persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit

84
PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TANJUNG BOJO KECAMATAN BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT SKRIPSI ISNAWATI EES: 150697 Pembimbing Dr. Novi Mubyarto, SE., ME Drs. H. Muhsin Ruslan M. Ag PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019/1440 H

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MASYARAKAT

DESA TANJUNG BOJO KECAMATAN BATANG ASAM

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SKRIPSI

ISNAWATI

EES: 150697

Pembimbing

Dr. Novi Mubyarto, SE., ME

Drs. H. Muhsin Ruslan M. Ag

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019/1440 H

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

MOTTO

راًجَمِيْلًً فاَصْبِرْصَب ْArtinya: “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik”

(QS. Al-Maarij:5)1

1 Alqur’an dan terjemahan, Surah Al-Maarij: 5.

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

PERSEMBAHAN

Bismillahirrohmanirrohim

“Dan seandainya semua pohon yang ada dibumi ini dijadikan pena, dan lautan

dijadikan tinta, di tambah lagi tujuh lautan sesudah itu, maka belum akan

habislah kalimat-kalimat Allah yang akan dituliskan, sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

(QS. Lukman: 27)

Dengan kerendahan hati yang tulus beserta keridhaan-mu ya Allah

kupersembahkan karya tulis sederhana ini untuk yang termulia :

Ayah Sayuti

Ibu Nursidah

Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang setulus hatimu ibu, searif

arahanmu ayah Doamu hadirkan keridhaan untukku, petuahmu tuntunkan

jalanku. Pelukmu berkahi hidupku diantara perjuangan dan tetesan doa

malammu dan sebait doa telah merangkul diriku menuju hari depan yang

cerah.

Yang terkasih kakak-kakak ku:

Nurdin, Beni, Joni dan Ondri dan Uci Trisnawati

Nasihat dan do’a kalian yang penuh cinta telah mengantarkanku pada detik ini.

Serta keponakanku tersayang

Zahwa Nurti aprilia dan Hizam Rizki

yang telah menghiburku sehingga menghilangkan rasa penatku.

Dosen Pembimbing Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE.,ME Dan Bapak Drs. H.

Muhsin Ruslan M.Ag yang selalu sabar membimbing dan mengarahkan saya

dalam menyelesaikan skripsi semoga kebaikan Bapak di Balas oleh Allah SWT

Teruntuk sahabatku Aruwa serta sahabat-sahabatku semuanya yang tidak ku

sebutkan satupersatu terimakasih telah membantu dan memberikan semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini dan selalu setia dalam setiap keadaanku

Jazakallahu Khairan orang-orang terkasih ku

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang

perkebunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat desa

Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

mengetahui kendala yang dihadapi masyarakat dalam perkebunan kelapa sawit,

dan mengetahui bagaimana upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang

terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Kualitatif Deskriptif

dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian adalah masyarakat merasakan bahwa perekonomian mereka

semakin membaik setelah menjadi petani kelapa sawit, karena pendapatan dari

usaha tani kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan mereka, sehingga yang

dulunya tidak mampu mereka penuhi akhirnya dengan pendapatan dari

perkebunan kelapa sawit bisa terpenuhi, seperti membeli kendaraan bermotor,

melanjutkan pendidikan anak, memperbaiki rumah, dll. Meskipun menghadapi

berbagai kendala, namun hal tersebut tidak membuat masyarakat berhenti

dalam usaha tani kelapa sawit, masyarakat memiliki berbagai upaya dalam

mengatasi kendala-kendala tersebut.

Kata Kunci: Persepsi, Pertumbuhan Ekonomi

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Disamping itu, tidak lupa iringan sholawat serta

salam penulis haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Persepsi Masyarakat Tentang Perkebunan Kelapa

Sawit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat” Adapun tujuan dari

penyusunaan skripsi ini adalah sebagai tugas akhir yang merupakan syarat untuk

meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Dalam penyelesaian

Skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui baik

dalam pengumpulan data maupun dalam penyusunaannya. Berkat adanya bantuan dari

berbagai pihak, Terutama dari Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME dan Bapak Drs. H.

Muhsin Ruslan M. Ag selaku pembimbing I dan II. Hal yang pantas penulis ucapkan

adalah kata terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian

skripsi ini. Serta kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Subhan, M. ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Islam UIN STS Jambi.

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

2. Ibu Dr. Rafidah, SE., M.EI, Bapak Dr. Novi Mubyarto, SE., ME, Ibu Dr.

Halimah Dja’far, M.Fil.I, Selaku Wakil Dekan I, II, dan III di Lingkungan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN STS Jambi.

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... ii

NOTA DINAS ...................................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

MOTTO ............................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian.................................................................................. 7

E. Batasan Masalah..................................................................................... 7

F. Kerangka Teori ...................................................................................... 7

G. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 19

H. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 31

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................ 32

B. Instrumen pengumpulan Data ................................................................ 32

C. Data dan sumber data ............................................................................ 34

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

D. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................................ 35

E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 35

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 37

BAB III. GAMBAR UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jangung Barat ......................................................................... 39

B. Struktur Pemerintahan ........................................................................... 41

C. Mata Pencaharian Penduduk .................................................................. 45

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Persepsi Masyarakat Tentang Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Desa Tanjung Bojo .......................................... 47

B. Kendala yang Dihadapi Oleh Petani Kelapa Sawit Dalam Perekonomian

Masyarakat di Desa Tanjung Bojo ......................................................... 51

C. Upaya Masyarakat Dalam Meningkatkan Perekonomian Perkebunan

Kelapa Sawit Di Desa Tanjung Bojo. ..................................................... 55

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 58

B. Saran ..................................................................................................... 59

C. Kata penutup............................................................................................. 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Luas Perkebunan Kelapa Sawit .............................................................. 4

Tabel 1.2 Tinjauan Pustaka. .................................................................................. 19

Tabel 3.1 Nama-Nama Kepala Desa Tanjung Bojo................................................ 40

Tabel 3.2 Data Jumlah KK Desa Tanjung Bojo. .................................................... 44

Tabel 3.3 Daftar Pekerjaan Penduduk. ................................................................... 45

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................... 31

Gambar 2.1 Analisis Data Model Interaktif . ......................................................... 32

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Desa Tanjung Bojo. ............................................ 43

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pembangunan pertanian dan perkebunan memiliki arti penting dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, sekaligus meningkatkan taraf hidup

masyarakat. Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang

peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia

lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kelapa sawit juga

berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.2

Menurut Simon Kuznets dalam bukunya M. L. Jhingan mendefinisikan

pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu

negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada

penduduknya. Definisi ini mempunyai tiga komponen, yaitu pertumbuhan ekonomi

suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang,

teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan

derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyesuaian aneka macam barang kepada

penduduk, dan penggunaan teknologi secara luas serta efisien memerlukan adanya

2 Arsyad, Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah, (Yogyakarta: BPFE,

2009). Hlm. 59.

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan

oleh pengetahuan ummat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.3

Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan aktivitas ekonomi,

pertumbuhan ekonomi dapat bernilai positif dan dapat pula bernilai negatif. Jika pada

suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi

pada periode tersebut mengalami peningkatan. Sedangkan jika pada sutu periode

perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode

tersebut mengalami penurunan.4

Pada tahun 2000 masyarakat Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat mulai mengenal tanaman kelapa sawit, masyarakat

memiliki persepsi bahwa berkebun kelapa sawit akan dapat meningkatkan

perekonomian masyarakat, karena pendapatan yang dihasilkan dari kelapa sawit cukup

menjanjikan, dan dari segi pemeliharaan dan pengelolaannya terbilang cukup

sederhana dan dengan adanya perkebunan kelapa sawit juga dapat menjadi peluang

lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang tidak memiliki kebun kelapa sawit di desa

tersebut, masyarakat yang tidak memiliki kebun bisa menjadi buruh upahan dalam

proses pemanenan atau perawatan kebun kelapa sawit.5

3 M. L. Jhingan, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), hlm. 57. 4 Soeratno, Ekonomi Makro Pengantar, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Yogyakarta, 2004,

hlm. 5. 5 Wawancara Dengan Hasan, Ketua RT 05 Desa Tanjung Bojo Kec. Batang Asam Kab.

Tanjung Jabung Barat, 2 Oktober 2018.

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Menurut Jalaluddin Rahmat, persepsi adalah suatu pengalaman tentang objek peristiwa

atau hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan

pesan.6

Kelapa sawit termasuk komoditas andalan yang memiliki peran strategis bagi

pembangunan ekonomi kedepan, apalagi secara makro prospek industri kelapa sawit

di Indonesia tidak diragukan lagi.7 Dari segi pemeliharaannya kelapa sawit biasanya di

lakukan dengan pemupukan, dimana pemupukan adalah merupakan faktor yang sangat

penting karena penelitian menunjukkan bahwa pemupukan mutlak dilakukan karena

secara nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman.8

“Menurut Bapak Bujang yang merupakan petani kelapa sawit di Desa Tanjung

Bojo mengatakan bahwa “semanjak bukak kebun sawit sayo meraso adolah

perubahan eknomi, kemarentu waktu belum bukak kebun kelapo sawit dak

berani nak ngambek kredit motor soal e duit dak ado untuk mayar kredit

motor, duit yang dapat setiap bulan tu Cuma cukup untuk kepentingan sehari-

hari lah. Kinitulah semenjak mukak kebun sawit barulah ado penghasilan

lebih, mako e berani ngambek kredit motor”.9

6 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Kominikasi,( Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 51. 7 Maruli Pardamean, Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit (Yogyakarta: Lily

Publisher, 2011), hlm. 3-5. 8 Selardi Sastrosayono, Budi Daya Kelapa Sawit (Jakarta Selatan: PT AgroMedia Pustaka,

2008), hlm. 38. 9 Wawancara dengan bapak Bujang selaku petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo, 12 Juni

2019.

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Luas wilayah Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat ± 12.000 ha yang mana luas perkebunan kelapa sawit terdiri dari:

Tabel 1.1

Luas Perkebunan Kelapa Sawit

No Nama lahan Luas

1 Perkebunan Kelapa sawit (masyarakat) 2.500 ha

2 Perkebunan Kelapa sawit (plasma) 240 ha

Jumlah 2.740 ha

Sumber: Profil Desa Tanjung Bojo Tahun 2018

Dari tabel di atas dijelaskan bahwa, luas wilayah Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah ± 12.000 ha, yang mana luas

perkebunan kelapa sawit secara keseluruhannya berjumlah 2.740 ha, yang terdiri dari

perkebunan kelapa sawit milik pribadi masyarakat dengan jumlah 2.500 ha, dan

perkebunan kelapa sawit plasma (petani yang bermitra dengan perusahaan) dengan

jumlah 240 ha.10Jumlah penduduk Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat berjumlah 1.256 jiwa, dengan jumlah petani kelapa

sawit laki-laki 307 orang dan perumpuan berjumlah 140 dari jumlah keseluruhanya

yaitu, 447 orang. 11

10 Profil Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2018 11 Profil Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat

2019.

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Dalam meningkatkan perekonomian tidak selalu berjalan dengan mulus,

tentunya terdapat berbagai kendala didalamnya. Begitu pula usaha masyarakat dalam

perkebunan kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, kelapa sawit

adalah tanaman ekspor yang memiliki nilai ekonomi dan memiliki prospek pemasaran

yang tinggi, karena merupakan bahan baku industri baik makanan, minuman, kosmetik

bahkan obat yang banyak digemari oleh lapisan masyarakat, baik dalam maupun luar

negeri. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan produksinya baik dari segi kualitas maupun

dari segi kuantitasnya, agar memiliki daya saing baik di pasar dalam negeri maupun

luar negeri.

Apabila produksi kelapa sawit meningkat cepat tanpa diikuti dengan

peningkatan kualitasnya maka akan melemahkan daya saing kelapa sawit di pasar

Internasional, ini salah satu utama yang perlu diperhatikan bagi petani dan pemerintah,

karena kelapa sawit yang memiliki kualitas rendah tentu akan mengakibatkan tidak

terpenuhinya syarat terpenting untuk keberhasilan usaha tani di suatu daerah, jika

semua faktor produksi ditambah sekaligus maka hasil produksi akan naik.12

Permasalahan saat ini yang sering kali dihadapi oleh para petani kelapa sawit di

Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam adalah terjadinya penurunan harga

tandan buah sawit yang dihasilkan oleh petani dan berkurangnya tandan buah sawit

yang dihasilkan oleh petani atau yang biasa disebut dengan trek.

12 Clifford Geertz, Inovasi Pertanian, (Jakarta: Bharatara Karya Aksara, 1983). Hlm. 56.

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas maka peneliti tertarik

melakukan penelitian yang berjudul "Persepsi Masyarakat Tentang Perkebunan

Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat ?

2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh petani kelapa sawit terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat?

3. Bagaimana upaya masyarakat untuk meningkatkan perekonomian perkebunan

kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah, dapat mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang

perkebunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi di Desa Tanjung Bojo

kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan dapat mengetahui

kendala apa saja yang di hadapi masyarakat dalam mengembangkan perkebunan kelapa

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

sawit pada perekonomian masyarakat, serta upaya masyarakat dalam meningkatkan

perekonomian perkebunan kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

D. Manfaat Penelitian

1. Diharapkan mampu memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan mengenai

persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan

ekonomi masyarakat, mengetahui kendala dalam mengembangkan perkebunan

kelapa sawit pada perekonomian masyarakat, dan upaya masyarakat dalam

meningkatkan perekonomian pertanian kelapa sawit.

2. Penelitian ini dapat dijadikan referensi penelitian sejenis apapun untuk

pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana Strata Satu (S1) pada

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas dan terarah, maka dalam penelitian ini peneliti

hanya meneliti persepsi petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan petani kelapa sawit.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori di perlukan dalam jenis penelitian lapangan (field research) dan

jenis penelitian pustaka (library research). Kerangka teori merupakan uraian ringkas

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

tentang teori yang digunakan dan cara menggunakan teori itu dalam menjawab

pertanyaan penelitian. 13

1. Persepsi

Dalam Pengantar Psikologi Umum, menurut Bimo Walgito, persepsi adalah

individu mengamati dunia luarnya dengan menggunakan alat indranya atau proses

yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui reseptornya.14

Menurut Slameto, persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak. Melalui persepsi inilah manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkungan, hubungan ini dilakukan lewat indranya yaitu indra

penglihatan, pendengaran, peraba, perasa dan penciuman.15

Dari kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses

penyampaian informasi yang relevan yang tertangkap oleh panca indra dari lingkungan

yang kemudian mengorganisasikannya dalam pikirannya, menafsirkan, mengalami,

dan mengolah segala sesuatu yang terjadi dilingkungan tersebut. Bagaimanapun segala

sesuatu tersebut mempengaruhi persepsi, karena persepsi dapat dikatakan sebagai

kejadian pertama dalam rangkaian proses menuju perubahan stimulus menjadi tindakan

atau sebagai sensasi yang berarti atau bermakna.

13 Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi (Jambi: syariah press, 2014), hlm. 25 14 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi offset, 2004), hlm. 33. 15 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,

1995), Hlm. 102.

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Organisasi dalam persepsi mengikuti beberapa prinsip. Hal ini dikemukakan

oleh Ahmad Fauzi, sebagai berikut:

1) Wujud dan latar

Objek-objek yang kita amati disekitar kita selalu muncul sebagai wujud

sedangkan hal-hal lain sebagai latar.

2) Pola pengelompokkan

Hal-hal tertentu cenderung kita kelompok-kelompokkan dalam persepsi kita,

bagaimana cara kita mengelompokkan dapat menentukan bagaimana kita

mengamati hal tersebut.16

Dalam mempersepsi sesuatu ada beberapa komponen, dimana antara yang satu

dengan lainnya saling kait mengait, saling menunjang, atau merupakan suatu sistem,

agar seseorang menyadari dapat mengadakan persepsi. Untuk itu ada beberapa syarat

yang harus dipenuhi, yaitu:

1) Adanya objek yang dipersepsi, objek yang menimbulkan stimulus yang

mengenai alat indra atau reseptornya.

2) Alat indra atau reseptor, objek merupakan alat untuk menerima stimulus, selain

itu harus ada pada syaraf sensoris yang merupakan stimulus yang diterima

reseptor ke pusat susunan saraf yaitu sebagai alat untuk mengadakan respon

diperlukan syaraf sensoris.

16 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 38.

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

3) Adanya pengertian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

akan mengadakan persepsi tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.17

Persepsi merupakan salah satu faktor kejiwaan yang perlu mendapat perhatian

dan mendalami persepsi seseorang merupakan tugas yang amat berat karena persepsi

seseorang berbeda-beda. Menurut Sarlito Wirawan Sarwono, persepsi terjadi oleh

beberapa sebab antara lain:

1) Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar

kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada satu atau dua objek

saja. Perbedaan fokus antara satu dengan orang lainnya, menyebabkan perbedaan

persepsi antara mereka.

2) Set, harapan seseorang akan rangsangan yang timbul.

3) Kebutuhan, kebutuhan-kebutuhan sesaat atau yang menetap pada diri seseorang

akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.

4) Sistem Nilai, sitem nilai yang berlaku di suatu masyarakat berpengaruh juga

terhadap persepsi.

5) Ciri Kepribadian, ciri kepribadian juga akan mempengaruhi persepsi seseorang.

6) Gangguan Kejiwaan, gangguan kejiwaan dapat mrnimbulkan kesalahan persepsi

yang disebut halusinasi.18

17 Bimo Walginto, Opcit, hlm. 54. 18 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar umum psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), hlm.

43-44.

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Bimo Walginto mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya

persepsi, yaitu:

1) Objek yang dipersepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor, stimulus

dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari

dalam diri individu bersangkutan yang langsung mengenai syarat penerima yang

bekerja sebagai reseptor. Namun sebagian besar stimulus datang dari luar

individu.

2) Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indra atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus. Selain itu

juga harus ada syarat sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang

diterima reseptor kepusat susunan syaraf, yaitu sebagai pusat kesadaran, sebagai

alat untuk mengadakan respon diperlukan syaraf motoris.

3) Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam

rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi

dari seluruh aktifitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau sekelompok

objek.19

19 Bimo Walgito, Opcit, hlm. 89-90.

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Menurut Gibson, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pada dasarnya

dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal:

1. Faktor internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain:

a. Fisiologis

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang

diperoleh ini akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk

memberikan arti terhadap lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera

untuk mempersepsi pada tiap orang berbeda-beda sehingga interprestasi

terhadap lingkungan juga dapat berbeda.

b. Perhatian

Individu memerlukan sejumlah energy yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas

mental yang ada pada suatu objek. Energi tiap orang berbeda-beda

sehingga perhatian seseorang terhadap objek juga berbeda dan hal ini

akan mempengaruhi persepsi terhadap suatu objek.

c. Minat

Persepsi terhadap suatu objek bervariasi tergantung pada seberapa

banyak energi atau perceptual vigilance merupakan kecenderungan

seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat

dikatakan sebagai minat.

d. Kebutuhan yang searah

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Faktor ini dapat dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu

mencari objek-objek atau pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai

dengan dirinya.

e. Pengalaman dan ingatan

Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti sejauh

mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk

mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas.

f. Suasana Hati

Keadaan emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini

menunjukkan bagaimana perasaan seseorang pada waktu yang dapat

mempengaruhi bagaimana seseorang dalam menerima, bereaksi dan

mengingat.

Faktor internal pada intinya berupa fisiologis, perhatian, minat,

kebutuhan searah, pengalaman, suasana hati seseorang yaitu tokoh

masyarakat sangat mempengaruhi dalam terjadinya persepsi, karena

hubungan akan hal ini sangat berkaitan erat, walaupun pada

kenyataannya semua juga tergantung objek (petani kelapa sawit) dan

tergantung energi yang digunakan tokoh masyarakat ketika melihat hal

tersebut

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari

lingkungan dan objek-objek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut

dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

mempengaruhi bagaimana seseorang merasakannya atau menerimanya.

Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi adalah:

a. Ukuran dan penempatan dari objek atau stimulus

Faktor ini menyatakan bahwa semakin besarnya hubungan suatu objek,

maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan mempengaruhi

persepsi individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk

persepsi.

b. Warna dari objek-objek

Objek-objek yang mempunyai cahaya lebih banyak, akan lebih mudah

dipahami (to be perceived) dibandingkan dengan yang sedikit.

c. Keunikan dan kekontrasan stimulus

Stimulus luar yang penampilannya dengan latar belakang dang

sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan individu yang lain akan

banyak menarik perhatian.

d. Intensitas dan kekuatan dari stimulus

Stimulus dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan

dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus

merupakan daya dari suatu objek yang bisa mempengaruhi persepsi.

e. Motion atau gerakan

Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap objek yang

memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan objek

yang diam.

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Faktor eksternal pada intinya sangat dipengaruhi oleh obje-objek (petani

kelapa sawit) ketika gerakan dari objek tersebut kuat dan mempunyai

kedekatan hubungan maka akan semakin mudah untuk dipahami daripada

objek yang diam, karena objek-objek tersebut memmiliki suatu cahaya

yang lebih untuk lebih diperhatikan dengan melihat penampilan yang diluar

sangkaan.20

Perasaan, sikap dan kepribadian individu, prasangka, keinginan atau

harapan, proses belajar, keadaan fisik, nilai dan kebutuhan, dan motivasi.

a) Faktor Eksternal

Latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh, pengetahuan dan

kebutuhan, hal-hal baru, pertumbuhan, dan perekonomian.21

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah, perkembangan kegiatan dalam perekonomian

yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan

kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang

sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode

lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

20 Gibson, dkk., Organisasi Dan Manajemen Perilaku, Struktur, Proses, (Jakarta: Erlangga,

1994), Hlm. 43. 21 Miftah Toha, Perilaku Dalam Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004), hlm. 154.

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi mengalami

pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.22

Menurut Todaro, ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan

ekonomi dari setiap bangsa. Ketiga faktor tersebut adalah:

1) Akumulasi modal , yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru

yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya

manusia

2) Pertumbuhan penduduk, yang pada akhirnya akan memperbanyak jumlah

tenaga kerja

3) Kemajuan teknologi.23

Pertumbuhan ekonomi yang pesat secara terus menerus memungkinkan negara-

negara industri maju memberikan segala sesuatu yang lebih kepada warga negaranya,

sumber daya yang lebih banyak untuk perawatan kesehatan dan pengendalian polusi,

pendidikan universal untuk anak-anak, dan pensiun publik.

Pertumbuhan ekonomi (economic growth) secara paling sederhana dapat

diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional agregat

dalam kurun waktu tertentu, misalkan satu tahun. Perekonomian suatu negara

dikatakan mengalami pertumbuhan jika balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-

faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya.

22 Sukirno dan Sadono, Makro ekonomi: Teori Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Pustaka, 2004), hlm. 9. 23 Todaro, dkk., Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 92.

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Dengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan

kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu.24

Menurut Samuelson, ada empat roda atau faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, antara lain:

1) Sumber daya manusia

Input tenaga kerja terdiri dari kuantitas tenaga kerja dan keterampilan

tenaga kerja. Para ekonomi meyakini bahwa kualitas tenaga kerja yang berupa

keterampilan, pengetahuan dan disiplin tenaga kerja merupakan unsur terpenting

dalam pertumbuhan ekonomi. Tanpa adanya tenaga kerja yang terampil dan

terlatih, barang-barang modal yang tersedia tidak akan dapat digunakan secara

efektif. Peningkatan tersedianya jumlah tenaga kerja bagi proses produksi itu

dapat terlihat baik dari jumlah tenaga kerja dalam arti orang ataupun dalam

jumlah hari kerja orang (mandays) maupun jam kerja orang (manhours). Dapat

saja terjadi jumlah orang yang bekerja tetap tetapi jumlah hari kerja orang atau

jam kerja orangnya bertambah. Untuk itu perlu diketahui bahwa tersedianya jam

kerja dalam proses produksi itu dipengaruhi oleh kemauan dan kemampuan

untuk bekerja.

Teori ekonomi telah menemukan bahwa kemauan seseorang untuk bekerja

lebih banyak dipengaruhi oleh tingkat upah yang tersedia. Dengan kata lain,

semakin tinggi tingkat upah, semakin tinggi kemauan seseorang untuk bekerja.

24 Prasetyo dan P. Eko, Fundamental Makro Ekonomi, (Yogyakarta: Beta Offset, 2009.

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sementara itu, kemampuan bekerja seseorang dipengaruhi oleh kesehatan,

kecakapan, keterampilan dan keahliannya. Lebih jauh lagi, tingkat kecakapan,

keterampilan dan keahlian seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan baik

formal maupun non formal seperti latihan-latihan kerja.

2) Sumberdaya alam

Yang dapat dikategorikan sebagai sumberdaya alami diantaranya tanah

yang baik untuk ditanami, minyak dan gas, hutan, air serta bahan-bahan mineral.

Beberapa negara telah mengalami pertumbuhan terutama berdasarkan landasan

sumberdaya yang sangat besar dengan output besar dalam bidang pertanian,

perikanan, dan kehutanan. Namun, pemilikan sumberdaya alam bukan

merupakan keharusan bagi keberhasilan ekonomi dunia modern. Ada pula

negara-negara maju yang meraih kemakmuran pada sektor industri. Hal ini

dikarenakan adanya pemusatan perhatian pada sektor-sektor yang lebih

bergantung pada tenaga kerja dan modal.

3) Pembentukan modal

Akumulasi modal selalu menghendaki pengorbanan konsumsi pada saat ini

selama beberapa tahun. Negara-negara yang tumbuh pesat cenderung

berinvestasi sangat besar dalam barang modal baru. Pada negara-negara dengan

pertumbuhan paling pesat, 10-20 persen output akan masuk dalam pembentukan

modal bersih.

4) Perubahan Teknologi

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Kemajuan teknologi telah menjadi unsur vital keempat dari pertumbuhan

standar hidup yang pesat. Dewasa ini, terjadi ledakan-ledakan teknologi baru,

khususnya dalam informasi, komputasi, komunikasi dan sains kehidupan.

Perubahan teknologi menunjukkan perubahan proses produksi atau pengenalan

produk dan jasa baru. Pentingnya peningkatan standar hidup membuat para

ekonom sejak lama mempertimbangkan cara mendorong kemajuan teknologi

bukan hanya sekedar prosedur mekanis untuk menemukan produk dan proses

yang lebih baik. Sebaliknya, inovasi yang cepat memerlukan pemupukan

semangat kewirausahaan25

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka berisi uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang

didapat oleh peneliti terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan

dilaksanakan oleh peneliti:

No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode

Penelitian

Kesimpulan

1 Irsyadi

Siradjuddi

n

“Dampak

Perkebunan

Kelapa Sawit

Terhadap

Perekonomian

Kualitatif Hasil dari penelitian

tersebut menyebutkan

bahwa serapan tenaga kerja

terbanyak di Kecamatan

Kabun (4,22 HOK/ha),

25 Samuelson, dkk., Ilmu Ekonomi (Jakarta: PT.Media Global Edukasi, 2004), hlm. 250.

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Wilayah Di

Kabupaten

Rokan Hulu”26

Kunto Darussalam (3,21

HOK/ha), dan Tandun (2,99

HOK/ha), dan produktivitas

kelapa sawit tertinggi di

Kecamatan Kabun (21,16

ton/ha/tahun), diikuti oleh

Kunto Darussalam (19,40

ton/ha/tahun), Tambusai

Utara (15,76 ton/ha/tahun),

dan Tandun (11,97

ton/ha/tahun). Perbedaan

variabel penelitian yang

digunakan pada penelitian

sekarang berbeda dengan

variabel terdahulu, yaitu

persepsi masyarakat tentang

perkebunan kelapa sawit

terhadap perubahan

ekonomi masyarakat, dan

lokasi penelitian berbeda

26 Irsyadi Siradjuddin, Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Perekonomian Wilayah di

Kabupaten Rokan Hulu, Skripsi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau (2015), hlm. 12.

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

dengan penelitian

terdahulu.dilaksanakan di

Kabupaten Rokan Hulu,

sedangkan penelitian

sekarang dilaksanakan di

desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung

Barat. Yang membuat sama

pada penelitian tersebut

dengan penelitian yang akan

dilakukan peneliti adalah

menggunakan subjek

penelitian terhadap

pertanian kelapa sawit.

Dalam penelitian ini,

peneliti fokus pada persepsi

masyarakat tentang

perkebunan kelapa sawit

terhadap perubahan

ekonomi ekonomi

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

masyarakat di desa Tanjung

Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

2 William

Hendriono

“Studi Dampak

Perkebunan

Kelapa Sawit

Terhadap

Kondisi Sosial

Ekonomi

Masyarakat Di

Kecamatan

Andowia

Kabupaten

Konawe

Utara”27

Kualitatif Hasil dari penelitian

tersebut menyebutkan

bahwa, di kecamatan

Andowia pada saat sebelum

adanya perusahaan kelapa

sawit, masyarakat banyak

yang bekerja sebagai petani

da nada pula yang merantau

keluar daerah untuk mencari

pekerjaan, namun setelah

adanya perusahaan kelapa

sawit masyarakat banyak

yang bekerja sebagai petani

da nada pula yang merantau

keuar daerah untuk mencari

27 William Hendriono, Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi Sosial

Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara, Skripsi Universitas Halu Oeo

Kendari (2016), hlm. 62.

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

pekerjaan, namun setelah

adanya perusahaan kelapa

sawit masyarakat yang

tadinya merantau, akhirnya

banyak yang kembali ke

kampung halaman untuk

bekerja di perusahaan PT.

Sultra Prima Lestari.

Berdasarkan

hasilwawancara dengan

warga setempat mereka

bekerja sebagai pedagang

dan penyedia jasa dan lain-

lain yang semuanya itu,

untuk memenuhi kebutuhan

para pekerja perkebunan.

Keberadaan perusahaan

kelapa sawit di Kecamatan

Andowia Kabupaten

Konawe Utara, memberikan

dampak yang signifikan

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

terhadap perekonomian

masyarakat khususnya di

Kecamatan Andowia yang

salah satu dampaknya yaitu

terjadi perubahan tingkat

pendapatan masyarakat,

yang dimana sebelum

adanya perusahaan

perkebunan kelapa sawit

PT. Sultra Prima Lestari

tingkat pendapatan

responden masih tergolong

rendah dibandingkan

dengan sesudah adanya

perusahaan perkebunan

kelapa sawit PT. Sultra

Prima Lestari. Persamaan

penelitian terdaulu dengan

penelitian yang sekarang

yaitu sama-sama

menjelaskan tentang

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

persepsi masyarakat untuk

lebih memilih bekerja dalam

bidang perkebunan kelapa

sawit. Sedangkan yang

membedakan dari penelitian

sebelumnya adalah,

penelitian tersebut

membahas studi dampak

perkebunan kelapa sawit

terhadap sosial ekonomi

masyarakat sedangkan

penelitian yang akan diteliti

berfokus membahas

persepsi masyarakat tentang

perkebunan kelapa sawit

terhadap perubahan

ekonomi masyarakat.

3 Decky

Rinaldi

Pengelolaan

Lahan Kelapa

Sawit Dalam

Meningkatkan

Kualitatif Berdasarkan hasil penelitian

dari pembahasan

disimpulkan bahwa,

berdasarkan data yang

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Pendapatan

Kelompok

Plasma di

Serawai28

diperoleh dan penelitian

dilihat dari pendapatan

petani plasma desa Naga

Serawai setelah mengelola

lahan plasma cukup baik,

yaitu dengan pendapatan

perbulan sekitar Rp. 1.

573.597, sebelum mengelola

lahan plasma banyak petani

yang penghasilannya tidak

menentu, namun setelah

mengelola lahan petani

mendapat pendapatan pasti

setiap bulan. Hambatan

yang dirasakan oleh petani

plasma desa Naga Serawai

dalam mengelola lahan

adalah hama tanaman yang

sering merusak buah

maupun daun yang bisa

28 Decky Rinaldi, Pengelolaan Lahan Kelapa Sawit Dalam Meningkatkan Pendapatan

Kelompok Plasma di Serawai, Skripsi Universitas Tanjung Pura Pontianak, (2013), hlm. 13-14.

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

mengurangi pendapatan

petani plasma desa Naga

Serawai dan juga sering

terjadi pencurian hasil

panen, mengingat lokasi

yang cukup jauh sehingga

tidak bisa setiap waktu

untuk menjaga lahan dari

pencuri dan hama-hama

tanaman. Pengelolaan lahan

plasma kelapa sawit dalam

meningkatkan pendapatan

kelompok petani plasma di

desa Naga Serawai yang

dilakukan oleh para petani

sudah cukup baik, hal dapat

dari pengelolaan yang sudah

sesuai dengan standar yang

sudah diberikan oleh

perusahaan sehingga

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

pendapatan yang diperoleh

petani cukup baik.

4 Junaidi Analisis

Pendapatan

Usaha Tani

Kelapa Sawit di

Desa Panton

Pangke

Kecamatan

Tripa Makmur

Kabupaten

Nungan Raya29

Kulitatif Berdasarkan hasil

perhitungan dalam

penelitian ini, maka analisis

usaha perkebunan kelapa

sawit di desa Panton Pangke

dapat disimpulkan sebagai

berikut: pertama, analisis

penerimaan rata-rata usaha

tani kelapa sawit adalah

sebesar

Rp.25.843.568/ha/tahun,

sedangkan biaya rata-rata

yang dikeluarkan adalah

sebesar

Rp.9.038.744/ha/tahun

dengan demikian

pendapatan rata-rata yang

29 Junaidi, Analisis Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit di Desa Panton Pangke Kecamatan

Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya, Skripsi Universitas Teuku Umar Meulaboh Aceh Barat, (2016), hlm. 53.

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

diperoleh adalah sebesar

Rp.16.804.824/ha/tahun,

kedua, analisis R/C Rasio

pada usaha tani kelapasawit

sebesar 2,86. Artinya setiap

biaya yang dikeluarkan

sebesar saturupiah RP.1,

akan menghasilkan

penerimaan sebesar

Rp.2,86, sehingga usaha

mendapatkan keuntungan.

5 Wiwin

Supriadi30

Perkebunan

Kelapa Sawit

dan

Kesejahteraan

Masyarakat Di

Kabupaten

Sambas

kualitatif Kegiatan pembangunan

perkebunan telah

menimbulkan mobilitas

penduduk yang tinggi.

Akibatnya di daerah-daerah

sekitar pembangunan

perkebunan muncul pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi

di pedesaan. Kondisi ini

30 Wiwin Supriadi, Perkebunan Kelapa Sawit dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten

Sambas, Skripsi Universitas Tanjungpura Pontianak, (2012), hlm. 14.

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

menyebabkan meningkatnya

daya beli masyarakat

pedesaan, terutama terhadap

kebutuhan rutin rumah

tangga dan kebutuhan

sarana produksi perkebunan

kelapa sawit. Perputaran

uang yang terjadi di lokasi

dalam jangka panjang

diperkirakan dapat

merangsang pertumbuhan

ekonomi di wilayah ini

dengan tumbuhnya

perdagangan dan jasa. Hal

ini memberikan arti bahwa

kegiatan perkebunan kelapa

sawit di pedesaan

menciptakan multiplier

effect, terutama dalam

lapangan pekerjaan dan

peluang berusaha.

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Kegiatan perkebunan kelapa

sawit ternyata merupakan

peluang investasi bagi

pengembang swasta sebagai

prospek yang cerah

sehingga perluasan lahan

terus menerus dilakukan di

daerah yang berpotensi.

Pembukaan dan perluasan

lahan untuk perkebunan

kelapa sawit menimbulkan

banyak dampak bagi

lingkungan, termasuk bagi

masyarakat sekitar.

Pembangunan dan

pengembangan kelapa sawit

memberikan dampak positif

bagi masyarakat, contohnya

pembangunan sarana-sarana

bagi masyarakat sekitar,

seperti pembangunan sarana

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

transportasi, tempat ibadah,

sarana olahraga,

memberikan lapangan kerja

bagi masyarakat sekitar, dan

lain-lain. Sementara dampak

negative yang ditimbulkan,

seperti kerusakan

lingkungan, kesenjangan

sosial antara masyarakat

dengan karyawan, hingga

konflik sengketa lahan.

H. Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran

Persepsi Masyarakat Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat

Pertumbuhan Ekonomi

Masyarakat

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu data

yang diperoleh berupa (kata-kata, gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk

bilangan atau angka statistik melainkan dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti

lebih kaya dari sekedar angka atau frekuensi. Penelitian ini dilakukan untuk

mendiskripsikan persepsi masyarakat terhadap perubahan ekonomi masyarakat yang

merupakan petani kelapa sawit di desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

B. Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut ini akan dijelaskan teknik-teknik

pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah bagian dalam pengumpulan data. Observasi berarti

mengumpulkan data langsung dari lapangan. Dalam tradisi kualitatif, data tidak akan

diperoleh dibelakang meja, tetapi harus terjun ke lapangan, ke tetangga, ke organisasi,

ke komunitas. Data yang diobservasi dapat berupa gambaran tentang sikap, kelakuan,

perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga dapat

berupa interaksi dalam suatu organisasi atau pengalaman para anggota dalam

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

berorganisasi.31 Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah

melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrument, format

yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat

data observasi bukanlah sekadar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan

kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.32

2. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin

melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus di teliti, dan

juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam

dan jumlah respondennya sedikit atau kecil. teknik pengumpulan data ini mendasarkan

diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada

pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.33

3. Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen yang artinya barang-barang tertulis.

Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,

catatan harian, dan sebagainya.34

31 J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulannya, (Jakarta:

Grasindo), hlm. 116. 32 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), hlm. 272. 33 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Alfabeta: 2016) hlm. 137-

138. 34 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013) hlm. 201.

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

C. Data dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yakni:

a. Data Primer, Data primer yang dikumpulkan berbentuk hasil wawancara yang

dilakukan terhadap narasumber yang berasal dari para pelaku yang terkait

dengan persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit terhadap

perubahan ekonomi masyarakat di desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Beberapa responden yang di

wawancarai dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Tanjung Bojo yang

yang membuka atau memiliki perkebunan kelapa sawit dan masyarakat yang

bekerja sebagai buruh di perkebunan kelapa sawit.

b. Data Sekunder, Data sekunder diperlukan untuk mendukung analisis dan

pembahasan yang maksimal. Data sekunder juga diperlukan terkait

pengungkapan fenomena sosial dalam penelitian ini.

Data yang akan di kumpulkan dalam penelitian ini berasal dari berbagai sumber yaitu:

a) Data primer berasal dari hasil wawancara dengan petani kelapa sawit dan

buruh di perkebunan kelapa sawit di desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

b) Data sekunder berasal dari hasil publikasi berbagai literatur yang ada di

beberapa tempat, seperti: data luas perkebunan kelapa sawit dan jumlah petani

kelapa sawit di desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

D. Subyek dan Obyek Penelitian

a) Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah benda, hal atau orang, tempat data untuk variabel

peneliti. Adapun subyek dari penelitian ini adalah, petani kelapa sawit di

Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat.

b) Obyek Penelitian

Obyek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan

inti dari problematika penelitian. Objek penelitian yang diteliti oleh peneliti

adalah persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.35

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

data model interaktif dari Miles dan Huberman, seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut

ini:

Gambar 2.1

Analisis Data Model Interaktif

35 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 29.

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Simpulan atau Verifikasi

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sumber : Miles dan Huberman, 1984

Langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan

melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menentukan

strategi pengumpulan data yang di pandang tepat dan untuk menentukan fokus

serta pendalaman data pada proses pengumpulan data berikutnya.

2) Reduksi data, yaitu sebagai proses di lapangan, pemfokusan, pengabstrakan,

transformasi data kasar langsung, dan diteruskan pada waktu pengumpulan

data, dengan demikian reduksi data dimulai sejak peneliti memfokuskan

wilayah penelitian.

3) Penyajian data, yaitu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan

penelitian dilakukan. Penyajian data diperoleh berbagai jenis, jaringan kerja,

keterkaitan kegiatan atau tabel.

4) Penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti harus mengerti

dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan dengan

menyusun pola-pola pengarahan dan sebab akibat.36

36 Miles, Mattew B & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif,. Buku sumber tentang

metode-metode baru, (Jakarta: Universitas Indonesia Pres, 2007), hlm. 15-19.

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan dan pemahaman terhadap penelitian ini

maka penulis menguraikan sistematika penulisan menjadi beberapa bab. Adapun

sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi gambaran mengenai penelitian ini sehingga penulis atau

pembaca dapat dengan mudah memahami arah pembahasan penelitian ini.

Pada bab ini berisikan latar belakang sebagai landasan garis besar dalam

penelitian ini, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan masalah, kerangka teori, tinjauan pustaka,

kerangka pemikiran.

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai pendekatan penelitian, instrument

pengumpulan data, data dan sumber data, subyek dan obyek penelitian,

teknik analisis data, dan sistematika penulisan.

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dalam bab ini, peneliti mengemukakan tentang gambaran umum objek

penelitian yang terdiri atas sejarah desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, struktur pemerintahan, jumlah

petani kelapa sawit, jumlah penduduk desa, dan mata pencaharian

penduduk.

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti memaparkan hasil dari penelitian yang diteliti oleh

peneliti mengenai persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit

terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini, penulis memaparkan kesimpulan penelitian dan juga

berisikan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak masyarakat dan peneliti

selanjutnya, juga dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran

dancuriculum vitae.

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat

Desa Tanjung Bojo merupakan salah satu desa dari sekian banyak desa yang ada

di Provinsi Jambi, yang mana Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat ini mudah dijangkau oleh masyarakat Jambi maupun masyarakat

dari daerah yang lainnya karena letak Desa Tanjung Bojo amat mudah untuk ditemui

dengan fasilitas jalur transfortasi yang baik, terutama transportasinya mudah untuk

didapati, karena Desa Tanjung Bojo berada di tepi jalan lintas Sumatra.37

Mengenai tentang sejarah keseluruhan Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat kita ketahui melalui wawancara dengan

bapak bapak Sayuti selaku Pamong Tani dan merangkap menjadi tetua adat di Desa

Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Awal mula berdiri atau terbentuknya Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat yaitu, sebelum tahun 1945 tepatnya lagi pada

tahun 1944, pada awalnya nama desa ini bukanlah desa Tanjung Bojo namun pada

mulanya desa ini bernama desa Tanjung Berejo. Pada waktu itu di Desa ini memiliki

sebuah tanjung (daratan yang menjorok ke sungai) yang dipenuhi berejo. Berejo

37 Dokumentasi Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat 2018

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

merupakan bahasa asli dari warga desa tersebut yang dimana berejo memiliki arti buluh

(bambu) karena di tanjung tersebut dikelilingi bambu maka desa tersebut di beri nama

desa Tanjung Berejo dengan kesepakatan bersama. Namun dengan seiringnya

perkembangan zaman maka desa tersebut berubah menjadi Desa Tanjung Bojo.38

Adapun nama-nama pemimpin atau Kepala Desa Tanjung Bojo yaitu:

Tabel 3.1

Nama-Nama Kepala Desa

No Nama Tahun Menjabat

1 Dahlan 1940

2 Usman 1956

3 Suni 1962

4 Sulaiman 1968

5 Ekadi 1974

6 Syahran Ismail 1998

7 Ahmad Fauzi 2004

8 Kastalani 2010

9 Ahmad Hanavi 2016

Sumber: profil desa Tanjung Bojo 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, kepala desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam yang menjabat pada periode 1940 hingga 2016 berjumlah 9 orang

38 Wawancara dengan bapak Sayuti selaku Pamong Tani sekaligus Ketua Adat Desa Tanjung

Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 28 mei 2019.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

(Sembilan). Yaitu, pada tahun 1940 dijabat oleh bapak Dahlan, pada tahun 1956 dijabat

oleh bapak Usman, pada tahun 1962 dijabat oleh bapak Suni, pada tahun 1968 dijabat

oleh bapak Sulaiman, pada tahun 1974 dijabat oleh bapak Ekadi, pada tahun 1998

dijabat oleh bapak Syahran Ismail selama tiga periode, pada tahun 2004 dijabat oleh

bapak Ahmad Fauzi, pada tahun 2010 dijabat oleh bapak Kastalani, dan pada tahun

2016 hingga sekarang adalah bapak Ahmad Hanavi.39

Tanjung Bojo merupakan sebuah desa yang terletak dalam daerah Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat Provinsi Jambi yang mana desa

Tanjung Bojo membawahi 06 RT. Desa Tanjung Bojo berbatasan dengan:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Dusun Kebun

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kampung Baru

3) Sebelah Barat berbatasan dengan desa Lubuk Lawas

4) Sebelah Timur berbatasan dengan desa Kampung Baru40

B. Struktur Pemerintahan

Sebagai wilayah administrative untuk mengatur pola pemerintahnya, desa

Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat di kepalai

oleh Kepala Desa dan satu orang Sekretaris, yang kemudian di bantu oleh beberapa

perangkat desa.

39 Dokumentasi desa Tanjung Bojo tahun Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Tahun 2019 40 Dokumentasi Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat Tahun 2018

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan pemerintahan di desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat dapat dilihat pada struktur

desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat berikut

ini:

Gambar 3.1

Struktur Organisasi Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten

Tanjung Jabung Barat.

STRUKTUR ORGANISASI DESA TANJUNG BOJO KECAMATAN

BATANG ASAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

KAUR PERENCANAAN

HENDRI

KAUR TATA USAHA

SAIPUL ANWAR

KAUR KEUANGAN

UCI TRISNAWATI

KEPALA DESA

A.HANAVI

KADUS I

SARYONO

KADUS II

AFRIZAL

SEKRETARIS DESA

FIRDAUS

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sumber : Dokumentasi Desa Tanjung Bojo 2018

Sebagaimana di tunjukkan pada skema 1, maka jelaslah bahwa dalam suatu

organisasi desa sangat penting dan menentukan dimana setiap kegiatan yang

menyangkut desa tidak terlepas dari pengawasan Kepala Desa. Akan tetapi, kelancaran

pelaksanaan kegiatan yang ada di kantor desa itu harus ada kerja sama yang baik antara

Kepala Desa dengan Sekretaris Desa, Kepala Desa dengan Perangkat Desa dan bahkan

Kepala Desa dengan RT yang ada di desa Tanjung Bojo yang memiliki tanggung jawab

yang berbeda-beda antara satu dan yang lainnya, berikut penjabarannya.

KASI PELAYANAN

IRFAN ARTA

KASI KESEJAHTERAAN

BENI SAPUTRA

KASI PEMERINTAHAN

JHON SAPUTRA

RT 04

MARDI

RT 05

HASAN

RT 06

KASPUL

RT 01

AMRAN AS

RT 02

RAJIDIN

RT 03

M.JASIT

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

a. Kepala Desa

1) Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa yang memimpin

penyelenggaraan pemerintahan desa.

2) Kepala Desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

3) Menyelenggarakan Pemerintahan desa, seperti tata praja pemerintahan,

penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah pertahanan, pembinaan,

ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat,

administrasi kependudukan, penataan dan pengelolaan wilayah.

4) Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana

perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan perdesaan, dan bidang

kesehatan.

Tabel 3. 2

Data jumlah KK di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

No Nama

RT

Jumlah

Penduduk

Jumlah KK Lk Pr

1 RT 01 216 55 94 122

2 RT 02 164 41 75 89

3 RT 03 204 68 107 97

4 RT 04 171 57 102 69

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

5 RT 05 212 53 99 114

6 RT 06 291 97 110 181

Jumlah 1.256 371 587 672

Sumber : Profil Desa Tanjung Bojo 2018

Sumber : Profil Desa Tanjung Bojo 2018

Dari tabel diatas dapat dipahami jumlah masyarakat Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah 1.256 jiwa, yang

terdiri dari 587 laki-laki dan 672 perempuan. Dan dapat dilihat dari RT 01 jumlah

penduduknya 216 jiwa, RT 02 jumlah penduduknya 164 jiwa, RT 03 jumlah

penduduknya 204 jiwa, RT 04 jumlah penduduknya 171 jiwa, RT 05 jumlah penduduk

201, RT 06 jumlah penduduknya 291 jiwa. 41

C. Mata Pencaharian Penduduk

Pekerjaan (mata pencaharian ) penduduk Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, dapat dilihat dari tabel berikut:

Jabung Barat, dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 3. 3

DaftarPekerjaan Penduduk Desa Tanjung Bojo

No Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1 Petani 307 140

2 Nelayan 10

41 Dokumentasi Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Tahun 2018

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

3 Buruh 3 6

4 PNS 2

5 Pegawai swasta 5 5

6 Wiraswasta/pedagang 30 2

7 TNI 2

8 Perawat swasta/honorer 2

9 Supir truk 12

Sumber: profil desa Tanjung Bojo 2019

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, mayoritas mata pencaharian penduduk

Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah

berkebunan, pada umumnya masyarakat desa Tanjung Bojo adalah petani kelapa sawit,

dijelaskan bahwa jumlah petani di Desa Tanjung Bojo terdiri dari laki-laki yang

berjumlah 307 orang, dan perempuan berjumlah 140. Selain itu ada juga yang bekerja

sebagai Pegawai Negeri Swasta (PNS) yang berjumlah 2 orang, Nelayan dengan

jumlah 10 orang laki-laki, Buruh yang berjumlah 3 orang laki-laki dan 6 orang

perempuan, Pegawai Swasta yang berjumlah 5 orang laki-laki dan 5 orang perempuan,

Wiraswasta (pedagang) yang berjumlah 30 orang laki-laki dan 2 orang perempuan,

Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan jumlah 2 orang laki-laki, Perawat Swasta

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

(honorer) dengan jumlah 2 orang perempuan, dan Supir Truk dengan jumlah 12 orang

laki-laki.42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persepsi Masyarakat Tentang Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang

Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Menurut Slameto, persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau

informasi ke dalam otak. Melalui persepsi inilah manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkungan, hubungan ini dilakukan lewat indranya, yaitu indra

penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman.43

Persepsi petani menjadi alasan utama petani dalam mengambil keputusan

melakukan usaha perkebunan kelapa sawit, petani memiliki tujuan yang sama yaitu

ingin meningkatan pendapatan usaha tani sehingga dapat membuat perubahan

ekonomi.

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Samsul Bahri selaku petani kelapa sawit

di Desa Tanjung Bojo:

42 Dokumentasi Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat Tahun 2019 43 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),

hlm. 102.

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

“saya lebih memilih berkebun kelapa sawit, karena saya melihat masyarakat

desa yang membuka perkebunan kelapa sawit dalam segi perekonomiannya

sudah meningkat lebih baik dari perekonomian mereka yang sebelumnya,

akhirnya saya juga perlahan membuka kebun kelapa sawit dan alhamdulillah

perekonomian saya lebih membaik dari sebelumnya”.44

Pernyataan tersebut juga disampaikan oleh Bapak Ahmad Ruzaiki yang juga

merupakan petani kelapa sawit, yang mengatakan:

“iya, saya juga membuka kebun kelapa sawit karena saya melihat masyarakat

desa sudah banyak yang berhasil dalam usahatani tersebut, dan juga

pengelolaan kelapa sawit cukup mudah , karena hanya melakukan pemanenan

dua minggu satu kali saja”.45

Hal ini juga didukung oleh Bapak Husin, yang mengatakan:

“pendapatan yang diperoleh dari kelapa sawit juga menjanjikan, saya dapat

menabung uang untuk melanjutkan pendidikan anak-anak saya di masa yang

akan datang”46

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Raya selaku petani kelapa sawit, yang

mengatakan:

“dalam perawatan kelapa sawit juga mudah, dikarenakan pupuk dan

insektisida mudah untuk diperoleh, hal tersebut membuat saya tidak kerepotan

untuk merawat kelapa sawit agar subur dan hasil produktivitasnya baik”.47

44 Wawancara dengan Samsul Bahri, 38 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019. 45 Wawancara dengan Ahmad Ruzaiki, 30 tahun, , petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019. 46 Wawancara dengan Husin, 39 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019.

47 Wawancara dengan Raya, 51 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019.

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Hal tersebut jugadidukung oleh Bapak Holis selaku petani kelapa sawit yang

mengatakan:

“iya, selain pupuk yang mudah didapat, perkebunan kelapa sawit juga ada

dampingan dari pemerintah, sehingga membuat saya yakin untuk menjadi

petani kelapa sawit.48

Setelah menjadi petani kelapa sawit masyarakat mengalami banyak perubahan

dalam perekonomian mereka. Penggunaan hasil pendapatan usahatani mereka gunakan

untuk perluasan kebun, pendidikan anak, perluasan dan perbaikan rumah, pembelian

kendaraan bermotor dan pembelian sarana perkebunan. Selaras dengan yang dikatakan

Bapak Martunis sebagai petani kelapa sawit yang mengatakan:

“hasil pendapatan dari perkebunan kelapa sawit saya gunakan untuk perluasan

kebun, pendapatan dari hasil panen saya sisihkan untuk disimpan, kemudian

setelah terkumpul saya membeli lahan perkebunan untuk ditanami kelapa

sawit”.49

Hal yang serupa juga disampaikan oleh Ibu Heriani sebagai petani kelapa sawit, yang

mengatakan:

“dari pendapatan yang saya peroleh dari hasil perkebunan kelapa sawit, saya

tidak khawatir untuk melanjutkan pendidikan anak saya ke jenjang

perkuliahan, selain itu saya juga perlahan bisa merenovasi rumah saya”.50

48 Wawancara dengan Holis, 43 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019. 49 Wawancara dengan Martunis, 41 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019.

50 Wawancara dengan Heriani, 45 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019.

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Damanhuri sebagai petani kelapa

sawit, yang mengatakan:

“semenjak saya menjadi petani kelapa sawit, saya bisa membeli kendaraan

seperti sepeda motor, sehingga memudahkan saya untuk pergi ke kebun”.51

Dalam bidang perkebunan, tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua setelah

lahan. Penggunaan tenaga kerja dinyatakan dalam besaran curahan hari kerja, yaitu

curahan hari kerja dari tenaga kerja efektif yang terpakai. Sumber tenaga kerja berasal

dari dalam keluarga dan luar keluarga. Menurut Nu’man tenaga kerja perkebunan

kelapa sawit merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup besar

sehingga perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi.52

Tanaman kelapa sawit ini banyak memberikan keuntungan asalkan rajin

merawatnya. Hal tersebut terbukti dari hasil wawancara dengan Bapak Samsul Hadi

sebagai petani kelapa sawit, yang mengatakan:

“penghasilan untuk luas lahan 2 hektar mencapai Rp 3.000.000 sampai Rp

4.500.000 per bulan, dengan hasil produksi yang mencapai 2 ton sampai 3 ton

perbulan dengan 2 kali panen dalam sebulan. Tingkat keuntungan sawit lebih

tinggi sehingga pendapatan saya menjadi lebih meningkat, karena itulah saya

memilih untuk menjadi petani kelapa sawit”.53

51 Wawancara dengan Damanhuri, 60 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019. 52 Nu’man, Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di

Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim, Sumatera Selatan, (Institut Pertanian Bogor,

2009), hlm. 25. 53 Wawancara dengan Samsul Hadi, 46 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019.

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Dalam bidang perkebunan, tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua

setelah lahan. Penggunaan tenaga kerja dinyatakan dalam besaran curahan hari kerja,

yaitu curahan hari kerja dari tenaga kerja efektif yang terpakai. Sumber tenaga kerja

berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Menurut Nu’man tenaga kerja

perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya

cukup besar sehingga perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi.54 Seperti hal yang

disampaikan oleh Bapak Rosdansyah sebagai petani kelapa sawit, yang mengatakan:

“setelah saya membuka perkebunan kelapa sawit ini saya bisa mempekerjakan

kerabat dekat saya, lumayan untuk menambah penghasilannya”.55

Berikut pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Hanavi selaku kepala desa

di Desa Tanjung Bojo, yang mengatakan:

“sebagian masyarakat ada yang mempercayai perkebunannya dengan

mempekerjakan orang untuk memelihara lahan perkebunannya dan sekaligus

proses panennya. Biaya pemeliharaan pada tanaman kelapa sawit paling besar

adalah Rp 300.000 dan biaya terendah adalah Rp 100.000. hal tersebut dapat

menjadi sebuah lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga masyarakat

yang tidak memiliki kebun kelapa sawit juga mendapatkan keuntungan dari

perkebunan kelapa sawit milik warga yang lainnya”.56

54 Nu’man, M, Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis

Jacq) Di Perkebunan PT Cipta Futura Plantation, Muara Enim, Sumatera Selatan, (Institut Pertanian Bogor, 2009), hlm. 25.

55 Wawancara dengan Rosdansyah, 54 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019 56 Wawancara dengan Ahmad Hanavi, 47 tahun, Kepala Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019.

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

B. Kendala yang dihadapi oleh petani kelapa sawit terhadap perekonomian

masyarakat (petani kelapa sawit) di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Seperti yang kita ketahui dalam melakukan semua hal tentunya tidak selalu

mulus seperti apa yang kita harapkan, tentu memiliki banyak kendala yang akan di

hadapi. Sama halnya dengan para petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Barat, tentu semua tidak berjalan mulusseperti apa

yang kita bayangkan dan harapkan tentu memiliki kendala. Seperti yang disampaikan

oleh Bapak Rosidi sebagai petani kelapa sawit, yang mengatakan:

“kendala yang saya alami dalam membuka perkebunan kelapa sawit adalah

modal awal yang cukup besar, karena saya harus mempekerjakan orang untuk

menebang pohon dan membersihkan lahan yang akan ditanami kelapa

sawit”57

Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Samsudin sebagai petani kelapa sawit, yang

mengatakan:

“saya merasa agak terbebani saat pertama kali membuka perkebunan kelapa

sawit, karena memerlukan banyak waktu dan biaya yang lumayan besar,

seperti membayar upah para pekerja yang menebas semak belukar, upah para

penebang pohon yang besar dan upah kep bagi pekerja yan membersihkan

ilalang dan rumput yang lainnya, karena saya tidak mampu untuk melakukan

pekerjaan tersebut sendirian”.58

57 Wawancara dengan Rosidi, 62 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019. 58 Wawancara dengan Samsuddin, 51 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019.

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Berikut pernyataan dari Bapak Ali sebagai petani kelapa sawit:

“pada mulanya lahan saya ini bukan perkebunan sawit melainkan perkebunan

karet, namun karena mengingat karet yang saya tanam usianya sudah tua dan

mulai sedikit menghasilkan getah maka saya memilih untuk beralih ke

perkebunan kelapa sawit, melihat hasilnya yang menggiurkan. Namun tak

semudah itu saya harus menebangi pohon karet milik saya dan bahkan sampai

mencabut menggunakan alat berat, bukan hanya itu saja saya harus menunggu

masa pemulihan tanah karena tanah tersebut dulunya sudah di penuhi oleh

akar-akar karet yang membutuhkan waktu cukup lama”.59

Berdasarkan apa yang telah disampaikan oleh beberapa masyarakat kepada

peneliti melalui wawancara dengan petani kelapa sawit, proses awal pembukaan lahan

perkebunan kelapa sawit tidak semudah yang dibayangkan, tentunya sama dengan

membuka lahan untuk perkebunan lainnya, yang dimulai dengan lahan yang penuh

semak belukar dan bahkan ada yang mengalih fungsikan lahan dari yang tadinya

perkebunan karet menjadi perkebunan kelapa sawit. Seperti yang dikatakan oleh Bapak

Kartiman sebagai petani kelapa sawit:

“yang menjadi kendala bagi bagi saya dan petani kelapa sawit lain dalam hal

perawatan kebun sawit, adalah faktor cuaca yang kadang tidak menentu, pagi

cuaca terlihat cerah lalu melakukan pemupukan dan mengekep lahan, eeeh

tiba-tiba turun hujan, hal tersebut membuat pupuk yang ditabur tadi bisa

hanyut apalagi jika hujan deras karena pupuk yang ditabur tadi belum meresap

ke tanah dan obat kep atau racun rumput yang tadi juga bisa luntur karena

tidak sempat mengering dan meresap pada tanah dan rumput”.60

Hal yang serupa juga disampaikan oleh bapak Ahmad Fauzi sebagai petani kelapa

sawit, mengatakan bahwa:

59 Wawancara dengan Ali, 60 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019. 60 Wawancara dengan bapak Kartiman selaku masyarakat Desa Tanjung Bojo, tanggal 12 Juni

2019

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

“bukan hanya hujan yang turun tak menentu saja yang menjadi kendala bagi

kami para petani untuk membersihkan kebun namun musim kemarau atau

panas terik juga membuat kami para petani takut untuk menyemprotkan racun

pada rumput atau semak yang ada di kebun, karena jika rumput yang sudah

mengering akan mudah terbakar”.61

Seperti yang kita ketahui harga di pasaran tidak selalu mengalami peningkatan,

tidak jarang juga kelapa sawit mengalami penurunan harga, yang membuat petani

kelapa sawit khawatir dan resah. dengan harga kelapa sawit yang anjlok. Seperti halnya

yang disampaikan oleh Bapak Kastalani sebagai petani kelapa sawit, mengatakan:

“berkebun kelapa sawit memang menguntungkan, di tambah lagi pada saat

harga sawit naik itu membuat kami para petani sawit sangat bahagia, namun

seperti yang kita ketahui tak selamanya harga naik jika ada kenaikan tentunya

akan ada penurunan harga pula yang membuat kami para petani sawit wanti-

wanti”.62

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak M. Nasir, sebagai petani kelapa sawit,

yang mengatakan:

“dengan menurunnya harga tandan buah sawit membuat penghasilan saya

berkurang dulu waktu harga sawit normal RP. 1000/Kg (Seribu Rupiah)

penghasilan yang saya dapatkan bisa memenuhi kebutuhan hidup yang

lainnya, namun setelah harga sawit turun penghasilan yang saya dapatkan

hanya pas-pasan untuk kebutuhan pokok saja”.63

Salah satu kendala atau permasalahan yang juga dihadapi oleh petani kelapa

sawit, yaitu hasil panen menurun atau hasil produksi tidak lagi banyak seperti biasanya

atau biasa disebut oleh para petani “Trek”. Peristiwa menyusut atau menurunnya hasil

61 Wawancara dengan Ahmad Fauzi, 64 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019. 62 Wawancara dengan Kastalani, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019 63 Wawancara dengan M. Nasir, 50 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019.

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

panen buah sawit ini bisa disebabkan oleh faktor cuaca yang terlalu panas dan

kurangnya pemberian pupuk terhadap sawit. Seperti yang disampaikan oleh ibu

Nurmalis, sebagai petani kelapa sawit, yang mengatakan bahwa:

“akhir-akhir ini hasil panen dari perkebunan saya sedikit menurun, hal

tersebut membuat penghasilan saya berkurang biasanya sekali panen

mencapai 1 Ton lebih namun minggu ini tadi saya baru memanen sawit saya

dengan luas 1 Ha hanya mendapatkan 1 Ton saja mengalami penurunan yah

walau hanya sekitar beberapa pikul saja yang kurang namun lumayan

juga”.64

Hal yang serupa juga disampaikan oleh bapak Umar Husen sebagai petani kelapa sawit,

yang mengatakan:

“Hasil panen dari perkebunan sawit saya menurun dari biasanya bahkan

boleh dikatakan hampir mendekati separoh dari hasil panen biasanya, hal ini

disebabkan kurang pemberian pupuk pada sawit dan juga ditambah lagi

bulan lalu jarang turun hujan”.65

Berikut hal yang di ungkapkan oleh bapak Idrus sebagai petani kelapa sawit, yang

mengatakan:

“Semenjak hasil panen sawit menurun saya jadi jarang menyetor hutang

kepada toke, hasil panen saya berkurang akhir-akhir ini mungkin disebabkan

kurang pemberian pupuk”.66

64 Wawancara dengan Nurmalis, 64 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019.

65 Wawancara dengan Umar Husen, 56 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 juni 2019. 66 Wawancara dengan Idrus, 64 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019.

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

C. Upaya masyarakat dalam meningkatkan perekonomian perkebunan kelapa

sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung

Jabung Barat.

Berdasarkan kendala yang di hadapi oleh sebagian besar masyarakat dalam

pengelolaan perkebunan kelapa sawit dimana proses awal pembukaan lahan, harga

sawit yang sering mengalami naik turun dan terjadinya trek, maka masyarakat

melakukan berbagai upaya dalam mengatasi permasalahan tersebut agar dapat

meingkatkan hasil dari produksi kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan pendapatan

dari perkebunan kelapa sawit tersebut.

Seperti yang kita ketahui jika ada permasalahan tentu ada juga solusi atau upaya

yang akan dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut, sama halnya dengan

kendala-kendala yang di hadapi oleh masyarakat atau para petani Kelapa sawit di Desa

Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat..

Adapun mengenai upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan

perekonomian para petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam

Kabupaten Tanjung Jabung Barat menurut hasil wawancara peneliti dengan para petani

kelapa sawit dan orang-orang yang terkait.

Seperti halnya yang di sampaikan oleh Bapak Ahmad Hanavi selaku

Kepala Desa Tanjung Bojo :

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

“mengenai kesulitan biaya dalam pembukaan perkebunan kelapa sawit,

sebenarnya petani bisa meminjam uang ke toke kelapa sawit, tetapi dengan

catatan bahwa petani tersebut harus menjual hasil panennya ke toke tersebut.67

Hal yang sama juga disampaikan oleh bapak Bahari selaku toke kelapa sawit di Desa

Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat:

“ya, benar yang di sampaikan oleh bapak Kepala Desa tadi karena dengan

berlangganan menjual hasil panen ke toke tempat petani meminjam uang,

dapat menjadi pertimbangan bagi toke, petani bisa mencicil hutangnya setiap

kali pemanenan.”.68

Seperti hal nya yang di sampaikan oleh bapak Ali sebagai petani kelapa sawit, yang

mengatakan:

“dalam usaha tani kelapa sawit ini mendapat dampingan dari pemerintah,

setiap dua tahun sekali diadakan penyuluhan dan pembentukan kelompok

tani”.69

Berikut yang di sampaikan oleh Ibu Raya sebagai petani kelapa sawit, mengatakan:

“dulu pernah diadakan penyuluhan khusus perkebunan kelapa sawit yang

membahas tentang pemilihan pupuk sawit yang tepat, yaitu pilih pupuk yang

berfungsi untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman,

dapat meningkatkan daya tahan tanaman sawit menjadi lebih kuat bahkan

dalam kondisi ekstrem ”.70

Dalam memilih dan menentukan pupuk seperti apa yang baik untuk buah kelapa

sawit harus benar-benar dilakukan dengan tepat agar hasil buah sawit menjadi

67 Wawancara denganAhmad Hanavi, 64 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019.

68 Wawancara dengan Bahari, 52 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 juni 2019. 69 69 Wawancara dengan Ali, 60 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019. 70 Wawancara dengan Raya, 51 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo Kecamatan

Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 12 Juni 2019.

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

meningkat. Jika tanaman sawit dapat tumbuh dengan baik, maka harapan untuk

mendapatkan budidaya kelapa sawit akan semakin dekat pada kesuksesan.

Dalam menentukan bibit kelapa sawit yang akan ditanam juga membutuhkan

keahlian dan ketelitian, karena jika tidak teliti dalam memilih bibit kelapa sawit yang

baik maka dapat di pastikan tanaman sawit yang di tanam tidak akan berbuah

maksimal.

Sebagaimana wawancara dengan bapak Samsul Bahri sebagai petani kelapa sawit,

yang mengatakan:

“sebaiknya dalam memilih bibit kelapa sawit yang benar kita harus memilih

bibit yang dianjurkan oleh pemerintah atau memilih bibit yang memiliki

sertifikat, memilih bibit yang bentuk tunasnya bagus, tidak bengkok, tunas

dan akar masih segar, kemudian tudung akar masih utuh”.71

71 Wawancara dengan Samsul Bahri, 38 tahun, petani kelapa sawit di Desa Tanjung Bojo

Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat, tanggal 13 Juni 2019.

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persepsi masyarakat tentang perkebunan kelapa sawit terhadap pertumbuhan ekonomi

masyarakat di Desa Tanjung Bojo Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung

Barat diantaranya, yaitu masyarakat merasa adanya suatu pertumbuhan dalam

perekonomian mereka dengan adanya perkebunan kelapa sawit, karena membuka lapangan

pekerjaaan bagi masyarakat di Desa Tanjung Bojo baik yang dari tidak memiliki tamatan,

hingga yang memiliki tamatan atau ijazah SD, SMP, SMA hingga lulusan S1, pendapatan

yang mereka hasilkan dari perkebunan kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan mereka,

sehingga yang dulunya tidak mampu untuk melanjutkan pendidikan anaknya kejenjang yang

lebih tinggi sekarang akhirnya bisa dikarenakan pendapatan yang dihasilkan dari usahatani

kelapa sawit, selain itu masyarakat (petani kelapa sawit) bisa membeli kendaraan,

merenovasi dan bahkan membangun rumah dari hasil perkebunan kelapa sawit tersebut.

Namun tidak bisa dipungkiri jika dalam setiap usaha mengalami berbagai kendala atau

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

masalah, demikian juga dengan usaha masyarakat dalam perkrbunan kelapa sawit seperi

kendala atau kesulitan yang dihadapi saat membuka lahan perkebunan kelapa sawit yang

memerlukan modal cukup besar, terjadinya penurunan harga yang tidak menentu yang

membuat petani resah, dan turunnya hasil produksi dari tandan buah sawit yang dipanen.

Tapi hal tersebut tidak langsung membuat petani berhenti dalam usahatani kelapa sawit,

masyarakat melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang terjadi,

seperti melakukan kerjasama antara petani kelapa sawit dengan pihak perusahaan atau PT,

lebih jeli dalam memilih bibit dan pupuk yang baik.

B. Saran

1. Diharapkan adanya upaya pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat

untuk memberi bantuan berupa pupuk subsidi kepada para petani yang yang mengalami

kendala perawatan lahan pertanian pada masa sulit seperti harga sawit yang menurun

dan hasil panen yang mengalami penurunan.

2. Diharapkan adanya pertimbangan pemerintah dan pihak terkait untuk tidak

menurunkan harga sawit terlalu rendah karena akan menyusahkan masyarakat selaku

petani kelapa sawit.

3. Masyarakat harus pandai mengelola keuangan dan tidak meghamburkan uang

pada saat harga sawit tinggi dan hasil panen melimpah, masyarakat harus berpemikian

kedepan dan menabung, agar jika harga sawit menurun dan hasil panen juga menurun

masyarakat tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari karena

sudah memiliki tabungan.

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

C. Kata Penutup

demikian karya ini ditulis, semoga menjadi sesuatu yang bermanfaat khususnya bagi

penulis dan bagi masyarakat umumnya. Karya ini penulis sadari masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak tentunya

sangat berati untuk perbaiakan di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

A. Literature.

Ahmad Fauzi. 2000. Psikologi Umum . (Bandung: Pustaka Setia).

Arsyad. 2009. Pengantar Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah. (Yogyakarta:

BPFE).

Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta: Andi Offset).

Clifford Geetz. 1983. Inovasi Pertanian. (Jakarta: Bharatara Karya Aksara).

Jalaluddin Rahmat. 2004. Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja).

JR. Raco. Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan Keunggulan. (Jakarta:

Grasindo).

Maruli Pardamean. 2011. Cara Cerdas Mengelola Perkebunan Kelapa Sawit.

(Yogyakarta: Lily Publisher).

M. L. Jhingan. 2004. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. (Jakarta: PT. Raja

Grasindo Persada).

Miftah Toha. 2004. Perilaku Dalam Organisasi , Konsep Dasar Dan Aplikasi. (Jakarta:

Raja Grafindo Persada).

Prasetyo dan P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. (Yogyakarta: Beta Offset).

Sayuti Una. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. (Jambi: Syariah Press).

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Sarlito Wirawan Sarwono. 2000. Pengantar Umum Psikologi. (Jakarta: Bulan Bintang)

Selardi Sastrosayono. 2008. Budidaya Kelapa Sawit. (Jakarta Selatan: PT. Agromedia

Pustaka).

Slameto. 1995. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka

Cipta).

Soeratno. 2004. Ekonomi Makro Pengantar. (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi).

Suharsimi Arikunto. 2003. Prosedur Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta).

Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta).

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Jakarta:

Alfabeta).

Sukirno dan Sadono. 2004. Makro Ekonomi: Teori Pengantar. (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Pustaka).

B. Sumber lain

Decky Rinaldi. 2013. Pengelolaan Lahan Kelapa Sawit Dalam Meningkatkan

Pendapatan Kelompok Plasma di Serawai. (Universitas Tanjung Pura

Pontianak).

Irsyadi Siradjuddin. 2015. Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap

Perekonomian Wilayah di Kabupaten Rokan Hulu. (Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau).

Junaidi. 2016. Analisis Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit di Desa Panton Pangke

Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nogan Raya. (Universitas Teuku Umar

Meulaboh Aceh).

Lesmana, Dkk,. 2011. Hubungan Persepsi dan Faktor-Faktor Sosial Ekonomi

Terhadap Keputusan Petani Mengembangkan Pola Kemitraan Petani Plasma

Mandiri Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) di Kelurahan Bantuas

Kecamatan Palaran Kota Samarinda. (Jurnal Ekonomi Pertanian Dan

Pembangunan Vol. 8, No. 2).

Nu’man. 2009. Pengelolaan Tenaga Kerja Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis

Guineensis Jacq) di Perkebunan PT. Cipta Future Plantation, Muara Enim,

Sumatera Selatan. (Institut Pertanian Bogor).

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

William Hendriono. 2016. Studi Dampak Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat di Kecamatan Andowia Kabupaten Konawe Utara.

(Skripsi Universitas Halu Oleo Kendari).

Wiwin Supriadi. 2012. Perkebunan Kelapa Sawit Dan Kesejahteraan Masyarakat Di

Kabupaten Sambas. (Universitas Tanjungpura Pontianak).

LAMPIRAN PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimana pandangan anda terhadap perkebunan kelapa sawit dalam meningkatkan

perekonomian masyarakat?

2. Apakah setelah menjadi petani kelapa sawit terjadi perubahan pada perekonomian

anda?

3. Bagaimana kondisi perekonomian anda setelah menjadi petani kelapa sawit?

4. Apakah anda menggunakan jasa buruh dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit?

5. Apa saja kendala yang anda hadapi dalam mengelola perkebunan kelapa sawit?

6. Bagaimana cara anda dalam mengatasi kendala tersebut?

7. Apakah ada peranan pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas kelapa

sawit?

8. Bagaimana cara memilih serta menentukan pupuk dan bibit yang baik?

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1.1

Wawncara dengan pemilik kebun kelapa sawit

5Gambar 1.2

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Petani yang mengangkut tandan buah sawit

Gambar 1.3

Truk pengangkut sawit

Gambar 1.4

Wawancara dengan toke sawit

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Gambar 1.5

Wawancara dengan perangkat Desa Tanjung Bojo

Gambar 1.6

Petani sawit yang berangkat ke kebun

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Gambar 1.7

Petani yang memanen sawit

Gambar 1.8

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Tandan buah sawit yang di kumpulkan ditempat toke

Gambar 1.9

Wawancara dengan masyarakat Desa Tanjung Bojo

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT