persepsi auditor internal dan eksternal mengenai...
TRANSCRIPT
1260
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
PERSEPSI AUDITOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
MENGENAI EFEKTIVITAS METODE PENDETEKSIAN DAN
PENCEGAHAN TINDAKAN KECURANGAN KEUANGAN
Irma Paramita Sofia
Universitas Pembangunan Jaya
ABSTRACT
This research aims to examine the perceptions of internal and external auditors
regarding the effectiveness of methods of detection and prevention of financial fraud actions,
procedures or techniques are believed to be effective in reducing measures of financial fraud
and software or technology that is effective to detect and prevent financial fraud actions. The
research was conducted by dividing the questionnaire directly to the External Auditor who
works at Big Four Public Accountant Firm and Internal Auditor at one of the largest
telecommunications companies in Indonesia. This study analyzed by independent sample t-
test. Results of this research shows that from 35 methods and software used to detect and
prevent financial fraud, there are 3 (three) methods have significant differences between the
perceptions of internal auditors and external auditors on the effectiveness of methods of
detection and prevention of financial fraud actions; the rule sanctions on suppliers, increased
supervision of senior managers, and policy for reporting fraud action (whistle- blowing).
Overall, the observation of inventory, bank reconciliation, and review of internal controls. are
procedures or techniques which is believed to be effective in reducing financial fraud.
Keywords: Perception, Financial Fraud, Internal Auditors, External Auditors, the
Effectiveness of Methods of Detection and Prevention of Financial Fraud.
PENDAHULUAN
Suatu entitas bisnis dalam menjalankan aktivitas bisnis perusahaan tentu selalu
berupaya untuk tetap mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, di samping untuk
mencapai tujuan utama, yaitu meningkatkan profitabilitas. Dalam meningkatkan
profitabilitasnya, seringkali terjadi benturan antara pemilik perusahaan dan manajer dalam
beberapa hal, salah satunya adalah masalah asimetri informasi. Terkait dengan masalah
tersebut, agen (manajemen) lebih banyak memiliki informasi sehingga agen cenderung
melakukan manipulasi laporan keuangan yang dikarenakan agen tidak memiliki keberanian
untuk mengungkapkan informasi yang tidak sesuai dengan harapan principal (pemegang
saham). Oleh karena itu, dalam hal ini peran auditor sangat penting sebab laporan keuangan
yang telah diaudit sangatlah diperlukan oleh pemegang saham maupun stakeholders untuk
menilai kinerja dari manajemen yang melaksanakan kepengurusan perusahaan.
Dikarenakan semua pihak ingin mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya,
terkadang hal-hal yang tidak baik pun dilakukan untuk mewujudkan ambisi mereka semua.
Terbukti banyak sekali perusahaan yang telah melakukan tindakan kejahatan berupa KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme) ataupun fraud (kecurangan). Beberapa contoh perusahaan yang
telah terungkap skandal kecurangannya adalah Enron, Tyco, Adelphia, dan Worldcom
(Wibowo 2009).
Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan padahal perusahaan mengalami kerugian.
1261
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor.
Ini merupakan salah satu contoh kasus pelanggaran etika profesi Auditor yang terjadi di
Amerika Serikat, sebuah negara yang memiliki perangkat Undang-undang bisnis dan pasar
modal yang lebih lengkap. Hal ini terjadi akibat kepentingan satu pihak dan mengesampingkan
pihak lain. Semua ini merupakan hasil dari sebuah ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik
bisnis yang tidak etis yang berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan
penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum
Kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan kecurangan dapat melampaui kerugian
keuangan langsung. Kerusakan tersebut termasuk merugikan hubungan eksternal bisnis,
semangat kerja karyawan, reputasi perusahaan, dan branding (PriceWaterhouseCoopers 2005).
Bahkan, beberapa efek dari tindakan kecurangan, seperti reputasi perusahaan yang buruk, dapat
memiliki dampak jangka panjang. Karena kerusakan yang ditimbulkan oleh tindakan
kecurangan dapat berdampak signifikan bagi perusahaan, maka banyak perusahaan mencoba
cara baru dan berbeda untuk memerangi tindakan kecurangan. Pertumbuhan kasus tentang
tindakan kecurangan yang terjadi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan yang
sangat kuat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan
penelitian yanglebih baik yang memungkinkan auditor dan para pihak penyusun laporan
keuangan untuk mencegah dan mendeteksi adanya kondisi yang berpotensial menimbulkan
tindakan kecurangan dengan teknik beragam.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mengetahui persepsi auditor internal dan auditor
eksternal mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan
keuangan, dirumuskan permasalahan berikut:
1. Apakah auditor internal dan auditor eksternal memiliki persepsi yang sama mengenai
efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan?
2. Prosedur atau teknik manakah yang diyakini efektif mengurangi tindakan kecurangan
keuangan?
3. Software atau teknologi manakah yang efektif untuk mendeteksi dan mencegah tindakan
kecurangan keuangan?
Manfaat Penelitian
a. Bagi auditor internal dan eksternal, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam
pembuatan program audit yang efektif untuk menemukan kecurangan yang terjadi,
serta dapat memberikan masukan kepada auditee mengenai metode pendeteksian dan
pencegahan tindakan kecurangan keuangan yang ada.
b. Bagi pihak penyusun Laporan Keuangan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai metode pendeteksian dan
pencegahan tindakan kecurangan keuangan yang efektif guna meningkatkan kualitas
pelaporan keuangan.
c. Bagi organisasi, dapat membantu pencapaian efisiensi anggaran audit serta efisiensi
biaya pembuatan Laporan Keuangan, evaluasi kinerja, budgeting, strategy
formulation dan usulan perubahan standar operating procedure dalam rangka
pencegahan dan pendeteksian kecurangan keuangan.
1262
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengertian Fraud
Secara umum fraud merupakan suatu bentuk penipuan ataupun kecurangan yang
dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Fraud merupakan penipuan yang
disengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan
tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan.
Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan untuk melakukan
penyelewenganatau dorongan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dan adanya
pembenaran(diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut.
Fraud adalah suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya perusahaan
secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam
bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal initermasuk
berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud denganpenggelapan disini
adalah merubah asetatau kekayaan perusahaan yang dipercayakankepadanya secara tidak wajar
untuk kepentingan dirinya. Dengan demikian perbuatanyang dilakukannya adalah untuk
menyembunyikan, menutupi atau dengan cara tidak jujurlainnya melibatkan atau meniadakan
suatu perbuatan atau membuat pernyataan yang salahdengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan pribadi dibidang keuangan ataukeuntungan lainnya ataumeniadakan suatu
kewajiban bagi dirinya dan mengabaikan hakorang lain (Wibowo 2009).
Pengertian yang lain mengenai kecurangan meliputi serangkaian tindakan- tindakan
tidak wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu. Tindakan tersebut dapat dilakukan
untuk keuntungan ataupun kerugian organisasi dan oleh orang-orang di luar maupun di dalam
organisasi (The Institute of Internal Auditors 2001)
Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan kecurangan dan kekeliruan
adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya salah saji dalam laporan
keuangan berupa tindakan yang disengaja atau tidak disengaja. Terjadinya kecurangan yaitu
suatu tindakan yang disengaja yang tidak dapat terdeteksi oleh suatu pengauditan dapat
memberikan efek yang merugikan dan cacat bagi proses pelaporan keuangan (Koroy 2008).
Association of Certified Fraud Examinations (ACFE-2000), salah satu asosiasi di USA
yang memfokuskan kegiatannya dalam pencegahan dan pemberantasan kecurangan,
mengkategorikan kecurangan dalam tiga kelompok sebagai berikut:
a. Kecurangan Laporan Keuangan (Financial Statement Fraud)
Kecurangan laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai kecurangan yang dilakukan oleh
manajemen dalam bentuk salah saji material laporan keuangan yang merugikan investor dan
kreditor. Kecurangan ini dapat bersifat financial atau kecurangan non financial.
b. Penyalahgunaan aset (Asset Misappropriation)
Penyalahgunaan aset dapat digolongkan ke dalam 'kecurangan kas' dan 'kecurangan atas
persediaan dan aset lainnya', serta pengeluaran-pengeluaran biaya secara curang (fraudulent
disbursement).
c. Korupsi (Corruption)
Korupsi dalam konteks pembahasan ini adalah korupsi menurut ACFE, bukannya pengertian
korupsi menurut UU Pemberantasan TPK di Indonesia. Menurut ACFE, korupsi terbagi ke
dalam pertentangan kepentingan (conflict of interest), suap (bribery), pemberian illegal
(illegal gratuity), dan pemerasan (economicextortion).
1263
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Terdapat tiga faktor pendorong seseorang melakukan kecurangan, yang dikenal sebagai
"fraud triangle" (Tuanakotta dalam Widiyastusi 2009), yaitu:
a. Opportunity (kesempatan), untuk melakukan kecurangan tergantung pada kedudukan
pelaku terhadap objek. Umumnya, manajemen suatu organisasi atau perusahaan
mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan kecurangan daripada
karyawan.
b. Pressure (tekanan), untuk melakukan kecurangan lebih banyak tergantung pada
kondisi individu, seperti sedang menghadapi masalah keuangan, kebiasaan buruk
seseorang seperti berjudi dan peminum, atau mempunyai harapan atau tujuan yang
tidak realistik.
c. Rationalization (rasionalisasi), terjadi apabila seseorang membangun pembenaran atas
kecurangan yang dilakukan
Fraud Awareness
Auditor harus menyadari dengan cepat kemungkinan terjadinya kecurangan dengan
mengandalkan pada sinyal kecurangan. Auditor perlu memahami sinyal penting dalam
mengidentifikasi kecurangan karena sinyal ini biasanya berhubungan dengan strategi
menyembunyikan kecurangan.
Pelaku kecurangan biasanya menggunakan strategi penyembunyian (concealment
strategy) untuk menyembunyikan transaksi yang curang. Auditor dapat menemukan
kecurangan tersebut dengan mengamati sinyal. Sebagai contoh laporan arus kas yang
menunjukkan arus kas negatif yang berasal dari hasil operasi atau ketidakmampuan perusahaan
untuk menghasilkan uang kas dari hasil operasi saat perusahaan melaporkan pertumbuhan laba
merupakan sinyal penting kemungkinan terjadi skenario kecurangan dalam pelaporan
keuangan. Beberapa skenario kecurangan mungkin terjadi misalnya berkaitan dengan fictitious
sales, revenue recognition, dan timing differences (Suprajadi 2009).
Persepsi
Persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa,
objek, serta manusia. Orang-orang bertindak atas dasar persepsi mereka dengan mengabaikan
apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya (Ikhsan-Ishak 2005)
Persepsi dapat juga diartikan sebagai suatu proses dimana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka.
Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya dapat berbeda dari realitas objektif.
Perilaku individu didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan kenyatan itu
sendiri (Robbins 2008)
Dari beberapa definisi persepsi diatas, dapat disimpulkan bahwa persepsi setiap
individu mengenai suatu objek atau peristiwa sangat tergantung pada kerangka ruang dan waktu
yang berbeda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dalam diri seseorang
(aspek kognitif) dan faktor dunia luar (aspek stimulus visual). Robins (2008) secara implisit
mengatakan bahwa persepsi suatu individu terhadap objek sangat mungkin memiliki perbedaan
dengan persepsi individu lain terhadap objek yang sama. Fenomena ini menurutnya disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam situasi, faktor pada pemersepsi, dan faktor pada target.
Metode Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan pada Laporan Keuangan
Pencegahan adanya fraud meliputi dua langkah fundamental, yaitu pertama, penciptaan
dan pemeliharaan kejujuran dan integritas, kedua pengkajian peluang adanya risiko fraud serta
1264
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
membangun sikap kongkrit dengan meminimalkan risiko serta menghilangkan kesempatan
adanya fraud. Pemberantasan fraud akan lebih efektif apabila mengurangi peluang melalui
system, mengekang pembenaran dan menghambat niat (Hernawan 2010)
Keberhasilan ICAC Hongkong dalam pemberantasan fraud adalah pengembangan
infrastruktur pencegahan fraud karena pola represif secara terus menerus akan cenderung
mengakibatkan sikap kontraprodukstif dari berbagai pihak dalam organisasi pemerintahan
(ICAC 2003).
Profesi akuntan harus ikut bertanggungjawab mengantisipasi dan mendeteksi adanya
fraud dalam perekayasaan pelaporan keuangan. Untuk itu diperlukan penyempurnaan standard
auditing, terutama standar audit laporan keuangan yang menekankan kemungkinan adanya
resiko fraud pada laporan keuangan (Verdiana dan Utama 2013).
Selain akuntan, peran auditor baik internal maupun eksternal juga diperlukan dalam
mendeteksi dan mencegah terjadinya kecurangan, meskipun seringkali terbentur beberapa
hambatan. Terdapat beberapa faktor penyebab kesulitan dan hambatan bagi auditor dalam
menjalankan tugasnya untuk mendeteksi kecurangan (Koroy 2008), yaitu :
1. Karakteristik terjadinya kecurangan dan kemampuan auditor menghadapinya merupakan
faktor tersulit untuk diatasi. Perlu alat bantu (decision aids) yang memadai untuk membantu
auditor memperbaiki kemampuan deteksinya.
2. Kurangnya standar pengauditan yang memberikan arahan yang tepat. Perlu upaya
peningkatan skeptisisme professional sehingga meningkatkan kewaspadaan auditor atas
kemungkinan kecurangan.
3. Lingkungan pekerjaan audit yang mengurangi kualitas audit. Lingkungan pekerjaan auditor
harus diciptakan untuk mampu menghasilkan kualitas audit yang tinggi.
4. Metode dan prosedur audit dalam pendeteksian kecurangan.
Penelitian Beasley et al dalam Noviyanti (2008) menyatakan bahwa salah satu
penyebab kegagalan auditor dalam mendeteksi kecurangan adalah rendahnya tingkat skeptisme
professional audit. Untuk meningkatkan skeptism professional auditor, maka terdapat beberapa
pengetahuan yang harus dimiliki oleh auditor. Terdapat beberapa hal yang harus dimiliki oleh
pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam mengatasi tindakan kecurangan khususnya auditor
(Grazioli, Jamal, dan Jhonson 2006) yaitu :
1. A theory of the mind of the opponent yang menjadi dasar pemikiran mengenai motivasi
terjadinya kecurangan serta bentuk tindakan kecurangan yang dapat terjadi.
2. Pemahaman mengenai akuntansi dan keuangan untuk mendeteksi adanya kecurangan
keuangan.
3. Deception knowledge, diperoleh dari pengalaman audit sebelumnya.
Dengan adanya pendidikan, pengalaman, serta pelatihan teknis yang cukup, auditor
diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Selain itu, dengan memiliki sikap
kompetensi, auditor juga dapat mengasah sensitivitas (kepekaannya) dalam menganalisis
laporan keuangan yang di auditnya sehingga auditor mengetahui apakah di dalam laporan
keuangan tersebut, terdapat tindakan kecurangan atau tidak serta mampu mendeteksi trik-trik
rekayasa yang dilakukan dalam melakukan kecurangan tersebut (Lastanti 2005). Pengetahuan
tugas spesifik, kombinasi pengalaman serta pelatihan kecurangan akan meningkatkan kinerja
auditor dalam menilai kecurangan (Tirta dan Sholihin 2004).
Banyak penelitian sebelumnya yang membahas tentang pencegahan kecurangan dan
metode pendeteksiannya sudah mengacu pada penerapan red flags. Misalkan , Albrecht and
1265
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Roomey (1986) dalam Bierstaker, et al. (2006) yang menyatakan dalam sebuah survei tentang
para praktisi auditor yang menyatakan ada sekitar 31 standard yang berhubungan dengan
pengendalian internal dalam perusahaan dan dianggap sebagai prediktor adanya tindakan
kecurangan yang lebih baik. Survei yang dilakukan ini berbentuk daftar dengan 87 red flags.
Untuk mendukung kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan yang dapat
terjadi dalam auditnya, auditor perlu untuk mengerti dan memahami kecurangan, jenis,
karakteristiknya, serta cara untuk mendeteksinya. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi
kecurangan antara lain dengan melihat tanda, sinyal, atau red flags suatu tindakan
yang diduga menyebabkan atau potensial menimbulkan kecurangan (Widiyastuti dan Pamudji
2009) . Red flags merupakan suatu kondisi yang janggal atau berbeda dari keadaan normal.
Dengan kata lain, red flags merupakan petunjuk atau indikasi akan adanya sesuatu yang tidak
biasa dan memerlukan penyidikan lebih lanjut (Sitinjak 2008). Meskipun timbulnya red flags
tidak selalu mengindikasikan adanya kecurangan, namun red flags biasanya selalu muncul di
setiap kasus kecurangan yang terjadi sehingga dapat menjadi tanda peringatan bahwa
kecurangan terjadi (Amrizal 2004). Pemahaman dan analisis lebih lanjut mengenai red flags,
dapat membantu langkah selanjutnya bagi auditor untuk dapat memperoleh bukti awal atau
mendeteksi adanya kecurangan.
Kaminski and Wetzel (2004) melakukan sebuah uji longitudinal dengan menggunakan
beragam rasio keuangan pada 30 perusahaan yang saling dipasangkan. Dengan menggunakan
metodologi teori chaos, uji metriks dilakukan untuk menganalisis perilaku dari data time-series.
Para peneliti tidak menemukan perbedaan dalam dinamika antara perusahaan yang melakukan
tindakan kecurangan dan perusahaan yang tidak melakukan tindakan kecurangan dengan
memberikan bukti adanya kemampuan rasio keuangan yang terbatas untuk mendeteksi adanya
tindakan kecurangan.
Strategi pencegahan tindakan kecurangan sesungguhnya dapat melalui suatu program
yang berbasis risk management strategy yang bertujuan untuk mengurangi risiko terjadinya
fraud melalui penciptaan lingkungan pengendalian internal yang kuat sehingga dapat
mencegah adanya fraud (Hernawan 2010).
Beberapa penelitian terdahulu di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten dari
waktu ke waktu, juga terdapat hasil yang berbeda pada tempat yang berbeda pula. Oleh karena
itu, peneliti ingin menguji kembali tentang pencegahan kecurangan dan metode
pendeteksiannya. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
pertama, penelitian ini menambahkan satu variabel lagi sebagai metode pendeteksian dan
pencegahan tindakan kecurangan, yaitu kewajiban untuk melaporkan tindakan kecurangan
melalui Laporan SAS 112 bagi perusahaan terbuka (go public) .
Kedua, observasi dilakukan pada lokasi dan subyek yang berbeda yaitu para auditor
internal pada salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia serta para auditor
eksternal di Kantor Akuntan Publik Big four. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan
penelitian sehingga cakupannya menjadi lebih luas.
Dari kasus-kasus yang diungkap dewasa ini, siapapun bisa terbelit atau terlibat
kecurangan, hanya penyebabnya atau pendorongnya saja yang berbeda. Para eksekutif
perusahaan, auditor eksternal dan auditor internal harus memahami mengenai kondisi yang
dapat membuka kesempatan terjadinya fraud. Dalam hal ini , peran auditor untuk mencegah
dan mendeteksi fraud adalah bagian yang sangat penting dari pekerjaannya, apalagi dengan
penggunaan sistem komputer yang canggih dan kompleks yang dapat memperbesar peluang
terjadinya fraud (Salem 2012).
1266
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Menurut SAS No. 53, The Auditor’s Responsibility to Detect and Report Errors and
Irregularities, yang menggantikan standar sebelumnya SAS No. 16, menjelaskan bahwa
tanggung jawab auditor eksternal adalah untuk mendeteksi salah saji material. Hal ini dicapai
dengan mendiskusikan karakteristik klien yang disebut red flag – yang meningkatkan risiko
salah saji material dan harus meningkatkan sikap skeptisisme oleh auditor (Koroy 2008).
Auditor internal dan auditor eksternal kemungkinan akan memiliki persepsi yang sama
mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.
Kemungkinan persamaan persepsi ini dikarenakan auditor internal sebagai pihak dalam
perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap pengendalian internal perusahaan, kegiatan
operasional perusahaan, serta menginginkan perusahaannya bebas dari tindakan kecurangan
keuangan, sehingga ia juga bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya tindakan kecurangan
pada perusahaan. Sedangkan auditor eksternal merupakan pihak independen yang bertugas
untuk mendeteksi adanya tindakan kecurangan. Karena terdapat persamaan tanggung jawab
untuk mengatasi adanya tindakan kecurangan keuangan, maka manajer keuangan sebagai pihak
penyusun laporan keuangan, auditor internal dan auditor eksternal akan memiliki persepsi yang
sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut:
H1:Terdapat persamaan persepsi antara penyusun laporan keuangan, auditor internal
dan auditor eksternal mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan
tindakan kecurangan keuangan.
METODE PENELITIAN
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
Penelitian ini, seperti penelitian-penelitian lainnya yang menguji persepsi auditor atau
para penyusun laporan keuangan mengenai keefektifan metode pendeteksian dan pencegahan
tindakan kecurangan menggunakan auditor baik internal maupun eksternal sebagai unit
analisis. Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan kuisioner melalui pos dan diantar
langsung maupun melalui electronic mail kepada 100 orang yang terdiri-dari auditor eksternal
pada Kantor Akuntan Publik Big Four dan auditor internal pada salah satu perusahaan
telekomunikasi di Indonesia.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung
dari sumber atau tempat dimana penelitian dilakukan secara langsung. Data primer dalam
penelitian ini diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada eksternal auditor dan auditor
internal. Sumber data berasal dari skor total yang diperoleh dari pengisisan kuesioner yang
dibagikan kepada auditor internal dan auditor eksternal.
Metode Analisis
Pengujian hipotesis untuk penelitian ini dengan menggunakan Software SPSS Statistics
versi 17 for Windows, dimana metode yang dipilih adalah Independent Sample t-Test atau uji
beda t-test. Software tersebut dipilih dengan alasan karena selama ini terbukti handal dalam
membantu pengujian dan analisis data dalam aktivitas penelitian.
1267
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Dalam penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan Independent Sample t-Test atau uji
beda t-test. (Sisipkan Tabel 4.1). Hasil uji beda antara auditor internal dan auditor eksternal
mengenai metode atau teknik pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan
yang ditunjukkan dalam Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 26 variabel yang diuji, terdapat 3
variabel yang memiliki perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antara persepsi auditor internal
dan auditor eksternal tentang efektivitas metode atau teknik pendeteksian dan pencegahan
tindakan kecurangan keuangan yaitu metode 3 (Pemberian sanksi kepada supliers) , metode 7
(Perhatian pada manajemen senior), dan metode 13 (Kebijakan melaporkan tindakan
kecurangan).
Hasil uji beda antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai software atau
teknologi pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan ditunjukkan dalam
Tabel 4.2 (Sisipkan Tabel 4.2 disini), dimana tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
persepsi auditor internal dan auditor ekstrenal mengenai efektivitas software atau teknologi
pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.
Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal Mengenai Efektivitas Metode
Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan
Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, secara umum tidak terdapat perbedaan
persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai metode atau teknik yang
digunakan untuk mendeteksi dan mencegah tindakan kecurangan keuangan, dimana hanya
terdapat 3 variabel yang menunjukkan perbedaan persepsi diantara auditor internal dan auditor
eksternal, yaitu metode 3 (Pemberian sanksi kepada supliers) , metode 7 (Perhatian pada
manajemen senior), dan metode 13 (Kebijakan melaporkan tindakan kecurangan). Perbedaan
tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.3 (Sisipkan Tabel 4.3 di sini).
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa metode 3 (Pemberian sanksi kepada supplier)
dipandang agak efektif oleh auditor internal (mean 5,43) tetapi dipandang netral oleh auditor
eksternal (mean 4,6). Metode 7 (Perhatian pada manajemen senior) dipandang netral oleh
internal auditor (mean 4,9) tetapi dipandang agak efektif oleh eksternal auditor (mean 5,5).
Sedangkan metode 17 sama-sama dipandang agak efektif baik oleh auditor internal (mean 5,9)
maupun oleh auditor eksternal (mean 5,3).
Dari hasil analisis di atas, maka dapat dilihat secara keseluruhan hasil penelitian ini
menunjukkan tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal
mengenai efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan keuangan.
Sehingga, untuk hipotesis dapat disimpulkan bahwa H1 diterima. Kesimpulan tersebut diambil
karena dengan melihat tingkat siginifikansi pada Tabel 4.1 dan 4.2 dari nilai t untuk Metode
Total sebesar 0,596 dan nilai t untuk Software Total sebesar 0,353 di mana masing-masing nilai
tersebut adalah lebih dari p = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan
persepsi antara auditor internal dan auditor eksternal mengenai metode pendeteksian dan
pencegahan tindakan kecurangan keuangan.
Adanya persamaan maupun perbedaan persepsi antara auditor internal dan auditor
eksternal dapat disebabkan karena perbedaan tingkat pendidikan dari masing-masing
responden, selain itu dipengaruhi juga oleh pengalaman kerja, serta tujuan audit yang
diharapkan oleh auditor internal dan auditor eksternal.
1268
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Hal ini sesuai dengan teori persepsi yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi terletak dalam diri pelaku persepsi yaitu sikap, motif, kepentingan,
pengalaman, dan pengharapan (Robbins 2008).
Metode atau Teknik yang Efektif Mengurangi Tindakan Kecurangan Keuangan menurut
persepsi Internal Auditor dan Eksternal Auditor
Hasil penelitian ini menunjukkan metode atau teknik yang dianggap paling efektif oleh
auditor internal dan auditor eksternal yang ditampilkan pada Tabel 4.4 (Sisipkan Tabel 4.4
disini) berdasarkan susunan tingkat efektivitasnya, dimulai dari metode dengan tingkat yang
paling efektif hingga tingkat yang tidak efektif.
Menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal, metode pencegahan dan
pendeteksian tindakan kecurangan dengan tingkat efektifitas tertinggi adalah observasi
persediaan secara berkala (4,27), rekonsiliasi bank (4,23), dan review terhadap pengendalian
internal dan perbaikannya (4,20).
Metode yang paling banyak digunakan oleh auditor internal adalah aturan pemberian
sanksi kepada supliers (81 persen), pelatihan pencegahan dan pendeteksian tindakan
kecurangan (78 persen ), dan review terhadap pengendalian internal dan perbaikannya (75
persen).
Sedangkan metode yang paling banyak digunakan oleh auditor eksternal adalah review
terhadap pengendalian internal dan perbaikannya (84 persen), pelatihan pencegahan dan
pendeteksian tindakan kecurangan (79 persen), dan aturan pemberian sanksi kepada supliers
(74 persen).
Tingkatan efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan kecurangan dalam
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Bierstaker et al. (2006). Dimana dalam
penelitiannya, penerapan akuntansi forensik, fraud auditing dan rekonsiliasi bank termasuk
dalam top three metode yang efektif. Sedangkan dalam penelitian ini yang termasuk dalam top
three metode yang efektif adalah observasi persediaan secara berkala, rekonsiliasi bank, dan
review terhadap pengendalian internal.
Software yang Efektif Mengurangi Tindakan Kecurangan Keuangan menurut persepsi
Auditor Internal dan Auditor Eksternal.
Persepsi auditor internal dan auditor eksternal mengenai tingkat keefektifan software
pencegahan dan pendeteksian tindakan kecurangan disajikan dalam Tabel 4.5 (Sisipkan Tabel
4.5 disini). Dimana software atau teknologi yang dinilai paling efektif menurut persepsi auditor
internal dan auditor eksternal adalah perlindungan password (12,09), audit berkelanjutan
(12,06), dan seleksi pemakaian software dengan ketat (11,35).
Software yang paling banyak digunakan oleh internal auditor adalah seleksi pemakaian
software dengan ketat (81%), audit berkelanjutan (78%), dan perlindungan password (75%).
Sedangkan software yang paling banyak digunakan oleh auditor eksternal adalah
perlindungan password (84 persen), audit berkelanjutan (79 persen), dan seleksi pemakaian
software dengan tepat ( 74 persen).
Tingkatan efektivitas software pencegahan dan pendeteksian tindakan kecurangan
keuangan dalam penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bierstaker et
al. (2006). Dimana dalam penelitiannya, perlindungan terhadap virus, perlindungan dengan
metode firewall, seleksi pemakaian software dengan ketat, perlindungan password dan audit
berkelanjutan merupakan software atau teknologi yang dinilai paling efektif.
1269
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI
Simpulan
Berdasarkan analisis data pada hasil statistik, secara keseluruhan hasil temuan
penelitian ini adalah :
1. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan persepsi antara auditor internal dan
auditor eksternal tentang efektivitas metode pendeteksian dan pencegahan tindakan
kecurangan. Dari total 35 variabel metode dan software pendeteksian dan
pencegahan tindakan kecurangan, hanya 3 variabel yang memiliki persepsi yang
berbeda. Ketiga variabel tersebut antara lain aturan pemberian sanksi pada
supplier, peningkatan pengawasan pada manajer senior, dan adanya kebijakan
untuk melaporkan tindakan kecurangan (whistle- blowing).
2. Metode yang efektif untuk mengurangi dan mencegah tindakan kecurangan
keuangan menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal adalah observasi
persediaan secara berkala, rekonsiliasi bank, dan review terhadap pengendalian
internal dan perbaikannya.
3. Software atau teknologi yang efektif untuk mengurangi dan mencegah tindakan
kecurangan keuangan menurut persepsi auditor internal dan auditor eksternal
adalah perlindungan password, audit berkelanjutan, dan seleksi pemakaian
software dengan ketat.
Keterbatasan dan Saran
Sampelpenelitianhanyamenggunakanauditor internalpada salah satu perusahaan
telekomunikasi dan auditor ekternal pada Kantor Akuntan Publik Big four di Jakarta sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasisecaraluasuntuksetiapperusahaandan Kantor
Akuntan Publik di Indonesia. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas
sampel dan jumlah responden serta menggunakan metode yang berbeda dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, W. and Romney, M. B. 1986. Red-Flagging Management Fraud: A Validation.
Advances in Accounting (3): 323-333
Amrizal. 2004. Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Auditor. Artikel.
Bierstaker, James L., Richard G. Brody., Carl P. 2006. Accountants' perceptions regarding
fraud detection and prevention methods. Managerial Auditing Journal. Vol. 21
Grazioli, Stefano, Karim Jamal and Paul E. Johnson. 2006. A Cognitive Approach to Fraud
Detection. Article.
Hernawan. 2010. Analisis Penelusuran Transaction Fraud dalam Perekayasaan Pelaporan
Keuangan. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan kewirausahaan.Vol. 1, No. 2 : 82-97
ICAC Hongkong. 2013. Hongkong : The Fact. Services Department, ICAC Home Page
address: Hong Kong Special Administrative Region Government
http://www.icac.org.hk. diakses tanggal 11 April 2014
Ikhsan,A., dan Ishak,M. Akuntansi Keperilakuan. Penerbit Salemba Empat. 2005 : 170-183.
Koroy, Tri Ramaraya. 2008. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh
Auditor Eksternal. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 10. No. 1 : 22-33.
1270
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Kathleen A. Kaminski, T. Sterling Wetzel, and Liming Guan. 2004. Can financial ratios detect
fraudulent financial reporting? Managerial Auditing Journal. Vol. 19
Lastanti, H.S. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik:
Refleksi Atas Skandal Keuangan. Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi.
Vol. 5. No.1
Noviyanti, Suzy. 2008. Skeptisme Profesional Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan. Jurnal
Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Vol. 5. No. 1: 102-125
PriceWaterhouseCoopers. 2005. Global Economic Survey. Economy & Crime Research
Center. Artikel. Martin-Luther University.
Robbins, Stephen P. 2008 . Perilaku Organiasi. Salemba Empat.
SAS No. 53, The Auditor’s Responsibility to Detect and Report Errors and Irregularities,
American Institute of Certified Public Accountant.
Salem, Mohamed. 2012. An Overview of Research on Auditor’s Responsibility to Detect Fraud
on Financial Statements. The Journal of Global Business Management. Vol. 8-No. 2 :
218-229
Suprajadi, Lusy. 2009. Teori Kecurangan, Fraud Awareness, dan Metodologi untuk
Mendeteksi Kecurangan Pelaporan Keuangan. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas
Ekonomi Unpar. Vol 13. No. 2 : 52-58.
Sitinjak, Johanes W. Pentingnya Mengenali Fraud Red Flags. Artikel. diakses tanggal 11 April
2014.
The Institute of Internal Auditor .2001. Identification of Fraud. Artikel. Practice Advisory.
Tirta, Rio dan Mahfud S. 2004. The Effects of Experience and TaskSpesific Knowledge On
Auditors' Performance In Assessing A Fraud Case. Jurnal Akuntansidan Auditing
Indonesia. Vol 8. No. 1
Verdiana, Komang A. dan I Made Karya U. 2013. Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure,
Audit Client Tenure Pada Kemungkinan Pengungkapan Opini Audit Going Concern.
E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana :530-543 diakses tanggal 4 April 2014
Widiyastuti, Marcellina dan Sugeng P. 2009. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan
Profesionalisme Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi Kecurangan
(Fraud). Jurnal Unimus. Vol.5. No.2: 52-73.
Wibowo dan Winny W. 2009. Pengaruh penerapan Fraud Early Warning System (FEWS)
terhadap aktivitas bisnis perusahaan. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi, dan
Keuangan Publik. Vol. 4. No. 2 : 77-111.
1271
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
LAMPIRAN
Tabel 4.1
Hasil Uji Hipotesis
(Metode atau Teknik Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan
Keuangan)
Variabel
Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality
of Means
F Sig. t
Sig. (2-
tailed)
Metode 1 Penerapan akuntansi forensik oleh
perusahaan 2.578 .114 .447 .656
Metode 2 Rekonsiliasi bank 6.514 .013 -1.705 .093
Metode 3 Aturan pemberian sanksi kepada
suppliers 2.148 .148 2.737 .008
Metode 4
Meningkatkan peranan komite
audit dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan pengendalian internal
perusahaan .794 .377 .961 .341
Metode 5 Review terhadap pengendalian
internal dan perbaikannya .399 .530 -.197 .845
Metode 6 Pelatihan pencegahan dan
pendeteksian tindakan kecurangan .226 .636 -.846 .401
Metode 7 Meningkatkan perhatian pada
manajer senior 5.735 .020 -2.383 .020
Metode 8 Audit kinerja 1.068 .306 -.986 .328
Metode 9 Kode etik perusahaan atau
kebijakan etika .502 .481 -.143 .886
Metode
10
Review keberadaan dan jumlah
uang tunai secara berkala .359 .551 -1.003 .320
Metode
11
Pelatihan etika terhadap seluruh
karyawan .850 .360 -1.217 .228
Metode
12 Mengecek latar belakang pegawai .149 .701 -1.657 .103
Metode
13
Kebijakan untuk melaporkan
tindakan kecurangan 5.316 .025 2.232 .029
Metode
14 Fraud auditing secara berkala 4.622 .036 1.665 .101
1272
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Metode
15
Observasi persediaan secara
berkala .453 .504 -1.529 .132
Metode
16
Hot line service untuk melaporkan
tindakan kecurangan 2.257 .138 1.628 .109
Metode
17
Review terhadap bagian yang
rawan tindakan kecurangan
keuangan .745 .392 .609 .545
Metode
18
Kebijakan yang berkaitan dengan
adanya whistle-blowing 1.296 .260 .715 .478
Metode
19
Pengamatan terhadap
korespondensi elektronik .000 1.000 .222 .825
Metode
20
Satuan pengamanan (departemen
keamanan) 1.351 .250 -.239 .812
Metode
21
Kontrak kerja pegawai mengatur
mengenai punishment akan
tindakan kecurangan .003 .958 0.000 1.000
Metode
22
Menerapkan program konseling
pegawai .371 .545 -1.513 .136
Metode
23
Terdapat petugas atau bagian
khusus yang menangani etika
(pejabat) .286 .595 -.687 .495
Metode
24
Melakukan rotasi pegawai secara
berkala 1.141 .290 -1.282 .205
Metode
25
Penelaahan terhadap rasio
keuangan perusahan .424 .518 -1.433 .157
Metode
26
Kewajiban untuk melaporkan
keefektifan pelaksanaan
Pengendalian Internal dalam
bentuk Laporan SAS 112 bagi
perusahaan yang go public (IFRS
Adoption) 1.992 .164 -.381 .705
Metode Total .033 .857 -.534 .596
Sumber : Data primer diolah, 2014
1273
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tabel 4.2
Hasil Uji Hipotesis
(Software atau Teknologi Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan Kecurangan
Keuangan)
Variabel Levene's Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of
Means
F Sig. t Sig. (2-tailed)
Software 1 Perlindungan terhadap virus 2.016 .161 -.274 0.78
Software 2
Perlindungan dengan metode
firewall .314 .577 -.385 0.70
Software 3
Seleksi pemakaian software
dengan ketat .055 .815 -.470 0.64
Software 4 Penggalian data (data mining) .203 .654 .138 0.89
Software 5 Perlindungan password .023 .879 -2.037 0.05
Software 6 Audit berkelanjutan .597 .443 -.737 0.46
Software 7 Analisis digital 2.266 .138 -1.208 0.23
Software 8
Penggunaan sampel untuk
menemukan kecurangan
keuangan 2.527 .117 -.593 0.56
Software 9
Pemasangan peralatan
pengawas (CCTV) .467 .497 0.000 1.00
Software total .582 .448 -.935 .353
Sumber : Data primer diolah, 2014
1274
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tabel 4.3
Rata-rata Perbedaan Persepsi antara Auditor Internal dan Auditor Eksternal
mengenai Efektivitas Metode Pendeteksian dan Pencegahan Tindakan
Kecurangan Keuangan
Variabel Kelompok N Mean
Metode 3 : Internal Auditor 30 5.43
Aturan pemberian sanksi kepada suppliers Eksternal Auditor 30 4.63
Metode 7 : Internal Auditor 30 4.9
Meningkatkan perhatian pada manajer
senior Eksternal Auditor 30 5.57
Metode 17 : Internal Auditor 30 5.9
Kebijakan untuk melaporkan tindakan
kecurangan Eksternal Auditor 30 5.37
Sumber : Data primer diolah, 2014
Tabel 4.4
Metode atau Teknik yang Efektif Mendeteksi dan Mencegah Tindakan
Kecurangan Keuangan
(Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal)
Metode Pendeteksian dan Pencegahan
Tindakan Kecurangan Keuangan
EA IA Efektivitas
Metode
Rangking
Observasi persediaan secara berkala 90% 93% 4.27 1
Rekonsiliasi Bank 87% 88% 4.23 2
Review terhadap pengendalian internal dan
perbaikannya
81% 91% 4.20 3
Review terhadap bagian yang rawan tindakan
kecurangan keuangan
82% 92% 4.16 4
Meningkatkan peranan komite audit dalam
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian
internal perusahaan
78% 81% 4.09 5
Review keberadaan dan jumlah uang tunai secara
berkala
79% 78% 4.09 6
Melakukan rotasi pegawai secara berkala 79% 48% 4.09 7
Pelatihan pencegahan dan pendeteksian tindakan
kecurangan
63% 86% 3.99 8
1275
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan
adanya whistle-blowing dan perlindungan
terhadap informan
68% 96% 3.97 9
Penerapan akuntansi forensik oleh perusahaan 74% 72% 3.92 10
Meningkatkan perhatian pada manajer senior 56% 68% 3.90 11
Audit kinerja 75% 64% 3.90 12
Kontrak kerja pegawai mengatur mengenai
punishment akan tindakan kecurangan
64% 59% 3.90 13
Kode etik perusahaan atau kebijakan etika 57% 72% 3.85 14
Pelaksanaan Fraud auditing secara berkala 61% 89% 3.85 15
Penelaahan terhadap rasio keuangan perusahan 61% 68% 3.85 16
Pelatihan etika terhadap seluruh karyawan 43% 70% 3.81 17
Kebijakan untuk melaporkan tindakan kecurangan 61% 63% 3.76 18
Hot line service untuk melaporkan tindakan
kecurangan
59% 90% 3.74 19
Kewajiban melaporkan SAS 112 bagi perusahaan
yang go public (IFRS Adoption)
59% 48% 3.74 20
Mengecek latar belakang pegawai 51% 43% 3.69 21
Pengamatan terhadap korespondensi elektronik 59% 83% 3.64 22
Menerapkan program konseling pegawai 41% 57% 3.46 23
Satuan pengamanan (departemen keamanan) 37% 42% 3.39 24
Bagian khusus yang menangani etika (pejabat) 26% 19% 3.29 25
Aturan pemberian sanksi kepada suppliers 39% 82% 3.25 26
Sumber : Data primer diolah, 2014
1276
Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Kristen Satya Wacana
3rd Economics & Business Research Festival
13 November 2014
ISBN: 978-979-3775-55-5
Tabel 4.5
Software atau Teknologi yang Efektif Mendeteksi dan Mencegah Tindakan
Kecurangan Keuangan
(Persepsi Auditor Internal dan Auditor Eksternal)
Software atau Teknologi
Pendeteksian dan Pencegahan
Tindakan Kecurangan
Keuangan
IA EA Efektifitas Rangking
Perlindungan password 75% 84% 12.09 1
Audit berkelanjutan 78% 79% 12.06 2
Seleksi pemakaian software
dengan ketat
81% 74% 11.35 3
Perlindungan dengan metode
firewall
64% 71% 11.11 4
Penggalian data (data mining) 36% 63% 11.05 5
Analisis digital 59% 66% 10.78 6
Penggunaan sampel untuk
menemukan kecurangan
keuangan
59% 53% 10.64 7
Pemasangan peralatan pengawas
(CCTV)
62% 56% 10.47 8
Perlindungan terhadap virus 60% 69% 10.44 9
Sumber : Data primer diolah, 2014