persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan di …digilib.unila.ac.id/37304/3/tesis tanpa bab...

117
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG (TESIS) Oleh SITI JURIYAH PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(TESIS)

Oleh

SITI JURIYAH

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

SITI JURIYAH

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

Pada

Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 3: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

ABSTRAK

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

SITI JURIYAH

Persepsi merupakan salah variabel yang menentukan kualitas pelayanan. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) persepsi mahasiswa di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung, 2) kualitas pelayanan di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung, dan 3) pengaruh persepsi mahasiswa terhadap kualitas

pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Jenis penelitian ini

adalah penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner yang diberikan kepada 91

sampel dari populasi sebanyak 771 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random

sampling sebanyak 10% untuk masing-masing angkatan. Data dianalisis dengan

menggunakan metode statistik inverensial dengan regresi linier. Uji hipotesis

dilakukan dengan menggunakan bantuan soft ware statistik SPSS Versi 19.0.

Page 4: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) gambaran persepsi mahasiswa terhadap

pelayanan di Fakultas Kedokteran Unila dalam kategori baik; 2) kualitas

pelayanan kepada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unila juga dalam kategori

baik; dan 3) terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi mahasiswa

terhadap kualitas pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

Berdasarkan hasil analisis uji Regresi diperoleh nilai atau koefisien Fhitung sebesar

313,559 yang lebih besar dari Ftabel sebesar 3,92 dan nilai probabilitas yaitu 0,000

< dari α 0,05. Dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa

berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan di Fakultas Kedokteran

Universtias Lampung. Koefisien determinasi (R2

= 0,779) berarti variabel persepsi

mahasiswa memberi kontribusi sebesar 77,9% terhadap kualitas pelayanan.

Adapun sisanya sebesar 22,1% ditentukan oleh variabel lain yang tidak diteliti

melalui penelitian ini.

Kata Kunci: Persepsi, Kualitas Pelayanan

Page 5: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

ABSTRACT

PERCEPTION OF COLLEGE STUDENTS ON QUALITY OF SERVICE

IN THE FACULTY OF MEDICINE, UNIVERSITY OF LAMPUNG

By

SITI JURIYAH

Perception is one of the variables that determine the quality of service. The

purpose of this study was to find out: 1) the perception of students in the Faculty

of Medicine, University of Lampung, 2) the quality of service in the Faculty of

Medicine, University of Lampung, and 3) the effect of college student perceptions

on the quality of service at the Faculty of Medicine, University of Lampung. This

type of research is correlational research using quantitative approach. Data

collection using questionnaires technique was given to 91 samples from the

population of 771 students of Faculty of Medicine, University of Lampung.

Sampling using technique proportional stratified random sampling as much as

10% for each force. Data were analyzed by using inverential statistic method with

linear regression. Hypothesis test is done by using soft ware statistic SPSS

Version 19.0.

The results showed that: 1) The description of student perceptions of services in

the Faculty of Medicine Unila is in good category; 2) the quality of service to

students in the Faculty of Medicine Unila is also in the good category; and 3)

Page 6: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

there is a significant influence between the perceptions of college students on the

quality of service in the Faculty of Medicine Unila. Based on the result of

Regression test analysis obtained value or coefficient Fcount of 313,559 bigger than

Ftable equal to 3,92 and probability value that is 0.000 < from α 0,05. With these

values indicate that the perception of college students has a significant effect on

the quality of service at the Faculty of Medicine Universtias Lampung.

Coefficient of determination (R2 = 0,779) mean student perception variable give

contribution equal to 77,9% to service quality. The rest of 22.1% is determined by

other variables not examined through this research.

Keywords: Perception, Service Quality

Page 7: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub
Page 8: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub
Page 9: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub
Page 10: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Siti Juriyah dipanggil sehari-hari Juju,

dilahirkan di Cirebon- Jawa Barat pada tanggal 17 Oktober

1962, merupakan anak ke 16 (enam belas) dari 16 (enam

belas) bersaudara dari pasangan Bapak Hi. Durakhman

(alm) dan Ibu Hj. Karnimah (almh).

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Bakung Kidul

Kecamatan Klangenan Kabupaten Cirebon lulus pada tahun 1973,

menyelesaikan SMP Negeri 1 Klangenan Kabupaten Cirebon lulus pada tahun

1976, menyelesaikan SMA Negeri 2 Kotamadya Cirebon lulus pada tahun 1980,

kemudian penulis meneruskan pendidikan Diploma I / Akta I pada IKIP Bandung

dengan mendapatkan Beasiswa Ikatan Dinas dari Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan lulus pada tahun 1981. Penulis menyelesaikan Kuliah Program

Pendidikan Sarjana di Universitas Terbuka pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Program Studi Administrasi Negara lulus pada tahun 1993, selanjutnya

penulis menyelesaikan kuliah Program Studi Administrasi Negara Program

Pendidikan Akta Mengajar IV (empat) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Terbuka lulus pada Tahun 1999; Pada Februari 2016

penulis diterima dan melanjutkan Kuliah S2 pada Program Studi Magister Ilmu

Page 11: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

Administrasi dengan Konsentrasi Ilmu Administrasi Publik di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Fild trip ke Bandung dilaksanakan

pada tanggal 03 November 2016 dan lulus pada tanggal 18 Agustus 2018.

Pertama kali penulis bekerja sebagai PNS/Guru SMP Negeri 1 Bangodua-

Indramayu pada tanggal 1 Maret 1982 dan pada 25 Desember 1983, penulis

menikah dengan Ir. Budianto Lanya, M.T. dan dikaruniai 5 (lima) anak yaitu :

Mellasari Novianthie Budianto, S.Si., Apt.; dr. Akhmad Ahdiyat Budianto,

S.Ked.; David Van Allen Budianto, S.Pd.; Akbar Suraji Budianto, S.E., Ak., CA.,

M.Ak. dan Hanifah Atiya Budianto, S.Kom. Menantuku: Tedi Irawan, S.Si., Apt.,

Nurlenni, S.IP., Nia Fitriana, S.E. serta Cucu-cucuku: Nayra Dilla Irawan,

Muhammad Ali Arsyil dan Aliesha Dilla Irawan.

Karena mengikuti Suami, pada tahun 1987 pindah bekerja sebagai Guru SMP

Negeri 1 Langkapura Bandar Lampung dan pada tahun 1992 pindah bekerja

sebagai Staf Sub Bagian Perlengkapan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kotamadya Bandar Lampung di Jalan Gotong Royong. Pada tahun 1995

mengikuti suami pindah sebagai staf di Sub Bagian Keuangan pada Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cirebon di Sumber. Pada tahun 1997

diangkat sebagai Kepala Urusan di SMA Negeri 1 Kapetakan Kabupaten Cirebon.

Karena mengikuti suami pula pada Tahun 2000 penulis pindah bekerja sebagai

staf di Sub Bagian Akademik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung. Pada tanggal 14 April 2011 di angkat dalam Jabatan Kepala Sub

Bagian Pendidikan dan Evaluasi pada Biro Administrasi Akademik dan

Kemahasiswaan (BAAK) Universitas Lampung. Pada tanggal 11 Juli 2013 serah

Page 12: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha pada Unit

Pelaksana Teknis Pusat Pembelajaran (UPT- PP) Universitas Lampung. Karena

adanya pembubaran UPT-PP, maka pada 19 Agustus 2014 serah terima jabatan

dan di angkat sebagai Kepala Sub Bagian Program dan Informasi pada Lembaga

Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas

Lampung. Pada 29 Oktober 2014 serah terima jabatan dan diangkat sebagai

Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni yang baru dibentuk di Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung sampai dengan sekarang.

Page 13: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

MOTO

“Tiada yang tak mungkin bila kita mau berusaha dengan sungguh-sungguh

disertai berdoa kepada Allah SWT”

(Siti Juriyah)

Sebagaimana Surat Yaasiin (QS 36:82) yang artinya : “Sesungguhnya, apabila

Dia menghendaki sesuatu Dia berkata kepadanya “Jadilah”, maka jadilah ia”

“Semangat dan Pantang Menyerah”

(Siti Juriyah)

Page 14: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Tulis sederhana ini kepada :

- Kedua orang tuaku Hi. Durakman (Alm)/Hj.Karnimah (Almh) dan Kedua

Mertuaku Hi. Akhmad Lanya (Alm)/Hj.Karni (Almh) yang selalu

memberikan doa dan dorongan untuk keberhasilanku dengan tulus semasa

hidupnya;

- Mama Dung (Durjaya/alm) dan Mbok Mi/Kakakku (Hj.Kartami/almh)

yang telah mengasuh dan membesarkanku dengan doa serta kasih sayang

yang tulus semasa hidupnya;

- Suamiku yang selalu setia dalam suka dan duka;

- Anak, menantu, dan cucu-cucuku tersayang yang telah memberi warna

dan semangat dalam kehidupanku;

- Kakak-kakak kandung yang selalu mensuport keberhasilan kuliahku;

- Kakak-kakak dan adik-adik Iparku yang selalu mendukung dan

mendoakanku;

- Teman-temanku (Erwan, Biolis, Herawati, Norita, Bambang, Fidel, Robi,

Zulkarnain) dan seluruh pihak terkait yang tidak dapat saya tuliskan satu-

persatu yang selalu mendukung dan memberikan motivasi;

- Yang ku hormati para pendidikku.

- Almamater yang ku banggakan.

Page 15: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Persepsi

Mahasiswa terhadap Kualitas Pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung”. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Ilmu Administrasi pada Program Pascasarjana di Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Saya sadar bahwa tesis ini sangat jauh dari sempurna. Saya juga paham bahwa

tesis ini mungkin belum mencerminkan kualitas seorang penyandang gelar

magister. Namun setidaknya semua proses tersebut telah saya coba jalani dengan

penuh kesungguhan. Saya berusaha menjadi yang terbaik di tengah keterbatasan

dan kekurangan.

Tesis ini saya selesaikan melalui semua tahapan, mulai dari ujian masuk, PSAP,

proses perkuliahan, diskusi, membaca, membuat tugas, Fildtrip, Seminar

Proposal, penelitian, Seminar Hasil hingga Ujian. Semua tahapan yang ditentukan

program, saya jalani dengan penuh keseriusan.

Page 16: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

Dalam menyelesaikan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan

serta dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis

mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa, M.A., Ph. D. Selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. dr. Muhartono, S.Ked., M.Kes. Sp. PA. selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung yang telah memberikan izin belajar dan

izin melakukan penelitian.

5. Bapak Dr. Bambang Utoyo Sutiyoso., M.Si. selaku Ketua Program Magister

Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung dan sekaligus sebagai Penguji/Pembahas, terima kasih atas kritik,

arahan dan sarannya, baik pada seminar proposal, seminar hasil penelitian,

dan ujian tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. selaku Pembimbing pertama terima kasih

atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran, kritik dan arahannya dalam

proses penyelesaian tesis ini.

7. Bapak Dr. Noverman Duadji, M.Si. selaku Pembimbing kedua terima kasih

atas segala motivasi, bantuan, bimbingan, sarannya kepada penulis saat

menyelesaikan tesis ini.

iii

Page 17: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

8. Bapak Hartono, S.Sos., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

Administrasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Lampung.

9. Bapak Drs. Dian Komarsyah Djunaedi, M.S. selaku dosen pembimbing

Akademik Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

10. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung terima kasih atas ilmu yang

telah diberikan, semoga Allah membalas kebaikannya.

11. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013-2017

yang telah bersedia meluangkan waktu mengisi kuesioner dalam pelaksanaan

penelitian tesis ini;

12. Bapak/Ibu Pejabat Struktural dan Staf Tenaga Kependidikan di FK Unila,

terima kasih atas segala bantuan selama menyelesaikan tesis ini.

13. Bapak/Ibu Pejabat Struktural dan Staf Tenaga Kependidikan di FISIP Unila,

terima kasih atas segala bantuan selama menyelesaikan tesis ini.

14. Rekan-rekan seperjuangan di Magister Ilmu Administrasi Publik/Bisnis

“MIA Tahun Akademik 2015/2016 Gelombang 1 dan 2” terima kasih atas

bantuan dan kebersamaannya, semoga tali silaturahmi kita tetap terjaga baik,

bagi yang belum selesai “ TETAP SEMANGAT”.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi materi,

teori maupun metodologi karena keterbatasan kemampuan, oleh sebab itu penulis

iv

Page 18: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

mohon maaf sekaligus mohon sumbang saran dalam rangka perbaikan dalam

penyempurnaan karya ilmiah selanjutnya.

Penulis berharap kepada para ahli dan semua pihak agar dapat memaklumi, akan

tetapi, sedikit harapan penulis semoga tesis yang sederhana ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Bandar Lampung, 18 Agustus 2018

Penulis,

Siti Juriyah

v

Page 19: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR ISI

Halaman

PERSEMBAHAN................................................................................................... i

SANWACANA ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ...........................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................10

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................11

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................12

A. Persepsi ....................................................................................................12

1. Konsep Persepsi ............................................................................. 12

2. Jenis-Jenis Persepsi ....................................................................... 18

3. Proses Timbulnya Persepsi dan Sifat Persepsi .............................. 20

4. Pembentukan Persepsi ................................................................... 21

Page 20: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ................................. 27

6. Aspek-Aspek Persepsi ................................................................... 31

7. Prinsip Dasar Persepsi ................................................................... 33

B. Kualitas Pelayanan ...................................................................................35

1. Pengertian Pelayanan ..................................................................... 35

2. Pengertian ...................................................................................... 36

3. Kualitas .......................................................................................... 41

4. Prinsip-Prinsip Pelayanan .............................................................. 42

5. Unsur Unsur Pelayanan ................................................................. 44

6. Model Kualitas Pelayanan Publik ................................................. 48

7. Komponen-Komponen Kualitas Pelayanan .................................. 51

C. Kerangka Pemikiran ................................................................................60

D. Hipotesis Penelitian .................................................................................62

III. METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................63

A. Jenis Penelitian ........................................................................................63

B. Populasi dan Sampel Penelitian ...............................................................63

1. Populasi ......................................................................................... 63

2. Sampel dan Teknik pengambilan Sampel ..................................... 64

C. Jenis dan Sumber Data .............................................................................65

1. Data Primer .................................................................................... 65

2. Data Sekunder ............................................................................... 65

D. Variabel Penelitian ...................................................................................66

E. Definisi Konseptual .................................................................................66

1. Persepsi .......................................................................................... 67

2. Kualitas Pelayanan ........................................................................ 67

F. Definisi Operasional ................................................................................68

G. Instrumen Penelitian ................................................................................69

H. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................74

vii

Page 21: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

I. Pengukuran Instrumen Penelitian ............................................................74

1. Uji Validitas ................................................................................... 74

2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 77

J. Teknik Analisis Data ...............................................................................78

1. Statistik Deskriptif ......................................................................... 79

2. Statistik Inferensial ........................................................................ 79

a. Uji Regresi .................................................................................80

b. Uji Koefisien Determinasi .........................................................81

c. Uji Signifikansi ..........................................................................82

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................84

A. Deskripsi Wilayah Penelitian ...................................................................84

B. Gambaran Umum Responden ..................................................................97

1. Data Variabel Persepsi Mahasiswa (X) ......................................... 99

2. Data Kualitas Pelayanan (Y) ...................................................... 102

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data .....................................................106

1. Uji Normalitas................................................................................106

2. Uji Homogenitas ............................................................................107

3. Uji Linieritas X terhadap Y ............................................................108

D. Pengujian Hipotesis ...............................................................................109

E. Pembahasan ...........................................................................................113

1. Persepsi Mahasiswa (X) .............................................................. 113

2. Kualitas Pelayanan (Y) ................................................................ 119

V. SIMPULAN DAN SARAN .........................................................................127

A. Simpulan ................................................................................................127

B. Saran ......................................................................................................127

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................129

LAMPIRAN ........................................................................................................134

viii

Page 22: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Tenaga Kependidikan di FK Unila ................................................................5

1.2 Pendidikan Tenaga Kependidikan FK Unila .................................................5

3.1 Jumlah Mahasiswa FK Unila .......................................................................64

3.2 Keadaan Sampel ...........................................................................................65

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Persepsi Mahasiswa (X) ...............70

3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .................71

3.5 Hasil analisis Validitas Butir Variabel Persepsi Mahasiswa (X) .................76

3.6 Hasil Analisis Validitas Butir Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .................76

3.7 Hasil Analisis Reliabilitas Variabel Persepsi Mahasiswa (X) .....................77

3.8 Hasil Analisis Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .......................78

3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................82

4.1 Struktur Administrasi Fakultas Kedokteran .................................................94

4.2 Uraian Tugas Subbagian Akademik ...........................................................94

4.3 Uraian Tugas Subbagian Kemahasiswaan dan Alumni ..............................95

4.4 Uraian Tugas Subbagian Perencanaan dan Kepegawaian ..........................96

4.5 Uraian Tugas Subbagian Umum dan Keuangan .........................................96

4.6 Distribusi Frekuensi Persepsi Mahasiswa (X) ............................................99

4.7 Perhitungan Mean, Median dan Modus Persespsi Mahasiswa (X) ............100

Page 23: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

4.8 Kategori Persepsi Mahasiswa (X) .............................................................101

4.9 Distribusi Kualitas Pelayanan (Y) .............................................................103

4.10 Perhitungan Mean, Median dan Modus Kualitas Pelayanan (Y) ..............103

4.11 Kategori Kualitas Pelayanan (Y) ..............................................................105

4.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas X ..........................................................106

4.13 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Y ..........................................................107

4.14 Uji Homogenitas Varian ............................................................................107

4.15 Hasil Uji Linieritas X terhadap Y ..............................................................108

4.16 Hasil Analisis Uji Regresi ..........................................................................110

4.17 Hasil Analisis Uji t ....................................................................................110

4.18 Hasil Analisis Korelasi...............................................................................111

x

Page 24: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Histogram Persepsi Mahasiswa (X). .............................................................101

4.2 Kategori Persepsi Mahasiswa (X). ...............................................................102

4.3 Histogram Kualitas Pelayanan (Y). ..............................................................104

4.4 Kategori Kualitas Pelayanan (Y). ...............................................................105

4.5 Pengaruh X terhadap Y. ................................................................................112

Page 25: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................................61

4.1 Struktur Organisasi PSPD FK Unila. ..............................................................87

4.2 Struktur Organisasi Fakultas Kedokteran. ......................................................88

4.3 Komposisi Dosen FK Unila 2017. ..................................................................91

4.4 Jumlah SKS Tahap Sarjana Kedokteran dan Profesi. .....................................92

Page 26: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian ......................................................................................135

A. Pengantar............................................................................................... 135

B. Petunjuk ................................................................................................ 135

C. Variabel Persepsi (X) ............................................................................ 135

D. Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .......................................................... 137

E. Penutup ................................................................................................. 139

2. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................................140

A. Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Persepsi Mahasiswa (X) yang

Diujicobakan terhadap 30 Mahasiswa .................................................. 140

B. Hasil Uji Coba Instrumen Variabel Kualitas Pelayanan (Y) yang

Diujicobakan terhadap 30 Mahasiswa .................................................. 141

3. Uji Validitas ...................................................................................................142

A. Uji Validitas Butir Variabel Persepsi Mahasiswa (X) .......................... 142

B. Uji Validitas Butir Variabel Kualitas Pelayanan (Y) ............................ 143

4. Uji Reliabilitas ..............................................................................................146

A. Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Mahasiswa (X)............................... 146

B. Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan (Y) ................................. 146

5. Tabel Induk Data Hasil Penelitian terhadap 91 Mahasiswa ..........................147

A. Variabel Persepsi Mahasiswa (X) ......................................................... 147

B. Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .......................................................... 150

6. Analisis Deskripsi ..........................................................................................154

A. Variabel Persepsi Mahasiswa (X) ........................................................ 154

Page 27: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

B. Variabel Kualitas Pelayanan (Y) ......................................................... 156

7. Uji Normalitas ................................................................................................159

A. Variabel Persepsi Mahasiswa (X) ........................................................ 159

B. Variabel Kualitas Pelayanan (Y) ......................................................... 161

8. Uji Homogenitas ...........................................................................................163

9. Uji Linieritas .................................................................................................164

10. Uji Regresi ....................................................................................................165

11. Tabel (R ) Korelasi .........................................................................................167

12. Tabel F ...........................................................................................................170

13 Tabel t ............................................................................................................174

14. Foto-Foto Kegiatan Pelayanan .......................................................................175

xiv

Page 28: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas pelayanan dapat dijadikan sebagai salah satu strategi lembaga untuk

menciptakan kepuasan konsumen. Suatu Pelayanan dikatakan berkualitas

manakala mampu memberikan kepuasan kepada seluruh pelanggan dan pemangku

kepentingan lembaga tersebut. Untuk dapat mewujudkan kepuasan pelanggan,

maka lembaga harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas, dengan

cara mewujudkan budaya organisasi yang bagus.

Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara harapan

pelanggan atas pelayanan yang ideal dengan kemampuan lembaga dalam

memberikan pelayanan yang berkualitas. Semakin tinggi kemampuan lembaga

dalam memenuhi harapan pelanggan semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan.

Sebaliknya semakin rendah kemampuan lembaga dalam memenuhi harapan

pelanggan, maka semakin rendah kepuasan yang dirasakan pelanggan.

Menurut Feigenbaum (1996: 68) kualitas merupakan kekuatan penting yang dapat

membuahkan keberhasilan bagi pertumbuhan lembaga. Selanjutnya, jika kualitas

dikaitkan dalam penyelenggaraan pendidikan maka dapat berpedoman pada

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Page 29: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

2

Pendidikan yang menyatakan bahwa penjaminan mutu baik internal maupun

eksternal merupakan hal yang wajib dilakukan. Penjaminan mutu internal

tercermin dari terlaksananya seluruh standar pendidikan tinggi yang

diimplementasikan dalam pemberian pelayanan prima kepada seluruh warga

lembaga pendidikan. Sedangkan penjaminan mutu eksternal, diukur oleh pihak

eksternal seperti Badan Akreditasi Nasional (BAN), Lembaga Akreditasi Mandiri

(LAM), Kantor Akreditasi Nasional (KAN), lembaga pemberi penjaminan seperti

ISO, dan lain-lain.

Pelayanan yang berkualitas kepada pelanggan harus selalu menjadi motto setiap

lembaga, sehingga pelanggan mendapatkan kepuasan. Kepuasan pelanggan inilah

yang dapat menjadi kunci bagi keberhasilan suatu lembaga. Azwar (1996: 32)

berpendapat bahwa suatu lembaga dikatakan bermutu manakala mampu

mengusahakan mempertahankan mutu masukan (input), proses, dan keluaran.

Suatu lembaga pendidikan tinggi (Perguruan tinggi) dapat dikatakan berkualitas

manakala mampu memberikan pelayanan secara prima kepada mahasiswa dan

pemangku kepentingan eksternal. Perguruan tinggi harus mampu memenuhi

seluruh komponen Tri Dharma Perguruan Tinggi mulai dari pendidikan dan

pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Untuk mengetahui tentang efektivitas pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,

perguruan tinggi wajib melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) secara

terencana, dan terarah dengan baik. Monitoring dan evaluasi merupakan upaya

untuk menemukan berbagai kekurangan atas pelaksanaan kegiatan yang sudah

Page 30: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

3

direncakan, sehingga apabila terdapat pelaksanaan kegiatan yang menyimpang

maka dengan cepat dapat diatasi dengan baik.

Evaluasi juga dilakukan terhadap pendukung tridarma perguruan tinggi yang

meliputi bidang kelembagaan dan tata kelola, tenaga pendidik, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, teknologi komunikasi dan informasi (TIK),

serta kerjasama. Masing-masing bidang dievaluasi dalam hal pencapaian indikator

kinerja masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampaknya.

Evaluasi kinerja bidang pendidikan terdiri atas evaluasi kinerja kegiatan intra

kurikuler dan ekstra kurikuler. Evaluasi kinerja intra kurikuler dilakukan terhadap:

(a) keketatan masuk F K Unila, (b) calon mahasiswa baru yang telah lulus seleksi

dan mendaftar ulang, (c) jumlah mahasiswa FK Unila, (d) jumlah provinsi asal

mahasiswa, (e) jumlah mahasiswa penerima beasiswa, (f) jumlah mahasiswa putus

studi (drop out) dan undur diri, (g) masa studi mahasiswa, (h) IPK lulusan, (h)

kemampuan berbahasa Inggris lulusan, dan masa tunggu berkarya lulusan. Selain

itu, evaluasi kinerja ekstra kurikuler dilakukan terhadap jumlah medali lomba

minat/bakat, jumlah judul Program Wirausaha Mahasiswa (PMW), dan Program

Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang dimenangi oleh mahasiswa FK Unila.

Perbaikan yang dilakukan bersifat menyeluruh terhadap unsur-unsur yang terkait

di dalamnya, seperti kurikulum, sarana dan prasarana, pembiayaan, sumber daya

manusia (dosen/tenaga pendidik; karyawan/tenaga kependidikan termasuk

pustakawan, laboran, teknisi), dan unsur lainnya.

Kajian tentang kualitas pelayanan di lembaga pendidikan tidak bisa terlepas dari

manajemen pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan upaya menata seluruh

Page 31: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

4

aspek yang ada di dalam lembaga pendidikan, sehingga mampu mencapai visi,

misi, dan tujuan yang telah ditentukan, dengan menggunakan sumber daya yang

ada (Purwanto, 2007: 27).

Manajemen lembaga pendidikan dapat dimaknai sebagai proses pengerahan dan

pengintegrasian segala sesuatu, baik personel maupun material yang bersangkut-

paut dengan pencapaian tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan adalah segala

usaha dari orang-orang yang terlibat di dalam proses pencapaian tujuan

pendidikan yang diorganisasikan, diintegrasikan dan dikoordinasikan secara

efektif (Purwanto, 2007: 27).

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan pemangku

kepentingan (mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas) perlu didukung sarana dan

prasarana yang lengkap dan memadai. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional, khususnya pasal 45

yang menyatakan bahwa, “Setiap satuan pendidikan formal dan non-formal

menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,

sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.”

Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)

menjelaskan bahwa setiap ASN harus mampu bekerja dengan baik. ASN sebagai

abdi Negara yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat harus

mampu memberikan pelayanan yang prima. Kondisi ASN yang diharapkan oleh

UU tersebut harus memiliki kemampuan profesional, berintegritas tinggi, non

Page 32: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

5

parsial dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja tinggi, serta dapat dipercaya

publik.

Tenaga kependidikan (tenaga administrasi) merupakan penopang dalam

penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi di FK Unila. Tenaga kependidikan di

Unila terdiri atas tenaga kependidikan tetap PNS dan Non PNS dapat dilihat pada

Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tenaga Kependidikan di FK Unila

TAHUN PNS Non PNS JUMLAH

2017 24 48 72

Sumber: Fakultas Kedokteran Unila (2017).

Diketahui bahwa jumlah tenaga kependidikan (tenaga administrasi) tetap di FK

Unila pada tahun 2017 sebanyak 72 orang dengan perincian berstatus PNS

sebanyak 24 orang dan non-PNS sebanyak 48 orang. Dari 72 orang tersebut,

terdapat sebanyak 8 (delapan) orang laboran dan 1 (satu) orang pustakawan.

Adapun tingkat pendidikan tenaga kependidikan dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Pendidikan Tenaga Kependidikan FK Unila

TAHUN SLTP SLTA D-1 D-3 S1 S2 JUMLAH

2017 2 34 1 14 20 1 72

Sumber: Fakultas Kedokteran Unila (2017).

Pada tahun 2017, sebagian besar tenaga kependidikan di FK Unila masih berada

pada jenjang SLTP sebanyak 2 orang, SLTA yaitu sebanyak 34 orang, D-1

sebanyak 1 orang, bahkan ada juga yang berjenjang jenjang diploma tiga (D3)

sebanyak 14 orang, jenjang S-1 sebanyak 20 (dua puluh) orang, dan yang

memiliki jenjang pendidikan S-2 sebanyak 1 (satu) orang.

Page 33: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

6

Regulasi pengelolaan sumber daya meliputi sumber daya manusia dan sumber

daya organisasi yang merupakan aspek penting dalam kemajuan FK Unila.

Regulasi pengelolaan sumber daya manusia terkait tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan berstatus ASN telah diatur di dalam undang-undang kepegawaian.

Namun, bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang berstatus tidak tetap

(honorer/kontrak) perlu ada aturan lebih lanjut meliputi pola rekrutmen,

pembinaan, dan pemutusan kontrak. Hal ini dilakukan guna menjamin hak dan

kewajiban mereka dan memastikan bahwa mereka memiliki kualifikasi dan

kompetensi yang dibutuhkan.

Sayangnya, realitas yang terjadi di lapangan masih terdapat berbagai

permasalahan, termasuk ASN yang ada di FK Unila. Permasalahan tersebut antara

lain:

1. dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, alumni dan civitas

akademika dapat dikatakan belum maksimal;

2. tingkat pendidikan ASN tenaga kependidikan dan tenaga kependidikan

kontrak di FK Unila mayoritas mempunyai tingkat pendidikan yang terbatas,

sehingga mereka perlu mengikuti berbagai pelatihan agar kualitas pelayanan

yang diberikan dapat maksimal;

3. terbatasnya frekwensi pendidikan dan latihan yang diberikan kepada ASN dan

tenaga kontrak BLU Universitas Lampung;

4. terbatasnya jumlah tenaga kependidikan, sehingga setiap ada kegiatan di

lingkungan FK Unila, pelayanan kepada mahasiswa, alumni dan masyarakat

umum menjadi terganggu, karena seluruh SDM tercurahkan tenaganya ke

dalam acara yang akan dan sedang dilaksanakan;

Page 34: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

7

5. seringnya Dekan, dan Wakil Dekan menghadiri acara dinas di dalam dan luar

kota juga menyebabkanya terhambatkan pelayanan, waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan pelayanan tidak sesuai dengan waktu makasimal yang

tercantum dalam prosedur mutu (PM);

6. banyaknya karyawan yang tidak masuk tepat waktu pukul 07.30 WIB,

mayoritas mereka masuk di atas pukul 08.00 WIB bahkan pada saat istirahat

pun, banyak karyawan yang masuk di atas pukul 13.00 WIB Hal inilah yang

juga menyebabkan terhambatnya pelaksanaan pelayanan prima;

7. seringnya, karyawan ijin tidak masuk kerja pada pagi hari di hari yang

bersangkutan, bukan satu hari sebelum hari H. hal ini juga menyebabkan tidak

adanya persiapan bagi karyawan tersebut untuk menyerahkan pekerjaan yang

belum tuntas kepada tim kerjanya;

8. seringnya karyawan izin meninggalkan kantor pada tengah hari, sehingga

pelayanan pada sore hari pukul 13.00 s.d. 16.00 WIB menjadi terhambat

(tidak prima); dan

9. banyaknya ASN yang mengandalkan tenaga kontrak dalam melaksanakan

berbagai tugas dan fungsi mereka, sehingga tenaga kontrak menjadi sangat

sibuk karena jumlah pekerjaan yang harus mereka lakukan sangat banyak,

sementara tenaga ASN (khususnya yang senior dan tidak menjabat) menjadi

bermalas-malasan.

Permasalahan di atas, menimbulkan persepsi yang berbacam-macam dari

mahasiswa, terutama pada saat ingin mendapatkan pelayanan dari mereka.

Page 35: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

8

Hasil penelitian yang juga mendukung penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh

Gunadi (2017:1) yang menghasilkan temuan bahwa kualitas pelayanan akan

mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ratnamiasih, dkk. (2012:55) menunjukkan bahwa kualitas pelayanan yang

maksimal akan mampu meningkatkan kepuasan pihak yang dilayani. Semakin

tinggi kualitas layanan semakin tinggi pula tingkat kepuasan pihak yang dilayani.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Saraswati, Hamid dan Topowijono

(2015:1) yang mengatakan bahwa ada korelasi yang signifikan antara persepsi

terhadap kualitas pelayanan. Semakin baik persepsi maka semakin baik pula

penilaian terhadap kualitas layanan, dan sebaliknya.

Berdasarkan seluruh hasil penelitian penelitian di atas dapat diketahui, bahwa

dimensi personal (human factor) tenaga kependidikan di FK Universitas Lampung

dianggap penting bagi mahasiswa.

Untuk menghasilkan kualitas pelayanan yang sesuai dengan harapan para

mahasiswa, persepsi yang baik atas pelayanan yang diberikan oleh tenaga

kependidikan di FK Universitas Lampung, terutama SDM yang berhubungan

langsung dengan proses pelayanan di FK, sangat penting untuk selalu

ditingkatkan.

Persepsi yang baik atas pelayanan dari tenaga kependidikan di FK Universitas

Lampung dalam melayani mahasiswa bukan hanya dilihat dari keahlian dan

pengetahuannya, namun juga melalui kondisi emosionalnya. Menurut Shi (2007)

dalam Ratnamiasih, dkk. (2012: 50), persepsi akan muncul berdasarkan

karakteristik yang ditampilkan oleh orang lain seperti motivasi, sifat, keahlian,

Page 36: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

9

persepsi diri, peran sosial, atau bahasa tubuh, yang menghasilkan kinerja efektif

atau superior.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa persepsi mahasiswa terhadap pelayanan

yang diberikan oleh tenaga kependidikan pada FK Universitas Lampung dapat

dipahami sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan

mereka. Dengan demikian, persepsi mahasiswa terhadap pelayanan yang

diberikan oleh tenaga kependidikan pada FK Universitas Lampung secara umum

merupakan proses bagaimana mahasiswa menyeleksi, mengatur, dan

menginterpretasikan berbagai pelayanan yang selama ini telah mereka terima

hingga diterima sebagai masukan-masukan informasi sehingga mampu

menciptakan gambaran secara keseluruhan atas layanan yang selama ini mereka

dapatkan.

Beberapa hasil penelitian sebagaimana telah dikemukakan di atas juga

menunjukkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan seseorang puas dalam

menerima pelayanan karena mereka mempunyai persepsi yang baik tentang kualitas

pelayanan yang diberikan selama ini.

Persepsi mahasiswa terhadap pelayanan yang diberikan oleh tenaga kependidikan

pada FK Universitas Lampung merupakan proses kognitif yang dialami oleh setiap

mahasiswa FK di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat

penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Oleh karena itu

penting untuk mengidentifikasi seperangkat faktor yang mempengaruhi persepsi

Page 37: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

10

mahasiswa, sehingga mahasiswa sebagai pihak yang dilayani mempunyai persepsi

yang baik.

Melihat seluruh permasalahan dan hasil penelitian terdahulu (state of the art)

sebagaimana dipaparkan di atas dapat dipahami bahwa kualitas pelayanan di FK

Universitas Lampung sangat dipengaruhi oleh persepsi mahasiswa terhadap

pelayanan yang diberikan oleh tenaga kependidikan. Oleh karena itu, penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi Mahasiswa

terhadap Kualitas Pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan penelitian ini

dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah kondisi persepsi mahasiswa di Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung?

2. Bagaimanakah kualitas pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung?

3. Seberapa besar pengaruh persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. persepsi mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung;

Page 38: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

11

2. kualitas pelayanan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung; dan

3. besarnya pengaruh persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan di

Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara praktis maupun

teoritis.

1. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi agar dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pelayanan mahasiswa khususnya

di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam meningkatkan kualitas

pelayanan didasarkan pada upaya peningkatan persepsi yang baik yang ada

pada setiap mahasiswa Fakultas Kedokteran.

2. Secara Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam pengembangan khasanah teori “pelayanan publik” pada

umumnya, dan “teori pelayanan publik khususnya pada lembaga pendidikan”.

Page 39: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Persepsi

1. Konsep Persepsi

Persepsi berasal dari bahasa Inggris yaitu kata perception, yang diambil dari

bahasa latin perceptio, yang berarti menerima atau mengambil. Dalam arti,

sebagai cara pandang tehadap sesuatu atau merupakan pemahaman atas hasil olah

daya pikir. Dengan kata lain, persepsi berkaitan dengan faktor-faktor eksternal

yang direspons melalui pancaindra, daya ingat, dan daya jiwa (Junivita, 2014: 34).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “Persepsi merupakan

tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.” Robbins (2003:54)

mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai:

“Proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan

indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan mereka.” Kotler

(2000: 65) menjelaskan persepsi sebagai, “Proses bagaimana seseorang

menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi

dalam menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.”

Slameto ( 2010 :102 ) persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan

atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus

mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat

Page 40: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

13

inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Toha

(2009:141) juga menerangkan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah, “Proses

kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan

penciuman.” Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan

bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi, dan

bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.

Walgito (2003: 43) mengemukakan bahwa:

“Persepsi seseorang merupakan proses aktif yang memegang peranan,

bukan hanya stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon tertentu)

yang mengenainya tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan

pengalaman-pengalamannya, motivasi serta sikapnya yang relevan dalam

menanggapi stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon

tertentu).”

Individu dalam hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan

untuk dapat mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan

sebagai penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses

pengamatan itu terjadi, maka diperlukan objek yang diamati alat indera yang

cukup baik dan perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

dalam mengadakan pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pandangan

seseorang terhadap sesuatu yang akan membuat respon bagaimana dan dengan

apa seseorang akan bertindak.

Arindita (2003: 84) berpendapat bahwa persepsi adalah:

“Suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan yang

mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (sesuatu yang merangsang

terjadinya respon tertentu) yang berperan sebagai input, pengorganisasian

stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan

dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap.”

Page 41: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

14

Arindita (2003: 45) membedakan persepsi dalam dua pandangan, yaitu pandangan

secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai,

“Penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu.” Sedangkan pandangan yang

luas mengartikannya sebagai, “bagaimana seseorang memandang atau

mengartikan sesuatu.” Sebagian besar dari individu menyadari bahwa dunia yang

sebagaimana dilihat tidak selalu sama dengan kenyataan, jadi berbeda dengan

pendekatan sempit, tidak hanya sekedar melihat sesuatu tapi lebih pada

pengertiannya terhadap sesuatu tersebut.

Sobur (2010 : 445) menjelaskan, persepsi dalam arti sempit ialah, “Penglihatan,

bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas ialah

pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau

mengartikan sesuatu.” Azzahy (2008: 23) perception dalam pengertian sempit

adalah, “Penglihatan, yaitu bagaimana seseorang melihat sesuatu; sedangkan

dalam arti luas.” Perception adalah pandangan, yaitu, “Bagaimana seseorang

memandang atau mengartikan sesuatu.” Menurut Sobur (2010: 37) persepsi dalam

arti sempit ialah, “Penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu

sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau penglihatan, yaitu bagaimana

seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.”

Azzahy (2008:27) mengartikan persepsi sebagai, “Proses mengetahui atau

mengenali objek dan kejadian objektif melalui indera.” Iksan (2012: 34) persepsi

adalah, “Proses ketika kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus (sesuatu yang

merangsang terjadinya respon tertentu) yang memengaruhi indra kita.”

Page 42: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

15

Menurut Thomas (2013: 76) persepsi adalah:

“Suatu proses yang bersifat kompleks yang menyebabkan orang dapat

menerima atau meringkas informasi yang diperoleh dari lingkungannya.

Semua proses belajar selalu dimulai dengan persepsi, yaitu setelah peserta

didik menerima stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon

tertentu) atau suatu pola stimuli dari lingkungannya.”

Azzahy (2008: 23) menerangkan bahwa:

“Dalam psikologi kontemporer persepsi secara umum diperlakukan sebagai

variable campur tangan (intervening variable), yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon tertentu)

dan faktor-faktor yang ada pada subjek yang menghadapi stimulus tersebut.

Oleh sebab itu, persepsi seseorang terhadap suatu benda atau realitas belum

tentu sesuai dengan benda atau realitas yang sesungguhnya. Demikian juga,

pribadi-pribadi yang berbeda akan mempersepsikan sesuatu secara berbeda

pula.”

Suparyanto (2011: 24) memhami bahwa persepsi berarti analisis mengenai cara

mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan

kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda

tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut:

individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali,

dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya

mangga. Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain

sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga

dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah

yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah

kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga. Dengan kata

lain, dalam proses pembentukan persepsi dibutuhkan adanya objek atau stimulus

yang berkaitan dengan alat indera dengan perantaraan syaraf sensorik, kemudian

diteruskan ke otak sebagai pusat kesadaran (proses psikologis). Selanjutnya,

Page 43: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

16

dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat mengalami persepsi

(proses psikologis).

Organisme atau individu dalam mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa

yang dipersepsi terlebih dahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsi

lebih dulu, baru kemudian keseluruhannya, ataukah keseluruhan dipersepsi lebih

dulu baru kemudian bagian-bagiannya. Dalam hal ini ada dua teori yang berbeda

satu dengan yang lain, atau bahkan dapat dikatakan berlawanan dalam hal

persepsi ini, yaitu 1) teori elemen, dan 2) teori Gestalt.

Menurut teori elemen, dalam individu mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi

mula-mula adalah bagian-bagiannya, baru kemudian keseluruhan. Menurut teori

ini, persepsi merupakan hal yang sekunder. Jadi, kalau seseorang mempersepsi

sesuatu maka yang dipersepsi terlebih dahulu adalah bagian-bagiannya, baru

kemudian keseluruhannya. Dalam hal ini dapat dikemukakan bahwa dalam

seseorang mempersepsi sesuatu bagian-bagiannya merupakan hal yang primer,

sedangkan keseluruhannya merupakan hal yang sekunder.

Sebaliknya menurut teori Gestalt dalam seseorang mempersepsi sesuatu yang

primer adalah keseluruhannya atau Gestaltnya, sedangkan bagian-bagiannya

adalah sekunder. Jadi kalau seseorang mempersepsi sesuatu maka yang dipersepsi

terlebih dahulu adalah keseluruhannya atau gestaltnya, baru kemudian bagian-

bagiannya.

Thomas (2013: 23) mengartikan persepsi atau tanggapan adalah:

“Proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan

bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, memberi, serta meraba

(kerja indra) di sekitar kita. Persepsi merupakan proses akhir dari

Page 44: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

17

pengamatan yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian dan diteruskan

ke otak, selanjutnya individu menyadari tentang adanya sesuatu melalui

persepsi individu menyadari dan dapat mengerti tentang keadaan

lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang hal-hal yang ada dalam

diri individu yang bersangkutan.”

Persepsi secara umum merupakan suatu tanggapan berdasarkan suatu evaluasi

yang ditujukan terhadap suatu obyek dan dinyatakan secara verbal, sedangkan

bentuk-bentuk persepsi merupakan pandangan yang berdasarkan penilaian

terhadap suatu obyek yang terjadi, kapan saja, dimana saja, jika stimulus

mempengaruhinya. Persepsi yang meliputi proses kognitif mencakup proses

penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan.

Oleh karena itu dalam menerima suatu stimulus (sesuatu yang merangsang

terjadinya respon tertentu) kemampuan manusia sangatlah terbatas, sehingga

manusia tidak mampu memproses seluruh stimulus yang ditangkapnya. Artinya

meskipun sering disadari, stimulus yang akan dipersepsi selalu dipilih suatu

stimulus yang mempunyai relevansi dan bermakna baginya.

Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan

suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan

masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada, kemudian

menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti. Persepsi

merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus

yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Persepsi merupakan

stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan

sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi

merupakan suatu pengamatan individu atau proses pemberian makna sebagai

Page 45: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

18

hasil pengamatan tentang suatu objek, peristiwa, dan sebagainya melalui panca

inderanya, yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan penafsiran

pesan sehingga seseorang dapat memberikan tanggapan mengenai baik buruknya

atau positif negatifnya hal tersebut.

2. Jenis-Jenis Persepsi

Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh indera

menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis

1) Persepsi visual

Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah

persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan

balita untuk memahami dunianya.[5]

Persepsi visual merupakan topik utama

dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling

sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.

2) Persepsi auditori

Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.

3) Persepsi perabaan

Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.

4) Persepsi penciuman

Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu

hidung.

Page 46: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

19

5) Persepsi pengecapan

Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah

(Suparyanto, 2011: 65).

Gerungan (2010: 146) menambahkan jenis persepsi yang lain yaitu persepsi sosial

(Social Perception) yaitu:

“Kecakapan untuk cepat melihat dan memahami perasaan-perasaan, sikap-

sikap, dan kebutuhan-kebutuhan anggota kelompok. Kecakapan ini sangat

diperlukan untuk memenuhi tugas pemimpin seperti yang dikemukakan

oleh kaum dinamika kelompok untuk menjalankan group-centered

leadership.”

Selanjutnya Gerungan (2010: 148) menjelaskan bahwa:

“Persepsi sosial terutama diperlukan untuk dapat melaksanakan tugas

menjadi penjambung lidah anggota-anggota kelompoknya dan juga

diperlukan untuk dapat melaksanakan tugasnya yaitu memberi pandangan

dan patokan yang menyeluruh tentang keadaan-keadaan di dalam maupun di

luar kelompok.”

Ada dua bentuk persepsi yaitu yang bersifat positif dan negatif :

1) Persepsi Positif

Persepsi positif yaitu persepsi atau pandangan terhadap suatu obyek dan

menuju pada suatu keadaan dimana subyek yang mempersepsikan cenderung

menerima obyek yang ditangkap karena sesuai dengan pribadinya

2) Persepsi Negatif

Persepsi atau pandangan terhadap suatu obyek dan menunjuk pada keadaan

dimana subyek yang mempersepsi cenderung menolak obyek yang ditangkap

karena tidak sesuai dengan pribadinya (Suparyanto, 2011: 66).

Page 47: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

20

3. Proses Timbulnya Persepsi dan Sifat Persepsi

Mar’at (1991: 34) proses persepsi merupakan suatu:

“Proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan

pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan

bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan

pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang

ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam

menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku

individu terhadap objek yang ada.”

Hamka (2002: 23) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang

terjadi dalam tahap-tahap berikut:

1) Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman

atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat

indera manusia.

2) Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,

merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat

indera) melalui saraf-saraf sensoris.

3) Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik,

merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang

diterima reseptor.

4) Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu

berupa tanggapan dan perilaku (Hamka, 2002: 23).

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan, bahwa proses persepsi

melalui tiga tahap, yaitu:

Page 48: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

21

1) Tahap penerimaan stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon

tertentu), baik stimulus fisik maupun stimulus sosial melalui alat indera

manusia, yang dalam proses ini mencakup pula pengenalan dan pengumpulan

informasi tentang stimulus yang ada.

2) Tahap pengolahan stimulus sosial melalui proses seleksi serta

pengorganisasian informasi.

3) Tahap perubahan stimulus yang diterima individu dalam menanggapi

lingkungan melalui proses kognisi yang dipengaruhi oleh pengalaman,

cakrawala, serta pengetahuan individu (Hamka, 2002: 24).

4. Pembentukan Persepsi

Proses pembentukan persepsi sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali

dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi

seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan

"closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka

akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap

penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi tersebut akan

disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna, sedangkan

interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau makna

terhadap informasi tersebut secara menyeluruh (Mar’at, 1991: 35).

Walgito (2003:101) menjelaskan bahwa ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi

agar individu dapat mengadakan persepsi, yaitu: 1) Adanya objek yang dipersepsi.

Page 49: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

22

Objek menimbulkan stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon

tertentu) yang mengenai alat indera atau reseptor. Stimulus dapat datang dari luar

individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang

bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai

reseptor. Namun sebagian terbesar stimulus datang dari luar individu. 2) Adanya

indera, syaraf, dan pusat susunan syaraf, yaitu merupakan alat untuk menerima

stimulus. Di samping itu harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak

sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respons diperlukan

syaraf motoris.. 3) Adanya perhatian, merupakan langkah pertama sebagai

persiapan dalam mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau

konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu atau

sekumpulan objek.

Menurut Sobur (2010:447) pada fase interpretasi ini terjadi proses

mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti. Interpretasi dipengaruhi

oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut,

motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi. Serta bergantung pada

kemampuan seseorang untuk mengadakan pengategorian informasi yang

diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.

Menurut David Krech dan Richard S. Cruthfield (1997:235) dalam Rakhmat

(2005) persepsi ditentukan oleh faktor fungsional dan faktor struktural. Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut: 1) Faktor Fungsional. Faktor fungsional ini

juga disebut sebagai faktor personal atau perseptor, karena merupakan pengaruh-

Page 50: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

23

pengaruh di dalam individu yang mengadakan persepsi seperti kebutuhan,

pengalaman masa lalu dan hal-hal lainnya. Berarti persepsi bersifat selektif secara

fungsional sehingga obyek-obyek yang mendapatkan tekanan dalam persepsi

biasanya obyek-obyek yang memenuhi tujuan individu yang melakukan persepsi.

Termasuk dalam faktor fungsional ini adalah pengaruh kebutuhan, kesiapan

mental, suasana emosional dan latar belakang sosial budaya. Jadi yang

menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimulus tetapi karakteristik orang

menentukan respon atau stimulus, 2) Faktor-Faktor Struktural. Faktor struktural

merupakan pengaruh yang berasal dari sifat stimulus fisik dan efek-efek yang

ditimbulkan pada sistem syaraf individu. Prinsip yang bersifat struktural yaitu

apabila kita mempersepsikan sesuatu, maka kita akan mempersepsikan sebagian

suatu keseluruhan. Jika kita ingin memahami sutau peristiwa, kita tidak dapat

meneliti faktor-faktor yang terpisah, tetapi harus mendorongnya dalam hubungan

keseluruhan. Sebagai contoh dalam memahami seseorang kita harus melihat

masalah-masalah yang dihadapinya, konteksnya maupun lingkungan sosial

budayanya. Dalam mengorganisasi sesuatu, kita harus melihat konteksnya.

Walaupun stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon tertentu) yang

kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan interpretasi yang

konsisten dengan rangkaian stimulus yang kita persepsi. Oleh karena manusia

selalu memandang stimulus dalam konteksnya, maka manusia akan mencari

struktur pada rangkaian stimulus yang diperoleh dengan jalan mengelompokkan

berdasarkan kedekatan atau persamaan, sehingga dari prinsip ini berarti obyek

atau peristiwa yang berdekatan dalam ruang dan waktu atau menyerupai satu sama

lain, cenderung ditanggapi sebagai bagian dari struktur yang sama.

Page 51: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

24

Dari hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengadakan persepsi ada

beberapa faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu

1) objek atau stimulus yang dipersepsi, 2) alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat

susunan syaraf, yang merupakan syarat fisiologis, dan 3) perhatian, yang

merupakan syarat psikologis.

Dengan demikian dapat dijelaskan terjadinya proses persepsi sebagai berikut.

Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor.

Persepsi ini dinamakan proses kealaman (fisik). Stimulus yang diterima oleh alat

indera dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak. Proses ini dinamakan proses

fisiologis. Kemudian terjadilah suatu proses di otak, sehingga individu dapat

menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari

stimulus yang diterimanya. Proses yang terjadi dalam otak atau pusat kesadaran

itulah yang dinamakan proses psikologis.

Demikian juga ada beberapa karakteristik yang mempengaruhi suatu persepsi

seseorang yaitu (1) faktor ciri khas dari obyek stimulus (2) faktor-faktor pribadi

(3) faktor pengaruh kelompok dan (4) faktor perbedaan latar belakang. Faktor dari

obyek stimulus terdiri dari (1) nilai dari stimulus (2) arti emosional orang yang

bersangkutan (3) familiaritas dan (4) intensitas yang berhubungan dengan derajad

kesadaran seseorang mengenai stimulus tersebut. Termasuk di dalam faktor

pribadi yaitu ciri khas individu seperti taraf kecerdasan, minat, emosional dan

sebagainya. Respon orang lain dapat memberi kearah suatu tingkah laku konform.

Gerungan (2010: 148) mengemukakan bahwa:

“Kemampuan abstraksi dibutuhkan dalam menafsirkan kecenderungan-

kecenderungan kegiatan di dalam kelompok dan keadaan umum di luar

Page 52: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

25

kelompok dalam hubungannya dengan realisasi tujuan-tujuan kelompok.

Ketajaman penglihatan dan kemampuan analisis yang didampingi dengan

kemampuan mengabstraksikan dan mengintegrasikan fakta-fakta interaksi

sosial di dalam dan di luar kelompoknya.”

Arindita (2003: 23), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu:

1) Konstansi (menetap): Di mana individu mempersepsikan seseorang sebagai

orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.

2) Selektif : persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti

bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan

kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut,

sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.

3) Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat

disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

Faktor psikologis lain yang juga penting dalam persepsi menurut Gerungan (1996:

45) secara berturut-turut adalah emosi, impresi dan konteks.

1. Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah

informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya (menjadi

figure) adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena

baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan

mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.

2. Impresi : stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi

persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat

dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan

Page 53: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

26

dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri

dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan

secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang

selanjutnya.

3. Konteks: walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang

penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial,

budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat

menentukan bagaimana figure dipandang. Fokus pada figure yang sama,

tetapi dalam ground yang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang

berbeda.

Di samping faktor-faktor teknis seperti kejelasan stimulus, misalnya suara yang

jernih, gambar yang jelas, kekayaan sumber stimulus, misalnya media multi-

channel seperti audio-visual, persepsi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor

psikologis. Faktor psikologis ini bahkan terkadang lebih menentukan bagaimana

informasi atau pesan atau stimulus dipersepsikan. Faktor yang sangat dominan

menurut Gerungan (2010: 189) adalah prasangka. “Prasangka sosial dapat

disebabkan oleh faktor-faktor eksternal pribadi orang, tetapi terdapat pula

beberapa faktor intern dari pribadi orang yang mempermudah terbentuknya

prasangka padanya.”

Menurut Gerungan (2010: 190) dijelaskan bahwa:

“Informasi melalui media massa berpengaruh besar terutama informasi yang

memberikan pengertian dan kesadaran mengenai sebab-seba terjadinya,

dipertahankannya, dan mengenai kerugian prasangka sosial bagi masyarakat

secara keseluruhan dan bagi anggotanya.”

Page 54: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

27

Dengan kata lain, faktor psikologis dalam hal ini berupa prasangka terkadang

lebih menentukan bagaimana informasi atau pesan atau stimulus dipersepsikan

oleh orang yang mempunyai prasangka. Semakin baik prasangka yang mereka

bangun, semakin baik pula persepsi yang dimilikinya, dan sebaliknya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Robbins (2003: 56) bahwa meskipun individu-individu memandang pada satu

benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-beda. Ada sejumlah

faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-balikkan persepsi.

Faktor-faktor ini dari :

1) Pelaku persepsi (perceiver)

2) Objek atau yang dipersepsikan

3) Konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan

Toha (2009: 34) berpendapat bahwa:

“Persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dlam diri individu, misalnya

sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-

faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri,

baik sosial maupun fisik.”

Hamka (2002: 65) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi

dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya

respon tertentu)

b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat.

c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.

Page 55: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

28

d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.

Berbeda dengan persepsi terhadap benda mati seperti meja, mesin atau gedung,

persepsi terhadap individu adalah kesimpulan yang berdasarkan tindakan orang

tersebut. Objek yang tidak hidup dikenai hukum-hukum alam tetapi tidak

mempunyai keyakinan, motif atau maksud seperti yang ada pada manusia.

Akibatnya individu akan berusaha mengembangkan penjelasan-penjelasan

mengapa berperilaku dengan cara-cara tertentu. Oleh karena itu, persepsi dan

penilaian individu terhadap seseorang akan cukup banyak dipengaruhi oleh

pengandaian-pengadaian yang diambil mengenai keadaan internal orang itu

(Robbins, 2003: 58).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins (2003: 59) pada

dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu Faktor Internal dan Faktor Eksternal.

1. Faktor Internal yang mempengaruhi persepsi, yaitu faktor-faktor yang terdapat

dalam diri individu, yang mencakup beberapa hal antara lain: a) Fisiologis.

Informasi masuk melalui alat indera, selanjutnya informasi yang diperoleh ini

akan mempengaruhi dan melengkapi usaha untuk memberikan arti terhadap

lingkungan sekitarnya. Kapasitas indera untuk mempersepsi pada tiap orang

berbeda-beda sehingga interpretasi terhadap lingkungan juga dapat berbeda; b)

Perhatian. Individu memerlukan sejumlah energi yang dikeluarkan untuk

memperhatikan atau memfokuskan pada bentuk fisik dan fasilitas mental yang

ada pada suatu obyek. Energi tiap orang berbeda-beda sehingga perhatian

seseorang terhadap obyek juga berbeda dan hal ini akan mempengaruhi

persepsi terhadap suatu obyek; c) Minat. Persepsi terhadap suatu obyek

Page 56: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

29

bervariasi tergantung pada seberapa banyak energi atau perceptual vigilance

yang digerakkan untuk mempersepsi. Perceptual vigilance merupakan

kecenderungan seseorang untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau

dapat dikatakan sebagai minat; d) Kebutuhan yang searah. Faktor ini dapat

dilihat dari bagaimana kuatnya seseorang individu mencari obyek-obyek atau

pesan yang dapat memberikan jawaban sesuai dengan dirinya; e) Pengalaman

dan ingatan. Pengalaman dapat dikatakan tergantung pada ingatan dalam arti

sejauh mana seseorang dapat mengingat kejadian-kejadian lampau untuk

mengetahui suatu rangsang dalam pengertian luas; f) Suasana hati. Keadaan

emosi mempengaruhi perilaku seseorang, mood ini menunjukkan bagaimana

perasaan seseorang pada waktu yang dapat mempengaruhi bagaimana

seseorang dalam menerima, bereaksi dan mengingat.

2. Faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi, merupakan karakteristik dari

linkungan dan obyek-obyek yang terlibat didalamnya. Elemen-elemen tersebut

dapat mengubah sudut pandang seseorang terhadap dunia sekitarnya dan

mempengaruhi bagaimana seseoarang merasakannya atau menerimanya.

Sementara itu faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi persepsi yaitu : a)

ukuran dan penempatan dari obyek atau stimulus (sesuatu yang merangsang

terjadinya respon tertentu). Faktor ini menyatakan bahwa semakin besrnya

hubungan suatu obyek, maka semakin mudah untuk dipahami. Bentuk ini akan

mempengaruhi persepsi individu dan dengan melihat bentuk ukuran suatu

obyek individu akan mudah untuk perhatian pada gilirannya membentuk

persepsi; b) Warna dari obyek-obyek. Obyek-obyek yang mempunyai cahaya

lebih banyak, akan lebih mudah dipahami (to be perceived) dibandingkan

Page 57: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

30

dengan yang sedikit; c) Keunikan dan kekontrasan stimulus (sesuatu yang

merangsang terjadinya respon tertentu). Stimulus luar yang penampilannya

dengan latarbelakang dan sekelilingnya yang sama sekali di luar sangkaan

individu yang lain akan banyak menarik perhatian; d) Intensitas dan kekuatan

dari stimulus (sesuatu yang merangsang terjadinya respon tertentu). Stimulus

dari luar akan memberi makna lebih bila lebih sering diperhatikan

dibandingkan dengan yang hanya sekali dilihat. Kekuatan dari stimulus

merupakan daya dari suatu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi; e) Motion

atau gerakan. Individu akan banyak memberikan perhatian terhadap obyek

yang memberikan gerakan dalam jangkauan pandangan dibandingkan obyek

yang diam.

Iksan (2012: 56) menyatakan bahwa:

“Persepsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor belajar,

motivasi, dan pemerhati perseptor atau pemersepsi ketika proses persepsi

terjadi. Dan karena ada beberapa faktor yang bersifat subyektif yang

mempengaruhi, maka kesan yang diperoleh masing-masing individu akan

berbeda satu sama lain.”

Persepsi individu dipengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor

fungsional ialah faktor-faktor yang bersifat personal. Misalnya kebutuhan

individu, usia, pengalaman masa lalu, kepribadian,jenis kelamin, dan hal-hal lain

yang bersifat subjektif. Faktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya

lingkungan, budaya, dan norma sosial sangat berpengaruh terhadap seseorang

dalam mempresepsikan sesuatu.

Page 58: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

31

Dari uraian di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa persepsi dipengaruhi

oleh beberapa faktor internal dan eksternal, yaitu faktor pemersepsi (perceiver),

obyek yang dipersepsi dan konteks situasi persepsi dilakukan.

6. Aspek-Aspek Persepsi

Pada hakikatnya sikap adalah merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen,

dimana komponen-komponen tersebut menurut Mar'at (1991: 34) ada tiga yaitu:

1. Komponen kognitif, yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau

informasi yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan

ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap

tersebut.

2. Komponen Afektif : Afektif berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang.

Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan

atau sistem nilai yang dimilikinya.

3. Komponen Konatif, yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku

yang berhubungan dengan obyek sikapnya.

Gerungan (2010: 160-161) menjelaskan bahwa:

“Sikap (attitude) terhadap objek tertentu dapat merupakan sikap pandangan

atau sikap perasaan yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak

sesuai dengan sikap objek itu. Jadi, sikap merupakan kesediaan untuk

beraksi terhadap suatu hal. Sikap senantiasa diarahkan pada suatu hal dan

suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada objeknya.”

Page 59: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

32

Selanjutnya Gerungan (2010: 161) menjelaskan bahwa:

“Attitude mugkin terarahkan pada benda-benda, orang-orang, tetapi juga

peristiwa-peristiwa, pemandangan-pemandangan, lembaga-lembaga, norma-

norma, nilai-nilai, dan lain-lain. manusia itu tidak dilahirkan dengan sikap

pandangan ataupun sikap perasaan tertentu, tetapi attitude-attitude tersebut

dibentuk sepanjang perkembangannya”

Gerungan (2010: 161-162) menjelaskan bahwa sikap dapat dibedakan menjadi

dua, yaitu sikap sosial dan individual. Secara jelas dideskripsikan bahwa attitude

sosial merupakan:

“Cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial.

Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang

dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial, dan biasanya attitude

sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang tetapi juga oleh orang lain

yang sekelompok atau semasyarakat.”

Selanjutnya Gerungan (2010: 162) menjelaskan bahwa:

“Attitude individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja, misalnya

kesukaan terhadap binatang tertentu. Attitude individual berkenaan dengan

objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial. Attitude individual

terdiri atas kesukaan dan ketidaksukaan pribadi atas objek, orang,

binantang, dan hal-hal tertentu.”

Attitude sosial sebagaimana dijelaskan di atas, terbentuk berkaitan dengan situasi

rangsangan yang bersifat sosial. Hal yang menjadi anggota yang baik atau anggota

yang buruk dari sebuah kelompok tergantung pula kepada terdapatnya attitude-

attitude positif atau negatif orang tersebut terhadap kelompok yang bersangkutan.

Attitude mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia (Gerungan, 2010:

162). Selanjutnya dijelaskan bahwa:

“Attitude menyebabkan terjadinya tingkah laku yang khas dan berulang-

ulang terhadap objek sosial dan karenanya maka attitude sosial turut

merupakan suatu faktor penggerak dalam pribadi individu untuk bertingkah

laku secara tertentu sehingga attitude sosial dan attitude pada umumnya itu

mempunyai sifat-sifat dinamis yang sama seperti sifat motif dan motivasi,

yaitu merupakan salah satu penggerak internal di dalam pribadi orang yang

Page 60: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

33

mendorongnya berbuat sesuatu dengan cara tertentu.” (Gerungan, 2010:

163).

Walgito (2003: 27) memberikan pengertian bahwa:

“Dalam persepsi terkandung komponen kognitif dan juga komponen

konatif, yaitu sikap merupakan predisposing untuk merespons, untuk

berperilaku. Ini berarti bahwa sikap berkaitan dengan perilaku, sikap

merupakan predis posisi untuk berbuat atau berperilaku.”

Dari batasan ini juga dapat dikemukakan bahwa persepsi mengandung komponen

kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan

kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Sikap seseorang pada suatu obyek

sikap merupakan manifestasi dari kontelasi ketiga komponen tersebut yang saling

berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap obyek sikap.

Ketiga komponen itu saling berinterelasi dan konsisten satu dengan lainnya. Jadi,

terdapat pengorganisasian secara internal diantara ketiga komponen tersebut.

7. Prinsip Dasar Persepsi

Bagi seorang guru, mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang bersangkut

paut dengan persepsi sangat penting, karena: 1) Makin baik suatu obyek, orang,

peristiwa atau hubungan diketahui, makin baik obyek, orang, peristiwa atau

hubungan tersebut dapat diingat.

Dalam Slameto (2010: 103-105) dijelaskan, bahwa ada beberapa prinsip dasar

tentang persepsi yang perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui

siswanya secara lebih baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang

efektif:

Page 61: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

34

1. Persepsi itu Relatif Bukannya Absolut. Artinya seseorang tidak akan mampu

menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan sebenarnya. Seseorang tidak

dapat menyebutkan secara persis berat suatu benda yang dilihatnya atau

kecepatan mobil yang sedang lewat, tetapi ia dapat secara relative menerka

berat berbagai benda atau kecepatan mobil-mobil.

2. Persepsi itu Selektif. Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan

saja dari banyak rangsangan yang ada di sekelilingnya pada saat-saat tertentu.

Ini berarti bahwa rangsangan yang diterima akan tergantung pada apa yang

pernah ia pelajari, apa yang pada suatu saat menarik perhatiannya dan ke arah

mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Ini berarti bahwa ada

keterbatasan dalam kemampuan seseorang dalam menerima rangsangan.

3. Persepsi itu Mempunyai Tatanan. Orang yang menerima rangsangan tidak

dengan cara sembarangan. Ia akan menerimanya dalam bentuk hubungan-

hubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan yang datang tidak

lengkap, ia akan melengkapi sendiri sehingga hubungan itu menjadi jelas.

4. Persepsi Dipengaruhi oleh Harapan dan Kesiapan (Penerima Rangsangan).

Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang

akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih itu akan

ditata dan demikian pula bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.

5. Persepsi Seseorang atau Kelompok Dapat Jauh Berbeda dengan Persepsi

Orang atau Kelompok Lain Sekalipun Situasinya Sama. Perbedaan persepsi

ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan

dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi.

Page 62: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

35

B. Kualitas Pelayanan

1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah, “Sebagai

suatu usaha untuk membantu menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan

orang lain.” Sedangkan menurut Nawawi (2003 : 26) pelayanan adalah:

“Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

landasan faktor materi melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam

rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya.

Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan

merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara

rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam

masyarakat.”

Sedangkan menurut Groonros (1990) dalam Ratminto dan Winarsih (2005)

pelayanan adalah:

“Suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata

(tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang di sediakan oleh

perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan

permasalahan konsumen atau pelanggan.”

Berbeda dengan Supranto (2006: 227) mengatakan bahwa, “Pelayanan atau jasa

merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud dan cepat hilang, lebih dapat

dirasakan dari pada dimiliki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam

proses mengonsumsi jasa tersebut.”

Sedangkan menurut Sampara dalam Nawawi (2003: 5) pelayanan adalah:

“Suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung

antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan

kepuasan pelanggan. Berdasarkan berbagai pendapat di atas maka peneliti

mengambil kesimpulan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan

oleh seorang maupun sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan orang

lain sesuai dengan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan sebelumnya.”

Page 63: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

36

Gunadi (2017: 5) menjelaskan bahwa pelayanan adalah:

“Suatu kegiatan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada

pengguna yang bersifat tidak berwujud, tidak dapat dimiliki dan merupakan

tindakan nyata. Pelayanan atau jasa bersifat tidak berwujud (intangible)

hanya dapat dirasakan yang sangat berbeda dengan produk barang yang

memiliki wujud (tangible).”

Kotler dalam Gunadi (2017: 5) menjelaskan bahwa “A service is any act or

performance that one party can offer to another that is essentially intangible and

does not result in the ownership of anything. Its production may or may not be

tied to physical product”. Pelayanan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang

dapat dilihat atau dirasakan manfaatnya dan tidak berujung pada kepemilikan

sesuatu. Produk yang dihasilkan dapat berupa produk fisik maupun non-fisik.

2. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan yang dilaksanakan oleh pemerintah lebih dikenal dengan pelayanan

publik (public service) (Gunadi, 2017: 6). Dengan kata lain, pelayanan publik

sangat erat kaitannya dengan pemerintah, karena salah satu tanggung jawab

pemerintah ialah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kualitas pelayanan

publik yang diterima masyarakat secara langsung dapat dijadikan tolak ukur

dalam menilai kualitas pemerintah. Pelayanan publik dalam perkembangannya

timbul dari adanya kewajiban sebagai suatu proses penyelenggaraan kegiatan

pemerintahan baik yang bersifat individual maupun kelompok. Pelayanan publik

memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat saat ini dikarenakan tidak

semua pelayanan disediakan oleh pihak swasta, oleh karena itu pemerintah

Page 64: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

37

memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan pelayanan masyarakat yang tidak

disediakan swasta tersebut.

Menurut Nawawi (2003: 15) pelayanan publik diartikan sebagai, “Pemberian

layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan.”

Pelayanan publik dijelaskan oleh Imawan (2005: 6) bahwa:

“Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala

bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa

publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan

oleh Instansi Pemerintah.”

Pelayanan publik yang baik dan berkualitas sebagai kinerja utama pemerintah

dijelaskan Harel dan Tzafrir dalam Gunadi (2017: 7) “Service quality is an

important dimension of organizational performance in the public sector

because the main output of public organizations is services. Moreover, profit is

not the ultimate goal of these public organizations”.

Makna dalam hal pemakaian istilah kualitas jasa atau kualitas layanan (service

quality) yang beraneka ragam secara garis besar diartikan sebagai tingkat mutu

yang baik sesuai dengan yang diharapkan konsumen. Kriteria standar kualitas

pelayanan yang sifatnya universal diperlukan untuk menunjukkan baik atau buruk

suatu pelayanan (Gunadi, 2017: 7).

Di dalam Undang-undang No 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik,

mendefinisakan bahwa:

Page 65: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

38

“Pelayanan publik adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau

pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.”

Adapun asas-asas pelayanan publik yang termuat dalam undang-undang tersebut

meliputi:

a. Kepentingan umum, yaitu pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan

kepentingan pribadi dan atau golongan.

b. Kepastian hukum, yaitu jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam

penyelengaraan pelayanan.

c. Kesamaan hak, yaitu pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras,

agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

d. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemenuhan hak harus sebanding

dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun

penerima pelayanan.

e. Keprofesionalan, yaitu pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang

sesuai dengan bidang tugas.

f. Partisipatif, yaitu peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan

masyarakat

g. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif, yaitu setiap warga negara berhak

memperoleh pelayanan yang adil

h. Keterbukaan, yaitu setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah

mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

Page 66: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

39

i. Akuntabilitas, yaitu proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

j. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu pemberian

kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam

pelayanan.

k. Ketepatan waktu, yaitu penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat

waktu sesuai dengan standar pelayanan.

l. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan, yaitu setiap jenis pelayanan

dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.

Berdasarkan definisi di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa pelayanan publik

adalah serangkaian proses atau usaha yang dilakukan perorangan maupun instansi

publik untuk mencapai tujuan tertentu atau melaksanakan ketentuan perundang-

undangan.

Kriteria kualitas pelayanan dapat berubah sesuai dengan preferensi konsumen.

Oleh karena itu penting bagi setiap instansi pemerintah untuk terus memantau

preferensi konsumen sehingga tidak salah dalam mempersepsikan kriteria kualitas

pelayanan yang diharapkannya. Pentingnya mengukur kualitas pelayanan karena

kepuasan konsumen ditentukan oleh kualitas pelayanan yang dirasakannya

(Duggirala et al., 2008 dalam Ratnamiasih, dkk. 2012: 50).

Choi (2006 dalam Ratnamiasih, dkk. 2012: 50) menyatakan bahwa: “Kualitas

pelayanan merupakan kesan relatif mengenai tingkat inferioritas atau superioritas

dari organisasi dan karyawannya. Di lain pihak, kualitas pelayanan sebagai hasil

Page 67: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

40

dari interaksi antar manusia yaitu antara pemberi jasa dengan konsumen.”

Definisi lain menjelaskan bahwa kualitas pelayanan sebagai, “Harapan mengenai

kualitas pelayanan merupakan harapan, keinginan, sesuatu yang harus

disampaikan oleh penyedia jasa, harapan normatif, standar ideal, pelayanan yang

diinginkan, dan tingkat pelayanan yang diharapkan oleh konsumen.” (Dyke et al.,

1999 dalam Ratnamiasih, dkk. 2012: 50).

Pelayanan publik merupakan hal yang sangat urgen (Yulianto, 2017: 2) namun

mutu pelayanan publik di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini ditandai dengan

realitas sebagai berikut. Pertama, besarnya diskriminasi pelayanan.

Penyelenggaraan pelayanan masih amat dipengaruhi oleh hubungan per-koncoan,

kesamaan afiliasi politik, etnis, dan agama. Kedua, tidak adanya kepastian biaya

dan waktu pelayanan.Ketidakpastian ini sering menjadi penyebab munculnya

KKN, sebab para pengguna jasa cenderung memilih menyogok dengan biaya

tinggi kepada penyelenggara pelayanan untuk mendapatkan kepastian dan kualitas

pelayanan. Ketiga, rendahnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan

publik.

Selain itu, kultur birokrasi yang tidak kondusif yang telah lama mewarnai pola

pikir birokrat sejak era kolonial dahulu. Eksistensi PNS (pamong) merupakan

jabatan terhormat yang begitu dihargai tinggi dan diidolakan publik, khususnya

jawa, sehingga filosofi PNS sebagai pelayan publik (public servant) dalam arti riil

menghadapi kendala untuk direalisasikan (Yulianto, 2017: 2).

Page 68: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

41

3. Kualitas Pelayanan

Tjiptono (2005: 45), mengungkapkan kualitas pelayanan adalah:

“Sistem manajemen strategis dan integratif yang melibatkan semua manajer

dan karyawan serta menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk

memperbaiki secara berkesinambungan atas proses organisasi agar dapat

memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen.

Kualitas pelayanan berpusat pada suatu kenyataan yang ditentukan oleh

konsumen. Interaksi strategi pelayanan, sistem pelayanan dan sumber daya

manusia serta konsumen akan sangat menentukan keberhasilan dari

manajemen perusahaan. Suatu cara perusahaan untuk tetap dapat unggul

bersaing adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari

pesaingnya secara konsisten. Harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman

masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut serta promosi yang

dilakukan oleh perusahaan jasa, kemudian dibandingkannya. Hal terpenting

adalah bersedia mendengarkan konsumen, perusahaan melakukan hubungan

dengan konsumen dengan cara memenuhi harapan serta perhatian kepada

konsumen.”

Azwar (dalam Astuti, 2012: 3) menyatakan bahwa, “Kualitas layanan bersifat

multi dimensional, yaitu kualitas menurut pemakai layanan kesehatan dan

menurut penyedia jasa layanan kesehatan.” Secara singkat diparaprasekan bahwa

dari segi pemakai jasa pelayanan, kualitas pelayanan terutama berhubungan

dengan ketanggapan dan kemampuan petugas (dalam hal ini klinik kesehatan)

dalam memenuhi kebutuhan pasar dan komunikasi pasien termasuk di dalamnya

sifat ramah, bantuan personil dan kesungguhan. Lebih lanjut dari pihak penyedia

jasa (dalam hal ini klinik kesehatan), kualitas pelayanan terkait pada pemakaian

yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Secara umum dapat

dirumuskan bahwa batasan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan

kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa sesuai dengan tingkat

kepuasan rata-rata penduduk, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik

dan standar yang telah ditetapkan.

Page 69: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

42

Supranto (2006:4) mengemukakan bahwa:

“Kalitas pelayanan merupakan suatu cara perusahaan untuk tetap dapat

unggul bersaing adalah memberikan pelayanan dengan kualitas yang lebih

tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Keunikan suatu produk pelayanan

adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh

pelayanan tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan

konsumen.”

4. Prinsip-Prinsip Pelayanan

Pelayanan prima menurut Zeithmal, Bitner, dan Gremler (2013: 252) dapat

dilakukan manakala menggunakan standar kualitas pelayanan (service quality

standards/SQS) yang tepat. Standar pelayanan yang baik sangat tergantung pada,

“Sejauh mana tugas dan perilaku yang dilakukan dapat dibakukan atau

dirutinkan.” Pelayanan yang baik biasanya menyiratkan proses yang urut dan

tidak berbeda antara pelayanan oleh pelayan yang satu dengan pelayan yang

lainnya, juga tidak berbeda antara pelayanan yang diberikan kemarin dan saat ini,

di mana setiap langkah telah disusun standarnya dan semuanya sudah baku,

sedangkan penyesuaian biasanya mengacu pada beberapa tingkat adaptasi

mengikuti perkembangan informasi dan teknologi.

Adapun tujuan pelayanan yang baik adalah untuk: 1) menghasilkan produk

layanan yang konsisten dari satu transaksi ke transaksi berikutnya. 2)

mengembangkan layanan yang dapat memenuhi setiap kebutuhan individual

pelanggan, 3) mendapatkan tingkat efektivitas yang tinggi (Zeithmal, Bitner, dan

Gremler (2013: 252)

Pelayanan yang baik dapat diberikan dalam tiga bentuk: 1) melakukan

penggantian teknologi pelayanan yang sudah usang (substitution of technology),

Page 70: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

43

2) meningkatkan metode kerja (improvement in work methods), dan 3)

mengkombinasikan di antara kedua metode tersebut (combination of these two

methods) (Zeithmal, Bitner, dan Gremler (2013: 252).

Zeithmal, Bitner, dan Gremler (2013: 255) menjelaskan bahwa, “Pelayanan yang

baik dapat diukur melalui: 1) kepuasan pelanggan (customer satisfaction), 2)

bentuk layanan terhadap konsumen (customer service), dan 3) layanan yang

dilakukan (operations Service).”

Proses pemberian pelayananyang baik terdiri atas delapan tahapan, yaitu

a. Identifikasi keadaan saat ini atau keinginan layanan secara urut (identify

existing or desire service encounter sequence)

b. Terjemahkan harapan pelanggan ke dalam perilaku (Translate customer

expectation into behaviors)

c. Tentukan standar yang tepat (Determine appropriate standards)

d. Kembangkan ukuran untuk standar (Develop measurements for standards)

e. Menetapkan tingkat target untuk standar (Establish target level for standards)

f. Melacak langkah-langkah yang bisa dijadikan standar (Track measures

against standards).

g. Berikan umpan balik tentang kinerja kepada karyawan (Provide feedback

about performance to employees)

h. Perbarui level dan ukuran target (Update target levels and measures)

Zeithmal, Bitner, dan Gremler (2013: 265).

Page 71: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

44

5. Unsur Unsur Pelayanan

Ada beberapa unsur pelayanan yang baik, yaitu:

a. Prosedur Pelayanan. Prosedur pelayanan dilakukan bagi pemberi dan

penerima pelayanan termasuk pengaduan. Sebagaimana dikatakan oleh

Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 27) yang mengatakan bahwa:

“Some service are very complex, requiring the customer to follow a

complicated and extensive series of action to complete the process.

Highly bureaucratized services frequently follow this pattern, and the

logic of the steps involved often escapes the customer.”

Artinya, Beberapa layanan sangat kompleks, mengharuskan pelanggan untuk

mengikuti serangkaian tindakan yang rumit dan ekstensif untuk

menyelesaikan suatu proses. Layanan yang sangat birokratis sering mengikuti

pola ini, dan pemikiran langkah-langkah yang akan dilalui sering tidak

mendapat perhatian dari pelanggan.

b. Waktu Penyelesaian. Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat

pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan. Sebagaimana dikatakan oleh Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013:

264) yang mengatakan bahwa:

“One time fixes are technology, policy, or procedure changes that,

when instituted, address customer requirement. We further define one-

time fixes as company standards that can be met by an outlet. (e.g. a

franchisess) making a one-time fixes in our discussion of standards

because organizations with multiple outlets often must cleary define

these standards to ensure consistency.”

Artinya, One time fixes adalah teknologi, kebijakan, atau perubahan prosedur

yang ketika dilembagakan, maka akan memenuhi kebutuhan pelanggan. Kami

lebih lanjut mendefinisikan one time fixes sebagai standar perusahaan yang

dapat dipenuhi oleh outlet. (mis. franchisee) membuat one time fixes dalam

Page 72: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

45

diskusi kita tentang standar karena organisasi dengan banyak gerai sering

harus berhati-hati dalam menetapkan standar ini untuk memastikan

konsistensinya.

c. Biaya Pelayanan. Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan

dalam proses pemberi pelayanan (Zeithaml, Bitner, dan Gremler, 2013: 440).

Sebagaimana dikatakannya bahwa:

“service prices are perceived differently from goods prices by customer.

pricing of the services differs form pricing of goods from a company’s

perspective.” Artinya, harga layanan dirasakan berbeda dari harga barang

oleh pelanggan. Penetapan harga jasa berbeda-beda dari harga barang dari

sudut pandang perusahaan.

d. Produk pelayanan. Produk pelayanan yang akan diterima sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana dikatakan oleh Zeithaml,

Bitner, dan Gremler (2013: 81) bahwa:

“Customer satisfaction is influenced by specific product or service

features, perceptions of product and service quality, and price. In

addition, personal factors such as the customer’s mood or emotional

state and situational factors such as family member opinions influence

satisfaction.”

Artinya, kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh fitur produk atau layanan

tertentu, persepsi kualitas produk dan layanan, serta harga. Selain itu, faktor

pribadi seperti suasana hati atau keadaan emosional pelanggan dan faktor

situasional seperti opini anggota keluarga akan sangat mempengaruhi

kepuasan.

Page 73: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

46

e. Sarana dan prasarana. Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang

memadai oleh penyelenggara pelayanan publik (Zeithaml, Bitner, dan

Gremler, 2013: 288). Mereka menjelaskan bahwa:

“The framework for understanding servicescape effects on behavior follow

from basic stimulus-organism-response theory. In the framework the

multidimensional environment is the stimulus, consumer and employees are

the organisms that respond to the stimuli and behaviors directed at the

environment are the responses. The asumptions are that dimensions of the

servicescape will affect customers and employees and that they will behave

and respond in different ways depending on their internal reaction to the

servicescape.”

Artinya, kerangka kerja untuk memahami efek servicescape pada perilaku

mengikuti dari teori stimulus-organisme-respon dasar. Dalam kerangka kerja

lingkungan multidimensional maka stimulus, konsumen dan karyawan adalah

organisme yang secara bersama-sama merespon rangsangan dan perilaku yang

diarahkan pada lingkungan sebagai sebuah tanggapan. Asumsinya adalah

bahwa dimensi dari servicescape akan mempengaruhi pelanggan dan

karyawan dan bahwa mereka akan berperilaku dan merespon dengan cara

yang berbeda tergantung pada reaksi internal mereka terhadap servicescape.

f. Kompetensi petugas pemberi pelayanan. Kompetensi petugas pemberi

pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, sikap, dan prilaku yang dibutuhkan. Sebagaimana dikatakan

oleh Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 19) yang mengatakan bahwa:

“Technology can facilitate feelings of intelligence or efficacy, and technology

can lead to feelings of ignorance or ineptitude.” Artinya bahwa, teknologi

dapat memfasilitasi perasaan tenang, kecerdasan atau kemampuan seseorang,

Page 74: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

47

dan teknologi dapat menyebabkan perasaan ketidaktahuan atau

ketidakmampuan seseorang.

Jenis pelayanan menurut ciri-ciri dan sifat kegiatan dapat dirinci sebagai berikut

a. Pelayanan Administratif, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit

pelayanan berupa kegiatan pencatatan, pengambilan keputusan, dokumentasi

dan kegiatan tata usaha lainnya secara keseluruhan menghasilkan produk akhir

berupa dokumen. Misalnya, sertifikat, piagam penghargaan, izin,

rekomendasi, surat keterangan, surat tugas dan lain-lainnya. Contoh jenis

pelayanan ini kalau di Fakultas Kedokteran berupa: pelayanan sertifikat juara,

pagam penghargaan, surat keterangan masih kuliah, surat tugas, surat

rekomendasi beasiswa, surat rekomendasi melanjutkan kuliah bagi alumni,

izin riset, surat peminjaman tempat kegiatan lembaga kemahasiswaan/ alat

praktek laboratorium dan lain-lain.

b. Pelayanan Barang, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik

termasuk distribusi dan penyimpanannya kepada konsumen langsung (sebagai

unit atau individu) dalam satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut

menghasilkan produk akhir berwujud benda (fisik) atau yang dianggap benda

yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimannya. Contoh

jenis pelayanan ini adalah: pelayanan listrik, pelayanan air, pelayanan telpon.

c. Pelayanan Jasa, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan

berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoprasiannya

berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan pasti, produk akhirnya

Page 75: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

48

berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung

dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu

d. Pelayanan Regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan

perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi

kehidupan masyarakat.

6. Model Kualitas Pelayanan Publik

Lupiyoadi dan Hamdani (2009:184) menjelaskan bahwa, “Dimensi-dimensi

kualitas pelayanan harus diramu dengan baik. Bila tidak, hal tersebut dapat

menimbulkan kesenjangan antara perusahaan dan pelanggan, karena perbedaan

persepsi mereka tentang wujud pelayanan.” Dalam buku Tjiptono (2008: 56), ada

5 (lima) kesenjangan (gap) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi

mengenai kualitas pelayanan. Begitu juga Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013:

36) menjelaskan bahwa dari model kualitas pelayanan publik bahwa pelayanan

yang baik tidak bisa diwujudkan karena adanya empat gap yaitu:

1. The Listening Gap. Dijelaskan bahwa:

“Listening gap is the difference between customer expectations of service

and company understanding of thos expectations. The primary reason that

many firms do not meet costomers expectations is that the firms lack and

accurate understanding of exactly what those expectations are.”

Artinya, bahwa kesenjangan mendengarkan adalah perbedaan antara

harapan pelanggan terhadap mutu layanan dan pemahaman perusahaan

tentang harapan mereka. Alasan utama mengapa banyak perusahaan tidak

memenuhi ekspektasi pelanggan karena perusahaan kurang memahami

secara akurat tentang apa harapan pelanggan tersebut.

Page 76: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

49

Dengan kata lain, kesenjangan tersebut terjadi adanya perbedaan antara

penilaian pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa. Gap tersebut terjadi apabila terdapat

perbedaan antara harapan-harapan konsumen dengan persepsi manajemen

terhadap harapan-harapan konsumen, misalnya harapan konsumen adalah

mendapatkan pelayanan yang terbaik, tidak menjadi soal walaupun

harganya mahal. Sebaliknya manajemen mempunyai persepsi bahwa

konsumen mengharapkan harga yang murah meskipun kualitasnya agak

rendah.

2. The Service design and standars gap. Dijelaskan pula bahwa:

“Acurate perceptions of customers expectations ate necessary, but not

sufficient, for delivering superior service. Another prerequisite is the

presence of service disign and performance standards that reflect those

accurate perceptions.”

Artinya, persepsi yang akurat tentang harapan pelanggan diperlukan, tetapi

tidak cukup untuk memberikan layanan yang unggul. Prasyarat lain adalah

adanya standar pelayanan dan standar kinerja yang mencerminkan persepsi

keakuratan tersebut.

Kesenjangan disain pelayanan and Standards gap dapat dipahami juga

sebagai kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai harapan

pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Gap persepsi kualitas akan

terjadi apabila terdapat perbedaan antara persepsi manajemen tentang

harapan-harapan konsumen dengan spesifikasi kualitas pelayanan yang

dirumuskan

Page 77: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

50

3. The service performance gap. Dijelaskan oleh penulis bahwa:

“Once service design and standars are in place, it would seem that the firm

is well on its way to delivering high-quality service. This assumption is true

but is still not enough to deliver excellent service. The firm must have

system, processes, and people in place to ensure that service delivery

actually matches (or is event better than) the designs and standards in

place.”

Artinya, salah satu desain layanan dan standars yang berlaku di perusahaan,

tampak bahwa perusahaan sedang dalam proses perjalanan untuk

memberikan layanan yang berkualitas tinggi. Asumsi ini tentu sudah benar

tetapi masih belum cukup untuk memberikan layanan yang sangat baik.

Untuk itu, perusahaan harus memiliki sistem, proses, dan orang-orang yang

ditempatkan untuk memastikan bahwa pengiriman layanan benar-benar

sesuai harapan (atau lebih baik daripada yang sudah ada) desain dan standar

di tempat kerja.

Dengan kata lain, kesenjangan dalam pelayanan yang dirasakan (service

performance gap), juga dapat dipahami sebagai perbedaan persepsi antara

jasa yang dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan. Gap kualitas

pelayanan ini terjadi karena pelayanan yang diharapkan oleh konsumen

tidak sama dengan pelayanan yang senyatanya yang diterima atau

disarankan oleh konsumen.

4. The Communication Gap. Diuraikan dengan jelas bahwa:

“The Communication Gap illustrates the difference between service delivery

and the service provider’s external communications. Promise made by a

service company through its media advertising, sales force, and other

communications may raise customer expectations, the standards against

which customer assess service quality.”

Page 78: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

51

Artinya, celah atau gap komunikasi menggambarkan perbedaan antara

pemberian layanan dan komunikasi eksternal penyedia layanan. Janji yang

dibuat oleh perusahaan jasa melalui iklan di media, tenaga penjualan, dan

komunikasi lainnya dapat meningkatkan harapan pelanggan, standar yang

digunakan pelanggan untuk menilai kualitas layanan.

Dengan demikian, kesenjangan komunikasi pemasaran (communication

gap) sebagai kesenjangan antara penyampaian jasa dan komunikasi

eksternal. Gap ini lahir sebagai akibat adanya perbedaan antara pelayanan

yang diberikan dengan komunikasi eksternal terhadap konsumen. Misalnya,

jadwal keberangkatan kereta api atau pesawat yang diajanjikan selalu tepat,

ternyata pada kenyataannya terlambat

7. Komponen-Komponen Kualitas Pelayanan

Menurut Brown (2006: 76) kualitas pelayanan yang diinginkan oleh konsumen

yaitu:

a. Reliability (kehandalan)

Layanan harus konsisten, dapat diandalkan dan mungkin didukung oleh

jaminan.

b. Accessibility (aksesibilitas)

Ketersediaan waktu dan lokasi yang nyaman dengan sedikit menunggu.

c. Credibility (kredibilitas)

Perusahaan dan stafnya terlihat dapat dipercaya dalam hal memberikan janji,

dengan menghormati track-record dalam bisnis mereka.

Page 79: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

52

d. Prestige (wibawa)

Sumber/pemasok yang dihormati oleh sesama konsumen, dan setidaknya

tidak akan memberikan keburukan pada citra konsumen, yang terbaik dalam

hal ini akan diberi status oleh asosiasi.

e. Security (keamanan)

Tidak akan ada resiko keuangan atau resiko lainnya pada konsumen.

f. Privacy (kerahasiaan)

Kerahasiaan konsumen harus dihormati.

g. Responsiveness (responsifitas)

Kecepatan dan perhatian yang diberikan kepada kebutuhan, permintaan,

pertanyaan atau masalah konsumen.

h. Competence (kompetensi)

Berhubungan dengan tingkat keterampilan pengantar layanan yang relevan,

pengetahuan, dan keahlian.

i. Communication (komunikasi)

Seberapa baik para pengantar layanan bertatap muka dengan konsumen,

seberapa akurat dan jelas layanan yang dijelaskan, seberapa baik mereka

merasa bahwa pengantar layanan mendengarkan mereka.

j. Courtsey (kesopanan)

Keramahan dari pengantar pelayanan terhadap konsumen.

k. Stress free (bebas stres)

Kebebasan dari stres fisik ataupun mental, konsumen merasa diterima, merasa

berada di rumah ketika berhadapan dengan penyedia pelayanan.

Page 80: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

53

Menurut Pasuraman (dalam Lupiyoadi, 2006: 56), ada 5 (lima)

komponen/indikator/dimensi yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas

pelayanan Publik, yaitu:

a. Berwujud (Tangible)

Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada

pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik

perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan. Hal ini

meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan, serta

penampilan Tenaga Kependidikan.

Tangible menurut Kotler dalam Saraswati, Hamid dan Topowijono (2015: 56)

juga dapat dimaknai sebagai bukti fisik dari pelayanan berupa fasilitas fisik,

dengan memberikan peralatan apa yang diinginkan atau dibutuhkan

mahasiswa. Berikut jenis-jenis itemnya:

a) Kebersihan dan kerapian pakaian yang digunakan tenaga kependikan;

b) Kemampuan mempergunakan peralatan yang disediakan di dalam

pelayanan.

b. Kehandalan (Reliability)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan mahasiswa

yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua mahasiswa

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

Page 81: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

54

Menurut Kotler dalam Saraswati, Hamid dan Topowijono (2015: 56)

kehandalan juga dapat diartikan sebagai, “Konsistensi kerja dan kemampuan

untuk dapat dipercaya, yang di mana pemberian pelayanan dilakukan atau

dilaksanakan secara tepat sesuai dengan apa yang dibuat.”

Berikut jenis-jenis itemnya:

a) Ketepatan waktu pelayanan;

b) Pemberian pelayanan yang adil kepada mahasiwa;

c. Ketanggapan (Responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tepat kepada konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas.

Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan.

Ketanggapan juga merupakan kemauan dan kesiapan penyedia pelayanan

(dalam hal ini subbag Kemahasiswaan) untuk memberikan pelayanan yang

dibutuhkan mahasiswa. Berikut jenis-jenis itemnya:

a) Tindakan yang cepat saat mahasiswa membutuhkan;

b) Tindakan yang cepat tanggap dalam melayani mahasiswa.

d. Jaminan dan kepastian (Assurance)

Pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan

untuk menumbuhkan rasa percaya para konsumen kepada perusahaan. Hal ini

meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan,

kompetensi, dan sopan santun. Kepastian juga dapat dipahami sebagai upaya

selalu memberi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui. Termasuk di

Page 82: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

55

dalamnya adalah memberikan pelayanan yang mudah dijangkau, dan saluran

komunikasi yang mudah didapatkan. Berikut jenis-jenis itemnya:

a) Menjalin komunikasi yang baik kepada mahasiswa;

b) Kesopanan dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa.

e. Perhatian (Emphaty)

Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang

diberikan kepada para mahasiswa. dengan berupaya memahami keinginan

mahasiswa.. Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan

pengetahuan tentang mahasiswa., memahami kebutuhan mahasiswa. secara

spesifik, serta waktu pengoperasian yang nyaman bagi mahasiswa.

Kotler dalam Saraswati, Hamid dan Topowijono (2015: 57) juga menjelaskan

bahwa, “Empati merupakan perilaku atau sikap yang sopan, hormat,

perhatian, serta ramah tamah kepada mahasiswa.” Berikut jenis itemnya:

a) Tingkat pengetahuan tenaga kependidikan di dalam melayani mahasiswa;

b) Perhatian tenaga kependidikan terhadap kepentingan mahasiswa

Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 89) berhasil mengidentifikasi lima

dimensi utama yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan relatifnya. Kelima

dimensi tersebut sangat representatif untuk mengukur kualitas pelayanan karena

dimensi-dimensi yang ada mampu mengukur performansi dari aspek-aspek suatu

kualitas pelayanan. Pengukuran kualitas pelayanan melalui lima dimensi

tersebut biasa dikenal pula dengan RATER Model (Reliability, Assurance,

Tangibles, Emphaty dan Responsiveness). Kelima dimensi dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Page 83: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

56

1. Reliability (Keandalan)

Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai dengan yang

dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan

pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua

pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang

tinggi. Dengan kata lain, keandalan adalah kemampuan untuk memberikan

pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Misalnya, konsumen

yang memesan makanan di sebuah restoran, pramusaji menyatakan bahwa

menu tersebut akan siap dalam waktu 15 menit. Jadi, makanan yang dipesan

harus disajikan sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan.

2. Responsiveness (Daya Tanggap)

Yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

(responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang

jelas. Membiarkan konsumen menunggu persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan. Dengan kata lain, ketanggapan merupakan keinginan untuk

membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan

informasi yang jelas.

3. Assurance (Jaminan)

Mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat yang dapat

dipercaya. Seorang karyawan harus mampu meyakinkan konsumen dalam

melakukan pembelian sebuah produk. Dengan kata lain, jaminan merupakan

pengetahuan, kemampuan, dan kesopanan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

Page 84: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

57

Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas,

keamanan, kompetensi dan sopan santun. Misalnya, konsumen pada saat

datang ke restoran terlihat bingung ketika akan memesan makanan, maka

karyawan harus meyakinkan dengan memberi salah satu menu rekomendasi

terbaik di restoran tersebut.

4. Emphaty (Empati)

Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi

yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami

keinginan konsumen. Petugas bagian pelayanan diharapkan memiliki

pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami kebutuhan

pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman

dari pelanggan. Dengan kata lain empati merupakan kemampuan karyawan

mengerti kebutuhan dan keinginan konsumen, meliputi kemudahan dalam

berkomunikasi yang baik, dan memperhatikan emosi dan perasaan konsumen.

5. Tangibles (Berwujud)

Penampilan fisik, dilihat dari perlengkapan atau peralatan, penampilan

karyawan, dan fasilitas fisik sebagai bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan.

Jadi, indikator kualitas layanan meliputi:

1. Reliability (Keandalan)

- tenaga kependidikan menyampaikan permintaan atau kebutuhan

mahasiswa tepat waktu sesuai yang dijanjikan

Page 85: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

58

2. Responsiveness (Daya Tanggap)

- tenaga kependidikan bekerja dengan cepat dalam melayani konsumen

- Tenaga kependidikan tanggap dengan segala keinginan mahasiswa

3. Assurance (Jaminan)

- Tenaga kependidikan bersikap sopan/ ramah dalam melayani

mahasiswa

- Tenaga kependidikan memiliki pengetahuan luas terhadap tugas

pokok yang harus dikerjakan

- Tenaga kependidikan memiliki pengetahuan yang cukup tentang

fungsinya

4. Emphaty (Empati)

-Tenaga kependidikan peka terhadap kebutuhan mahasiswa.

5. Tangibles (Berwujud)

- Perlengkapan Subbag Kemahasiswaan FK tertata dengan rapi

- Desain penataan Sarpras Subbag Kemahasiswaan menarik

- Penampilan Tenaga kependidikan terlihat rapih/bersih (Meriana, 2017:

485).

Lebih rinci Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 89) menjelaskan indikator

kualitas pelayanan yaitu:

1. Tangibles (berwujud) : kualitas pelayanan berupa sarana fisik perkantoran,

komputerisasi administrasi, ruang tunggu, tempat informasi, indikatornya:

a. Penampilan petugas/aparatur dalam melayani pelanggan

b. Kenyamanan tempat melakukan pelayanan

c. Kemudahan dalam proses pelayanan

Page 86: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

59

d. Kedisiplinan petugas/aparatur dalam melakukan pelayanan

e. Kemudahan akses pelanggan dalam permohonan pelayanan

f. Penggunaan alat bantu dalam pelayanan

2. Realibility (kehandalan): kemampuan dan keandalan untuk menyediakan

pelayanan yang terpercaya. Indikatornya :

a. Kecermatan petugas dalam melayani

b. Memiliki standar pelayanan yang jelas

c. Kemampuan petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses

pelayanan

d. Keahlian petugas dalam menggunakan alat bantu dalam proses pelayanan

3. Responsivess (ketanggapan) : kesanggupan untuk membantu dan menyediakan

pelayanan secara cepat dan tepat, serta tanggap terhadap keinginan konsumen,

Indikatornya :

a. Merespon setiap pelanggan/pemohon yang ingin mendapatkan pelayanan

b. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cepat

c. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan tepat

d. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan cermat

e. Petugas/aparatur melakukan pelayanan dengan waktu yang tepat

f. Semua keluhan pelanggan direspon oleh petugas

4. Assurance (jaminan) : kemampuan dan keramahan serta sopan santun pegawai

dalam meyakinkan kepercayaan konsumen, Indikatornya:

a. Petugas memberikan jaminan tepat waktu dalam pelayanan

b. Petugas memberikan jaminan biaya dalam pelayanan

c. Petugas memberikan jaminan legalitas dalam pelayanan

Page 87: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

60

d. Petugas memberikan jaminan kepastian biaya dalam pelayanan

5. Emphaty (Empati) : sikap tegas tetapi penuh perhatian dari pegawai terhadap

konsumen. Indikatornya:

a. Mendahulukan kepentingan pelanggan

b. Petugas melayani dengan sikap ramah

c. Petugas melayani dengan sikap sopan santun

d. Petugas melayani dengan tidak diskriminatif (membeda-bedakan)

e. Petugas melayani dan menghargai setiap pelanggan.

C. Kerangka Pemikiran

Persepsi merupakan proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan

menafsirkan kesan indera mereka dalam memberikan makna kepada lingkungan

mereka. Persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan

menginterpretasikan masukan-masukan informasi dalam menciptakan gambaran

keseluruhan yang berarti. Persepsi juga merupakan proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia

terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini

dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, dan

pencium. Dengan kata lain, persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang

dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,

baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman.

Sementara itu, kualitas pelayanan adalah sistem manajemen strategis dan

integratif yang melibatkan semua manajer dan karyawan serta menggunakan

Page 88: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

61

metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan

atas proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan

dan harapan konsumen. Kualitas pelayanan berpusat pada suatu kenyataan yang

ditentukan oleh konsumen. Interaksi strategi pelayanan, sistem pelayanan dan

sumber daya manusia serta pelanggan akan sangat menentukan keberhasilan dari

manajemen.

Berdasarkan konsep di atas, maka ketika persepsi mahasiswa terhadap petugas

layanan publik meningkat maka diharapkan penilaian mereka terhadap kualitas

layanan juga meningkat. Sebaliknya, ketika persepsi mahasiswa terhadap petugas

layanan publik menurun, maka penilaian mereka terhadap kualitas layanan juga

akan menurun.

Apabila hal itu diterapkan di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, maka

ketika persepsi mahasiswa terhadap tenaga kependidikan di FK Universitas

Lampung baik, maka penilaian mereka terhadap kualitas layanan terhadap

mahasiswa juga akan baik. Sebaliknya, ketika persepsi mereka buruk, maka

penilaian terhadap kualitas layanan tenaga kependidikan di FK Universitas

Lampung juga akan buruk.

Berdasarkan kerangka pikir tersebut, desain penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran.

Persepsi Mahasiswa

X Kualitas Pelayanan

Y

Page 89: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

62

D. Hipotesis Penelitian

Tujuan perumusan hipotesis adalah sebagai langkah untuk menfokuskan masalah,

mengidentifikasikan data-data yang relevan untuk dikumpulkan, menunjukkan

bentuk desain penelitian, termasuk teknik analisis yang akan digunakan,

menjelaskan gejala sosial, mendapatkan kerangka penyimpulan, merangsang

penelitian lebih lanjut. Hipotesis penelitian ini hanya merujuk pada rumusan

masalah penelitian yang ketiga, yang berbaikan dengan Bagaimanakah pengaruh

persepsi mahasiswa terhadap kualitas pelayanan di FK Unila. Adapun hipotesis

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Terdapat pengaruh yang tidak signifikan antara persepsi mahasiswa

terhadap kualitas pelayanan mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap

kualitas pelayanan mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas

Lampung.

Hipotesis di atas apabila dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik akan tampak

sebagai berikut.

Ho: β = 0

H1: β ≠ 0

Page 90: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

63

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Metode

korelasional adalah metode penelitian yang berusaha menghubungkan antara satu

atau beberapa variabel independen/bebas (yang sering disimbolkan dengan X)

terhadap variabel dependen terikat (yang sering disimbolkan dengan Y) untuk

melihat tingkat keeratan hubungan atau pengaruh di antara dua variabel atau lebih

(Arikunto, 2006: 43).

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa (sebagai variabel X)

dan satu variabel terikat yaitu kualitas pelayanan (sebagai variabel Y). Melalui

penelitian korelasional tersebut akan diketahui pengaruh antara variabel

independen/bebas (sebagai variabel X) terhadap variabel dependen/terikat

(sebagai variabel Y).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Sugiyono (2012: 90) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

Page 91: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

64

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung yang berjumlah sebanyak 771 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa FK Unila

No Tahun Angkatan S1 Reguler

1 2013 15

2 2014 116

3 2015 179

4 2016 238

5 2017 223

Jumlah 771

Sumber : Fakultas Kedokteran Unila (2017).

2. Sampel dan Teknik pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto,

2006: 109). Sedangkan untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya besar dapat

diambil 10 – 15 % atau 0 – 25% atau lebih, sedangkan populasi di bawah 100

diambil semua (Arikunto, 2006: 75).

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tekhnik

proportional stratified random sampling yaita sampling secara acak bertingkat

dan proporsional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa FK Universitas

Lampung yang terdiri atas 5 angkatan, masing-masing angkatan diambil secara

acak dan representatif. Penulis mengambil 10% dari jumlah mahasiswa tiap

angkatan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Page 92: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

65

Tabel 3.2 Keadaan Sampel

No Tahun S1 Reguler

1 2013 15

2 2014 12

3 2015 18

4 2016 24

5 2017 22

Jumlah 91

Sumber Data: Hasil penghitungan secara proporsional.

Jadi sampel yang akan digunakan sebanyak 91 mahasiswa dari 771 responden.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :

1. Data Primer

Data primer yang semuanya bersumber dari hasil pengumpulan data melalui

penyebaran kuesioner kepada para responden dalam hal ini mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Lampung angkatan 2013 s.d. 2017 sebanyak 91 orang.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperlukan dalam rangka melengkapi

informasi yang diperoleh dari data primer. Data sekunder dapat diperoleh melalui

studi pustaka, hasil penelitian terdahulu yang relevan, jurnal, buku-buku, internet

dan data dokumen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung yang masih berlaku

yang berkaitan dengan variabel penelitian yaitu persepsi mahasiswa dan kualitas

pelayanan.

Page 93: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

66

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012:38) adalah sebagai atribut seseorang,

atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu

objek dengan objek yang lain. Selanjutnya, Kerlinger dalam Sugiyono (2012:39)

menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan

dipelajari. Di bagian lain, Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan

sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different values).

Dengan demikian, variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Variabel-variabel

yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat atau variabel

penyebab yaitu persepsi mahasiswa (X), sedangkan variabel bebas yaitu variabel

Kualitas Pelayanan (Y).

E. Definisi Konseptual

Definisi konsep diperlukan untuk memperjelas pengertian variabel-variabel yang

diteliti. Menurut Singarimbun (1989:33) mengatakan bahwa istilah dan definisi

yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak; kejadian, keadaan,

kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep,

peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan

menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang berkaitan satu

dengan lainnya. Adapun definisi konsep tentang persepsi mahasiswa dan kualitas

pelayanan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Page 94: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

67

1. Persepsi

Persepsi adalah proses masuknya pesan atau informasi ke dalam otak

manusia melalui inderanya (yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,

perasa, dan pencium) yang berlangsung terus-menerus (Slameto, 2010:

102). Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik

lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman

(Toha, 2009: 141). Persepsi merupakan tanggapan (penerimaan) langsung

dari sesuatu melalui pancaindranya. Proses memahami dan

menginterpretasikan informasi sensoris, atau kemampuan intelektual untuk

memaknai data yang diterima oleh berbagai indra (Lerner, 1988: 282).

2. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah sistem manajemen strategis dan integratif yang

melibatkan semua manajer dan karyawan serta menggunakan metode

kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara berkesinambungan atas

proses organisasi agar dapat memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan

dan harapan pengguna jasa (Tjiptono, 2005: 45).

Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas

keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara

menyeluruh Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 89). Kualitas pelayanan

ditentukan oleh kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan dan

keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi (harapan) pelanggan. Dengan

kata lain, faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan adalah

pelayanan yang diharapkan pelanggan (expected service) dan persepsi

Page 95: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

68

terhadap pelayanan (perceived service). Definisi lain kualitas adalah derajat

yang dicapai oleh karakteristik yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan

(Lupiyoadi dan Hamdani, 2008: 45).

F. Definisi Operasional

Menurut Singarimbun (1989:46) definisi operasional adalah unsur penelitian yang

memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Lebih lanjut

Singarimbun mengatakan definisi operasional adalah semacam petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Sedangkan definisi

operasional menurut Nazir (1999:152) adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel atau kontruk dengan cara memberikan arti atau

mendefinisikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan

untuk mengukur kontruk atau variabel tersebut.

Definisi operasional persepsi adalah tanggapan dalam diri mahasiswa yang

dipengaruhi oleh dua dimensi yaitu: dimensi internal dan eksternal. Dimensi

internal mempunyai indikator: 1) fisiologis, 2) perhatian, 3) minat, kebutuhan

yang searah, 5) pengalaman dan ingatan, dan 6) suasana hati. Dimensi ekternal

dengan indikator: 1) ukuran dan penempatan dari obyek stimulus (perabot dan

peralatan untuk pelayanan), 2) warna dari obyek-obyek, 3) keunikan dan

kekontrasan stimulus, 4) Gaya individu dalam menarik perhatian, dan 5) motion

atau gerakan.

Page 96: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

69

Kualitas pelayanan adalah penilaian pelanggan atas keunggulan atau

keistimewaan suatu pelayanan secara menyeluruh dengan dimensi: 1) berwujud,

2) keandalan, 3) ketanggapan, 4) jaminan, dan 5) perhatian.

Berdasarkan definisi operasional tersebut yang dijadikan pedoman dalam

menyusunan kisi-kisi instrumen penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian digunakan

angket. Angket yang dikembangkan dengan menggunakan skala sikap yang

dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975: 23); yang dikutip oleh Yogijanto,

(2007:40) yang menjelaskan bahwa sikap merupakan jumlah dari afeksi

(perasaan) yang dirasakan seseorang untuk menerima atau menolak suatu obyek

atau perilaku dan diukur dengan suatu prosedur yang menempatkan individual

pada skala evaluatif dua kutub, misalnya baik atau jelek, setuju, atau menolak atau

lainnya. Dalam hal ini peneliti memilih menggunakan skala evaluatif dari sangat

baik hingga jelek.

BAIK : ______; _____;______;_______;________; ______;JELEK

(Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada instrumen, terlampir)

Pengembangan instrument penelitian dengan menggunakan skala sikap

berdasarkan indikator dan sub-indikator yang diperoleh dari teori. Secara garis

besar, indikator, sub-indikator dan sebaran butir instrumen tersebut dapat dilihat

pada Tabel 3.3.

Page 97: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

70

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Persepsi Mahasiswa (X)

Variabel Dimensi Indikator Butir Pertanyaan Nomor

Butir

1 2 3 4 5

Persepsi

mahasiswa

(X)

Internal

1. Fisiologis Penampilan para

petugas pelayanan

mahasiswa

1

2. Perhatian Perhatian para petugas

dalam memberikan

pelayanan

2

3. Minat Minat para petugas

dalam memberikan

pelayanan

3

4. Kebutuhan

yang searah

Kemampuan para

petugas dalam

memenuhi kebutuhan

mahasiswa

4

5. Pengalaman

dan ingatan

Pengalaman baik yang

ditanamkan oleh para

petugas

5

6. Suasana

hati.

Suasana hati para

petugas pada saat

memberikan pelayanan

6

Eksternal

7. ukuran dan

penempatan

dari obyek

(perabot dan

peralatan

untuk

pelayanan)

Penataan perabot dan

peralatan untuk

pelayanan

7

8. Warna dari

obyek-

obyek

Warna ruang pelayanan 8

9. Keunikan

dan

kekontrasan

stimulus

(sesuatu

yang

merangsang

terjadinya

respon tertentu)

Stimulus yang

dimunculkan oleh

petugas bagian

pelayanan

9

10. Gaya

individu

dalam

Gaya individu dalam

menarik perhatian

mahasiswa yang

10

Page 98: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

71

Variabel Dimensi Indikator Butir Pertanyaan Nomor

Butir

1 2 3 4 5

menarik

perhatian

mendapat layanan

11. Motion atau

gerakan

Gerakan tubuh (body

language) dalam cara

melayani para petugas

bagian pelayanan

11

Sumber: Robbins (2003: 54-59).

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kualitas Pelayanan (Y)

Variabel Dimensi Indikator Butir Pertanyaan Nomor

Butir

1 2 3 4 5

Kualitas

Pelayanan

(Y)

Berwujud

(Tangible)

Penampilan

petugas

Penampilan

petugas dalam

melayani

mahasiswa

1

Kenyamanan

tempat

Kenyamanan

tempat melakukan

pelayanan

2

Kemudahan Kemudahan

dalam proses

pelayanan

3

Kedisiplinan

petugas

Kedisiplinan

petugas/aparatur

dalam melakukan

pelayanan

4

Kemudahan akses Kemudahan akses

pelanggan dalam

permohonan

pelayanan

5

Penggunaan alat Penggunaan alat

bantu dalam

pelayanan

6

Kehandalan

(Reliability)

Kecermatan

petugas

Kecermatan

petugas dalam

melayani

pelanggan

7

Standar pelayanan Memiliki standar

pelayanan yang jelas

8

Kemampuan

petugas

Kemampuan

petugas dalam

9

Page 99: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

72

Variabel Dimensi Indikator Butir Pertanyaan Nomor

Butir

1 2 3 4 5

menggunakan alat

bantu (seperti

komputer) dalam

proses pelayanan

Keahlian petugas Keahlian petugas

dalam

menggunakan alat

bantu (seperti

komputer) dalam

proses pelayanan

10

Ketanggapan

(Responsivene

ss

Respon petugas Merespon dengan

cepat setiap

pelanggan/pemoho

n yang ingin

mendapatkan

pelayanan

11

Kecepatan

pelayanan

Petugas/aparatur

melakukan

pelayanan dengan

cepat

12

Ketepatan

pelayanan

Petugas/aparatur

melakukan

pelayanan dengan

tepat

13

Kecermatan

peayanan

Petugas/aparatur

melakukan

pelayanan dengan

cermat

14

Ketepatan Waktu

pelayanan

Petugas/aparatur

melakukan

pelayanan dengan

waktu yang tepat

15

Respon petugas Semua keluhan

pelanggan

direspon oleh

petugas

16

Jaminan dan

Kepastian

(Assurance)

Jaminan tepat

waktu

Petugas

memberikan

jaminan tepat

waktu dalam pelayanan

17

Jaminan Biaya

tidak melebihi

standar biaya

masukan (SBM)

Petugas tidak

menarik biaya

dalam pelayanan,

kecuali ada dalam

18

Page 100: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

73

Variabel Dimensi Indikator Butir Pertanyaan Nomor

Butir

1 2 3 4 5

standar biaya

masukan (SBM)

yang sudah

disyahkan oleh

Rektor

Jaminan legalitas Petugas

memberikan

jaminan legalitas

dalam pelayanan

19

Jaminan

kepastian biaya

Petugas

memberikan

jaminan kepastian

biaya dalam

pelayanan

20

Perhatian

(Emphaty)

Prioritas

pelayanan kepada

pelanggan

Mendahulukan

kepentingan

pelanggan dari

pada pribadi

21

Keramahan

petugas

Petugas melayani

dengan sikap

ramah

22

Sikap Petugas Petugas melayani

dengan sikap

sopan santun

23

Keadilan

pelayanan

Petugas melayani

dengan tidak

diskriminatif

(membeda-

bedakan) antara

pelanggan satu

dengan lainnya

24

Penghargaan

petugas terhadap

pelanggan

Petugas melayani

dan menghargai

setiap pelanggan

yang

membutuhkan

pelayanan

25

Sumber: Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2013: 12-14).

Keterangan: Instrumen lengkap terlampir (lampiran 1)

Page 101: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

74

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini survey dengan

menggunakan kuesioner di mana peneliti menyusun daftar pertanyaan secara

tertulis kemudian dibagikan kepada responden untuk memperoleh data yang

berhubungan dengan kegiatan penelitian sebagai sumber data primer dengan

memberikan daftar pertanyaan/angket berstruktur yaitu pertanyaan mengenai

tanggapan responden terhadap variabel persepsi mahasiswa dan Kualitas

Pelayanan, yang disertai dengan sejumlah alternatif pilihan jawaban bagi para

responden, untuk mendapatkan hasil jawabannya.

I. Pengukuran Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono, (2012:105) Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur

nilai variabel yang diteliti, dengan demikian jumlah instrumen yang akan

digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti.

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan alat bantu

pengumpulan data berupa kuesioner.

Sebelum instrumen digunakan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui

validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.

1. Uji Validitas

Untuk menguji validitas ini digunakan Pearson’s correlation, Instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2012:137).

Page 102: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

75

Untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid, maka dilakukan uji validitas

dengan menggunakan teknik kolerasi product moment, menurut Masrun (dalam

Solimun, 2002:70), bilamana koefisien kolerasi antar skor sauatu indikator dengan

skor total seluruh indikator adalah positif dan lebih besar 0,3 (r ≥ 0,3) maka

instrumen tersebut dianggap valid. Untuk menguji digunakan rumus Kolerasi

Product Moment :

rxy = ...................................................... Sugiyono, 2012:142

Setelah pengujian kontruksi selesai, maka diteruskan dengan uji coba instrumen.

Instrumen tersebut dicobakan pada sampel dari mana populasi diambil.

Selanjutnya data ditabulasikan pengujian validitas kontruksi dilakukan dengan

analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam

suatu faktor, analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah

skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan

besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi

berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut

memiliki validitas konstruksi yang baik. (Sugiyono, 2012:142).

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel

dengan mencari degree of freedom (df) = N – k. Jika r hitung > r tabel, dan bernilai

positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan valid. Untuk menentukan

tingkat validitas peneliti menggunakan bantuan program Statistical Package for

Social Science (SPSS) versi 21.

Page 103: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

76

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa seluruh butir baik pada variabel

Persepsi Mahasiswa (X) maupun variabel Kualitas Pelayanan (Y) seluruhnya

signifikan. Artinya, seluruh butir, bersifat layak digunakan untuk penelitian lebih

lanjut.

Tabel 3.5 Hasil analisis Validitas Butir Variabel Persepsi Mahasiswa (X)

No Butir r hitung r tabel (n-1=30-1) Kesimpulan

1 0,725 0,30 Valid

2 0.753 0,30 Valid

3 0,852 0,30 Valid

4 0,876 0,30 Valid

5 0,887 0,30 Valid

6 0,824 0,30 Valid

7 0,745 0,30 Valid

8 0,695 0,30 Valid

9 0,865 0,30 Valid

10 0,847 0,30 Valid

11 0,879 0,30 Valid

Sumber: Hasil Analisis Data 2018.

Tabel 3.6 Hasil Analisis Validitas Butir Variabel Kualitas Pelayanan (Y)

No Butir r hitung r tabel (n-1=30-1) Kesimpulan

1 0,697 0,30 Valid

2 0.687 0,30 Valid

3 0,820 0,30 Valid

4 0,858 0,30 Valid

5 0,820 0,30 Valid

6 0,772 0,30 Valid

7 0,842 0,30 Valid

8 0,798 0,30 Valid

9 0,673 0,30 Valid

10 0,698 0,30 Valid

11 0,841 0,30 Valid

12 0,855 0,30 Valid

13 0.820 0,30 Valid

14 0,838 0,30 Valid

15 0,803 0,30 Valid

16 0,845 0,30 Valid

17 0,858 0,30 Valid

Page 104: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

77

No Butir r hitung r tabel (n-1=30-1) Kesimpulan

18 0,695 0,30 Valid

19 0,699 0,30 Valid

20 0,583 0,30 Valid

21 0,831 0,30 Valid

22 0,804 0,30 Valid

23 0,835 0,30 Valid

24 0.667 0,30 Valid

25 0,758 0,30 Valid

Sumber: Hasil Analisis Data 2018.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji statistik internal

consistency yaitu metode untuk melihat sejauhmana konsistensi tanggapan

responden terhadap item-item pertanyaan dalam suatu instrumen penelitian,

dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 21. Untuk mengukur

reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.

(Ghozali, 2006: 45).

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Cronbach Alpha untuk variabel persepsi

mahasiswa (X) sebagai berikut.

Tabel 3.7 Hasil Analisis Reliabilitas Variabel Persepsi Mahasiswa (X)

Koefeisien (nilai) reliabilitas

dengan menggunakan rumus

Cronbach's Alpha

Jumlah butir instrumen

penelitian untuk variabel

Persepsi (X)

0,948 11

Sumber: Hasil Analisis Data Uji Coba Instrumen tahun 2018.

Page 105: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

78

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,948 jauh

lebih besar dari ketentuan minimal (0,6) sehingga dapat dikatakan instrumen

variabel persepsi bersifat reliabel. Artinya, instrumen variabel persepsi (X) akan

mampu menggali data yang relatif sama di manapun instrumen itu digunakan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel kualitas pelayanan (Y) diperoleh nilai

Cronbach Alpha sebagai berikut.

Tabel 3.8 Hasil Analisis Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan (Y)

Koefeisien (nilai) reliabilitas

dengan menggunakan rumus

Cronbach's Alpha

Jumlah butir instrumen

penelitian untuk variabel

kualitas pelayanan (Y)

0,973 25

Sumber: Hasil Analisis Data Uji Coba Instrumen tahun 2018.

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,973 jauh

lebih besar dari ketentuan minimal yaitu 0,6 sehingga dapat dikatakan instrumen

variabel kaualitas pelayanan bersifat reliabel. Artinya, instrumen variabel Y akan

mampu menggali data yang relatif sama di manapun instrumen itu digunakan.

J. Teknik Analisis Data

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variabel

dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh

responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan

untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012:169). Teknik analis data dalam

Page 106: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

79

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Statistik Deskriptif, Statistik

Inferensial, dan Analisis Regresi Linier.

1. Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2012:169) Statistik Deskiptif adalah Statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripkan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

regresi linier. Analisis regresi linier adalah teknik ketergantungan, sehingga

variabel yang akan dibagi menjadi variabel dependen atau terikat (Y) dan variabel

independen atau bebas (X). Analisis ini menunjukkan bahwa variabel dependen

akan bergantung (terpengaruh) pada variabel independen. Menurut (Priyatno,

2008: 87) Analisis regresi linier yaitu analisis yang bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya antaraa variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun persamaan

regresi linier adalah sebagai berikut :

Y = a +b1X1 + e................................................. (Priyatno, 2008: 87)

Keterangan :

Y = Variabel Dependen (kualitas pelayanan)

X = Variabel Independen (persepsi)

b1 = Koefisien regresi

a = Nilai Konstanta

e = Variabel lain yang tidak diteliti atau dimasukan dalam model

Page 107: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

80

Analisis regresi linier diolah menggunakan program Statistical Package for Social

Science (SPSS) versi 21. Analisis regresi linier ini dilakukan dengan memasukan

variabel independen yaitu serta variabel dependen yaitu kualitas pelayanan.

a. Uji Regresi

Uji F ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah ada tidaknya pengaruh

signifikan atas variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F

dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel-variabel bebas (persepsi)

berpengaruh terhadap variabel terikat (kualitas pelayanan). Uji F dilakukan

dengan cara membandingkan Fhitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan Ftabel

pada taraf signifikansi α = 0,05 dan dk1 = n dan dk2 = n – k – 1, dimana k yaitu

jumlah variabel independen.

Fh = .........................................(Sugiyono, 2012:178)

dimana:

R = Koefisien korelasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Jadi Fhitung selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel (F1), dengan dk pembilang =

k dan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan misalnya 5%.

Sehingga berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Fo maka koefisien korelasi

ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh

populasi.

Page 108: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

81

1. Jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima, artinya variabel independen tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak artinya variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui seberapa besar sumbangan pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menenunjukkan persentasi variasi

nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Rumusnya adalah sebagai berikut :

R2 = (SSR) / (SST) .................................................. .....(Sugiyono, 2012:180)

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

SSR = Sum of Square Regression

SST = Sum of Square Total.

Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengukur kemampuan seberapa

besar persentasi variasi variabel bebas (independen) pada model regresi linier

dalam menjelaskan variasi variabel terikat (dependen). Analisis data dilakukan

dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 21.

Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model independen dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen (bebas) dalam menjelaskan variasi

Page 109: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

82

variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 3.9 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

No Besarnya Nilai (α) Interpretasi

1 Antara 0,800-1,00 Sangat kuat

2 Antara 0,600-0,799 Kuat

3 Antara 0,400-0,599 Sedang

4 Antara 0,200-0,399 Rendah

5 Antara 0,000-0,199 Sangat rendah

Sumber: Sugiyono (2009).

c. Uji Signifikansi

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dari variabel independen

(Sugiyono, 2012:184), sehingga besarnya tingkat pengaruh persepsi terhadap

kualitas pelayanan dapat diketahui. Dengan rumus sebagai berikut :

.................................................................. .....(Sugiyono, 2012:184)

Keterangan :

r = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

Page 110: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

83

Hipotesis yang diajukan adalah

1) H0 : Koefisien regresi tidak signifikan

2) Ha : Koefisien regresi signifikan.

Pengujian ini dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan

5% dengan df=(n-k-1). Yaitu :

a) Bila menggunakan tabel t

- Jika t hit < t tab maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika t hit > t tab maka H0 ditolak dan Ha diterima

b) Bila melihat nilai p pada hasil analisis (out-put SPSS)

- Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak

- Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

Page 111: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran persepsi mahasiswa terhadap pelayanan di Fakultas Kedokteran

Unila dalam kategori baik.

2. Kualitas pelayanan kepada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Unila juga

dalam kategori baik.

3. Persepsi mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap kualitas pelayanan di

Fakultas Kedokteran Universtias Lampung. Koefisien determinasi (R2

=

0,779) berarti variabel persepsi mahasiswa memberi kontribusi sebesar 77,9%

terhadap kualitas pelayanan. Adapun sisanya sebesar 22,1% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak diteliti melalui penelitian ini. Variabel lain tersebut

antara lain, kompetensi SDM, tingkat pendidikan SDM, masa kerja SDM,

kelengkapan saran dan prasaran, dan lain-lain.

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian, disarankan:

1. Para tenaga kependidikan di Fakultas Kedokteran hendaknya dalam

memberikan pelayanan selalu dilandasi dengan semangat pemberian

Page 112: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

128

pelayanan dengan kualitas prima, sehingga persepsi mahasiswa menjadi

semakin baik.

2. Jajaran Pimpinan FK Unila, hendaknya selalu memonitor kualitas pelayanan

yang diperankan oleh para tenaga pendidik (dosen) dan tenaga kependidikan

(staf) dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa, sehingga kualitas

pelayanan kepada mahasiswa dapat selalu ditingkatkan, dengan demikian,

penilaian mahasiswa terhadap kualitas pelayanan diharapkan selalu

mendapatkan nilai baik.

3. Jadwal perkuliahan hendaknya disusun minimal selama 1 minggu sekali,

tidak tiap malam disusun oleh ketua jurusan bersama komti, agar mahasiswa

tidak terburu-buru dalam menyiapkan kuliah yang akan diikuti.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk dapat mengembangkan ruang

lingkup variabel lainnya terkait persepsi terhadap kualitas pelayanan.

Page 113: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Arikunto, S. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Sinar

Harapan.

Brown, Ian Ruskin. 2006. Marketing Your Service Business. London. Thorogood

Publishing Ltd.

Feigenbaum. 1996. Kendali Mutu Terpadu. Terjemahan Hubaya Kandahjaya.

Jakarta; Erlangga.

Fishbein, M., & Ajzen, I. 1975. Belief, Attitude, Intention, and Behavior: An

Introduction to Theory and Research. Reading, MA: Addison-Wesley.

Gerungan, W. A. 1996. Psikologi Sosial (edisi kedua). Bandung: Refika Aditama.

Gerungan, W. A. 2010. Psikologi Sosial (edisi keempat). Bandung: Refika

Aditama.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Herrhyanto, Nar. 2007. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Imawan. 2005. Pelayanan Publik di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Page 114: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

130

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

Implementasi, dan kontrol. Jakarta: PT. Prenhalindo.

Lupiyoadi, Rambat. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa, Teori dan Praktek.

Jakarta: Salemba Empat.

Mar’at, 1991. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

Nawawi, Hadari. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang

Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nazir, Moh. 1999. Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Jakarta, Ghalia.

Priyatno, Dewi. 2008, Mandiri Belajar SPSS - Bagi Mahasiswa dan Umum,.

Yogyakarta: MediaKom.

Purwanto.2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rakhmat, Jalaludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Index.

Singarimbun, Masri & Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta:

LP3ES.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum. Yogyakarta; Pustaka Setia.

Solimun. 2002. Multivariate Analysis Structural Equation Modelling (SEM) Lisrel

dan Amos. Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya.

Page 115: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

131

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy. 2008. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi.

Toha, Miftah. 2009. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

Grafindo Persada.

Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.

Zeithmal, Bitner, dan Gremler. 2013. Service Marketing: Integrating Customer

Focus Acress The Firm, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill.

Jurnal/Hasil Penelitian

Astuti, Wiji. 2012. Analisis Kualitas Pelayanan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit

Mardi Waluyo (RSMW), Kota Metro. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung.

Gunadi. 2017 Kualitas Pelayanan Sebagai Variabel Intervening Antara

Kompetensi Pegawai Dan Budaya Kerja Terhadap Kepuasan Mitra Di

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan

Bebas Dan Pelabuhan Bebas Batam. Hasil Penelitian. Batam: FE

Universitas Batam.

Hamka, Muhammad. 2002. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan

Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah

Fakultas Psikologi.

Ratnamiasih, Ina, Rajesri Govindaraju, Budhi Prihartono, dan Iman Sudirman.

2012. Kompetensi SDM dan Kualitas Pelayanan Rumah Sakit. Vol. 11 No.

1 Juni 2012, Hal. 49-57.

Page 116: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

132

Saraswati, A.B., Hamid dan Topowijono. 2015. Pengaruh Pelatihan Terhadap

Kompetensi Karyawan dan Kualitas Pelayanan (Studi Pada Eco Green Park,

Batu). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 23 No. 2 Juni 2015.

Internet

Arindita. S. 2003. Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanandan Citra Bank

dengan Loyalitas Nasabah. Skripsi, Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.

On-line: http://www.masbow.com/2009/08/apa-itu-persepsi.html diakses

tanggal 4 Februari 2018.

Azzahy, Ghana Syakira. 2008. Tentang Persepsi. On-Line: http://syakira-

blog.blogspot.com/2008/11/tentang-persepsi.html diakses tanggal 5 Februari

2018.

Ikhsan, Khairul. 2012. Konsep Persepsi. On-line: http://khairuliksan.

blogspot.com/2012/11/konsep-persepsi_19.html Diakses tanggal 3 Februari

2018.

Junivita, K. 2014. Konsep Persepasi. On-line: http://www.uksw.edu/id. diakses

tanggal 8 Februari 2018.

Kemendikbud. 2018. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) On-line:

https://kbbi.kemdikbud.go.id/ diakses tanggal 3 Februari 2018.

Meriana, Linda. Dkk. 2017. Analisa Dampak Kompetensi Karyawan Terhadap

Kepuasan Konsumen Melalui Kualitas Produk Dan Kualitas Layanan Di

Hachi Hachi Bistro Surabaya, Hasil penelitian. Surabaya: Manajemen

Perhotelan, Universitas Kristen Petra, on-Line: http://publication.petra.ac.id

diakses tanggal 1 Februari 2018.

Santoso, Agung Budi, 2017. Apa perbedaaan R Squared, R squared adjusted, dan

R Squared Predicted. On-line: https://agungbudisantoso.com/2018/04/17/

diakses tanggal 23 Juli 2018.

Page 117: PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI …digilib.unila.ac.id/37304/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2018. 11. 15. · terima jabatan dan diangkat sebagai Kepala Sub

133

Suparyanto, 2011. Konsep Persepsi. On-line: http://dr-

suparyanto.blogspot.com/2011/07/konsep-persepsi.html diakses tanggal 12

Juli 2018.

Thomas, M. 2013. Principles and Practice of Heterogeneous Catalysis, VCH,

Weinheim. On-line: https://onlinelibrary.wiley.com diakses tanggal 6

Februari 2018.

Dokumen

Fakultas Kedokteran Unila. 2017. Dokumen Akreditasi FK Universitas Lampung.

Bandar Lampung: FK Unila.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Universitas Lampung. 2017. Peraturan Akademik FK Unila. Bandar Lampung:

Unila.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sitem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Yulianto. 2017. Pelayanan Publik. Materi Kuliah. Bandar Lampung: FISIP Unila.