persepsi mahasiswa terhadap fenomena kepopersepsi mahasiswa terhadap fenomena kepo 023 media sosial...

10
MAJALAH SAINSTEKES 5 (1) : 021-030 (2018) Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena Kepo The Student Perceptions of the “Kepo” Phenomenon Pranajaya Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Teknologi Informasi Universitas YARSI, Jakarta Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih Jakarta, 10510 Email koresponden: [email protected] 0821-3860-2782 KEYWORDS kepo, social media, information technology ABSTRACT The purpose of this study is to examine perceptions of phenomenon of Kepo (Knowing every particular object) among university students. In this study participants were randomly given questionnaire. This research is research that uses descriptive quantitative. Using structured questionnaire, unstructured interview by the research data were collected from 115 respondents of university of YARSI. The study confirmed that most of students are known about Kepo. PENDAHULUAN Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu. Hal yang disebut terakhir lah yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya. Rasa ingin tahu yang dimiliki manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Manusia senantiasa terus merasa tergerak untuk mengetahui apa saja yang terjadi di alam dunia ini. Kegiatan selanjutnya dari rasa ingin tahun ini adalah manusia menjadi tahu. setelah tahu bahkan manusia terus bertanya lebih jauh lagi, Bagaimana? dan seterusnya akan bertanya mengapa? Pertanyaan- pertanyaan tersebut merupakan pisau- pisau untuk menoreh pengetahuan walaupun secara sederhana dan bersifat indrawi. Sifat manusia yang memiliki rasa selalu ingin tahu ini menghasilkan perkembangan yang sangat signifikan. Kita lihat telah banyak perubahan- perubahan yang mengarah pada berbagai kemajuan. Dengan kata lain kuriositas yang dimiliki makhluk yang namanya manusia memberikan hal-hal yang baru yang lebih baik, sedangkan pada makhluk selain manusia misalnya burung tempua atau manyar adalah sebaliknya. Menurut Asimov sebagaimana dikutip dalam tulisan yang berjudul ‘Ilmu Alamiah Dasar, Hakekat manusia dan rasa ingin tahunya. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman. Tapi manusia selalu ada perubahan, sebagai contoh jika dahulu pada zaman purbakala manusia tinggal dan hidup di gua-gua, maka berkat rasa ingin selalu tahu yang

Upload: others

Post on 12-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

MAJALAH SAINSTEKES 5 (1) : 021-030 (2018)

Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena Kepo

The Student Perceptions of the “Kepo” Phenomenon

PranajayaProgram Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Teknologi Informasi Universitas YARSI, Jakarta

Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih Jakarta, 10510Email koresponden: [email protected]

0821-3860-2782

KEYWORDS kepo, social media, information technology

ABSTRACT The purpose of this study is to examine perceptions of phenomenon ofKepo (Knowing every particular object) among university students. Inthis study participants were randomly given questionnaire. Thisresearch is research that uses descriptive quantitative. Usingstructured questionnaire, unstructured interview by the research datawere collected from 115 respondents of university of YARSI. The studyconfirmed that most of students are known about Kepo.

PENDAHULUAN

Manusia diciptakan oleh AllahSWT sebagai makhluk yang memilikirasa ingin tahu. Hal yang disebut terakhirlah yang membedakan antara manusiadengan makhluk ciptaan Allah SWT yanglainnya. Rasa ingin tahu yang dimilikimanusia menghasilkan ilmu pengetahuan.Manusia senantiasa terus merasa tergerakuntuk mengetahui apa saja yang terjadi dialam dunia ini. Kegiatan selanjutnya darirasa ingin tahun ini adalah manusiamenjadi tahu. setelah tahu bahkanmanusia terus bertanya lebih jauh lagi,Bagaimana? dan seterusnya akanbertanya mengapa? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pisau-pisau untuk menoreh pengetahuanwalaupun secara sederhana dan bersifatindrawi. Sifat manusia yang memilikirasa selalu ingin tahu ini menghasilkan

perkembangan yang sangat signifikan.Kita lihat telah banyak perubahan-perubahan yang mengarah pada berbagaikemajuan. Dengan kata lain kuriositasyang dimiliki makhluk yang namanyamanusia memberikan hal-hal yang baruyang lebih baik, sedangkan pada makhlukselain manusia misalnya burung tempuaatau manyar adalah sebaliknya. MenurutAsimov sebagaimana dikutip dalamtulisan yang berjudul ‘Ilmu AlamiahDasar, Hakekat manusia dan rasa ingintahunya. Burung manyar atau burungtempua begitu pandai menganyamsarangnya yang begitu indahbergelantungan pada daun kelapa, namunpengetahuannya itu ternyata tidakberubah-ubah dari zaman ke zaman. Tapimanusia selalu ada perubahan, sebagaicontoh jika dahulu pada zaman purbakalamanusia tinggal dan hidup di gua-gua,maka berkat rasa ingin selalu tahu yang

Page 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

022 PRANAJAYA

diikuti dengan melakukan perubahan-perubahan maka sekarang manusiatinggal di rumah-rumah bahkanapartemen. Dewasa ini sifatkeingintahuan yang tinggi telah melandaseluruh lapisan masyarakat dari yangmuda sampai yang tua. Apakah yangdimaksud dengan hal yang terakhirdisebut tadi. Perkembangan teknologiinformasi yang dimulai sejak tahun 90-anmelahirkan produk-produk baru sepertimedia sosial. Menurut hasil surveyglobalwebindex ada 12 media sosialyang paling sering digunakan diIndonesia dan Youtube menempatiperingkat pertama dengan persentasepenggunaan sebesar 43%, di peringkatkedua Facebook dengan persentasepenggunaan sebesar 41%,kemudian Whatsapp dengan persentasepenggunaan sebesar 40%, sedangkanperingkat terendah adalah WeChat yaitu14% (Media,http://databoks.katadata.co.id).

Membanjirnya media sosial sudahbarang tentu juga akan mempengaruhipara penggunanya. Di kalanganmahasiswa media sosial saat ini sudahbukan menjadi barang yang asing.Hampir sebagian mahasiswa sudahpaham tentang media sosial. Sementaraitu dari laporan berjudul "EssentialInsights Into Internet, Social Media,Mobile, and E-Commerce Use AroundThe World" yang diterbitkan tanggal 30Januari 2018, dari total populasiIndonesia sebanyak 265,4 juta jiwa,pengguna aktif media sosialnya mencapai130 juta (Anonim, 2010). Keberadaanmedia sosial selain berguna dalam halberkomunikasi juga dapat digunakanuntuk berinteraksi sesama manusia. Dikalangan mahasiswa media ini tentusangat bermanfaat dalam menunjangstudi mereka. Namun demikian bukanberarti bahwa media sosial tidak

menimbulkan ekses. Dari segi bahasamaupun sikap, media sosial jugamemberikan pengaruh yang cukupsignifikan. Salah satu fenomena yangtimbul dari perkembangan media sosialadalah adanya penggunaan istilah Kepo.Usia mahasiswa rata-rata antara 19sampai dengan 24 tahun, dan usiasetingkat ini memang bisa disebut masihremaja. Fenomena Kepo di kalanganremaja sudah sangat merasuk merekayaitu mahasiswa.

Dewasa ini media sosialmerupakan alat untuk berkomunikasiantar manusia yang sudah begitu popular,sehingga dapat dikatakan tiada hari tanpabermedia sosial. Apalagi media sosialsangat memberikan kemudahan-kemudahan dalam berhubungan antaramanusia. Media sosial memiliki dayatarik tersendiri yang memikat oranguntuk terus menerus menggunakannyasebagai sarana komunikasi informasidengan mudah dan cepat. Namundemikian di balik kemudahan yangditawarkan oleh media sosial, tidakberarti media sosial secara penuhmenyediakan dampak positif kepadamasyarakat kita. Dalam kenyataan sehari-hari dampak negatif dari media sosial initerlihat jelas ada dan jika tidak cepatditanggulangi akan memberikan berbagaikerugian yang cukup signifikan.

Beberapa dampak buruk yangdapat kita lihat dari media social antaralain pemborosan waktu. Jika mediakomunikasi ini tidak digunakan denganbijak dalam arti sesuai kebutuhan makabanyak waktu yang akan terbuang.Apalagi mahasiswa sebagai generasimuda jika terbuangnya waktu akanmengakibatkan kurangnya keahlianmereka dalam bersosialisasi. Penelitianyang dilakukan oleh Case WesternReserve School of Medicine menyebutkanbahwa ada kaitan antara kecanduan

Page 3: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023

media sosial dengan perilaku sembrono,khususnya pada remaja. Lebih lanjutdijelaskan bahwa remaja yang ketagihanmedia sosial 3,5 kali lebih mungkinmelakukan hal-hal berisiko tanpa pikirpanjang. Misalnya merokok, minumalkohol, dan berhubungan seks bebas(Anonim, 2018c). Selain itu kontennegatif yang terdapat dalam media sosialyang jika tidak diantisipasi dengan bijakmaka akan menimbulkan hal-hal yangburuk terhadap penggunanya, apalagi jikapenggunanya adalah terdiri darimahasiswa sebagai generasi penerusbangsa. Oleh karenanya tidaklahmengherankan jika salah satu pengaruhdari media sosial ini adalah terjadinyaperubahan dalam penggunaan istilahsehari hari seseorang seperti misalnyatimbulnya istilah kepo. Istilah iniumumnya ditujukan kepada seseorangyang selalu ingin tahu urusan orang. Danbagi sebagian orang sifat ini seringmenjadi hal yang menyebalkan. Memangbisa membuat kita kesal kalau ada orangyang kepo dengan urusan pribadi kita .Apalagi jika yang ingin diketahuinyasegala sesuatu tentang kegiatan kita.Mengenai istilah kepo ada yangmenjelaskan bersumber dari bahasa lainatau beragam, tetapi sebagian besarmengatakan bahwa kata ini berasal daribahasa atau dialek Hokkian atau MinNan. ‘Kay poh (or Kaypo) Chineseorigins. Refers to a person that is noseyparker or busybody. Sometimesabbreviated as “KPO”.’ Perkembanganteknologi informasi yang diikuti denganmunculnya berbagai macam media sosialseringkali diidentikan dengan kemajuanatau perkembangan zaman. Jadi, jikaseseorang ingin dikatakan maju ataumodern maka orang tersebut harus dapatmeyesuaikan dirinya dengan keadaansekarang. Oleh karenanya jika tidak ingindibilang ketinggalan zaman maka

penggunaan istilah yang ditujukankepada seseorang yang selalu ingin“icam” (ikut campur) urusan orang lainpun, maka kata yg dipakai harus yangsesuai dengan keadaan sekarang yaitukepo tadi. Seseorang yang kepo bisa bisamenjurus kepada prasangka yang tidakbaik. Sebab ia ingin tahu betul sampaimendalam tentang seseorang yang belumtentu apa yang diduganya itu benar.Akhirnya menimbulkan dugaan-dugaanyang bisa mengarah kepada ghibah.Ghibah kata Imam Nawawi adalahmenyebutkan kejelekan orang lain di saatia tidak ada saat pembicaraan. (SyarhShahih Muslim, 16: 129) (Tusikal, 2014).Bagi orang yang beriman maka menjauhdari prasangka dan mencari-carikesalahan orang atau meng-kepo kanorang lain adalah hal yang wajibdilakukan [Al Hujurat: 12].

Seperti diketahui bahwa perilakukepo seringkali melewati batas-batasprivasi seseorang yang pada ujungnyabisa membuat orang lain tadi terganggu.Dari sisi psikologi, konselor dan terapisdari San Jose, Sharon Martin, LCSW,menyatakan dalam PsychCentral bahwaorang yang sering melanggar batasanprivasi orang lain cenderung manipulatif,narsisistik, dan punya kesadaran diri yangrendah. Seorang narsisis akan meng-anggap sekitarnya lebih tak berhargadarinya dan tidak merasa bersalah ketikaberlaku tidak baik kepada orang lain.Faktor lain yang mendorong seseoranggencar melakukan kegiatan atau meng-kepokan orang lain menurut MichaelStocker dan Elizabeth Hegeman dalambukunya Valuing Emotions (1996),adalah tipisnya rasa empati dan apresiasikepada orang lain (Anonim, 2017b).

Ciri-ciri orang yang gemar meng-kepokan orang lain antara lain cenderungnarsistik. Orang yang narsistik adalahmengalami gangguan kepribadian di

Page 4: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

024 PRANAJAYA

mana seseorang menganggap dirinyasangatlah penting dan memiliki kebutuh-an untuk sangat dikagumi (Anonim,2017a). Ciri lain yaitu minim empati danapresiasi kepada orang lain. Orang yangsatu ini juga mengabaikan nilai-nilai yangdiyakini oleh orang lain, menganggapstandar normanya adalah standar tunggal.Adanya ketidakjelasan/kabur batasanantara pribadi/privasi dalam era dijitalsehingga privasi orang lain dianggapmilik umum merupakan ciri berikutnya.

Di era dijital seperti sekarang inifenomena perilaku untuk ingin ikutcampur atau mengetahui urusan oranglain tumbuh subur, dan ternyata hadirnyateknologi baru di bidang informasimemunculkan perilaku baru. Sementaraitu penelitian yang dilakukan adalahbertujuan untuk mengetahui persepsimahasiswa terhadap fenomena kepo.Sedangkan kontribusi atau manfaat daripenelitian adalah diperoleh gambarantentang persepsi para mahasiswa terhadapfenomena kepo.

METODOLOGI

Penelitian deskriftif kuantitatif inididisain dengan menggunakan instrumenkuesioner yang dibagikan kepadamahasiswa angkatan 2014 -2017 yangada di Universitas YARSI dengan caraaksidental serta jumlah respondennyasebanyak 115. Sedangkan pengukuranmenggunakan skala Likert denganmemberi bobot pada jawaban SangatSetuju (SS) = 4, Setuju (S) = 3, KurangSetuju (KS) = 2, Tidak Setuju (TS) = 1(Tabel: 1). Kuesioner yang diberikankepada responden berisikan beberapapertanyaan. Kuesioner yang sudah diisidan kembali kemudian diolah dan untukselanjutnya dianalisis.

Tabel 1. Empat Skala Pengukuran

Sangat Setuju = SS 4Setuju = S 3Kurang Setuju = KS 3Tidak Setuju = TS 2

ISI

Karakteristik RespondenPada Grafik 1. Terlihat bahwa

responden berjenis kelamin perempuanlebih mendominasi yaitu 78% (90) daripada yang berjenis kelamin laki-laki yaituhanya 22% (25).

Pada Grafik 2. jumlah respondentertinggi adalah dari angkatan atau tahunakademi 2017 yaitu 63 (55%), sedangkanyang tertnggi berikutnya adalah daritahun akademi 2916 yaitu 42 (36%).Sementara itu dari tahun akademi 2015dan 2014 masing-masing adalah 9 (8%)dan 1 (1%).

Dari Grafik 3. 94% (60% = SSdan 34% = S) setuju bahwa pernahmendengar istilah Kepo. Sedangkansejumlah kecil responden yaitu 6% tidaksetuju (2% = KS dan dan 4% = TS).MenurutIsaac Asimov (Ilmu, 2015)manusia memiliki rasa selalu ingin tahuatau insting, tapi jika sudah kepo makatidak lagi hanya merasa ingin tahu tetapisudah membuat orang lain merasaterganggu sebab seringkali sampai urusanpribadi seseorang ingin dicampurinya.Kepo juga merupakan suatu penyakitmengurusi privasi orang lain, yang manasalah satu cirinya adalah adanyakekaburan batasan antara privat & publikdi dunia digital membuat privasi oranglain dianggap sebagai urusan umumtermasuk dirinya (Anonim, 2017b).

Page 5: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

SS, 70orang60%

S, 39orang34%

KS, 3orang3%

TS, 3orang3%

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 025

Grafik 1. Jenis Kelamin Grafik 2. Tahun Akademi

Grafik 3. Saya pernah mendengar Grafik 4. Saya Menggunakan Media SosialIstilah Kepo Facebook

Grafik 5 .Saya Menggunakan Media Twitter Grafik 6. Saya menggunakan media socialinstagram

ThAkademi2014 = 1

orang1%

ThAkademi2015 = 9

orang8%

ThAkademi2016 = 42

orang36%

ThAkademi2017 = 63

orang55%

SS = 70orang60%

S = 40orang34%

KS = 2orang

2%

TS = 3orang

4%

SS = 17orang14%

S = 58orang50%

KS = 24orang21%

TS = 16orang15%

SS = 15orang13%

S = 54orang47%

KS = 28orang24%

TS = 18orang16%

Laki-laki = 25

orang22%Peremp

uan = 90orang78%

Page 6: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

026 PRANAJAYA

Dari Grafik 4. memperlihatkanbahwa lebih dari separuh responden yaitu64% setuju (14% = SS dan 50% = S)menggunakan media sosial Facebooksedangkan 36% (21% = KS dan 15% =TS) menyatakan tidak setuju.Berdasarkan data WeAreSocial.net danHootsuite 201 Indonesia menempatiurutan ke dua pengguna internet terbesarsejagat. Oleh karena itu tidaklah aneh jikaberbagai media sosial banyak digunakanoleh masyarakat. Youtube menempatiperingkat pertama dengan persentasepenggunaan sebesar 43%, di peringkat kedua Facebook dengan persentasepenggunaan sebesar 41% (Anonim,2018a).

Pada Grafik 5. Memberikangambaran bahwa 60% (SS = 13% dan S =47%) menyatakan setuju menggunakanmedia sosial Twitter, sedangkan 40% (KS= 24% dan TS = 16%), menyatakan tidaksetuju. Pengguna media sosial Twittertergambar cukup mendominasi dimasyarakat. Beberapa faktor yangmenjadikan media sosial yang satumenjadi lebih unggul daripada yang lainadalah jumlah pertemanan tidak terbatasbisa sampai dengan jutaan. Keunggulanlain adalah banyak pemimpin negarayang menggunakan Twitter.

Jika dilihat dari Grafik 6menunjukkan bahwa mayoritasresponden yaitu 94% (SS = 60% dan S =34%) setuju sebagai pengguna mediasosial Instagram, Sedangkan yang tidaksetuju adalah 6% (KS = 3% dan TS =3%). Pengguna media sosial Instagramjuga sangat banyak, dan salah satukeunggulan dari media sosial ini yangmenyolok adalah Instagram jugamerupakan lahan basah untuk berbisnisonline. Dari data WeAreSocial.net danHootsuite 2017, media sosial yang satuini menduduki peringkat ke empat didunia setelah Youtube, Facebook, dan

Whatsapp yaitu dengan jumlahpenggunanya adalah 38% (Anonim,2017a).

Pada Grafik 7 memperlihatkanbahwa lebih dari separuh responden 79%(SS = 32% dan S = 47% setuju bahwamereka suka membuka profil seseorangdi salah satu media sosial. Sementara ituhanya 21 % (KS = 15% dan TS = 6 %)yang menyatakan tidak setuju. Dewasaini untuk mengetahui profil seseorangbukanlah hal yang sulit. Keberadaanmedia sosial menyebabkan privasiseseorang menjadi hal yang umum.Dengan kata lain media sosial saat inimenjadi salah satu wadah untukmengetahui kehidupan seseorang. Mulaidari mengetahui kebiasaannya, melihatfotonya, dan lingkaran pertemanan didunia maya (Anonim, 2018a).

Pada Grafik 8 mengindikasikan65% (SS = 23% dan S = 42%) setujubahwa responden tidak bisa lepas daritelepon seluler. Sementara itu 35% (KS =30 dan TS = 5%) menyatakan tidaksetuju.

Anggapan yang menyebutkanbahwa manusia saat ini mengalamiketergantungan terhadap telepon selulertelah terbukti kebenarannya. Nielsen,lembaga riset media dan ekonomi asalInggris, merilis laporan yangmenyebutkan bahwa kebanyakankonsumen di dunia merasa gelisah jikamereka berada jauh dari teleponselulernya. Dalam laporannya tahun 2016disebutkan bahwa 56% pengguna tidakdapat membayangkan hidup tanpaperangkat moble. Selanjutanya 53%lainnya merasa tidak tenang jika beradajauh dari perangkat mobile mereka(Ratnasari, 2016).

Grafik 9 menunjukkan bahwahanya 22% setuju (SS = 4% dan S =18%) selalu meng-update status.Sedangkan 78% (KS = 55% dan TS =

Page 7: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 027

23%) Menyatakan tidak setuju. Menurutpandangan psikologi salah satu alasanseseorang eksis di media sosial adalahkarena kecenderungan ingin dikenal dandilihat banyak orang (Anonim, 2016).Namun demikian fenomena update status

ini jika berlebihan maka menjadi halyang tidak baik, antara lain kanmembuang waktu. Dari hasil penelitianini dapat dilihat bahwa kurang dariseparuh reponden yang mengalamikecanduan update status.

Grafik 7. Saya suka membuka profilseseorang

Grafik 8. Saya tidak bisa lepas dari telepon disalah satu media sosial seluler

Grafik 9. Saya selalu meng-update statusmelihat

Grafik 10. Saya merasa terganggu jika tidakfoto atau video di media sosial dantidak mem-follow

SS, 37orang32%

S, 54orang47%

KS, 18orang15%

TS, 6orang

6%

SS, 5orang

4%S, 21orang18%

KS, 64orang55%

TS, 25orang23%

SS, 3orang

2%S, 19orang17%

KS, 63orang55%

TS, 30orang26%

Page 8: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

028 PRANAJAYA

Grafik 11. Saya tidak mau ketinggalan infoatau ingin selalu disebutmengetahui informasi terbarudan menguploadnya di mediasocial

Grafik 12. Saya selalu menuliskan lol (laughout load) atau atau tertawaterbahak-bahak untukmenanggapi lelucon orang lain

Dari grafik 10 di atas terlihatbahwa hanya 19% (SS = 2% dan S =17%) yang merasa terganggu jika tidakmelihat foto atau video di media sosialdan tidak mem-follow nya. Sementara itu81% (KS = 55% dan TS = 26%) tidakmerasa terganggu. Hasil penelitiansebagian besar responden tidak merasaterganggu jika tidak melihat foto atauvideo di telepon selulernya. Hal inisungguh ironis, sebab sebuah hasilpenelitian yang dilakukan oleh TheBritish Chiropractic Association Jika kita

sedang asyik telepon seluler, posisikepala kita tentunya akan menunduk Rat-rata orang bisa menunduk untuk bermaintelepon seluler selama 8 hingga 10 jam.Tentunya, jika selama itu, leher danpunggung kita akan mengalami tekanandan stress pada syaraf dan otot sehinggadapat memunculkan penyakit-penyakittertentu jika dibiarkan hingga terus-menerus (Anonim, 2018c).

Grafik 11. memperlihatkan bahwa46% (SS = 6% dan S = 40%) setuju tidakmau ketinggalan info atau ingin selaludisebut mengetahui informasi terbarudan meng-upload-nya di media sosial.Sedangkan 54% (KS = 46% dan TS =8%) menjawab sebaliknya. Update statusyang kelihatannya sepele itu, sebenarnyaadalah bentuk teriakan anak muda, untuksegera diperhatikan. Maka tidak heran,status yang dipasang sengaja dibuatsedemikian rupa supaya orang lainpenasaran dan memberikan respon(Anonim, 2010)

Grafik 12. memberikan gambaranbahwa 34% (SS = 7% dan S = 27%) yangmenyatakan setuju bahwa selalumenuliskan lol (laugh out load = tertawaterbahak-bahak) untuk menanggapilelucon orang lain. Sementara itumayoritas yaitu 66% (TS = 33% dan KS= 33%) menyatakan tidak setuju. Artikata LOL adalah “lots of luck” yangberarti semoga beruntung atau “lots oflove” yang berarti banyak cinta. IstilahLOL berasal dari Usenet dan menjadielemen penting yang umum dalam bahasagaul di internet. Kata LOL juga banyakdigunakan dalam bentuk komunikasimelalui PC seperti instant mesagging danbahkan sudah menyebar ke komunikasiantar seseorang seperti sms yang sudahdijelaskan di atas. Istilah ini tidak terpakupada bahasa Inggris namun jugadigunakan dalam bahasa lain. Dalampenelitian ini istilah LOL yang dimaksud

SS, 7orang

6%

S, 46orang40%

KS, 52orang46%

TS, 10orang

8%

SS, 9orang

7%

S, 30orang27%

KS, 38orang33%

TS, 38orang33%

Page 9: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 029

adalah kepanjangan dari “laugh outloud” dan jika diterjemahkan ke dalamBahasa Indonesia berarti tertawaterbahak-bahak. Dari grafik 12 di atastergambar bahwa yang menyatakan selalumenuliskan lol (laugh out load = tertawaterbahak-bahak) untuk menanggapilelucon orang lain hanya setengah darijumlah responden.

PENUTUP

Dapat disimpulkan bahwa istilahKepo sebagai sebuah istilah yang lahirdari perkembangan tekologi informasimerupakan sesuatu yang tidak dapatdihindari oleh siapa saja. Hal ini jugaterbukti dari jumlah pengguna mediasosial yang rata-rata lebih dari separuhmahasiswa sudah mengenal beberapajenis media sosial. Tergambar bahwajenis media sosial Instagram 94% danyang paling tinggi jumlah penggunanya,kemudian diikuti Facebook dan Twitteryaitu masing-masing 64% dan 60%.Dapat diindikasikan bahwa mahasiswajuga sudah terkena fenomena Kepo,sebab sebagian besar dari mereka merekasuka membuka profil seseorang di salahsatu media sosial, dan ini berarti pulabahwa mereka selalu ingin tahu informasitentang seseorang itu. Adapun bukti lainyang mendukung adalah bahwa sebagianbesar dari mahasiswa merasa sangattergantung dengan telepon seluler yaitu65%. Mahasiswa termasuk kelompokorang yang rentan terhadap pengaruhteknologi informasi. Dengan perkataanlain mahasiswa merupakan kelompokmanusia yang besar yang mudahdipengaruhi terhadap penggunaan teleponseluler. Kemudahan dalamberkomunikasi melalui penggunaantelepon seluler ini menciptakan berbagaiistilah baru seperti istilak kepo ini.

Perkembangan teknologi informasimenyebabkan terjadinya perubahan sosialyang di dalamnya juga terdapatperubahan budaya termasuk perubahandalam berkomunikasi melaluipenggunaan istilah-istilah yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Apakah Anda UpdateStatus Karena Butuh Perhatian?https://tekno.kompas.com/read.Diakses 27 Desember 2018.

Anonim. 2013. Arti kata LOL yangSering dipakai.https://www.kaskus.co.id/thread/52ac3404bccb17 de298b458d/arti-kata-lol-yang-sering-dipakai/2/?order=asc . Diakses 27Desember 2018.

Anonim. 2015. Ilmu Alamiah Dasar,Hakekat manusia dan rasa ingintahunya.https://faridatunnisa.wordpress.com. Diakses 26 September 2018

Anonim. 2016. Sering Update di SosialMedia, Kenapa Sih?.https://pijarpsikologi.org/sering-update-di-sosial-media-kenapa-sih/.Diakses 26 Desember 2018.

Anonim. 2017a. Media Sosial yangpaling Sering Digunakan diIndonesia.https://databoks.katadata.co.id.Diakses 26 September 2018.

Anonim. 2017b. Mengapa Ada yangBegitu Kepo Urusan Pribadi OrangLain?. https://tirto.id. Diakses 26September 2018.

Anonim. 2018a. Begini Cara Lihat Orangyang 'Kepo' sama Kamu diFacebook. (2018).https://kumparan.com/@kumparan.Diakses 26 September 2018.

Page 10: Persepsi Mahasiswa terhadap Fenomena KepoPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP FENOMENA KEPO 023 media sosial dengan perilaku sembrono, khususnya pada remaja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa remaja

030 PRANAJAYA

Anonim. 2018b. Merasakan Gejala Ini?Stop Bermain Handphone!https://jurnalapps.co.id/merasakan-gejala-ini-stop-bermain-handphone-12919. Diakses 27 Desember 2018

Anonim. 2018c. Batasan WajarMenggunakan Media Sosial DalamSehari,https://lifestyle.kompas.com.Diakses 26 September 2018.

Pertiwi, Wahyunanda Kusuma. 2018.Riset Ungkap Pola PemakaianMedsos Orang Indonesia.

https://tekno.kompas.com.Diakses 26 September 2018.

Ratnasari, Yuliana. 2016. Survei:Ketergantungan pada GadgetMembuat Manusia Gelisah.https://tirto.id/. Diakses 25Desember 2018.

Tuasikal, Muhammad Abduh, 2014.Ghibah itu Apa?https://rumaysho.com. Diakses 26September 2018.