persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan...

27
BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Konsep Diri 2.1.1 Pengertian Konsep Diri Pengertian konsep diri menurut Jalaludin Rahmat (1996: 125) yaitu “Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi juga penilaian kita”. Pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu pada persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman dan persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya. Rochman Natawidjaya (1979:102) menjelaskan bahwa “konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain”. Konsep diri juga merupakan “gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F Calhoun, 1995: 90). Menurut Hurlock (1994) yang dimaksud konsep diri adalah kesan (image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995) berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif

Upload: vuongkhuong

Post on 03-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep Diri

2.1.1 Pengertian Konsep Diri

Pengertian konsep diri menurut Jalaludin Rahmat (1996: 125) yaitu

“Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat

psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif, tetapi

juga penilaian kita”. Pengertian konsep diri dalam istilah umum mengacu pada

persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri. Persepsi ini terbentuk melalui

kesimpulan-kesimpulan yang diambil berdasarkan pengalaman-pengalaman dan

persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan punishment yang

diberikan oleh seseorang yang berarti dalam kehidupannya.

Rochman Natawidjaya (1979:102) menjelaskan bahwa “konsep diri

adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya,

tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungannya dengan orang lain”. Konsep diri

juga merupakan “gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan

tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri” (James F

Calhoun, 1995: 90).

Menurut Hurlock (1994) yang dimaksud konsep diri adalah kesan

(image) individu mengenai karakteristik dirinya, yang mencakup karakteristik

fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievement. Clara R Pudjijogyanti (1995)

berpendapat bahwa konsep diri merupakan salah satu faktor yang menentukan

apakah seseorang akan berperilaku negatif atau tidak, sebab perilaku negatif

Page 2: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

merupakan perwujudan adanya gangguan dalam usaha pencapaian harga diri.

Apabila seseorang remaja gagal dalam pencapaian harga diri, maka ia akan

merasa kecewa terhadap keadaan diri dan lingkungannya. Ia akan memandang

dirinya dengan sikap negatif, sebaliknya apabila seorang remaja berhasil dalam

mencapai harga dirinya, maka ia akan merasa puas dengan dirinya maupun

terhadap lingkungannya.

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa konsep

diri adalah pandangan menyeluruh tentang diri sendiri baik mengenai karakteristik

kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip hidup, moralitas, kelemahan dan

potensinya yang terbentuk dari pengalaman dan interaksinya dengan orang lain,

yang dapat membantu seseorang atau individu dalam mengaktualisasikan diri

secara bebas dan bertanggung jawab dalam mencapai suatu tujuan seperti apa

yang diharapkan. Dalam berwirausaha hal pengenalan diri melalui konsep diri ini

berguna untuk dapat mengenali lingkungan, melihat peluang serta menggunakan

sumber daya guna memanfaatkan peluang tersebut dalam batas resiko yang

tertanggungkan untuk mencapai nilai tambah.

2.1.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Konsep diri bukan merupakan faktor bawaan sejak lahir, melainkan

faktor yang dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan

dengan individu lain (Pudjijogyanti,1995:12). Setiap individu itu akan menerima

tanggapan-tanggapan yangt akan dijadikan cermin menilai dan memandang

dirinya. Orang yang pertama kali dikenal oleh individu adalah orang tua dan

anggota yang ada dalam keluarga. Setelah individu mampu melepaskan diri dari

Page 3: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

ketergantungannya dengan keluarga, ia akan berinteraksi dengan lingkungan yang

lebih luas sehingga akan membentuk suatu gambaran diri dalam individu tersebut.

Terbentuknya konsep diri seseorang berasal dari interaksinya dengan

orang lain GH Mead (Clara R Pudijogyanti, 1995) mengatakan bahwa: Konsep

diri merupakan produk sosial yang dibentuk melalui proses internalisasi dan

organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman psikologis ini

merupakan hasil eksplorasi individu terhadap lingkungan fisiknya dan refleksi

dari dirinya yang diterima dari orang-orang penting disekitarnya. Individu

semenjak lahir dan mulai tumbuh mula-mula mengenal dirinya dengan mengenal

dahulu orang lain. Saat kita masih kecil, orang penting yang berada disekitar kita

adalah orang tua dan saudara-saudara. Bagaimana orang lain mengenal kita, akan

membentuk konsep diri kita, konsep diri dapat terbentuk karena berbagai faktor

baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut menjadi lebih

spesifik lagi dan akan berkaitan erat sekali dengan konsep diri yang akan

dikembangkan oleh individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri

tersebut yaitu:

1. Keadaan fisik

Keadaan fisik seseorang dapat mempengaruhi individu dalam menumbuhkan

konsep dirinya. Individu yang memiliki cacat tubuh cenderung memiliki

kelemahan-kelemahan tertentu dalam memandang keadaan dirinya, seperti

munculnya perasaan malu, minder, tidak berharga dan perasaan ganjil karena

melihat dirinya berbeda dengan orang lain.

Page 4: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

2. Kondisi keluarga

Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam membentuk konsep

diri anak. Perlakuan-perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak akan

membekas hingga anak menjelang dewasa dan membawa pengaruh terhadap

konsep diri anak baik konsep diri ke arah positif atau ke arah negatif. Cooper

Smith dalam Clara R Pudjijogyanti (1995) menjelaskan bahwa kondisi

keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri yang rendah.

Yang dimaksud dengan kondisi keluarga yang buruk adalah tidak adanya

pengertian antara orang tua dan anak, tidak adanya keserasian hubungan

antara ayah dan ibu, orang tua yang menikah lagi, serta kurangnya sikap

menerima dari orang tua terhadap keberadaan anak-anak. Sedangkan kondisi

keluarga yang baik dapat ditandai dengan adanya intregitas dan tenggang rasa

yang tinggi serta sikap positif dari anggota keluarga. Adanya kondisi

semacam itu menyebabkan anak memandang orang tua sebagai figure yang

berhasil dan menganggap orang tua dapat dipercaya sebagai tokoh yang dapat

mendukung dirinya dalam memecahkan seluruh persoalan hidupnya. Jadi

kondisi keluarga yang sehat dapat membuat anak menjadi lebih tegas, efektif,

serta percaya diri dalam mengatasi masalah kehidupan dirinya sebagai

pembentuk kepribadiannya.

3. Reaksi orang lain terhadap individu

Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan memandang individu sesuai dengan

pola perilaku yang ditunjukkan individu itu sendiri. Harry Stack Sullivan

(Jalaludin Rakhmat, 1996) menjelaskan bahwa jika kita diterima orang lain,

Page 5: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

dihormati dan disenangi karena keadaan diri kita, kita akan cenderung

bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya, bila orang lain

selalu meremehkan diri kita, menyalahkan kita dan menolak kita, kita

cenderung akan membenci diri kita.

4. Tuntutan orang tua terhadap anak

Pada umumnya orang tua selalu menuntut anak untuk menjadi individu yang

sangat diharapkan oleh mereka. Tuntutan yang dirasakan anak akan dianggap

sebagai tekanan dan hambatan jika tuntutan tersebut ternyata tidak dapat

dipenuhi oleh anak. Selain itu sikap orang tua yang berlebihan dalam

melindungi anak akan menyebabkan anak tidak dapat berkembang dan

mengakibatkan anak menjadi kurang tingkat percaya dirinya dan memiliki

konsep diri yang rendah.

5. Jenis kelamin, ras dan status sosial ekonomi

Konsep diri dapat dipengaruhi oleh ketiga hal tersebut. Clara R Pudjijogyanti

(1995) memberikan pendapatnya melalui penelitian-penelitian para ahli

bahwa berbagai hasil penelitian yang dilakukan tersebut membuktikan bahwa

kelompok ras minoritas dan kelompok sosial ekonomi rendah cenderung

mempunyai konsep diri yang rendah dibandingkan dengan kelompok ras

mayoritas dan kelompok sosial ekonomi tinggi, selain itu untuk jenis kelamin

terdapat perbedaan konsep diri antara perempuan dan laki-laki. Perempuan

mempunyai sumber konsep diri yang bersumber dari keadaan fisik dan

popularitas dirinya, sedangkan konsep diri laki-laki bersumber dari agresifitas

dan kekuatan dirinya. Dengan kata lain, wanita akan bersandar pada citra

Page 6: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

kewanitaannya dan laki-laki akan bersandar pada citra kelaki-lakiannya

dalam membentuk konsep dirinya masing-masing.

6. Keberhasilan dan kegagalan

Konsep diri dapat juga dipengaruhi oleh keberhasilan atau kegagalan yang

telah dialaminya. Keberhasilan dan kegagalan mempengaruhi penyesuaian

pribadi dan sosialnya dan ini berarti mempunyai pengaruh yang nyata

terhadap konsep dirinya. Keberhasilan akan mewujudkan suatu perasaan

bangga dan puas akan hasil yang telah dicapai dan sebaliknya rasa frustasi

bila menjadi gagal.

7. Orang-orang yang dekat dengan kita

Tidak semua individu mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri kita.

Ada yang paling berpengaruh, yaitu orang-orang yang paling dekat dengan

kita, yaitu yang disebut significant others, yaitu orang lain yang sangat

penting. Mereka adalah orang tua, saudara dan orang yang tinggal satu rumah

dengan kita. Dari mereka secara perlahan-lahan kita membentuk konsep diri

kita. Senyuman, pujian, penghargaan, pelukan mereka menyebabkan kita

menilai diri secara positif. Tetapi ejekan, cemoohan, hardikan membuat kita

menilai memandang diri secara negatif.

Dalam dimensi perkembangan, significant others meliputi semua orang

yang mempengaruhi perilaku, pikiran dan perasaan kita. Mereka mengarahkan

tindakan kita, membentuk pikiran dan menyentuh kita secara emosional. Ketika

kita tumbuh dewasa kita mencoba menghimpun penilaian semua orang yang

Page 7: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

pernah berhubungan dengan kita. Pandangan diri kita tentang keseluruhan

pandangan orang lain terhadap kita disebut “generalized others”.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, daapt disimpulkan bahwa

konsep diri tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu faktor dari

dalam individu itu sendiri seperti keadaan fisik, keadaan keluarga, persepsi orang

terhadap diri kita, tuntutan orang tua terhadap anak, orang-orang yang dekat

dalam lingkungan kita, dan persepsinya terhadap keberhasilan dan kegagalan.

2.1.3 Jenis – Jenis Konsep Diri

Konsep diri menurut James F Calhoun dan Joan Ross Acocella (1995)

jenisnya ada 2 yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif.

1. Konsep diri negatif

Muncul karena pandangan seseorang tentang dirinya sendiri benar-benar

tidak teratur. Dia tidak tahu apa kekuatan dan kelemahannya/ apa yang dia

hargai dalam hidupnya dan juga konsep diri yang terlalu teratur dengan kata

lain kaku. Hal ini terjadi mungkin karena di didik dengan sangat keras

sehingga individu tersebut menciptakan citra diri yang tidak mengijinkan

adanya penyimpangan dari hokum yang keras dan kaku yang dalam

pikirannya merupakan cara hidup yang tepat. Dalam kaitannya dengan

penilaian diri, konsep diri yang negatif merupakan penilaian negative

terhadap diri sendiri. Apapun yang diperoleh tampaknya tidak berharga

dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang lain. Jadi ciri konsep diri

yang negatif adalah pengetahuan yang tidak tepat tentang diri sendiri, harapan

Page 8: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

yang tidak realistis dan harga diri yang rendah. Ciri orang yang memiliki

konsep diri negatif adalah:

a. Individu mudah untuk marah dan naik pitam serta tahan terhadap kritikan

yang diterimanya.

b. Individu responsif sekali terhadap pujian yang diberikan oleh orang lain

pada dirinya.

c. Individu tidak pandai dan tidak sanggup untuk mengungkapkan

penghargaan/pengakuan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain.

d. Individu cenderung merasa tidak disenangi olah orang lain.

e. Individu bersikap pesimis terhadap kompetisi, keengganannya untuk

bersaing dengan orang lain dalam membuat.

2. Konsep diri positif

Orang dengan konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah

fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Konsep diri

positif cukup luas untuk menampung seluruh pengalaman seseorang, maka

penilaian tentang dirinya sendiri secara apa adanya. Hal ini tidak berarti

bahwa dia tidak pernah kecewa terhadap dirinya sendiri. Dengan menerima

dirinya sendiri, dia juga dapat menerima orang lain. Orang dengan konsep

diri positif akan mempunyai harapan dan merancang tujuan-tujuan yang

sesuai dengan dirinya dan realistis. Artinya memiliki kemungkinan besar

untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Ciri-ciri orang yang memiliki konsep

diri positif adalah:

a. Dapat menerima dan mengenal dirinya dengan baik.

Page 9: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

b. Dapat menyimpan informasi tentang dirinya sendiri baik itu informasi

yang positif maupun yang negatif. Jadi mereka dapat memahami dan

menerima fakta yang bermaca-macam tentang dirinya.

c. Dapat menyerap pengalaman masalahnya.

d. Apabila mereka memiliki pengharapan selalu merancang tujuan-tujuan

yang sesuai dan realistis.

e. Selalu memiliki ide yang diberikannya pada kehidupannya dan bagaimana

seharusnya dirinya mendekati dunia.

f. Individu meyadari bahwa tiap orang memiliki perasaan, keingimana dan

perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat.

2.2 Prestasi Belajar Kewirausahaan

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar Kewirausahaan

Menurut Arifin (1991:3) prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan

sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal. Sedangkan dalam Kamus

Umum Bahasa Indonesia oleh Poerwodarminto (1995:787) yang dimaksud

dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan,

dikerjakan, dan sebagainya.

Adapun menurut Tu’us (2004:75) prestasi merupakan hasil yang dicapai

seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Sementara prestasi

belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh dosen.

Page 10: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Suryana (2003:8) memberikan batasan bahwa ilmu kewirausahaan adalah

suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan dan perilaku

seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan

berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Berdasarkan uraian pengertian yang telah disebutkan maka dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar kewirausahaan siswa terfokus pada nilai atau

angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran kewirausahaan di sekolah.

Nilai tersebut dilihat oleh guru untuk mengukur penguasaan pengetahuan siswa.

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Arikunto (1990), secara garis besar faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri manusia, yaitu faktor biologis

dan faktor psikologis. Faktor biologis terdiri dari usia, kematangan dan

kesehatan. Sedangkan yang termasuk dalam faktor psikologis adalah

kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar.

2. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri manusia, yaitu faktor manusia

(human) dan faktor non manusia. Faktor manusia dapat berasal dari

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan faktor non manusia

dapat berupa benda, hewan dan lingkungan fisik.

Menurut Merson U. Sangalang, faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi yang dikutip oleh Kartini Kartono dalam Tu’us (2004:778-81) adalah

sebagai berikut :

Page 11: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

1. Faktor Kecerdasan

Dalam Macmilin Dictionary, Intellegence (kecerdasan) diberi arti sebagai

ability to learn from experience, to solve problem rationally, and to modify

behaviour with changes inenviroment, faculty of understending and

reasoning.

Rumusan tersebut menunjukan bahwa kecerdasan menyangkut kemampuan

yang luas, tidak hanya kemampuan memahami, mengerti, memecahkan

problem, tetapi termasuk kemampuan mengatur perilaku berhadapan dengan

lingkungan yang berubah dan kemampuan belajar dari pengalamannya.

Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki seorang siswa sangat menentukan

keberhasilannya mencapai prestasi belajar.

2. Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawanya sejak

lahir, yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Bakat dari tiap orang

berbeda satu sama lain. Agar memperoleh prestasi yang tinggi sebaiknya

diberikan kebebasan bagi setiap orang untuk belajar sesuai dengan bakat yang

dimiliki.

3. Faktor minat dan perhatian

Minat dan perhatian mempunyai hubungan yang sangat erat. Seorang siswa

yang memiliki minat pada suatu pelajaran biasanya cenderung untuk

memperhatikannya dengan baik. Minat dan perhatian yang tinggi akan

memberi dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

Page 12: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

4. Faktor motif

Dalam belajar, kalau siswa mempunyai motif yang baik dan kuat, hal itu akan

memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi yang tinggi.

5. Faktor cara belajar

Keberhasilan studi siswa dipengaruhi juga oleh belajar siswa. Cara belajar

yang efisien memungkinkan mencapai prestasi lebih tinggi dibandingkan

dengan cara belajar yang tidak efisien

6. Faktor sekolah

Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi pengaruh

pada prestasi belajar siswa. Situasi yang kondusif, hubungan dan komunikasi

perorang di sekolah berjalan baik,metode pembelajaran aktif-interaktif,

sarana penunjang cukup memadai dan siswa tertib disiplin akan mendorong

siswa saling berkompetisi dalam pembelajaran yang diharapkan hasil belajar

yang diperoleh tinggi.

Jadi, prestasi yang dicapai oleh seseorang ditentukan oleh berbagai

macam faktor, baik faktor dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa.

2.2.3 Pengukuran Prestasi Belajar Kewirausahaan

Prestasi belajar kewirausahaan adalah nilai atau angka yang dicapai

siswa dalam proses pembelajaran kewirausahaan di sekolah. Nilai tersebut dilihat

oleh guru untuk mengukur penguasaan pengetahuan siswa. Prestasi belajar mata

diklat kewirausahaan diukur dari nilai hasil belajar selama satu semester yang

diperoleh siswa dan dinyatakan dalam angka 0 – 100.

Page 13: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

2.3 Lingkungan Keluarga

2.3.1 Pengertian Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah ibu bapak dengan anak-anaknya; seisi rumah yang

menjadi tanggungan. (Poerwodarminto,1989:413). Keluarga merupakan tempat

pendidikan yang pertama dan utama bagi anak. Selain itu keluarga juga

merupakan fondasi primer bagi perkembangan anak, karena keluarga merupakan

tempat anak untuk menghabiskan sebagian besar waktu dalam kehidupannya.

Keluarga juga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki manusia

sebagai makhluk sosial, yang ditandai adanya kerjasama.

Suasana atau iklim psikologis keluarga akan tampak dalam hubungan

sikap dan perilaku antara kedua orang tua dan perlakuan orang tua terhadap anak.

Kehidupan dalam keluarga banyak dipengaruhi oleh proses interaksi dan faktor-

faktor tertentu yang memunculkan suatu suasana atau iklim didalam pola perilaku

sehari-hari dengan anggota lainnya di keluarga. Salah satu faktor tersebut yaitu

suasana psikologis yang dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Ada beberapa

pandangan atau anggapan mengenai keluarga.

Menurut Sigmund Freud dalam (Ahmadi, 1999:95) bahwa keluarga itu

terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Dengan demikian keluarga

merupakan manifesitasi dari pada dorongan seksual suami istri. Sedangkan

Durkheim berpendapat bahwa kelurga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-

faktor politik, ekonomi dan lingkungan. Soelaeman (1994:19) menyatakan bahwa

secara umum fungsi keluarga meliputi: pengaturan seksual, reproduksi,

Page 14: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

sosialisasi, pemeliharaan, penempatan anak dalam masyarakat, pemuas kebutuhan

perseorangan dan control sosial.

Mustafa (Ayah Bunda, 1986: 6) mengemukakan mengenai pengertian

keluarga yaitu, bahwa keluarga adalah kesatuan dari pribadi-pribadi yang ada

hubungan karena pernikahan, kelahiran yang berinteraksi dengan tujuan pokok

menciptakan dan memelihara norma-norma kebudayaan dan mendorong

perkembangan fisik, mental dan emosi setiap anggotanya.

Jadi yang dimaksud orang tua atau keluarga dalam penelitian ini bahwa

keluarga merupakan kelompok sosial pertama yang mewarnai pribadi anak. Di

dalam keluarga akan ditanamkan nilai-nilai norma hidup dan pada akhirnya akan

dipakai oleh anak dalam menumbuhkan pribadi dan harapannya di masa

mendatang.

2.3.2 Faktor-faktor dalam lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha. Adapun faktor-faktor yang

terkandung dalam keluarga menurut Slameto (2003) adalah sebagai berikut :

1. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap cara belajar

dan berpikir anak. Ada orang tua yang mendidik secara diktator militer, ada

yang demokratis dan ada juga keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat

setiap keluarga.

Page 15: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

2. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan

anak-anaknya. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu adanya

relasi yang baik didalam keluarga. Hubungan yang baik adalah hubungan

yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan untuk

mensukseskan belajar anak.

3. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagi situasi atau kejadian-kejadian yang

sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana

rumah merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang

disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan

memberi ketenangan pada anak yang belajar. Suasana rumah yang tegang,

ribut dan sering terjadi cekcok pertengkaran antar anggota keluarga atau

dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar

rumah dan akibatnya belajar kacau sehingga untuk memikirkan masa

depannya pun tidaklah terkonsentrasi dengan baik.

4. Keadaan ekonomi keluarga

Pada keluarga yang kondisi ekonominya relatif kurang, menyebabkan orang

tua tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok anak. Tak jarang faktor

kesulitan ekonomi justru menjadi motivator atau pendorong anak untuk lebih

berhasil. Adapun pada keluarga yang ekonominya berlebihan, orang tua

cenderung mampu memenuhi segala kebutuhan anak termasuk masalah

pendidikan anak termasuk bisa melanjutkan sampai ke jenjang yang tinggi.

Page 16: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Kadangkala kondisi serba berkecukupan tersebut membuat orang tua kurang

perhatian pada anak karena sudah merasa memenuhi semua kebutuhan

anaknya, akibatnya anak menjadi malas untuk belajar dan prestasi yang

diperoleh tidak akan baik

5. Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Kadang-kadang

anak mengalami lemah semangat, maka orang tua wajib memberi pengertian

dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak

baik di sekolah maupun di masyarakat. Hal ini penting untuk tetap

menumbuhkan rasa percaya dirinya.

6. Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

anak dalam kehidupannya. Kepada anak perlu di tanamkan kebiasaan-

kebiasan dan diberi contoh figur yang baik, agar mendorong anak untuk

menjadi semangat dalam meniti masa depan dan kariernya ke depan. Hal ini

juga dijelaskan oleh Soemanto dalam Supartono (2004) yang mengatakan

bahwa cara orang tua dalam meraih suatu keberhasilan dalam pekerjaannya

merupakan modal yag baik untuk melatih minat, kecakapan dan kemampuan

nilai-nilai tertentu yang berhubungan dengan pekerjaan yang diingini anak.

Alex Sobur (2003) menyatakan bahwa faktor keluarga sebagai penentu

keberhasilan siswa terdiri dari :

Page 17: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

1. Kondisi Ekonomi Keluarga

Faktor ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap kelangsungan kehidupan

keluarga. Faktor kekurangan ekonomi menyebabkan suasana rumah menjadi

muram sehingga anak kehilangan gairah untuk belajar. Namun, faktor

kesulitan ini bisa juga malah menjadi pendorong bagi anak untuk berhasil.

Kadangkala keadaan ekonomi yang berlebihan menyebabkan orang tua

menjadi kurang perhatian terhadap belajar anak karena merasa telah

memenuhi semua kebutuhan anak, sehingga anak malas belajar dan mandiri

sehingga cenderung menganggap ”santai” masa depannya termasuk dalam hal

masalah karier.

2. Hubungan emosional orang tua dan anak

Hubungan emosional antara orang tua dan anak juga berpengaruh dalam

keberhasilan anak. Sebaiknya orang tua menciptakan hubungan yang

harmonis dengan anak. Hubungan orang tua dan anak jangan acuh tak acuh

karena akan menyebabkan anak menjadi frustasi. Orang tua terlalu keras akan

menyebabkan hubungan orang tua akan menjadi “jauh”. Atau hubungan yang

terlalu dekat antara anak dan orang tua akan mengakibatkan anak selalu

“bergantung”.

3. Cara mendidik orang tua

Ada keluarga yang mendidik anaknya secar diktator militer, ada yang

demokratis yang menerima semua pendapat anggota keluarga, tetapi ada juga

keluarga yang acuh tak acuh dengan pendapat setiap anggota keluarga.

Page 18: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Cara orang tua dalam mendidik anaknya akan berepengaruh terhadap cara

belajar dan hasil belajar yang diperoleh seseorang.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang menentukan keberhasilan seseorang dalam belajar dan mempengaruhi cara

berpikir dan bersikap serta pandangan terhadap masa depannya termasuk dalam

pilihan kariernya yang berasal dari keluarga adalah :

a. Cara orang tua mendidik

b. Keadaan ekonomi keluarga

c. Hubungan antar anggota keluarga

d. Pengertian / pemahaman orang tua terhadap anak

e. Latar belakang budaya

2.4 Minat Berwirausaha

2.4.1 Pengertian Minat Berwirausaha

Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau

aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya (Djaali, 2008). Jika

seseorang telah melaksanakan kesungguhannya kepada suatu objek maka minat

ini akan menuntun seseorang untuk memperhatikan lebih rinci dan mempunyai

keinginan untuk ikut atau memiliki objek tersebut.

Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang mendorongnya

untuk memperoleh sesuatu atau untuk mencapai suatu tujuan, sehingga minat

mengandung unsur keinginan untuk mengetahui dan mempelajari dari sesuatu

Page 19: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

yang diinginkannya itu sebagai kebutuhannya. Minat diartikan sebagai suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi

yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya

sendiri. Oleh sebab itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu akan

membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan

dengan kepentingannya sendiri. Minat merupakan suatu keinginan yang

cenderung menetap pada diri seseorang untuk mengarahkan pada suatu pilihan

tertentu sebagai kebutuhannya, kemudian dilanjutkan untuk diwujudkan dalam

tindakan nyata dengan adanya perhatian pada objek yang diinginkannya itu untuk

mencari informasi sebagai wawasan bagi dirinya.

Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan

kesadaran seseorang yang dapat menimbulkan adanya keinginan. Keinginan yang

timbul dalam diri individu tersebut dinyatakan dengan suka atau tidak suka,

senang atau tidak senang terhadap sesuatu obyek atau keinginan yang akan

memuaskan kebutuhan.

Menururt Bygrave dalam Suryana (2010) wirausaha adalah orang yang

memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar peluang

itu. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Meredith dalam Suryana (2010)

mengemukakan bahwa wirausaha juga dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk melihat dan menilai peluang-peluang bisnis, mengumpulkan sumber daya

yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dari padanya dan mengambil

tindakan yang tepat guna menghasilkan keuntungan dari peluang tersebut.

Page 20: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Adapun menurut pendapat Tropman dan Morningstar dalam Sumarni

(2006) mengemukakan bahwa wirausaha adalah kombinasi dari pemikir dan

pelaksana yang melihat peluang untuk produk dan jasa baru, suatu pendekatan

baru, suatu kebijakan baru, atau cara baru untuk memecahkan masalah-masalah

sekaligus berbuat sesuatu dengan apa yang dilihatnya hingga memberikan suatu

hasil keuntungan.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

berwirausaha adalah suatu kegiatan usaha yang melibatkan kemampuan untuk

melihat kesempatan-kesempatan usaha yang kemudian mengorganisisr, mengatur,

mengambil resiko, dan mengembangkan usaha yang diciptakan tersebut guna

meraih keuntungan.

Menurut uraian tentang minat dan wirausaha di atas, minat berwirausaha

adalah kecenderungan hati dalam diri subyek untuk tertarik menciptakan suatu

usaha yang kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan

mengembangkan usaha yang diciptakannya tersebut.

2.4.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha

Minat berkaitan erat dengan perhatian. Oleh karena itu, minat merupakan

sesuatu hal yang sangat menetukan dalam setiap usaha, maka minat perlu

ditumbuh kembangkan pada diri setiap siswa. Minat tidak dibawa sejak lahir,

melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, sebagaimana yang dikutip dalam Ristanti (2002) yaitu:

Page 21: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

1. Kebutuhan Pendapatan

Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang

maupun barang. Berwirausaha dapat memberikan pendapatan yang dapat

digunakan untuk memenuhi hidupnya. Keinginan untuk memperoleh

pendapatan itulah yang akan menimbulkan minat seseorang untuk

berwirausaha.

2. Harga Diri

Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikaruniai

akal, pikiran dan perasaan. Hal ini menyebabkan manusia merasa butuh

dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha dalam suatu bidang usaha

dapat digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang karena dengan

usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan

menghindari ketergantungan terhadap orang lain. Keinginan untuk

meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan seseorang berminat

untuk berwirausaha.

3. Perasaan Senang

Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik

perasaan senang atau tidak senang (Ahmadi,1992:110). Perasaan erat

hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tangggapan perasaan seseorang

terhadap sesuatu hal yang sama tidaklah sama antara orang yang satu dengan

yang lain. Rasa senang berwirausaha akan diwujudkan dengan perhatian,

kemauan, dan kepuasan dalam bidang wirausaha. Hal ini berarti rasa senang

terhadap bidang wirausaha akan menimbulkan minat berwirausaha.

Page 22: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

4. Peluang

Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan

apa yang diinginkan atau menjadi harapannya. Suatu daerah yang

memberikan peluang usaha akan menimbulkan minat seseorang untuk

memanfaatkan peluang tersebut.

2.5 Definisi Operasional

Penelitian ini adalah meneliti pengaruh konsep diri, prestasi belajar

kewirausahaan, lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha di kalangan

siswa SMK Pelita Salatiga. Definisi secara operasionalnya yaitu pengaruh

pandangan menyeluruh tentang diri sendiri, nilai hasil belajar kewirausahaan yang

diperoleh siswa dalam proses pembelajaran di sekolah dan dukungan orang tua

dan anggota keluarga lainnya untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya

terhadap kecenderungan hati untuk tertarik menciptakan suatu usaha yang

kemudian mengorganisir, mengatur, menanggung resiko dan mengembangkan

usaha yang diciptakannya tersebut di kalangan siswa SMK Pelita Salatiga.

2.6 Kerangka Permodelan

Sumber daya manusia, dalam hal kaitannya dengan pekerjaan dewasa ini,

maka yang terjadi secara umum di Indonesia adalah adanya kesenjangan antara

jumlah lowongan pekerjaan yang ada dengan jumlah pencari kerja. Jumlah

pencari kerja selalu lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lowongan

pekerjaan yang ada. Hal ini berlangsung terus menerus setiap tahunnya. Oleh

karena itu, diperlukan adanya perubahan pemikiran dari masing-masing individu

Page 23: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

untuk dapat merubah orientasinya dari yang semula hanya menjadi pekerja ke

arah wirausaha.

Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya wirausaha dalam masa

pembangunan dewasa ini. Jiwa wirausaha sebagai salah satu modal untuk

berwirausaha perlu ditanamkan pada setiap individu, termasuk pada siswa tingkat

sekolah menengah kejuruan. Ini dikarenakan bahwa pada sekolah menengah

kejuruan ini merupakan sekolah tingkat menengah yang telah langsung

membekali para siswanya dengan berbagai pengetahuan yang diberikan dan

keterampilan melalui praktek lapangan, sehingga pengetahuan yang diberikan pun

telah terarah secara lebih khusus kepada penguasaan keterampilan pada bidang

tertentu sesuai program keahliannya, bukan hanya pengetahuan umum saja seperti

layaknya yang diberikan pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Oleh karena itu

potensi untuk menumbuhkan minat untuk berwirausaha sangat mungkin bagi

siswa sekolah menengah kejuruan khususnya bagi kelompok Bisnis Manajemen.

Dalam sekolah menengah kejuruan kelompok Bisnis Manajemen

memiliki beberapa program keahlian atau jurusan yaitu diantaranya adalah

akuntansi, sekretaris, dan penjualan. Semua jurusan ini memiliki potensi yang

sama untuk dapat menjadi pribadi yang mandiri dan dapat berwirausaha. Hal ini

sesuai dengan tujuan SMK yang menyebutkan bahwa SMK membekali peserta

didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam berkompetensi,

beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional di bidang

yang diminatinya. Selain itu juga membekali peserta didik denga ilmu

Page 24: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

pengetahuan, tekhnologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian

hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Agar siswa SMK ini memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu

berwirausaha, maka yang perlu didorong pertama kali adalah minat siswa untuk

berwirauasaha itu sendiri. Dengan adanya minat maka akan mendorong keinginan

siswa untuk memperhatikan secara sungguh-sungguh bidang wirausaha dan

nantinya diharapkan dengan minat yang dimilikinya itu akan mau terjun ke dunia

wirausaha itu sendiri karena telah mengetahui segi keuntungannya dan cara

melakukannya dengan baik

Untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha pada siswa SMK

tersebut maka ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai kontributor

untuk mempengaruhinya. Menurut Suryana (2010) bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan

faktor lingkungan.

Berdasarkan hal itu maka, faktor yang pertama yaitu bahwa untuk

menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah

konsep diri siswa itu sendiri sebagai faktor pribadi siswa. Hal ini disebabkan

karena didalam konsep diri siswa itu sendiri terkandung didalamnya mengenai

pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikapnya. Sehingga dengan

adanya konsep diri maka siswa dapat mengenali pribadi, potensi dan

kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, siswa dapat menemukan jati

dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan

yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat

Page 25: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena

mampu melihat peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi atau mendukung minat

berwirausaha adalah berasal dari sekolah itu sendiri, yaitu bahwa pihak sekolah

perlu membekali pengetahuan tentang kewirausahaan itu sendiri. Melalui

pengajaran kewirausahaan siswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu

membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat

dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi

dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada siswa

dapat dilihat pada nilai mata diklat kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan

seberapa besar perhatian siswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan

pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan yang akhirnya dharapkan

dengan minat terhadap mata diklat kewirausahaan ini akan menjadi faktor

pendorong bagi siswa untuk mau terjun secara langsung dalam berwirausaha dan

bukan hanya secara teori saja.

Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap minat

berwirausaha siswa adalah tentang lingkungan keluarga. Hal ini berdasarkan

bahwa keluarga merupakan lingkungan dimana anak pertama kali diberikan

penanaman nilai dan sikap bagi perkembanganya. Dalam hal kaitannya dengan

minat berwirausaha bahwa lingkugan keluarga dengan segala kondisi yang ada di

dalamnya dapat menunjang, membimbing dan mendorong siswa untuk memilih

pilhan karier bagi kehidupannya mendatang, termasuk pilihannya untuk

berwirausaha

Page 26: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga

dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan

sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu

pekerjaan. Minat tidaklah akan cukup kuat jika hanya dibina dan dibentuk melalui

pengalaman di sekolah dan masyarakat tanpa ada dorongan dan bimbingan dari

orang tua. Walaupun telah tumbuh minat yang kuat dalam diri siswa bahwa ia

akan mampu terjun ke suatu bidang pekerjaan sebagai wirausaha, jika tidak ada

dukungan orang tua yang kuat dan tidak menemukan figur yang

baik/menguntungkan bagi dirinya pada bidang yang ditekuni, maka kemungkinan

ia akan merasa kurang yakin kembali untuk dapat melakukannya bahkan tidak

mau lagi untuk meneruskan keinginan tersebut.

Untuk mempermudah pemikiran terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi minat berwirausaha pada siswa dapat ditunjukan dalam gambar

berikut :

X1Konsep Diri

X2Prestasi Belajar

X3Lingkungan

Keluarga

YMinat

Berwirausaha

Page 27: persepsi-persepsi terutama dipengaruhi oleh reward dan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/7429/2/T1_162006018_BAB II.pdfdirinya dengan sikap ... dalam mengaktualisasikan diri

Gambar 1

Kerangka Berpikir

2.7 Hipotesis

Dari uraian di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada pengaruh

antara konsep diri, prestasi belajar dan lingkungan terhadap minat berwirausaha

pada siswa SMK Pelita Salatiga”.