang anak khususnya anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar sangat

membutuhkan perhatian, bimbingan serta bantuan dalam belajar. Jadi tugas orang

tua tidak hanya menyekolahkan anak saja tetapi juga berperan serta secara aktif

dalam memotivir anak untuk belajar khususnya dalam belajar PAK. Bentuk-

bentuk partisipasi yang bisa digunakan orang tua dalam mendidik anak sangat

beranekaragam. Maka dari itu pada bab II ini penulis memaparkan berbagai

bentuk partisipasi yang bisa dilakukan oleh orang tua untuk memotivasi anak

supaya anak aktif dalam belajar PAK.

Untuk lebih jelasnya pada bab II ini penulis menyajikan atau memaparkan

topik-topik di antaranya tentang bentuk-bentuk partisipasi yang dapat digunakan

orang tua dalam PAK. Bab ini terdiri dari lima bagian besar yaitu partisipasi orang

tua; orang tua sebagai pendidik dalam keluarga; belajar beserta faktor-faktor yang

mempengaruhi, menghambat, mendukung belajar anak; perkembangan anak usia

Page 27: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

11

Sekolah Dasar; dan Pendidikan khususnya Pendidikan Agama Katolik Sekolah

Dasar.

A. Partisipasi Orang Tua

1. Pengertian Partisipasi

Partisipasi secara umum dapat diartikan sebagai peran serta seseorang atau

kelompok dalam suatu kegiatan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005:831), partisipasi ialah hal turut berperan serta dalam suatu

kegiatan. Kata partisipasi di atas bukanlah hanya sekedar sumbang ide atau saran

dari seseorang atau kelompok dalam bentuk kata-kata saja tapi lebih pada suatu

bentuk tindakan nyata dari seseorang atau kelompok. Adanya partisipasi dari

seseorang atau kelompok memang sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan.

Partisipasi khususnya dalam hal pendidikan yang dilakukan orang tua dalam

meningkatkan belajar PAK siswa-siswi Sekolah Dasar juga amat perlu

diperhatikan mengingat bahwa orang tua itu merupakan pendidik pertama dalam

rumah tangga. Di samping itu anak usia sekolah dasar juga masih sangat

membutuhkan bimbingan dan dorongan dari orang tua dalam belajar.

Keikutsertaan orang tua dalam PAK diharapkan dapat membantu keberhasilan

pendidikan anak khususnya dalam bidang PAK.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa partisipasi ialah kesediaan

dari orang tua siswa untuk membantu keberhasilan pendidikan anak. Apabila

orang tua menginginkan suatu keberhasilan anak dalam pendidikan, dari pihak

orang tua pun perlu adanya kesediaan atau orang tua melibatkan diri dalam

Page 28: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

12

mendidik anak. Oleh sebab itu, faktor partisipasi memang sangat penting dalam

mendidik anak.

2. Bentuk Partisipasi

Partisipasi orang tua dalam kegiatan belajar anak sangat berpengaruh

terlebih untuk meningkatkan kemajuan belajar. Nasution (1985:83) mengatakan

bahwa orang tua yang bijaksana hendaknya berusaha untuk membangkitkan

kemauan belajar anak dengan tujuan agar anak tetap mempunyai semangat yang

tinggi dalam belajar di sekolah maupun di rumah. Maka itu ia memaparkan

bentuk-bentuk partisipasi sebagai berikut: a. melengkapi bahan atau alat-alat

keperluan anak dalam penyelenggaraan pendidikannya, misalnya: memberikan

kelengkapan buku-buku yang diperlukan anaknya, demikian juga dengan alat-alat

tulis lainnya (pensil, pulpen, penggaris dan sebagainya); b. mengontrol serta

memberikan kesempatan belajar yang cukup. Orang tua mengontrol jam-jam

belajar anaknya dengan tujuan supaya anak tahu akan kewajibannya sebagai

seorang pelajar; c. menciptakan suasana yang tenang pada saat anak sedang

belajar. Pada waktu anak sedang belajar di rumah, orang tua menunjukkan

partisipasinya dengan menciptakan suasana yang tenang di lingkungan belajar

anak, misalnya: mematikan telivisi atau radio pada saat anak sedang belajar; d.

orang tua membantu anak membuat jadwal belajar di rumah. Anak yang masih

dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan, masih belum bisa membagi

waktunya secara efisien. Dalam hal ini orang tua perlu membantu anaknya untuk

membuat jadwal belajarnya. Dengan adanya jadwal belajar anak akan dibantu

untuk mengingat akan jam belajarnya. Pembuatan jadwal pun perlu disusun

Page 29: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

13

sedemikian rupa sehingga tidak terlalu menyita sebagian besar waktu anak, karena

mengingat bahwa setiap anak masih memerlukan waktu untuk bermain bersama

teman-temannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa bentuk-bentuk partisipasi

dalam meningkatkan belajar memang sangatlah beranekaragam dapat berupa

kasih sayang, perhatian, ide, sarana prasara, dana, dan sebagainya. Di samping itu,

memang masih banyak lagi bentuk-bentuk partisipasi yang dapat digunakan orang

tua untuk membantu anak dalam memotivir belajar anak. Penulis lebih memilih

untuk memaparkan bentuk-bentuk partisipasi yang simpel dalam arti mudah

dilakukan oleh orang tua melakukan hal tersebut. Dan untuk melakukan semuanya

itu memang orang tua dituntut untuk dengan sabar, aktif, dan penuh kasih sayang

dalam memotivir anak belajar khususnya belajar PAK di rumah.

B. Orang Tua Sebagai Pendidik Dalam Keluarga

1. Pengertian Orang Tua

Nasution (1985:1) menjelaskan bahwa orang tua ialah setiap orang yang

bertanggungjawab dalam satu keluarga, yang dalam penghidupan sehari-hari

lazim disebut dengan bapak-ibu. Mereka inilah yang terutama dan utama

memegang peranan dalam kelangsungan hidup suatu rumah tangga atau keluarga.

Hal ini jelas karena dalam rumah tanggalah anak pertama kalinya memperoleh

pendidikan. Bisa dikatakan bahwa rumah tangga merupakan sekolah pertama bagi

anak oleh karena itu ibu dan bapak sebagai guru-gurunya dalam rumah tangga.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:802) yang disebut orang tua ialah

Page 30: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

14

bapak dan ibu atau orang yang dianggap disegani.

Berangkat dari beberapa batasan tersebut, maka orang tua adalah bapak dan

ibu atau orang yang dihormati. Di mana anak-anak atau semua orang yang berada

di bawah pengawasan maupun dalam asuhan dan bimbingannya menghormati

orang tua sebagai pendidik dalam keluarga.

2. Tanggung Jawab Orang Tua Sebagai Pendidik dalam Keluarga

a. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Anak

Orang tua mempunyai kedudukan yang penting dan memiliki tanggung

jawab dalam hal mendidik anak. Gereja menempatkan orang tua sebagai pendidik

anak yang pertama dan utama dalam keluarga, “karena orang tua telah

menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, maka terikat kewajiban amat berat

untuk mendidik mereka. Oleh karena itu orang tualah yang harus diakui sebagai

pendidik mereka yang pertama dan utama” (GE, art. 3). Orang tua mempunyai

peranan vital dan tak tergantikan dalam pendidikan anak. Peran orang tua ini

merupakan konsekuensi dari tanggung jawab mereka sebagai penyalur kehidupan

bagi anak-anak.

......Sebab merupakan kewajiban orang tua: menciptakan lingkup keluarga,yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadapsesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikanpribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga itulah lingkunganpendidikan pertama keutamaan-keutamaan sosial, yang dibutuhkan olehsetiap masyarakat (GE, art. 3).

Ini berarti bahwa orang tua mempunyai tugas untuk mendidik anak,

berperan menciptakan situasi keluarga yang mendukung proses pendidikan anak.

Situasi keluarga yang didasari oleh semangat bakti pada Allah dan kasih sayang

Page 31: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

15

pada sesama menjadi pendukung kepribadian dan pendidikan sosial bagi anak-

anak.

Dengan demikian hal yang perlu dituntut dari tanggung jawab orang tua

dalam mendidik anak adalah suatu sikap di mana orang tua memandang anak

sebagai manusia yang berkembang, dan perlu berkembang. Maka anak harus

diberi pertolongan untuk mengembangkan pribadinya lewat pendidikan yang

benar. Anak diberi kebebasan dalam berpikir, bertindak, dan dalam memberikan

keputusan sesuai dengan perkembangannya. Disini orang tua bertugas

mengarahkan perkembangan anak pada hal-hal yang positif. Seperti yang

ditegaskan Nasution (1985:40) karena orang tua mempunyai tanggung jawab

besar terhadap anak-anaknya, maka orang tua dituntut agar mampu untuk: (1)

mengasuh dan membimbing anak-anaknya; (2) mengawasi pendidikan anak-

anaknya; (3) mengemudikan pergaulan anak-anaknya.

Pendidikan dalam keluarga terdapat suatu hubungan pergaulan, yaitu pihak

yang mendidik (orang tua) dan yang dididik (anak). Dalam mendidik anak orang

tua berperan sebagai pembimbing. Di mana anak yang belum dewasa dibimbing

dan diarahkan oleh orang tua untuk mencapai kedewasaan sehingga anak dapat

berpikir, berbuat dan berkehendak. Di samping itu orang tua harus berusaha

menanamkan pengaruh yang baik kepada anak-anak sejak dini, supaya anak

jangan sampai berkembang ke arah yang negatif yang dapat merugikan anak

sendiri.

Page 32: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

16

b. Yang Harus Dilakukan Oleh Orang Tua Untuk Mendidik Anak

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi anak, oleh karena

itu kedudukan keluarga dalam pengembangan kepribadian anak sangatlah

dominan. Dalam hal ini, orang tua mempunyai peranan yang sangat penting bagi

anak. Menjadi orang tua berarti harus siap menjadi pendidik, dan siap dengan

segala sesuatu sehubungan dengan pengetahuan untuk mendidik anak.

Orang tua yang baik mampu menciptakan suasana di rumah sebagai berikut:

Pertama, mewujudkan cinta kasih. Gravissimum Educationis art. 3 mengatakan

para orang tua wajib menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti

kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga

menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Ini berarti

bahwa setiap orang bahkan anak sekalipun memerlukan sesuatu yang mutlak

untuk dasar ketentraman; untuk menopang kelemahan kita, melindungi, dan

mengasihi. Hal senada juga dikemukakan oleh Suban Tukan (1991:63) bahwa

orang tua yang penuh cinta dan hangat akan mudah ditiru. Anak akan merasa

senang, aman dan percaya diri, misalnya: bapak dan ibu selalu rukun, saling

membantu dan saling mengasihi, begitu juga dengan anaknya. Suasana sekitar

seperti itu tentu akan membuat anak nyaman dan bahagia. Anak tidak merasa

kawatir jika anak mengalami kesusahan atau pun kesulitan dalam menjalani

aktivitasnya sehari-hari. Seorang anak yang selalu mendapat cinta kasih,

merasakan cinta kasih orang tuanya, tentu anak tersebut akan tumbuh berkembang

ke arah yang lebih baik. Oleh sebab itu orang tua perlu menciptakan suasana

rumah yang penuh dengan cinta kasih yakni suasana rumah yang harmonis, rukun,

Page 33: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

17

saling melindungi satu dengan yang lain, sehingga suasana keakraban serta

kehangatan terasa antara orang tua dengan anak. Dengan merasakan suasana

rumah yang penuh cinta tentu anak juga akan memberikan cinta kasihnya kepada

sesama.

Kedua, memberikan teladan. Piaget (1997:57), menyatakan bahwa bagi anak

orang tua dianggap sebagai makhluk serba bisa, oleh karena itu patut diikuti tanpa

harus bertanya-tanya. Segala perbuatan dan tingkah laku orang tua pun dapat

ditiru anak, karena seorang anak tidak akan menanyakan terlebih dahulu kepada

orang tuanya, apakah ia diizinkan untuk meniru atau tidak sesuatu perbuatan atau

tingkah laku orang tuanya sendiri. Anak menganggap bahwa segala sesuatu yang

dilakukan oleh orang tuanya adalah baik untuk ditiru dan diterapkan dalam hidup.

Berkaitan dengan hal tersebut orang tua harus bijaksana, menyadari

dengan baik posisinya sebagai orang tua, satunya kata dengan perbuatan dan

memberikan contoh teladan yang baik. Sahlan Syafei (2002:17), mengutip kata

pepatah dari Ki Hajar Dewantoro, orang tua harus bersikap ing ngarso sung

tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ing ngarso sung tuladha,

berarti orang tua harus mampu menjadikan dirinya sebagai contoh atau panutan

bagi anak-anaknya. Ing madya mangun karsa, berarti orang tua harus dapat

membangkitkan semangat atau memberikan dorongan kepada anak-anaknya. Tut

wuri handayani, berarti orang tua harus dapat memberikan kesempatan pada anak

untuk ikut berperan serta, untuk melatih percaya diri, namun apabila diperlukan

orang tua pun perlu memberikan pengarahan.

Page 34: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

18

C. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Menghambat, dan

yang Mendukung Belajar Anak.

1. Pengertian Belajar

Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita melakukan banyak kegiatan,

misalnya, membaca buku, mengenakan pakaian, makan dengan menggunakan

alat-alat makan, bertindak sopan dan lain sebagainya. Untuk bisa melakukan

semua kegiatan itu tentu dengan kegiatan belajar terlebih dahulu. Dalam arti

mustahillah kita dapat melakukan kegiatan itu jika kita tidak berusaha untuk

belajar terlebih dahulu.

Sudah banyak para ahli menguraikan definisi tentang belajar. Maka dari itu

sebelum menarik kesimpulan tentang belajar, baiklah jika meninjau terlebih

dahulu beberapa rumusan tentang belajar dari beberapa tokoh pendidikan. Definisi

belajar menurut Winkel (1991:36) sebagai berikut:

Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalaminteraksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap.Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.

Dari definisi di atas nampak bahwa manusia dapat belajar melalui interaksi

dengan lingkungan, yaitu dalam bergaul dengan orang, dalam memegang benda

dan dalam menghadapi peristiwa. Namun, tidak sembarang berada di tengah-

tengah lingkungan, menjamin adanya proses belajar. Orangnya harus aktif sendiri,

melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaannya. Maka dari

itu orang tua sebagai pendidik dalam keluarga perlu memperhatikan perubahan

pada diri anak dalam hal kebiasaan, pengetahuan, sikap selama pengalaman

belajar itu berlangsung.

Page 35: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

19

Sumadi Suryabrata (1993:247) yang menegaskan kembali pandangan

Cronbach bahwa definisi belajar adalah dengan mengalami, dan dengan

mengalami itu si pelajar mempergunakan panca inderanya. Definisi tersebut

mengartikan bahwa dalam belajar sangat dibutuhkan kemauan untuk terlibat aktif

dalam proses belajar, baik dengan melihat, merasakan dan juga mengalaminya

sendiri.

Definisi di atas mempunyai kesamaan di mana untuk belajar itu dibutuhkan

keterlibatan langsung dari si pelajar. Berkenaan dengan ini dapatlah dikatakan

bahwa belajar adalah sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan itu merupakan suatu hasil

belajar dan mengakibatkan manusia berubah dalam pengetahuan, perasaan,

perilaku, kebiasaan, nilai, dan sikap. Perubahan yang terjadi bersifat menetap

(permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak tetapi juga

pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang. Hal lain yang perlu

diperhatikan ialah bahwa perubahan-perubahan tersebut terjadi karena

pengalaman. Perubahan yang terjadi karena pengalaman ini yang membedakan

perubahan-perubahan lain yang disebabkan kerusakan fisik (karena penyakit atau

kecelakaan), atau sebab-sebab lain yang menyebabkan perubahan non permanen

(lelah, mengantuk dan sebagainya).

2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar :

Sumadi Suryabrata (1993:249) memaparkan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi belajar anak.

Page 36: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

20

Pertama, ialah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa. Faktor yang

termasuk di dalamnya ialah: a. faktor-faktor non sosial dalam belaja misalnya:

keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang, atau malam), tempat atau lokasi

gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar, seperti alat tulis menulis, buku-

buku, alat-alat peraga dan masih banyak lagi; b. faktor-faktor sosial dalam belajar

misalnya: kehadiran orang lain pada waktu anak sedang belajar dapat

menggganggu aktivitas belajar. Kegaduhan dan kebisingan dapat mengakibatkan

konsentrasi belajar anak menjadi goyah. Kedua, ialah faktor-faktor yang berasal

dari dalam diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk di dalamnya yaitu: a. Faktor

fisiologis. Hal ini berhubungan dengan keadaan jasmani seseorang, misalnya

tentang fungsi organ-organ, susunan-susunan dan bagian-bagian yang berbeda

dalam organisme kehidupan. Faktor yang dapat mempengaruhi belajar seseorang

dapat dibedakan menjadi dua macam yakni: kondisi jasmani pada umumnya, dan

keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera.

Kedua, ialah faktor-faktor psikologis dalam belajar misalnya: adanya sifat

keingin tahuan, sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu

maju, keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-

teman, keinginan untuk mendapatkan rasa aman apabila menguasai pelajaran.

Faktor-faktor di atas dapat mempengaruhi seseorang yang sedang belajar.

Adapun yang dimaksud mempengaruhi di sini adalah, bahwa faktor-faktor

tersebut bisa mendorong dan juga bisa menghambat seseorang yang sedang

belajar.

Page 37: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

21

3. Faktor yang Menghambat Belajar :

Shalahuddin (1990:57), memaparkan faktor-faktor yang dapat menghambat

kegiatan belajar anak. Pertama, ialah faktor yang timbul dari dalam diri anak ialah

sebagai berikut: a. faktor biologis, misalnya: anak tidak dapat berkonsentrasi

dalam belajar apabila anak sering sakit-sakitan sehingga akan mengganggu

jalannya proses belajar; selain itu cacat tubuh seperti kaburnya penglihatan,

berkurangnya pendengaran, gagap juga dapat menyebabkan hambatan dalam

belajar; b. faktor psikologis, misalnya: intelegensi (kecerdasan) yang rendah pada

anak; kurangnya minat dan semangat pada anak dalam mengerjakan tugas

sehingga hasil yang diperolehnya pun tidak memuaskan atau hasilnya kurang

baik; anak yang merasa dirinya tidak diperhatikan oleh orang tuanya akan

membuat anak menjadi malas belajar.

Kedua, ialah faktor yang timbul dari luar diri anak ialah sebagai berikut : a.

lingkungan keluarga. Hubungan orang tua dengan anak yang kurang baik. Orang

tua yang terlalu keras mendidik anaknya, banyak menuntut, dan kurang

memberikan penghargaan atau pujian dalam mendidik anak akan membuat anak

merasa ketakutan jika bertemu dengan orang tuanya sehingga mengakibatkan jiwa

anak tertekan. Hal itu membuat anak menjadi pemurung sehingga anak tidak

dapat berkonsentrasi dalam belajar. Suasana rumah tangga yang tidak harmonis

dapat memberikan dampak negatif untuk perkembangan anak dan mengakibatkan

anak tidak dapat belajar dengan baik. Dengan sendirinya akan menimbulkan rasa

malas untuk belajar, karena ia sendiri melihat bahwa lingkungan kehidupannya

dalam keluarga tidak memberikan dorongan dan cambuk kepadanya untuk lebih

Page 38: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

22

meningkatkan mutu belajarnya; b. lingkungan sekolah, misalnya: guru yang hanya

bisa mengajar dengan metode ceramah melulu akan mengakibatkan proses belajar

kurang menarik bahkan membuat anak bosan, ngantuk dan anak menjadi pasif.

Guru kurang berinteraksi dengan siswanya secara intim sehingga mengakibatkan

proses belajar mengajar tidak lancar; c. lingkungan masyarakat, misalnya: media

masa yaitu televisi, bioskop, surat kabar, radio, majalah komik, yang semuanya

mempunyai nilai positif dan negatif.

4. Faktor yang Mendukung Belajar :

Faktor- faktor yang dapat mendukung belajar anak.

a. Suasana rumah tangga harus mendorong anak untuk belajar

Nasution (1985:60), mengatakan supaya anak lebih bersemangat dalam

belajar, maka diperlukan adanya usaha orang tua untuk menciptakan suasana

keluarga yang damai, nyaman dan penuh kasih sayang, sehingga pikiran dan

perhatian anak akan lebih terarah pada kegiatan belajarnya. Kedamaian atau

keakraban maupun kerjasama yang baik antara para anggota keluarga akan

memberikan semangat belajar bagi anak.

b. Membangkitkan minat belajar anak

Nasution (1985:107-112) menyebutkan faktor-faktor yang dapat

membangkitkan minat belajar anak. Pertama, melengkapi bahan atau alat-alat

keperluan anak untuk belajar. Dalam hal ini orang tua perlu melengkapi alat-alat

yang dibutuhkan oleh anak dalam belajar. Dengan lengkapnya sarana-sarana

Page 39: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

23

untuk belajar anak, misalnya: pensil, pulpen, penggaris, buku dan lain-lain akan

membuat anak bersemangat dalam belajar. Kedua, memberikan makanan yang

bergizi. Anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan sangat membutuhkan

makanan yang bergizi, untuk memperlancar pertumbuhan jaringan-jaringan tubuh

dan otak mereka. Maka dari itu perlulah orang tua memberikan makanan yang

bergizi kepada anak yang mengandung berbagai macam vitamin yang dapat

membantu pertumbuhan dan kecerdasan anak. Ketiga, memberikan kesempatan

belajar yang cukup kepada anak. Pada saat anak sedang belajar orang tua jangan

memberikan tugas lain, misalnya: mencuci piring, menyapu dan lain-lain.

Kelelahan karena banyaknya tugas dari tempat bekerja jangan dijadikan alasan

untuk tidak mendampingi anak dalam belajar. Orang tua juga perlu mengontrol

jam belajar anaknya. Bahkan lebih baik lagi apabila pada saat jam belajar orang

tua juga ikut belajar supaya anak melihat dan merasakan bahwa orang tuanya saja

belajar supaya pintar. Di sinilah anak merasa ada teman untuk belajar dan anak

pun akan lebih bersemangat lagi untuk belajar. Keempat, memberikan semangat

belajar dan dukungan kepada anak. Memberikan dukungan kepada anak bisa

berbentuk pujian. Pujian diberikan ketika anak mendapatkan nilai raport atau nilai

ulangan yang tinggi. Pujian itu akan membuat anak merasa senang dan bangga.

Anak juga semakin bersemangat dan meningkatkan minat belajarnya, supaya

keberhasilan yang dicapainya ini dapat terulang kembali.

D. Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar

Dalam mendidik anak, orang tua pun perlu menyesuaikan dengan taraf

Page 40: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

24

perkembangan anak. Alangkah tidak baik apabila orang tua menyamakan dalam

mendidik anak yang sudah dewasa dengan mendidik anak yang belum dewasa,

karena seorang anak kecil tidak mungkin bisa menangkap apa yang diajarkan

orang tua jika cara mengajar orang tua seperti mengajar kepada orang yang sudah

dewasa. Oleh karena itu dalam mendidik anak kiranya perlu diperhatikan juga

masalah perkembangan anak.

Di dalam seluruh rentang kehidupan, manusia terbagi dalam beberapa

periode atau masa yaitu: masa bayi, kanak-kanak, remaja dan dewasa. Kartini

Kartono (1990:133), mengemukakan masa sekolah dasar anak yakni pada usia 6

s.d 12 tahun. Sedangkan Munandar (1992:1-2), mengatakan usia anak SD, yakni

usia 6 s.d 12 tahun. Masa perkembangan ini oleh para pendidik disebut masa

sekolah dasar, karena pada masa ini anak diharapkan memperoleh pengetahuan

dasar yang dipandang sangat penting untuk persiapan dan penyesuaian diri

terhadap kehidupan di masa dewasa.

Kebanyakan orang berpendapat bahwa masa anak adalah masa yang

terpanjang dalam rentang kehidupan manusia. Saat di mana seorang individu tidak

berdaya dan masih tergantung dari bantuan orang di sekitarnya terutama orang

tuanya. Masa anak merupakan masa yang penting untuk mendapat perhatian

khsusnya dari orang dewasa. Hal ini karena masa anak sangat menentukan sikap

dan tingkah lakunya pada perkembangan berikutnya.

Sehubungan dengan karya tulis ini, penulis memberikan batasan mengenai

anak sebagai berikut: anak adalah para siswa yang sedang belajar di Sekolah

Dasar (beragama Katolik) dan dari segi usia terentang usia 6 s.d 12 tahun. Alasan

Page 41: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

25

penulis memilih siswa-siswi Sekolah Dasar dalam kelompok anak, karena siswa-

siswi Sekolah Dasar jika ditinjau dari segi usia mereka belum dewasa. Mereka

masih membutuhkan bantuan dari orang dewasa, terutama orang tuanya.

Oleh karena anak usia Sekolah Dasar masih perlu bantuan dari orang tua,

maka dalam mendidik anak perlulah orang tua untuk mengetahui taraf

perkembangan anak, sehingga memudahkan proses belajar antara yang mendidik

dengan yang dididik. Miller (dalam Heryatno, 2008:71) mengutip ayat-ayat Kitab

Suci 1Kor 3:2a “Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras,

sebab kamu belum dapat menerimanya”. Ia juga menegaskan betapa pentingnya

mendidik anak sesuai dengan taraf perkembangan mereka. Taraf dalam

perkembangan anak tidak dapat disamakan dengan orang dewasa. Untuk itu,

orang tua harus mengenali anak secara utuh atau melihat kondisi konkrit anak.

Maka dari itulah penulis memaparkan teori-teori perkembangan anak sebagai

berikut:

1. Perkembangan Kognitif

Piaget (dalam Munandar 1992:10), mengemukakan bahwa anak sekolah

dasar memasuki tahap operasi konkret dalam berpikir. Pemikirannya tidak

sekabur seperti pada masa kanak-kanak, tetapi lebih konkret. Di samping itu, anak

memperoleh informasi baru melalui media massa, terutama film, radio, dan

televisi. Berdasarkan pengalaman-pengalaman ini, anak membentuk konsep-

konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, dan sebagainya. Piaget

(dalam Suparno 2001:86) mengemukakan bahwa tahap operasi konkret terjadi

pada usia 7 s.d 12 tahun, anak sudah tidak begitu egosentris dalam pemikirannya.

Page 42: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

26

Anak sadar bahwa orang lain dapat mempunyai pikiran lain. Ini terjadi terlebih

dalam bertatap muka dengan teman-temannya.

2. Perkembangan Emosi

Syamsu Yusuf (1998:181) mengatakan bahwa pada usia sekolah dasar anak

belajar untuk mengendalikan dan mengontrol emosi yang diperoleh anak melalui

peniruan dan latihan. Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua dalam

mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Emosi-emosi yang secara umum

dialami pada tahap usia sekolah dasar ini adalah marah, takut, cemburu, iri hati,

kasih sayang, rasa ingin tahu, dan kegembiraan (rasa senang, nikmat, atau

bahagia). Emosi yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat

atau rasa ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan

dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan guru, aktif

dalam berdiskusi, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya emosi negatif, seperti

perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah, maka proses belajar akan

mengalami hambatan. Oleh sebab itu pendidik harus dapat menciptakan situasi

belajar yang kondusif bagi terciptanya proses belajar mengajar yang efektif.

3. Perkembangan Moral

Kohlberg (dalam Syamsu Yusuf 1998:134-135) mengemukakan bahwa pada

tahap ini, anak menilai baik-buruk, benar atau salah dari sudut dampak (hukuman

atau ganjaran) yang diterimanya dari yang mempunyai otoritas (yang membuat

aturan), baik orang tua atau orang dewasa lainnya. Di sini anak mematuhi aturan

Page 43: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

27

orang tua agar terhindar dari hukuman.

Pada tahap selanjutnya yakni anak mulai memasuki umur belasan anak

memperlihatkan perbuatan-perbuatan yang dapat dinilai baik atau tidak baik oleh

orang lain. Masyarakat adalah sumber yang menentukan, apakah perbuatan

seseorang baik atau tidak. Baik, bilamana sesuai dengan apa yang diharapkan

masyarakat, dan buruk, kalau bertentangan atau berlawanan. Apabila ingin

diterima masyarakat maka harus meperlihatkan perbuatan yang baik.

4. Perkembangan Iman

Allen Shelly (1982:41-49) mengemukakan bahwa anak sudah dapat

membedakan antara Allah dan orang tua. Pola pikir anak masih konkret, namun

anak pada masa ini mulai menggunakan konsep abstrak untuk menggambarkan

Allah. Anak mempunyai keinginan yang besar untuk belajar tentang Allah dan

surga, mereka suka memanjatkan doa-doa umum pada waktu menjelang tidur dan

makan. Doa anak biasanya bersifat egosentris, berupa permohonan kepada Allah

untuk menolong dirinya, atau berterima kasih atas orang-orang dan hal-hal yang

mereka sukai.

Anak memiliki perkembangan secara cepat, dunianya semakin meluas dari

lingkup keluarga ke lingkup sekolah dan masyarakat. Pengertian tentang Allah

sebagai pencipta, pemberi hukum, dan sahabat yang mereka kenal dari

pengajaran, teladan orang tua, guru, dan orang lain mulai tumbuh.

Fowler (dalam Heryatno, 2008:78), mengemukakan bahwa pada usia 7 s.d

12 tahun anak mulai dapat menceritakan pengalamannya sendiri. Anak sangat

Page 44: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

28

menyukai ceritera, bahkan ia dapat menghapal seluruh ceritera sampai detail.

Ceritera sebagai sarana perpanjangan dan penemuan diri, diartikan secara harafiah

dan darinya belum dapat ditarik kesimpulan. Allah digambarkan secara

antropomorphis, di mana Allah dibayangkan sebagai manusia istimewa, yang

mempunyai rumah kediaman di surga, penuh perhatian, sabar, seperti tokoh di

dalam ceritera atau dongeng.

E. Pendidikan Agama Katolik Sekolah Dasar

1. Pendidikan Secara Umum

Definisi tentang pendidikan yang dikemukan oleh para ahli sangatlah

beragam. Sumadi Suryabrata (1984:317) mengatakan pendidikan adalah usaha

manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak

didik ke kedewasaan. Kristianto (2004:2) menegaskan kembali pandangan dari Ki

Hajar Dewantara tentang pendidikan sebagai berikut:

Pendidikan diartikan sebagai daya upaya manusia untuk memajukanperkembangan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelektual), danjasmani anak-anak menuju kepada kesempurnaan hidup, yaitu kehidupandan penghidupan anak-anak yang selaras dengan alam dan masyarakat.

Dari dua pengertian di atas dapat ditarik suatu pemahaman bahwa, pada

hakekatnya pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik (orang

dewasa) kepada peserta didik (orang yang belum dewasa) dengan cara mengajar

dan membimbing supaya peserta didik dapat mencapai kedewasaannya, yang

meliputi aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap) dan psikomotorik (sikap dan

keterampilan).

Setelah meninjau beberapa rumusan tentang pendidikan dari beberapa tokoh

Page 45: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

29

tentang pendidikan, penulis berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai suatu

pengarahan, pembentukkan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju

kedewasaan.

2. Pendidikan Agama Katolik

Pendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk

pendidikan iman dan suatu usaha untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan

nasional. Mangunwijaya (dalam Heryatno, 2008:15) menyatakan hakikat dasar

PAK sebagai komunikasi iman, bukan pengajaran agama. Ia membedakan antara

beragama atau punya agama (having religion) dengan beriman (being religious).

Agama berkaitan dengan hukum, peraturan, ritus, kebiasaan, lambang-lambang

luar, segi-segi sosiologis. Agama merupakan jalan dan sarana menuju kepenuhan

dan kesejahteraan hidup, jalan manusia menuju kesatuannya dengan Tuhan.

Gravissimum Educationis art. 7 dan art. 8 mengatakan pendidikan agama

diberikan di sekolah Katolik bertujuan menanamkan pendidikan moral,

menciptakan lingkungan hidup yang dijiwai oleh "semangat Injil" kebebasan dan

cinta kasih sehingga murid terbantu mengembangkan kepribadiannya. Konsili

Vatikan II pun menegaskan bahwa sekolah Katolik pertama-tama tidak

dimaksudkan sebagai lembaga komersil yang diselenggarakan guna mengejar

keuntungan melainkan sebagai lembaga pendidikan demi mengembangkan bakat,

minat dan kemampuan peserta didik agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi

yang matang, bebas, dan mandiri (Gravissimum Educationis art. 7).

Heryatno (2008:47) mengatakan PAK di sekolah harus bersifat kontekstual

Page 46: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

30

dan secara serius bertolak dari kenyataan hidup beriman naradidik dan

menanggapi kebutuhan mereka baik di masa sekarang maupun di masa yang akan

datang. Dengan demikian, PAK di sekolah dapat memberikan sumbangan positif

bagi pembangunan dan pendewasaan iman naradidik baik yang menyangkut segi

kognitif, sikap maupun tindakan.

Groome (dalam Heryatno, 2003) menyebutkan tiga tujuan Pendidikan

Agama Katolik di sekolah yaitu: demi terwujudnya Kerajaan Allah, demi

kedewasaan iman, dan demi kebebasan manusia. Dari uraian di atas, peserta didik

pertama-tama dibantu untuk menghayati imannya akan Yesus Kristus, yang

mempunyai keprihatinan tunggal untuk mewartakan Kerajaan Allah. Kerajaan

Allah tidak lain adalah karya penyelamatan Allah yang melalui Kristus

menawarkan dan menegakkan harapan, kedamaian, cinta, dan keadilan yang

dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan. Para murid

juga perlu dibantu untuk menghayati iman dalam hidup sehari-hari sehingga

mereka menjadi orang Kristen yang makin beriman dewasa. Kedewasaan iman

mereka mestinya menyentuh seluruh aspek hidup peserta baik segi kognitif,

afektif dan praktis. Dikatakan bahwa ketiga aspek ini merupakan unsur pokok dari

kehidupan manusia dan khususnya juga dari kehidupan iman. Kematangan iman

para siswa dalam dimensi pemahaman/kesadaran, afeksi/emosi dan kehendak

yang dibuktikan dalam sikap dan tindakan konkret akan membantu mereka untuk

menghayati iman kristiani secara bebas. Dari penghayatan ini, iman yang autentik

yang muncul dari kebebasan hati dapat tumbuh.

Heryatno (2008:16) menegaskan bahwa PAK sebagai komunikasi iman

Page 47: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

31

perlu menekankan sifatnya yang praktis, artinya bermula dari pengalaman

penghayatan iman, melalui refleksi dan komunikasi menuju kepada penghayatan

iman baru yang lebih baik. Bersifat praktis juga berarti PAK lebih menekankan

tindakan (kehidupan) daripada konsep atau teori. Dengan sifatnya yang praktis,

PAK menjadi mediasi transformasi iman yang berlangsung secara terus-menerus.

Maka dari itu, PAK juga dipahami sebagai komunikasi penghayatan atau

pengalaman iman. Komunikasi semacam ini tentu akan saling memperkaya dan

meneguhkan iman para pesertanya. Iman sejati menggerakkan orang untuk

bersikap belaskasih, peka dan peduli kepada sesamanya yang miskin serta

menderita, merasa rindu dan ingin dekat pada Tuhannya, dan berbuat baik kepada

sesama. Penekanan dalam PAK bukan pengajaran agama tetapi proses

perkembangan (dan pendewasaan) iman, peneguhan pengharapan dan perwujudan

cinta kasih (religiositas), karena berfokuskan pada hal-hal mendasar. PAK

menjadi bersifat inklusif, mendorong ke arah persaudaraan, persatuan dan

perjumpaan serta mengusahakan demi terwujudnya kesejahteraan hidup bersama.

Dari sebab itu, suasana kesalingan, kebersamaan, dan penghargaan pada masing-

masing pribadi peserta didik amat penting untuk diusahakan di kelas dan di

pelbagai pertemuan kegiatan pembinaan dan pendidikan.

Dengan demikian, PAK sebagai upaya terencana untuk: mengarahkan sikap

yang lebih baik pada siswa, meneguhkan atau menguatkan sikap baik yang sudah

dipunyai anak, membantu siswa dalam mengembangkan lebih lanjut sikap yang

sudah baik itu, dan mengajak siswa membentuk sikap baru sebagai usaha

peningkatan sikap Kristiani di masa yang akan datang.

Page 48: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

BAB III

METODOLOGI DAN HASIL PENELITIAN TENTANG PARTISIPASI

ORANG TUA DALAM PAK SISWA SISWI KELAS V SD KANISIUS

WATES KULON PROGO

Dalam rangka mendidik anak orang tua sebagai pendidik yang pertama dan

utama sedangkan guru adalah mitra yang memperkaya. Orang tua sebagai

penanggungjawab sudah seharusnya berperan positif dalam mendukung kemajuan

pendidikan anak. Kepedulian yang kiranya dibutuhkan anak tentu tidak hanya

sekedar kebutuhan materi saja, tetapi juga perhatian yang berhubungan dengan

kegiatan belajar anak, misalnya: mendampingi anak waktu belajar, membantu

mengerjakan pekerjaan rumah, memantau kemajuan belajar anak sampai pada

usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar anak dengan

berkonsultasi dengan guru. Hal ini merupakan bentuk perhatian yang dapat

mendukung kemajuan belajar anak. Namun demikian, dalam kenyataannya di

tengah masyarakat masih banyak ditemui anak yang mengalami hambatan belajar,

salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap

pendidikan anaknya. Masih banyak orang tua yang menyerahkan sepenuhnya

urusan pendidikan anak kepada sekolah. Di lingkungan keluarga anak kurang

mendapatkan dukungan bagi kemajuan pendidikan anak misalnya, keterbatasan

pendidikan orang tua yang mengakibatkan kurangnya pemahaman dan

pengetahuan orang tua, kesibukan orang tua dalam mencukupi kebutuhan hidup

inilah yang terkadang menjadi hambatan dalam mendidik anak. Kesibukan orang

Page 49: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

33

tua dalam bekerja menyebabkan kurangnya pengawasan dalam belajar anak. Pada

hal partisipasi orang tua baik dalam pengawasan, bimbingan dan lain sebagainya

sangat dibutuhkan oleh anak apalagi bagi anak yang masih dalam tahap

perkembangan atau bisa dikatakan anak masih tergantung pada orang tua. Orang

tua yang baik harus mendorong dan membina anak untuk belajar.

Untuk mengetahui partisipasi orang tua khususnya dalam PAK maka,

penulis menggunakan kuesioner dan dilengkapi dengan wawancara. Dalam

penelitian ini wawancara ditujukan kepada lima orang tua siswa-siswi kelas lima

SD Kanisius Wates, sedangkan kuesioner ditujukan untuk seluruh siswa-siswi

kelas lima di SD Kanisius Wates Kulon Progo. Dengan kuesioner ini diharapkan

anak-anak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan bebas sesuai keadaan

yang sebenarnya. Kuesioner yang disebarkan berusaha untuk memperoleh data

sehubungan partisipasi orang tua dalam memotivasi belajar anak khususnya dalam

bidang mata pelajaran PAK. Data-data yang diperoleh tersebut akan dibahas lebih

lanjut dalam beberapa pokok pikiran berikut ini.

A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah

deskriptif ex-post facto artinya penelitian sesudah fakta. Pendekatan yang dipakai

yakni gabungan antara kualitatif dan kuantitatif. Kedua pendekatan tersebut

digunakan karena saling melengkapi. Penelitian kuantitatif tujuannya untuk

mengembangkan teori. Dan tujuan dari penelitian kualitatif ialah untuk mentest

Page 50: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

34

teori serta mengkroscek dari hasil penelitian dengan kuesioner. Dalam

memperoleh data penulis menggunakan metode kualitatif, yakni melalui

wawancara. Dengan wawancara ini diharapkan penulis dapat mengetahui bentuk-

bentuk partisipasi dari orang tua dalam PAK anak-anaknya. Di samping itu

peneliti juga menggunakan metode kuantitatif yakni dengan kuesioner. Kuesioner

ini untuk mengukur atau mengetahui sejauh mana partisipasi orang tua dalam

PAK.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian ini selama bulan Mei dan Juni 2007 di SD

Kanisius Wates Kulon Progo sedangkan untuk wawancara di rumah orang tua

siswa-siswi kelas lima SD Kanisius Wate s Kulon Progo yakni di Lingkungan

Sebokarang (Ibu Theresia Maria Sukidjem, Bapak Y. Sutrisno), di Kriyanan

(Bapak Yustinus Suparjono), di Margosari (Ibu Cicilia Sriningsih) dan di Driyan

Wates (Bapak Fl. Sunardi).

3. Responden

Responden adalah seluruh siswa-siswi kelas V (lima) SD Kanisius Wates

yang berjumlah 25 siswa dan lima orang tua dari siswa-siswi kelas V (lima) SD

Kanisius Wates. [Lampiran 2: (4)].

Teknik Pengumpulan Data

a. Variabel

Berdasarkan judul skripsi ini, yakni "Partisipasi Orang Tua Dalam PAK

Page 51: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

35

Siswa-siswi Kelas V SD Kanisius Wates Kulon Progo" terdapat satu variabel

yang akan diteliti yaitu "Partisipasi Orang Tua".

b. Definisi Operasional Variabel

Partisipasi Orang Tua

Menurut Kamus Ilmiah Serapan Disertai Entri Tambahan dan Pedoman

Umum Pembentukan Istilah (2005:529) partisipasi adalah ikut berperan atau

mengambil bagian dalam suatu kegiatan.

c. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat, penulis menggunakan teknik penelitian

dengan wawancara dan kuesioner. Mardalis (1989:67) menyatakan kuesioner

adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau

sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi

yang diperlukan oleh peneliti. Kuesioner merupakan cara untuk menyampaikan

pertanyaan secara tertulis yaitu suatu daftar pertanyaan yang harus dijawab tertulis

pada lembar yang telah tersedia dan harus dikembalikan. Jenis kuesioner yang

dipakai adalah kuesioner tertutup dimana pertanyaan yang diajukan sudah disertai

pilihan jawaban. [Lampiran 1: (1)-(3)].

Sumadi Suryabrata (1983:149) megemukakan wawancara adalah

percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara bertugas mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

Page 52: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

36

bertugas memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu. Jenis wawancara

yang dipakai adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara.

Pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang ditanyakan

dalam proses wawancara agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup

seluruhnya.

1) Kisi-kisi KuesionerTabel 1

Kisi-kisi Kuesioner

No Variabel Indikator No Item JumlahItem

1 PartisipasiOrangtua

a. Menyediakan fasilitas belajar(alat tulis menulis dan bukupelajaran).

b. Mengawasi kegiatan belajaragama Katolik, memberikanmotivasi, nasihat danmengontrol hasil belajar agamaKatolik

c. Menanyakan, mendengarkan,serta membantu memecahkankesulitan yang anak alamidalam belajar agama Katolik

d. Mendampingi dan memberikansaran untuk lebih giat belajar

e. Menciptakan suasana belajaryang tenang dan suasana rumahyang penuh kasih

1-2

3-17

18-22

23-25

26-30

2

15

4

4

5

Jumlah pertanyaan 30

2) Daftar Pertanyaan Wawancara

a). Menurut bapak/ibu siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam

keluarga?

b). Apakah bapak/ibu memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan

Page 53: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

37

alat tulis menulis?

c). Kalau nilai ulangan atau PR anak bapak/ibu jelek, apakah ibu akan

memberikan hukuman kepada anak?

d). Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah bapak/ibu berikan kepada

anak khususnya di dalam pendidikan agama Katolik?

e). Apakah ada hambatan dan kesulitan yang bapak/ibu alami dalam pendidikan

agama Katolik anak Anda?

d. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara kualitatif. Data yang diperoleh dari kuesioner

dan wawancara diklasifikasikan, dianalisis, dideskripsikan secara kualitatif.

Keterbatasan dalam penelitian ini yakni berkenaan dengan validitas, reliabilitas,

dan obyektivitas tidak di uji cobakan.

B. Laporan Hasil Penelitian

Setelah mengadakan penelitian dengan kuesioner dan wawancara, penulis

menyampaikan hasil penelitiannya. Penulis memaparkan data hasil penelitian

yang diperoleh dari hasil pengumpulan kuesioner yang disebar pada siswa-siswi

kelas V (lima) SD Kanisius Wates Kulon Progo. Data disajikan menurut masing-

masing indikator dari 1 (satu) variabel, sedangkan wawancara ditujukan kepada

orang tua siswa-siswi kelas V (lima) SD Kanisius dengan jumlah yang

diwawancarai ada V (lima) orang. [Lampiran 3: (5)-(9)].

Page 54: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

38

Tabel 2Partisipasi orang tua dalam menyediakan fasilitas belajar (N:25)

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua mereka selalu

memenuhi kebutuhan anak khususnya di dalam membelikan alat tulis menulis ada

80%, dan 20% menyatakan kadang-kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua mereka selalu

memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan buku Agama Katolik yang

disarankan oleh bapak/ibu guru di sekolah ada 84%, dan 12% responden

menyatakan kadang-kadang dalam menjawab pernyataan tersebut, sementara 4%

responden menyatakan tidak pernah dalam menjawab pernyataan tersebut.

No Pertanyaan

JawabanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jml % Jml % Jml %1. Orang tua anda memenuhi

setiap permintaan Anda yangberhubungan dengan alat tulismenulis

20 80 5 20 - -

2. Orang tua anda memenuhisetiap permintaan anda yangberhubungan dengan bukuagama Katolik yangdisarankan oleh bapak/ibuguru untuk dimiliki

21 84 3 12 1 4

Page 55: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

39

Tabel 3Partisipasi orang tua dalam mengawasi kegiatan belajar agama Katolik,

memberikan motivasi, nasihat dan mengontrol hasil belajar agama Katolik(N:25)

No Pertanyaan

JawabanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jml % Jml % Jml %3. Jika ada PR agama Katolik,

maka orang tua andamenanyakan apakah sudahdikerjakan

11 44 10 40 4 16

4. Setiap belajar di rumah,orang tua anda mengawasiapa yang anda pelajari

16 64 9 36 - -

5. Ketika jam belajar di rumah,orang tua anda menanyakankapan ada ulangan atau ujianagama Katolik di sekolah

14 56 11 44 - -

6. Sepulang sekolah orang tuamenanyakan kepada andaapakah materi pelajaranagama Katolik yang telahdiajarkan guru sudah dapatdimengerti

13 52 9 36 3 12

7. Sepulang sekolah orang tuamenanyakan kepada Andaapakah ada PR (PekerjaanRumah) agama Katolik yangdiberikan guru di sekolah

11 44 11 44 3 12

8. Jika anda memberitahu hasilulangan agama Katolik yangtelah dibagikan guru, makaorang tua anda melihathasilnya

20 80 5 20 - -

9. Orang tua anda menanyakanhasil ulangan agama Katolikdi sekolah

13 52 8 32 4 16

10. Orang tua anda membantumembuatkan jadwal belajardi rumah

6 24 10 40 9 36

11. Orang tua Andamengingatkan waktu belajarAnda

25 100 - - - -

12. Orang tua anda memberi 18 72 7 28 - -

Page 56: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

40

nasihat jika hasil ulanganagama Katolik anda kurangatau jelek

13. Orang tua anda menjanjikanhadiah jika ulangan agamaKatolik anda bagus

15 60 8 32 2 8

14. Orangtua anda menegur jikaseharian anda hanyamenonton TV dan tidakbelajar

22 88 3 12 - -

15. Ketika anda sedang belajar,orang tua anda pun ikutbelajar

2 8 19 76 4 16

16. Orang tua anda selalumenanyakan hasil setiap PRyang dikumpulkan

13 52 9 36 3 12

17. Jika anda memberitahu hasilPR agama Katolik yang telahdibagikan guru, orang tuaanda selalu melihat hasilnya

19 76 6 24 - -

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua mereka selalu

menanyakan apakah PR Agama Katolik sudah dikerjakan atau belum ada 44%,

dan yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 40% responden,

sementara 16% responden menjawab tidak pernah dalam menjawab pernyataan

tersebut.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mengawasi apa

saja yang dipelajari saat belajar ada 64%, dan 36% responden menjawab kadang-

kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

kapan dilaksanakan ulangan atau ujian agama Katolik di sekolah ada 56%, dan

44% responden menjawab kadang-kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

Page 57: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

41

apakah materi pelajaran agama Katolik yang diajarkan guru di sekolah sudah

dimengerti atau belum ada 52%, dan yang menjawab pernyataan tersebut kadang-

kadang ada 36% responden, sementara 12% responden menjawab tidak pernah

dalam menjawab pernyataan tersebut.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

apakah ada PR agama Katolik yang diberikan oleh bapak/ibu guru ada 44%, dan

yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 44% responden,

sementara 12% responden menjawab tidak pernah dalam menjawab pernyataan

tersebut.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu melihat hasil

ulangan agama Katolik yang telah dibagikan ada 80%, dan yang menjawab

kadang-kadang pernyataan tersebut ada 20% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

hasil ulangan agama Katolik anaknya ada 52%, dan yang menjawab pernyataan

tersebut kadang-kadang ada 32% responden, sementara 16% responden menjawab

tidak pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua membantu anak dalam

membuat jadwal belajar ada 24%, dan yang menjawab pernyataan tersebut

kadang-kadang ada 40% responden, sementara 36% responden menjawab tidak

pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mengingatkan

waktu belajar kepada anak ada 100% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan

Page 58: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

42

nasihat kepada anak jika hasil ulangan agama Katolik kurang atau jelek ada 72%,

dan 28% responden menjawab kadang-kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menjanjikan

hadiah kepada anak jika nilai ulangan agama Katolik bagus ada 60%, dan yang

menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 32% responden, sementara 8%

responden menjawab tidak pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan

teguran kepada anak apabila seharian hanya menonton TV dan tidak belajar ada

88%, dan 12% responden menjawab kadang-kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu ikut belajar

disaat anak juga sedang belajar ada 8%, dan yang menjawab pernyataan tersebut

kadang-kadang ada 76% responden, sementara 16% responden menjawab tidak

pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

hasil PR yang dikumpulkan ada 52%, dan yang menjawab pernyataan tersebut

kadang-kadang ada 36% responden, sementara 12% responden menjawab tidak

pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu melihat hasil

PR agama Katolik yang telah dibagikan ada 74%, dan 24% responden menjawab

kadang-kadang.

Page 59: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

43

Tabel 4Partisipasi orang tua dengan menanyakan serta mendengarkan

kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam belajar agama Katolik (N:25)

No Pertanyaan

JawabanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jml % Jml % Jml %18. Orang tua anda

menanyakan kesulitan-kesulitan yang anda hadapidalam belajar agamaKatolik

19 76 6 24 - -

19. Jika orang tua anda dirumah dan andamengerjakan PR agamaKatolik, orang tua selalumenanyakan apakah adakesulitan dalammenyelesaikannya

15 60 8 32 2 8

20. Orang tua andamendengarkan kesulitan-kesulitan dan keluhan yanganda hadapi tentangpelajaran agama Katolik

16 64 9 36 - -

21. Setiap anda mengalamikesulitan dalam pelajaranagama Katolik, makaorang tua anda ikut sertamembantu memecahkankesulitan-kesulitan yangdihadapi

19 76 6 24 - -

22. Jika ada PR agama Katolikdan orang tua anda beradadi rumah, maka orang tuaanda menjelaskan caramenyelesaikan PR tersebut

18 72 7 28 - -

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menanyakan

kesulitan-kesulitan yang dialami anak ketika sedang belajar agama Katolik ada

76%, dan 24% responden menjawab kadang-kadang.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa disaat orang tua ada di rumah,

Page 60: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

44

orang tua selalu menanyakan kepada anaknya apakah ada kesulitan dalam

mengerjakan PR agama Katolik ada 60%, dan yang menjawab pernyataan tersebut

kadang-kadang ada 32% responden, sementara 8% responden menjawab tidak

pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mendengarkan

kesulitan dan keluhan dari anak tentang pelajaran agama Katolik ada 64%, dan

yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 36% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu membantu

memecahkan kesulitan-kesulitan yang dialami anak dalam pelajaran agama

Katolik ada 76%, dan yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada

24% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa jika orang tua ada di rumah,

maka orang tua selalu menjelaskan cara menyelesaikan PR agama Katolik kepada

anaknya ada 72%, dan yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada

28% responden.

Tabel 5Partisipasi orang tua dengan mendampingi dan memberikan saran

untuk lebih giat belajar (N:25)

No Pertanyaan

JawabanSelalu Kadang-

kadangTidak

PernahJml % Jml % Jml %

23. Orang tua mendampingianda dalam belajar agamaKatolik dirumah

15 60 9 36 1 4

24. Untuk meningkatkankemampuan menguasaimateri agama Katolik,

19 76 6 24 - -

Page 61: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

45

orang tua Andamenyarankan untuk lebihgiat dan lebih rajinmengerjakan soal-soallatihan agama Katolik

25. Orang tua andamenyarankan supaya andamembentuk kelompokbelajar

9 36 9 36 7 28

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mendampingi

anak dalam belajar agama Katolik di rumah ada 60% responden, dan yang

menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 36% responden, sementara 4%

responden menjawab tidak pernah.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa untuk meningkatkan

kemampuan menguasai materi agama Katolik maka orang tua selalu menyarankan

kepada anaknya untuk lebih giat dan rajin mengerjakan soal-soal latihan agama

Katolik ada 76%, dan yang menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada

24% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menyarankan

kepada anaknya untuk membentuk kelompok belajar ada 36%, dan yang

menjawab pernyataan tersebut kadang-kadang ada 36% responden, sementara

28% responden menjawab tidak pernah.

Page 62: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

46

Tabel 6Partisipasi orang tua dengan menciptakan suasana belajar yang

tenang dan suasana rumah yang penuh kasih sayang (N-25)

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu menyarankan

kepada anaknya kalau belajar harus dalam suasana tenang dan penuh perhatian

terhadap apa yang sedang dipelajari ada 96%, dan yang menjawab pernyataan

tersebut kadang-kadang ada 4% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mengusahakan

agar suasana tenang ketika anaknya sedang belajar ada 92%, dan yang menjawab

pernyataan tersebut kadang-kadang ada 8% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu mematikan TV

dan radio ketika anaknya sedang belajar ada 76%, dan yang menjawab pernyataan

No Pertanyaan

JawabanSelalu Kadang-

kadangTidakPernah

Jml % Jml % Jml %26. Orang tua menyarankan

kepada anda kalau belajarharus dalam suasanatenang dan penuh perhatianterhadap apa yang sedangdipelajari

24 96 1 4 - -

27. Orang tua andamengusahakan agarsuasana tenang pada saatanda sedang belajar

23 92 2 8 - -

28. Jika anda sedang belajar,orang tua anda mematikanTV dan Radio

19 76 6 24 - -

29. Orang tua andamemberikan kamar belajaryang nyaman untuk andabelajar

12 48 13 52 - -

30. Orang tua anda mengasihidan menyayangi anda

25 100 - - - -

Page 63: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

47

tersebut kadang-kadang ada 24% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan

kamar belajar yang nyaman untuk anda belajar ada 48%, dan yang menjawab

pernyataan tersebut kadang-kadang ada 24% responden.

Jumlah responden yang menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan

kamar belajar yang nyaman untuk anda belajar ada 100%.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan hasil penelitian dengan kuesioner

Pembahasan hasil penelitian ini bertiitk tolak dari data penelitian di atas.

Pembahasan hasil penelitian akan dilakukan menurut masing-masing indikator

dari 1 variabel dan didukung oleh berbagai sumber pustaka serta pemahaman

penulis sendiri. Setelah mengolah data penelitian ini, penulis juga menyampaikan

pembahasan hasil penelitian. Adapun pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Dalam menyediakan fasilitas belajar (alat tulis menulis dan buku

pelajaran)

Kelengkapan alat tulis menulis memang sangatlah penting, karena tanpa

semua itu anak tidak mungkin bisa mengikuti proses belajar mengajar dengan

baik. Nasution (1985:34) menegaskan, apabila buku-buku atau alat-alat yang

dibutuhkan anak untuk belajar tidak lengkap maka dapat mempengaruhi cara

belajar anak. Seorang anak tidak mungkin akan terus-menerus meminjam dari

temannya. Apabila hal itu terjadi dapat memberikan akibat yang tidak baik untuk

si peminjam maupun kepada yang meminjamkannya. Kurang lengkapnya alat-alat

atau bahan-bahan yang diperlukan anak akan menjadi penghalang baginya dalam

Page 64: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

48

belajar, kemungkinan akan menghambat kegiatan anak dalam belajar. Maka dari

itu setiap orang tua perlu benar-benar memperhatikan sarana apa saja yang

dibutuhkan atau diperlukan anak dalam menunjang proses belajar anak demi

kemajuan belajar anak di sekolah.

Hasil penelitian dengan kuesioner dan dilengkapi wawancara pada no item

1, dapat disampaikan bahwa jumlah responden yang menjawab orang tua selalu

memenuhi kebutuhan anak khususnya di dalam membelikan alat tulis menulis ada

80 %, dan 20% responden menjawab kadang-kadang. Pada item no. 2 responden

yang menjawab bahwa orang tua selalu memenuhi kebutuhan anak yang

berhubungan dengan buku agama Katolik yang disarankan oleh bapak/ibu guru di

sekolah ada 84% responden, responden yang menjawab kadang-kadang ada 12%,

sementara hanya 4% responden memberikan jawaban tidak pernah. Berdasarkan

hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa orang tua siswa-siswi kelas V

(lima) SD Kanisius Wates telah memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam

pendidikan anaknya dengan menyediakan alat tulis dan juga buku-buku yang

dibutuhkan anak dalam menunjang proses belajarnya di sekolah.

Dari hasil penelitian di atas baik melalui metode kuesioner maupun

wawancara mengenai partisipasi orang tua dalam menyediakan fasilitas belajar

(alat tulis menulis dan buku pelajaran) dapat dikatakan bahwa rata-rata orang tua

mereka sangat setuju akan tersedianya alat-alat tulis secara lengkap, karena alat

tulis merupakan sarana penunjang proses belajar anak. Oleh sebab itu dapat

dikatakan bahwa orang tua telah berpartisipasi serta mendukung proses belajar

anak

Page 65: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

49

b. Mengawasi kegiatan belajar agama Katolik, memberikan motivasi,

nasihat, dan mengontrol hasil belajar agama Katolik

Dalam hal mengawasi kegiatan belajar anak pada pertanyaan item no 1, 2, 3,

4, 5, 6 dan 7, menunjukkan prosentase sebesar 44% sampai dengan 64% saja.

Dengan hasil penelitian di atas dapat disampaikan bahwa partisipasi dalam

mengawasi kegiatan belajar anak masih perlu diperhatikan dan juga ditingkatkan,

karena anak usia Sekolah Dasar masih sangat membutuhkan bantuan serta

perhatian dari orang tuanya. Purwanto (1995:179) menyatakan bahwa

pengawasan itu penting sekali dalam mendidik anak. Hal tersebut dilakukan

supaya anak mengetahui mana yang seharusnya dihindari dan mana yang boleh

dan harus dilakukan. Nasution (1985:43), menegaskan bahwa orang tua yang

tidak pernah memberikan pengawasan kepada anak-anaknya tidak akan mendapat

tempat di hati anak, karena anak akan merasa bahwa orang tuanya tidak

memperhatikan dan tidak menyayanginya. Apalagi bagi anak yang sedang dalam

masa pertumbuhan dan perkembangan, anak ingin selalu mendapat perhatian

khususnya dari orang tuanya. Dengan adanya perhatian dan pengawasan yang

diberikan orang tua kepada pendidikan anak-anak, maka dengan sendirinya rasa

cinta kepada orang tuanya pun semakin besar. Anak akan merasa bahagia dan

bangga karena mendapatkan perhatian dari orang tuanya.

Dari hasil penelitian tentang partisipasi orang tua dalam bentuk mengontrol

hasil belajar PAK, dapat disampaikan bahwa partisipasi orang tua dalam

pengontrolan hasil belajar sudah lumayan baik. Hal itu bisa dilihat dari besarnya

prosentase yang menjawab pernyataan pada item no. 8, 9, 16, dan 17 dengan

memilih jawaban selalu sebesar 52% sampai dengan 80%. Pengontrolan hasil

Page 66: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

50

belajar memang sangat penting, supaya orang tua dapat mengetahui wawasan atau

pengetahuan apa saja yang telah dimiliki oleh anak dan untuk mengetahui apakah

anak mengalami hambatan atau pun kesulitan-kesulitan dalam belajarnya. Maka

dari itu orang tua hendaknya selalu mengontrol hasil belajar anak supaya anak

tidak tertinggal jauh dalam mengikuti pelajaran.

Hasil penelitian no. item 11, dapat dikatakan bahwa orang tua di dalam

memberikan dorongan atau motivasi belajar anak-anaknya sangat baik yaitu

dengan mengingatkan waktu belajar. Hal tersebut dapat kita lihat dari jumlah

responden yang memberikan jawaban selalu ada 100%. Akan tetapi hasil

penelitian pada item no. 10, 13, dan 15 menunjukkan hasil prosentase yang

kurang begitu baik sebesar 8% sampai dengan 24% saja. Dari hasil penelitian

dapat dikatakan bahwa orang tua kurang memberikan rangsangan belajar kepada

anak. Untuk memotivasi belajar anak sebenarnya banyak sekali bentuk-bentuk

partisipasi yang bisa dipakai oleh orang tua, misalnya: membantu membuatkan

jadwal belajar, memberikan hadiah bisa dalam bentuk barang atau pujian,

memberikan teguran apabila seharian anak menonton TV saja, dll. Shalahuddin

Mahfud (1990:114) menegaskan bahwa motivasi ialah suatu dorongan yang

digambarkan sebagai harapan, keinginan yang bersifat menggiatkan atau

menggerakkan individu untuk bergerak bertindak. Oleh karena itu, orang tua

diharapkan agar menerapkan motivasi dalam memotivir belajar anak. Dan

menjaga agar anak tetap memiliki motivasi, sehingga anak akan terpacu untuk

meningkatkan belajarnya.

Pemberian nasihat kepada anak juga merupakan tanggung jawab orang tua

Page 67: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

51

terhadap pendidikan anak. Pemberian nasihat pada pertanyaan item no. 12

menunjukkan hasil yang baik yaitu sebesar 72%. Pada dasarnya setiap orang pasti

pernah mengalami suatu kegagalan, hal demikian akan terjadi juga pada anak.

Sewajarnyalah apabila pada suatu ketika seorang anak mengalami kemunduran

dalam belajarnya. Dengan mendapatkan nilai yang kurang baik, hendaknya

seorang anak diberikan dorongan agar tidak patah semangat. Hal tersebut akan

dijadikannya cambuk bagi anak untuk lebih giat belajar dan akan berusaha

melakukan yang lebih baik lagi demi kemajuan belajarnya. Nasution (1985:14)

mengatakan, seorang anak yang selalu mendapat dorongan belajar dan juga

nasehat dari orang tuanya dengan sendirinya di sekolah pun anak akan merasa

gembira dalam menerima pelajaran-pelajaran dari gurunya. Sebab ia yakin dan

percaya, jika nanti ia mendapatkan atau mengalami kesulitan dalam pelajarannya

anak tidak akan takut atau patah semangat, karena ada orang tua yang akan selalu

membantunya.

c. Menanyakan, mendengarkan, serta membantu memecahkan

kesulitan yang anak alami dalam belajar agama Katolik

Dalam menanyakan, mendengarkan, serta membantu memecahkan

kesulitan yang anak alami dalam belajar pada pertanyaan item no. 18, 19, 20, 21,

dan 22, menunjukkan hasil yang cukup baik, karena hasil yang diperolehnya

menunjukkan prosentase sebesar 60% sampai dengan 76%. Dengan demikian

dapat disampaikan bahwa orang tua mempunyai kepedulian dan perhatian di

dalam memotivir belajar anak yakni dengan menanyakan kesulitan-kesulitan

dalam mengerjakan PR. Hal itu dilakukan supaya anak merasa senang dan

Page 68: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

52

berpikir bahwa orang tuanya mempunyai kepedulian yang tinggi akan

pendidikannya. Manfaat yang dapat diambil dari adanya kepedulian dari orang tua

ialah anak tidak akan merasa sendirian dan patah semangat ketika ia mendapatkan

kesulitan-kesulitan dalam belajarnya. Di samping itu orang tua pun juga dapat

mengetahui sejauh mana anak dapat menguasai pelajaran. Syamsu Yusuf

(1998:38) menegaskan fungsi keluarga tidak sebatas perasaan (rasa aman, kasih

sayang), akan tetapi menyangkut pemeliharaan, rasa tanggungjawab, perhatian

dan keinginan menumbuhkembangkan anaknya.

d. Mendampingi dan memberikan saran kepada anak untuk lebih giat

belajar

Dalam mendampingi anak belajar pada pertanyaan item no. 23

menunjukkan prosentase sebesar 60% saja, dapat disampaikan bahwa pada

dasarnya orang tua sudah lumayan baik menyadari akan tugasnya sebagai

pendidik yang utama dan pertama dengan ikut mendampingi anak saat belajar.

Setiyanta (1999:5) menjelaskan bahwa mendampingi anak belajar dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar anak-anak di sekolah. Oleh karena itu sudah

sepantasnya bahwa orang tua berfungsi sebagai pembimbing, sahabat, dan

pengarah bagi anak-anaknya.

Orang tua yang selalu memberikan saran kepada anaknya untuk giat

belajar dan rajin mengerjakan soal-soal latihan agama Katolik sebesar 76%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa orang tua ikut ambil bagian dalam mendidik anak.

Nasution (1985:51) mengatakan bahwa orang tua harus dapat memberikan

pengaruh yang positif kepada anaknya, sehingga anak terdorong dan terpanggil

Page 69: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

53

untuk lebih meningkatkan mutu belajarnya. Di samping itu dari sejak kecil anak

telah ditanamkan atau dibiasakan anak untuk belajar, sehingga di saat dewasa

nanti hal itu akan menjadi kebiasan bagi anak. Belajar akan dianggapnya sebagai

suatu kewajibannya sendiri. Dengan demikian, kesadarannya untuk mencapai

hasil yang baik akan semakin besar pula.

e. Suasana belajar yang tenang dan suasana rumah yang penuh kasih

Salzmann (dalam Purwanto, 1995:80), menegaskan bahwa betapa besar

pengaruh lingkungan alam sekitar terhadap pertumbuhan dan pendidikan anak-

anak. Maka dari itu pendidikan keluarga atau orang tua sangat penting sekali.

Hasil penelitian pada tabel 6 menunjukkan bahwa orang tua telah

melakukan suatu hal yang tepat yakni dengan menciptakan suasana keluarga yang

kondusif utuk proses belajar anak. Usaha ini diciptakan supaya anak dapat

berkonsentrasi dalam belajar, sehingga pikiran dan perhatian anak dapat terarah

kepada kegiatan belajarnya. Miller (dalam Heryatno, 2008:81), menyatakan

bahwa lingkungan yang baik dapat menjadi guru yang baik pula.

Menjadi orang tua yang baik adalah mampu menciptakan suasana di

rumah dengan penuh kasih sayang. Hal tersebut juga telah dilakukan oleh orang

tua dengan melihat hasil penelitian no. item 30, di mana jumlah responden yang

memberikan jawaban selalu mengasihi dan menyayangi ada 100%.

Gravissimum Educationis art. 3 mengatakan para orang tua wajib

menciptakan lingkup keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan

kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan

Page 70: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

54

pandidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Ini berarti bahwa setiap orang

bahkan anak sekalipun memerlukan ketentraman untuk menopang kelemahan

kita, melindungi, dan mengasihi. Hal senada juga dikemukakan oleh Suban Tukan

(1991:63) bahwa anak akan memiliki harga diri yang positif kalau ia dicinta,

merasa aman dan lebih percaya diri. Dengan demikian akan menumbuhkan minat

anak untuk belajar lebih giat lagi.

2. Pembahasan Hasil Penelitian dengan Wawacara

Hasil wawancara dapat disampaikan bahwa orang tua sangat setuju dengan

pernyataan bahwa orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang tua mempunyai kesadaran yang

tinggi akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tokoh pendidik yang pertama

dan utama. Dapat dilihat juga bahwa sebagai pendidik iman dalam keluarga,

orang tua tidak lupa menanamkan kebiasaan-kebiasaan seperti berdoa bersama,

mengajak anak mengikuti sembahyangan, dan juga menyarankan ikut misdinar.

Bahkan mereka sangat tidak setuju apabila ada orang tua yang memberlakukan

tindakan hukuman sebagai sangsi bagi anak yang telah berbuat salah. Menurut

mereka hukuman hanya akan memberikan dampak yang negatif bagi

perkembangan anak. Dalam hal ini yang dilakukan orang tua lebih condong

kearah pemberian motivasi dan juga nasihat. Purwanto (1995:87) menegaskan

bahwa anak yang sering mendapat hukuman akhirnya akan menjadi kebal

terhadap hukuman itu, dan tidak akan menjadi anak yang patuh dan menurut,

tetapi bahkan sebaliknya. Untuk itu sebaiknya jangan memberlakukan hukuman di

Page 71: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

55

dalam mendidik anak-anak.

Berbagai bentuk partisipasi yang dikemukakan oleh para orang tua cukup

bervariasi satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya orang tua telah ikut ambil

bagian dalam mendidik anak dengan menggunakan berbagai bentuk partisipasi

dengan cara dan kemampuan mereka masing-masing. Bentuk-bentuk partispasi

dalam meningkatkan kemajuan belajar anak, di antaranya ialah: memberikan

pengarahan, memberikan motivasi/dorongan belajar, membantu kesulitan-

kesulitan yang dialami anak ketika belajar, membelikan peralatan yang

menunjang kegiatan belajar, dll. Dengan adanya wawancara itu ditemukan juga

berbagai hambatan atau kesulitan dalam memotivir belajar anak, di antaranya

ialah: keterbatasan atau kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang tua,

tuntutan pekerjaan yang mengakibatkan orang tua mengalami kesulitan membagi

waktu untuk mendampingi anak belajar.

D. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian, laporan dan pembahasan hasil penelitian mengenai

partisipasi orang tua dalam PAK siswa-siswi kelas V (lima) SD Kanisius Kulon

Progo, penulis dalam kesempatan ini menyampaikan kesimpulan dari proses yang

telah dilaluinya. Kesimpulan ini sekaligus menjawab apa yang menjadi tujuan

penelitian yang dilaksanakan penulis.

Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa partisipasi ialah kesediaan

atau keterlibatan dari orang tua untuk membantu keberhasilan pendidikan anak.

Bentuk-bentuk partisipasi orang tua dalam PAK sangatlah beranekaragam dapat

Page 72: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

56

berupa kasih sayang, perhatian, ide, dana, sarana dan sebagainya. Partisipasi yang

telah orang tua berikan kepada anak-anak mereka dapat dikatakan lumayan baik.

Namun demikian sebagai orang tua yang bijaksana alangkah baiknya apabila

partisipasi orang tua dalam PAK terus-menerus diperkembangkan. Orang tua juga

perlu dibekali teori-teoti pendidikan modern sesuai dengan perkembangan zaman.

Dalam wawancara dengan para orang tua, penulis menemukan beberapa

hambatan dalam memotivir belajar, di antaranya ialah: keterbatasan atau

kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang tua, tuntutan pekerjaan yang

mengakibatkan orang tua mengalami kesulitan membagi waktu untuk

mendampingi anak belajar.

Atas dasar permasalahan tersebut penulis ingin menanggapinya dengan

menawarkan program katekese supaya orang tua semakin menyadari akan

pentingnya partisipasinya dalam PAK. Maka dari itu, pada bab IV penulis

menawarkan suatu program khusus bagi orang tua untuk meningkatkan belajar

anak.

Page 73: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

BAB IV

USAHA MENINGKATKAN PARTISIPASI ORANG TUA

DALAM PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK MELALUI KATEKESE

Pendidikan dapat terjadi di semua tempat dan kesempatan, tetapi di

rumahlah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan yakni dari orang tua

mereka sendiri. Pendidikan keluarga merupakan fundamen atau dasar dari

pendidikan anak selanjutnya. Maka dari itu orang tua disebut sebagai pendidik

yang pertama dan utama. Bagi anak yang masih dalam perkembangan ini tentunya

sangat membutuhkan bantuan dari orang tuanya. Kesadaran bahwa anak pada usia

Sekolah Dasar masih membutuhkan pertolongan, perhatian serta dukungan inilah

yang perlu ditanamkan dan disadari oleh para orang tua.

Pada bab tiga, penulis telah mengadakan penelitian kepada siswa-siswi

kelas lima di SD Kanisius Wates, dan dilengkapi juga dengan wawancara kepada

orang tua mereka. Dapat disampaikan bahwa partisipasi yang telah orang tua

berikan sudah lumayan baik, namun perlu dikembangkan lagi bahkan ditingkatkan

secara terus-menerus supaya minat belajar anak semakin tinggi.

Pada bab IV ini penulis membuat usulan program katekese untuk orang

tua. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian atas adanya permasalahan di

mana orang tua mengalami hambatan atau kesulitan dalam PAK.

Page 74: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

58

A. Latar Belakang Pemikiran Dasar Program

Kewajiban orang tua dalam melaksanakan pendidikan bagi anak, berakar

pada panggilan orang tua sebagai suami dan istri. "Karena orang tua telah

menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, maka terikat kewajiban amat berat

untuk mendidik mereka" (FC, art 36). Orang tua di SD Kanisius Wates pada

kenyataannya memang sudah menyadari tugasnya sebagai pendidik yang utama

dan pertama. Namun di dalam memotivir belajar agama Katolik orang tua masih

mengalami kesulitan atau hambatan. Kesulitan atau hambatan yang dialami orang

tua di antaranya adalah: adanya keterbatasan atau kurangnya pemahaman dan

pengetahuan orang tua, tuntutan pekerjaan yang mengakibatkan orang tua

mengalami kesulitan membagi waktu untuk mendampingi anak belajar.

Atas dasar permasalahan tersebut penulis ingin menanggapinya dengan

membuat program katekese. Tujuan dari diadakannya katekese ini adalah untuk

membangkitkan kesadaran dan pandangan yang lebih jelas kepada orang tua

tentang tugasnya dalam mendidik anak. Katekese ini bermaksud meyakinkan

kepada orang tua bahwa mereka adalah pendidik pertama dan utama dalam

keluarganya sendiri. Untuk itu dengan adanya katekese ini diharapkan dapat

memberikan sumbangan yang positif dengan memotivasi orang tua untuk lebih

meningkatkan partisipasinya dalam memotivir belajar anak, sehingga tujuan

pendidikan agama Katolik yakni terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah dan

kedewasaan iman anak tercapai.

Page 75: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

59

B. Usulan Progrom

1. Arti Program

Arti program ialah merupakan prosedur yang dijadikan landasan untuk

menentukan isi dan urutan acara-acara pembinaan yang akan dilaksanakan

(Mangunhardjana, 1989:16). Atau dengan kata lain bahwa program merupakan

sebuah perencanaan dalam jangka waktu tertentu dengan pembagian waktu,

kegiatan, materi yang jelas. Manfaatnya dapat mempermudah seorang

pendamping melaksanakan pendampingan dengan lebih baik karena sudah ada

perencanaan dari awal yang jelas, dan bisa sebagai persiapan jangka panjang.

2. Tujuan Program

Segala kegiatan yang akan dilaksanakan menuntut adanya perencanaan yang

matang dan sistematis, untuk mempermudah proses pencapaian tujuan. Di sini,

penulis mengartikan tujuan sebagai sasaran yang hendak dicapai. Usulan program

katekese ini menjadi salah satu bentuk pembinaan iman bagi orang tua siswa siswi

SD Kanisius Wates Kulon Progo.

Diharapkan dengan adanya usulan program ini para katekis, atau siapa saja

pihak terkait dapat mempersiapkan pelaksanaan katekese dengan baik. Penulis

juga berharap dengan perencanaan yang telah disusun ini, dapat membantu orang

tua siswa siswi SD Kanisius Wates Kulon Progo untuk semakin menyadari akan

partisipasinya dalam meningkatkan proses belajar PAK anak-anaknya, sehingga

segala harapan dan cita-cita mulia anak untuk bisa menjadi lebih baik dan berguna

bagi diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara dapat tercapai.

Page 76: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

60

3. Materi Program

Tema-tema yang dapat dipakai untuk katekese akan diuraikan dalam materi

program. Penulis telah mempersiapkan katekese dalam satu tema besar, yakni:

"Orang tua dan partisipasinya dalam mendidik anak sesuai dengan tahap

perkembangan anak", dengan alasan bahwa orang tua mempunyai peranan besar

dalam mendidik anak. Untuk mencapai keberhasilan dalam mendidik anak,

sebaiknya segala bentuk partisipasi orang tua dalam mendidik anak perlu

disesuaikan dengan taraf perkembangan anak

Demi memudahkan pelaksanaan katekese untuk orang tua, maka penulis

mencoba untuk mengembangkan tema besar tersebut menjadi dua subtema.

Berikut ini merupakan sub-sub tema yang kami sajikan sebagai berikut:

Tema : Orang tua dan partisipasinya dalam mendidik anak

sesuai dengan tahap perkembangan anak

Subtema 1 : Peranan orang tua sebagai pendidik yang utama

dan pertama

Tujuan Subtema : Membantu peserta untuk semakin menyadari akan

perannya sebagai pendidik yang pertama dan

utama bagi anak-anaknya

Subtema 2 : Partisipasi orang tua dalam memotivasi belajar

anak dengan melihat taraf perkembangan anak

Tujuan Subtema : Membantu orang tua untuk semakin menyadari

betapa pentingnya keterlibatan secara aktif dalam

Page 77: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

61

memotivasi belajar anak sesuai dengan taraf

perkembangannya

Kedua subtema di atas kemudian dijabarkan lagi menjadi beberapa judul

pertemuan katekese untuk orang tua. Subtema pertama terdiri dari tiga judul

pertemuan di antaranya: a. Tugas orang tua sebagai pendidik yang pertama dan

utama dalam mendidik anak; b. Cinta kasih sebagai dasar dalam mendidik anak; c.

Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak. Subtema kedua terdiri dari tiga judul

pertemuan di antaranya: a. Pentingnya mengetahui perkembangan anak sejak dini;

b. Menciptakan suasana rumah yang kondusif dalam keluarga; c. Membangun

keakraban dengan anak.

Dalam program katekese ini tak lupa penulis mencantumkan sumber

bahan yang fungsinya untuk memperkaya pembimbing dalam proses katekese.

Pembimbing dan peserta dapat membaca sumber bahan agar dapat menambah

wawasan dan memperdalam materi. Penulis membuat program katekese dengan

jangka waktu kurang lebih delapan bulan. Untuk mengantisipasi kesibukan

masing-masing peserta maka pertemuan hanya dilaksanakan satu bulan sekali.

Tempat pertemuan sebaiknya secara bergilir, supaya peserta merasa tersapa

dengan dikunjungi oleh para peserta yang lain.

Page 78: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

Penjabaran Program Katekese Untuk Orang Tua

TEMA : Orang tua dan partisipasinya dalam mendidik anak sesuai dengan tahap perkembangan anak.

TUJUAN : Membantu orang tua untuk menyadari dan meningkatkan keterlibatannya dalam mendidik sesuai dengan tahap

perkembangan anak

No Subtema Tujuan Subtema JudulPertemuan

TujuanPertemuan

Uraian Materi Metode Sarana Sumber Bahan

1 2 3 4 5 6 7 8 91. Tugas orang

tua sebagaipendidikyang utamadan pertama

Membantupeserta untuksemakinmenyadari akantugasnya sebagaipendidik yangpertama danutama bagi anak-anaknya

a.Tugas orangtua sebagaipendidik yangpertama danutama dalammendidik anak.

Membantuorang tua untukmenghayatiakan tugasnyayang besar danmulia sebagaipendidik yangpertama danutama bagianak-anaknya.

Arti orang tuaPendidikan

keluarga adalahfundamen ataudasar daripendidikan anakselanjutnya

Hak dankewajiban orangtua mengenaipendidikan

Tugas seorangibu dan bapakdalam mendidikanak di bidangiman

SharingDiskusiDialog

Cergam"SalahSendiri"Alat tulisKertas Flep

Fuad Ihsan.Dasar-dasarKependidikan.Jakarta: PTRineka Cipta.hal 16-19.

Nasution,Thamrin(1985:1-8)

KWI.(1996:54)Iman KatolikBuku informasidan Referensi.Jakarta: Obor.

FC, art 36, hal60-61

Page 79: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

63

b.Kasih sayangsebagai dasardalam mendidikanak

Membantuorang tua untuksemakinmenyadaribahwa kasihsayang itusangat pentingdan perludiusahakan didalam mendidikanak

Mendekatkanhidup YesusKristus yangpenuh cinta

Pentingnyamembanguncinta kasih dalamkeluarga

Makna kasihsayang dandampak kurangkasih sayang

SharingTanya

JawabDialogNonton

acaraTegurSapaGembalaKeluarga/TELAGA

Kitab SuciTVVCD

Player

KomisiKateketik KWI(1995:22).PedomanGerejaKatolik.(2003).

GE, art 31 Yoh 4:10-11Heryatno, F.X.

(2008:95-96).Pokok-pokokPendidikanAgama KatolikDi Sekolah.Buku AjarMahasiswaIPPAK-USD.Yogyakarta:IPPAK-USD.

Kaset VCD(No KasetT154B) yangberjudul"Kurang KasihSayang"

Page 80: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

64

c. Jadilah teladanyang baik bagianak-anak.

Membantupeserta untukdapat menjadipendidik yangbaik danmemberikanteladan bagianak-anaknya

Orang tuamenjadi polaanutan ataumodel yangselalu ditiru olehanak.

Memberikancontoh-contohyang baikkepada anak.

SharingTanya

JawabDialog

MadahBakti

Cergam"Gambardua buahpohonmangga,yang satuberbuahdan yangsatu tidakberbuah"Kitab SuciAlat tulisKertas Flep

Nasution,Thamrin(1985:1-2);PerananOrang TuaDalamMeningkat-kanPrestasiBelajar Anak.

Sahlan Syafei,M. (2002).BagaimanaAnda MendidikAnak. Jakarta:GhaliaIndonesia.

PsikologiUmum.(1997). BukuPanduanMahasiswa.Jakarta:GramediaPustakaUtama.

Mat 12:33-37

Page 81: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

65

2. Partisipasiorang tuadalammemotivirbelajar anakdenganmelihat tarafperkembang-an anak.

Membantu orangtua untuk semakinmenyadari betapapentingnyaketerlibatansecara aktif dalammemotivir belajaranak sesuaidengan tarafperkembangannya

a. Pentingnyamengetahuiperkembangananak sejak dini

Membantuorang tua agardapat mendidik,menjaga, sertamengembang-kan pribadianak-anaksesuai denganperkembangananak.

Tahap-tahapperkembangananak dan caramendidiknyadengan cinta

Pentingnyaorang tuamemahamiperkembangananak dalamkeluarga

KonteksPerkembanganIman

SharingTanya

JawabDialog

Kitab SuciAlat tulis

Heryatno, F.X.(2008:72-79).Pokok-pokokPendidikanAgama KatolikDi Sekolah.Buku AjarMahasiswaIPPAK-USD.Yogyakarta:IPPAK-USD.

YusufSyamsu, LN.(1998).PsikologiPerkembang-an Anak danRemaja.Bandung: PTRemajaRosdakarya.

1Kor 13:11http://iman

keluarga.blogspot.com/2007/03/kk04-pendidikan-anak-dalam-

Page 82: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

66

b.Menciptakansuasana rumahyang kondusifdalamkeluarga

Membantupeserta untukdapatmenyadari akanpentingnyasuasana rumahyang kondusifdalam keluarga

Pengaruhlingkunganmasyarakat dankeluargaterhadapkegiatan belajaranak

Suasana rumahyangmemberikanrasa aman dannyaman untukbelajar

Faktorlingkunganbelajar yangdapatmenggangguanak belajar

SharingTanya

JawabDialogNonton

acaraTegur SapaGembalaKeluarga/TELAGA

Kitab SuciTVVCD

Player

keluarga.html

Nasution,Thamrin(1985:60);PerananOrang TuaDalamMeningkat-kanPrestasiBelajar Anak.

Heryatno, F.X.(2008:81).Pokok-pokokPendidikanAgama KatolikDi Sekolah.Buku AjarMahasiswaIPPAK-USD.Yogyakarta:IPPAK-USD

Kaset VCD(No KasetT106B) yangberjudul "AnakSulit Belajar"

Page 83: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

67

c.Membangunkeakrabandengan anak

Peserta dapatmenyadaripentingnyamenjalinkeakrabandengan anaksehinggatercipta suasanakeluarga yangkompak.

Hal-hal yangperlu dilakukanorang tuaterhadap anakmereka

Bersahabatdengan anak

Orang tua perlumeluangkanwaktu buat anakdi tengah-tengahkesibukanbekerja

SharingTanya

JawabDialogNonton

acaraTegur SapaGembalaKeluarga/TELAGA

Kitab SuciTVVCD

Player Foto Kopi

teks yangtemanyamenjadisahabatbuat anakdanwaktubuat anak

Amsal 19:2a

Kaset VCD(No KasetT132A) yangberjudul"MembangunKeakarabandengan anak"

Amsal 29:12-15

http://www.telaga.org/audio.php?orantua-anak.htm

Page 84: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

C. Contoh Persiapan Katekese

Pada bagian ini akan dikemukakan suatu contoh katekese untuk

meningkatkan usaha orang tua dalam memotivir belajar anak. Adapun contoh

katekese ini diambilkan dari tema-tema yang terdapat dalam program katekese

untuk orang tua. Contoh katekese ini dikemukakan berupa suatu persiapan tertulis.

Alasan dikemukakan suatu contoh katekese untuk meningkatkan usaha orang

tua dalam memotivir belajar anak, agar katekis merasa tertolong dan dengan

mudah dapat membuat suatu persiapan katekese dan melaksanakannya dalam

berkatekese. Contoh katekese untuk orang tua dalam meningkatkan usaha orang

tua dalam memotivasi belajar anak sebagai berikut:

1. Judul Pertemuan : Jadilah teladan yang baik bagi anak-anak

2. Tujuan : Membantu peserta untuk dapat menjadi pendidik

yang baik dan memberikan teladan bagi anak-

anaknya

3. Peserta : Orang tua (Bapak-Ibu)

4. Sarana : - Kitab Suci PB Mat 12:33-37

: - Gambar dua buah pohon Mangga, yang satu

berbuah dan yang satunya tidak berbuah

: - Madah Bakti

5. Metode : - Sharing

: - Diskusi

: - Dialog

Page 85: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

69

6. Model : - SCP (Shared Christian Praxis)

7. Sumber Bahan : - Matius 12:33-37

: - Nasution, Thamrin (1985:1-2); Peranan Orang

Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Anak.

: - Sahlan Syafei, M. (2002). Bagaimana Anda

Mendidik Anak. Jakarta: Ghalia Indonesia.

: - Psikologi Umum. (1997). Buku Panduan

Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Pemikiran Dasar

Keluarga adalah tempat pendidikan yang utama bagi anak. Anak pertama

kali mendapatkan pendidikan dari orang tua dalam keluarga. Orang tua tidak

hanya melahirkan anak tetapi juga mempunyai tugas dari Allah yaitu untuk

merawat, mengarahkan, dan mendidik. Maka dari itu orang tua mempunyai

tanggung jawab yang besar dalam membimbing serta mengarahkan anak ke arah

yang benar. Ada pepatah "Buah yang jatuh tidak akan jauh dari pohonnya".

Maksud dari pepatah tersebut ialah seorang anak mempunyai sifat yang tidak jauh

berbeda dengan sifat yang dimiliki oleh orang tuanya. Oleh karena itu, di dalam

kehidupan sehari-hari sebagai orang tua hendaknya memberikan contoh teladan

yang baik bagi anak-anaknya. Dalam hal ini asas ing ngarso sung tuladha kiranya

patut untuk dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.

Matius 12:35 juga mengatakan hal yang tidak jauh berbeda dari pepatah

Page 86: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

70

tersebut, yaitu "Orang yang baik pasti mengeluarkan hal-hal yang baik dari

perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat melontarkan hal-hal yang

jahat dari perbendaharaannya yang jahat". Di sini Matius mau mengungkapkan

betapa pentingnya perbuatan, tingkah laku dan pembicaraan orang tua dalam

hidup sehari-hari dalam kehidupan anak. Dengan teladan sikap hidup orang

tuanya dan pembicaraan atau tutur kata dari orang tua anak akan menyesuaikan

diri dengan situasi atau iklim yang baik dari orang tuanya.

Dengan berpedoman pada Injil dan pepatah di atas orang tua dituntut

berbuat baik karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dalam keluarga.

Maka orang tua perlu memberikan contoh teladan yang baik bagi anaknya entah

dalam bersikap maupun dalam bertutur kata. Dalam PAK orang tua harus dapat

memberikan contoh yang baik bagi anak. Orang tua merupakan model yang akan

ditiru oleh anak dalam setiap gerak kehidupannya. Bila dalam kehidupan

keluarga, tingkah laku orang tua dapat dijadikan sebagai alat pendidikan bagi

anak-anaknya, yang dapat ditiru dan diteladaninya, maka akan mudahlah bagi

anak-anaknya untuk meningkatkan mutu belajarnya.

9. Pengembangan Langkah-Langkah

a. Langkah I : Pembukaan

1). Kata Pengantar

Bapak dan ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus, senang sekali saya bisa

bertemu dan berkumpul bersama di tempat ini dalam kasih persaudaraan.

Saya mengundang bapak serta ibu di sini untuk saling membagikan

pengalaman, saling meneguhkan, khususnya di dalam mendidik anak dan

Page 87: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

71

tentunya memberikan semangat kepada anak-anak untuk belajar. Kita

berharap dengan pertemuan ini kita semakin dimantapkan untuk menjadi

orang tua yang bijaksana dalam mendidik anak dan dapat menjadi teladan

yang baik bagi anak-anak kita.

2). Lagu Pembukaan. Madah Bhakti No. 477 " Tuhan Sumber Gembiraku".

Bait 1 dan 2.

3). Doa Pembukaan

Allah Bapa Yang mahabaik, kami bersyukur atas rahmat kesehatan dan

juga perlindungan yang telah Engkau berikan kepada kami sehingga

Engkau berkenan untuk mengumpulkan kami di tempat ini dengan

selamat. Bapa berkatilah pertemuan pada malam hari, utuslah Roh Kudus-

Mu agar kami senantiasa dapat merasakan kehadiran-Mu dan

mendengarkan bimbingan-Mu. Bapa perkenankanlah kami untuk saling

berbagi pengalaman, dan saling meneguhkan, menimba semangat

melaksanakan tugas sebagai orang tua bagi anak-anak kami. Semoga

semakin hari kami dapat menjadi orang tua yang baik dan dapat

membimbing serta mendidik dengan baik seturut dengan rencana dan

kehendak-Mu. Amin.

b. Langkah I: Pengungkapan Pengalaman Pribadi

1). Pendamping membagikan gambar dua buah pohon Mangga, yang satu

berbuah dan yang satunya tidak berbuah

2). Pendamping meminta salah satu peserta menceritakan apa maksud dari

ke dua gambar tersebut.

Page 88: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

72

3) Intisari cerita dari gambar dua buah pohon Mangga, yang satu berbuah

dan yang satunya tidak berbuah

Bapak-ibu yang terkasih dalam Yesus Kristus kalau kita melihat

sebatang pohon tentu kita dapat menilai pohon itu jelek atau baik

berdasarkan atas mutu buah dari pohon itu. Buah yang dihasilkannya

pun akan membuat pohon itu lebih dikenal lagi mutunya. Buah yang

enak tentu akan disukai banyak orang. Untuk menghasilkan buah yang

baik tentulah pohon itu haruslah dirawat, disiram, dipupuk dll.

Demikian pula kita sebagai manusia perlu merawat diri dan keluarga

kita sendiri baik dalam tingkah laku dan tutur kata agar dapat

membuahkan sesuatu yang baik.

c. Langkah II: Mendalami pengalaman hidup

1). Tanya Jawab lewat gambar

Pendamping menanyakan beberapa hal yang dapat memancing peserta

untuk aktif dalam katekese. Sebelum bertanya pendamping

memperlihatkan gambar dua pohon mangga yang satu berbuah dan

yang satu tidak berbuah. Setelah itu diajukan beberapa pertanyaan,

sebagai berikut:

a). Apa perbedaan dari dua gambar tersebut?

b). Bapak dan ibu memilih gambar pohon mangga yang mana?

c). Bagaimana bapak dan ibu menentukan tolok ukur pemilihan buah

mangga yang baik?

Page 89: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

73

d). Kalau kita samakan diri kita dengan pohon mangga tersebut, apa

arti perumpamaan tersebut?

Harapan jawaban:

a). Bedanya pohon itu ialah pohon yang satu berbuah dan yang

satunya lagi tidak berbuah.

b). Memilih yang ada buahnya, karena dengan adanya buah itu kita

dapat merasakan manisnya buah mangga, baik atau tidaknya buah

itu, mengecewakan atau tidak.

c). Memilih yang besar, tidak mudah layu maupun busuk, dan

wanginya buah mangga.

d). Pohon yang tidak berbuah melambangkan orang yang tidak

menghasilkan atau menunujukkan dirinya tidak baik. Sedangkan

pohon yang berbuah mengandaikan orang yang dapat

menghasilkan sesuatu yang baik, bermutu dan dapat bermanfaat

bagi orang lain.

2). Menyatukan arah dan pikiran

Setelah selesai bertanya jawab pembimbing merangkum jawaban

secara keseluruhan yakni, bapak-ibu perumpamaan tersebut jelas sekali

maknanya bahwa pohon itu kita kenal dari buah yang dihasilkannya.

Pohon yang dirawat dengan baik tentu akan menghasilkan buah yang

baik atau buah yang tidak mengecewakan untuk orang lain. Demikian

juga dalam mendidik anak. Sejak dini anak perlu kita rawat dengan

Page 90: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

74

baik yakni dengan memberikan kasih sayang, perhatian, bimbingan

dan nasihat. Oleh karena itu apabila kita menginginkan anak yang

tumbuh dengan baik maka selayaknyalah kita sebagai orang tua

dituntut berbuat yang baik karena orang yang mempunyai

perbendaharaan yang baik akan mengeluarkan yang baik pula.

d. Langkah III: Mendalami teks Kitab Suci Matius 12:33-37

1). Membaca teks Injil Matius 12:33-37

Pendamping mempersilakan salah satu peserta untuk membacakan teks

Injil Matius 12:33-37.

2). Tanya Jawab dalam kelompok

Pendamping membagi peserta menjadi beberapa kelompok, tiap

kelompok terdiri dari 4 peserta. Kemudian pendamping memberikan

beberapa pertanyaan, sebagai berikut:

a). Apa maksud perumpamaan pohon dan buah pada ayat 33?

b). Apa pesan bacaan itu bagi kita?

c). Menurut bacaan itu orang yang baik itu orang yang bagaimana?

d). Apa arti dan hubungannya dari pesan bacaan itu terhadap kita

selaku orang tua kepada anak?

Harapan jawaban:

a). Maksudnya, pohon itu dapat dikenal karena kebaikan atau mutu

dari buahnya. Demikian juga kita sebagai manusia akan dikenal

oleh banyak orang karena tutur kata dan perbuatan yang baik yang

Page 91: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

75

kita lakukan.

b). Pesannya adalah tutur kata dan tingkah laku dapat mencerminkan

siapa diri kita ini. Dengan tutur kata dan tingkah laku yang baik

tentu akan membuahkan kebaikan pula.

c). Orang yang baik adalah orang yang mempunyai perbendaharaan

yang baik. Perbendaharaan itu meliputi perbuatan dan tutur kata.

Perbuatan dan tutur kata kita merupakan ungkapan isi hati kita

sendiri. Dengan perbuatan dan berbicara yang baik tentulah akan

membuahkan kebaikan pula.

d). Arti dan hubungan dalam bacaan tersebut adalah sebagai orang tua

hendaklah kita dapat memberikan contoh yang baik kepada anak-

anak kita. Perbuatan dan perkataan yang baik akan dapat

memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan anak

kita baik dalam keluarga dan juga dalam masyarakat nantinya.

e. Langkah VI: Peneguhan dan contoh penerapan dalam hidup

Tugas mendidik kiranya tidak mudah, karena orang tua tidak

berhadapan dengan benda mati yang dapat dibentuk sekehendak hati orang

tua, tetapi orang tua berhadapan dengan anak-anak yang berjiwa dan

mempunyai akal budi dan kehendak.

Kita pernah mengenal atau mendengar pepatah yang berbunyi,

"Buah bila jatuh tidak akan jauh dari pohonnya". Artinya sifat orang tua

tentu tidak akan jauh beda pada anak-anaknya. Begitu pula pepatah yang

Page 92: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

76

ada pada Injil Matius 12:33. Pesan Injil Matius mau mengingatkan

hendaknya kita selalu berbuat baik apabila ingin mendapat kebaikan dari

orang lain. Demikian halnya kita sebagai orang tua, kita dituntut untuk

memberikan teladan yang baik kepada anak-anak. Keteladanan itu dapat

kita lakukan atau tunjukkan kepada anak-anak dalam bentuk perhatian,

nasihat, saling membantu dan menyayangi.

Hal senada juga dikatakan oleh tokoh pendidikan yaitu Ki Hajar

Dewantoro. Orang tua hendaknya bersikap ing ngarso sung tuladha,

artinya orang tua harus mampu menjadikan dirinya sebagai contoh atau

panutan bagi anak-anaknya. Hal tersebut berlaku juga di dalam memotivir

belajar anak. Orang tua yang sering memperlihatkan cara belajar yang baik

kepada anak-anaknya akan dijadikan anak sebagai model dalam cara

belajarnya pula. Tingkah laku orang tua baik secara langsung atau tidak

langsung akan ditiru oleh anak. Bagi anak apa yang ia lihat dan dengar

adalah baik, sehingga ia akan menerapkannya dalam kehidupan sehari-

hari. Oleh karena sifat anak yang suka meniru itu, maka perlulah setiap

orang tua menjadikan dirinya sebagai teladan yang baik untuk anak-

anaknya. Dalam memberikan keteladanan pada anak pertama-tama dapat

kita lakukan dalam lingkungan keluarga kita masing-masing, misalnya: di

dalam keluarga baik orang tua maupun anak terjalin suasana yang akrab,

saling menyayangi, membantu dan menghargai satu dengan yang lain.

Selain itu orang tua menanamkan kebiasaan berdoa kepada anak. Orang

tua perlu menjelaskan pada anak bahwa berdoa merupakan komunikasi

Page 93: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

77

dengan Tuhan, sehingga anak akan membangun gambaran tentang Tuhan

dalam diri dan untuk mengambil sikap yang pantas pada saat berdoa. Di

sini orang tua tidak bisa memaksakan anak-anak dengan caranya sendiri,

sebaliknya anak akan melihat dan meniru apa yang diperbuat oleh orang

tuanya.

Apabila hal-hal diatas sungguh dirasakan dan dialami oleh anak di

dalam kebersamaannya dengan anggota keluarga. Anak akan sering

mengulang perbuatan yang baik tersebut dan menerapkannya dalam

kehidupan sehari-harinya baik di dalam kebersamaannya dengan keluarga

maupun di luar lingkungan keluarga.

f. Renungan Pribadi

Pendamping mengajak peserta merenungkan kembali pertemuan yang

telah dilaksanakan, dengan menggali kembali cerita dan pengalaman-

pengalaman peserta serta dengan pepatah yang ada pada Injil Matius

12:35, sehingga peserta mampu memperoleh wawasan dan pengalaman

baru untuk mengembangkan diri dan dapat meningkatkan kesadaran akan

mendidik anak dengan penuh kasih sayang dan bijaksana.

(Peserta diberi kesempatan untuk hening, lalu pendamping memberi

pertanyaan penuntun untuk membuat niat-niat baru)

1. Niat apa yang kita bangun untuk semakin meningkatkan kesadaran

akan peran kita sebagai orang tua dalam mendidik anak?

2. Bagaimana kita dapat mewujudkan niat-niat tersebut dalam keluarga?

Page 94: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

78

g. Langkah VII: Penutup

1). Lagu Penutup: Madah Bakti. No. 533 "Tingkatkan Karya Serta Karsa"

2). Doa Penutup

Bapa yang maha kasih, kami bersyukur atas pertemuan yang boleh

kami rasakan pada malam hari ini. Kami menyadari bahwa sebagai

orang tua kami sering jatuh bangun dalam melaksanakan tugas-tugas

kami khususnya dalam mendidik anak-anak kami. hal ini sering

disebabkan karena kelalaian kami, kesibukan kami dalam bekerja.

Bapa, lewat teladan Keluarga Kudus Nasaret kiranya kami semakin

menyadari tugas utama kami sebagai orang tua dalam mendidik anak.

Bapa semua harapan dan niat-niat kami ini kami serahkan kepada-Mu

dengan perantaraan Tuhan kami Yesus Kristus. Amin.

Page 95: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

BAB V

PENUTUP

Pada bab V (lima) atau bagian akhir dari skripsi ini penulis akan

menyampaikan kesimpulan dari keseluruhan isi skripsi ini, di samping itu juga

akan disampaikan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna bagi para orang

tua.

A. Kesimpulan

Dalam pandangan Gereja, orang tua adalah pendidik iman yang pertama

dan utama bagi anak dalam keluarga. Dalam tangan orang tualah tanggung jawab

pendidikan anak itu berada. Penulisan skripsi ini secara khusus menyoroti tentang

bentuk-bentuk partisipasi orang tua dalam PAK di SD Kanisius Wates Kulon

Progo. Bentuk-bentuk partisipasi memang sudah terjadi dan bisa dikatakan

lumayan baik. Bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan pun cukup bervariasi satu

dengan yang lain, tetapi masih perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus-

menerus.

Bentuk-bentuk partisipasi yang dapat digunakan oleh orang tua dalam

mendidik anak memang sangatlah beranekaragam. Pada bab II, penulis mencoba

menyampaikan tentang berbagai bentuk partisipasi yang dapat digunakan dan

dapat mendukung dalam pendidikan agama Katolik di antaranya ialah

memberikan kasih sayang, melengkapi alat-alat keperluan dalam penyelenggaraan

pendidikan, misalnya: alat tulis (pensil, pulpen, penggaris, dll) dan buku-buku;

Page 96: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

80

menciptakan suasana kondusif untuk belajar anak, memberikan pengawasan,

pengarahan, perhatian, dan dorongan yang tinggi, dll. Bentuk-bentuk partisipasi

yang telah disebutkan di atas memang sangat mendukung dan bermanfaat dalam

memotivir belajar anak. Namun perlu diketahui bahwa faktor utama dalam

mendidik anak ialah kasih sayang dari orang tuanya. Dengan memberikan kasih

sayang berarti orang tua telah memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik,

intelektual, sosial, emosional, dan rohani. Ketiadaan kasih sayang, akan membuat

anak cenderung mengembangkan perasaan negatif, merasa tidak diterima

sehingga penghargaan terhadap dirinya sendiri rendah. Anak seprti ini akan

cenderung menjadi anak tertutup dan rendah diri. Kasih sayang yang tulus dan

berlimpah mempunyai dampak yang baik bagi anak dalam perkembangannya.

Jadi dapat disampaikan bahwa orang tua mempunyai peranan yang sangat penting

dalam kehidupan anak, karena orang tua banyak memberikan pengaruh terhadap

diri anak terutama untuk perkembangan kepribadiannya. Maka penting sekali

memberikan keteladanan pada anak sedini mungkin, dan kita mulai memetik hasil

atau buahnya di kemudian hari pada saat anak menginjak usia dewasa. Perlu

disampaikan juga bahwa untuk mendidik anak, setiap orang tua harus

menyesuaikan dengan taraf perkembangan anaknya. Apabila orang tua tidak

memperhatikan hal itu mustahil anak dapat mencapai keberhasilannya dalam

pendidikan.

Katekese adalah suatu pendampingan terhadap para orang tua di SD

Kanisius Wates Kulon Progo melalui pertemuan-pertemuan untuk memperdalam

dan menghayati akan tugasnya sebagai pendidik yang pertama dan utama dengan

Page 97: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

81

berdialog, sehingga lebih menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya dalam

mendidik anak-anaknya. Dalam hal ini penulis membuat suatu usulan kegiatan

katekese sebagai bentuk kepedulian akan pendidikan anak. Katekese dengan ini

mau mengajak orang tua untuk berdialog mengenai partisipasinya dalam

memotivasi belajar anak. Para orang tua diharapkan dapat saling membantu,

berkomunikasi, terbuka dan saling meneguhkan satu dengan yang lain. Untuk itu

pembimbing dan semua pihak yang bersangkutan diharapkan untuk terlibat dan

mendukung pelaksanaan katekese ini.

Dalam usulan katekese ini, penulis menguraikan tema-tema pertemuan,

proses, waktu, sarana, dan metode dengan menyesuaikan situasi serta kondisi para

peserta. Melalui pendekatan ini penulis berharap katekese dapat berjalan dengan

baik, lancar dan mencapai tujuan, sehingga orang tua lebih mampu dan terlibat

aktif dalam mendidik anak-anaknya. Katekese bukanlah sesuatu yang "instant",

tetapi suatu proses yang terus menerus. Dalam prose situ diharapkan umat saling

membagikan pengalaman imannya. Dengan demikian mereka saling menolong,

meneguhkan satu sama lain. Katekese tidak cukup hanya dilaksanakan sekali saja,

tetapi terus-menerus supaya semakin hari kita semakin menyerupai Allah.

B. Saran

Berdasarkan dari seluruh pembahasan yang ada, penulis bermaksud

mengungkapkan beberapa saran untuk lebih meningkatkan partisipasi orang tua

dalam mendidik anak selaras dengan ajaran Gereja. Katekese ini sangat penting

untuk orang tua sebagai pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga. Agar

Page 98: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

82

pelaksanaan katekese dapat berjalan lancar dan dapat meningkatkan partisipasi

orang tua dalam mendidik anak-anaknya, maka perlulah memperhatikan beberapa

hal yang disarankan oleh penulis sebagai berikut:

1. Penulis mengusulkan suatu katekese untuk membantu orang tua dalam

memotivir belajar anak. Oleh karena itu, perlu adanya kerjasama antara

pembimbing dengan peserta, supaya katekese dapat terlaksana dengan

baik dan lancar.

2. Katekese ini tidak bertujuan untuk menggurui para orang tua, melainkan

mengajak mereka menyadari dan melaksanakan tanggung jawabnya sesuai

dengan kehendak Allah. Pembimbing perlu bersikap rendah hati dan

menciptakan suasana yang dialogis dalam pertemuan. Biarkan peserta

mengungkapkan pandangan dan pendapatnya. Pembimbing juga tidak

boleh memaksa peserta untuk menerima pandangannya. Hindarkanlah hal-

hal yang dapat menyinggung perasaan peserta, karena tugas pembimbing

adalah sebagai fasilitator.

3. Para orang tua dihimbau untuk meningkatkan ilmu dengan cara mencari

dan membaca buku-buku yang berkaitan langsung dengan dunia

pendidikan anak. Orang tua juga perlu berusaha keras meningkatkan

partipasinya melalui teladan hidup sehari-hari. Demi keberhasilan katekese

diperlukan adanya pertobatan dari orang tua, sehingga setelah mengikuti

katekese ini peserta menyadari bahwa dirinya adalah mitra bagi anaknya.

Untuk itu orang tua perlu membangun keakraban dengan anaknya,

memberikan perhatian, dan saling menyayangi.

Page 99: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

83

4. Dimohon pula agar Romo Paroki membeli atau menyediakan buku-buku

di perpustakaan paroki tentang teori-teori pendidikan modern sesuai

dengan perkembangan zaman, agar dengan mudah umat meminjam buku-

buku tersebut guna meningkatkan pengetahuan mereka.

Penulis berharap dengan katekese ini para orang tua merasa terbantu dan

semakin meningkatkan partisipasinya dalam mendidik anak-anaknya, karena

pendidikan anak merupakan tanggung jawab mereka sebagai pendidik yang

pertama dan utama.

Page 100: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

84

DAFTAR PUSTAKA

Allen Shelly, Judith. (1982). Kebutuhan Rohani Anak: Pedoman untuk OrangTua, Guru dan Perawat. Bandung: Kalam Hidup.

Cooke, Bernard, S.J. (1972). Seri Puskat No.99. Iman dan Keluarga-keluargaKristen. Yogyakarta: Puskat

Dokumen Konsili Vatikan II, (1988). (terjemahan R. Hardawiryana SJ). Jakarta:Dokumen dan Penerangan KWI.

Hasil Pertemuan Kateketik Antar Keuskupan Se-Indonesia II dalam Huber. Th.SJ. (1980). Katekese Umat Kanisius.

Heryatno, F.X. (2003). Pengantar PAK Sekolah. Diktat Mata Kuliah. Yogyakarta:IPPAK-USD.

__________ (2008). Pokok-pokok Pendidikan Agama Katolik Di Sekolah. BukuAjar Mahasiswa IPPAK-USD. Yogyakarta: IPPAK-USD.

Ismartono, I. (1998). "Repot Kalau Kita Memandang Anak-Anak Seperti TidakTahu Apa-Apa" dalam Laurike Mulyono dalam Quo VadisPendidikan Agama Katolik di Sekolah Dasar. Jakarta: KomisiKateketik KWI.

Kamaruizaman. (2003). Kamus Ilmiah Serapan Disertai Entri Tambahan DanPedoman Umum Pembentukkan Istilah. Yogyakarta: Absolut.

Kartini Kartono. (1995).Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung:Mandar Maju.

Komisi Kateketik KWI (1995). Pedoman Gereja Katolik Indonesia. Yogyakarta:Kanisius

Kosoema, Doni A. "Pendidikan Keluarga dan Salus Publica" dalam KOMPAS, 22Desember 2003.

Kristianto, Y. (2004). Teori PAK PM. Diktat Mata Kuliah. Yogyakarta: IPPAK-USD.

Kursus Kader Katolik, Seri III/5. Hak Mendidik. Jakarta.Lawrence E. PH. D. (1999). Mengajarkan Emotional Intelegence. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.Mangunharjana, A. (1986). Pembinaan: Arti dan Metodenya. Yogyakarta:

Kanisius.Mardalis. (1989). Metode Penelitian Suatu Penelitian Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.Nasution, Thamrin (1985); Peranan Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Anak. Jakarta: P.T. BPK Gunung Mulia.Psikologi Umum. (1997). Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.Purwanto, N.M. (1995). Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 101: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

85

Sahlan Syafei, M. (2002). Bagaimana Anda Mendidik Anak. Jakarta: GhaliaIndonesia.

Setiadi, Bernadete. (1998). "Penanaman Nilai-Nilai Adalah Tujuan PendidikanAgama" dalam Laurike Mulyono dalam Quo Vadis PendidikanAgama Katolik di Sekolah Dasar. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Setyakarjana, J.S. (1997). Kateketik Pendidikan Dasar. Yogyakarta: Puskat.Shalahuddin Mahfud. (1990). Pengantar Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT

Bina Ilmu Offset.Soetrisno, Mudji (1998). "Pelajaran Agama, Simpang Jalan Kesulitan" dalam

Laurike Mulyono dalam Quo Vadis Pendidikan Agama Katolik diSekolah Dasar. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.

Stainback, William & Stainback, Susan. (1999) Bagaimana Membantu AnakAnda Berhasil di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.

Suban Tukan, Johan & Gabriella, Sr. PRR (1991). Katekese Keluarga: SebuahPengantar. Jakarta: Luceat.

Sumadi Suryabrata. (1993). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada._________ (1983). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rajawali Pers.Sumarno Ds., M. (2004). Praktek Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama

Katolik Paroki. Diktat mata Kuliah. Yogyakarta: IPPAK-USD.Sukardi, Ph. D. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan

Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.Supolo, Sitepu Henny. "Keluarga, Pendidikan Utama Bagi Anak" dalam

KOMPAS, 24 Mei 1999.Syamsu Yusuf, LN. (1998). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Tim Penyusunan Kamus Pusat Bahasa, ed.3-cet 3. (2005). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Winkel, W.S. (1991). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo.Yohanes Paulus II,. (1993). Famuliaris Consortio. (terjemahan R. Hardawiryana

SJ). Jakarta: Dokumen dan Penerangan KWI.

Page 102: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

86

LAMPIRAN

Page 103: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(1)

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian

PETUNJUK PENGISIAN :

a. Bacalah masing-masing pernyataan berikut dengan teliti. Kemudian berilah tandasilang (X) yang sesuai dengan pendapat Anda !Alternatif jawaban adalah sebagai berikut :1. Selalu2. Kadang-kadang3. Tidak Pernah

Contoh :NO PERNYATAAN Selalu Kadang-

kadangTidak

Pernah1 Orang tua Anda menyarankan

supaya Anda rajin belajarx

Keterangan :Dengan memberikan tanda silang (X) pada kolom yang telah tersedia berarti Andatelah memberikan jawaban dari pernyataan tersebut.

b. Jawablah semua pernyataan berikut dan periksalah kembali jawabab Anda sebelumdi kumpulkan.

Page 104: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(2)

Nama : ___________________________________No : ___________________________________

NO PERNYATAAN Selalu Kadang-kadang

TidakPernah

1 Orang tua anda memenuhi setiap permintaananda yang berhubungan dengan alat tulis menulis

2 Orang tua anda memenuhi setiap permintaanAnda yang berhubungan dengan buku agamaKatolik yang disarankan oleh bapak/ibu guruuntuk dimiliki

3 Jika ada PR agama Katolik, maka orang tua andamenanyakan apakah sudah dikerjakan

4 Setiap belajar di rumah, orang tua andamengawasi apa yang anda pelajari

5 Ketika jam belajar di rumah, orang tua andamenanyakan kapan anda ulangan atau ujianagama Katolik di sekolah

6 Sepulang sekolah orang tua menanyakan kepadaanda apakah materi pelajaran agama Katolikyang telah diajarkan guru sudah dapat dimengerti

7 Sepulang sekolah orang tua menanyakan kepadaanda apakah ada PR (Pekerjaan Rumah) agamaKatolik yang diberikan guru di sekolah

8 Jika anda memberitahu hasil ulangan agamaKatolik yang telah dibagikan guru, maka orangtua anda melihat hasilnya

9 Orang tua anda menanyakan hasil ulangan agamaKatolik di sekolah

10 Orang tua anda membantu membuatkan jadwalbelajar di rumah

11 Orang tua anda mengingatkan waktu belajar anda

12 Orang tua anda memberi nasihat jika hasilulangan agama Katolik anda kurang atau jelek

13 Orang tua anda menjanjikan hadiah jika ulanganagama Katolik anda bagus

14 Orangtua anda menegur jika seharian anda hanyamenonton TV dan tidak belajar

15 Ketika anda sedang belajar, orang tua anda punikut belajar

16 Orang tua anda selalu menanyakan hasil setiapPR yang dikumpulkan

17 Jika anda memberitahu hasil PR agama Katolikyang telah dibagikan guru, orang tua anda selalumelihat hasilnya

Page 105: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(3)

18 Orang tua anda menanyakan kesulitan-kesulitanyang anda hadapi dalam belajar agama Katolik

19 Jika orang tua anda di rumah dan andamengerjakan PR agama Katolik, orang tua selalumenanyakan apakah ada kesulitan dalammenyelesaikannya

20 Orang tua anda mendengarkan kesulitan-kesulitan dan keluhan yang anda hadapi tentangpelajaran agama Katolik

21 Setiap anda mengalami kesulitan dalam pelajaranagama Katolik, maka orang tua anda ikut sertamembantu memecahkan kesulitan-kesulitan yangdihadapi

22 Jika ada PR agama Katolik dan orang tua andaberada di rumah, maka orang tua anda membantumenjelaskan cara menyelesaikan PR tersebut

23 Orang tua Anda ikut mendampingi anda dalambelajar agama Katolik dirumah

24 Untuk meningkatkan kemampuan menguasaimateri agama Katolik, orang tua andamenyarankan untuk lebih giat dan lebih rajinmengerjakan soal-soal latihan agama Katolik.

25 Orang tua anda menyarankan supaya andamembentuk kelompok belajar

26 Orang tua menyarankan kepada anda kalaubelajar harus dalam suasana tenang dan penuhperhatian terhadap apa yang sedang dipelajari

27 Orang tua anda mengusahakan agar suasanatenang pada saat anda sedang belajar

28 Jika anda sedang belajar, keluarga andamematikan TV dan radio

29 Orang tua anda memberikan kamar belajar yangnyaman untuk anda belajar

30 Orang tua anda mengasihi dan menyayangi anda

Page 106: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(4)

Lampiran 2: Nama Siswa-siswi Kelas V (Lima) SD Kanisius Wates Kulon Progo

No Nama Siswa-siswi Kelas V (Lima) SD Kanisius Wates KP1. Mikael Dia Wardana2. Angela Merici Tri Utami3. F. Windi Oktasari4. Gregorius Sri Wendy Yanto5. Maria Ekayanti Surya Pratiwi6. L. Dwi Kris Tanti7. A. Ferilia Krisna A.8. Robertus Tri Pambudi9. Y. Budiyanto J.B10. P. Jumal Naiboha11. Monica Ratri Rikalaningtyas12. Domosus Rika Prijono13. R. Krisnandha W.14. Tisa Pratiwi15. Junarman16. Yohana Putri Pamundi17. Andre Da Silva18. M. Novena Advent Putranta19. Aldeka Putra20. Daniel Cahya Pratama21. P. Setyowati22. Elizabeth Nita23. Yosephine Niken Proborini24. Florensius Wahyu Indar Y.25. Clara Denisa Hery Perdana

Page 107: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(5)

Lampiran 3 : Wawancara

Nama : Theresia Maria SukidjemUmur : 45 TahunPekerjaan : PNSAlamat : Sebokarang Triharjo Wates KP

P: Menurut Ibu siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga?R: Orang tua, karena waktu yang dihabiskan anak lebih banyak bersama dengan orang

tua. Jadi menurut saya orang tualah pendidik yang pertama dalam keluarga.P: Apakah Ibu memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan alat tulis menulis?R: Ya, karena tanpa semua itu anak tentu tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.P: Kalau nilai ulangan atau PR anak ibu jelek, apakah ibu akan memberikan hukuman

kepada anak?R: Saya tidak pernah menghukumnya, takutnya nanti anak jadi takut. Menurut saya anak

cukup diberikan nasehat, minta kepada anak untuk lebih giat belajarnya dan kalau adakesulitan dalam belajar tanya pada bapak/ibu guru atau pada orang tua.

P: Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah Ibu berikan kepada anakkhususnya di dalam Pendidikan Agama Katolik?

R: Partisipasi saya sebagai orang tua misalnya: mendorong anak aktif dalam mengikutikegiatan gereja, mendorong anak untuk mengikuti sembahyangan di lingkungan,membimbing anak untuk selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan aktifitasnya,mendorong anak untuk lebih giat belajar,

P: Apakah ada hambatan dan kesulitan yang Ibu alami dalam Pendidikan AgamaKatolik anak Anda?

R: Hambantan atau kesulitan saya: menjawab soal-soal tentang Kitab Suci, dan membagiwaktu untuk mendampingi anak belajar dirumah, karena saya juga kadang banyakpekerjaan di kantor.

Page 108: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(6)

Lampiran 4 : Wawancara

Nama : Yustinus SupardjonoUmur : 65 TahunPekerjaan : Pensiunan Pegawai Pemerintah DaerahAlamat : Kriyanan RT: 30, RW: 14 Wates Kulon Progo

P: Menurut Bapak siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga?T: Orang tua, sebab orang tua atau keluarga merupakan basis pendidikan, keteladanan

sejak anak masih dalam kandungan.P: Apakah bapak memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan alat tulis

menulis?T: Saya selalu membelikan kebutuhan anak apalagi kebutuhan tersebut untuk sekolah,

karena alat tulis menulis merupakan sarana yang penting atau pokok dalam belajaranak.

P: Kalau nilai ulangan atau PR anak Bapak jelek, apakah Bapak akan memberikanhukuman kepada anak?

T: Tidak pernah, saya selalu memberinya motivasi atau dorongan bagi anak untukmeningkatkan frekuensi belajar.

P: Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah Bapak berikan kepada anakkhususnya di dalam Pendidikan Agama Katolik?

T: Doa bersama baik di rumah dan di lingkungan, membelikan buku-buku yangdibutuhkan, menemani anak saat belajar.

P: Apakah ada hambatan dan kesulitan yang Bapak alami dalam Pendidikan AgamaKatolik anak Anda?

T: Kurangnya pengetahuan saya tentang agama Katolik, anak sulit memahami pelajaranagama Katolik

Page 109: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(7)

Lampiran 5 : Wawancara

Nama : Fl. SunardiUmur : 36 TahunPekerjaan : WiraswastaAlamat : Driyan Wates Kulon Progo

P: Menurut Bapak siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga?T: Orang tua, sebab waktu bersama terbanyak di dalam keluargaP: Apakah bapak memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan alat tulis

menulis?T: Saya selalu membelikan, karena alat tulis menulis sangat penting, tapi sayangnya alat

tulisnya sering hilang.P: Kalau nilai ulangan atau PR anak Bapak jelek, apakah Bapak akan memberikan

hukuman kepada anak?T: Tidak pernah, karena anak yang sering dimarahi atau diberi hukuman menyebabkan

anak takut. Bagi saya anak cukup diberi dukungan untuk belajar lebih tekun agarnilainya tidak jelek lagi.

P: Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah Bapak berikan kepada anakkhususnya di dalam Pendidikan Agama Katolik?

T: Memberikan pengarahan, menyuruh anak ikut kegiatan misdinar, memberikansemangat untuk selalu giat belajar agar cita-citanya tercapai, membantu kesulitan-kesulitan anak dalam mengerjakan PR

P: Apakah ada hambatan dan kesulitan yang Bapak alami dalam Pendidikan AgamaKatolik anak Anda?

T: Kurangnya fasilitas belajar di rumah, anak umumnya belum mengimani agamasepenuhnya

Page 110: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(8)

Lampiran 6 : Wawancara

Nama : Y. SutrisnoUmur : 50 TahunPekerjaan : GuruAlamat : Sebokarang Triharjo Wates Kulon Progo

P: Menurut Bapak siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga?T: Orang tua, sebab anak lebih banyak tinggal di rumahP: Apakah Bapak memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan alat tulis

menulis?T: Saya selalu membelikan, karena merupakan kebutuhan utama bagi anak-anak.P: Kalau nilai ulangan atau PR anak Bapak jelek, apakah Bapak akan memberikan

hukuman kepada anak?T: Tidak pernah, karena dengan memarahi anak itu tidak menyelesaikan masalahP: Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah Bapak berikan kepada anak

khususnya di dalam Pendidikan Agama Katolik?T: Membelikan buku dan peralatan tulis, membantu jika ada kesulitan dalam belajar.P: Apakah ada hambatan dan kesulitan yang Bapak alami dalam Pendidikan Agama

Katolik anak Anda?T: Kadang-kadang saya tidak bisa memahami isi buku agama Katolik sehingga saya

agak kesulitan di dalam mengajari anak saya.

Page 111: PARTISIPASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN AGAMA … fileLebih buruknya lagi karena keterbatasan latar belakang pendidikan orang tua mengakibatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan orang

(9)

Lampiran 7 : Wawancara

Nama : Cicilia SriningsihUmur : 34 TahunPekerjaan : GuruAlamat : Margosari

P: Menurut Ibu siapakah pendidik yang pertama dan utama dalam keluarga?T: Orang tua, karena waktu yang paling banyak dinikmati anak bersama orang tua.P: Apakah Ibu memenuhi kebutuhan anak yang berhubungan dengan alat tulis menulis?T: Ya, karena sangat penting dalam menunjang proses belajar mengajar.P: Kalau nilai ulangan atau PR anak Ibu jelek, apakah Ibu akan memberikan hukuman

kepada anak?T: Tidak pernah, karena memberikan hukuman bukan jalan yang terbaik. Sebagai orang

tua kita harus menghargai kemampuan anak dan yang perlu kita lakukan adalahmemberikan semangat kepada anak untuk giat belajar agar nilainya nanti tidak jeleklagi.

P: Partisipasi atau peran serta apa sajakah yang telah Bapak berikan kepada anakkhususnya di dalam Pendidikan Agama Katolik?

T: Memberikan motivasi belajar, membelikan buku yang diperlukan anak dalam belajaragama Katolik, menyuruh anak agar rajin berdoa.

P: Apakah ada hambatan dan kesulitan yang Bapak alami dalam Pendidikan AgamaKatolik anak Anda?

T: Terbatasnya pengetahuan saya, dan sulitnya membagi waktu untuk mendampingianak belajar di rumah.