persepsi auditor internal dan eksternal mengenai...

17
1260 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 ISBN: 978-979-3775-55-5 PERSEPSI AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL MENGENAI EFEKTIVITAS METODE PENDETEKSIAN DAN PENCEGAHAN TINDAKAN KECURANGAN KEUANGAN Irma Paramita Sofia Universitas Pembangunan Jaya [email protected] ABSTRACT This research aims to examine the perceptions of internal and external auditors regarding the effectiveness of methods of detection and prevention of financial fraud actions, procedures or techniques are believed to be effective in reducing measures of financial fraud and software or technology that is effective to detect and prevent financial fraud actions. The research was conducted by dividing the questionnaire directly to the External Auditor who works at Big Four Public Accountant Firm and Internal Auditor at one of the largest telecommunications companies in Indonesia. This study analyzed by independent sample t- test. Results of this research shows that from 35 methods and software used to detect and prevent financial fraud, there are 3 (three) methods have significant differences between the perceptions of internal auditors and external auditors on the effectiveness of methods of detection and prevention of financial fraud actions; the rule sanctions on suppliers, increased supervision of senior managers, and policy for reporting fraud action (whistle- blowing). Overall, the observation of inventory, bank reconciliation, and review of internal controls. are procedures or techniques which is believed to be effective in reducing financial fraud. Keywords: Perception, Financial Fraud, Internal Auditors, External Auditors, the Effectiveness of Methods of Detection and Prevention of Financial Fraud. PENDAHULUAN Suatu entitas bisnis dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan tentu selalu berupaya untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, di samping untuk mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan profitabilitas. Dalam meningkatkan profitabilitasnya, seringkali terjadi benturan antara pemilik perusahaan dan manajer dalam beberapa hal, salah satunya adalah masalah asimetri informasi. Terkait dengan masalah tersebut, agen (manajemen) lebih banyak memiliki informasi sehingga agen cenderung melakukan manipulasi laporan keuangan yang dikarenakan agen tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai dengan harapan principal (pemegang saham). Oleh karena itu, dalam hal ini peran auditor sangat penting sebab laporan keuangan yang telah diaudit sangatlah diperlukan oleh pemegang saham maupun stakeholders untuk menilai kinerja dari manajemen yang melaksanakan kepengurusan perusahaan. Dikarenakan semua pihak ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, terkadang hal-hal yang tidak baik pun dilakukan untuk mewujudkan ambisi mereka semua. Terbukti banyak sekali perusahaan yang telah melakukan tindakan kejahatan berupa KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) ataupun fraud (kecurangan). Beberapa contoh perusahaan yang telah terungkap skandal kecurangannya adalah Enron, Tyco, Adelphia, dan Worldcom (Wibowo 2009). Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami kerugian.

Upload: trinhkhuong

Post on 04-Mar-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1260

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

PERSEPSI AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

MENGENAI EFEKTIVITAS METODE PENDETEKSIAN DAN

PENCEGAHAN TINDAKAN KECURANGAN KEUANGAN

Irma Paramita Sofia

Universitas Pembangunan Jaya

[email protected]

ABSTRACT

This research aims to examine the perceptions of internal and external auditors

regarding the effectiveness of methods of detection and prevention of financial fraud actions,

procedures or techniques are believed to be effective in reducing measures of financial fraud

and software or technology that is effective to detect and prevent financial fraud actions. The

research was conducted by dividing the questionnaire directly to the External Auditor who

works at Big Four Public Accountant Firm and Internal Auditor at one of the largest

telecommunications companies in Indonesia. This study analyzed by independent sample t-

test. Results of this research shows that from 35 methods and software used to detect and

prevent financial fraud, there are 3 (three) methods have significant differences between the

perceptions of internal auditors and external auditors on the effectiveness of methods of

detection and prevention of financial fraud actions; the rule sanctions on suppliers, increased

supervision of senior managers, and policy for reporting fraud action (whistle- blowing).

Overall, the observation of inventory, bank reconciliation, and review of internal controls. are

procedures or techniques which is believed to be effective in reducing financial fraud.

Keywords: Perception, Financial Fraud, Internal Auditors, External Auditors, the

Effectiveness of Methods of Detection and Prevention of Financial Fraud.

PENDAHULUAN

Suatu entitas bisnis dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan tentu selalu

berupaya untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, di samping untuk

mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan profitabilitas. Dalam meningkatkan

profitabilitasnya, seringkali terjadi benturan antara pemilik perusahaan dan manajer dalam

beberapa hal, salah satunya adalah masalah asimetri informasi. Terkait dengan masalah

tersebut, agen (manajemen) lebih banyak memiliki informasi sehingga agen cenderung

melakukan manipulasi laporan keuangan yang dikarenakan agen tidak memiliki keberanian

untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai dengan harapan principal (pemegang

saham). Oleh karena itu, dalam hal ini peran auditor sangat penting sebab laporan keuangan

yang telah diaudit sangatlah diperlukan oleh pemegang saham maupun stakeholders untuk

menilai kinerja dari manajemen yang melaksanakan kepengurusan perusahaan.

Dikarenakan semua pihak ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya,

terkadang hal-hal yang tidak baik pun dilakukan untuk mewujudkan ambisi mereka semua.

Terbukti banyak sekali perusahaan yang telah melakukan tindakan kejahatan berupa KKN

(korupsi, kolusi dan nepotisme) ataupun fraud (kecurangan). Beberapa contoh perusahaan yang

telah terungkap skandal kecurangannya adalah Enron, Tyco, Adelphia, dan Worldcom

(Wibowo 2009).

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi

laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami kerugian.

Page 2: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1261

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor.

Ini merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor yang terjadi di

Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang bisnis dan pasar

modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat kepentingan satu pihak dan mengesampingkan

pihak lain. Semua ini merupakan hasil dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik

bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan

penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum

Kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan kecurangan dapat melampaui kerugian

keuangan langsung. Kerusakan tersebut termasuk merugikan hubungan eksternal bisnis,

semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan, dan branding (PriceWaterhouseCoopers 2005).

Bahkan, beberapa efek dari tindakan kecurangan, seperti reputasi perusahaan yang buruk, dapat

memiliki dampak jangka panjang. Karena kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan

kecurangan dapat berdampak signifikan bagi perusahaan, maka banyak perusahaan mencoba

cara baru dan berbeda untuk memerangi tindakan kecurangan. Pertumbuhan kasus tentang

tindakan kecurangan yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang

sangat kuat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan

penelitian yanglebih baik yang memungkinkan auditor dan para pihak penyusun laporan

keuangan untuk mencegah dan mendeteksi adanya kondisi yang berpotensial menimbulkan

tindakan kecurangan dengan teknik beragam.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengetahui persepsi auditor internal dan auditor

eksternal mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan

keuangan, dirumuskan permasalahan berikut:

1. Apakah auditor internal dan auditor eksternal memiliki persepsi yang sama mengenai

efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan?

2. Prosedur atau teknik manakah yang diyakini efektif mengurangi tindakan kecurangan

keuangan?

3. Software atau teknologi manakah yang efektif untuk mendeteksi dan mencegah tindakan

kecurangan keuangan?

Manfaat Penelitian

a. Bagi auditor internal dan eksternal, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam

pembuatan program audit yang efektif untuk menemukan kecurangan yang terjadi,

serta dapat memberikan masukan kepada auditee mengenai metode pendeteksian dan

pencegahan tindakan kecurangan keuangan yang ada.

b. Bagi pihak penyusun Laporan Keuangan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai metode pendeteksian dan

pencegahan tindakan kecurangan keuangan yang efektif guna meningkatkan kualitas

pelaporan keuangan.

c. Bagi organisasi, dapat membantu pencapaian efisiensi anggaran audit serta efisiensi

biaya pembuatan Laporan Keuangan, evaluasi kinerja, budgeting, strategy

formulation dan usulan perubahan standar operating procedure dalam rangka

pencegahan dan pendeteksian kecurangan keuangan.

Page 3: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1262

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Pengertian Fraud

Secara umum fraud merupakan suatu bentuk penipuan ataupun kecurangan yang

dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Fraud merupakan penipuan yang

disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan

tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.

Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan

penyelewenganatau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya

pembenaran(diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.

Fraud adalah suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan

secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam

bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal initermasuk

berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud denganpenggelapan disini

adalah merubah asetatau kekayaan perusahaan yang dipercayakankepadanya secara tidak wajar

untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian perbuatanyang dilakukannya adalah untuk

menyembunyikan, menutupi atau dengan cara tidak jujurlainnya melibatkan atau meniadakan

suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salahdengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan pribadi dibidang keuangan ataukeuntungan lainnya ataumeniadakan suatu

kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan hakorang lain (Wibowo 2009).

Pengertian yang lain mengenai kecurangan meliputi serangkaian tindakan- tindakan

tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu. Tindakan tersebut dapat dilakukan

untuk keuntungan ataupun kerugian organisasi dan oleh orang-orang di luar maupun di dalam

organisasi (The Institute of Internal Auditors 2001)

Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan

adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan

keuangan berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Terjadinya kecurangan yaitu

suatu tindakan yang disengaja yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat

memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses pelaporan keuangan (Koroy 2008).

Association of Certified Fraud Examinations (ACFE-2000), salah satu asosiasi di USA

yang memfokuskan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan,

mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut:

a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)

Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh

manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan

kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.

b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam 'kecurangan kas' dan 'kecurangan atas

persediaan dan aset lainnya', serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent

disbursement).

c. Korupsi (Corruption)

Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian

korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke

dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal

(illegal gratuity), dan pemerasan (economicextortion).

Page 4: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1263

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Terdapat tiga faktor pendorong seseorang melakukan kecurangan, yang dikenal sebagai

"fraud triangle" (Tuanakotta dalam Widiyastusi 2009), yaitu:

a. Opportunity (kesempatan), untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan

pelaku terhadap objek. Umumnya, manajemen suatu organisasi atau perusahaan

mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada

karyawan.

b. Pressure (tekanan), untuk melakukan kecurangan lebih banyak tergantung pada

kondisi individu, seperti sedang menghadapi masalah keuangan, kebiasaan buruk

seseorang seperti berjudi dan peminum, atau mempunyai harapan atau tujuan yang

tidak realistik.

c. Rationalization (rasionalisasi), terjadi apabila seseorang membangun pembenaran atas

kecurangan yang dilakukan

Fraud Awareness

Auditor harus menyadari dengan cepat kemungkinan terjadinya kecurangan dengan

mengandalkan pada sinyal kecurangan. Auditor perlu memahami sinyal penting dalam

mengidentifikasi kecurangan karena sinyal ini biasanya berhubungan dengan strategi

menyembunyikan kecurangan.

Pelaku kecurangan biasanya menggunakan strategi penyembunyian (concealment

strategy) untuk menyembunyikan transaksi yang curang. Auditor dapat menemukan

kecurangan tersebut dengan mengamati sinyal. Sebagai contoh laporan arus kas yang

menunjukkan arus kas negatif yang berasal dari hasil operasi atau ketidakmampuan perusahaan

untuk menghasilkan uang kas dari hasil operasi saat perusahaan melaporkan pertumbuhan laba

merupakan sinyal penting kemungkinan terjadi skenario kecurangan dalam pelaporan

keuangan. Beberapa skenario kecurangan mungkin terjadi misalnya berkaitan dengan fictitious

sales, revenue recognition, dan timing differences (Suprajadi 2009).

Persepsi

Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,

objek, serta manusia. Orang-orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan

apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya (Ikhsan-Ishak 2005)

Persepsi dapat juga diartikan sebagai suatu proses dimana individu mengatur dan

menginterpretasikan kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.

Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya dapat berbeda dari realitas objektif.

Perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan kenyatan itu

sendiri (Robbins 2008)

Dari beberapa definisi persepsi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap

individu mengenai suatu objek atau peristiwa sangat tergantung pada kerangka ruang dan waktu

yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dalam diri seseorang

(aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus visual). Robins (2008) secara implisit

mengatakan bahwa persepsi suatu individu terhadap objek sangat mungkin memiliki perbedaan

dengan persepsi individu lain terhadap objek yang sama. Fenomena ini menurutnya disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam situasi, faktor pada pemersepsi, dan faktor pada target.

Metode Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan pada Laporan Keuangan

Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental, yaitu pertama, penciptaan

dan pemeliharaan kejujuran dan integritas, kedua pengkajian peluang adanya risiko fraud serta

Page 5: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1264

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

membangun sikap kongkrit dengan meminimalkan risiko serta menghilangkan kesempatan

adanya fraud. Pemberantasan fraud akan lebih efektif apabila mengurangi peluang melalui

system, mengekang pembenaran dan menghambat niat (Hernawan 2010)

Keberhasilan ICAC Hongkong dalam pemberantasan fraud adalah pengembangan

infrastruktur pencegahan fraud karena pola represif secara terus menerus akan cenderung

mengakibatkan sikap kontraprodukstif dari berbagai pihak dalam organisasi pemerintahan

(ICAC 2003).

Profesi akuntan harus ikut bertanggungjawab mengantisipasi dan mendeteksi adanya

fraud dalam perekayasaan pelaporan keuangan. Untuk itu diperlukan penyempurnaan standard

auditing, terutama standar audit laporan keuangan yang menekankan kemungkinan adanya

resiko fraud pada laporan keuangan (Verdiana dan Utama 2013).

Selain akuntan, peran auditor baik internal maupun eksternal juga diperlukan dalam

mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan, meskipun seringkali terbentur beberapa

hambatan. Terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan dan hambatan bagi auditor dalam

menjalankan tugasnya untuk mendeteksi kecurangan (Koroy 2008), yaitu :

1. Karakteristik terjadinya kecurangan dan kemampuan auditor menghadapinya merupakan

faktor tersulit untuk diatasi. Perlu alat bantu (decision aids) yang memadai untuk membantu

auditor memperbaiki kemampuan deteksinya.

2. Kurangnya standar pengauditan yang memberikan arahan yang tepat. Perlu upaya

peningkatan skeptisisme professional sehingga meningkatkan kewaspadaan auditor atas

kemungkinan kecurangan.

3. Lingkungan pekerjaan audit yang mengurangi kualitas audit. Lingkungan pekerjaan auditor

harus diciptakan untuk mampu menghasilkan kualitas audit yang tinggi.

4. Metode dan prosedur audit dalam pendeteksian kecurangan.

Penelitian Beasley et al dalam Noviyanti (2008) menyatakan bahwa salah satu

penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah rendahnya tingkat skeptisme

professional audit. Untuk meningkatkan skeptism professional auditor, maka terdapat beberapa

pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor. Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh

pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam mengatasi tindakan kecurangan khususnya auditor

(Grazioli, Jamal, dan Jhonson 2006) yaitu :

1. A theory of the mind of the opponent yang menjadi dasar pemikiran mengenai motivasi

terjadinya kecurangan serta bentuk tindakan kecurangan yang dapat terjadi.

2. Pemahaman mengenai akuntansi dan keuangan untuk mendeteksi adanya kecurangan

keuangan.

3. Deception knowledge, diperoleh dari pengalaman audit sebelumnya.

Dengan adanya pendidikan, pengalaman, serta pelatihan teknis yang cukup, auditor

diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Selain itu, dengan memiliki sikap

kompetensi, auditor juga dapat mengasah sensitivitas (kepekaannya) dalam menganalisis

laporan keuangan yang di auditnya sehingga auditor mengetahui apakah di dalam laporan

keuangan tersebut, terdapat tindakan kecurangan atau tidak serta mampu mendeteksi trik-trik

rekayasa yang dilakukan dalam melakukan kecurangan tersebut (Lastanti 2005). Pengetahuan

tugas spesifik, kombinasi pengalaman serta pelatihan kecurangan akan meningkatkan kinerja

auditor dalam menilai kecurangan (Tirta dan Sholihin 2004).

Banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang pencegahan kecurangan dan

metode pendeteksiannya sudah mengacu pada penerapan red flags. Misalkan , Albrecht and

Page 6: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1265

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Roomey (1986) dalam Bierstaker, et al. (2006) yang menyatakan dalam sebuah survei tentang

para praktisi auditor yang menyatakan ada sekitar 31 standard yang berhubungan dengan

pengendalian internal dalam perusahaan dan dianggap sebagai prediktor adanya tindakan

kecurangan yang lebih baik. Survei yang dilakukan ini berbentuk daftar dengan 87 red flags.

Untuk mendukung kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan yang dapat

terjadi dalam auditnya, auditor perlu untuk mengerti dan memahami kecurangan, jenis,

karakteristiknya, serta cara untuk mendeteksinya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi

kecurangan antara lain dengan melihat tanda, sinyal, atau red flags suatu tindakan

yang diduga menyebabkan atau potensial menimbulkan kecurangan (Widiyastuti dan Pamudji

2009) . Red flags merupakan suatu kondisi yang janggal atau berbeda dari keadaan normal.

Dengan kata lain, red flags merupakan petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang tidak

biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut (Sitinjak 2008). Meskipun timbulnya red flags

tidak selalu mengindikasikan adanya kecurangan, namun red flags biasanya selalu muncul di

setiap kasus kecurangan yang terjadi sehingga dapat menjadi tanda peringatan bahwa

kecurangan terjadi (Amrizal 2004). Pemahaman dan analisis lebih lanjut mengenai red flags,

dapat membantu langkah selanjutnya bagi auditor untuk dapat memperoleh bukti awal atau

mendeteksi adanya kecurangan.

Kaminski and Wetzel (2004) melakukan sebuah uji longitudinal dengan menggunakan

beragam rasio keuangan pada 30 perusahaan yang saling dipasangkan. Dengan menggunakan

metodologi teori chaos, uji metriks dilakukan untuk menganalisis perilaku dari data time-series.

Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam dinamika antara perusahaan yang melakukan

tindakan kecurangan dan perusahaan yang tidak melakukan tindakan kecurangan dengan

memberikan bukti adanya kemampuan rasio keuangan yang terbatas untuk mendeteksi adanya

tindakan kecurangan.

Strategi pencegahan tindakan kecurangan sesungguhnya dapat melalui suatu program

yang berbasis risk management strategy yang bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya

fraud melalui penciptaan lingkungan pengendalian internal yang kuat sehingga dapat

mencegah adanya fraud (Hernawan 2010).

Beberapa penelitian terdahulu di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten dari

waktu ke waktu, juga terdapat hasil yang berbeda pada tempat yang berbeda pula. Oleh karena

itu, peneliti ingin menguji kembali tentang pencegahan kecurangan dan metode

pendeteksiannya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

pertama, penelitian ini menambahkan satu variabel lagi sebagai metode pendeteksian dan

pencegahan tindakan kecurangan, yaitu kewajiban untuk melaporkan tindakan kecurangan

melalui Laporan SAS 112 bagi perusahaan terbuka (go public) .

Kedua, observasi dilakukan pada lokasi dan subyek yang berbeda yaitu para auditor

internal pada salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia serta para auditor

eksternal di Kantor Akuntan Publik Big four. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan

penelitian sehingga cakupannya menjadi lebih luas.

Dari kasus-kasus yang diungkap dewasa ini, siapapun bisa terbelit atau terlibat

kecurangan, hanya penyebabnya atau pendorongnya saja yang berbeda. Para eksekutif

perusahaan, auditor eksternal dan auditor internal harus memahami mengenai kondisi yang

dapat membuka kesempatan terjadinya fraud. Dalam hal ini , peran auditor untuk mencegah

dan mendeteksi fraud adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaannya, apalagi dengan

penggunaan sistem komputer yang canggih dan kompleks yang dapat memperbesar peluang

terjadinya fraud (Salem 2012).

Page 7: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1266

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Menurut SAS No. 53, The Auditor’s Responsibility to Detect and Report Errors and

Irregularities, yang menggantikan standar sebelumnya SAS No. 16, menjelaskan bahwa

tanggung jawab auditor eksternal adalah untuk mendeteksi salah saji material. Hal ini dicapai

dengan mendiskusikan karakteristik klien yang disebut red flag – yang meningkatkan risiko

salah saji material dan harus meningkatkan sikap skeptisisme oleh auditor (Koroy 2008).

Auditor internal dan auditor eksternal kemungkinan akan memiliki persepsi yang sama

mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

Kemungkinan persamaan persepsi ini dikarenakan auditor internal sebagai pihak dalam

perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pengendalian internal perusahaan, kegiatan

operasional perusahaan, serta menginginkan perusahaannya bebas dari tindakan kecurangan

keuangan, sehingga ia juga bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya tindakan kecurangan

pada perusahaan. Sedangkan auditor eksternal merupakan pihak independen yang bertugas

untuk mendeteksi adanya tindakan kecurangan. Karena terdapat persamaan tanggung jawab

untuk mengatasi adanya tindakan kecurangan keuangan, maka manajer keuangan sebagai pihak

penyusun laporan keuangan, auditor internal dan auditor eksternal akan memiliki persepsi yang

sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut:

H1:Terdapat persamaan persepsi antara penyusun laporan keuangan, auditor internal

dan auditor eksternal mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan

tindakan kecurangan keuangan.

METODE PENELITIAN

Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data

Penelitian ini, seperti penelitian-penelitian lainnya yang menguji persepsi auditor atau

para penyusun laporan keuangan mengenai keefektifan metode pendeteksian dan pencegahan

tindakan kecurangan menggunakan auditor baik internal maupun eksternal sebagai unit

analisis. Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuisioner melalui pos dan diantar

langsung maupun melalui electronic mail kepada 100 orang yang terdiri-dari auditor eksternal

pada Kantor Akuntan Publik Big Four dan auditor internal pada salah satu perusahaan

telekomunikasi di Indonesia.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung

dari sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung. Data primer dalam

penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada eksternal auditor dan auditor

internal. Sumber data berasal dari skor total yang diperoleh dari pengisisan kuesioner yang

dibagikan kepada auditor internal dan auditor eksternal.

Metode Analisis

Pengujian hipotesis untuk penelitian ini dengan menggunakan Software SPSS Statistics

versi 17 for Windows, dimana metode yang dipilih adalah Independent Sample t-Test atau uji

beda t-test. Software tersebut dipilih dengan alasan karena selama ini terbukti handal dalam

membantu pengujian dan analisis data dalam aktivitas penelitian.

Page 8: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1267

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

PEMBAHASAN

Analisis Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan Independent Sample t-Test atau uji

beda t-test. (Sisipkan Tabel 4.1). Hasil uji beda antara auditor internal dan auditor eksternal

mengenai metode atau teknik pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan

yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 26 variabel yang diuji, terdapat 3

variabel yang memiliki perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara persepsi auditor internal

dan auditor eksternal tentang efektivitas metode atau teknik pendeteksian dan pencegahan

tindakan kecurangan keuangan yaitu metode 3 (Pemberian sanksi kepada supliers) , metode 7

(Perhatian pada manajemen senior), dan metode 13 (Kebijakan melaporkan tindakan

kecurangan).

Hasil uji beda antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai software atau

teknologi pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan ditunjukkan dalam

Tabel 4.2 (Sisipkan Tabel 4.2 disini), dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

persepsi auditor internal dan auditor ekstrenal mengenai efektivitas software atau teknologi

pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal Mengenai Efektivitas Metode

Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan

Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, secara umum tidak terdapat perbedaan

persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai metode atau teknik yang

digunakan untuk mendeteksi dan mencegah tindakan kecurangan keuangan, dimana hanya

terdapat 3 variabel yang menunjukkan perbedaan persepsi diantara auditor internal dan auditor

eksternal, yaitu metode 3 (Pemberian sanksi kepada supliers) , metode 7 (Perhatian pada

manajemen senior), dan metode 13 (Kebijakan melaporkan tindakan kecurangan). Perbedaan

tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Sisipkan Tabel 4.3 di sini).

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa metode 3 (Pemberian sanksi kepada supplier)

dipandang agak efektif oleh auditor internal (mean 5,43) tetapi dipandang netral oleh auditor

eksternal (mean 4,6). Metode 7 (Perhatian pada manajemen senior) dipandang netral oleh

internal auditor (mean 4,9) tetapi dipandang agak efektif oleh eksternal auditor (mean 5,5).

Sedangkan metode 17 sama-sama dipandang agak efektif baik oleh auditor internal (mean 5,9)

maupun oleh auditor eksternal (mean 5,3).

Dari hasil analisis di atas, maka dapat dilihat secara keseluruhan hasil penelitian ini

menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal

mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

Sehingga, untuk hipotesis dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Kesimpulan tersebut diambil

karena dengan melihat tingkat siginifikansi pada Tabel 4.1 dan 4.2 dari nilai t untuk Metode

Total sebesar 0,596 dan nilai t untuk Software Total sebesar 0,353 di mana masing-masing nilai

tersebut adalah lebih dari p = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan

persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai metode pendeteksian dan

pencegahan tindakan kecurangan keuangan.

Adanya persamaan maupun perbedaan persepsi antara auditor internal dan auditor

eksternal dapat disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan dari masing-masing

responden, selain itu dipengaruhi juga oleh pengalaman kerja, serta tujuan audit yang

diharapkan oleh auditor internal dan auditor eksternal.

Page 9: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1268

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Hal ini sesuai dengan teori persepsi yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi persepsi terletak dalam diri pelaku persepsi yaitu sikap, motif, kepentingan,

pengalaman, dan pengharapan (Robbins 2008).

Metode atau Teknik yang Efektif Mengurangi Tindakan Kecurangan Keuangan menurut

persepsi Internal Auditor dan Eksternal Auditor

Hasil penelitian ini menunjukkan metode atau teknik yang dianggap paling efektif oleh

auditor internal dan auditor eksternal yang ditampilkan pada Tabel 4.4 (Sisipkan Tabel 4.4

disini) berdasarkan susunan tingkat efektivitasnya, dimulai dari metode dengan tingkat yang

paling efektif hingga tingkat yang tidak efektif.

Menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal, metode pencegahan dan

pendeteksian tindakan kecurangan dengan tingkat efektifitas tertinggi adalah observasi

persediaan secara berkala (4,27), rekonsiliasi bank (4,23), dan review terhadap pengendalian

internal dan perbaikannya (4,20).

Metode yang paling banyak digunakan oleh auditor internal adalah aturan pemberian

sanksi kepada supliers (81 persen), pelatihan pencegahan dan pendeteksian tindakan

kecurangan (78 persen ), dan review terhadap pengendalian internal dan perbaikannya (75

persen).

Sedangkan metode yang paling banyak digunakan oleh auditor eksternal adalah review

terhadap pengendalian internal dan perbaikannya (84 persen), pelatihan pencegahan dan

pendeteksian tindakan kecurangan (79 persen), dan aturan pemberian sanksi kepada supliers

(74 persen).

Tingkatan efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan dalam

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Bierstaker et al. (2006). Dimana dalam

penelitiannya, penerapan akuntansi forensik, fraud auditing dan rekonsiliasi bank termasuk

dalam top three metode yang efektif. Sedangkan dalam penelitian ini yang termasuk dalam top

three metode yang efektif adalah observasi persediaan secara berkala, rekonsiliasi bank, dan

review terhadap pengendalian internal.

Software yang Efektif Mengurangi Tindakan Kecurangan Keuangan menurut persepsi

Auditor Internal dan Auditor Eksternal.

Persepsi auditor internal dan auditor eksternal mengenai tingkat keefektifan software

pencegahan dan pendeteksian tindakan kecurangan disajikan dalam Tabel 4.5 (Sisipkan Tabel

4.5 disini). Dimana software atau teknologi yang dinilai paling efektif menurut persepsi auditor

internal dan auditor eksternal adalah perlindungan password (12,09), audit berkelanjutan

(12,06), dan seleksi pemakaian software dengan ketat (11,35).

Software yang paling banyak digunakan oleh internal auditor adalah seleksi pemakaian

software dengan ketat (81%), audit berkelanjutan (78%), dan perlindungan password (75%).

Sedangkan software yang paling banyak digunakan oleh auditor eksternal adalah

perlindungan password (84 persen), audit berkelanjutan (79 persen), dan seleksi pemakaian

software dengan tepat ( 74 persen).

Tingkatan efektivitas software pencegahan dan pendeteksian tindakan kecurangan

keuangan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bierstaker et

al. (2006). Dimana dalam penelitiannya, perlindungan terhadap virus, perlindungan dengan

metode firewall, seleksi pemakaian software dengan ketat, perlindungan password dan audit

berkelanjutan merupakan software atau teknologi yang dinilai paling efektif.

Page 10: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1269

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

Simpulan

Berdasarkan analisis data pada hasil statistik, secara keseluruhan hasil temuan

penelitian ini adalah :

1. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor internal dan

auditor eksternal tentang efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan

kecurangan. Dari total 35 variabel metode dan software pendeteksian dan

pencegahan tindakan kecurangan, hanya 3 variabel yang memiliki persepsi yang

berbeda. Ketiga variabel tersebut antara lain aturan pemberian sanksi pada

supplier, peningkatan pengawasan pada manajer senior, dan adanya kebijakan

untuk melaporkan tindakan kecurangan (whistle- blowing).

2. Metode yang efektif untuk mengurangi dan mencegah tindakan kecurangan

keuangan menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal adalah observasi

persediaan secara berkala, rekonsiliasi bank, dan review terhadap pengendalian

internal dan perbaikannya.

3. Software atau teknologi yang efektif untuk mengurangi dan mencegah tindakan

kecurangan keuangan menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal

adalah perlindungan password, audit berkelanjutan, dan seleksi pemakaian

software dengan ketat.

Keterbatasan dan Saran

Sampelpenelitianhanyamenggunakanauditor internalpada salah satu perusahaan

telekomunikasi dan auditor ekternal pada Kantor Akuntan Publik Big four di Jakarta sehingga

hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasisecaraluasuntuksetiapperusahaandan Kantor

Akuntan Publik di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas

sampel dan jumlah responden serta menggunakan metode yang berbeda dengan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Albrecht, W. and Romney, M. B. 1986. Red-Flagging Management Fraud: A Validation.

Advances in Accounting (3): 323-333

Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. Artikel.

Bierstaker, James L., Richard G. Brody., Carl P. 2006. Accountants' perceptions regarding

fraud detection and prevention methods. Managerial Auditing Journal. Vol. 21

Grazioli, Stefano, Karim Jamal and Paul E. Johnson. 2006. A Cognitive Approach to Fraud

Detection. Article.

Hernawan. 2010. Analisis Penelusuran Transaction Fraud dalam Perekayasaan Pelaporan

Keuangan. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan.Vol. 1, No. 2 : 82-97

ICAC Hongkong. 2013. Hongkong : The Fact. Services Department, ICAC Home Page

address: Hong Kong Special Administrative Region Government

http://www.icac.org.hk. diakses tanggal 11 April 2014

Ikhsan,A., dan Ishak,M. Akuntansi Keperilakuan. Penerbit Salemba Empat. 2005 : 170-183.

Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh

Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10. No. 1 : 22-33.

Page 11: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1270

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Kathleen A. Kaminski, T. Sterling Wetzel, and Liming Guan. 2004. Can financial ratios detect

fraudulent financial reporting? Managerial Auditing Journal. Vol. 19

Lastanti, H.S. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:

Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi.

Vol. 5. No.1

Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol. 5. No. 1: 102-125

PriceWaterhouseCoopers. 2005. Global Economic Survey. Economy & Crime Research

Center. Artikel. Martin-Luther University.

Robbins, Stephen P. 2008 . Perilaku Organiasi. Salemba Empat.

SAS No. 53, The Auditor’s Responsibility to Detect and Report Errors and Irregularities,

American Institute of Certified Public Accountant.

Salem, Mohamed. 2012. An Overview of Research on Auditor’s Responsibility to Detect Fraud

on Financial Statements. The Journal of Global Business Management. Vol. 8-No. 2 :

218-229

Suprajadi, Lusy. 2009. Teori Kecurangan, Fraud Awareness, dan Metodologi untuk

Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas

Ekonomi Unpar. Vol 13. No. 2 : 52-58.

Sitinjak, Johanes W. Pentingnya Mengenali Fraud Red Flags. Artikel. diakses tanggal 11 April

2014.

The Institute of Internal Auditor .2001. Identification of Fraud. Artikel. Practice Advisory.

Tirta, Rio dan Mahfud S. 2004. The Effects of Experience and TaskSpesific Knowledge On

Auditors' Performance In Assessing A Fraud Case. Jurnal Akuntansidan Auditing

Indonesia. Vol 8. No. 1

Verdiana, Komang A. dan I Made Karya U. 2013. Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure,

Audit Client Tenure Pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit Going Concern.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana :530-543 diakses tanggal 4 April 2014

Widiyastuti, Marcellina dan Sugeng P. 2009. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan

Profesionalisme Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan

(Fraud). Jurnal Unimus. Vol.5. No.2: 52-73.

Wibowo dan Winny W. 2009. Pengaruh penerapan Fraud Early Warning System (FEWS)

terhadap aktivitas bisnis perusahaan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan

Keuangan Publik. Vol. 4. No. 2 : 77-111.

Page 12: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1271

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

LAMPIRAN

Tabel 4.1

Hasil Uji Hipotesis

(Metode atau Teknik Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan

Keuangan)

Variabel

Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality

of Means

F Sig. t

Sig. (2-

tailed)

Metode 1 Penerapan akuntansi forensik oleh

perusahaan 2.578 .114 .447 .656

Metode 2 Rekonsiliasi bank 6.514 .013 -1.705 .093

Metode 3 Aturan pemberian sanksi kepada

suppliers 2.148 .148 2.737 .008

Metode 4

Meningkatkan peranan komite

audit dalam pengawasan terhadap

pelaksanaan pengendalian internal

perusahaan .794 .377 .961 .341

Metode 5 Review terhadap pengendalian

internal dan perbaikannya .399 .530 -.197 .845

Metode 6 Pelatihan pencegahan dan

pendeteksian tindakan kecurangan .226 .636 -.846 .401

Metode 7 Meningkatkan perhatian pada

manajer senior 5.735 .020 -2.383 .020

Metode 8 Audit kinerja 1.068 .306 -.986 .328

Metode 9 Kode etik perusahaan atau

kebijakan etika .502 .481 -.143 .886

Metode

10

Review keberadaan dan jumlah

uang tunai secara berkala .359 .551 -1.003 .320

Metode

11

Pelatihan etika terhadap seluruh

karyawan .850 .360 -1.217 .228

Metode

12 Mengecek latar belakang pegawai .149 .701 -1.657 .103

Metode

13

Kebijakan untuk melaporkan

tindakan kecurangan 5.316 .025 2.232 .029

Metode

14 Fraud auditing secara berkala 4.622 .036 1.665 .101

Page 13: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1272

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Metode

15

Observasi persediaan secara

berkala .453 .504 -1.529 .132

Metode

16

Hot line service untuk melaporkan

tindakan kecurangan 2.257 .138 1.628 .109

Metode

17

Review terhadap bagian yang

rawan tindakan kecurangan

keuangan .745 .392 .609 .545

Metode

18

Kebijakan yang berkaitan dengan

adanya whistle-blowing 1.296 .260 .715 .478

Metode

19

Pengamatan terhadap

korespondensi elektronik .000 1.000 .222 .825

Metode

20

Satuan pengamanan (departemen

keamanan) 1.351 .250 -.239 .812

Metode

21

Kontrak kerja pegawai mengatur

mengenai punishment akan

tindakan kecurangan .003 .958 0.000 1.000

Metode

22

Menerapkan program konseling

pegawai .371 .545 -1.513 .136

Metode

23

Terdapat petugas atau bagian

khusus yang menangani etika

(pejabat) .286 .595 -.687 .495

Metode

24

Melakukan rotasi pegawai secara

berkala 1.141 .290 -1.282 .205

Metode

25

Penelaahan terhadap rasio

keuangan perusahan .424 .518 -1.433 .157

Metode

26

Kewajiban untuk melaporkan

keefektifan pelaksanaan

Pengendalian Internal dalam

bentuk Laporan SAS 112 bagi

perusahaan yang go public (IFRS

Adoption) 1.992 .164 -.381 .705

Metode Total .033 .857 -.534 .596

Sumber : Data primer diolah, 2014

Page 14: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1273

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Tabel 4.2

Hasil Uji Hipotesis

(Software atau Teknologi Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan

Keuangan)

Variabel Levene's Test for

Equality of

Variances

t-test for Equality of

Means

F Sig. t Sig. (2-tailed)

Software 1 Perlindungan terhadap virus 2.016 .161 -.274 0.78

Software 2

Perlindungan dengan metode

firewall .314 .577 -.385 0.70

Software 3

Seleksi pemakaian software

dengan ketat .055 .815 -.470 0.64

Software 4 Penggalian data (data mining) .203 .654 .138 0.89

Software 5 Perlindungan password .023 .879 -2.037 0.05

Software 6 Audit berkelanjutan .597 .443 -.737 0.46

Software 7 Analisis digital 2.266 .138 -1.208 0.23

Software 8

Penggunaan sampel untuk

menemukan kecurangan

keuangan 2.527 .117 -.593 0.56

Software 9

Pemasangan peralatan

pengawas (CCTV) .467 .497 0.000 1.00

Software total .582 .448 -.935 .353

Sumber : Data primer diolah, 2014

Page 15: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1274

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Tabel 4.3

Rata-rata Perbedaan Persepsi antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal

mengenai Efektivitas Metode Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan

Kecurangan Keuangan

Variabel Kelompok N Mean

Metode 3 : Internal Auditor 30 5.43

Aturan pemberian sanksi kepada suppliers Eksternal Auditor 30 4.63

Metode 7 : Internal Auditor 30 4.9

Meningkatkan perhatian pada manajer

senior Eksternal Auditor 30 5.57

Metode 17 : Internal Auditor 30 5.9

Kebijakan untuk melaporkan tindakan

kecurangan Eksternal Auditor 30 5.37

Sumber : Data primer diolah, 2014

Tabel 4.4

Metode atau Teknik yang Efektif Mendeteksi dan Mencegah Tindakan

Kecurangan Keuangan

(Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal)

Metode Pendeteksian dan Pencegahan

Tindakan Kecurangan Keuangan

EA IA Efektivitas

Metode

Rangking

Observasi persediaan secara berkala 90% 93% 4.27 1

Rekonsiliasi Bank 87% 88% 4.23 2

Review terhadap pengendalian internal dan

perbaikannya

81% 91% 4.20 3

Review terhadap bagian yang rawan tindakan

kecurangan keuangan

82% 92% 4.16 4

Meningkatkan peranan komite audit dalam

pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian

internal perusahaan

78% 81% 4.09 5

Review keberadaan dan jumlah uang tunai secara

berkala

79% 78% 4.09 6

Melakukan rotasi pegawai secara berkala 79% 48% 4.09 7

Pelatihan pencegahan dan pendeteksian tindakan

kecurangan

63% 86% 3.99 8

Page 16: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1275

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan

adanya whistle-blowing dan perlindungan

terhadap informan

68% 96% 3.97 9

Penerapan akuntansi forensik oleh perusahaan 74% 72% 3.92 10

Meningkatkan perhatian pada manajer senior 56% 68% 3.90 11

Audit kinerja 75% 64% 3.90 12

Kontrak kerja pegawai mengatur mengenai

punishment akan tindakan kecurangan

64% 59% 3.90 13

Kode etik perusahaan atau kebijakan etika 57% 72% 3.85 14

Pelaksanaan Fraud auditing secara berkala 61% 89% 3.85 15

Penelaahan terhadap rasio keuangan perusahan 61% 68% 3.85 16

Pelatihan etika terhadap seluruh karyawan 43% 70% 3.81 17

Kebijakan untuk melaporkan tindakan kecurangan 61% 63% 3.76 18

Hot line service untuk melaporkan tindakan

kecurangan

59% 90% 3.74 19

Kewajiban melaporkan SAS 112 bagi perusahaan

yang go public (IFRS Adoption)

59% 48% 3.74 20

Mengecek latar belakang pegawai 51% 43% 3.69 21

Pengamatan terhadap korespondensi elektronik 59% 83% 3.64 22

Menerapkan program konseling pegawai 41% 57% 3.46 23

Satuan pengamanan (departemen keamanan) 37% 42% 3.39 24

Bagian khusus yang menangani etika (pejabat) 26% 19% 3.29 25

Aturan pemberian sanksi kepada suppliers 39% 82% 3.25 26

Sumber : Data primer diolah, 2014

Page 17: Persepsi Auditor Internal dan Eksternal Mengenai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5905/2/PROS_Irma Paramita... · Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental,

1276

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana

3rd Economics & Business Research Festival

13 November 2014

ISBN: 978-979-3775-55-5

Tabel 4.5

Software atau Teknologi yang Efektif Mendeteksi dan Mencegah Tindakan

Kecurangan Keuangan

(Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal)

Software atau Teknologi

Pendeteksian dan Pencegahan

Tindakan Kecurangan

Keuangan

IA EA Efektifitas Rangking

Perlindungan password 75% 84% 12.09 1

Audit berkelanjutan 78% 79% 12.06 2

Seleksi pemakaian software

dengan ketat

81% 74% 11.35 3

Perlindungan dengan metode

firewall

64% 71% 11.11 4

Penggalian data (data mining) 36% 63% 11.05 5

Analisis digital 59% 66% 10.78 6

Penggunaan sampel untuk

menemukan kecurangan

keuangan

59% 53% 10.64 7

Pemasangan peralatan pengawas

(CCTV)

62% 56% 10.47 8

Perlindungan terhadap virus 60% 69% 10.44 9

Sumber : Data primer diolah, 2014