persamaan kedudukan warga negara

Upload: riska-may-habibi

Post on 08-Mar-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pkn SMA

TRANSCRIPT

PERSAMAAN KEDUDUKAN WARGA NEGARAA. Dasar hukum yang mengatur warga negara

Warga negara berasal dari kata warga dan negara. Warga diartikan sebagai anggota/peserta dari suatu kelompok /organisasi perkumpulan. Jadi,warga negara artinya warga/anggota dari suatu negara.

Istilah warga negara merupakan terjemahan kata citizens (bahasa inggris),yang mempunyai arti warga negara ,petunjuk dari sebuah kota,sesama warga negara,sesama penduduk,orang sesama tanah air,bawahan dan ada sebutan lain pada zaman Hindia Belanda dipakai istilah kawula/kaula negara. Ada pula istilah rakyat dalam suatu negara yang meliputi semua orang yang bertempat tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara dan tunduk pada kekuasaan negara.

Rakyat dalam suatu negara dapat dibedakan menjadi:

a. Berdasarkan hubungan dengan daerah tertentu

1) Penduduk:mereka yang bertempat tinggal/berdomisili di dalam suatu wilayah negara (menetap) untuk jangka waktu yang lama.

2) Bukan penduduk:mereka yang berada di dalam suatu wilayah negara hanya untuk sementara waktu (tidak menetap).b. Berdasarkan hubungan dengan pemerintah negaranya:

1) Warga negara :mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota dari suatu negara,denagn status kewarganegaraan warga negara asli /warga keturunan asing.

2) Bukan warga negara (orang asing):mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara hukum tidak menjadi anggota negara yang bersangkutan,tetapi tunduk pada pemerintah di mana mereka berada.

Pada umumnya masalah warga negara diatur dalam konstitusi. Di Indonesia tentang warga negara diatur dalam UUD 1945 BAB X Tentang Warga Negara pasal 26. Selain itu juga dalam UUD 1945 Pasal 28 ayat (4). Dalam sejarahnya di Indonesia pernah berlaku berbagai ketentuanmengenai warga negara yang antara lain diatur dalam Indische Staatsregeling tahun 1927,UU RI No.3 tahun 1946,Hasil KMB 1949,UU RI No.62 tahun 1958 dan yang berlaku sekarang adalah UU No.12 tahun 2006. Disamping itu ada sejumlah perundangan lain yang mendukung pelaksanaan UU Kewarganegaraan RI antara lain:

1. UU No.9 tahun 1992 tentang keimigrasian

2. PP RI No.32 tahun 1994 tentang visa,izin masuk dan izin keimigrasian.

3. PP RI No.18 tahun 2005 tentang perubahan atas PP RI No.32 tahun 1994 tentang visa,izin masuk dan izin keimigrasian.

4. Instruksi Presiden RI No.26 tahun 1998 tentang Menghentikan Penggunaan Istilah Pribumi dan Non pribumi dalam semua perumusan kebijakan ,kegiatan Penyelenggaraan Pemerintahan,Perencanaan program ataupun pelaksanaannya.

5. Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No M.021Z03.10 tahun 2004 tentang menghentikan Penggunaan Istilah Perubahan Ketiga Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M . 01-IZ.03.10 tahun 1995 tentang paspor biasa. Paspor untuk orang asing . surat perjalanan. Laksana Paspor untuk WNI dan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk Orang asing sebagaimana telah diubah dengan keputusan Menteri Kehakiman RI No.M.01.IZ.03.10 tahun 1997.

Kalau dibandingkan antara UU No.12 tahun 2006 dengan UU sebelumnya,ada beberapa perbedaan. Yaitu :

a) Secara filosofis bersifat non diskriminatif.

b) Secara yuridis,disusun berdasarkan UUD 1945 (hasil amandemen) yang lebih menjamin HAM terhadap perempuan dan anak-anak.

c) Secara sosiologis,sesuai dengan perkembangan global terkini yang menghendaki adanya persamaan perlakuan dan kedudukan warga negara di depan hukum,serta adanya keselarasan dan keadilan gender.

B. KEDUDUKAN WARGA NEGARAa. Hak warga negara

1) Menyatakan diri sebagai penduduk dan warga negaraIndonesia atau ingin menjadi warga negara suatu negara (pasal 26).

2) Bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan (pasal 27 ayat 1).

3) Memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)

4) Upaya pembelaan negara (pasal 27 ayat 3)

5) Kemerdekaan berserikat,berkumpul,mengeluarkan pikiran lisan dan tulisan sesuai dengan UU (pasal 28).

6) Memperoleh jaminan dan perlindungan dalam pelaksanaan berbagai bidang HAM (pasal 28A s.d. 28J)

7) Jaminan memeluk salah satu agama dan pelaksanaan ajaran agamanya masing-masing (pasal 29 ayat 2)

8) Ikut serta dalam pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1)

9) Mendapat pengajaran (pasal 31)

10) Mengembangkan kebudayaan nasional (pasal 32)

11) Mengembangkan usaha-usaha dalam bidang ekonomi (pasal 33)

12) Memperoleh jaminan pemeliharaan sebagai fakir miskin,fasilitas kesehatan dan fasilitas umum serat dari pemerintah (pasal 34)

b. Kewajiban warga negara

1) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan (pembukaan UUD 1945,alinea 1)

2) Menghargai nilai-nilai persatuan,kemerdekaan dan kedaulatan bangsa (pembukaan UUD 1945,alinea II)3) Menjungjung tinggi dan setia kepada konstitusi negara dan dasar negara (pembukaan UUD 1945,alinea IV)

4) Setia membayar pajak untuk negara (pasal 23 ayat 2)

5) Wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1)

6) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1)

7) Wajib menghormati bendera negara Indonesia sang merah putih (pasal 35)

8) Wajib menghormati bahasa negara bahasa Indonesia (pasal 36)

9) Wajib menjunjung tinggi lambang negara Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (pasal 36 A)

10) Wajib menghormati lagu kebangsaan Indonesia Raya (pasal 36B)

C. ASAS DAN STELSEL DALAM KEWARGANEGARAANA. Asas kewarganegaraan

Penentuan kewarganegaraan berdasar kelahiran dikenal 2 asas,yaitu:

1) Asas Ius Soli:menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan dari tempat dimana orang tersebut dilahirkan.

2) Asas Ius Sanguinis: menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan berdasarkan keturunan dari orang tersebut.

Sedangkan penentuan kewarganegaraan berdasarkan perkawinan jjuga dikenal adanya 2 asas yaitu:

1) Asas persamaan hukum :didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan yang tidak terpecah sebagai inti masyarakat. Diusahakan status kewarganegaraan suami istri adalah sama dan satu.

2) Asas persamaan derajat:didasarkan pandangan bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan suami istri.

Adapun asas-asas yan dianut dalam UU No.12 tahun 2006 adalah;

1) Asas Ius Sanguinis

2) Asas Ius Soli

3) Asas kewarganegaraan tunggal

4) Asas kewarganegaraan ganda terbatas

B. Stelsel dalam kewarganegaraan

Dalam menentukan status kewarganegaraan seseorang ,pemerintah suatu negara lazim menggunakan 2 stelsel yaitu:

1) Stelsel aktif (naturalisasi biasa)

2) Stelsel pasif (naturalisasi istimewa)

Secara umum ada 2 cara untuk memperoleh pewarganegaraan:

1) Pewarganegaraan aktif (hak opsi)/dalam stelsel aktif.

2) Pewarganegaraan pasif (hak repudiasi)/dalam stelsel pasif.

Adanya perbadaan dasar yang digunakan dalam menentukan kewarganegaraan,maka ada kemungkinan seseorang tidak memiliki kewarganegaraan (apatride) dan ada pula kemungkinan seseorang memiliki kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau bahkan lebih dari 2 (multipatride).